Diterjemahkan dari bahasa Afrikans ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.
com
Membuat Komunitas dengan Media:
Sejarah, Teori dan Ilmiah
Investigasi
NICHOLAS. JANKOWSKI
Dari semua janji dan prognosa yang dibuat
tentang media lama dan baru, mungkin yang
paling menarik adalah kemungkinan regenerasi
komunitas melalui bentuk komunikasi yang
dimediasi. Tema ini menemukan ekspresinya
selama perkembangan radio pada 1920-an dan
1930-an dan kemudian dengan televisi pada
1950-an. Itu sangat menonjol selama pengenalan
radio komunitas dan televisi pada 1970-an; telah
mencapai proporsi yang luar biasa dengan
munculnya 'komunitas virtual' yang lebih baru
pada layanan berbasis Internet.
Bab ini menelusuri hubungan antara media
(baru) dan komunitas. Bagian pertama
menggambarkan tiga periode sejarah ketika
hubungan antara komunitas dan media
menjadi sentral. Deskripsi singkat tentang
media baru juga disediakan di sini. Bagian
kedua mengeksplorasi transformasi konsep
komunitas dari studi sosiologis berorientasi
lokalitas awal menjadi yang dilakukan dari
pemeriksaan multidisiplin fasilitas komunikasi
berbasis Internet di mana 'tempat' geografis
tidak ada. Bagian ketiga memberikan ilustrasi
tiga jenis studi yang berkaitan dengan
komunitas dan media: media elektronik skala
kecil, jaringan informasi komunitas, dan
diskusi dan debat publik melalui jaringan
elektronik.
CMASYARAKAT DANMEDIA:
SEBUAHHAINGOINGSEBUAHSAJA
Banyak klaim, optimis dan pesimis, telah
dibuat mengenai apa dampak media - dan
yang terbaru Internet - terhadap masyarakat
pada umumnya dan masyarakat pada
khususnya. Tampaknya setiap generasi telah
diwakili oleh para pakarnya dalam kontribusi
media terhadap kondisi manusia. Selama
Zaman Keemasan radio, misalnya, media itu
dijanjikan akan membawa budaya ke setiap
ruang tamu; kemudian, televisi ditakdirkan
untuk mengubah pendidikan (lihat misalnya
Czitrom, 1982; Douglas, 1997; Head, 1972).
Kedua media ini sama-sama ditakuti sebagai
alat yang potensial untuk propaganda politik;
televisi dan film, apalagi, diduga dapat
merusak tatanan masyarakat, merusak pikiran
anak muda dan merendahkan warisan
budaya. Sebagian besar klaim tersebut, pada
awalnya, memiliki sedikit landasan bukti,1
Klaim serupa juga menyertai pengenalan Internet.
Teknologi komunikasi baru ini, konon, akan menghapus
ketimpangan dan kejahatan di masyarakat. Pendidikan
akan meningkat secara eksponensial; warga akan
menjadi peduli dan aktif; perdagangan, di bawah
pengawasan 'ekonomi baru', akan berkembang pesat.
Beberapa, seperti salah satu pendiri Electronic Frontier
Foundation, membayangkan
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
Internet tidak kurang dari 'peristiwa teknologi yang
paling mengubah sejak kebakaran' (Barlow et al., 1995:
40). Rheingold (1993a; 1993b; 2000) terkenal karena
posisinya bahwa Internet dapat membantu menemukan
kembali atau menghidupkan kembali komunitas. Dalam
bukunya yang banyak dikutipKomunitas Virtual(dikutip,
sekali lagi, nanti dalam bab ini), ia menyuarakan
keyakinan umum bahwa hilangnya nilai-nilai masyarakat
tradisional dapat diperoleh kembali melalui komunikasi
melalui Internet.
Klaim seperti itu, seperti yang diamati Fernback (1999)
dan lainnya, lebih merupakan ekspresi polemik daripada
penilaian yang dipertimbangkan berdasarkan bukti empiris.
Demikian pula, Wellman dan Gulia (1999: 169) mengkritik
laporan-laporan seperti itu sebagai 'presentis dan tidak
ilmiah' dan tidak memiliki informasi sejarah. Sebagian besar
klaim ini, mereka menunjukkan, gagal untuk mengakui
keprihatinan lama para sosiolog mengenai dampak berbagai
aspek modernisasi - industrialisasi, urbanisasi, transportasi -
pada masyarakat.
Bagian ini membahas hubungan khusus dan
berkelanjutan antara komunikasi dan media lintas waktu.
Perhatian utama diberikan pada 'media baru', dan untuk
alasan itu penting untuk memikirkan, setidaknya secara
singkat, apa yang dimaksud dengan istilah itu. Pertama-
tama, harus diakui bahwa 'kebaruan' adalah pengertian yang
relatif berkenaan dengan waktu dan tempat. Apa yang baru
hari ini akan menjadi tua besok, dan apa yang baru dalam
satu konteks budaya mungkin tidak diketahui atau
ketinggalan zaman di konteks lain. Fitur relativistik dari
istilah ini telah mendorong beberapa sarjana (misalnya
Fauconnier, 1973; Hamelink, 1980) untuk menyarankan
pengidentifikasi lain: telematika, dan teknologi informasi dan
komunikasi, adalah dua saingan tersebut. Ciri-ciri unik lain
dari media baru juga telah dibahas, mencapai sesuatu yang
mencapai klimaks dalam rangkaian esai yang diterbitkan
dalam edisi perdana majalahMedia & Masyarakat Barupada
tahun 1999. Di sana, 'apa yang baru tentang media baru'
dipertimbangkan oleh sepuluh pakar komunikasi terkemuka.
Meskipun - dapat dimengerti - tidak ada konsensus yang
dicapai, menarik untuk dicatat bahwa banyak hal baru yang
dibahas berkaitan dengan transformasi dalam cara individu
dapat berhubungan dengan media dan untuk menentukan
tempat dan fungsi media ini dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Media baru, sebagian besar, merupakan fenomena
yang dibangun secara sosial dan sering kali menyimpang
secara substansial dari maksud awal perancang.
Untuk tujuan bab ini, karakteristik media baru
yang diuraikan oleh McQuail (1994: 20–6) berfungsi
sebagai penggambaran istilah yang berguna. Media
baru, sarannya, umumnya melibatkan desentralisasi
saluran untuk distribusi pesan; peningkatan
kapasitas yang tersedia untuk transfer pesan berkat
satelit, kabel dan jaringan komputer; peningkatan
pilihan yang tersedia bagi anggota audiens untuk
terlibat dalam proses komunikasi, sering kali
memerlukan
35
bentuk komunikasi interaktif; dan peningkatan
tingkat fleksibilitas untuk menentukan bentuk dan isi
melalui digitalisasi pesan. Negroponte (1995)
menganggap aspek terakhir ini sebagai fitur yang
paling mendasar, dan digitalisasi baginya pada
dasarnya berarti bahwa isi dari satu media dapat
dipertukarkan dengan yang lain.
Perkembangan yang biasanya terkait dengan media baru
banyak dan mencakup teknologi seperti CD-I dan CD-ROM;
televisi kabel dan jaringan komputer; berbagai
perkembangan komunikasi yang dimediasi komputer (CMC)
seperti e-mail, newsgroup dan daftar diskusi, dan layanan
obrolan waktu nyata; dan layanan berita berbasis Internet
yang disediakan oleh surat kabar dan lembaga penyiaran
tradisional. Banyak dari contoh-contoh ini pada dasarnya
bersifat teknologis dan, dengan sendirinya, tidak ada
hubungannya dengan proses komunikasi yang tertanam
dalam konteks sejarah, sosial, atau pribadi tertentu. Media
baru, sebagaimana dibahas dalam bab ini, dilihat sebagai
perkembangan komunikasi yang didasarkan pada konteks
tersebut. Oleh karena itu, ada nilai dalam mengkaji
hubungan media, yang baru bagi waktu dan tempatnya,
dengan kepedulian terhadap masyarakat. Meskipun
argumen dapat dibuat bahwa pemeriksaan semacam itu
mungkin secara sah dimulai sejauh penemuan Gutenberg
tentang jenis yang dapat dipindahkan atau, lebih jauh lagi,
perkembangan perkamen Mesir, preferensi diberikan untuk
membuat sketsa hubungan khusus antara komunitas dan
media yang terbukti sejak awal 1900-an ketika studi
komunitas dikembangkan sebagai usaha akademis yang
serius. 'Gelombang' studi kedua yang berkaitan dengan
komunitas dan media dapat ditelusuri hingga akhir 1960-an
dan 1970-an ketika media komunitas elektronik skala kecil
muncul di panggung. Periode ketiga dan terakhir yang akan
digambarkan adalah era Internet. Hanya beberapa sorotan
mencolok yang disebutkan di sini; ilustrasi lebih rinci dari
studi yang berkaitan dengan komunitas dan media baru
dicadangkan untuk bagian berikut.
Komunitas Gelombang Pertama
dan Studi Media
Upaya bersama untuk menyelidiki kemungkinan
hubungan antara media dan komunitas terjadi di
bawah naungan Sekolah Chicago pada 1920-an dan
1930-an. Secara khusus, Park (1922) tertarik pada
peran pers komunitas mengenai pembentukan
identitas di antara kelompok-kelompok imigran.
Dalam studi berikutnya ia mengamati bahwa
membaca surat kabar lebih khas di antara penduduk
di kota daripada di daerah pedesaan (Park, 1929).
Juga, Park menemukan bahwa berbagai jenis berita
dibaca di kota daripada di dalam negeri: di kota
pembaca lebih tertarik pada berita dari luar wilayah
dan di negara pembaca lebih menyukai berita lokal.
36 LANSKAP SOSIAL YANG BERUBAH
Merton (1949) menindaklanjuti perbedaan ini
dalam studinya tentang 'Rovere' dan
mengidentifikasi dua kelompok penduduk: lokal dan
kosmopolitan. Lokal berorientasi pada komunitas
lokal, terlibat dalam kegiatan sosial berbasis lokal
dan terutama menghadiri surat kabar lokal sebagai
sumber berita lokal. Kosmopolitan, sebaliknya,
memiliki orientasi dan jangkauan aktivitas sosial
yang lebih luas, dan mengonsumsi media dari luar
lokalitas. Merton menyarankan, dengan kata lain,
bahwa penggunaan media dan partisipasi
masyarakat adalah cerminan dari sifat-sifat individu.
Janowitz (1952) mengambil pendekatan yang berbeda
terhadap topik komunitas dan media, dan menekankan
peran struktur komunitas dalam kaitannya dengan
penggunaan surat kabar lokal. Seperti Park, Janowitz
prihatin tentang peran surat kabar dalam
mengintegrasikan individu ke dalam komunitas. Dia
merasa surat kabar lokal dapat berkontribusi pada
konsensus dalam komunitas lokal, dan dia menyelidiki
peran keluarga, kohesi sosial dan partisipasi masyarakat
pada pembaca surat kabar komunitas. Janowitz
menemukan bahwa integrasi masyarakat dan
keterlibatan masyarakat terkait dengan perhatian yang
lebih besar pada surat kabar lokal.
Kontribusi ini dan kontribusi lainnya terhadap
hubungan antara media dan komunitas ditinjau
oleh Stamm (1985) dalam studinya tentang
penggunaan surat kabar dan ikatan komunitas.
Berdasarkan tinjauan ini, Stamm
mengembangkan model di mana ikatan
komunitas dapat dilihat sebagai anteseden atau
konsekuensi dari penggunaan media komunitas.
Dia menyarankan bahwa ikatan individu dengan
tempat (misalnya lama tinggal), struktur
(misalnya keanggotaan organisasi lokal) dan
proses (misalnya partisipasi dalam kegiatan lokal)
dikaitkan dengan pembaca surat kabar individu.
