Anda di halaman 1dari 3

Doc. No HSE.SIPIL.

003
PROSEDUR KERJA
Page 3
niagamas PEKERJAAN TIMBUNAN
Date 17/08/2019
SETIAUSAHA PT. TANAH
Rev. No -

DAFTAR ISI

1 TUJUAN............................................................................................................................................ 2

2 RUANG LINGKUP............................................................................................................................. 2

3 BAHAN YANG DIGUNAKAN.............................................................................................................. 2

4 ALAT YANG DIGUNAKAN................................................................................................................. 2

5 LANGKAH KERJA.............................................................................................................................. 2

6 SAFETY CONTROL............................................................................................................................ 3

1
1. TUJUAN
Instruksi kerja menjelaskan pekerjaan timbunan tanah bertujuan sebagai lapis perbaikan
tanah dasar (improve subgrade) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasarTimbunan pilihan
dapat juga digunakan untuk meningkatkan kestabilan lahan.
2. RUANG LINGKUP
Instruksi kerja diterapkan kepada seluruh pekerja yang terlibat dan bertanggungjawab pada
pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah di area kerja.
3. BAHAN YANG DIGUNAKAN
a. Tanah Pilihan
4. ALAT YANG DIGUNAKAN
a. Peralatan Utama
1) Excavator
2) Dump Truck
3) Vibro
4) Bulldozer
b. Peralatan Kerja
1) Palu
2) Linggis
3) Parang (Sabit)
4) Cangkul
c. Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
1) Helm
2) Sepatu boot
3) Rompi
4) Sarung tangan
5) Rambu
6) Safety Line
7) Perlengkapan P3K
8) Dokumen K3
5. Langkah Kerja
a. Gambar Kerja
Lokasi yang akan dilaksanakan pekerjaan timbunan harus sesuai dalam patok pembatas dan
mengikuti layout yang sudah di appove dari PLN
b. Persiapan Alat berat dan peralatan bantu
Memeriksa kelengkapan sertifikat kelayakan alat berat, pemeriksaan kondisi alat berat dan
kondisi peralatan kerja, harus dalam kondisi baik, cek pengaman mesin agar tidak
membahayakan, lampu, alarm.
c. Persiapan Pekerja
Pekerja harus dalam keadaan sehat dan siap kerja, mampu mengerjakan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan berpengalaman dalam pekerjaan yang akan dilakukan, memiliki sertifikat
keahlian yang dipersyaratkan dalam pekerjaan yang akan dilaksanakan
d. Tahapan Pelaksanaan
1) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 20 cm di bawah elevasi dasar perkerasan dan tanah
dasar timbunan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan timbunan dengan ketebalan
maksimum 20 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm, sampai 95% dari kepadatan kering

2
maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung
lebih dari 5% bahan yang tertahan pada ayakan ¾ inci , kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) sesuai SNI 03-
1976-1990. Untuk ganular material harus dipadatkan sampai 93% dari kepadatan kering
maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1743-1989.
2) Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai
dengan 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-
1989. Untuk granular material kepadatan lapisan harus minimum mencapai 95% kepadatan
kering maksimum sesuai SNI 03-1743-1989
3) Pengujian kepadatan (Test sand cone) harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan
kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan
sesuai dengan Butir 3.2.2.5) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman
penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Teknis, tetapi tidak boleh berselang lebih
dari 50 m untuk setiap lebar hamparan. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau
pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian
untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.
4) Untuk setiap sumber bahan timbunan, satu rangkaian pengujian yang lengkap harus
dilakukan.
5) Persyaratan untuk Tolerasi Dimensi : Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (subgrade),
toleransi elevasi permukaan tidak boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum
10 mm yang diukur dengan mistar panjang 3 m secara memanjang dan melintang, Seluruh
permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian
yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas dan Permukaan akhir lereng
timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan.
6. Safety Control
a. Brefing safety dan pekerjaan sebalum melaksanakan pekerjaan (Memaparkan pekerjaan yang
akan dikerjakan, risiko dan bahaya apa yang akan dihadapi serta pengendaliannya)
b. Pemeriksaan kondisi pekerja sebelum bekerja harus dalam kondisi siap kerja.
c. Pemeriksaan SIO dan SILO Alat Berat.
d. Pemantauan skill pekerja dalam melaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan (Pekerja harus
memahami pekerjaan yang akan dikerjakan)
e. Memastikan lingkungan kerja aman untuk dilakukan pekerjaan, pemberian batas aman / area
kerja aman dengan pembatas safety line
f. Seluruh pekerja yang memasuki area diharuskan memakai APD yang sudah di sediakan dengan
benar.
g. Memastikan peralatan yang digunakan laak perasi dan memenuhi standar pabrikan / safety.
h. Pengawasan pekerjaan selama pelaksanaannya.
i. Melengkapi dokumen K3 (Work Permit, Laporan K3, Kelengkapan Sertifikat Pekerja(SIO), surat
laik operasi peralatan).
j. Menghentikan aktivitas pekerjaan apabila ditemukan keadaan yang berisiko dan membahayakan
pekerja, peralatan sekitar dan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai