Bahan Ajar Kimia Dasar Bahan Ajar Kimia UPDATED
Bahan Ajar Kimia Dasar Bahan Ajar Kimia UPDATED
BAHAN AJAR/DIKTAT
KIMIA DASAR
15J00446
2 SKS
i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 iidari 64 27 Februari 2017
Pada hari ini Senin tanggal 28 bulan Januari tahun 2019 Bahan Ajar Mata Kuliah
Kimia Dasar Program Studi Pendidikan Tata Busana Fakultas Teknik telah
diverifikasi oleh Ketua Program Studi Pendidikan Tata Busana
ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 iiidari 64 27 Februari 2017
PRAKATA
Bahan ajar ini disusun sebagai salah satu pegangan bagi mahasiswa
yang menempuh mata kuliah Kimia Dasar pada program studi Pendidikan Tata
Busana. Bahan ajar ini mencakup beberapa pokok bahasan sebagaimana
terdapat dalam Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah Kimia Dasar, yaitu
Hukum-hukum Dasar Kimia, Konsep Materi dan Energi, Konsep Mol, Pereaksi
Pembatas, dan Pengenceran.
iii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 ivdari 64 27 Februari 2017
DESKRIPSI MATAKULIAH
iv
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 vdari 64 27 Februari 2017
DAFTAR ISI
Prakata i
Daftar Isi ii
Bab I Hukum-Hukum Dasar Kimia 1
Deskripsi Singkat 1
A. Hukum Kekekalan Massa 1
B. Hukum Perbandingan Tetap 3
C. Hukum Perbandingan Berganda 5
D. Rangkuman 7
E. Pertanyaan 8
Bab II Konsep Materi dan Energi 9
Deskripsi Singkat 9
A. Pengertian Materi 9
B. Bentuk Materi 11
C. Sifat Materi 13
D. Perubahan Materi 15
E. Klasifikasi Materi 18
F. Macam-macam Energi 22
Bab III Konsep Mol 27
A. Pengertian Mol 27
B. Penentuan Jumlah Mol 29
Pertanyaan 32
Bab IV Larutan 33
A. Pengertian Larutan 33
B. Konsentrasi Larutan 44
Bab V Pereaksi Pembatas 51
Bab VI Pengenceran 55
Daftar Pustaka 59
v
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 64 27 Februari 2017
BAB I
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA
A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai beberapa hukum dasar kimia.
Hukum kekelan massa yang dirumuskan oleh Lavoisier akan dibahas pada
bagian awal. Selanjutnya akan disajikan juga hukum perbandingan tetap
yang dirumuskan oleh Proust. Pada bagian akhir bab ini, akan dideskripsikan
hukum perbandingan berganda (Dalton)
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 64 27 Februari 2017
jika kita menyegel magnesium dan udara bersama dalam bejana kaca,
timbang, panaskan untuk meningkatkan reaksi, dan kemudian timbang
lagi, kita akan menemukan bahwa tidak ada perubahan total massa.
Massa produk, magnesium oksida, akan persis sama dengan massa zat
yang bereaksi (gas oksigen dan logam magnesium).
Ini merupakan analog dengan percobaan yang dilakukan oleh ahli kimia
Prancis, Lavoisier, pada tahun 1770-an di mana ia memanaskan timah
logam (Sn) dengan udara dalam bejana tertutup. Hal ini memberikan data
yang mengarah pada hukum konservasi massa. Secara resmi, hukum
menyatakan, tidak ada perubahan yang dapat dideteksi dalam massa
total material ketika mereka bereaksi secara kimiawi untuk membentuk
material baru.
Pada dasarnya, apa yang dikatakan hukum konservasi adalah bahwa
setiap kali perubahan kimia terjadi, massa total zat yang bereaksi harus
sama dengan massa total zat yang diproduksi. Kadang-kadang ini
dinyatakan sebagai massa dilestarikan atau massa tidak diciptakan atau
dihancurkan dalam reaksi kimia. Misalnya, ketika arang dibakar dalam
oksigen, massa (arang + oksigen) harus sama dengan massa (karbon
dioksida, uap air, dan abu) yang dihasilkan. Konservasi massa adalah
salah satu prinsip dasar yang menjadi dasar kimia modern.
Sebagai contoh, pada reaksi combustion karbon elemental. Jika massa
gas diperhitungkan, diperoleh:
Karbon + Oksigen Asam Karbonat
Sebelum 1.00 2.66 = 3.66 (g)
Sesudah 0 0 3.66 = 3.66 (g)
Karbon + Oksigen Oksida Karbonat
Sebelum 1.00 1.66 = 2.66 (g)
Sesudah 0 0 2.66 = 2.66 (g)
Tentunya hasil tersebut dapat dicapai apabila masing-masing pereaksi
tersedia dalam jumlah yang seimbang sehingga semuanya habis
bereaksi. Jika tidak, sebagian pereaksi yang berlebih akan tersisa pada
akhir reaksi. Namun demikian, hukum kekekalan massa tetap berlaku.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 64 27 Februari 2017
Hukum ini dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produk yang bisa
dibentuk berdasar jumlah pereaksi. Misalnya, dari data di atas diketahui
bahwa Asam Karbonat tersusun dari 27.29 % carbon dan 72.71 %
oxygen. Jadi, berapa banyak asam karbonat yang bisa dihasilkan dari 5.0
g carbon?
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 64 27 Februari 2017
Jika dua unsur membentuk lebih dari 1 senyawa, dimana massa salah
satu unsurnya tetap, maka massa unsur pembentuk yang lainnya
merupakan bilangan bulat sederhana.
Hukum ini mengungkap hubungan antara dua senyawa yang tersusun
dari unsur-unsur yang sama.
Misalnya pada asam karbonat dan oksida karbon. Keduanya tersusun
dari dua unsur yang sama yaitu karbon dan oksigen. Data di atas
menunjukkan bahwa 1 g karbon yang dikombinasikan dengan 2.66 g
oksigen akan membentuk asam karbonat, sementara 1 g karbon yang
direaksikan dengan 1.33 g oksigen akan membentuk oksida karbon.
