PRAKTIKUM BIOKIMIA
P1
“IDENTIFIKASI LIPID DAN PROTEIN”
DISUSUN OLEH :
Lemak merupakan golongan senyawa organik yang tersusun atas asam lemak dan
gliserol. Lemak merupakan komponen pangan yang memiliki nilai kalori yang tinggi. Jika
tubuh sedang kekurangan karbohidrat sebagai energi, maka lemak akan dihidrolisis menjadi
komponen pembentuk energi. Namun, jika sumber energy tubuh sebagian besar berasal dari
lemak maka potensi terbentuknya badan keton akan tinggi (Muchtadi, 2010).
Lemak bersifat tidak dapat larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh
pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Asam lemak merupakan asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil
tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal inilah yang membuat kebanyakan
lemak bersifat tidak larut dalam air (Lehninger 2004).
Hal lain yang dipengaruhi oleh asam lemak adalah ketengikan dan oksidasi. Bahan pangan
yang tinggi akan kandungan asam lemak tidak jenuh memiliki peluang mudah mengalami
oksidasi dibandingkan bahan pangan yang tinggi akan kandungan asam lemak jenuh. Akan tetapi,
dari aspek nutrisi asam lemak tidak jenuh lebih baik untuk kesehatan.
Senyawa pembentuk lemak lainnya yakni gliserol. Dengan adanya gliserol mambuat
lemak memiliki sedikit sifat hidrofilik (larut air). Oleh sebab itu beberapa produk yang dibuat
dari bahan baku yang mengandung lemak masih bisa dicampur dengan air meskipun dibantu
dengan senyawa penghubung (emulsifier). Struktur kimia pada lemak:
HC—O—C—R1
│ O
│ ║
H—C—O—C—R2
│ O
│ ║
H2C—O—C—R3
Untuk lemak sederhana, ketiga asam lemak penyusunnya adalah sama sehingga R1=R2=R3.
Lemak majemuk, ketiga sisa asm lemak penyusunnya tergantung dari macam asam lemak,
misalnya untuk lemak berasam tiga maka R1≠R2≠R3, sedangkan pada lemak berasam dua, ada
tiga maka kemungkinan yaitu R1=R2 ≠ R3 ; R1≠R2=R3 ; R1 ≠R3=R2. Dari strukturnya dapat kita
lihat bahwa komponen-komponen penyusun lemak adalah gliserol dan asam lemak (Poedjiati,
1994). Adapun asam lemak yang menjadi penyusunnya adalah rantainya lurus, mempunyai
jumlah atom C genap, dan radikal karboksilnya terletak diujung rantai (Soemardjo, 1997).
b. Fungsi Lipid
- Menurut (Kimbal, 1992)
Lipid pada umumnya mempunyai fungsi, antara lain sebagai penghasil kalor
tertinggi, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K serta sebagai pembawa zat makanan
yang esensial, sebagai pelindung alat-alat tubuh, menjaga tubuh dari kedinginan penahan
rasa lapar (Kimball, 1992).
- Menurut (Sukarjo, 1985)
Lipid memiliki fungsi yaitu untuk penghangat tubuh, untuk melindungi organ –
organ vital makhluk hidup, sebagai cadangan makanan, menjaga daya tahan tubuh, serta
sebagai sumber energy (Sukarjo, 1985).
c. Klasifikasi Lipid
Berdasarkan ikatan-ikatan rangkap molekulnya maka lemak dibedakan menjadi tiga yaitu
asam lemak jenuh, dan asam lemak tak jenuh, serta Gliserol (Sumardjo, 2008).
Penggolongan asam lemak didasarkam pada jenis lemak penyusunnya (Campbell, 2002).
3. Gliserol
Gliserol sebagai komponen penyusun lemak yang biasa disebut Gliserin. Gliserol dapat
membentuk ikatan hidrogen (Raymond, 2005). Zat cair yang kental dan berwarna,
rasanya manis dan higroskopis dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan
tetapi tidak larut dalam eter dalam keadaan murni bila didinginkan dapat membentuk
kristal yang melebar kembali pada temperature 17°C (Campbell, 2002).
Protein adalah senyawa organik yang molekulnya sangat besar dan susunannya
sangat kompleks dan serta merupakan polimer dari alfa asam-asam amino. Karena protein
tersusun dari asam-asam amino, maka susunan kimia mengandung unsur-unsur seperti yang
menyusun asam amino antara lain C, H, O, N, dan kadang-kadang S, P, Fe, dan Mg
(Soemardjo,1997).
Protein dibentuk dari susunan asam amino satu dengan asam amino yang lain
melalui ikatan peptida (-CO—NH-). Oleh sebab itu protein juga diistilahkan sebagai
polipeptida. Asam amino dapat terionisasi oleh keberadaan rantai samping (R), gugus
karboksil dan gugus amino. Hal ini mempengaruhi sifat protein dimiliki. Meskipun
demikian, sifat muatan dari protein ditentukan oleh banyaknya gugus yang terionisasi pada
rantai samping asam amino. Protein memiliki 4 struktur yaitu: primer; sekunder; tersier;
dan kuarterner.
Struktur primer protein merupakan struktur sederhana dari protein dimana asam
amino tersusun secara linier dan menyerupai susunan huruf. Struktur sekunder terbentuk
melalui belitan, lipatan, melingkarnya protein yang memiliki struktur primer. Hal ini
dikarenakan ikatan hidrogen antara atom O dari gugus karbonil dengan atom H dari gugus
amina dalam suatu rantai polipeptida membentuk konfirmasi spiral yang disebut struktur
helix. Struktur tersier terbentuk karena adanya interaksi rantai samping antar struktur
sekunder polipeptida.
Interaksi rantai samping dapat berupa ikatan hidrogen, jembatan disulfida, interaksi
hidrofobik, atau ikatan ionic. Contoh dari struktur tersier protein adalah protein globular.
Protein globular yang mempunyai berat molekul ≥50.000 Da merupakan suatu oligomer
yang terjadi dari bebrapa beberapa rantai polipeptida yang terpisah. Bentuk struktur protein
yang terakhir adalah kuarterner. Protein kuarterner dibentuk dari interaksi anatara 2 atau
lebih polipeptida tersier.
b. Klasifikasi protein
- Berdasarkan bentuk molekulnya
Berdasarkan molekulnya digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan protein
fibrosa. Pada protein globular mempunyai bentuk bulat atau hampir bulat atau hampir
bulat dan bentuk molekul umumnya mudah ditentukan. Larut dalam laruten garam, asam,
basa atau alkohol. Contohnya antara lain, albumin, globulin, proteonzim, proteohormon.
Pada protein fibrosa mempunyai bentuk memanjang, bentuk amorphous dan bentuk
molekul sukar ditentukan, dan tidak larut dalam larutan garam, asam, basa, dan alkohol.
Contohnya antara lain, keratin dan rambut, Fibroin dan sutra, Kolagen dan
tulang (Soemardjo,1997).
5. Reaksi Liebermann-Burchard
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Kuning telur
2) Kloroform
3) Vortex
4) Asam asetat anhidrida
5) H2SO4 Pekat
6. Reaksi Salkowaski
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Kuning telur
2) Kloroform
3) Vortex
4) H2SO4 Pekat
B. Identifikasi Protein
1. Reaksi Pengendapan/denaturasi
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Putih telur
2) HCL
3) NaOH
4) HNO3 encer
5) FeCI3
6) ZnS04
7) Pb (CH3COOH)2
2. Reaksi Warna
- Reaksi Biuret
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Putih telur
2) NaOH encer
3) CuSO4
- Reaksi Xanthoprotein
a) Alat
1) Tabung reaksi
b) Bahan
1) Putih telur
2) HNO3 pekat
V. Cara Kerja
A. Identifikasi Lipid
1. Prosedur Penyabunan
Masukkan 1 ml putih
Masukkan 1 ml putih Masukkan 1 ml putih telur encer ke dalam
telur encer ke dalam telur encer ke dalam tabung reaksi
tabung reaksi tabung reaksi
Tambahkan 1 ml Tambahkan 1 ml
Tambahkan 1 ml HNO3 pekat, Natrium nitroprusida
NaOH encer dan 1 panaskan di waterbath dalam 1 amonium
ml CuSO4 mendidih hidoksida
- Tabung 3 :
Terjadi perubahan warna yang
sebelumnya berwarna jernih berubah +
menjadi kuning tua setelah diberi 5 tetes
campuran iodine dan kloroform yang
kemudian digojog homogen.
