Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan buku Kimia Dasar Teori dan Latihan ini. buku Kimia
Dasar Teori dan Latihan ini disusun berdasarkan kebutuhan pembelajaran secara teori
dan kebutuhan mahasiswa dalam pemahaman Kimia Dasar.
Penuntun ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam perkuliahan
terutama pada mata kuliah Kimia Dasar dan aplikasi Kimia dalam kehidupan sehari-
hari sehingga mahasiswa bisa memahami pembelajaran Kimia secara nyata. Selain itu
juga melatih mahasiswa untuk bekerja analitis, disiplin, cermat dan teliti.
Pembuatan buku Kimia Dasar Teori dan Latihan ini tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, atas bantuan dan dorongan yang diberikan kami ucapkan
terima kasih. Meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya namun kami
merasa masih banyak kekurangan pada buku ini. Oleh karena itu dengan senang hati
kami akan menerima kritik dan saran demi kesempurnaan buku ini. Mudah-mudahan
buku ini bermanfaat dan membantu sebagaimana yang kami harapkan.
i
DAFTAR ISI
6. Stuktur atom
6.1 Partikel dasar
6.2 Teori atom Thomson dan Rutherford
6.3 Struktur atom dan teori atom Bohr
6.4 Teori atom mekanika gelombang
6.5 Sifat atom
7. Sistem periodik
7.1 Perkembangan sistem periodik
7.2 Sistem periodik modern
7.3 Sifat periodik unsur
8. Ikatan kimia
8.1 Peranan elektron dalam ikatan kimia
8.2 Ikatan ion
8.3 Ikatan kovalen
9. Teori ikatan valensi
ii
9.1 Teori tolakan pasangan electron valensi
9.2 Teori ikatan valensi dan konsep hibridisasi
10. Teori orbital molekul
10.1 Teori orbital molekul
10.2 Molekul polar
10.3 Ikatan kimia lain
11. Wujud zat
11.1 Pengertian wujud zat
11.2 Peralihan wujud
11.3 Diagram fasa
12. Gas
12.1 Variabel gas
12.2 Hukum gas
12.3 Teori kinetik gas ideal
12.4 Gas nyata
13. Padatan
13.1 Kristal zat padat
13.2 Penentuan struktur Kristal
13.3 Jenis kristal
13.4 Kandungan sel satuan
14. Konsep kesetimbangan
14.1 Keadaan kesetimbangan
14.2 Konstanta kesetimbangan
14.3 Kesetimbangan heterogen
14.4 Kesetimbangan disosiasi
14.5 Hubungan Kc dan Kp
15. Termodinamika kesetimbangan dan pergeseran
15.1 Termodinamika kesetimbangan
15.2 Pergeseran kesetimbangan
iii
1
BAHAN AJAR
MATA KULIAH KIMIA DASAR
3. Kompetensi Utama
Mahasiswa dapat menganalisis konsep – konsep, prinsip dan prosedur kimia
yang berkaitan dengan aspek kehidupan dan kesejahteraan manusia.
4. Kompetensi Pendukung
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan perubahan, penggolongan dan sifat materi serta pemisahan
campuran
b. Menerapkan hukum dasar kimia dalam persamaan reaksi.
c. Menggunakan konsep mol dalam perhitungan kimia.
d. Menjelaskan hubungan energi dalam dan perubahan entalpi.
e. Menerapkan hukum termodinamika dalam perhitungan kespontanan suatu
reaksi.
f. Mengemukakan struktur atom serta hubungannya dengan sifat-sifat unsur.
g. Mengemukakan perkembangan sistem periodik dan sifat periodik unsur-unsur.
2
6. Stuktur atom
6.1 Partikel dasar
6.2 Teori atom Thomson dan Rutherford
6.3 Struktur atom dan teori atom Bohr
6.4 Teori atom mekanika gelombang
6.5 Sifat atom
7. Sistem periodik
7.1 Perkembangan sistem periodik
7.2 Sistem periodik modern
7.3 Sifat periodik unsur
8. Ikatan kimia
8.1 Peranan elektron dalam ikatan kimia
8.2 Ikatan ion
8.3 Ikatan kovalen
9. Teori ikatan valensi
9.1 Teori tolakan pasangan electron valensi
9.2 Teori ikatan valensi dan konsep hibridisasi
10. Teori orbital molekul
10.1 Teori orbital molekul
10.2 Molekul polar
10.3 Ikatan kimia lain
11. Wujud zat
11.1 Pengertian wujud zat
11.2 Peralihan wujud
11.3 Diagram fasa
12. Gas
12.1 Variabel gas
12.2 Hukum gas
12.3 Teori kinetik gas ideal
12.4 Gas nyata
13. Padatan
13.1 Kristal zat padat
13.2 Penentuan struktur Kristal
13.3 Jenis kristal
13.4 Kandungan sel satuan
14. Konsep kesetimbangan
14.1 Keadaan kesetimbangan
14.2 Konstanta kesetimbangan
14.3 Kesetimbangan heterogen
14.4 Kesetimbangan disosiasi
14.5 Hubungan Kc dan Kp
15. Termodinamika kesetimbangan dan pergeseran
15.1 Termodinamika kesetimbangan
15.2 Pergeseran kesetimbangan
4
BAB I
KONSEP DASAR ILMU KIMIA
A. Pendahualuan
1. Deskripsi Singkat
Bab ini membahas masalah pokok ilmu kimia dan hal yang mendorong
manusia mempelajarinya. Juga dibicarakan cara menemukan hukum dan teori kimia
melalui percobaan di laboratorium, serta cara mengukur suatu besaran. Selain itu
juga dibahas tentang sifat materi dan penggolongannya. Pada bagian akhir
dikemukakan cara pemisahan campuran untuk menghasilkan zat murni.
2. Relevansi Materi
Konsep dasar ilmu kimia merupakan pokok bahasan pertama yang diberikan
dalam mata kuliah ini. Dengan mempelajari materi-materi dalam pokok bahasan ini,
mahasiswa akan memiliki pemahaman mendasar tentang konsep dasar ilmu kimia.
Salah satu ciri manusia sebagai makhluk berakal ialah rasa ingin tahu yang tak
pernah habis. Manusia ingin mempelajari segala macam perubahan, baik
memberikan keuntungan ataupun tidak. Kejadian juga mendatangkan dampak
negatif seperti besi berkarat, makanan membusuk dan racun mematikan. Oleh
karena itu manusia harus mempelajari tingkah laku alam yang melatarbelakangi
peristiwa itu, dan mencari teori untuk menjelaskan hukum tersebut. Hukum dan
teori tentang alam merupakan inti ilmu pengetahuan alam.
3. Kompetensi Pendukung
B. Penyajian Materi
1.1 Perubahan yang dialami zat
Ilmu kimia adalah bagian ilmu pengetahuan alam, mempelajari komposisi,
struktur zat kimia, dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses-
proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Komposisi (susunan)
zat menyatakan perbandingan unsur membentuk zat itu. Contohnya air dan etanol.
Di dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom oksigen,
sedangkan dalam molekul etanol terdapat dua atom karbon, enam atom hidrogen
dan satu atom oksigen. Dengan demikian, rumus senyawa air dan etanol adalah H2O
dan C2H5OH.
Struktur zat kimia, yang sesungguhnya menggambarkan letak atom-atom
dalam ruang (tiga dimensi). Struktur air dan metanol yang telah disederhanakan
adalah:
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Struktur tiga dimensi dan dua dimensi air dan
(b) Struktur tiga dimensi dan dua dimensi metanol
Perubahan-perubahan suatu zat kimia sering mengalami perubahan baik
secara alami maupun perlakuan manusia. Zat diidentifikasi dari sifat-sifatnya dan
dari susunannya. Warna, titik leleh, titik didih, viskositas, kerapatan, kalor jenis dan
kekerasan merupakan sifat-sifat fisika. Sifat fisika suatu keadaan dimana tidak
mengakibatkan pembentukan zat baru/tanpa mengubah susunan atau identitas
suatu zat. Sebagai contoh, kita dapat mengukur titik leleh es dengan memanaskan es
balok dan mencatat suhunya ketika es berubah menjadi air. Air berbeda dengan es
hanya dari penampilannya dan tidak dari susunannya, sehingga perubahan itu
merupakan perubahan fisika; kita dapat membekukan air untuk memperoleh esnya
kembali.
7
Sifat kimia adalah kecendrungan dari suatu zat untuk mengalami perubahan
kimia. Misalnya, sifat kimia dari air adalah akan bereaksi secara hebat dengan
natrium dan akan menghasilkan gas hidrogen dan suatu zat yang disebut natrium
hidroksida. Apabila kita perhatikan sifat kimia ini, maka terlihat bahwa air dan
natriumnya mengalami perubahan disebut perubahan kimia dan menghasilkan zat.
Setelah kita perhatikan sifat kimia ini, air dan natriumnya hilang diganti oleh zat
lain.
Latihan
1. Ilmu kimia mempelajari mengenai apa dari zat kimia?
2. Apa perbedaan sifat fisika dan sifat kimia?
3. Apakah hal-hal berikut menggambarkan perubahan fisika atau perubahan kimia?
(a) air mendidih di bawah 1000C di puncak gunung, (b) gas oksigen mendukung
pembakaran, (c) sesendok penuh garam dapaur dilarutkan dalam semangkuk
sup. (d) sinar lampu kilat secara perlahan meredup dan akhirnya padam.
Pengamatan (Observasi)
Saat melakukan pengamatan, kita melakukan percobaan dalam kondisi yang
dikendalikan agar didapat data yang konstan atau sama apabila percobaan diulang.
Data yang diperoleh dapat berupa data kualitatif ataupun kuantitatif. Sebagai
contoh, kita mengamati reaksi antara asam klorida (HCl) 0.01 M dengan magnesium
hidroksida (Mg(OH)2) 0.01 M. Jika data yang kita catat adalah fakta bahwa reaksi
antara asam klorida dengan magnesium hidroksida terbentuk endapan garam, maka
9
data yang diperoleh adalah data kualitatif. Namun, apabila data yang dicatat adalah
volume asam klorida 0.01 M, volume magnesium hidroksida 0.01 M, waktu yang
diperlukan sampai endapan terbentuk, dan berat endapan yang terbentuk, maka data
yang diperoleh adalah data kuantitatif.
Dalam sains, data kuantitatif memiliki nilai lebih dibandingkan dengan data
kualitatif, karena data kuantitatif mengandung lebih banyak informasi. Data yang
diperoleh kemudian disusun sedemikian rupa sehingga ditemukan suatu hal yang
menarik, seperti keteraturan, kecenderungan atau perbedaan. Tujuannya adalah
untuk mencari gambaran umum tentang gejala yang diamati sehingga mudah
dipahami. Dalam sains, suatu pernyataan matematis atau pernyataan verbal yang
ringkas tentang hubungan antara fenomena-fenomena yang selalu sama dalam
keadaan yang sama, disebut hukum. Contohnya hukum kekekalan massa (Law of
concervation of matter), yang menyatakan “Pada saat reaksi kimia, massa zat-zat
yang bereaksi adalah sama dengan massa produk-reaksi” (dibahasan dalam bab 2).
Hipotesis
Hukum umumnya diungkapkan dalam bentuk pernyataan atau hubungan
antara suatu besaran dengan besaran lain, tetapi tidak berisi penjelasan mengapa
demikian. Penjelasan yang diharapkan adalah penjelasan yang dapat diterima oleh
akal sehat dan telah teruji kebenarannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu dugaan
sementara yang disebut hipotesis.
Percobaan
Menarik Kesimpulan
Membuat Laporan
Menurut Syukri (1999: 11) materi adalah segala sesuatu yang menempati
ruang dan mempunyai massa. Pada prinsipnya, semua materi dapat berada dalam
tiga wujud: padat, cair dan gas. Padatan adalah benda yang kaku dengan bentuk
yang pasti. Cairan tidak serigid padatan dan bersifat fluida, yaitu dapat mengalir dan
mengambil bentuk sesuai wadahnya. Seperti cairan, gas bersifat fluida, tetapi tidak
seperti cairan, gas dapat mengembang tanpa batas.
Ketiga wujud materi ini dapat berubah dari wujud yang satu menjadi wujud
yang lain. Dengan pemanasan, suatu padatan akan meleleh dan menjadi cairan.
Pemanasan lebih lanjut akan mengubah cairan menjadi gas. Di sisi lain,
pendinginan gas akan mengembunkannya menjadi cairan. Pendinginan lebih lanjut
akan membuatnya menjadi padat.
Tiap zat misalnya air, gula, garam, perak atau tembaga, memiliki
seperangkat sifat atau karakteristik yang membedakannya dari semua zat lain dan
memberinya identitas unik. Baik gula maupun garam berwarna putih, padat,
kristalin, larut dalam air dan tak berbau. Tetapi gula manis, bila dipanaskan dalam
belanga akan meleleh dan menjadi coklat. Gula terbakar di udara. Garam asin, baru
meleleh setelah dipanasi sehingga membara, tak menjadi coklat betapapun dipanasi,
tidak terbakar di udara meskipun akan menghasilkan nyala kuning bila dipanasi di
dalam nyala (Keenan, 1998: 3).
Ada dua macam sifat materi, yaitu sifat intensif dan sifat ekstensif. Sifat
intensif tidak bergantung pada jumlah materi yang diukur. Sifat intensif seperti
suhu, titik didih, titik beku, indeks bias, kerapatan dan rumus senyawa. Suhu adalah
12
sifat intensif, bayangkan kita memiliki dua gelas air yang suhunya sama. Jika kita
mencampurkan air itu, maka suhu air akan tetap sama dengan suhunya ketika masih
terpisah.
Sifat ekstensif yang terukur bergantung pada seberapa banyak materi yang
diukur. Massa, panjang, mol dan volume adalah sifat-sifat ekstensif. Semakin
banyak materi, semakin besar massanya. Nilai-nilai dari sifat ekstensif yang sama
dapat dijumlahkan. Misalnya, dua keping uang logam mempunyai massa gabungan
yang merupakan jumlah dari massa masing-masing keping uang itu, dan volume
yang ditempati air dalam dua gelas merupakan jumlah dari volume air di tiap gelas
tersebut.
Latihan
1. Terangkan tiga sifat materi dalam wujud padat, cair dan gas!
2. Apa yang dimaksud dengan sifat intensif dan sifat ekstensif?
3. Mana diantara sifat-sifat berikut yang intensif dan mana yang ekstensif? (a) luas,
(b) warna, (c) kerapatan
Zat adalah materi yang memiliki susunan tertentu atau tetap dan sifat-sifat
yang tertentu pula. Contoh: air, perak, etanol, garam dapur, karbondioksida dll. Zat
murni digolongkan menjadi unsur dan senyawa.
1.5.1 Unsur
Unsur adalah suatu zat yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dengan cara kimia. Unsur berfungsi sebagai zat
pembangun untuk semua zat-zat kompleks yang akan dijumpai, mulai dari
garam dapur sampai senyawa protein yang sangat kompleks. Semua zat
dibentuk dari sekumpulan unsur-unsur yang terbatas.
Huruf pertama lambang unsur selalu huruf besar, tetapi huruf kedua
tidak pernah ditulis dengan huruf besar. Sebagai contoh, Co adalah lambang
13
1.5.2 Senyawa
1.5.3 Campuran
Latihan
1. Apa perbedaan unsur, senyawa dan campuran! Serta berikan masing-masing
satu contoh!
2. Apa definisi dari larutan? Berapa fasa yang ada dalam larutan?
3. Apakah perbedaan campuran homogen dan heterogen, beri contoh?
4. Golongkan tiap zat-zat berikut sebagai unsur atau senyawa:
a. Hidrogen
b. Air
c. Garam dapur (natrium klorida)
d. Emas
1.6.1 Destilasi
1.6.2 Rekristalisasi
1.6.3 Ekstraksi
X dan Y memisah kembali. Kini zat A dan B berada dalam kedua pelarut X
dan Y, tetapi perbandingan tidak sama.
1.6.4 Kromatografi
C. Rangkuman
Ilmu kimia mempelajari tentang perubahan suatu zat menjadi zat lain, baik
secara spontan maupun oleh factor luar. Setiap zat kimia mempunyai komposisi dan
struktur tertentu. Oleh sebab itu, masalah pokok ilmu kimia mengetahui komposisi dan
18
struktur zat serta kaitannya dengan sifat-sifatnya. Alam terdiri dari materi dan energi.
Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Materi
dapat berupa zat murni atau campuran. Yang termasuk zat murni adalah unsur dan
senyawa, sdangkan campuran ada yang homogen (larutan) dan heterogen. Suatu zat
kimia, terutama zat murni, dapat dikenal dari sifat-sifatnya, karena ia mempunyai sifat
intensif dan ekstensif. Sifat intensif adalah sifat yang tidak bergantung pada jumlah zat,
dan sifat ekstensif bergantung pada jumlahnya.
