PELAYANAN LABORATORIUM
TAHUN 2019
PENYUSUN
TIM LABORATORIUM
PENYUSUN
TIM LABORATORIUM
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan
LaboratoriumPuskesmas Demangan Kota Madiun tahun 2018 dapat terselesaikan.
Keberadaan Pedoman Pelayanan Laboratorium ini bagi Puskesmas Demangan sangat
penting karena akan memberikan panduan secara rinci terhadap seluruh gerak langkah
yang terkait dengan pelayanan Laboratorium di Puskesmas Demangan.
Pedoman Pelayanan Laboratoriumini juga merupakan sebuah persyaratan yang
sangat penting bagi pelaksanaan Akreditasi Puskesmas Demangan sebagai sebuah
puskesmas dengan menjalankan sistem akreditasi puskesmas. Secara umum ruang
lingkup Pedoman Pelayanan Laboratorium ini meliputi seluruh penataan Sistem
Laboratoriumdi Puskesmas Demangan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai
terhadap evaluasinya.
Penyusunan Pedoman Pelayanan Laboratoriumini tentu masih memerlukan
perbaikan karena memang Pedoman Pelayanan Laboratorium adalah bersifat dinamis
dan bahkan harus selalu diperbaiki secara terus menerus seiring dengan perkembangan
di Puskesmas Demangan Kota Madiun. Harapannya Pedoman Pelayanan
Laboratoriumyang dimiliki Puskesmas Demangan ini benar-benar diimplementasikan
oleh seluruh penanggung jawab dan unit/program serta pelaksana terkait pada
Puskesmas Demangan Kota Madiun.
………………………..
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan
bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang
produktif secara sosial dan ekonomi dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan dan
mempunyai peran besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut di atas.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari pelayanan
kesehatan Perseorangan primer dan pelayanan kesehatan masyarakat primer. Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi upaya kesehatan wajib dan upaya
kesehatan pilihan. Oleh karena upaya pelayanan Laboratorium Puskesmas merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas,
maka Puskesmas wajib menyelenggarakan laboratorium di Puskesmas.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi epidemiologi
penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta masuknya pasar bebas,
maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang
dapat menentukan diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang
bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran
penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum :
Laboratorium Puskesmas diselenggarakan berdasarkan kondisi dan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat dengan tetap berprinsip pada
pelayanan secara holistik, komprehensif, dan terpadu dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
1
2. Tujuan Khusus :
a. Menjadi acuan petugas dalam penyelenggaraan laboratorium Puskesmas
Demangan.
b. Menjadi standar monotoring dan evaluasi pelayanan laboratorium di
Puskesmas Demangan.
C. Sasaran Pedoman
Pedoman pelayanan laboratorium ini digunakan sebagai acuan petugas dan
pihak terkait dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan mutu laboratorium serta peningkatan kualitas pelayanan
puskesmas pada umumnya.
E. Batasan Operasional
Kegiatan pelayanan laboratorium menerima pasien dari masing - masing poli
(rujukan poli). Pelayanan laboratorium menerima pasien peserta BPJS dan pasien
umum (non BPJS) dengan syarat dan ketentuan berlaku.
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Uraian tugas
1. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab:
a. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaanlaboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium;
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium;
d. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2. Tenaga Teknis
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung
jawab:
a. Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala puskesmas
b. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dengan melaksanakan upaya
pelayanan laboratorium dengan penuh tanggung jawab sesuai
keahlian/standar profesi dan kewenangannya
3
c. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang perlu
secara baik, lengkap, serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan
informasi dan pertanggungjawaban kepada kepala puskesmas
d. Melaksanakan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta kepala puskesmas
menyusun perencanaan upaya pelayanan laboratorium
e. Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3 laboratorium)
f. Menyiapkan bahan rujukan spesimen
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala puskesmas
B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan pelaksanaan pelayanan / kegiatan sesuai dengan
tupoksi dan hasil kesepakatan bersama dengan penanggungjawab kepala puskesmas.
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelayanan laboratorium Puskesmas Demangan, yakni :
Hari Senin – Kamis buka pukul 07.30 – 11.00
Hari Jumat buka pukul 07.30 – 10.00
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
Keterangan :
No Simbol Keterangan
1 Pintu
2 Meja Pemeriksaan
3 Meja Admin
4 Kulkas
5 Lemari Dokumen
6 Lemari Reagen
7 Wastafel
5
Persyaratan sarana/ruangan Laboratorium Puskesmas dan kondisi Laboratorium
Puskesmas Demangan adalah sebagai berikut:
No Standar Kondisi Puskesmas
1 Ukuran ruang minimal 3x4 m2, Ukuran ruang 3x6 m
kebutuhan luas ruang disesuaikan
dengan jenis pemeriksaan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas
2 Langit-langit berwarna terang dan Langit-langit berwarna terang
mudah dibersihkan. dan mudah dibersihkan
3 Dinding berwarna terang, harus Dinding berwarna putih dan
keras, tidak berpori, kedap air, dan dikeramik warna terang
mudah dibersihkan serta tahan
terhadap bahan kimia (keramik).