- Tabung 4 :
Terjadi perubahan warna yang
sebelumnya berwarna jernih berubah
menjadi ungu setelah diberi 1 ml NaOH -
1 N dan 1 tetes KMnO4 0,1% yang
kemudian digojog homogen.
4 Sifat emulgator - Tabung 1 :
- Minyak kelapa + air Terjadi perubahan warna yang +
- Minyak kelapa + Na2CO3 sebelumnya berwarna kuning jernih
berubah menjadi putih keruh setelah
diberi 0,5 ml aquadest yang kemudian
divortex.
- Tabung 2 :
Terjadi perubahan warna yang -
sebelumnya berwarna kuning jernih
berubah menjadi putih jernih setelah
diberi 0,5 ml Na2CO3 yang kemudian
divortex.
- Tabung 2 :
+
Tidak terbentuk endapan
- Tabung 2 : +
Terbentuk endapan
Putih telur + ZnSO4 - Tabung 1 : +
4 Putih telur + Pb (CH3COO)2 Terbentuk endapan
Putih telur + FeCl3
- Tabung 2 : +
Terbentuk endapan
- Tabung 3 :
+
Terbentuk endapan
Terjadi perubahan warna pada putih telur
Reaksi biuret
5 menjadi biru tua. +
Putih telur + NaOH + CuSO4
Terjadi perubahan warna pada putih telur
Reaksi Xanthoprotein
6 menjadi putih keruh sedikit berbusa. +
Putih telur + HNO3, panaskan
Reaksi natrium nitroprusida Terjadi perubahan warna pada putih telur
7 Putih telur + Na nitroprusida + menjadi -
buffer ammonium putih agak keruh sedikit berbusa.
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum biokimia yang berjudul “identifikasi lipid dan identifikasi protein” bertujuan
untuk membuktikan beberapa sifat dari lipid dan membuktikan sifat fisika dan kimia protein.
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1. Identifikasi lipid
ALAT BAHAN
- Tabung Reaksi - Kuning Telur
- Waterbath - Minyak Kelapa
- Pipet Tetes - NaOH 0,5 N
- Lampu Spirtus - Alkohol 96%
- Vortex - NaCl Jenuh
- Kristal KHSO4
- Aquadest
- Kloroform
- JKJ
- KmnO4 0,1%
- Na2CO3 1%
- Asam asetat anhidrida
- H2SO4 pekat
2. Identifikasi protein
ALAT BAHAN
- Tabung Reaksi - Putih Telur
- Waterbath - Aquadest
- Labu Ukur - HCl
- NaOH
- HNO3
- CH3COOH
- ZnS04
- FeCl3
- CuSO4
- Natrium nitroprusida
Pada praktikum yang telah dilakukan terdapat hasil :
Hasil Percobaan Lipid
NO. PENGUJIAN CARA KERJA HASIL PERCOBAAN HASIL PEMBAHASAN
(+/-)
- Tabung 1 : - Tabung 1 : + - Tabung 1 :
1. Penyabunan Minyak kelapa yang ditambahkan NaOH dan alkohol
1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terbentuk sabun
- Minyak kelapa + NaOH dalam tabung reaksi 96% setelah dipanaskan dan ditambah NaCl membentuk
- Minyak kelapa + 2. Tambahkan 1 ml NaOH sabun. Hal ini membuktikan bahwa hasilnya positif.
aquadest 3. Tambahkan 1 ml alcohol 96%
4. Panaskan diatas penangas air
5. Tambahkan NaCI jenuh
6. Amati perubahan yang terjadi
- Tabung 2 : - - Tabung 2 :
- Tabung 2 :
Tidak terjadi reaksi Minyak kelapa yang ditambahkan aquadest ketika
1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke
dipanaskan kemudian diberi NaCl tidak menimbulkan
dalam tabung reaksi
reaksi apapun. Sehingga dapat disimpulkan hasilnya
2. Tambahkan 1 ml aquadest negatif
3. Tambahkan 1 ml alcohol 96%
4. Panaskan diatas penangas air
5. Tambahkan NaCI jenuh
6. Amati perubahan yang terjadi
- Tabung 3 : - Tabung 3 : +
1. Masukan 1 ml aqua dest ke dalam Terjadi perubahan warna yang
tabung reaksi sebelumnya berwarna jernih
2. Tambahkan 1 ml iodine dan berubah menjadi kuning tua
kloroform setelah diberi 5 tetes campuran
3. Amati perubahan yang terjadi iodine dan kloroform yang
kemudian digojog homogen.