Model Stamm (1985: 8) menjelaskan penggunaan
surat kabar lintas waktu dan dia mendalilkan
bahwa pada titik waktu yang berbeda dalam
komunitas pembaca surat kabar berkontribusi
untuk membangun ikatan komunitas, dan di lain
waktu terjadi sebaliknya: ikatan komunitas
berkontribusi pada penggunaan surat kabar.
Gelombang Kedua: Elektronik
Media Komunitas
Dengan perkembangan teknologi perekaman video portabel
dan sistem distribusi televisi kabel pada akhir 1960-an dan
awal 1970-an, dorongan minat baru dikembangkan untuk
kelompok yang didefinisikan secara geografis serta tersebar
secara spasial untuk menggunakan teknologi komunikasi ini
untuk inisiatif dan tindakan masyarakat. Penggunaan alat
komunikasi elektronik ini dalam banyak hal merupakan
perpanjangan dari teknologi cetak - mesin stensil dan
teknologi cetak offset - diperkenalkan satu dekade
sebelumnya
selama tahun 1960 ketika kontra-budaya dan kelompok
politik mendirikan surat kabar mereka sendiri, yang
dikenal sebagai pers bawah tanah atau alternatif (Denis
dan Rivers, 1974).
Media dalam konteks ini juga disebut 'media
komunitas', dan istilah ini merujuk pada beragam
bentuk komunikasi termediasi: media elektronik
seperti radio dan televisi, media cetak seperti surat
kabar dan majalah, dan kemudian inisiatif jaringan
elektronik yang merangkul karakteristik media cetak
dan elektronik tradisional. Cara mendefinisikan
televisi komunitas adalah tipikal dari prakarsa skala
kecil ini: 'dibuat oleh masyarakat lokal berbeda dari
penyiar profesional' (Lewis, 1976: 61). Anggota
komunitas, sering kali dalam aliansi dengan staf
stasiun profesional, dimaksudkan untuk
bertanggung jawab atas ide dan produksi program
yang dihasilkan. Anggota masyarakat umumnya
terlibat dalam semua aspek kegiatan stasiun dan
melakukan kontrol atas masalah kebijakan sehari-
hari dan jangka panjang.
Media baru seperti radio komunitas dan televisi menjadi
fokus studi di seluruh Eropa Barat (misalnya Halloran, 1977;
Jankowski, 1988) dan Amerika Utara (misalnya Widlok, 1992).
Beberapa ulasan menggambarkan bagaimana kelompok
memanfaatkan media elektronik skala kecil untuk tujuan
politik dan budaya (misalnya Downing, 1984; 2000; Girard,
1992; Jallov, 1997). Studi Eropa tentang 'suara rakyat' ini,
yang dilakukan selama tahun 1970-an dan 1980-an,
dikumpulkan dalam sebuah antologi yang
mendokumentasikan perkembangan dan dampaknya
(Jankowski et al., 1992). Dalam pengantar volume ini para
editor mengungkapkan kedekatan mereka dengan tujuan
darikemudianmedia yang baru:
Kami… terbawa oleh mimpi untuk mengembangkan atau
membangun kembali rasa kebersamaan di dalam perumahan
baru dan lingkungan yang menua, dan menerapkan media
baru ini untuk tugas itu. Kadang-kadang media baru yang
berorientasi pada komunitas ini dimaksudkan untuk sekadar
memberi tahu audiens mereka tentang berbagai peristiwa.
Terkadang mereka melangkah lebih jauh dan berusaha
memobilisasi warga dalam upaya membawa perubahan dan
perbaikan. Terkadang tujuan emansipatoris dimasukkan ke
dalam program stasiun. (1992: 1)
Dalam penilaian tujuan tersebut, Prehn (1992)
menunjukkan bahwa penggagas media komunitas
sering kali melebih-lebihkan kebutuhan orang untuk
mengekspresikan diri mereka melalui media. Kesalahan
perhitungan ini sering meningkatkan kesulitan
mempertahankan tingkat produksi program yang
diperlukan untuk jadwal siaran yang ditetapkan. Dan
masalah ini mengarah pada pembentukan struktur
organisasi profesional yang bertentangan dengan
tujuan awal yang berorientasi pada komunitas.
Warisan dari gelombang aktivitas yang berkaitan
dengan komunitas dan media ini beragam. Tentu saja
aspirasi tetap utuh, seperti yang akan ditunjukkan pada
bagian berikutnya, tetapi hasil dari banyak inisiatif untuk
mencapai suara-suara alternatif
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
menjangkau audiens yang dituju tidak jelas. Dalam
penilaian keseluruhan dari eksperimen nasional
dengan media elektronik komunitas di Belanda, para
peneliti menyarankan bahwa kontribusi media
komunitas untuk proses pembangunan komunitas
bekerja paling baik dalam situasi di mana rasa
komunitas sudah mapan (Hollander, 1982; Stappers
dkk., 1992). Di daerah pemukiman yang kekurangan
modal sosial, tampaknya media komunitas tidak bisa
berbuat banyak untuk 'membuat segalanya lebih
baik' (lihat juga Jankowski et al., 2001).
Gelombang Ketiga: Era Internet
Seringkali sulit untuk menentukan dengan tepat
kapan sebuah zaman baru telah dimulai, tetapi
perhatian akademis yang serius terhadap Internet
dapat dilacak pada publikasi masalah tema bersama
yang disiapkan olehJurnal Komunikasidan pemula
elektronikJurnal Komunikasi Mediasi Komputer(
JCMC) pada tahun 1996. Indikasi lain dari pentingnya
dan pentingnya gelombang ketiga ini adalah
pembentukan Asosiasi Peneliti Internet dan
diadakannya konferensi internasional pertamanya
pada bulan September 2000. Dan, hampir
bersamaan di seluruh Amerika Utara, Eropa dan
Asia, departemen akademik dan pusat penelitian
telah dan sedang didirikan, semua mengklaim ceruk
di perbatasan akademik baru ini. Beberapa dari
inisiatif ini telah mengambil komunitas virtual atau
online sebagai objek studi.2
Dalam hal penerbitan, batas baru ini tidak kurang dari demam
emas dan, bagi sebagian orang, merupakan tambang emas yang
menguntungkan. Jurnal-jurnal akademis utama baru-baru ini
diluncurkan dan yang lainnya sedang dalam tahap persiapan.3
Publikasi buku tentang Internet dan aspek masyarakat
benar-benar meledak sejak penerbitan buku Benedikt
(1991).Dunia maya: Langkah Pertama. Serangkaian
volume yang diedit oleh Jones (1995a; 1997; 1998a;
1999) tentang cybersociety, budaya virtual dan
penelitian Internet peringkat sebagai kontribusi inti,
seperti halnya volume baru-baru ini berjudulKomunitas
di Dunia Maya(Smith dan Kollock, 1999). Klaim terhadap
literatur kunci juga didukung oleh serangkaian
penelitian lain tentang pembentukan identitas dan
Internet (misalnya Stone, 1991; Turkle, 1995).
Namun ceruk literatur lain di bidang ini berkaitan
dengan penggunaan jaringan elektronik atau
komputer di komunitas berbasis geografis. Kadang-
kadang disebut jaringan pendidikan publik (PENs),
jaringan informasi komunitas atau informatika
komunitas, literatur seputar perkembangan ini
terakumulasi dengan cepat. Beberapa disertasi PhD
telah atau hampir selesai (misalnya Hampton, 2001;
Malina, 2001; Prell, 2001; Silver, 2000). Konferensi
telah diadakan dan buku-buku baru-baru ini dirilis
tentang aspek komunitas dan media baru ini
(misalnya Gurstein, 2000; Loader dan Keeble, 2001).
37
Kesimpulannya, banyak yang berubah, dan gerakan seperti itu
merusak penglihatan dan refleksi. Namun, tampaknya adil untuk
mengatakan bahwa kepedulian akademis terhadap komunitas,
khususnya dalam lingkungan Internet, masih hidup dan sehat.
Apakah ketangguhan seperti itu akan terus berlanjut mungkin
sangat bergantung pada sejauh mana penyempurnaan
konseptual dicapai selama tahun-tahun mendatang. Seberapa
jauh penyempurnaan itu masih harus dilakukan digambarkan di
bagian berikutnya.
CGANTUNGFORMULASI DARICKOMUNITAS
Komunitas telah disebut banyak hal. Nisbet (1966: 47)
menganggapnya sebagai salah satu konsep sosiologi yang 'paling
mendasar dan berjangkauan luas'. Meskipun mungkin mendasar,
sosiolog belum berhasil mencapai konsensus tentang apa yang
sebenarnya dimaksud dengan istilah tersebut. Dalam
inventarisasi yang diambil selama masa kejayaan perhatian
sosiologis, Hillery (1955) mengumpulkan 94 definisi berbeda dari
konsep tersebut. Banyaknya makna ini telah menyebabkan
beberapa orang meragukan kegunaan ilmiahnya. Dalam entri
dalam kamus sosiologi yang otoritatif, misalnya, para penulis
memperkenalkan konsep tersebut sebagai 'salah satu yang paling
sulit dipahami dan tidak jelas dalam sosiologi dan sekarang
sebagian besar tanpa makna khusus' (Abercrombie et al., 1994:
75).
Komunitas sebagai konsep populer telah terbukti sangat
tahan terhadap serangan semacam itu, bagaimanapun, dan
telah memperoleh kehidupan baru dalam wacana akademis
sejak diskusi tentang berbagai bentuk komunitas virtual
yang diduga muncul di dunia maya. Ini telah menangkap,
sekali lagi, imajinasi kolektif, sedemikian rupa sehingga
beberapa sarjana Internet menyesali 'penggunaan dan
penggunaan berlebihan "komunitas" dalam pers populer
dan ilmiah' (Dyson, dikutip dalam Cherny, 1999: 247). Aman
untuk mengatakan bahwa konsep komunitas adalah pusat
studi Internet saat ini seperti pada tahun-tahun awal
sosiologi. Perbedaan utama tampaknya adalah pengalihan
penekanan dari tempat geografis ke perasaan atau rasa
kolektivitas.
Bagian bab ini menelusuri perkembangan dan
perubahan formulasi utama komunitas dari
periode awal sosiologi hingga dekade-dekade
Sekolah Chicago dan studi lanjutan selanjutnya.
Reorientasi teoretis dan metodologis yang lebih
baru, dengan penekanan pada ikatan sosial,
dipertimbangkan setelahnya. Akhirnya, diskusi
dan upaya untuk mendefinisikan komunitas
dalam konteks Internet dibahas secara panjang
lebar, dan formulasi komunitas baru dalam
lingkungan ini disorot.
Konseptualisasi Sosiologis Awal
dari Komunitas
Diskusi komunitas dalam disiplin sosiologi
sering dimulai dengan kontribusi dari
38 LANSKAP SOSIAL YANG BERUBAH
Tönnies (1887/1957), khususnya rumusannya tentang
MasyarakatdanMasyarakat. Masyarakat, biasanya
diterjemahkan sebagai 'komunitas', mengacu pada
hubungan yang 'intim, langgeng dan berdasarkan
pemahaman yang jelas tentang posisi setiap orang
dalam masyarakat' (Bell dan Newby, 1972: 24).
Ditemukan dalam masyarakat pra-industri, hubungan ini
dirasakan homogen secara budaya dan sangat
dipengaruhi oleh institusi seperti gereja dan keluarga.
inti dariMasyarakatmelibatkan 'keterikatan sentimental
pada konvensi dan adat istiadat dari tempat yang
dicintai yang diabadikan dalam tradisi yang diturunkan
dari generasi ke generasi dari keluarga ke
keluarga' (Newby, 1980: 15).
