Anda di halaman 1dari 7

JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.

HALAMAN 88 – 94

http://jurnal.unpad.ac.id/justin

JURNAL INDUSTRI PERTANIAN


ISSN (Online) 2656-6559

Lesitin

PERBANDINGAN METODE DEGUMMING CPO (CRUDE PALM OIL)


TERHADAP KARAKTERISTIK LESITIN YANG DIHASILKAN
Debby Olivia Putri1, Efri Mardawati2, Selly Harnesa Putri3
1
Teknologi Industri PErtanian, Universitas Padjadjaran, debby15002@mail.unpad.ac.id
2
Teknologi Industri PErtanian, Universitas Padjadjaran, efri.mardawati@unpad.ac.id
3
Teknologi Industri PErtanian, Universitas Padjadjaran, selly.h.putri@unpad.ac.id

ABSTRAK
Lesitin merupakan emulsifier alami dan mempunyai sifat fosfolipid yang amphifilik dengan daerah polar dan non polar sehingga
penggunanya sudah banyak diaplikasikan dalam industri pangan dan non pangan. Lesitin berbasis minyak nabati dihasilkan
dari CPO (Crude Palm Oil) secara dua metode degumming yang dengan menghasilkan karakteristik dari standar mutu lesitin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode acid degumming (asam sitrat) dan degumming bertingkat (asam
sitrat-air) dan lama proses degumming untuk menghasilkan rendemen, bilangan asam, nilai acetone insoluble dan toluene
insoluble yang mendekati standar mutu lesitin. Faktor yang diteliti adalah jumlah penambahan pelarut (asam sitrat dan air)
dengan konsentrasi (2,5% , 3%, dan 3,5%) dan lama (20 menit dan 30 menit) proses degumming. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental dan dilakukan uji statistik dengan menggunakan metode (RAL) dan diulang sebanyak 2 kali. Data
dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji lanjut Duncan 5%. Perlakuan yang menghasilkan mendekati standar mutu lesitin
terdapat pada pelarut asam sitrat dengan konsentrasi 2,5% yang menghasilkan rendemen 4,12%, bilangan asam 32,6
mgKOH/g, Acetone Insoluble 52,8%, dan Toluene Insoluble 0,66%.

Kata Kunci: CPO (Crude Palm Oil), Lesitin, Degumming, Pelarut, Standar mutu lesitin

1. PENDAHULUAN minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.


Lemak yang terkandung pada kelapa sawit
Industri kelapa sawit telah memberikan dampak
dapat dimanfaatkan dengan melakukan
yang sangat positif untuk peningkatan pengektrakan sehingga menghasilkan minyak
perekonomian Indonesia. Produksi kelapa kelapa sawit murni dengan beberapa proses
sawit di Indonesia memberikan kontribusi pengolahan yang akan menghasilkan lesitin
sebesar 73,69%. Hasil utama yang dapat
sebagai hasil sampingnya. (Kurniati, 2017).
diperoleh dari kelapa sawit adalah minyak sawit
yang terdapat dalam buah (mesocarp) serta Lesitin adalah emulsifier alami dari campuran
minyak inti sawit yang terdapat pada kernel. lipida (fosfolipida) dengan fosfatidilkolin,
CPO (Crude Palm Oil) merupakan minyak sawit etanolamina, dan inositol sebagai komponen
kasar yang diekstrak dari mesocarp buah sawit utama (Van der Meeren, et al., 1992). Fosfolipid
dan belum mengalami pemurnian (Loi et al., tertinggi ada pada hewan antara lain unggas,
2010). Minyak kelapa sawit memiliki komponen telur, susu, dan keju. Pengemulsi ini paling
penyusun minyak sawit yakni, trigliserida banyak digunakan oleh industri pangan,
95,62%, asam lemak bebas 4,00%, air 0,20%, kosmetik, dan farmasi (Cabezas et al, 2009).
phosphatida 0,07%, karoten 0,03%, dan Lesitin merupakan pengemulsi yang berperan
aldehid 0,07% (Gunstone and Frank D., 1997). meningkatkan dan membentuk tekstur bahan.
Proses pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Kebutuhan lesitin untuk perindustrian di
memerlukan pengontrolan yang sangat teliti Indonesia masih disuplai secara impor. Pasar
untuk mendapatkan hasil minyak nabati yang era global membutuhkan bahan pengemulsi
berkualitas. Menurut Harold McGee (2004) 132.000 ton/tahun untuk kebutuhan di
minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, perindustrian. Kemudian di Amerika Serikat

88
DEBBY OLIVIA PUTRI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.

sekitar 100 juta/kilogram digunakan (Bija, et. al., 2017). Penelitian yang dilakukan
pertahunnya. Kebutuhan lesitin di Indonesia Hulu (2017) penelitian menggunakan metode
saat ini masih berasal dari impor Amerika dan degumming bertingkat menghasilkan minyak
Eropa. Harga soya lesitin di pasar mencapai Rp ikan dan hasil samping dengan rendemen yang
132,000,00/kg. Leistin untuk kesehatan dan tinggi yaitu 62,22% dan 65,37%. Degumming
kosmetik di pasar dan supermarket mencapai bertingkat merupakan proses pemurnian yang
Rp 140,000,00/ 500 gram. Perkembangan dilakukan berulang mulai dari tahap
untuk memanfaatkan hasil samping dari minyak degumming 1 hingga ke degumming
nabati sangatlah menarik untuk di jadikan selanjutnya. Pemurnian bertingkat diharapkan
peningkatan perekonomian Indonesia serta mendapatkan hasil samping dan minyak
memanfaatkan minyak nabati bersumber dari dengan rendemen yang cukup tinggi (Dari, D.
tumbuhan dan tanaman di Indonesia.Lemak W., et. al. 2017)
pada kelapa sawit dapat diektsrak dan akan
mendapatkan minyak kelapa sawit. Minyak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kelapa sawit ini dapat dikaji lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh metode degumming
dijadikan bahan baku lesitin. Dengan metode dengan satu proses dan pengaruh metode
degumming ekstraksi lesitin dilakukan. Adapun degumming bertingkat untuk menghasilkan
metode degumming terdiri beberapa jenis, rendemen maksimal serta lama proses
diantaranya water degumming, enzyme degumming terhadap karakteristik lesitin yang
degumming, acid degumming, total dihasilkan sesuai standar mutu lesitin.
degumming, super degumming, dan
2. TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan ultrafiltrasi membrane
degumming (Kanakraj, 2006). 2.1. CRUDE PALM OIL
CPO (Crude Palm Oil) merupakan minyak sawit
Dalam pemilihan metode degumming perlu
mentah yang dihasilkan dari mesocarp
disesuaikan dengan karakteristik bahan minyak
(serabut buah sawit berwarna kuning) diperoleh
yang akan digunakan. Karakteristik bahan
dengan cara ekstraksi dan belum mengalami
harus dikaji dengan jenis senyawa fosfatida
proses pemurnian. CPO merupakan minyak
dalam minyak. Jenis senyawa fosfatida ada dua
dari sepesies Elaeis guineensis atau yang
macam yaitu, fosfatida hydratable (HPL) dan
disebut kelapa sawit (Reeves et al., 1979
fosfatida non-hydratable (NHPL). Fosfatida
dikutip Sardinda 2011). Mesocarp merupakan
hydratable (HPL) adalah senyawa fosfatida
bagian serabut buah berwarna kuning dan
yang mudah dipisahkan dengan penambahan
terdapat mengandung minyak yang dikenal
air pada suhu rendah sekitar 400C.
sebagai CPO (Crude Palm Oil) (Memet Hakim,
Penambahan air mengakibatkan fosfolipid akan
2007).
kehilangan sifat lipofiliknya dan berubah sifat
menjadi lipofobik sehingga mudah dipisahkan Lipida merupakan molekul alami yang sangat
dari minyak (Dijkstra dan Opstal, 1987). Jenis penting untuk kebutuhan pangan. Bentuk-
fosfatida non-hydratable (NHPL) harus bentuk lipid diantaranya trigliserida (lemak,
dikonversi terlebih dahulu menjadi fosfatida minyak, glikolipida), turunan asam lemak (lilin,
hydratable dengan penambahan larutan asam aldehid, asam lemak), sterol dan steroida,
dan dilakukan proses penetralan untuk karotenoida, glikopida (serebosida dan
menghilangkan kadar FFA (Free Fatty Acid) fosfolipida).
(Thiagarajan dan Tang, 1991).
2.2. LESITIN
Proses pemurnian minyak yang dilakukan .Lesitin merupakan emulsifier dengan
dengan satu kali proses sudah banyak diteliti. komponen utama yang salah satunya adalah
Pemurnian satu kali proses merupakan fosfolipid. Fosfolipid tertinggi terdapat pada
pemurnian yang dilakukan tahap degumming
hewan, juga terdapat pada tumbuhan yang

89
DEBBY OLIVIA PUTRI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.

mengandung minyak nabati, misalnya kelapa 2.3.1. Acetone Insoluble (AI)


sawit (Van deer Meeren et al., 1992). Adapun AI sebagai identifikasi dari fosfolipid pada lesitin
lesitin memiliki perbedaan yang dihasilkan oleh yang tidak larut dalam aseton. Presentase AI
tanaman dan lesitin yang dihasilkan oleh akan menentukan sifat pembasah dan
hewan. Lesitin yang dihasilkan oleh tanaman emulsifikasi. Nilai AI pada standar mutu lesitin
memiliki komponen asam lemak jenuh, sekitar >50% - >60% .
sedangkan lesitin yang dihasilkan dari hewan
tidak memiliki komponen phosphaditinositol (PI) 2.3.2. Toluene Insoluble (TI)
(Szuhaj, 2005). Peran lesitin memiliki TI sebagai identifikasi kemurnian lesitin. TI
kepentingan untuk metabolisme manusia merupakan jumlah residu bahan non lemak
karena untuk pengendalian kegiatan saraf dan dalam tolune. Dinyatakan dalam persentase
pernapasan (Gordon, 2000). Komponen utama biasanya dibawah 0,3%.
dalam pembentukan lesitin adalah
phosphatidylethanolamine (PE), 2.3.3. Bilangan Asam
phosphatidylcholine (PC), dan Bilangan asam sebagai jumlah milligram KOH
phosphatodyltinositol (PI) (Tepper, 2009). yang diperlukan untuk menetralkan asam
lemak bebas. Bilangan asam dinyatakan
Lesitin digunakan untuk beberapa produk sebagai KOH/kg. angka asam yang besar
industri yang memiliki fungsi beragam. Lesitin menunjukan bahwa hidrolisa minyak atau
digunakan sebagai bahan utama pengemulsi. proses pengolahan terjadi kurang baik.
Lesitin aktif pada permukaan: sifat simultan Semakin tinggi bilangan asam maka semakin
hidrofilik (terurai air) dan hidrofob (menolak banyak jumlah asam lemak yang berarti
terurai air) memungkinkan lesitin untuk kualitas semakin rendah. Nilai bilangan asam
membuat campuran bahan yang stabil dan pada standar adalah < 35 mgKOH/g - <36
tidak mudah bercampur cenderung terpisah. mgKOH/g.
Penggunaan lesitin sebagai mengurangi
ketegangan permukaan lemak (pengubah 2.4. DEGUMMING
viskositas) supaya kemungkinan partikel- Degumming adalah proses pemisahan gum
partikel produk pada cokelat, gula dan susu atau getah lendir yang terdiri dari fosfolipid,
menjadi terukur untuk meningkatkan aliran dan protein, residu, karbohidrat, air dan resin (Lin et
daya campuran. Penggunaan lesitin dalam al., 1998). Adapun cara yang dilakukan untuk
bidang kosmetik adalah sebagai zat stabilitas proses pemisahan gum yakni dilakukan
terhadap busa, pada bidang farmasi lesitin pemanasan dengan pelarut asam (H3PO4,
digunakkan sebagai zat pengemulsi dan H2SO4, dan HCL), pemisahan dengan pelarut
pemacu penetrasi obat (American Lechitin NaOH, pemisahan gum secara jidrasi dan
Company, 2014). pemisahan dengan pereaksi khusus seperti
asam fosfat, NaCl (Natrium Clorida), dan
2.3. STANDAR MUTU LESITIN Natrium Phospat (Na3PO4). Dalam proses
Lesitin dapat diklasifikasikan seperti presentase degumming ada beberapa metode proses,
komponen-komponen, viskositas, dan warna. diantaranya acid degumming, water
Berdasarkan menentukan lesitin berfalsafah degumming, membran degumming, dan total
pada EFEMA. EFEMA (European Food degumming (Kanakraj, 2006).
Emulsifier Manufacturers Association)
merupakan indeks mutu lesitin untuk Perbedaan metode yang digunakan terletak
emulsifikasi bahan pangan. Berikut penjelasan pada bahan pelarut lesitinnya (Kanakraj, 2006).
dan mutu lesitin : Water degumming menggunakan uap atau air
(Ketaren, 1968). Acid degumming
menggunakan larutan asam (Swen, 1964).
Membrane degumming menggunakan bantuan