- Tabung 4 : - Tabung 4 : -
1. Masukan 1 ml aqua dest ke dalam Terjadi perubahan warna yang
tabung reaksi sebelumnya berwarna jernih
2. Tambahkan 1 ml NaOH dan berubah menjadi ungu setelah
KMnO4 diberi 1 ml NaOH 1 N dan 1
3. Amati perubahan yang terjadi tetes KMnO4 0,1% yang
kemudian digojog homogen.
4 Sifat emulgator - Tabung 1 : - Tabung 1 : - Tabung ke 1
- Minyak kelapa + air 1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terjadi perubahan warna yang + dihasilkan adanya emulgator, maka dapat dikatakan
dalam tabung reaksi sebelumnya berwarna kuning positif.
- Minyak kelapa +
Na2CO3 2. Tambahkan 0,5 ml aquadest jernih berubah menjadi putih
Amati perubahan yang terjadi keruh setelah diberi 0,5 ml
aquadest yang kemudian
divortex.
- - Tabung 2
- Tabung 2 : - Tabung 2 : dihasilkan tidak terdapat endapan, maka dapat dikatakan
1. Masukan 1 ml minyak kelapa ke Terjadi perubahan warna yang negative
dalam tabung reaksi sebelumnya berwarna kuning
2. Tambahkan 0,5 ml Na2CO3 jernih berubah menjadi putih
3. Vortex dan amati perubahan yang jernih setelah diberi 0,5 ml
terjadi Na2CO3 yang kemudian
divortex.
Reaksi Lieberman burchard 1. Masukan 0,5 ml kuning telur ke Pada tabung berisi kuning telur warna akhir yang terbentuk adalah warna kompleks hijau
5 Kuning telur + kloroform + dalam tabung reaksi berwarna + yang menandakan hasil yang positif.
asam asetat anhidrat + 2. Tambahkan 1 ml kloroform kuning berubah warna menjadi
H2SO4 3. Cortex hingga homogen complex hijau setelah diberi
4. Tambahkan 10 tetes asam asetat beberapa zat dan di vortex.
anhidrat
5. Tambahkan 1 tetes H2S04 pekat
6. Amati perubahan yang terjadi
1. Masukan 0,5 ml kuning telur ke Pada tabung berisi kuning telur warna yang terbentuk adalah pada bagian bawah terbentuk
Reaksi Salkowski Kuning dalam tabung reaksi berwarna kuning berubah warna warna kuning dan bagian atas berwarna orange. Dan hasil
6 telur dlm kloroform + 2. Tambahkan 1 ml kloroform menjadi 2 warna yaitu kuning + yang didapatkan mendakan hasil yang positif