4 Lantai harus terbuat dari bahan Lantai tidak licin
yang tidak licin, tidak berpori, warna
terang, dan mudah dibersihkan serta
tahan terhadap bahan kimia (epoxi,
vinyl)
5 Pintu disarankan memiliki lebar Hanya terdiri dari 1 daun pintu
bukaan minimal 100 cm yang terdiri dengan lebar kurang lebih 100cm
dari 2 dua daun pintu dengan
ukuran 80 cm dan 20 cm.
6 Disarankan disediakan akses Tersedia akses
langsung (lubang/celah) bagi pasien
untuk memberikan sampel dahak.
7 Kamar kecil/WC pasien laboratorium Ada
dapat bergabung dengan WC pasien
Puskesmas.
B. Standar Fasilitas
1.Prasarana
No Standard Kondisi Puskesmas
Pencahayaan cukup dengan 11
1 Pencahayaan
jendela diatas dan 2 lampu
6
Sirkulasi udara baik, pertukaran
udara dari dalam ruangan dapat Sirkulasi udara baik
2.
mengalir ke luar ruangan
Area pengambilan sampel dilengkapi
exhauster yang mengarah keluar Terdapat exhauster diruang
3. bangunan Puskesmas ke area terpisah
terbuka
Suhu udara nyaman dilengkapi
Suhu udara nyaman
4. dengan AC
Pengambilan dahak dilakukan di
Pengambilan dahak ada diluar
ruangan terbuka yang telah
5 dan terkena sinar matahari
disiapkan.
6 Tersedia fasilitas air bersih Tersedia air mengalir
Tersedia wadah (tempat sampah)
khusus/terpisah yang
dilengkapi dengan penutupnya
untuk pembuangan limbah padat
Limbah padat medis infeksius dan non infeksius
7
pada laboratorium. Pengelolaan
(pewadahan, pengangkutan dan
pemusnahan) limbah padat
dilakukan oleh pihak ketiga
diolah pada
8 Limbah cair sistem/instalasi pengolahan air
limbah Puskesmas.
a. Perlengkapan
7
sampel urin dan
dahak,
pengambilan hasil
3 Kursi petugas 1) Mempunyai Kursi memenuhi standart
laboratorium dan sandaran
kursi pasien 2) Dapat terbuat dari
kayu, besi, dan lain-
lain
Bak cuci/sink 1) Dilengkapi keran Terdapak bak cuci
4
untuk mengalirkan air
bersih
2) Ukuran minimal 40
cm x 40 cm dengan
kedalaman bak
minimal 30 cm
3) Dilengkapi
saluran/pipa
pembuangan air
kotor menuju
sistem pengolahan air
limbah Puskesmas
Meja pemeriksaan 1) Lebar meja adalah Terdapat meja
5
60 cm dengan pemeriksaan tanpa lampu
panjang sesuai yang dilapisi kaca, dan
dengan sebagian meja
kebutuhan pelayanan pemeriksaan terbuat dari
yang diselenggarakan keramik dan untuk
2) Meja pemeriksaan centrifuge diletakkan di
terbuat/dilapisi dari meja yang keramik
bahan tahan
panas, tahan zat
kimia (seperti teflon/
formika), mudah
dibersihkan, tidak
berpori dan berwarna
terang
3) Ada meja khusus
8
untuk meletakkan
alat centrifuge
Lemari pendingin 1) Fungsinya adalah Tersedia
6
(refrigerator) untuk menyimpan
reagen dan sampel,
volume sesuai
kebutuhan
2) Reagen dan
sampel disimpan
dalam lemari
pendingin
yang terpisah
Lemari alat 1) Fungsinya untuk Lemari alat menjadi satu
7
menyimpan alat dengan penyimpanan
2) Ukuran sekitar p x reagen
l x t = 160 cm x 40
cm x 100 cm
3) Dapat terbuat dari
kayu atau rangka
alumunium dengan
rak terbuat dari kaca
4) Khusus untuk
mikroskop dilengkapi
dengan lampu 5
Watt
Rak reagen 1) Fungsinya adalah Reagennnya disimpan
8
untuk menyimpan dalam lemari kaca dan
reagen diletakkan dibawah untuk
2) Ukuran sesuai reagen cair dan reagen
kebutuhan kering diatas
3) Dapat terbuat dari
kayu dilapisi dengan
teflon/ formika
atau dapat terbuat
dari kaca
9
b. Peralatan
1 Peralatan Utama
2 Peralatan Gelas
10
Kaca Objek Ada
Kaca Penutup Ada
Pipet berskala (Vol 1 cc) Tidak Ada
Pipet berskala (Vol 10 cc)
11
Pipet Tetes (Pipet Pasteur) Ada
Pot Spesimen Urine (Mulut Ada
Lebar)
Pot Spesimen Dahak Mulut Ada
Lebar
Rak Pengering Ada
Rak Pewarna Kaca Preparat Ada
Rak Tabung Reaksi Ada
Rotator Plate Ada
Sengkelit / Ose Ada
Sikat Tabung Reaksi Ada
Spuit Disposible Ada
- 3 cc
- 5 cc Tidak Ada