Data tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan aplikasi Hukum
Perbandingan Berganda
Contoh lain, pada besi elemental yang direaksikan dengan Klor elemental
sehingga menghasilkan dua senyawa yang berbeda yaitu feri klorida dan
fero klorida. Komposisi kedua senyawa tersebut adalah sebagai berikut:
%Feri klorida %Fero klorida
% Besi 44.06 34.43
% Klor 55.94 65.57
Data tersebut dapat digunakan untuk menentukan massa klor yang
dibutuhkan untuk menghasilkan senyawa-senyawa tersebut jika besi yang
digunakan sebanyak 1.00g. Hasilnya adalah:
Feri klorida Fero klorida
Massa Besi 1.00 1.00
Massa Klor 1.27 1.90
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 64 27 Februari 2017
A 0.22564 g
B 0.90255 g
C 1.3539 g
D 1.5795 g
D. Rangkuman
Jumlah materi dalam sistem tertutup adalah tetap
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 64 27 Februari 2017
E. Pertanyaan/Diskusi
1. Data percobaan reaksi tembaga dengan sulfur membentuk tembaga (II)
sulfida sebagai berikut:
Massa
No. Massa Sulfur Massa Tembaga
Tembaga
Percobaan (gram) (II) Sulfida (gram)
(gram)
1 18 2 6
2 28 3 9
3 8 4 12
4 8 5 12
Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa tembaga dan massa
sulfur dalam tembaga (II) sulfida adalah ….
2. Sebanyak 10,8 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 9,6 gram
oksigen dalam ruang tertutup membentuk aluminium oksida menurut
persamaan reaksi:
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 64 27 Februari 2017
BAB II
KONSEP MATERI DAN ENERGI
A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai konsep materi dan energi. Pada
bagian awal akan dijelaskan mengenai pengertian materi. Selanjutnya
akan dibahas mengenai sifat materi, perubahan materi, dan klasifikasi
materi. Pada bagian akhir akan dijelaskan mengenai beberapa jenis
energi
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 64 27 Februari 2017
peralatan sensitif, akan sulit untuk meyakinkan orang bahwa gas itu
penting. Hari ini, kita dapat mengukur massa balon kecil ketika
dikempiskan dan kemudian meledakkannya, mengikatnya, dan
mengukur massanya lagi untuk mendeteksi massa tambahan karena
udara di dalamnya. Massa udara, dalam kondisi ruangan, yang
menempati toples satu liter sekitar 0,0002 pound. Jumlah massa yang
kecil ini akan sulit diukur pada waktu sebelum keseimbangan
dirancang untuk secara akurat mengukur massa yang sangat kecil.
Belakangan, para ilmuwan mampu memampatkan gas ke dalam
volume yang sangat kecil sehingga gas-gas itu berubah menjadi
cairan, yang membuatnya menjadi jelas bahwa gas adalah materi.
Meskipun alam semesta terdiri dari "benda-benda" yang sangat
berbeda dengan semut dan galaksi, materi yang menyusun semua
"benda" ini terdiri dari sejumlah kecil blok bangunan. Blok-blok
pembangun ini dikenal sebagai atom, dan sejauh ini, para ilmuwan
telah menemukan atau menciptakan total 118 jenis atom. Para
ilmuwan telah memberi nama untuk setiap jenis atom yang berbeda.
Zat yang hanya terdiri dari satu jenis atom disebut unsur. Pada titik ini,
yang seharusnya membuat kita takjub adalah bahwa semua bentuk
materi di alam semesta kita dibuat dengan hanya 118 blok bangunan
berbeda. Dalam beberapa hal, ini seperti memasak hidangan
gourmet, lima hidangan hanya menggunakan tiga bahan! Bagaimana
itu mungkin? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus memahami
cara unsur-unsur yang berbeda disatukan untuk membentuk materi.
Metode paling penting yang digunakan alam untuk mengatur atom
menjadi materi adalah pembentukan molekul. Molekul adalah
kelompok dua atau lebih atom yang telah terikat bersama. Ada jutaan
cara berbeda untuk mengikat atom bersama, yang berarti ada jutaan
molekul berbeda yang mungkin. Masing-masing molekul ini memiliki
sifat kimia, dan sifat inilah yang paling diperhatikan oleh ahli kimia.
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati
ruang. Materi dapat berwujud padat, cair, maupun gas. Materi yang
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 64 27 Februari 2017
senyawa dan menyatakan beberapa sifat kimiawi. Pada saat ini hal ini
sangat sulit dilakukan dan kita tidak diharapkan dapat melakukannya.
Sebagai contoh, hidrogen memiliki potensi untuk menyala dan meledak
dengan kondisi yang tepat - ini adalah sifat kimia. Logam pada umumnya
memiliki sifat kimiawi untuk bereaksi dengan asam. Seng bereaksi
dengan asam klorida untuk menghasilkan gas hidrogen - ini adalah sifat
kimia.
Sifat kimia besi adalah bahwa ia mampu bergabung dengan oksigen
untuk membentuk oksida besi, nama kimia karat. Istilah yang lebih umum
untuk karat dan proses serupa lainnya adalah korosi. Istilah lain yang
umum digunakan dalam deskripsi perubahan kimia adalah membakar,
membusuk, meledak, terurai, dan berfermentasi. Sifat kimia sangat
berguna dalam mengidentifikasi zat. Namun, tidak seperti sifat fisik, sifat
kimia hanya dapat diamati karena zat tersebut sedang dalam proses
diubah menjadi zat yang berbeda.
Sifat Fisika
Karakteristik suatu zat yang membedakan dari zat lain & tidak
melibatkan perubahan apapun ke zat lain. Contoh: titik leleh, titik didih,
rapatan, viskositas, kalor jenis, dan kekerasan. Kualitas dalam kelompok
ini dapat diukur dengan mudah dan dinyatakan dalam bilangan. Etil
alcohol membeku pada -117.3oC (155.8K), mempunyai rapatan sebesar
0.7893 g/cm3, dan kalor jenis sebesar 2.43 J.g-1. K-1. Tidak ada zat lain
yang mempunyai perangkat sifat persis seperti zat ini.
Sifat fisika adalah karakteristik suatu zat yang dapat diamati atau diukur
tanpa mengubah identitas zat. Perak adalah logam mengkilap yang
menghantarkan listrik dengan sangat baik. Perak dapat dicetak menjadi
lembaran tipis, properti yang disebut kelenturan. Garam kusam dan rapuh
dan menghantarkan listrik ketika telah larut ke dalam air, yang tidak
mudah. Sifat fisik materi meliputi warna, kekerasan, kelenturan, kelarutan,
konduktivitas listrik, kerapatan, titik lebur, dan titik didih.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 64 27 Februari 2017
Untuk elemen, warna tidak berbeda jauh dari satu elemen ke elemen
lainnya. Sebagian besar elemen tidak berwarna, perak, atau abu-abu.
