Anda di halaman 1dari 3

SOAL NO.

4
Metode Analisa Unsur pada Material

1. Non-Destructive Test (tidak merusak bentuk sampel)

• XRF

XRF (X-Ray Fluoresence) adalah suatu metode untuk dapat menganalisa komposisi unsur dalam
suatu sampel secara cepat. Prinsip yang digunakan adalah penentuan komposisi unsur berdasarkan
interaksi sinar X dengan elektron pada sampel. Sampel yang dianalisis bisa berbentuk serbuk (powder)
atau bongkahan. Secara umum, XRF spektrometer mengukur panjang gelombang komponen material
secara individu dari emisi flourosensi yang dihasilkan sampel saat diradiasi dengan sinar-X.

Gambar 1. Alat Pengujian XRF

Prinsipnya sinar-X yang berasal dari tabung X-ray akan diabsorpsi oleh atom dengan mentransfer
energinya pada elektron yang terdapat pada kulit yang lebih dalam. Selama proses ini, bila sinar-X primer
memiliki cukup energi, electron akan pindah dari kulit yang di dalam ke kulit yang lebih luar dengan energi
potensial yang lebih tinggi. Fenomena ini disebut eksitasi electron. Akan tetapi fenomena ini tidaklah stabil
karena adanya kekosongan di kulit terdalam, maka dari itu agar atom kembali pada keadaan stabil, elektron
dari kulit luar akan Kembali pindah ke kulit yang dalam dan proses ini menghasilkan energi emisi sinar-X
yang tertentu dan berbeda pada setiap unsur. Emisi sinar-X dihasilkan dari proses yang disebut X Ray
Fluorescence (XRF). Proses deteksi dan analisa emisi sinar-X disebut analisa XRF. Jenis spektrum X ray
dari sampel yang diradiasi akan menggambarkan puncak-puncak pada intensitas yang berbeda.
(Viklund,2008).

Gambar 2. Skema Prinsip Kerja XRF

Kelebihannya adalah tidak merusak sampel, tidak memakan waktu lama, dapat menentukan secara
kuantitatif dan kualitatif. Kekurangannya tidak bisa menentukan senyawa yang terbentuk dan hanya dapat
mendeteksi permukaan sampel jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
• Pengukuran Berat Jenis / Densitas

Untuk menentukan apakah dore bullion yang didapat mengandung emas asli ataupun palsu
(counterfeit). Massa jenis atau densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Rumus massa jenis adalah massa benda atau sampel
(kg/gr) dibagi dengan volume benda (m³/cm³). Kelebihannya dengan menggunakan test ini dapat
menentukan apakah bullion asli atau palsu, namun kekurangannya adalah berat jenis emas mempunyai
kemiripan dengan beberapa logam lainnya, contohnya tungsten, sehingga dengan mudah apabila ada
tungsten bar dilapisi emas pada permukaannya dan berat jenisnya akan hampir sama. Maka dari itu,
dianjurkan untuk melakukan inspeksi tambahan seperti Ultrasound Testing (UT), Electrical Conductivity
Measurement (ECM), dan Magnetic Test (MT).

Densitas
Material
(g/cm³)
Emas 19.30
Tungsten 19.25
Perak 10.49
Timbal 11.34
Tembaga 8.94
Platinum 21.06

Tabel 1. Densitas Logam


Gambar 3. Alat Timbangan Densitas

2. Destructive Test

• Metode Fire Assay

Metode Fire assay merupakan metode kuantitatif dalam kimia analitik untuk menentukan kadar
logam mulia seperti emas, perak, dan golongan platina dalam suatu batuan atau produk metalurgis yang
ditentukan melalui ekstraksi dengan cara peleburan (fusi, fusion) dan menggunakan pereaksi kimia kering
(flux). Hasil akhir metode ini dilakukan dengan cara penimbangan logamnya. Keunggulan metode Fire
Assay ialah hasil analisa yang tepat dan akurat dan nilai kandungan kimia yang tinggi. Kekurangannya

Secara garis besar ada metode Fire Assay dibagi menjadi 3 proses besar yaitu :

➢ Inquartation.
➢ Cupellation.
➢ Parting.

Inquartation adalah proses menjadikan kandungan emas dalam sampel menjadi ¼ dari total
beratnya. Logam yang diditambahkan agar rasio emas dalam sampel menjadi lebih kecil adalah Perak.
Perak dipilih karena mempunyai perak mempunyai sifat yang hampir sama dengan emas, diantaranya yaitu
mempunyai luas penampang unsur yang hampir sama. Sifat dari perak yang seperti ini akan bermanfaat
dalam proses selanjutnya yaitu Cupellation. Perak juga mudah dilarutkan oleh Asam Nitrat (HNO3)
menjadi garam terlarut.

Cupellation adalah proses penyerapan unsur selain emas dan perak oleh cupel melalui pori –
porinya. Ini adalah proses pemisahan pertama antara emas dan logam lain selain perak. Seperti yang telah
saya sampaikan diatas, bahwa emas dan perak tidak akan bisa ikut terserap oleh cupel karena luas
penampang perak yang lebih besar dari pada pori – pori cupel. Cupel adalah sejenis keramik yang terbuat
dari magnesium yang telah dikeringkan dengan jangka waktu lama tanpa melalui proses pembakaran. Ada
beberapa jenis cupel yang ada dan digunakan dalam metode fire assay ini, namun hanya ada 2 jenis cupel
yang umum digunakan yaitu magnesia cupel dan bone ash cupel. Bahan dasar dari kedua jenis cupel ini
sangat berbeda sehingga menghasilkan karakter yang berbeda pula. Sesuai namanya Magnesia cupel
terbuat dari magnesium, dengan sifat yang keras, tidak mudah pecah, tahan panas, dan mempunyai daya
serap yang lebih kecil dari Bone Ash Cupel. Bone Ash Cupel terbuat dari abu tulang yang telah dipadatkan,
jenis dari cupel ini mempunyai daya serap yang sangat baik, namun mudah pecah dan rentan dengan suhu
panas. Proses Cupellation memanfaatkan sifat dasar logam pada suhu tertentu agar dapat dipisahkan, dalam
hal ini cupellation menggunakan suhu sebesar 1100º Celcius. Dengan alasan titik lebur emas adalah 1064o
Celcius.

Parting adalah proses pemisahan emas dengan menggunakan asam nitrat atau HNO 3. Dalam
proses ini emas hanya dipisahkan dari perak oleh asam nitrat. Perak dilarutkan oleh asam nitrat dalam
bentuk Perak Nitrida, sehingga hanya emas yang tersisa dalam proses ini. Dan hasil dari proses inilah yang
nantinya akan kita ukur untuk menghitung kadar emas.

REFERENSI:

➢ Viklund, A.,2008, Teknik Pemeriksaan Material Menggunakan XRF, XRD dan SEM-EDS
➢ Supriadidjaja, A., 2007, Penentuan Kadar Emas Dan Perak Metoda Fire Assay, Jurnal Riset Geologi &
Pertambangan Jilid 1 No.1.
➢ https://www.911metallurgist.com/blog/fire-assay , terakhir diakses 24 Sept 2021
➢ https://www.scribd.com/document/346667317/BERAT-JENIS-Emas , terakhir diakses 24 Sept 2021
➢ https://www.silverbullion.com.sg/media/silver-bullion-investor%20kit.pdf , terakhir diakses 24 Sept
2021

Anda mungkin juga menyukai