Stopwatch Tidak Ada
Timer Ada
Tip Pipet (kuning dan putih) Ada
12
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan pelayanan di Laboratorium menerima pasien dengan keluhan sakit dan
pemeriksaan rutin, meliputi :
B. Metode
JENIS
NO SPESIMEN METODE ALAT REAGEN
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
1 Darah Lengkap Darah Vena Analiser Horiba ABX Minilyse
( Hb, Lekosit, (Darah Micros ES 60 Minidil
PCV, kapiler Miniclean
Trombosit ) apabila
keadaan
tertentu)
2 LED Darah Vena Westergreen Pipet NaCl 0,9 %
Westergreen
3 Haemoglobin Darah Elektrometri / Mission Hb Strip Hb Mission
Vena / strip
Kapiler
4 Trombosit Darah Vena Manual Mikroskop,
objek glass
KIMIA KLINIK
5 Glukosa Darah Elektrometri / Accucheck Strip Accucheck
Vena / strip performa
Kapiler
13
6 Kolesterol Darah Elektrometri / Benechek Strip benecheck
Vena / strip
Kapiler
MIKROBIOLOGI
11 BTA Dahak Mikroskopis Mikroskop, Reagen ZN
(Micobacterium pot dahak,
tuberculosa) Obyek glass,
lampu sritus,
Ose
12 IMS ( Clue cell, Sekret Mikroskop, NACl, Reagen Zn
PMN, vagina / Objek glass, C
Diplococcus ) sekret cover glass,
uretra pipet,
bunsen,
mikroskop
IMUNOLOGI
13 Tes Kehamilan Urine Rapid tes Wadah urine Kit rapid
Sewaktu
14 Golongan Darah Aglutinasi Kertas golda, Golda Kit
Darah Vena / Spatula
Kapiler
15 Widal Serum Aglutinasi Objek gelas, Widal Kit
mikropipet,
Yellow tip,
centrifuge,
tabung reaksi,
spuit, otator
16 HBsAg Serum / Rapid tes Rapid Kit rapid HBsAg
whole blood tes ,centrifug
/ plasma e,tabung
reaksi,spuit
17 HIV Serum / Rapid tes Rapid Kit rapid HIV
14
whole blood tes ,centrifug
/ plasma e,tabung
reaksi,spuit
18 Syphilis Serum / Rapid tes Rapid Kit rapid Syphilis
whole blood tes ,centrifug
/ plasma
e,tabung
reaksi,spuit
19 HCV Serum / Rapid tes Rapid Kit rapid HCV
plasma tes ,centrifug
e,tabung
reaksi,spuit
20 RPR / VDRL Serum / Aglutinasi Kertas RPR, Kit rapid RPR
plasma mikropipet,
Yellow tip,
centrifuge,
tabung reaksi,
spuit, otator
21 Tes Malaria Serum / Rapid tes Rapid Kit rapid Malaria
Rapid plasma tes ,centrifug
e,tabung
reaksi,spuit
URINALISA
22 PH Urine segar Automatic Dirui H-100, Tarik celup
Tabung reaksi
23 Protein Urine segar Dirui H-100, Tarik celup
Tabung reaksi
15
Tabung reaksi
C. Langkah Kegiatan
1. Menerima rujukan dari masing - masing poli
16
2. Mencatat data pasien di buku register
3. Mempersiapkan alat dan bahan
4. Memanggil pasien dan memastikan identitas pasien
5. Mempersilahkan pasien duduk
6. Menjelaskan pada pasien tentang sampel yang akan di ambil
7. Menanyakan pada pasien punya kartu BPJS atau tidak
8. Bila tidak punya, di buatkan kuitansi pembayaran
9. Melakukan pengambilan sampel
10. Melakukan pemeriksaan
11. Mencatat hasil pemeriksaan di buku register dan di lembar hasil pemeriksaan
dan memasukkan hasil ke sikda e-link
12. Memberikan blanko hasil pemeriksaan kepada pasien untuk di serahkan kepada
dokter pengirim
17
BAB V
LOGISTIK
A. Logistik
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan Laboratorium Puskesmas
Demangan direncanakan dalam LPLPO untuk reagen dan bahan habis pakaisedangkan
perencaanan alat akan direncanakan dalam pengusulan alkes. Pengadaan logistik
berasal dari Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Madiun dan pengadaan
mandiri yang berdasarkan dana BLUD puskesmas Demangan jika persediaan Gudang
Farmasi Dinas Kesehatan dan keluarga Berencana Kota Madiun kosong. Untuk yang
pengadaan reagen dan bahan habis pakai yang lewat Dinas Kesehatan dan Keluarga
Berencana, Puskesmas setiap bulan membuat pengajuan yang dibutuhkan. Kemudian
Puskesmas tinggal menunggu logistik datang dari Gudang Farmasi Dinas Kesehatan dan
keluarga Berencana Kota Madiun.
