Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOKIMIA
P1
“IDENTIFIKASI LIPID DAN PROTEIN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MAR’ATUH SHOLIKHA


NIM : 2008010032
GOLONGAN : A2

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK SINTESIS


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
PERCOBAAN I
“IDENTIFIKASI LIPID DAN PROTEIN”
I. Tujuan
a) Membuktikan beberapa sifat dari lipid.
b) Membuktikan sifat fisika dan kimia protein.

II. Latar belakang


Istilah biokimia telah dikemukakan oleh karl neuberg, seorang ahli kimia jerman pada
tahun 1903, namun sekitar satu setengah abad sebelumnya, yaitu pada pertengahan Abad
XVII karl Wilhelm Scheele seorang ahli kimia swedia telah melakukan penelitian mengenai
susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan hewan.
Dengan adanya biokimia yang semakin berkembang dari zaman ke zaman, akhirnya
para tenaga medis dapat melakukan penelitian laboratorium tentang masalah - masalah
yang banyak ditemukan saat ini. Selain itu perkembangan atau kemajuan metode analisis
kromatografi, penemuan antara metabolism karbohidrat, lemak, dan protein merupakan salah
satu bentuk akan perkembangan biokimia saat ini. Beberapa materi Praktikum yang akan diuji
yaitu Materi Praktikum Biokimia “Identifikasi lipid dan Identifikasi Protein”

2.1 Identifikasi Lipid


a. Pengertian Lipid
Lipid adalah molekul besar dan terbentuk dari molekul yang lebih kecil melalui reaksi
dehidrasi. Lipid disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil, yaitu gliserol dan asam lemak.
Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon, yang masing – masing mengandung
sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16
sampai 18 atom karbon panjangnya (Campbell, 2002).

Lemak merupakan golongan senyawa organik yang tersusun atas asam lemak dan
gliserol. Lemak merupakan komponen pangan yang memiliki nilai kalori yang tinggi. Jika
tubuh sedang kekurangan karbohidrat sebagai energi, maka lemak akan dihidrolisis menjadi
komponen pembentuk energi. Namun, jika sumber energy tubuh sebagian besar berasal dari
lemak maka potensi terbentuknya badan keton akan tinggi (Muchtadi, 2010).

Lemak bersifat tidak dapat larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh
pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak merupakan asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil
tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal inilah yang membuat kebanyakan
lemak bersifat tidak larut dalam air (Lehninger 2004).
Hal lain yang dipengaruhi oleh asam lemak adalah ketengikan dan oksidasi. Bahan pangan
yang tinggi akan kandungan asam lemak tidak jenuh memiliki peluang mudah mengalami
oksidasi dibandingkan bahan pangan yang tinggi akan kandungan asam lemak jenuh. Akan tetapi,
dari aspek nutrisi asam lemak tidak jenuh lebih baik untuk kesehatan.

Senyawa pembentuk lemak lainnya yakni gliserol. Dengan adanya gliserol mambuat
lemak memiliki sedikit sifat hidrofilik (larut air). Oleh sebab itu beberapa produk yang dibuat
dari bahan baku yang mengandung lemak masih bisa dicampur dengan air meskipun dibantu
dengan senyawa penghubung (emulsifier). Struktur kimia pada lemak:

HC—O—C—R1

│ O

│ ║

H—C—O—C—R2

│ O

│ ║

H2C—O—C—R3

Untuk lemak sederhana, ketiga asam lemak penyusunnya adalah sama sehingga R1=R2=R3.
Lemak majemuk, ketiga sisa asm lemak penyusunnya tergantung dari macam asam lemak,
misalnya untuk lemak berasam tiga maka R1≠R2≠R3, sedangkan pada lemak berasam dua, ada
tiga maka kemungkinan yaitu R1=R2 ≠ R3 ; R1≠R2=R3 ; R1 ≠R3=R2. Dari strukturnya dapat kita
lihat bahwa komponen-komponen penyusun lemak adalah gliserol dan asam lemak (Poedjiati,
1994). Adapun asam lemak yang menjadi penyusunnya adalah rantainya lurus, mempunyai
jumlah atom C genap, dan radikal karboksilnya terletak diujung rantai (Soemardjo, 1997).

b. Fungsi Lipid
- Menurut (Kimbal, 1992)
Lipid pada umumnya mempunyai fungsi, antara lain sebagai penghasil kalor
tertinggi, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K serta sebagai pembawa zat makanan
yang esensial, sebagai pelindung alat-alat tubuh, menjaga tubuh dari kedinginan penahan
rasa lapar (Kimball, 1992).
- Menurut (Sukarjo, 1985)
Lipid memiliki fungsi yaitu untuk penghangat tubuh, untuk melindungi organ –
organ vital makhluk hidup, sebagai cadangan makanan, menjaga daya tahan tubuh, serta
sebagai sumber energy (Sukarjo, 1985).

c. Klasifikasi Lipid
Berdasarkan ikatan-ikatan rangkap molekulnya maka lemak dibedakan menjadi tiga yaitu
asam lemak jenuh, dan asam lemak tak jenuh, serta Gliserol (Sumardjo, 2008).
Penggolongan asam lemak didasarkam pada jenis lemak penyusunnya (Campbell, 2002).