Beberapa elemen memang memiliki warna yang khas: belerang dan
klorin berwarna kuning, tembaga (tentu saja) berwarna tembaga, dan
elemen bromin berwarna merah. Namun, kepadatan bisa menjadi
parameter yang sangat berguna untuk mengidentifikasi elemen. Dari
bahan yang ada sebagai padatan pada suhu kamar, yodium memiliki
kerapatan yang sangat rendah dibandingkan dengan seng, kromium, dan
timah. Emas memiliki kepadatan yang sangat tinggi, seperti halnya
platinum. Air murni, misalnya, memiliki kerapatan 0,998 g / cm3 pada 25 °
C. Kepadatan rata-rata dari beberapa bahan umum ada pada Tabel 8.4.1.
Perhatikan bahwa minyak jagung memiliki rasio massa terhadap volume
yang lebih rendah daripada air. Ini berarti bahwa ketika ditambahkan ke
air, minyak jagung akan "melayang."
Kekerasan membantu menentukan bagaimana suatu elemen (terutama
logam) dapat digunakan. Banyak elemen yang cukup lunak (perak dan
emas, misalnya) sementara yang lain (seperti titanium, tungsten, dan
kromium) jauh lebih sulit. Karbon adalah contoh kekerasan yang menarik.
Dalam grafit, ("timah" yang ditemukan dalam pensil) karbonnya sangat
lunak, sedangkan karbon dalam berlian kira-kira tujuh kali lebih keras.
Titik lebur dan titik didih adalah pengidentifikasi yang agak unik, terutama
senyawa. Selain memberikan beberapa gagasan tentang identitas
senyawa, informasi penting dapat diperoleh tentang kemurnian material.
4. Perubahan Materi
Perubahan Kimia
melibatkan terbentuknya zat-zat baru
zat baru yang terbentuk mempunyai sifat yang berbeda dengan sifat
zat pembentuknya
perubahan kimia umumnya disertai dengan perubahan energi yang
besar
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 64 27 Februari 2017
Contoh: besi berkarat besi yang dibiarkan pada udara yang lembab
akan timbul karat sebagai hasil reaksi antara besi dengan udara
Pembakaran sehelai kertas yang dibakar akan menghasilkan abu
Perubahan kimia terjadi ketika ikatan terputus dan / atau terbentuk di
antara molekul atau atom. Ini berarti bahwa satu zat dengan serangkaian
sifat tertentu (seperti titik leleh, warna, rasa, dll) diubah menjadi zat yang
berbeda dengan sifat yang berbeda. Perubahan kimia seringkali lebih sulit
untuk dibalik daripada perubahan fisik.
Salah satu contoh perubahan kimia yang baik adalah membakar lilin.
Tindakan membakar kertas sebenarnya menghasilkan pembentukan
bahan kimia baru (karbon dioksida dan air, tepatnya) dari pembakaran
lilin. Contoh lain dari perubahan kimia adalah apa yang terjadi ketika gas
alam dibakar di tungku. Kali ini, di sebelah kiri kita memiliki molekul
metana, CH4, dan dua molekul oksigen, O2, sementara di sebelah kanan
kita memiliki dua molekul air, H2O, dan satu molekul karbon dioksida,
CO2. Dalam hal ini, penampilan tidak hanya berubah, tetapi struktur
molekul juga berubah. Zat baru tidak memiliki sifat kimia yang sama
dengan yang asli. Karena itu, ini adalah perubahan kimia.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 64 27 Februari 2017
Perubahan Fisika
tidak melibatkan terbentuknya zat-zat baru
hanya menyebabkan terjadinya perubahan fasa
sifat zat tidak berubah
perubahan fisika umumnya disertai dengan perubahan energi yang
kecil
Perubahan fisik adalah perubahan di mana tidak ada ikatan yang putus
atau terbentuk. Ini berarti bahwa jenis senyawa atau unsur yang sama
yang ada di awal perubahan ada di akhir perubahan. Karena bahan akhir
sama dengan bahan awal, sifat (seperti warna, titik didih, dll) juga akan
sama. Perubahan fisik melibatkan perpindahan molekul, tetapi tidak
mengubahnya. Beberapa jenis perubahan fisik meliputi:
a. Perubahan wujud (perubahan dari padatan ke cair atau gas dan
sebaliknya)
b. Pemisahan campuran
c. Deformasi fisik (pemotongan, penyok, peregangan)
d. Membuat solusi (jenis campuran khusus)
Saat es batu meleleh, bentuknya berubah ketika ia memiliki kemampuan
untuk mengalir. Namun, komposisinya tidak berubah. Melting adalah
contoh perubahan fisik. Perubahan fisik adalah perubahan pada sampel
materi di mana beberapa sifat materi berubah, tetapi identitas materi
tidak. Ketika kita memanaskan air cair, itu berubah menjadi uap air.
Tetapi meskipun sifat fisiknya telah berubah, molekul-molekulnya persis
sama dengan sebelumnya. Kita masih memiliki masing-masing molekul
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 64 27 Februari 2017
air yang mengandung dua atom hidrogen dan satu atom oksigen yang
terikat secara kovalen. Ketika kita memiliki botol berisi campuran uang
dan nikel dan kami menyortir campuran sehingga kita memiliki satu
tumpukan uang dan tumpukan uang lain, kita belum mengubah identitas
uang atau uang logam - kita hanya memisahkan mereka menjadi dua
kelompok. Ini akan menjadi contoh perubahan fisik. Demikian pula, jika
kita memiliki selembar kertas, kita tidak mengubahnya menjadi sesuatu
selain selembar kertas dengan cara merobeknya. Sebelum dan sesudah
disobek, kertas tetap merupakan kertas.
Contoh: penguapan air yang dipanaskan akan berubah menjadi uap air
pembekuanair yang didinginkan hingga 0oC akan berubah menjadi es
Jadi perubahan materi secara fisika meliputi perubahan tingkat wujud
materi seperti menguap, membeku, melarut, menghablur, dll.
Perubahan fisik selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai reversibel atau
ireversibel. Es batu yang meleleh bisa dibekukan, jadi pencairan adalah
perubahan fisik yang bisa dibalik. Perubahan fisik yang melibatkan
perubahan keadaan semuanya bersifat reversibel. Perubahan keadaan
lainnya termasuk penguapan (cair ke gas), pembekuan (cair ke padat),
dan kondensasi (gas ke cair). Melarutkan juga merupakan perubahan fisik
yang dapat dibalik. Ketika garam dilarutkan ke dalam air, garam tersebut
dikatakan telah memasuki kondisi berair. Garam dapat diperoleh kembali
dengan merebus air, menyisakan garam.