Setiap zat murni mempunyai partikel terkecil tertentu. Partikel terkecil unsur
disebut atom dan partikel terkecil senyawa disebut molekul. Di bumi jarang terdapat
materi dalam keadaan murni perlu dipisahkan dengan teknik tertentu. Teknik
pemisahan itu adalah destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromatografi. Keempat
teknik ini masing-masing berdasarkan pada perbedaan titik didih, titik beku, daya larut
dan daya serap komponen campuran.
D. Tugas
1. Beri definisi (a) sifat fisika dan (b) sifat kimia. Bagaimana perbedaan antara
perubahan fisika dan perubahan kimia?
2. Apakah hal-hal berikut menggambarkan perubahan fisika atau perubahan kimia? (a)
gas helium dalam balon cenderung keluar setelah beberapa jam, (b) sinar lampu
kilat secara perlahan meredup dan akhirnya padam, (c) jus jeruk yang dibekukan
dapat diperoleh kembali dengan menambahkan air, (d) pertumbuhan tanaman
bergantung pada energi matahari dalam proses yang disebut fotosintesis, (e)
sesendok penuh garam dapur dilarutkan dalam semangkuk sup.
3. Apa beda sifat intensif dan sifat ekstensif? Mana di antara sifat-sifat berikut yang
intensif dan mana yang ekstensif? (a) panjang, (b) volume, (c) suhu, (d) massa, (e)
warna, (f) kerapatan.
4. Golongkan tiap-tiap zat berikut sebagai unsur atau senyawa: (a) hidrogen, (b) air,
(c) natrium klorida, (d) helium, (e) alkohol.
E. Daftar Pustaka
James E. Brady. Tanpa tahun. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1. Jakarta:
Binapura Aksara.
BAB II
HUKUM DASAR KIMIA
A. Pendahualuan
1. Deskripsi Singkat
Bab ini membahas pengukuran massa zat dalam reaksi sehingga ditemukan
hukum-hukum dasar kimia. Hukum ini dijadikan titik tolak oleh Dalton untuk
melahirkan teori kimia pertama, yaitu teori atom Dalton. Kemudian dilanjutkan
dengan hukum kimia mengenai gas yang menjadi dasar konsep massa atom relatif
dan molekul relatif, serta cara penentuan keduanya.
2. Relevansi Materi
3. Kompetensi Pendukung
B. Penyajian Materi
2.1 Hukum-hukum dasar kimia
Hukum Kekekalan Massa
Pada tahun 1774, Lavoiser memanaskan timah dengan oksigen dalam wadah
tertutup. Dengan menimbang secara teliti, ia berhasil membuktikan bahwa dalam
reaksi itu tidak terjadi perubahan massa. Perubahan ini menjadi dasar hukum
Kekekalan Massa, yang berbunyi:
“Pada reaksi kimia, massa zat pereaksi sama dengan massa zat hasil reaksi”
Dengan kata lain dapat dinyatakan:
“Materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan”
21
Contoh:
Hasil pemeriksaan garam dari Madura dan Cirebon menghasilkan data sebagai
berikut:
Massa garam Massa Natrium Massa Klor
Madura 0,2925 gram 0,1150 gram 0,1775 gram
Cirebon 1,7750 gram 0,6900 gram 1,0650 gram
Tunjukan bahwa garam mempunyai perbandingan unsur yang tetap!
Jawaban:
Garam madura:
%Na = 0,1150
0,2925
𝑥 100% = 39,3%
%Cl = 0,1775
0,2925
𝑥100% = 60,7%
Garam Cirebon:
%Na = 0,6900
1,7750
𝑥100% = 39,3%
%Cl = 1,0650
1,7750
𝑥100% = 60,7%
Maka perbandingan massa atom natrium dan klor adalah sama, walaupun garam
berasal dari daerah yang berbeda.
Hukum Perbandingan Berganda
John Dalton tertarik mempelajari dua unsur yang dapat membentuk lebih
dari satu senyawa, seperti tembaga dengan oksigen, karbon dengan oksigen,
belerang dengan oksigen, fosfor dengan klor. Perbandingan massa kedua unsur
tersebut adalah:
➢ Tembaga dengan oksigen membentuk dua senyawa tembaga oksida
Tembaga oksida Tembaga Oksigen Tembaga : Oksigen
CuO 88,8% 11,2% 1 : 0,126
Cu2O 79,9% 20,1% 1 : 0,252
➢ Karbon dengan oksigen membentuk dua senyawa karbon oksida
Karbon oksida Karbon Oksigen Karbon : Oksigen
CO 42,8% 57,2% 1 : 1,33
CO2 27,3% 72,7% 1 : 2,67
23
➢ Sulfur dengan oksigen dapat membentuk dua senyawa oksigen yaitu sulfur
dioksida (I) dan sulfur trioksida (II)
Senyawa Belerang Oksigen Belerang : Oksigen
I 50% 50% 1 : 1
II 40% 60% 1 : 1,5
Dari ketiga contoh di atas massa Tembaga, Karbon dan Sulfur adalah sama.
Angka perbandingan atom oksigen yaitu:
Tembaga oksida 0,126 : 0,252 = 1 : 2
Karbon oksida 1,33 : 2,67 = 1 : 2
Belerang oksida 1 : 1,5 = 2 : 3
Maka perbandingan oksigen dalam bilangan bulat dan sederhana.
Berdasarkan percobaan di atas, Dalton menarik kesimpulan yang disebut Hukum
Perbandingan Berganda
“ Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, apabila masaa
salah satu unsur dalam kedua senyawa sama, maka massa dari unsur yang
lain berada dalam perbandingan bulat dan sederhana”
Contoh:
Raksa dan klor membentuk dua macam senyawa. Dalam senyawa pertama 0,66
gram raksa bergabung dengan 0,118 gram klor, sedangkan dalam senyawa kedua
1,00 gram raksa bergabung dengan 0,355 gram klor. Apakah data ini sesuai dengan
hukum perbandingan berganda?
Jawaban:
Senyawa Raksa Klor Raksa : Klor
I 0,66 0,118 1 : 0,178
II 1,00 0,355 1 : 0,355
Perbandingan klor bila massa raksa sama:
0,178 : 0,355
1 : 2
24
Hipotesis Pertama atom dari unsur yang satu berbeda dari atom dari semua unsur
yang lain.
3. Dalam senyawa MnO terdapat 4,0 gram oksigen yang bergabung dengan 13,7
gram mangan. Berapa berat oksigen yang diperlukan untuk bereaksi dengan
7,85 gram mangan membentuk senyawa MnO2?
Bila 2 liter gas hidrogen bereaksi dengan 1 liter gas oksigen menghasilkan 2 liter
uap air
“ Volume gas-gas yang terlibat dalam reaksi kimia pada tekanan dan suhu
yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana”
Hukum Avogadro
Gambar 2.2 berikut menunjukan reaksi gas metana dengan gas oksigen
menghasilkan karbon dioksida dan air.
Menurut Dalton, massa atom adalah sifat utama unsur yang membedakan
satu unsur dengan yang lain. Karena atom sangat ringan, maka tidak dapat
digunakan satuan gram dan kg untuk massa atom dan harus dicari suatu atom
sebagai massa standar.
Massa atom relatif adalah perbandingan massa satu atom dengan massa
atom standar.
Salah satu syarat massa standar adalah stabil dan murni. Pada tahun 1960
ditetapkan karbon-12 atau C-12 sebagai standar, sehingga:
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑋
Ar = 1
𝑥𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝐶−12
12
C. Rangkuman
Ilmu kimia adalah ilmu berdasarkan percobaan di laboratorium. Hasil percobaan
terhadap massa zat dalam reaksi melahirkan hukum dasar, yaitu hukum kekekalan
massa, perbandingan tetap dan perbandingan berganda. Berdasarkan hukum ini, Dalton
berhasil merumuskan teori tentang materi yang disebut teori atom Dalton. Teori ini
menyatakan unsur terdiri atas atom-atom yang mempunyai ukuran dan massa yang
sama, tetapi berbeda dari atom unsur lain.
Penelitian terhadap reaksi gas (pada P dan T sama) telah melahirkan hukum
penyatuan volume dan hukum Avogadro. Hukum ini menjadi dasar lahirnya konsep
massa atom relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) yang sangat berguna dalam
menentukan rumus senyawa.
Perubahan kimia, disebut reaksi kimia, digambarkan dengan persamaan reaksi.
Zat yang mengalami perubahan, yaitu reaktan, ditulis pada sisi kiri dan zat yang
terbentuk, yaitu produk, ditulis pada sisi kanan dari tanda panah. Persamaan kimia
harus setara dan mengikuti hukum kekekalan massa. Jumlah atom tiap jenis unsur
dalam reaktan dan produk harus sama.
31
D. Tugas
1. Kemukakan dengan kata-kata sendiri tentang:
a. Hukum kekekalan massa
b. Hukum perbandingan tetap
c. Hukum perbandingan berganda
2. Siklopropana, suatu anestetik yang sangat efektif mengandung unsur karbon dan
hidrogen yang bersenyawa dalam perbandingan 1,00 gram hidrogen dan 6,00 gram
karbon. Apabila suatu sampel siklopropana mengandung 24,0 gram hidrogen,
berapa gram karbon terdapat didalamnya?
3. Dua sampel Freon (gas pendingin yang digunakan dalam lemari es dan AC)
dianalisis. Dalam sampel pertama 1,00 gram C ternyata bersenyawa dengan 6,33
gram F dan 11,67 gram Cl. Dalam sampel kedua 2,00 gram C bersenyawa dengan
12,66 gram F dan 23,34 gram Cl. Bagaimana perbandingan massa antara karbon
dengan fluor, antara karbon dengan klor, dan antara flor dengan klor dalam masing-
masing sampel. Apakah data-data ini mengandung hukum perbandingan tetap?
Jelaskan jawaban anda!
4. Setarakan reaksi berikut:
Sb2S3 + HNO3 Sb2O5 + NO2 + S + H2O
E. Daftar Pustaka
James E. Brady. Tanpa tahun. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1. Jakarta:
Binapura Aksara.
BAB III
STOIKIOMETRI
A. Pendahualuan
1. Deskripsi Singkat
Dalam reaksi kimia kita harus dapat menentukan sifat dari hasil reaksi
kimia, menemukan rumus dan menentukan seberapa banyak berbagai zat kimia
diperlukan apabila kita akan melakukan reaksi kimia. Dengan kata lain, kita harus
dapat bekerja secara kuantitatif dengan unsur, senyawa dan reaksi kimia. Sehingga
dalam bab ini akan dibahas materi mengenai stoikiometri.
2. Relevansi Materi
3. Kompetensi Pendukung
B. Penyajian Materi
3.1 Konsep Mol
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani Stoicheion = unsur dan metron =
mengukur sehingga stoikiometri merupakan istilah yang dipakai untuk
menggambarkan bentuk kuantitatif dari reaksi dan senyawa kimia.
Pada sistem SI, mol merupakan banyaknya suatu zat yang mengandung
entitas dasar (atom, molekul atau partikel lain) sebanyak jumlah atom yang terdapat
dalam tepat 12 gram (atau 0,012 kg) isotop karbon -12.
Jumlah partikel dalam 1 mol zat yaitu:
1 mol zat = 6,02 x 1023 partikel
33
Angka ini disebut bilangan Avogadro (NA = 6,02 x 1023), yaitu angka yang
menunjukan jumlah partikel dalam 1 mol zat. Jadi lusinannya ahli kimia adalah
mol.
1 mol atom C-12 = 12 gram
1 mol zat = 6,02 x 1023 partikel
Massa dari C-12 adalah massa molar (Ar / Mr) merupakan massa (dalam gram atau
kg) dari 1 mol entitas (spt atom/ molekul) zat.
Contoh 1. Mengubah gram ke mol
Berapa mol silikon (Si) yang terdapat dalam 30,5 gram Si? Silikon adalah suatu
unsur yang dipakai untuk pembuatan transistor. (Massa molar Ar Si = 28,1 gram)
Jawaban: 1 mol Si = 28,1 gram Si
1 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑖 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑖
28,1 𝑔 𝑆𝑖
= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑆𝑖
1 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑖 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑖
28,1 𝑔 𝑆𝑖
= 30,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑆𝑖
1 𝑚𝑜𝑙 𝑆𝑖
mol Si = 28,1 𝑔 𝑆𝑖
x 30,5 gram Si
mol Si = 1,09 mol Si
Latihan: Metana (CH4) adalah komponen utama dari gas alam. Berapa mol CH4
yang ada dalam 6,07 gram CH4.
2,55 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑢
Massa Cu = 1 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑢
x 63,5 gram Cu
Massa Cu = 162 gram Cu
Latihan: Seng (Zn) adalah logam berwarna perak yang digunakan untuk
membuat kuningan (bersama tembaga) dan melapisi besi untuk
mencegah korosi. Ada berapa gram Zn dalam 0,356 mol Zn?
34
1 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑙
35,5 𝑔 𝐶𝑙
= 41,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶𝑙
1 𝑚𝑜𝑙 𝑆 𝑚𝑜𝑙 𝑆
32 𝑔 𝑆
= 16,3 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑆
0,5 mol S = 0,5 x 6,02 x 1023 partikel
Latihan:
1. Ada berapa banyak atom yang terdapat dalam 9,6 gram H2SO4?
2. Berapa banyak atom hidrogen yang terdapat di dalam 25,6 gram urea
[(NH4)2CO], yang digunakan sebagai pupuk, makanan hewan, dan dalam
pembuatan polimer? Massa molar (Mr) urea adalah 60,06 gram.
Latihan: Ada berapa mol atom kobalt (Co) dalam 6,00 x 109 atom Co?
3.2 Kemolaran
Banyak zat kimia yang terdapat di laboratorium atau dipasaran tidak dalam
keadaan murni, tetapi berupa larutan HCl, H2SO4 dan larutan HNO3. Jumlah mol zat
dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang
paling umum dipakai adalah: molaritas (M) atau konsentrasi molar.
Molaritas (M) adalah jumlah mol saat zat terlarut dalam larutan dibagi
dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter.
Molaritas (M) = 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
36
= 0,05 𝑚𝑜𝑙
2 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 0,025 mol/Liter
= 0,025 M
Hitunglah volume larutan dalam mililiter yang dibutuhkan untuk membuat 2,14
gram natrium klorida NaCl dari 0,27 M larutan!
Jawaban:
1 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝐶𝑙
1 mol NaCl = Ar Na + Ar Cl 58,5 𝑔 𝑁𝑎𝐶𝑙
= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙
= 58,5 gram NaCl …(1) mol NaCl = 0,04 mol NaCl …(2)
= 0,04 𝑚𝑜𝑙
0,27 𝑀
Berapa gram perak nitrat AgNO3 yang dibutuhkan untuk membuat 500 mL larutan
AgNO3 0,3 M?
Jawaban:
Pengenceran
Larutan pekat lebih sering disimpan sebagai “stok”. Kita sering
mengencerkan larutan pekat sebelum bekerja. Prosedur untuk penyiapan larutan
yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat disebut pengenceran (dilution).
Mol zat terlarut sebelum pengenceran = mol zat terlarut setelah pengenceran
Karena semua berasal dari larutan stok awal, kita dapat menyimpulkan bahwa:
Mawal Vawal = Makhir Vakhir
Dengan:
Mawal dan Makhir adalah konsentrasi
Vawal dan Vakhir adalah volume, satuannya harus sama
39
Model Molekul
Gambar 3.2 Rumus molekul dan rumus struktur dan model untuk empat
molekul yang umum
Contoh 1: Suatu sampel gas berwarna coklat yang merupakan polutan utama
udara ternyata mengandung 2,34 gram N dan 5,34 gram O. bagaimana rumus paling
sederhana dari senyawa ini?
Jawaban:
1 mol N = 14 gram N 1 mol O = 16 gram O
mol N = 2,3414
𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,167 mol mol O = 5,3416
𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,333 mol
maka Rumus Empiris (RE) : N0,167 O0,333 = NO2
Latihan: Suatu senyawa mengandung 5,2 gram seng, 0,96 gram karbon, dan 3,84
gram oksigen. Tentukan RE senyawa!
Contoh 2: suatu senyawa mengandung 40% karbon, 6,67% hidrogen, dan 53,3%
oksigen. Tentukan rumus empiris senyawa!
Jawaban:
1 mol C = 12 gram C 1 mol H = 1 gram H 1 mol O = 16 gram O
mol C = 40 𝑔𝑟𝑎𝑚
12
mol H = 6,67 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
mol O = 53,316
𝑔𝑟𝑎𝑚
92 = n {(1 x Ar N) + (2 x Ar O)}
92 = n {(1 x 14) + (2 x 16)}
92 = n {(14) + (32)}
92 = n (46)
n =2
maka RM = (RE)n
= (NO2)2
= N2O4
Latihan: Nikotin mengandung 74,07% C; 17,2% N dan 8,65% H. jika massa
molekul relatifnya 162,2 maka tentukan rumus empiris dan rumus
molekunya!
