Anda di halaman 1dari 64

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 idari 64 27 Februari 2017

BAHAN AJAR/DIKTAT

KIMIA DASAR
15J00446
2 SKS

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 iidari 64 27 Februari 2017

VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Senin tanggal 28 bulan Januari tahun 2019 Bahan Ajar Mata Kuliah
Kimia Dasar Program Studi Pendidikan Tata Busana Fakultas Teknik telah
diverifikasi oleh Ketua Program Studi Pendidikan Tata Busana

Semarang, 28 Januari 2019


Ketua Prodi Pendidikan Tata Busana Tim Penulis

Dr. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd. Adhi Kusumastuti


NIP. 196805271993032010 NIP. 198110092003122001

ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 iiidari 64 27 Februari 2017

PRAKATA

Bahan ajar ini disusun sebagai salah satu pegangan bagi mahasiswa
yang menempuh mata kuliah Kimia Dasar pada program studi Pendidikan Tata
Busana. Bahan ajar ini mencakup beberapa pokok bahasan sebagaimana
terdapat dalam Rencana Pembelajaran Semester mata kuliah Kimia Dasar, yaitu
Hukum-hukum Dasar Kimia, Konsep Materi dan Energi, Konsep Mol, Pereaksi
Pembatas, dan Pengenceran.

Keberadaan bahan ajar ini tidak menghilangkan kewajiban mahasiswa


untuk tetap mengacu buku-buku lain yang relevan. Buku-buku tersebut
diharapkan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa, terlebih dengan
adanya latihan-latihan soal.

iii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 ivdari 64 27 Februari 2017

DESKRIPSI MATAKULIAH

Mata kuliah ini memberi bekal pengetahuan kepada mahasiswa tentang


pengertian materi, sifat materi, perubahan materi, klasifikasi materi, hukum-
hukum yang berhubungan dengan materi, sistem periodik unsur, aplikasi
stoikiometri pada perhitungan kimia, perhitungan sesuai dengan hukum-hukum
yang berlaku pada gas, larutan, asam, basa, dan proses penetralan, serta kimia
lingkungan.

iv
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 vdari 64 27 Februari 2017

DAFTAR ISI
Prakata i
Daftar Isi ii
Bab I Hukum-Hukum Dasar Kimia 1
Deskripsi Singkat 1
A. Hukum Kekekalan Massa 1
B. Hukum Perbandingan Tetap 3
C. Hukum Perbandingan Berganda 5
D. Rangkuman 7
E. Pertanyaan 8
Bab II Konsep Materi dan Energi 9
Deskripsi Singkat 9
A. Pengertian Materi 9
B. Bentuk Materi 11
C. Sifat Materi 13
D. Perubahan Materi 15
E. Klasifikasi Materi 18
F. Macam-macam Energi 22
Bab III Konsep Mol 27
A. Pengertian Mol 27
B. Penentuan Jumlah Mol 29
Pertanyaan 32
Bab IV Larutan 33
A. Pengertian Larutan 33
B. Konsentrasi Larutan 44
Bab V Pereaksi Pembatas 51
Bab VI Pengenceran 55
Daftar Pustaka 59

v
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 1dari 64 27 Februari 2017

BAB I
HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai beberapa hukum dasar kimia.
Hukum kekelan massa yang dirumuskan oleh Lavoisier akan dibahas pada
bagian awal. Selanjutnya akan disajikan juga hukum perbandingan tetap
yang dirumuskan oleh Proust. Pada bagian akhir bab ini, akan dideskripsikan
hukum perbandingan berganda (Dalton)

B. Capaian pembelajaran matakuliah


Menguasai hukum dasar kimia untuk diaplikasikan pada bidang busana;
Mahasiswa dapat mengemukakan hukum dasar kimia dengan benar;
Mahasiswa mampu mengerjakan soal yang terkait dengan penerapan hukum
dasar ilmu kimia

C. Isi Materi perkuliahan


1. Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier)
 Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama
Hukum ini ditemukan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Lavoisier
beramsumsi hukum ini benar, beliau melalukan beberapa percobaan
untuk membuktikan kebenaran hukum tersebut. Sebagai hasilnya,
berbagai percobaan dalam bidang combustion dilakukan dalam wadah
tertutup sehingga tidak ada gas yang keluar. Lavoiseier berhasil
membuktikan asumsi tersebut dan secara formal menyatakan Hukum
Kekekalan Massa.
Ketika zat mengalami perubahan kimia, kondisi fisiknya biasanya berubah
secara dramatis. Meskipun perubahan dramatis ini, bagaimanapun, tidak
ada masalah yang hilang atau dibuat. Kita dapat menunjukkan ini dengan
reaksi logam magnesium dengan oksigen untuk membentuk magnesium
oksida. Alih-alih membakar logam magnesium secara terbuka di udara,

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 2dari 64 27 Februari 2017

jika kita menyegel magnesium dan udara bersama dalam bejana kaca,
timbang, panaskan untuk meningkatkan reaksi, dan kemudian timbang
lagi, kita akan menemukan bahwa tidak ada perubahan total massa.
Massa produk, magnesium oksida, akan persis sama dengan massa zat
yang bereaksi (gas oksigen dan logam magnesium).
Ini merupakan analog dengan percobaan yang dilakukan oleh ahli kimia
Prancis, Lavoisier, pada tahun 1770-an di mana ia memanaskan timah
logam (Sn) dengan udara dalam bejana tertutup. Hal ini memberikan data
yang mengarah pada hukum konservasi massa. Secara resmi, hukum
menyatakan, tidak ada perubahan yang dapat dideteksi dalam massa
total material ketika mereka bereaksi secara kimiawi untuk membentuk
material baru.
Pada dasarnya, apa yang dikatakan hukum konservasi adalah bahwa
setiap kali perubahan kimia terjadi, massa total zat yang bereaksi harus
sama dengan massa total zat yang diproduksi. Kadang-kadang ini
dinyatakan sebagai massa dilestarikan atau massa tidak diciptakan atau
dihancurkan dalam reaksi kimia. Misalnya, ketika arang dibakar dalam
oksigen, massa (arang + oksigen) harus sama dengan massa (karbon
dioksida, uap air, dan abu) yang dihasilkan. Konservasi massa adalah
salah satu prinsip dasar yang menjadi dasar kimia modern.
Sebagai contoh, pada reaksi combustion karbon elemental. Jika massa
gas diperhitungkan, diperoleh:
Karbon + Oksigen  Asam Karbonat
Sebelum 1.00 2.66 = 3.66 (g)
Sesudah 0 0 3.66 = 3.66 (g)
Karbon + Oksigen  Oksida Karbonat
Sebelum 1.00 1.66 = 2.66 (g)
Sesudah 0 0 2.66 = 2.66 (g)
Tentunya hasil tersebut dapat dicapai apabila masing-masing pereaksi
tersedia dalam jumlah yang seimbang sehingga semuanya habis
bereaksi. Jika tidak, sebagian pereaksi yang berlebih akan tersisa pada
akhir reaksi. Namun demikian, hukum kekekalan massa tetap berlaku.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

2
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 3dari 64 27 Februari 2017

Hidrogen + Oksigen  Air


Sebelum 2.00 10.00 = 12.00 (g)
Sesudah 0.74 0 11.26 = 12.00 (g)
Artinya yg bereaksi adalah:
1.26 10.00  11.26, dengan sisa hydrogen sebanyak
0.74 g
Jadi pada akhir reaksi, terbentuk 11.26 g air + sisa hydrogen 0.74 g 
hukum Lavoisier masih berlaku, total massa sebelum & sesudah reaksi
adalah 12 g
Berdasar contoh tersebut, terlihat bahwa massa sebelum dan sesudah
reaksi adalah tetap, yaitu 12 g, dimana sebagian hydrogen masih tersisa
pada akhir reaksi. Selanjutnya dapat dicatat bahwa oksigen merupakan
pereaksi pembatas dalam reaksi tersebut, jadi oksigen membatasi
produksi air. Jika terdapat lebih banyak oksigen dalam reaksi tersebut,
semakin banyak air dapat diproduksi.
Jadi, hukum ini dapat digunakan untuk memprediksi jumlah pereaksi yang
tidak diketahui, baik yang dikonsumsi maupun yang diproduksi tanpa
pengukuran secara langsung. Misalnya, ketika besi terbakar di udara,
terlihat terjadi peningkatan massa:
Besi+ Oksigen  Besi Oksida
Sebelum 5.00 ?
Sesudah 0 0 7.15
Berdasar hasil tersebut, dapat ditentukan massa oksigen yang diperlukan
pada combustion 5.00 g besi:
Massa oksigen = 7.15 – 5 = 2.15 g

2. Hukum Perbandingan Tetap (Proust)


 Suatu senyawa kimia selalu mempunyai komposisi yang sama, yaitu
perbandingan yang sama pada massa penyusunnya.
Hukum ini pertama kali ditemukan oleh Joseph Proust pada tahun 1799.
Proust menemukan hukum ini ketika menganalisa sampel tembaga
karbonat. Proust menemukan 2 sampel, 1 disiapkan secara sintetis, yang

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

3
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 4dari 64 27 Februari 2017

lain diambil dari alam (Malachite Green). Keduanya mempunyai


komposisi karbon, oksigen, dan tembaga yang sama:
%Tembaga %Oksigen %Karbon
Sintetis 51.35 9.74 38.91
Alam 51.35 9.74 38.91
Air terdekomposisi menjadi hydrogen dan oksigen dengan komposisi
sebagai berikut:
Air  Hidrogen + Oksigen
Sebelum 10.00
Sesudah 1.12 8.88

Hukum ini dapat digunakan untuk memprediksi jumlah produk yang bisa
dibentuk berdasar jumlah pereaksi. Misalnya, dari data di atas diketahui
bahwa Asam Karbonat tersusun dari 27.29 % carbon dan 72.71 %
oxygen. Jadi, berapa banyak asam karbonat yang bisa dihasilkan dari 5.0
g carbon?

Selanjutnya, hasil di atas dapat digunakan untuk menentukan jumlah


oksigen yang dibutuhkan dalam reaksi tersebut:
Massa Oxygen = 18.32 – 5.0 = 13.32 g
Atom oxygen mempunyai massa atom 16 sementara atom hydrogen
mempunyai massa atom 1. Artinya, air tersusun dari 11% hydrogen dan
89% oksigen. Perbandingan yang tetap antara hydrogen dan oksigen
harus dipenuhi agar dapat terbentuk air. Jadi, air tidak akan terbentuk

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

4
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 5dari 64 27 Februari 2017

dengan mengkombinasikan 20% hydrogen dan 80% oxygen, karena


perbandingannya tidak tepat. Senyawa kimia yang berbeda akan
terbentuk dengan mencampurkan hydrogen dan oksigen pada rasio
tersebut.
Ammonia, bahan yang banyak digunakan dalam keperluan rumah tangga,
terbuat dari hydrogen dan nitrogen, ditulis dengan NH3, artinya terdapat 1
atom nitrogen yang dikombinasikan dengan 3 atom hydrogen. Anhydrous
ammonia mengandung 82% nitrogen dan 18% hydrogen. Kombinasi
hydrogen dan nitrogen pada rasio yang lain akan menghasilkan senyawa
kimia yang berbeda.
Glukosa merupakan suatu senyawa dengan rumus C 6H12O6. Artinya,
untuk membentuk glukosa, perlu kombinasi antara 6 atom carbon, 12
atom hydrogen, dan 6 atom oxygen. Karbon menopang 40.001% glucose;
hydrogen menopang 6.714% glucose; dan oxygen menopang 53.285%
glucose. Jika kita mengkombinasikan ketiga atom tersebut pada rasio
yang berbeda, misalnya 45% carbon, 45% oxygen, dan 10% hydrogen;
senyawa yang terbentuk bukan glucose.
Vinegar juga merupakan bahan yang biasa digunakan dalam rumah
tangga. Senyawa dengan rumus C2H4O2 ini tersusun atas 2 atom carbon,
4 atom hydrogen, 2 atom oxygen. Kombinasi carbon, hydrogen, dan
oxygen pada rasio yang lain tidak akan menghasilkan vinegar.
Hukum Perbandingan Tetap memastikan bahwa senyawa-senyawa kimia
selalu tersusun dengan perbandingan yang sama, berapapun jumlah
senyawa yang dibentuk.

3. Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)


Hukum perbandingan berganda dinyatakan oleh John Dalton pada tahun
1803, hampir bersamaan dengan dalil teori atom. Hasil percobaan
menghasilkan data yang dibutuhkan untuk memformulasi teori atom,
menunjukkan keabsahan hukum perbandingan berganda. Hukum
tersebut menjadi tonggak perkembangan ilmu kimia modern.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

5
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 6dari 64 27 Februari 2017

Jika dua unsur membentuk lebih dari 1 senyawa, dimana massa salah
satu unsurnya tetap, maka massa unsur pembentuk yang lainnya
merupakan bilangan bulat sederhana.
Hukum ini mengungkap hubungan antara dua senyawa yang tersusun
dari unsur-unsur yang sama.
Misalnya pada asam karbonat dan oksida karbon. Keduanya tersusun
dari dua unsur yang sama yaitu karbon dan oksigen. Data di atas
menunjukkan bahwa 1 g karbon yang dikombinasikan dengan 2.66 g
oksigen akan membentuk asam karbonat, sementara 1 g karbon yang
direaksikan dengan 1.33 g oksigen akan membentuk oksida karbon.
Data tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan aplikasi Hukum
Perbandingan Berganda

Contoh lain, pada besi elemental yang direaksikan dengan Klor elemental
sehingga menghasilkan dua senyawa yang berbeda yaitu feri klorida dan
fero klorida. Komposisi kedua senyawa tersebut adalah sebagai berikut:
%Feri klorida %Fero klorida
% Besi 44.06 34.43
% Klor 55.94 65.57
Data tersebut dapat digunakan untuk menentukan massa klor yang
dibutuhkan untuk menghasilkan senyawa-senyawa tersebut jika besi yang
digunakan sebanyak 1.00g. Hasilnya adalah:
Feri klorida Fero klorida
Massa Besi 1.00 1.00
Massa Klor 1.27 1.90

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

6
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 7dari 64 27 Februari 2017

Jika data tersebut diterapkan pada Hukum Perbandingan Berganda, akan


diperoleh:

Dalam kasus oksida karbon, Dalton mengartikan bahwa asam karbonat


tersusun atas 2 atom oksigen dan 1 atom karbon sementara oksida
karbon mengandung 1 atom oksigen dan 1 atom karbon. Dalam kasus
klorida besi, disimpulkan bahwa feri klorida mengandung 3 atom klor dan
1 atom besi, sedangkan pada fero klorida mengandung 2 atom klor dan 1
atom besi.
Klor (Cl) dan oksigen membentuk empat senyawa biner yang berbeda.
Analisis menghasilkan data berikut :

Senyawa Massa O yang bergabung dengan 1.00 g Cl

A 0.22564 g
B 0.90255 g
C 1.3539 g
D 1.5795 g

Tunjukkan bahwa hukum perbandingan ganda berlaku untuk semua


senyawa tersebut.
Jika rumus senyawa A adalah kelipatan Cl2O, tentukan rumus senyawa
B, C, dan D.

D. Rangkuman
Jumlah materi dalam sistem tertutup adalah tetap

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 8dari 64 27 Februari 2017

E. Pertanyaan/Diskusi
1. Data percobaan reaksi tembaga dengan sulfur membentuk tembaga (II)
sulfida sebagai berikut:

Massa
No. Massa Sulfur Massa Tembaga
Tembaga
Percobaan (gram) (II) Sulfida (gram)
(gram)

1 18 2 6
2 28 3 9
3 8 4 12
4 8 5 12
Berdasarkan data tersebut, perbandingan massa tembaga dan massa
sulfur dalam tembaga (II) sulfida adalah ….
2. Sebanyak 10,8 gram logam aluminium habis bereaksi dengan 9,6 gram
oksigen dalam ruang tertutup membentuk aluminium oksida menurut
persamaan reaksi:

4Al (s) + 3O2 (g) → 2Al2O3 (s)


Massa aluminium oksida yang dapat terbentuk sebanyak …. (Ar Al = 27,
O = 16)
3. Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram
oksigen sesuai persamaan reaksi:

2Mg (s) + O2 (g) → 2MgO (s)


Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa
logam magnesium sebanyak 1 gram. Kenyataan ini sesuai hukum …. (Ar
Mg = 24, O = 16)

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

8
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 9dari 64 27 Februari 2017

BAB II
KONSEP MATERI DAN ENERGI

A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai konsep materi dan energi. Pada
bagian awal akan dijelaskan mengenai pengertian materi. Selanjutnya
akan dibahas mengenai sifat materi, perubahan materi, dan klasifikasi
materi. Pada bagian akhir akan dijelaskan mengenai beberapa jenis
energi

B. Capaian pembelajaran matakuliah


1. Menguasai konsep materi dan energi untuk diaplikasikan pada bidang
busana;
2. Menjelaskan konsep materi;
3. Menunjukkan sifat materi;
4. Menunjukkan perubahan materi;
5. Mengelompokkan contoh materi ke dalam unsur, senyawa, atau
campuran

C. Isi Materi perkuliahan


1. Pengertian Materi
Kita semua akrab dengan materi. Definisi Materi adalah segala
sesuatu yang memiliki massa dan volume (membutuhkan ruang).
Untuk sebagian besar objek umum yang kita tangani setiap hari,
cukup sederhana untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki massa
dan mengambil ruang. Kita mungkin dapat membayangkan,
bagaimanapun, kesulitan bagi orang beberapa ratus tahun yang lalu
untuk menunjukkan bahwa udara memiliki massa dan volume. Udara
(dan semua gas lainnya) tidak terlihat oleh mata, memiliki massa yang
sangat kecil dibandingkan dengan jumlah padatan dan cairan yang
sama, dan cukup mudah untuk dikompres (ubah volume). Tanpa

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

9
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 10dari 64 27 Februari 2017

peralatan sensitif, akan sulit untuk meyakinkan orang bahwa gas itu
penting. Hari ini, kita dapat mengukur massa balon kecil ketika
dikempiskan dan kemudian meledakkannya, mengikatnya, dan
mengukur massanya lagi untuk mendeteksi massa tambahan karena
udara di dalamnya. Massa udara, dalam kondisi ruangan, yang
menempati toples satu liter sekitar 0,0002 pound. Jumlah massa yang
kecil ini akan sulit diukur pada waktu sebelum keseimbangan
dirancang untuk secara akurat mengukur massa yang sangat kecil.
Belakangan, para ilmuwan mampu memampatkan gas ke dalam
volume yang sangat kecil sehingga gas-gas itu berubah menjadi
cairan, yang membuatnya menjadi jelas bahwa gas adalah materi.
Meskipun alam semesta terdiri dari "benda-benda" yang sangat
berbeda dengan semut dan galaksi, materi yang menyusun semua
"benda" ini terdiri dari sejumlah kecil blok bangunan. Blok-blok
pembangun ini dikenal sebagai atom, dan sejauh ini, para ilmuwan
telah menemukan atau menciptakan total 118 jenis atom. Para
ilmuwan telah memberi nama untuk setiap jenis atom yang berbeda.
Zat yang hanya terdiri dari satu jenis atom disebut unsur. Pada titik ini,
yang seharusnya membuat kita takjub adalah bahwa semua bentuk
materi di alam semesta kita dibuat dengan hanya 118 blok bangunan
berbeda. Dalam beberapa hal, ini seperti memasak hidangan
gourmet, lima hidangan hanya menggunakan tiga bahan! Bagaimana
itu mungkin? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus memahami
cara unsur-unsur yang berbeda disatukan untuk membentuk materi.
Metode paling penting yang digunakan alam untuk mengatur atom
menjadi materi adalah pembentukan molekul. Molekul adalah
kelompok dua atau lebih atom yang telah terikat bersama. Ada jutaan
cara berbeda untuk mengikat atom bersama, yang berarti ada jutaan
molekul berbeda yang mungkin. Masing-masing molekul ini memiliki
sifat kimia, dan sifat inilah yang paling diperhatikan oleh ahli kimia.
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan menempati
ruang. Materi dapat berwujud padat, cair, maupun gas. Materi yang

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

10
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 11dari 64 27 Februari 2017

berwujud padat mempunyai bentuk dan volume yang tetap selama


tidak ada pengaruh dari luar. Misalnya: emas memiliki bentuk dan
volume yang tetap dimanapun tempatnya.
Materi yang berupa zat cair dapat berubah bentuk sesuai dengan
tempatnya. Di dalam botol, air akan mengambil bentuk botol,
sementara air di dalam gelas akan mengambil bentuk gelas.
Walaupun bentuknya dapat berubah namun volume zat cair tersebut
tetap.
Materi yang berupa gas akan mengisi seluruh ruang yang tersedia.
Jadi, bentuk dan volume gas tidak tetap.
2. Bentuk Materi
a. Padat
Ketika suhu cairan diturunkan ke titik beku zat (untuk air titik beku
adalah 0oC), pergerakan partikel melambat dengan jarak antar
partikel berubah hingga tarikan antara partikel mengunci partikel
menjadi padatan bentuk. Pada titik beku, partikel-partikel tersebut
saling berdekatan dan cenderung menghalangi gerakan satu sama
lain. Daya tarik di antara partikel-partikel tersebut menyatukan partikel
dengan rapat sehingga seluruh ansambel partikel memiliki bentuk
yang tetap. Volume padatan adalah konstan dan bentuk padatan
konstan kecuali jika dideformasi oleh kekuatan eksternal yang cukup
kuat. (Padatan dengan demikian tidak seperti cairan yang partikelnya
sedikit kurang tertarik satu sama lain karena partikel-partikel cairan
agak lebih jauh terpisah daripada yang dalam bentuk padatan yang
sesuai dari zat yang sama.) Dalam padatan, partikel-partikel tetap
dalam posisi yang relatif tetap. tapi terus bergetar. Partikel-partikel
yang bergetar dalam padatan tidak sepenuhnya berhenti bergerak
dan perlahan-lahan dapat bergerak ke rongga yang ada di dalam
padatan.
b. Cair
Ketika suhu sampel meningkat di atas titik leleh padatan, sampel
tersebut dapat ditemukan dalam keadaan cair materi. Partikel-partikel

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

11
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 12dari 64 27 Februari 2017

dalam bentuk cair jauh lebih dekat bersama-sama daripada partikel-


partikel dalam bentuk gas, dan masih memiliki daya tarik satu sama
lain seperti yang terlihat ketika tetesan-tetesan bentuk cair. Dalam
keadaan ini, gaya tarik lemah yang lemah dalam cairan tidak mampu
menahan partikel menjadi massa dengan bentuk yang pasti. Jadi
bentuk cairan mengambil bentuk wadah tertentu yang
menampungnya. Suatu cairan memiliki volume yang pasti tetapi tidak
memiliki bentuk yang pasti. Dibandingkan dengan keadaan gas, ada
lebih sedikit kebebasan pergerakan partikel dalam keadaan cair
karena partikel yang bergerak sering bertabrakan satu sama lain, dan
tergelincir dan meluncur satu sama lain sebagai akibat dari gaya tarik
menarik yang masih ada di antara partikel, dan pegang partikel-
partikel cairan secara longgar. Pada suhu tertentu volume cairan
konstan dan volumenya biasanya hanya sedikit berbeda dengan
perubahan suhu.
c. Gas
Dalam fase gas, materi tidak memiliki volume atau bentuk yang tetap.
Ini terjadi karena molekul-molekul dipisahkan secara luas dengan
ruang-ruang antara partikel-partikel yang biasanya sekitar sepuluh kali
lebih jauh terpisah dalam ketiga arah spasial, membuat gas sekitar
1000 kali lebih padat daripada fase cair yang bersesuaian pada suhu
yang sama. (Fase adalah bagian yang seragam dari materi.) Saat
suhu gas meningkat, partikel-partikel berpisah lebih jauh satu sama
lain dan bergerak dengan kecepatan lebih cepat. Partikel-partikel
dalam gas bergerak dengan cara yang agak acak dan independen,
saling memantul dan dinding wadah. Menjadi begitu jauh terpisah
satu sama lain, partikel-partikel gas nyata hanya saling menarik lemah
sehingga gas tidak memiliki kemampuan untuk memiliki bentuk
sendiri. Gaya yang sangat lemah yang bekerja di antara partikel
dalam gas dan jumlah ruang yang lebih besar bagi partikel untuk
bergerak menghasilkan gerak yang hampir independen dari partikel
yang bertabrakan. Partikel-partikel bebas bergerak dalam wadah

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 13dari 64 27 Februari 2017

dimanapun mereka ditempatkan, mengisi seluruh volumenya dengan


hasil bersih sehingga sisi-sisi wadah menentukan bentuk dan volume
gas. Jika wadah memiliki bukaan, partikel yang menuju ke arah
bukaan akan terlepas dengan akibat bahwa gas secara keseluruhan
mengalir keluar dari wadah.
3. Sifat Materi
Tiap-tiap zat misalnya gula, air, garam, tembaga, atau perak memiliki
sifat atau karakteristik yang unik & membedakannya dengan zat yang
lain. Gula&garam berwarna putih, padat, kristalin, larut dalam air &
tidak berbau. Namun gula manis, jika dipanaskan akan meleleh
&menjadi coklat. Selain itu, gula dapat terbakar di udara. Sedangkan
garam asin, baru meleleh setelah dipanaskan hingga membara, tidak
berubah warna menjadi coklat walaupun dipanasi, tidak terbakar di
udara meskipun menghasilkan nyala berwarna kuning. Penjelasan
tersebut memaparkan beberapa sifat intrinsic gula & garam
Sifat Intrinsik
 Kualitas yang bersifat khas dari tiap contoh zat, tidak peduli bentuk
& ukuran zat tersebut.
Sifat Ekstrinsik
 Sifat yang tidak khas dari zat tersebut, misalnya ukuran, bentuk,
panjang, bobot, dan temperature.
Sifat Kimia
 Kualitas yang bersifat khas dari suatu zat yang menyebabkan zat
tersebut berubah, baik sendirian maupun berinteraksi dengan zat lain dan
dengan berubah itu membentuk bahan-bahan berlainan. Sifat kimia
merupakan sifat intrinsic. Misalnya: etil alcohol mudah terbakar, besi
berkarat, kayu melapuk.
Sifat kimia dari materi menggambarkan "potensinya" untuk mengalami
beberapa perubahan atau reaksi kimia berdasarkan komposisinya. Unsur,
elektron, dan ikatan apa yang hadir untuk memberikan potensi perubahan
kimia. Cukup sulit untuk mendefinisikan sifat kimia tanpa menggunakan
kata "perubahan". Akhirnya kita harus dapat melihat formula suatu

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

13
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 14dari 64 27 Februari 2017

senyawa dan menyatakan beberapa sifat kimiawi. Pada saat ini hal ini
sangat sulit dilakukan dan kita tidak diharapkan dapat melakukannya.
Sebagai contoh, hidrogen memiliki potensi untuk menyala dan meledak
dengan kondisi yang tepat - ini adalah sifat kimia. Logam pada umumnya
memiliki sifat kimiawi untuk bereaksi dengan asam. Seng bereaksi
dengan asam klorida untuk menghasilkan gas hidrogen - ini adalah sifat
kimia.
Sifat kimia besi adalah bahwa ia mampu bergabung dengan oksigen
untuk membentuk oksida besi, nama kimia karat. Istilah yang lebih umum
untuk karat dan proses serupa lainnya adalah korosi. Istilah lain yang
umum digunakan dalam deskripsi perubahan kimia adalah membakar,
membusuk, meledak, terurai, dan berfermentasi. Sifat kimia sangat
berguna dalam mengidentifikasi zat. Namun, tidak seperti sifat fisik, sifat
kimia hanya dapat diamati karena zat tersebut sedang dalam proses
diubah menjadi zat yang berbeda.

