Anda di halaman 1dari 178

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

”S”
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN MARDIANA
PALEMBANG TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :

FITRI JANEAR
PO.71.24.1.18.056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.”S”
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN MARDIANA
PALEMBANG TAHUN 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir pada Prodi DIII Kebidanan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

Disusun Oleh :

FITRI JANEAR
PO.71.24.1.18.056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2021
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :
“ Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk meuntut ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga” (H.R Muslim)
Laporan Tugas Akhir ini
Kupersembahkan untuk :

❖ ALLAH SWT dan Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya.


❖ Kedua orang tuaku (Erni dan Andy Merizan) yang telah senantiasa memberikan
dukungan, doa, selalu bekerja keras untukku dan kasih sayangnya di setiap
langkah perjuangan demi meraih keberhasilan, sungguh segala upaya tak cukup
untuk membalasnya.
❖ Keluargaku tercinta yang sedang LDR di Sekayu City
❖ My Support System -Kak A-
❖ Pembimbing lahan praktik ibu Mardiana, dan Kakak-kakak Pegawai yang telah
memberikan izin untuk mengambil studi kasus, saran dan masukan serta
semangat dan doa.
❖ Dosen pembimbing Laporan Tugas Akhir Ibu Nesi Novita, S. SiT, M.Kes dan
Ibu Elita Vasra, SST., M.Keb terima kasih atas bimbingan dan ilmu yang telah
ibu berikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat selesai dengan baik.
❖ Teman-Teman Kamar 12B (Devay, Hacak, Julpak) terimakasih sudah menjadi
keluarga keduaku dari awal kita masuk asrama sampai sekarang.
❖ Kakak-kakak bimbinganku (Kak Rozalia, Kak Muliana, dan Kak Ria Maryati)
terimakasih semangat dan dukungannya kak, semoga selalu diberikan
kemudahan, kesehatan maupun keselamatan oleh ALLAH SWT.
❖ Adik Bimbinganku (Adik Lisda Tri Utami) semangat terus, cepat menyusul ya
dik.
❖ Teman-teman seperjuangan (Kopek Annisya Yusika Putri, Kopek Widuri Kalbu
Utami, Desti Ramayanti, Ria Putri Ambonia, Siti Teza Sukma Kencana, Ayu

iv
❖ Widya Sari) yang senantiasa saling membantu dalam pembuatan Laporan Tugas
Akhir ini.
❖ Sahabatku para bube beserta manager tercinta ( Cindy, Ameng, Sakinah, Een,
Nisak)
❖ Teman-teman seperjuanganku angkatan XXI.
❖ Semua sahabatku yang telah mendoakan dan memberikan semangat.
❖ Almamater kebanggaanku Poltekkes Kemenkes Palembang.

v
ABSTRAK

Janear, Fitri. 2021. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”S” di Praktik


Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021. Laporan Tugas
Akhir. Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan.

Dosen Pembimbing : 1. Nesi Novita, S.SiT., M.Kes.


2. Elita Vasra, SST., M.Keb

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI di Indonesia berdasarkan hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, rata-rata kematian ibu (AKI) tercatat
mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini belum mencapai target
Millenium Development Goal (MDG) tahun 2015 yang ingin menurunkan angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia mengalami penurunan dimana pada tahun 2012
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI yang dilaporkan di Provinsi Sumatera
Selatan berdasarkan Data Profil Kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 120 orang
meningkat dari tahun 2017 sebanyak 107 orang. sebanyak 120 orang meningkat dari
tahun 2017 sebanyak 107 orang. Jumlah kematian ibu (AKI) tahun 2017 di Kota
Palembang berdasarkan laporan sebanyak 4 orang dari 26.837 kelahiran hidup.
Tujuan: mampu memberikan asuhan secara komprehensif pada Ny.”S” di PMB
Mardiana Palembang Tahun 2021. Laporan ini membahas tentang asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. “S” menggunakan metode studi kasus (case study) dengan
cara continuityofcare. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik serta pendokumentasian dilakukan secara SOAP dan
alat pemeriksaan fisik pada ibu hamil, nifas, BBL dan alat pertolongan persalinan.
Hasil: Pada asuhan kebidanan kehamilan ditemukan bahwa kunjungan ANC tidak
sesuai dengan teori kebijakan program pelayanan antenatal yaitu minimal 2 kali pada
trimester 1. Sedangkan pada asuhan kebidanan nifas kunjungan nifas hanya
dilakukan 3 kali sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Melalui
laporan ini, diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas dan mutu
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Daftar Bacaan: 25 (2015-2020)

vi
ABSTRACT

Janear, Fitri. 2021. The Comprehensive Midwifery Careto Mrs. “S” in Mardiana
Independent Midwifery Practice Palembang 2021. Last Program Report: Midwifery
Study Program of Palembang’s Health Polytechnics.

Advisors I : Nesi Novita, S.SiT., M.Kes


Advisors II : Elita Vasra, SST, M.Keb

Keyword: ComprehensiveCare.

Maternal Mortality Rate (MMR) is one indicator to see the success of maternal
health efforts. MMR in Indonesia based on the results of the Inter-Census
Population Survey (SUPAS) 2015, the average maternal mortality (MMR) was
recorded at 305 per 100,000 live births. This figure has not reached the Millennium
Development Goal (MDG) target of 2015 which wants to reduce the maternal
mortality rate (MMR) in Indonesia which has decreased, where in 2012 it was 359
per 100,000 live births. The MMR reported in South Sumatra Province based on
Health Profile Data in 2018 was 120 people, an increase from 2017 as many as 107
people. as many as 120 people increased from 2017 as many as 107 people. The
number of maternal deaths (MMR) in 2017 in Palembang City based on reports was
4 out of 26,837 live births. Purpose: able to provide comprehensive care for Mrs.
"S" at PMB Mardiana Palembang in 2021. This report discusses comprehensive
midwifery care for Mrs. "S" uses the case study method (case study) by means of
continuity of care. Data were collected by means of observation, interviews,
physical examinations and documentation carried out by SOAP and physical
examination tools for pregnant women, postpartum, LBW and childbirth aid kits.
Results: In pregnancy midwifery care, it was found that ANC visits were not in
accordance with the theory of antenatal care program policies, namely at least 2
times in the 1st trimester. Meanwhile, in the postpartum midwifery care, the
postpartum visits were only carried out 3 times so that there is a gap between theory
and practice. Through this report, it is hoped that health workers can improve the
quality and quality of health services in accordance with predetermined service
standards.

Reading list: 25 (2015-2020)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny.”S” Di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang
Tahun 2021” dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Palembang.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Nesi Novita,
S.SiT, M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb. selaku
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan ini sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu, dalam
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM. M.Kes. selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Palembang.
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan dan
Ka.Prodi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Palembang.
3. Ibu Suprida, SKM., M.Kes. dan Ibu Rohaya, S.Pd., SKM., M.Kes selaku
dosen penguji Laporan Tugas Akhir ini.
4. Pimpinan Bidan Praktik Mandiri “Mardiana” beserta pegawai yang telah
memberi izin dan membantu penelitian ini.
5. Ibu Siti Jumaidah yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.
6. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis.

viii
7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Palembang yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi maupun
kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil
dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Usulan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan sran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Usulan Laporan Tugas Akhir ini.

Palembang, Maret 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR/SKEMA ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1. Tujuan Umum ...................................................................................... 6
2. Tujuan Khusus ..................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 7
2. Manfaat Aplikatif ................................................................................. 7
a. Bagi Institusi .................................................................................. 7
b. Bagi PMB Mardiana ...................................................................... 7
c. Bagi Penulis .................................................................................... 7
d. Bagi Klien dan Masyarakat ............................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8


A. Konsep Kehamilan ..................................................................................... 8
1. Pengertian Kehamilan .................................................................... 8
2. Etiologi ........................................................................................... 8
3. Tanda dan Gejala Kehamilan ......................................................... 10
4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi .................................................. 11
5. Perubahan Psikologis ..................................................................... 18
6. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan ............................................ 19
7. Tanda Bahaya Kehamilan ............................................................... 32
B. Asuhan Antenatal ........................................................................................ 35
1. Pengertian Asuhan Antenatal .......................................................... 35
2. Alasan Penting Mendapatkan Asuhan Antenal ............................... 35
3. Tujuan Asuhan Antenatal ................................................................ 36
4. Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal ............................................. 36
5. Pemeriksaan Antenatal .................................................................... 37
6. Edukasi Kesehatan Ibu Hamil ......................................................... 42
7. Standar Pelayanan Asuhan Antenatal ............................................. 42
8. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ..... 43

x
9. Tujuan P4K ..................................................................................... 43
10. Sticker P4K ..................................................................................... 44
C. Konsep Persalinan ................................................................................. 45
1. Pengertian Persalinan ...................................................................... 45
2. Tanda-Tanda Persalinan .................................................................. 45
3. Penyebab Mulainya Persalinan........................................................ 46
4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ........................................... 47
5. Mekanisme Persalinan ..................................................................... 48
6. Patograf............................................................................................ 50
7. Tahap persalianan ............................................................................ 54
8. Perubahan Fisiologi pada Masa Persalinan ..................................... 56
9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin......................................................... 59
D. Konsep Bayi Baru Lahir........................................................................ 61
1. Pengertian Bayi Baru Lahir ............................................................. 61
2. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir ............................................ 62
3. Asuhan Bayi Baru Lahir 2 Jam Pertama ......................................... 64
4. Tanda-Tanda Bahaya ....................................................................... 68
5. Jadwal Kunjungan Imunisasi Bayi .................................................. 68
E. Konsep Nifas ......................................................................................... 69
1. Pengertian Nifas .............................................................................. 69
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas .................................................... 69
3. Kebutuhan Pada Masa Nifas ........................................................... 71
4. Tahapan Masa Nifas ........................................................................ 75
5. Deteksi Dini Penyulit Masa Nifas dan Penanganannya .................. 75
6. Kunjungan Masa Nifas .................................................................... 79
7. Tujuan Asuhan pada Ibu Nifas ........................................................ 80
F. Manajemen Asuhan Kebidanan ............................................................ 81
1. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................................. 81
2. Model “SOAP” ............................................................................... 83

BAB III METODELOGI PENELITIAN ........................................................... 86


A. Jenis LTA ................................................................................................... 86
B. Sunjek Penelitian ......................................................................................... 86
C. Waktu Pengkajian ....................................................................................... 87
D. Tempat Pengkajian ...................................................................................... 87
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 87
F. Sumber Data dan Jenis Data........................................................................ 87
G. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 88
H. Alat dan Bahan ............................................................................................ 88

BAB IV TINJAUAN KASUS .............................................................................. 92


A. Tinjauan Kasus ..................................................................................... 92

BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 129

xi
BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 139
A. Kesimpulan ........................................................................................... 139
B. Saran ...................................................................................................... 140

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 141


LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Menurut Pertambahan per Tiga Jari .. 11
2. Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan BB Selama Kehamilan (IMT) . 15
3. Tabel 2.3 Komponen Perubahan BB Ibu Selama Kehamilan .............. 15
4. Tabel 2.4 Kunjungan Antenatal ........................................................... 41
5. Tabel 2.5 Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ......................... 44
6. Tabel 2.6 Penilaian Keadaan Bayi berdasarkan APGAR SKOR ........ 66
7. Tabel 2.7 Penanganan BBL Berdasarkan APGAR SKOR .................. 66

xiii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Perkembangan Tinggi Fundus Uteri pada Kehamilan .... 10


2. Gambar 2.2 Leopold 1 .......................................................................... 46
3. Gambar 2.3 Leopold 2 .......................................................................... 47
4. Gambar 2.4 Leopold 3 .......................................................................... 48
5. Gambar 2.5 Leopold 4 .......................................................................... 49

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kesediaan Pembimbing I
2. Kesediaan Pembimbing II
3. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing I
4. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing II
5. Lembar Konsultasi Pembimbing I
6. Lembar Konsultasi Pembimbing II
7. Lembar Konsul Bimbingan AMS
8. Rekap Percakapan Pembimbing
9. Surat Pernyataan
10. Lembar Informed Consent
11. Patograf
12. Dokumentasi

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan pemeriksaan kehamilan


yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil
secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas,
menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya
kesehatan alat reproduksi dengan wajar (Kemenkes RI, 2018).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain
seperti kecelakaan atau insidental di setiap 100.000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2020:97).
AKI di Indonesia berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) tahun 2015, rata-rata kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 305 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini belum mencapai target Millenium
Development Goal (MDG) tahun 2015 yang ingin menurunkan angka kematian
ibu (AKI) di Indonesia mengalami npenurunan dimana pada tahun 2012
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2020:97).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018
sebanyak 120 orang meningkat dari tahun 2017 sebanyak 107 orang. Penyebab
kematian ibu adalah Perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK),
Infeksi, Gangguan Sistem Peredaran Darah (Jantung, Stroke, dll), Gangguuan
Metabolik (Diabetes Mellitus, dll), dan lain-lain
(Dinkes Provinsi Sumsel,2018:38).
Kematian ibu berdasarkan penyebab kematiannya ada sebanyak 46
orang yang meninggal karena perdarahan, 29 orang karena Hipertensi dalam
Kehamilan, 2 orang karena Infeksi, 14 orang karena Gangguan Peredaran
Darah, 1 orang karena Gangguan Metabolik, dan 28 orang disebabkan karena

1
2

lain-lain. Kematian Ibu paling banyak tedapat di Kabupaten Banyuasin


sebanyak 15 orang dan yang paling sedikit jumlah kematian Ibu terdapat di
Kota Prabumulih sebanyak 1 orang (Dinkes Provinsi Sumsel,2018:38).
AKI di Kota Palembang pada tahun 2018 sebanyak 4 orang dari 26.837
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi dalam
kehamilan, gangguan system predaran darah, dan lain-lain. Sedangkan jumlah
Angka Kematian Bayi (AKB) ditahun 2018 sebanyak 24 kasus kematian yang
terdiri dari 18 bayi neonatus (0 s.d 28 hari) dan 6 bayi (29 s.d 11 bulan) dari
26.837 kelahiran hidup. Penyebab kematian Neonatal antara lain BBLR,
Asfiksia, Kelainan Bawaan, dan lain-lain. Penyebab kematian Post Neonatal
adalah diare (3 bayi) dan lain-lain (Dinkes Kota Palembang, 2018).
Upaya percepatan penurunan AKI dilakukan dengan menjamin agar
setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti
pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu
dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan pelayanan
keluarga berencana termasuk KB pasca persalinan (Kemenkes RI, 2020:99).
Pelayanan kesehatan ibu hamil harus memenuhi frekuensi minimal di
tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan
0-12 minggu), minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24
minggu), dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24
minggu sampai menjelang persalinan). Standar waktu pelayanan tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan janin berupa
deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan (Kemenkes RI, 2020:99).
Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat
dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu
hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga
kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pad
3

kurun waktu satu tahun dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2020:99).
Cakupan pelayanan K4 ibu di Indonesia pada tahun 2019 sebesar
88,54% (Kemenkes RI, 2019:100). Untuk di wilayah Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2018 cakupan pelayanan K1 sebesar 97,5% dan cakupan K4
sebesar 94.8% (Dinkes Provinsi Sumsel,2018:71). Sedangkan di Kota
Palembang pada Tahun 2018, cakupan K1 sebesar 100% dan K4 sebesar
99,9% (Dinkes Kota Palembang, 2018).
Selain pada masa kehamilan, upaya lain yang dilakukan untuk
menurunkan kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan. Keberhasilan program ini diukur melalui
indikator persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI,
2020:104).
Pada tahun 2019 terdapat 90,95% persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan. Sementara ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 88,75%. Dengan
demikian masih terdapat sekitar 2,2% persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes
RI, 2020:105).
Sumatera Selatan pada tahun 2018 penolong persalinan oleh
bidan/tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di provisi
Sumatera Selatan adalah 94,2% meningkat dari tahun sebelumnya 93,11%.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten paling tinggi
terdapat di Kabupaten Pali (100%) dan cakupan terendah terdapat di
Kabupaten Mutara (73,7%) (Dinkes Provinsi Sumsel,2018:58).
4

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Palembang pada tahun


2019 sebesar 99,3% dan pada tahun 2018 cakupan Persalinan oleh tenaga
kesehatan di Palembang sebesar 98,8%. Puskesmas 5 ilir menjadi cakupan
tertinggi sebesar 108,5% dan cakupan terendah berada pada Tegal binangun
sebesar 93,2% (Dinkes Kota Palembang, 2019).
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal tiga kali sesuai
jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca
persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan
pada hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan. Jenis pelayanan
kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari pemeriksaan tanda vital (tekanan
darah, nadi, nafas, dan suhu), pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundusuteri),
pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain, pemeriksaan payudara dan
pemberian anjuran ASI eksklusif, pemberian komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga
berencana pasca persalinan, pelayanan keluarga berencana pasca persalinan
(Kemenkes RI, 2020:107).
Cakupan kunjungan nifas (KF3) di Indonesia menunjukkan
kecenderungan peningkatan dari 17,9% pada tahun 2008 menjadi 85,92%
pada tahun 2018. Dari 34 provinsi yang melaporkan data kunjungan nifas,
hampir 60% provinsi di Indonesia telah mencapai KF3 80%. Kondisi pada
tahun 2018 tersebut sama dengan tahun 2017 (Kemenkes RI, 2020:108).
Cakupan ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan di Kota
Palembang tahun 2019 sebesar 98,2% dari 24.637 ibu nifas yang ada. Apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, cakupan ibu nifas yang mendapat
pelayanan kesehatan menunjukkan peningkatan sebesar 1,5%. Sedangkan ibu
nifas yang mendapat kapsul Vitamin A Tahun 2019 sebesar 98,7% (Dinkes
Kota Palembang, 2019).
Masa kehidupan neonatus yang berlangsung 4 minggu, merupakan masa
hidup yang paling kritis karena banyak terjadi kematian, khususnya beberapa
hari setelah persalinan. Masa kritis ini terutama disebabkan kegagalan
neonatus untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang merupakan
5

perubahan dari kehidupan intrauteri di dalam air menjadi di luar uterus


(Manuaba, 2015).
Pada masa neonatal (0-28 hari) terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan di dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah
kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat
fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada
kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Kunjungan neonatal idealnya dilakukan 3 kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur
3-7 hari, dan umur 8-28 hari (Kemenkes RI,2020)
Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir
adalah cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 (Kemenkes RI,
2020:122).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR). Penyebab kematian lainnya di antaranya asfiksia,
kelainan bawaan, sepsis, tetanus neonatorium dan lainnya (Kemenkes RI,
2020).
Capaian KN1 Indonesia pada tahun 2019 sebesar 94,9% lebih kecil dari
tahun 2018 yaitu sebesar 97,4%. Capaian ini sudah memenuhi target Renstra
tahun 2019 yaitu sebesar 90%. Sejumlah 16 provinsi (47,1%) telah memenuhi
target tersebut. Cakupan KN1 terendah Papua 53,0% sedangkan tertinggi
mencapai 106,09%. yaitu di DKI Jakarta (Kemenkes RI, 2020:123).
Cakupan neonatal pertama (KN1) di provinsi Sumatera Selatan pada
tahun 2018 adalah 100% (Dinkes Provinsi Sumsel,2018)
6

Cakupan kunjungan neonatus di Kota Palembang Tahun 2018 untuk


KN 1 mencapai 100%, sedangkan KN lengkap sebesar 98,3%. Cakupan KN
Lengkap terendah di Puskesmas Sungai Selincah (91,1%) (Dinas Kesehatan
Kota Palembang, 2018).
Berdasarkan data dari kunjungan antenatal di Praktik Mandiri Bidan
(PMB) Mardiana Palembang tahun 2020 terdapat 547 ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan dengan cakupan K1 sebanyak 207 orang dan K4
sebanyak 340 orang, ibu bersalin (PN) sebanyak 153 orang, ibu nifas (KF3)
sebanyak 153 orang. (Buku Register ANC PMB Mardiana Palembang, 2020).
Berdasarkan latar belakang yang dikemukan diatas maka tugas akhir
penulis yaitu melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care)
dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Ny.”S” di Praktik
Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021”.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny.”S” di Praktik


Mandiri Bidan Mardiana Kota Palembang Tahun 2021 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. “S” Di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang
Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny.”S” di
Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data Objektif pada ibu Ny.”S”
di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
c. Mahasiswa dapat melakukan analisa dan menegakkan diagnosis pada
Ny.”S” di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
7

d. Mahasiswa dapat melakukan Penatalaksanaan pada Ny.”S” di Praktik


Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk
menambah wawasan tentang asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan neonatus.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Penulis
Hal ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menerapkan ilmu
yang telah diperoleh selama berada dibangku kuliah dan menambah
wawasan yang telah diperoleh selama berada dibangku kuliah serta
menambah wawasan ilmu pengetahuan serta pengalaman.
b. Bagi Institusi
Hasil penulisan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
referensi kepustakaan mengenai pendalaman teori ilmu pengetahuan
tentang asuhan kebidanan secara komprehensif dan sebagai bahan
pembelajaran untuk mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Palembang
Jurusan Kebidanan.
c. Bagi PMB Mardiana
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi para bidan untuk
dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan pada ibu
hamil terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara
menyeluruh.
d. Bagi Klien dan Masyarakat
Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dari
penyulit yang mungkin timbul pada masa hamil, bersalin, nifas maupun
neonatus sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan untuk
mendapatkan penanganan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Saifuddin, 2018:213).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Gultom dan Julietta, 2020).

2. Etiologi

a. Sel mani (Spermatozoa)


Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang
berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor,dan
bagian yang silindrik (leher) menghubungkan kepala dengan ekor, dengan
getaran ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat (Saifuddin, 2018: 139).

8
9

Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada


waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum
uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula tuba
di mana spermatozoa dapat memasuki ovum yang dapat dibuahi,hanya satu
spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapisitasi) untuk membuahi,pada
spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya,
kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat
melepaskan hialuronidase (Saifuddin, 2018: 140).
b. Pembuahan (Konsepsi = Fertilisasi)
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang berlangsung di ampula tuba (Saifuddin, 2016: 141).
c. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamanya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh sutu yang disebut trofoblas. Yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Umumnya,
nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Dalam
peringkat nidasi,trofoblas dihasilkan hormon chorionic gonadotropin (HCG)
(Dartiwen, 2019: 46)
d. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio kedalam endometrium, plasentasi dimulai, pada manusia
plasentasi berlangsung sampai 12 -18 minggu setelah fertilisasi.
Terjadinya implantasi mendorong sel blastula mengadakan deferensiasi,
sel yang dekat dengan ruang eksoderm membentuk “entoderm” dan yolk sac
(kantung yolk) sedangkan sel yang lain membentuk”ectoderm” dan ruangan
amnion. Plat embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruangan yaitu
ruangan amnion dan kantung yolk, plat embrio terdiri dari unsur ectoderm,
endoderm, dan mesoderm, ruangan amnion dengan cepat mendekati korion

9
10

sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat (Saifuddin, 2018: 145-146).

3. Tanda dan Gejala Kehamilan

Gejala dan tanda dapat dirasakan pada awal proses kehamilan. Gejala dan
tanda kehamilan tersebut, dapat ditemukan melalui riwayat dan hasil
laboratorium pemeriksaan ibu hamil (Maharani, 2017).

1) Dugaan Hamil
Menurut Maharani, (2017) berikut ini merupakan gejala dan tanda yang
dapat menunjukkan dugaan kehamilan pada perempuan.
a. Tidak dating haid atau amenorrhea.
b. Payudara terasa tegang atau kencang.
c. Morning sickness atau mual muntah yang terjadi di pagi hari.
d. Menginginkan untuk makan sesuatu atau sering disebut mengidam.
e. Hipersalivasi atau peningkatan sekresi air ludah yang berlebih.
f. Pigmentasi kulit.
g. Sambelit
2) Kemungkinan Hamil
Menurut Maharani, (2017) kemungkinan hamil memilikI tanda dan gejala
sebagai berikut.
a. Terjadi pembesaran pada Rahim dan perut.
b. Dijumpai tanda hegar, tanda chadwik, tanda discasek, dan teraba
ballottement pada saat pemeriksaan.
c. Reaksi pemeriksaan kehamilan positif.
3) Positif Hamil
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG menunjukkan kehamilan.
b. Ada pergerakan dalam rahim, yaitu janin bergerak dan dapat diraba.
c. Denyut jantung janin terasa (Maharani, 2017).
11

4. Perubahan Anatomi dan Fisiologi

Menurut (Saifuddin, 2018:174), perubahan anatomi dan fisiologi pada


perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan
terus berlanjut selama kehamilan.
1) Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan.
Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70g dan
kapasitas 100ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan
berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih
dengan berat 1.100 g (Saifuddin, 2018:175).
Untuk lebih jelasnya pada gambar 2.1:

Gambar 2.1
Perkembangan Tinggi Fundus Uteri pada Kehamilan
Sumber: Sulistyawati, 2016
12

Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari

Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 3 jari di atas simfisis
16 minggu Pertengahan pusat simfisis
20 minggu 3 jari di bawah simfisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari di atas pusat
32 minggu Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
36 minggu 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px)
40 minggu Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)
Sumber: Sulistyawati, 2017 : 60

b. Vagina dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan


hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan
vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan
yang dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertrofi dan sel-sel otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang
merupakan persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu
persalinan dengan meningkatkan ketebalan mukosa,
mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos.
Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding
vagina. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan
gambaran seperti paku sepatu.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, di mana
sekresi akan berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 - 6
yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam lakt at
glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari
lactobacillus acidophilus (Saifuddin, 2018:178-179).
13

c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6 – 7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesteron dan jumlah yang
relatif minimal (Saifuddin, 2018:178).
d. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putting
payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum
dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu ibu
belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolactin inhibiting hormone.
Setelah persalinan kadar progesterone dan estrogen akan
menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap
laktalbulmin akan hilang. Peningkatan prolactin akan merangsang
sintesis lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air
susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
Kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola. Akan
membesar dan cenderung untuk menonjol keluar. Jika payudara
semakin membesar, striae seperti yang ada pada perut akan muncul.
Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan
dengan banyaknya air susu yang akan dihasilkan (Saifuddin.
2016:179).
2) Perubahan Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik.
14

Selain itu juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-
10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi
peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan
perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasiats vascular juga akan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan
progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan
penurunan resistensi vascular perifer (Saifuddin, 2016: 182).
Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi
untuk memfasilitasi perubahan cardiac outout, tetapi kontraktilitasnya
tidak berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi diafragma, apeks
akan bergerak ke aneterior dan ke kiri, sehingga pada pemeriksaan
EKG akan tejadi deviasi aksis kiri, depresi segmen ST, dan inverse
atau pendataran gelombang T pada lead III (Saifuddin, 2016:183).
Volume darah akan meningkat secara progresif mulai
minggu ke-6 hingga ke-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada
minggu ke-32 hingga ke-34 dengan perubahan kecil setelah minggu
tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang akan
diinisiasi oleh jalur renin-angiotensin dan aldosterone. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Saifuddin, 2016: 183).
3) Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah lebih
kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma
yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan
hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volume
tidak, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit
akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan
ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali
15

hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah persalinan


(Saifuddin, 2016:185)
4) Perubahan Sistem Metabolisme
Sebagian besar penambahan berat badan selama
kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume
darah, dan cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat
badan akan bertambah 12,5 kg. Cara yang dipakai untuk menentukan
berat badan menurut tinggi badan adalah dengan menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi badan
pangkat 2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum hamil 51 kg
dan tinggi badan 1,57 cm. Maka IMT-nya adalah 51/(1,57)2 = 20,7
Kg. Indeks Masa Tubuh bisa dilihat di tabel 2.3 berikut :
Tabel 2.2
Rekomendasi Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan Berdasarkan
Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (Kg)


Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Sumber : Saifuddin, 2018:180

Pada trimester II dan III pada perempuan bergizi baik


dianjurkan menambah berat badan per minggu 0,4 kg, sedangkan pada
perempuan dengan gizi kurang dianjurkan menambah berat badan per
minggu sebesar 0,5 kg dan gizi berlebih 0,3 kg. komponen
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat dilihat pada
tabel 2.4 berikut
16

Tabel 2.3
Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan

Jaringan dan Kenaikan Berat badan (g) komulatif sampai :


Cairan 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan Amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Tambahan darah 100 600 1300 1450
Tambahan 0 30 80 1480
Cairan jaringan
Tambahan 310 2050 3480 3345
jaringan lemak
Otal 650 4000 8500 12500
Sumber : Saifuddin , 2018:180.

4) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang mengenai daerah payudara dan
paha yang dikenal dengan nama striae gravidarum. Jika digaris
pertengahan perut (linea alba), akan berubah menjadi hitam
kecoklatan (linea nigra). Kadang-kadang muncul pada wajah dan
leher (cloasma gravidarum). Selain itu pada areola dan daerah genital
juga akan terlihat hiperpigmentasi yang berlebihan karena perubahan
ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal yang penyebab pastinya belum diketahui (Saifuddin,
2018:179).
5) Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar
±135%. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting
dalam kehamilan. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi
persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan
meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah
17

persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini juga


ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui (Saifuddin, 2018:186).
6) Sistem Pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya
ruang rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan
paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hami
bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak
oksigen untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.
Lapisan saluran pernapasan menerima lebih banyak darah dan menjadi
agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung
dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini.
Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah (Sulistyawati,
2017: 69).
7) Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah dua
tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat
mobilitasnya. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan
sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada
bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Saifuddin,
2018: 186).
8) Panggul
Menurut Manuaba (2017:49) , panggul wanita terdiri atas :
Bagian keras yang dibentuk oleh 4 buah tulang : 2 tulang pangkal
paha ( os koksae), 1 tulang kelangkang ( sakrum), dan 1 tulang
tungging (os koksigis).Bagian lunak yaitu diafragma pelvis yang
terdiri dari Pars muskularis levator ani, Pars membranasea, Regio
perineum.
18

5. Perubahan Psikologis

Menurut Tyastuti (2016) trimester ketiga adalah saat persiapan


aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Periode ini juga
disebut periode menunggu dan waspada sebab merasa tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu pada bayi yang akan
dilahirkan nanti. Disamping hal tersebut ibu sering mempunyai
perasaan :
1) Kadang – kadang merasa kuatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu–waktu
2) Meningkatnya kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala
persalinan
3) Khawatir bayinya lahir dalam keadaan tidak normal
4) Takut akan rasa sakit yang timbul pada saat persalinan
5) Rasa tidak nyaman
6) Kehilangan perhatian khusus yang diterima selama kehamilan
sehingga memerlukan dukungan baik dari suami, keluarga maupun
tenaga kesehatan
7) Persiapan aktif untuk bayi dan menjadi orang tua
Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin bayinya
(apakah laki – laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa. Bahkan
mereka mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya.
(Pusdiknakes, 2003 : 28 dalam Tyastuti, 2016)
Adanya kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar
bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi,
ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Calon ibu
mudah lelah dan menunggu dampaknya terlalau lama. Sekitar 2
minggu sebelum melahirkan, sebagian besar wanita mulai mengalami
perasaan senang. Kecuali bila berkembang masalah fisik, kegembiraan
ini terbawa sampai proses persalinan suatu periode dengan stress yang
tinggi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum
19

tergantung pada persiapan dan persepsinya terhadap kejadian ini.


Perasaan sangat gembira yang dialami ibu seminggu sebelum
persalinan mencapai klimaksnya sekitar 24 jam sebelum persalinan
(Tyastuti, 2016).

6. Ketidak Nyamanan Selama Kehamilan

a. Mual Muntah pada Pagi Hari


Mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. Mual kadang-
kadang sampai muntah yang terjadi pada ibu hamil biasanya
terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning sickness
meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual
muntah ini lebih sering terjadi pada saat lambung dalam keadaan
kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi hari. Sampai saat
ini penyebab secara pasti belum dapat dijelaskan namun ada
beberapa anggapan bahwa mual muntah dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya :
1) Perubahan hormonal
2) Adaptasi psikologia/faktor emosional
3) Faktor neurologis
4) Gula darah rendah mungkin tidak makan dalam beberapa
jam
5) Kelebihan asam lambung
6) Peristaltik lambat
Upaya yang dilakukan untuk meringankan atau mencegah
dengan melakukan beberapa hal, pada pagi hari sebelum bangun
dari tempat tidur,makan biskuit atau crackers dan minum segelas
air. Ibu hamil juga harus menghindari makanan pedas dan
berbau tajam.
Ibu hamil dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering, cara
ini dapat mempertahankan kadar gula darah. Makan 2 jam sekali
sedikit-sedikit lebih baik daripada makan tiga kali sehari dalam
20

jumlah banyak. Saat makan jangan lupa minum air, atau diantara
waktu makan dapat membantu mempertahankan hidrasi tubuh.
Ibu hamil sangat dianjurkan makan permen atau minum manis
(minum jus buah) atau minum susu sebelum tidur atau pada saat
bangun tidur dapat mencegah hipoglikemi.
Upayakan mengurangi diet lemak, diet tinggi lemak dapat
memperparah mual muntah, hindari makanan yang digoreng.
Saat bangun pagi atau sore hari secara perlahan bangun dari
tempat tidur, dan hindari gerakan mendadak (Tyastuti dan Heni,
2016: 109).
b. Sering BAK
Ibu hamil trimester I seringmengalami keluhan sering
Buang Air Kecil (BAK). Apabila sering BAK ini terjadi pada
malam hari akan mengganggu tidur sehingga ibu hamil tidak
dapat tidur dengan nyenyak, sebentar – sebentar terbangun
karena merasa ingin BAK. FaktorPenyebab :
1) Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.
2) Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
3) Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine
meningkat.
Cara meringankan atau mencegah, upayakan untuk tidak
menahan BAK, kosongkan kandung kencing pada saat terasa
ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga
keseimbangan hidrasi. Apabila BAK pada malam hari tidak
mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum
dimalam hari. Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi minum
yang mengandung diuretiksepertiteh, kopi, cola dengan
coffeine.Saat tidur posisi berbaring miring kekiri dengan kaki
ditinggikan adalah lebih baik.Ibu hamil harus secara rutin
membersihkan dan mengeringkan alat kelamin setiap selesai
21

BAK untuk mencegah infeksi saluran kemih (Tyastuti dan Heni,


2016: 109-110).
c. Gatal dan Kaku pada Jari
Faktor penyebab :
a) Penyebab gatal–gatal ini belum diketahui secara pasti,
kemungkinan penyebabnya adalah hypersensitive terhadap
antigen placenta.
b) Perubahan gaya berat yang disebabkan karena pembesaran
rahim membuat berubahnya postur wanita dimana posisi
bahu dan kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk
menyeimbangkan lengkungan punggung dan berat tubuh
yang cenderung condong ke depan. Hal ini dapat menekan
syarat di lengan sehingga mengakibatkan rasa gatal dan
kaku pada jari.
Cara meringankan/mencegah :
a. Kompres dingin atau mandi berendam atau dengan shower.
b. Posisi tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun
ketika mengambil sesuatu jangan dengan membungkuk
tetapi tulang belakang tetap diusahakan dalam posisi tegak.
c. Sering berbaring apabila merasa lelah (Tyastuti dan Heni,
2016: 110).
d. Hidung Tersumbat atau Berdarah
Wanita hamil sering mengalami hidung tersumbat seperti
gejala pilek sehingga menyebabkan sulit bernapas, ada juga
yang mengalami epistaksis/hidung berdarah (mimisan) sehingga
sering menimbulkan kekawatiran pada ibu hamil. Beberapa
faktor penyebab hidung tersumbat pada ibu hamil adalah,
peningkatan kadar hormon estrogen pada kehamilan yang
mengakibatkan kongesti mukosa hidung, hidung mengeluarkan
cairan berlebihan. Edema mukosa menyebabkan hidung
tersumbat, mengeluarkan cairan dan terjadi obstruksi. Hiperemia
22

yang terjadi pada kapiler hidung, ditambah seringnya


membuang cairan hidung dapat menyebabkan
epistaksis/mimisan/perdarahan hidung. Untuk meringankan atau
mencegah dapat dilakukan dengan meneteskan cairan salin pada
hidung, dan tidak boleh lebih dari 3 hari. Dapat juga dilakukan
penguapan atau pengembunan udara dingin, hal ini dapat
mengurangi sumbatan pada hidung (Tyastuti dan Heni, 2016:
110).
e. Ngidam
Pica atau ngidam sering terjadi pada ibu hamil trimester I
tetapi bisa juga dialami oleh ibu hamil sampai akhir
kehamilan.Ibu hamil sering menginginkan makanan yang aneh –
aneh, misalnya yang asam – asam, pedas – pedas. Keinginan ibu
hamil seperti keinginan yang harus dipenuhi, kalau tidak dapat
dipenuhi, ibu hamil merasa sangat kecewa, kadang – kadang
sampai menangis.
Faktor Penyebab :
1) Mengidam berkaitan dengan persepsi atau anggapan
individu wanita hamil tentang sesuatu yang menurutnya
bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Jadi keinginan
ibu hamil yang satu dengan yang lain bisa berbeda –
beda.
2) Pada ibu hamil indra pengecap menjadi lebih tumpul
atau kurang perasa sehingga selalu mencari – cari
makanan yang merangsang.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Menjelaskan tentang bahaya makan makanan yang
tidak sehat.
2) Mengatakan pada ibu hamil, tidak perlu khawatir
3) apabila makanan yang diinginkan adalah makanan yang
bergizi (Tyastuti dan Heni, 2016: 110-111).
23

f. Kelelahan atau Fatique


Ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang-
kadang mengganggu aktifitas sehari–hari.Kelelahan sering
terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab yang pasti sampai
saat ini belum diketahui.Diduga hal ini berkaitan dengan faktor
metabolisme yang rata-rata menurun pada ibu hamil.Sangat
dianjurkan makan makanan yang seimbang, tidur dan istirahat
yang cukup, lakukan tidur siang.Ibu hamil harus mengatur
aktifitas sehari-hari untuk mendapatkan istirahat ekstra.Ibu
hamil juga dianjurkan untuk melakukan olahraga atau senam
secara teratur.Menyediakan waktu untuk istirahat pada saat
tubuh membutuhkan.Pada saat duduk posisi dengan kaki
diangkat setiap saat ketika ada kesempatan.Hindari istirahat
yang berlebihan (Tyastuti dan Heni, 2016: 111).
g. Keputihan/ Leukorea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina
yang lebih banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman
karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu
hamil trimester pertama, kedua maupun ketiga. Penyebab utama
adalah meningkatnya kadar hormon estrogen pada ibu hamil
trimester I dapat menimbulkan produksi lendir servix
meningkat.Pada ibu hamil terjadi hyperplasia pada mukosa
vagina.
Cara meringankan dan mencegah :
1) Jaga kebersihan dengan mandi setiap hari.
2) Bersihan alat kelamin dan keringkan setiap sehabis BAB
atau BAK
3) Membersihkan alat kelamin (cebok) dari arah depan ke
belakang.
4) Ganti celana dalam apabila basah.
24

5) Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga


menyerap keringat dan mebuat sirkulasi udara yang baik.
6) Tidak dianjurkan memakai semprot atau douch (Tyastuti
dan Heni, 2016: 111-112).
h. Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan
keringat yang banyak.Keringat yang banyak menyebabkan rasa
tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu
hamil merasa lelah karena kurang istirahat.
Faktor penyebab :
1) Karena perubahan hormone pada kehamilan sehingga
meningkatkan aktifitas kelenjar keringat.
2) Aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan folikel
rambut meningkat.
3) Penambahan Berat Badan dan meningkatnya metabolisme
pada ibu hamil.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Mandi / berendam secara teratur.
2) Memakai pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun
supaya menyerap keringat.
3) Perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi (Tyastuti
dan Heni, 2016: 112).
i. Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar – debar sering dirasakan oleh ibu
hamil pada awal kehamilan. Pada ibu hamil terjadi peningkatan
kerja jantung karena jantung mempunyai 50 % darah tambahan
yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit.Peningkatan
curah jantung ini mencapai puncaknya pada akhir trimester II
dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu
sebelum melahirkan.Faktor yang menjadi penyebab adalah,
terjadinya peningkatan curah jantung pada ibu hamil, dan
25

adanya gangguan pada sistem syaraf simpati. Pada ibu hamil


yang tidak mempunyai keluhan jantung, hal ini tidak perlu
dikawatirkan., bidan harus dapat menjelaskan bahwa hal ini
normal terjadi pada kehamilan, dan akan menghilang pada akhir
kehamilan (Tyastuti dan Heni, 2016: 112).
j. Ptyalism ( Air Ludah / Saliva Berlebihan)
Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari
biasa, hal ini kadang–kadang dapat menimbulkan rasa mual
sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. Beberapa faktor yang
dapat sebagai penyebab adalah keasaman mulut atau
meningkatnya asupan pati sehingga menstimulasi (merangsang)
kelenjar saliva (kelenjar ludah) untuk meningkatkan sekresi.Ada
kalanya juga disebabkan karena ibu hamil mengurangi makan
dengan maksud untuk mengurangi mual, hal ini dapat
menyebabkan peningkatan jumlah saliva di mulut.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Kurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.
2) Kunyah permen karet atau permen keras.
3) Jaga kebersihan mulut (Tyastuti dan Heni, 2016:112).
k. Sakit Kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa
dirasakan ibu hamil baik trimester I, trimester II maupun
trimester III. Faktor yang menjadi penyebab :
1) Kelelahan atau keletihan.
2) Spasme / ketegangan otot
3) Ketegangan pada otot mata
4) Kongesti (akumulasi abnormal / berlebihan cairan tubuh).
5) Dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Relaksasi untuk meringankan ketegangan/spasme.
2) Massase leher dan otot bahu
26

3) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang
hari.
4) Mandi air hanyat
5) Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.
6) Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
7) Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang,
ruangan sumpek, asap rokok, lingkungan sibuk).
8) Lakukan jalan santai di udara segar.
9) Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks Lakukan
meditasi atau yoga (Tyastuti dan Heni, 2016: 113).
l. Spider Nevi/Spider Hemangioma
Spider nevi disebut juga spider hemangioma adalah noda
kemerahan seperti api berpusat dari pusat tubuh dan menjalar ke
kaki yang terjadi pada ibu hamil. Hal ini lebih kelihatan pada
ibu hamil yang mempunyai kulit terang, pada ibu hamil yang
kulitnya gelap kurang kelihatan.
Sebagai faktor penyebabnya adalah:
1) Sirkulasi hormon estrogen yang meningkat.
2) Aliran darak ke kulit meningkat.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Gunakan krim kosmetik untuk menutupi.
2) Jelaskan pada ibu bahwa hal ini akan segera hilang
persalinan (Tyastuti dan Heni, 2016: 113).
m. Edema
Kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester
II.Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III.
Faktor Penyebab :
1) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan
pada vena pelvik sehingga menimbulkan gangguan
sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil
duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
27

2) Tekanan pada vena cava inferior pada saat ibu berbaring


terlentang.
3) Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
4) Kadar sodium(Natrium) meningkat karena pengaruh dari
hormonal. Natrium bersifat retensi cairan.
5) Pakaian ketat.
Untuk meringankan atau mencegah dapat dilakuakn beberapa
cara antara lain:
1) Hindari pakaian ketat.
2) Hindari makanan yang berkadar garam tinggi
3) Hindari duduk/berdiri dalam jangka waktu lama
4) Makan makanan tinggi protein
5) Istirahat dan naikkan tungkai selama 20 menit berulang –
ulang.
6) Berbaring atau duduk dengan kaki ditinggikan
7) Hindari berbaring terlentang
8) Hindari kaos kaki yang ketat (Tyastuti dan Heni, 2016:
118-119).
n. Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar-debar sering dirasakan oleh ibu
hamil pada awal kehamilan. Pada ibu hamil terjadi peningkatan
kerja jantung karena jantung mempunyai 50 % darah tambahan
yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan
curah jantung ini mencapai puncaknya pada akhir trimester II
dan menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu
sebelum melahirkan. Faktor penyebab :
1) Peningkatan curah jantung pada ibu hamil.
2) Gangguan pada system syaraf simpati.
3) Pada trimester III karena uterus semakin membesar
sehingga terjadi tekanan intraabdomen. Agar ibu hamil dapat
lebih tenang, bidan dapat menjelaskan bahwa palpitasi hal yang
28

normal terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir


kehamilan.Bila ibu hamil tidak mempunyai keluhan jantung, hal
ini tidak perlu dikawatirkan.
o. Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan
trimester II dan semakin bertambah umur kehamilan biasanya
semakin bertambah pula nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati dapat
disebabkan oleh karena meningkatnya produksi progesteron.
Nyeri juga dapat disebabkan oleh adanya pergeseran lambung
karena pembesaran uterus. Apendiks bergeser kearah lateral dan
keatas sehingga menimbulkan refluks lambung yang dapat
mengakibatkan rasa nyeri pada ulu hati.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Hindari makanan berminyak/digoreng
2) Hindari makanan yang berbumbu merangsang.
3) Sering makan makanan ringan
4) Hindari kopi dan rokok
5) Minum air 6 – 8 gelas sehari.
6) Kunyah permen karet
p. Perut Kembung
Menurut Tyastuti, (2016) tidak jarang ibu hamil mengeluh
perut terasa kembung, hal ini sering terjadi pada kehamilan
trimester kedua dan ketiga. Ibu hamil biasanya mengatakan
masuk angin apabila merasakan perutnya kembung. Perut
kembung dapat disebabkan oleh karena peningkatan
hormonprogesterone, yang dapat menyebabkan motilitas usus
turun sehingga pengosongan usus lambat, kehamilan dapat
memperbesar uterus dan menekan usus besar.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
2) Mengunyah makanan secara sempurna.
29

3) Lakukan senam secara teratur.


4) Biasakan BAB teratur.
5) Tekuk lutut kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
q. Ptyalism (Sekresi Air Liur Yang Berlebihan)
Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari
biasa, hal ini kadang – kadang dapat menimbulkan rasa mual
sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. Ptyalism biasanya
dirasakan ibu hamil mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan
dan berhenti pada akhir kehamilan. Ptyalism terjadi oleh karena
meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati
sehingga menstimulasi (merangsang) kelenjar saliva (kelenjar
ludah) untuk meningkatkan sekresi. Ibu hamil mengurangi
makan dengan maksud untuk mengurangi mual dapat
menyebabkan peningkatan jumlah saliva di mulut.
Cara meringankan atau mencegah ptyalism dengan
cara mengurangi makan yang banyak mengandung karbohidrat.
Ada kalanya ibu hamil mengunyah permen karet atau permen
keras, dan sebaiknya ibu hamil menjaga kebersihan mulut
(Tyastuti, 2016).
r. Pusing
Rasa pusing pada ibu hamil pada trimester II dan III,
kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia. Agar ibu hamil
terhindar dari rasa pusing, saat bangun Rasa pusing sering
menjadikan keluhan ibu hamil trimester II dan trimester III. Hal
ini menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada ibu hamil, kalau
tidak ditangani penyebabnya maka dapat mengakibatkan
tekanan darah rendah dan sampai meninggal. Sebaiknya ibu
hamil posisi tidur posisi berbaring terlentang, karena
penambahan berat badan dan pembesaran uterus maka
menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga
30

menghambat dan mengurangi jumlah darah yang menuju ke hati


dan jantung.
tidur secara perlahan–lahan, menghindari berdiri terlalu
lama dalam lingkunagn yang panas dan sesak. Dan juga
diupayakan untuk tidak berbaring dalam posisi terlentang
(Tyastuti, 2016)
s. Sakit Kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa
dirasakan ibu hamil baik trimester I, trimester II maupun
trimester III. Sakit kepal dapat terjadi bila ibu hamil kelelahan
atau keletihan, spasme / ketegangan otot. Ketegangan pada otot
mata dapat juga menimbulkan sakit kepala, kongesti yaitu
akumulasi berlebihan cairan tubuh.Kadang kala hal ini dapat
terjadi oleh dinamika cairan syaraf yang berubah.
Cara meringankan atau mencegah sakit kepala pada ibu
hamil dengan melakukan relaksasi untuk meringankan
ketegangan/spasme, atau massase leher dan otot bahu. Ibu
hamiljuga dianjurkan untuk tidur cukup pada malam hari dan
istirahat cukup pada siang hari. Bila harus bepergian usahakan
membawa bekal, tidak baik bagi ibu hamil terlambat makan, dan
minum 10 gelas per hari, merupakan kebutuhan minimal cairan.
Mandi air hangat sangat dianjurkan bagi ibu hamil. Sakit kepala
juga dapat dihindari dengan menjaga ruangan tetap bersih, rapi,
bebas asap rokok, dan lingkungan sibuk ramai seperti pasar
tradisional. Ibu hamil dapat juga melakukan jalan santai di udara
segar , istirahat pada tempat yang tenang dan rileks. Melakukan
meditasi atau yoga dianjurkan bagi ibu hamil (Tyastuti, 2016).
t. Sakit Punggung
Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil
trimester II dan III, dapat disebabkan karena pembesaran
payudara yang dapat berakibat pada ketegangan otot, dan
31

keletihan. Posisi tubuh membungkuk ketika mengangkat barang


dapat merangsang sakit punggung, hal ini berkaitan dengan
kadar hormon yang meningkat menyebabkan cartilage pada
sendi besar menjadi lembek, di samping itu posisi tulang
belakang hiperlordosis.
Untuk meringankan atau mencegah sakit punggung ibu
hamil harus memakai BH yang dapat menopang payudara secara
benar dengan ukuran yang tepat. Hindari sikap hiperlordosis,
jangan memakai sepatu atau sandal hak tinggi, menhupayakan
tidur dengan kasur yang keras. Selalu berusaha mempertahankan
postur yang baik, hindari sikap membungkuk, tekuk lutut saat
mengangkat barang. Lakukan olah raga secara teratur, senam
hamil atau yoga. Ibu hamil harus berkonsultasi gizi dan asupan
makan sehari-hari untuk menghindari penambahan berat badan
secara berlebuhan. Dapat juga melakukan gosok atau pijat
punggung (Tyastuti, 2016).
u. Varises Pada Kaki Atau Vulva
Menurut Tyastuti (2016) varises pada kaki menyebabkan
perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, biasa terjadi pada
kehamilan trimester II dan Trimester III. Varises dapat terjadi
oleh karena bawaan keluarga (turunan), atau oleh karena
peningkatan hormon estrogen sehinggajaringan elastic menjadi
rapuh. Varises juga terjadi oleh meningkatnya jumlah darah
pada vena bagian bawah.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Lakukan olahraga secara teratur.
2) Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
3) Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.
4) Hindari memakai pakaian ketat
5) Berbaring dengan kaki ditinggikan.
6) Berbaring dengan kaki bersandar di dinding
32

7. Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut Saifuddin (2016:281), pada umumnya 80 – 90 %
kehamilan dapat berlangsung normal dan hanya 10 – 12 %
kehamilan disertai dengan penyulit dan berkembang menjadi
kehamilan patologis. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama
kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya
gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu
hamil.
a. Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di
bawah 20 minggu, umunya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10
– 12 % kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada
umunya ( 60 – 80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang
ditemui pada spermatozoa atau ovum. Penyebab yang sama dan
menimbulkan gejala perdarahan pada kehamilan muda dan ukuran
pembesaran uterus yang di atas normal pada umumnya disebabkan
oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji
kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang lebih kecil
dari usiakehamilan dan adanya massa di adneksa biasanya
disebabkan oleh kehamilan ektopik (Saifuddin, 2016 : 282).
Perdarahan pada kehamilan lanjut atau dia atas 20 minggu
pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang
terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen
bawah rahim yang menjadi tempat implementasi plasenta tersebut.
Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan oleh
solusio plasenta (40 %) atau vasa previa (5 %) dari keseluruhan
kasus perdarhan antepartum (Saifuddin, 2016 : 282).
b. Preeklampsia
Menurut Saifuddin (2016:283), pada umumnya ibu hamil
dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai dengan
peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan
33

dengan preeklampsia. Data dan informasi awal terkait dengan


tekanan darah sebelum hamil dapat membedakan antara hipertensi
kronis dan preeklampsia. Gejala dan tanda lain dari preeklampsia
adalah :
1) Hiperrefleksia (iritabilitas susunan saraf pusat)
2) Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak
membaik dengan pengobatan umum
3) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata,
silau atau berkunang – kunang
4) Nyeri epigastrik
5) Oliguria (urin kurang dari 500 mL/ 24 jam)
6) Tekanan darah sistolik 20 – 30 mmHg dan diastolic 10 – 20
mmHg di atas normal
7) Proteinuria (di atas posistif 3)
8) Edema menyeluruh
c. Nyeri Hebat di Daerah Abdominopelvikum
Menurut Saifuddin (2016:283), bila nyeri hebat di daerah
adbominopelvikum terjadi pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga dan disertai dengan riwayat serta tanda – tanda dibawah ini,
maka diagnosisnya mengarah pada solusio plasenta baik dari jenis
yang disertai perdarahan (revelaed) maupun tersembunyi
(concealed) :
1) Trauma abdomen
2) Preeklampsia
3) Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan
4) Bagain – bagian janin sulit diraba
5) Uterus tegang dan nyeri
6) Janin mati dalam Rahim
34

d. Gejala dan Tanda Lain yang Harus Diwaspadai


Menurut Saifuddin (2016 : 284), beberapa gejala dan tanda lain
yang terkait dengan gangguan serius selama kehamilan adalah
sebagai berikut:
1) Muntah berlebihan yang berlangsung selamakehamilan
2) BAK terasa sakit(Disuria)
3) Menggigil atau demam
4) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang
Sesungguhnya

B. Asuhan Antenatal

1. Pengertian Asuhan Antenatal


Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan
(Prawirohardjo, 2018).

2. Alasan Penting Mendapatkan Asuhan Antenatal


Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal
(Prawirohardjo,2018)
a. Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas
kesehatan
b. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi
yang dikandungannya.
c. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya
d. Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi
e. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi
35

f. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang


akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.
3. Tujuan Asuhan Antenatal
Tujuan asuhan kehamilan yang harus diupayakan oleh bidan
adalah mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu
dan bayi dengan pendidikan kesehatan gizi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi (Tyastuti, 2016:8).
Adapun tujuan dari asuhan antenatal menurut (Saifuddin,
2016:278) adalah :
1) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas
kesehatan.
2) Mengupayakan terwujudnya kondisi yang terbaik bagi
ibu dan bayi yang dikandungnya.
3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya.
4) Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko
tinggi.
5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan
dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi.
6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan
yang akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan
bayi yang dikandungnya.

4. Jadwal Kunjungan Asuhan Antenatal


Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 6 kali selama
kehamilan, yaitu 2 kali pada trimester 1 (< 12 minggu), 1 kali pada
trimester 2 (12 - 24 minggu), dan 3 kali pada trimester 3 (24 - 40
minggu). Dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1
dan 3 (Buku KIA, 2020)
36

Tabel 2.4
Kunjungan Antenatal

Trimester Jumlah Kunjungan Waktu Kunjungan


I 2x (1x oleh dokter) Sebelum 12 minggu
II 1x 12 - 24 minggu
III 3x (1x oleh dokter) 24 - 40 minggu

5. Pemeriksaan Fisik Antenatal


Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan umum yang menilai
keadaan umum dan tanda vital, serta pemeriksaan kebidanan yang
meliputi teknik inspeksi, palpasi, dan auskultasi (Prawirohardjo, 2018).
(1) Pemeriksaan Fisik
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan
ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan
secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya
(Manuaba,2015 : 109).
Menurut Saifuddin (2018 : 280-281) Pemeriksaaan fisik
pada ibu hamil terbagi menjadi 2, yaitu:
a) Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaaan umum : compos mentis, tampak sakit.
Tanda-tanda vital
- Pemeriksaan Tekanan darah - Pemeriksaan Suhu
- Pemeriksaan Pernafasan - Pemeriksaan Nadi
37

b) Pemeriksaan Fisik Obstetri


(1) Inspeksi
Inspeksi adalah memeriksa dengan cara melihat atau
memandang. Tujuannya untuk melihat keadaan umum
klien, gejala kehamilan, dan adanya kelainan.

(2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
meraba. Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan dan
mengetahui perkembangan kehamilan.
Menurut Manuaba (2015), cara pemeriksaan Manuver palpasi
yang umum digunakan adalah menurut Leopold.
(a) Leopold I
Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat
disesuaikan dengan tanggal haid terakhir. Bagian apa yang
terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala
akan teraba bokong pada fundus : tidak keras tak melenting,
dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh
bagian-bagian janin.

Gambar 2.2 Leopold I


Sumber :Manuaba,2015
38

(b) Leopold II
Pemeriksaan Leopold II dilakukan kedua tangan di turunkan
menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak
di bagian samping. Letak membujur dapat ditetapkan punggung
anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cucian.
Pada letak lintang dapat di tetapkan di mana kepala janin.

Gambar 2.3 Leopold II


Sumber : Manuaba,2015

(c) Leopold III


Pemeriksaan Leopold III menetapkan bagian apa yang terdapat
di atas simfisis pubis. Kepala akan teraba bulat dan keras
sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak
lintang simfisis pubis akan kosong. Menentukan bagian terbawah
janin dan apakah bagian terbawah janin sudah masuk atau masih
goyang.
39

Gambar 2.4 Leopold III


Sumber : Manuaba,2015

(d) Leopold IV
Pemeriksaan Dengan Leopold IV, pemeriksa menghadap kea
rah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk
ke pintu atas panggul. Bila bagian terendah masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan
pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum
masuk PAP maka tangan pemeriksa kovergen.
40

Gambar 2.5 Leopold IV


Sumber : Manuaba,2015

Simanjuntaket al (2020) Nommensen Journal of Medicine,


Taksiran berat janin menggunakan rumus Johnson-Toschach
dihitung dengan (TBJ_J) = (TFU – n) x 155, dimana n adalah
penurunan bagian bawah janin, n = 11 bila kepala janin sudah
melewati spina iskiadika (bidang hodge III), n = 12 bila kepala
janin sudah memasuki pintu atas panggul, n = 13 bila kepala janin
masih floating. Bila ketuban sudah pecah maka TBJ ditambahkan
10%.
(3) Perkusi, refleks patella.
Normal: tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon
diketuk. Bila bergeraknya berlebihan dan cepat, maka hal
ini mungkin merupakan tanda pre-eklampsia
(Prawirohardjo, 2018).
(4) Auskultasi, pemeriksaan denyut jantung janin, dalam
keadaan normal frekuensi dasar denyut jantung janin
berkisar 120-160 dpm (Prawirohardjo, 2018).
41

6. Edukasi Kesehatan Ibu Hamil


Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan
konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi,
terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan
tetap sehat da berkualitas. Kunjungan antenatal memberi kesempatan
bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial
bagi ibu hamil dan keluarganya termasuk rencana persalinan (dimana,
penolong, dana, pendamping, dan sebagainya) dan cara merawat bayi
(Saifuddin, 2018).
7. Standar Pelayanan Asuhan Antenatal
Menurut Kemenkes RI (2020) dalam melakukan pemeriksaan
antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan standar yang terdiri dari 10 T.
a. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan
antenatal untuk menyingkirkan dugaan adanya gangguan
pertumbuhan janin. Normalnya, penambahan berat badan ibu selama
kehamilan lebih dari 9 kilogram atau 1 kilogram setiap bulannya.
Pengukuran tinggi badan dilakukan hanya satu kali yaitu saat
kunjungan pertama antenatal. Ibu hamil dengan tinggi badan kurang
dari 145 cm dicurigai memiliki panggul yang sempit, kemungkinan
sulit melahirkan secara normal.
b. Pengukuran tekanan darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali kunjungan
antenatal untuk mendeteksi dini adanya hipertensi dan preeklampsia
dalam kehamilan.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Pengukuran LiLA dilakukan pada kontak pertama untuk
deteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) jika LiLA kurang
dari 23,5 cm dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah.
42

d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)


TFU dapat diperkirakan dengan teknik Mc Donald, palpasi
abdomen dan palpasi leopold. Pengukuran TFU teknik Mc Donald
dilakukan dengan alat ukur panjang, mulai dari tepi atas simpisis
pubis hingga fundus uteri, atau sebaliknya. Pemeriksaan dengan
teknik ini dilaksanakan setelah pemeriksaan inspeksi pada abdomen
dan umur kehamilan sudah 22 minggu (Pratiwi dan Fatimah,
2019).
Pengukuran tinggi fundus uteri dapat pula dilakukan dengan
rumus lain, yaitu pengukuran berat badan janin (BBJ) menurut
Jhonson. BBJ (dalam gram) sama dengan pengukuran fundus
(dalam cm) dikurangi n, yaitu 12 (jika kepala berada atau diatas
spina ischiadika atau belum memasuki panggul) atau 11 ( jika
kepala berada dibawah spina ischiadika atau sudah memasuki
panggul) dikalikan 155 ( Pratiwi dan Fatimah, 2019).
e. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kunjungan antenatal. Pemeriksaan presentasi janin
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Denyut Jantung Janin
(DJJ) dihitung pada akhir trimester I dan selanjutnya dilakukan
setiap kunjungan antenatal. DJJ normal yaitu 120-160 kali per menit.
f. Penentuan status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus toksoid (TT) bila diperlukan
Tabel 2.5
Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Status TT Interval Minimal Pemberian Masa Perlindungan
Langkah awal pembentukan
TT1 kekebalan tubuh terhadap
penyakit Tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 Lebih dari 25 tahun
Sumber: Kemenkes RI dan JICA, 2020
43

g. Pemberian tablet tambah darah


Pemberian zat besi pada ibu hamil merupakan salah satu
syarat pelayanan kesehatan K4. Jumlah suplemen zat besi yang
diberikan selama kehamilan ialah sebanyak 90 tablet.
h. Pelayanan tes laboratorium sederhana
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan
golongan darah, hemoglobin, protein urine dan gula darah puasa.
Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah pravalensi tinggi atau
kelompok berisiko, pemeriksaan yang dilakukan sesuai indikasi
seperti malaria, HIV, sifilis, dan lain-lain.
i. Tatalaksana kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil
pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan dan masalah yang
ditemukan harus ditangani sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan (SPK). Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani atau diluar
kewenangan bidan dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
j. Pelaksanaan temu wicara

KIE yang efektif dilakukan setiap kunjungan antenatal dan


memperhatikan trimester ibu hamil yang diberikan KIE.

8. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi


Menurut Kemenkes RI (2019), Program perencanaan dan
pencehagahan komplikasi (P4K) merupakan kegiatan yang difasilitasi
oleh bidan untuk meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi persalinan.

9. Tujuan P4K
1) Tujuan umum, meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
44

persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan


bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.

2) Tujuan khusus
a) Terdapat sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di
rumah ibu hamil agar diketahui lokasi tempat tinggal ibu hamil,
identitas ibu hamil dan tapsiran persalinan.
b) Penolong persalinan harus dipastikan oleh siapa, pendamping
persalianan harus dipastikan oleh siapa, dan fasilitas tempat
persaliann dimana dan apakah memenuhi standar pelayanan
pertolongan persalinan yang aman.
c) Calon donor darah yang harus disiapkan minimal 5 orang,
transportasi yang akan digunakan harus sudah dipastikan kondisi
baik serta pembiayaannya dari tabulin atau partisipasi
masyarakar (contohnya jimpitan/arisan)
d) Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode
KB pasca melahirkan yang sesuai dan disepakati ibu hamil,
suami, keluarga dan bidan.
e) Tatalaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
jika terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
f) Adanya hubungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun.

10. Stiker P4K


Berikut ini manfaat P4K dan stiker:
1) Mempercepat berfungsinya desa siaga
2) Meningkatnya cakupan pelayanan ANC sesuai standar
3) Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil
4) Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun
5) Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini
6) Meningkatnya peserta KB pasca melahirkan
7) Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi
8) Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu
45

C. Konsep Persalinan

1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif
dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2017).
Pesalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm (bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan
(tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala,
telaksana tanpa bantuan artifical, tidak mencakup komplikasi, plasenta
lahir normal (Walyani, 2016:3).

2. Tanda-Tanda Persalian
Menurut Sulistyawati (2016), tanda masuk dalam persalinan yaitu :
a. Terjadinya His Persalinan
Karakter dari his persalinan yaitu :
1. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
2. Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin
besar
3. Terjadinya perubahan pada serviks
4. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan,
maka kekuatannya bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan Darah (Penanda Persalinan)
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan :
1. Pendataran dan pembukaan
2. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis terlepas
46

3. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah


c. Pengeluaran Cairan
Sebagian pasien mengeluarkan cairan air ketuban akibat pecahnya
selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetketkan persalinan
dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka
persalinan akhirnya diakhiri dengan tindakan tertentu, misalnya ekstraksi
vakum, ataau Sectio Caesarea.

3. Penyebab Mulainya Persalinan


Menurut Rukiyah dkk (2019:04), sebab yang mendasari terjadinya partus
secara teoritis masih merupakan kumpulan teoritis yang komplek steori yang turut
memberikan andil dalam proses terjadinya persalinan antara lain, teori hormonal,
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi hal
inilah yang diduga memberikan pengaruh sehingga partus dimulai.
a. Penurunan Kadar Progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot Rahim, sebaiknya esterogen
meningkatkat kontraksi otot rahim. Selama kehamilan, terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan esterogen didalam darah tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
b. Teori Oxytosin
Pada terakhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
c. Peregangan Otot-otot
Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim
sehinga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.
d. Pengaruh Janin
Hifose dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting
oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering lebih lama.
e. Teori Prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm
terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi myometrium.
47

4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan


Menurut Yulizawati (2019) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi persalinan antara lain:
a. Passenger
Malpresentasi atau malformasi janin dapat mempengaruhi persalinan
normal. Pada faktor passenger, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin. karena plasenta juga
harus melalui jalan lahir, maka ia dianggap sebagai penumpang yang yang
menyertai janin.
b. Passage away
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak
khususnya lapisan lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi,
tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
c. Power
His adalah suatu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka
dan mendorong janin ke bawah. pada presentasi kepala, bila his sudah cukup kuat,
kepala akan turun dan dan mulai masuk ke dalam rongga panggul. ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan.
d. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi
tegak memberi sejumlah keuntungan. mengubah posisi membuat rasa letih hilang,
memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi
berdiri, berjalan, duduk dan jongkok .
e. Psikologi respon
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi
wanita dan keluarganya. rasa takut, tegang dan cemas mungkin mengakibatkan
proses kelahiran berlangsung lambat. pada kebanyakan wanita persalinan dimulai
saat terjadi di kontraksi uterus pertama dan dilanjutkan dengan kerja keras selama
jam jam jam dilatasi dan melahirkan kan kan kemudian berakhir ear ketika wanita
48

dan keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi. perawatan ini ditujukan
untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam proses persalinan supaya dicapai
hasil yang optimal bagi semua yang terlibat. wanita yang bersalin biasanya akan
mengutarakan berbagai kekhawatiran Jika ditanya, tetapi mereka jarang dengan
spontan menceritakannya.

5. Mekanisme Persalinan
Menurut Yulizawati (2019) terdapat mekanisme persalinan, yaitu:
a. Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan
sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan. Engagement
adalah peristiwa ketika diameter biparietal (jarak antara dua paretal) melewati
pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau oblik didalam jalan lahir
dan sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat masuk ke
dalam panggul dengan sutura sagitalis dalam antero posterior. Jika kepala masuk
kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang
parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus.
Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan
dimana sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini
disebut asinklitismus.
b. Penurunan Kepala
dimulai sebelum persalinan/ inpartu. penurunan kepala terjadi bersamaan
dengan mekanisme lainnya. kekuatan yang mendukung yaitu:
1) tekanan cairan amnion
2) tekanan langsung fundus ada bokong
3) kontraksi otot-otot abdomen
4) ektensi dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin
c. Fleksi
1) gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala
janin terlambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul
2) kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipito frontalis 12 cm
49

berubah menjadi suboksipito bregmatika 9 cm


3) posisi dagu bergeser kearah dada janin
4) pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba daripada
ubun-ubun besar.
d. Rotasi dalam putaran (putaran paksi dalam)
1) Rotasi dalam satu putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah
janin dari posisi sebelumnya kearah depan sampai dibawah simfisis. Bila
presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-
ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar ke depan sampai berada
dibawah simfisis. Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk
menyesuaikan dengan bentuk jalan lahiri yaitu bentuk bidang tengah dan
pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya
kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala melwati Hodge III (setinggi spina)
atau setelah didasar panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil
mengarah ke jam 12.
2) Sebab-sebab adanya putar paksi dalam yaitu:
a) Bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada letak
fleksi
b) bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit yang
disebelah depan pintu hiatus genitalis.
e. Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan atas, sehingga kepala
harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan,
yang menolaknya ke atas. Setelah suboksoput tertahan pada pinggir bawah
symphisis akan maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan
dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-
ubun besar, dahi, hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.
50

f. Rotasi luar (putaran paksi luar)


Terjadinya gerakan rotasi luar atau putar paksi luar dipengaruhi oleh faktor-
faktor panggul, sama seperti pada rotasi dalam.
1) Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil kearah punggung janin,
bagian belakang kepala berhadapan dengan tuebr iskhiadikum kanan atau
kiri, pada mulanya disebelah kiri maka ubun-ubun kecil akan berputar ke
arah kiri, bila pada mulanya ubun-ubun kecil disebelah kanan maka ubun-
ubun kecil berputar kearah kanan.
2) Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan diameter
biakromial janin searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah
panggul, dimana satu bahu di anterior di belakang sympisis dan bahu yang
satunya di bagian posterior dibelakang perineum.
3) Sutura sagitalis kembali melintang

6. Patograf
Menurut Yulizawati (2019) partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama fase aktif persalinan. Tujuan penggunaan partograf adalah:
1. Mencatat hasil observasi dan menilai kemajuan persalinan
2. Mendeteksi apa persalinan berjalan normal atau terdapat penyimpangan
penyimpangan, dengan demikian dapat melakukan deteksi dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf harus digunakan:
a. Untuk semua ibu dalam kala I fase aktif ( fase laten tidak dicatat di partograf
tetapi di tempat terpisah seperti di KMS ibu hamil atau rekam medik)
b. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat ( spesialis obgyn, bidan,
dokter, umum, residen swasta, rumah sakit, dll)
c. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada
Ibu selama persalinan dan kelahiran
Kondisi ibu dan bayi yang dicatat dalam partograf:
a. Djj tiap 30 menit
b. Frekuensi dan durasi kontraksi tiap 30 menit
51

c. Nadi tiap 30 menit


d. Pembukaan serviks tiap 4 jam
e. Penurunan bagian terbawah janin tiap 4 jam
f. Tekanan dan dan tempe tubuh tiap 4 jam
g. Urin, aseton dan protein tiap 2 sampai 4 jam
Partograf tidak boleh dipergunakan pada kasus:
a. Wanita pendek, tinggi kurang dari 145 cm
b. Perdarahan antepartum
c. Preeklamsi atau eklamsi
d. Persalinan premature
e. Bekas sectio caesaria
f. Kehamilan ganda
g. Kelainan letak janin
h. Fetal distress
i. Dugaan distosia karena panggul sempit
j. Kehamilan dengan hidramnion
k. Ketuban pecah dini
l. persalinan dengan induksi
Pencatatan kondisi ibu dan janin meliputi:
a. Informasi tentang ibu
b. Nama, umur
c. Gravida, para, abortus
d. Nomor catatan medis/nomor puskesmas
e. Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika dirumah, tanggal dan waktu
penolong persalinan mulai merawat ibu). Lengkapi bagian awal (atas)
partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Tidak kalah
penting, catat waktu terjadinya pecah ketuban.
Kondisi bayi kolom pertama adalah digunakan untuk mengamati kondisi janin.
Yang diamati dari kondisi bayi adalah DJJ, air ketuban, dan penyusupan (kepala
janin.
52

a. DJJ
Menilai dan mencatat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin). Tiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka disebelah
kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik
pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian
hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.
Kisaran normal DJJ 110-160 x /mnt.
b. Warna dan adanya air ketuban
Menilai air ketuban dilakukan bersamaan dengan periksa dalam. Warna air
ketuban hanya bisa dinilai jika elaput ketuban telah pecah. Lambang untuk
menggambarkan ketuban atau airnya:
U : selaput ketuban utuh (belum pecah)\
V : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban kering (tidak mengalir lagi)
c. Penyusupan (molase) tulang kepala
Penyusupan tulang kepala merupakan indikasi penting seberapa jauh janin
dapat menyesuaikan dengan tulang panggul ibu. Semakin besar penyusupan
semakin besar keumngkinan disporposi kepal panggul. Lambang yang
digunakan:
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura mudah dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin sudah saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih bisa
dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih dan tidak dapat
dipisahkan
1. Kemajuan Persalinan
Kolom kedua untuk mengawasi kemajuan persalinan yang meliputi: pembukaan
serviks, penurunan bagian terbawah janin, garis waspada dan garis bertindak dan
waktu.
53

1. pembukaan serviks
Angka pada kolom kiri 0-10 menggambarkan pembukaan serviks.
Menggunakan tanda X pada titik silang antara angka yang sesuai dengan temuan
petama pembukaan serviks pada fase aktif dengan garis waspada. Hubingan tanda
X dengan garis lurus tidak terputus
2. Penurunan bagian terbawah janin
Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5 pada sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “.” pada waktu yang sesuai
dan hubungkan dengan garis lurus.
3. Jam dan Waktu
Waktu berada dibagian bawah kolom terdiri atas waktu mulainya fase aktif
persalinan dan waktu aktual saat pemeriksaan. Waktu mulainya fase aktif
perslainan diberi angka 1-16, setiap kotak: 1 jam yang digunakan untuk
menentukan lamanya proses persalinan telah berlangsung. Waktu aktual saat
pemeriksaan merupakan kotak kosong dibawahnya yang harus diisi dengan waktu
yang sebenarnya saat kita melakukan pemeriksaan.
2. Kontraksi Uterus
Terdapat lima kotak mendatar untuk kontraksi. Pemeriksaan dilakukan
setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dan durasi kontraksi dalam 10 menit. Misal
jika dalam 10 menit ada 3 kontraksi yang lamanya 20 detik maka arsirlah angka
tiga kebawah dengan warna arsiran yang lamanya 20 detik maka arsirlah angka
tiga kebawah dengan warna arsiran yang sesuai untuk menggambarkan kontraksi
20 detik (arsiran paling muda warnanya).
3. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat obat dan cairan yang diberikan dikolom yang sesuai. Untuk oksitosin
dicantumkan jumlah tetesan dan unit yang diberikan.
4. Kondisi Ibu
Catat nadi ibu setiap 30 menit dan beri tanda titik pada kolom yang sesuai.
Ukur tekanan darah ibu tiap 10 menit dan beri tanda ↕ pada kolom yang sesuai.
Temperatur dinilai setiap dua jam dan catat ditempat yang sesuai.
5. Volume urine, protein dan aseton lakukan tiap 2 jam jika memungkinkan.
54

6. Data lain yang harus dilengkapi dari partograf adalah:


a. Data atau informasi umum
b. Kala I
c. Kala II
d. Kala III
e. Kala IV
f. Bayi baru lahir
Diisi dengan tanda centang dan diisi titik yang disediakan.
7. Tahap Persalinan
Secara klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita
tersebut mengeluarkan lendir yang disertai darah bloody show. Berasal dari
lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar.
Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh pembuluh kapiler yang berada di
sekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran pergeseran ketika serviks
membuka (Yulizawati, 2019).
a. Kala I (pembukaan jalan lahir)
Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks lengkap. Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang dari 1
jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks
jarang terjadi dalam waktu kurang dari 24 jam. rata-rata durasi total kala I
persalinan pada primigravida berkisar dari 3,3 3jam sampai 19,7 jam. Pada
multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam jam (bobak, lowdermilk & jensen 2004).
Ibu akan dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan masih
jauh sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan (Manuaba, 2006)
Proses membukanya serviks sebagai akibat krisis dibagi dalam dua fase, yaitu:
1) fase laten: berlangsung selama 8 jam titik pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm fase laten diawali dengan dimulai
timbulnya kontraksi uterus yang teratur yang menghasilkan pembukaan
serviks
2) Fase aktif: dibagi dalam tiga fase lagi yakni:
a) fase akselerasi. dalam waktu 2 jam Pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
55

b) fase dilatasi maksimal. dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung


sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) fase deselerasi titik pembukaan menjadi lambat kembali titik dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida pada multigravida
pun terjadi demikian akan tetapi terjadi dalam waktu yang lebih pendek
Winkjosastro dkk, 2005 dalam Yulizawati, 2019).
b. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap dimana janin dilahirkan. Pada kala II,
menjadi lebih kuat dan lebih cepat kira-kira 2 sampai 3 menit sekali saat kepala
janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-
otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasakan tekanan pada rektum dan tidak buang air besar. Kemudian perineum
mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. labia mulai membuka
dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his.
Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal, kepala janin dilahirkan dengan
presentasi suboksiput di bawah simfisis, dahi, dan dagu. setelah istirahat sebentar,
His mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota badan bayi (Wiknjosastro
dkk, 2005 dalam Yulizawati, 2019).
Masih ada banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan batas
waktu yang dianggap normal. Batas dan lama tahap persalinan kala II berbeda-
beda tergantung paritasnya. Durasi kala II dapat lebih lama pada wanita yang
mendapat blok epidural dan menyebabkan hilangnya refleks mengedan. Pada
primigravida waktu yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah 25 sampai 57 menit
(bobak, lowdermilk & jensen 2004). Rata-rata durasi kala II yaitu 50 menit
(Kennet et al, 2009 dalam Yulizawati 2019).
Pada tahap ini, jika ibu merasa kesepian, sendiri, takut dan cemas, maka
ibu akan mengalami persalinan yang lebih lama dibandingkan dengan ibu jika
merasa percaya diri dan tenang (Simkin, 2008 dalam Yulizawati, 2019)
c. Kala III (Kala Uri)
Kala III persalinan berlangsung sejak jalan lahir sampai plasenta lahir
56

(bobak, lowdermilk & jensen 2004). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan
fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi
lagi untuk melepaskan plasenta dan dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada
fundus uteri (Wiknjosastro dkk, 2005 dalam Yulizawati 2019).
Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara
crede untuk membantu pengeluaran plasenta. plasenta diperhatikan
kelengkapannya secara cermat sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi
rahim atau terjadi perdarahan sekunder (Manuaba, 2006 dalam Yulizawati 2019)
d. Kala IV (2 jam setelah melahirkan)
Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira 2 jam setelah plasenta
lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostatis
berlangsung dengan baik (bobak, lowdermilk & jensen 2004). Pada tahap ini,
kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk
menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan
darah, pernafasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam
pertama. selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila
keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya (Manuaba, 2008
dalam Yulizawati).

8. Perubahan Fisiologis pada Masa Persalinan


Menurut Sulistyawati (2016), Selama proses persalinan beberapa
perubahan fisiologis yang dapat terjadi yaitu:
1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Kontraksi uterus bertanggung jawab terhadap penipisan dan
pembukaan serviks serta pengeluaran bayi dalam persalinan. Kontraksi
uterus saat persalinan sangat unik karena kontraksi ini merupakan
kontraksi yang menimbulkan rasa yang sangat sakit.
57

b. Serviks
Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi uterus
yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput
ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban
sudah pecah, bagian bawah janin dipaksa langsung mendesak serviks dan
segmen bawah uterus. Sabagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi dua
perubahan mendasar, yaitu pendataran dan dilatasi pada serviks yang
sudah melunak. Mungkin tidak terdapat penurunan kepala janin selama
pendataran serviks, tetapi paling sering bagian terbawah janin mulai turun
sedikit ketika sampai pada kala II persalinan, penurunan bagian terbawah
janin terjadi secara khas agak lambat pada nulipara. Namun pada multipara
khususnya paritas tinggi, penurunan bisa berlangsung sangat cepat
(Saifuddin, 2016).
c. Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus, sistol
meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg. Antara
kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum persalinan.
Perubahan posisi ibu dari terlentang menjadi miring dapat mengurangi
peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan darah ini juga dapat
disebabkan oleh rasa takut dan khawatir.
b) Suhu
Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini
terjadi karena terjadinya peningkatan metabolisme. Peningkatan
suhu tubuh tidak boleh melebihi 1-2 ◦F (0,5-1◦C).
c) Pernafasan
1. Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah
normal, hal ini mencerminkan adanya kenaikan
metabolisme. Hiperventilasi yang terjadi dalam waktu yang
lama menunjukan kondisi tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
58

2. Sulit untuk mendapatkan penemuan angka yang akurat


mengenai pernapasan karena angka dan iramanya
dipengaruhi oleh rasa tenggang, nyeri, khawatir serta
penggunaan teknik-teknik bernapas.
3. Observasi pernapasan ibu dan bantu dalam mengendalikan
pernapasannya untuk menghindari hiperventilasi yang
terlalu lama.
d) Denyut Jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung
secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi detak jantung
meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
a) Hematologi
1. Hemoglobin akan meningkat 1,2 mg/100 ml selama persalinan
dan kembali seperti sebelum persalinan pada hari pertama
postpartum, asalkan tidak ada kehilangan darah yang abnormal.
2. Waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan
plasma. Sel-sel darah putih secara progesif akan meningkat
selama kala I persalinan sebesar 5.000-15.000 WBC pada
pembukaan lengkap.
3. Gula darah akan berkurang, kemungkinan besar disebabkan
karena peningkatan kontraksi ueterus dan otot-otot tubuh.
b) Gastrointestinal
Motilitas lambung dan penyerapan makanan padat secara
substansial berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu,
pengeluaran getah lambung berkurang menyebabkan aktivitas
pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi
sangat lamban. Cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut
dalam waktu yang biasa. Selama persalinan, motilitas dan absorbsi
saluran cerna menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi
lambat.
59

c) Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupun
anaerob akan meningkat secara terus-menerus. Kenaikan ini
sebagian besar disebabkan oleh kecemasan dan kegiatan otot
tubuh.
9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Menurut Sulistyawati (2016:42) kebutuhan dasar wanita saat bersalin adalah
sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisik Dan Psikologis
Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses
persalinan, hal ini juga yang akan menghindarkan ibu dari infeksi. Adapun
asuhan yang dapat diberikan berupa menjaga kebersihan diri, berendam,
perwatan mulut, dan pengipasan.
b. Kehadiran Seorang Pendamping
Fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu
mengurangi rasa sakit, membuat waktu persalinan lebih singkat dan
menurunkan kemungkinan persalinan dengan operasi. Kebanyakan ibu
bersalin sulit mengemukakan pertanyaan secara langsung pada penolong
persalinan pada saat bersalin. Kehadiran seorang pendamping kemungkinan
ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar untuk bertanya
secara langsung atau melalui pendamping.Dukungan yang membawa
dampak positif adalah dukungan yang bersifat fisik dan emosional.
Dukungan tersebut juga juga meliputi beberapa aspek perawatan seperti
menggosok-gosok punggung ibu atau memegang tangannya,
mempertahankan kontak mata, ditemani oleh orang-orang yang ramah, dan
diberi kepastian bahwa ibu yang berada dalam persalinan tidak akan
ditinggal sendirian.
c. Pengurangan Rasa Sakit
Metode pengurangan nyeri yang diberikan oleh pendamping
persalinan secara terus-menerus bersifat sebagai berikut:
1) Sederhana
60

2) Efektif
3) Biaya rendah
4) Risiko rendah
5) Kemajuan persalinan meningkat
6) Bersifat sayang ibu
Menurut Varney’s Midwifery, pendekatan yang dapat dilakukan
mengurangi rasa sakit adalah sebagai berikut :
1) Menghadirkan seseorang yang dapat mendukung persalinan.
2) Pengaturan posisi
3) Relasasi dan latihan pernapasan
4) Istirahat dan privasi
5) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan dan prosedur
tindakan.
6) Asuhan tubuh
7) Sentuhan
d. Penerimaan atas Sikap dan Perilakunya
Penerimaan akan tingkah laku dan sikap, juga kepercayaannya
mengenai apapun yang ibu lakukan merupakan hal terbaik yang mampu ia
lakukan pada saat itu. Biarkan sikap dan tingkah lakunya, beberapa ibu
mungkin akan bertindak pada puncak kontraksi berusaha untuk diam dan
ada pula yang menangis. Sebagai seorang bidan, yang dapat dilakukan
adalah dengan menyemangatinya dan bukan memarahi ibu.
e. Informasi dan Kepastian Tentang Persalinan yang Aman
Ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinan,
sehingga ia mampu mengambil keputusan dan ia juga perlu diyakinkan
bahwa kemajuan persalinannya normal kita hendaknya menyadari bahwa
kata-kata mempunyai pengaruh yang sangat kuat, baik positif maupun
negatif.
f. Kebutuhan Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses
persalinan. Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan
61

kateterisasi oleh karena kandung kencing yang penuh akan menghambat


penurunan bagian terbawah janin, selain itu juga akan meningkatkan rasa
tidak nyaman yang tidak dikenali pasien karena bersama dengan
munculnya kontraksi uterus ( Walyani, 2016).
g. Posisioning dan Aktivitas
Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin
bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh
ibudalam persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan adalah untuk
mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya,
menyarankan alternatif-alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif
atau membahayakan bagi dirinya sendiri atau bagi bayinya.
Bidan memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus
menerus dalam masa persalinannya. Jika ibu sudah semakin putus asa dan
merasa tidak nyaman, bidan bisa mengambil tindakan-tindakan yang
positif untuk merubah kebiasaan atau merubah setting tempat yang sudah
ditentukan (seperti menyarankan agar ibu berdiri atau berjalan-jalan)..

D. Konsep Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir disebut neonatus merupakan individu yang sedang tumbuh
dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Bayi
baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu
dan berat badan 2.500-4.000 gram (Dewi, 2017).
Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Dewi (2017), ciri-ciri BBL normal adalah sebagai berikut :
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2.500-4.000 gram
c. Panjang Badan 48-52 cm
d. Lingkar dada 30-38 cm
e. Lingkar kepala 33-35 cm
62

f. Lingkar lengan 11-12 cm


g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
h. Pernapasan 40-60x/menit
i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR >7
2. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir
a. Termoregulasi
Sesaat sesudah bayi lahir ia akan berada ditempat yang suhunya
lebih rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah (Walyani,
2016).
Menurut Saifuddin (2016), Keadaan telanjang dan basah pada bayi
baru lahir menyebabkan bayi mudah kehilangan panas melalui 4 cara yaitu :
1) Konduksi : Melalui benda-benda padat yang berkontak dengan
kulit bayi.
2) Konveksi : Pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi.
3) Evaporasi : Kehilangan panas melalui penguapan air pada kulit
bayi yang basah.
4) Radiasi: Melalui benda padat dekat bayi yang tidak berkontak
secara langsung dengan kulit bayi.
Kehilangan panas dapat dikurangi dengan mengatur suhu
lingkungan yaitu dengan membungkus badan dan kepala, kemudian
letakkan ditempat yang hangat seperti pangkuan ibu, dalam inkubator, dan
dapat pula dibawah sorotan lampu (Walyani, 2016).
b. Sistem Pernapasan
Saat kepala bayi melewati jalan lahir, ia akan mengalami penekanaan yang
tinggi pada toraksnya, dan tekanan ini akan hilang dengan tiba-tiba setelah bayi
lahir. Proses mekanis ini menyebabkan cairan di dalam paru- paru hilang karena
terdorong kebagian perifer paru untuk kemudian diabsorpsi. Karena testimulasi
63

oleh sensor kimia, suhu, serta mekanisme akhirnya bayi memulai aktivasi nafas
untuk yang pertama kali.
Tekanan intratoraks yang negatif disertai dengan aktivasi napas yang
pertama memungkinkan adanya udara masuk ke dalam paru-paru. Setelah
beberapa kali napas pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan napas pada
trakea dan bronkus, akhirnya semua alveolus mengembang dan terisi udara
(Walyani, 2016:120)
c. Sistem Pencernaan
Untuk memfungsikan otak, bayi baru lahir memerlukan glukosa dalam
jumlah tertentu. Pada saat setelah lahir bayi akan mengalami penurunan glukosa
secara cepat ( 1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah
yang cukup akan membuat glukosa dari glikogenkemudian persediaan disimpan
dalam hati.
Pada jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapatkan ASI, energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-
masing 60% dan 40% (Walyani, 2016:124)
d. Sistem Kardiovaskuler dan Darah
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit
m2 (Gessner 1965 dalam Dewi, 2013:13). Aliran darah diastolik pada hari
pertama yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54
liter/m2) karena penutupan duktus arterious. Tekanan darah pada waktu lahir
dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta yang pada jam
pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira
85/40 mmHg (Walyani, 2016:126).
e. Sistem Ginjal
BBL cukup bulan memiliki beberapa defisit struktural dan fungsional pada
sistem ginjal. Banyak dari kejadian defisit tesebut akan membaik pada bulan
pertama kehidupan dan merupakan satu-satunya masalah untuk bayi baru lahir
yang sakit atau mengalami stres. Keterbasan fungsi ginjal menjadi konsekuensi
khusus jika bayi baru lahir memerlukan cairan intravena atau obat-obatan yang
64

meningkatkan kemungkinan kelebihan cairan. BBL mengeksresikan sedikit urine


pada 48 jam pertamakehidupan, yaitu hanya 30-60 ml. (Walyani,2016:128-129).

3. Asuhan Bayi Baru Lahir dalam 2 Jam Pertama


a. Penilaian Awal pada Bayi Segera Setelah Lahir
Menurut Saifuddin (2016), Saat bayi lahir, lakukan penilaian sebagai berikut :
1) Apakah kehamilan cukup bulan ?
2) Apakah air ketuban jernih dan tidak terkontaminasi mekonium ?
3) Apakah bayi bernapas adekuat atau menangis ?
4) Apakah tonus otot bayi baik ?
Bila semua pertanyaan diatas dijawab dengan “ya”, lakukan perawatan
rutin. Perawatan rutin ialah memberikan kehangatan, membuka/membersihkan
jalan napas, mengeringkan, menilai warna. Bila salah satu atau lebih
pertanyaan dijawab “tidak”, lakukan langkah awal resusitasi.

Menurut Walyani (2016:134), Evaluasi awal bayi baru lahir


dilaksanakan segera setelah bayi baru lahir (menit pertama) dengan menilai
dua indikator kesejahteraan bayi yaitu pernapasan dan frekuensi denyut
jantung bayi, karena menit pertama bidan berpacu dengan waktu dalam
melakukan pertolongan bayi dan ibunya, sehingga dua aspek ini sudah sangat
mewakili kondisi umum bayi baru lahir. Evaluasi nilai APGAR digunakan
mulai 5 menit pertama sampai 10 menit. Dibawah ini adalah tabel penilaian
APGAR pada bayi baru lahir :
65

Tabel 2.6
Penilaiaan Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR

Aspek Skor
pengamatan
bayi baru lahir 0 1 2

Appearance/ Seluruh tubuh Warna kulit tubuh Warna kulit


warna kulit bayi berwarna normal, tetapi tangan seluruh tubuh
kebiruan dan kaki berwarna normal
kebiruan

Pulse/ denyut Tidak ada <100 >100


jantung

Grimace/ Tidak ada respon Wajah meringis saat Meringis,


responreflex terhadap distimulasi menarik, batuk
stimulasi atau bersin saat
diatimulasi

Activity/ tonus Tidak ada Lengan dan kaki Bergerak aktif


otot gerakan dalam posisi fleksi dan spontan
dengan sedikit
gerakan

Respiration/ Tidak ada Menangis lemah, Menangis kuat,


pernapasan terdengar seperti pernapasan baik
merintih dan teratur

Sumber : Walyani, dkk, 2016:134.

Hasil penilaian APGAR skor merupkan patokan dalam penentuan


penanganan BBL segera setelah lahir. Berikut tabel penanganan BBL
berdasarkan APGAR skor :
66

Tabel 2.7
Penanganan BBL Bedasarkan APGAR Skor

Nilai APGAR Penanganan

0 – 3 : Asfiksia 1. Tempatkan ditempat hangat dengan lampu sebagai


Berat sumber penghangat
2. Pemberian Oksigen
3. Resusitasi
4. Stimulasi
5. Rujuk
4 – 6 : Asfiksia a) Tempatkan dalam tempat yang hangat
Sedang b) Pemberian oksigen
c) Stimulasi taktil
7 – 10 : Asfiksia 1. Dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi
Ringan normal
Sumber : Walyani, dkk, 2016:135.

a. Pemotongan Tali Pusat


Pemotongan dan perkiraan tali pusat menyebabkan
pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi. Waktu pemotongan
tali pusat tergantung dari pengalaman seorang ahli kebidanan.
Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat terhenti dapat
dilakukan pada bayi normal, sedangkan pada bayi gawat (high
risk baby) perlu dilakukan pemotongan tali pusat secepat
mungkin, agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya
(Walyani, 2016:131).
b. Resusitasi
Menurut Saifuddin (2016:349), Resusitasi neonatus tidak
rutin dilakukan pada semua bayi baru lahir. Akan tetapi,
penilaian untuk menentukan apakah bayi memerlukan resusitasi
harus dilakukan pada setiap neonatus oleh petugas terlatih dan
kompeten dalam resusitasi neonatus.
Langkah awal resusitasi :
1) Tempatkan bayi dibawah infant warmer
2) Letakkan bayi terlentang pada posisi setengah tengadah untuk
membuka jalan napas (gulungan handuk diletakkan di bawah
bahu).
67

3) Bersihkan jalan napas atas dengan mengisap mulut terlebih


dahulu kemudian hidung, dengan menggunakan alat pengisap
lendir.
4) Keringkan, stimulasi, ganti kain yang basah dengan kain yang
kering, dan reposisi kepala.
5) Tindakan yang dilakukan dari bayi lahir sampai reposisi kepala
dilakukan tidak lebih dari 30 detik.
6) Menilai pernapasan.
7) Jika bayi mulai bernapas secara teratur dan memadai, periksa
denyut jantung. Jika denyut jantung >100x/ menit dan bayi
tidak mengalami sianosis, hentikan resusitasi. Akan tetapi, jika
sianosis ditemui, berikan oksigen aliran bebas.
Ventilasi Tekanan Positif (VTP) :
1) Jika tidak terdapat pernapasan atau bayi megap – megap, VTP
diawali dengan menggunakan balon resusitasi dan sungkup,
dengan frekuensi 40 – 60 x/ menit.
2) Jika denyut jantung < 100 x/ menit, bahkan dengan pernapasan
memadai, VTP harus dimulai pada kecepatan 40 – 60 x/ menit.
Kompresi Dada :
1) Jika denyut jantung < 60 x/ menit setelah 30 detik VTP yang
memadai, kompresi dada harus dimulai.
2) Kompresi dilakukan pada sternum di proksimal dari prosesus
sifoideus, jangan menekan/ di atas sifoid. Kedua ibu jari
petugas yang meresusitasi digunakan untuk menekan sternum,
sementara jari-jari jari-jari yang lain mengelilingi dada, atau
jari tengah dan telunjuk dari satu tangan dapat digunakan untuk
kompresi sementara tangan lain menahan punggung bayi.
Sternum dikompresi sedalam 1/3 tebal antero-posterior dada.
3) Kompresi dada diselingi ventilasi secara sinkron terkoordinasi
dengan rasio 3 : 1. Kecepatan kombinasi kegiatan tersebut
harus 120/ menit (yaitu 90 kompresi dan 30 ventilasi). Setelah
68

30 detik evaluasi respons. Jika denyut jantung > 60 x/ menit,


kompresi dada dapat dihentikan dan VTP dilanjutkan hingga
denyut jantung mencapai 100x/ menit dan bayi bernapas
efektif.

4. Tanda-Tanda Bahaya
Dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (2019:37) tanda bahaya pada Bayi
Baru Lahir sebagai berikut :
a. Tidak mau menyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60x/m), tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
e. Bayi merintih atau menangis terus menerus
f. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah.
g. Demam/panas tinggi
h. Mata bayi bernanah
i. Diare/buang air besar cair lebih dari 3x sehari
j. Kulit dan mata bayi kuning
k. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat.

5. Jadwal Kunjungan Imunisasi Bayi


Menurut Buku KIA (2020:8), Jadwal kunjungan imunisasi bayi yakni.
sebagai berikut :
Hepatitis B : Usia < 24 Jam
BCG : Usia 1 Bulan
Polio : Usia 1,2,3,4 Bulan
DPT-HB-HiB : Usia 2,3,4 Bulan
Polio Suntik : Usia 4 Bulan
Campak-Rubella : Usia 9 Bulan
DPT-HiB-Hb Lanjutan : Usia 18 Bulan
69

Campak-Rubella Lanjutan : Usia 18 Bulan


E. Konsep Nifas

1. Pengertian Nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (42 hari) (Saifuddin, 2016:356).
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Sistem Reproduksi
Menurut Walyani (2017:63), perubahan fisiologi yang terjadi pada sistem
reproduksi masa nifas sebagai berikut:
1) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil
a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
b) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari dibawah pusat dengan
berat uterus 750 gr
c) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat simfisis
dengan berat uterus 500 gr
d) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simfisis dengan
berat uterus 350 gr
e) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50
gr
2) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Macam-macam lochea:
a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua,verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari
postpartum
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kecoklatan berisi darah dan lendir,
hari 3-7 hari postpartum
70

c) Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 postpartum
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f) Locheastasis: lochea tidak lancar keluarnya
3) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan
serviks menutup.
4) Vulva Dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5,
perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap
lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.
6) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon
prolaktin setelah persalinan
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan prosuksi ASI terjadi pada hari ke-2
atau hari ke-3 setelah persalinan
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
b. Tanda-tanda Vital
Menurut Sulistyawati (2016), perubahan tanda-tanda vitalnya adalah sebagai
berikut:
71

1) Suhu
Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5 0C darikeadaan
normal tapi tidak lebih dari 39 0C setelah 12 jam pertama melahirkan, umumnya
suhu badan kembali normal. Bila > 38 0C mungkin ada infeksi.
2) Nadi
Nadi umumnya 60 - 80 denyut per menit dan segera setelah melahirkan
dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak terasa panas
mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas
umumya denyut nadi labil dibanding suhu badan
3) Tekanan Darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit lain yang
menyertainya dalam 1/2 bulan tanpa pengobatan.

4) Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal berkisar antara 18-24 kali per menit. Pada
saat partus frekuensi pernafasan akan meningkat karena kebutuhan oksigen yang
tinggi.

3. Kebutuhan Pada Masa Nifas


Kebutuhan-kebutuhan pada masa nifas menurut Walyani (2017) sebagai
berikut:
a. Nutrisi dan Cairan
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karenasehabis
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan
bayi semua itu meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses
pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan 2.200 k. kalori. Ibu menyusui
72

memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6
bulan pertama kemudian + 500 k. kalori bulan selanjutnya.
Sumber tenaga atau energi untuk pembakar tubuh, pembentukan jaringan
baru, pengehematan protein (jika sumber tenaga kurang, protein dapat
digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi
sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan
ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju)
dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarine).
Sumber pembangun (protein) diperlukan untuk pertumbuhan dan
penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh darin
protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu
dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
kedelai, tahu dan tempe).
Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air) digunakan
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran
metabolisme dalam tubuh. Anjurkan ibu untuk minum setiap sehabismenyusui.
Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran
dan buah-buahan segar.
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.
Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan
tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari postpartum. Minum
kaspul Vit A (200.000 unit).
b. Ambulasi
Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan mobilisasi.
Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap. Dapat dilakukan dengan miring
kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian duduk dan berangsur- angsur untuk
berdiri dan jalan.
Mobilisasi dini (early mobilization) bermanfaat untuk:
1) Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
2) Ibu merasa lebih sehat dan kuat
3) Mempercepat involusi alat kandungan
73

4) Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik


5) Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi
ASI dan pengeluaran sisa metabolism
6) Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu
7) Mencegah thrombosis pada pembuluh tungkai
c. Kebutuhan Eliminasi
1) Miksi
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak
mengalami hambatan apa pun. Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK
secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan.
Miksi hendaknya dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi musculus spinchter selama persalinan, juga karena adanya
edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat berkemih, dapat dilakukan rangsangan
untuk berkemih dengan mengkompres vesica urinaria dengan air hangat, jika
ibu belum bisa melakukan maka ajarkan ibu untuk berkemih sambil membuka
kran air, jika tetap belum bisa melakukan juga maka dapat dilakukan katerisasi.
2) Defekasi
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu takut dengan
luka episiotomy. Bila sampai 3-4 hari belum buang air besar, sebaiknya
dilakukan diberikan obat rangsangan per oral atau per rectal, jika masih belum
bisa dilakukan klisma untuk merangsang buang air besar sehingga tidak
mengalami sembelit dan menyebabkan jahitan terbuka.
d. Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan
meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali
sehari,mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu
tinggal, ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan
baik dengan menggunakan antiseptic dan selalu ingat bahwa membersihkan
74

perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan
untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
e. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu
untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu
untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan. Kuramg
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal, diantaranya mengurangi
produksi ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan, serta menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya.
f. Kebutuhan Seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali
setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran
pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka
bekas section caesarean (SC) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu
persalinan di pastikan tidak ada luka atau perobekan jaringan, hubungan seks
bahkan telah boleh dilakukan 3-4minggu setelah proses melahirkan itu.
Meskipun hubungan telah dilakukan setelah minggu ke-6 adakalanya ibu-ibu
tertentu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau nyeri meskipun telah
beberapa bulan proses persalinan.
g. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik
seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar
panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan
agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan.
Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini
(bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim
kembali ke bentuk semula.
75

4. Tahapan Masa Nifas


Menurut Walyani (2017:2) masa nifas dibagi dalam 3 periode, yaitu:
a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan.
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan
atauahun.

5. Deteksi Dini Penyulit Masa Nifas dan Penanganannya

Deteksi dini penyulit masa nifas dan penanganannya menurut Sutanto


(2019:155) sebagai berikut :

a. Adanya Tanda-Tanda Infeksi Puerperalis


Peningkatan suhu tubuh merupakan suatu diagnose awal yang
masih membutuhkan diagnosa lebih lanjut untuk menentukan apakah ibu
bersalin mengalami gangguan payudara, perdarahan bahkan infeksi karena
keadaan-keadaan tersebut sama-sama mempunyai gejala peningkatan suhu
tubuh. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pmeriksaan gejala lain yang
mengikuti gejala demam ini.
b. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari
flora normal perineum. Pada masa nifas dini, sentivitas kandung kemih
terhadap tegangan air kemih didalam vesika sering menurun akibat trauma
persalinan serta analgesia epidural atau spinal.
Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang
akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar
laserasi periuretra, atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan
terutama saat infus oksitosin dihentikan terjadi diuresis yang disertai
peningkatan produksi urin dan disertai peningkatan produksi urin dan
76

distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai katerisasi untuk


mengeluarkan air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.
c. Sambelit atau Hemoroid
Asuhan yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri, seperti
langkah-langkah berikut ini.
a. Memasukkan kembali haemoroid yang keluar ke dalam rectum.
b. Rendam duduk dengan air hangat atau dingin sedalam 10-15 cm
selama 30 menit, 2-3 kali sehari.
c. Meletakkan kantong es pada daerah anus.
d. Berbaring miring.
e. Minumlebih banyak dan makan dengan diet tinggi serat.
f. Kalau perlu pemberian obat supositoria
d. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, dam Penglihatan Kabur
Kondisi sakit kepala, nyeri epigastrik, dan penglihatan kabur
biasanya dialami ibu yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala
hebat atau penglihatan kabur. Penanganannya :
a. Jika ibu sadar segera periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan.
b. Jika ibu tidak bernafas, lakukan pemeriksaan ventilasi dengan
makser dan balon. Lakukan intubasi jika perlu. Selain itu, jika
ditemi pernapasan dangkal periksa dan bebaskan jalan nafas dan
berikan oksigen 4-6 liter per menit.
c. Jika pasien tidak sadar atau koa bebaskan jalan nafas, baringkan
pada sisi kiri, ukuran suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.
e. Perdarahan Vagina yang Luar Biasa
Perdarahan terjadi terus menerus atau tiba-tiba bertambah banyak
(lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian
pembalut dua kali dalam setengah jam). Penyebab utama perdarahan ini
kemungkinan adalah terdapatnya sisa plasenta atau selaput ketuban (pada
grandemultipra dan pada kelainan bentuk implantasi plasenta), infeksi
pada endometrium dan sebagian kecil terjadi dalam bentuk mioma uteri
bersamaan dengan kehamilan dan inversio uteri. Penanganannya : Bidan
77

berkonsultasi dengan dokter untuk mengertahui kondisi pasien sehingga


dapat memberikan pelayanan medis yang bermutu untuk masyarakat.
f. Lokhea Berbau Busuk dan Disertai dengan Nyeri Abdomen atau
Punggung
Gejala tersebut biasanya mengidentifikasi adanya infeksi umum.
Melalui gambaran klinis tersebut, bidan dapat menegakkan diagnosis
infeksi kala nifas. Pada kasus infeksi ringan, bidan dapat memberikan
pengobatan, sedangkan infeksi kala nifas yang berat sebaiknya bidan
berkonsultasi atau merujuk penderita.
g. Putting Susu Lecet
Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu saat
menyusui. Selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukkan celah-
celah. Retakan pada putting susu bias sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.
a. Penyebab putting lecet
1) Teknik menyusui yang tidak benar
2) Putting susu terpapar oleh sabun, krim, alcohol ataupun zat
iritan lain saat ibu membersihkan putting susu.
3) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu
ibu.
4) Bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue).
5) Cara menhentikan menyusui yang kurang tepat.
b. Langkah antisipasi yang harus dilakukan :
1) Cari Penyebab putting susu lecet
2) Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal
ata lecetnya sedikit
3) Tidak menggunakan sabun, krim, alcohol, ataupun zat iritan
lain saat membersihkan payudara.
4) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam).
5) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke
kalang payudara dan susukan secara bergantian diantara
kedua payudara.
78

6) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet


dan biarkan kering.
7) Penggunaan BH yang menyangga.
8) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa
sakit.
9) Jika penyebabnya monilia, diberi pengobatan dengan tablet
Nystatin.
h. Bendungan ASI
Bendungan ASI dapat terjadi karena payudara tidak dikosongkan,
sebab ibu merasa belum terbiasa dalam menyusui dan merasa takut putting
lecet apabila menyusui. Peran bidan dalam mendampingi dan memberi
pengetahuan laktasi pada masa ini sangat dibutuhkan dan pastinya bidan
harus sangat sabar dalam mendampingi ibu menyusui untuk terus
menyusui bayinya.
i. Edema, Sakit, dan Panas pada Tungkai
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada
vena-vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih
sering mengalaminya. Faktor Predisposisi :
a. Obesitas
b. Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
c. Riwayat sebelumnya mendukung
d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama
pada keadaan pembuluh vena.
e. Anemia maternal
f. Hipotermi atau penyakit jantung
g. Endometritis
h. Varicositis
j. Pembengkakan Di Wajah atau Di Tangan
Pembekakan dapat ditangani dengan penanganannya, di antaranya :
a. Periksa adanya varises.
b. Periksa kemerahan pada betis
79

c. Periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki dan kaki edema.


k. Kehilangan Nafsu Makan dalam Waktu yang Lama
Seudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas
karena kehabisan tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat,
susu, kopi, atau teh yang bergula. Oleh karena itu tidak benar bila ibu
diberikan makanan sebanyak-banyaknya walaupun ibu
mengingankannya. Biasanya disebabkan adanya kelelahan yang amat
berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan
sampai kehilangan nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak
ingin makan sampai kehilangan itu hilang.
l. Merasa Sangat Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri
Perasaan ini biasanya dialami oleh ibu yang merasa tidak mampu
mengasuh bayinya maupun diri sendiri. Pada minggu-minggu awal
setelah persallinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu postpartum
cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada
umumnya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri
dan bayinya. Faktor penyebabnya adalah sebagai berikut.
a. Kekecewaan emosional
b. Rasa nyeri pada awal masa nifas
c. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah
melahirkan
d. Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya
e. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

6. Kunjungan Masa Nifas


Menurut Kemenkes RI (2020:4), Kunjungan Nifas (KF) paling sedikit
dilakukan 4 kali kunjungan, yaitu:

a. KF 1 : Pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca


persalinan

b. KF 2 : Pada periode 3 (tiga) hari sampai 7 (tujuh) hari pasca persalinan


80

c. KF 3 : Pada periode 8 (delapan) hari sampai dngan 28 (dua puluh delapan)


hari pasca persalinan

d. KF 4 : Pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat


puluh dua) hari pasca persalinan.

Pelaksanaan kunjungan nifas dapat dilakukan dengan metode kun jungan


rumah oleh tenaga kessehatan atau pemantauan menggunakan media online
(disesuaikan dengan kondisi daerah terdampak COVID-19), dengan melakukan
upaya-upaya pencegahan penularan COVID-19 baik dari petugas, ibu dan
keluarga (Kemenkes RI,2020)

7. Tujuan Asuhan pada Ibu Nifas


Tujuan asuhan masa nifas menurut Walyani (2017:3) sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh
anak.
2) Tujuan Khusus
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya.
b) Melaksanakan skrining yang komprehensif.
c) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu dan bayinya.
d) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
e) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

F. Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Menurut Dartiwen dan Nurhayati (2019:200) Manajemen merupakan
metode pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Menurut Varney, ada 7 langkah dalam proses
penatalaksanaan asuhan kebidanan yang meliputi:
81

1) Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh
data dapat dilakukan dengan cara anamnesis, pemeriksaan fisik sesuai
dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksan khusus,
dan pemeriksaan penunjang (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:200).

2) Interpretasi Data
Data dasar yang telah dikumpulkan di interpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis atau masalah yang spesifik.Rumusan diagnosis
dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan
seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. (Dartiwen dan
Nurhayati, 2019:200).
3) Mengidentifikasikan diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasikan.Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-siap bila
masalah potensial benar-benar terjadi (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:201).
4) Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera dan kolaborasi
Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter
untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
lain (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:201).
5) Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi/masalah klien tapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut. Apakah
kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk
karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan
lain. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan
82

sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien dan keluarga,


kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya
(Dartiwen dan Nurhayati, 2019:201).
6) Melaksanakan asuhan
Pada langkah ini rencana asuhan yang komprehensif yang telah
dibuat dapat dilaksanakan secara efisien seluruhnya oleh bidan atau
dokter atau tim kesehatan lainnya (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:201).
7) Evaluasi
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan diagnosis atau masalah (Dartiwen dan
Nurhayati, 2019:201).

2. Model “SOAP”
1) Subjektif
a. Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien
melalui anamnesis.
b. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya klien,
suami, dan keluarga
c. umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat erkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalnan, iwayat KB, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit keturunan, pola hidup dan riwayat
psikososial).
d. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan
diagnosis. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang “S” diberi
tanda “O” atau “X” ini menandakan orang tersebut bisu. Data
subjektif menguatkan diagnosis yang dibuat (Dartiwen dan
Nurhayati, 2019:201-202).
83

2) Objektif
a. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam
data focus untuk mendukung assaaessment.
b. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
(keadaan umum, vital sign, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium).
c. Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis. Data fisiologis, hasil observasi,
hasil laboratorium) serta informasi dari keluarga atau orang lain
dapat dimasukkan dalam katogori ini. Apa yang diobservasi oleh
bidan akan menadi komponen yang berarti dari diagnosis yang
akan ditegakkan (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:202).
3) Assement
a. Masalah atau diagnosis yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi sub’jektif maupun objektif yang disimpulkan. Karena
keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru, baik
subjektif maupun objektif maka proses pengkajian adalah suatu
proses yang dinamik. Menganalisis adalah sesuatu yang penting
dalam mengikuti perkembangan klien.
b. Diagnosis adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai
kondisi klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
c. Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien terganggu (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:202).
4) Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:203).
84

a) Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk
mengusahakan tercapainnya kondisi klien yang sebaik mungkin. Proses
ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhsn klien yang harus
dicapai dalam batas tertentu, tindakan yang diambil harus membantu
mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan intruksi
dokter.
b) Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan
mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien
kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien.
Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau
disesuaikan.
c) Evaluasi
Hasil dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal
penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan.Analisis dari
criteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan tindakan alternative sehingga mencapai tujuan.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis LTA
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) penulis menggunakan
studi penelaan kasus (Case Study). Studi penelaahan kasus adalah metode
penelitian dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui sebuah kasus
yang terdiri dari unit tunggal, dapat berupa satu orang yang akan dianalisis
secara mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu
sendiri, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus,
maupun tindakan atau reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan
tertentu (Surahman, 2016)
Laporan akhir ini menggunakan metode pendekatan asuhan
berkelanjutan (Continuity of Care) yaitu asuhan kebidanan
berkesinambungan sejak masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
Asuhan berkelanjutan ini dilakukan terhadap seorang klien, yaitu Ny.
“S” hamil trimester ketiga (usia kehamilan 34 minggu 5 hari).

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam studi kasus ini adalah Ny.”S” berusia 32
tahun, G2P1A0 usia kehamilan 34 minggu 5 hari pada bulan Januari 2021 di
Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021

85
86

C. Waktu Pengkajian
Laporan kasus ini dilakukan pada bulan Januari 2021 – Maret 2021.
D. Tempat Pengkajian
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan di Praktik Mandiri
Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam laporan ini yaitu
dengan cara melakukan :
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi
tentang sesuatu dengan cara bertanya langsung kepada informan.
Tujuan wawancara pada dasarnya adalah untuk mengumpulkan
informasi dari pihak lain dengan bertanya langsung kepada pihak yang
diwawancarai dengan maksud tertentu (Soebardhy, dkk, 2020:121).
2. Pemeriksaan Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data atau
fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi
adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan
(Sumantri,2015:31).

F. Sumber Data dan Jenis Data


1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari responden yang
memiliki objek dalam penelitian. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi secara
langsung setiap melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny. “S” di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun
2021.
87

2. Data Sekunder
Data Sekunder digunakan untuk mendukung data primer.
Pengumpulan data sekunder ini diperoleh dari buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan buku kunjungan ibu hamil di Praktik Mandiri
Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.

G. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara,
pengamatan, dan pernyataan yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi. Instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan
akademis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variable
(Ovan dan Andika, 2020:1)
Instrumen yang digunakan pada kasus ini adalah observasi wawancara
dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada
kehamilan. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam kasus ini
berupa format asuhan kebidanan dan alat-alat pemeriksaan kehamilan,
seperti timbangan berat badan,pengukuran tinggi badan, stetoskop,
tensimeter, jam, thermometer, pita ukur (metlin), pita ukur lingkar lengan
atas (LILA), doppler, reflek hammer, dan senter.

H. Alat dan Bahan


1. Asuhan Kehamilan
a. Alat
a) Timbangan BB
b) Pengukur TB
c) Tensimeter dan stetoskop
d) Termometer
e) Doppler
f) Metlin
g) Reflek Hammer
88

h) Alat pemeriksaan Hb digital (Easy Touch)


i) Pen lancet
b. Bahan
1) Bahan yang digunakan untuk observasi DJJ
a) Handscoon
b) Gel
c) Tisu
2) Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan Hb
a) Blood lancet
b) Kapas alcohol
c) Strip
2. Asuhan Persalinan dan BBL
a. Persiapan perlindungan diri
a) Hazmat
b) Masker
c) Handscoon
d) Handuk bersih
e) Penutup kepala
b. Persiapan ibu dan bayi
a) 1 buah handuk
b) 1/3 kain alas bokong ibu
c) Selimut untuk mengganti
d) Pakaian bayi dan topi bayi
e) Pakaian ibu
f) Kain bersih dan kain kering (± 5 buah)
g) 2 buah waslap
c. Peralatan steril (Partus set)
a) 2 pasang sarung tangan steril
b) 2 buah klem kocher
c) Gunting tali pusat
d) Gunting episiotomy
89

e) Klem ½ kocher
f) Kateter
g) Penghisap lendir (Dee Lee)
h) Benang tali pusat atau klem plastic
i) Kassa
j) Gulungan kapas basah (1 kom kapas DTT, 1 kom alat
DTT)
k) Tabung suntik 1 mL dan 3 mL beserta jarum suntik
l) Heacting set (Nald voeder, needle heacting, catgut
chromic ukuran 2,0)
d. Peralatan tidak steril
a) Thermometer
b) Tensimeter dan stetoskop
c) Pita ukur
d) Doppler
e) Bengkok
f) Kom plasenta
g) Timbangan dan pengukur panjang bayi
h) Wadah untuk larutan klorin 0,5% dan air DTT
i) Tempat sampah (sampah tajam, kering, dan basah)
e. Bahan Habis Pakai
Bahan : Kapas, kain, plester, handuk, dan pembalut wanita
f. Obat-obatan dan bahan habis pakai
a) Oksitosin 1 mL 10 IU
b) Lidocaine 1 mL
c) Vitamin K 1 mL
d) Salep mata oxytetracycline 1 %
g. Peralatan resusitasi
a) Lampu sorot 60 watt dan meja yang bersih, datar dan
keras
b) 1 buah kain di gelar di atas perut ibu
90

c) 1 buah kain untuk mengalas meja dan untuk mengganti


kain pembungkus bayi yang basah
d) 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
e) Alat penghisap lendir
f) Balon dengan sungkupnya
g) Jam pencatat waktu
h. Formulir yang disiapkan
a) Formulir informed consent
b) Formulir partograf
c) Formulir rujukan
d) Formulir surat kelahiran
e) Formulir permintaan darah
f) Formulir kematian
3. Asuhan Nifas
a. Alat
a. Alat yang digunakan untuk observasi
i. Timbangan BB
ii. Tensimeter
iii. Stetoskop
iv. Thermometer
b. Bahan
Bahan yang digunakan untuk observasi adalah handscoon.
BAB IV
TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Kasus

Hari/Tanggal Pengkajian : Jum’at / 15 Januari 2021


Waktu Pengkajian : 14.30 WIB
Pengkaji : Fitri Janear
Biodata
Nama Ibu : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 32 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jln. Slamet Riady Lrg. Manggar I

I. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan hamil 8
bulan, anak kedua, tidak ada keluhan, gerakan janin dirasakan kuat.

A. Data Kebidanan
1) Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Sifat : Cair
Siklus : 28 hari Teratur/Tidak : Teratur
Lamanya : 7 hari Warna : Merah kecoklatan
Banyaknya : 3 x ganti pembalut Disminorhea : Tidak Pernah

91
92

2) Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Menikah
Umur Waktu Nikah : 24 tahun
Lamanya : 8 tahun

3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No. Tahun UK JP Tempat Penolong Nifas JK/BB/PB Ket.


Lahir Bersalin
1. 2013 Aterm Spontan PMB Bidan Baik PR/2900gr Hidup
am/49cm
2. INI

4) Riwayat Kehamilan Sekarang

a. GPA : G2P1A0
b. HPHT : 17-05-2020
c. TP : 24-02-2021
d. Usia kehamilan : 8 bulan / 34 minggu 5 hari
e. ANC : TM 1 : 1x di Puskesmas Boom Baru
TM 2 : 2x di Puskesmas Boom baru
TM 3 : 1x di PMB Mardiana Palembang
f. Tablet Fe : Setiap ANC ibu diberikan Tablet Vitonal-F, 70
tablet sudah habis dikonsumsi secara teratur pada pagi hari dengan
rincian sebagai berikut :
a) Kunjungan pertama tanggal 13-10-2020 diberikan 30 tablet telah
habis diminum
b) Kunjungan kedua tanggal 6-11-2020 diberikan 20 tablet telah habis
diminum
c) Kunjungan ketiga 24-12-2020 diberikan 20 tablet telah habis

diminum
93

g. Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) :


Lengkap ( TT1 dan TT2 diberikan pada saat bayi, TT3 diberikan pada
saat kelas 1 SD, TT4 diberikan pada saat kelas 2 SD, TT5 diberikan
pada saat kelas 3 SD)

h. Keluhan Selama Hamil


Trimester 1 : Tidak ada keluhan
Trimester 2 : Sakit pantat, gatal-gatal di kaki kiri dan kanan
Trimester 3 : Susah BAB

5) Riwayat KB
Jenis Kontrasepsi : KB Pil
Lamanya : 6 tahun
Alasan Berhenti Kb : Ingin mempunyai anak lagi

B. Data Kesehatan

1. Penyakit yang pernah diderita


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis; penyakit keturunan seperti DM, asma, hipertensi;
dan penyakit menahun seperti penyakit jantung.
2. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis; penyakit keturunan
seperti DM, asma, hipertensi, dan penyakit menahun seperti
penyakit jantung.
3. Riwayat operasi : Tidak ada
4. Riwayat kehamilan dan persalinan kembar : Tidak ada

C. Data Kebiasaan Sehari-hari


1. Nutrisi
a. Pola Makan
94

1) Pagi : 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur


(bayam/sawi/kangkung/ katu/kacang,sop), dan 1 potong lauk
(ayam/ikan/telur/tahu/ tempe) dan 1 potong buah
(melon/semangka/pepaya/naga)
2) Siang : 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur
(bayam/sawi/kangkung/ katu/kacang,sop), dan 1 potong lauk
(ayam/ikan/telur/tahu/ tempe) dan 1 potong buah
(melon/semangka/pepaya/ naga)
3) Malam : 1 piring nasi, 1 mangkuk sayur
(sop/sawi/kangkung/katu/bayam/kacang), dan 1 potong lauk
(telur/ikan/tahu/tempe/ ayam)

b. Pola minum
1) Air putih : ± 8 gelas (250 cc)/hari
2) Susu : tidak pernah

2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 6 – 8 x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak Ada
b. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning Kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada

3. Pola Istirahat dan Tidur


a. Malam : 7 jam (tidur pukul 22.00 WIB dan bangun pukul
05.00 WIB)
b. Siang : 1 jam (tidur pukul 14.00 WIB-15.00 WIB)
95

4. Personal Hygiene
a. Mandi : 2 x/hari, pagi dan sore
b. Gosok gigi : 2 x/hari, pagi dan sore
c. Ganti pakaian dalam : 2 x/hari, sehabis mandi

5. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Harmonis
Tanggapan suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Bahagia
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Adat/kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Tidak Ada
Rencana Untuk Melahirkan : PMBMardiana
Persiapan persalinan :
Ibu dan keluarga telah mempersiapkan dana untuk kebutuhan
persalinan, transportasi menuju PMB Mardiana, pendonor
darah, perlengkapan ibu dan bayi, serta mempersiapkan jaminan
kesehatan berupa KIS
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana Merawat Bayi : Sendiri
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Musyawarah
Adat/kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Tidak Ada

I. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 82 x/menit
Suhu tubuh : 36,50C
Pernapasan : 22 x/menit
Tinggi badan : 170 cm
96

d. BB sebelum hamil : 70 Kg
e. BB sekarang : 79 Kg
f. Pertambahan BB : 9 Kg
g. LILA : 26 cm
𝐵𝐵 (𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙) 70
h. IMT : = (1,70)2 = 24,22 (normal)
(𝑇𝐵)2

2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak ada edema
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, ada caries
gigi
Leher : Tidak ada pembengkakan kelanjar tiroid dan limfe,
tidak ada pelebaran vena jugularis
Payudara : Simetris, putting susu menonjol, tidak ada masa,
kolostrum (+)
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka operasi, terlihat ada
gerakan janin
Genitalia :Tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak ada
keputihan
Ekstremitas
Atas : Kuku bersih, ujung jari tidak pucat dan tidak
oedema
Bawah : Kuku bersih, ujung jari tidak pucat, tidak oedem,
dan tidak varises

b. Palpasi
Abdomen : TFU pertengahan pusat-px (Mc
Donald: 27 cm), pada fundus teraba
97

bokong, punggung kiri, presentasi


kepala dan sudah masuk PAP (4/5)
Taksiran Berat Janin (TBJ) : (TFU – 11) x 155
(27-11) x 155 = 2.480 gram

c. Auskultasi
1) DJJ : Ada
2) Frekuensi : 146 x/menit
3) Sifat : Kuat dan teratur
4) Lokasi : Di perut ibu di sebelah kiri bawah pusat

d. Perkusi
Reflek Patella : kanan (+) dan kiri (+)

3. Pemeriksaan Penunjang
Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Boom Baru
Tanggal Pemeriksaan : 13-10-2020
Pemeriksaan Oleh : Bidan
Hasil Pemeriksaan :
a) Darah:
Haemoglobin (Hb) : 12 gr /dl (Normal)
b) Golongan darah : A (Rh+)
c) Urine : Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
II. ANALISIS DATA
Diagnosis : G2P1A0 34 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala
III. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu dan
janin dalam keadaan baik dan memberitahu usia kehamilan ibu saat ini
adalah 8 bulan, serta bagian terbawah janin adalah kepala
(Ibu mengerti keadaannya sekarang).
98

2. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang


untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan janin, yaitu mengandung karbohidrat
(nasi, jagung, tepung), lemak (ikan dan minyak), protein (kacang-kacangan, ikan,
telur), vitamin (sayuran, buah-buahan), serta minum air putih yang cukup
minimal 8 gelas perhari.
(ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan)
3. Menganjurkan ibu untuk meminum susu ibu hamil agar menambah nutrisi
vitamin ibu dan bayi.
(ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan)
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahat yang cukup ± 8 jam
setiap hari yaitu 7 jam pada malam hari dan ± 1 jam pada siang hari, tetap
melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan dan menghindari
pekerjaan yang terlalu berat seperti mengangkat barang berat, dll
(Ibu mengerti dan mau melakukan anjuran bidan)
5. Mengajarkan ibu perawatan payudara yaitu dengan cara membersihkan
putting menggunakan kapas saat mandi serta memberitahu ibu untuk
memakai Bra yang dapat menopang payudara
(Ibu mengerti dengan ajaran dan penjelasan bidan)
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama pada
daerah kemaluannya dengan membersihkannya setiap selesai BAK/BAB
menggunakan air bersih dan mengganti pakaian dalam jika terasa lembab.
(Ibu mengerti tentang cara menjaga kebersihan diri)
7. Memberikan ibu vitamin dan penambah darah berupa Vitonal-F 10 tablet
untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang diminum 1x1 di pagi hari secara
rutin dan teratur. Hindari minum the, kopi, atau susu dalam 1 jam sebelum
dan sesudah mengkonsumsi obat karena akan mengganggu proses
penyerapan.
(Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi suplemen dan tablet fe dengan
benar)
8. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda bahaya kehamilan trimester
III seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala yang disertai dengan
99

penglihatan kabur, nyeri perut hebat dan ketuban pecah dini, apabila ada
salah satu tanda bahaya kehamilan tersebut maka ibu segera datang ke
fasilitas kesehatan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
9. Memberitahu ibu tentang tanda – tanda persalinan seperti sakit perut
menjalar kepinggang, adanya kontraksi yang semakin sering dan kuat,
keluar lendir bercampur darah, apabila ada salah satu tanda persalinan
tersebut maka ibu segera datang ke fasilitas kesehatan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan )
10. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi pada
tanggal 29 januari 2021 atau bila ada keluhan.
(Ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang)
100

CATATAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN PADA NY “S”


DI PMB MARDIANA PALEMBANG
TAHUN 2021

No Hari/Tanggal Diagnosa Catatan SOAP


Jam
1 Rabu, 3 Februari G2P1A0 hamil 37 S : Ibu datang ingin melakukan kunjungan ulang,
2021/ 13.30 WIB minggu JTH, mengatakan ingin memeriksakan
di PMB Mardiana Preskep kehamilannya, tidak ada keluhan dan gerakan
Palembang janin masih dirasakan.

Riwayat Kebiasaan Sehari – hari


1. Pola Nutrisi
a. Makan
Pagi : 1 piring nasi, 1 potong lauk
(ikan /ayam/ telur/tahu/tempe), 1
mangkuk sayur (sawi/
katu/kangkung/sop/kacang),1 potong
buah

Siang : 1 piring nasi, 1 potong lauk


(ikan/ayam/telur/tahu/tempe),1
mangkuksayur(sawi/bayam/katu/kangkung/
sop/kacang), 1 potong buah
(semangka/mangga/naga)

Malam: 1 piring nasi, 1 potong lauk (ikan


/ayam/ telur/tahu/tempe), 1 mangkuk
sayur (sawi/ bayam/katu/kangkung/sop/
kacang), 1 potong buah (semangka/
mangga/ naga)

b. Minum
Air putih : ± 8 gelas/hari, (250 cc/gelas)
Susu : 1 gelas/hari

2. Pola Eliminasi
1. BAK
Frekuensi : ± 6x-8x/hari
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada

2. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
101

Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning Kecokelatan
Keluhan : Tidak ada
3. Pola istirahat
Malam : 7 jam (dimulai dari pukul 22:00
WIB dan bangun pukul 05:00
WIB )
Siang : 1 jam (dimulai dari pukul 14:00
WIB dan bangun pukul 15:00 WIB
)
4. Personal Hygiene
Mandi :2 x/hari,
Gosok gigi :2 x/hari
Ganti pakaian dalam :2 x/hari

O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg,
RR : 22x/m,
N : 82x/m
T : 36,5C
BB : 80 kg

2. Inspeksi
Muka: tidak pucat, tidak oedema
Mata: tidak ikterik, sklera putih,
konjungtiva
merah muda
Abdomen: gerakan janin aktif Ektremitas:
tidak pucat, tidak oedema
3. Palpasi
TFU pertengahan pusat -px (Mc Donald =
27cm), di fundus teraba bokong, punggung
janin di sebelah kiri perut ibu, presentasi
kepala, kepala sudah masuk PAP (4/5)
TBJ = (27-11) x 155 = 2.480 gram

4. Auskultasi
Lokasi : Dibawah pusat sebelah kiri perut
ibu
DJJ : Ada
Frekuensi : 147 x/m
Sifat : Kuat & Teratur
102

A:
G2P1A0 37 minggu, JTH, Preskep

P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik dan memberitahu
usia kehamilan ibu saat ini adalah 8 bulan,
serta bagian terbawah janin adalah kepala
(Ibu mengerti keadaannya sekarang).
2. Memberitahu ibu untuk tetap
mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu dan janin, yaitu mengandung
karbohidrat (nasi, jagung, tepung), lemak
(ikan dan minyak), protein (kacang-
kacangan, ikan, telur), vitamin (sayuran,
3. buah-buahan), serta minum air putih
yang cukup minimal 8 gelas perhari.
(ibu mengerti dan mau melakukan anjuran
bidan)
3. Menganjurkan ibu untuk meminum susu
ibu hamil agar menambah nutrisi vitamin
ibu dan bayi.
(ibu mengerti dan mengikuti anjuran
bidan)
4. Mengajarkan ibu perawatan payudara
yaitu dengan cara membersihkan putting
menggunakan kapas saat mandi serta
memberitahu ibu untuk memakai Bra
yang dapat menopang payudara (Ibu
mengerti dengan ajaran dan penjelasan
bidan)
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
kebersihan diri terutama pada daerah
kemaluannya dengan membersihkannya
setiap selesai BAK/BAB menggunakan
air bersih dan mengganti pakaian dalam
jika terasa lembab. (Ibu mengerti tentang
cara menjaga kebersihan diri)
6. Menjelaskan kepada ibu dan suami untuk
mempersiapkan persalinan meliputi
tempat bersalin, perlengkapan ibu dan
bayi, dana, kendaraan, penolong,
persalinan, dan pendonor darah.
103

(Ibu dan suami mengerti dengan


penjelasan bidan dan mau
mempersiapkan semuanya)
7. Memberikan ibu vitamin dan penambah
darah berupa Vitonal-F 10 tablet untuk
memenuhi kebutuhan zat besi yang
diminum 1x1 di pagi hari secara rutin dan
teratur. Hindari minum the, kopi, atau
susu dalam 1 jam sebelum dan sesudah
mengkonsumsi obat karena akan
mengganggu proses penyerapan.
8. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda –
tanda bahaya kehamilan trimester III
seperti perdarahan pervaginam, sakit
kepala yang disertai dengan penglihatan
kabur, nyeri perut hebat dan ketuban
pecah dini, apabila ada salah satu tanda
bahaya kehamilan tersebut maka ibu
segera datang ke fasilitas kesehatan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan).
9. Memberitahu ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 1 minggu lagi pada
tanggal 10 Februari 2020 atau bila ada
keluhan
(Ibu mengerti dan mau melakukan
kunjungan ulang)
104

CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN PADA NY. “S”


DI PMB MARDIANA PALEMBANG
TAHUN 2021

Tanggal : 25-02-2021

Waktu : 12.00 WIB

No. Waktu dan Catatan Perkembangan


Diagnosa
Tempat
1. 25 Februari G2P1A0, 40 S:
2021/12.00 minggu, Ibu datang ke bidan pukul12.00 WIB
WIB/ di PMB inpartu kala I mengeluh sakit perut menjalar kepinggang
Mardiana fase laten, sejak pukul 10.00 WIB, sakitnya masih
Palembang JTH, preskep jarang, sudah keluar lendir bercampur darah,
12.00 WIB dan belum keluar air-air, gerakan janin
masih dirasakan.

Riwayat Kebiasaan Sehari-Hari


a. Pola Nutrisi
1) Makan
Terakhir Makan : Pukul 09.00 WIB
Jenis : 1 piring nasi, 1
potong ikan, 1
mangkuk sayur
bayam
2) Minum
Terakhir Minum : Pukul 12.00 WIB
Jenis : Air Putih
Porsi : 1 gelas (250 cc)

b. Pola Eliminasi
1) BAK
Terakhir BAK : 11.30 WIB
Frekuensi : 1x
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada
2) BAB
Terakhir BAB : Pukul 09.00 WIB
Frekuensi : 1x
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada
c. Pola Istirahat
105

Terakhir Istirahat : Pukul 21.00-


10.00WIB
O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/m
N : 80x/m
T : 36,30C

2. Inspeksi
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak
oedema
Mata : sklera putih,
, konjungtiva merah muda
Payudara : Putting susu menonjol,
colostrum(+)
Abdomen : Terlihat ada gerakan janin
Genetalia : Telihat lendir bercampur darah,
tidak ada varises,
Ekstremitas: Tidak Oedema

4. Palpasi
TFU 3 jari dibawah px (Mc Donald: 32
cm), memanjang,pada fundus teraba
bokong, puki, presentasi kepala, sudah
masuk PAP. kepala masuk PAP 4/5
TBJ: (32-11)x 155= 3.255 gram
Kandung kemih: kosong
His kuat : 4x 10’ 36’’
Auskultasi: DJJ 134 x/mnt kuat dan
teratur
106

PD:
Portio: Teraba Lunak
Pendataran: 20%
Pembukaan: 2 cm
Penurunan : HI
Presentasi: Kepala
Penunjuk: Sakrum Kiri

A: G2P1A0 40 minggu inpartu kala 1 fase


laten, JTH, Preskep.

P:

1. Memberitahu ibu bahwa ibu dan janin


dalam keadaan baik,dan pembukaan 2
cm.
(ibu mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
untuk mempercepat penurunan kepala
janin.
(Ibu mengerti)
3. Memberikan support kepada ibu agar
lebih tenang dan jangan khawatir dalam
menghadapi persalinannya
(ibu lebih tenang saat ada kontraksi dan
terus membaca do’a)
4. Memberitahu ibu untuk tidak meneran
karena pembukaannya belum lengkap
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
5. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
dengan cara menarik nafas dari hidung
dan menghembuskan dari mulut
(Ibu melakukan teknik relaksasi)
6. Memberikan ibu minum segelas air
putih (250 cc) saat tidak ada kontraksi
untuk menambah energy dan juga
mencegah dehidrasi
(Ibu telah minum)
107

2. 25 Februari G2P1A0 aterm, S:


2021/20.00WI inpartu kala I fase Ibu mengeluh mulesnya bertambah sering
B/ di PMB aktif, JTH, dan lama pada bagian perut bawah.
Mardiana Preskep
Palembang Riwayat Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
1) Makan
Terakhir Makan : Pukul 19.00 WIB
Jenis : 1 piring nasi, 1
potong ayam, 1
mangkuk sayur
bayam
2) Minum
Terakhir Minum : Pukul 19.30 WIB
Jenis : Air Putih
Porsi : 1 gelas (250 cc)

b. Pola Eliminasi
1) BAK
Terakhir BAK : 19.20 WIB
Frekuensi : 1x
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada
2) BAB
Terakhir BAB : Pukul 19.10 WIB
Frekuensi : 1x
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada
c. Pola Istirahat
Pukul 21.00-10.00 WIB

O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,3 °C

2. Inspeksi
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak
oedema
Mata : sklera putih,
, konjungtiva merah muda
Payudara : Putting susu menonjol,
colostrum(+)
Abdomen : Terlihat ada gerakan janin
Genetalia : Telihat lendir bercampur darah,
108

tidak ada varises,


Ekstremitas: Tidak Oedema

3. Palpasi
TFU 3 jari dibawah px (Mc Donald:
32 cm), memanjang,pada fundus teraba
bokong, puki, presentasi kepala, sudah
masuk PAP. kepala masuk PAP 3/5
TBJ: (32-11)x 155= 3.255 gram
Kandung kemih: kosong
His kuat : 4x 10’ 45”
Auskultasi: DJJ 140x/mnt kuat dan
teratur

PD: portio: teraba lunak


pendataran: 60 %
pembukaan: 6 cm
penurunan: Hodge III
presentasi: kepala
penunjuk: UUK kiri depan

A:
G2P1A0 aterm, inpartu kala I fase aktif, JTH,
preskep

P:
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan
sudah 6 cm, ibu dan janin dalam
keadaan baik. Menganjurkan ibu
untuk miring ke kiri untuk
mempercepat penurunan kepala janin.
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum untuk menambah energi saat
persalinan
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
yaitu tarik nafas melalui hidung dan
hembuskan dari mulut untuk
mengurangi rasa sakit dan untuk
lebih tennag.
4. Mengajarkan ibu cara meneran yang
baik, yaitu seperti ingin BAB.
5. Memberitahu keluarga untuk
memberi support dan
mendampingi ibu saat proses
persalinan
109

3.. 25 Februari G2P1A0 ,40 S:


2021/22.30 minggu, Ibu mengatakan mulesnya semakin bertambah
WIB/ di PMB inpartu kala sering dan lama pada bagian perut bawah
Mardiana II, disertai rasa ingin meneran seperti BAB.
Palembang
JTH,preskep
O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,5 °C

2. Inpeksi
Muka : Ekspresi ibu tampak kesakitan
Genetalia : Keluar air berwarna jernih
pada pukul 23.05 WIB, perineum
menonjol. Vulva membuka
Anus : Ada tekanan

3. Palpasi
HIS : 5x/10’/50’’

5. Auskultasi
Lokasi : Punctum maksimum dibawah
pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : 134x/mnt kuat da n teratur
6. Pemeriksaan Dalam
PD: portio: tidak teraba
Pendataran: 100 %
Pembukaan: 10 cm
Penurunan: H IV
Presentasi: kepala
Penunjuk: uuk kiri depan
A:
G2P1A0 ,40 minggu, inpartu kala II, JTH,
Preskep

P:
1. Memberitahu ibu bahwa saat ini
dalam proses persalinan dan
pembukaan lengkap
2. Memakai alat pelindung diri
3. Mencuci tangan dengan air mengalir
menggunakan sabun, kemudian
memakai sarung tangan
110

4. Membantu ibu untuk memilih posisi


yang nyaman ( ibu memilih posisi
setengah duduk)
5. Memberitahu ibu untuk meneran
hanya saat kontraksi saja dan istirahat
jika tidak ada kontraksi
6. Melakukan amniotomi
7. Menolong melahirkan kepala bayi
8. Membersihkan muka setelah kepala
bayi lahir menggunakan kassa
9. Memeriksa adanya liltan tali pusat
pada leher bayi (tidak ada lilitan tali
pusat)
10. Menolong persalinan, meletakkan
kedua tangan dikepala bayi secara
biparetal sesudah bayi melakukan
putaran paksi luar untuk melahirkan
bahu depan dan belakang dan
melakukan sanggah susur. (bayi lahir
spontan pukul 23.11 WIB, jenis
kelamin perempuan, BB: 3350 gr, PB
48 cm, menangis kuat, anus
(+), kelainan (-)
11. Meletakkan bayi diatas perut ibu
12. Mengeringkan bayi dengan kain
kering dan bersih
13. Memeriksa adanya janin kedua (tidak
ada janin kedua)
14. Melakukan penyuntikkan oksitosin
secara IM di 1/3 paha kanan bagian
luar ibu (injeksi telah dilakukan)
15. Melakukan pemotongan tali pusat
bayi
16. Meletakkan bayi dengan posisi
tengkurap pada dada ibu untuk
melakukan IMD.
111

4. 25 Februari P2A0 kala III S:


2021/23.21 Ibu merasa lega terhadap kelahiran bayi, tapi
WIB/ di PMB masih merasakan mules
Mardiana
Palembang O:
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,3 °C
Inspeksi: terdapat tanda pelepasan
plasenta
TFU : Setinggi Pusat
Kandung Kemih : Kosong

A:
P2A0 kala III

P:

1. Memindahkan klem tali pusat


sehingga berjarak 5-10 cm di vulva
2. Melakukan menejemen aktif kala III
3. Melakukan suntik oksitosin 10 IU
dipaha bagian luar secara IM
4. Memindahkan klem 5 cm ke arah
vulva, lakukan PTT
5. Setelah plasenta di depan vulva,
sambut dengan kedua tangan,
memilin searah jarum jam, plasenta
lahir 23.31 WIB
6. Melakukan masase fundus uteri dan
periksa kelengkapan plasenta
112

5. 25 Februari P2A0 kala IV S:


2021/23.41 Ibu mengatakan masih lelah, perut mules, tapi
WIB/ di PMB bahagia atas kelahiran bayinya
Mardiana
O:
Palembang
TTV : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,3 °C
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi teraba
keras, kandung kemih tidak penuh.
A:
P2A0 kala IV

P:
1. Mengevaluasi perdarahan
2. Mendekontaminasikan alat partus
dalam larutan klorin 0.5 % selama 10
menit
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat,
makan, dan minum
113

CATATAN PERKEMBANGAN IBU NIFAS PADA NY. “S”


DI PMB MARDIANA PALEMBANG
TAHUN 2021

No. Waktu / Diagnosa Catatan Perkembangan (SOAP)


Tempat

1. 26-Februari- P2A0 Postpartum S:


2021 6 jam
06.00 WIB Ibu merasa senang dan lega atas
/ di PMB kelahiran bayinya, ASI / kolostrum
Mardiana sudah keluar.
Palembang a. Nutrisi
1) Makan
Jenis : nasi, sayur sop, lauk
ayam, 1 potong
semangka
Porsi : 1 piring
2) Minum
Jenis : Air putih
Porsi : ± 3-4 gelas/hari
b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi : 2x BAK
Warna: kuning jernih
Keluhan: tidak ada
2) BAB
Frekuensi : Belum BAB
Konsistensi : -
Warna :-
Keluhan :-
c. Istirahat dan Aktivitas
Istirahat : 3 jam

O:

Keadaan umum : Baik Kesadaran


: composmentis
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x/m
N : 82x/m
T : 36,40C
Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, sklera putih,
114

konjungtiva tidak pucat


Payudara : kolostrum(+)
Genetalia : Lochea rubra, bau
amis Ekstremitas
Atas : tidak pucat, tidak oedema
Bawah : tidak pucat, tidak oedema

Palpasi :
Mammae : Kolostrum (+)
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik
Kandung kemih : kosong

A:
P2A0 Postpartum 6 jam
P:

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


bahwa keadaan ibu baik, tekanan
darah : 110/70 mmHg, nadi: 82
x/menit, suhu: 36,4°C,pernapasan:
20x/menit, payudara tidak bengkak,
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus baik, lokhea rubra.(Ibu
mengetahui hasil pemeriksaan yang
dilakukan).
2. Menjelaskan kepada ibu untuk tetap
menyusui bayinya sesering mungkin
selain agar ASI lancar, menyusui
bayi dapat merangsang uterus untuk
berkontraksi sehingga dapat
mencegah perdarahan dan
mempercepat proses involusi uteri
(ibu menyusui bayinya dengan ASI
Eksklusif)
3. Menganjurkan pada ibu untuk
makan-makanan sehat dan bergizi
seimbang yang terdapat pada bahan
makanan seperti
115

daging, telur, kacang-kacangan,


buah-buahan dan sayur-sayuran
hijau dan juga perbanyak minum air
putih (ibu bersedia mengikuti
anjuran bidan)
4. Memberitahu ibu cara menjaga
kebersihan diri yang baik yaitu:
a. Mengganti celana dalam setiap
kali basah/lembab
b. Mengganti pembalut bila
sudah penuh dan terasa tidak
nyaman minimal 2x sehari
(ibu telah mengganti
pembalutnya)
5. Menganjurkan pada ibu untuk
menjaga pola istirahat yang cukup,
segera istirahat ketika bayi tidur agar
ibu tidak kelelahan dan stress (Ibu
akan tidur ketika bayi tidur)
6. Menjelaskan tentang tanda-tanda
bahaya nifas yaitu:
a. Perdarahan pervaginam yang
banyak,
b. Infeksi pada genetalia, keluar
cairan berbau busuk,
c. Sakit kepala hebat, nyeri ulu
hati, penglihatan kabur,
d. Bengkak pada wajah atau
ekrtemitas,
e. Demam tinggi lebih dari 2 hari,
muntah, sakit saat berkemih
f. Payudara bengkak, merah, dan
sakit
g. Nyeri, rasa sakit, merah, dan
pembengkakan di kaki
(tromboflebitis).
(ibu dapat menyebutkan 5 dari 7
tanda-tanda bahaya nifas)
116

7. Memberitahu ibu bahwa akan


melakukan kunjungan ke 2 yaitu 1
minggu postpartum atau 6 hari lagi
(ibu mengerti)

2. 04-Maret- P2A0 Postpartum 7 S:


2021 hari
13.00 WIB Ibu mengatakan ASInya lancar, tidak
/ di PMB ada keluhan dan tidak ada kesulitan
Mardiana dalam mengurus bayi.
Palembang
Pola Eliminasi :
BAK: ± 6 x/hari
BAB: 1x/hari

Pola Istirahat/tidur :
Malam : ± 6 jam
Siang : ± 1 jam

Pola Menyusui : ASI Eksklusif


Frekuensi : on demand
Keluhan : tidak ada

Pola Makan : 3x/hari


Porsi : 1 piring nasi, 1/2
mangkuk sayur,
1 potong lauk pauk

Pola Minum
Air Putih : ± 8-12 gelas/hari (250
cc)

Personal hygiene Mandi : 2x/hari


Gosok gigi : 3x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari Ganti
pembalut : 3x/hari atau
jika terasa
penuh
117

O:
Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
TD : 120/70 mmHg
RR : 22x/m
N : 84x/m
T : 36,30C
Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : sklera putih, konjungtiva
merah muda
Genetalia: locheasanguinolenta,
bau amis
Ekstremitas
Atas : tidak pucat, tidak eodema
Bawah : tidak pucat, tidak eodema,
tidak ada varises, dan
tidak ada tanda homan
Palpasi
Mammae : tidak ada bendungan
ASI, ASI (+)
Abdomen : TFU pertengahan pusat
- simpisis, kontraksi
baik

A :P2A0 Postpartum 7 hari

P:
1. Memberitahu Memberitahu ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik, tekanan darah:
120/70 mmHg, nadi: 84 x/menit, suhu:
36,3°C, pernapasan: 22 x/menit, pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya masalah.
(Ibu mengetahui kondisinya dan
hasil pemeriksaan yang dilakukann)
2. Menganjurkan ibu untuk tetap
118

hanya memberikan ASI Eksklusif


pada bayinya serta mengkonsumsi
sayuran-sayuran hijau seperti sayur
katu karena dapat membantu
memperlancar produksi ASI. (Ibu
mengerti dan akan makan sayur
katu untuk memperlancar ASI).
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga
pola istirahat dan tidur jika bayi
tidur sebaiknya ibu istirahat ( Ibu
mengerti dan akan menjaga pola
istirahat).
4. Menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kebersihan dirinya
terutama daerah vulva dan vagina
dengan mengganti pembalut
sesering mungkin atau setiap terasa
lembab atau penuh (Ibu mengganti
pembalut setelah mandi)
5. Mengingatkan ibu kembali
mengenai tanda bahaya masa nifas
yaitu, pendarahan hebat, keluar
cairan berbau dari vagina, sakit
kepala yang hebat, bengkak pada
wajah dan tangan, demam tinggi >2
hari, payudara merah, bengkak, dan
sakit, kehilangan nafsu makan dalam
waktu lama. (ibu mengetahui tanda
bahaya nifas)
6. Memberitahu ibu bahwa akan
melakukan kunjungan ke 3 yaitu 2
minggu postpartum atau 6 hari lagi
(ibu mengerti)
119

3. 11-Maret- P2A0 Postpartum 14 S:


2021 hari Ibu mengatakan ASInya lancar, tidak ada
13.00 WIB keluhan dan tidak ada kesulitan dalam
/ di PMB
mengurus bayi.
Mardiana
Palembang Pola Eliminasi : BAK: ± 6 x/hari
BAB: 1x/hari
Pola Istirahat/tidur : Malam : ± 6 jam
Siang : ± 1 jam
Pola Menyusui : ASI Eksklusif
Frekuensi : on demand
Keluhan : tidak ada

Pola Makan : 3x/hari


Porsi : 1 piring nasi, 1/2
mangkuk sayur,
1 potong lauk pauk

Pola Minum
Air Putih : ± 8-12 gelas/hari (250cc)
Personal hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari
Ganti pembalut : 3x/hari atau
jika terasa penuh
O:
Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/m
N : 84x/m
T : 36,30C
Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : sklera putih, konjungtiva
merah muda
Genetalia: lochea serosa
Ekstremitas
Atas : tidak pucat, tidak eodema
Bawah : tidak pucat, tidak eodema,
tidak ada varises, dan
tidak ada tanda homan
120

Palpasi
Mammae : tidak ada bendungan
ASI, ASI (+)
Abdomen : TFU Sudah tidak teraba lagi

A :P2A0 Postpartum 14 hari

P:
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu
baik, tekanan darah: 120/80 mmHg,
nadi: 84x/menit, suhu: 36,3°C,
pernapasan: 22x/menit, pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya masalah. (Ibu mengetahui
kondisinya dan hasil pemeriksaan
yang dilakukan).
2. Menganjurkan ibu untuk tetap hanya
memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya serta mengkonsumsi
sayuran-sayuran hijau seperti sayur
katu karena dapat membantu
memperlancar produksi ASI. (Ibu
mengerti dan akan makan sayur katu
untuk memperlancar ASI).
3. Menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kebersihan dirinya terutama
daerah vulva dan vagina dengan
mengganti pembalut sesering
mungkin atau setiap terasa lembab
atau penuh (Ibu mengganti pembalut
setelah mandi)
4. Mengingatkan ibu kembali mengenai
tanda bahaya masa nifas yaitu,
pendarahan hebat, keluar cairan
berbau dari vagina, sakit kepala yang
hebat, bengkak pada wajah dan
tangan, demam tinggi >2 hari,
payudara merah, bengkak, dan sakit,
kehilangan nafsu makan dalam waktu
lama. (ibu mengetahui tanda bahaya
nifas)
121

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI


NY. “S” DI PMB MARDIANA PALEMBANG
TAHUN 2021

Tanggal Pengkajian : 25 Februari 2021


Waktu Pengkajian : 12,00
WIB

Biodata
Nama Bayi : By. Ny. “S”
Tanggal/Jam Lahir : 25 Februari 2021 /
23.11WIB Jenis Kelamin : Perempuan

Biodata Orang Tua

Nama Ibu : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S”


Umur : 32 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jln. Slamet Riady Lrg. Manggar I

I. DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan Utama
Bayi baru dilahirkan pukul 23.11WIB, jenis kelamin Perempuan,
langsung menangis.
122

1. Riwayat Kelahiran
1. Jenis Persalinan : Spontan
2. Penolong Persalinan : Bidan
3. Anak Ke : 2 (dua)
4. Usia Kehamilan : 40 minggu
5. Komplikasi Persalinan : Tidak ada

2. Data Kebutuhan Nutrisi


Jenis PASI/ASI : Kolostrum

3. Kebutuhan Eliminasi
BAK/Miksi : belum BAK
BAB/Defekasi : 1 kali, warna kehitaman, konsistesi lembek

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan Umum

1. Keadaan Umum : Baik

2. Vital Sign

Suhu : 36,6C
Pernafasan : 48 x/menit
Denyut Jantung : 142x/menit
123

B. Pemeriksaan Khusus

1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Tidak caput succedaneum, tidak sefal hematoma
b. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada kelainan
d. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada kelainan
e. Mulut : Tidak ada labioskizis dan labiospalatoskizis
f. Leher : Tidak ada kelainan
g. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
h. Abdomen : Tidak ada perdarahan tali pusat
i. Punggung : Pada punggung tidak ada kelainan
j. Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada
kelainan
k. Anus : Ada (+)
l. Ekstremitas : Tidak pucat, jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili atau
sindaktili

2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 3350 gram
b. Panjang badan : 48 cm
c. Lingkar kepala : 35 cm
d. Lingkar dada : 33 cm
e. Lingkar Lengan : 11 cm
124

III. ANALISIS

Diagnosa: bayi baru lahir 6 jam

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi sehat dan
bayi tidak ada kelainan
(Ibu mengetahui keadaan bayinya).
2. Menjelaskan pada ibu bayinya sudah diberikan injeksi Vitamin K dan salep mata
(Vitamin K dan salep mata telah diberikan).
3. Memberikan KIE kepada ibu dan suami tentang manfaat imunisasi dasar
pertama HB0 untuk mencegah penyakit hepatitis pada bayi dan meminta
persetujuan ibu untuk menyuntikkan Imunisasi dasar pertama HB0 pada 1 jam
setelah penyuntikkan vitamin K
(Ibu mengerti dan setuju apa yang dijelaskan).
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara
memakaikan pakaian yang menutupi seluruh tubuh bayi kecuali wajah dan leher,
memakaikan topi, menyelimuti bayi serta menghindarkan bayi dari paparan
langsung udara dingin (misalnya, jendela, kipas angin, AC, dll) (Bayi diselimuti
dan diletakkan disamping ibu yang jauh dari kipas).
5. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan bayinya,
seperti mengganti popok setiap bayinya BAK dan BAB serta mengganti
pakaian bayi sehabis bayi mandi atau setiap terasa lembab atau basah
(ibu akan menjaga kebersihan bayi)
6. Menganjurkan ibu sebaiknya menyusui bayi sampai bayi kenyang yaitu saat bayi
telah melepaskan sendiri putting susu, membiarkan bayi menyusui pada sebelah
payudara hingga payudara terasa kosong, kemudian dilanjutkan menyusui pada
payudara sebelahnya
(Ibu sedang menyusui bayinya dan membiarkan bayinya menyusu hingga
melepaskan sendiri putingnya)
7. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASInya secara eksklusif sampai 6
bulan tanpa makanan tambahan seperti madu, air putih, susu formula, bubur,
pisang, dll. Serta diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi
(Ibu memberikan ASI eksklusif secara on demand).
125

8. Mengajarkan ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi: sesak napas,
frekuensi pernapasan cepat atau 60 kali/menit, gerak retraksi di dada, malas
menyusu, suhu badan bayi tinggi > 37,5 ºC (panas) atau suhu badan bayi rendah
<36,5ºC (dingin), gerak kurang aktif, sianosis sentral (lidah biru), perut
kembung, kejang/periode kejang-kejang kecil, napas merintih, perdarahan pada
tali pusat, bayi terlihat sangat kuning
(Ibu dapat meyebutkan 8 dari 12 tanda bahaya pada bayi.
126

CATATAN PERKEMBANGAN BAYI BARU LAHIR NY. “S” DI


PMB MARDIANA PALEMBANG
TAHUN 2021

No Tanggal/Jam Diagnosis Catatan Perkembangan (SOAP)


1. 04-Maret-2021 Bayi umur 7 hari S:
13.00 WIB Ibu mengatakan keadaan bayinya sehat
/ di PMB dan tali pusat telah lepas.
Mardiana
Palembang O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis Vital
Sign
Denyut jantung : 140 x/menit
Pernapasan : 44 x/menit
Suhu : 36,20C
BB : 3500gram
PB : 50cm

A:
Diagnosa: Bayi umur 7 hari.