Contoh 4: 1,025 gram sampel suatau senyawa yang mengandung karbon dan
hidrogen dibakar dengan oksigen menghasilkan karbondioksida dan air. Hasil
ditampung secara terpisah dan ditimbang, ternyata terbentuk 3,007 gram CO2 dan
1,845 gram H2O. Bagaimana rumus empiris senyawa tersebut?
Jawaban:
42
= 1 x 12 + 2 x 16 = 12 𝑔𝑟𝑎𝑚
44 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 3,007 gram
Perbandingan antara molekul yang bereaksi atau yang terbentuk sama dengan
perbandingan antara mol dari zat tersebut yang bereaksi atau terbentuk.
Jadi pembakaran etanol dapat juga ditulis:
1 mol C2H5OH + 3 mol O2 2 mol CO2 + 3 mol H2O
Artinya: satu molekul C2H5OH membutuhkan tiga kali lebih banyak molekul O2
dan setiap satu molekul C2H5OH yang dipakai terbentuk 2 molekul CO2 dan 3
molekul H2O.
Contoh 1: Menggunakan persamaan reaksi untuk perhitungan jumlah mol yang
ikut dalam reaksi tersebut
Berapa mol oksigen yang dibutuhkan umtuk pembakaran 1,80 mol C2H5OH jika
menggunakan persamaan reaksi ini:
C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O
Jawaban:
1 mol C2H5OH 3 mol O2
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑂2
Maka mol O2 = 𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐶2 𝐻 𝑂𝐻
x jumlah mol C2H5OH
5
3 𝑚𝑜𝑙 𝑂2
= 1 𝑚𝑜𝑙 𝐶2𝐻 𝑂𝐻
x 1,80 mol C2H5OH
5
= 5,4 mol O2
Latihan: Semua logam alkali bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen dan
hidroksida logam alkali yang bersesuaian. Satu reaksi yang khas adalah
antara litium dan air:
2Li(s) + 2H2O(l) 2LiOH(aq) + H2(g)
Berapa mol H2 akan terbentuk dari reaksi sempurna antara 6,23 mol Li
dengan air?
Contoh 2: Menggunakan persamaan reaksi untuk perhitungan dalam gram
Makanan yang kita makan diuraikan atau dipecah dalam tubuh menghasilkan energi
yang kita perlukan untuk pertumbuhan dan melakukan berbagai fungsi. Persamaan
umum untuk proses yang sangat kompleks ini menggambarkan penguraian glukosa
(C6H12O6) menjadi karbon dioksida, CO2 dan air, H2O.
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O
44
Jika 856 gram C6H12O6 dimakan oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu,
berapa massa CO2 yang dihasilkan?
Jawaban:
• Langkah pertama mencari jumlah mol C6H12O6
1 mol C6H12O6 = 6 x Ar C + 12 x ArH + 6 x ArO
= (6 x 12) + (12 x 1) + (6 x 16
= 180 gram C6H12O6
1 𝑚𝑜𝑙 𝐶6 𝐻12 𝑂6 𝑚𝑜𝑙 𝐶6 𝐻12 𝑂6
180 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶6 𝐻12 𝑂6
=
856 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐶6 𝐻12 𝑂6
Berapa gram NO2 yang terbentuk dari reaksi sempurna 1,44 gram NO?
𝟓 𝒎𝒐𝒍
= = 10 liter
𝟎,𝟓 𝑴
Latihan: Aluminium hidroksida Al(OH)3 salah satu komponen antasida yang ada
dalam Maalox, dapat dibuat dari reaksi aluminium sulfat, Al2(SO4)3
dengan natrium hidroksida, NaOH. Persamaan reaksinya adalah:
Al2(SO4)3(aq) + 6NaOH(aq) 2Al(OH)3(s) + 3Na2SO4(aq)
Berapa mililiter larutan NaOH 0,2M yang dibutuhkan untuk direaksikan
dengan 3,5 gram Al2(SO4)3?
SENYAWA HIDRAT (AIR KRISTAL)
Contoh soal:
11,6 gram Na2SO4.xH2O dipanaskan sehingga terbentuk 7,1 gram Na2SO4. (Mr
Na2SO4 = 142 dan H2O = 18) tentukan jumlah air kristal yang terkandung dalam
senyawa tersebut dan tuliskanlah rumus molekul senyawa berkristal tersebut!
Jawab:
Massa Na2SO4.xH2O = 11,6 gram
Massa Na2SO4 = 7,1 gram (Mr = 142)
Massa H2O = (11,6 gram – 7,1 gram)
= 4,5 gram (Mr = 18)
Ditanya : x = …?
m 11,6 g
mol Na2 SO4 = = = 0,05 mol
Mr 142 g/mol
𝑚 4,5 𝑔
𝑚𝑜𝑙 𝐻2 𝑂 = = = 0,25 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 18 𝑔/𝑚𝑜𝑙
PEREAKSI PEMBATAS
Dalam reaksi yang pereaksinya non stoikiometri maka kuantitas hasil reaksi
dihitung dari kuantitas stoikiometrik pereaksi yang terkecil. Sebagai contoh:
(1) 5 pria + 7 wanita → 5 pasang
47
Pada (1) tersisa 2 wanita, karena tidak ada pasangan dan semua pria habis,
sedangkan pada (2) tersisa 3 pria yang tidak berpasangan. Pada (1) pria dikatakan
sebagai pembatas dan pada (2) wanita dikatakan sebagai pembatas.
Contoh:
500 mL HCl 2,5 M direaksikan dengan 2 L Ba(OH)2 0,2 M. Tentukan:
a. Zat yang berperan sebagai pereaksi pembatas
b. Massa BaCl2 yang terjadi
c. Massa pereaksi yang tersisa
Mr BaCl2 = 208
Mr HCl = 36,5
Jawab:
C. Rangkuman
Satu mol adalah sejumlah bilangan Avogadro (6,02 x 1023) dari atom, molekul
atau partikel lain. Mol suatu zat kimia dapat ditentukan dari rumus dan massanya.
Penentuannya bergantung pada keadaan zat, apakah padat, cair, gas atau larutan.
48
Konsentrasi larutan adalah sejumlah zat terlarut yang terdapat dalam sejumlah tertentu
larutan. Molaritas menyatakan konsentrasi sebagai jumlah mol zat terlarut dalam 1 L
larutan. Pengenceran adalah proses penambahan pelarut ke dalam suatu larutan, yang
akan mengurangi konsentrasi (molaritas) larutan tanpa mengubah jumlah mol zat
terlarut yang terdapat dalam larutan.
Suatu senyawa mempunyai rumus molekul, rumus empiris dan struktur molekul.
Rumus molekul dapat diketahui jumlah dan jenis atom yang bergabung dalam setiap
molekul senyawa. Rumus empiris menunjukan perbandingan paling sederhana dari
atom-atom di dalam suatu molekul. Menghitung massa zat yang terlibat dalam reaksi
disebut perhitungan kimia, yaitu mencari kesetaraan mol zat tersebut. Jika mol salah
satu zat diketahui maka yang lain dapat dihitung.
D. Tugas
1. Berapa mol asam sulfat H2SO4 yang terdapat dalam 85,3 gram H2SO4? (Ar H = 1,
Ar S = 32, ArO = 16).
2. Misalkan suatu larutan litium karbonat, Li2CO3 suatu obat yang digunakan untuk
mengobati depresi berat, pada labelnya tertulis 0,15 M. (a) berapa mol Li2CO3 yang
terdapat dalam 250 mL larutan?, (b) berapa gram Li2CO3 yang terdapat dalam 630
mL larutan?, (c) berapa mililiter larutan ini dibutuhkan agar diperoleh 0,01 mol
Li2CO3?
3. Alisin adalah senyawa yang menyebabkan bau khas bawang putih. Analisis dari
senyawa ini memberikan persen komposisi massa sebagai berikut C: 44,4%; H:
6,21%; S: 39,5%; O: 9,86%. Hitunglah rumus empirisnya. Jika massa molarnya
(Mr= 162 gram), bagaimana rumus molekulnya?
4. Perhatikan reaksi setara berikut:
6ClO2 + 3H2O 5HClO3 + HCl
a. Berapa mol HClO3 yang dihasilkan dari 14,3 gram ClO2?
b. Berapa gram H2O yang dibutuhkan untuk menghasilkan 5,74 gram HCl?
49
E. Daftar Pustaka
James E. Brady. Tanpa tahun. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1. Jakarta:
Binapura Aksara.
BAB IV
STRUKTUR ATOM
A. Penyajian Materi
4.1 Teori Atom dan Partikel Dasar Atom
Teori Atom Dalton
Semua zat kimia identik oleh partikel terkecil yang disebut atom. Atom
berasal dari bahasa Yunani, atomos (a = tidak, tomos = dibagi). Pada tahun 1807
John Dalton merumuskan pernyataannya yang disebut Teori Atom Dalton:
1. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua unsur
tertentu adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa dan sifat kimia yang
sama. Atom satu unsure tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain.
2. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap
senyawa, perbandingan antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada bisa
merupakan bilangan bulat dan sederhana.
3. Yang terjadi dalam reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau
penyusunan ulang atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan
atau pemusnahan atom-atom.
Hipotesis pertama menyatakan: atom dari unsur yang satu berbeda dari atom
semua unsur yang lain.
Hipotesis kedua menyatakan: untuk membentuk suatu senyawa, tidak hanya
membutuhkan atom dari unsure-unsur yang sesuai, tetapijuga jumlah
yang spesifik dari atom-atom ini. Gagasan ini merupkan perluasan
Hukum Perbandingan Tetap. Hipotesis, kedua juga mendukung
Hukum Perbandingan Berganda.
Hipotesis ketiga merupakan: cara lain menyatakan Hukum Kekekalan Massa,
maka tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
51
Ditinjau dari teori modern terdapat beberapa kelemahan teori atom Dalton,
yaitu:
1. Dalton menyatakan bahwa atom tidak dapat dibagi-bagi. Kini telah dibuktikan
bahwa atom terbentuk dari partikel dasar (yang lebih kecil dari atom), yakni
neutron, proton dan electron.
2. Menurut Dalton, atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Ternyata
dengan reaksi nuklir satu atom dapat diubah menjadi atom unsure lain.
3. Dalton menyatakan bahwa atom suatu unsure sama dalam segala hal. Sekarang
ternyata ada isotop, yaitu atom yang sama tetapi massa yang berbeda.
4. Perbandingan unsur dalam suatu senyawa menurut Dalton adalah bilangan bulat
dan sederhana. Tetapi kini semakin banyak ditemukan senyawa dengan
perbandingan yang tidak sederhana misalnya C18H35O2Na.
Elektron
Salah satu alat digunakan untuk menyelidiki fenomena ini adalah tabung
sinar katoda, tabung ini berupa kaca yang sebagian besar udaranya sudah disedot
keluar. Ketika dua lempeng logam dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi,
lempeng yang bermuatan negatif disebut Katoda, memancarkan sinar yang tidak
terlihat. Sinar katoda ini tertarik ke lempeng bermuatan positif, yang disebut
Anoda, dimana sinar itu melalui suatu lubang dan terus merambat menuju ujung
tabung satunya. Ketika sinar ini menumbuk permukaan yang telah dilapisi secara
khusus, sinar katoda tersebut menghasilkan pendaran yang kuat atau cahaya yang
terang. Karena sinar katoda ditarik oleh lempeng yang bermuatan positif dan ditolak
oleh lempeng yang bermuatan negatif, sinar tersebut haruslah terdiri atas partikel-
partikel yang bermuatan negatif. Kita mengenal partikel bermuatan negatif ini
sebagai Elektron.
Gambar 4.1 Tabung sinar katoda. Sinar
mengalir dari katoda (-) ke anoda (+)
52
Proton
Goldstein pada tahun 1886 membuat alat yang mirip tabung sinar katoda.
Katoda dibuat berlubang dan diletakkan agak ke dalam. Tabung diisi gas hydrogen
bertekanan rendah. Setelah dialirkan listrik menghasilkan dua macam sinar.
Pertama, sinar katoda (electron) yang bergerak dari katoda ke anoda. Kedua, sinar
yang bergerak ke katoda dan sebagian masuk ke dalam lobang (saluran) sehingga
disebut juga sinar saluran.
53
Diluar inti tidak hanya kosong, tetapi terdapat elektron yang berputar
mengelilinginya. Elektron tidak mempengaruhi arah sinar α karena electron amat
kecil dan ringan. Dengan penalaran diatas, Rutherford merumuskan teori atom yang
disebut Model atom Rutherford:
”Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang merupakan
terpusatnya massa. Disekitar inti terdapat electron yang bergerak
mengelilinginya dalam ruang hampa”
Salah satu kelemahannya dari teori atom Rutherford adalah tidak
menjelaskan mengapa elektron itu tidak jatuh ke intinya. Menurut hukum fisika
55
klasik, gerakan elektron mengitari inti akan disertai pemancaran energi berupa
radiasi elektromagnet. Jika demikian maka energi elektron akan berkurang sehingga
gerakannya akan melambat. Sementara, jika gerakan elektron melambat, maka
lintasannya akan terbentuk spiral dan akhirnya ia akan jatuh ke inti atom.
Neutron
Neutron ditemukan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Ketika
Chadwick menembakkan partikel α keselembar tipis berilium, logam tersebut
memancarkan radiasi yang berenergi sangat tinggi. Sinar ini sesungguhnya terdiri
dari partikel netral yang mempunyai massa sedikit lebih besar dari pada massa
proton. Chadwick menamai partikel ini dengan neutron.
Tabel 4.1 Massa dan Muatan Partikel Subatom
Muatan
Partikel Massa (gram)
Coulomb Satuan muatan
Elektron 9,10939 x 10-28 -1,6022 x 10-19 -1
Proton 1,67262 x 10-24 +1,6022 x 10-19 +1
Neutron 1,67493 x 10-24 0 0
Latihan:
Contoh: nomor atom(Z) nitrogen adalah 7; ini berarti setiap atom N netral
mempunyai 7 proton dan 7 elektron.
Nomor massa (A) adalah
Cara lazim digunakan untuk menandai nomor atom dan nomor massa dari
satu atom untuk unsur X adalah:
𝐴
𝑍𝑋
dengan: A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n)
Z (nomor atom) = jumlah proton
“untuk atom netral jumlah proton = jumlah elektron
disebut isotop.
Contoh:
Terdapat tiga isotop untuk atom hidrogen;
1 2 3
1𝐻 1𝐻 1𝐻
Sifat-sifat kimia suatu unsur ditentukan oleh proton dan elektron atomnya.
Isotop-isotop dari unsur yang sama mempunyai sifat-sifat kimia yang sama,
membentuk jenis senyawa yang sama, dan menunjukkan kereaktifan yang serupa.
Contoh: tentukan jumlah proton, neutron dan electron dalam atom-atom berikut!
197
a. 79𝐴𝑢 b. 32
16𝑆
2−
c. 209
83𝐵𝑖
3+
Jawaban:
197
a. 79𝐴𝑢
A (nomor massa) = Jumlah proton (Z) + jumlah neutron (n), maka jumlah
neutron adalah:
Jumlah neutron(n) = A – Z
= 197 – 79 = 118
32 2−
b. 16𝑆
Latihan:
Atom netral yang mengalami penambahan satu atau lebih electron, ion
dengan muatan total negatif.
Contoh: atom Cl dapat memperoleh tambahan 1 elektron untuk menjadi ion
Cl-.
Atom Cl Ion Cl-
17 proton 17 proton
17 elektron 18 elektron
Logam cenderung membentuk kation dan non logam cenderung
membentuk anion.
✓ Ion Monoatomik
Ion yang mengandung hanya satu atom. Contoh: Na+, Cl-, Fe3+, S2-, N3-,
Mg2+, dll
✓ Ion Poliatomik
Ion yang mengandung lebih dari satu atom. Contoh: NH4+ (ion
amonium), CN- (ion sianida), OH- (ion hidroksida).
4.4 Penamaan Senyawa
Senyawa Ionik
Senyawa yang terbentuk dari kation (ion positif) dan anion (ion negatif).
Semua kation diturunkan dari atom logam, sedangkan anion dari atom non
logam.
Tabel 4.2 Tata Nama “-ida” untuk Beberapa Anion Monoatomik yang Umum
Menurut Letaknya dalam Tabel Periodik
Golongan IV A Golongan VA Golongan VI Golongan VII
C Karbida (C4-) N Nitrida (N3-) O Oksida (O2-) F Fluorida (F-)
Si Silisida (Si4-) P Fosfida (P3-) S Sulfida (S2-) Cl Klorida (Cl-)
Se Selenida (Se2-) Br Bromida (Br-)
Te Telurida (Te2-) I Iodida (I-)
❖ Senyawa Biner
Senyawa yang terbentuk dari hanya dua unsur.