1. Daftar reagen Laboratorium di Puskesmas Demangan sebagai berikut :
a. Stik Gula
b. Stik Asam Urat
c. Stik Cholesterol
d. Stik Trigliserida
e. Stik Hemoglobin
f. Reagent Alat Hematology Analizer
g. Reagen Alat Urine Analizer
h. Reagen Golongan Darah
i. Reagen Widal
j. Reagen ZN
k. Reagen RPR
l. Rapid Test HIV
m. Rapid Test HbsAg
n. Rapid Test Syphilis
18
o. Rapid Test HCV
p. Rapid Test Malaria
q. Rapid Test HCG
r. Blood Lancet
s. Spuit 3cc
t. Spuit 1cc
u. Spuit Vacutainer
v. Tabung EDTA
w. Tabung No Additive
x. Alcohol Swab
y. Kartu Golongan Darah
z. Objek Glass
aa. Cover Glass
bb.Handscoon
cc. Masker disposabble
dd.Stik urine 2 parameter
ee. Larutan Nacl
ff. Larutan KOH 10%
gg.Minyak immersi
2. Daftar peralatan untuk pemeriksaan di Laboratorium Puskesmas
Demangan
A Peralatan Utama
Haematology Analyser 1
Mikroskop Binokuler 2
Pipet mikro 5-50, 100-1000 ul 5
Sentrifuge 1
Rotator 1
Tabung westergren set 1
B Mebelair
1. Meja kerja 2
2. Kursi kerja 3
3. Lemari simpan alat & reagensia 1
C Penunjang
19
1. Tempat penyimpanan peralatan bersih Ada
yang tertutup rapat
2. Lemari Es 1
a. 2. Tempat sampah tertutup 2
3. Jam / timer 2
c. 4. Jas Lab 3
20
b. Pemakaian reagen dengan metode First expired–First out (sesuai expired
terdekat).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam sediaan
induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang terjadi
pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya tidak
kena cahaya matahari langsung.
h. Reagen harus terdaftar di Kementerian Kesehatan.
i. Reagen HIV harus sudah dievaluasi oleh Laboratorium Rujukan Nasional.
C. Rujukan
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak
mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen atau pasien dikirim ke
laboratorium lain (dirujuk).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada rujukan laboratorium:
1. Spesimen yang akan dirujuk, sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil.
Untuk itu perlu diperhatikan persyaratan pengiriman spesimen antara lain:
a. Waktu pengiriman jangan melampaui masa stabilitas spesimen
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium termasuk
pemberian label
2. Spesimen yang dirujuk harus disertai formulir pengiriman yang berisi data
sebagai berikut:
a. Nomor spesimen
b. Nama penderita
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Alamat penderita
b. Tanggal dan jam pengambilan spesimen
c. Jenis spesimen dan asal bahan
d. Gejala penyakit, lamanya penyakit dan pengobatan yang diberikan
sebelumnya
e. Permintaan pemeriksaan
21
f. Tanggal pengiriman
g. Nama serta alamat pengirim :
- Dokter
- Puskesmas
Pengemasan / Laboratorium
Sampel diambil
pengepakan rujukan
Keterangan Gambar:
1.Setelah spesimen diambil atau diterima di ruang laboratorium,dilakukan
pengepakan/pengemasan spesimen
2. Spesimen yang sudah dikemas diberi formulir permintaan rujukan pemeriksaan
3. Spesimen dikirim ke laboratorium rujukan
4. Setelah dilakukan pemeriksaan, keluarlah hasil pemeriksaan laboratorium yang ditulis
pada formulir hasil pemeriksaan
5. Formulir Hasil Pemeriksaan dibawa ke tempat pengambilan/pengiriman hasil
6. Formulir Hasil Pemeriksaan dibawa atau dikirim ke laboratorium yang merujuk.
22
2. Pelaporan
Pelaporan harus disampaikan secara berkala ke Dinas Kesehatan dan Keluarga
Berencana Kota Madiun berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi
pencatatan harian. Laporan HIV, HbsAg, HCV, Malaria laporannya ditutup setiap
tanggal 25. Pencatatan kegiatan pemeriksaan Laboratorium Puskesmas dapat
menggunakan buku register laboratorium dan sikda e-link.
