3385 8702 1 PB
3385 8702 1 PB
Prodjosantoso dkk)
Abstrak
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan teknologi nano
dalam pengembangan produk hilir timah putih untuk meningkatkan devisa nasional.
Sebagai penelitian pendahuluan, oksida SnO2 disintesis dengan cara melarutkan logam
Sn ke dalam larutan HCl pekat diikuti dengan penambahan NH4OH pekat tetes demi
tetes. Endapan yang terjadi disaring, dikeringkan, dan sebagian dikarakterisasi dengan
spektrofotometer IR model FTIR-8300/8700 pada kisaran bilangan gelombang 400 cm-1
sampai dengan 4000 cm-1, sedangkan sebagian lainnya kemudian dipanaskan dalam
furnace pada suhu sekitar 900 oC selama 4 jam. Oksida yang dihasilkan kemudian
didinginkan dan dikarakterisasi dengan difraktometer XRD Zhimadsu S6000 memakai
radiasi Cu KD monokromatik dengan panjang gelombang (O) 1,5406 Å pada kisaran 2T
antara 5o sampai 90o, dan mikroskop elektron pemindai (SEM) JEOL T330 A yang
beroperasi pada 15 keV. Aspek kristalografi senyawa SnO2 dipelajari berdasarkan data
difraksi sinar-X (XRD) yang dianalisis dengan metode Rietveld menggunakan program
WinPLOTR. Struktur SnO2 termasuk dalam kelompok ruang P42/mnm tetragonal dengan
parameter kisi a = b = 4,7337(2) ǖ serta c = 3,1841(3) ǖ. Partikel oksida SnO2 hasil
penelitian ini berukuran 35,39 nm.
Kata kunci: SnO2, spektrofotometer IR, difraksi sinar-X, SEM
Abstract
Long-term goal of this research is to apply nanotechnology in the development of
downstream products of tin to increase the national foreign exchange. As a preliminary
study, SnO2 was synthesized by dissolving tin metal in concentrated HCl followed by
addition of concentrated NH4OH in dropwise. The precipitate was filtered, dried, and
partially characterized using IR spectrophotometer FTIR-8300/8700 model in the range
of wave number of 400 cm-1 to 4000 cm-1, whilst the rest was then heated in a furnace at
temperature about 900 °C for 4 hours. The oxide was then cooled and characterized by
using XRD Zhimadsu S6000 diffractometer using monochromatic Cu KĮ radiation with a
wavelength (Ȝ) of 1.5406 Å in the 2ș range 5o to 90o, and scanning electron microscope
(SEM) JEOL T330 A operating at 15 keV. The crystallography aspects of SnO2 was
studied based on the X-ray diffraction data (XRD) which was analyzed with Rietveld
method using the WinPLOTR program. The SnO2 oxide was found to be tetragonal
P42/mnm space group having lattice parameters of a = b = 4.7337(2) ǖ and c =
3.1841(3) ǖ. The particle size of the SnO2 oxide was found to be about 35.39 nm.
Keywords: SnO2, IR spectroscopy, X-ray diffraction, SEM
99
1
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 16, Nomor 2, Oktober 2011
1200
Sintesis dan Karakterisasi (A.K. Prodjosantoso dkk)
yang dapat dilakukan di antaranya adalah perlu diteliti dapat tidaknya senyawa SnO2
mencari alternatif lain yang dapat mengganti- disintesis dari bahan baku timah hasil olahan
kan peran timah, atau dengan cara mengubah pasir timah putih oleh PT. Timah (Persero)
timah menjadi senyawa baru yang Tbk. Dan bagaima karakter senyawa SnO2
mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi, berdasarkan data difraksi sinar-X (XRD) dan
misalnya timah oksida sebagai katalis. SEM.
Dengan demikian usaha optimalisasi timah Timah putih merupakan unsur langka
dari hulu sampai hilir prospektif dilakukan. (kelimpahannya sekitar 2 ppm), dibanding-
Salah satu misi PT TIMAH (PER- kan dengan zink (94 ppm), tembaga 63
SERO) TBK sebagai perusahaan pengolah ppm) dan timah hitam (12 ppm). Mineral
biji timah putih terbesar di Indonesia adalah penghasil timah putih adalah kasiterit (SnO2),
memperluas produk-produk yang mem- dan sebagian kecil dari sulfida seperti stanit,
punyai nilai tambah. Timah putih dapat silindrit, frankeit, kanfieldit dan tealit
diubah menjadi senyawa katalis dengan nilai (Carlin, 2008).
ekonomis yang tinggi. Timah dapat Menurut Pamungkas (2006), magma
diaplikasikan sebagai pewarna keramik dan bersifat asam dan mengandung gas SnF4.
gelas, komponen elektronika, kampas rem, Terjadinya mineral timah diawali dengan
elektroda, konduktor transparan, bahan adanya intrusi granit (bekuan magma).
penyerap dan pemantul sinar infra merah, Melalui proses pneumatolitik hidrotermal air
penyaring radionuklida serta detektor gas dan menerobos dan mengisi celah retakan batuan
katalis reaksi kimia (http://timah.com). dan terjadi reaksi: SnF4 + H2O o SnO2 +
Katalis timah dapat berupa timah HF2.
oksida (SnO2), paduan timah dengan logam Bijih timah merupakan asosiasi
lain (misalnya Pt/Sn, Pd/Sn dan Ni/Sn) serta mineral Cu, W, Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan
logam teremban timah oksida (misalnya Sn. Terdapat tiga tipe kelompok asosiasi
Pt/SnO2, PdSnO2 dan Ni/SnO2). Senyawa- mineral timah putih, yaitu stanniferous
senyawa timah dapat digunakan untuk meng- pegmatites, kuarsa-kasiterit dan sulfida-
katalisis berbagai reaksi, seperti: pembentuk- kasiterit (Taylor, 1979). Mineral utama
an biodisel (http://www.biodiesel.gov.br), yang terkandung di dalam bijih timah
oksidasi gas karbon monoksida (http://www. berupa kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa,
adsabs.harvard.edu), dan juga dehidrogenasi zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik,
n-heksana (Llorca, et al., 1997), sehingga stibnit, kalkopirit, xenotim, dan monasit
1013
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 16, Nomor 2, Oktober 2011
1402
Sintesis dan Karakterisasi (A.K. Prodjosantoso dkk)
udara sehingga tahan karat. Kegunaan deposisi uap SnCl4 (Greenwood, dkk., 1984
timah putih diantaranya untuk melapisi hal. 447–448) atau organotimah trihalida
logam lainnya yang berfungsi mencegah (US patent 4130673) misalnya butiltin
karat, bahan solder, bahan kerajinan untuk triklorida yang merupakan bahan mudah
cendera mata, bahan paduan logam, casing menguap. Teknik ini digunakan untuk
telepon genggam. Selain itu timah melapisi botol kaca dengan lapisan tipis
digunakan juga pada industri farmasi, gelas, SnO2 (<0,1 ȝm), yang membantu pelapisan
agrokimia, pelindung kayu, dan penahan polimer pelindung, seperti polietilena, pada
kebakaran. Timah merupakan logam ramah permukaan kaca. (Greenwood, dkk., 1984
lingkungan, penggunaan untuk kaleng hal. 447–448) Lapisan yang lebih tebal dan
makanan tidak berbahaya terhadap kesehat- terselit Sb atau ion F dapat menghantarkan
an manusia. Kebanyakan penggunaan timah listrik dan digunakan sebagai filament lampu
putih untuk pelapis/pelindung, dan paduan pijar (Greenwood, dkk., 1984 hal. 447–448).
logam dengan logam lainnya seperti timah SnO2 telah digunakan sebagai pigmen dalam
hitam dan zink. Konsumsi dunia akan pembuatan gelas, dan keramik berglasur.
timah putih untuk plat menyerap sekitar SnO2 murni memberikan warna putih susu;
34% dan untuk solder 31%. warna lain dapat diperoleh dari campurannya
Permintaan dunia akan timah oksida dengan oksida logam lainnya, misalnya V2O5
(SnO2) sangat tinggi, namun ketersediaannya (kuning); Cr2O3 (merah muda) dan Sb2O5
sangat terbatas. Walaupun pertambangan (biru abu-abu) (Holleman dan Wiberg,
timah oksida merupakan metode yang paling 2001). SnO2 telah digunakan sebagai serbuk
populer, produsen timah oksida lebih pemoles (Holleman dan Wiberg, 2001) dan
bergantung pada daur ulang timah putih kadang-kadang dikenal sebagai "serbuk
bekas pakai sebagai sumber utama sintesis dempul" (Taylor, 1942). SnO2 juga diguna-
timah oksida. Tentu saja hal ini tidak dapat kan dalam sensor gas yang mudah terbakar
memenuhi permintaan dunia akan timah (Joseph Watson), sensor alkohol (Mishra,
oksida yang jumlahnya relatif besar. 2002, hal 231-234) Penyelitan SnO2
(http://timah.com). dilakukan dengan berbagai senyawa yang
Oksida timah murni meleleh pada diteliti, misalnya dengan CuO (Wang dkk.,
o
suhu yang relatif rendah (232 C), memiliki 2006, hal. 2502–2508). Doping dengan
titik didih yang tinggi (2270 oC). Pelapisan kobalt dan mangan, memberikan bahan yang
tipis SnO2 dapat dilakukan dengan metode dapat digunakan dalam logam tegangan
1035
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 16, Nomor 2, Oktober 2011
tinggi. (Dibb A., dkk., 2006, hal. 339–343). mineral SnO2 murni. Pencucian mineral
Timah dioksida dapat diselitkan ke dalam dengan berbagai pelarut tidak menghasilkan
oksida besi atau mangan. (Punnoose, dkk, material dengan kemurnian yang tinggi.
2005). Timah oksida juga dikenal luas Usaha memurnikan SnO2 alami dapat juga
sebagai katalis (Gregory, 2002), misalnya dilakukan dengan reduksi oksida menjadi
timah oksida teremban karbon yang dapat logamnya lalu diikuti dengan pemanasan
digunakan untuk mengkatalis karbonilasi timah di udara terbuka (Holleman, at al.
methanol (Omata et al., 1987), dan reaksi 2001). Metode yang terakhir ini selalu
pembentukan uretan serta esterifikasi, menghasilkan SnO2 dengan defisiensi atom
dengan mekanisme reaksi seperti berikut O, tidak stoikiometrik, dan luas permukaan
(Evans, 1985): partikelnya relatif kecil, sehingga kurang
RN=C=O + R’OH o RNHCOOR’ memberikan keuntungan jika digunakan
RCOOH + R’OH o RCOOR’ + H2O sebagai katalis. Mekanisme lain perlu dilaku-
kan untuk memperoleh material struktur
Teknologi nano memungkinkan di-
produksinya timah oksida (SnO2) dalam nano SnO2 murni. Dalam penelitian ini akan
ukuran sangat sangat kecil dengan permuka- dilakukan sintesis struktur nano SnO2 dengan
an yang relatif besar sehingga sangat efektif menggunakan bahan dasar timah hasil
bagi aplikasi katalis. Katalis SnO2 sebagai ekstrasi PT Timah (Tbk), Bangka.