Tata nama penulisan: Unsur pertama kation logam, diikuti anion non logam
Contoh:
60
ZnI2 unsur pertama kation seng, unsur kedua anion iodida maka
nama senyawa adalah: Seng iodida
KBr unsur pertama kation kalium, unsur kedua anion bromida,
maka nama senyawa adalah: Kalium bromida
Al2O3 unsur pertama kation aluminium, unsur kedua anion
oksida, maka nama senyawa adalah: Aluminium oksida
❖ Senyawa Tersier
Senyawa yang tersusun atas tiga unsur.
Tata nama penulisan: Unsur pertama kation logam, diikuti anion non logam
Contoh:
LiOH Litium hidroksida
KCN Kalium sianida
Tabel 4.3 Nama dari Beberapa Kation dan Anion Anorganik yang Umum
Kation Anion Kation Anion
3+ - 2+
Aluminium (Al ) Bromida (Br ) Timah(II) (Sn ) Dihidrogen fosfat
Amonium (NH4+) Karbonat (CO32-) Mangan(II) (Mn2+) (H2PO4-)
Barium (Ba2+) Klorat (ClO3-) Raksa(I) (Hg22+) Hidrogen karbonat
2+ - 2+
Kadmium (Cd ) Klorida (Cl ) Raksa(II) (Hg ) (HCO3-)
2+ 2- 2+
Kalsium (Ca ) Kromat (CrO4 ) Besi(II) (Fe ) Hidrogen fosfat (HPO42-)
Cesium (Cs+) Sianida (CN-) Besi(III) (Fe3+) Hidrogen sulfat (HSO4-)
+ 2- +
Hidrogen (H ) Dikromat (Cr2O7 ) Tembaga(I) (Cu ) Oksida (O2-)
Litium (Li+) Fluorida (F-) Tembaga(II) (Cu2+) Permanganat (MnO4-)
2+ -
Magnesium (Mg ) Hidrida (H ) Kobalt(II) (Co2+) Peroksida (O22-)
+ - 3+
Kalium (K ) Hidroksida (OH ) Krom(III) (Cr ) Fosfat (PO43-)
Perak (Ag+) Iodida (I-) Timbal(II) (Pb2+) Sulfat (SO42-)
+ -
Natrium (Na ) Nitrat (NO3 ) Sulfida (S2-)
Stronsium (Sr2+) Nitrit (NO2-) Sulfit (SO32-)
2+ 3-
Seng (Zn ) Nitrida (N ) Tiosianat (SCN-)
Logam-logam tertentu, khususnya logam transisi dapat membentuk lebih
dari satu jenis kation. Contoh: Fe2+ dan Fe3+. Untuk menunjukkan kation-kation
berbeda dari unsur yang sama dengan menggunakan angka romawi. Angka
romawi I digunakan untuk muatan (+1), II digunakan untuk muatan (+2).
Contoh:
FeCl2 Fe2+ (kation logam) dan Cl- (anion non logam) besi memiliki muatan
(+2) maka nama senyawa adalah: Besi(II) klorida
CuCN Cu+ (kation logam) dan CN- (anion non logam) tembaga memiliki
muatan (+1) maka nama senyawa adalah: Tembaga(I) sianida
Latihan:
Contoh:
HCl unsur pertama Hidrogen, unsur kedua klorida, maka nama
senyawa adalah: Hidrogen klorida
SiC unsur pertama Silikon, unsur kedua karbida, maka nama
senyawa adalah: Silikon karbida
Sepasang unsur dapat membentuk beberapa senyawa yang berbeda,
sehingga digunakan awalan Yunani untuk menyatakan jumlah atom.
Awalan Yunani:
1= mono 3=tri 5=penta 7=hepta 9=nona
2= di 4=tetra 6=heksa 8=okta 10=deka
Contoh:
CO Karbon monoksida N2O4 Dinitrogen tetroksida
62
Contoh:
B2H6 Diboron PH3 Fosfin
CH4 Metana H2O Air
SiH4 Silan H2S Hidrogen sulfida
NH3 Amonia
Latihan:
Contoh:
HNO3 Asam nitrat H2CO3 Asam karbonat
H2SO4 Asam sulfat HClO3 Asam klorat
63
Sering kali dua atau lebih asam okso mempunyai atom pusat yang
sama tetapi jumlah atom O yang berbeda. Dimulai dengan asam okso yang
namanya diakhiri dengan “-at”, kita gunakan aturan berikut:
▪ Penambahan satu atom O pada asam “-at”: asamnya disebut “per…-at”.
Contoh: HClO3 (asam klorat), penambahan satu atom O menjadi
HClO4 (asam perklorat)
▪ Pengurangan satu atom O pada asam “-at”: asamnya disebut asam “-it”.
Contoh: HClO3 (asam klorat), pengurangan satu atom O menjadi
HClO2 (asam klorit)
▪ Pengurangan dua atom O pada asam “-at”: asamnya disebut “hipo….it”.
Contoh: HClO3 (asam klorat), pengurangan dua atom O menjadi
HClO (asam hipoklorit)
Tabel 4.5 Nama-nama Anion Okso dan Anion Okso yang Mengandung
Klorin
Asam Anion
HClO4 (asam perklorat) ClO4- (perklorat)
HClO3 (asam klorat) ClO3- (klorat)
HClO2 (asam klorit) ClO2- (klorit)
HClO (asam hipoklorit) ClO- (hipoklorit)
Latihan:
1. Beri nama asam dan anion oksonya (a) H3PO3 dan (b) IO4-
➢ Penamaan Basa
64
Contoh:
NaOH Natrium hidroksida
KOH Kalium hidroksida
Ba(OH)2 Barium hidroksida
NH3 (amonia) juga digolongkan sebagai basa, karena jika amonia dilarutkan
dalam air, NH3 bereaksi dengan air menghasilkan ion NH4+ dan OH-.
B. Tugas
1. Berikan nama senyawa-senyawa berikut:
a. Na2CrO4 e. PF5
b. Li2CO3 f. FeO
c. NH4NO2 g. CsClO3
d. NaH h. Na2O
e. Al(OH)3 i. Na2O2
2. Tulislah rumus untuk senyawa-senyawa berikut:
a. Magnesium fosfat f. Iod heptafluorida
b. Kalsium hidrogen fosfat g. Timbal(II) karbonat
c. Perak perklorat h. Timah(II) fluorida
d. Tetrafosfor dekasulfida i. Merkuri(I) iodida
e. Tembaga(I) sianida j. Merkuri(II) oksida
C. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
BAB V
KONFIGURASI ELEKTRON
A. Penyajian Teori
5.1 Bilangan Kuantum
Contoh:
n = 2, maka l = 0, l = 1. Terdiri atas dua subkulit yaitu subkulit 2s dan 2p,
dimana 2 melambangkan nilai n sedangkan s dan p melambangkan nilai l.
sehingga:
n = 2; l = 0 subkulit 2s
l = 1 subkulit 2p
Contoh:
n = 2; l = 0 subkulit 2s; ml = 0; jumlah orbital 1
0
maka satu orbital 2s dan tiga orbital 2p, jadi total orbitalnya adalah empat
orbital.
67
Contoh:
Subkulit 2p terdapat:
n = 2; karena orbital p maka l = 1; ml = -1, 0, 1
-1 0 1
Latihan:
1. Berikan nilai-nilai n, l, dan ml untuk orbital-orbital pada subkulit 4d!
2. Berapakah jumlah total orbital yang terkait dengan bilangan kuantum n = 3?
3. Elektron dalam atom tertentu berada pada tingkat kuantum n = 2.sebutkan
semua nilai l dan ml electron tersebut!
1s1
Karena nomor atom H atau jumlah electron H adalah 1, maka tanda panah hanya
satu, yang menunjukkan bilangan kuantum spin sm = +1/2. Tanda panah ke atas
menyatakan salah satu dari dua kemungkinan gerak spin elektronnya. Kotaknya
menyatakan orbital atom.
Diagram (a) dan (b) tidak dapat diterima oleh prinsip Larangan Pauli. Pada
diagram (a), kedua electron mempunyai spin ke atas dan keduanya akan memiliki
bilangan kuantum n = 1, l = 0, ml = 0, ms = +1/2. Pada diagram (b), kedua electron
mempunyai spin kebawah dan keduanya akan memiliki bilangan kuantum n = 1, l =
0, ml = 0, ms = -1/2. Hanya diagram (c) yang dapat diterima karena satu electron
mempunyai bilangan kuantum n = 1, l = 0, ml = 0, ms = +1/2 dan satu electron lagi
70
1s2
Aturan Hund
Aturan Hund menyatakan bahwa susunan electron yang paling stabil dalam
subkulit adalah susunan dengan jumlah spin parallel terbanyak.
Konfigurasi electron 6C (Z = 6) adalah 1s2 2s2 2p2
1s2 2s2 2px 2py 2pz
Ada tiga cara yang berbeda untuk mendistribusikan dua elektron dalam tiga orbital
p:
Baik (a) dan (b) spinnya saling meniadakan. Pada (a); kedua elektron berada
pada orbital 2px yang sama, menghasilkan tolakan antar elektron yang lebih besar
dari pada bila dua elektron mengisi dua orbital yang berbeda, misalnya 2px dan 2py.
pada (b); juga lebih membingungkan. Jadi (c) memenuhi kondisi aturan Hund.
Fakta bahwa atom karbon bersifat paramagnetik, dimana masing-masing
mengandung dua elektron takberpasangan, adalah sesuai aturan Hund.
Jadi diagram orbital atom 6C : 1s2 2s2 2p2
1s2 2s2 2p2
Sekali lagi aturan Hund menentukan bahwa ketiga elektron 2p mempunyai spin
yang paralel satu sama lain, oleh karena itu atom N bersifat paramagnetik, karena
mengandung tiga elektron takberpasangan.
71
4s1 3d5
Menurut aturan Hund, diagram orbital untuk atom Cr adalah:
24Cr: [Ar] 4s1 3d5 atom Cr mempunyai 6 elektron
tak berpasangan. 4s1 3d5
72
Konfigurasi electron 29Cu (Z= 29): 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d9, konfigurasi ini
belum stabil, sehingga konfigurasi electron yang lebih stabil adalah:
29Cu: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10 atau [Ar] 4s1 3d10
4s1 3d10
73
Gambar 5.2 Klasifikasi golongan unsur-unsur dalam tabel periodik menurut jenis
subkulit terluar yang terisi dengan elektron
B. Tugas
1. Tulislah konfigurasi electron dari 23V, 28Ni, 33As, 30Zn!
2. Tulislah konfigurasi 12Mg, 12Mg2+, 26Fe, 26Fe3+!
C. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
BAB VI
SISTEM PERIODIK
A. Penyajian Materi
III kosong, karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada B dan Al. Mendeleev
juga dapat meramalkan sifat atom yang belum dikenal seperti ekasilikon.
❖ Sifat kimia dan fisika unsure dalam satu golongan mirip dan berubah secara
teratur
❖ Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan golongannya
❖ Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan waktu itu dan telah
mempunyai tempat yang kosong
Gambar 6.2 Konfigurasi elektron pada keadaan dasar. Agar sederhana, hanya
ditampilkan konfigurasi kulit terluar.
78
Contoh:
7X : 1s2 2s2 2p3 Golongan VA
11Y : 1s2 2s2 2p6 3s1 Golongan IA
Contoh:
24P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Golongan VIB
47Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d9 konfigurasi elektron menjadi:
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10 Golongan IB
Periode unsur dapat ditentukan dari bilangan kuantum (n) yang terbesar atau
n kulit terluarnya. Dengan demikian, perioda keempat unsur di atas adalah:
79
7X : 1s2 2s2 2p3 Periode 2 karena n terbesar 2, yaitu 2s2 atau 2p3
11Y : 1s2 2s2 2p6 3s1 Periode 2 karena n terbesar 3, yaitu 3s1
24P : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 Periode 4 karena n terbesar 4, yaitu 4s2
47Q : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1 4d10 Periode 5 karena n terbesar
5, yaitu 5s1
Latihan:
1. Apa dasar pengelompokkan sistem periodik Mendeleev?
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan sistem periodik Mendeleev!
3. Apakah perbedaan sistem periodik Mendeleev dengan sistem periodik
Mendeleev versi modern?
4. Apakah dasar sistem periodik modern?
5. Apakah yang dimaksud dengan golongan utama dan transisi?
6. Tentukan golongan dan perioda unsure yang mempunyai konfigurasi electron:
a. 1s2 2s1 c. 1s2 2s2 2p6 3s2
b. 1s2 2s2 2p4 d. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d3
7. Tentukan golongan dan perioda unsure yang bernomor atom:
a. 12 c. 34
b. 27 d. 59
6.3 Sifat Periodik Unsur
Jari-Jari Atom
Perbedaan inti dan jumlah electron akan mengakibatkan ukuran atom suatu
unsure berbeda dari atom lain. Ukuran itu dinyatakan dengan jari-jari atom.
Contoh klor, jari-jari dihitung dari panjang ikatan molekul Cl2 (Cl – Cl).
Panjangnya 1,98 A0, maka jari-jari atom klor adalah setengahnya, yaitu 0,99A0.
Atom dapat menjadi ion positif atau ion negatif. Ion positif terjadi bila atom
kehilangan elektron, maka jari-jari ion positif lebih kecil dari atomnya (Gambar
6.3).
80
Jari-jari atom beberapa unsur dapat dilihat pada Gambar 6.5. unsur golongan
utama mempunyai satu jenis ion yang stabil, sedangkan golongan transisi
mempunyai dua atau lebih ion yang stabil.
Unsur dalam satu periode, mempunyai kulit yang sama, tetapi nomor atom
bertambah dari kiri ke kanan, sehingga daya tarik inti pada kulit terluar makin
besar dari kiri ke kanan. Contoh: atom Na dan Mg mempunyai nomor atom
masing-masing 11 dan 12. Daya tarik inti Na lebih kecil dari pada inti Mg terhadap
elektron kulit terluarnya (Gambar 6.6). Akibatnya, jari-jari atom Na (1,90) lebih
besar dari Mg (1,60).
Dalam satu golongan, unsur mempunyai elektron valensi sama, tetapi
jumlah kulitnya bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya, jari-jari atom bertambah
dari atas ke bawah, contohnya Na (1,90) dan K (2,35) (Gambar 6.7). dengan
demikian dapat disimpulkan:
Dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan
Dalam satu golongan, jari-jari bertambah dari atas ke bawah
Gambar 6.6 Daya Tarik inti terhadap elektron terluar atom Na dan Mg
Gambar 6.7 Jari-jari Na lebih kecil dari pada jari-jari K karena kulit K lebih banyak
dari pada Na
latihan:
Tentukanlah urutan unsur dibawah ini berdasarkan kenaikan jari-jari atomnya.
a. 16S, 8O, 52Te c. 38Sr, 12Mg, 4Be
b. 7N, 6C, 5B d. 14Si, 13Al, 11Na
82
Energi Ionisasi
Elektron suatu atom dapt lepas dari tarikan dan meninggalkan atom sehingga
membentuk ion positif, contoh:
Na(g) Na+(g) + e-
Proses ini disebut ionisasi (pembentukan ion).
Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan
dasarnya.
Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan elektronnya.
Jumlah electron yang lepas dari suatu atom mungkin satu, dua atau tiga,
bergantung pada atom dan energy yang diberikan. Energi untuk melepaskan satu
elektron pertama disebut energi ionisasi pertama (I1), kedua disebut energi ionisasi
kedua (I2), ketiga disebut energi ionisasi ketiga (I3), contohnya atom Aluminium
seperti gambar 6.8.
Al(g) Al+(g) + e- ∆H = 577,4 kJ mol-1 (I1)
Al+(g) Al2+(g) + e- ∆H = 816 kJ mol-1 (I2)
Al2+(g) Al3+(g) + e- ∆H = 2744 kJ mol-1 (I3)
Oleh karena itu, untuk unsur yang sama, energi ionisasi selalu bertambah
sesuai dengan urutan berikut:
I1 < I2 < I3
Pengecilan jari-jari terjadi karena elektron saling tolak menolak, dan bila
satu elektron keluar maka daya tolaknya menjadi lebih kecil, sehingga terjadi
pengerutan seperti Al menjadi Al+. pengecilan juga terjadi bila setelah elektron
keluar mengakibatkan jumlah kulit berkurang, seperti Na menjadi Na+ (Gambar
6.9).
Bila jarak makin kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energy
ionisasi makin besar. Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin
kecil. Dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan, sehingga energy
ionisasi pertama bertambah dari kiri ke kanan. Sedangkan dalam satu golongan,
energi ionisasi pertamanya akan bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari
atomnya makin kecil.
Latihan:
Tentukanlah urutan unsur di bawah ini berdasarkan kenaikan energy ionisasinya:
a. Sr, Ba, Mg, Ca
b. Ca, K, Ge, Ga
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh suatu atom (dalam
wujud gas) ketika menangkap satu elektron membentuk ion negatif. Karena energi
dilepas, maka harga afinitas elektron diberi tanda minus.
Semakin besar energy yang dilepas, ion negatif yang terbentuk semakin stabil.