1. Asam lemak jenuh


Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap dua dalam struktur kimianya. Asam
lemak jenuh berasal dari hewan dan biasanya berbentuk padat (Campbell, 2002). Pada
umumnya merupakan unit penyusun dari lemak yang terdapat pada hewan atau manusia,
daya larutnya dalam air makin berkurang, seiring bertambahnya jumlah atom karbon
penyusunnya, adapun contoh asam lemak jenuh adalah Asam Butirat, dan Asam Stearat
(Sumardjo, 2008).

2. Asam lemak tak jenuh


Asam lemak tak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dalam strukturnya. Asam
lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada
rantai karbonnya (Netti et al., 2002). Disebabkan karena asam lemak tersebut dapat
mengikat lebih banyak atom hidrogen daripada yang terdapat pada asam karena
kebanyakan zat ini berwujud cair pada suhu kamar, maka bersifat cair (Campbell, 2002)

3. Gliserol
Gliserol sebagai komponen penyusun lemak yang biasa disebut Gliserin. Gliserol dapat
membentuk ikatan hidrogen (Raymond, 2005). Zat cair yang kental dan berwarna,
rasanya manis dan higroskopis dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan
tetapi tidak larut dalam eter dalam keadaan murni bila didinginkan dapat membentuk
kristal yang melebar kembali pada temperature 17°C (Campbell, 2002).

2.2 Identifikasi Protein


a. Pengertian Protein
Istilah protein pertama kali ditemukan oleh G.J. Muider seorang pakar kimia
berkebangsaan Belanda pada tahun 1939. Kata priotein berasal dari bahasa Yunani
”Proteios” yang artinya pertama atau yang paling utama. Sehingga protein memegang
peanan penting dalam kehidupan. Protein merupakan senyawa organik makro molekul
yang mempunyai susunan komplek dan terdiri atas polimer-polimer alam yang terdiri atas
beberapa alfa asam amino, serta terikat melalui ikatan peptida. (Martoharsono dan
Soeharsono, 1993).

Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya
sangat kompleks dan serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Karena protein
tersusun dari asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung unsur-unsur seperti yang
menyusun asam amino antara lain C, H, O, N, dan kadang-kadang S, P, Fe, dan Mg
(Soemardjo,1997).

Protein dibentuk dari susunan asam amino satu dengan asam amino yang lain
melalui ikatan peptida (-CO—NH-). Oleh sebab itu protein juga diistilahkan sebagai
polipeptida. Asam amino dapat terionisasi oleh keberadaan rantai samping (R), gugus
karboksil dan gugus amino. Hal ini mempengaruhi sifat protein dimiliki. Meskipun
demikian, sifat muatan dari protein ditentukan oleh banyaknya gugus yang terionisasi pada
rantai samping asam amino. Protein memiliki 4 struktur yaitu: primer; sekunder; tersier;
dan kuarterner.

Struktur primer protein merupakan struktur sederhana dari protein dimana asam
amino tersusun secara linier dan menyerupai susunan huruf. Struktur sekunder terbentuk
melalui belitan, lipatan, melingkarnya protein yang memiliki struktur primer. Hal ini
dikarenakan ikatan hidrogen antara atom O dari gugus karbonil dengan atom H dari gugus
amina dalam suatu rantai polipeptida membentuk konfirmasi spiral yang disebut struktur
helix. Struktur tersier terbentuk karena adanya interaksi rantai samping antar struktur
sekunder polipeptida.

Interaksi rantai samping dapat berupa ikatan hidrogen, jembatan disulfida, interaksi
hidrofobik, atau ikatan ionic. Contoh dari struktur tersier protein adalah protein globular.
Protein globular yang mempunyai berat molekul ≥50.000 Da merupakan suatu oligomer
yang terjadi dari bebrapa beberapa rantai polipeptida yang terpisah. Bentuk struktur protein
yang terakhir adalah kuarterner. Protein kuarterner dibentuk dari interaksi anatara 2 atau
lebih polipeptida tersier.
b. Klasifikasi protein
- Berdasarkan bentuk molekulnya
Berdasarkan molekulnya digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan protein
fibrosa. Pada protein globular mempunyai bentuk bulat atau hampir bulat atau hampir
bulat dan bentuk molekul umumnya mudah ditentukan. Larut dalam laruten garam, asam,
basa atau alkohol. Contohnya antara lain, albumin, globulin, proteonzim, proteohormon.
Pada protein fibrosa mempunyai bentuk memanjang, bentuk amorphous dan bentuk
molekul sukar ditentukan, dan tidak larut dalam larutan garam, asam, basa, dan alkohol.
Contohnya antara lain, keratin dan rambut, Fibroin dan sutra, Kolagen dan
tulang (Soemardjo,1997).

- Berdasarkan komponen penyusunnya


protein dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu, protein sederhana dan protein majemuk.
Protein sederhana sendiri mempunyai definisi yaitu protein yang molekulnya sederhana
dan hanya tersusun atas asam amino. Contoh: albumin, globulin, prolamin, gluteon,
histon, protamin. Pada protein majemuk merupakan susunan atas protein sederhana dan
zat-zat lain yang bukan protein yang disebut radikal protetis. Contohnya phosphoprotein,
nukleoprotein, lipoprotein, mikroprotein, dan klomoprotein (Soemardjo,1997).

- Berdasarkan tingkat degradasinya


Dapat diklasifikasikan atas, Protein alam yang merupakan protein yang terdapat dialam,
baik yang berasal dari hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan. Protein ini masih asli dan
belum mengalami perubahan. Protein derivat yaitu protein asli yang telah mengalami
perubahan, tetapi perubahannya belum menjadi asam-asam amino (Soemardjo, 1997).
III. Prinsip Reaksi
IV. Alat dan Bahan
A. Identifikasi Lipid
1. Reaksi penyabunan
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Minyak kelapa
2) NaOH 0,5 N
3) Aquadest
4) Alcohol 96%
5) NaCI jenuh

2. Reaksi menunjukan adanya gliserol


a) Alat
1) Tabung reaksi
2) Lampu spirtus
b) Bahan
1) Minyak kelapa
2) Kristal KHSO4

3. Reaksi menunjukan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak


a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Minyak kelapa
2) Aquadest
3) Kloroform
4) JKJ
5) NaOH 0,5 N
6) KMnO4 0,1 %

4. Reaksi sifat sabun sebagai emulgator


a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Minyak kelapa
2) Aquadest
3) Vortex
4) Na2C03 1%

5. Reaksi Liebermann-Burchard
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Kuning telur
2) Kloroform
3) Vortex
4) Asam asetat anhidrida
5) H2SO4 Pekat

6. Reaksi Salkowaski
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Kuning telur
2) Kloroform
3) Vortex
4) H2SO4 Pekat

B. Identifikasi Protein
1. Reaksi Pengendapan/denaturasi
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Putih telur
2) HCL
3) NaOH
4) HNO3 encer
5) FeCI3
6) ZnS04
7) Pb (CH3COOH)2
2. Reaksi Warna
- Reaksi Biuret
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Putih telur
2) NaOH encer
3) CuSO4

- Reaksi Xanthoprotein
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Putih telur
2) HNO3 pekat

- Reaksi Natrium Nitroprusida 0,02%


a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Putih telur
2) Natrium nitroprusida
3) Amonium hidoksida

V. Cara Kerja
A. Identifikasi Lipid
1. Prosedur Penyabunan

Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing


di isi 1 ml minyak kelapa

Pada tabung 1 tambahkan 1 ml NaOH 0,5 N


Pada tabung 2 tambahkan ml aquadest

Tambahkan 1 ml alkohol 96% pada kedua


tabung reaksi

Panaskan di penangas air dan tambahkan 2 ml


NaCI jenuh, maka menghasilkan sabun.
2. Prosedur Menunjukkan adanya gliserol

Ambil tabung reaksi, masukkan 0,5 ml


minyak kelapa

Tambahkan sedikit Kristal KHSO4

Panaskan di atas lampu spiritus hingga terjadi uap putih, bila


dibau terjadi bau semegrak (bau akrolein).

3. Prosedur Menunjukkan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak

Ambil 4 tabung reaksi. Tabung 1 dan 2 diisi 0,5 ml minyak kelapa.