BABVI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
1. Patient safety adalah mengidentifikasi dan mengontrol risiko yang dapat
mencederai pasien, mencegah terjadinya cedera dan membuat pasien aman;
2. Patient safety merupakan transformasi kultural, dengan perubahan budaya yang
diharapkan adalah : cu1tur safety, blame-free culture, reporting culture, dan
learning culture sehingga diperlukan upaya transfonnasi yang menyangkut
intervensi multi level dan multi dimensi yang terfokus pada masalah dan strategi
organisasi, leadership style serta budaya organisasi.
Patient safety, suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih
aman, mencegah teljadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
memimmalkan resiko (Depkes, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
a) Membangun kesadaran terhadap keselamatan pasien serta terlaksananya
implementasi keselamatan pasien dalam setiap kegiatan pelayanan di
laboratorium. Pengelolaan medication error sangat penting dilakukan
dimanapun medikasi diberikan;
b) Untuk menciptakan budaya keselamatan pasien di Puskesmas, meningkatkan
akuntabilitas Puskesmas, menurunkan KTD di Puskesmas, terlaksananya
programprogram pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
23
tidak diharapkan.
2. Tujuan Khusus :
a) Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien dalam Medication error;
b) Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien;
c) Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan selayaknya;
d) Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi kerugian;
e) Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat menelusuri
kesalahan tindakan.
24
b. Pimpin dan dukung staf;
c. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko;
d. Kembangkan system pelaporan;
e. Ubatkan dan berkomunikasi dengan pasien;
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien;
g. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
25
error/kesalahan;
p. Berhubungan dengan badan-badan profesional yang mewakili para analis dan
lain-lain;
q. Meningkatkan cara pengemasan dan pelabelan pasien;
r. Opini publik, mernperbaiki pelayanan laboratorium dan tingkat kepuasan
pasien lebih tinggi;
s. Menggunakan sebagai tool kit untuk memberikan infomasi latar belakang
tentang pentingnya lingkungan kerja yang positif.
3) Pendekatan komprehensif dalam pengkajian keselamatan pasien
1) Struktur
a) Kebijakan dan prosedur organisasi;
b) Cek telah terdapat kebijakan dan prosedur tetap yang telah dibuat dengan
mempertimbangkan keselamatan pasien;
c) Fasilitas : Apakah fasilitas dibangun untuk memingkatkan keamanan?
d) Persediaan : Apakah ha1-ha1 yang dibutuhkan sudah tersedia seperti
persediaan bahan dan alat untuk pemeriksaan urgent (emergency) .
2) Lingkungan
a) Pencahayaan dan permukaan : berkontribusi terhadap pasien jatuh atau
cedera;
b) Temperatur : pengkondisian temperatur dibutuhkan di beberapa ruangan
seperti ruang alat, hal ini diperlukan inisalnya pada saat pemeriksaan, suhu
ruangan akan berpengaruh terhadap hasi1 pemeriksaan tertentu;
c) Kebisingan: lingkungan yang bising dapat menjadi distraksi saat analis
sedang melakukan pemeriksaan laboratorium dan tidak terdengarnya sinyal
alarm dari perubahan kondisi alat;
d) Ergonomic dan fungsional: ergonomic berpengaruh terhadap penampilan
seperti teknik mengambil sampel, jika terjadi kesalahan dapat menimbulkan
pasien jatuh atau cedera. Selain itu penempatan material di ruangan
apakah sudah disesuaikan dengan fungsinya seperti pengaturan meja, kursi
sampling, jenis, penempatan alat sudah mencerminkan keselamatan
pasien.
3) Peralatan dan teknologi
a) Fungsional : Analis harus mengidentifikasi penggunaan alat dan desain dari
alat.
Perkembangan kecanggihan alat sangat cepat sehingga diperlukan
peralihan untuk mengoperasikan alat secara tepat dan benar;
b) Keamanan : Alat – alat yang digunakan juga harus didesain
26
penggunaannya dapat meningkatkan keselmnatan.
4) Proses
a) Desain kerja : Desain proses yang tidak dilandasi riset yang akurat dan
kurangnya penjelasan dapat berdampak terhadap tidak konsisten perlakuan
pada setiap orang hal ini akan berdampak terhadap kesalahan. Untuk
mencegah hal tersebut harus dilakukan research based practice yang
diimplementasikan;
b) Karakteristik risiko tinggi : melakukan tindakan pelayanan laboratorium
yang terus - menerus saat praklek akan menimbulkan kelemahan, dan
penurunan daya ingat hal ini dapat menjadi risiko tinggi terjadinya
kesalahan atau lupa, oleh karena itu perlu dibuat suatu sistem pengingat
untuk mengurangi kesalahan;
c) Waktu : waktu sangat berdampak pada keselamatan pasien hal ini lebih
mudah tergambar pada pasien - pasien emergency (pemeriksaan urgent)
oleh karena itu pada saat - saat tertentu waktu dapat menentukan apakah
pasien selamat atau tidak;
d) Perubahan jadual dinas analis juga berdampak terhadap keselamatan
pasien karena analis sering tidak siap untuk melakukan aktivitas secara baik
dan menyeluruh;
e) Efisiensi : keterlambatan hasil pemeriksaan akan memperpanjang waktu
diagnosis tentunya akan meningkatkan pembiayaan yang arus di tanggung
olen pasien.
5) Orang
a) Sikap dan motivasi ; sikap dan motivasi sangat berdampak kepada kinerja
seseorang. Sikap dan motivasi yang negatif akan menimbulkan kesalahan-
kesalahan;
b) Pimpinan, (siapa yang berhak melapor dan siapa yang menerima laporan);
c) Budaya melaporkan, terkadang untuk melaporkan suatu kesalahan
mendapat hambatan karena terbentuknya budaya blaming. Budaya
menyalahkan (blaming) mempakan fenomena yang universal, budaya
tersebut harus dikikis dengan membuat protap alur komunikasi yang jelas.
d) Staf, kelebihan beban kerja, jam dan kebijakan personal.
Faktor lainnya yang penting adalah system kepemimpinan dan budaya dalam
merencanakan saat membuat kebijakan dan rnengatur personal termasuk jam
kerja, beban kerja, manajemen kelelahan, stres dan sakit.
27
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
28
1) Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi, tanggal
penerimaan, tanggal pembuatan dan tanggal kadaluarsa, keterangan/
peringatan tentang bahaya bahan.
2) Bahan kimia disimpan pada ruang yang terang tidak kena sinar matahari
langsung, dalam lemari/rak secara rapi dan teratur, yang bersifat corrosive
harus diletakkan di tempat rendah.
3) Pembuangan bahan kimia yang mudah terbakar dan mudah menguap
dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang kedalam pipa
saluran umum.
c. Yang berkaitan dengan peralatan listrik.
1) Jangan menggunakan cairan atau gas yang mudah terbakar di sekitar
peralatan listrik.
2) Peralatan listrik harus dirawat dan dipelihara.
d. Yang berkaitan dengan limbah
1) Pengumpulan dan pembuangan limbah infeksius (sisa sampel dan
barang/alat bekas pakai dan tidak infeksius (cair dan padat) sesuai
ketentuan yang berlaku.
2) Lakukan desinfeksi sisa sample, tampung dalam wadah berisi kaporit,
diamkan 12 jam, buang ke saluran pembuangan.
3) Naturalisasi sisa reagen dengan pengenceran yaitu penambahan air sampai
netral (tidak bersifat asam/basa kuat)
4) Rendam alat habis pakai selama 12 jam dengan larutan desinfektan
(kaporit), cuci bersih dengan air dan sabun, keringkan.
e. Yang berkaitan dengan ruangan laboratorium
1) Bila ruangan laboratorium menggunakan AC, maka bak pencuci harus
terpisah atau mempunyai penyedot udara, terutama untuk ruangan
laboratorium mikrobiologi atau kimia dengan menggunakan bahan mudah
menguap.
2) Ruangan laboratorium tidak diperkenankan menggunakan kipas angin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
1. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja
di laboratorium;
Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
Pencahayaan cukup dan nyaman;
Ventilasi cukup dan sesuai;
29
Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau
jika diperlukan;
Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya.
2. Sanitasi Lingkungan
Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis;
Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi
dengan kantong plastik dan diberi tanda khusus;
Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat
dimasuki/ menjadi sarang serangga atau binatang pengerat;
Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan
dibersihkan secara teratur;
Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam
laboratorium;
Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam
laboratorium.
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas
laboratorium harus mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan
terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat menggunakan setiap
peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja
dengan benar, serta mengetahui
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja,
seperti tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam
kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker,
sarung tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama
bekerja dalam laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di
laboratorium (hati-hati dengan jas laboratorium yang berpotensi
infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke
belakang dengan rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum
dan setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus
melepaskan baju proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin
pejabat yang berwenang.
30
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok
di tempat kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum
atau benda tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di
bak/peti dalam laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning
(menjadi limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet
penghisap.
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung
jawab Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang
ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara
pengambilan, pengiriman dan pengolahan spesimen dengan
benar.
Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada
wadah yang memiliki konstruksi yang baik, karet pengaman
untuk mencegah kebocoran ketika dipindahkan.
Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna
menghindari pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh
(contoh: membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan
sarung tangan dan masker.
Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci
tangan dan mengganti sarung tangan.
Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah
infeksius dan dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus
Didekontaminasi dengan desinfektan setelah selesai melakukan
kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
31
- Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan
kimia yang benar (antara lain penggolongan bahan kimia,
bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek toksik dan
persyaratan penyimpanannya).
- Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan
mempunyai pengetahuan serta keterampilan untuk menangani
kecelakaan.
- Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda
peringatan yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia,
limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1) Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai
tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk
masing-masing kegiatan. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila
2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai
pembungkus sampah dengan label dan warna seperti digambarkan yang
dibawah ini
32
2) Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan
pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah.
Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan
sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3) Tempat Pembuangan Sampah Akhir
i. Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur dan
peraturan yang berlaku.
ii. Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir
yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan
limbah cair kimia.
Cara menangani limbah cair:
1) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
2) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku
C.Manajemen Resiko di Pelayanan Laboratorium Puskesmas.
1.Identifikasi Ancaman bahaya dan Penceghannya
A.Identifikasi ancaman bahaya;
1.Kimia
a.Penggologan
No Penggolongan
Bahan kimia yang mengakibatkan Karsinogen
gangguan kesehatan {H} Korosif
Toksik
Iritan
Sensitizer
Merusak organ tubuh
tertentu
Bahan kimia yang mengakibatkan Padat
Kebakaran {F} Cair
Gas
Bahan kimia yang mudah meledak
{R}
Bahan kimia dengan sikap oksidator
khususnya {S/N} Reaktiv terhadap air
33
Reaktif terhadap asam
Bahan radioaktif
Bahan kimia yang tidak
boleh tercampur
b.Pelabelan
No Penggolongan Warna Angka
label
Bahan kimia yang BIRU 4 Dapat menyebabkan kematian
mengakibatkan walapun sudah diobati
gangguan kesehatan 3 Dapat menyebabkan luka serius
{H} meskipun sudah mendapat
pengobatan
2 Dapat menyebabkan luka dan
membutuhkan pengobatan segera
1 Dapat menyebabkan iritasi jka
tidak diobati
0 Tidak berbahaya
34
radioaktif
Bahan ALK
kimia
yang
tidak
boleh
tercampur
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu,
diperlukan bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis
akan menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar Operasional Prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab Laboratorium Puskesmas.
6. Indikator mutu pelayanan laboratorium meliputi;
35
4. Kebijakan Pola ketenagaan ada
Persyaratan kompetensi petugas ada
pembaca interpretasi
tentang jenis reagensia esensial ada
dan bahan lain yang harus
tersedia
tentang menyatakan kapan ada
reagensia tidak tersedia (batas
buffer stock untuk melakukan
order)
Tentang Pelayanan diluar jam ada
kerja
tentang jenis-jenis pemeriksaan ada
laboratorium yang tersedia,
Tentang permintaan ada
pemeriksaan, penerimaan
spesimen, pengambilan dan
penyimpanan spesimen
rentang nilai yang menjadi ada
rujukan hasil pemeriksaan
laboratorium
kebijakan pengendalian mutu ada
laboratorium
kebijakan tentang PME, Hasil ada
PME.
Kalibrasi alat
Proses
Pelayanan sesuai protap dan
standar mutu
1. SOP penilaian ketepatan CR 90 %
waktu penyerahan hasil,
hasil evaluasi dan tindak
lanjut hasil evaluasi
2. SOP pelayanan di luar CR 90 %
jam kerja
3. SOP pemantauan waktu CR 90 %
penyampaian hasil
36
pemeriksaan laboratorium
untuk pasien
urgen/gawat darurat.
Hasil pemantauan.
4. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium
5. SOP pemantauan CR 90 %
pelaksanaan prosedur
pemeriksaan
laboratorium, hasil
pemantauan, tindak
lanjut pemantauan
6. SOP pemeriksaan CR 90 %
laboratorium yang
berisiko tinggi
7. SOP pelaporan hasil CR 90 %
pemeriksaan laboratorium
yang kritis, rekam medis
8. SOP evaluasi terhadap CR 90 %
rentang nilai, hasil
evaluasi dan tindak lanjut
9. SOP kesehatan dan CR 90 %
keselamatan kerja bagi
petugas
10.SOP penggunaan alat CR 90 %
pelindung diri, SOP
pemantauan terhadap
penggunaan alat
pelindung diri
11.SOP pengelolaan bahan CR 90 %
berbahaya dan beracun,
SOP pengelolaan limbah
hasil pemeriksaan
laboratorium
12.SOP pengelolaan reagen CR 90 %
13.SOP pengelolaan limbah CR 90 %
14.SOP pengendalian mutu CR 90 %
37
laboratorium
15.SOP rujukan laboratorium CR 90 %
16.SOP penerapan CR 90 %
manajemen risiko
laboratorium, bukti
pelaksanaan manajemen
risiko: identifikasi risiko,
analisis, dan tindak lanjut
risiko
17.SOP orientasi prosedur CR 90 %
dan praktik
keselamatan/keamanan
kerja, bukti pelaksanaan
program orientasi
18.SOP pelatihan dan CR 90 %
pendidikan untuk
prosedur baru, bahan
berbahaya, peralatan
baru, bukti pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan
Kerangka acuan program
keselamatan/keamanan
laboratorium, bukti pelaksanaan
program
Waktu penyampaian hasil (5 menit
laboratorium (30 mnt
parasitologi)
Kepatuhan hand hygyne CR 90 %
Out put
Ketepatan pemberian hasil 100 %
pemeriksaan laboratorium
Out come
Kepuasan pelanggan 90 %
B. Pemantapan Mutu
38
Pemantapan mutu (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau semua
tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan.
Pemantapan mutu harus dilakukan dan diselenggarakan di laboratorium, kegiatan ini
berupa pemantapan mutu internal dan eksternal.
1) Pemantapan Mutu Internal (PMI)
Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas
laboratorium untuk menjamin mutu pemeriksaan dengan mencegah terjadinya
kesalahan dan mendeteksi sedini mungkin bila terjadi kesalahan.
Berbagai tindakan pencegahan perlu dilaksanakan sejak tahap praanalitik, tahap
analitik sampai pasca analitik.
1. Yang dimaksud dengan tahap praanalitik adalah tahap mulai mempersiapkan
pasien, mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas
spesimen, mengirim spesimen rujukan, menyimpan spesimen sampai dengan
menguji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media.
a. Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b. Pengambilan spesimen
Pengambilan spesimen yang berasal dari pasien harus mendapat
persetujuan dari pasien dan spesimen harus diambil secara benar dengan
memperhatikan waktu, lokasi, volume, cara, peralatan, wadah spesimen,
pengawet/ antikoagulan.
c. Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi spesimen tersebut pada saat diterima antara lain volume,
warna, kekeruhan dan konsistensi
Spesimen yang tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat hendaknya ditolak.
39
e. Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan kepada bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
laboratorium puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk
yang relatif stabil.
f. Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa.
Beberapa cara penyimpanan spesimen antara lain:
- Disimpan pada suhu kamar
Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk
pemeriksaan vibrio cholera.
- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C - 8°C.
- Dapat diberikan bahan pengawet.
- Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
g. Uji kualitas air/reagen/antigen-antisera/media dilakukan sesuai dengan
standar yang berlaku.
2. Yang dimaksud tahap analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen,
mengolah spesimen, mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium dan
melakukan pemeriksaan, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan
bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen.
a. Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa
tidak terlampaui, cara pelarutan aatau pencampuran sudah benar, cara
pengenceran sudah benar.
b. Pengolahan spesimen
Beberapa jenis pemeriksaan memerlukan pengolahan terlebih
dahulu.Pengolahan spesimen antara lain sentrifugasi, destruksi,
homogenisasi dsb.
Pengetahuan mengenai teknik pengolahan harus dikuasai benar, karena
pengolahan yang kurang baik akan mempengaruhi kualitas spesimen yang
selanjutnya akan mempengaruhi pula hasil pemeriksaan.
c. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen,
pengawet/antikoagulan.
40
Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara
teratur dan terjadwal.
d. Pemeriksaan spesimen menurut metode dan prosedur sesuai SOP masing-
masing pemeriksaan.
e. Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
3. Yang dimaksud tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil
pemeriksaan, melakukan verifikasi dan validasi hasil serta memberikan
interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di
Puskesmas antara lain:
1. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen.
2. Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap
jenis pemeriksaan.
2) Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yangdiselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atau internasional.
Setiap Laboratorium Puskesmas wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal
yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua
bidang pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan diselenggarakan pada
berbagai tingkatan, yaitu :
a. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan
b. Tingkat Regional : BBLK
c. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK
Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi Laboratorium
Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance
(penampilan/proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan
yang ditentukan.
Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, harus
dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut serta
menggunakan peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil
pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan
laboratorium yang sebenarnya. Setiap nilai yang diterima dari penyelenggara dicatat
41
dan dievaluasi untuk mencari penyebab-penyebab dan mengambil langkahlangkah
perbaikan.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Laboratorium ini digunakan sebagai acuan acuan petugas dan pihak
terkait dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium sehingga dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan mutu laboratorium serta peningkatan kualitas pelayanan
puskesmas pada umumnya.
42