Atom golongan IIA dan VIIIA tidak membentuk ion negative yang stabil. Harga
afinitas elektronnya positif.
Tabel Perkiraan perubahan entalpi untuk atom atau anion
a. Dalam satu golongan afinitas elektron dari atas ke bawah makin kecil, karena
jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif dalam inti
bertambah tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin lemah.
b. Dalam satu periode afinitas elektron dari kiri ke kanan makin besar, karena jari-
jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kuat.
Latihan:
Tentukanlah urutan unsure di bawah ini berdasarkan kenaikan afinitas
elektronnya:
a. Na, Al, Mg
b. S, O, Se
B. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
BAB VII
IKATAN KIMIA I
A. Penyajian Materi
7.1 Lambang Titik Lewis
Konfigurasi elektron memberikan landasan untuk pembentukan molekul dan
senyawa. Gilbert Lewis menyatakan bahwa atom bergabung untuk mencapai
konfigurasi elektron yang stabil, yang dicapai jika konfigurasi elektron sama dengan
konfigurasi elektron gas mulia. Atom berinteraksi membentuk ikatan kimia hanya
dengan elektron valensi. Sistem titik yang disusun oleh Lewis digunakan untuk
menggambarkan elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan
ikatan kimia.
Lambang Lewis terdiri dari lambang unsur dan titik-titk yang setiap titiknya
menggambarkan setiap elektron valensi dari atom-atom unsur. Lambang titik
Lewis untuk beberapa unsur dan gas mulia diperlihatkan pada Gambar 7.1. jumlah
elektron valensi dalam setiap atom, kecuali Helium, sama dengan nomor golongan
dari unsur tersebut. Contoh: atom Li termasuk golongan IA dan memiliki 1 elektron
valensi yang digambarkan dengan satu titik; atom Be unsur golongan IIA memiliki
2 elektron valensi (dua titik) dst.
Gambar 7.1 Lambang titik Lewis untuk unsur golongan utama dan gas mulia.
Jumlah titik berkaitan dengan jumlah ikatan yang dapat dibentuk oleh atom.
88
Perhatikan hanya dua elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan F2.
Pasangan elektron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen
disebut pasangan elektron bebas.
electron disebut ikatan rangkap dua. Contoh: ikatan rangkap dua terdapat dalam
molekul karbon dioksida (CO2) dan etilena (C2H4):
Ikatan rangkap tiga terbentuk jika dua atom menggunakan bersama tiga
pasang electron, seperti dalam molekul N2:
Molekul asetilena (C2H2) juga mengandung ikatan rangkap tiga, yaitu pada
ikatan antara dua atom karbon:
Contoh:
Tentukan rumus Lewis senyawa di bawah ini:
a. NCl3
b. SO2
c. H2SO4
Muatan formal pada setiap atom dalam O3 dapat dihitung dengan menurut
skema berikut:
Elektron valensi 6 6 6
Elektron yang dinyatakan “milik” atom 6 5 7
Selisihnya (muatan formal) 0 1 -1
Muatan formal pada setiap atom dapat dihitung dengan menggunakan prosedur
yang telah diberikan.
Muatan formal Atom C: 4 – 4 = 0
Muatan formal Atom O pada C=O : 6 – 6 = 0
Muatan formal Atom O pada C – O : 6 – 7 = -1
Muatan formal Atom O pada C – O : 6 – 7 = -1
Latihan:
Tulislah muatan formal dari ion nitrit (NO2-).
panjang kedua ikatan oksigen dengan oksigen adalah sama panjang (128 pm). Masalah
ini diatasi dengan menggunakan kedua struktur Lewis untuk menyatakan molekul ozon:
Latihan:
Tulislah struktur resonansi dari:
a. CO2
b. NO2-
BK = 3 BK = 5
PB = 1 PB = 0
Dari jumlah BK dan PB atom pusat dapat diramalkan struktur molekul senyawa
dengan teori VSEPR, berdasarkan aturan:
Pasangan electron cenderung meminimumkan gaya tolakan sesamanya. Atom
pusat yang tidak mempunyai pasangan bebas (PB) mempunyai bentuk ideal
sesuai dengan BK-nya (Tabel 7.1)
❖ BK dua adalah liniear
❖ BK tiga adalah segitiga
❖ BK empat adalah tetrahedron
❖ BK lima adalah trigonal bipiramid
❖ BK enam adalah oktahedron
Tabel 7.1 Susunan Pasangan Elektron disekitar Atom Pusat (A) dalam suatu Molekul
dan Geometri Beberapa Molekul dan Ion Sederhana yang Atom Pusatnya
tidak Memliki Pasangan Elektron Bebas
Jumlah Pasangan Susunan Pasangan Geometri Contoh
Elektron electron Molekul
95
Molekul yang Atom Pusatnya Memiliki Satu atau Lebih Pasangan Elektron Bebas
AB2E ; Belerang dioksida (SO2)
BK = 2, PB = 1 berstruktur V atau “tekuk”
96
B. Daftar Pustaka
Raymond Chang. 2005. Kimia Dasar, Konsep-konsep Inti, Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
BAB VIII
KIMIA LARUTAN
A. Penyajian Materi
8.1 Jenis Larutan
Larutan adalah campuran homogeny dari dua zat atau lebih. Ada enam jenis
larutan, bergantung pada wujud asal (padatan, cairan, atau gas) komponen larutan.
Tabel 8.1 mencantumkan contoh dari keenam jenis larutan. Kimiawan juga
membedakan larutan berdasarkan kemampuannya melarutkan zat terlarut. Larutan
yang mengandung jumlah maksimum zat terlarut di dalam pelarut pada suhu
tertentu, dinamakan Larutan Jenuh. Sebelum titik jenuh tercapai, larutannya
disebut Larutan Takjenuh; larutan ini mengandung zat terlarut lebih sedikit
dibandingkan dengan kemampuannya untuk melarutkan. Jenis ketiga, Larutan
Lewat Jenuh, mengandung lebih banyak zat terlarut dibandingkan yang terdapat di
dalam larutan jenuh.
Contoh:
Hitunglah fraksi mol zat terlarut bila 117 g NaCl dilarutkan dalam 3 kg
air.
Jawaban:
117 𝑔𝑟𝑎𝑚
mol NaCl = 58,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 2 mol
Latihan:
Dalam suatu ruangan terdapat 7,0 g N2, 0,1 g H2, dan 1,6 g O2. Hitunglah
fraksi mol ketiga komponen!
2. Kemolaran (M)
Kemolaran (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter
larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah
bercampur.
Molaritas (M) = 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Contoh:
1. Berapakah massa soda kue (NaHCO3) yang diperlukan untuk membuat 150
mL larutan NaHCO3 0,35 M. (Mr NaHCO3 = 84)
2. 17,1 g sukrosa (C12H22O11) dilarutkan dalam air sehingga volume larutan
500 mL. tentukan kemolaran glukosa!
3. Kemolalan (m)
Kemolalan (m) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 g)
pelarut.
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
molalitas (m) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑔)
99
Contoh:
5,85 g NaCl dilarutkan dalam 500 g air. Tentukan kemolalan NaCl!
Jawaban:
▪ cari dulu mol zat terlarut
5,85 𝑔𝑟𝑎𝑚
mol NaCl = 58,5 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,1 mol
▪ massa pelarut
massa air = 500 g = 0,5 kg
▪ maka molalitas NaCl adalah:
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
molalitas (m) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑔)
= 0,1 𝑚𝑜𝑙
0,5 𝑘𝑔
= 0,2 molal
Latihan:
1. hitunglah molalitas larutan asam sulfat yang mengandung 24,4 g asam
sukfat dalam 198 g air. (Mr H2SO4= 98)
2. berapa molalitas larutan yang mengandung 7,78 g urea [(NH2)2CO] dalam
203 g air?
Contoh:
Tentukan tekanan uap air dari larutan 9 gram glukosa (C6H12O6) dalam
180 gram air (H2O). diketahui tekanan uap air murni pada 250C adalah 23,79
mmHg. (Mr C6H12O6 = 180 g mol-1; Mr H2O = 18 g mol-1)
Diketahui: massa zat terlarut (C6H12O6) = 9 gram
Massa pelarut (H2O) = 180 gram
P10 = 23,79 mmHg
Ditanya: P1
Jawaban:
Karena yang ditanya P1, maka rumus yang digunakan adalah:
P1 = X1 P10
Kita harus cari dahulu fraksi mol pelarut (X1), pelarut disini H2O
𝑛𝐻2 𝑂
X1 = 𝑛𝐻2 𝑂+𝑛𝐶 6 𝐻12 𝑂6
nH2O = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑟
= 18180𝑔 𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟𝑎𝑚
−1 = 10 mol
n C6H12O6 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑀𝑟
9 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 180𝑔 𝑚𝑜𝑙−1
= 0,05 mol
𝑛𝐻2 𝑂 10 𝑚𝑜𝑙
maka X1 = 𝑛𝐻2𝑂+𝑛𝐶 6 𝐻12 𝑂6
= 10 𝑚𝑜𝑙+0,05 𝑚𝑜𝑙
= 0,99
Sehingga P1 adalah:
P1 = X1 P10
P1 = 0,99 x 23,79 mmHg = 23,55 mmHg
101
Latihan:
1. Pada suhu 250C tekanan uap benzena murni adalah P10 = 0,1252 atm.
Andaikan 6,4 gram naftalena, C10H8 dilarutkan dalam 78 gram benzena,
C6H6. Hitunglah tekanan uap benzena! (Mr C10H8 = 128,17 g mol-1; Mr C6H6
= 78 g mol-1)
2. Tekanan uap aseton (CH3COCH3) murni pada suhu 300C adalah 0,3270 atm.
Andaikan 15 gram benzofenon, C13H10O dilarutkan dalam 50 gram aseton.
Hitunglah tekanan uap aseton tersebut!
Analisi grafis ini menunjukkan bahwa titik didih larutan lebih tinggi dari
titik didih air. Kenaikan titik didih (∆Tb) didefinisikan yaitu:
∆Tb = Tb – Tb0
dimana Tb adalah titik didih larutan dan Tb0 adalah titik didih pelarut murni.
Karena ∆Tb berbanding lurus dengan penurunan tekanan uap, maka juga
berbanding lurus dengan konsentrasi (molalitas) larutan. Dengan kata lain:
∆Tb = Kb m
dimana m adalah molalitas zat terlarut dan Kb adalah konstanta kenaikan titik
didih.
Contoh:
Bila 5,5 gram bifenil (C12H10) dilarutkan dalam 100 gram benzena
(C6H6), titik didihnya meningkat sebanyak 0,903 0C. hitunglah Kb benzena! (Mr
C12H10 = 154 g mol-1)
Diketahui: massa zat terlarut C12H10 = 5,5 gram
Massa pelarut C6H6 = 100 gram
∆Tb = 0,9030C
Ditanya: Kb
Jawaban:
Karena kita ingin mencari nilai Kb maka rumus yang digunakan:
∆Tb = Kb m
Langkah pertama cari dlu nilai m (molalitas)
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
molalitas = 𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
Latihan:
1. Tentukan titik didih larutan yang mengandung 0,025 mol gula dalam 250
gram air! (Kb air = 0,520C mol-1 kg)
2. Bila 6,3 gram hidrokarbon yang tak diketahui dilarutkan dalam 150 gram
benzena, titik didihnya naik sebesar 0,597 0C. berapa massa molar zat
hidrokarbon yang tak diketahui tersebut!
Tabel 8.1 Konstanta Kenaikan Titik Didih dan Konstanta Penurunan Titik Beku
untuk Beberapa Cairan yang Umum
Pelarut Titik Beku (Tf) Kf Titik Didih (Tb) Kb
Normal (0C) (0C mol-1 kg) Normal (0C) (0C mol-1 kg)
Air 0 1,86 100 0,52
Benzena (C6H6) 5,5 5,12 80,1 2,53
Asam asetat 17 3,9 118,1 3,07
(CH3COOH)
Karbon -12,9 32 76,7 5,03
tetraklorida
(CCl4)
Dietil eter -116,2 1,8 34,7 2,02
(C4H10O)
Etanol -114,7 - 78,4 1,22
(C2H5OH)
Naftalen C10H8 80,5 6,8 - -
Contoh:
Tentukan titik beku larutan yang mengandung 0,025 mol gula dalam 250
gram air! (Kf air = 1,860C mol-1 kg dan Tf0 = 00C)
Diketahui: mol gula = 0,025 mol
Massa air = 250 gram
Ditanya: Tf
Jawaban:
Untuk mencari Tf digunakan rumus: ∆Tf = Tf0 - Tf
Karena ∆Tf belum diketahui, maka harus dicari dulu dengan rumus:
∆Tf = Kf m
Langkah pertama cari dlu nilai molalitas zat terlarut:
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
molalitas = 𝑘𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
= 0,025 𝑚𝑜𝑙
0,25 𝑘𝑔
= 0,1 mol kg-1
105
maka, ∆Tf = Kf m
= 1,860C mol-1 kg x 0,1 mol kg-1
= 0,186 0C
Jadi Tf adalah:
∆Tf = Tf0 - Tf
0,1860C = 00C - Tf
Tf = 00C – 0,1860C
Tf = -0,1860C
Latihan:
1. Etilena glokol CH2(OH)CH2(OH) ialah antibeku yang lazim digunakan
untuk mobil. Zat ini larut dalam air dan tidak mudah menguap. Hitung titik
beku larutan yang mengandung 651 gram zat ini dalam 2505 gram air.
(Mr etilena glikol = 62 g mol-1; Kf air = 1,86 C mol-1 kg; Tf0 air = 00C).
2. Hitungla titik beku larutan yang mengandung 478 gram etilena glikol dalam
3202 gram air!
4. Tekanan Osmotik
Banyak proses kimia dan biologi bergantung pada aliran molekul pelarut
secara selektif melewati membran berpori dari larutan encer ke larutan yang
lebih pekat. Gambar 8.2 mengilustrasikan fenomena ini. Wadah kiri peralatan
berisi pelarut murni; wadah kanan berisi larutan. Kedua wadah dipisahkan oleh
membrane semipermeabel, yang memungkinkan molekul pelarut melewatinya
tetapi menghalangi lewatnya molekul zat terlarut.
Pada awalnya permukaan air di kedua tabung sama tingginya [lihat
Gambar 8.2 (a)]. Setelah beberapa saat, permukaan di bagian kanan mulai naik,
dan berlanjut sampai mencapai kesetimbangan. Gerakan bersih molekul pelarut
melewati membran semipermiabel dari pelarut murni atau dari laruten encer ke
larutan yang lebih pekat disebut osmosis. Tekanan osmotik (π) suatu larutan
adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan osmosis. Seperti
diperlihatkan Gambar 8.2 (b), tekanan ini dapat diukur langsung dari selisih
permukaan-permukaan cairan pada keadaan akhir.
106
Gambar 8.2 Tekanan ismotik. (a) Permukaan pelarut murni (kiri) dan permukaan
larutan kanan pada awalnya sama tinggi. (b) Selama osmosis,
permukaan pada sisi larutan naik sebagai akibat aliran bersih pelarut
dari kiri ke kanan. Tekanan osmotic sama dengan tekanan hidrostatik
yang diberikan oleh kolom cairan di tabung kanan pada kesetimbangan.
Pada dasarnya, pengaruh yang sama terjadi bila pelarut murni
digantikan dengan larutan yang lebih encer daripada larutan yang ada
disebelah kanan.
Contoh:
Hitunglah tekanan osmotik larutan yang mengandung 5 gram gula
(C12H22O11) dalam 1,2 L larutan pada suhu 200C. (Mr C12H22O11 = 342 g mol-1)
Diketahui: massa zat terlaru (C12H22O11) = 5 gram
Volume larutan= 1,2 L
T = 200C
Ditanya: π
Jawaban:
Karena yang ditanya tekanan osmotik, maka rumus yang digunakan
adalah π = MRT
T = 20 + 273 K = 293 K
107
Latihan:
1. Suatu larutan dibuat dengan melarutkan 35 gram hemoglobin (Hb) dalam air
secukupnya sampai volume 1 L. jika tekanan osmotic larutan ternyata 10,0
mmHg pada 250C, hitunglah massa molar hemoglobin.
2. Larutan 6 gram PVC (polovinil klorida) dalam 1L dioksan (pelarut)
mempunyai tekanan osmotik 0,86 mmHg pada suhu 150C. hitunglah massa
molekul relatif PVC!
108
BAB IX
ASAM DAN BASA
A. Penyajian Materi
9.1 Teori Asam Basa
Air murni tidak mempunyai rasa, bau, dan warna. Bila mengandung zat
tertentu, air dapat terasa asam, pahit asin dan sebagainya. Cairan yang berasa asam
disebut larutan asam, yang terasa asin disebut larutan garam, sedangkan yang
terasa licin dan pahit disebut larutan basa. Cara yang baik untuk membuktikan
larutan bersifat asam atau basa yaitu dengan menggunakan kertas lakmus. Jika
kertas lakmus dicelupkan kedalam larutan asam maka akan berwarna merah,
sedangkan jika kertas lakmus dicelupkan kedalam larutan basa maka akan
berwarna biru.
Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius menyatakan bahwa sifat asam
dan basa suatu zat ditentukan oleh jenis ion yang dihasilkan dalam air.
Asam adalah senyawa yang melepaskan H+ atau H3O+ dalam air dan
Basa adalah yang melepaskan OH-.
Secara kimia dapat dinyatakan:
Asam : HA + aq H+(aq) + A-(aq)
Basa : BOH + aq B+(aq) + OH-(aq)
Tabel 9.1 Beberapa asam yang Umum
Jenis Asam Rumus Nama Rumus Nama
Asam HF Asam fluorida HClO3 Asam klorat
Monoprotik HCl Asam klorida HClO4 Asam perklorat
HBr Asam bromida HIO4 Asam periodat
HI Asam iodida HNO3 Asam nitrat
HClO Asam hipoklorit HNO2 Asam nitrit
HClO2 Asam klorit CH3COOH Asam asetat
Asam H2SO4 Asam sulfat H2C2O4 Asam oksalat
Diprotik H2SO3 Asam sulfit H2S Asam hidrogen sulfida
H2CO3 Asam karbonat
Asam H3PO4 Asam fosfat H3PO3 Asam fosfit
Triprotik
109
Basa
Ada dua cara terbentuknya basa, yaitu senyawa yang mengandung OH- dan
senyawa yang bereaksi dengan air menghasilkan OH-. Contohnya basa yang
mengandung OH- adalah NaOH, Ba(OH)2, dan NH4OH.
NaOH Na+ + OH-
Ba(OH)2 Ba2+ + OH-
NH4OH NH4+ + OH-
Senyawa yang bereaksi dengan air dan menghasilkan OH- adalah oksida
logam, contohnya Na2O, K2O, CaO, SrO dan BaO.
Na2O + H2O 2NaOH
K2O + H2O 2KOH
CaO + H2O Ca(OH)2
SrO + H2O Sr(OH)2
BaO + H2O Ba(OH)2
Garam
Garam adalah senyawa antara ion positif basa dengan ion negatif asam.
Reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman.
Asam + Basa Garam + Air
Contoh garam yaitu: NaCl, K2SO4, BaC2O4, LiBr, CH3COOK, Sr(NO3)2dsb.
derajat ionisasi (α) air sangat kecil, maka jumlah air yang terion dapat diabaikan
sehingga konsentrasi air yang tidak terion dapat dianggap konstan, sehingga:
Kc [H2O] = Kw = [H+] [OH-]
Kw adalah Konstanta ionisasi air. Pada suhu kamar (250C), [H+] = [OH-] dimana
[H+] = 10-7 M dan [OH-] = 10-7 M, sehingga:
Kw = [H+] [OH-]
Kw = 10-7 M x 10-7 M
Kw = 10-14 M
Berdasarkan konsentrasi ion tersebut, larutan dapat dibagi tiga, yaitu:
larutan asam: [H+] > [OH-]
larutan netral: [H+] = [OH-] = 10-7
larutan basa: [H+] < [OH-]
Karena nilai [H+], [OH-] dan Kw sangat kecil maka biokimiawan Denmark
mengajukan cara pengukuran yang lebih praktis yang disebut pH. pH suatu larutan
didefinisikan sebagai logaritma negative dari konsentrasi tertentu ion hydrogen
(dalam mol per liter):
pH = -log[H+]
pOH = -log[OH-]
pKw = -logKw
Pada suhu kamar (250C), air mempunyai:
pH + pOH = pKw = 10-14
Tabel 9.2 menunjukkan kriteria untuk menentukan larutan bersifat asam, basa atau
netral adalah sebagai berikut:
Tabel 9.2 Kriteria larutan Asam, Basa dan Netral
Contoh:
Hitunglah pH larutan:
a. HCl 0,01 M
b. 2,0 gram NaOH dalam 2 Liter larutan
Jawaban:
a. HCl H+ + Cl-
ca ca ca
ca = 0,01M = 10-2M
artinya [H+] = 10-2M
maka, pH = -log [H+]
= -log 10-2
= -(-2) log 10
=2
b. Langkah pertama cari dulu Molaritas (M)
M = 𝒎𝒐𝒍 𝒛𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕
𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒂𝒏
Karena mol belum diketahui maka cari dlu jumlah mol NaOH:
mol NaOH = 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝑵𝒂𝑶𝑯
𝑴𝒓 𝑵𝒂𝑶𝑯
2 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 40 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 = 0,05 mol
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 0,05 𝑚𝑜𝑙
maka, M = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 2 𝐿 = 0,025 M
langkah kedua mencari nilai pOH:
NaOH Na+ + OH-
cb cb cb
cb = 0,025M = 2,5x10-2M
artinya [OH-] = 2,5x10-2M
maka, pOH = -log [OH-]
= -log (2,5 x 10-2)
= -(log 2,5 + log 10-2)
= -[0,39 + (-2 log 10)]
= -[0,39 + (-2 x 1)]
= -(-1,61)
= 1,61
Jadi, pH = pKw – pOH
= 14 – 1,61
= 12,39
Latihan:
Hitunglah pH larutan:
a. HCl 1,0 x 10-3M
b. Ba(OH)2 2 x 10-2M
113
Contoh:
Suatu bejana berisi larutan HBr, dan kemudian diambil 200mL. hitunglah massa
HBr yang terambil bila pH larutan = 2
Diketahui: Volume larutan = 200mL = 0,2 L
pH = 2
Ditanya: massa HBr?
Jawaban:
Dari nilai pH, kita bias menentukan nilai konsentrasi H+ / [H+]
pH = -log[H+]
2 = -log[H+]
[H+] = 10-2 M = 0,01M
Dari nilai konsentrasi,kita bias menentukan jumlah mol, sehingga kita bias
menentukan massa dari HBr
𝑚𝑜𝑙 𝐻𝐵𝑟
M= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Latihan:
1. pH air hujan yang dikumpulkan di daerah tertentu di timur laut Amerika
Serikat pada suatu hari tertentu adalah 4,82. Hitunglah konsentrasi ion
H+ dari air hujan itu.
114
Bila konsentrasi asam atau basa sangat kecil, yaitu mendekati atau lebih
kecil dari 10-7, maka [H+] atau [OH-] dari air tidak dapat diabaikan, maka untuk
mencari [H+] dan [OH-] dapat dihitung dengan:
𝒄𝒂 ±√𝒄𝟐
𝒂 + 𝟒 𝑲𝒘 𝒄𝒃 ±√𝒄𝟐
𝒃 + 𝟒 𝑲𝒘
[H+] = 𝟐
[OH-] = 𝟐
Contoh:
Hitunglah pH larutan HCl berkonsentrasi:
a. 10-9M
b. 10-5 M
Larutan Asam dan Basa Lemah
Asam Lemah adalah asam yang terionisasi hanya sedikit di dalam air
(elektrolit lemah). Contoh: HF, CH3COOH, dan ion NH4+.
Basa Lemah adalah basa yang terionisasi hanya sedikit di dalam air
(elektrolit lemah). Contoh: NH3 (ammonia).
Untuk mencari nilai konsentrasi H+ dan konsentrasi OH-, maka digunakan:
[H+] = √𝑲𝒂 𝒄𝒂 [OH-] = √𝑲𝒃 𝒄𝒃
Contoh:
Hitunglah pH larutan:
a. Larutan NH3 0,02 M
b. Larutan asam nitrit (HNO2) 0,052M
c. Larutan yang bervolume 800 mL dan mengandung 2 gram HF
115
BAB X
PENGANTAR TERMODINAMIKA
A. Pendahualuan
1. Deskripsi Singkat
2. Relevansi Materi
3. Kompetensi Pendukung
B. Penyajian Materi
10.1 Istilah Termodinamika
Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari perubahan antar kalor
dan bentuk-bentuk energi lain.
Sistem dan Lingkungan
Sistem adalah bagian tertentu dari alam yang menjadi pusat perhatian untuk
dipelajari. Disamping sistem ada lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu
yang berada di luar sistem. Jika kita ingin mempelajari reaksi kimia dalam tabung
reaksi, maka zat kimia yang ada dalam tabung disebut sistem, sedangkan yang di
116
luar zat kimia termasuk tabung reaksi dan udara di atas permukaannya adalah
lingkungan.
Dinding dan Sistem
Batas antara sistem dan lingkungan disebut dinding yang bersifat diatermal
(tembus energi) atau adiatermal (tidak tembus energi). Akibatnya ada sistem
terbuka, tertutup dan tersekat (terisolasi).
Sistem terbuka adalah sistem yang dapat mengadakan pertukaran materi
dan energi dengan lingkungannya. Contoh: sistem terbuka dapat terdiri dari
sejumlah air dalam wadah terbuka, seperti ditunjukkan dalam gambar 4. 1a. jika kita
tutup botol itu, seperti gambar 4. 1b sedemikian rupa sehingga tidak ada uap air
yang dapat lepas dari atau mengembun ke wadah, maka kita menciptakan sistem
tertutup. Sistem tertutup mempunyai dinding diatermal sehingga hanya terjadi
pertukaran energi. Dengan menempatkan air dalam wadah yang disekat seluruhnya,
maka membuat sistem terisolasi. Sistem terisolasi tidak mengadakan pertukaran
materi dan energi dengan lingkungan karena mempunyai dinding adiatermal, seperti
gambar 4. 1c.
Gambar 4.1 Tiga sistem yang diwakili
oleh air dalam botol: (a) sistem terbuka,
yang memungkinkan pertukaran energi
maupun massa dengan lingkungan; (b)
sistem tertutup, yang memungkinkan
pertukaran energi tetapi bukan
massanya; dan (c) sistem terisolasi, yang
tidak memungkinkan pertukaran energi
maupun massa (disini botol ditutup oleh
pelapis hampa)
Keadaan Setimbang
Sistem disebut dalam keadaan setimbang jika tidak terjadi perubahan yang
berarti antara sistem dengan lingkungannya, bila keduanya mengadakan kontak satu
sama lain. Kesetimbangan ada tiga macam, yaitu:
117
Kesetimbangn Mekanik
Merupakan sistem yang tidak mempunyai energi mekanik, karena
resultan gaya terhadap sistemnya nol. Contohnya, sebuah pompa yang pistonnya
diam karena tekanan gas dalam pompa sama dengan tekanan luar.
Kesetimbangan Termal
Terjadi bila energi yang masuk dan yang keluar sistem sama jumlahnya
dalam saat bersamaan. Hal ini terjadi jika suatu sistem dan lingkungan sama.
Kesetimbangan listrik
Keadaan sistem dan lingkungan yang mempunyai potensial listrik yang
sama sehingga tidak terjadi perpindahan muatan.
Menurut persamaan, satuan untuk kerja yang dilakukan oleh atau pada suatu
gas adalah liter atmosfer. Untuk menyatakan kerja yang dilakukan dalam satuan
yang lebih dikenal, yaitu Joule;
1 L atm = 101,3 Joule
Gambar 4. 2 Pemuaian gas melawan tekanan luar konstan. Gas itu terdapat
dalam silinder yang tertutup piston yang dapat bergerak dan
tidak bermassa. Kerja yang dilakukan dirumuskan oleh -P∆V
Kalor
Kalor adalah energi mekanik akibat gerakan partikel materi dan dapat
pindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika sistem mempunyai dinding diatermal
(tembus energi) dan suhunya lebih tinggi dari lingkungan maka kalor akan keluar
sistem. Sebaliknya jika suhu lingkungan lebih tinggi, kalor akan mengalir ke sistem.
Energi Listrik
Bila sistem diberi beda potensial dari lingkungannya akan mengakibatkan
listrik mengalir ke dalamnya atau diberi energi listrik. Sebaliknya, bila dalam sistem
terdapat beda potensial maka sistem dapat memberikan energi listrik ke lingkungan.
Akibatnya besar energi gerakan satu partikel akan berbeda dengan yang lain.
Jumlah total energi semua partikel dalam sistem disebut Energi dalam (U). karena
itu nilai mutlak U tidak dapat dihitung.
Bila sistem mengalami peristiwa, akan mengubah energi dalam, misalnya
dari U1 (keadaan awal) menjadi U2 (keadaan akhir). Walaupun nilai mutlak U1 dan
U2 tidak diketahui, perubahannya dapat diketahui dari perubahan suhu sistem. Jika
suhu naik menandakan gerakan partikel lebih cepat dan berarti energi dalam
bertambah. Sebaliknya jika suhu turun berarti energi dalam berkurang.
1. Suatu gas memuai dari volume 2,0 L menjadi 6,0 L pada tekanan konstan.
Hitunglah kerja yang dilakukan gas jika gas itu memuai terhadap tekanan luar
konstan 1,2 atm!
121
2. Suatu gas diberi kalor sebanyak 500 kal sehingga berekspansi melawan udara
luar (1 atm) dan volume berubah dari 20 liter menjadi 30 liter. Tentukan:
a. Kerja (w) dalam Joule
b. Perubahan energi dalam (∆U) dalam Joule
1 kal = 4,184 Joule
3. Kerja yang dilakukan suatu gas dimampatkan dalam tabung adalah 462 Joule.
Selama proses ini, terdapat perpindahan kalor sebesar 128 Joule dari gas ke
lingkungan. Hitunglah perubahan energi untuk proses ini!
Contoh 2: 0,5 mol gas (2,5 atm, 500C) berekspansi menentang udara
luar (1 atm) sehingga suhu menjadi 750C. tentukan:
a. Kerja (w)
b. Perubahan energi (∆U) bila q = 1000 J
Jawaban:
Diketahui: n = 0,5 mol
P1 = 2,5 atm T1 = 500C + 273 K = 323 Kelvin
P2 = 1 atm T2 = 750C = 273 K = 348 Kelvin
w = -P∆V
untuk mencari kerja (w) maka diperlukan V1 dan V2. Maka untuk mencari
volume diperlukan persamaan gas ideal dengan rumus:
PV = nRT maka:
−1 𝐾−1 𝑥 323 𝐾
V1 = 𝑛𝑅𝑇
𝑃1
= 0,5 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 2,5
𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙
𝑎𝑡𝑚
= 5,3 L
−1 𝐾−1 𝑥 348 𝐾
V2 = 𝑛𝑅𝑇
𝑃2
= 0,5 𝑚𝑜𝑙 𝑥 0,082 𝐿 𝑎𝑡𝑚 𝑚𝑜𝑙
1 𝑎𝑡𝑚
= 14,27 L
a.) w = -P∆V
w = - 1 atm (14,27 – 5,3)L
= -8,97 L atm
Jika dijadikan dalam satuan Joule, maka:
w = -8,97 L atm x 101,3 J L-1 atm-1
= -908,6 Joule
122
b) ∆U = q + w
= 1000 J + (-908,6 J)
= 91,4 Joule
Latihan: dua mol gas O2 (bersuhu 270C dan tekanan 1,5 atm) berekspansi
melawan udara luar (1 atm) sehingga energi dalam turun 35 kal dan
volume akhir = 50 L. tentukan:
a. Kerja (w) dalam kal
b. Kalor (q) dalam kal
1. Dua mol gas (270C dan 1,5 atm) berekspansi ke udara bebas (1 atm).
Tentukan q bila prosesnya isotermal!
123
2. Bila suatu gas dalam ruang yang dindingnya kuat diberi kalor sebesar
100 kal, maka tentukanlah perubahan energi dalam gas ini!
3. 22 gram gas CO2 pada suhu 1270C dan tekanan 1,2 atm berekspansi ke
udara luar (1 atm). Bila prosesnya adiabatik, tentukan ∆U! (Ar C = 12,
Ar O = 16)
10.3Entalpi
Sebuah pompa berisi gas yang mula-mula stabil (Pin = Pex) dan kemudian
diberi kalor sebesar q, secara perlahan akan terjadi ekspansi. Karena piston dapat
bergerak bebas, maka tekanan gas dalam pompa (Pin) selalu sama dengan tekanan
luar (Pex) sehingga w = -Pex(V2-V1) = -Pin(V2-V1). Sesuai dengan hukum pertama:
qp = ∆U + P∆V
qp adalah kalor yang masuk atau keluar sistem pada tekanan luar (dalam) yang tetap.
Persamaan menunjukkan bahwa nilai qp bergantung pada U, P, dan V keadaaan
awal dan akhir. U dan PV adalah energi, akibatnya U + PV juga energi. Berarti,
dalam sistem ada kuantitas energi lain yang disebut entalpi (H):
H = U + PV
Jika sistem mengalami perubahan maka entalpi juga demikian:
∆H = ∆U + ∆(PV)
∆H = ∆U + P∆V + P∆P
Jika tekanan tetap (∆P = 0) maka:
∆H = ∆U + P∆V + P∆P
∆H = ∆U + P∆V + P.0
∆H = ∆U + P∆V
Sehingga :
∆H = qp atau qp = ∆H
Jadi, “kalor yang diserap atau dilepaskan sistem pada tekanan luar yang tetap
sama dengan perubahan entalpinya”
Perubahan entalpi ∆H adalah suatu ukuran kalor reaksi pada tekanan tetap.
