Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PULMONARY EDEMA

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL


PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY
ACLS Tahun 2002 2005 209 2015

Pelatihan Perawatan Kardiologi Lanjut tahun


2007

TOT BTCLS YAGD 2009

Pelatihan Manajemen Kepemimpinan


Keperawatan 2014

Course Management ACS CCIThailand 2016

Instucture BCLS dan ACLS Pro Emergency


2017

Instructure ACLS Inkavin dan Diklat


RSPJDHK

Course ACLS dan TOT ACLS AHA Summit


2017

Course PALS provider AHA Summit 2018


LUKMANUL HAKIM,SKep.Ners
Course PALS Instructure AHA summit 2019
TEAM LEADER UGD DAN CLINICAL
INSTRUCTURE INSTALASI Pelatihan Manajemen Bangsal Rawat Inap RS
PJDHK, 2021
DIKLAT RSPJPD HARAPAN KITA
OBJEKTIVE PEMBAHASAN :

1.Peserta Mengenal Konsep Pengertian Edema Paru


2.Teori Pathofisiologi Edema Paru Akut
3.Etiologi dan Manifestasi klinis Edema Paru Akut
4.Konsep Tatalaksana Edema Paru Akut
5.Konsep Keperawatan Edema Paru Akut

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


I. Pendahuluan

Edema paru kardiogenik akut


merupakan penyakit dengan
tingkat mortalitas yang beresiko
tinggi 10 % di rumah sakit dari pada
AHF . Edema paru kardiogenik atau
edema volume overload terjadi
karena peningkatan tekanan
hidrostatik dalam kapiler paru yang
menyebabkan peningkatan filtrasi
cairan transvaskular. Peningkatan
tekanan hidrostatik
kapiler paru biasanya disebabkan
oleh meningkatnya tekanan di vena
pulmonalis yang terjadi akibat
meningkatnya tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri dan tekanan
atrium kiri yang menunjukan
tekanan darah sistolik meningkat .

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


1 . Konsep dan Definisi
A. Definisi
Edema Paru didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadi perpindahan cairan dari vaskular paru
ke interstisial dan alveoli paru yang di tandai dengan
gejala gangguan pernapasan berat , adanya ortopnea,
adanya ronchi di atas paru dengan hasil pengukuran
saturasi oksigen < 90 % .
Pada edema paru terdapat penimbunan cairan serosa
atau serosainguinosa secara berlebihan di dalam
ruang interstisial dan alveoli paru.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


2. Pathofisiologi Edema Paru

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Pathofisiologi
Edema paru terjadi bila cairan yang difiltrasi oleh
dinding mikrovaskuler lebih banyak dari pada yang bisa
dikeluarkan yang berakibat alveoli penuh terisi cairan
sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran
gas.
Faktor-faktor penentu yang berperan disini yaitu
perbedaan tekanan hidrostatik dan onkotik dalam lumen
kapiler dan interstisial, serta permeabilitas sel endotel
terhadap air, larutan, dan molekul besar seperti protein
plasma

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


B. Klasifikasi Edema Paru

a.Edema paru kardiogenik

Disebabkan oleh peningkatan tekanan hidrostatik


kapiler paru yang dapat terjadi akibat perfusi
berlebihan baik dari infus darah maupun produk
darah dan cairan lainnya.

b. Edema paru nonkardiogenik

Disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler


paru antara lain pada pasca transplantasi paru dan
reekspansi edema paru, termasuk cedera iskemia re
perfusi-dimedias .

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


a. Edema paru kardiogenik (volume overload edema)
a.1. Peningkatan tekanan hidrostatik dalam
kapiler paru ( Volume)

Menyebabkan peningkatan filtrasi cairan


transvaskular. Bila tekanan interstisial paru lebih
besar daripada tekanan intrapleural maka cairan
bergerak menuju pleura visceral yang
menyebabkan efusi pleura. Bila permeabilitas
kapiler endotel tetap normal, maka cairan edema
yang meninggalkan sirkulasi memiliki kandungan
protein rendah
WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY
a.2.Peningkatan Tekanan Hidrostatik Kapiler paru
Meningkatnya tekanan di vena pulmonalis
yang terjadi akibat meningkatnya tekanan
akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan
atrium kiri (>25 mmHg). Dalam keadaan
normal tekanan kapiler paru berkisar 8-12
mmHg dan tekanan osmotik koloid plasma
28 mmHg

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Perbedaan edema paru kardiogenik dan
non kardiogenik

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Terdapat tiga tahapan fisiologi dari akumulasi cairan pada
edema paru
Tahap 1:
Cairan dan koloid berpindah dari kapiler paru ke interstisial paru tetapi
terdapat peningkatan cairan yang keluar dari aliran limfatik. gambaran
radiologi normal.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Tahap 2:
Kemampuan pompa system limfatik telah terlampaui sehingga cairan dan koloid mulai
terakumulasi pada ruang interstitial sekitar bronchiale, arteriole, dan venule. Radiologi: Kerley B
Lines, pada basal paru gambaran berkabut, di septum interlobus terlihat densitas garis di
perifer, pendek horizontal, bergaris putih yang meluas beberapa cm dari sisi pleura.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Tahap 3
Peningkatan akumulasi cairan menyebabkan terjadinya edema alveoli,
pada tingkatan ini sudah terjadinya gangguan pertukaran gas, batuk
fruity sputum. Radiologi gambaran putih berkabut seperti butterfly.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


3.1. Etiologi Edema paru kardiogenik

a. Gagal jantung kiri, yang dapat diakibatkan oleh: infark miokard,


penyakit katup aorta dan mitral, kardiomiopati, aritmia, hipertensi krisis,
kelainan jantung bawaan (paten duktus arteriosus, ventrikel septal
defek)

b. Volume overload

c. Obstruksi mekanik aliran kiri

d. Insufisiensi limfatik

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Algoritma untuk membedakan edema paru
kardiogenik dan edema paru non kardiogenik

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


3.2 Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Acut Pulmonary Edema

Gambaran klinis edema paru yaitu :


a. sesak napas yang bersifat tiba-tiba yang dihubungkan dengan
riwayat nyeri dada dan riwayat sakit jantung.
b. Selain itu,sputum dalam jumlah banyak, berbusa dan
berwarna merah jambu (frutty Sputum)
c. Mudah lelah, lebih cepat merasa sesak
napas dengan aktivitas yang biasa (dyspnea on exertion),
d. Napas cepat (takipnea),pening, atau kelemahan.
e. Tingkat oksigenasi darah yang rendah (hipoksia)
f. Auskultasi dapat didengar suara-suara paru yang
abnormal, seperti ronki atau crakles.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


3 .2.ii. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan foto toraks
Menunjukkan kardiomegali (pada pasien dengan CHF)
dan adanya edema alveolar disertai efusi pleura dan
infiltrasi bilateral pola butterfly, gambaran vaskular
paru dan hilus yang berkabut serta adanya
garis-garis Kerley b di interlobularis, adanya gambaran
efusi pleura unilateral menggambarkan adanya
kegagalan ventrikel kiri

2. EKG sering di temukan nya adanya pembesaran


Jantung kanan dan Kiri

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


3. Echocardiograpi . Untuk mengetahui adanya penurunan fungsi
pompa ventrikel atau adanya kelainan kelainan katup
4. Pemeriksaan Laboratorium . Enzim Brain Natriuretik Peptide (BNP)
sebagai respon peningkatan tekanan di ventrikel.kadar BNP > 500
pg/ml menggambarkan terjadinya edema paru, AGD dapat
menunjukan penurunan kadar O2 dan peningkatan Co2 yang sering di
jumpai hiperkapnea dan dan asidosis respiratorik .
WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY
5. Tindakan Kateterisasi jantung
Untuk melakukan pengukuran PCWP merupakan standar yang baik
dalam menentukan edema paru akut kardiogenik dengan nilai 25-35
mmHg sedangkan pada ARSD 0-18 mmHg

6. Kadar cairan Protein edema


Konsentrasi protein cairan edema dibandingkan dengan cairan
plasma dapat membedakan cairan akibat edema paru kardiogenik
dengan edema non kardiogenik
WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY
4. Penatalaksanaan Edema Paru
Edema paru kardiogenik merupakan salah satu kegawatan medis yang
perlu penanganan secepat mungkin setelah ditegakkan diagnosis.
Penatalaksanaan utama meliputi pengobatan suportif yang ditujukan
terutama untuk mempertahankanfungsi paru (seperti pertukaran gas,
perfusi organ), sedangkan penyebab utama juga harus diselidiki dan
diobati sesegera mungkin bila memungkinkan.
Prinsip penatalaksanaan meliputi :
1. Pemberian oksigen yang adekuat
2. Restriksi cairan (Medikamenosa )
3. Mempertahankan fungsi kardiovaskular (Medikamentosa)

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Management of
pulmonary
oedema
2021_Ryn

McDonagh et al. European Heart Journal (2021) 00, 1128


Pada kasus ringan oksigen bisa diberikan dengan
kanul hidung atau masker muka (face mask) serta
posisi semi fowler atau fowler. Continuous positive
airway pressure (CPAP) sangat membantu pada
pasien edema paru kardiogenik bahwa
penggunaan CPAP menurunkan kebutuhan akan
intubasi dan angka mortalitas.

A. Suplementari Oksigen
WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY
B. Obat - Obatan
 Pemberian therapi medikamentosa:
- Morphine sulfate : Dapat menurunkan preload
- Diuretik : dapat menurunkan preload dengan dua mekanisme
sebagai diuresis dan venodilatasi
- Vasodilator/Nitrogliserine :Dapat menurunkan preload
- Aspilet dan Clopidogrel : sebagai Anti platelet bila terdapat
tanda ischemia dan infark akut

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Dosis dan Pemberian Cedocard Drip
Dosis di mulai dari 2 mg/jam sd 10 mg/jam ( 33- 167 microgram/mnt )dengan
UPTITRASI
Pengenceran 50 mg/ 50 ml = 1 mg/ 1 ml atau 1 ml = 1000 mikro
Maka dosis 2 mg/jam = 2 ml /jam
5 mg / jam = 5 ml /jam
10 mg / jam = 10 ml / jam
• Pemberian nitrat dianjurkan dengan syarat tekanan darah sistol di atas 100
mmHg
• Selama Pemberian monitoring Symptom , TD , Rhytme dan Klinis dan
• Bila dosis Maksimal di berikan dengan monitor Respon Klinis pasien
Membaik , dosis mulai Tappring off secara perlahan dan tidak diberhentikan
mendadak.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


5. ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
- Identitas pasien
- Riwayat penyakit
- Pemeriksaan fisik
- Pola aktifitas
- Data penunjang
 data yang mungkin muncul
Tanda: gerakan cuping hidung, takipnoe, RR bisa
26-46 x/menit, takikardi, batuk dengan fruity
sputum, berkeringat banyak, auskultasi paru
terdengar crackles, ronchi, wheezing, bunyi
jantung abnormal, pucat dan sianosis, radiologi
gambaran Kerley B Lines, asidosis respiratorik,
JVP meningkat.
Gejala: nafas pendek dan cepat, l\kesulitan
bernafas, perasaan seperti tercekik dan
tenggelam, suara ngorok, cemas, lemah, lemas
dan gelisah.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Diagnosa keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan difusi akibat penumpukan cairan yang
berlebihan dalam ruang interstitial dan alveoli.
Tujuan: pertukaran gas adekuat dalam waktu 1 jam
Kriteria hasil:
Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan hasil AGD dalam rentang
normal dan bebas gejala distress pernafasan.
Intervensi:
Mandiri
- Kaji frekuensi dan kedalaman nafas, catat penggunaan otot aksesori, nafas dengan bibir/mulut dan cuping
hidung, ketidakmampuan berbicara.
- Berikan posisi fowler/semifowler. Anjurkan pasien nafas efektif.
- Kaji dan awasi secara rutin kulit dan membran mukosa.
- Anjurkan pasien untuk mengeluarkan sputum, penghisapan bila
diindikasikan.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Intervensi . Lanjutan
- Auskultasi bunyi nafas, catat daerah penurunan aliran udara atau bunyi tambahan.
- Palpasi fremitus.
- Awasi tingkat kesadaran dan status mental, selidiki adanya perubahan.
- Evaluasi tingkat toleransi aktifitas, berikan lingkungan yang tenang.
- Batasi aktifitas pasien atau anjurkan pasien untuk tidur/istirahat.

Kolaborasi
- Awasi atau observasi hasil AGD dan nadi oksimetri.
- Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil AGD dan toleransi pasien (NRM)
- Berikan penekanan SSP atau obat lain (antiansietas, sedatif, narkotik) dengan hati-hati.
- Berikan vasodilator atau diuretik dengan hati-hati.
- Intubasi, berikan atau pertahankan ventilasi mekanik dan pindahkan ke ruangan yang sesuai.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


2. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.

Tujuan: bersihan jalan nafas kembali efektif dalam waktu 1 jam

Kriteria hasil: Jalan nafas pasien bersih dan bunyi nafas normal dan tidak ada dispnoe dan
penggunaan otot-otot bantu pernafasan
Intervensi :
Mandiri
- Kaji frekuensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada serta irama.
- Auskultasi daerah paru, dengarkan suara nafas normal atau abnormal. Apakah ada ronkhi atau tidak.
- Bantu pasien untuk latihan nafas efektif, tunjukkan dan bantu pasien mempelajari melakukan batuk
efektif sementara posisi duduk tinggi atau fowler.
- Lakukan fisiotherapi dan penghisapan lendir/slym bila ada dan memungkinkan.

Kolaborasi:
- Awasi efek pengobatan nebulizer dan fisiotherapi.
- Berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkhodilator.
- Berikan cairan tambahan.
- Periksa rontgen dan AGDA.
WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY
4..Intoleransiaktifitasberhubungandengankelemahan,kelelahan,ketidakseimbanganantarasuplaidankebutuhanoksigen.

Tujuan: Aktifitasadekuatdalamwaktu1x24jam.

Kriteriahasil:
Menunjukkanpeningkatantoleransiterhadapaktifitasyangdapatdiukurdengan
tidakadanyadispnoe,kelemahanberlebihandantandavitaldalamrentang
normal.

Intervensi:
Mandiri
-Evaluasiresponpasiensebelumdansetelahaktifitas.
-Berikanlingkunganyangtenangdanbatasipengunjungselamafaseakut
sesuaiindikasi.
-Jelaskanpentingnyaistirahatdalamrencanapengobatandanperlunya
keseimbanganaktifitasdanistirahat.
-Bantupasienmemilihposisiyangnyamanuntukistirahatdantidur

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


5. Kecemasan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang perubahan
status kesehatan.

Tujuan: kecemasan berkurang/hilang dalam waktu 1x24 jam.

Kriteria hasil:
- Melaporkan takut atau ansietas hilang atau menurun sampai tingkat yang dapat ditangani.
- Penampilan rileks dan istirahat atau tidur terpenuhi.

Intervensi
- Catat derajat ansietas dan takut, informasikan pasien atau orang terdekat bahwa perasaannya normal dan dorong
mengexpresikan perasaan.
- Jelaskan proses penyakit dan prosedur dalam tingkat kemampuan pasien untuk memahami dan menangani informasi, kaji
situasi saat ini dan tindakan yang diambil untuk mangatasi masalah.
- Minta seseorang untuk menunggu selama serangan akut.
- Berikan tindakan kenyamanan misal: pijatan punggung, perubahan posisi.
-Dukung pasien atau orang terdekat dalam menerima realitas situasi, khususnya rencana untuk periode penyembuhan.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Implementasi
Implemantasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah
direncanakan oleh perawat dengan melakukan intervensi secara
dependent, kolaboratif (Interdependent), independent dan dapat di
delegasikan serta tercatat (record)
Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan keperawatan dengan
melihat respon pasien, mengacu pada kriteria hasil, tahap ini merupakan
proses yang menentukan sejauh mana kemajuan pasien terhadap
outcome yang dicapai dan keefektifan dari rencana asuhan keperawatan

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


KESIMPULAN
Edema paru karidogenik merupakan salah satu kegawatan medis yang
memerlukan penanganan medis secepat mungkin setelah ditegakkan
diagnosis. Penatalaksanaan meliputi pemberian oksigen yang adekuat,
restriksi cairan, mempertahankan fungsi
kardiovaskular dengan obat-obatan inotropik, serta obat-obatan yang
menurunkan preload (nitrat, morfin dan diuretik) dan afterload (ACE
inhibitor )
Asuhan Keperawatan pasien edema paru akut memprioritaskan
masalah pertukaran gas, bersihan jalan napas , Pola napas yg tidak
efektif , intoleransi aktifitas dan tingkat kecemasan.

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Evaluasi

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


Daftar Pustaka
Murray JF. Pulmonary edema: pathophysiology and diagnosis. Int JTuberc Lung Dis.
2011;15(2):155-160.

Huldani H. Edema paru akut. Refarat.Universitas Lambung MangkuratFakultas Kedokteran,


Banjarmasin.2014. Available from: eprints.unlam.ac.id/207/

Powell J et al (2016) Acute Pulmonary Oedema. Nursing Standard. 30, 23, 51-59. Date of
submission: July 31 2015; date of acceptance: November 20 2015
European Society of Cardiology Heart Failure Long-Term Registry (ESC-HF-LT): 1-year follow-up
outcomes and differences across regions Volume 19, Issue 3, 438, Article first published
online: 1 March 2017

Starry H. Rampengan, Edema paru kardiogenik akut . Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado . Jurnal Biomedik
(JBM), Volume 6, Nomor 3, November 2014

By A. A. LUISADA, M.D. AND L. CARDI, M.D. Acute Pulmonary Edema


Pathology, Physiology and Clinical Management . Downloaded from http://ahajournals.org by
on May 18, 2021

Panduan Asuhan Keperawatan Perawatan Pasien di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan KITA (2021)

PERKI Pusat . Pedoman Tatalaksana Gagal jantung . Kelompok kerja Gagal jantung dan
Kardiometabolik . Jakarta 2020

WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY


WEBINER KEPERAWATAN NASIONAL PULMONARY AND METABOLIK EMERGENCY

Anda mungkin juga menyukai