Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKUNTANSI KEUANGAN

Ringkasan Materi : Kas dan Piutang

Disusun Oleh : Baiq Titin Fitriani

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2022
KAS DAN PIUTANG
KAS

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KAS?


Kas yaitu aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standar dan dasar
pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Pada umumnya kas diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas, dan dana yang tersedia pada
deposito yang tersedia di Bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan seperti pos wesel, cek yang
disahkan, cek kasir, cek pribadi, dan wesel Bank juga dipandang sebagai kas.
Pos-pos tertentu dapat menimbulkan masalah klasifikasi : Cek mundur dan I.O.U (Bon
utang) diperlakukan sebagai piutang. Uang muka perjalanan juga diperlakukan sebagai
piutang jika uang muka ini ditagih dari karyawan atau dikurangkan dari gaji mereka. Ika tidak,
uang muka perjalanan diklasifikasikan sebagai beban dibayar dimuka. Perangko pos yang ada
ditangan diklasifikasikan sebagai bagian dari persediaan perlengkapan kantor atau sebagai beban
dibayar dimuka. Dana kas kecil dan uang muka kembalian atau dana pertukaran
dimasukkan dalam aktiva lancar sebagai kas karena dana ini digunakan untuk memenuhi beban
operasi berjalan dan melikuidasi kewajiban lancar.

PELAPORAN KAS
1. Equivalent Kas
Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang (1) segera bisa
dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui, dan (2) begitu dekat dengan jatuh temponya
sehingga risiko perubahan suku bunga tidak siginifikan. Pada umumnya, hanya investasi dengan
jatuh tempo awal 3 bulan atau kurang yang memenuhi syarat definisi ini. Contoh-contoh
ekuivalen kas adalah treasury bill, kertas komersial, dan dana pasar uang.
2. Kas yang Dibatasi atau Restriktif
Kas kecil, penggajian, dan dana dividen adalah contoh-contoh kas yang disisihkan untuk
tujuan tertentu. Dalam sebagian besar situasi, jika dana ini tidak material, maka pelaporannya
tidak dipisahkan dari kas reguler dalam laporan keuangan. Jika jumlahnya material, maka kas
yang dibatasi dipisahkan dari kas reguler untuk tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi
diklasifikasikan dalam kelompok Aktiva Lancar atau Aktiva Tidak Lancar, tergantung pada
tanggal ketersediaan atau pengeluaran.
Bank dan institusi ppemberi pinjaman lainnya seringkali mewajibkan para nasabah yang
meminjam uang kepada mereka untuk mempertahankan saldo kas minimum dalam rekening giro
atau tabungan. Saldo minimum ini yang dinamakan saldo kompensasi.
3. Overdraft Bank
Overdraft bank apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang melebihi rekening kas. Hal itu
harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban lancar dan biasanya ditambahkan ke dalam jumlah
yang dilaporkan sebagai utang usaha. Namun, jika jumlahnya material, maka pos ini harus
diungkapkan secara terpisah pada bagian depan neraca atau dalam catatan yang berhubungan.
IKHTISAR POS-POS YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAS
Kas dan ekuivalen kas meliputi media pertukaran dan instrumen yang paling tepat
dinegosiasikan. Jika suatu pos tidak dapat dikonversikan menjadi uang logam atau uang kertas
dengan segera, maka pos ini diklasifikasikan secara terpisah sebagai investasi, sebagai piutang,
atau sebagai beban dibayar dimuka.
Berikut klasifikasinya :

Klasifikasi Kas, Ekuivalen Kas, dan Pos-pos Nonkas


Pos Klasifikasi Komentar
Kas Kas Jika tidak dibatasi, dilaporkan
sebagai kas. Jika dibatasi,
diidentifikasi dan diklasifikasi
sebagai aktiva lancar atau tidak
lancar.
Kas kecil dan dana pertukaran Kas Dilaporkas sebagai kas.
Surat berharga jangka pendek Ekuivalen kas Investasi dengan jatuh tempo kurang
dari tiga bulan, umumnya
digabungkan dengan kas.
Surat berharga jangka pendek Investasi sementara Investasi dengan jatuh tempo 3
hingga 12 bulan.
Cek mundur dan IOU Piutang Diasumsikan dapat tertagih.
Uang muka perjalanan Piutang Diasumsikan dapat tertagih dari
karyawan atau dikurangkan dari gaji
mereka.
Perangko di tangan (seperti Beban dibayar di muka Dapat diklasifikasikan sebagai
perangko, dll.) persediaan perlengkapan kantor.
Overdarft bank Kewajiban lancer Jika ada hak untuk mengoffset,
kurangi kas.
Saldo kompensasi Kas didefinisikan secara Diklasifikasikan sebagai aktiva
terpisah sebagai deposito lancar atau tidak lancar dalam
yang disimpan sebagai neraca. Diungkapkan secara terpisah
saldo kompensasi dalam catatan yang merinci
kesepakatan tersebut.

PIUTANG
Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Untuk tujuan pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar dan tidak
lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi
berjalan, mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak
lancar. Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik sebagai piutang dagang atau
piutang nondagang.
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang
telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal.
Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi. Sejumlah contoh piutang nondagang
diantaranya adalah :
1. Uang muka kepada karyawan dan staf
2. Uang muka kepada anak perusahaan
3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan
4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran
5. Piutang dividen atau bunga
6. Klaim terhadap :
a. Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan
b. Terdakwa dalam suatu perkara hukum
c. Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak
d. Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang
e. Kreditor untuk barang yang dikembalikan, hilang atau rusak
f. Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, kontainer, dan
sebagainya).
Karena sifatnya yang unik, piutang nondagang umumnya diklasifikasikan dan dilaporkan
sebagai pos terpisah dalam neraca.

PENGAKUAN PIUTANG USAHA


Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga
pertukaran diantara kedua belah pihak. Harga pertukaran adalah jumlah yang terutang dari
debitor (seorang pelanggan atau peminjam) dan umumnya dibuktikan dengan beberapa jenis
dokumen bisnis, biasanya berupa faktur. Dua faktor yang biasanya memperumit pengukuran
harga pertukaran adalah (1) ketersediaan diskon (diskon dagang dan diskon tunai) dan (2)
lamanya waktu antara tanggal penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran (unsur bunga).
Dua faktor yang biasanya memperumit pengukuran harga pertukaran adalah (1) ketersediaan
diskon (diskon dagang dan diskon tunai) dan (2) lamanya waktu antara tanggal penjualan dan
tanggal jatuh tempo pembayaran (unsur bunga).

Diskon Dagang
Harga barang biasanya dapat dikenakan diskon dagang atau kuantitas. Diskon dagang
semacam itu digunakan untuk menghindari perubahan yang sering terjadi dalam katalog, untuk
mengutip harga yang berbeda bagi pembelian dalam kuantitas yang berbeda, atau untuk
menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari pesaing. Diskon dagang biasanya dikutip
sebagai suatu persentase. Sebagai contoh jika harga yang tertera pada buku teks anda adalah $90,
dan penjual menerbitnya ke toko buku mahasiswa berdasarkan daftar harga dikurangi diskon
dagang sebesar 30%, maka piutang yang dicatat oleh penerbit buku adalah $63 per buku.

Diskon Tunai (Diskon Penjualan)


Diskon tunai (diskon penjualan) diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan
pembayaran secepatnya. Diskon semacam ini dinyatakan dalam bentuk istilah seperti 2/10, n/30
(diskon 2% jika dibayarkan dalamn 10 hari, jumlah kotor jatuh tempo dalam 30 hari), atau 2/10,
E.O.M. net 30, E.O.M. (diskon 2% jika dibayarkan dalam 10 hari dari akhir bulan, dengan
pembayaran penuh dilakukan pada hari ke-30 bulan berikutnya).
Dua metode yang digunakan dalam menillai akun diskon yaitu disajikan dalam tabel
berikut :
Metode Kotor Metode Bersih
Penjualan senilai $10.000, syarat 2/10, n/30:
Piutang usaha $10.000 Piutang usaha $9.800
Penjualan $10.000 Penjualan $9.800
Pembayaran sebesar $4.000 diterima dalam periode diskon:
Kas $3.920 Kas $3.920
Diskon penjualan $80 Piutang usaha $3.920
Piutang usaha $4.000

Pembayaran sebesar $6.000 setelah periode diskon:


Kas $6.000 Piutang usaha $120
Piutang usaha Diskon penjualan yang
$6.000 $120
hilang
Kas $6.000
Piutang usaha $6.000

Tidak Ada Pengakuan Atas Unsur Bunga


Idealnya, piutang harus diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu, nilai diskonto dari kas
yang akan diterima di masa depan. Jika ekspektasi penerimaan kas memerlukan periode tunggu,
maka jumlah nominal piutang tidak sama nilainya dengan jumlah yang akan diterima kemudian.
Secara teoritis, setiap pendapatan setelah periode penjualan adalah pendapatan bunga.
Dalam praktik, pendapatan bunga yang berhubungan dengan piutang usaha diabaikann karena
jumlah diskon biasanya tidak material dibandingkan dengan laba bersih periode bersangkutan.

PENILAIAN PIUTANG USAHA


Pelaporan piutang melibatkan (1) klasifikasi dan (2) penilaian dalam neraca. Klasifikasi,
seperti telah dibahas, melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang
yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi tergantung mana yang
lebih panjang diklasifikasikan sebagai jangka panjang.
Penilaian piutang sedikit lebih kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan dilaporkan
pada nilai realisasi bersih- jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas.

Piutang Usaha yang Tak Tertagih


Metode penghapusan langsung
Mencatat piutang tak tertagih pada tahun dimana diputuskan bahwa suatu piutang tertentu
tidak akan dapat ditagih. Metode penghapusan langsung berpendapat bahwa yang dicatat
haruslah fakta, bukan estimasi.
Contoh jurnalnya yaitu:
Beban kerugian piutang xxx
Piutang usaha xxx

Metode penyisihan
Walaupun melibatkan estimasi, persentase piutang yang tak tertagih dapat diramalkan
dari pengalaman masa lalu, kondisi pasar berjalan, dan analisis atas saldo yang beredar. Banyak
perusahaan membuat kebijakan kreditnya dengan menciptakan piutang tak tertagih dalam
persentase tertentu.
Dalam kehidupan nyata, perusahaan harus memperkirakan jumlah itu ketika mereka
menggunakan metode penyisihan. Dua basis yang digunakan untuk menentukan jumlah ini: (1)
sebesar persentase penjualan, dan (2) Persentase piutang. Kedua basis tersebut berlaku umum.
Pendekatan persentase-penjualan (laporan laba-rugi)
menandingkan biaya dengan pendapatan karena hal itu mengaitkan beban pada periode
dimana penjualan dicatat.
Pendekatan Persentase-piutang (Neraca)
Berdasarkan pengalaman masa lalu, sebuah perusahaan dapat mengestimasi persentase
piutang beredarnya yang tidak akan tertagih , tanpa mengidentifikasi piutang tertentu. Prosedur
ini menyediakan estimasi yang cukup akurat menyangkut nilai piutang yang dapat direalisasi,
tetapi tidak sesuai dengan prinsip penandingan biaya dan pendapatan.

PIUTANG WESEL
Suatu wsel tagih didukung oleh surat perjanjian tertulis formal, yaitu janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan. Wesel semacam itu
merupakan instrumen yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani oleh pembuat untuk
kepentingan yang dibayar atau penerima yang mungkin secara legal dan secara tepat bisa
menjual atau mentransfernya ke pihak lain. Wesel berbunga memiliki suku bunga ditetapkan,
sementara wesel tanpa bunga (bunga nol) memasukkan bunga sebagai bagian dari nominal yang
tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel tagih dipandang sebagai aktiva yang cukup likuid,
meskipun bersifat jangka panjang, karena dapat dengan mudah dikonversikan menjadi kas.

Pengakuan Wesel Tagih


Wesel jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi penyisihan) karena
bunga implisit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material. Secara umum, wesel tagih
diperlakukan sebagai ekuivalen kas (jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang) bukan
merupakan subjek amortisasi premi atau diskonto.
Akan tetapi, wesel tagih jangka panjang harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang
dari kas yang diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan atas wesel berbunga sama
dengan suku bunga efektif (pasar). Maka wesel itu dijual pada nilai nominal. Jika suku bunga
ditetapkan pada berbeda dengan suku bunga pasar, maka kas yang dipertukarkan (nilai sekarang)
berbeda dengan nilai nominal dari wesel. Selisih antara nilai nominal dengan kas yang
dipertukarkan, apakah diskonto atau premi, akan dicatat dan diamortisasikan sepanjang umur
wesel agar mendekati suku bunga efektif (pasar). Hal ini mengilustrasikan salah satu situasi
dimana konsep nilai waktu dari uang diterapkan dalam pengukuran akuntansi.

Wesel yan Diterbitkan Pada Nilai Nominal


Nilai sekarang atau harga pertukaran wesel dihitung sebagai berikut :

Nilai nominal wesel Xxx


Nilai sekarang pokok Xxx
Nilai sekarang bunga xxx
Nilai sekarang wesel Xxx
Selisih xxx
Sehingga jurnal pada saat penerimaan wesel adalah
Wesel tagih xxx
Kas xxx

Dan perusahaan juga mengakui bunga yang dihasilkan setiap bulan dengan membuat jurnal
sebagai berikut :
Kas xxx
Pendapatan bunga xxx

Wesel yang Diterbitkan Bukan pada Nilai Nominal


Wesel Berbunga Nol.
Jika yang diterima adalah wesel berbunga-nol, maka nilai sekarangnya adalah kas yang
dibayarkan kepada penerbit wesel. Karena baik jumlah masa depan maupun nilai sekarang wesel
telah diketahui, maka suku bunga dapat dihitung. Suku bunga implisit adalah suku bunga yang
akan menyamakan kas yang dibayarkan dengan dengan jumlah piutan dimasa depan. Selisih
antara jumlah masa depan (nilai nominal) dengan nilai sekarang (kas yang dibayarkan) dicatat
sebagai diskonto dan diamortisasikan ke pendapatan bunga sepanjang umur wesel.

Wesel Berbunga
Jika suku bunga efektif lebih besar dari suku bunga ditetapkan, maka nilai sekarang wesel
lebih kecil dari nilai nominalnya: yaitu wesel diperyukarkan pada diskonto. Adapun bentuk
jurnalnya yaitu :
Wesel tagih xxx
Diskonto atas wesel tagih Xxx
kas xxx
Jika nilai sekarang melebihi nilai nominal, maka wesel tersebut dipertukarkan pada
premi. Premi atas wesel tagih dicatat sebagai debet dan diamortisasikan menggunakan metode
bunga efektif sepanjang umur wesel sebagai pengurang tahunan dalam jumlah pendapatan bunga
yang diakui.

Wesel yang Diterima untuk Properti, Barang atau Jasa


Ketika wesel diterima sebagai pertukaran properti, barang atau jasa dalam suatu transaksi
wajar, yang suku bunga ditetapkan diasumsikan cukup wajar kecuali :
1. Tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau
2. Suku bunga yang ditetapkan tidak masuk akal, atau
3. Jumlah nominal dari wesel berbeda secara material dari harga jual tunai saat ini untuk
pos-pos yang serupa atau dari nilai pasar sekarang instrumen utang.
Dalam situasi seperti ini, nilai sekarang wesel diukur oleh nilai wajar properti, barang atau
jasa atau oleh jumlah yang secara layak mendekati nilai pasar wesel.

Pilihan Suku Bunga


Dalam transaksi wesel, jika suku bunga efektif atau suku bunga riil tidak dapat
ditentukan, maka pilihan suku bunga yang tepat adalah suku bunga taksiran yang dihitung
melalui perhitungan suku bunga yang layak, dan hasilnya dinamakan suku bunga terkait. Pilihan
suku bunga ini setidaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) suku bunga yang berlaku
bagi penerbit instrumen serupa dengan peringkat kredit yang sama, (2) ketentuan restriktif,
jaminan, dan skedul pembayaran, dan (3) suku bunga primer yang berlaku. Penentuan suku
bunga taksiran dilakukan saat wesel diterima, perubahan dalam suku bunga yang berlaku yang
terjadi setelah tanggal penerimaan wesel diabaikan.

Isu-isu Khusus yang Berkaitan dengan Piutang.


Perusahaan umumnya mengikuti pengakuan dan penilaian prinsip-prinsip yang dibahas dalam
bagian sebelumnya dari bab ini. masalah tambahan yang terkait dengan piutang adalah:
1. Menggunakan opsi nilai wajar
2. Penghentian pengakuan piutang
3. Presentasi dan analisis

Opsi Nilai Wajar


Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya, piutang umumnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi. Namun, perusahaan memiliki pilihan untuk merekam nilai wajar di rekening untuk
aset dan kewajiban, termasuk piutang. IASB percaya bahwa pengukuran atas dasar nilai wajar
menyediakan informasi yang lebih relevan dan mudah dipahami daripada biaya historis. Ini
mempertimbangkan nilai wajar untuk menjadi lebih relevan karena mencerminkan nilai setara
kas saat ini dari instrumen keuangan.

Transfer Piutang
Dalam rangka mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransfer
piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan lainnya secara tunai. Ada banyak alasan untuk
transfer semacam ini sebelumnya. Pertama, untuk alasan kompetitif, penyediaan pembiayaan
penjualan kepada pelanggan bisa dikatakan wajib dalam banyak industri.
Kedua,pemilik piutang menjual piutang karena memerlukan kas dan akses ke kredit
normal tidak tersedia atau sangat mahal. Selain itu, sebuah perusahaan juga mungkin menjual
piutang, bukan meminjam, untuk menghindari pelanggaran terhadap kesepakatan peminjaman
yang sudah ada.
Transfer piutang kepada pihak ketiga dapat dilakukan dalam salah satu dari dua cara
berikut:
1. Peminjaman yang dijamin
2. Penjualan piutang

Peminjaman yang Dijamin


Kreditor seringkali meminta debitor untuk menunjuk (menetapkan) atau
menggadaikan piutang sebagai jaminan pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada saat jatuh
tempo, maka kreditor memiliki hak untuk mengonversikan jaminan itu menjadi kas−yaitu,
untuk menagih piutang. Selain mencatat penagihan piutang, semua diskon, retur penjualan, dan
pengurangan harga yang timbul selama proses penagihan, piutang tak tertagih juga harus diakui.
Setiap hasil penagihan piutang usaha yang dilakukan oleh perusahaan, digunakan untuk melunasi
hutang wesel kepada kreditor.
Penjualan Piutang
Jenis penjualan piutang yang umum dilakukan adalah penjualan piutang kepada factor.
Factor adalah perusahaan pembiayaan atau bank yang membeli piutang dari perusahaan untuk
mendapatkan imbalan dan kemudian menagih piutang secara langsung dari pelanggan. Salah satu
fenomena baru dalam penjualan (transfer) piutang adalahh sekuritisasi.
Perbedaan antara factoring dan sekuritisasi adalah bahwa factoring biasanya
melibatkan penjualan kepada satu perusahaan saja, biayanya tinggi, kualitas piutang rendah, dan
penjual kemudian tidak perlu menagih piutang. Dalam sekuritisasi, banyak investor terlibat,
marjinnya sedikit, kulitas piutang tinggi, dan penjual biasanya terus menagih piutang. Baik
dalam transaksi factoring maupun sekuritisasi, piutang dapat dijual atas dasar tanpa tanggung
renteng atau dengan tanggung renteng.

Penjualan Tanpa Tanggung-Renteng


Jika piutang dijual tanpa tanggung renteng, maka pembeli menanggung risiko
ketertagihan piutang dan setiap kerugian kredit. Dalam transaksi tanpa tanggung-renteng, seperti
dalam setiap penjualan aktiva, penjual mendebet Kas untuk hasil yang diterima dan mengkredit
Piutang Usaha sebesar nilai nominal piutang. Selisihnya, yang dikurangi dengan setiap provisi
untuk penyesuaian piutang yang mungkin, diakui sebagai kerugian atas penjualan piutang.
Adapuun bentuk ayat jurnalnya adalah
Dari segi Penjual Dari segi Pembeli
Kas $ xx Piutang usaha (wesel tagih $ xxx
Tertutang dari pembeli $ xx Terutang kepada penjual $ xx
Kerugian atas penjual piutang $ xx Pendapatan Pembiayaan $ xx
Piutang usaha (wesel tagih) $ xxx Kas $ xx

Penjualan dengan Tanggung Renteng


Jika piutang dijual dengan tanggung-renteng, maka penjual menjamin pembayaran
kepada pembeli seandainya debitor tidak mampu membayar. Untuk mencatat transaksi jenis ini,
digunakan pendekatan komponen keuangan, karena penjual akan terus terlibat dengan piutang.

Ringkasan Transfer
IASB menggunakan jangka penghentian pengakuan ketika mengacu pada akuntansi
untuk transfer piutang. Menurut IASB, menentukan apakah piutang yang ditransfer dapat
menghentikan pengakuan dan diperhitungkan sebagai penjualan didasarkan pada evaluasi apakah
penjual telah mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
keuangan.

PENYAJIAN DAN ANALISIS


Penyajian Piutang
Aturan umum dalam mengklasifikasikan dan menyajikan piutang adalah:
1. Memisahkan berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan, jika material;
2. Menjamin bahwa akun penilaian secara tepat mengoffset atau mengimbangi akun
piutang yang terkait;
3. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasi dalam kelompok aktiva lancar akan
dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung mana
yang lebih panjang;
4. Mengungkapkan setiap kontinjensi kerugian yang ada pada piutang;
5. Mengungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan; dan
6. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit yang berasal dari
piutang.

Analisis Piutang
Rasio Perputaran Piutang
Rasio keuangan sering kali digunakan untuk mengevaluasi likuiditas piutang usaha
perusahaan. Rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas piutang adalah rasio perputaran
piutang. Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang berhasil ditagih selama suatu
periode.
Adapun rumusnya yaitu

penjualan bersih
= perputaran piutang usaha
piutang usaha rata−rata(bersih)

PENGENDALIAN KAS
Penggunaan Rekening Bank
Pembentukan rekening penagihan pada lokasi yang strategis dapat mempercepat arus
kas kedalam perusahaan dengan memperpendek waktu antara pengiriman pembayaran dari
pelanggan dan penggunaan kas oleh perusahaan. Berbagai pusat penagihan biasanya digunakan
untuk mengurangi ukuran pengambangan tagihan perusahaan, yaitu perbedaan antara jumlah
deposito menurut catatan perusahaan dengan jumlah kas yang telah tertagih menurut catatan
bank.
Rekening lockbox sering kali digunakan oleh perusahaan besar dengan multilokasi
untuk melakukan penagihan pada kota-kota di daerah penagihan pelanggan yang paling berat.
Rekening koran umum adalah rekening bank yang utama dalam sebagian besar
perusahaan dan biasanya merupakan satu-satunya rekening bank yang dimiliki perusahaan kecil.
Rekening bank imprest digunakan untuk membuat sejumlah kas tertentu tersedia bagi
tujuan yang terbatas. Rekening ini berfungsi sebagai rekening kliring untuk sejumlah besar cek
atau untuk jenis cek tertentu.

SISTEM KAS KECIL IMPREST


Hamper setiap perusahaan perlu membayar sejumlah kecil uang untuk banyak hal
seperti makan siang karyawan, ongkos taksi, perlengkapan kantor yang kecil dan beban rupa-
rupa lainnya. Pemakaian cek untuk pembayaran semacam itu tidaklah praktis, namun
pengendalian tertentu terhadap pembayaran ini juga penting. Metode sederhana untuk
mendapatkan pengendalian yang baik, tanpa melanggar aturan pengeluaran dengan cek, adalah
sistem imprest untuk kas kecil.

PERLINDUNGAN FISIK ATAS SALDO KAS


Perlindungan fisik ata kas begitu penting. Setiap usaha harus ditujukan untuk
meminimalisasi kas di tangan yang berada di kantor. Kas di tangan hanya boleh terdiri dari dana
kas kecil, penerimaan harian, dan barangkali dana untuk pertukaran hari ini. Sebisa mungkin
dana-dana ini harus segera disimpan dan diamankan untuk tujuan perlindungan.
REKONSILIASI SALDO BANK
Pos-pos rekonsiliasi antara lain:
1. Deposito dalam perjalanan
2. Cek-cek yang beredar
3. Beban Bank
4. Kredit Bank
5. Kesalahan Babk atau Depositor
Rekonsiliasi bank adalah skedul yang menjelaskan setiap perbedaan antara catatan kas bank
dengan catatan kas perusahaan. Bentuk rekonsiliasi terdiri dari dua bagian (1) “Saldo per
laporan Bank” dan (2) “saldo per buku depositor”. Saldo kas yang tepat adalah jumlah dimana
pembukuan harus disesuaikan dan jumlah yang dilaporkan dalam neraca. Ayat jurnal
penyesuaian harus dibuat untuk seluruh pos-pos penambahan dan pengurangan yang muncul
dalam “saldo per buku depositor”. Setiap kesalahan yang berasal dari bank harus segera
diberitahu kepada Bank.

Anda mungkin juga menyukai