124
Perubahan entalpi (∆H) sistem bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir.
Akhirnya ada kemungkinan:
➢ Bila H2 > H1 maka
∆H = H2 – H1 > 0 (proses endotermik)
➢ Bila H2 < H1 maka
∆H = H2 – H1 < 0 (proses eksotermik)
➢ Bila H1 = H2 maka
∆H = H2 – H1 = 0 (proses adiabatik)
Ekspansi Isotermal
Jika sistem berekspansi melawan tekanan luar tetap dan suhu sistem tetap
disebut ekspansi isotermal. Perubahan energi proses ini adalah:
∆H = ∆U + P∆V
Karena proses isotermal maka ∆U = 0
Sehingga persamaan perubahan entalpi jika sistem berekspansi isotermal menjadi:
∆H = P∆V
Jadi, ∆H dapat dihitung dari perkalian tekanan luar dengan perubahan volume.
Latihan:
1. 2 liter gas N2 pada 00C dan tekanan 1 atm berekspansi isotermal melawan
tekanan tetap sebesar 0,5 atm. Tentukan perubahan entalpi!
2. 64 gram O2 pada suhu 250C dan tekanan 1,2 atm berekspansi melawan tekanan
luar (1 atm), sehingga volume akhir 48,87 liter. Hitunglah perubahan entalpi
sistem! (Ar O = 16)
Peralihan Wujud
Peralihan wujud merupakan proses isotermal, karena berlangsung pada suhu
tetap, contohnya penguapan air. Penguapan air adalah perubahan air menjadi uap air
pada suhu 1000C atau
H2O(l)1000C H2O(g) ∆H = H2 – H1
1000C
H1 H2
125
Nilai ∆H ini tidak dapat dihitung, tetapi dapat diukur dengan percobaan.
Hasil pengukuran terhadap suatu zat akan mempunyai nilai tertentu yang disebut
Kalor Penguapan (∆Hvap). Kalor penguapan merupakan energi yang diperlukan
untuk menguapkan 1 mol zat pada titik didihnya (Tabel 4. 1).
Kalor yang diperlukan untuk menguapkan sejumlah zat tergantung pada mol
zat dan kalor penguapannya.
q = n ∆Hvap
Tabel 4. 1 Kalor penguapan dan titik didih beberapa unsur dan senyawa
Unsur dan Senyawa ∆Hvap (kJ mol-1) Titik didih (0C)
CH4 9,20 -161
C2H6 14 -89
C3H8 18,1 -30
C4H10 22,3 0
C6H14 28,6 68
C8H18 33,9 125
C10H22 35,8 160
F2 6,52 -188
Cl2 20,4 -34,6
Br2 30,7 59
HF 30,2 17
HCl 15,1 -84
HBr 16,3 -70
HI 18,2 -37
H2O 40,6 100
H2S 18,8 -61
NH3 23,6 -33
PH3 14,6 -88
SiH4 12,3 -112
He 0,84 4,21
H2 0,904 20,4
N2 5,56 77,3
Ar 6,52 87,2
Latihan: 90 gram air diubah menjadi uap di bawah tekanan udara 1 atm.
Tentukan kalor yang diperlukan (kalor penguapan air lihat
Tabel 4. 1) (Ar H = 1 dan Ar O = 16)
126
Kapasitas Kalor
Perubahan entalpi untuk proses yang tidak isotermal memerlukan
perhitungan lain, yaitu dengan kapasitas kalor. Kapasitas kalor (C) adalah jumlah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sistem satu derajat atau
𝑑𝑞
C = 𝑑𝑇
Jika tekanan luar konstan maka qp = ∆H, dan bila proses isovolum maka
qv = ∆H. jadi, ada dua macam kapasitas kalor, yaitu:
✓ Pada tekanan tetap Cp = (𝑑𝐻) (JK-1)
𝑑𝑇 p
Dalam perhitungan sering diperlukan nilai kapasitas kalor tiap mol zat yang
disebut Kapasitas Kalor Molar yaitu:
𝐶𝑝
cp = 𝑛
(JK-1mol-1)
cv = 𝐶𝑛𝑣 (JK-1mol-1)
nilai cp dan cv mempunyai hubungan:
cp – cv = R
dengan R adalah tetpan gas ideal (8,314 J mol-1 K-1). Nilai cp suatu zat dapat diukur
dengan percobaan di laboratorium (Tabel 4. 2).
Suatu sistem yang mengalami perubahan suhu pada tekanan tetap akan
disertai oleh pemasukan atau pengeluaran kalor. Besarnya kalor dapat dihitung dari
jumlah mol dan perbedaan suhu.
Pada Tekanan Tetap:
q = ∆H = ncp ( T2 – T1)
Latihan:
a. Tekanan tetap
b. Isovoulum
ii. Hitunglah perubahan entalpi 4,4 gram CO2 (1 atm) dari suhu 250C menjadi
500C! (Ar C = 12 dan Ar O = 16)
C. Rangkuman
Reaksi kimia dipandang sebagai perubahan dalam sistem. Sistem adalah suatu
yang menjadi pusat perhatian dan yang lainnya disebut lingkungan. Ada tiga macam
sistem yaitu sistem terbuka, tertutup dan tersekat. Dalam termodinamika dikenal
kesetimbangan mekanik, termal dan listrik. Sistem yang tidak setimbang dengan
lingkungannya cenderung berubah menuju kesetimbangan dengan menyerap atau
melepaskan kalor serta menerima atau melakukan kerja. Kalor adalah bentuk energi
128
yang dapat pindah dari sistem ke lingkungan, atau sebaliknya. Kerja ditandai dengan
perubahan volume sistem yang disebut kerja volume.
Suatu sistem mempunyai energi dalam (U) yaitu energi total yang dikandung
sistem. Jika sistem menerima sejumlah kalor, maka sebagian di ubah menjadi kerja dan
sisanya menambah energi dalam. Berdasarkan itu lahirlah hukum pertama
termodinamika yang menyatakan bahwa, energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Setiap sistem gas mempunyai besaran yang dapat berubah nilainya, yaitu
tekanan (P), volume(V), suhu (T), mol (n) dan energi dalam (U). Suatu proses dapat
mengubah beberapa besaran, sedangkan yang lain tetap, contohnya proses isotermal
(suhu tetap), isohor (volume tetap), dan adiabatik (tidak melepaskan atau menyerap
kalor). Proses di udara bebas dapat dianggap punya tekanan luar yang tetap. Kalor yang
masuk atau keluar pada proses ini sama dengan perubahan entalpi. Jika nilai perubahan
entalpi negatif menandakan proses eksotermik, dan jika nilainya positif menandakan
proses endotermik.
Perubahan entalpi reaksi kimia dapat ditentukan secara eksperimen dengan
kalorimeter dan secara perhitungan dari data kalor pembentukan senyawa. Kalor
pembentukan senyawa diperoleh dari kalor reaksi pembentukannya, berdasarkan
perjanjian, bahwa kalor pembentukan unsur bebas adalah nol. Perubahan entalpi proses
yang tidak isotermal diperlukan nilai kapasitas kalor. Ada dua macam kapasitas kalor,
yaitu pada tekanan tetap (cp) dan volume tetap (cv).
D. Tugas
i. Apa yang dimaksud dengan sistem:
a. Terbuka
b. Tertutup
c. Tersekat
ii. Hitunglah kerja jika 20 gram O2 (1 atm, O0C) berubah menjadi 500C dan 1 atm.
Kemudian hitung ∆H bila proses adiabatik!
129
iii. Suatu gas memuai dan melakukan kerja P-V pada lingkungan sebesar 279 Joule.
Pada saat yang sama, gas itu menyerap kalor dari lingkungan sebesar 216 Joule.
Berapa perubahan energi sistem?
iv. Hitunglah kalor yang diperlukan untuk menguapkan 50 gram etana C2H6 pada titik
didihnya. (Ar C = 12 dan Ar H = 1 serta kalor penguapan (∆Hvap) etana lihat Tabel 4.
1)
E. Daftar Pustaka
James E. Brady. Tanpa tahun. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid 1. Jakarta:
Binapura Aksara.
BAB XI
TERMOKIMIA
A. Penyajian Materi
Penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia disebut
termokimia, yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. Reaksi
kimia termasuk proses isothermal dan bila dilakukan di udara terbuka maka kalor
reaksi.
qp = ∆H
akibatnya, kalor dapat dihitung dari perubahan entalpi reaksi:
q = ∆Hreaksi = Hhasil reaksi – Hpereaksi
Supaya terdapat keragaman harus ditetapkan keadaan standar, yaitu 250C
dan tekanan 1 atm. Dengan demikian, perhitungan termokimia pada keadaan standar
yaitu, contoh:
AB + CD AC + BD ∆H0 = x kJ mol-1
∆H0 adalah lambang (notasi) perubahan entalpi reaksi pada keadaan standar.
Ditinjau dari jenis reaksi, terdapat 4 jenis kalor sebagai berikut:
Kalor Pembentukan
Kalor pembentukan merupakan kalor yang menyertai pembentukan 1
mol senyawa langsung dari unsur-unsurnya.
Contoh: ammonia (NH3) harus dibuat dari gas nitrogen dan hydrogen, sehingga
reaksinya:
1
2
N2(g) + 112H2(g) NH3(g) ∆Hf0 = -46 kJ mol-1
Karena NH3 harus 1 mol maka koefisien reaksi nitrogen dan hydrogen
boleh dituliskan sebagai pecahan. Energy yang dilepaskan sebesar 46 kJ mol -1
disebut kalor pembentukan ammonia (∆H0 NH3)
Contoh lain:
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆Hf0 = -394kJ mol-1
Berarti ∆H0 CO2 = -394 kJ mol-1
131
Kalor Penguraian
Kalor penguraian adalah kalor yang menyertai penguraian 1 mol
senyawa langsung menjadi unsur-unsurnya, contoh:
NH3(g) 1
2
N2(g) + 112H2(g) ∆H = +46 kJ mol-1
HF(g) 1
2
H2(g) + 12F2(g) ∆H = +271 kJ mol-1
Kalor Penetralan
Kalor penetralan adalah kalor yang menyertai pembentukan 1 mol air
dari reaksi penetralan (asam dan basa), contoh:
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = +121kJ mol-1
HBr(aq) + 12Ba(OH)2(aq) 1
2
BaBr2(aq) + H2O(l) ∆H = +98 kJ mol-1
Kalor Reaksi
Kalor reaksi merupakan kalor yang menyertai suatu reaksi dengan
koefisien yang paling sederhana, contoh:
3H2(g) + N2(g) 2NH3(g) ∆H = -92kJ mol-1
2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(l) ∆H = -2602kJ mol-1
Kalor reaksi dapat ditentukan dengan percobaan laboratorium atau dengan
perhitungan. Dengan perhitungan ada tiga cara yaitu:
1. Hukum Hess
Walaupun ada alat untuk mengukur kalor reaksi, tetapi ada reaksi yang
berlangsung terlalu cepat atau lambat sehingga sulit diukur. Disamping itu, ada
reaksi yang tidak terjadi tetapi kita ingin mengetahui kalor reaksinya. Masalah
ini dapat dipecahkan dengan menggunakan Hukum Hess yang menyatakan:
“kalor yang menyertai reaksi tidak bergantung pada jalan
yang ditempuh, tetapi hanya pada keadaan awal dan akhir”
Latihan:
1) Tentukan kalor reaksi 2CO(g) + O2(g) 2CO2(g) jika
diketahui:
C(g) + O2(g) CO2(g) ∆H = -394kJ
2C(g) + O2(g) 2CO(g) ∆H = +220kJ
132
2) Diketahui reaksi:
2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(l) ∆H = -2602kJ
2C2H6(g) + 7O2(g) 4CO2(g) + 6H2O(l) ∆H = -3123kJ
H2(g) + 12O2(g) H2O(l) ∆H = -286kJ
Latihan:
1) Tentukan ∆H0f CO2(g) jika reaksi:
C(s) + O2(g) CO2(g) ∆H = -394kJ mol-1
2) Tentukan ∆H0f H2SO4(l) jika reaksi:
H2O(l) + SO3(g) H2SO4(l) ∆H = -131,8kJ mol-1
3) Tentukan ∆H reaksi dari:
Fe2O3(g) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g) ∆H = …….?
3. Energi Ikatan
Kalor reaksi juga dapat diperkirakan dari data energy ikatan pereaksi dan
hasil reaksi. Energy ikatan adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan antar dua atom dalam senyawa. Data dari Tabel 11.2
dipakai untuk menghitung energy pengatoman senyawa (∆H0atom) yaitu energy
yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan dalam senyawa (dalam
keadaan gas) menjadi atom-atomnya.
Tabel 11.2 Energi Ikatan
Ikatan En (kJ mol-1) Ikatan En (kJ mol-1)
H–C 415 H–I 299
H–O 463 C–O 356
H–N 391 C=O 724
H–F 563 C–N 292
H – Br 366 C=N 619
C–C 348 C=N 879
C=C 607 H – Cl 432
C=C 833
134
c. C3H6
∆H0atom = 6(C – H) + 1(C – C) + 1(C=C)
= 6(415) + 1(348) + 1(607)
= 3445 kJ mol-1
Jika zat yang terlibat dalam reaksi berupa unsur bebas, maka dipakai
data energi pengatoman unsur (∆H0atom) seperti Tabel 11.3. Energi
pengatoman unsur adalah energy yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
antar atom dalam unsur (dalam suhu kamar) sehingga menjadi atom-atom
bebas.
Tabel 11.3 Energi Pengatoman Beberapa Unsur
Atom ∆H0atom (kJ mol-1) Atom ∆H0atom (kJ mol-1)
Li 161 F 79,1
Br 112 Na 108
O 249 S 454
N 473 Cl 121
C 715 Br 112
H 218 I 107
Latihan:
Tentukan kalor reaksi dengan menggunakan data energy ikatan
a. C2H4(g) + H2(g) C2H6(g) ∆H = ……?
b. CH4(g) + O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) ∆H = ……?
Jika senyawa dalam reaksi berwujud cair atau padat, maka di ubah
menjadi gas. Energy yang diperlukan dihitung dari data kalor penguapan (∆Hvap)
dan kalor sublimasi (∆Hsub)
Latihan:
1. Tentukan kalor reaksi pembakaran 1 mol C6H14(l) jika
∆Hvap C6H14 = 28,6 kJ mol-1 dan ∆Hvap H2O = 40,6 kJ mol-1
2C6H14(l) + 19O2(g) 12CO2(g) + 14H2O(l)
2. Hitunglah kalor reaksi dibawah ini dengan data energy ikatan jika ∆Hvap
H2O = 40,6 kJ mol-1
2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(l)
136
BAB XII
KIMIA ORGANIK
Senyawa organik adalah senyawa yang terdapat dalam organisme yang sangat
bervarisi jumlah atom dan strukturnya. Setiap senyawa organik mengandung
karbon sebagai unsur utama. Dalam bab ini akan membahas senyawa organik
dimulai dari keistimewaan unsur karbon dan cara menuliskan rumus senyawa
organik. Kemudian dilanjutkan dengan senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa
yang mengandung hidrogen dan karbon. Pembahasan diarahkan pada
penggolongan, tata nama dan isomernya.
1. Atom C dengan elektron valensi empat, sehingga dapat membuat empat ikatan
kovalen tunggal yang cukup kuat dengan atom lain, seperti CH4, CCl4, CH3Cl
dengan struktur tetrahedral.
2. Satu atom C dapat berikatan kovalen dengan atom C lainnya, dan dapat pula
sambung-menyambung membentuk suatu rantai karbon contoh C2H6 dan C5H12.
Sehingga jumlah atom C dalam senyawa organik sangat bervariasi, mulai dari 1
sampai tak hingga.
3. Rantai karbon dalam senyawa organik dapat berupa rantai lurus, bercabang, dan
melingkar (siklik). Contoh:
4. Antara dua atom C yang berdekatan dapat terbentuk ikatan rangkap dua atau tiga
seperti pada C3H6, dan C3H4.
138
Catatan:
Jumlah ikatan kovalen suatu atom bergantung pada jumlah elektron yang belum
berpasangan, seperti:
139
Hidrokarbon
Suatu senyawa yang mengandung unsur karbon dan hidrogen disebut
hidrokarbon. Senyawa ini terdiri atas senyawa hidrokarbon alifatik dan aromatik.
Hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti
benzena, baik dalam senyawa yang berantai lurus dan bercabang, maupun siklik.
Hidrokarbon aromatik adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung inti
benzena, yaitu rantai enam karbon yang melingkar tetapi stabil. Hidrokarbon
alifatik yang tidak mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon jenuh
(alkana), dan yang mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon tak jenuh
(alkena dan alkuna), serta hidrokarbon siklik yang jenuh disebut sikloalkana.
Alkana
Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam
alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas.
Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup
stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif.
Butana C4H10
140
Pentana C5H12
Heksana C6H14
Heptana C7H16
Oktana C8H18
Nonana C9H20
Dekana C10H22
Perhatikan jumlah atom C dan atom H pada tabel, bertambah secara teratur yaitu
sebanyak CH2.
CH4 + CH2 = C2H6
C2H6 + CH2= C3H8
C3H8 + CH2= C4H10 ………… dst
Jika diperhatikan, pertambahan sebesar CH2 ini seperti sebuah deret. Sehingga
pertambahan jumlah atom C dan atom H yang teratur ini dinamakan deret
homolog alkana.
maka, Un = 4 + (n - 1) 2 = 4 + 2n – 2 = 2 + 2n
dari perhitungan di atas, jika atom C = n, maka atom H = 2 + 2n. Jadi rumus
umum golongan alkana adalah
CnH2n+2
Sifat Fisika Alkana
Perhatikan tabel berikut ini:
Tabel 8.2. Sifat – Sifat Fisika Beberapa Senyawa Alkana
Nama senyawa Rumus molekul Titik beku (Tf) oC Titik didih (Tb) oC Wujud pada suhu kamar
Metana CH4 - 183 - 162 Gas
Etana C2H6 - 172 - 89 Gas
Propana C3H8 - 187 - 42 Gas
Butana C4H10 - 135 0 Gas
Pentana C5H12 - 130 36 Cair
Heksana C6H14 - 94 69 Cair
Heptana C7H16 - 91 98 Cair
Oktana C8H18 - 57 126 Cair
Nonana C9H20 - 54 151 Cair
Dekana C10H22 - 30 171 Cair
Undekana C11H24 - 26 174 Cair
Dodekana C12H26 - 10 196 Cair
Tridekana C13H28 - 6 216 Cair
Tetradekana C14H30 6 230 Cair
Pentadekana C15H32 10 251 Cair
Heksadekana C16H34 18 268 Cair
Heptadekana C17H36 22 280 Cair
Oktadekana C18H38 28 303 Padat
Nonadekana C19H40 32 330 Padat
Eikosana C20H42 36 - Padat
Unikosana C21H44 - - Padat
Alkana adalah senyawa nonpolar. Akibatnya, gaya tarik antar molekul lemah.
Alkana rantai lurus sampai dengan butana berwujud gas pada suhu kamar,
sementara alkana C5 sampai C17 berwujud cair, dan alkana C18 atau lebih
berwujud padat. Berdasarkan dari tabel di atas, semakin besar Mr maka harga
titik didih akan semakin besar. Kenaikan titik didih ini pada hakikatnya
disebabkan oleh membesarnya gaya tarik van der waals antara molekul yang
makin panjang. Sementara itu, cabang dalam hidrokarbon akan menurunkan titik
142
didih karena cabang dapat mengganggu gaya tarik van der waals antara molekul-
molekul pada fase padat.
Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi cepat suatu senyawa dengan oksigen. Pembakaran
disertai dengan pembebasan kalor (panas) dan cahaya. Pembakaran ada dua jenis
yaitu pembakaran sempurna dan pembakaran tak sempurna. Pembakaran
sempurna adalah pengubahan suatu senyawa menjadi CO2 dan H2O. Sedangkan
pembakaran tidak sempurna menghasilkan karbon monoksida dan uap air.
Pembakaran sempurna
Energi yang dibebaskan bila suatu senyawa teroksidasi sempurna menjadi CO2
dan H2O disebut kalor pembakaran ∆H. Harga kalor pembakaran tergantung
pada banyaknya hidrogen dan karbon dalam suatu molekul.
Isomer alkana
Dalam senyawa karbon, satu rumus molekul bisa mempunyai banyak struktur
molekul dengan sifat-sifat yang berbeda.
Perhatikan contoh berikut:
a. Rumus molekul C4H10
Struktur molekul :
Latihan:
Isomer adalah suatu senyawa yang mepunyai rumus molekul sama tetapi struktur
molekul berbeda. Makin banyak atom C maka makin banyak jumlah isomer
senyawa tersebut.
Latihan:
1. Tentukan jumlah isomer dari C7H16 dan namanya!
2. Tentukan jumlah isomer dari C8H18 dan namanya!
Sikloalkana
Alkana yang mempunyai tiga atom karbon atau lebih dapat mempunyai bentuk
siklik (melingkar) yang disebut sikloalkana. Nama senyawa sesuai dengan
alkananya ditambah awalan siklo.
Contoh:
Latihan:
Gambarkanlah rumus struktur dari:
a. Siklobutana
b. Sikloheksana
Senyawa alkana yang mengandung rantai tertutup dan rantai terbuka dalam satu
molekul diberi nama dengan mengambil sikloalkana sebagai induk dan alkana
(alkil) sebagai cabang. Contoh:
Latihan:
Berilah nama senyawa berikut ini:
a. b. c. d.
Alkena
Alkena adalah senyawa alkana yang kehilangan sepasang hidrogen dari dua
karbon yang berdekatan, sehingga ada ikatan rangkap antara karbon tersebut.
Ikatan antara atom C pada alkena ada yang membentuk ikatan rangkap dua.
Dengan adanya ikatan rangkap dua maka senyawa alkena masih memungkinkan
mengikat atom hidrogen lagi dengan membuka ikatan rangkap dua tersebut.
148
Perhatikan jumlah atom C dan atom H pada tabel, bertambah secara teratur yaitu
sebanyak CH2.
C2H4 + CH2 = C3H6
C3H6 + CH2= C4H8
C4H8 + CH2= C5H10 ………… dst
Jika diperhatikan, pertambahan sebesar CH2 ini seperti sebuah deret. Sehingga
pertambahan jumlah atom C dan atom H yang teratur ini dinamakan deret
homolog alkana.
dari perhitungan di atas, jika atom C = n, maka atom H = 2n. Jadi rumus umum
golongan alkena adalah
CnH2n
Isomer
Pada alkena ada beberapa jenis isomer yaitu isomer posisi dan isomer geometri.
Isomer posisi terjadi karena posisi ikatan rangkapnya berbeda sedangkan rumus
molekulnya sama. Isomer geometri terjadi karena adanya gugus yang searah (cis)
dan ada yang melintang (trans). Isomer ini akan terjadi pula pada alkena yang
mempunyai atom C genap, dengan posisi ikatan rangkap di tengah.
Contoh :
Isomer posisi dari C5H10
151
Latihan:
1. Berapakah jumlah isomer dari C6H12? Tulis lengkap dengan rumus struktur dan
namanya!
2. Berapakah jumlah isomer dari C7H14? Tuliskan lengkap dengan rumus struktur
dan namanya!
Pembuatan Alkena
Alkena dapat dibuat dengan reaksi eliminasi alkohol (dalam asam kuat) atau alkil
halida (dalam basa kuat) atau alkil halida (dalam basa).
Alkohol bereaksi eliminasi menghasilkan alkena dalam H2SO4 pekat dan panas.
Karena air dilepaskan dalam reaksi ini maka reaksi ini disebut reaksi dehidrasi.
Contoh:
Alkuna
Alkuna adalah senyawa yang telah kehilangan dua pasang hidrogen pada atom
karbonnya yang berdekatan, sehingga membentuk ikatan rangkap tiga.
Tatanama Alkuna
Penamaan golongan alkuna sama seperti penamaan pada golongan alkena.
Tahap penamaan alkuna:
a. Penentuan rantai terpanjang harus melalui gugus fungsi (melalui ikatan rangkap
tiga). Nama alkuna dari nama rantai C terpanjang dengan diberi akhiran –una.
b. Penomoran C1 harus pada nomor ikatan rangkap serendah mungkin. Nomor
ikatan rangkap tiga dituliskan pada awal nama rantai C terpanjang.
c. Ketentuan lain sama seperti pada alkana.
Contoh:
Latihan
Berinama senyawa berikut ini:
a.
b.
Isomer
155
Sama dengan alkena, pada alkuna terdapat isomer posisi, bila atom karbon lebih
dari 3.
Contoh menentukan isomer C4H6:
Latihan:
Berapa jumlah isomer dari:
a. C6H10
b. C7H12
Tuliskan rumus struktur dan nama dari masing-masing isomer yang diperoleh.
Hidrokarbon Aromatis
Hidrokarbon aromatis adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung inti
benzena. Senyawa ini mempunyai bau yang enak dan mempunyai rantai
melingkar (siklik) dengan enam karbon. Rumus molekul senyawa ini adalah
C6H6 yang disebut benzena.
Rumus di atas menunjukan bahwa semua atom karbon dan hidrogen berada
dalam satu bidang datar. Adanya ikatan rangkap yang selang-seling
mengakibatkan benzena mempunyai dua bentuk resonansi, yaitu :
156
Sehingga struktur yang sesunguhnya bukanlah salah satu dari keduanya tetapi
merupakan gabungan keduanya, dan digambarkan sebagai berikut:
Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa keenam ikatan C – C tersebut sama
panjang dan sama besar energinya. Berikut ini adalah beberapa contoh molekul
benzena yang saling bergabung menjadi suatu molekul polisiklik.
Benzena terdisubstitusi diberi nama dengan awalan orto, meta, dan para. Dan
tidak dengan nomor posisi. Awalan orto menunjukkan bahwa kedua substituen
itu 1, 2; meta menandai hubungan 1,3; dan para menandai hubungan 1,4.
Penggunaan orto, meta dan para sebagai ganti nomor-nomor posisi hanya khusus
untuk benzena terdisubstitusi, dan tidak berlaku pada sikloheksan atau sistem
cincin lain.
Contoh :
158
Latihan:
Beri nama senyawa berikut ini:
a. b. c.
Gugus yang seperti diatas disebut gugus fungsional. Akibatnya, sifat kimia
senyawa organik banyak ditentukan oleh gugus fungsionalnya. Mengetahui
gugus fungsional sangat penting, karena penggolongan dan pemberian nama
turunan hidrokarbon didasarkan pada jenis gugus tersebut. Gugus fungsional
tidak banyak jumlahnya dan tidak sulit untuk diingat, karena perbedaan satu
dengan yang lain hanya sedikit.
Tabel: beberapa gugus fungsional penting dalam senyawa organik.
Rumus Nama Rumus Nama
gugus gugus umum umum
- X (- F, - Halo R–X Alkil
Cl, - Br, - I) halida
- OH Hidro R – OH Alkoho
ksil l
-O-R Alkok R–O–R Eter
si
Formi Aldehid
l a
Karbo Karbok
ksil silat
160
Ester Ester
Amid Amida
a
Amin Amina
o
Merka Merkap
pto tan
Alkil halida
Senyawa organik yang mengandung halogen secara umum disebut
organohalogen, tetapi yang mengandung satu halogen dan satu alkil disebut alkil
halida (RX). Nama alkil halida bergantung pada alkil dan halogennya, baik nama
menurut IUPAC maupun nama umumnya.
IUPAC Nama Umum
fluorometana Metil fluorida
Alkohol
Senyawa yang mempunyai gugus OH (hidroksil) yang terikat pada atom karbon
disebut alkohol. Jika ada satu OH disebut monoalkoholdengan rumus umum
ROH. Nama senyawa ini diturunkan dari alkananya, dengan menggantikan
akhiran ‘ana’ dengan’ ol’.
Contoh:
IUPAC Nama Umum
CH3OH metanol metil alkohol
1-butanol butil alkohol
2-butanol isobutil alkohol
Contoh :
162
Apabila suatu senyawa mengandung lebih dari satu gugus – OH pada atom
karbon yang berbeda disebut polialkohol.
Contoh:
Eter
Eter dapat dianggap turunan air dengan mengganti kedua H-nya dengan alkil, R –
O – R’. nama eter menurut IUPEC didasarkan pada nama alkil yang terpanjang
sebagai induk dan R – O (alkoksi) sebagai gugus. Nama umumnya didasarkan
pada kedua alkil dengan memberi akhiran eter.
Contoh:
IUPAC Nama Umum
metoksimetana dietil eter
metoksietana etil metil eter
metoksipropana etil propil eter
Aldehida
alkana dengan mengganti akhiran ‘ana’ dengan ‘al’. Nama umumnya didasarkan
nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida.
Contoh:
IUPAC Nama Umum
HCHO metanal formaldehida
CH3CHO etanal asetaldehida
C3H7CHO butanal butiraldehida
Keton
(asam semut)
CH3COOH etanoat asam asetat (asam
cuka)
C2H5COOH propanoat asam propionat
Senyawa ini disebut asam karena dapat melepaskan proton dalam air.
Ester
Ester dapat dianggap sebagai turunan asam karboksilat dengan mengganti
hidrogen pada gugus karbonilnya dengan alkil. Rumus umum ester adalah
atau RCOOR’. Nama ester dimulai dari gugus alkil (R’) dan diikuti
dengan nama asam karboksilat.
IUPAC Nama Umum
HCOOCH3 metil metanoat metil format
CH3COOCH3 metil etanoat metil asetat
C2H5COOC2H5 etil propanoat etil propionat
Pembentukan ester (reaksi esterifikasi)
Ester dapat dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol.
Contoh:
165
Amida
__
Bila gugus hidroksi asam karboksilat diganti dengan gugus amino ( NH2 ),
Amina
Senyawa yang mengandung gugus amino (-NH2) disebut amina, dengan rumus
umum RNH2. Nama umumnya adalah:
IUPAC Nama Umum
CH3NH2 amino metana metil amina
CH3CH2CH2NH2 1 – amino propil amina
propana
CH3CHNH2CH3 2 – amino isopropil amina
propana
Merkaptan
Senyawa ini mengandung gugus –SH, yang menurut IUPAC disebut sulfohidril
(tiol). Tetapi karena senyawa ini dapat mengikat raksa maka nama umumnya
merkaptan. Dengan rumus umum RSH.
IUPAC Nama Umum
CH3SH metanatiol metil merkaptan
CH3CH2SH etanatiol etil merkaptan
C3H7CH2SH butanatiol butil merkaptan
Reaksi-reaksi Organik
Reaksi organik dapat dibagi ke dalam enam kelompok besar, yaitu reaksi
substitusi, eliminasi, adisi, redoks, penataan ulang dan kondensasi. Semua reaksi
ini hanya terjadi pada gugus tertentu, sedangkan bagian yang lain tidak
mengalami perubahan.
Reaksi substitusi
Reaksi penggantian suatu gugus dengan gugus lain disebut reaksi substitusi.
167
Contoh :
Substitusi radikal bebas
Reaksi Adisi
Reaksi adisi adalah reaksi penambahan masing-masing satu gugus pada kedua
atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap, sehingga menghilangkan ikatan π
atau rangkapnya.
168
Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi penarikan dua gugus dari dua atom karbon yang
berdekatan, sehingga membentuk ikatan rangkap.
Contoh:
Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan reaksi serah terima elektron sehingga satu pereaksi
teroksidasi dan yang lain tereduksi.
Contoh reaksi oksidasi:
Kondensasi
Kondensasi adalah terbentuknya ikatan karbon dengan karbon, atau karbon
dengan nitrogen, melalui eliminasi salah satu gugus dari masing-masing senyawa
yang belum berikatan, sehingga terjadi perpanjangan rantai.
Dalam satu molekul
Polimer
172
Ada senyawa yang molekulnya sangat besar, baik yang terdapat di alam maupun
yang dibuat oleh manusia. Setelah dilakukan penelitian ternyata senyawa-
senyawa besar tersebut tersusun dari molekul-molekul kecil yang saling sambung
menyambung. Buktinya, molekul-molekul tersebut dapat diuraikan menjadi
molekul-molekul yang kecil yang sama atau berbeda. Molekul besar tersebut
dalam kimia organik disebut polimer, dan molekul kecil pembentuknya disebut
monomer. Ada dua cara terbentuknya polimer, yaitu cara kondencasi dan cara
adisi, sehingga hasilnya disebut polimer kondensasi dan polimer adisi.
Polimer kondensasi
Bila dua macam monomer atau lebih bergabung dan cara terikatnya melalui
kondensasi, maka disebut polimer kondensasi. Ikatan terjadi melalui
pengurangan masing-masing satu gugus dari atom karbon-karbon atau karbon-
nitrogen. Contoh:
Polimer Adisi
Dalam polimer adisi, satu ikatan rangkap diadisi oleh molekul lain secara
sambung-menyambung. Contoh:
173
Daftar Pustaka:
Fessenden & Fessenden. 1982. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
174
TENTANG PENULIS
Ratulani Juwita, lahir di Kota Solok, Sumatera Barat pada 10 April 1985.
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat dengan bidang ilmu Kimia. Memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Kimia tahun 2008 di Universitas Negeri Padang. Gelar
Magister Pendidikan (M.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia di Pascasarjana
Universitas Negeri Padang pada tahun 2010.