90
DEBBY OLIVIA PUTRI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.

membran. Sedangkan total degumming hidrasi tidak berjalan optimal karena


merupakan kombinasi pengembangan konsep penambahan air terlalu sedikit dari yang
dari metode water dan acid degumming dibutuhkan dan jika penambahan air secara
(Kanakraj,2006). Enzyme degumming berlebih terjadi penurunan persentase lesitin
merupakan proses pemisahan minyak dengan yang terekstrak dan terbentuk emulsi air dalam
gum menggunakan enzim yang fungsinya minyak yang telah distabilisasi sebelumnya.
untuk mengubah fosfolipid non hydratable
(NHPL) menjadi hydratable yang kemudian 2.5.2. Lama Pengadukan
dihilangkan dengan cara sentrifugasi (Jiang, Waktu pengadukan yang ditingkatkan dapat
Xiaofei., dkk. 2014). Degumming bertingkat menyebabkan peningkatan efisiensi penurunan
merupakan proses pemurnian yang dilakukan jumlah fosfatid sebagai akibat dari peningkatan
dengan proses yang berulang mulai dari tahap waktu reaksi. Ekstraksi lesitin dengan
degumming kesatu hingga ke degumming penggunaan air (water degumming) sangat
selanjutnya dengan pelarut yang sama tinggi, waktu pengadukan selama satu jam
konsentrasinya. Pemurnian bertingkat hanya meningkatkan sekitar 4 persen eliminasi
dilakukan untuk memperoleh dan fosfatid dan menghasilkan lesitin dengan warna
meningkatkan hasil yang maksimal (Dari, D.W., yang cenderung gelap (Eshratabadi, 2008).
et. al. 2017).
2.5.3. Temperatur Proses
2.5. FAKTOR MEMPENGARUHI PROSES Suhu 900C yang digunakan dengan
DEGUMMING penambahan maksimum asam fosfat 2%
Penelitian mengenai ekstraksi lesitin telah menghasilkan warna lesitin yang sangat hitam
dilakukan oleh berbagai penelitian dengan (List, 1981). Proses peningkatan suhu secara
metode dan pelarut yang digunakan untuk rentang tertentu pada proses hidrasi fosfolipid
mengetahui studi lanjut mengenai faktor yang akan menjadi lebih mudah dan jika peningkatan
berpengaruh pada saat proses ekstraksi lesitin. suhu secara berlebihan menyebabkan minyak
Adapun beberapa faktor yang berpengaruh teroksidasi sehingga menghasilkan lesitin sulit
pada saat proses ekstraksi lesitin, yakni: dipisahkan (Estiasih, dkk. 2013).

2.5.1. Jumlah Pelarut 3. METODOLOGI


Proses ekstraksi lesitin dari bahan CPO
Pemisahan gum pada CPO (Crude Palm Oil)
memiliki kandungan senyawa non hydratable
dilakukan dengan cara degumming. Metode
dan sifat lipofilik. Proses ekstraksi secara acid
acid degumming dilakukan dengan mengambil
dilakukan sebagai pengubah kandungan
240 mL CPO yang telah dicairkan dengan
senyawa menjadi hydratable. Jumlah pelarut
pemanasan dan menambahkan asam sitrat
asam harus disesuaikan dengan kandungan
dengan konsentrasi 2,5%, 3%, dan 3,5%.
fosfatid pada minyak untuk menentukan
Kemudian diaduk menggunakan magnetic
perhitungan eksperimental pada jenis minyak
stirrer selama 20 menit dan 30 menit dengan
mentah (Shahidi, 2005 dan Indira, dkk., 2000).
suhu 80oC. Kemudian menetralkan
Setelah dilakukan konversi senyawa dengan
menggunakan NaOH 1% lalu dilakukan
pelarut asam dilakukan proses netralisasi untuk
pemisahan menggunakan sentrifugasi dengan
memisahkan asam lemak bebas pada minyak
kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Setelah
(Yuli Ristianingsih, dkk., 2011).
dilakukan pemisahan gum dan minyak,
Penambahan air pada proses ekstraksi lesitin dilakukan pengeringan gum menggunakan
berfungsi menghidrasi fosfatid. Jumlah oven dengan suhu 105oC selama 5 jam dan
penambahan air perlu disesuaikan dengan dilakukan proses pemurnian menggunakan
fosfatid minyak (Shahidi, 2005 dan Indira, dkk., aseton.
2000). Menurut Eshratabadi (2008) proses