Tabung 3 dan 4 diisi 0,5 ml aquadest

Tabung 1 dan 3 ditambah 1 ml klorofom dan 5 tetes JKJ


Tabung 2 dan 4 ditambah 1 ml NaOH 0,5 N dan 1 tetes KMnO4 0,1%.

Amati perubahan warna.

4. Prosedur Sifat sabun sebagai emulgator

Ambil 2 tabung reaksi, masing-masing


diisi 1 ml minyak kelapa

Pada tabung1 tambahkan aquadest 0,5 ml


Pada tabung 2 tambahkan 0,5 ml Na2C03 1%

amati yang terjadi


5. Prosedur Reaksi Liebermann-Burchard

Larutkan 0,5 ml kuning telur dalam 1


ml klorofom, vortex

Tambahkan asam asetat anhidrida: H2SO4


pekat 1: 1

amati warna yang terjadi

6. Prosedur Reaksi Salkowaski

Larutkan 0,5 ml kuning telur dalam 1


ml klorofom, vortex

Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat

amati warna yang terjadi


B. Identisikasi Protein
1. Prosedur reaksi pengendapan/denaturasi (putih telur tidak perlu diencerkan)

Masukkan 0,5 ml putih telur ke dalam tabung reaksi, panaskan di atas


penangas air mendidih hingga menggumpal.

Ambil 2 tabung reaksi, Ambil 2 tabung reaksi, Ambil 3 tabung reaksi,


masing-masing diisi 0,5 ml masing-masing diisi 0,5 ml masing-masing diisi 0,5 ml
putih telur putih telur putih telur

- Pada tabung 1 tambahkan - Pada tabung 1 tambahkan - Pada tabung 1


0,5 ml HCI 0,5 ml HNO3 encer tambahkan 0,5 ml
- Pada tabung 2 tambahkan - Pada tabung 2 tambahkan ZnS04
0,5 ml NaOH 0,5 ml CH3COOH - Pada tabung 2
tambahkan 0,5 ml Pb
(CH3COOH)2
- Pada tabung 3
tambahkan 0,5 ml
Amati perubahan yang terjadi Amati perubahan yang terjadi FeCI3

Amati perubahan yang terjadi


2. Prosedur reaksi warna

Lakukan pengenceran putih telur, diencerkan sebanyak 5x dengan cara


ambil 2,0 ml putih telur, masukkan ke dalam labu ukur 10,0 ml tambahkan aquadest hingga tanda.

Reaksi Biuret Reaksi Xanthoprotein Reaksi Natrium


Nitroorusida 0,02%

Masukkan 1 ml putih
Masukkan 1 ml putih Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam
telur encer ke dalam telur encer ke dalam tabung reaksi
tabung reaksi tabung reaksi

Tambahkan 1 ml Tambahkan 1 ml
Tambahkan 1 ml HNO3 pekat, Natrium nitroprusida
NaOH encer dan 1 panaskan di waterbath dalam 1 amonium
ml CuSO4 mendidih hidoksida

Amati warnanya Amati warnanya


Amati warnanya
VI. Lembar worksheet
Worksheet P-1
IDENTIFIKASI LIPID DAN PROTEIN

Nama : MAR’ATUH SHOLIKHA


NIM : 2008010032
GOL : A2

Hasil Percobaan Lipid


NO. PENGUJIAN URAIAN HASIL PERCOBAAN HASIL (+/-)
- Tabung 1 : +
1. Penyabunan
Terbentuk sabun
- Minyak kelapa + NaOH
- Minyak kelapa + aquadest - Tabung 2 : -
Tidak terjadi reaksi
Setelah dipanaskan muncul uap putih dan
2. Menunjukan adanya gliserol +
saat dibaui tercium bau akrolein
- Minyak kelapa + KHSO4
3. Menunjukan adanya ikatan - Tabung 1 : +
rangkap Terjadi perubahan warna yang
- Minyak kelapa + kloroform + sebelumnya berwarna kuning jernih
Kl berubah menjadi merah setelah diberi 5
- Minyak kelapa + aquadest + tetes campuran iodine dan kloroform
KMnO4 yang kemudian digojog homogen.
- Aquadest + NaOH + KMnO4
- Tabung 2 :
Terjadi perubahan warna yang +
sebelumnya berwarna kuning jernih
berubah menjadi biru muda setelah
diberi 1 ml NaOH 1 N dan 1 tetes
KMnO4 0,1% yang kemudian digojog
homogen.

- Tabung 3 :
Terjadi perubahan warna yang
sebelumnya berwarna jernih berubah +
menjadi kuning tua setelah diberi 5 tetes
campuran iodine dan kloroform yang
kemudian digojog homogen.