5. Klasifikasi Materi
1. Murni
a. Unsur, digambarkan sebagai zat-zat yang tidak dapat diuraikan
oleh perubahan kimia sederhana menjadi dua zat berlainan atau
lebih. Misalnya tembaga, perak, emas, belerang, karbon, fosforus.
b. Senyawa, digambarkan sebagai zat dengan susunan (komposisi)
tertentu yang dapat diuraikan oleh proses kimia sederhana menjadi
dua zat berlainan atau lebih. Misalnya garam dapur (natrium
klorida). Zat kristalin putih ini dapat diuraikan menjadi logam aktif
mengkilap (natrium) dan suatu gas kuning kehijauan danbersifat
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 64 27 Februari 2017
2. Campuran, adalah bahan yang mengandung dua zat berlainan atau lebih
yang bercampur kurang lebih dengan karib. Suatu campuran tidak
memiliki perangkat sfat yang unik, sifatnya adalah sifat zat-zat
penyusunnya. Misalnya udara, merupakan campuran gas, tersusun
terutama dari nitrogen, oksigen, argon, uap air, dan karbon dioksida.
Masing-masing penyusun tersebut memperagakan sifat-sifatnya yang
unik dalam campuran itu. Pada umumnya, campuran dapat dipisahkan
dengan proses fisika, bukan kimia. Misalnya ketika temperature udara
diturunkan, uap air cenderung memisahkan diri dalam bentuk cairan atau
zat padat yakni embun atau es (frost). Bila suhu diturunkan lebih lanjut,
karbon dioksida akan membeku dan selanjutnya komponen-komponen
udara lainnya akan mencair. Jika udara cair dididihkan dengan hati-hati,
campuran tersebut dapat dipisahkan karena tiap komponen cenderung
mendidih dalam jangka temperature tertentu, tergantung pada titik
didihnya. Metode pemisahan zat dalam campuran cairan dengan cara
dididihkan disebut distilasi.
Gambar di bawah menunjukkan peralatan distilasi sederhana yang
digunakan untuk memisahkan campuran biasa yang mengandung
campuran bertitik didih rendah seperti air, etil alcohol, atau eter dan suatu
komponen bertitik didih tinggi seperti natrium klorida, gula, atau gliserin.
Campuran (larutan) homogen dapat dipisahkan menjadi zat-zat
komponennya dengan proses fisik yang bergantung pada perbedaan
dalam beberapa sifat fisik, seperti perbedaan dalam titik didihnya. Dua
metode pemisahan ini adalah penyulingan dan kristalisasi. Distilasi
memanfaatkan perbedaan volatilitas, ukuran seberapa mudah suatu zat
dikonversi menjadi gas pada suhu tertentu. Alat distilasi sederhana untuk
memisahkan campuran zat, paling tidak salah satunya adalah cairan.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 64 27 Februari 2017
Campuran dua atau lebih cairan dengan titik didih berbeda dapat
dipisahkan dengan alat distilasi yang lebih kompleks. Salah satu contoh
adalah pemurnian minyak mentah menjadi berbagai produk yang
bermanfaat: bahan bakar penerbangan, bensin, minyak tanah, bahan
bakar diesel, dan minyak pelumas (dalam urutan perkiraan penurunan
volatilitas). Contoh lain adalah penyulingan arak alkohol seperti brendi
atau wiski.
Contoh lain untuk menggunakan sifat fisik untuk memisahkan campuran
adalah penyaringan. Filtrasi adalah salah satu dari berbagai operasi
mekanis, fisik atau biologis yang memisahkan padatan dari cairan (cairan
atau gas) dengan menambahkan media yang hanya dapat dilewati oleh
fluida. Cairan yang melewati disebut filtrat. Ada banyak metode
penyaringan yang berbeda; semua bertujuan untuk mencapai pemisahan
zat. Pemisahan dicapai dengan beberapa bentuk interaksi antara
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21dari 64 27 Februari 2017
substansi atau objek yang akan dihapus dan filter. Substansi yang harus
melewati filter harus berupa cairan, yaitu cairan atau gas. Metode
penyaringan bervariasi tergantung pada lokasi bahan yang ditargetkan,
yaitu apakah dilarutkan dalam fase fluida atau tersuspensi sebagai
padatan.
Dalam menggambarkan penampilan bahan, campuran dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.
a. Homogen, merujuk pada bahan dimana tidak ada bagian-bagian yang
dapat dibedakan satu dari yang lain, bahkan dengan mikroskop, misalnya
larutan gula (gula dalam air).
b. Heterogen, merujuk pada bahan dimana terdapat bahan-bahan yang
Nampak berlainan, misalnya campuran bubuk garam dan merica.
Campuran heterogen adalah campuran tidak seragam dimana komponen
terpisah dan komposisinya bervariasi. Berbeda dengan campuran
homogen, campuran heterogen dapat dipisahkan melalui proses fisik.
Contoh dari proses fisik yang digunakan adalah penyaringan, yang dapat
dengan mudah memisahkan pasir dari air dalam campuran air-pasir
dengan menggunakan kertas saring. Beberapa contoh lagi dari campuran
heterogen termasuk saus salad, batu, dan campuran minyak dan air.
Campuran heterogen yang melibatkan setidaknya satu fluida juga disebut
campuran suspensi dan terpisah jika dibiarkan berdiri cukup lama.
Pertimbangkan ide untuk mencampur minyak dan air bersama-sama.
Terlepas dari jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengocok keduanya,
akhirnya campuran minyak dan air akan terpisah dengan minyak yang
naik ke bagian atas campuran karena kepadatannya yang lebih rendah.
Campuran yang berada di antara larutan dan campuran heterogen
disebut suspensi koloid (atau hanya koloid). Suatu campuran dianggap
koloid jika biasanya tidak terpisah secara spontan atau mengendap
seiring berjalannya waktu dan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dengan
menyaring melalui kertas saring yang khas. Ternyata campuran itu
koloidal dalam perilakunya jika satu atau lebih dimensi panjang, lebar,
atau ketebalannya berada dalam kisaran 1-1000 nm. Campuran koloid
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24dari 64 27 Februari 2017
2. Energi Panas
Energi panas sering disebut sebagai kalor. Pemberian panas kepada
suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu benda tersebut, bahkan
kadang-kadang dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan
ukuran atau volume benda tersebut. Pada waktu merebus air, energi
panas (yang dapat berasal dari kayu bakar, minyak tanah, lpg, maupun
listrik) diberikan kepada air sehingga suhu air naik. Jika pemberian energi
panas diteruskan sampai suhu air mencapai titik didihnya, maka air akan
menguap dan berubah bentuk menjadi uap air.