Istilah TonniesMasyarakatumumnya diterjemahkan
sebagai 'masyarakat' atau 'asosiasi', dan mengacu pada
'hubungan skala besar, impersonal, kalkulatif dan
kontraktual' (Newby, 1980: 15) diyakini meningkat
selama periode industrialisasi pada pergantian abad
kesembilan belas. . Tindakan diambil berdasarkan
potensi manfaatnya bagi individu. Hubungan bersifat
kontraktual dan spesifik secara fungsional. Karena
orientasi individu,Masyarakatdicirikan oleh keadaan
tegang yang terus menerus.
Konstruksi ini harus dilihat sebagai tipe ideal, seperti
yang dimaksudkan Tönnies. Lebih jauh, penting untuk
disadari bahwa, bagi Tönnies, lokalitas hanyalah salah
satu faktor komunitas. Istilahnya juga mencakup
pertimbangan hubungan yang dimaksudkan untuk
mencirikan seluruh masyarakat, 'persekutuan' serta
'komunitas' (Newby, 1980: 16). Namun demikian,
penekanan dalam studi sosiologis berikutnya
menekankan dimensi lokalitas, seperti yang dilakukan
Wirth (1938) eksposisi pada kehidupan perkotaan dan
(1947) elaborasi Redfield's dualitas Tönnies 'ke dalam
apa yang disebut kontinum pedesaan-perkotaan. Wirth,
misalnya, terkenal karena menekankan bahwadi mana
kita hidup memiliki pengaruh yang besar terhadap
bagaimanakita hidup (Newby, 1980:18). Gagasan ini -
sentralitas lokalitas - mendapat tantangan yang semakin
meningkat berkat temuan penelitian yang lebih baru.
Gans (1962), misalnya, kemudian mempermasalahkan
premis fundamental dalam karya Wirth dan Redfield,
dan berpendapat bahwa gaya hidup tidak ditentukan
oleh lokalitas tetapi oleh variabel lain, terutama kelas
sosial dan tahap dalam siklus hidup (Newby, 1980: 28).
Ikatan Sosial Sebagai Indikator Komunitas
Perdebatan seputar komunitas, bagi sebagian orang,
memiliki karakteristik jalan buntu. Stacey (1974),
misalnya, merasa sosiolog harus membuang konsep
komunitas sama sekali karena muatan normatifnya
dan karena ketidaksepakatan definisi yang
substansial. Usulannya adalah untuk berkonsentrasi
pada peran institusi dalam lokalitas tertentu.
Usulan lain juga telah dibuat, dan salah satu yang
paling menarik adalah argumen yang dibuat tentang
ikatan sosial dalam memahami banyak masalah.
sebelumnya dirakit di bawah konsep komunitas.
Pendekatan sentral yang diambil di sini adalah analisis
jaringan - pemeriksaan hubungan (ikatan) yang
dibangun antara individu, kelompok atau lembaga
(simpul). Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk
menghindari istilah 'komunitas' yang sarat nilai. Sama
pentingnya, pendekatan ini membuka penyelidikan
lintas lokalitas: pedesaan dengan perkotaan, pinggiran
kota dengan metropolitan.
Analisis jaringan sosial telah menjadi
menyebabkan selebritidalam banyak pekerjaan
Wellman dan rekan (Garton et al., 1999; Wellman,
1997; 1999; Wellman dan Berkowitz, 1988; 1997), dan
yang terbaru dalam penyelidikan mereka tentang
pemanfaatan jaringan elektronik di dalam area
perumahan (misalnya Wellman dan Hampton, 1999;
Hampton dan Wellman, 2000). Dalam diskusi tentang
apa yang dia sebut 'pertanyaan komunitas', Wellman
(1999) menjelaskan fitur dan nilai analisis jaringan
sosial. Pendekatan jaringan, ia menegaskan,
menghindari perspektif penelitian tingkat individu,
sebaliknya berfokus pada hubungan antara node
atau unit jaringan. Pendekatan ini memberikan
kesempatan untuk mempertimbangkan fitur-fitur
seperti kepadatan dan 'kerapatan' hubungan, tingkat
heterogenitas antar unit dalam jaringan, dan
dampak koneksi dan posisi dalam jaringan terhadap
tindakan individu atau kolektif.
Komunitas virtual
Seperti yang telah disebutkan, Rheingold mungkin
lebih bertanggung jawab daripada siapa pun untuk
membangkitkan minat dan antusiasme terhadap
komunitas virtual. Buku nyaKomunitas Virtual:
Homesteading di Perbatasan Elektronik(2000)
memberikan gambaran pribadi tentang seperti apa
kehidupan di dunia maya. Berdasarkan pengalaman
pribadi bertahun-tahun di salah satu komunitas
virtual pertama, WELL (Whole Earth 'Lectronic Link),
Rheingold menguraikan berbagai aktivitas yang
dilakukan peserta saat berada di lingkungan virtual
itu, rentang seluas yang dapat dibayangkan:
Orang-orang di komunitas virtual menggunakan kata-kata di layar untuk
bertukar basa-basi dan berdebat, terlibat dalam wacana intelektual,
melakukan perdagangan, bertukar pengetahuan, berbagi dukungan
emosional, membuat rencana, bertukar pikiran, gosip, permusuhan, jatuh
cinta, menemukan teman dan kehilangan mereka, bermain game , goda,
ciptakan sedikit seni tinggi dan banyak omong kosong. Orang-orang di
komunitas virtual melakukan hampir semua hal yang dilakukan orang
dalam kehidupan nyata, tetapi kita meninggalkan tubuh kita. Anda tidak
bisa mencium siapa pun dan tidak ada yang bisa meninju hidung Anda,
tetapi banyak yang bisa terjadi dalam batas-batas itu. (1993b: 3)
Rheingold telah sering dikritik karena mengambil
sikap yang terlalu euforia dan tidak kritis mengenai
komunitas virtual (misalnya Fernback dan
Thompson, 1995b) dan karena kekurangan teori.
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
kecanggihan dalam pendekatannya. Kedua kritik
memiliki tingkat kebenaran, tetapi keduanya pada saat
yang sama menyesatkan dan salah tempat. Meskipun
Rheingold tentu berharap tentang kontribusi yang dapat
diberikan komunitas virtual untuk memperkaya
kehidupan kolektif, ia pada saat yang sama tidak yakin
apakah upaya tersebut akan berhasil dan mengajukan
pertanyaan ke arah ini. Misalnya, ia berspekulasi,
'fragmentasi, hierarki, kakunya batas-batas sosial, dan
koloni-koloni ceruk tunggal dari orang-orang yang
berbagi intoleransi dapat menjadi lazim di masa
depan' (Rheingold, 1993b: 207).
Firasat seperti itu tidak menghalangi minat,
bagaimanapun, dan Jones mungkin telah berbuat lebih
banyak untuk menempatkan studi komunitas online pada
agenda akademis daripada individu lainnya. Sebagian besar
melalui dua volume yang diedit tentang apa yang dia sebut
'masyarakat maya' (Jones, 1995a; 1998a), tetapi juga melalui
koleksinya tentang budaya virtual (Jones, 1997) dan
penelitian Internet (Jones, 1999), dia telah mengumpulkan
massa kritis ulama yang peduli dengan komunitas di dunia
maya.
Jones mengatur panggung dalam esai
pengantar dalam dua volume tentang
cybersociety (Jones, 1995b; 1998b) untuk sisa
kontribusi. Dia membahas dan
mempersoalkan kemungkinan komunitas
yang didasarkan pada bentuk komunikasi
yang dimediasi komputer, dan mengkritik
posisi yang sering tidak dipertanyakan yang
diambil oleh sosiolog komunitas yang secara
otomatis mengasosiasikan komunitas dengan
lokalitas, dengan tempat geografis. Jones,
seperti Bender (1978) dan orang lain sebelum
dia, berpendapat bahwa identifikasi seperti itu
merampas konsep komunitas dari esensinya
dan secara keliru memberikan prioritas pada
kemudahan organisasi. Jones juga menarik
dari konseptualisasi komunikasi sebagai
bentuk ritual, mengutip mentornya James
Carey: 'Komunikasi di bawah pandangan
transmisi adalah perluasan pesan di seluruh
geografi untuk tujuan kontrol,
Ada perasaan yang luar biasa bahwa komunitas baru
sedang diciptakan, bersama dengan bentuk komunitas baru.
'Bentuk baru' yang mungkin diambil oleh komunitas virtual
ini diungkapkan dengan tepat untuk Jones dalam definisi
yang disarankan oleh Stone (1991: 85): 'ruang sosial yang tak
terbantahkan di mana orang masih bertemu tatap muka,
tetapi di bawah definisi baru dari keduanya " bertemu ”dan”
menghadapi ”… [V] komunitas irtual [adalah] titik jalan bagi
kumpulan kepercayaan dan praktik umum yang menyatukan
orang-orang yang terpisah secara fisik '(dikutip dalam Jones,
1995b: 19).
Serangkaian kontribusi teoretis tentang
komunitas dalam volume Jones telah disiapkan
oleh Fernback (1997; 1999; lihat juga Fernback
dan Thompson, 1995a; 1995b). Fernback
membahas kontribusi dari sosiolog awal Tönnies
dan Simmel, tetapi dia juga mengulas kontribusi
39
dari Dewey dan literatur yang lebih baru dari 'komunitarian
baru' Etzioni (1993) dan Bellah et al. (1985). Tidak seperti
beberapa deskripsi sebelumnya tentang komunitas, dia
menekankan sifat dinamis dari konsep tersebut: 'sebagai
masyarakat berkembang, gagasan tentang komunitas
berkembang secara bersamaan' (Fernback, 1997). Strain
konsep saat ini dikenal sebagai komunitas virtual yang dia
definisikan sebagai 'hubungan sosial yang ditempa di dunia
maya melalui kontak berulang dalam batas atau tempat
tertentu (misalnya konferensi atau jalur obrolan) yang secara
simbolis digambarkan oleh topik yang diminati' (Fernback
dan Thompson, 1995b).
Salah satu fitur yang mencolok dan bermasalah
dari komunitas virtual, menurut Fernback dan
Thompson (1995b), adalah fluiditas asosiasi yang
mungkin dimiliki individu dengan komunitas
tersebut. Individu dapat menjadi aktif dan menonjol
dengan cepat, dan dengan cepat menghilang sama
sekali: 'Meninggalkan komunitas virtual mungkin
semudah mengubah saluran di pesawat televisi.'
fluiditas tersebut mungkin memiliki konsekuensi,
mereka menunjukkan, untuk stabilitas komunitas
virtual ke tingkat yang lebih besar daripada kasus
'kehidupan nyata' atau komunitas offline. Karena itu,
mereka pesimis tentang potensi komunitas online
untuk berkontribusi pada 'lanskap ruang publik yang
sudah terfragmentasi'.
Dalam karya selanjutnya Fernback membandingkan
karakteristik komunitas virtual dan budaya Amerika.
Prinsip kebebasan berbicara, individualisme, kesetaraan,
dan akses terbuka diasosiasikan dengan komunitas
virtual, klaimnya, dan merupakan 'kepentingan simbolis
yang sama yang menentukan karakter demokrasi
Amerika' (Fernback, 1997: 39). Masih harus ditunjukkan
bahwa karakteristik di atas yang dikaitkan dengan
komunitas virtual bersifat universal, tetapi meskipun
demikian, tetaplah sangat etnosentris untuk
mengidentifikasi mereka dengan ikon budaya Amerika.
Parokialisme seperti itu tampaknya tidak pada
tempatnya dalam diskusi tentang bentuk komunitas
yang, menurut definisi, tidak dibatasi oleh batas-batas
geografis atau manifestasi budaya negara-bangsa
tertentu.
Van Dijk (1998) mengambil pendekatan yang berbeda
untuk topik komunitas virtual dari Jones dan Fernback.
Dia menetapkan, pertama-tama, tugas untuk
menentukan apakah konstruksi sosial semacam itu
dapat mengimbangi rasa umum hilangnya komunitas
yang berlaku dalam masyarakat. Dia kemudian
memberikan definisi kerja komunitas virtual yang mirip
dengan formulasi lain, mencatat bahwa mereka 'adalah
komunitas yang tidak terikat pada tempat atau waktu
tertentu, tetapi masih melayani kepentingan bersama
dalam realitas sosial, budaya dan mental mulai dari
kepentingan umum hingga khusus. atau kegiatan' (1998:
40). Berdasarkan tinjauan beberapa literatur yang
tersedia tentang komunitas, van Dijk menyaring empat
karakteristik yang menurutnya umum untuk semua
komunitas: memiliki anggota, organisasi sosial, bahasa
dan pola interaksi, dan budaya dan kesamaan.
40 LANSKAP SOSIAL YANG BERUBAH
Tabel 2.1Tipe ideal komunitas organik dan virtual
Ciri Organik
Komposisi dan aktivitas Kelompok ketat (usia)
Beberapa kegiatan
Organisasi sosial Terikat dengan tempat dan
Bahasa dan interaksi waktu Verbal dan non-verbal
Budaya dan identitas Total tunggal
Homogen
Sumber: van Dijk, 1998: 45
identitas. Karakteristik ini kemudian digunakan untuk
membandingkan komunitas virtual dengan kehidupan nyata
atau yang lebih suka disebut komunitas 'organik'. Latihan ini
mengarah pada tipologi tipe ideal di mana komunitas virtual
digambarkan sebagai komunitas dengan hubungan yang
relatif longgar, yang tidak peduli dengan pertimbangan
waktu dan tempat, yang berisi parabahasa yang
berkembang dengan baik, dan yang pluralistik dan
heterogen dalam komposisi (lihat Tabel 2.1). . Seperti halnya
dengan sebagian besar upaya untuk membangun tipe ideal,
profil komunitas virtual ini tidak cukup menggambarkan
kasus aktual. Banyak komunitas virtual dapat dicirikan oleh
ikatan yang kuat di antara anggotanya, didasarkan pada
waktu dan tempat, dan mencerminkan keanggotaan yang
homogen.
Dengan tipologi ini di tangan, van Dijk
merumuskan pertanyaan sentral dari studinya:
'Sejauh mana komunitas virtual dapat menggantikan
komunitas organik dan memberikan kekuatan untuk
mengimbangi proses fragmentasi dan individualisasi
sosial saat ini?' (1998: 48). Meninjau kesimpulan
berdasarkan penelitian CMC awal, ia menegaskan
bahwa kelompok elektronik akan menyerupai rekan
organik mereka mengenai struktur dan aturan
mereka. Kesimpulan keseluruhannya adalah bahwa
komunitas virtual tidak dapat memperoleh kembali
komunitas yang 'hilang' dalam masyarakat, terutama
karena budaya dan identitas yang diciptakan 'terlalu
parsial, heterogen, dan cair untuk menciptakan rasa
keanggotaan dan kepemilikan yang kuat' (1998: 59).
Dia berpendapat bahwa kualitas wacana 'buruk' dan
dialog yang asli tidak ada. Paling-paling, komunitas
virtual dapat melengkapi komunitas organik,
Pernyataan di atas mungkin berfungsi sebagai
hipotesis, tetapi terlalu dini untuk mengklaimnya
sebagai kesimpulan. Studi empiris yang diperlukan
untuk mendukung klaim tersebut belum dilakukan.
Dalam ulasan oleh salah satu dari sedikit orang yang
telah melakukan penelitian lapangan etnografis yang
diperluas dari komunitas online, Baym mendukung kritik
ini: 'kami tidak memiliki dasar empiris untuk menilai
bagaimana (atau jika) komunitas online memengaruhi
komunitas offline' ( 1998:38).
Baym (1995; 1998; 1999), selain memberikan
wawasan yang kaya tentang newsgroup Usenet yang
dikhususkan untuk diskusi sinetron televisi, juga
menguraikan model teoretis komunitas online. Dia
prihatin dengan pemahaman bagaimana itu
Maya
Afiliasi longgar
Kegiatan khusus
Tidak terikat tempat dan waktu
Verbal dan paralanguage
Jamak sebagian
Heterogen
komunitas berkembang dan memanifestasikan dirinya,
dan apa yang terjadi selama proses online yang
mengarahkan peserta untuk mengalami fenomena
virtual ini sebagai komunitas. Baym mengembangkan
apa yang dia sebut 'model komunitas online yang
muncul' (1998: 38). Dia berpendapat bahwa lima fitur
yang sudah ada mempengaruhi karakter komunitas
online: konteks eksternal, struktur temporal,
infrastruktur sistem, tujuan kelompok, dan karakteristik
peserta. Fitur-fitur ini mempengaruhi perkembangan
komunitas online mengenai 'bentuk ekspresi, identitas,
hubungan, dan konvensi normatif khusus
kelompok' (1998: 38).
Model yang dikembangkan Baym untuk komunitas
online dapat direpresentasikan secara skematis seperti
yang diilustrasikan pada Tabel 2.2. Di sini, beberapa
istilah aslinya telah diganti namanya, dan kategori
infrastruktur temporal dan sistem telah digabungkan.
Sel-sel di dalam tabel dapat berisi ringkasan data dari
komunitas online tertentu, seperti grup berita sinetron
televisi dalam kasus studi Baym. Model, setelah
diterapkan ke sejumlah komunitas online, memberikan
kesempatan untuk analisis komparatif. Baym mencatat
bahwa tujuan keseluruhan dari modelnya bukanlah
untuk bersifat prediktif, tetapi untuk menyediakan
kerangka kerja untuk memahami bagaimana komunitas
online berkembang. Meskipun setiap komunitas
mungkin unik, menurut pendapatnya, model tersebut
tetap memberikan pedoman untuk membandingkan
komunitas online.
Elaborasi lain dari pengertian komunitas virtual
berasal dari bidang linguistik. Dalam studi kasus penjara
bawah tanah multi-pengguna (MUD), Cherny (1999)
mengulas definisi untuk komunitas tutur, komunitas
wacana, dan komunitas praktik. Mengikuti Hymes (1972),
Cherny (1999: 13) menyarankan bahwa komunitas tutur
melibatkan berbagi aturan untuk berbicara dan
menafsirkan kinerja komunikatif. Anggota komunitas
tutur menggunakan bahasa untuk menggambarkan
batas-batas komunitas, untuk menyatukan anggotanya
dan untuk mengecualikan orang lain.
'Komunitas wacana', sebagaimana diuraikan oleh Gurak
(1997: 11), berkaitan dengan 'penggunaan wacana untuk
tindakan sosial yang bertujuan di arena publik'. Bentuk
komunitas ini menyerupai 'komunitas interpretatif' yang
disinggung oleh para ahli komposisi bahasa. Akhirnya,
'komunitas praktik' mengacu pada hubungan yang
dipelihara oleh orang-orang sepanjang waktu yang
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
Tabel 2.2Sebuah model untuk komunitas online: karakteristik dan pengaruh
Karakteristik
Komunikasi Identitas
Isi
Struktur
Tujuan
Peserta
Sumber: diadaptasi dari Baym, 1995; 1998
terlibat dalam serangkaian kegiatan kolektif. 'Komunitas
akademik' dapat dianggap sebagai ilustrasi dari
komunitas praktik semacam itu. Salah satu ciri penting
dari bentuk komunitas ini adalah menyediakan kondisi
dan dasar keseluruhan untuk menafsirkan dan
memahami peristiwa dan kegiatan. Peserta berbagi
pemahaman umum tentang kegiatan mereka dan
makna yang diberikan kepada mereka. Meskipun
perbedaan antara istilah-istilah ini tidak selalu jelas,
mereka secara kolektif menyarankan jalan baru untuk
memahami komunitas dari perspektif di mana
penggunaan bahasa adalah pusatnya. Perspektif
linguistik tampaknya sangat sesuai untuk komunikasi
yang dimediasi komputer karena fokusnya pada bentuk
bahasa dan wacana.
Perkembangan lain saat ini adalah memasukkan
konsep 'modal sosial' ke dalam diskusi dan
investigasi komunitas virtual (misalnya Blanchard
dan Horan, 1998). Diciptakan oleh Putnam (1993;
1995; 2000), modal sosial dapat dilihat sebagai
varian terbaru dari tradisi lama pengembangan
komunitas, kerja komunitas, dan inisiatif aksi
komunitas yang menonjol di Amerika Serikat pada
1960-an. Riedel dkk. (1998) meneliti keberadaan
modal sosial dalam jaringan komunitas di kota
pedesaan di Minnesota, dengan fokus pada tiga
komponen: kepercayaan antarpribadi, norma sosial
dan keanggotaan asosiasi. Komponen modal sosial
ini juga digunakan dalam studi lain tentang jaringan
komunitas digital di Den Haag (Jankowski et al.,
2001).
sayaLUSTRASISBELAJARSEBUAHEWMEDIA
DANCKOMUNITAS
Berbagai rumusan komunitas yang dipaparkan pada
bagian sebelumnya telah menemukan refleksi dalam
banyak studi empiris media. Di sini, ilustrasi
disediakan untuk tiga bidang penelitian: media
elektronik skala kecil, komunitas online berbasis
fisik, dan diskusi dan debat publik di Internet.
Meskipun penelitian dari bidang lain dapat dipilih
(misalnya pengembangan dan desain masyarakat,4
budaya dan bahasa, pembentukan identitas5dan
komunitas virtual berorientasi komersial6), studi
yang disajikan di sini menggambarkan
41
pengaruh
Hubungan Norma
beberapa pekerjaan saat ini sedang dilakukan di sekitar
komunitas dan (baru) media.
Media Elektronik Skala Kecil
Kompilasi penelitian media komunitas baru-baru ini
(Jankowski, 2001) berisi bagian dari empat bab yang
membahas isu-isu dan ilustrasi ruang publik yang terkait
dengan radio dan televisi komunitas. Di sana, Mitchell
(2001) mengeksplorasi bagaimana radio komunitas
perempuan dapat berfungsi sebagai alat untuk
pemberdayaan perempuan. Dengan data empiris dari
stasiun radio dan proyek perempuan di seluruh Eropa,
Mitchell meneliti bagaimana radio dapat digunakan
untuk mengembangkan ruang publik feminis. Coleman
(2001) memberikan analisis program radio telepon di
Republik Irlandia dan mempertimbangkan bagaimana
program ini dapat berkontribusi terhadap pertukaran
yang lebih baik antara kelompok yang berbeda dalam
masyarakat itu. Dia berpendapat bahwa bentuk wacana
ini memberikan kesempatan untuk komunikasi yang
sebaliknya tidak mungkin atau sulit. Sebuah kontribusi
Stein (2001) menilai peran televisi akses publik dalam
komunikasi politik di Amerika Serikat. Dia meneliti
penggunaan politik akses televisi dalam proyek media
radikal dan berpendapat bahwa media tersebut menjadi
tuan rumah berbagai pidato demokratis absen dari
industri media tradisional. Terakhir, Barlow (2001)
meneliti kebijakan dan praktik tiga stasiun radio
komunitas di Australia mengenai fitur-fitur utama dari
sektor penyiaran tersebut. Sementara semua stasiun
tampaknya menghormati prinsip-prinsip akses dan
partisipasi, ia menemukan bahwa ketiga stasiun ini
berbeda secara substansial dalam praktiknya. Selain itu,
semua stasiun tunduk pada ketegangan yang
disebabkan oleh kekhawatiran profesionalisasi,
pemasyarakatan, dan komersialisasi radio komunitas.
