Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqhi Ibadah
Semester 1 Prodi Perbankan Syari’ah
Dosen Pengampu :
Aminuddin, S. Pd., M. Pd.
Disusun oleh :
KELOMPOK IV
Astrid Iranas
NIM. 612062021066
Sumiati
NIM. 612062021063
Fitri Handayani
NIM. 612062021049
Munawwarah
NIM. 612062021060
Allhamdulillah. Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
Makalah ini dibuat dengan berbagai kajian dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan sebuah karya yang dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami membutuhkan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini.
Dengan membaca makalah ini kami harap para pembaca dapat mengetahui tentang
Hadji. Terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih positif bagi
kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Penyusunan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
B. Berziarah ke Madinah........................................................................................................
C. UMRAH.............................................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima setelah syahadat, shalat, zakat, dan puasa
yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam yang memenuhi syarat istitah, baik secara
finansial, fisik, maupun mental dan merupakan ibadah yang hanya wajib di lakukan sekali
seumur hidup. Ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslimin
sedunia dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di
Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini
berbeda dengan ibadah umroh yang dilaksanakan sewaktu-waktu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan DAM ?
2. Apa Macam-macam DAM Haji dan Umrah ?
3. Dimana tempat DAM harus dibayar ?
4. Bagaimana Hukum Berziarah ke Makam Nabi ?
5. Apa yang dimaksud dengan Umrah ?
6. Apa Hikmah Ibadah Hadji dan Umrah ?
C. Tujuan Penyusunan
a. Mengetahui DAM (denda) haji dan umroh.
b. Mengetahui hukun berziarah ke Makam Nabi.
c. Mengetahui yang dimaksud dengan Umrah.
1
d. Mengetahui Ibadah Hadji dan Umrah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian DAM
DAM (denda) secara keseluruhan adalah denda atau tebusan bagi mereka yang
menunaikan ibadah haji dan umrah tetapi melakukan pelanggaran ketentuan atau
peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggara haji dan umrah. Pelanggaran itu
misalnya melakukan larangan-larangan ihram atau tidak dapat menyempurnakan wajib
haji seperti mabit di Mina atau Muzdalifah. Beberapa larangan dalam haji yaitu:
Dam sifatnya ada yang sunnah dan ada yang wajib. Jemaah haji rata-rata terkena
kewajiban dam karena melaksanakan haji tamattu. Dam atau denda sudah ada sejak
adanya ritual ibadah haji. Ibadah haji merupakan ibadah yang dilakukan sejak zaman Nabi
Ibrahim As, yang dilaksanakan sampai sekarang. Namun haji kala itu disalahgunakan,
malah di gunakan untuk berbangga-bangga dan memamerkan sukunya, sehingga pada saat
itu ada yang sunnah dan ada yang wajib.
1 Slamet Abidin, fiqih ibadah. Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998. Hlm 50
3
2. Macam –macam DAM
• Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan perhitungan
setiap satu mud (+0,8 kg) daging tersebut, ia harus berpuasa.
2. Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur rambut
atau bulu badan, memotong kuku, memakai pakaian berjahit menyarung (bagi laki-
laki), memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahallul pertama, maka
dendanya memilih salah satu diantara 3 hal, yaitu :
Setelah selesai melaksanakan ihram dan berakhir pada tahallul atau memotong
rambut, maka para jamaah ini menunggu sampai tiba waktunya haji pada hari
Tarwiyah dan Arafah pada tanggal 8-9 Dzulhijjah. Sedangkan Haji Qiran yaitu proses
ibadah haji dan umrah yang dilakukan bersamaan. Sehingga seluruh ritual yang
dijalani,seperti ihram, thawaf, sa’i dan melempar jumrah atau mabitdiniatkan untuk
haji dan umrah. Begitu juga dengan kewajiban-kewajiban yang lain. Kecuali saat
wukuf yang merupakan kewajiban haji. Dan pelaksanaan haji ini wajib mengeluarkan
dam. Jadi mulai ihram tidak dari miqaat, tidak bermalam di muzdalifah, tidak
bermalam di mina dan tidak melempar jumroh. Dendanya adalah sebagi berikut :
4. Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya adalah memilih
salah satu dari 3 hal, yaitu :
4
• Menyembelih binatang yang sebading dengan binatang yang dibunuh.
• Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut.
• Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap 1 mud wajib berpuasa 1 hari
Besar DAM melimpahnya hewan qurban ini, pada dasarnya setiap jamaah haji
dari penjuru dunia mengerluarkan dam, meski tidak terkena kewajiban dan seperti
haji ifrad mereka juga ingin mendapatkan pahala kesunahan dam ini. Sehingga
mereka juga tetap menyembelih hewan qurban. Terlebih lagi di Arab saudi terdapat
Bank yang mengurusi pengumpulan uang dam untuk dibelikan hewan ternak. Baik
yang resmi maupun yang tidak. Daging dari hewan dam tersebut tidak hanya di
bagikan kepada fakir miskin tetapi juga bisa sepertiga (1/3) dimakan oleh si
penyembelih.
Dalil tentang DAM terdapat dalam Q.S Al-Maidah : 95. Yang artinya “ Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan ketika kamu
sedang ihram. Barang siapa diantra kamu membunuh dengan sengaja, maka dendanya
ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya,
menurut putusan dua orang yang adil diantara kamu sebagai hadnya yang dibawa
sampai ke ka’bah atau membayar kafarat dengan memberi makan orang miskin atau
puasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu. Supaya dia merasakan akibat
yang buruk dari perbuatannya”.
5
b. Denda yang berupa puasa dibayarkan dimana saja kecuali yang telah ditentukan
harus dilakukan di waktu haji.
B. Berziarah ke Madinah
Termasuk kesempurnaan menunaikan ibadah haji adalah melakukan ziarah ke
makam Nabi Saw. dan para sahabat yang dikebumikan bersamanya. Para ulama telah
sepakat tentang kesunahan menziarahi makam Nabi Saw. terutama bagi orang yang
sedang menunaikan ibadah haji.
Hal ini berdasarkan hadis riwayat Imam Albaihaqi dari Abdullah bin Umar, dia
berkata bahwa Nabi Saw. bersabda;
َم ْن َح َّج فَزَا َر قَب ِْريْ فِ ْي َم َماتِ ْي َكانَ َك َم ْن زَ ا َرنِ ْي فِي َحيَاتِ ْي
“Siapa yang menunaikan ibadah haji kemudian menziarahi kuburku setelah aku
mati, maka dia seakan menziarahiku ketika aku masih hidup.”
Sebagian hikmah ziarah ke makam Nabi Saw. adalah mendapatkan syafaatnya kelak
di hari kiamat. Dalam hadis riwayat Imam Daruquthni dan Albaihaqi dari Ibnu Umar, dia
berkata bahwa Nabi Saw. bersabda;
Secara khusus, Imam Nawawi menganjurkan kepada para jamaah haji selepas
selesai melakukan ibadah di Mekkah, hendaknya mereka segera menuju Madinah untuk
berziarah ke makam Nabi Saw. Dalam kitab Almajmu, beliau mengatakan;
6
فإذا انصرف الحجاج، واعلم أن زيارة قبر رسول هللا صلى هللا عليه وسلم من أهم القربات وأنجح المساعي
والمعتمرون من مكة استحب لهم استحبابا متأكدا أن يتوجهوا إلى المدينة لزيارته صلى هللا عليه وسلم وينوي الزائر
من الزيارة التقرب وشد الرحل إليه والصالة فيه
“Ketahuilah bahwa berziarah ke makam Nabi Saw. itu termasuk ibadah terpenting
dan perjalanan paling menguntungkan. Apabila pelaku haji dan umrah selesai
ibadahnya dari Mekkah, maka sunah muakad (sangat disunahkan) baginya berangkat
menuju Madinah untuk berziarah ke makam Nabi Saw. dan berniat ibadah,
mengkhususkan perjalan padanya dan salat di sana.”
Adapun adab berziarah ke makam Nabi Saw. adalah menghadap ke makam beliau,
kemudian membaca salawat berikut;
Setelah itu, dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah di dekat makam Nabi
saw. sesuai dengan keinginan masing-masing.
C. UMRAH
1. Pengertian
Umroh secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu االعتمارyang bermakna الزيارة
(berpergian). Sedangkan pengertian umroh dalam terminologi ilmu fiqih adalah
berpergian menuju ke baitullah untuk melaksanakan serangkaian ibadah umroh, yakni
tawaf dan sa’I Atau dengan kata lain datang ke baitullah untuk melaksanakan umroh
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan
7
Dengan demikian, dalam definisi ibadah umroh ada 4 unsur penting. Yaitu
berpergian, baitullah, rukun umroh (serangkaian ibadah umroh), dan syarat umroh.
Di dalam Hadits nabi menyebutkan dalam beberapa hadits mengenai umroh itu
sendiri. Diantara hadits-hadits terebut adalah
Alasan lain, umroh adalah nask (ibadah) yang pelaksanannya tidak ditentukan
waktu, maka ia pun tidak wajib sebagaimana halnya thawaf mujarrad.
8
Kedua, wajib, terutama bagi orang-orang yang diajibkan haji. pendapat ini dianut
oleh Imam Asy-Syafi’i menurut versi yang paling sahih di antara kedua pendapatnya,
Imam Ahmad menurut vers lain, Ibnu Hazm, sebagian ulama mazhab Maliki, kalangan
mazhab Imamiyyah, Asy-Sya’bi, dan Ats-Tsauri. pendapat ini juga merupakan
pendapat mayoritas ulama dari kalangan sahabat dan lainnya, dan mereka bersepakat
bahwa pelaksanannya hanya sekali seumur hidup sebagaimana halnya haji.
1. Ihram.
2. Tawaf.
3. Sa`i.
4. Tahallul.
9
1. Penyerahan Diri Kepada Allah
2. Melatih Disiplin
Dalam ibadah ibadah haji jamaah untuk mendisiplinkan diri untuk mematuhi berbagai
macam peraturan. Mulai dari ibadah yang, seperti mengenakan kain ihram hingga tata berada
di negeri orang. Kita akan berdoa untuk selalu shalat lima waktu tepat berjamaah. Kita jga
disiplin untuk berada diatas kendaraan sebelum waktunya agar tidak tertinggal. ketika
mengenakan kain ihram, meskipun tidak ada yang tahu seorang pria mengenakan pakaian
dalam atau tidak, tetap larangan mengenakan pakaian berjahit ditaatinya. Di tanah air yang
mempunyai kebiasaan 'jorok' akan membuat menakutkan di tanah suci.
3. Mewujudkan Persaudaraan
10
Dalam ibadah ibadah haji kita tahu banyak rintangan, cobaan dan ujian, baik masalah
fisik maupun hati. Kesemuanya itu akan melatih kita untuk pandai menguasai diri dan
mengendalikan emosi. Selain itu, ibadah ibadah haji menjadikan kita pandai melakukan
muhasabah atau proses introspeksi diri. ketika menghadapi situasi di tanah air, kita bisa
menjadi lebih dewasa karena pernah mengalami pertanyaan yang lebih berat ketika di tanah
suci.
Hikmah lain yang dapat dipetik dari ibadah ibadah haji adalah untuk dapat
menghayati perjalanan hidup dan perjuangan para Nabi dan Rasul Allah, khususnya Nabi
Ibrahim as, Nabi Ismail as dan Nabi Muhammad saw, juga Nabi Adam as Kita akan
melakukan perjalanan para Rasul terdahulu terutama saat berziarah ke tempat-tempat
bersejarah. Hasilnya, kita akan tambah kuat iman dan mental ketika menghadapi masalah di
tanah air. Kita bisa menghayati secara langsung cobaan yang menimpa Rasul terdahulu
sehingga cobaan yang kita alami belum terasa.
Dan hikmah terbesar dalam ibadah haji adalah untuk lebih memantapkan aqidah dan
keyakinan terhadap kebesaran dan keagungan Allah swt. Dengan menyaksikan semua
kebesaran Allah maka iman dan aqidah kita menjadi kuat. Insya Allah kedepan aqidah yang
kuat akan menjadi bekal utama kita menjalani hidup semakin baik di tanah air.
Tentu masih banyak hikmah lain yang bisa dirasakan masing-masing jamaah ibadah
haji. Pengalaman orang satu dengan yang lain berbeda. Misalnya ada seseorang yang
berkenalan dengan muslim dari negara lain sehingga dapat mengetahui budaya dan kondisi
kaum muslimin di negara tersebut, dan lain sebagainya. Yang jelas, semuanya meninggalkan
kesan yang mendalam dan hikmah yang luar biasa besarnya. Pantas Allah mengganjar
mereka yang menunaikan ibadah ibadah haji dengan ikhlas dan benar dengan surga dan
kesucian diri bagaikan bayi yang baru dilahirkan ibunya.
Selain dari ibadah ibadah haji secara keseluruhan, kita dapat memetik masing-masing
bagian dari ibadah didalamnya seperti thawaf, ihram, wukuf dan sebagainya. Masing-masing
dari kegiatan ibadah itupun akan memberikan makna dan pengalaman tersendiri bagi masing-
masing jamaah. Inti menuju kepada hikmah yang terkandung dalam keseluruhan ibadah
ibadah haji diatas.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. DAM (denda) secara keseluruhan adalah denda atau tebusan bagi mereka yang
menunaikan ibadah haji dan umrah tetapi melakukan pelanggaran ketentuan atau
peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggara haji dan umrah. Pelanggaran
itu misalnya melakukan larangan-larangan ihram atau tidak dapat menyempurnakan
wajib haji seperti mabit di Mina atau Muzdalifah.
2. Termasuk kesempurnaan menunaikan ibadah haji adalah melakukan ziarah ke makam
Nabi Saw. dan para sahabat yang dikebumikan bersamanya. Para ulama telah sepakat
tentang kesunahan menziarahi makam Nabi Saw. terutama bagi orang yang sedang
menunaikan ibadah haji.
3. Umroh adalah berpergian menuju ke baitullah untuk melaksanakan serangkaian
ibadah umroh, yakni tawaf dan sa’i. Atau dengan kata lain datang ke baitullah untuk
melaksanakan umroh dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.
4. Hikmah terbesar dalam ibadah haji adalah untuk lebih memantapkan aqidah dan
keyakinan terhadap kebesaran dan keagungan Allah swt. Dengan menyaksikan semua
kebesaran Allah maka iman dan aqidah kita menjadi kuat. Insya Allah kedepan aqidah
yang kuat akan menjadi bekal utama kita menjalani hidup semakin baik di tanah air.
B. Saran
Sebagai Ummat Islam, sudah seharusnya kita semua mempeljari tentang Hadji
yang merupakan slah satu Rukun Islam. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan menambah pengetahuan dan wawasan anda. Mohon maaf jika dalam
penyusunan terdapat banyak kekeliruan penulis mohon maaf. Untuk kritik dan saran
dari pembaca, penyusun harapkan karena itu menjadi acuan untuk penyusun agar
membuat makalah menjadi lebih baik lagi, Sekian dan terimakasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
Azzam, Abdul Aziz Muhammad & Hawwas, Abdul Wahhab Sayyed. 2010.Fiqh Ibadah.
Jakarta: Amzah.
Mughniyah, Muhammad Jawwad. 1994. Fiqh Lima Mazhab. Jakarta: Basrie Press.
Rachimi, M. Abdurachman. 2012. Segala Hal Tentang Haji dan Umroh. Jakarta: Erlangga.
Luth, Thohir.2004. Syariat Islam Tentang Haji dan Umroh. Jakarta: Rineka Cipta.
Aden Rosadi. 2011. Ibadah Haji di Indonesia, Bandung: CV. Arvino Raya.
Ahmad Nidjam dan Hanan Alatif. 2006. Manajemen Haji, Edisi revisi, Jakarta: Mediacitra.