MMMMM
MMMMM
”S”
DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN MARDIANA
PALEMBANG TAHUN 2021
Disusun Oleh :
FITRI JANEAR
PO.71.24.1.18.056
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir pada Prodi DIII Kebidanan Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
Disusun Oleh :
FITRI JANEAR
PO.71.24.1.18.056
Motto :
“ Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk meuntut ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga” (H.R Muslim)
Laporan Tugas Akhir ini
Kupersembahkan untuk :
iv
❖ Widya Sari) yang senantiasa saling membantu dalam pembuatan Laporan Tugas
Akhir ini.
❖ Sahabatku para bube beserta manager tercinta ( Cindy, Ameng, Sakinah, Een,
Nisak)
❖ Teman-teman seperjuanganku angkatan XXI.
❖ Semua sahabatku yang telah mendoakan dan memberikan semangat.
❖ Almamater kebanggaanku Poltekkes Kemenkes Palembang.
v
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI di Indonesia berdasarkan hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, rata-rata kematian ibu (AKI) tercatat
mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini belum mencapai target
Millenium Development Goal (MDG) tahun 2015 yang ingin menurunkan angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia mengalami penurunan dimana pada tahun 2012
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKI yang dilaporkan di Provinsi Sumatera
Selatan berdasarkan Data Profil Kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 120 orang
meningkat dari tahun 2017 sebanyak 107 orang. sebanyak 120 orang meningkat dari
tahun 2017 sebanyak 107 orang. Jumlah kematian ibu (AKI) tahun 2017 di Kota
Palembang berdasarkan laporan sebanyak 4 orang dari 26.837 kelahiran hidup.
Tujuan: mampu memberikan asuhan secara komprehensif pada Ny.”S” di PMB
Mardiana Palembang Tahun 2021. Laporan ini membahas tentang asuhan kebidanan
komprehensif pada Ny. “S” menggunakan metode studi kasus (case study) dengan
cara continuityofcare. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik serta pendokumentasian dilakukan secara SOAP dan
alat pemeriksaan fisik pada ibu hamil, nifas, BBL dan alat pertolongan persalinan.
Hasil: Pada asuhan kebidanan kehamilan ditemukan bahwa kunjungan ANC tidak
sesuai dengan teori kebijakan program pelayanan antenatal yaitu minimal 2 kali pada
trimester 1. Sedangkan pada asuhan kebidanan nifas kunjungan nifas hanya
dilakukan 3 kali sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan praktik. Melalui
laporan ini, diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas dan mutu
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
vi
ABSTRACT
Janear, Fitri. 2021. The Comprehensive Midwifery Careto Mrs. “S” in Mardiana
Independent Midwifery Practice Palembang 2021. Last Program Report: Midwifery
Study Program of Palembang’s Health Polytechnics.
Keyword: ComprehensiveCare.
Maternal Mortality Rate (MMR) is one indicator to see the success of maternal
health efforts. MMR in Indonesia based on the results of the Inter-Census
Population Survey (SUPAS) 2015, the average maternal mortality (MMR) was
recorded at 305 per 100,000 live births. This figure has not reached the Millennium
Development Goal (MDG) target of 2015 which wants to reduce the maternal
mortality rate (MMR) in Indonesia which has decreased, where in 2012 it was 359
per 100,000 live births. The MMR reported in South Sumatra Province based on
Health Profile Data in 2018 was 120 people, an increase from 2017 as many as 107
people. as many as 120 people increased from 2017 as many as 107 people. The
number of maternal deaths (MMR) in 2017 in Palembang City based on reports was
4 out of 26,837 live births. Purpose: able to provide comprehensive care for Mrs.
"S" at PMB Mardiana Palembang in 2021. This report discusses comprehensive
midwifery care for Mrs. "S" uses the case study method (case study) by means of
continuity of care. Data were collected by means of observation, interviews,
physical examinations and documentation carried out by SOAP and physical
examination tools for pregnant women, postpartum, LBW and childbirth aid kits.
Results: In pregnancy midwifery care, it was found that ANC visits were not in
accordance with the theory of antenatal care program policies, namely at least 2
times in the 1st trimester. Meanwhile, in the postpartum midwifery care, the
postpartum visits were only carried out 3 times so that there is a gap between theory
and practice. Through this report, it is hoped that health workers can improve the
quality and quality of health services in accordance with predetermined service
standards.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berbagai
kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif Pada Ny.”S” Di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang
Tahun 2021” dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Palembang.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Nesi Novita,
S.SiT, M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Elita Vasra, SST, M.Keb. selaku
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan ini sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Selain itu, dalam
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhamad Taswin, S.Si, Apt, MM. M.Kes. selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Palembang.
2. Ibu Nesi Novita, S.SiT, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan dan
Ka.Prodi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Palembang.
3. Ibu Suprida, SKM., M.Kes. dan Ibu Rohaya, S.Pd., SKM., M.Kes selaku
dosen penguji Laporan Tugas Akhir ini.
4. Pimpinan Bidan Praktik Mandiri “Mardiana” beserta pegawai yang telah
memberi izin dan membantu penelitian ini.
5. Ibu Siti Jumaidah yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.
6. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis.
viii
7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Palembang yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi maupun
kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil
dalam terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Usulan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan sran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Usulan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR/SKEMA ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
x
9. Tujuan P4K ..................................................................................... 43
10. Sticker P4K ..................................................................................... 44
C. Konsep Persalinan ................................................................................. 45
1. Pengertian Persalinan ...................................................................... 45
2. Tanda-Tanda Persalinan .................................................................. 45
3. Penyebab Mulainya Persalinan........................................................ 46
4. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ........................................... 47
5. Mekanisme Persalinan ..................................................................... 48
6. Patograf............................................................................................ 50
7. Tahap persalianan ............................................................................ 54
8. Perubahan Fisiologi pada Masa Persalinan ..................................... 56
9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin......................................................... 59
D. Konsep Bayi Baru Lahir........................................................................ 61
1. Pengertian Bayi Baru Lahir ............................................................. 61
2. Perubahan Fisiologis Bayi Baru Lahir ............................................ 62
3. Asuhan Bayi Baru Lahir 2 Jam Pertama ......................................... 64
4. Tanda-Tanda Bahaya ....................................................................... 68
5. Jadwal Kunjungan Imunisasi Bayi .................................................. 68
E. Konsep Nifas ......................................................................................... 69
1. Pengertian Nifas .............................................................................. 69
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas .................................................... 69
3. Kebutuhan Pada Masa Nifas ........................................................... 71
4. Tahapan Masa Nifas ........................................................................ 75
5. Deteksi Dini Penyulit Masa Nifas dan Penanganannya .................. 75
6. Kunjungan Masa Nifas .................................................................... 79
7. Tujuan Asuhan pada Ibu Nifas ........................................................ 80
F. Manajemen Asuhan Kebidanan ............................................................ 81
1. Pengertian Manajemen Kebidanan ................................................. 81
2. Model “SOAP” ............................................................................... 83
xi
BAB VI PENUTUP ............................................................................................... 139
A. Kesimpulan ........................................................................................... 139
B. Saran ...................................................................................................... 140
xii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Menurut Pertambahan per Tiga Jari .. 11
2. Tabel 2.2 Rekomendasi Penambahan BB Selama Kehamilan (IMT) . 15
3. Tabel 2.3 Komponen Perubahan BB Ibu Selama Kehamilan .............. 15
4. Tabel 2.4 Kunjungan Antenatal ........................................................... 41
5. Tabel 2.5 Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) ......................... 44
6. Tabel 2.6 Penilaian Keadaan Bayi berdasarkan APGAR SKOR ........ 66
7. Tabel 2.7 Penanganan BBL Berdasarkan APGAR SKOR .................. 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kesediaan Pembimbing I
2. Kesediaan Pembimbing II
3. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing I
4. Lembar Pengajuan Judul Pembimbing II
5. Lembar Konsultasi Pembimbing I
6. Lembar Konsultasi Pembimbing II
7. Lembar Konsul Bimbingan AMS
8. Rekap Percakapan Pembimbing
9. Surat Pernyataan
10. Lembar Informed Consent
11. Patograf
12. Dokumentasi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
kurun waktu satu tahun dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2020:99).
Cakupan pelayanan K4 ibu di Indonesia pada tahun 2019 sebesar
88,54% (Kemenkes RI, 2019:100). Untuk di wilayah Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2018 cakupan pelayanan K1 sebesar 97,5% dan cakupan K4
sebesar 94.8% (Dinkes Provinsi Sumsel,2018:71). Sedangkan di Kota
Palembang pada Tahun 2018, cakupan K1 sebesar 100% dan K4 sebesar
99,9% (Dinkes Kota Palembang, 2018).
Selain pada masa kehamilan, upaya lain yang dilakukan untuk
menurunkan kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan mendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis
kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan, dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan. Keberhasilan program ini diukur melalui
indikator persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI,
2020:104).
Pada tahun 2019 terdapat 90,95% persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan. Sementara ibu hamil yang menjalani persalinan dengan ditolong
oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 88,75%. Dengan
demikian masih terdapat sekitar 2,2% persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan namun tidak dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes
RI, 2020:105).
Sumatera Selatan pada tahun 2018 penolong persalinan oleh
bidan/tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di provisi
Sumatera Selatan adalah 94,2% meningkat dari tahun sebelumnya 93,11%.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang kompeten paling tinggi
terdapat di Kabupaten Pali (100%) dan cakupan terendah terdapat di
Kabupaten Mutara (73,7%) (Dinkes Provinsi Sumsel,2018:58).
4
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny. “S” Di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang
Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data Subjektif pada Ny.”S” di
Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data Objektif pada ibu Ny.”S”
di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
c. Mahasiswa dapat melakukan analisa dan menegakkan diagnosis pada
Ny.”S” di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk
menambah wawasan tentang asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan neonatus.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Penulis
Hal ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menerapkan ilmu
yang telah diperoleh selama berada dibangku kuliah dan menambah
wawasan yang telah diperoleh selama berada dibangku kuliah serta
menambah wawasan ilmu pengetahuan serta pengalaman.
b. Bagi Institusi
Hasil penulisan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
referensi kepustakaan mengenai pendalaman teori ilmu pengetahuan
tentang asuhan kebidanan secara komprehensif dan sebagai bahan
pembelajaran untuk mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Palembang
Jurusan Kebidanan.
c. Bagi PMB Mardiana
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi para bidan untuk
dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan pada ibu
hamil terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara
menyeluruh.
d. Bagi Klien dan Masyarakat
Agar klien maupun masyarakat dapat melakukan deteksi dari
penyulit yang mungkin timbul pada masa hamil, bersalin, nifas maupun
neonatus sehingga memungkinkan segera mencari pertolongan untuk
mendapatkan penanganan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
2. Etiologi
8
9
9
10
sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat (Saifuddin, 2018: 145-146).
Gejala dan tanda dapat dirasakan pada awal proses kehamilan. Gejala dan
tanda kehamilan tersebut, dapat ditemukan melalui riwayat dan hasil
laboratorium pemeriksaan ibu hamil (Maharani, 2017).
1) Dugaan Hamil
Menurut Maharani, (2017) berikut ini merupakan gejala dan tanda yang
dapat menunjukkan dugaan kehamilan pada perempuan.
a. Tidak dating haid atau amenorrhea.
b. Payudara terasa tegang atau kencang.
c. Morning sickness atau mual muntah yang terjadi di pagi hari.
d. Menginginkan untuk makan sesuatu atau sering disebut mengidam.
e. Hipersalivasi atau peningkatan sekresi air ludah yang berlebih.
f. Pigmentasi kulit.
g. Sambelit
2) Kemungkinan Hamil
Menurut Maharani, (2017) kemungkinan hamil memilikI tanda dan gejala
sebagai berikut.
a. Terjadi pembesaran pada Rahim dan perut.
b. Dijumpai tanda hegar, tanda chadwik, tanda discasek, dan teraba
ballottement pada saat pemeriksaan.
c. Reaksi pemeriksaan kehamilan positif.
3) Positif Hamil
a. Berdasarkan hasil pemeriksaan USG menunjukkan kehamilan.
b. Ada pergerakan dalam rahim, yaitu janin bergerak dan dapat diraba.
c. Denyut jantung janin terasa (Maharani, 2017).
11
Gambar 2.1
Perkembangan Tinggi Fundus Uteri pada Kehamilan
Sumber: Sulistyawati, 2016
12
Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1
TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum
yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6 – 7 minggu awal kehamilan dan setelah itu
akan berperan sebagai penghasil progesteron dan jumlah yang
relatif minimal (Saifuddin, 2018:178).
d. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah
ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putting
payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan
pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut kolostrum
dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus
yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu ibu
belum dapat diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh
prolactin inhibiting hormone.
Setelah persalinan kadar progesterone dan estrogen akan
menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap
laktalbulmin akan hilang. Peningkatan prolactin akan merangsang
sintesis lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air
susu. Pada bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
Kelenjar Montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari areola. Akan
membesar dan cenderung untuk menonjol keluar. Jika payudara
semakin membesar, striae seperti yang ada pada perut akan muncul.
Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai hubungan
dengan banyaknya air susu yang akan dihasilkan (Saifuddin.
2016:179).
2) Perubahan Sistem Kardiovaskular
Pada minggu ke-5 cardiac output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vascular sistemik.
14
Selain itu juga terjadi peningkatan denyut jantung. Antara minggu ke-
10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma sehingga juga terjadi
peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vascular sistemik dan
perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasiats vascular juga akan
meningkat untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan
progesterone juga akan menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan
penurunan resistensi vascular perifer (Saifuddin, 2016: 182).
Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi
untuk memfasilitasi perubahan cardiac outout, tetapi kontraktilitasnya
tidak berubah. Bersamaan dengan perubahan posisi diafragma, apeks
akan bergerak ke aneterior dan ke kiri, sehingga pada pemeriksaan
EKG akan tejadi deviasi aksis kiri, depresi segmen ST, dan inverse
atau pendataran gelombang T pada lead III (Saifuddin, 2016:183).
Volume darah akan meningkat secara progresif mulai
minggu ke-6 hingga ke-8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada
minggu ke-32 hingga ke-34 dengan perubahan kecil setelah minggu
tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40-45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang akan
diinisiasi oleh jalur renin-angiotensin dan aldosterone. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Saifuddin, 2016: 183).
3) Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah lebih
kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu
fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma
yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan
hanya mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volume
tidak, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per menit
akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut. Perubahan
ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali
15
Tabel 2.3
Komponen Pertambahan Berat Badan Ibu Selama Kehamilan
4) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang mengenai daerah payudara dan
paha yang dikenal dengan nama striae gravidarum. Jika digaris
pertengahan perut (linea alba), akan berubah menjadi hitam
kecoklatan (linea nigra). Kadang-kadang muncul pada wajah dan
leher (cloasma gravidarum). Selain itu pada areola dan daerah genital
juga akan terlihat hiperpigmentasi yang berlebihan karena perubahan
ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal yang penyebab pastinya belum diketahui (Saifuddin,
2018:179).
5) Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar
±135%. Akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting
dalam kehamilan. Pada perempuan yang mengalami hipofisektomi
persalinan dapat berjalan dengan lancar. Hormon prolaktin akan
meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah
17
5. Perubahan Psikologis
jumlah banyak. Saat makan jangan lupa minum air, atau diantara
waktu makan dapat membantu mempertahankan hidrasi tubuh.
Ibu hamil sangat dianjurkan makan permen atau minum manis
(minum jus buah) atau minum susu sebelum tidur atau pada saat
bangun tidur dapat mencegah hipoglikemi.
Upayakan mengurangi diet lemak, diet tinggi lemak dapat
memperparah mual muntah, hindari makanan yang digoreng.
Saat bangun pagi atau sore hari secara perlahan bangun dari
tempat tidur, dan hindari gerakan mendadak (Tyastuti dan Heni,
2016: 109).
b. Sering BAK
Ibu hamil trimester I seringmengalami keluhan sering
Buang Air Kecil (BAK). Apabila sering BAK ini terjadi pada
malam hari akan mengganggu tidur sehingga ibu hamil tidak
dapat tidur dengan nyenyak, sebentar – sebentar terbangun
karena merasa ingin BAK. FaktorPenyebab :
1) Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.
2) Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.
3) Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine
meningkat.
Cara meringankan atau mencegah, upayakan untuk tidak
menahan BAK, kosongkan kandung kencing pada saat terasa
ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari untuk menjaga
keseimbangan hidrasi. Apabila BAK pada malam hari tidak
mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi minum
dimalam hari. Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi minum
yang mengandung diuretiksepertiteh, kopi, cola dengan
coffeine.Saat tidur posisi berbaring miring kekiri dengan kaki
ditinggikan adalah lebih baik.Ibu hamil harus secara rutin
membersihkan dan mengeringkan alat kelamin setiap selesai
21
3) Tidur cukup pada malam hari dan istirahat cukup pada siang
hari.
4) Mandi air hanyat
5) Jangan pergi dalam periode lama tanpa makan.
6) Penuhi kebutuhan cairan minimal 10 gelas per hari.
7) Hindari hal dapat menyebabkan sakit kepala (mata tegang,
ruangan sumpek, asap rokok, lingkungan sibuk).
8) Lakukan jalan santai di udara segar.
9) Istirahat pada tempat yang tenang dan rileks Lakukan
meditasi atau yoga (Tyastuti dan Heni, 2016: 113).
l. Spider Nevi/Spider Hemangioma
Spider nevi disebut juga spider hemangioma adalah noda
kemerahan seperti api berpusat dari pusat tubuh dan menjalar ke
kaki yang terjadi pada ibu hamil. Hal ini lebih kelihatan pada
ibu hamil yang mempunyai kulit terang, pada ibu hamil yang
kulitnya gelap kurang kelihatan.
Sebagai faktor penyebabnya adalah:
1) Sirkulasi hormon estrogen yang meningkat.
2) Aliran darak ke kulit meningkat.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Gunakan krim kosmetik untuk menutupi.
2) Jelaskan pada ibu bahwa hal ini akan segera hilang
persalinan (Tyastuti dan Heni, 2016: 113).
m. Edema
Kadang-kadang kita temui edema pada ibu hamil trimester
II.Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III.
Faktor Penyebab :
1) Pembesaran uterus pada ibu hamil mengakibatkan tekanan
pada vena pelvik sehingga menimbulkan gangguan
sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil
duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
27
B. Asuhan Antenatal
Tabel 2.4
Kunjungan Antenatal
(2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
meraba. Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan dan
mengetahui perkembangan kehamilan.
Menurut Manuaba (2015), cara pemeriksaan Manuver palpasi
yang umum digunakan adalah menurut Leopold.
(a) Leopold I
Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat
disesuaikan dengan tanggal haid terakhir. Bagian apa yang
terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala
bulat keras dan melenting pada goyangan; pada letak kepala
akan teraba bokong pada fundus : tidak keras tak melenting,
dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi oleh
bagian-bagian janin.
(b) Leopold II
Pemeriksaan Leopold II dilakukan kedua tangan di turunkan
menelusuri tepi uterus untuk menetapkan bagian apa yang terletak
di bagian samping. Letak membujur dapat ditetapkan punggung
anak, yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cucian.
Pada letak lintang dapat di tetapkan di mana kepala janin.
(d) Leopold IV
Pemeriksaan Dengan Leopold IV, pemeriksa menghadap kea
rah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk
ke pintu atas panggul. Bila bagian terendah masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan
pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum
masuk PAP maka tangan pemeriksa kovergen.
40
9. Tujuan P4K
1) Tujuan umum, meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan ibu
hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan
44
2) Tujuan khusus
a) Terdapat sasaran ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di
rumah ibu hamil agar diketahui lokasi tempat tinggal ibu hamil,
identitas ibu hamil dan tapsiran persalinan.
b) Penolong persalinan harus dipastikan oleh siapa, pendamping
persalianan harus dipastikan oleh siapa, dan fasilitas tempat
persaliann dimana dan apakah memenuhi standar pelayanan
pertolongan persalinan yang aman.
c) Calon donor darah yang harus disiapkan minimal 5 orang,
transportasi yang akan digunakan harus sudah dipastikan kondisi
baik serta pembiayaannya dari tabulin atau partisipasi
masyarakar (contohnya jimpitan/arisan)
d) Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode
KB pasca melahirkan yang sesuai dan disepakati ibu hamil,
suami, keluarga dan bidan.
e) Tatalaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
jika terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
f) Adanya hubungan dari tokoh masyarakat, kader dan dukun.
C. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi
persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif
dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Sulistyawati, 2017).
Pesalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm (bukan premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan
(tidak diinduksi), selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat
awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase puncak kepala,
telaksana tanpa bantuan artifical, tidak mencakup komplikasi, plasenta
lahir normal (Walyani, 2016:3).
2. Tanda-Tanda Persalian
Menurut Sulistyawati (2016), tanda masuk dalam persalinan yaitu :
a. Terjadinya His Persalinan
Karakter dari his persalinan yaitu :
1. Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
2. Sifat his teratur, interval makin pendek, dan kekuatan makin
besar
3. Terjadinya perubahan pada serviks
4. Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan,
maka kekuatannya bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan Darah (Penanda Persalinan)
Dengan adanya his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan :
1. Pendataran dan pembukaan
2. Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada
kanalis servikalis terlepas
46
dan keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi. perawatan ini ditujukan
untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam proses persalinan supaya dicapai
hasil yang optimal bagi semua yang terlibat. wanita yang bersalin biasanya akan
mengutarakan berbagai kekhawatiran Jika ditanya, tetapi mereka jarang dengan
spontan menceritakannya.
5. Mekanisme Persalinan
Menurut Yulizawati (2019) terdapat mekanisme persalinan, yaitu:
a. Engagement
Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan
sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan. Engagement
adalah peristiwa ketika diameter biparietal (jarak antara dua paretal) melewati
pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau oblik didalam jalan lahir
dan sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat masuk ke
dalam panggul dengan sutura sagitalis dalam antero posterior. Jika kepala masuk
kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang
parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus.
Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan
dimana sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke simfisis maka hal ini
disebut asinklitismus.
b. Penurunan Kepala
dimulai sebelum persalinan/ inpartu. penurunan kepala terjadi bersamaan
dengan mekanisme lainnya. kekuatan yang mendukung yaitu:
1) tekanan cairan amnion
2) tekanan langsung fundus ada bokong
3) kontraksi otot-otot abdomen
4) ektensi dan pelurusan badan janin atau tulang belakang janin
c. Fleksi
1) gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala
janin terlambat oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul
2) kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipito frontalis 12 cm
49
6. Patograf
Menurut Yulizawati (2019) partograf adalah alat bantu yang digunakan
selama fase aktif persalinan. Tujuan penggunaan partograf adalah:
1. Mencatat hasil observasi dan menilai kemajuan persalinan
2. Mendeteksi apa persalinan berjalan normal atau terdapat penyimpangan
penyimpangan, dengan demikian dapat melakukan deteksi dini setiap
kemungkinan terjadinya partus lama.
Partograf harus digunakan:
a. Untuk semua ibu dalam kala I fase aktif ( fase laten tidak dicatat di partograf
tetapi di tempat terpisah seperti di KMS ibu hamil atau rekam medik)
b. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat ( spesialis obgyn, bidan,
dokter, umum, residen swasta, rumah sakit, dll)
c. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada
Ibu selama persalinan dan kelahiran
Kondisi ibu dan bayi yang dicatat dalam partograf:
a. Djj tiap 30 menit
b. Frekuensi dan durasi kontraksi tiap 30 menit
51
a. DJJ
Menilai dan mencatat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda
gawat janin). Tiap kotak menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka disebelah
kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik
pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian
hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.
Kisaran normal DJJ 110-160 x /mnt.
b. Warna dan adanya air ketuban
Menilai air ketuban dilakukan bersamaan dengan periksa dalam. Warna air
ketuban hanya bisa dinilai jika elaput ketuban telah pecah. Lambang untuk
menggambarkan ketuban atau airnya:
U : selaput ketuban utuh (belum pecah)\
V : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban kering (tidak mengalir lagi)
c. Penyusupan (molase) tulang kepala
Penyusupan tulang kepala merupakan indikasi penting seberapa jauh janin
dapat menyesuaikan dengan tulang panggul ibu. Semakin besar penyusupan
semakin besar keumngkinan disporposi kepal panggul. Lambang yang
digunakan:
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura mudah dipalpasi
1 : tulang-tulang kepala janin sudah saling bersentuhan
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih bisa
dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih dan tidak dapat
dipisahkan
1. Kemajuan Persalinan
Kolom kedua untuk mengawasi kemajuan persalinan yang meliputi: pembukaan
serviks, penurunan bagian terbawah janin, garis waspada dan garis bertindak dan
waktu.
53
1. pembukaan serviks
Angka pada kolom kiri 0-10 menggambarkan pembukaan serviks.
Menggunakan tanda X pada titik silang antara angka yang sesuai dengan temuan
petama pembukaan serviks pada fase aktif dengan garis waspada. Hubingan tanda
X dengan garis lurus tidak terputus
2. Penurunan bagian terbawah janin
Tulisan “turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5 pada sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “.” pada waktu yang sesuai
dan hubungkan dengan garis lurus.
3. Jam dan Waktu
Waktu berada dibagian bawah kolom terdiri atas waktu mulainya fase aktif
persalinan dan waktu aktual saat pemeriksaan. Waktu mulainya fase aktif
perslainan diberi angka 1-16, setiap kotak: 1 jam yang digunakan untuk
menentukan lamanya proses persalinan telah berlangsung. Waktu aktual saat
pemeriksaan merupakan kotak kosong dibawahnya yang harus diisi dengan waktu
yang sebenarnya saat kita melakukan pemeriksaan.
2. Kontraksi Uterus
Terdapat lima kotak mendatar untuk kontraksi. Pemeriksaan dilakukan
setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dan durasi kontraksi dalam 10 menit. Misal
jika dalam 10 menit ada 3 kontraksi yang lamanya 20 detik maka arsirlah angka
tiga kebawah dengan warna arsiran yang lamanya 20 detik maka arsirlah angka
tiga kebawah dengan warna arsiran yang sesuai untuk menggambarkan kontraksi
20 detik (arsiran paling muda warnanya).
3. Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat obat dan cairan yang diberikan dikolom yang sesuai. Untuk oksitosin
dicantumkan jumlah tetesan dan unit yang diberikan.
4. Kondisi Ibu
Catat nadi ibu setiap 30 menit dan beri tanda titik pada kolom yang sesuai.
Ukur tekanan darah ibu tiap 10 menit dan beri tanda ↕ pada kolom yang sesuai.
Temperatur dinilai setiap dua jam dan catat ditempat yang sesuai.
5. Volume urine, protein dan aseton lakukan tiap 2 jam jika memungkinkan.
54
(bobak, lowdermilk & jensen 2004). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan
fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi
lagi untuk melepaskan plasenta dan dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6
sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada
fundus uteri (Wiknjosastro dkk, 2005 dalam Yulizawati 2019).
Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara
crede untuk membantu pengeluaran plasenta. plasenta diperhatikan
kelengkapannya secara cermat sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi
rahim atau terjadi perdarahan sekunder (Manuaba, 2006 dalam Yulizawati 2019)
d. Kala IV (2 jam setelah melahirkan)
Kala IV persalinan ditetapkan berlangsung kira-kira 2 jam setelah plasenta
lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostatis
berlangsung dengan baik (bobak, lowdermilk & jensen 2004). Pada tahap ini,
kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk
menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap tekanan
darah, pernafasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2 jam
pertama. selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam, bila
keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya (Manuaba, 2008
dalam Yulizawati).
b. Serviks
Tenaga yang efektif pada kala I persalinan adalah kontraksi uterus
yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput
ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban
sudah pecah, bagian bawah janin dipaksa langsung mendesak serviks dan
segmen bawah uterus. Sabagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi dua
perubahan mendasar, yaitu pendataran dan dilatasi pada serviks yang
sudah melunak. Mungkin tidak terdapat penurunan kepala janin selama
pendataran serviks, tetapi paling sering bagian terbawah janin mulai turun
sedikit ketika sampai pada kala II persalinan, penurunan bagian terbawah
janin terjadi secara khas agak lambat pada nulipara. Namun pada multipara
khususnya paritas tinggi, penurunan bisa berlangsung sangat cepat
(Saifuddin, 2016).
c. Tanda-Tanda Vital
a) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus, sistol
meningkat 10-20 mmHg dan diastol meningkat 5-10 mmHg. Antara
kontraksi, tekanan darah kembali normal seperti sebelum persalinan.
Perubahan posisi ibu dari terlentang menjadi miring dapat mengurangi
peningkatan tekanan darah, peningkatan tekanan darah ini juga dapat
disebabkan oleh rasa takut dan khawatir.
b) Suhu
Suhu tubuh selama persalinan akan meningkat, hal ini
terjadi karena terjadinya peningkatan metabolisme. Peningkatan
suhu tubuh tidak boleh melebihi 1-2 ◦F (0,5-1◦C).
c) Pernafasan
1. Peningkatan laju pernapasan selama persalinan adalah
normal, hal ini mencerminkan adanya kenaikan
metabolisme. Hiperventilasi yang terjadi dalam waktu yang
lama menunjukan kondisi tidak normal dan bisa
menyebabkan alkalosis.
58
c) Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupun
anaerob akan meningkat secara terus-menerus. Kenaikan ini
sebagian besar disebabkan oleh kecemasan dan kegiatan otot
tubuh.
9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Menurut Sulistyawati (2016:42) kebutuhan dasar wanita saat bersalin adalah
sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fisik Dan Psikologis
Asuhan ini berorientasi pada tubuh ibu selama dalam proses
persalinan, hal ini juga yang akan menghindarkan ibu dari infeksi. Adapun
asuhan yang dapat diberikan berupa menjaga kebersihan diri, berendam,
perwatan mulut, dan pengipasan.
b. Kehadiran Seorang Pendamping
Fungsi hadirnya seorang pendamping pada saat persalinan yaitu
mengurangi rasa sakit, membuat waktu persalinan lebih singkat dan
menurunkan kemungkinan persalinan dengan operasi. Kebanyakan ibu
bersalin sulit mengemukakan pertanyaan secara langsung pada penolong
persalinan pada saat bersalin. Kehadiran seorang pendamping kemungkinan
ibu bersalin untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar untuk bertanya
secara langsung atau melalui pendamping.Dukungan yang membawa
dampak positif adalah dukungan yang bersifat fisik dan emosional.
Dukungan tersebut juga juga meliputi beberapa aspek perawatan seperti
menggosok-gosok punggung ibu atau memegang tangannya,
mempertahankan kontak mata, ditemani oleh orang-orang yang ramah, dan
diberi kepastian bahwa ibu yang berada dalam persalinan tidak akan
ditinggal sendirian.
c. Pengurangan Rasa Sakit
Metode pengurangan nyeri yang diberikan oleh pendamping
persalinan secara terus-menerus bersifat sebagai berikut:
1) Sederhana
60
2) Efektif
3) Biaya rendah
4) Risiko rendah
5) Kemajuan persalinan meningkat
6) Bersifat sayang ibu
Menurut Varney’s Midwifery, pendekatan yang dapat dilakukan
mengurangi rasa sakit adalah sebagai berikut :
1) Menghadirkan seseorang yang dapat mendukung persalinan.
2) Pengaturan posisi
3) Relasasi dan latihan pernapasan
4) Istirahat dan privasi
5) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan dan prosedur
tindakan.
6) Asuhan tubuh
7) Sentuhan
d. Penerimaan atas Sikap dan Perilakunya
Penerimaan akan tingkah laku dan sikap, juga kepercayaannya
mengenai apapun yang ibu lakukan merupakan hal terbaik yang mampu ia
lakukan pada saat itu. Biarkan sikap dan tingkah lakunya, beberapa ibu
mungkin akan bertindak pada puncak kontraksi berusaha untuk diam dan
ada pula yang menangis. Sebagai seorang bidan, yang dapat dilakukan
adalah dengan menyemangatinya dan bukan memarahi ibu.
e. Informasi dan Kepastian Tentang Persalinan yang Aman
Ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinan,
sehingga ia mampu mengambil keputusan dan ia juga perlu diyakinkan
bahwa kemajuan persalinannya normal kita hendaknya menyadari bahwa
kata-kata mempunyai pengaruh yang sangat kuat, baik positif maupun
negatif.
f. Kebutuhan Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses
persalinan. Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan
61
oleh sensor kimia, suhu, serta mekanisme akhirnya bayi memulai aktivasi nafas
untuk yang pertama kali.
Tekanan intratoraks yang negatif disertai dengan aktivasi napas yang
pertama memungkinkan adanya udara masuk ke dalam paru-paru. Setelah
beberapa kali napas pertama, udara dari luar mulai mengisi jalan napas pada
trakea dan bronkus, akhirnya semua alveolus mengembang dan terisi udara
(Walyani, 2016:120)
c. Sistem Pencernaan
Untuk memfungsikan otak, bayi baru lahir memerlukan glukosa dalam
jumlah tertentu. Pada saat setelah lahir bayi akan mengalami penurunan glukosa
secara cepat ( 1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah
yang cukup akan membuat glukosa dari glikogenkemudian persediaan disimpan
dalam hati.
Pada jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah
mendapatkan ASI, energi diperoleh dari lemak dan karbohidrat yang masing-
masing 60% dan 40% (Walyani, 2016:124)
d. Sistem Kardiovaskuler dan Darah
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per menit
m2 (Gessner 1965 dalam Dewi, 2013:13). Aliran darah diastolik pada hari
pertama yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54
liter/m2) karena penutupan duktus arterious. Tekanan darah pada waktu lahir
dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi plasenta yang pada jam
pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira
85/40 mmHg (Walyani, 2016:126).
e. Sistem Ginjal
BBL cukup bulan memiliki beberapa defisit struktural dan fungsional pada
sistem ginjal. Banyak dari kejadian defisit tesebut akan membaik pada bulan
pertama kehidupan dan merupakan satu-satunya masalah untuk bayi baru lahir
yang sakit atau mengalami stres. Keterbasan fungsi ginjal menjadi konsekuensi
khusus jika bayi baru lahir memerlukan cairan intravena atau obat-obatan yang
64
Tabel 2.6
Penilaiaan Keadaan Umum Bayi Berdasarkan Nilai APGAR
Aspek Skor
pengamatan
bayi baru lahir 0 1 2
Tabel 2.7
Penanganan BBL Bedasarkan APGAR Skor
4. Tanda-Tanda Bahaya
Dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (2019:37) tanda bahaya pada Bayi
Baru Lahir sebagai berikut :
a. Tidak mau menyusu
b. Kejang-kejang
c. Lemah
d. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60x/m), tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
e. Bayi merintih atau menangis terus menerus
f. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah.
g. Demam/panas tinggi
h. Mata bayi bernanah
i. Diare/buang air besar cair lebih dari 3x sehari
j. Kulit dan mata bayi kuning
k. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat.
1. Pengertian Nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (42 hari) (Saifuddin, 2016:356).
2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Sistem Reproduksi
Menurut Walyani (2017:63), perubahan fisiologi yang terjadi pada sistem
reproduksi masa nifas sebagai berikut:
1) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil
a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
b) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari dibawah pusat dengan
berat uterus 750 gr
c) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat simfisis
dengan berat uterus 500 gr
d) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simfisis dengan
berat uterus 350 gr
e) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50
gr
2) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Macam-macam lochea:
a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua,verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari
postpartum
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kecoklatan berisi darah dan lendir,
hari 3-7 hari postpartum
70
c) Lochea serosa: berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 postpartum
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f) Locheastasis: lochea tidak lancar keluarnya
3) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan
serviks menutup.
4) Vulva Dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5,
perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap
lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan.
6) Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi:
a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon
prolaktin setelah persalinan
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan prosuksi ASI terjadi pada hari ke-2
atau hari ke-3 setelah persalinan
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
b. Tanda-tanda Vital
Menurut Sulistyawati (2016), perubahan tanda-tanda vitalnya adalah sebagai
berikut:
71
1) Suhu
Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5 0C darikeadaan
normal tapi tidak lebih dari 39 0C setelah 12 jam pertama melahirkan, umumnya
suhu badan kembali normal. Bila > 38 0C mungkin ada infeksi.
2) Nadi
Nadi umumnya 60 - 80 denyut per menit dan segera setelah melahirkan
dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak terasa panas
mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada penyakit jantung. Pada masa nifas
umumya denyut nadi labil dibanding suhu badan
3) Tekanan Darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum akan
menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit lain yang
menyertainya dalam 1/2 bulan tanpa pengobatan.
4) Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal berkisar antara 18-24 kali per menit. Pada
saat partus frekuensi pernafasan akan meningkat karena kebutuhan oksigen yang
tinggi.
memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa + 700 k. kalori pada 6
bulan pertama kemudian + 500 k. kalori bulan selanjutnya.
Sumber tenaga atau energi untuk pembakar tubuh, pembentukan jaringan
baru, pengehematan protein (jika sumber tenaga kurang, protein dapat
digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi
sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan
ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju)
dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarine).
Sumber pembangun (protein) diperlukan untuk pertumbuhan dan
penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh darin
protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu
dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau,
kedelai, tahu dan tempe).
Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air) digunakan
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran
metabolisme dalam tubuh. Anjurkan ibu untuk minum setiap sehabismenyusui.
Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran
dan buah-buahan segar.
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.
Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan
tablet tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari postpartum. Minum
kaspul Vit A (200.000 unit).
b. Ambulasi
Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan mobilisasi.
Dilakukan secara perlahan-lahan dan bertahap. Dapat dilakukan dengan miring
kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian duduk dan berangsur- angsur untuk
berdiri dan jalan.
Mobilisasi dini (early mobilization) bermanfaat untuk:
1) Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium
2) Ibu merasa lebih sehat dan kuat
3) Mempercepat involusi alat kandungan
73
perineum dari arah depan ke belakang. Jaga kebersihan diri secara keseluruhan
untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
e. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu
untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu
untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan. Kuramg
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal, diantaranya mengurangi
produksi ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan, serta menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya.
f. Kebutuhan Seksual
Ibu yang baru melahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali
setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran
pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka
bekas section caesarean (SC) biasanya telah sembuh dengan baik. Bila suatu
persalinan di pastikan tidak ada luka atau perobekan jaringan, hubungan seks
bahkan telah boleh dilakukan 3-4minggu setelah proses melahirkan itu.
Meskipun hubungan telah dilakukan setelah minggu ke-6 adakalanya ibu-ibu
tertentu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau nyeri meskipun telah
beberapa bulan proses persalinan.
g. Senam Nifas
Selama kehamilan dan persalinan ibu banyak mengalami perubahan fisik
seperti dinding perut menjadi kendor, longgarnya liang senggama dan otot dasar
panggul. Untuk mengembalikan kepada keadaan normal dan menjaga kesehatan
agar tetap prima, senam nifas sangat baik dilakukan pada ibu setelah melahirkan.
Ibu tidak perlu takut untuk banyak bergerak, karena dengan ambulasi dini
(bangun dan bergerak setelah beberapa jam melahirkan) dapat membantu rahim
kembali ke bentuk semula.
75
2) Interpretasi Data
Data dasar yang telah dikumpulkan di interpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis atau masalah yang spesifik.Rumusan diagnosis
dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan
seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. (Dartiwen dan
Nurhayati, 2019:200).
3) Mengidentifikasikan diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah
diidentifikasikan.Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-siap bila
masalah potensial benar-benar terjadi (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:201).
4) Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera dan kolaborasi
Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter
untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
lain (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:201).
5) Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi/masalah klien tapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut. Apakah
kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk
karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan
lain. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan
82
2. Model “SOAP”
1) Subjektif
a. Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien
melalui anamnesis.
b. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya klien,
suami, dan keluarga
c. umum, keluhan, riwayat menarche, riwayat erkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalnan, iwayat KB, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit keturunan, pola hidup dan riwayat
psikososial).
d. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan
diagnosis. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang “S” diberi
tanda “O” atau “X” ini menandakan orang tersebut bisu. Data
subjektif menguatkan diagnosis yang dibuat (Dartiwen dan
Nurhayati, 2019:201-202).
83
2) Objektif
a. Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam
data focus untuk mendukung assaaessment.
b. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
(keadaan umum, vital sign, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium).
c. Data ini memberi bukti gejala klinis klien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis. Data fisiologis, hasil observasi,
hasil laboratorium) serta informasi dari keluarga atau orang lain
dapat dimasukkan dalam katogori ini. Apa yang diobservasi oleh
bidan akan menadi komponen yang berarti dari diagnosis yang
akan ditegakkan (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:202).
3) Assement
a. Masalah atau diagnosis yang ditegakkan berdasarkan data atau
informasi sub’jektif maupun objektif yang disimpulkan. Karena
keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru, baik
subjektif maupun objektif maka proses pengkajian adalah suatu
proses yang dinamik. Menganalisis adalah sesuatu yang penting
dalam mengikuti perkembangan klien.
b. Diagnosis adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai
kondisi klien: hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
c. Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga
kebutuhan klien terganggu (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:202).
4) Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment (Dartiwen dan Nurhayati, 2019:203).
84
a) Perencanaan
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan datang. Untuk
mengusahakan tercapainnya kondisi klien yang sebaik mungkin. Proses
ini termasuk kriteria tujuan tertentu dari kebutuhsn klien yang harus
dicapai dalam batas tertentu, tindakan yang diambil harus membantu
mencapai kemajuan dalam kesehatan dan harus sesuai dengan intruksi
dokter.
b) Implementasi
Pelaksanaan rencana tindakan untuk menghilangkan dan
mengurangi masalah klien. Tindakan ini harus disetujui oleh klien
kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien.
Bila kondisi klien berubah, intervensi mungkin juga harus berubah atau
disesuaikan.
c) Evaluasi
Hasil dari efek tindakan yang telah diambil merupakan hal
penting untuk menilai keefektifan asuhan yang diberikan.Analisis dari
criteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar untuk
mengembangkan tindakan alternative sehingga mencapai tujuan.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis LTA
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir (LTA) penulis menggunakan
studi penelaan kasus (Case Study). Studi penelaahan kasus adalah metode
penelitian dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui sebuah kasus
yang terdiri dari unit tunggal, dapat berupa satu orang yang akan dianalisis
secara mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu
sendiri, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus,
maupun tindakan atau reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan
tertentu (Surahman, 2016)
Laporan akhir ini menggunakan metode pendekatan asuhan
berkelanjutan (Continuity of Care) yaitu asuhan kebidanan
berkesinambungan sejak masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru
lahir di Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
Asuhan berkelanjutan ini dilakukan terhadap seorang klien, yaitu Ny.
“S” hamil trimester ketiga (usia kehamilan 34 minggu 5 hari).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam studi kasus ini adalah Ny.”S” berusia 32
tahun, G2P1A0 usia kehamilan 34 minggu 5 hari pada bulan Januari 2021 di
Praktik Mandiri Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021
85
86
C. Waktu Pengkajian
Laporan kasus ini dilakukan pada bulan Januari 2021 – Maret 2021.
D. Tempat Pengkajian
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan di Praktik Mandiri
Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
2. Data Sekunder
Data Sekunder digunakan untuk mendukung data primer.
Pengumpulan data sekunder ini diperoleh dari buku Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan buku kunjungan ibu hamil di Praktik Mandiri
Bidan Mardiana Palembang Tahun 2021.
e) Klem ½ kocher
f) Kateter
g) Penghisap lendir (Dee Lee)
h) Benang tali pusat atau klem plastic
i) Kassa
j) Gulungan kapas basah (1 kom kapas DTT, 1 kom alat
DTT)
k) Tabung suntik 1 mL dan 3 mL beserta jarum suntik
l) Heacting set (Nald voeder, needle heacting, catgut
chromic ukuran 2,0)
d. Peralatan tidak steril
a) Thermometer
b) Tensimeter dan stetoskop
c) Pita ukur
d) Doppler
e) Bengkok
f) Kom plasenta
g) Timbangan dan pengukur panjang bayi
h) Wadah untuk larutan klorin 0,5% dan air DTT
i) Tempat sampah (sampah tajam, kering, dan basah)
e. Bahan Habis Pakai
Bahan : Kapas, kain, plester, handuk, dan pembalut wanita
f. Obat-obatan dan bahan habis pakai
a) Oksitosin 1 mL 10 IU
b) Lidocaine 1 mL
c) Vitamin K 1 mL
d) Salep mata oxytetracycline 1 %
g. Peralatan resusitasi
a) Lampu sorot 60 watt dan meja yang bersih, datar dan
keras
b) 1 buah kain di gelar di atas perut ibu
90
A. Tinjauan Kasus
I. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan Datang
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan hamil 8
bulan, anak kedua, tidak ada keluhan, gerakan janin dirasakan kuat.
A. Data Kebidanan
1) Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Sifat : Cair
Siklus : 28 hari Teratur/Tidak : Teratur
Lamanya : 7 hari Warna : Merah kecoklatan
Banyaknya : 3 x ganti pembalut Disminorhea : Tidak Pernah
91
92
2) Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : Menikah
Umur Waktu Nikah : 24 tahun
Lamanya : 8 tahun
a. GPA : G2P1A0
b. HPHT : 17-05-2020
c. TP : 24-02-2021
d. Usia kehamilan : 8 bulan / 34 minggu 5 hari
e. ANC : TM 1 : 1x di Puskesmas Boom Baru
TM 2 : 2x di Puskesmas Boom baru
TM 3 : 1x di PMB Mardiana Palembang
f. Tablet Fe : Setiap ANC ibu diberikan Tablet Vitonal-F, 70
tablet sudah habis dikonsumsi secara teratur pada pagi hari dengan
rincian sebagai berikut :
a) Kunjungan pertama tanggal 13-10-2020 diberikan 30 tablet telah
habis diminum
b) Kunjungan kedua tanggal 6-11-2020 diberikan 20 tablet telah habis
diminum
c) Kunjungan ketiga 24-12-2020 diberikan 20 tablet telah habis
diminum
93
5) Riwayat KB
Jenis Kontrasepsi : KB Pil
Lamanya : 6 tahun
Alasan Berhenti Kb : Ingin mempunyai anak lagi
B. Data Kesehatan
b. Pola minum
1) Air putih : ± 8 gelas (250 cc)/hari
2) Susu : tidak pernah
2. Pola Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 6 – 8 x/hari
Warna : Kuning jernih
Keluhan : Tidak Ada
b. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning Kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada
4. Personal Hygiene
a. Mandi : 2 x/hari, pagi dan sore
b. Gosok gigi : 2 x/hari, pagi dan sore
c. Ganti pakaian dalam : 2 x/hari, sehabis mandi
5. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Harmonis
Tanggapan suami, dan keluarga terhadap kehamilan : Bahagia
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
Adat/kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Tidak Ada
Rencana Untuk Melahirkan : PMBMardiana
Persiapan persalinan :
Ibu dan keluarga telah mempersiapkan dana untuk kebutuhan
persalinan, transportasi menuju PMB Mardiana, pendonor
darah, perlengkapan ibu dan bayi, serta mempersiapkan jaminan
kesehatan berupa KIS
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana Merawat Bayi : Sendiri
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Musyawarah
Adat/kebiasaan yang mempengaruhi kehamilan : Tidak Ada
I. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 82 x/menit
Suhu tubuh : 36,50C
Pernapasan : 22 x/menit
Tinggi badan : 170 cm
96
d. BB sebelum hamil : 70 Kg
e. BB sekarang : 79 Kg
f. Pertambahan BB : 9 Kg
g. LILA : 26 cm
𝐵𝐵 (𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙) 70
h. IMT : = (1,70)2 = 24,22 (normal)
(𝑇𝐵)2
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak ada edema
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, ada caries
gigi
Leher : Tidak ada pembengkakan kelanjar tiroid dan limfe,
tidak ada pelebaran vena jugularis
Payudara : Simetris, putting susu menonjol, tidak ada masa,
kolostrum (+)
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka operasi, terlihat ada
gerakan janin
Genitalia :Tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak ada
keputihan
Ekstremitas
Atas : Kuku bersih, ujung jari tidak pucat dan tidak
oedema
Bawah : Kuku bersih, ujung jari tidak pucat, tidak oedem,
dan tidak varises
b. Palpasi
Abdomen : TFU pertengahan pusat-px (Mc
Donald: 27 cm), pada fundus teraba
97
c. Auskultasi
1) DJJ : Ada
2) Frekuensi : 146 x/menit
3) Sifat : Kuat dan teratur
4) Lokasi : Di perut ibu di sebelah kiri bawah pusat
d. Perkusi
Reflek Patella : kanan (+) dan kiri (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Boom Baru
Tanggal Pemeriksaan : 13-10-2020
Pemeriksaan Oleh : Bidan
Hasil Pemeriksaan :
a) Darah:
Haemoglobin (Hb) : 12 gr /dl (Normal)
b) Golongan darah : A (Rh+)
c) Urine : Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
II. ANALISIS DATA
Diagnosis : G2P1A0 34 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala
III. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu dan
janin dalam keadaan baik dan memberitahu usia kehamilan ibu saat ini
adalah 8 bulan, serta bagian terbawah janin adalah kepala
(Ibu mengerti keadaannya sekarang).
98
penglihatan kabur, nyeri perut hebat dan ketuban pecah dini, apabila ada
salah satu tanda bahaya kehamilan tersebut maka ibu segera datang ke
fasilitas kesehatan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan)
9. Memberitahu ibu tentang tanda – tanda persalinan seperti sakit perut
menjalar kepinggang, adanya kontraksi yang semakin sering dan kuat,
keluar lendir bercampur darah, apabila ada salah satu tanda persalinan
tersebut maka ibu segera datang ke fasilitas kesehatan.
(Ibu mengerti dengan penjelasan bidan )
10. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi pada
tanggal 29 januari 2021 atau bila ada keluhan.
(Ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang)
100
b. Minum
Air putih : ± 8 gelas/hari, (250 cc/gelas)
Susu : 1 gelas/hari
2. Pola Eliminasi
1. BAK
Frekuensi : ± 6x-8x/hari
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada
2. BAB
Frekuensi : 1 x/hari
101
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning Kecokelatan
Keluhan : Tidak ada
3. Pola istirahat
Malam : 7 jam (dimulai dari pukul 22:00
WIB dan bangun pukul 05:00
WIB )
Siang : 1 jam (dimulai dari pukul 14:00
WIB dan bangun pukul 15:00 WIB
)
4. Personal Hygiene
Mandi :2 x/hari,
Gosok gigi :2 x/hari
Ganti pakaian dalam :2 x/hari
O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg,
RR : 22x/m,
N : 82x/m
T : 36,5C
BB : 80 kg
2. Inspeksi
Muka: tidak pucat, tidak oedema
Mata: tidak ikterik, sklera putih,
konjungtiva
merah muda
Abdomen: gerakan janin aktif Ektremitas:
tidak pucat, tidak oedema
3. Palpasi
TFU pertengahan pusat -px (Mc Donald =
27cm), di fundus teraba bokong, punggung
janin di sebelah kiri perut ibu, presentasi
kepala, kepala sudah masuk PAP (4/5)
TBJ = (27-11) x 155 = 2.480 gram
4. Auskultasi
Lokasi : Dibawah pusat sebelah kiri perut
ibu
DJJ : Ada
Frekuensi : 147 x/m
Sifat : Kuat & Teratur
102
A:
G2P1A0 37 minggu, JTH, Preskep
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik dan memberitahu
usia kehamilan ibu saat ini adalah 8 bulan,
serta bagian terbawah janin adalah kepala
(Ibu mengerti keadaannya sekarang).
2. Memberitahu ibu untuk tetap
mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi ibu dan janin, yaitu mengandung
karbohidrat (nasi, jagung, tepung), lemak
(ikan dan minyak), protein (kacang-
kacangan, ikan, telur), vitamin (sayuran,
3. buah-buahan), serta minum air putih
yang cukup minimal 8 gelas perhari.
(ibu mengerti dan mau melakukan anjuran
bidan)
3. Menganjurkan ibu untuk meminum susu
ibu hamil agar menambah nutrisi vitamin
ibu dan bayi.
(ibu mengerti dan mengikuti anjuran
bidan)
4. Mengajarkan ibu perawatan payudara
yaitu dengan cara membersihkan putting
menggunakan kapas saat mandi serta
memberitahu ibu untuk memakai Bra
yang dapat menopang payudara (Ibu
mengerti dengan ajaran dan penjelasan
bidan)
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
kebersihan diri terutama pada daerah
kemaluannya dengan membersihkannya
setiap selesai BAK/BAB menggunakan
air bersih dan mengganti pakaian dalam
jika terasa lembab. (Ibu mengerti tentang
cara menjaga kebersihan diri)
6. Menjelaskan kepada ibu dan suami untuk
mempersiapkan persalinan meliputi
tempat bersalin, perlengkapan ibu dan
bayi, dana, kendaraan, penolong,
persalinan, dan pendonor darah.
103
Tanggal : 25-02-2021
b. Pola Eliminasi
1) BAK
Terakhir BAK : 11.30 WIB
Frekuensi : 1x
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada
2) BAB
Terakhir BAB : Pukul 09.00 WIB
Frekuensi : 1x
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada
c. Pola Istirahat
105
2. Inspeksi
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak
oedema
Mata : sklera putih,
, konjungtiva merah muda
Payudara : Putting susu menonjol,
colostrum(+)
Abdomen : Terlihat ada gerakan janin
Genetalia : Telihat lendir bercampur darah,
tidak ada varises,
Ekstremitas: Tidak Oedema
4. Palpasi
TFU 3 jari dibawah px (Mc Donald: 32
cm), memanjang,pada fundus teraba
bokong, puki, presentasi kepala, sudah
masuk PAP. kepala masuk PAP 4/5
TBJ: (32-11)x 155= 3.255 gram
Kandung kemih: kosong
His kuat : 4x 10’ 36’’
Auskultasi: DJJ 134 x/mnt kuat dan
teratur
106
PD:
Portio: Teraba Lunak
Pendataran: 20%
Pembukaan: 2 cm
Penurunan : HI
Presentasi: Kepala
Penunjuk: Sakrum Kiri
P:
b. Pola Eliminasi
1) BAK
Terakhir BAK : 19.20 WIB
Frekuensi : 1x
Warna : Jernih
Keluhan : Tidak ada
2) BAB
Terakhir BAB : Pukul 19.10 WIB
Frekuensi : 1x
Konsistensi : Lembek
Warna : Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak Ada
c. Pola Istirahat
Pukul 21.00-10.00 WIB
O:
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,3 °C
2. Inspeksi
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak
oedema
Mata : sklera putih,
, konjungtiva merah muda
Payudara : Putting susu menonjol,
colostrum(+)
Abdomen : Terlihat ada gerakan janin
Genetalia : Telihat lendir bercampur darah,
108
3. Palpasi
TFU 3 jari dibawah px (Mc Donald:
32 cm), memanjang,pada fundus teraba
bokong, puki, presentasi kepala, sudah
masuk PAP. kepala masuk PAP 3/5
TBJ: (32-11)x 155= 3.255 gram
Kandung kemih: kosong
His kuat : 4x 10’ 45”
Auskultasi: DJJ 140x/mnt kuat dan
teratur
A:
G2P1A0 aterm, inpartu kala I fase aktif, JTH,
preskep
P:
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan
sudah 6 cm, ibu dan janin dalam
keadaan baik. Menganjurkan ibu
untuk miring ke kiri untuk
mempercepat penurunan kepala janin.
2. Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum untuk menambah energi saat
persalinan
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
yaitu tarik nafas melalui hidung dan
hembuskan dari mulut untuk
mengurangi rasa sakit dan untuk
lebih tennag.
4. Mengajarkan ibu cara meneran yang
baik, yaitu seperti ingin BAB.
5. Memberitahu keluarga untuk
memberi support dan
mendampingi ibu saat proses
persalinan
109
2. Inpeksi
Muka : Ekspresi ibu tampak kesakitan
Genetalia : Keluar air berwarna jernih
pada pukul 23.05 WIB, perineum
menonjol. Vulva membuka
Anus : Ada tekanan
3. Palpasi
HIS : 5x/10’/50’’
5. Auskultasi
Lokasi : Punctum maksimum dibawah
pusat sebelah kiri perut ibu
DJJ : 134x/mnt kuat da n teratur
6. Pemeriksaan Dalam
PD: portio: tidak teraba
Pendataran: 100 %
Pembukaan: 10 cm
Penurunan: H IV
Presentasi: kepala
Penunjuk: uuk kiri depan
A:
G2P1A0 ,40 minggu, inpartu kala II, JTH,
Preskep
P:
1. Memberitahu ibu bahwa saat ini
dalam proses persalinan dan
pembukaan lengkap
2. Memakai alat pelindung diri
3. Mencuci tangan dengan air mengalir
menggunakan sabun, kemudian
memakai sarung tangan
110
A:
P2A0 kala III
P:
P:
1. Mengevaluasi perdarahan
2. Mendekontaminasikan alat partus
dalam larutan klorin 0.5 % selama 10
menit
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat,
makan, dan minum
113
O:
Palpasi :
Mammae : Kolostrum (+)
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik
Kandung kemih : kosong
A:
P2A0 Postpartum 6 jam
P:
Pola Istirahat/tidur :
Malam : ± 6 jam
Siang : ± 1 jam
Pola Minum
Air Putih : ± 8-12 gelas/hari (250
cc)
O:
Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
TD : 120/70 mmHg
RR : 22x/m
N : 84x/m
T : 36,30C
Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : sklera putih, konjungtiva
merah muda
Genetalia: locheasanguinolenta,
bau amis
Ekstremitas
Atas : tidak pucat, tidak eodema
Bawah : tidak pucat, tidak eodema,
tidak ada varises, dan
tidak ada tanda homan
Palpasi
Mammae : tidak ada bendungan
ASI, ASI (+)
Abdomen : TFU pertengahan pusat
- simpisis, kontraksi
baik
P:
1. Memberitahu Memberitahu ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik, tekanan darah:
120/70 mmHg, nadi: 84 x/menit, suhu:
36,3°C, pernapasan: 22 x/menit, pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya masalah.
(Ibu mengetahui kondisinya dan
hasil pemeriksaan yang dilakukann)
2. Menganjurkan ibu untuk tetap
118
Pola Minum
Air Putih : ± 8-12 gelas/hari (250cc)
Personal hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari
Ganti pembalut : 3x/hari atau
jika terasa penuh
O:
Keadaan umum : Baik Kesadaran
: Composmentis
TD : 120/80 mmHg
RR : 22x/m
N : 84x/m
T : 36,30C
Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : sklera putih, konjungtiva
merah muda
Genetalia: lochea serosa
Ekstremitas
Atas : tidak pucat, tidak eodema
Bawah : tidak pucat, tidak eodema,
tidak ada varises, dan
tidak ada tanda homan
120
Palpasi
Mammae : tidak ada bendungan
ASI, ASI (+)
Abdomen : TFU Sudah tidak teraba lagi
P:
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa keadaan ibu
baik, tekanan darah: 120/80 mmHg,
nadi: 84x/menit, suhu: 36,3°C,
pernapasan: 22x/menit, pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya masalah. (Ibu mengetahui
kondisinya dan hasil pemeriksaan
yang dilakukan).
2. Menganjurkan ibu untuk tetap hanya
memberikan ASI Eksklusif pada
bayinya serta mengkonsumsi
sayuran-sayuran hijau seperti sayur
katu karena dapat membantu
memperlancar produksi ASI. (Ibu
mengerti dan akan makan sayur katu
untuk memperlancar ASI).
3. Menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kebersihan dirinya terutama
daerah vulva dan vagina dengan
mengganti pembalut sesering
mungkin atau setiap terasa lembab
atau penuh (Ibu mengganti pembalut
setelah mandi)
4. Mengingatkan ibu kembali mengenai
tanda bahaya masa nifas yaitu,
pendarahan hebat, keluar cairan
berbau dari vagina, sakit kepala yang
hebat, bengkak pada wajah dan
tangan, demam tinggi >2 hari,
payudara merah, bengkak, dan sakit,
kehilangan nafsu makan dalam waktu
lama. (ibu mengetahui tanda bahaya
nifas)
121
Biodata
Nama Bayi : By. Ny. “S”
Tanggal/Jam Lahir : 25 Februari 2021 /
23.11WIB Jenis Kelamin : Perempuan
I. DATA SUBJEKTIF
A. Keluhan Utama
Bayi baru dilahirkan pukul 23.11WIB, jenis kelamin Perempuan,
langsung menangis.
122
1. Riwayat Kelahiran
1. Jenis Persalinan : Spontan
2. Penolong Persalinan : Bidan
3. Anak Ke : 2 (dua)
4. Usia Kehamilan : 40 minggu
5. Komplikasi Persalinan : Tidak ada
3. Kebutuhan Eliminasi
BAK/Miksi : belum BAK
BAB/Defekasi : 1 kali, warna kehitaman, konsistesi lembek
A. Pemeriksaan Umum
2. Vital Sign
Suhu : 36,6C
Pernafasan : 48 x/menit
Denyut Jantung : 142x/menit
123
B. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Tidak caput succedaneum, tidak sefal hematoma
b. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada kelainan
d. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada kelainan
e. Mulut : Tidak ada labioskizis dan labiospalatoskizis
f. Leher : Tidak ada kelainan
g. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
h. Abdomen : Tidak ada perdarahan tali pusat
i. Punggung : Pada punggung tidak ada kelainan
j. Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora, tidak ada
kelainan
k. Anus : Ada (+)
l. Ekstremitas : Tidak pucat, jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili atau
sindaktili
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 3350 gram
b. Panjang badan : 48 cm
c. Lingkar kepala : 35 cm
d. Lingkar dada : 33 cm
e. Lingkar Lengan : 11 cm
124
III. ANALISIS
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi sehat dan
bayi tidak ada kelainan
(Ibu mengetahui keadaan bayinya).
2. Menjelaskan pada ibu bayinya sudah diberikan injeksi Vitamin K dan salep mata
(Vitamin K dan salep mata telah diberikan).
3. Memberikan KIE kepada ibu dan suami tentang manfaat imunisasi dasar
pertama HB0 untuk mencegah penyakit hepatitis pada bayi dan meminta
persetujuan ibu untuk menyuntikkan Imunisasi dasar pertama HB0 pada 1 jam
setelah penyuntikkan vitamin K
(Ibu mengerti dan setuju apa yang dijelaskan).
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan cara
memakaikan pakaian yang menutupi seluruh tubuh bayi kecuali wajah dan leher,
memakaikan topi, menyelimuti bayi serta menghindarkan bayi dari paparan
langsung udara dingin (misalnya, jendela, kipas angin, AC, dll) (Bayi diselimuti
dan diletakkan disamping ibu yang jauh dari kipas).
5. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan bayinya,
seperti mengganti popok setiap bayinya BAK dan BAB serta mengganti
pakaian bayi sehabis bayi mandi atau setiap terasa lembab atau basah
(ibu akan menjaga kebersihan bayi)
6. Menganjurkan ibu sebaiknya menyusui bayi sampai bayi kenyang yaitu saat bayi
telah melepaskan sendiri putting susu, membiarkan bayi menyusui pada sebelah
payudara hingga payudara terasa kosong, kemudian dilanjutkan menyusui pada
payudara sebelahnya
(Ibu sedang menyusui bayinya dan membiarkan bayinya menyusu hingga
melepaskan sendiri putingnya)
7. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASInya secara eksklusif sampai 6
bulan tanpa makanan tambahan seperti madu, air putih, susu formula, bubur,
pisang, dll. Serta diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi
(Ibu memberikan ASI eksklusif secara on demand).
125
8. Mengajarkan ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi: sesak napas,
frekuensi pernapasan cepat atau 60 kali/menit, gerak retraksi di dada, malas
menyusu, suhu badan bayi tinggi > 37,5 ºC (panas) atau suhu badan bayi rendah
<36,5ºC (dingin), gerak kurang aktif, sianosis sentral (lidah biru), perut
kembung, kejang/periode kejang-kejang kecil, napas merintih, perdarahan pada
tali pusat, bayi terlihat sangat kuning
(Ibu dapat meyebutkan 8 dari 12 tanda bahaya pada bayi.
126
A:
Diagnosa: Bayi umur 7 hari.
P:
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa
hasil pemeriksaan bayinya dalam keadaan
baik
(ibu mengetahui keadaan bayinya)
2. Memberitahu ibu untuk memberikan
ASInya sesering mungkin, apabila bayi
tidur sudah 2-3 jam bangunkan bayi dan
berikan ASI
(Ibu akan membangunkan bayinya dan
menyusuinya)
3. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya
pada bayi seperti bayi tidur terus menerus,
bayi malas menyusu, kesulitan napas, bayi
berwarna kuning, bibir kebiruan, badan
bayi panas, gangguan pencernaan untuk
segera membawa bayinya ke fasilitas
kesehatan
.(ibu mengetahui tanda bahaya pada bayi)
4. Memberitahu ibu untuk rutin datang ke
bidan, posyandu atau puskesmas setiap
bulan untuk mendapatkan imunisasi sesuai
jadwal serta mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayinya.
(ibu akan membawa anaknya ke bidan/
puskesmas/posyandu)
127
O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 120 x/menit
Pernapasan : 46 x/menit
Suhu : 36,5C
BB : 3600 gram
PB : 51cm
A:
Bayi 14 hari
P:
1. Memberitahu ibu bahwa bayi dalam
keadaan baik
(Ibu mengerti dengan informasi yang
diberikan)
2. Memberitahu ibu untuk menjaga
kebersihan bayi dengan cara memandikan
bayi 2x/sehari, mengganti popok bayi
setiap kali BAB/BAK, membersihkan
daerah kemaluan dan sekitar anus dengan
kassa atau kapas basah, dan tidak
memberikan bedak pada leher, ketiak,
selangkangan,
.(Ibu mengerti mengenai informasi yang
diberikan)
3. Mengingatkan kembali kepada ibu
mengenai tanda bahaya pada bayi seperti
bayi tidur terus menerus, bayi malas
menyusu, kesulitan napas, bayi berwarna
kuning, bibir kebiruan, badan bayi panas,
gangguan pencernaan untuk segera
membawa bayinya ke fasilitas kesehatan
.(ibu mengetahui tanda bahaya pada bayi)
4. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk
rutin datang ke bidan, posyandu atau
puskesmas setiap bulan untuk
mendapatkan imunisasi sesuai jadwal
serta mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayinya.
128
A. Kehamilan
Berdasarkan hasil pengkajian dan pemantauan kehamilan Ibu
dengan identitas Ny. “S” usia 32 tahun hamil anak kedua, ibu dan janin
dalam keadaan normal, tidak ditemukan adanya komplikasi. Ibu
mengatakan mengalami menstruasi terakhir pada tanggal 17-05-2020. Ibu
telah melakukan pemeriksaan sebanyak 5 kali selama kehamilan, yang
terdiri dari 1 kali pada terimester pertama, 2 kali pada trimester II, 3 kali
pada trimester ke III, di Bidan dan Puskesmas. Kunjungan kehamilan ini
tidak sesuai dengan teori kebijakan program pelayanan antenatal yaitu
minimal 2 kali pada trimester 1 (< 12 minggu), 1 kali pada trimester 2 (12
- 24 minggu), dan 3 kali pada trimester 3 (24 - 40 minggu). Dan minimal
2 kali pemeriksaan oleh dokter pada trimester 1 dan 3 (Buku KIA, 2020).
129
130
Di awal kehamilan berat badan ibu 70kg dan berat badan ibu
diakhir kehamilan 80 kg, jadi penambahan berat badan ibu dari awal
kehamilan hingga akhir kehamilan sebesar 10 kg atau >1 kg setiap
bulannya. Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya
gangguan pertumbuhan janin dan pengukuran tinggi badan pada pertama
kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu
hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko
untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion) (Kemenkes RI,
2018).
B. Persalinan
Pengkajian data subjektif ini dilakukan pada tanggal 25 Februari
2021 Pukul 12.00 WIB Ny “S” datang ke PMB Mardiana mengatakan
sakit perut menjalar ke pinggang sejak pukul 10.00 WIB, sakitnya
masih jarang, sudah keluar lendir bercampur darah, dan belum keluar
air-air, gerakan janin masih dirasakan. Setelah dilakukan pengumpulan
data objektif dengan pemeriksaan fisik, Pemeriksaan dalam
menunjukkan pembukaan 2 cm dan kepala janin masih tinggi.
pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua dan melengkapi partograf
dan melakukan pendokumentasian.
Menurut data SOAP pada kala IV diatas apa yang dirasakan ibu
masih dalam batas normal.
C. Nifas
Menurut Kemenkes RI (2020:4), Kunjungan Nifas (KF)
paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan, yaitu:
salep atau tetesan dan semua bayi baru lahir harus diberikan Vitamin
K, Vitamin K injeksi 0,5-1 mg secara intra muskuler untuk mencegah
perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi Vitamin K pada bayi baru
lahir(Saifuddin,2016) Kunjungan bayi baru lahir Ny. “S” dilakukan
sebanyak 3 kali yaitu kunjungan pertama saat 6 jam bayi baru lahir,
kunjungan kedua hari ketujuh bayi lahir, dan kunjungan ketiga pada hari
ke 14 bayi lahir. Dalam kunjungan ini tidak ditemukan masalah atau
komplikasi pada bayi. Menurut Kemenkes RI(2019), kebijakan dalam
pelaksanaan kunjungan neonatal yaitu 3 kali yaitu satu kali pada 6-48 jam
setelah bayi lahir, satu kali pada 3-7 hari setelah bayi lahir, dan satu kali
pada 8-28 hari setelah bayi lahir, hal ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan praktek.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
139
140
4. persalinan, bayi baru lahir, dan nifas, didapatkan bahwa ibu dan
bayi dalam keadaan sehat.
B. Saran
1. Bagi penulis
2. Bagi Institusi
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2019. Buku Asuhan Kebidanan Patologi.
Yogyakarta: Trans Info Media.
142
Saifuddin, Abdul Bari. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
. 2018. Ilmu Kebidanan. Edisi Revisi V. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Priwirohardjo.
Simanjuntak. Et al. 2020. Nommensen Journal of Medicine : Perbandingan Rumus
Jhonson dan Rumus Risanto dalam menentukan Taksiran Berat Janin pada
Ibu Hamil dengan Berat Badan Berlebih. Universitas HKBP Nommensen,
Vol. 6 No. 1
Soebardhy dkk. 2020. Kapita Selekta Metodologi Penelitian. Pasuruan: Qlara Media
Sulistyawati, A. 2016. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Yogyakarta:
Salemba Medika.
. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Sumantri, Arif 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana.
Surahman et. All. 2016. Metodelogi Penelitian. ttp: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Sutanto, Andina Vita. 2019. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sutanto, Andina Vita dan Yuni Fitriana. 2019. Asuhan pada Kehamilan. Yogyakarta:
PT. Pustaka Baru.
Tyastuti, Siti. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
LAMPIRAN
DOKUMNETASI
Kehamilan
PERSALINAN
BBL
NIFAS