H2SO4 3. Cortex hingga homogen keruh cerah dan coklat tua setelah
4. Tambahkan 1 ml H2S04 pekat diberi beberapa zat dan di vortex.
5. Amati perubahan yang terjadi
NO PENGUJIAN CARA KERJA HASIL PERCOBAAN HASIL (+/-) PEMBAHASAN
Putih telur tidak diencerkan → reaksi denaturasi
1. Masukan 0,5 ml putih telur pada Terbentuk gumpalan setelah
1 Putih telur, dipanaskan + Terjadi reaksi denaturasi
tabung reaksi dipanaskan. ditandai dengan terbentuk
2. Panaskan
nya gumpalan setelah
3. Amati perubahan yang terjadi
terjadi pemanasan
- Tabung 1 : - Tabung 1 :
Putih telur + + Terjadi reaksi denaturasi
2 1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan
HCl Putih telur
pada tabung reaksi
+ NaOH
2. Tambahkan 0,5 ml HCL
3. Amati perubahan yang terjadi
- Tabung 2 : - Tabung 2 : +
1. Masukan 0,5 ml putih telur Tidak terbentuk endapan
pada tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5 ml NaOH
3. Amati perubahan yang terjadi
- Tabung 2 : - Tabung 2 : +
1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan
pada tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5 ml Pb
(CH3COO)2
3. Amati perubahan yang terjadi
- Tabung 3 : - Tabung 3 : +
1. Masukan 0,5 ml putih telur Terbentuk endapan
pada tabung reaksi
2. Tambahkan 0,5 ml FeCl
3. Amati perubahan yang terjadi
1. Masukan 0,5 ml putih telur Terjadi perubahan warna pada terbentuk gumpalan atau
Reaksi Xanthoprotein
6 pada tabung reaksi putih telur menjadi putih keruh + cincin warna kuning yang
Putih telur + HNO3, panaskan
2. Tambahkan 0,5 ml HNO3 sedikit berbusa. menunjukan adanya gugus
3. Panaskan benzene
4. Amati perubahan yang terjadi
Reaksi natrium nitroprusida 1. Masukan 0,5 ml putih telur Terjadi perubahan warna pada hasilnya menimbulkan
7 Putih telur + Na nitroprusida pada tabung reaksi putih telur menjadi - buih yang menandakan
+ 2. Tambahkan 0,5 ml Na putih agak keruh sedikit berbusa. tidak adanya asam amino
buffer ammonium nitroprusida sistein.
3. Tambahkan 0,5 ml buffer
ammonium
4. Amati perubahan yang terjadi
Uji coba yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :
1. Uji Saponifikasi :
- Tujuan :
Uji saponifikasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi suatu reaksi penyabunan (saponifikasi)
atau tidak pada minyak yang ditambahkan air atau NaOH. Terjadinya reaksi penyabunan dapat
ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung sabun, yang berupa buih-buih. Reaksi antara
minyak, NaOH, dan alkohol 96% akan menghasilkan sabun karena terjadi reaksi hidrolisis
menggunakan NaOH.
- Reaksi Saponifikasi
2. Uji Akrolien
- Tujuan :
Uji akrolien bertujuan untuk menunjukkan adanya gliserol dalam suatu sampel.. Dalam uji ini,
terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat
atau akrolein. Uji acrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau lemak. Ketika lemak
dipanaskan setelah ditambahkan agen pendehidrasi, KHSO4 yang akan menarik air, maka bagian
gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak jenuh atau dikenal sebagai acrolein
(CH2=CHCHO) yang memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap putih. Dalam
hasil percobaan, didapatkan hasil positif dimana ketika minyak kelapa ditambahkan KHSO4 dan
dipanaskan yang ditandai dengan timbulnya bau yang menyengat. Uji akrolein merupakan uji pada
gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat pada lemak dan minyak bila mengalami dehidrasi
akan membentuk aldehid aksilat dan atau yang biasa disebut dengan akrolein.
- Reaksi uji
- Reaksi uji :
6. Uji Salkowski
- Tujuan :
Untuk mengidentifikasi adanya kolesterol. Mekanisme yang terjadi dalam uji ini adalah ketika
asam sulfat ditambahkan ke dalam campuran yang berisi kolesterol, maka gugus hidroksil pada
gugus C-3 kolesterol akan dilepaskan dan teroksidasi membentuk 3,5-kolestadiena yang akan
memberikan warna merah karena adanya gugus kromofor.
- Reaksi uji ;
7. Uji denaturasi
- Tujuan
Uji denaturasi bertujuan untuk mengetahui pemutusan ikatan yang lemah dalam moleku
protein
8. Uji biuret
- Tujuan :
Uji biuret bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan peptide dalam suatu zat yang diuji.
Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan
asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein
9. Uji xanthoprotein
- Tujuan :
Uji xanthoprotein bertujuan untuk membuktikan adanya asam amino torisin, triptofan, atau
fenilalanin yang terdapat dalam protein. Jika protein yang mengandung cincin benzena
(tirosin, triptofan, dan fenilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk
endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan.