Anda di halaman 1dari 12

KLIPING KONFLIK DAN

INTEGRASI SOSIAL
DIKEHIDUPAN SOSIAL
11/13/2020
YANG TERJADI DI
INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

Nama : Nurlelyta Simanjuntak


KELAS : 8-4
PELAJARAN : IPS

SMP NEGERI 5
PEMATANGSIANTAR
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL

A. Konflik Sosial

1. Pengertian Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,
perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial
antara dua orang atau lebih(atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya.
Dalam Bahasa latin : Configere artinya saling memukul.
Pengertian Konflik menurut Ahli :
 Soerjono Soekanto : Suatu proses sosial individu atau kelompok yang berusaha
memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman dan /atau kekerasan.
 Gillin and Gillin : konflik adalah bagian dari sebuah proses sosial yang terjadi
karena adanya perbedaan-perbedaan fisik, emosi , kebudayaan dan perilaku.
Faktor-faktor Penyebab Konflik
Soejono Soekanto mengemukakan 4 faktor penyebab terjadinya konflik yaitu :
 perbedaan antarindividu,
 perbedaan kebudayaan ,
 perbedaan kepentingan dan
 perubahan sosial.
- Perbedaan antarindividu
Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan, pendirian, atau ide yang berkaitan dengan
harga diri, kebanggan, dan identitas seseorang.
Sebagai contoh anda ingin suasana belajar tenang tetapi teman anda ingin belajar sambil
bernyanyi, karena menurut teman anda itu sangat mundukung. Kemudian timbul amarah dalam
diri anda. Sehingga terjadi konflik.
- Perbedaan Kebudayaan
Kepribadian seseorang dibentuk oleh keluarga dan masyarakat . tidak semua masyarakat
memiliki nilai-nilai dan norma yang sama. Apa yang dianggap baik oleh satu masyarakat belum
tentu baik oleh masyarakat lainnya.
Interaksi sosial antarindividu atau kelompok dengan pola kebudayaan yang berlawanan dapat
menimbulkan rasa amarah dan benci sehingga berakibat konflik.
- Perbedaan Kepentingan
Setiap kelompok maupun individu memiliki kepentingan yang berbeda pula. Perbedaan
kepentingan itu dapat menimbulkan konflik diantara mereka.
- Perubahan Sosial
Perubahan yang terlalu cepat yang terjadi pada suatu masyarakat dapat mengganggu
keseimbangan sistem nilai dan norma yang berlaku, akibatnya konflik dapat terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara harapan individu dengan masyarakat.
Sebagai contoh kaum muda ingin merombak pola perilaku tradisi masyarakatny, sedangkan
kaum tua ingin mempertahankan tradisi dari nenek moyangnya. Maka akan timbulah konflik
diantara mereka.

2. Bentuk-bentuk Konflik
Menurut Lewis A. Coser konflik dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem
atau tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan
yang antagonis(berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk
meredakan ketegangan.
Berdasarkan kedua bentuk konflik diatas Lewis A. Coser membedakannya lagi kedalam dua
bentuk konflik berbeda, yaitu :
 Konflik In-group adalah konflik yang terjadi dalam kelompok itu sendiri
 Konflik Out-Group adlah konflik yang terjadi antara suatu kelompok dengan
kelompok lain.
Menurut Soerjono Soekanto konflik dibedakan menjadi 5 bentuk, yaitu :
 Konflik atau pertentangan pribadi
 Konflik atau pertentangan rasial
 Konflik atau pertentangan antar kelas-kelas sosial
 Konflik atau pertentangan politik
 Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional
Berdasarkan Sifatnya :
 Konflik destruktif, merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang , rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompok orang . Pada titik
tertentu konflik ini dapat merusak atau menghancurkan sebuah hubungan.
 Konflik konstruktif, merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul
karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompok dalam menghadapi
suatu permasalahan. Konflik ini menghasilkan konsesus dari perbedaan pendapat
menuju sebuah perbaikan.
Berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik
 Konflik vertikal, konflik antar komponen masyarakat didalam suatu struktur yang
bersifat hirarkis
 Konflik horisontal,konflik antara individu atau kelompok yang memiliki kedudukan
relatif sama.
 Konflik diagonal, merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan
aloksi sumber daya ke seluruh organisasi sehingga menimbulkan pertentangan
ekstrim, contoh konflik poso
Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
 Konflik terbuka, merupakan konflik yang diketahui semua pihak, contoh konflik
antara Israel dengan Palestina
 Konflik tertutup, konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompok
yang terlibat konflik
Berdasarkan konsentrasi aktivitas Manusia di dalam masyarakat:
 Konflik sosial, merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan
sosial dari pihak yang berkonflik. Konflik sosial dibedakan menjadi dua,yaitu :
1.      Konflik sosial vertikal : konflik yang terjadi antara masyarakat dengan negara.
2.      Konflik sosial horisontal : konflik yang terjadi antar etnis, suku atau agama
 Konflik Politik, yaitu konflik yang terjadi akibat terjadi karena perbedaan
kepentingan yang berkaitan dengan kekuasaan
 Konflik Ekonomi, konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak
yang berkonflik.
 Konflik Budaya, konflik akibat adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak
yang berkonflik.
 Konflik Ideologi, konflik akibat perbedaan paham yang diyakini oleh seseorang atau
sekolompok orang , contoh konflik saat G30-S/PKI
Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan konflik sebagai berikut :
 Konflik dengan orangtua
 Konflik dengan anak-anak sendiri
 Konflik dengan keluarga
 Konflik dengan orang lain
 Konflik dengan suami atau istri
 Konflik disekolah
 Konflik dalam pemilihan pekerjaan
 Konflik agama
 Konflik pribadi
3. Dampak Sebuah Konflik
Dampak sebuah konflik memiliki 2 sisi yang berbeda yaitu dilihat dari segi positif dan dari segi
negatif.
- Segi positif dari konflik adalah sebagai berikut:
1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih
belum tuntas di telaah.
2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nila-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan
individu atau kelompok.
3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang sedang
mengalami konflik dengan kelompok lain.
4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan
kelompok.
5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan
menciptakan norma baru.
6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.
7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada
dalam kekuatan yang seimbang.
- Segi negatif dari konflik :
1. Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok.
2. Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
3. Berubahnya kepribadian para individu.
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah.
4. Konflik Dan Kekerasan
 Dalam KBBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok
yang menyebabakan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan
fisik atau barang orang lain.
 Secara sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang
berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan
masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara  kekerasan.
Teori – teori tentang Kekerasan :
Menurut Thomas santoso, terdapat 3 teori tentang kekerasan, yaitu :
1. Teori Kekerasan sebagai tindakan aktor(individu) atau kelompok
 Manusia melakukan kekerasan karena adanya faktor bawaan, seperti
kelainan genetik atau fisiologis
2. Teori Kekerasan Struktural
     Kekerasan bukan berasal dari orang tertentu melainkan terbentuk dalam suatu sistem sosial.
Para ahli memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor atau kelompok semata
melainkan dipengaruhi oleh suatu struktur.
3. Teori Kekerasan sebagai kaitan antara aktor dan struktural
     Konflik merupakan sesuatu yang telah ditentukan sehingga bersifat endemik bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu ada 4 jenis kekerasan yang diidentifikasikan, yaitu :
a.       kekerasan terbuka (yang dapat dilihat)
b.      kekerasan tertutup (kekerasan tersembunyi, berupa ancaman)
c.       kekerasan agresif (kekerasan yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu, penjambretan)
d.      kekerasan defensif (kekerasan yang dilakukan untuk melindungi diri)
Salah satu bentuk kekerasan kolektif yang akhir-akhir initerjadi adalah : terorisme.

Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan


Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial, yaitu konsoliasi, mediasi dan
arbitasi.
 Konsoliasi
Dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan
keputusan yang adil di antara pihak yang bertikai.
 Mediasi
Dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai
mediator.
 Arbitasi
Dilakukan apabila kedua belah pihak sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya
pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
 Ajudication
Cara penyelesaian konflik melalui pengadilan

5. Contoh Konflik Sosial


Terdapat berbagai contoh konflik sosial yang terjadi di Indonesia mulai dari skala kecil atau
antar individu sampai dengan skala besar atau antar golongan. Berikut adalah beberapa konflik
sosial yang pernah terjadi di Indonesia:
1. Konflik Penolakan Revisi UU KPK dan KUHP
Baru-baru ini DPR telah membuat rancangan undang-undang yang terkesan melemahkan kinerja
KPK. Selain itu, terdapat pasal yang tidak perlu disebutkan karena terlalu mengatur urusan yang
sudah diatur oleh norma-norma yang ada di masyarakat. Oleh karena itu sejumlah mahasiswa
turun ke jalan untuk menyuarakan pendapat akan kejanggalan revisi UU KPK oleh DPR.
2. Konflik Penolakan RUU Omnibus Law
RUU Omnibus Law atau undang-undang cipta kerja menjadi hal yang cukup menjadi kontroversi
dimana kebijakan tersebut dianggap merugikan kaum pekerjaatau karyawan. Hal tersebut
membuat Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) menolak RUU Omnibus Law.
Demo tolak RUU KUHP merupakan contoh
konflik sosial
3. Konflik 2 Desember (2 1 2)
Konflik yang terjadi pada 2 Desember 2016
atau terkenal sebagai Aksi 212 diikuti oleh
sejumlah tokoh agama dan beberapa massa.
Konflik ini terjadi untuk menuntut Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dikenal Ahok akan
pidatonya yang dianggap menistakan agama.
4. Konflik KKB di Papua
Tidak bisa dipungkiri bahwa tanah Papua merupakan tempat yang indah. Namun, terdapat
insiden penembakan yang terjadi di Papua yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata
terhadap karyawan PT. Freeport Indonesia.
5. Konflik Naturalisasi Sungai Ciliwung
Provinsi DKI Jakarta merupakan daerah yang rawan terhadap banjir. Bahkan, tiap musim
penghujan terdapat daerah yang tergenang air cukup tinggi khususnya daerah pinggiran sungai.
Oleh karena itu, program naturalisasi atau pelebaran sungai ciliwung menjadi salah satu solusi
untuk mengatasi banjir di daerah tersebut. Akan tetapi, program tersebut mendapat protes keras
dari warga pinggiran sungai karena penggusuran lahan diperlukan untuk merealisasikan program
tersebut.
6. Konflik Buruh PT. AFI
Sejumlah karyawan melakukan aksi demonstrasi terhadap PT. Alpen Food Indonesia yang biasa
dikenal dengan produknya “Aice”. Hal ini dikarenakan para karyawan merasa diperlakukan tidak
adil dan semena-mena oleh PT AFI mulai dari penurunan upah, shift malam, kontaminasi
lingkungan hingga pemutusan hubungan kerja.
7. Konflik Sosial di Jawa Tengah
Perusahaan pertambangan seringkali membuka lahan untuk dijadikan daerah pertambangan.
Namun, hal ini menyebabkan daerah sekitar pertambangan menjadi tidak subur. Hal ini memicu
protes dari para petani yang berada di Rembang, Jawa Tengah.
8. Konflik Sosial di Aceh
Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki cadangan sumber daya alam
yang melimpah khususnya minyak. Hal tersebut membuat beberapa masyarakat Aceh ingin
memisahkan diri dari Indonesia dan menjadi negara merdeka.
9. Konflik Sosial di Mesuji
Perebutan tanah register antara pihak perusahaan dengan masyarakat setempat pernah terjadi di
daerah Mesuji. Namun, perebutan hak tersebut memakan beberapa korban dikarenakan salah
satu pihak memilih jalan kekerasan dengan cara menyewa preman untuk menyingkirkan
lawannya.
10. Konflik Sosial di Jawa Barat
Perseteruan antar organisasi masyarakat pernah terjadi di Jawa Barat. Organisasi yang terlibat
adalah organisasi islam FPI dengan GMBI. Meskipun tidak memakan korban jiwa, namun
kerusakan properti akibat kisruh menjadi kerugian yang cukup besar.
11. Konflik PSSI
Meskipun sepak bola Indonesia masih belum terkenal di rancah Internasional, namun sepak bola
merupakan hiburan yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia.
Akan tetapi, persepakbolaan di Indonesia dikotori oleh politik uang diantaranya pengaturan skor,
pengaturan wasit dan hal lainnya. Oleh karena itu, sejumlah suporter melakukan aksi protes
terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
12. Konflik Sosial di Lampung
Sebuah konflik pernah terjadi di Lampung yang merupakan sebuah Provinsi yang terletak paling
ujung selatan pulau Sumatera. Konflik yang terjadi didasari akan kesenjangan sosial dan
ekonomi khususnya antara masyarakat asli Lampung dan masyarakat pendatang khususnya Bali.
13. Konflik Sosial di Sampit
Konflik di Sampit, Pontianak menjadi peristiwa yang cukup terkenal di Indonesia. Konflik ini
terjadi karena perselisihan antara pendatang suku Madura dengan suku Dayak asli. Pertumpahan
darah pun tak bisa dihindarkan dan konflik ini memakan banyak korban jiwa.
14. Konflik Sosial di Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota terpelajar di nusantara. Namun, tak sedikit
organisasi yang diikuti oleh kaum pelajar. Pada saat Papua Barat mengajukan
kemerdekaannya, sejumlah mahasiswa mendukung akan hal tersebut. Akibatnya, masyarakat
yogyakarta mengusir beberapa mahasiswa yang berasal dari Papua Barat.
15. Konflik Sosial di Jakarta
Ibukota Indonesia juga pernah mengalami konflik yang melibatkan suku dan ras. Konflik ini
terjadi karena penolakan masyarakat yang menyebut dirinya sebagai pribumi terhadap etnis
Tionghoa. Penindasan, pengusiran bahkan pemerkosaan juga kerap terjadi karena konflik
tersebut

B. INTEGRASI SOSIAL

1. Pengertian Integrasi Sosial


    Dalam KBBI integrasi diartikan pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan
yang utuh dan bulat
     Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis,
agama bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan lain sebagainya.
Pengertian integrasi sosial menurut ahli :
 Menurut Baton : integrasi sebagai suatu pola hubungan yang mengakui adanya
perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada
perbedaan pada ras tersebut
Syarat terjadinya Integrasi
Menurut  William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat  terjadinya integrasi sosial adalah :
 Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan mereka
 Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai
dan norma
 Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten

2. Faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi


 Homogenitas kelompok, pada masyarakat yang homogenitasnya rendah
integrasi sangat mudah tercapai , demikian sebaliknya.
 Besar kecilnya kelompok, jumlah anggota kelompok mempengaruhi cepat
lambatnya integrasi karena membutuhkan penyesuaian diantara anggota.
 Mobilitas geografis, semakin sering anggota suatu masyarakat datang dan pergi
maka semakin mempengaruhi proses integrasi
 Efektifitas komunikasi, semakin efektif komunikasi, maka semakin cepat integrasi
anggota-anggota masyarakat tercapai.
3. Bentuk-bentuk integrasi sosial
 Integrasi Normatif : integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku
dimasyarakat,  contoh masyarakat Indonesia dipersatukan oleh semboyan Bhineka
Tunggal Ika
 Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi
tertentu dalam masyrakat. Contoh Indonesia yang terdiri dari berbagai suku,
mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing, suku bugis melaut,
jawa pertanian, Minang pandai berdagang.
 Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki
penguasa.. Dalam hal ini penguasa menggunakan cara koersif.
4. Proses Integrasi
 Asimilasi : berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi
sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli.
 Akulturasi : proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan asing
(baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa meninggalkan
sifat aslinya.

5. Faktor-faktor Pendorong Integrasi Sosial


 Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda
 Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
 Mengembangkan sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya
 Adanya sikap yang terbuka dengan golongan yang berkuasa
 Adanya persamaan dalam unsur unsur kebudayaan.
 Adanya perkawinan campur (amalgamasi)
 Adanya musuh bersama dari luar.
6. Contoh Integrasi Sosial Masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari
hari, dan di sekolah baik individu, sosial ataupun kelompok :
1. Tidak mengutamakan ego dan kepentingannya
2. Bersilahturami
3. Beribadat
4. Saling tolong-menolong
5. Mengikuti upacara bendera dengan hikmat
6. Melestarikan kebudayaan bangsa dengan mengikuti setiap pementasan
7. Ikut berperan aktif melaksanakan kegiatan siskamling
8. Mengembangkan akhlak dan kepribadian masing masing
9. Bermain dengan teman sebaya.Cth : bermain sepak bola
10. Mengisi kemerdekaan dengan kegiatan positif
11. Memberi salam pada orang yang dikenal
12. Mengikuti setiap kegiatan di dalam maupun di luar sekolah
13. Sekaten
14. Akulturasi antara budaya Jawa, Islam dan Hindu
15. Bergotong royong
16. Berdiskusi atau kerja kelompok
17. Kebutuhan harus utama bukan keinginan
18. Menanamkan nilai – nilai luhur berbangsa dan bernegara
19. Tidak memaksakan kehendak orang lain
20. Bersosialisasi
21. Mengikuti kegiatan/perlombaan di sekolah dan masyarakat
22. Tidak mengikuti pergaulan yang buruk,seperti narkoba dan diskotek
23. Menjaga dan memelihara lingkungan sekitar
24. Tidak KKN (Korupsi,Kolusi,dan Nepotisme)

Anda mungkin juga menyukai