- Tabung 4 :
Terjadi perubahan warna yang
sebelumnya berwarna jernih berubah
menjadi ungu setelah diberi 1 ml NaOH -
1 N dan 1 tetes KMnO4 0,1% yang
kemudian digojog homogen.
4 Sifat emulgator - Tabung 1 :
- Minyak kelapa + air Terjadi perubahan warna yang +
- Minyak kelapa + Na2CO3 sebelumnya berwarna kuning jernih
berubah menjadi putih keruh setelah
diberi 0,5 ml aquadest yang kemudian
divortex.

- Tabung 2 :
Terjadi perubahan warna yang -
sebelumnya berwarna kuning jernih
berubah menjadi putih jernih setelah
diberi 0,5 ml Na2CO3 yang kemudian
divortex.

Reaksi Lieberman burchard Pada tabung berisi kuning telur berwarna


5 Kuning telur + kloroform + asam kuning berubah warna menjadi complex +
asetat anhidrat + H2SO4 hijau setelah diberi beberapa zat dan di
vortex.
Pada tabung berisi kuning telur berwarna
Reaksi Salkowski Kuning kuning berubah warna menjadi 2 warna
6 telur dlm kloroform + H2SO4 yaitu kuning keruh cerah dan coklat tua +
setelah
diberi beberapa zat dan di vortex.

Hasil percobaan lipid


NO PENGUJIAN HASIL PERCOBAAN HASIL (+/-)
Putih telur tidak diencerkan → reaksi denaturasi
Terbentuk gumpalan setelah
1 Putih telur, dipanaskan +
dipanaskan.
- Tabung 1 :
Putih telur + HCl Putih telur + +
2 Terbentuk endapan
NaOH

- Tabung 2 :
+
Tidak terbentuk endapan

Putih telur + HNO3 encer - Tabung 1 : +


3
Putih telur + CH3COOH Terbentuk endapan

- Tabung 2 : +
Terbentuk endapan
Putih telur + ZnSO4 - Tabung 1 : +
4 Putih telur + Pb (CH3COO)2 Terbentuk endapan
Putih telur + FeCl3
- Tabung 2 : +
Terbentuk endapan

- Tabung 3 :
+
Terbentuk endapan
Terjadi perubahan warna pada putih telur
Reaksi biuret
5 menjadi biru tua. +
Putih telur + NaOH + CuSO4
Terjadi perubahan warna pada putih telur
Reaksi Xanthoprotein
6 menjadi putih keruh sedikit berbusa. +
Putih telur + HNO3, panaskan
Reaksi natrium nitroprusida Terjadi perubahan warna pada putih telur
7 Putih telur + Na nitroprusida + menjadi -
buffer ammonium putih agak keruh sedikit berbusa.
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum biokimia yang berjudul “identifikasi lipid dan identifikasi protein” bertujuan
untuk membuktikan beberapa sifat dari lipid dan membuktikan sifat fisika dan kimia protein.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1. Identifikasi lipid
ALAT BAHAN
- Tabung Reaksi - Kuning Telur
- Waterbath - Minyak Kelapa
- Pipet Tetes - NaOH 0,5 N
- Lampu Spirtus - Alkohol 96%
- Vortex - NaCl Jenuh
- Kristal KHSO4
- Aquadest
- Kloroform
- JKJ
- KmnO4 0,1%
- Na2CO3 1%
- Asam asetat anhidrida
- H2SO4 pekat

2. Identifikasi protein
ALAT BAHAN
- Tabung Reaksi - Putih Telur
- Waterbath - Aquadest
- Labu Ukur - HCl
- NaOH
- HNO3
- CH3COOH
- ZnS04
- FeCl3
- CuSO4
- Natrium nitroprusida
Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat hasil :
Hasil Percobaan Lipid
NO. PENGUJIAN CARA KERJA HASIL PERCOBAAN HASIL PEMBAHASAN
(+/-)
- Tabung 1 : - Tabung 1 : + - Tabung 1 :
1. Penyabunan Minyak kelapa yang ditambahkan NaOH dan alkohol
1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terbentuk sabun
- Minyak kelapa + NaOH dalam tabung reaksi 96% setelah dipanaskan dan ditambah NaCl membentuk
- Minyak kelapa + 2. Tambahkan 1 ml NaOH sabun. Hal ini membuktikan bahwa hasilnya positif.
aquadest 3. Tambahkan 1 ml alcohol 96%
4. Panaskan diatas penangas air
5. Tambahkan NaCI jenuh
6. Amati perubahan yang terjadi
- Tabung 2 : - - Tabung 2 :
- Tabung 2 :
Tidak terjadi reaksi Minyak kelapa yang ditambahkan aquadest ketika
1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke
dipanaskan kemudian diberi NaCl tidak menimbulkan
dalam tabung reaksi
reaksi apapun. Sehingga dapat disimpulkan hasilnya
2. Tambahkan 1 ml aquadest negatif
3. Tambahkan 1 ml alcohol 96%
4. Panaskan diatas penangas air
5. Tambahkan NaCI jenuh
6. Amati perubahan yang terjadi

1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Setelah dipanaskan muncul uap


2. Menunjukan adanya gliserol + Hal ini membuktikan bahwa minyak kelapa ketika
dalam tabung reaksi putih dan saat ditambahkan KHSO4 menunjukkan adanya gliserol dengana
- Minyak kelapa + KHSO4 2. Tambahkan serbuk kristal dibaui tercium bau akrolein danya uap putih dan bau semegrak.
KHSO4
3. Panaskan diatas lampu spirtus
4. Amati perubahan yang terjadi
3. Menunjukan adanya - Tabung 1 : - Tabung 1 : + Reaksi menunjukan adanya ikatan rangkap
ikatan rangkap 1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terjadi perubahan warna yang
- Minyak kelapa + dalam tabung reaksi sebelumnya berwarna kuning
kloroform + Kl 2. Tambahkan 5 tetes iodine dan jernih berubah menjadi merah
- Minyak kelapa + kloroform setelah diberi 5 tetes campuran
aquadest + KMnO4 3. Amati perubahan yang terjadi iodine dan kloroform yang
- Aquadest + NaOH + kemudian digojog homogen.
KMnO4 +
- Tabung 2 : - Tabung 2 :
1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terjadi perubahan warna yang
dalam tabung reaksi sebelumnya berwarna kuning
2. Tambahkan 1 ml KMnO4 jernih berubah menjadi biru
3. Tambahkan 1 ml NaOH muda setelah diberi 1 ml NaOH
4. Amati perubahan yang terjadi 1 N dan 1 tetes KMnO4 0,1%
yang kemudian digojog
homogen.

- Tabung 3 : - Tabung 3 : +
1. Masukan 1 ml aqua dest ke dalam Terjadi perubahan warna yang
tabung reaksi sebelumnya berwarna jernih
2. Tambahkan 1 ml iodine dan berubah menjadi kuning tua
kloroform setelah diberi 5 tetes campuran
3. Amati perubahan yang terjadi iodine dan kloroform yang
kemudian digojog homogen.

- Tabung 4 : - Tabung 4 : -
1. Masukan 1 ml aqua dest ke dalam Terjadi perubahan warna yang
tabung reaksi sebelumnya berwarna jernih
2. Tambahkan 1 ml NaOH dan berubah menjadi ungu setelah
KMnO4 diberi 1 ml NaOH 1 N dan 1
3. Amati perubahan yang terjadi tetes KMnO4 0,1% yang
kemudian digojog homogen.
4 Sifat emulgator - Tabung 1 : - Tabung 1 : - Tabung ke 1
- Minyak kelapa + air 1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terjadi perubahan warna yang + dihasilkan adanya emulgator, maka dapat dikatakan
dalam tabung reaksi sebelumnya berwarna kuning positif.
- Minyak kelapa +
Na2CO3 2. Tambahkan 0,5 ml aquadest jernih berubah menjadi putih
Amati perubahan yang terjadi keruh setelah diberi 0,5 ml
aquadest yang kemudian
divortex.

- - Tabung 2
- Tabung 2 : - Tabung 2 : dihasilkan tidak terdapat endapan, maka dapat dikatakan
1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terjadi perubahan warna yang negative
dalam tabung reaksi sebelumnya berwarna kuning
2. Tambahkan 0,5 ml Na2CO3 jernih berubah menjadi putih
3. Vortex dan amati perubahan yang jernih setelah diberi 0,5 ml
terjadi Na2CO3 yang kemudian
divortex.
Reaksi Lieberman burchard 1. Masukan 0,5 ml kuning telur ke Pada tabung berisi kuning telur warna akhir yang terbentuk adalah warna kompleks hijau
5 Kuning telur + kloroform + dalam tabung reaksi berwarna + yang menandakan hasil yang positif.
asam asetat anhidrat + 2. Tambahkan 1 ml kloroform kuning berubah warna menjadi
H2SO4 3. Cortex hingga homogen complex hijau setelah diberi
4. Tambahkan 10 tetes asam asetat beberapa zat dan di vortex.
anhidrat
5. Tambahkan 1 tetes H2S04 pekat
6. Amati perubahan yang terjadi

1. Masukan 0,5 ml kuning telur ke Pada tabung berisi kuning telur warna yang terbentuk adalah pada bagian bawah terbentuk
Reaksi Salkowski Kuning dalam tabung reaksi berwarna kuning berubah warna warna kuning dan bagian atas berwarna orange. Dan hasil
6 telur dlm kloroform + 2. Tambahkan 1 ml kloroform menjadi 2 warna yaitu kuning + yang didapatkan mendakan hasil yang positif
H2SO4 3. Cortex hingga homogen keruh cerah dan coklat tua setelah
4. Tambahkan 1 ml H2S04 pekat diberi beberapa zat dan di vortex.
5. Amati perubahan yang terjadi
NO PENGUJIAN CARA KERJA HASIL PERCOBAAN HASIL (+/-) PEMBAHASAN
Putih telur tidak diencerkan → reaksi denaturasi
1. Masukan 0,5 ml putih telur pada Terbentuk gumpalan setelah
1 Putih telur, dipanaskan + Terjadi reaksi denaturasi
tabung reaksi dipanaskan. ditandai dengan terbentuk
2. Panaskan
nya gumpalan setelah
3. Amati perubahan yang terjadi
terjadi pemanasan
- Tabung 1 : - Tabung 1 :
Putih telur + + Terjadi reaksi denaturasi
2 1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan
HCl Putih telur
pada tabung reaksi
+ NaOH
2. Tambahkan 0,5 ml HCL
3. Amati perubahan yang terjadi

- Tabung 2 : - Tabung 2 : +
1. Masukan 0,5 ml putih telur Tidak terbentuk endapan
pada tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5 ml NaOH
3. Amati perubahan yang terjadi

Putih telur + HNO3 encer - Tabung 1 : - Tabung 1 : + Terjadi reaksi denaturasi


3
Putih telur + CH3COOH 1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan ditandai dengan terbentuk
pada tabung reaksi nya endapan
2. Tambahkan 0,5 ml HNO3
encer
3. Amati perubahan yang terjadi
- Tabung 2 : - Tabung 2 : +
1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan
pada tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5 ml
CH3COOH Amati perubahan
yang terjadi
Putih telur + ZnSO4 - Tabung 1 : - Tabung 1 : + Terjadi reaksi denaturasi
4 Putih telur + Pb (CH3COO)2 1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan ditandai dengan terbentuk
Putih telur + FeCl3 pada tabung reaksi nya endapan
2. Tambahkan 0,5 ml ZnSO4
3. Amati perubahan yang terjadi

- Tabung 2 : - Tabung 2 : +
1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan
pada tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5 ml Pb
(CH3COO)2
3. Amati perubahan yang terjadi

- Tabung 3 : - Tabung 3 : +
1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan
pada tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5 ml FeCl
3. Amati perubahan yang terjadi

Putih telur diencerkan


1. Masukan 0,5 ml putih telur Terjadi perubahan warna pada Warna yang ditimbulkan
Reaksi biuret
5 pada tabung reaksi putih telur menjadi biru tua. + yaitu biru keunguan yang
Putih telur + NaOH + CuSO4
2. Tambahkan 0,5 ml NaOH menandakan adanya
3. Tambahkan 0,5 ml CuSO4 ikatan peptide
4. Amati perubahan yang terjadi

1. Masukan 0,5 ml putih telur Terjadi perubahan warna pada terbentuk gumpalan atau
Reaksi Xanthoprotein
6 pada tabung reaksi putih telur menjadi putih keruh + cincin warna kuning yang
Putih telur + HNO3, panaskan
2. Tambahkan 0,5 ml HNO3 sedikit berbusa. menunjukan adanya gugus
3. Panaskan benzene
4. Amati perubahan yang terjadi

Reaksi natrium nitroprusida 1. Masukan 0,5 ml putih telur Terjadi perubahan warna pada hasilnya menimbulkan
7 Putih telur + Na nitroprusida pada tabung reaksi putih telur menjadi - buih yang menandakan
+ 2. Tambahkan 0,5 ml Na putih agak keruh sedikit berbusa. tidak adanya asam amino
buffer ammonium nitroprusida sistein.
3. Tambahkan 0,5 ml buffer
ammonium
4. Amati perubahan yang terjadi
Uji coba yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :
1. Uji Saponifikasi :
- Tujuan :
Uji saponifikasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi suatu reaksi penyabunan (saponifikasi)
atau tidak pada minyak yang ditambahkan air atau NaOH. Terjadinya reaksi penyabunan dapat
ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung sabun, yang berupa buih-buih. Reaksi antara
minyak, NaOH, dan alkohol 96% akan menghasilkan sabun karena terjadi reaksi hidrolisis
menggunakan NaOH.

- Reaksi Saponifikasi

2. Uji Akrolien
- Tujuan :
Uji akrolien bertujuan untuk menunjukkan adanya gliserol dalam suatu sampel.. Dalam uji ini,
terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat
atau akrolein. Uji acrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi, KHSO4 yang akan menarik air, maka bagian
gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai acrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih. Dalam
hasil percobaan, didapatkan hasil positif dimana ketika minyak kelapa ditambahkan KHSO4 dan
dipanaskan yang ditandai dengan timbulnya bau yang menyengat. Uji akrolein merupakan uji pada
gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat pada lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi
akan membentuk aldehid aksilat dan atau yang biasa disebut dengan akrolein.

- Reaksi uji akrolien

3. Uji menunjukan adanya ikatan rangkap dalam lipid


- Tujuan :
Uji menunjukan adanya ikatan rangkap dalam lipid bertujuan untuk mengetahui asam lemak yang
diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh. Ikatan rangkap menunjukkan bahwa
senyawa itu memiliki lemak yang tidak jenuh, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna
seperti merah ketika KI diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning
bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbon asam lemak. Sedangkan dengan mengggunakan KMnO4, reaksi positif akan
ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau ketika ditetesi dengan KMnO4. sebaliknya jika suatu
larutan tak mengalami perubahan warna, maka larutan atau senyawa tersebut tidak memiliki ikatan
rangkap yang menunjukkan bahwa lemak yang dikandungnya merupakan lemak jenuh.

- Reaksi uji

4. Uji sifat emulgator


- Tujuan ;
Uji sifat emulgator bertujuan untuk mengetahui bagaimana sifat emulgator dari zat aktif.

- Reaksi uji :

5. Uji Lieberman burchard


- Tujuan :
untuk mengidentifikasi adanya kolesterol dalam lipid.
- Reaksi uji :

6. Uji Salkowski
- Tujuan :
Untuk mengidentifikasi adanya kolesterol. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika
asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka gugus hidroksil pada
gugus C-3 kolesterol akan dilepaskan dan teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena yang akan
memberikan warna merah karena adanya gugus kromofor.

- Reaksi uji ;

7. Uji denaturasi
- Tujuan
Uji denaturasi bertujuan untuk mengetahui pemutusan ikatan yang lemah dalam moleku
protein

8. Uji biuret
- Tujuan :
Uji biuret bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan peptide dalam suatu zat yang diuji.
Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan
asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein

9. Uji xanthoprotein
- Tujuan :
Uji xanthoprotein bertujuan untuk membuktikan adanya asam amino torisin, triptofan, atau
fenilalanin yang terdapat dalam protein. Jika protein yang mengandung cincin benzena
(tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk
endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.

10. Uji natrium nitroprusida


- Tujuan :
Uji natrium nitroprusida bertujuan untuk mendeteksi adanya asam amino sistein.
KESIMPULAN

1. Mahasiswa dapat membuktikan beberapa sifat dari lipid.


2. Mahasiswa dapat membuktikan sifat fisika dan kimia protein.
3. Pengujian yang dilakukan dalam praktikum identifikasi lipid adalah penyabunan,
menunjukan adanya gliserol, menunjukan adanya ikatan rangkap dalam asam lemak, sifat
sabun sebagai emulgator, reaksi Liebermann-burchard, reaksi salkowaski
4. Pengujian yang dilakukan dalam praktikum identifikasi protein adalah reaksi
pengendapan/denaturasi, reaksi biuret, reaksi xanthoprotein, reaksi natrium nitroprusida
5. Bahan yang digunakan dalam identifikasi lipid yaitu kuning telur, minyak kelapa serta zat
kimia lain nya
6. Bahan yang digunakan dalam identifikasi protein yaitu putih telur dan zar kimia lain nya
DAFTAR PUSTAKA

Kimball, Jhon W. 1992. Kimia Edisi Kelima, Jakarta : Erlangga

Lehninger AL. 2004.Biocehmistry Ed ke-4. USA : Worth Publishers, Inc.

Muchtadi, D. 2010. Metabolisme Seluler Komponen Pangan. Bogor : IPB

Soemardjo, Damin. 1997. Kimia Kedokteran UNDIP. Semarang : Universitas Diponegoro,


Semarang

Sukarjo. 1985. Kimia Organik. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai