KOTA SUKABUMI
Disusun Oleh:
MELI NURAENI
32722001D19056
KOTA SUKABUMI
2021-2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI
DENGAN HIPERBILIRUBIN DI RSUD R. SYAMSUDIN S.H
KOTA SUKABUMI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir pada Program Studi Diploma III
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi
Disusun Oleh:
MELI NURAENI
32722001D19056
AKADEMIK 2021/2022
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Nim : 32722001D19056
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Pada Bayi Resiko Tinggi Dengan Hiperbilirubin Di
Menyetujui
NIDN.1104068602 NIDN.8831500016
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Bayi Resiko Tinggi Dengan
Nim : 32722001D19056
USULAN PROPOSAL
Menyetujui
Pembimbing Utama
NIDN.1104068602
Pembimbing Pendamping
NIDN.8831500016
KATA PENGANTAR
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah
Proposal karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
proposal karya tulis ilmiah ini penulis mengalami kesulitan dan hambatan Namun,
berkat dukungan dari berbagai pihak akhirnya proposal karya tulis ilmiah dapat
terselesaikan. Oleh sebab itu kiranya patut untuk disampaikan ucapan terimakasih
2. Yeni Yulianti, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Ketua Prodi Diploma III
3. Rani Fitriani Arifin, S.Kep., Ners., M.Kep selaku pembimbing utama atas
5. Terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, Bapak
H.Nasir dan Ibu Eni serta serta seluruh keluarga besar yang selalu
Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, isi,
penyusunan serta dalam segi tutur bahasa yang masih banyak kesalahan serta
kekurangan yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk karya tulis ilmiah ini
sehingga dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebuah batu loncatan dimasa yang
akan datang.
Sukabumi,Februari 2022
Penulis
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
BAB 1
PENDAHULUAN
kulit atau jaringan lain akibat peningkatan bilirubin dalam tubuh atau
akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5mg/dl dalam 24 jam yang
cukup bulan yang mengalami perubahan warna kulit, mukosa dan mata
lebih sering, yaitu 75% . Angka kejadian neonatus pada tahun 2020 sebesar
82,2%, lebih kecil dari tahun 2019 yaitu sebesar 94,9% namun capaian ini ini
( Kemenkes RI,2021)
neonatal usia 0-28 hari sebanyak 27 kasus (77-14%) dan bayi usia 1-11 bulan
sisanya 8 kasus (22.85%) terjadi pada masa neonatal usia 7-28 hari. Jumlah
kematian neonatal (usia 0-28 hari) tahun 2018 tetap jika dibandingkan
Sukabumi. 2018).
bilirubin dari darah dilakukan oleh plasenta, dan bukan oleh hati. Setelah bayi
lahir, tugas ini langsung diambil alih oleh hati, yang memerlukan sampai
bilirubin yang tersisa masih menumpuk di dalam tubuh. Oleh karena itu
untuk studi kasus yang disusun secara sederhana dalam bentuk karya tulis
ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi Resiko Tinggi Dengan
Sukabumi”.
Hiperbilirubin
1.4.1 Teoritis
1. Bagi Penulis
perkuliahan.
2. Bagi Klien
3. Manfaat Bagi RS
Sukabumi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi baru lahir.
5mg/dl (Mathindas,2013).
dapat menimbulkan perubahan warna kuning pada kulit dan mata bayi
patologis.
2.1.1 Klasifikasi Hiperbilirubin
a) Hiperbilirubin Fisiologis
dalam serum tali pusat adalah sebesar 1-3 mg/dl dan akan
pada umur bayi sekitar 11- 12 hari. Pada Bayi Berat Lahir
perhari
patologis.
kurang bulan
b) Hiperbilirubin Patologis
bulan
sepsis)
b) Asfiksia
c) Hipoksia
f) Hipoglikemia
perdarahan tertutup.
(Inkompatibilitas ABO)
Hepar
d. Gangguan Ekskresi
penyebab lain.
e. Gangguan Transportasi
ke sel otak.
retikuloendotelial.
ikatan protein.
indirek).
darah hepatic.
sebelumnya.
2. Pemeriksaan Radiology
hepatoma.
3. Ultrasonografi
4. Biospy Hati
5. Peritoneoskopi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan
6. Laparotami
1. Tindakan umum
hamil.
2. Tindakan khusus
a. Kernicterus metode terapi hiperbilirubin meliputi:
obat.
b. Fototerafi
c. Fotobilirubin.
anemia.
pada 24 jam pertama pada bayi resiko tingi dan berat badan
lahir rendah.
faktor-faktor :
pertama
pertama
(kepekaan)
stabil .
e. Terapi obat
minggu ).
c. minggu ).
minggu ).
masa kehamilan :
(Dewi, 2010).
1. Definisi
sebagian sel.
dewasa.
yaitu:
lainnya.
berpikir.
2.2.6 Hospitalisasi
1. Identitas
2. Genogram
3. Keluhan Utama
tubuh rendah.
4. Riwayat Penyakit
permenit (2)
permenit (1)
(1)
Respirasi (Pernapasan)
(2)
Pemeriksaan Umum
90/60 mmHg)
5. Riwayat Anak
LK/LD bayi.
6. Pola Nutrisi
7. Pola Eliminasi
8. Pola Tidur
Yang perlu dikaji adalah apakah pola tidur bayi dalam batas
9. Pola Aktivitas
1. Pengkajian pernapasan
2. Pengkajian kardiovaskuler
3. Pengkajian gastrointestinal
4. Pengkajian neurologis-muskuloskletal
5. Pengkajian genitourinaria
6. Pengkajian suhu
lingkungan.