dalam jumlah renik (Chowdhuri, 2009). struktur nano SnO2 sebagai katalis pada
kasiterit (SnO2), dengan sifat-sifat fisik yang Bahan yang digunakan dalam pe-
dipengaruhi oleh keberadaan besi dan logam- nelitian ini meliputi logam Sn hasil olahan
logam lainnya, menyebabkan mineral ber- biji timah putih PT Timah (Persero) Tbk.,
warna kuning, hitam atau coklat kemerahan. Bangka), HCl (Aldrich, 99,9%), dan NH4OH
Keberadaan pengotor dalam mineral (Aldrich, 35%). Sedangkan peralat-an utama
menyebabkan mineral kurang efektif jika yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
digunakan sebagai katalis. Oleh karena itu Difraktometer Sinar-X (XRD) Zhimadsu
diperlukan usaha-usaha untuk memperoleh S6000, Spektrometer Infra-merah model
1604
Sintesis dan Karakterisasi (A.K. Prodjosantoso dkk)
105
7
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 16, Nomor 2, Oktober 2011
adanya pereaksi NH4OH yang tersisa aspek kristalografi data difraksi sinar-X
sebagian setelah proses penyaringan dan (XRD) senyawa SnO2 dianalisis dengan
pencucian endapan. Pita pada 580 cm-1 metode Rietveld (Young, 1993) dengan
106
8
Sintesis dan Karakterisasi (A.K. Prodjosantoso dkk)
Intensitas Relatif
10 20 30 40 50 60 70 80 90
2 T derajat
107
9
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 16, Nomor 2, Oktober 2011
SnO2 dapat dilihat pada Gambar 3. Atom difraksi sinar-X teramati, terhitung, dan
pusat Sn’ membentuk geometri octahedron perbedaannya disajikan dalam Gambar 4.
dengan 4 atom O dan 2 atom O’. Atom O Spektroskopi elektron pemindai
internal membentuk geometri trigonal (SEM) digunakan untuk mengamati morfo-
dengan 2 atom Sn dan 1 atom Sn’. Jarak logi permukaan sampel. Mikrograf SEM
antar atom dan sudut antar ikatan pada dikumpulkan menggunakan mikroskop elek-
oksida SnO2 dapat dilihat pada Tabel 1. Pola tron pemindai SEM JEOL T330 A yang ber-
Intensitas Relatif
(a) dan(b)
(c)
10 20 30 40 50 60 70 80 90
2T (derajat)
(a) (b)
Gambar 5. Mikrograf oksida SnO2 pada Pembesaran 150 X (a) dan 750 X (b)
Ukuran partikel kristal (d) ditentukan disimpulkan, bahwa senyawa SnO2 dapat
disintesis dari bahan baku timah hasil olahan
berdasarkan pita dengan intensitas maksi-
pasir timah putih. Struktur SnO2 termasuk
mum pada pola difraksi sinar-X dengan
dalam kelompok ruang P42/mnm tetragonal
menggunakan persamaan Scherrer (Cullity &
dengan parameter kisi a = b = 4,7337(2) ǖ
Stock, 2001) berikut:
serta c = 3,1841(3) ǖ. Partikel oksida SnO2
KO
d= hasil sintesis berukuran 35,39 nm, dan dapat
( E cos T
dikatagorikan sebagai nanopartikel.
dengan K adalah faktor bentuk yang dalam
Untuk mengoptimalkan penelitian ini
penelitian ini besarnya 0,9 (untuk kristal
perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan
dengan ukuran lebih kecil dari 0,1 ȝm), Ȝ
kajian tentang pengujian senyawa SnO2
adalah panjang gelombang sinar-X (0,1505
sebagai adsorben atau detektor berbagai
nm), ȕ adalah lebar setengah intensitas
senyawa organik yang mudah menguap atau
maksimum (0,3º), dan ș adalah sudut Bragg
gas pencemar, dan pemanfaatan senyawa
(13,31º). Dengan demikian ukuran partikel SnO2 sebagai katalis berbagai reaksi.
kristal (d) adalah:
DAFTAR PUSTAKA
0,9X 0,1505
d= =
2X3,142 Baur, W.H. (1956). Acta cryst., 9, 515-520.
0,3X XCos (13,31)
360
109
11
Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 16, Nomor 2, Oktober 2011
Chowdhuri, A., Haridas, D., Sreenivas, K. Punnoose, J.H., Thurber, A., Engelhard, M.
and Gupta, V. (2009). International H., Kukkadapu, R.K., Wang, C.,
Journal on Smart Sensing and Intelligent Shutthanandan, V. and Thevuthasan, S.
Systems, 2, 540-548. (2005). Phys. Rev., B 72(8), 054402.
110
12