3. Energi Magnetik
Setiap magnet mempunyai 2 macam kutub, yaitu kutub magnet positif
dan kutub magnet negative. Jika dua batang magnet saling didekatkan
kutub-kutubnya maka akan saling tolak menolak apabila dua kutub yang
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26dari 64 27 Februari 2017
D. Rangkuman
Semua materi memiliki massa dan menempati ruang. Semua benda fisik
terbuat dari materi. Materi itu sendiri terdiri dari blok bangunan kecil yang
dikenal sebagai "atom". Hanya ada 118 jenis atom yang diketahui
manusia. Seringkali, atom terikat bersama untuk membentuk "molekul".
Sifat fisika adalah karakteristik suatu zat yang dapat diamati atau diukur
tanpa mengubah identitas zat. Sifat fisik meliputi warna, kerapatan,
kekerasan, dan titik leleh serta titik didih. Properti kimia menjelaskan
kemampuan suatu zat untuk mengalami perubahan kimia tertentu. Untuk
mengidentifikasi properti kimia, kami mencari perubahan kimia.
Perubahan kimia selalu menghasilkan satu atau lebih jenis materi yang
berbeda dari materi yang ada sebelum perubahan. Pembentukan karat
adalah perubahan kimia karena karat adalah jenis yang berbeda dari zat
besi, oksigen, dan air yang ada sebelum karat terbentuk.
E. Pertanyaan/Diskusi
1. Jelaskan mengenai ciri-ciri terjadinya perubahan kimia dan perubahan
fisika
2. Sebutkan contoh peristiwa perubahan kimia dan perubahan fisika
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
26
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27dari 64 27 Februari 2017
BAB III
KONSEP MOL
A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai konsep mol. Pada bagian awal
akan dijelaskan mengenai pengertian mol dan jumlah partikel.
Selanjutnya akan dibahas mengenai massa molar, jumlah partikel, dan
hubungan antara massa molar, massa zat, serta volume.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
27
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28dari 64 27 Februari 2017
unit baru untuk jumlah zat, mol, yang tetap diperlukan dalam ilmu
kimia modern.
Mol adalah satuan jumlah yang mirip dengan satuan yang dikenal
seperti pasangan, lusin, gross, dll. Mol memberikan ukuran spesifik
jumlah atom atau molekul dalam sampel materi yang banyak. Satu
mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung jumlah entitas
diskrit yang sama (seperti atom, molekul, dan ion) seperti jumlah atom
dalam sampel 12C murni dengan berat tepat 12 g. Satu konotasi Latin
untuk kata "mol" adalah "massa besar" atau "massal," yang konsisten
dengan penggunaannya sebagai nama untuk unit ini. Mol
memberikan hubungan antara sifat makroskopik yang mudah diukur,
massa ruah, dan sifat fundamental yang sangat penting, jumlah atom,
molekul, dan sebagainya.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
29
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 30dari 64 27 Februari 2017
Contoh:
Tentukan jumlah mol yang terdapat pada
1. 140 g nitrogen
2. 438 g sodium klorida
Pembahasan
Menentukan mol jika diketahui massa zat
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31dari 64 27 Februari 2017
1. n =
n=
Contoh:
Tentukan jumlah partikel yang terdapat pada
1. 5 mol nitrogen
2. 7.5 mol sodium klorida
Pembahasan
Menentukan jumlah partikel jika diketahui jumlah mol zat
Pada persamaan:
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
Apabila terbentuk 0.224 l gas H2 dalam keadaan standar, maka massa H2
yang terjadi adalah:
Contoh:
Berapa jumlah mol atom potassium yang terdapat dalam 3.04 g
potassium ? Diketahui massa atom relative potassium adalah 39.1 g/mol
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
31
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 64 27 Februari 2017
Berapa massa dari 10.78 mol kalsium jika diketahui massa atom
relatifnya adalah 40.08 g/mol ?
Massa = n x AR = 10.78 x 40.08 = 432.1 g
Berapa jumlah atom yang terdapat dalam 3.5 g sodium jika diketahui
massa atom relatifnya adalah 22.98 g/mol ?
D. Rangkuman
Satuan jumlah yang umum untuk mengekspresikan jumlah atom atau
molekul yang sangat besar adalah mol. Pengukuran eksperimental telah
menentukan jumlah entitas yang menyusun 1 mol zat menjadi 6.022 ×
1023, jumlah yang disebut bilangan Avogadro. Massa dalam gram 1 mol
zat adalah massa molarnya. Karena penggunaan zat referensi yang sama
dalam mendefinisikan satuan massa atom dan mol, massa rumus (amu)
dan massa molar (g / mol) untuk setiap zat adalah setara secara numerik
(misalnya, satu molekul H2O beratnya sekitar 18 amu dan 1 mol molekul
H2O beratnya sekitar 18 g).
E. Pertanyaan/Diskusi
1. Hitung massa dari 4,48 liter gas C2H2 yang diukur pada keadaan
standar!
2. Berapa kuantitas (dalam mol) gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter,
jika diukur pada suhu 0 °C dan tekanan 1 atm?
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
32
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 64 27 Februari 2017
BAB IV
LARUTAN
A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai larutan. Pada bagian awal akan
dijelaskan mengenai pengertian dan jenis-jenis larutan. Selanjutnya akan
dibahas mengenai satuan-satuan untuk menyatakan konsentrasi larutan.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
33
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34dari 64 27 Februari 2017
Suatu zat terlarut adalah komponen dari suatu larutan yang biasanya
hadir pada konsentrasi yang jauh lebih rendah daripada pelarut.
Konsentrasi zat terlarut sering digambarkan dengan istilah kualitatif
seperti encer (dengan konsentrasi yang relatif rendah) dan terkonsentrasi
(dengan konsentrasi yang relatif tinggi).
Larutan adalah campuran fase cair yang homogen, baik dari molekul,
atom, ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Campuran susunannya dapat berubah-ubah.
Homogen susunannya seragam sehingga tidak dapat terlihat bagian-
bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optic.
Campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi
antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.
Larutan tersusun atas pelarut (solvent) yang berupa cairan dan zat
terlarut (solute) yang dapat berupa gas, cairan, maupun zat padat.
Umumnya, zat dengan kuantitas lebih kecil merupakan zat terlarut.
Contoh: campuran etil alcohol dan air dengan rasio 1:1, baik alcohol
maupun air dapat disebut sebagai zat terlarut.
Sirop yang terdiri dari 80% gula dan 20% air, air dinyatakan sebagai
pelarut karena air tetap mempertahankan keadaan fisiknya, sementara
gula mengalami perubahan fisik.