P:
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa
hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan
baik
(ibu mengetahui keadaan bayinya)
2. Memberitahu ibu untuk memberikan
ASInya sesering mungkin, apabila bayi
tidur sudah 2-3 jam bangunkan bayi dan
berikan ASI
(Ibu akan membangunkan bayinya dan
menyusuinya)
3. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya
pada bayi seperti bayi tidur terus menerus,
bayi malas menyusu, kesulitan napas, bayi
berwarna kuning, bibir kebiruan, badan
bayi panas, gangguan pencernaan untuk
segera membawa bayinya ke fasilitas
kesehatan
.(ibu mengetahui tanda bahaya pada bayi)
4. Memberitahu ibu untuk rutin datang ke
bidan, posyandu atau puskesmas setiap
bulan untuk mendapatkan imunisasi sesuai
jadwal serta mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayinya.
(ibu akan membawa anaknya ke bidan/
puskesmas/posyandu)
127

2. 11-Maret-2021 Bayi umur 14 hari S :


13.00 WIB Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat
/ di PMB dan tidak ada masalah.
Mardiana
Palembang Pola Nutrisi
Bayi sudah menyusu secara on demand 8x/ hari
Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 5–6 x/hari
Warna : Kuning Jernih
b. BAB
Frekuensi : 4 x/hari
Warna : Kuning Kecoklatan

O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 120 x/menit
Pernapasan : 46 x/menit
Suhu : 36,5C
BB : 3600 gram
PB : 51cm

A:
Bayi 14 hari

P:
1. Memberitahu ibu bahwa bayi dalam
keadaan baik
(Ibu mengerti dengan informasi yang
diberikan)
2. Memberitahu ibu untuk menjaga
kebersihan bayi dengan cara memandikan
bayi 2x/sehari, mengganti popok bayi
setiap kali BAB/BAK, membersihkan
daerah kemaluan dan sekitar anus dengan
kassa atau kapas basah, dan tidak
memberikan bedak pada leher, ketiak,
selangkangan,
.(Ibu mengerti mengenai informasi yang
diberikan)
3. Mengingatkan kembali kepada ibu
mengenai tanda bahaya pada bayi seperti
bayi tidur terus menerus, bayi malas
menyusu, kesulitan napas, bayi berwarna
kuning, bibir kebiruan, badan bayi panas,
gangguan pencernaan untuk segera
membawa bayinya ke fasilitas kesehatan
.(ibu mengetahui tanda bahaya pada bayi)
4. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk
rutin datang ke bidan, posyandu atau
puskesmas setiap bulan untuk
mendapatkan imunisasi sesuai jadwal
serta mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayinya.
128

(ibu akan membawa anaknya ke bidan/


puskesmas/posyandu).
BAB V
PEMBAHASAN

Pada pembahasan studi kasus ini penulis akan menyajikan pembahasan


yang membandingkan antara teori dengan Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny. “S” G2P1A0 mulai dari tanggal 15 Januari 2021 – 9 Maret 2021 di
PMB Mardiana Palembang. Asuhan yang diberikan mulai dari asuhan
kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan masa
nifas, dan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan pembahasan sebagai
berikut :

A. Kehamilan
Berdasarkan hasil pengkajian dan pemantauan kehamilan Ibu
dengan identitas Ny. “S” usia 32 tahun hamil anak kedua, ibu dan janin
dalam keadaan normal, tidak ditemukan adanya komplikasi. Ibu
mengatakan mengalami menstruasi terakhir pada tanggal 17-05-2020. Ibu
telah melakukan pemeriksaan sebanyak 5 kali selama kehamilan, yang
terdiri dari 1 kali pada terimester pertama, 2 kali pada trimester II, 3 kali
pada trimester ke III, di Bidan dan Puskesmas. Kunjungan kehamilan ini
tidak sesuai dengan teori kebijakan program pelayanan antenatal yaitu
minimal 2 kali pada trimester 1 (< 12 minggu), 1 kali pada trimester 2 (12
- 24 minggu), dan 3 kali pada trimester 3 (24 - 40 minggu). Dan minimal
2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1 dan 3 (Buku KIA, 2020).

Standar minimal pelayanan pada ibu hamil adalah sepuluh bentuk


yang disingkat 10T, antara lain yaitu Penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan, Pengukuran tekanan darah, Pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LiLA), Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri),
Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
sesuai status imunisasi, Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet

129
130

selama kehamilan, Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin


(DJJ), Pelaksanaan temu wicara, Pelayanan tes laboratorium sederhana,
minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan
pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya),
Tatalaksana kasus sesuai indikasi ( Kemenkes RI, 2019).

Tinggibadan Ny. “S” yang diukur pada saat kunjungan pertama


yaitu 170cm. Pengukuran tinggi badan dilakukan hanya satu kali yakni
pada saat kunjungan pertama antenatal. Dalam kasus pada Ny. “S” tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik.

Di awal kehamilan berat badan ibu 70kg dan berat badan ibu
diakhir kehamilan 80 kg, jadi penambahan berat badan ibu dari awal
kehamilan hingga akhir kehamilan sebesar 10 kg atau >1 kg setiap
bulannya. Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin dan pengukuran tinggi badan pada pertama
kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu
hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko
untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion) (Kemenkes RI,
2018).

Berdasarkan data pengkajian pada Ny. “S” dari pemeriksaan


kehamilan tekanan darah 120/80 mmHg. Pengukuran tekanan darah pada
setiap kali kunjungan dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi dan
pre-eklamsia dalam kehamilan. Dalam hal ini tekanan darah ibu dalam
batas normal, tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktik(Saifuddin, 2016).
131

Pengukuran LiLA dilakukan pada kontak pertama untuk deteksi


dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil.Status gizi Ny
“S” dapat di nilai baik, yaitu dinilai dari ukuran lingkar lengan atas
(LiLA) ibu 26 cm. LiLA pada kasus Ny. “S” tidak ada kesenjangan antara
teori dengan praktik. Ibu hamil di diagnosa KEK jika LiLA kurang dari
23,5 cm dan berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
(Kemenkes RI, 2018).

Pada Ny. “S”, didapati denyut jantung janin (DJJ) setiap


dilakukan pemeriksaaan kehamilan berkisar antara 140-150 x/menit. DJJ
normal pada teori menurut Saifuddin (2016) berkisar antara 120-
160x/menit, hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan dengan
teori.

Pada kunjungan pertama Ny. “S” telah diskrining imunisasi TT,


dan hasilnya yaitu Ny. “S” memiliki status imunisasi TT5. Pemberian
imunisasi TT pada ibu hamil diskrining pada kontak pertama dan
disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat itu (Kemenkes RI, 2019).

Selama memeriksakan kehamilannya, Ny.“S” mendapatkan


Tablet Fe sebanyak 90 tablet Fe dan sudah habis diminum. Hal ini sesuai
dengan teori standar asuhan pelayanan kehamilan, yaitu jumlah suplemen
zat besi yang diberikan selama kehamilan sebanyak 90 tablet (Kemenkes
RI, 2019).

Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin


darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah
(bila belum pernah dilakukan sebelumnya) (Kemenkes RI, 2019). Asuhan
yang dilakukan pada Ny. “S” adalah pemeriksaan Hb, protein urine dan
gula darah. Dengan hasil pemeriksaan Hb: 12 gr/dl , protein urine negatif,
glukosa negatif.
132

Tatalaksana yang diberikan yaitu dengan cara Komunikasi


Informasi Edukasi (KIE) yang efektif pada Ny “S” dilakukan setiap
kunjungan antenatal dan memperhatikan trimester ibu hamil yang
diberikan KIE. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu setiap kunjungan
antenatal mendapatkan KIE yang efektif
(Kemenkes RI,2018).

B. Persalinan
Pengkajian data subjektif ini dilakukan pada tanggal 25 Februari
2021 Pukul 12.00 WIB Ny “S” datang ke PMB Mardiana mengatakan
sakit perut menjalar ke pinggang sejak pukul 10.00 WIB, sakitnya
masih jarang, sudah keluar lendir bercampur darah, dan belum keluar
air-air, gerakan janin masih dirasakan. Setelah dilakukan pengumpulan
data objektif dengan pemeriksaan fisik, Pemeriksaan dalam
menunjukkan pembukaan 2 cm dan kepala janin masih tinggi.

Pada tanggal 25 Februari 2021 pukul 20.00 WIB . ibu datang


kembali ke PMB Mardiana dan mengeluh mulesnya bertambah sering
dan lama pada bagian perut bawah. Setelah di periksa di dapatkan
pembukaan 6cm dan kepala janin masih tinggi. Menurut teori
seharusnya untuk ibu yang telah mempunyai anak lebih dari 1 itu
proses persalinan yang berlangsung lebih cepat dari kehamilan
sebelumnya dan bisa terjadi paling lama 4 jam. Tetapi yang ditemukan
dilahan praktik disini prosesnya sampai 10 jam, maka terjadi
kesenjangan antara teori dan praktik disini.

Pada tanggal 25 Februari 2021 pukul 22.30 Ibu mengatakan mules


yang semakin sering dan merasakan ingin BAB. Selanjutnya dilakukan
observasi dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
133

pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva


dengan diameter 5-6 cm (Saifuddin, 2016).

Pembukaan lengkap pada pukul 22.30 WIB dengan ditandai


perineum menonjol, vulva membuka, keluar darah dari jalan lahir. Ibu
dibimbing meneran dengan baik, meneran apabila ada his, meneran
seperti mau BAB, mata ibu melihat ke pusat tidak boleh dipejamkan.
Setelah bayi lahir, bayi dikeringkan di tempat tidur.

Persalinan kala II berlangsung selama 40 menit. Dilakukan


pemotongan tali pusat. Assasement G2P1A0, 40 minggu, inpartu kala
II, janin tunggal hidup, presentasi kepala. Penatalaksanaan
memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap, TTV, dan DJJ bayi dalam
batas normal, menyusun alat secara ergonomis, melakukan 60 langkah
APN. Bayi lahir spontan menangis kuat pada pukul 23.11 WIB dengan
jenis kelamin laki-laki, BB 3350 gram, PB 48 cm, segera menangis
kuat, warna kulit kemerahan dan gerakan aktif.

Ibu merasa lelah dan perutnya terasa mules. Kemudian dilakukan


Manajemen Aktif Kala III, yaitu injeksi oksitosin 10 IU secara IM di
paha kanan atas bagian luar, melakukan perenggangan tali pusat
terkendali, melahirkan plasenta pada pukul 23.31 WIB, melakukan
masase uterus, dan mengecek kelengkapan plasenta serta laserasi jalan
lahir. Kala III pada Ny.”S” berlangsung selama 10 menit. Dari hasil
pemeriksaan plasenta lahir lengkap.

Kala III ini berlangsung selama 10 menit setelah bayi lahir


sehingga dalam batas normal. Hal ini sesuai dengan teori
Prawirohardjo (2016) yang mengatakan plasenta lahir tidak lebih dari
30 menit setelah bayi lahir.
134

Diagnosa nya P2A0 kala III. Asuhan yang diberikan pada


manajemen aktif kala 3, Peregangan Tali Pusat Terkendali, Plasenta
Lahir lengkap pada pukul 23.31, masasse uterus, dan vulva hygine.
Menurut data SOAP pada kala III diatas apa yang dirasakan ibu masih
dalam batas normal.

Pada pukul 23.31 WIB, Ny.”S” mengatakan perutnya masih terasa


mules, tetapi bahagia karena persalinannya berjalan lancar dan bayinya
sehat. Pada pemeriksaan didapatkan data obyektif tanda-tanda vital
dalam keadaan normal. Pada pemeriksaan inspeksi didapatkan
perdarahan dalam batas normal ( ± 150 cc). Pada pemeriksaan palpasi
didapatkan TFU 2 jari di bawah pusat, konsistensi uterus baik, kandung
kemih kosong.

Selanjutnya, dilakukan pemantauan selama 2 jam postpartum yaitu


pada satu jam pertama setiap 15 menit dan pada satu jam kedua setiap
30 menit berupa pemantauan tanda-tanda vital, kontraksi uterus,
kandung kemih, dan jumlah perdarahan.

Kala IV, dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama


postpartum (Saifuddin, 2016).

Observasi yang dilakukan yaitu kesadaran penderita, tekanan


darah, nadi, pernapasan, suhu, kontraksi rahim, perdarahan, dan
kandung kemih (Manuaba, 2014).

Diagnosanya P2A0 kala IV. Asuhan yang diberikan yaitu


membersihkan ibu dari kotoran darah, dll, membersihkan dan
mensterilkan alat, melakukan KIE pada ibu dan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi agar ibu cepat pulih, melakukan observasi
TTV, TFU, kandung kemih dan perdarahan 15 menit sekali pada jam
135

pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua dan melengkapi partograf
dan melakukan pendokumentasian.

Menurut data SOAP pada kala IV diatas apa yang dirasakan ibu
masih dalam batas normal.

Dalam hasil pemeriksaan pada asuhan persalinan didapatkan


kesenjangan antara teori dan praktik, yakni jarak proses persalinan
yang berlangsung antara Kala I ke Kala II.

C. Nifas
Menurut Kemenkes RI (2020:4), Kunjungan Nifas (KF)
paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan, yaitu:

a. KF 1 : Pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca


persalinan
b.KF 2 : Pada periode 3 (tiga) hari sampai 7 (tujuh) hari pasca
persalinan
c. KF 3 : Pada periode 8 (delapan) hari sampai dngan 28 (dua puluh
delapan) hari pasca persalinan
d.KF 4 : Pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42
(empat puluh dua) hari pasca persalinan.

Kunjungan pertama dilakukan pada 6 jam setelah persalinan


tanggal 26 Februari 2021, ibu mengataka nmasih merasa lelah,
ASI/kolostrum sudah keluar Hal ini merupakan proses yang fisiologis,
karena rasa mules itu disebabkan oleh uterus yang berkontraksi
sehingga proses involusio uterinya berlangsung baik.

Pada kunjungan ini juga dilakukan pemeriksaan fisik ibu


dengan hasil sebagai berikut: keadaan umum ibu baik, TD:110/70
mmHg, P: 82 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,4C. Pada pemeriksaan
kebidanan didapatkan hasil bahwa pada mata ibu tidak pucat, pada
136

payudara terdapat pengeluaran kolostrum (+), pada genetalia ibu


terdapat pengeluaran lochea rubra, dan pada ektremitas tidak ada tanda
homan.

Kunjungan kedua dilakukan pada minggu pertama


postpartum, yaitu pada tanggal 04 Maret 2021 anamnesa ibu
mengatakan ASI nya lancar, tidak ada keluhan dan tidak ada kesulitan
dalam mengurus bayi, hasil pemeriksaan didapatkan, TD: 120/70
mmHg, P: 84 x/menit, RR: 22 x/menit, T: 36,3C, keadaan muka tidak
pucat, pengeluaran ASI lancar, tinggi fundus uteri pertengahan pusat–
simfisis, pengeluaran locheanya yaitu lochea sanguinolenta, pada
ekstremitas tidak pucat dan tidak ada tanda homan pada
tungkai.Pemeriksaan ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
pada 1 minggu postpartum tinggi fundus uteri adalah pertengahan
pusat-simfisis dan locheanya berwarna merah kecoklatan dan berlendir
yang berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartumyang
dinamakan dengan lochea sanguinolenta. (Walyani, 2017), Pada
pemeriksaan ini ibu tidak memiliki keluhan dan hasil pemeriksaan ibu
dalam batas normal.

Pada kunjungan nifas ketiga yaitu hari ke-14 postpartum pada


tanggal. 11 Maret 2021 ibu mengatakan kondisinya sehat dan tidak
ada penyulit, ASI yang keluar lancar. Hasil pemeriksaan yaitu keadaan
umum ibu baik, TD: 120/80 mmHg, RR: 22 x/m N: 84x/m, T: 36,3C,
payudara bersih dan pengeluaran ASI lancar, TFU sudah tidak teraba
lagi, lokhea serosa.

Dalam hasil pemeriksaan pada asuhan nifas tidak didapatkan


kesenjangan antara teori dan praktik, seperti tinggi fundus uteri pada
masa nifas 6 jam pasca persalinan adalah 2 jari dibawah pusat, pada 1
minggu postpartum tinggi fundus uteri pertengahan pusat – simfisis
137

(Walyani, 2017). Namun terdapat kesenjangan pada kunjungan nifas


yang dilakukan hanya 3 kali sedangkan menurut Kemenkes RI (2020).
Pelayanan kesehatan ibu nifas harus dilakukan minimal empat kali
sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan
tiga hari pasca persalinan, pada periode 29 (dua puluh sembilan)
sampai dengan 42 (empat puluh dua) hari pasca persalinan.

D. Bayi Baru Lahir


Bayi Ny. “S” lahir secara sponta 6 jam yang lalu dalam keadaan
normal.Dengan keadaan umum baik, APGAR score 8/9, suhu 36,6oC,
pernapasan 48x/menit, denyut jantung 142x/mnit, berat badan 3350 gram,
panjang badan 48 cm, lingkar kepala 35cm, lingkar dada 33 cm, lingkar
lengan 11 cm, kulit kemerahan, gerak aktif, bayi lahir langsung menangis
kuat, refleks rooting sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking baik,
refleks morro baik, refleks grasping baik, Penis berlubang, testis dua buah
dan ditutupi oleh skrotum, anus positif berlubang, eliminasi baik,
keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Ilmiah (2015).Yang


dimaksud dengan bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap, 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan.

Pemberian injeksi Vitamin K dan salep mata pada bayi diberikan


dalam1 jam pertama setelah persalinan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
obat mata harus diberikan dalam 1 jam pertama setelah persalinan, dapat
dalam bentuk
138

salep atau tetesan dan semua bayi baru lahir harus diberikan Vitamin
K, Vitamin K injeksi 0,5-1 mg secara intra muskuler untuk mencegah
perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin K pada bayi baru
lahir(Saifuddin,2016) Kunjungan bayi baru lahir Ny. “S” dilakukan
sebanyak 3 kali yaitu kunjungan pertama saat 6 jam bayi baru lahir,
kunjungan kedua hari ketujuh bayi lahir, dan kunjungan ketiga pada hari
ke 14 bayi lahir. Dalam kunjungan ini tidak ditemukan masalah atau
komplikasi pada bayi. Menurut Kemenkes RI(2019), kebijakan dalam
pelaksanaan kunjungan neonatal yaitu 3 kali yaitu satu kali pada 6-48 jam
setelah bayi lahir, satu kali pada 3-7 hari setelah bayi lahir, dan satu kali
pada 8-28 hari setelah bayi lahir, hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi kasus ini menggunakan pendekatan komprehensif yang


dilakukan dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir serta
pendokumentasian dalam bentuk SOAP yang dimulai pada bulan Januari
2021 sampai Mei 2021 pada Ny.”S” di PMB Mardiana Palembang tahun
2021. Maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif secara


komprehensif pada Ny. “S” di PMB Mardiana Palembang Tahun
2021 pada kehamilan didapatkan ibu hamil 34 minggu anak ke-2
gerakan janin aktif, pada persalinan didapatkan ibu sakit perut
menjalar ke pinggang, gerakan janin masih dirasakan, pada bayi
baru lahir didapatkan setelah 6 jam bayi lahir ibu mengatakan bayi
sudah menyusu dengan kuat, sudah BAK dan BAB, dan pada nifas
didapatkan setelah 6 jam bersalin ibu masih merasakan mules-
mules, ASI/Kolostrum sudah keluar.

2. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data objektif secara


menyeluruh pada Ny. “S” pada kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, dan nifas dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,
pemeriksaan dalam, dan laboratorium, pada persalinan
menggunakan 60 langkah APN, melakukan kunjungan neonatus 3
kali (KN3), dan kunjungan nifas 3 kali (KF3).

3. Mahasiswa dapat menetapkan diagnosa dalam melakukan asuhan


kebidanan secara komprehensif pada Ny. “S” dengan menganalisa
data subjektif dan data objektif selama proses kehamilan,

139
140

4. persalinan, bayi baru lahir, dan nifas, didapatkan bahwa ibu dan
bayi dalam keadaan sehat.

5. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif


pada Ny.“S” mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru
lahir, dan nifas sesuai dengan perencanaan dan dilakukan evaluasi
sehingga diketahui asuhan yang diberikan telah terlaksana dengan
baik.

B. Saran

1. Bagi penulis

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama


masa pendidikan. Serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan.

2. Bagi Institusi

Diharapkan bagi pihak institusi pendidikan agar dapat


melengkapi buku- buku referensi dengan cetakan terbaru agar
mahasiswa dapat memperoleh rangkuman materi dari sumber
kepustakaan secara lengkap dengan ilmu yang baru.

3. Bagi Tempat Praktik (PMB)

Diharapkan bagi tenaga kesehatan di PMB Elviyana


Palembang dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada dalam menangani
pasien terutama dalam memberikan asuhan kebidanan
komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi
baru lahir.
141

DAFTAR PUSTAKA

Dartiwen, dan Y. Nurhayati. 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.


Yogyakarta : Andi.

Dinkes Kota Palembang. 2019. Profil Kesehatan Palembang Tahun 2018.


Palembang: Dinkes Palembang.

Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera


Selatan tahun 2018. Palembang: Dinkes Sumsel.

Gultom, Lusiana dan, Julietta, Hutabarat. 2020. Asuhan Kebidan Kehamilan.


Sidoarjo: Zifatama Jawara.

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.

. 2020a. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI.
. 2020b. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
dan JICA.
Maharani, Dwi Yupita. 2017. Buku Pintar Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta: Brilliant Books.

Manuaba, IAC. 2015. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana Edisi 2. Jakarta: EGC.
Ovan dan Andika Saputra. 2020. CAMI. Aplikasi Uji Validitas dan Rehabilitas
Instrumen Penelitian Berbasis Web. Takalar. Yayasan Ahmar Cendekia
Indonesia.
PMB Mardiana, 2020. Register ANC PMB Mardiana Palembang 2020.
Pratiwi, Arantika Meidya dan Fatimah. 2019. Patologi Kehamilan. Yogyakarta: PT
Pustaka Baru.
Prawirohardjo. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Revisi V. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Priwirohardjo.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2019. Buku Asuhan Kebidanan Patologi.
Yogyakarta: Trans Info Media.
142

Saifuddin, Abdul Bari. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Revisi V. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Priwirohardjo.
Simanjuntak. Et al. 2020. Nommensen Journal of Medicine : Perbandingan Rumus
Jhonson dan Rumus Risanto dalam menentukan Taksiran Berat Janin pada
Ibu Hamil dengan Berat Badan Berlebih. Universitas HKBP Nommensen,
Vol. 6 No. 1
Soebardhy dkk. 2020. Kapita Selekta Metodologi Penelitian. Pasuruan: Qlara Media
Sulistyawati, A. 2016. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Yogyakarta:
Salemba Medika.
. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Sumantri, Arif 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.
Surahman et. All. 2016. Metodelogi Penelitian. ttp: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Sutanto, Andina Vita. 2019. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sutanto, Andina Vita dan Yuni Fitriana. 2019. Asuhan pada Kehamilan. Yogyakarta:
PT. Pustaka Baru.
Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
LAMPIRAN
DOKUMNETASI

Kehamilan
PERSALINAN

BBL
NIFAS

Anda mungkin juga menyukai