Praktikum Kimia Dasar I Kecepatan Reaksi. Kelompok V - Amir Hamzah Umi Kulsum
Praktikum Kimia Dasar I Kecepatan Reaksi. Kelompok V - Amir Hamzah Umi Kulsum
Praktikum Kimia Dasar I Kecepatan Reaksi. Kelompok V - Amir Hamzah Umi Kulsum
KECEPATAN REAKSI
Kelompok V :
Amir Hamzah 1415005
Umi Kulsum 1415018
1.2 Tujuan
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi dalam larutan.
1.3 Manfaat
Setelah melakukan praktikum kali ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian Laju Reaksi.
2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Reaksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
Tiap-tiap mempunyai kecepatan masing-masing yang dapat ditentukan antara lain
berdasarkan :
a. Kecepatan timbulnya suatu hasil reaksi kimia.
Hal ini dapat dilihat pada timbulnya atau hilangnya warna zat yang bereaksi
atau perubahan warna dari indikator, kecepatan reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor :
b. Temperatur
c. Katalisator
Kecepatan reaksi adalah besarnya perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi
persatuan waktu. Perubahan ini biasa dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi
molar (molaritas) sehingga kecepatan reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan
konsentrasi akhir (hasil reaksi) terhadap konsentrasi awal (pereaksi) per satuan waktu.
Satuan kecepatan reaksi dinyatakan dengan molaritas per detik (M/detik).
Misalnya pada reaksi :
A B
Maka :
∆[ A ] ∆[B ]
Kecepatan reaksi (v) = - ∆t atau + ∆t
Keterangan :
mA + nB pC + qD
1 ∆[ A ] 1 ∆[B ] 1 ∆[C]
Kecepatan reaksi = - m ∆t =- n ∆t =+ p ∆t =+
1 ∆[ D]
q ∆t
n
Laju pengurangan B = m x laju berkurangnya A
p
Laju pertambahan C = m x laju berkurangnya A
q
Laju pertambahan D = m x laju berkurangnya A
Atau
m
= p x laju pertambahan C
m
= q x laju pertambahan D
∆[ A ]
Laju pengurangan A = - ∆t
∆[ A ] m ∆ [B] m ∆[C] m ∆ [D ]
Sehingga : - ∆t =- n ∆t =+ p ∆t =+ q ∆t
Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.
Dirumuskan :
Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.
mA + nB pC + qD
v k.A By
x
Keterangan :
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi (nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis)
x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A.
y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B
x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan.
Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis
umumnya akan memperbesar harga k.
c. Orde Reaksi
“ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju
reaksi. ”
Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan
konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan
terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi reaktan itu tidak
mempengaruhi laju reaksi. Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya
konstanta laju reaksi ( k ).
v k.x] k
0
2. Orde reaksi satu.
Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu
dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar.
v k.X k.X
Suatu reaksi dikatakan ber’orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu
dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32atau 9 kali lebih besar.
v =k.[X ]2
d. Teori Tumbukan
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling
bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai
terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-
partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antar
partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang
menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat
menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif.
a) Frekuensi tumbukan
b) Energi partikel reaktan
c) Arah tumbukan
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan
tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ).
Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang
dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya,
reaksi yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang
tinggi.
Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk.
Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga
dapat berubah menjadi produk.
Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat
daripada serbuk Zn.
Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih
sedikit daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn
yang ada di permukaan butiran.
Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat
terjadinya tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan
semakin meningkat juga.
2. Konsentrasi Reaktan.
3. Tekanan.
Pada umumnya, suhu yang semakin tinggi akan semakin mempercepat reaksi.
Meningkatnya suhu akan memperbesar energi kinetik molekul reaktan. Oleh
karena itu,gerakan antar molekul reaktan akan semakin acak sehingga
kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul akan semakin besar. Akibatnya
tumbukan yang efektif akan mudah tercapai dan energi aktivasi akan mudah
terlampaui.
5. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya
mengalami perubahan yang kekal sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali. Suatu katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau
mengalami perubahan selama reaksi berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai
maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah yang sama.Katalis dapat
mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi yang
ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi ( Ea ) yang lebih rendah daripada
jalur reaksi yang ditempuh tanpa katalis.Artinya : katalis berperan untuk
menurunkan energi aktivasi ( Ea ).
Katalis Homogen.
Katalis Homogen adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya.
Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara (fasilitator).