Jenis-Jenis larutan
Pada tingkat molekuler, molekul dan ion zat terlarut sepenuhnya
tercampur dengan dan berinteraksi dengan zat-zat pelarut ketika zat
terlarut larut dalam pelarut. Jenis pencampuran ini homogen karena tidak
ada batas yang terlihat di seluruh larutan. Dalam suatu campuran,
perbedaan mungkin ada antara daerah atau bagian dari keseluruhan
sistem. Materi terdiri dari tiga bagian: padat, cair, dan gas. Larutan bisa
berada di semua bagian ini:
a. Campuran gas biasanya homogen dan semua campuran gas adalah
larutan gas-gas. Untuk perlakuan kuantitatif jenis larutan ini, kami
akan mencurahkan satu unit untuk gas. Atmosfer adalah larutan gas
yang terdiri dari nitrogen, oksigen, argon, karbon dioksida, air,
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
35
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 36dari 64 27 Februari 2017
diaduk. Contoh lain dari suspensi adalah campuran terigu dengan air,
tanah liat dengan air, dan air sungai yang keruh.
Koloid
Koloid merupakan campuran heterogen dimana ukuran partikel penyusun
berada di antara larutan dan suspense, yaitu sekitar 1 – 1000 nm. Asap
pembakaran merupakan contoh sistem koloid dimana padatan partikel
halus melayang di udara. Seperti halnya pada larutan, partikel pada
koloid terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Partikel
tersebut dapat melewati kertas filter. Namun partikel koloid terlalu besar
untuk dapat melewati kertas perkamen atau membran.
Partikel pada koloid tersebar secara merata dalam medium pendispersi
yang dapat berupa padat, cair, maupun gas. Karena pertikel terdispersi
pada koloid tidak sebesar partikel terdispersi pada suspense, maka
partikel tersebut tidak akan mengendap walaupun didiamkan selama
waktu tertentu. Cntoh koloid antara lain santan, susu, jelly. Tabel berikut
merangkum sifat dan perbedaan larutan, koloid, dan suspensi.
Larutan Koloid Suspensi
Homogen Heterogen Heterogen
Ukuran partikel: > 1000
Ukuran partikel: 1-1000 nm,
Ukuran partikel: 0.01-1 nm; nm, partikel tersuspensi;
partikel terdispersi; molekul
atom, ion, atau molekul partikel besar atau
atau aggregat
aggregat
Tidak terpisah dalam Tidak terpisah dalam Partikel mengendap ketika
kedudukannya kedudukannya didiamkan
Tidak dapat dipisahkan Tidak dapat dipisahkan Dapat dipisahkan melalui
melalui proses filtrasi melalui proses filtrasi proses filtrasi
Dapat menghamburkan
Tidak dapat Dapat menghamburkan
cahaya atau menjadi
menghamburkan cahaya cahaya (efek Tyndall)
buram
Macam-macam larutan
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
36
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 37dari 64 27 Februari 2017
4 Padat Cair Iodine dalam CCl4; asam benzoat dalam C6H6, gula
dalam air
5 Cair Cair Ethanol dalam air
Kelarutan
Jumlah maksimum suatu zat yang dilarutkan dalam volume pelarut
tertentu disebut kelarutan. Seringkali, kelarutan dalam air dinyatakan
dalam gram / 100 mL. Misalnya, kelarutan beberapa zat umum diberikan
dalam Tabel Kelarutan. Suatu larutan yang telah mencapai kelarutan
maksimum disebut larutan jenuh. Seringkali, fase lain seperti gas, cairan,
atau padatan zat terlarut hadir dan bersentuhan dengan larutan. Secara
umum, tidak ada perubahan bersih dalam jumlah zat terlarut, tetapi
sistem tidak statis. Bahkan, zat terlarut secara konstan dibubarkan dan
disetor pada tingkat yang sama. Fenomena seperti itu disebut
keseimbangan.
Aturan umum solubilitas larutan dikenal dengan nama “like dissolves like”
yaitu suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
37
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 38dari 64 27 Februari 2017
lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar, misalnya garam
dalam air; sementara suatu zat non polar akan larut pada pelarut yang
non polar, misalnya Iodine dalam CCl4.
Air bersifat polar sehingga dapat larut dalam hampir semua pelarut polar.
Konstanta dielektrik air besar jadi dapat menurunkan gaya tarik antara ion
zat terlarut dan menahannya agar tetap terpisah satu sama lain. Air
merupakan media yang baik untuk mengionisasi zat terlarut sehingga
disebut pelarut universal.
Jika fase lain tidak ada, larutan mungkin tidak jenuh atau jenuh. Karena
apa yang dapat dikaitkan dengan faktor kinetik, larutan mungkin tetap
jenuh untuk waktu yang lama. Sodium asetat memiliki kelarutan yang
sangat tinggi pada 270 K. Faktanya, Sodium asetat dapat larut dalam air
kristalisasi yang mirip dengan peleburan. Ketika didinginkan, larutan
seperti itu tetap dalam kondisi meta-stable. Ketika kristal pembenihan
hadir atau mulai karena permukaan media lain, seluruh larutan akan
mengeras. Selama proses kristalisasi, panas berevolusi, dan larutan
menjadi hangat. Dengan demikian, solusi seperti itu, ketika dikemas
dengan benar, telah digunakan sebagai paket penghangat tangan untuk
pemain ski.
Salah satu klasifikasi bahan yang berguna adalah polaritas. Zat seperti
H2, O2, N2, CH4, CCl4 dll disebut senyawa non-polar, sedangkan H2O,
NH3, CH3OH, NO, CO, HCl, H2S, PH3 dll disebut senyawa polar.
Material polar melarutkan material polar sedangkan material non-polar
akan bercampur dan menjadi larutan sejati. Faktor tambahan yang perlu
dipertimbangkan adalah ikatan hidrogen. Sebagai contoh, etanol dan air
sepenuhnya larut dalam proporsi apa pun karena ikatan hidrogen yang
luas di antara molekul-molekulnya.
Elektrolit atau zat ionik larut dalam air karena hidrasi. Karena polaritas
kuat molekul air, ion positif dan negatif terdorong terpisah. Secara umum,
ion dengan ukuran yang masuk akal diyakini memiliki enam molekul air di
sekitarnya, tetapi molekul air ini mudah ditukar dengan molekul air.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
38
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 39dari 64 27 Februari 2017
Faktor lain seperti suhu dan tekanan juga mempengaruhi kelarutan suatu
pelarut. Jadi, dalam menentukan kelarutan, kita harus mengetahui faktor-
faktor tersebut.
Sifat Koligatif Larutan
Sifat larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan dan bukan pada sifat partikel zat terlarut disebut
dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini digunakan untuk menentukan
massa molekul zat terlarut non elektrolit. Persamaan diturunkan dengan
mengukur sifat koligatif larutan encer dengan konsentrasi kurang dari
sama dengan 0.2M. Sifat koligatif larutan meliputi:
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
39
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 40dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 41dari 64 27 Februari 2017
Dengan maka:
Dimana
T : titik didih larutan
o
T : titik didih pelarut murni
ΔTb : kenaikan titik didih
T > To
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
41
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 42dari 64 27 Februari 2017
ΔTb = Kb m
Dimana:
m = molalitas larutan
Kb = konstanta kenaikan molal titik didih atau konstanta ebullioskopik
Kenaikan titik didih dapat juga ditulis sebagai:
Dimana:
ΔTb = (K);
m = (mol/kg);
Kb = K kg/mol
Berdasar persamaan di atas dapat didefinisikan bahwa Kb merupakan
kenaikan titik didih yang terjadi ketika 1 mol zat dilarutkan dalam 1 kg
pelarut. Nilai Kb tergantung pada sifat pelarut.
c. Penurunan titik beku
Titik beku cairan merupakan suhu dimana tekanan uap zat padat
sama dengan tekanan uap cairan. Larutan mempunyai tekanan uap yang
lebih rendah dibanding pelarut murni sehingga membeku pada suhu yang
lebih rendah dibanding pelarut murni. Penurunan titik beku adalah
perbedaan antara titik beku pelarut murni dan titik beku larutan. Secara
matematis ditulis sebagai:
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 43dari 64 27 Februari 2017
d. Tekanan osmotic
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
43
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 44dari 64 27 Februari 2017
aliran pelarut
pelarut larutan
2. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi suatu larutan merujuk pada bobot atau volume zat terlarut
yang berada dalam pelarut ataupun larutan yang banyaknya ditentukan.
Terdapat beberapa metode yang lazim untuk mengungkapkan kuantitas-
kuantitas ini. Ada beberapa cara untuk mengekspresikan jumlah zat
terlarut yang ada dalam suatu larutan. Konsentrasi larutan adalah ukuran
jumlah zat terlarut yang telah dilarutkan dalam jumlah larutan atau larutan
tertentu. Larutan pekat adalah larutan yang memiliki jumlah terlarut yang
relatif besar. Larutan encer adalah larutan yang memiliki jumlah zat
terlarut yang relatif kecil. Namun, istilah-istilah ini relatif, dan kita harus
mampu mengekspresikan konsentrasi dengan cara yang lebih tepat dan
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
44
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 45dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
45
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 46dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
46
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 47dari 64 27 Februari 2017
pelarut ialah fraksi mol pelarut. Fraksi mol yang dikalikan 100 adalah
persen mol.
Fraksi mol zat terlarut =
Contoh. Hitunglah fraksi mol etil alcohol (C 2H5OH) dan air dalam
suatu larutan yang terbuat dengan melarutkan 13.8 g alcohol ke
dalam 27 g air.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
47
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 48dari 64 27 Februari 2017
molalitas (m) =
e. Molaritas
Molaritas, M, suatu larutan adalah banyaknya mol zat yang terdapat
pada 1 liter larutan.
Untuk membuat 1 liter larutan 1 M sukrosa (C 12H22O11 dengan MR
342 g/mol) maka 342 g sukrosa ditaruh dalam sebuah labu volumetric
1 L dan air ditambahkan hingga volume totalnya tepat 1 L. Demikian
juga untuk menyiapkan 1 L sodium klorida 1 M (NaCl, MR 58.5 g/mol)
dimasukkan 58.5 g garam di dalam labu 1 L dan ditambah air hingga
volumenya 1 L. Dalam contoh-contoh tersebut, diketahui banyaknya
zat terlarut dalam volume tertentu larutan.
Didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1
liter larutan, secara matematis didefinisikan sebagai:
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
48
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 49dari 64 27 Februari 2017
Dimana:
g. PPM
Dua unit konsentrasi lainnya adalah bagian per juta dan bagian per
miliar. Unit-unit ini digunakan untuk konsentrasi zat terlarut yang
sangat kecil seperti jumlah timbal dalam air minum. Memahami dua
unit ini jauh lebih mudah jika kita menganggap persentase sebagai
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
49
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 50dari 64 27 Februari 2017
D. Rangkuman
Konsentrasi larutan biasanya dinyatakan dalam berbagai unit dan dapat
dibuat dengan melarutkan massa zat terlarut dalam pelarut atau
mengencerkan larutan stok. Konsentrasi suatu zat adalah jumlah zat terlarut
yang hadir dalam jumlah larutan yang diberikan.
E. Pertanyaan/Diskusi
1. Tentukan persen massa masing-masing unsur pada H3PO4 jika diketahui
MR senyawa tersebut adalah 98 g/mol
2. Tentukan molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3.45 g urea
(MR =46 g/mol) ke dalam 250 g air.
3. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan dalam 500 g air untuk
menghasilkan larutan 0.15 m? Diketahui MR NaCl = 58.4 g/mol
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
50
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 51dari 64 27 Februari 2017
BAB V
PEREAKSI PEMBATAS
A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai pereaksi pembatas. Pada bagian
awal akan dijelaskan mengenai pengertian dan konsep pereaksi pembatas
dan pereaksi berlebih. Selanjutnya akan dibahas mengenai penyelesaian
soal terkait dengan pereaksi pembatas.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
51
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 52dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
52
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 53dari 64 27 Februari 2017
3. Hitung rasio mol dari informasi yang diberikan. Bandingkan rasio yang
dihitung dengan rasio aktual.
4. Gunakan jumlah reaktan pembatas untuk menghitung jumlah produk yang
diproduksi.
5. Jika perlu, hitung berapa yang tersisa melebihi reagen yang tidak
membatasi.
Langkah-langkah penyelesaian dengan pendekatan 2. Temukan pereaksi
pembatas dengan menghitung dan membandingkan jumlah produk yang
akan dihasilkan setiap reaktan.
1. Setarakan persamaan kimia untuk suatu reaksi kimia.
2. Ubah informasi yang diberikan menjadi mol.
3. Gunakan stoikiometri untuk pada masing-masing pereaksi untuk
menemukan massa produk yang dihasilkan.
4. Reaktan yang menghasilkan jumlah produk yang lebih sedikit adalah
reagen pembatas.
5. Reaktan yang menghasilkan jumlah produk yang lebih besar adalah
reagen berlebih.
6. Untuk menemukan jumlah sisa reaktan yang tersisa, kurangi massa
pereaksi berlebih yang dikonsumsi dari total massa reagen berlebih yang
diberikan.