7. Pengkajian kulit
kuning.
abnormal (.7-8% pada bayi lahir yang menyusu ASI > 15% pada
dehidrasi
evaporasi
RENCANA KEPERAWATN
DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN RASIONAL
& DATA TUJUAN &
INTERVENSI
PENUNJANG KRITERIA HASIL
1 Ikterik neonatus Setelah dilakukan Fototerapi 1. Ikerik pada
berhubungan dengan intervensi keperawatan Neonatus sclera dan
penurunan berat selama … x…. maka 1. Monitor kulit bayi
badan abnormal, ikterik neonatus menurun ikterik pada menandakan
pola makan tidak dengan kriteria hasil : sclera dan bayi
ditetapkan dengan Kerusakan lapisan kulit bayi mengalami
baik, kesulitan kulit menurun (tida 2. Identifikasi hiperbilirubin
transisi ke kehidupan ada kemerahan, kebutuhan 2. Kebutuhan
ekstra uterin, usia tidak ada cairan sesuai cairan klien
kurang dari 7 hari, hematoma, warna dengan usia meningkat
keterlambatan kulit normal) gestasi dan saat terkena
pengeluaran feses Berat badan berat badan paparan sinar
(mekonium) meningkat 3. Monitor suhu fluorescent
Panjang badan dan tanda 3. Memantau
meningkat vital tiap 4 perubahan
Kulit kuning jam sekali suhu pada
menurun 4. Monitor efek klien
Sclera kuning samping 4. Mengetahui
menurun fototerapi efek yang
Membran mukosa 5. Siapkan ditimbulkan
kuning menurun lampu seperti
fototerapi dan muntah,
Keterlambatan
incubator atau diare, dll
pengeluaran feses
kotak bayi pada klien
menurun
6. Lepaskan 5. Lampu
Konsistensi feses
pakaian bayi fototerapi
membaik
kecuali popok diperlukan
Frekuensi defekasi 7. Berikan untuk
membaik penutup mata memecah
Peristaltik usus (eye kadar
membaik protect/biliba bilirubin pada
Kemampuan nd) pada bayi klien
menyusu membaik 8. Ukur jarak 6. Pakaian bayi
Aktivitas antara lampu dapat
ektremitas dan menganggu
membaik permukaan kinerja terapi
Respon terhadap kulit bayi fototerapi
stimulus sensorik 9. Biarkan tubuh yang tidak
membaik bayi terpapar maksimal
sinar 7. Mata ditutup
fototerapi untuk
secara mencegah
berkelanjutan kerusakan
10. Ganti segera jaringan
alas dan kornea pada
popok bayi klien akibat
jika paparan sinar
BAB/BAK fototerapi
11. Anjurkan ibu 8. Jarak lampu
menyusui fototerapi
sesering dengan klien
mungkin 30 cm atau
tergantung
dari
spesifikasi
lampu
fototerapi
9. Agar kadar
bilirubin pada
tubuh dapat
dipecah oleh
sinar
fototerapi
dengan baik
10. Agar tidak
mengakibatka
n iritasi pada
kulit bayi
11. Intake yang
baik akan
meningkatka
n
metabolisme
pada klien
sehingga
klien tidak
mengalami
dehidrasi
2. Hipertermia Setelah dilakukan Manajemen 1. Untuk
berhubungan dengan intervensi keperawatan Hipertermia mengetahui
terpapar lingkungan selama …x…. maka apakah ada
panas, dehidrasi termoregulasi membaik 1. Monitor suhu penigkatan
dengan kriteria hasil : sesering suhu tubuh
mungkin pada bayi
Suhu tubuh 2. Monitor 2. Untuk
membaik warna kulit mengetahui
Warna kulit pucat 3. Monitor perubahan
menurun Turgor Kulit warna kulit
Turgor kulit 4. Monitor 3. Turgor kulit
membaik Gerak bayi yang tidak
5. Berikan elastic
cairan oral menandakan
klien
mengalami
hipertermia
4. Untuk
mengetahui
keatifan bayi
5. Asupan oral
klien berupa
Asi atau susu
formula guna
meningkatkan
metabolism
sehingga terjadi
penurunan suhu
tubuh
3. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen 1. klien merasa
berhubungan dengan intervensi keperawatan hipovolemia haus
kekurangan intake selama …. X….maka 1. periksa tanda merupakan
cairan, evaporasi risiko hipovolemia dan gejala salah satu
menurun dengan kriteria hipovolemia tanda gejala
hasil : 2. timbang bb hipovolemia
Turgor kulit 3. monitor 2. Mengetahui
meningkat intake dan dan
Output urine output cairan membanding
meningkat 4. hitung kan bb bayi
berat badan kebutuhan 3. Untuk
membaik cairan menjaga
intake cairan 5. berikan keseimbanga
membaik asupan cairan n nutrisi bayi
suhu tubuh oral berupa 4. Untuk
membaik asi atau susu mengetahui
asupan cairan formula jumlah residu
meningkat dan sebagai
patokan
dehidrasi menurun
pemberian
membran mukosa
intake
membaik
5. Asi atau susu
mata cekung formula
membaik merupakan
makanan
utama bayi
klien
pelaksanaan.
tercapai.
dilakukan bila timbul masalah baru, atau rencana tindakan yang ada
tindakan keperawatan
METODE PENELITIAN
Desain yang akan digunakan adalah studi kasus, yaitu studi yang
sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus
Kota Sukabumi.
Partisipan pada kasus ini yang diteliti adalah pada Bayi Usia
Sukabumi.
1.3 Fokus Studi Kasus
tindakan keperawatan,
gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry,
Sukabumi. (Ny.X)
dengan 5 hari.
3.6.1 Wawancara
klien.
vital.
1.7.3 Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan
menjadi responden.
responden.