91
DEBBY OLIVIA PUTRI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.

Pemisahan gum pada CPO (Crude Palm Oil) Duncan. Penelitian ini menggunakan dua
dilakukan dengan metode degumming metode dan variabel bebas yang terdiri dari
bertingkat dilakukan mengambil 240 mL CPO metode acid degumming dan degumming
yang telah dicairkan dengan pemanasan dan bertingkat, waktu pengadukan (20 menit dan 30
menambahkan asam sitrat dengan konsentrasi menit), dan konsentrasi asam (2,5%, 3% dan
2,5%, 3%, dan 3,5%. Kemudian diaduk 3,5%) yang digunakan pada proses produksi
menggunakan magnetic stirrer selama 20 menit lesitin.
dan 30 menit dengan suhu 80oC. kemudian
dilakukan penetralan menggunakan NaOH 1%, 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
lalu dilakukan pemisahan gum dan minyak
4.1. KARAKTERISASI LESITIN
menggunakan sentrifugasi dengan kecepatan
Pada proses acid degumming, gum yang
3000 rpm (20 menit). Gum pertama ditimbang,
terdapat pada endapan minyak dipisahkan
lalu minyak hasil degumming pertama
menggunakan alat sentrifugasi. Proses metode
dilakukan penambahan air dan proses kedua
ini menghasilkan rendemen tertinggi 4,12% .
kalinya dengan ditambahkan air sebanyak
Dalam waktu 30 menit, hal ini lama proses
2,5%, 3%, dan 3,5%. Dilakukan pemisahan
degumming berpengaruh nyata terhadap
dengan sentrifugasi dan hasil gum kedua
rendemen yang dihasilkan. Penelitian yang
ditambahkan dengan hasil gum pertama untuk
dilakukan oleh Kurniati (2017) dengan lama
mengetahui hasil rendemen yang tinggi.
proses degumming berpengaruh terhadap
Selanjutnya dilakukan pemurnian
rendemen yang dihasilkan. Sedangkan pada
menggunakan aseton.
proses degumming bertingkat menghasilkan
Mengetahui pengaruh konsentrasi dan lama rendemen yang sama dengan yang dilakukan
degumming dilakukan dengan rancangan acak pada proses acid degumming. Hal ini
lengkap dan diolah menggunakan aplikasi membuktikan bahwa tidak berpengaruh nyata
SPSS (Statistical Package for the Social terhadap konsentrasi asam sitrat dan
Sciences) untuk mengetahui ANOVA dan Uji dilanjutkan dengan penambahan air .

Tabel 1. Standar Mutu Lesitin


STANDAR MUTU LESITIN (EFEMA,2019)
Bilangan Asam (mgKOH/g) Acetone Insoluble (%) Toluene Insoluble (%)
Food
Codex A. European Codex A. European Food Chemical Codex A. European
Chemical
(FAO/WHO) Union E322 (FAO/WHO) Union E322 Codex (FAO/WHO) Union E322
Codex
< 36 < 35 < 36 > 60 > 60 > 50 < 0,3 < 0,3
Sumber (EFEMA, 2019)

Nilai acetone insoluble pada degumming kemurnian lesitin sehingga dapat diketahui
bertingkat menghasilkan 53,2%, nilai AI jumlah residu bahan non-lemak dalam toluene.
tersebut tidak jauh berbeda dengan nilai AI Dari hasil penelitian didapat bahwa AI yang
yang dihasilkan oleh degumming memakai didapatkan memiliki nilai yang kurang dengan
pelarut asam. Nilai toluene insoluble yang standar mutu lesitin yakni >60, kandungan
dihasilkan water degumming 0,62% phosphotidil inositol (PI) dan phosphotidil
dibandingkan dengan nilai TI yang dihasilkan choline (PC) yang terdapat pada minyak tidak
acid degumming tidak jauh berbeda dengan dapat larut dalam air. Gum yang terisolasi
acid degumming. Tujuan menguji nilai AI dan TI kemungkinan besar mengandung acid yang
adalah untuk mengidentifikasi fosfolipid pada masih terikut. Nilai pada kandungan TI dari gum
lesitin yang dihasilkan tidak larut dalam aseton yang dihasilkan lebih tinggi dari standar mutu
dan toluene. Presentase aseton akan lesitin, oleh karena itu metode degumming
menentukan sifat pembasah dan emulsifikasi, dengan penambahan pelarut asam sitrat dan
sedangkan toluene sebagai identifikasi air ini tidak dapat digunakan sebagai aditif

92
DEBBY OLIVIA PUTRI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.

makanan karena kurang dari 60%, sisa asam asam pada standar mutu lesitin. Hal ini semakin
yang masih terikut dapat menimbulkan besarnya nilai bilangan asam yang didapat
karsinogen (Szuhaj,2005). maka tinggi rendahnya bilangan asam salah
satunya dipengaruhi oleh kandungan bahan
Pengujian pada bilangan asam lesitin atau sampel yang digunakan. Bahan yang
menggunakan pelarut asam sitrat memiliki nilai digunakan dalam pembuatan lesitin yaitu CPO
32,7 mgKOH/g dan nilai bilangan asam yang atau minyak sawit kasar yang rentan terhadap
dihasilkan dari air tidak jauh berbeda dengan terjadinya proses hidrolisis dan oksidasi jika
penelitian menggunakan pelarut asam 32,6 terkena kontak antara sejumlah oksigen
mgKOH/g. Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan minyak dan lemak (Qurrota,2013).
Kurniati (2017) menghasilkan 2,51 mgKOH/g. Kemungkinan besar gum yang terisolasi masih
Bilangan asam yang terdapat pada lesitin mengandung fatty acid yang terikut
hampir mendekati maksimal nilai bilangan (Szuhaj,2005).

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Penelitian

Konsentrasi Bilangan Acetone Toluene


Bahan dan Rendemen
Waktu Asam Insoluble Insoluble
Metode (%)
Jenis (mgKOH/g) (%) (%)
(%)
Pelarut
20
2,5% 3,11 ± 0,02a 30,8 ± 0,39a 53,4 ± 0,03b 0,64±0,02a
menit
3% 3,13 ± 0,01a 33,6 ± 2,23b 52,6 ± 0,24a 0,67±0,01a
3,5% 3,14 ± 0,01a 35,1 ± 0,11b 52,6 ± 0,01ab 0,64±0,02a
30 Asam Sitrat
2,5% 4,12 ± 0,02 a 32,7 ± 0,02a 53,2 ± 0,004a 0,67±0,26a
menit
3% 4,11 ± 0,03 a 35,2 ± 0,11b 52,8 ± 0,008b 0,69±0,01a
Crude Palm
Oil 3,5% 4,11 ± 0,03 a 34,6 ± 0,46b 52,6 ± 0,10ab 0,67±0,02a
20
2,5% 2,76 ± 0,02 a 32,5 ± 0,49a 53,2 ± 0,01a 0,67 ± 0,04a
menit
Degumming 3% 3,20 ± 0,03 b 35,1 ± 0,19b 52,7 ± 0,08b 0,70 ± 0,02a
Asam sitrat
(80oC)
yang 3,5% 3,22 ± 0,03 b 35,0 ± 0,28b 52,6 ± 0,03ab 0,66 ± 0,03a
30 dilanjutkan
dengan 2,5% 4,12 ± 0,01 a 32,6 ± 0,05a 53,2 ± 0,14a 0,62 ± 0,005a
menit
penambahan 52,6 ±
air 3% 4,10 ± 0,02 b 34,9 ± 0,50b 0,68 ± 0,04a
0,004b
52,6 ±
3,5% 4,10 ± 0,02 b 35,6 ± 0,63b 0,65 ± 0,02a
0,008ab

4.2. LESITIN CPO (CRUDE PALM OIL)


Hasil penelitian didapat bahwa acetone
insoluble memiki nilai dibawah standar dan
toluene insoluble memiliki nilai yang diatas
standar. Hasil penelitian acetone kurang dari
60% hal ini tidak dapat digunakan sebagai
bahan aditif makanan karena kurang dari
standar mutu lesitin. Sisa asam yang masih
terikut akan menimbulkan karsinogen. (Szuhaj, Gambar 1. Lesitin CPO
2005).