Sifat Fisika
 Karakteristik suatu zat yang membedakan dari zat lain & tidak
melibatkan perubahan apapun ke zat lain. Contoh: titik leleh, titik didih,
rapatan, viskositas, kalor jenis, dan kekerasan. Kualitas dalam kelompok
ini dapat diukur dengan mudah dan dinyatakan dalam bilangan. Etil
alcohol membeku pada -117.3oC (155.8K), mempunyai rapatan sebesar
0.7893 g/cm3, dan kalor jenis sebesar 2.43 J.g-1. K-1. Tidak ada zat lain
yang mempunyai perangkat sifat persis seperti zat ini.
Sifat fisika adalah karakteristik suatu zat yang dapat diamati atau diukur
tanpa mengubah identitas zat. Perak adalah logam mengkilap yang
menghantarkan listrik dengan sangat baik. Perak dapat dicetak menjadi
lembaran tipis, properti yang disebut kelenturan. Garam kusam dan rapuh
dan menghantarkan listrik ketika telah larut ke dalam air, yang tidak
mudah. Sifat fisik materi meliputi warna, kekerasan, kelenturan, kelarutan,
konduktivitas listrik, kerapatan, titik lebur, dan titik didih.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

14
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 15dari 64 27 Februari 2017

Untuk elemen, warna tidak berbeda jauh dari satu elemen ke elemen
lainnya. Sebagian besar elemen tidak berwarna, perak, atau abu-abu.
Beberapa elemen memang memiliki warna yang khas: belerang dan
klorin berwarna kuning, tembaga (tentu saja) berwarna tembaga, dan
elemen bromin berwarna merah. Namun, kepadatan bisa menjadi
parameter yang sangat berguna untuk mengidentifikasi elemen. Dari
bahan yang ada sebagai padatan pada suhu kamar, yodium memiliki
kerapatan yang sangat rendah dibandingkan dengan seng, kromium, dan
timah. Emas memiliki kepadatan yang sangat tinggi, seperti halnya
platinum. Air murni, misalnya, memiliki kerapatan 0,998 g / cm3 pada 25 °
C. Kepadatan rata-rata dari beberapa bahan umum ada pada Tabel 8.4.1.
Perhatikan bahwa minyak jagung memiliki rasio massa terhadap volume
yang lebih rendah daripada air. Ini berarti bahwa ketika ditambahkan ke
air, minyak jagung akan "melayang."
Kekerasan membantu menentukan bagaimana suatu elemen (terutama
logam) dapat digunakan. Banyak elemen yang cukup lunak (perak dan
emas, misalnya) sementara yang lain (seperti titanium, tungsten, dan
kromium) jauh lebih sulit. Karbon adalah contoh kekerasan yang menarik.
Dalam grafit, ("timah" yang ditemukan dalam pensil) karbonnya sangat
lunak, sedangkan karbon dalam berlian kira-kira tujuh kali lebih keras.
Titik lebur dan titik didih adalah pengidentifikasi yang agak unik, terutama
senyawa. Selain memberikan beberapa gagasan tentang identitas
senyawa, informasi penting dapat diperoleh tentang kemurnian material.

4. Perubahan Materi
Perubahan Kimia
 melibatkan terbentuknya zat-zat baru
 zat baru yang terbentuk mempunyai sifat yang berbeda dengan sifat
zat pembentuknya
 perubahan kimia umumnya disertai dengan perubahan energi yang
besar

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

15
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 16dari 64 27 Februari 2017

Contoh: besi berkarat  besi yang dibiarkan pada udara yang lembab
akan timbul karat sebagai hasil reaksi antara besi dengan udara
Pembakaran sehelai kertas yang dibakar akan menghasilkan abu
Perubahan kimia terjadi ketika ikatan terputus dan / atau terbentuk di
antara molekul atau atom. Ini berarti bahwa satu zat dengan serangkaian
sifat tertentu (seperti titik leleh, warna, rasa, dll) diubah menjadi zat yang
berbeda dengan sifat yang berbeda. Perubahan kimia seringkali lebih sulit
untuk dibalik daripada perubahan fisik.

Salah satu contoh perubahan kimia yang baik adalah membakar lilin.
Tindakan membakar kertas sebenarnya menghasilkan pembentukan
bahan kimia baru (karbon dioksida dan air, tepatnya) dari pembakaran
lilin. Contoh lain dari perubahan kimia adalah apa yang terjadi ketika gas
alam dibakar di tungku. Kali ini, di sebelah kiri kita memiliki molekul
metana, CH4, dan dua molekul oksigen, O2, sementara di sebelah kanan
kita memiliki dua molekul air, H2O, dan satu molekul karbon dioksida,
CO2. Dalam hal ini, penampilan tidak hanya berubah, tetapi struktur
molekul juga berubah. Zat baru tidak memiliki sifat kimia yang sama
dengan yang asli. Karena itu, ini adalah perubahan kimia.

Kita tidak bisa benar-benar melihat pecahnya molekul dan terbentuknya


ikatan, meskipun itulah yang mendefinisikan perubahan kimia. Kita harus
melakukan pengamatan lain untuk menunjukkan bahwa perubahan kimia
telah terjadi. Beberapa bukti untuk perubahan kimia akan melibatkan
perubahan energi yang terjadi dalam perubahan kimia, tetapi beberapa
bukti melibatkan fakta bahwa zat baru dengan sifat yang berbeda
terbentuk dalam perubahan kimia.
Pengamatan yang membantu mengindikasikan perubahan kimia meliputi:
a. Perubahan suhu (baik suhu naik atau turun)
b. Munculnya cahaya

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

16
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 17dari 64 27 Februari 2017

c. Perubahan warna yang tidak terduga (suatu zat dengan warna


berbeda dibuat, bukan hanya mencampurkan warna asli bersama-
sama)
d. Gelembung terbentuk
e. Aroma atau rasa yang berbeda
f. Bentuk padat jika dua cairan bening dicampur (mencari floatie -
secara teknis disebut endapan)

Perubahan Fisika
 tidak melibatkan terbentuknya zat-zat baru
 hanya menyebabkan terjadinya perubahan fasa
 sifat zat tidak berubah
 perubahan fisika umumnya disertai dengan perubahan energi yang
kecil
Perubahan fisik adalah perubahan di mana tidak ada ikatan yang putus
atau terbentuk. Ini berarti bahwa jenis senyawa atau unsur yang sama
yang ada di awal perubahan ada di akhir perubahan. Karena bahan akhir
sama dengan bahan awal, sifat (seperti warna, titik didih, dll) juga akan
sama. Perubahan fisik melibatkan perpindahan molekul, tetapi tidak
mengubahnya. Beberapa jenis perubahan fisik meliputi:
a. Perubahan wujud (perubahan dari padatan ke cair atau gas dan
sebaliknya)
b. Pemisahan campuran
c. Deformasi fisik (pemotongan, penyok, peregangan)
d. Membuat solusi (jenis campuran khusus)
Saat es batu meleleh, bentuknya berubah ketika ia memiliki kemampuan
untuk mengalir. Namun, komposisinya tidak berubah. Melting adalah
contoh perubahan fisik. Perubahan fisik adalah perubahan pada sampel
materi di mana beberapa sifat materi berubah, tetapi identitas materi
tidak. Ketika kita memanaskan air cair, itu berubah menjadi uap air.
Tetapi meskipun sifat fisiknya telah berubah, molekul-molekulnya persis
sama dengan sebelumnya. Kita masih memiliki masing-masing molekul

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

17
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 18dari 64 27 Februari 2017

air yang mengandung dua atom hidrogen dan satu atom oksigen yang
terikat secara kovalen. Ketika kita memiliki botol berisi campuran uang
dan nikel dan kami menyortir campuran sehingga kita memiliki satu
tumpukan uang dan tumpukan uang lain, kita belum mengubah identitas
uang atau uang logam - kita hanya memisahkan mereka menjadi dua
kelompok. Ini akan menjadi contoh perubahan fisik. Demikian pula, jika
kita memiliki selembar kertas, kita tidak mengubahnya menjadi sesuatu
selain selembar kertas dengan cara merobeknya. Sebelum dan sesudah
disobek, kertas tetap merupakan kertas.
Contoh: penguapan  air yang dipanaskan akan berubah menjadi uap air
pembekuanair yang didinginkan hingga 0oC akan berubah menjadi es
Jadi perubahan materi secara fisika meliputi perubahan tingkat wujud
materi seperti menguap, membeku, melarut, menghablur, dll.
Perubahan fisik selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai reversibel atau
ireversibel. Es batu yang meleleh bisa dibekukan, jadi pencairan adalah
perubahan fisik yang bisa dibalik. Perubahan fisik yang melibatkan
perubahan keadaan semuanya bersifat reversibel. Perubahan keadaan
lainnya termasuk penguapan (cair ke gas), pembekuan (cair ke padat),
dan kondensasi (gas ke cair). Melarutkan juga merupakan perubahan fisik
yang dapat dibalik. Ketika garam dilarutkan ke dalam air, garam tersebut
dikatakan telah memasuki kondisi berair. Garam dapat diperoleh kembali
dengan merebus air, menyisakan garam.
5. Klasifikasi Materi
1. Murni
a. Unsur, digambarkan sebagai zat-zat yang tidak dapat diuraikan
oleh perubahan kimia sederhana menjadi dua zat berlainan atau
lebih. Misalnya tembaga, perak, emas, belerang, karbon, fosforus.
b. Senyawa, digambarkan sebagai zat dengan susunan (komposisi)
tertentu yang dapat diuraikan oleh proses kimia sederhana menjadi
dua zat berlainan atau lebih. Misalnya garam dapur (natrium
klorida). Zat kristalin putih ini dapat diuraikan menjadi logam aktif
mengkilap (natrium) dan suatu gas kuning kehijauan danbersifat

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

18
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 19dari 64 27 Februari 2017

racun (klor). Sifat-sifat zat yang diperoleh dengan penguraian suatu


senyawa sama sekali tidak berhubungan dengan sifat senyawa
tersebut. Senyawa lain yang umum digunakan sehari-hari adalah
air, gula, alcohol, karbon dioksida, dan ammonia.

2. Campuran, adalah bahan yang mengandung dua zat berlainan atau lebih
yang bercampur kurang lebih dengan karib. Suatu campuran tidak
memiliki perangkat sfat yang unik, sifatnya adalah sifat zat-zat
penyusunnya. Misalnya udara, merupakan campuran gas, tersusun
terutama dari nitrogen, oksigen, argon, uap air, dan karbon dioksida.
Masing-masing penyusun tersebut memperagakan sifat-sifatnya yang
unik dalam campuran itu. Pada umumnya, campuran dapat dipisahkan
dengan proses fisika, bukan kimia. Misalnya ketika temperature udara
diturunkan, uap air cenderung memisahkan diri dalam bentuk cairan atau
zat padat yakni embun atau es (frost). Bila suhu diturunkan lebih lanjut,
karbon dioksida akan membeku dan selanjutnya komponen-komponen
udara lainnya akan mencair. Jika udara cair dididihkan dengan hati-hati,
campuran tersebut dapat dipisahkan karena tiap komponen cenderung
mendidih dalam jangka temperature tertentu, tergantung pada titik
didihnya. Metode pemisahan zat dalam campuran cairan dengan cara
dididihkan disebut distilasi.
Gambar di bawah menunjukkan peralatan distilasi sederhana yang
digunakan untuk memisahkan campuran biasa yang mengandung
campuran bertitik didih rendah seperti air, etil alcohol, atau eter dan suatu
komponen bertitik didih tinggi seperti natrium klorida, gula, atau gliserin.
Campuran (larutan) homogen dapat dipisahkan menjadi zat-zat
komponennya dengan proses fisik yang bergantung pada perbedaan
dalam beberapa sifat fisik, seperti perbedaan dalam titik didihnya. Dua
metode pemisahan ini adalah penyulingan dan kristalisasi. Distilasi
memanfaatkan perbedaan volatilitas, ukuran seberapa mudah suatu zat
dikonversi menjadi gas pada suhu tertentu. Alat distilasi sederhana untuk
memisahkan campuran zat, paling tidak salah satunya adalah cairan.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

19
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 20dari 64 27 Februari 2017

Komponen yang paling mudah menguap mendidih terlebih dahulu dan


terkondensasi kembali menjadi cairan dalam kondensor berpendingin air,
dari mana ia mengalir ke dalam labu penerima. Jika larutan garam dan air
disuling, misalnya, komponen yang lebih mudah menguap, air murni,
terkumpul dalam labu penerima, sedangkan garam tetap dalam labu
destilasi.

Campuran dua atau lebih cairan dengan titik didih berbeda dapat
dipisahkan dengan alat distilasi yang lebih kompleks. Salah satu contoh
adalah pemurnian minyak mentah menjadi berbagai produk yang
bermanfaat: bahan bakar penerbangan, bensin, minyak tanah, bahan
bakar diesel, dan minyak pelumas (dalam urutan perkiraan penurunan
volatilitas). Contoh lain adalah penyulingan arak alkohol seperti brendi
atau wiski.
Contoh lain untuk menggunakan sifat fisik untuk memisahkan campuran
adalah penyaringan. Filtrasi adalah salah satu dari berbagai operasi
mekanis, fisik atau biologis yang memisahkan padatan dari cairan (cairan
atau gas) dengan menambahkan media yang hanya dapat dilewati oleh
fluida. Cairan yang melewati disebut filtrat. Ada banyak metode
penyaringan yang berbeda; semua bertujuan untuk mencapai pemisahan
zat. Pemisahan dicapai dengan beberapa bentuk interaksi antara

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

20
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 21dari 64 27 Februari 2017

substansi atau objek yang akan dihapus dan filter. Substansi yang harus
melewati filter harus berupa cairan, yaitu cairan atau gas. Metode
penyaringan bervariasi tergantung pada lokasi bahan yang ditargetkan,
yaitu apakah dilarutkan dalam fase fluida atau tersuspensi sebagai
padatan.
Dalam menggambarkan penampilan bahan, campuran dibedakan
menjadi campuran homogen dan campuran heterogen.
a. Homogen, merujuk pada bahan dimana tidak ada bagian-bagian yang
dapat dibedakan satu dari yang lain, bahkan dengan mikroskop, misalnya
larutan gula (gula dalam air).
b. Heterogen, merujuk pada bahan dimana terdapat bahan-bahan yang
Nampak berlainan, misalnya campuran bubuk garam dan merica.
Campuran heterogen adalah campuran tidak seragam dimana komponen
terpisah dan komposisinya bervariasi. Berbeda dengan campuran
homogen, campuran heterogen dapat dipisahkan melalui proses fisik.
Contoh dari proses fisik yang digunakan adalah penyaringan, yang dapat
dengan mudah memisahkan pasir dari air dalam campuran air-pasir
dengan menggunakan kertas saring. Beberapa contoh lagi dari campuran
heterogen termasuk saus salad, batu, dan campuran minyak dan air.
Campuran heterogen yang melibatkan setidaknya satu fluida juga disebut
campuran suspensi dan terpisah jika dibiarkan berdiri cukup lama.
Pertimbangkan ide untuk mencampur minyak dan air bersama-sama.
Terlepas dari jumlah waktu yang dihabiskan untuk mengocok keduanya,
akhirnya campuran minyak dan air akan terpisah dengan minyak yang
naik ke bagian atas campuran karena kepadatannya yang lebih rendah.
Campuran yang berada di antara larutan dan campuran heterogen
disebut suspensi koloid (atau hanya koloid). Suatu campuran dianggap
koloid jika biasanya tidak terpisah secara spontan atau mengendap
seiring berjalannya waktu dan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dengan
menyaring melalui kertas saring yang khas. Ternyata campuran itu
koloidal dalam perilakunya jika satu atau lebih dimensi panjang, lebar,
atau ketebalannya berada dalam kisaran 1-1000 nm. Campuran koloid

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

21
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 22dari 64 27 Februari 2017

juga dapat dikenali dengan menyinari seberkas cahaya melalui


campuran. Jika campuran itu koloid, berkas cahaya akan tersebar
sebagian oleh partikel berukuran nanometer dan dapat diamati oleh
penonton. Ini dikenal sebagai efek Tyndall. Dalam kasus efek Tyndall,
beberapa cahaya tersebar sejak panjang gelombang cahaya dalam
kisaran yang terlihat, sekitar 400 nm hingga 700 nm, bertemu dengan
partikel berukuran koloid yang ditangguhkan dengan ukuran yang hampir
sama. Sebaliknya, jika berkas cahaya dilewatkan melalui larutan,
pengamat yang berdiri pada sudut yang tepat terhadap arah sinar akan
melihat tidak ada cahaya yang dipantulkan baik dari unit formula zat
terlarut atau pelarut yang membentuk solusi karena partikel zat terlarut
dan pelarut jauh lebih kecil dari panjang gelombang cahaya tampak yang
diarahkan melalui larutan.

Solusi: molekul ~ berukuran 0,1-2 nm


Koloid: molekul ~ 2-1000 nm
Suspensi: molekul lebih besar dari ~ 1000 nm
6. Pengertian Energi
Energi suatu benda atau sistem adalah kemampuan benda atau
sistem itu melakukan kerja. Tiap perubahan, kimia maupun fisika,
melibatkan perubahan energi. Seseorang yang mengangkat sebuah
benda ke atas berarti melakukan usaha gerak melawan gaya tarik
bumi atau gravitasi. Usaha gerak melawan hambatan tersebut
merupakan kerja yang menggunakan energi.
Energi dapat memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat yang
lain. Energi dapat mempunyai berbagai bentuk, misalnya energi
panas, energi listrik, energi radiasi, energi kimia, dan energi nuklir.
Energi dapat berubah bentuk. Perubahan bentuk energi ini disebut
transformasi energi. Misalnya, energi potensial pada angin dapat
memutar kincir sehingga menghasilkan energi listrik. Walaupun energi
dapat berubah bentuk menjadi nergi lain yang setara, namun energi

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

22
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 23dari 64 27 Februari 2017

tidak dapat dimusnahkan maupun diciptakan. Hal tersebut dikenal


dengan Hukum Kekekalan Energi.
1. Energi Mekanik
Energi mekanik tersusun atas energi potensial dan energi kinetic. Jumlah
kedua energi tersebut dinamakan energi mekanik. Setiap benda, baik
dalam keadaan diam maupun bergerak, memiliki energi. Energi yang
tersimpan dalam air yang dibendung pada sebuah waduk bersifat tidak
aktif, disebut sebagai energi potensial. Bila waduk dibuka, air mengalir
dengan deras, energi air menjadi aktif, yaitu energi kinetic. Air waduk
tersebut mempunyai energi potensial karena letaknya. Makin tinggi letak
air waduk terhadap permukaan air laut, makin besar energi potensialnya.
Secara matematis, besarnya energi potensial dapat dirumuskan sebagai:

Dimana: m = massa benda


◦ g = gravitasi bumi
◦ h = jarak ketinggian
Energi kinetic tergantung ada massa maupun kecepatan. Suatu
perubahan dalam kecepatan suatu benda yang bergerak
mempengaruhi energi kinetic lebih banyak daripada massa benda itu,
karena energi kinetic berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan.
Sebagai ilustrasi, tiga mobil yang identic bergerak dengan kecepatan
masing-masing 20, 40, dan 60 km/jam. Maka energi kinetic
berbanding sebagai 12 : 22 : 32 = 1 : 4 : 9. Diperlukan kerja yang 9 kali
lebih besar untuk menghentikan mobil ketiga dibandingkan untuk
mobil pertama. Sementara, jika massanya dilipatkan tiga sementara
kecepatannya tetap, energi kinetic tersebut hanya meningkat tiga kali.
Artinya energi kinetic berbanding lurus dengan massa. Besarnya
energi kinetic dirumuskan sebagai:

Dimana: V= kecepatan gerak benda

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

23
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 24dari 64 27 Februari 2017

Jika diasumsikan semua energi kinetic dapat diubah menjadi energi


panas, berapakah kenaikan temperature, T, dari suatu tetes air hujan
yang menabrak sesuatu benda & berhenti bila bobotnya 0.22 g dan
kecepatannya 41 m/s?

Untuk air diperlukan 4.184 J untuk menaikkan temperature 1 K dari 1 g,


maka untuk tetesan air hujan

2. Energi Panas
Energi panas sering disebut sebagai kalor. Pemberian panas kepada
suatu benda dapat menyebabkan kenaikan suhu benda tersebut, bahkan
kadang-kadang dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan
ukuran atau volume benda tersebut. Pada waktu merebus air, energi
panas (yang dapat berasal dari kayu bakar, minyak tanah, lpg, maupun
listrik) diberikan kepada air sehingga suhu air naik. Jika pemberian energi
panas diteruskan sampai suhu air mencapai titik didihnya, maka air akan
menguap dan berubah bentuk menjadi uap air.
3. Energi Magnetik
Setiap magnet mempunyai 2 macam kutub, yaitu kutub magnet positif
dan kutub magnet negative. Jika dua batang magnet saling didekatkan
kutub-kutubnya maka akan saling tolak menolak apabila dua kutub yang

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

24
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 25dari 64 27 Februari 2017

didekatkan tersebut sejenis. Sementara jika dua kutub yang didekatkan


berlainan maka akan saling Tarik menarik.
Kedua kutub magnet terrsebut memiliki kemampuan untuk saling
melakukan gerakan. Kemampuan itu adalah energi yang tersimpan,
disebut sebagai energi magnetic. Makin besar energi magnetic, makin
besar pula gaya yang bisa ditimbulkan oleh magnet tersebut.
4. Energi Listrik
Energi listrik merupakan jenis energi yang dikaitkan dengan lewatnya
arus listrik.
Benda-benda di alam mengandung muatan listrik sebagai akibat dari
gesekan benda-benda tersebut. Beberapa benda mengalami penimbunan
muatan listrik saat udara kering.
Energi listrik diubah menjadi nergi cahaya dalam sebuah lampu listrik,
menjadi energi panas dalam suatu kompor listrik, menjadi energi
mekanika dalam starter sebuah mobil.
5. Energi Radiasi
Energi radiasi merupakan jenis energi yang dikaitkan dengan cahaya
biasa, sinar X, gelombang radio, dan sinar infra merah. Energi radiasi
juga disebut radiasi elektro magnetic. Semua radiasi semacam ini
merambat dalam ruang dengan kecepatan 3x10 8 m/s.
6. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang dimilik suatu zat karena keadaan
kimianya. Energi kimia dapat diubah menjadi energi lain bila materi
mengalami perubahan dengan jenis yang sesuai. Misalnya bila batubara
atau bensin terbakar, atau makanan terbakar dalam sel-sel tubuh, terjadi
perubahan energi kimia menjadi energi panas. Sebaliknya, semua jenis
energi dapat diubah menjadi energi kimia oleh suatu perubahan yang
sesuai jenisnya. Energi radiasi dari matahari diubah menjadi energi kimia
dalam suatu pohon jagung.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

25
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 26dari 64 27 Februari 2017

D. Rangkuman
Semua materi memiliki massa dan menempati ruang. Semua benda fisik
terbuat dari materi. Materi itu sendiri terdiri dari blok bangunan kecil yang
dikenal sebagai "atom". Hanya ada 118 jenis atom yang diketahui
manusia. Seringkali, atom terikat bersama untuk membentuk "molekul".
Sifat fisika adalah karakteristik suatu zat yang dapat diamati atau diukur
tanpa mengubah identitas zat. Sifat fisik meliputi warna, kerapatan,
kekerasan, dan titik leleh serta titik didih. Properti kimia menjelaskan
kemampuan suatu zat untuk mengalami perubahan kimia tertentu. Untuk
mengidentifikasi properti kimia, kami mencari perubahan kimia.
Perubahan kimia selalu menghasilkan satu atau lebih jenis materi yang
berbeda dari materi yang ada sebelum perubahan. Pembentukan karat
adalah perubahan kimia karena karat adalah jenis yang berbeda dari zat
besi, oksigen, dan air yang ada sebelum karat terbentuk.

E. Pertanyaan/Diskusi
1. Jelaskan mengenai ciri-ciri terjadinya perubahan kimia dan perubahan
fisika
2. Sebutkan contoh peristiwa perubahan kimia dan perubahan fisika

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

26
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 27dari 64 27 Februari 2017

BAB III
KONSEP MOL

A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai konsep mol. Pada bagian awal
akan dijelaskan mengenai pengertian mol dan jumlah partikel.
Selanjutnya akan dibahas mengenai massa molar, jumlah partikel, dan
hubungan antara massa molar, massa zat, serta volume.

B. Capaian pembelajaran matakuliah


1. Menentukan jumlah satuan mol dan jumlah terkait nomor Avogadro
2. Menjelaskan hubungan antara massa, mol, dan jumlah atom atau
molekul, dan lakukan perhitungan yang berasal dari jumlah ini satu
sama lain

C. Isi Materi perkuliahan


1. Pengertian Mol
Identitas suatu zat didefinisikan tidak hanya oleh jenis atom atau ion
yang dikandungnya, tetapi oleh jumlah masing-masing jenis atom
atau ion. Sebagai contoh, air, H 2O, dan hidrogen peroksida, H2O2,
sama karena molekulnya masing-masing terdiri dari atom hidrogen
dan oksigen. Namun, karena molekul hidrogen peroksida
mengandung dua atom oksigen, berbeda dengan molekul air, yang
hanya memiliki satu, kedua zat tersebut memiliki sifat yang sangat
berbeda. Saat ini, peran instrumen canggih memungkinkan
pengukuran langsung dari ciri-ciri mikroskopis yang menentukan ini;
Namun, sifat-sifat yang sama pada awalnya berasal dari pengukuran
sifat makroskopik (massa dan volume jumlah massal materi)
menggunakan alat yang relatif sederhana (keseimbangan dan gelas
volumetrik). Pendekatan eksperimental ini membutuhkan pengenalan

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

27
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 28dari 64 27 Februari 2017

unit baru untuk jumlah zat, mol, yang tetap diperlukan dalam ilmu
kimia modern.
Mol adalah satuan jumlah yang mirip dengan satuan yang dikenal
seperti pasangan, lusin, gross, dll. Mol memberikan ukuran spesifik
jumlah atom atau molekul dalam sampel materi yang banyak. Satu
mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung jumlah entitas
diskrit yang sama (seperti atom, molekul, dan ion) seperti jumlah atom
dalam sampel 12C murni dengan berat tepat 12 g. Satu konotasi Latin
untuk kata "mol" adalah "massa besar" atau "massal," yang konsisten
dengan penggunaannya sebagai nama untuk unit ini. Mol
memberikan hubungan antara sifat makroskopik yang mudah diukur,
massa ruah, dan sifat fundamental yang sangat penting, jumlah atom,
molekul, dan sebagainya.

Jumlah entitas yang menyusun mol telah ditentukan secara


eksperimental menjadi 6.02214179 × 10 23, sebuah konstanta
fundamental bernama bilangan Avogadro (NA) atau konstanta
Avogadro untuk menghormati ilmuwan Italia Amedeo Avogadro.
Konstanta ini dilaporkan dengan benar dengan unit eksplisit "per mol,"
versi yang dibulatkan menjadi 6.022 × 1023 / mol.
Konsisten dengan definisinya sebagai satuan jumlah, 1 mol elemen
apa pun mengandung jumlah atom yang sama dengan 1 mol elemen
lainnya. Akan tetapi massa 1 mol elemen berbeda, karena massa
atom individu berbeda secara drastis. Massa molar suatu unsur (atau
senyawa) adalah massa dalam gram 1 mol zat itu, suatu properti yang
dinyatakan dalam satuan gram per mol (g / mol)
Bilangan Avogadro, 6.022 x 1023 menggambarkan jumlah partikel
penyusun, baik atom maupun molekul, yang terkandung dalam 1 mol
zat.
Mol merupakan unit pengukuran jumlah zat. Didefinisikan sebagai
jumlah zat kimia, baik atom, molekul, ion, maupun electron yang

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

28
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 29dari 64 27 Februari 2017

sebanding dengan jumlah atom dalam 12 g karbon, yaitu banyaknya


zat dalam 6.022 x 1023 satuan zat.
Karena definisi satuan mol dan satuan massa atom didasarkan pada
zat referensi yang sama, 12C, massa molar dari zat apa pun secara
numerik setara dengan berat atom atau rumusnya dalam amu.
Menurut definisi amu, atom 12C tunggal memiliki berat 12 amu
(massa atomnya adalah 12 amu). Menurut definisi mol, 12 g 12C
mengandung 1 mol atom 12C (massa molar-nya adalah 12 g / mol).
Hubungan ini berlaku untuk semua elemen, karena massa atomnya
diukur relatif terhadap zat referensi-amu, 12C. Memperluas prinsip ini,
massa molar suatu senyawa dalam gram juga secara numerik setara
dengan massa rumusnya dalam amu.
Sementara massa atom dan massa molar secara numerik setara,
perlu diingat bahwa mereka sangat berbeda dalam hal skala, seperti
yang diwakili oleh perbedaan besar dalam besaran unit masing-
masing (amu versus g). Untuk membayangkan besarnya mol,
pertimbangkan setetes air setelah hujan. Meskipun ini hanya mewakili
sebagian kecil dari 1 mol air (~ 18 g), ia mengandung lebih banyak
molekul air daripada yang dapat dibayangkan dengan jelas. Jika
molekul-molekul itu didistribusikan secara merata di antara sekitar
tujuh miliar orang di bumi, setiap orang akan menerima lebih dari 100
miliar molekul.
2. Penentuan Jumlah Mol
Hubungan antara massa rumus, mol, dan bilangan Avogadro dapat
diterapkan untuk menghitung berbagai kuantitas yang
menggambarkan komposisi zat dan senyawa. Sebagai contoh, jika
kita mengetahui massa dan komposisi kimia suatu zat, kita dapat
menentukan jumlah mol dan menghitung jumlah atom atau molekul
dalam sampel. Demikian juga, jika kita mengetahui jumlah mol suatu
zat, kita dapat memperoleh jumlah atom atau molekul dan
menghitung massa zat tersebut.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

29
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 30dari 64 27 Februari 2017

Satuan ini umum digunakan untuk menunjukkan jumlah reaktan dan


produk dalam suatu reaksi kimia. Misalnya pada reaksi pembentukan
air. 2 mol hydrogen bereaksi dengan 1 mol oksigen membentuk 2 mol
air.
2H2 + O2  2H2O
Bobot 1 mol zat disebut bobot molar. Bobot molar suatu zat dalam
gram secara numeris sama dengan bobot molekul dalam satuan
massa atom. Contoh-contoh ditunjukkan pada tabel berikut.
Volume gas sangat dipengaruhi oleh tekanan (P) dan temperatur (T).
Pada keadaan STP (Standard Temperature Pressure) yaitu pada
suhu 00C dan tekanan 1 atmosfer, maka volume satu mol gas
sembarang adalah 22.4 liter.

Nama Rumus Bobot Molekul (sma) Bobot Molar (g)

Nitrogen N2 28.0 28.0

Nitrogen atom N 14.0 14.0

Perak Ag 108 108

Metanol CH3OH 32.0 32.0

Natrium klorida NaCl 58.4 58.4

Barium klorida BaCl2 208 208

Amonium sulfat (NH4)2SO4 132 132

Contoh:
Tentukan jumlah mol yang terdapat pada
1. 140 g nitrogen
2. 438 g sodium klorida
Pembahasan
Menentukan mol jika diketahui massa zat

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

30
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 31dari 64 27 Februari 2017

1. n =

n=
Contoh:
Tentukan jumlah partikel yang terdapat pada
1. 5 mol nitrogen
2. 7.5 mol sodium klorida
Pembahasan
Menentukan jumlah partikel jika diketahui jumlah mol zat

1. Jumlah partikel = 5 x = 3.011


Contoh:
Jika pada STP volume dari 4.25 g gas adalah 2.8 liter, berapa massa
molekul relative gas tersebut? Pada STP diketahui Vm adalah 22.4 liter.

Pada persamaan:
Mg + 2HCl  MgCl2 + H2
Apabila terbentuk 0.224 l gas H2 dalam keadaan standar, maka massa H2
yang terjadi adalah:

Contoh:
Berapa jumlah mol atom potassium yang terdapat dalam 3.04 g
potassium ? Diketahui massa atom relative potassium adalah 39.1 g/mol

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

31
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 32dari 64 27 Februari 2017

Berapa massa dari 10.78 mol kalsium jika diketahui massa atom
relatifnya adalah 40.08 g/mol ?
Massa = n x AR = 10.78 x 40.08 = 432.1 g
Berapa jumlah atom yang terdapat dalam 3.5 g sodium jika diketahui
massa atom relatifnya adalah 22.98 g/mol ?

D. Rangkuman
Satuan jumlah yang umum untuk mengekspresikan jumlah atom atau
molekul yang sangat besar adalah mol. Pengukuran eksperimental telah
menentukan jumlah entitas yang menyusun 1 mol zat menjadi 6.022 ×
1023, jumlah yang disebut bilangan Avogadro. Massa dalam gram 1 mol
zat adalah massa molarnya. Karena penggunaan zat referensi yang sama
dalam mendefinisikan satuan massa atom dan mol, massa rumus (amu)
dan massa molar (g / mol) untuk setiap zat adalah setara secara numerik
(misalnya, satu molekul H2O beratnya sekitar 18 amu dan 1 mol molekul
H2O beratnya sekitar 18 g).

E. Pertanyaan/Diskusi
1. Hitung massa dari 4,48 liter gas C2H2 yang diukur pada keadaan
standar!
2. Berapa kuantitas (dalam mol) gas hidrogen yang volumenya 6,72 liter,
jika diukur pada suhu 0 °C dan tekanan 1 atm?

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

32
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 33dari 64 27 Februari 2017

BAB IV
LARUTAN

A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai larutan. Pada bagian awal akan
dijelaskan mengenai pengertian dan jenis-jenis larutan. Selanjutnya akan
dibahas mengenai satuan-satuan untuk menyatakan konsentrasi larutan.

B. Capaian pembelajaran matakuliah


1. Mendefinisikan istilah-istilah larutan, zat terlarut, dan pelarut.
2. Membedakan larutan, campuran, dan koloid.
3. Menjelaskan berbagai jenis larutan.

C. Isi Materi perkuliahan


1. Pengertian Larutan
Sebelumnya telah didefinisikan larutan sebagai campuran homogen, yang
berarti bahwa komposisi campuran (dan karenanya sifat-sifatnya)
seragam di seluruh volume. Larutan sering terjadi di alam dan juga telah
diimplementasikan dalam banyak bentuk teknologi buatan manusia. Kita
akan mengeksplorasi perawatan yang lebih menyeluruh dari sifat-sifat
larutan dalam bab tentang solusi dan koloid, tetapi di sini kita akan
memperkenalkan beberapa sifat dasar larutan.
Jumlah relatif dari komponen larutan yang diberikan dikenal sebagai
konsentrasi. Seringkali, meskipun tidak selalu, suatu larutan mengandung
satu komponen dengan konsentrasi yang secara signifikan lebih besar
daripada semua komponen lainnya. Komponen ini disebut pelarut dan
dapat dilihat sebagai media di mana komponen lain tersebar, atau
dilarutkan. Larutan dimana pelarutnya adalah air, tentu saja, sangat
umum di planet kita. Suatu larutan dimana air adalah pelarut disebut
larutan aquoeus.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

33
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 34dari 64 27 Februari 2017

Suatu zat terlarut adalah komponen dari suatu larutan yang biasanya
hadir pada konsentrasi yang jauh lebih rendah daripada pelarut.
Konsentrasi zat terlarut sering digambarkan dengan istilah kualitatif
seperti encer (dengan konsentrasi yang relatif rendah) dan terkonsentrasi
(dengan konsentrasi yang relatif tinggi).
Larutan adalah campuran fase cair yang homogen, baik dari molekul,
atom, ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Campuran  susunannya dapat berubah-ubah.
Homogen  susunannya seragam sehingga tidak dapat terlihat bagian-
bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optic.
Campuran heterogen  permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi
antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah.
Larutan tersusun atas pelarut (solvent) yang berupa cairan dan zat
terlarut (solute) yang dapat berupa gas, cairan, maupun zat padat.
Umumnya, zat dengan kuantitas lebih kecil merupakan zat terlarut.
Contoh: campuran etil alcohol dan air dengan rasio 1:1, baik alcohol
maupun air dapat disebut sebagai zat terlarut.
Sirop yang terdiri dari 80% gula dan 20% air, air dinyatakan sebagai
pelarut karena air tetap mempertahankan keadaan fisiknya, sementara
gula mengalami perubahan fisik.
Jenis-Jenis larutan
Pada tingkat molekuler, molekul dan ion zat terlarut sepenuhnya
tercampur dengan dan berinteraksi dengan zat-zat pelarut ketika zat
terlarut larut dalam pelarut. Jenis pencampuran ini homogen karena tidak
ada batas yang terlihat di seluruh larutan. Dalam suatu campuran,
perbedaan mungkin ada antara daerah atau bagian dari keseluruhan
sistem. Materi terdiri dari tiga bagian: padat, cair, dan gas. Larutan bisa
berada di semua bagian ini:
a. Campuran gas biasanya homogen dan semua campuran gas adalah
larutan gas-gas. Untuk perlakuan kuantitatif jenis larutan ini, kami
akan mencurahkan satu unit untuk gas. Atmosfer adalah larutan gas
yang terdiri dari nitrogen, oksigen, argon, karbon dioksida, air,

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 35dari 64 27 Februari 2017

metana, dan beberapa komponen kecil lainnya, tetapi kandungan air


dan karbon dioksida dapat bervariasi tergantung pada suhu dan
tempat.
b. Ketika molekul gas, padat atau cair didispersikan dan dicampur
dengan cairan, keadaan homogen (seragam) disebut larutan cair. Zat
padat, cair dan gas larut dalam cairan untuk membentuk larutan cair.
Secara umum, istilah larutan dan larutan cair bersinonim. Larutan gas
dan cairan telah menarik perhatian sebagian besar ahli kimia,
sementara para ilmuwan dan insinyur material lebih tertarik pada
pembuatan dan sifat-sifat larutan padat.
c. Banyak paduan, keramik, dan campuran polimer adalah larutan padat.
Dalam rentang tertentu, tembaga dan seng larut satu sama lain dan
mengeras untuk memberikan larutan padat yang disebut kuningan.
Perak, emas, dan tembaga membentuk banyak paduan berbeda
dengan warna dan penampilan yang unik. Paduan dan larutan padat
sangat penting dalam dunia material.
Suspensi
Ambillah gelas berisi air, masukkan pasir, aduk. Setelah diaduk, apakah
terbentuk larutan? Pasir tidak dapat larut dalam air, walaupun campuran
tersebut tampak homogen dalam beberapa waktu, sedikit demi sedikit
pasir akan tenggelam ke dasar gelas.
Suspensi merupakan campuran heterogen dimana ukuran partikelnya
lebih besar dari 1000 nm, sebagian partikel akan mengendap di bagian
dasar campuran. Suspensi tampak keruh dan merupakan sistem multi
fase. Partikel dalam suspensi berukuran jauh lebih besar dibanding zat
terlarut dalam larutan sehingga dapat mengendap oleh gaya gravitasi.
Tidak seperti pada larutan, partikel dalam suspense dapat dilihat dengan
mata telanjang. Selain itu, partikel yang terdispersi dalam suspense dapat
dipisahkan dari media pendispersi dengan proses penyaringan. Suspensi
tergolong ke dalam campuran heterogen karena bahan-bahan dalam
campuran tidak selamanya terdispersi dengan seragam jika tidak terus

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

35
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 36dari 64 27 Februari 2017

diaduk. Contoh lain dari suspensi adalah campuran terigu dengan air,
tanah liat dengan air, dan air sungai yang keruh.
Koloid
Koloid merupakan campuran heterogen dimana ukuran partikel penyusun
berada di antara larutan dan suspense, yaitu sekitar 1 – 1000 nm. Asap
pembakaran merupakan contoh sistem koloid dimana padatan partikel
halus melayang di udara. Seperti halnya pada larutan, partikel pada
koloid terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Partikel
tersebut dapat melewati kertas filter. Namun partikel koloid terlalu besar
untuk dapat melewati kertas perkamen atau membran.
Partikel pada koloid tersebar secara merata dalam medium pendispersi
yang dapat berupa padat, cair, maupun gas. Karena pertikel terdispersi
pada koloid tidak sebesar partikel terdispersi pada suspense, maka
partikel tersebut tidak akan mengendap walaupun didiamkan selama
waktu tertentu. Cntoh koloid antara lain santan, susu, jelly. Tabel berikut
merangkum sifat dan perbedaan larutan, koloid, dan suspensi.
Larutan Koloid Suspensi
Homogen Heterogen Heterogen
Ukuran partikel: > 1000
Ukuran partikel: 1-1000 nm,
Ukuran partikel: 0.01-1 nm; nm, partikel tersuspensi;
partikel terdispersi; molekul
atom, ion, atau molekul partikel besar atau
atau aggregat
aggregat
Tidak terpisah dalam Tidak terpisah dalam Partikel mengendap ketika
kedudukannya kedudukannya didiamkan
Tidak dapat dipisahkan Tidak dapat dipisahkan Dapat dipisahkan melalui
melalui proses filtrasi melalui proses filtrasi proses filtrasi
Dapat menghamburkan
Tidak dapat Dapat menghamburkan
cahaya atau menjadi
menghamburkan cahaya cahaya (efek Tyndall)
buram

Macam-macam larutan

No. Zat Terlarut Pelarut Contoh


1 Padat Padat Alloy seperti kuningan, perunggu, tembaga, emas

2 Cair Padat Amalgam merkuri dengan logam

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

36
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 37dari 64 27 Februari 2017

3 Gas Padat Gas hydrogen dalam logam palladium, batu apung

4 Padat Cair Iodine dalam CCl4; asam benzoat dalam C6H6, gula
dalam air
5 Cair Cair Ethanol dalam air

6 Gas Cair Oksigen, karbondioksida dalam air


7 Padat Gas Iodine di udara

8 Cair Gas Chloroform dalam nitrogen

9 Gas Gas Udara, campuran gas non-reaktif

Larutan aqueous: larutan dengan pelarut air


Larutan non-aqueous: larutan dengan pelarut selain air
Konsentrasi larutan: jumlah zat terlarut yang dilarutkan di dalam sejumlah
pelarut
Larutan encer: larutan yang mengandung zat terlarut dengan konsentrasi
rendah
Larutan pekat: larutan yang mengandung zat terlarut dengan konsentrasi
tinggi

Kelarutan
Jumlah maksimum suatu zat yang dilarutkan dalam volume pelarut
tertentu disebut kelarutan. Seringkali, kelarutan dalam air dinyatakan
dalam gram / 100 mL. Misalnya, kelarutan beberapa zat umum diberikan
dalam Tabel Kelarutan. Suatu larutan yang telah mencapai kelarutan
maksimum disebut larutan jenuh. Seringkali, fase lain seperti gas, cairan,
atau padatan zat terlarut hadir dan bersentuhan dengan larutan. Secara
umum, tidak ada perubahan bersih dalam jumlah zat terlarut, tetapi
sistem tidak statis. Bahkan, zat terlarut secara konstan dibubarkan dan
disetor pada tingkat yang sama. Fenomena seperti itu disebut
keseimbangan.
Aturan umum solubilitas larutan dikenal dengan nama “like dissolves like”
yaitu suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

37
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 38dari 64 27 Februari 2017

lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar, misalnya garam
dalam air; sementara suatu zat non polar akan larut pada pelarut yang
non polar, misalnya Iodine dalam CCl4.
Air bersifat polar sehingga dapat larut dalam hampir semua pelarut polar.
Konstanta dielektrik air besar jadi dapat menurunkan gaya tarik antara ion
zat terlarut dan menahannya agar tetap terpisah satu sama lain. Air
merupakan media yang baik untuk mengionisasi zat terlarut sehingga
disebut pelarut universal.
Jika fase lain tidak ada, larutan mungkin tidak jenuh atau jenuh. Karena
apa yang dapat dikaitkan dengan faktor kinetik, larutan mungkin tetap
jenuh untuk waktu yang lama. Sodium asetat memiliki kelarutan yang
sangat tinggi pada 270 K. Faktanya, Sodium asetat dapat larut dalam air
kristalisasi yang mirip dengan peleburan. Ketika didinginkan, larutan
seperti itu tetap dalam kondisi meta-stable. Ketika kristal pembenihan
hadir atau mulai karena permukaan media lain, seluruh larutan akan
mengeras. Selama proses kristalisasi, panas berevolusi, dan larutan
menjadi hangat. Dengan demikian, solusi seperti itu, ketika dikemas
dengan benar, telah digunakan sebagai paket penghangat tangan untuk
pemain ski.

Salah satu klasifikasi bahan yang berguna adalah polaritas. Zat seperti
H2, O2, N2, CH4, CCl4 dll disebut senyawa non-polar, sedangkan H2O,
NH3, CH3OH, NO, CO, HCl, H2S, PH3 dll disebut senyawa polar.
Material polar melarutkan material polar sedangkan material non-polar
akan bercampur dan menjadi larutan sejati. Faktor tambahan yang perlu
dipertimbangkan adalah ikatan hidrogen. Sebagai contoh, etanol dan air
sepenuhnya larut dalam proporsi apa pun karena ikatan hidrogen yang
luas di antara molekul-molekulnya.
Elektrolit atau zat ionik larut dalam air karena hidrasi. Karena polaritas
kuat molekul air, ion positif dan negatif terdorong terpisah. Secara umum,
ion dengan ukuran yang masuk akal diyakini memiliki enam molekul air di
sekitarnya, tetapi molekul air ini mudah ditukar dengan molekul air.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

38
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 39dari 64 27 Februari 2017

Faktor lain seperti suhu dan tekanan juga mempengaruhi kelarutan suatu
pelarut. Jadi, dalam menentukan kelarutan, kita harus mengetahui faktor-
faktor tersebut.
Sifat Koligatif Larutan
Sifat larutan yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan dan bukan pada sifat partikel zat terlarut disebut
dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini digunakan untuk menentukan
massa molekul zat terlarut non elektrolit. Persamaan diturunkan dengan
mengukur sifat koligatif larutan encer dengan konsentrasi kurang dari
sama dengan 0.2M. Sifat koligatif larutan meliputi:

a. Penurunan tekanan uap

Semua cairan cenderung mengalami evaporasi. Fase gas suatu


material disebut sebagai uap. Jika gaya tarik-menarik intermolekuler
lemah, maka cairan mudah menguap dan disebut sebagai cairan mudah
menguap (volatile liquids). Etil alcohol dan aseton merupakan contoh
cairan mudah menguap. Pelumas tergolong cairan yang agak mudah
menguap sebagai pengaruh gaya tarik intermolekulernya yang kuat.

Pada bejana terbuka, cairan berevaporasi melepaskan uapnya.


Proses evaporasi terus berjalan walaupun bejana ditutup, namun uap
tidak terlepas keluar. Molekul cairan terlepas dari permukaan cairan
menuju ke atas permukaan cairan. Molekul uap terus bergerak secara
acak. Terjadi tumbukan antar uap, antara uap dengan dinding wadah,
serta dengan permukaan cairan kemudian kembali ke fase cair. Proses
evaporasi balik ini dikenal dengan nama kondensasi. Setelah selang
waktu tertentu, maka akan terjadi kesetimbangan antara cairan dan uap.
Pada tahap ini, laju evaporasi sebanding dengan laju kondensasi.
Tekanan yang dihasilkan oleh uap pada fase tersebut dinamakan tekanan
uap yang nilainya berbanding lurus dengan suhu. Semakin tinggi suhu,
semakin besar tekanan uap yang terjadi. Jika pemanasan dilakukan pada
atmosfer terbuka maka tekanan eksternalnya adalah tekanan atmosfer.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

39
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 40dari 64 27 Februari 2017

Jadi tekanan uap dapat didefinisikan sebagai tekanan yang


dihasilkan oleh fase gas ketika mencapai kondisi kesetimbangan. Tekanan
uap pelarut cair akan turun ketika bercampur dengan zat terlarut yang
tidak mudah menguap (non-volatile). Molekul pelarut yang mudah
menguap akan menempati seluruh area permukaan pelarut murni. Pada
larutan dengan zat terlarut yang tidak mudah menguap, area permukaan
tidak sepenuhnya ditempati oleh pelarut namun sebagian ditempati oleh
zat terlarut. Jadi laju penguapan larutan lebih rendah dibanding pada
pelarut murni. Konsekuensinya tekanan uap larutan lebih rendah daripada
pelarut murni.

Perbedaan antara tekanan uap pelarut murni dan tekanan uap


larutan disebut dengan penurunan tekanan uap. Hukum Raoult
menyatakan bahwa tekanan uap parsial komponen mudah menguap
dalam larutan merupakan hasil dari tekanan uap komponen murni dan
fraksi mol komponen dalam larutan.

Jika adalah tekanan uap pelarut murni dan P adalah tekanan


uap larutan dan P < maka penurunan tekanan uap dihitung sebagai:

Penurunan tekanan uap relatif pada larutan tersebut merupakan


rasio penurunan tekanan uap pelarut terhadap tekanan uap pelarut murni,
yang secara matematis didefinisikan sebagai berikut;

Larutan yang mengikuti hukum Raoult pada semua konsentrasi


disebut dengan larutan ideal. Penurunan tekanan uap, ΔP, didefinisikan
sebagai:

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

40
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 41dari 64 27 Februari 2017

Dengan maka:

Penurunan tekanan uap merupakan hasil tekanan uap pelarut


murni dan fraksi mol zat terlarut dalam larutan. Penurunan tekanan uap
tergantung pada sifat pelarut murni dan konsentrasi zat terlarut dalam
fraksi mol. Penurunan tekanan uap relative didefinisikan sebagai:

Jadi, penurunan tekanan uap relative besarnya sama dengan


fraksi mol zat terlarut (x2). Persamaan tersebut menunjukkan bahwa
penurunan tekanan uap merupakan sifat koligatif karena tergantung pada
konsentrasi zat terlarut.

b. Kenaikan titik didih

Titik didih didefinisikan sebagai suhu dimana tekana uap cairan


sebanding dengan tekanan atmosfer. Titik didih meningkat dengan
peningkatan tekanan uap. Cairan dengan gaya intermolekuler lebih besar
mempunyai titik didih yang lebih tinggi. Tekanan uap larutan selalu kurang
dari tekanan uap pelarut murni. Pada suhu dimana pelarut murni
mendidih, larutan belum mendidih karena tekanan uapnya kurang dari
tekanan uap pelarut murni yang juga sama dengan tekanan eksternal.
Larutan tersebut hanya akan mendidih jika tekanan uapnya naik hingga
mencapai tekanan atmosfer eksternal, yaitu dengan kenaikan sebesar:

Dimana
T : titik didih larutan
o
T : titik didih pelarut murni
ΔTb : kenaikan titik didih
T > To

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

41
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 42dari 64 27 Februari 2017

Kenaikan titik didih menunjukkan perbedaan antara titik didih


larutan dan titik didih pelarut murni. Pada larutan encer, kenaikan titik didih
(ΔTb) secara proporsional sebanding dengan molalitas (m) larutan,
sehingga ΔTb  m

ΔTb = Kb m
Dimana:
m = molalitas larutan
Kb = konstanta kenaikan molal titik didih atau konstanta ebullioskopik
Kenaikan titik didih dapat juga ditulis sebagai:

Dimana:
ΔTb = (K);
m = (mol/kg);
Kb = K kg/mol
Berdasar persamaan di atas dapat didefinisikan bahwa Kb merupakan
kenaikan titik didih yang terjadi ketika 1 mol zat dilarutkan dalam 1 kg
pelarut. Nilai Kb tergantung pada sifat pelarut.
c. Penurunan titik beku

Titik beku cairan merupakan suhu dimana tekanan uap zat padat
sama dengan tekanan uap cairan. Larutan mempunyai tekanan uap yang
lebih rendah dibanding pelarut murni sehingga membeku pada suhu yang
lebih rendah dibanding pelarut murni. Penurunan titik beku adalah
perbedaan antara titik beku pelarut murni dan titik beku larutan. Secara
matematis ditulis sebagai:

Pada larutan encer, nilai ΔTf dapat berubah sesuai dengan


konsentrasi larutan terlepas dari sifat zat terlarut. Penurunan titik beku
bernilai proporsional dengan penurunan tekanan uap dan fraksi mol zat

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

42
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 43dari 64 27 Februari 2017

terlarut. Sehingga pada larutan encer . Semakin besar

penurunan tekanan uap ( ), semakin tinggi penurunan titik beku.

Penurunan titik beku bernilai proporsional dengan molalitas larutan ΔT f 


m, dengan menyertakan factor konstanta diperoleh:
ΔTf = Kf m
Dimana Kf adalah konstanta proporsionalitas yang dikenal dengan
konstanta krioskopik atau konstanta penurunan titik beku. Dengan
memasukkan nilai molalitas, maka diperoleh:

Jika m = 1 maka ΔTf = Kf. Konstanta krioskopik (K kg/mol) didefinisikan


sebagai penurunan titik beku yang disebabkan oleh pelarutan 1 mol zat
dalam 1 kg pelarut.

d. Tekanan osmotic

Membran semi permeable merupakan membran yang dapat


dilewati oleh molekul pelarut namun menahan molekul zat terlarut.
Lapisan tipis yang terbentuk oleh tembaga ferrosianida pada pori wadah
porselen merupakan salah satu contoh membran semi permeable yang
terbaik. Selulosa dan selulosa nitrat digunakan sebagai membran semi
permeable.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

43
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 44dari 64 27 Februari 2017

Pada pemisahan larutan dari pelarut murni, molekul pelarut


mengalir melalui membran semi permeable dan mengencerkan larutan

aliran pelarut

pelarut larutan

Membran semi permeabel


Proses osmosis antara pelarut dan larutan

Pada dua buah larutan dengan konsentrasi yang berbeda yang


dipisahkan oleh membran semi permeable, maka pelarut akan mengalir
dari larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah menuju larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi. Aliran pelarut menuju larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi menghasilkan larutan yang lebih encer. Aliran
akan berlangsung hingga konsentrasi kedua larutan tersebut sama.

2. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi suatu larutan merujuk pada bobot atau volume zat terlarut
yang berada dalam pelarut ataupun larutan yang banyaknya ditentukan.
Terdapat beberapa metode yang lazim untuk mengungkapkan kuantitas-
kuantitas ini. Ada beberapa cara untuk mengekspresikan jumlah zat
terlarut yang ada dalam suatu larutan. Konsentrasi larutan adalah ukuran
jumlah zat terlarut yang telah dilarutkan dalam jumlah larutan atau larutan
tertentu. Larutan pekat adalah larutan yang memiliki jumlah terlarut yang
relatif besar. Larutan encer adalah larutan yang memiliki jumlah zat
terlarut yang relatif kecil. Namun, istilah-istilah ini relatif, dan kita harus
mampu mengekspresikan konsentrasi dengan cara yang lebih tepat dan

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

44
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 45dari 64 27 Februari 2017

kuantitatif. Tetap saja, terkonsentrasi dan encer berguna sebagai istilah


untuk membandingkan satu solusi dengan yang lain. Perlu diketahui juga
bahwa istilah "pekat" dan "encer" dapat digunakan sebagai kata kerja.
Jika kita memanaskan suatu larutan, menyebabkan pelarut menguap, kita
akan memekatkannya, karena rasio zat terlarut dengan pelarut akan
meningkat. Jika kita menambahkan lebih banyak air ke larutan air, Anda
akan mengencerkannya karena rasio zat terlarut dengan pelarut akan
berkurang. Salah satu cara untuk menggambarkan konsentrasi larutan
adalah dengan persen larutan yang tersusun dari zat terlarut. Persentase
ini dapat ditentukan dalam satu dari tiga cara: (1) massa zat terlarut
dibagi dengan massa larutan, (2) volume zat terlarut dibagi dengan
volume larutan, atau (3) massa zat terlarut zat terlarut dibagi dengan
volume larutan. Karena metode ini umumnya menghasilkan nilai yang
sedikit berbeda, penting untuk selalu menunjukkan bagaimana
persentase tertentu dihitung.
a. Persen bobot
Dalam menyatakan pesen bobot, persentase yang diberikan merujuk
ke zat terlarut. Menunjukkan massa zat terlarut dalam gram yang
terlarut di dalam pelarut untuk membentuk 100 gram larutan

Dimana: massa larutan = massa zat terlarut + massa pelarut


Persen massa tidak tergantung pada suhu karena tidak mengandung
fungsi suhu
Contoh: suatu larutan NaCl dalam air 5% mengandung 5% bobot
sodium klorida dan 95% air.
b. Persen volume
Persentase zat terlarut dalam larutan dapat lebih mudah ditentukan
oleh volume saat zat terlarut dan zat pelarut keduanya merupakan
cairan. Volume zat terlarut dibagi dengan volume larutan yang
dinyatakan sebagai persen, menghasilkan persen dengan volume
(volume / volume) larutan. Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

45
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 46dari 64 27 Februari 2017

sering dinyatakan dalam persen volume. Misalnya pada konsentrasi


minuman beralkohol. Suatu anggur yang mengandung 12% alcohol
mempunyai 12 ml alcohol per 100 ml anggur. Jadi untuk
menghasilkan 100 ml anggur, diperlukan 12 ml alcohol ditambah
dengan 88 ml air.
Perlu dicatat bahwa, tidak seperti dalam hal massa, kita tidak bisa
begitu saja menambahkan volume zat terlarut dan pelarut untuk
mendapatkan volume larutan akhir. Ketika menambahkan zat terlarut
dan pelarut bersama-sama, massa dikonservasi, tetapi volumenya
tidak. Pada contoh di atas, solusi dibuat dengan memulai dengan 40
mL etanol dan menambahkan air yang cukup untuk membuat 240 mL
larutan. Hanya dengan mencampurkan 40 mL etanol dan 200 mL air
tidak akan memberi kita hasil yang sama, karena volume akhirnya
mungkin tidak akan persis 240 mL.
Didefinisikan sebagai rasio volume zat terlarut terhadap volume
larutan

Persen volume digunakan ketika kedua komponen larutan berupa


fase cair. Total volume larutan tidak sama dengan jumlah volume zat
terlarut dan volume pelarut karena partikel zat terlarut menempati
ruang kosong pada struktur cairan. Volume tergantung pada suhu
sehingga persen volume berubah menurut perubahan suhu. Persen
massa/volume (m/v) dihitung sebagai massa zat terlarut dalam gram
yang terdapat pada 100 ml larutan.
c. Fraksi mol
Suatu cara untuk menyatakan banyaknya partikel adalah dalam
banyaknya mol zat terlarut dan pelarut. Bagian pecahan dari jumlah
total mol yang bersangkutan dengan zat terlarut adalah fraksi mol zat
terlarut; bagian pecahan dari jumlah total yang bersangkutan dengan

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

46
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 47dari 64 27 Februari 2017

pelarut ialah fraksi mol pelarut. Fraksi mol yang dikalikan 100 adalah
persen mol.
Fraksi mol zat terlarut =

Fraksi mol pelarut =

Contoh. Hitunglah fraksi mol etil alcohol (C 2H5OH) dan air dalam
suatu larutan yang terbuat dengan melarutkan 13.8 g alcohol ke
dalam 27 g air.

Jumlah mol C2H5OH =

Jumlah mol H2O =

Fraksi mol C2H5OH =

Fraksi mol H2O =


Jadi 0.167 bagian dari semua molekul dalam larutan tersebut adalah
molekul etil alcohol. Jumlah fraksi mol zat terlarut dan pelarut selalu
sama dengan satu.
d. Molalitas
Suatu cara lain untuk menyatakan konsentrasi sehingga diketahui
banyaknya partikel zat terlarut dalam sejumlah tertentu partikel pelarut
adalah dalam satuan molalitas. Molalitas, m, dari suatu larutan ialah
jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut. Volume larutan tidak
diperlukan dalam perhitungan molalitas, cukup dengan diketahuinya
bobot-bobot zat terlarut dan pelarut

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

47
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 48dari 64 27 Februari 2017

Contoh. Hitunglah molalitas suatu larutan yang dibuat dengan


melarutkan 262 g etilena glikol (C2H6O2) dalam 8000 g air
molalitas (m) =

molalitas (m) =

e. Molaritas
Molaritas, M, suatu larutan adalah banyaknya mol zat yang terdapat
pada 1 liter larutan.
Untuk membuat 1 liter larutan 1 M sukrosa (C 12H22O11 dengan MR
342 g/mol) maka 342 g sukrosa ditaruh dalam sebuah labu volumetric
1 L dan air ditambahkan hingga volume totalnya tepat 1 L. Demikian
juga untuk menyiapkan 1 L sodium klorida 1 M (NaCl, MR 58.5 g/mol)
dimasukkan 58.5 g garam di dalam labu 1 L dan ditambah air hingga
volumenya 1 L. Dalam contoh-contoh tersebut, diketahui banyaknya
zat terlarut dalam volume tertentu larutan.
Didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam 1
liter larutan, secara matematis didefinisikan sebagai:

Molaritas dinyatakan dalam mol/L, tergantung pada suhu karena


mengandung fungsi volume.
f. Normalitas
Normalitas, N dari suatu larutan adalah banyaknya ekivalen zat
terlarut per liter larutan. Konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

48
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 49dari 64 27 Februari 2017

normalitas digunakan dalam reaksi reduksi oksidasi dan dalam reaksi


asam basa. Untuk menyatakan konsentrasi larutan dalam normalitas,
harus ditentukan ekivalen dan bobot ekivalen.
Bobot ekivalen adalah bobot zat yang ekivalen satu sama lain dalam
reaksi-reaksi kimia. Bobot ekivalen selalu diperoleh dengan merujuk
kepada reaksi-reaksi khas.

Dimana:

Kebasaan menunjukkan jumlah mol ion H + yang dihasilkan oleh 1 mol


asam

Keasaman menunjukkan jumlah mol ion OH - yang dihasilkan oleh 1


mol basa

Hubungan antara molaritas dan normalitas


N=nxM
Dimana n menunjukkan keasaman atau kebasaan
Normalitas merupakan parameter yang tergantung pada suhu.

g. PPM
Dua unit konsentrasi lainnya adalah bagian per juta dan bagian per
miliar. Unit-unit ini digunakan untuk konsentrasi zat terlarut yang
sangat kecil seperti jumlah timbal dalam air minum. Memahami dua
unit ini jauh lebih mudah jika kita menganggap persentase sebagai

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

49
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 50dari 64 27 Februari 2017

bagian per seratus. Ingatlah bahwa 85% setara dengan 85 dari


seratus. Larutan yang 15 ppm adalah 15 bagian terlarut per 1 juta
bagian larutan. Larutan 22 ppb adalah 22 bagian larutan per miliar
bagian. Meskipun ada beberapa cara untuk mengekspresikan dua
unit ppm dan ppb, kita masing-masing akan memperlakukan mereka
sebagai mg atau μg zat terlarut per solusi L.
Didefinisikan sebagai massa atau volume zat terlarut dalam gram
atau cm3 per 106 gram atau 106 cm3 larutan.

Ppm dapat diperhitungkan sebagai massa terhadap massa, massa


terhadap volume, atau volume terhadap volume.

D. Rangkuman
Konsentrasi larutan biasanya dinyatakan dalam berbagai unit dan dapat
dibuat dengan melarutkan massa zat terlarut dalam pelarut atau
mengencerkan larutan stok. Konsentrasi suatu zat adalah jumlah zat terlarut
yang hadir dalam jumlah larutan yang diberikan.

E. Pertanyaan/Diskusi
1. Tentukan persen massa masing-masing unsur pada H3PO4 jika diketahui
MR senyawa tersebut adalah 98 g/mol
2. Tentukan molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3.45 g urea
(MR =46 g/mol) ke dalam 250 g air.
3. Berapa gram NaCl yang harus dilarutkan dalam 500 g air untuk
menghasilkan larutan 0.15 m? Diketahui MR NaCl = 58.4 g/mol

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

50
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 51dari 64 27 Februari 2017

BAB V
PEREAKSI PEMBATAS

A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai pereaksi pembatas. Pada bagian
awal akan dijelaskan mengenai pengertian dan konsep pereaksi pembatas
dan pereaksi berlebih. Selanjutnya akan dibahas mengenai penyelesaian
soal terkait dengan pereaksi pembatas.

B. Capaian pembelajaran matakuliah


1. Menguasai konsep pereaksi pembatas dan pereaksi berlebih.
2. Dapat menyelesaikan persoalan yang terkait dengan pereaksi pembatas

C. Isi Materi perkuliahan


Ketika dalam reaksi kimia tidak mencukupi, reaksi dapat berhenti tiba-tiba.
Untuk mengetahui jumlah produk yang diproduksi, harus ditentukan reaktan
yang akan membatasi reaksi kimia (pereaksi pembatas) dan reaktan mana
yang berlebih (reagen berlebih). Salah satu cara untuk menemukan pereaksi
pembatas adalah dengan menghitung jumlah produk yang dapat dibentuk
oleh masing-masing reaktan; pereaksi yang menghasilkan lebih sedikit
produk merupakan pereaksi pembatas.
Skenario berikut menggambarkan pentingnya pereaksi pembatas. Untuk
merakit mobil, antara lain diperlukan 4 ban dan 2 lampu utama. Dalam contoh
ini, bayangkan bahwa ban dan lampu depan adalah reaktan sedangkan mobil
adalah produk yang terbentuk dari reaksi 4 ban dan 2 lampu depan. Jika
Anda memiliki 20 ban dan 14 lampu, berapa banyak mobil yang bisa dibuat?
Dengan 20 ban, 5 mobil dapat diproduksi karena ada 4 ban untuk mobil.
Dengan 14 lampu depan, 7 mobil dapat dibangun (setiap mobil
membutuhkan 2 lampu depan). Meskipun lebih banyak mobil dapat dibuat
dari lampu depan yang tersedia, hanya 5 mobil penuh yang dimungkinkan
karena terbatasnya jumlah ban. Dalam hal ini, lampu depannya berlebihan.
Karena jumlah mobil yang dibentuk oleh 20 ban kurang dari jumlah mobil

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

51
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 52dari 64 27 Februari 2017

yang diproduksi oleh 14 lampu, ban adalah pereaksi pembatas (ban


membatasi penyelesaian penuh reaksi, dimana semua reaktan digunakan).
Syarat awalnya adalah harus ada 4 ban untuk 2 lampu depan. Reaktan harus
berada dalam rasio itu; jika tidak, akan membatasi reaksinya. Ada 20 ban dan
14 lampu depan, jadi ada dua cara untuk melihat masalah ini. Untuk 20 ban,
diperlukan 10 lampu depan, sedangkan untuk 14 lampu depan, diperlukan 28
ban. Karena tidak ada ban yang cukup (20 ban kurang dari 28 yang
dibutuhkan), ban adalah "reaktan" pembatas.
Pereaksi pembatas adalah reaktan yang sepenuhnya digunakan dalam suatu
reaksi, dan dengan demikian menentukan kapan reaksi berhenti. Dari
stoikiometri reaksi, jumlah tepat reaktan yang diperlukan untuk bereaksi
dengan elemen lain dapat dihitung. Jika reaktan tidak dicampur dalam
proporsi stoikiometrik yang benar (seperti yang ditunjukkan oleh persamaan
kimia seimbang), maka salah satu reaktan akan sepenuhnya dikonsumsi
sementara yang lain akan ditinggalkan. Pereaksi pembatas adalah yang
dikonsumsi sepenuhnya; itu membatasi reaksi dari melanjutkan karena tidak
ada yang tersisa untuk bereaksi dengan reaktan yang berlebihan.
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis bereaksi sehingga
membatasi kuantitas hasil yang terbentuk.
Pereaksi berlebih adalah pereaksi yang jumlahnya lebih dari cukup untuk
bereaksi sehingga masih terdapat lebihan pada akhir reaksi.
Ada dua cara untuk menentukan reagen pembatas. Salah satu metode
adalah untuk menemukan dan membandingkan rasio mol reaktan yang
digunakan dalam reaksi (pendekatan 1). Cara lain adalah dengan
menghitung gram produk yang dihasilkan dari jumlah reaktan yang diberikan;
reaktan yang menghasilkan jumlah produk terkecil adalah pereaksi pembatas
(pendekatan 2).
Langkah-langkah penyelesaian dengan pendekatan 1. Temukan pereaksi
pembatas dengan melihat jumlah mol setiap reaktan.
1. Setarakan persamaan kimia untuk suatu reaksi.
2. Ubah semua informasi yang diberikan menjadi mol (kemungkinan besar,
melalui penggunaan massa molar sebagai faktor konversi).

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

52
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 53dari 64 27 Februari 2017

3. Hitung rasio mol dari informasi yang diberikan. Bandingkan rasio yang
dihitung dengan rasio aktual.
4. Gunakan jumlah reaktan pembatas untuk menghitung jumlah produk yang
diproduksi.
5. Jika perlu, hitung berapa yang tersisa melebihi reagen yang tidak
membatasi.
Langkah-langkah penyelesaian dengan pendekatan 2. Temukan pereaksi
pembatas dengan menghitung dan membandingkan jumlah produk yang
akan dihasilkan setiap reaktan.
1. Setarakan persamaan kimia untuk suatu reaksi kimia.
2. Ubah informasi yang diberikan menjadi mol.
3. Gunakan stoikiometri untuk pada masing-masing pereaksi untuk
menemukan massa produk yang dihasilkan.
4. Reaktan yang menghasilkan jumlah produk yang lebih sedikit adalah
reagen pembatas.
5. Reaktan yang menghasilkan jumlah produk yang lebih besar adalah
reagen berlebih.
6. Untuk menemukan jumlah sisa reaktan yang tersisa, kurangi massa
pereaksi berlebih yang dikonsumsi dari total massa reagen berlebih yang
diberikan.
Contoh:
2 mol Mg dan 5 mol O2 dimasukkan dalam tabung reaksi sehingga terbentuk
magnesium oksida
Mg + O2 = MgO
Tentukan pereaksi pembatas & pereaksi berlebih serta magnesium oksida
yang terbentuk
2Mg + O2 = 2MgO
Mula-mula 2 5
Bereaksi 2 1
Setimbang 4 2

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

53
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 54dari 64 27 Februari 2017

D. Rangkuman
Reaktan yang dikonsumsi terlebih dahulu dan membatasi jumlah produk yang
dapat diperoleh adalah pereaksi pembatas. Untuk mengidentifikasi pereaksi
pembatas, hitung jumlah mol setiap reaktan yang ada dan bandingkan rasio
ini dengan rasio mol reaktan dalam persamaan kimia seimbang.

E. Pertanyaan/ Diskusi
3. Al + I2 ------> AlI3
Determine the limiting reagent and the theoretical yield of the product if
one starts with:
a. 1.20 mol Al and 2.40 mol iodine.
b. 1.20 g Al and 2.40 g iodine
c. How many grams of Al are left over in part b?
AR Al = 27 g/mol; AR I = 127 g/mol
4. 15.00 g aluminum sulfide and 10.00 g water react until the limiting reagent
is used up. Here is the balanced equation for the reaction:
Al2S3 + H2O ---> Al(OH)3 + H2S
a. Which is the limiting reagent?
b. What is the maximum mass of H2S which can be formed from these
reagents?
c. How much excess reagent remains after the reaction is complete?
AR Al = 27 g/mol; AR S = 32 g/mol; AR H = 1 g/mol; AR O = 16 g/mol
5. 15.00 g aluminum sulfide and 10.00 g water react until the limiting reagent
is used up. Here is the balanced equation for the reaction:
Al2S3 + H2O ---> Al(OH)3 + H2S
a. Which is the limiting reagent?
b. What is the maximum mass of H2S which can be formed from these
reagents?
c. How much excess reagent remains after the reaction is complete?
AR Al = 27 g/mol; AR S = 32 g/mol; AR H = 1 g/mol; AR O = 16 g/mol

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

54
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 55dari 64 27 Februari 2017

BAB VI
PENGENCERAN

A. Deskripsi singkat
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai pengenceran. Pada bagian awal
akan dijelaskan mengenai pengertian dan konsep larutan dan molaritas.
Selanjutnya akan dibahas mengenai penyelesaian soal terkait dengan
pengenceran.

B. Capaian pembelajaran matakuliah


1. Menjelaskan sifat dasar dari pengenceran
2. Menghitung konsentrasi larutan menggunakan molaritas
3. Melakukan perhitungan pengenceran menggunakan persamaan
pengenceran

C. Isi Materi perkuliahan


Salah satu manfaat dari penggunaan larutan adalah kemampuan untuk
melarutkannya. Pengenceran adalah teknik yang menggunakan pelarut untuk
meningkatkan volume larutan dan dengan demikian mengurangi konsentrasi
larutan itu. Konsep ini juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kopi
kita terlalu kuat, kita menambahkan air untuk mengencerkannya dan
membuatnya lebih enak. Banyak orang melakukan ini dengan jus atau
minuman lain. Hal ini juga dapat terjadi secara tidak sengaja ketika es kita
meleleh dan membuat minuman ringan berkarbonasi favorit Anda terasa
kurang manis. Dalam sains pengenceran larutan juga memiliki aplikasi
praktis. Seringkali kita membutuhkan volume kecil larutan konsentrasi
rendah.
Pengenceran adalah pencampuran larutan pekat (berkonsentrasi tinggi)
dengan pelarut umum yang bertujuan untuk meningkatkan volume dari
larutan dan menurunkan kepekatan larutan. Pengenceran larutan yaitu
memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambahkan sejumlah
tertentu pelarut. Mengencerkan larutan berarti menambah sejumlah volume

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

55
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 56dari 64 27 Februari 2017

pelarut tanpa menambahkan zat terlarut. Larutan yang dihasilkan


diasumsikan tercampur homogen sehingga semua bagiannya identik.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi
jumlah zat terlarut tidak berubah.
Larutan yang lebih terkonsentrasi disebut larutan stok. Kita kemudian dapat
mengencerkan larutan stok ke konsentrasi yang kita butuhkan, yang sering
disebut sebagai konsentrasi kerja atau konsentrasi akhir. Sebagai contoh,
kita dapat mengatakan bahwa segelas es teh menjadi semakin encer ketika
es mencair. Air dari es yang meleleh meningkatkan volume pelarut (air) dan
volume keseluruhan larutan (es teh), sehingga mengurangi konsentrasi relatif
zat terlarut yang memberikan rasa pada minuman.
Pengenceran juga merupakan cara umum untuk menyiapkan larutan dengan
konsentrasi yang diinginkan. Dengan menambahkan pelarut ke bagian
terukur dari larutan stok yang lebih terkonsentrasi, kita dapat mencapai
konsentrasi tertentu. Sebagai contoh, pestisida komersial biasanya dijual
sebagai solusi di mana bahan aktif jauh lebih terkonsentrasi daripada yang
sesuai untuk aplikasi mereka. Sebelum dapat digunakan pada tanaman,
pestisida harus diencerkan. Ini juga merupakan praktik yang sangat umum
untuk persiapan sejumlah pereaksi umum di laboratorium.
Jumlah mol sebelum pengenceran = jumlah mol sesudah pengenceran
n1 = n2
M1V1 = M2V2
Subscribe 1 & 2 menunjukkan keadaan sebelum dan sesudah pengenceran
Penting untuk dipahami bahwa saat kita mengencerkan larutan, kita tidak
menghilangkan zat terlarut apa pun. Jumlah total, atau massa, zat terlarut
tidak berubah. Jika kita memiliki 50 miligram senyawa X dalam 100 mililiter
dan kita mengencerkan semuanya menjadi satu liter, kita sekarang memiliki
konsentrasi yang sepersepuluh dari yang sebelumnya. Kita masih memiliki 50
miligram senyawa X, hanya dalam volume yang lebih besar. Seperti yang
telah kita lakukan dalam beberapa contoh sebelumnya, konsentrasi dikalikan
dengan volume sama dengan jumlah total senyawa. Karena jumlah total tidak
berubah, itu berarti bahwa konsentrasi awal dikalikan dengan volume awal

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

56
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 57dari 64 27 Februari 2017

akan sama dengan konsentrasi akhir dikalikan dengan volume akhir. Ini
menimbulkan persamaan, M1V1 sama dengan M2V2. Kita mungkin juga
melihat Mi Vi tertulis ini sama dengan MfVf, dimana f menunjukkan final.
Saat melakukan pengenceran, kita akan tahu tiga dari empat variabel dari
persamaan M1V1 sama dengan M2V2. Kita akan mengetahui konsentrasi
awal kita, atau konsentrasi larutan stok yang akan kita encerkan. Kita akan
mengetahui konsentrasi akhir dari solusi yang ingin kita kerjakan dan kita
akan tahu berapa banyak dari solusi akhir yang ingin kita hasilkan. Apa yang
perlu kita pecahkan, adalah berapa banyak larutan stok awal kita yang perlu
kita tambahkan ke solusi akhir untuk mendapatkan konsentrasi yang
diinginkan. Untuk melakukan ini, kita bisa membagi kedua sisi persamaan
dengan konsentrasi awal kita (M1). Ini menghasilkan hasil bahwa V1 sama
dengan M2 kali V2 dibagi dengan M1.
Contoh
1. Hitunglah volume H2SO4 98 % dengan massa jenis 1.8 kg/L yang
diperlukan untuk membuat 200 mL larutan H2SO4 4M! (Mr H2SO4 = 98)

M1 =
M1V1 = M2V2
18 x V1 = 4 x 0.2
V1 = 0.044 l = 44 ml
2. Ke dalam 200 mL larutan NaOH 0.4 M ditambahkan 400 mL larutan NaOH
0.6 M. Hitunglah konsentrasi larutan yang terjadi!
M1V1 + M2V2 = M3V3
0.4 x 0.2 + 0.6 x 0.4 = 0.6M3
M3 = 0.533 M

D. Rangkuman
Konsentrasi larutan terlarut dapat dikurangi dengan menambahkan pelarut,
proses ini disebut sebagai pengenceran. Persamaan pengenceran adalah

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

57
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 58dari 64 27 Februari 2017

hubungan sederhana antara konsentrasi dan volume larutan sebelum dan


sesudah pengenceran.

E. Pertanyaan
1. Calculate the new concentration in mol L -1 (molarity) if enough water is
added to 100.00 mL of 0.25 mol L-1sodium chloride solution to make up 1.5 L.
2. Calculate the volume in litres to which 500.00 mL of 0.020 mol L -1 coppper
sulfate solution must be diluted to make a new solution with a concentration
of 0.0010 mol L-1.
3. Calculate the concentration of the undiluted CuSO 4(aq) if 10.00 mL of this
solution was used to make 100.00 mL of dilute solution with a concentration
of 0.20 mol L-1.
4. 53.4 mL of a 1.50 M solution of NaCl is on hand, but you need some 0.800
M solution. How many mL of 0.800 M can you make?
5. 100.0 mL of 2.500 M KBr solution is on hand. You need 0.5500 M. What is
the final volume of solution which results?
6. A stock solution of 1.00 M NaCl is available. How many milliliters are
needed to make 100.0 mL of 0.750 M
7. What volume of 0.250 M KCl is needed to make 100.0 mL of 0.100 M
solution?
8. 2.00 L of 0.800 M NaNO3 must be prepared from a solution known to be
1.50 M in concentration. How many mL are required?

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

58
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Rektorat UNNES Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Warek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: rektor@mail.unnes.ac.id
FORMULIR MUTU
BAHAN AJAR/DIKTAT
No. Dokumen No. Revisi Hal Tanggal Terbit
FM-01-AKD-07 02 59dari 64 27 Februari 2017

Daftar Pustaka

Brady, J.E and Wrington, MS. (1990). General Chemistry Principle and Structure.
5th Edition. New York.
Brady, J.E., Jespersen, N.D., Hyslop, A., 2014, John Wiley & Sons Incorporated.
Cracolice, Mark, and Edward Peters. Introductory Chemistry. 3rd ed. Mason,
Ohio: Cengage Learning, 2008.
Goldberg, D.E., 2007, Fundamentals of Chemistry 5th Edition. The McGraw-Hill
Companies.
Keenan, Kleinfelter, dan Wood. 1991. Ilmu Kimia untuk Universitas Jilid
1.Jakarta: Erlangga.
Ponis Tarigan. 1990. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph H., William S. Harwood, Geoffery F. Herring, and Jeffry D.
Madura. General Chemistry. 9th ed. New Jersey: Pearsin Prentice Hall,
2007.
Timberlake, K.C. 2017. Basic Chemistry 5th Edition. London: Pearson Education.

Dibuat oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi Diperiksa oleh:
dokumen tanpa ijin tertulis dari BPM UNNES

59

Anda mungkin juga menyukai