Contoh:
2 mol Mg dan 5 mol O2 dimasukkan dalam tabung reaksi sehingga terbentuk
magnesium oksida
Mg + O2 = MgO
Tentukan pereaksi pembatas & pereaksi berlebih serta magnesium oksida
yang terbentuk
2Mg + O2 = 2MgO
Mula-mula 2 5
Bereaksi 2 1
Setimbang 4 2
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
53
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 54dari 64 27 Februari 2017
D. Rangkuman
Reaktan yang dikonsumsi terlebih dahulu dan membatasi jumlah produk yang
dapat diperoleh adalah pereaksi pembatas. Untuk mengidentifikasi pereaksi
pembatas, hitung jumlah mol setiap reaktan yang ada dan bandingkan rasio
ini dengan rasio mol reaktan dalam persamaan kimia seimbang.
E. Pertanyaan/ Diskusi
3. Al + I2 ------> AlI3
Determine the limiting reagent and the theoretical yield of the product if
one starts with:
a. 1.20 mol Al and 2.40 mol iodine.
b. 1.20 g Al and 2.40 g iodine
c. How many grams of Al are left over in part b?
AR Al = 27 g/mol; AR I = 127 g/mol
4. 15.00 g aluminum sulfide and 10.00 g water react until the limiting reagent
is used up. Here is the balanced equation for the reaction:
Al2S3 + H2O ---> Al(OH)3 + H2S
a. Which is the limiting reagent?
b. What is the maximum mass of H2S which can be formed from these
reagents?
c. How much excess reagent remains after the reaction is complete?
AR Al = 27 g/mol; AR S = 32 g/mol; AR H = 1 g/mol; AR O = 16 g/mol
5. 15.00 g aluminum sulfide and 10.00 g water react until the limiting reagent
is used up. Here is the balanced equation for the reaction:
Al2S3 + H2O ---> Al(OH)3 + H2S
a. Which is the limiting reagent?
b. What is the maximum mass of H2S which can be formed from these
reagents?
c. How much excess reagent remains after the reaction is complete?
AR Al = 27 g/mol; AR S = 32 g/mol; AR H = 1 g/mol; AR O = 16 g/mol
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
54
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 55dari 64 27 Februari 2017
BAB VI
PENGENCERAN
A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai pengenceran. Pada bagian awal
akan dijelaskan mengenai pengertian dan konsep larutan dan molaritas.
Selanjutnya akan dibahas mengenai penyelesaian soal terkait dengan
pengenceran.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
55
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 56dari 64 27 Februari 2017
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
56
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 57dari 64 27 Februari 2017
akan sama dengan konsentrasi akhir dikalikan dengan volume akhir. Ini
menimbulkan persamaan, M1V1 sama dengan M2V2. Kita mungkin juga
melihat Mi Vi tertulis ini sama dengan MfVf, dimana f menunjukkan final.
Saat melakukan pengenceran, kita akan tahu tiga dari empat variabel dari
persamaan M1V1 sama dengan M2V2. Kita akan mengetahui konsentrasi
awal kita, atau konsentrasi larutan stok yang akan kita encerkan. Kita akan
mengetahui konsentrasi akhir dari solusi yang ingin kita kerjakan dan kita
akan tahu berapa banyak dari solusi akhir yang ingin kita hasilkan. Apa yang
perlu kita pecahkan, adalah berapa banyak larutan stok awal kita yang perlu
kita tambahkan ke solusi akhir untuk mendapatkan konsentrasi yang
diinginkan. Untuk melakukan ini, kita bisa membagi kedua sisi persamaan
dengan konsentrasi awal kita (M1). Ini menghasilkan hasil bahwa V1 sama
dengan M2 kali V2 dibagi dengan M1.
Contoh
1. Hitunglah volume H2SO4 98 % dengan massa jenis 1.8 kg/L yang
diperlukan untuk membuat 200 mL larutan H2SO4 4M! (Mr H2SO4 = 98)
M1 =
M1V1 = M2V2
18 x V1 = 4 x 0.2
V1 = 0.044 l = 44 ml
2. Ke dalam 200 mL larutan NaOH 0.4 M ditambahkan 400 mL larutan NaOH
0.6 M. Hitunglah konsentrasi larutan yang terjadi!
M1V1 + M2V2 = M3V3
0.4 x 0.2 + 0.6 x 0.4 = 0.6M3
M3 = 0.533 M
D. Rangkuman
Konsentrasi larutan terlarut dapat dikurangi dengan menambahkan pelarut,
proses ini disebut sebagai pengenceran. Persamaan pengenceran adalah
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
57
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 58dari 64 27 Februari 2017
E. Pertanyaan
1. Calculate the new concentration in mol L -1 (molarity) if enough water is
added to 100.00 mL of 0.25 mol L-1sodium chloride solution to make up 1.5 L.
2. Calculate the volume in litres to which 500.00 mL of 0.020 mol L -1 coppper
sulfate solution must be diluted to make a new solution with a concentration
of 0.0010 mol L-1.
3. Calculate the concentration of the undiluted CuSO 4(aq) if 10.00 mL of this
solution was used to make 100.00 mL of dilute solution with a concentration
of 0.20 mol L-1.
4. 53.4 mL of a 1.50 M solution of NaCl is on hand, but you need some 0.800
M solution. How many mL of 0.800 M can you make?
5. 100.0 mL of 2.500 M KBr solution is on hand. You need 0.5500 M. What is
the final volume of solution which results?
6. A stock solution of 1.00 M NaCl is available. How many milliliters are
needed to make 100.0 mL of 0.750 M
7. What volume of 0.250 M KCl is needed to make 100.0 mL of 0.100 M
solution?
8. 2.00 L of 0.800 M NaNO3 must be prepared from a solution known to be
1.50 M in concentration. How many mL are required?
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
58
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 59dari 64 27 Februari 2017
Daftar Pustaka
Brady, J.E and Wrington, MS. (1990). General Chemistry Principle and Structure.
5th Edition. New York.
Brady, J.E., Jespersen, N.D., Hyslop, A., 2014, John Wiley & Sons Incorporated.
Cracolice, Mark, and Edward Peters. Introductory Chemistry. 3rd ed. Mason,
Ohio: Cengage Learning, 2008.
Goldberg, D.E., 2007, Fundamentals of Chemistry 5th Edition. The McGraw-Hill
Companies.
Keenan, Kleinfelter, dan Wood. 1991. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid
1.Jakarta: Erlangga.
Ponis Tarigan. 1990. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H., William S. Harwood, Geoffery F. Herring, and Jeffry D.
Madura. General Chemistry. 9th ed. New Jersey: Pearsin Prentice Hall,
2007.
Timberlake, K.C. 2017. Basic Chemistry 5th Edition. London: Pearson Education.
Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES
59