93
DEBBY OLIVIA PUTRI - JURNAL INDUSTRI PERTANIAN – VOLUME 01. NOMOR 03. TAHUN 2019.

5. SIMPULAN DAN SARAN and Gums of High Phospholipidic Acid


Content, U.S. Patent 4.698.185.
Metode acid degumming berpengaruh terhadap Eshratabadi, P. 2008. Effect of diferent
rendemen yang dihasilkan, dan tidak parameters on removal and quality of
soybean lechitin. Res J Biol Sci3: 874-
berpengaruh terhadap metode degumming 879.
bertingkat. Lama pada degumming Estiasih, T. K. Ahmadi, E. Ginting dan D.
berpengaruh nyata terhadap rendemen yang Kurniawati. 2013. Optimasi Rendemen
dihasilkan, dan penambahan pelarut tidak Ekstraksi Lesitin dari Minyak Kedelai
Varietas Anjasmoro dengan Water
berpengaruh nyata terhadap nilai bilangan Degumming. IPB, Bogor.
asam, acetone insoluble, dan toluene insoluble. Gordon, M. W. 2000. Contemporary Nutrition.
Produk lesitin yang dihasilkan dengan lama Issues and insight. 4th Edition Mc Graw-
proses pada metode degumming dan Hill Publisher, Boston.
Gunstone, Frank D., and Fred D. Padley. 1997.
konsentrasi 2,5% memberikan karakteristik Lipid Technologies and Applications.
lesitin yang mendekati standar mutu dengan CRC Press.
karakteristik sebagai berikut: rendemen 4,12%, Henok D. Belayrch, Randy L., Wehling, Edgar
bilangan asam 32,7%, acetone insoluble Cahon, Ozan N. Ciftci. 2017. Lipid
composition and emulsifying properties
53,2%, dan toluene insoluble 0,67%. of Camelina sativa seed lecithin.
Departement of Food Science and
6. UCAPAN TERIMA KASIH Technology, University of Nebraska-
Licoln, NE 68588. USA
Penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT Hulu DPC, Suseno SH, Uju. 2017. Peningkatan
yang telah memberikan kesehatan kepada Minyak Ikan Sardin dengan Degumming
penulis untuk menyelesaikan penelitian. Tidak Menggunakan Larutan NaCl. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
lupa penulis berterima kasih kepada Ibu Dr. Efri
20 (1) : 199-210
Mardawati, STP., M.T. dan Selly Harnesa Putri, Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak
STP., M.P. yang telah bersedia membimbing dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas
dengan sabar dan selalu memberikan saran Indonesia. (17-260).
Kurniati. 2017. [Skripsi] Karakterisasi Lesitin
dan masukan mengenai penelitian. Terima
dari Kedelai Kuning Varietas Agromulyo
kasih kepada keluarga dan teman-teman yang Menggunakan Metode Water
selalu ada untuk memberikan motivasi dalam Degumming.
melaksanakan penelitian ini. Qurrota, Hilma. 2013. Kimia Pangan I
Kerusakan pada Minyak. Makassar.
7. DAFTAR PUSTAKA
American Lechitin Company. 2014. Lechitin 8. NOMENKLATUR
And Phospholipids. Oxford, Hurley Road,
America. AD Acid Degumming
Bija S, Suseno SH, Uju. 2017. Pemurnian
Minyak Ikan Sardin dengan Tahap DB Degumming Bertingkat
Degumming dan Netralisasi. Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. A Waktu
20 (1) : 143-152.
Cabezas DM, Diehl BWK, Tomas MC. 2009. B Konsentrasi
Sunflower Lechitin: application of a
fractionation process with absolute AB Waktu x Konsentrasi
ethanol. J AM Oil Chem Soc 86: 189-196.
DOI : 10-1007/S117 46-008-1336-5.
Dari, Dini Wulandari., Made A., Wulandari N.,
Sugeng, H.S. 2017. Karakteristik Minyak
Ikan Sardin (Sardinella sp.) Hasil
Pemurnian Bertingkat.
Dijkstra, A.J. and Opstal, M.V., (1987), Process
for Producing Degummed Vegetable Oils

94

Anda mungkin juga menyukai