Komunitas Virtual Berbasis Fisik
Pada dasarnya ada dua kategori komunitas virtual:
komunitas yang memiliki hubungan berbeda dengan
lokalitas geografis dan komunitas yang tidak memiliki ikatan
dengan ruang tertentu. Freenet, PEN, jaringan informasi
komunitas, dan kota digital adalah beberapa di antaranya
42 LANSKAP SOSIAL YANG BERUBAH
jenis komunitas virtual berbasis fisik. Preferensi
diberikan pada istilah 'jaringan komunitas digital'
untuk menggambarkan komunitas virtual dalam
kategori ini. Dua studi terbaru dari komunitas virtual
ini berfungsi sebagai ilustrasi dari penelitian yang
dilakukan di area ini.
Penyelidikan pertama, yang dilakukan oleh Silver
(2000), memberikan analisis komparatif Blacksburg
Electronic Village (BEV) di Virginia dengan Seattle
Community Network di negara bagian Washington.
Silver prihatin dengan perbedaan dalam
pengembangan, desain, dan penggunaan dua jaringan
komunitas digital ini. Mengenai pengembangan, Silver
mencatat bahwa Blacksburg Electronic Village pada
dasarnya adalah prototipe pendekatan 'top-down' di
mana sejumlah besar modal diinvestasikan untuk
membangun fasilitas canggih. Silver menyarankan
bahwa sekelompok kecil pelaku - orang-orang dari
industri lokal, pemerintah dan universitas yang terletak
di kota - menyusun inisiatif, mendanainya dan
membawanya ke tingkat operasional. Keterlibatan
organisasi masyarakat, kelompok dan individu warga
selama proses ini sangat minim. Keterlibatan warga
Blackburg setelah pembangunan lokasi menjadi lebih
menyerupai perilaku konsumen daripada anggota
masyarakat. Menurut Silver, 'penggunaan BEV yang
paling umum adalah untuk tujuan komersial: untuk
mengunduh kupon, memeriksa waktu menonton film,
atau membeli barang secara online' (2000: 282).
Jaringan Komunitas Seattle, sebaliknya, dikandung
oleh kumpulan luas organisasi dan kelompok
masyarakat sejak tahap awal perkembangannya.
Unit komunitas ini terlibat dalam apa yang disebut
Silver sebagai desain partisipatif, dan mereka
menentukan kebijakan dan struktur keseluruhan
untuk jaringan komunitas. Dalam hal ini, jaringan
tersebut mencerminkan inisiatif 'bottom-up' dan
dimaksudkan sebagai alat untuk pengembangan
masyarakat. Jaringan Komunitas Seattle
dipromosikan melalui lokakarya dan program
penjangkauan, dibuat dapat diakses melalui fasilitas
umum seperti perpustakaan dan diberikan secara
gratis kepada penduduk wilayah Seattle. Jaringan
komunitas ini, menurut Silver, datang untuk
menawarkan 'platform sumber daya, materi, dan
forum diskusi online yang kaya budaya dan berbasis
kewarganegaraan dengan dan di dalamnya
penduduk Seattle dapat berbagi ide,
Penyelidikan kedua jaringan komunitas digital yang akan
disajikan di sini melibatkan 'Netville', sebuah pinggiran kota
kabel yang terletak di pinggiran Toronto. Netville adalah
kompleks dengan sekitar 120 rumah yang dirancang dan
dibangun pada pertengahan 1990-an. Keistimewaan daerah
pinggiran ini, yang membedakannya dari kebanyakan
daerah lain di Amerika Utara, adalah bahwa sejak awal kota
ini dilengkapi dengan jaringan elektronik lokal yang mampu
menyediakan akses Internet berkecepatan tinggi; fasilitas
telepon video komputer; berbagai layanan musik, kesehatan
dan hiburan; dan
forum diskusi lingkungan. Fitur-fitur ini
dipromosikan secara luas selama penjualan awal
rumah di perkebunan dan konsorsium penelitian
khusus didirikan untuk memantau
perkembangan teknis dan sosial.
Kerja lapangan ilmu sosial dilakukan oleh
Hampton (2001) yang perhatiannya adalah untuk
menentukan pengaruh infrastruktur komunikasi
yang canggih seperti itu terhadap hubungan sosial
yang dipertahankan oleh penduduk dengan
tetangga, teman, kerabat, dan kolega - di dalam dan
di luar Netville, online dan offline.7Studi ini
didasarkan pada premis lama yang dikembangkan
dan sering diperdebatkan oleh 'Sekolah Toronto' dari
studi komunitas (misalnya Wellman, 1979; 1999),
menunjukkan bahwa komunitas tidak terikat pada
kebutuhan lokal. Posisi ini berpendapat bahwa
ikatan sosial merupakan ciri utama komunitas dan
bukan lokalitas, dan bahwa ikatan ini - baik lemah
atau kuat - harus menjadi fokus studi empiris
komunitas. Ini adalah, dalam kata-kata Hampton dan
Wellman, 'interaksi yang ramah, mendukung, dan
memberi identitas yang mendefinisikan komunitas,
dan bukan ruang lokal di mana mereka mungkin
terjadi' (2000: 195).
Netville memberikan kesempatan untuk studi
lapangan yang diperluas dari premis ini, terkait dengan
'variabel' baru dari infrastruktur jaringan elektronik
dengan layanan komunikasi yang menyertainya. Sebagai
bagian dari studi ini, Hampton tinggal di Netville selama
dua tahun dan terintegrasi ke dalam kehidupan sosial di
lingkungan tersebut. Dia berpartisipasi dalam aktivitas
online dan offline, daftar diskusi dan barbekyu, dan
melakukan apa yang digambarkan oleh Hampton dan
Wellman (1999) sebagai etnografi komunitas klasik.
Selain itu, Hampton dan Wellman melakukan survei
terhadap penduduk mengenai jaringan ikatan sosial
mereka.
Temuan dari survei ini menunjukkan bahwa
jaringan elektronik mendukung ikatan sosial
yang lemah dan kuat mulai dari yang murni
fungsional hingga yang didasarkan pada
masalah sosial dan pribadi. Dalam menyelidiki
luasnya ikatan sosial di antara penduduk,
Hampton dan Wellman (2000) melaporkan
bahwa penduduk yang terhubung ke jaringan
elektronik berbeda secara signifikan dari
penduduk yang tidak terhubung: mereka tahu
lebih banyak nama tetangga mereka, mereka
berbicara dan mengunjungi mereka lebih
banyak. sering. Penghuni berkabel, dengan
kata lain, mempertahankan jangkauan kontak
sosial yang lebih luas daripada rekan-rekan
mereka yang tidak berkabel. Hampton dan
Wellman menyarankan ini mungkin ada
hubungannya dengan kehadiran jaringan
elektronik dan terutama karena daftar email
lingkungan yang dipelihara di jaringan untuk
penduduk.
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
Internet dan Diskusi Publik
Tempat diskusi dan debat publik telah menjadi fitur
utama dari inisiatif media komunitas selama beberapa
dekade, dan fitur ini sama pentingnya dengan banyak
fasilitas berbasis Internet. Grup berita, daftar diskusi,
dan situs yang dibangun khusus untuk
memperdebatkan masalah sosial, politik dan budaya
berlimpah di Internet. Penelitian empiris mulai
bermunculan seputar fenomena ini, terutama dari
perspektif konsep ruang publik. Salah satu studi yang
paling ekstensif sampai saat ini telah dilakukan oleh
Schneider (1996; 1997) di sekitar kelompok diskusi
Usenet yang peduli dengan aborsi. Selama periode satu
tahun, Schneider mengumpulkan 46.000 pesan yang
diposting di situs dan memeriksanya dalam empat
dimensi yang dianggap penting bagi gagasan Habermas
(1989) tentang ruang publik:persamaan akses ke arena
debat,perbedaanpendapat dan topik yang relevan
dengan debat tertentu,timbal balik atau tingkat interaksi
antara orang-orang yang terlibat dalam perdebatan, dan
kualitasatau sejauh mana peserta menyumbangkan
informasi yang relevan dengan topik.
Schneider mengoperasionalkan masing-masing
dimensi ini sehingga analisis kuantitatif dapat
dilakukan pada seluruh jumlah posting selama
periode studi.8Dia menemukan, secara keseluruhan,
bahwa kontribusi ke newsgroup beragam dalam
substansi dan peserta menunjukkan tingkat timbal
balik yang dapat diterima. Meskipun akses ke diskusi
secara teoritis terbuka, keterlibatan aktual dalam
debat - fitur yang juga relevan dengan dimensi
kesetaraan ruang publik dalam penelitian ini - sangat
rendah. Dari hampir 3.000 kontributor diskusi
selama periode tahun ini, kurang dari 0,5 persen
bertanggung jawab atas lebih dari 40 persen dari
semua posting. Dengan kata lain, sekitar 5 persen
peserta mengirimkan hampir 80 persen kontribusi.
Terakhir, mengenai kualitas dimensi, Schneider
menemukan bahwa kontributor diskusi yang paling
sering adalah yang paling sedikit memposting pesan
'berdasarkan topik', yaitu terkait dengan isu aborsi.
Fitur ini, ia menyarankan,
Temuan dari penelitian ini menimbulkan keprihatinan
serius mengenai kontribusi diskusi berbasis Internet
untuk debat publik. Meskipun potensi diskusi semacam
itu mungkin besar, seperti yang terus diulang oleh
Schneider dan lainnya (misalnya Jankowski dan van
Selm, 2000), tingkat keterlibatan yang sebenarnya
sangat kecil, dan banyak dari apa yang disumbangkan
tidak relevan dengan topik.
RMENCARISEBUAHEWMEDIA DANCKOMUNITAS:
METODE DANQUESTIONS
Tidak ada metodologi penelitian atau agenda pertanyaan
yang mendominasi pekerjaan yang sedang dilakukan
43
seputar media dan komunitas baru. Seperti yang
diilustrasikan di bagian sebelumnya, penyelidikan
muncul dari berbagai disiplin ilmu yang
menggunakan beragam alat studi dan diarahkan
pada berbagai bidang perhatian. Meskipun pluralis
di lapangan, beberapa preferensi utama untuk
metode dan pertanyaan dapat dilihat dan diuraikan
di bagian ini.
Metode penelitian
Mengenai metode penelitian, sekitar satu dekade
yang lalu telah disiapkan gambaran tentang
tempat metode kualitatif dalam mempelajari
media komunitas (Jankowski, 1991). Kemudian
tampaknya pendekatan ini semakin penting
dalam bidang studi komunikasi massa pada
umumnya dan dalam perhatian yang lebih
khusus dari media skala kecil pada khususnya.
'Giliran kualitatif', tampaknya, telah tiba.
Sekarang, melihat studi yang berkaitan dengan media
dan komunitas baru, tampaknya, sekali lagi, studi
kualitatif atau interpretatif menonjol. Beberapa studi
empiris yang disebutkan atau disajikan sebelumnya
dalam bab ini menampilkan karakteristik penelitian
lapangan studi komunitas klasik (misalnya Baym, 1999;
Malina, 2001; Silver, 2000). Lainnya (misalnya Cherny,
1999; Jankowski dan van Selm, 2000) mengembangkan
suatu bentuk analisis tekstual atau wacana. Namun yang
lain (Harrison dan Stephen, 1999; Harrison et al., 2001)
mengintegrasikan perhatian konvensional dari
penelitian akademis dengan yang berkaitan dengan
desain dan pengembangan jaringan informasi
komunitas.
Pendekatan kuantitatif juga diwakili dalam
pekerjaan saat ini. Studi Schneider (1997) tentang
debat publik di newsgroup Usenet mewakili analisis
kuantitatif yang canggih dari kumpulan pesan yang
sangat besar. Hampton (2001) menggunakan
penelitian survei dan analisis jaringan dalam konteks
studi lapangan sosiologis. Secara umum, tingkat
minat dalam penelitian survei online cukup besar.
Teks utama pertama tentang metode ini telah
muncul (Dillman, 2000) dan telah ada berbagai
artikel jurnal (misalnya Coomber, 1997; Mehta dan
Sivadas, 1995; Swaboda et al., 1997). Hanya masalah
waktu sebelum alat pengumpulan data ini
diterapkan pada studi media dan komunitas baru.
Inovasi dalam metode dan metodologi juga terus
dikembangkan. Misalnya, studi yang sedang
berlangsung (Ahern et al., 2000) menggabungkan desain
eksperimental dengan instrumentasi wawancara
terstruktur dan terbuka untuk mengeksplorasi sifat
diskusi publik dan debat di Internet. Dalam studi lain,
yang satu ini dari Kampanye 2000 di Amerika Serikat,
perangkat lunak inovatif dan strategi baru untuk analisis
situs web sedang dikembangkan (Schneider dan Larsen,
2000).9
44 LANSKAP SOSIAL YANG BERUBAH

Struktur komunitas
• ukuran populasi dan homogenitas
• sejarah
• dimensi perkotaan / pedesaan
• masalah sosial, politik dan budaya
• kaitannya dengan wilayah sekitarnya

Lanskap komunikasi
Karakteristik individu • media nasional dan regional
• demografi • media komunitas
•lingkaran kehidupan
• jaringan komunitas digital
• kepentingan sosial, budaya dan politik • jaringan antarpribadi
• ikatan komunitas: tempat, struktur, proses
• kesejahteraan ekonomi

Jaringan komunitas digital: penggunaan dan keterlibatan

• paparan dan penggunaan
• Kegunaan
• partisipasi

Gambar 2.1Komponen komunikasi komunitas dan jaringan komunitas digital

(Jankowski et al., 2001)

Banyak dari penyelidikan saat ini dan yang
diusulkan dibangun sebagai studi kasus (misalnya
Jankowski et al., 2001). Jenis penelitian ini telah
menjadi sasaran kritik keras. Dalam membahas studi
komunitas sebagai metode penelitian (mirip dengan
metode studi kasus) Bell dan Newby (1972: 17)
merangkum beberapa keberatan yang umum
disuarakan: ketergantungan yang berlebihan pada
satu pengamat, kurangnya pengumpulan data yang
sistematis, perbedaan yang tidak memadai antara
peneliti dan objek studi. Baym (1999: 18–21)
menghindari banyak hal yang saat ini dianggap
sebagai etnografi, tetapi untuk alasan yang berbeda.
Mengikuti kritik terhadap etnografi yang
dikembangkan oleh Nightingale (1996) dan Press
(1996), Baym mencatat bahwa banyak dari apa yang
lolos untuk bentuk penyelidikan ini dalam studi
khalayak terbatas pada perampokan singkat di
lapangan ditambah dengan wawancara individu dan
kelompok. Dia menyarankan,
Selain saran Baym, harus disebutkan bahwa
banyak perbaikan telah dicapai baik dalam
pengumpulan data kualitatif dan prosedur
analisis sejak Bell dan Newby merinci reservasi di
atas. Misalnya, prosedur analisis sistematis yang
diuraikan oleh Miles dan Huberman (1994) dan
pemanfaatan program komputer untuk
bantuan analisis kualitatif dan pengembangan grounded
theory (misalnya Hijmans dan Peeters, 2000) adalah
ilustrasi kemajuan ini. Ini bisa - tetapi masih terlalu
jarang - diterapkan pada studi media komunitas. Bahkan
dengan kesempurnaan teknis seperti itu, tetap penting
untuk melakukan lebih dari sekadar meningkatkan
jumlah studi kasus. Pertanyaan inti yang dirumuskan
dalam kerangka teoretis juga diperlukan, seperti yang
dikemukakan di bawah ini.
Agenda penelitian
Selain perkembangan metode, kemajuan juga dilakukan
dalam menentukan pertanyaan kunci untuk komunitas
dan media. Sebagai contoh, gambaran umum yang
diberikan dari penelitian yang diusulkan keprihatinan
bersama oleh kontributor volume baru-baru ini di media
komunitas (Jankowski, 2001). Untuk satu bidang tertentu
model telah dibangun di mana pertanyaan penelitian
dapat ditangani. Hollander (2000) mengacu pada karya
Stamm (1985) sebelumnya dan mengusulkan hubungan
sebab akibat antara struktur komunitas, karakteristik
penduduk komunitas individu, lanskap media dan
penggunaan media komunitas. Dia menyarankan bahwa
hubungan sebab akibat yang berbeda mungkin dominan
untuk konfigurasi yang berbeda dari
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
variabel yang terkait dengan masing-masing faktor di
atas. Model oleh Hollander telah dimodifikasi lebih lanjut
untuk aplikasi investigasi jaringan komunitas digital dan
dengan demikian mengusulkan kerangka kerja untuk
perumusan berbagai kepentingan penelitian (lihat
Gambar 2.1). Pertanyaan penelitian utama untuk model
ini adalah:sejauh mana dan dengan cara apa aspek
struktur komunitas, karakteristik individu, dan lanskap
media terkait dengan penggunaan dan keterlibatan
dalam jaringan komunitas digital oleh penduduk lokal?
Meskipun tidak tertanam dalam model, pertanyaan
penelitian yang dirumuskan oleh Wellman dan Gulia
(1999) mewakili agenda paling luas yang disiapkan
hingga saat ini di komunitas virtual. Mereka mengajukan
tujuh kelompok pertanyaan mengenai sifat hubungan
online dan hubungan mereka dengan hubungan offline
dan keterlibatan masyarakat.
Daftar pertanyaan yang lebih ringkas telah dirumuskan
oleh Baym (1999: 210–16) dalam kesimpulan studinya
tentang komunitas online penggemar sinetron, yang
dibahas sebelumnya. Dia menyarankan empat pertanyaan
utama untuk penelitian lebih lanjut:
• Kekuatan apa yang membentuk identitas online?
• Bagaimana komunitas online berkembang dari waktu ke waktu?
• Bagaimana partisipasi online terhubung ke kehidupan
offline?
• Bagaimana komunitas online memengaruhi
komunitas offline?
Pertanyaannya mirip dengan yang diajukan oleh Wellman
dan Gulia, tetapi mencakup kepedulian terhadap evolusi
komunitas online sepanjang waktu. Tapi, seperti Wellman
dan Gulia, Baym tidak memperluas perumusan pertanyaan
ini ke tingkat model yang mengintegrasikan temuan dari
masing-masing pertanyaan terpisah dan dengan demikian
memberikan arahan untuk studi empiris lebih lanjut.
Seperti yang diamati Wellman dan Gulia: 'Sudah waktunya
untuk mengganti anekdot dengan bukti. . . Jawabannya
belum ditemukan. Memang pertanyaan-pertanyaan itu baru
mulai dirumuskan' (1999: 185). Selain merumuskan
pertanyaan yang relevan seperti yang diprakarsai oleh para
sarjana ini, waktunya juga telah tiba untuk menghasilkan
model berbasis teoritis yang serupa dengan yang dibangun
untuk komunitas online yang muncul (Baym, 1995; 1998) dan
untuk jaringan komunitas digital (Jankowski et al., 2001) yang
relevan dengan ranah media dan komunitas baru lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan penelitian yang disematkan dalam
model-model seperti itu kemudian akan memberikan arahan
dan landasan yang dibutuhkan yang hilang dari sebagian
besar gelombang studi kasus saat ini yang berkaitan dengan
komunitas dan media baru.
SEBUAHOTES
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan saya, di
dalam dan luar negeri, yang memberikan komentar dan saran selama
45
persiapan bab ini, dalam urutan abjad: Nancy Baym, Hans
Beentjes, Ed Hollander, Steve Jones, Sonia Livingstone, Martine
van Selm, Barry Wellman dan Henk Westerik. Margot van der
Goot, asisten mahasiswa pascasarjana, membantu menempatkan
referensi ke dalam bentuk yang tepat. Akhirnya, terima kasih
khusus kepada rekan David Silver yang dengan murah hati
membagikan peti harta karun pengetahuannya tentang budaya
siber. Tanggung jawab atas keterbatasan yang melekat dalam
ulasan ini, tentu saja, ada pada saya.
1 Lihat misalnya Gunter dan Harrison (1998) untuk tinjauan
umum studi kekerasan media.
2 Contohnya termasuk Pusat Studi Komunitas
Online di Universitas California di Los Angeles, Pusat
Studi Perkotaan dan Komunitas di Universitas
Toronto, dan program penelitian Komunitas
Pembelajaran Elektronik di Institut Teknologi
Georgia. Lihat juga Pusat Sumber Daya untuk Studi
Budaya Siber, yang saat ini berlokasi di Universitas
Maryland (http://otal.umd.edu/~rccs/).
3 Daftar lengkap jurnal akademik yang berkaitan
dengan media baru meliputi:Masyarakat Informasi;
Informasi, Komunikasi & Masyarakat; Media &
Masyarakat Baru; Televisi dan Media Baru; Jurnal
Komunikasi Mediasi Komputer; dan Jurnal Perilaku
Online.
4 Sebuah primer untuk isu-isu yang berkaitan dengan
pembangunan jaringan informasi masyarakat adalah (1996) yang
berorientasi praktis volume Schuler. Harrison dkk. (2001)
mengeksplorasi desain dan penelitian strategi intervensionis
untuk pengembangan jaringan komunitas digital.
5 Ruang tidak mengizinkan pertimbangan studi tentang
ruang bawah tanah multi-pengguna (MUD) dan
kontribusinya terhadap identitas kolektif dan individu.
Literatur di bidang ini cukup besar, tetapi penulis berikut
memberikan pengantar yang baik untuk genre ini: Bromberg
(1996), Cherny (1999), Dibbell (1993), Donath (1999), Reid
(1994; 1999), Stone (1991). ) ), dan - terutama - Turkle (1995).
6 Banyak operasi e-commerce (misalnya Amazon.com,
Participate.com) dan penyedia layanan Internet (misalnya AOL)
telah mengaitkan gagasan pembangunan komunitas untuk
meningkatkan konsumerisme dan keuntungan komersial.
Perkembangan ini juga tidak dibahas dalam bab ini. Cherny (1999:
253–4) mempertimbangkannya secara singkat dan penulis
(misalnya Hagel dan Armstrong, 1997) yang berafiliasi dengan
sekolah bisnis telah mencatat beberapa aspek dari antarmuka ini.
7 Sejumlah naskah naskah, artikel jurnal dan bab
buku telah muncul di proyek Netville (Hampton,
2000; Hampton dan Wellman, 1999; 2000; Wellman
dan Hampton, 1999). Publikasi terlengkap adalah
disertasi PhD Hampton (2001).
8 Perspektif teoritis dan metode analisis dijelaskan
secara rinci oleh Schneider (1997) dalam disertasinya,
tersedia online: http://www.sunyit.edu/~steve/. Sebuah
tinjauan singkat dari empat dimensi ruang publik dan
temuan Schneider dapat ditemukan di Jankowski dan
van Selm (2000).
9 Untuk informasi lebih lanjut tentang proyek penelitian yang
berfokus pada Kampanye 2000, lihat http://www.NetElection.org.
46 LANSKAP SOSIAL YANG BERUBAH
REFERENSI
Abercrombie, N., Hill, S. dan Turner, BS (1994)Itu
Kamus Sosiologi Penguin, edisi ke-3 (edisi ke-1
1984). London: Pinguin.
Ahern, RK, Stromer-Galley, J. dan Neuman, WR
(2000) 'Ketika pemilih dapat berinteraksi dan
membandingkan kandidat secara online: secara
eksperimental menyelidiki efek web politik'. Makalah
dipresentasikan pada Konferensi Asosiasi Komunikasi
Internasional, Acapulco, Meksiko.
Barlow, D. (2001) 'Konsep akses dan partisipasi
tion di stasiun radio komunitas Australia', di NW
Jankowski (dengan O. Prehn) (ed.),Media
Komunitas di Era Informasi: Perspektif dan
Prospek. Cresskill, NJ: Hampton.
Barlow, JP, Birkets, S., Kelly, K. dan Slouka, M. (1995)
'Apa yang kita lakukan secara online?',Harper's, Agustus:
35–46. Baym, NK (1995) 'Munculnya komunitas di
komunikasi yang dimediasi komputer ', dalam SG
Jones (ed.),Cybersociety: Komunikasi dan Komunitas
yang Dimediasi Komputer. Thousand Oaks, CA: Sage.
hal. 138–63.
Baym, NK (1998) 'Munculnya komunikasi online
', dalam S. Jones (ed.),Cybersociety 2.0: Meninjau Kembali
Komunikasi dan Komunitas yang Dimediasi Komputer.
Thousand Oaks, CA: Sage. hal. 35–67.
Baym, NK (1999)Tonton, Masuk: Soaps, Fandom, dan
Komunitas online. Thousand Oaks, CA: Sage. Bell,
C. dan Newby, H. (1972)Studi Komunitas: An
Pengantar Sosiologi Masyarakat Lokal. New York:
Praeger.
Bella, R., Madsen, R., Sullivan, W., Swidler, A. dan
Tipton, S. (1985)Kebiasaan Hati: Individualisme dan
Komitmen dalam Kehidupan Amerika. Berkeley, CA:
Pers Universitas California.
Bender, T. (1978)Komunitas dan Perubahan Sosial di
Amerika. New Brunswick, NJ: Rutgers University Press.
Benedikt, M. (1991)Dunia maya: Langkah Pertama. Cambridge,
MA: MIT Tekan.
Blanchard, A. dan Horan, T. (1998) 'Komunitas virtual'
dan modal sosial',Ulasan Komputer Ilmu Sosial, 16
(3): 293–307.
Bromberg, H. (1996) 'Apakah komunitas LUMPUR? Identitas,
milik dan kesadaran di dunia maya', dalam R.
Shields (ed.),Budaya Internet: Ruang Virtual,
Sejarah Nyata, Benda Hidup. London: Bijak. hal.
143–52.
Carey, J. (1989)Komunikasi sebagai Budaya. Boston, MA:
Unwin-Hyman.
Cherny, L. (1999)Percakapan dan Komunitas: Ngobrol di
sebuah Dunia Virtual. Chicago: Pers Universitas Chicago.
Coleman, S. (2001) 'telepon balik radio BBC Radio Ulster-
di: umpan balik publik di ruang publik yang terbagi ',
di NW Jankowski (dengan O. Prehn) (ed.),Media
Komunitas di Era Informasi: Perspektif dan Prospek.
Cresskill, NJ: Hampton.
Coomber, R. (1997) 'Menggunakan Internet untuk Survei
riset ',Penelitian Sosiologi Online, 2 (2).
Tersedia online: http://www.socresonline.org.uk/
socresonline / 2/2 / 2.html.
Czitrom, DJ (1982)Media dan Pikiran Amerika: dari
Morse ke McLuhan. Chapel Hill, NC: University of
North Carolina Press.
Denis, EE dan Rivers, WL (1974)Suara Lainnya:
Jurnalisme Baru di Amerika. San Fransisco: Canfield.
Dibbell, J. (1993) 'Pemerkosaan di dunia maya',Suara Desa,
21 Desember: 38.
Dillman, DA (2000)Survei Surat dan Internet: the
Metode Desain yang Disesuaikan. New York: Wiley. Donath, JS
(1999) 'Identitas dan penipuan di dunia maya
community', dalam MA Smith dan P. Kollock (eds),
Komunitas di Dunia Maya. London: Routledge. hal. 29–
59. Douglas, SJ (1997)Menemukan Penyiaran Amerika
1899–1922. Baltimore, MD: Johns Hopkins University
Press.
Downing, J. (1984)Media Radikal: Politik
Pengalaman Komunikasi Alternatif. Boston, MA:
Ujung Selatan.
Downing, J. (2000)Media Radikal: Komando Pemberontak
komunikasi dan Gerakan Sosial. Thousand Oaks,
CA: Sage.
Etzioni, A. (1993)Semangat Komunitas: Hak,
Tanggung Jawab, dan Agenda Komunitarian. New
York: Mahkota.
Fauconnier, G. (1973)Media Massa dan Masyarakat:
pengantar studi ilmiah komunikasi massa(Media
Massa dan Masyarakat: Pengantar Kajian Ilmiah
Komunikasi Massa). Antwerpen: De Nederlandsche
Boekhandel.
Fernback, J. (1997) 'Individu dalam kolektif:
ideologi virtual dan realisasi prinsip kolektif',
dalam SG Jones (ed.),Budaya Virtual: Identitas dan
Komunikasi di Cybersociety. London: Bijak. hal. 36–
54.
Fernback, J. (1999) 'Ada di sana: catatan menuju a
definisi komunitas cyber', dalam S. Jones (ed.),
Melakukan Riset Internet. London: Bijak. hal. 203–20.
Fernback, J. dan Thompson, B. (1995a) 'Komputer-
komunikasi yang dimediasi dan kolektivitas Amerika:
dimensi komunitas dalam dunia maya '. Makalah
dipresentasikan di Asosiasi Komunikasi Internasional,
Albuquerque, NM.
Fernback, J. dan Thompson, B. (1995b) 'Komunikasi virtual
komunitas: aborsi, coba lagi, gagal? ' Makalah yang tidak
diterbitkan. Tersedia online: http://www.well.com/user/hlr/
texts/ VCcivil.
Gans, H. (1962)Penduduk Desa Kota: Kelompok dan Kelas di
Kehidupan Orang Italia-Amerika. New York: Pers Bebas.
Garton, L., Haythornthwaite, C. dan Wellman, B. (1999)
'Mempelajari jaringan sosial online', dalam S. Jones (ed.),
Melakukan Riset Internet: Masalah Kritis dan Metode
untuk Memeriksa Jaringan. Thousand Oaks, CA: Sage. hal.
75–105.
Girard, B. (1992)Semangat untuk Radio: Gelombang Radio dan
Masyarakat. Montreal: Mawar Hitam.
Gunter, B. dan Harrison, J. (1998)Kekerasan di Televisi:
Analisis Jumlah, Sifat, Lokasi, dan Asal-usul
Kekerasan di Program Inggris. London: Routledge.
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
Gurak, L. (1997)Persuasi dan Privasi di Dunia Maya:
Protes Online atas Lotis Marketplace dan Clipper Chip.
New Haven, CT: Yale University Press. Gurstein, M.
(2000)Informatika Komunitas: Mengaktifkan
Komunitas dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Hershey, PA: Kelompok Ide.
Habermas, J. (1989)Transformasi Struktural dari
Ruang Publik: Penyelidikan tentang Kategori Masyarakat
Borjuis. Oxford: Politik.
Hagel, J. dan Armstrong, A. (1997)Keuntungan Bersih: Memperluas
Pasar melalui Komunitas Virtual. Boston: Pers
Sekolah Bisnis Harvard.
Halloran, J. (1977) 'Komunikasi dan komunitas: the
evaluasi percobaan '. Laporan. Strasburg: Dewan
Eropa.
Hamelink, C. (1980)Masyarakat Komputer(Itu
Masyarakat Komputer). Baarn, Belanda: In den Toren.
Hampton, K. (2000) 'Berduka untuk jaringan yang hilang: koleksi
tindakan tive di pinggiran kabel '. Naskah yang tidak
diterbitkan. Tersedia online: www.mysocialnetwork.net.
Hampton, K. (2001) 'Menjalani kehidupan kabel di kabel
pinggiran kota: Netville, globalisasi dan masyarakat sipil '.
Disertasi PhD, Universitas Toronto.
Hampton, K. and Wellman, B. (1999) 'Netville online
dan offline: mengamati dan mensurvei pinggiran kota
berkabel ', Ilmuwan Perilaku Amerika, 43 (3): 475–92.
Hampton, K. dan Wellman, B. (2000) 'Meneliti komunikasi
nity di lingkungan digital: hasil awal dari pinggiran
kabel Kanada ', di T. Ishida dan K. Isbister (eds), Kota
Digital: Teknologi, Pengalaman, dan Perspektif Masa
Depan. Berlin: Pegas. hal. 475–92. Harrison, T. dan
Stephen, T. (1999) 'Meneliti dan membuat
makan jaringan komunitas', dalam S. Jones (ed.),
Melakukan Riset Internet: Masalah Kritis dan Metode
untuk Memeriksa Jaringan. London: Bijak. hal. 221–41.
Harrison, T., Zappen, JP dan Prell, C. (2001)
'Mengubah teknologi komunikasi baru menjadi
media komunitas', di NW Jankowski (dengan O.
Prehn) (ed.),Media Komunitas di Era Informasi:
Perspektif dan Prospek. Cresskill, NJ: Hampton.
Ketua, SW (1972)Penyiaran di Amerika: Survei
Televisi dan Radio, edisi ke-2 (edisi ke-1 1956). Boston:
Houghton Mifflin.
Hijmans, E. dan Peters, V. (2000) 'Grounded theory in
penelitian media dan penggunaan komputer',
Komunikasi: Jurnal Riset Komunikasi Eropa, 25 (4):
407–32.
Hillery, G. (1955) 'Definisi komunitas: area'
persetujuan ',Sosiologi Pedesaan, 20: 111–23.
Hollander, E. (1982)Komunikasi massa skala kecil:
Penyiaran Lokal di Eropa Barat (Komunikasi Massa
Skala Kecil: Bentuk Penyiaran Lokal di Eropa Barat)
. Den Haag: Negara.
Hollander, E. (2000) 'Komunitas online sebagai komunitas
media: kerangka teoritis dan analitis untuk studi
jaringan komunitas digital',Komunikasi: Jurnal
Riset Komunikasi Eropa, 25 (4): 371–86.
Hymes, D. (1972) 'Model interaksi bahasa
dan kehidupan sosial', dalam J. Gumperz dan D. Hymes (eds),
47
Arah dalam Sosiolinguistik. New York: Holt,
Rinehart, & Winston. hal. 35–71.
Jallov, B. (1997) 'Suara wanita melintasi batas: 1996
Direktori Eropa stasiun radio komunitas perempuan
dan kolektif produksi radio perempuan'. Laporan.
Sheffield: AMARC – Jaringan Wanita Eropa. Janowitz,
M. (1952)Pers Komunitas di Perkotaan
Pengaturan. Glencoe, IL: Pers Bebas.
Jankowski, NW (1988) 'Televisi komunitas di
Amsterdam: akses ke, partisipasi dan penggunaan
"Lokale Omroep Bijlmermeer" '. Disertasi PhD,
Universitas Amsterdam.
Jankowski, NW (1991) 'Penelitian dan penelitian kualitatif
media munity ', dalam KB Jensen dan NW
Jankowski (eds),Buku Pegangan Metodologi
Kualitatif untuk Riset Komunikasi Massa. London:
Routledge. hal. 163–74.
Jankowski, NW (dengan Prehn, O.) (ed.) (2001)ko-
Media Komunitas di Era Informasi: Perspektif dan
Prospek. Cresskill, NJ: Hampton.
Jankowski, N. dan van Selm, M. (2000) 'Janji dan
praktik debat publik di dunia maya', dalam KL Hacker
dan J. van Dijk (eds),Demokrasi Digital: Isu Teori dan
Praktik. London: Bijak. hal. 149–65. Jankowski, N.,
Prehn, O. dan Stappers, J. (eds) (1992)Itu
Suara Rakyat: Radio dan Televisi Lokal di Eropa.
London: Libey.
Jankowski, N., van Selm, M. dan Hollander, E. (2001)
'Tentang menyusun studi jaringan komunitas digital:
pertimbangan teoretis dan metodologis', dalam B.
Loader dan L. Keeble (eds),Informatika Komunitas:
Membentuk Jaringan Sosial Media-Komputer. London:
Taylor.
Jones, SG (ed.) (1995a)Cybersociety: Komputer-
Komunikasi dan Komunitas yang Dimediasi. Thousand
Oaks, CA: Sage.
Jones, SG (1995b) 'Memahami komunitas di
era informasi ', dalam SG Jones (ed.),Cybersociety:
Komunikasi dan Komunitas yang Dimediasi Komputer.
Thousand Oaks, CA: Sage. hal. 10–34.
Jones, S. (ed.) (1997)Budaya Virtual: Identitas dan
Komunikasi di Cybersociety. London: Bijak. Jones, S.
(ed.) (1998a)Cybersociety 2.0: Meninjau Kembali
Komunikasi dan Komunitas yang Dimediasi Komputer.
Thousand Oaks, CA: Sage.
Jones, S. (1998b) 'Informasi, Internet, dan komunitas:
catatan menuju pemahaman komunitas di era
informasi', dalam S. Jones (ed.),Cybersociety 2.0:
Meninjau Kembali Komunikasi dan Komunitas yang
Dimediasi Komputer. Thousand Oaks, CA: Sage. hal.
1-33. Jones, S. (ed.) (1999)Melakukan Riset Internet: Kritis
Masalah dan Metode untuk Memeriksa Net. Thousand
Oaks, CA: Sage.
Lewis, P. (1976)Saluran dan Komunitas Bristol
Televisi. London: IBA.
Loader, B. dan Keeble, L. (eds) (2001)Masyarakat
Informatika: Membentuk Jaringan Sosial Media-
Komputer. London: Taylor.
McQuail, D. (1994)Teori Komunikasi Massa: an
pengantar, edisi ke-3 (edisi ke-1 1983). London: Bijak.
48 LANSKAP SOSIAL YANG BERUBAH
Malina, A. (2001) 'Pembangunan komunitas di dunia maya: a
studi kasus jaringan komunitas '. Disertasi PhD, Queen
Margaret College, Edinburgh, Skotlandia.
Mehta, R. dan Sivadas, E. (1995) 'Membandingkan respon
tarif dan konten tanggapan dalam survei surat versus
surat elektronik',Jurnal Masyarakat Riset Pasar, 37 (4):
429–39.
Merton, RK (1949) 'Pola pengaruh: studi
pengaruh interpersonal dan perilaku komunikasi
dalam komunitas lokal ', dalam PF Lazarsfeld dan
FN Stanton (eds),Riset Komunikasi 1948–49. New
York: Arno. hal. 180–219.
Miles, MB dan Huberman, M. (1994)Data kualitatif
Analisis: Buku Sumber yang Diperluas. Thousand Oaks, CA:
Sage.
Mitchell, C. (2001) 'On air / off air: mendefinisikan wanita
ruang radio di radio komunitas wanita Eropa ', di
NW Jankowski (dengan O. Prehn) (ed.),Media
Komunitas di Era Informasi: Perspektif dan
Prospek. Cresskill, NJ: Hampton.
Negroponte, N. (1995)Menjadi Digital. New York: Knopf.
Baru, H. (1980)Sebuah Pengantar Sosiologi. Blok 3:
Perbandingan dan Perubahan: Komunitas. Milton Keynes: Pers
Universitas Terbuka.
Burung Bulbul, V. (1996)Mempelajari Audiens: Kejutan dari
yang asli. London: Routledge.
Nisbet, R. (1966)Tradisi Sosiologis. London:
Heinemann.
Taman, RE (1922)Pers Imigran dan Kontrolnya.
New York: Harper & Row.
Park, R. (1929) 'Urbanisasi yang diukur dengan surat kabar
sirkulasi',Jurnal Sosiologi Amerika, 34: 60–79.
Prehn, O. (1992) 'Dari utopianisme skala kecil ke besar
skala pragmatisme ', dalam N. Jankowski, O. Prehn
dan J. Stappers (eds),Suara Rakyat: Radio dan
Televisi Lokal di Eropa. London: Libey. hal. 247–68.
Prell, CL (2001) 'Desain dan difusi komunikasi
jaringan kota dan pengaruhnya terhadap modal sosial
'. Disertasi PhD, Institut Politeknik Rensselaer, Troy,
NY. Press, AL (1996) 'Menuju metodologi kualitatif'
studi audiens: menggunakan etnografi untuk mempelajari
audiens budaya populer', dalam JHL Grossberg dan E. Wartella
(eds),Penonton dan Pemandangannya. Boulder, CO: Westview.
hal. 113–30.
Putnam, RD (bersama Leonardi, R. dan Nanetti, RY) (1993)
Membuat Demokrasi Bekerja: Tradisi Kewarganegaraan di
Italia Modern. Princeton, NJ: Pers Universitas Princeton.
Putnam, RD (1995) 'Bowling saja: Amerika menurun
modal sosial',Jurnal Demokrasi, 6 (1): 65–78.
Putnam, RD (2000)Bowling Alone: Runtuhnya dan
Kebangkitan Komunitas Amerika. New York: Simon &
Schuster.
Redfield, R. (1947) 'Masyarakat rakyat',Jurnal Amerika
Sosiologi, 52: 293.
Reid, EM (1994) 'Formasi budaya dalam vir-
realitas sebenarnya'. Tesis master, Universitas Melbourne.
Tersedia online: ftp://ftp.lambda.moo.mud.org/pub/MOO/
papers/CulturalFormations.txt.
Reid, E. (1999) 'Hirarki dan kekuasaan: kontrol sosial
di dunia maya', dalam MA Smith dan P. Kollock (eds),
Komunitas di Dunia Maya. London: Routledge. hal.
107–33.
Rheingold, H. (1993a) 'Sepotong kehidupan di com- virtual saya
munity', dalam LM Harasim (ed.),Jaringan Global.
Cambridge: MIT Press. hal. 57–80. Versi draf tersedia
di: http://home.ntt.com/eegtti/eeg_260html.
Rheingold, H. (1993b)Komunitas Virtual:
Homesteading di Perbatasan Elektronik. Membaca,
MA: Addison-Wesley. Tersedia online: http: // www.
rheingold.com/vc/book/.
Rheingold, H. (2000)Komunitas Virtual:
Homesteading di Perbatasan Elektronik, edisi rev.
Cambridge, MA: MIT Press.
Riedel, E., Dresel, L., Wagoner, MJ, Sullivan, JL dan
Borgida, E. (1998) 'Komunitas listrik: menilai kesetaraan
akses di komunitas pedesaan Minnesota', Ulasan
Komputer Ilmu Sosial, 15 (4): 370–90. Schneider, S. (1996)
'Sebuah studi kasus percakapan aborsi
tion di Internet',Ulasan Komputer Ilmu Sosial, 14
(4): 373–93.
Schneider, S. (1997) 'Memperluas ruang publik
melalui komunikasi yang dimediasi komputer: diskusi
politik tentang aborsi di newsgroup Usenet '. Disertasi
PhD, Massachusetts Institute of Technology,
Cambridge, MA. Tersedia: online: http: // www.
sunyit.edu/~steve/.
Schneider, S. dan Larsen, E. (2000) 'Presiden 2000
Kandidat utama: tampilan dari Web '. Makalah
dipresentasikan pada Konferensi Asosiasi Komunikasi
Internasional, Acapulco, Meksiko.
Schuler, D. (1996)Jaringan Komunitas Baru: Terhubung untuk
Mengubah. New York: ACM Press.
Silver, D. (2000) 'Cyberspace dalam pembangunan: desain,
wacana, dan keragaman di Blacksburg Electronic
Village dan Seattle Community Network'. Disertasi
PhD, Universitas Maryland.
Smith, M. dan Kollock, P. (eds) (1999)Komunitas di
dunia maya. London: Routledge.
Stacey, M. (1974) 'Mitos studi komunitas', dalam
C. Bell dan H. Newby (eds),Sosiologi Komunitas.
London: Kas. hal. 13–26.
Stamm, KR (1985)Penggunaan Surat Kabar dan Ikatan Komunitas:
menuju Teori Dinamis. Norwood, NJ: Ablex.
Stappers, J., Olderaan, F. dan Wit, P. de (1992) 'The
Belanda: kemunculan medium baru', dalam N.
Jankowski, O. Prehn dan J. Stappers (eds),Suara
Rakyat: Radio dan Televisi Lokal di Eropa. London:
Libey. hal. 90-103.
Stein, L. (2001) 'Demokrat "bicara", akses tele-
visi dan komunikasi politik partisipatif ', dalam NW
Jankowski (dengan O. Prehn) (ed.),Media
Komunitas di Era Informasi: Perspektif dan
Prospek. Cresskill, NJ: Hampton.
Stone, AR (1991) 'Maukah tubuh asli berdiri:
cerita batas tentang budaya maya', dalam M. Benedikt
(ed.),Dunia maya: Langkah Pertama. Cambridge, MA: MIT
Press. hal. 81–118.
 MENCIPTAKAN KOMUNITAS DENGAN MEDIA
Swoboda, WJ, Mühlberger, N., Weikunat, R. and
Schneeweiss, S. (1997) 'survei internet dengan surat
langsung: cara inovatif untuk mengumpulkan data',
Ulasan Komputer Ilmu Sosial, 15 (3): 242–55. Tonnies,
F. (1887/1957)Komunitas dan Masyarakat.
New York: Harper Torchback.
Turkle, S. (1995)Kehidupan di Layar: Identitas di Era
internet. New York: Simon & Schuster.
Van Dijk, J. (1998) 'Realitas komunitas virtual',
Tren dalam Komunikasi, 1 (1): 39–63. Wellman, B.
(1979) 'Pertanyaan komunitas: inti-
jaringan mate dari East Yorkers',Jurnal Sosiologi
Amerika, 84: 1201–31.
Wellman, B. (1997) 'Grup elektronik hampir
jejaring sosial ', dalam S. Kiesler (ed.),Budaya
Internet. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. hal.
179–205.
Wellman, B. (ed.) (1999)Jaringan di Global Village.
Boulder, CO: Westview.
Wellman, B. dan Berkowitz, SD (eds) (1988)Sosial
Struktur: Pendekatan Jaringan. Cambridge: Pers
Universitas Cambridge.
49
Wellman, B. dan Berkowitz, SD (eds) (1997)Sosial
Struktur: Pendekatan Jaringan, edisi terbaru.
Greenwich, CT: JAI Press.
Wellman, B. dan Gulia, M. (1999) 'Peselancar internet tidak naik
sendiri: komunitas virtual sebagai komunitas',
dalam P. Kollock dan M. Smith (eds),Komunitas di
Dunia Maya. Berkeley, CA: Pers Universitas
California. hal. 167–94.
Wellman, B. dan Hampton, K. (1999) 'Hidup berjejaring
di dunia kabel',Sosiologi Kontemporer, 28 (6): 648–
54.
Westerik, H. (2001) 'Penjelasan Penggunaan
media lokal' (Penjelasan penggunaan media lokal).
Disertasi PhD, Universitas Nijmegen, Belanda.
Widlok, P. (1992) 'Der andere Hörfunk: komunitas
Radios in den USA' (Bentuk lain dari penyiaran:
radio komunitas di Amerika Serikat). Disertasi PhD,
Universitas Münster.
Wirth, L. (1938) 'Urbanisme sebagai cara hidup',Amerika
Jurnal Sosiologi, 44: 1–24.