Contohnya :
o Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.
o Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O
Katalis Heterogen.
Katalis Heterogen Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud
reaktannya. Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada
permukaan katalis tersebut.
Contohnya :
o Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).
o Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.
o Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega.
o Katalis logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ).
o Katalis logam Fe pada reaksi pembuatan amonia ( proses Haber-Bosch )
Biokatalis ( enzim ).
Biokatalis ( enzim ) Adalah katalis yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia
dalam tubuh makhluk hidup. Mekanisme kerjanya dengan metode “kunci dan
gembok “ atau “lock and key “ yang dipopulerkan oleh Emil Fischer.
Contohnya :
Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi maltosa.
Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2O
Enzim lipase = menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak.
Autokatalis.
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk
reaksi yang terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.
Contohnya :
Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat ( H2C2O4 )
salah satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat ( MnSO 4 ). Semakin
lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang terbentuk berfungsi
sebagai katalis.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
2. Larutan kanji
7. MnSO4
2. Memasukkan ke dalam gelas ukur atau tabung reaksi larutan NaHSO3 0,5 M
5 mL dan tambahkan 1 tetes H2SO4 pekat.
5. Mengulangi percobaan no. 1 sampai no. 3 dengan larutan KIO3 0,4 M, 0,3 M,
0,2 M, dan 0,1 M.
2)
3)
2)
5 mL CH3COOH H2SO4 6 M 10 mL
6M (bening)
(bening)
Hilang
KmnO4 1 mL
(Ungu)
(Coklat Bening)
Waktu 1 menit 36
detik
3)
Waktu 2 detik
4)
MnSO4 sedikit
(endapan putih)
2 tetes Fe2+ 1M
(hitam)
KmnO4 1 mL
Kocok 1 menit hingga homogen
(hitam)
BAB IV
Hasil dan Data Pengamatan
4.1 Data Pengamatan
A. Pengaruh Konsentrasi
Perhitungan
Yang disediakan adalah KIO3 0,5 M
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 0,5 M = 50 mL . 0,4 M
50 .0,4
V1 = 0,5 = 40 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 0,5 M = 50 mL . 0,3 M
50 . 0,3
V1 = 0,5 = 30 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 0,5 M = 50 mL . 0,2 M
50 . 0,2
V1 = 0,5 = 20 mL
V1 . M1 = V2 . M2
V1 . 0,5 M = 50 mL . 0,1 M
50 . 0,1
V1 = 0,5 = 10 mL
4.2 Pembahasan
Kecepatan reaksi adalah banyaknya suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain
dalam setiap satuan waktu.
Suhu : Semakin tinggi suhu semakin cepat pergerakan partikel – partikel zat yang
bereaksi sehingga tumbukan antar partikel lebih cepat dan reaksi berlangsung lebih
cepat.
Konsentrasi : Makin besar konsentrasi zat yang bereaksi makin cepat reaksinya
berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat – zat yang bereaksi
sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin
besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
Pada praktikum ini terjadi kesalahan pada pengaruh konsentrasi yaitu percobaan
pertama, warnanya yang pertama kuning tua dan yang kedua kuning muda , ini
dimungkinkan karena :
Larutan kanji dalam percobaan pertama menggunakan larutan kanji yang sudah
lama, sedangkan pada percobaan ke 2,3,4,5 menggunakan kanji yang baru dibuat.
Kanji yang bagus itu adalah kanji yang baru dibuat dan larutan belum terdapat
endapan dan larutan sudah terlarut sempurna. Ini dibuktikan pada saat penggunaan
larutan kanji yang baru pada percobaan 2,3,4, dan 5 (duplo) warna berubah
menjadi biru tua semua dan warna ini adalah warna yang benar.
Pada percobaan 1 terjadi kesalahan dalam waktu dikarenakan larutan kanji sudah
lama dan adanya endapan,pada saat perubahan warna membutuhkan waktu yang
cukup lama.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
o Kecepatan reaksi adalah banyaknya suatu zat yang dapat berubah menjadi zat
lain dalam setiap satuan waktu.
a. Suhu
b. Katalis
d. Konsentrasi
5.2 Saran
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya untuk lebih teliti dan hati-hati baik
dalam proses pencampuran larutan, pencatatan waktu maupun pada saat timbulnya
warna agar diperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Asni, Msi. Nurul. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar l. Depok: Aka Caraka
Nusantara
www.slideshare.net