Segala puji bagi Allah semata, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan
ampunan-Nya. Dan kita berlindung kepada Allah dari kejelekan diri kita dan
keburukan perbuatan kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tak
ada seorang pun yang dapat menyesatkannnya dan barangsiapa yang
Allah sesatkan maka tak ada yang dapat memberikannya petunjuk. Saya
bahwa tiada sesembahan selain Allah dan bahwa ﷺbersaksi adalah
.Muhammad hamba dan utusannya
َ َْ ََُّّ ََ َ ُ ُ َ َّ َ
مسلمون
ِ َُول تموتن َإل وأنتم ََّ
حقُتقات ِه َ ياَُّأيها الِذين آمنواَّاتقوا
ُُْْ َ ِ ُ َ َّ لال َ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali anda mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam
)Ali Imran 3:102(
وخلق ْمنها َزوجها َ ياَأيها َّالناسَّاتُقوا ربُك َّمالِذي َخلَقُكم ْمن َ ْنفس واحدَة
َ ِ َ ََُّ ُ َُّ ِْ ٍ َِ ٍَ َِ َ ََْ َوَّبث ِ ْمنُهَما
َ َرجاَل َ ِكثيراا َِون َساءا َوَّاتُقوا ََّّلالَّالِذي َت َسا َءُلونَِ ِبه َوْ ْال
ْرحا ََِّمإن
َّ لال َكانَ ع َْليُ ْكم َِرقيباا
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan anda dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya ; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
anda saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
.anda
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah anda kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu
dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan
Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
(Al Ahzab 33:70-71)
Hari ini kita menyaksikan bagaimana Islam telah berkembang dan bagaimana
seorang muslim kembali kepada identitas sesungguhnya yang telah lama
hilang, hal ini Allah gambarkan dalam firmannya:
عج َو هاَُنيَْيحْ َ َأف اات ْي َم ناَك ْن َم َوَأ
َ َيش َْمي ارواُنُهَل اَ ْنل ِ يف ُهُلَث َم ْن َمك ساَِّنال
ِ يف ِه ِب ِ
ب َسيَْل تاِ َمُلُّظالِ َا ْهَن ِمجراِخ
ٍ
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan
di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya
berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya?
Di lain pihak, orang yang Allah selamatkan ini akan terkejut dengan kondisi
kaum muslimin hari ini, mereka dipermalukan, dibantai oleh musuh-musuh
Islam dan juga perpetakan yang terjadi di antara mereka menjadi grup dan
sekte-sekte. Termasuk hal yang mengagetkan adalah kurang dipraktekkannya
ajaran islam itu sendiri, ibarat seorang yang membimbing orang-orang yang
tersesat merekalah yang memiliki kesabaran terhadap musibah yang menimpa
mereka, merekalah yang memberikan kehidupan terhadap jiwa yang telah
mati dengan kitabullah (Al-Qur’an) dan menjadi sinar bagi yang buta hatinya
1
dengan cahaya Allah , kemudian hal itu berubah dengan hilangnya rasa
kecemburuan mereka terhadap agama dengan berpura-pura memiliki ilmu
yang banyak padahal tidak demikian, mereka kemudian
1 Disarikan dari kata pengantar Imam Ahmad dalam bukunya ar -Rad alaz Zanaadiqah wal jahmiyyah lihat al Masa’il
war
Rasa’il (2/71)
2
bais.islamiconlineuniversity.com
Etiquette of Seeking Knowledge 101 Islamic Online University.com ©
dengan berani mengeluarkan fatwa tanpa ilmu. Hal ini disebabkan lemahnya
iman dan rasa takut mereka terhadap Allah, mereka menyesatkan manusia
dengan fatwa-fatwa mereka, sebagaimana Nabi ﷺbersabda: “Sesungguhnya
Allah tidak mencabut ilmu dengan serta merta mencabutnya dari hati
manusia. Akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para
‘ulama. Kalau Allah tidak lagi menyisakan s atu ‘ulama pun, maka manusia
akan menjadikan pemimpin dari orang-orang yang bodoh. Kemudian para
pemimpin yang bodoh tersebut akan ditanya dan mereka pun berfatwa tanpa
2
ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.” Setiap orang dengan leluasa
mengeluarkan fatwa dan ini merupakan kejahatan terhadap ilmu itu sendiri,
ulama dan agama Allah. Di waktu yang sama sebagian orang akan berlaku
kasar terhadap para ulama dan yang menjadi pendorong hal tersebut adalah
rasa bangga, kecemburuan, kesombongan dan hilangnya rasa takut
:sebagaimana Allah firmankan
َْ َ ْ َ َ َّ َ َا َّ ُ ا ََ
َ َّ لال
بشَرين ومنِذرين وأنزَََل معُهم ِ النبيين َم َُ ُ واحدََة فَبعث
ِ َكان الناس أمة َُّ
َّ َّ َ
ُ َّ َ ِ ِ َ ِِ ُ ْ ْ
َاختلف فيه َإل ا ِلذين وما فيه اختلفوا َْ َُْ
ِ ِِ َ ََِِ الناس فيما َ ِ ِ ََْالكتاب َبالحقَليحُكم بين ِ َ ِ
ُ َ َّ َ َ ْ َ َُ ْ ْ ْ ُ ُ
الَِذين آمنواِلما َ َّ ُلال فَهدَىxَْبغايا َبْينُهم ُ
بينات
َِبعدُ ما َجاءتهم ال
ِ أوتوه ِمن
َ َ ْ ُ
َ َ ْ ْ ْ َ َُ ْ
صراط مس ِتقيم
ٍ َ ْي ِهدي من َيشَاء إلى الحق بإ ِذ ِنه و
َ اختلفوا ِفي ِهمن َ
ٍ ُْ َِ ُِ َ ََّ لال ِ
ُ ِِ
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah
mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama
mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang
perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah
datang kepada mereka keterangan-keterangan yangnyata, karena dengki antara
mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak -Nya. Dan
Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang
.lurus
2
Diriwayatkan oleh Al -Bukhari dalam kitab Ilmu, pasal ‘bagaimana ilmu akan dilenyapkan dari muka bumi?’ juga diriwayatkan
oleh Muslim dari hadits Abdullah bin Amr bin Al -Ash
3
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Sungguh disayangkan umat saat ini dikuasai oleh orang-orang tak berilmu
yang menjuluki diri mereka sebagai da’i. Ini termasuk salah satu indikasi
akan dekatnya hari kiamat, sebagaimana disebutkan sebelumnya di hadits
Abdullah bin Amr. Ketika Nabi ﷺditanya kapan hari kiamat, beliau
menjawab: “Apabila telah hilang sifat kejujuran maka tinggal tunggulah
saatnya kiamat.” Kemudian beliau ditanya lagi: “bagaimana bisa hilang?”
beliau bersabda: “Ketika urusan masyarakat berada di tangan orang-orang
bodoh dan hina, maka tunggulah kiamat,”
*
Ini adalah syubhat lama yang dihembuskan kembali. Sebagaimana Allah telah mengi rimkan empat ulama-Nya maka akan
muncul juga para ahli bid’ah yang menghidupkan bid’ah pendahulu mereka. Diriwayatkan bahwa salah seorang dari
mereka berkata, “Ilmu Abu Hanifah dan Syafi’i tidak melewati celana dalam wanita”! Lihat Al -I’tisham karya Syathi bi
4
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
3
ilmu dari yang bukan ahlinya.” Beliau juga bersabda: “Akan datang kepada
manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, dimana pendusta dipercaya dan
orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah dan orang yang amanah
dikhianati, dan berbicara di zaman itu para Ruwaibidhoh.” Ditanyakan,
siapakah Ruwaibidhoh itu? Beliau bersabda, “Orang bodoh yang berbicara
4
dalam masalah umum.” As-Sindi menjelaskan bahwa maksudnya adalah
orang dungu.” Al Qasim bin Usbugh meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab
berkata: “Islam akan binasa bila Ia datang dari kalangan pemuda tak berilmu
dan para ulama menolak untuk mengajarkannya, dan manusia akan kembali
shalih bila mereka mengambil ilmu dari para ulama berilmu yang kemudian
5
akan diikuti oleh pemuda,” Ibnu Mas’ud berkata: “Kalian akan makmur
selama ilmu dalam kepemilikan orang yang lebih berilmu, tapi bila ilmu
tersebut telah diambil alih oleh orang yang sedikit ilmunya lagi sombong
6
maka mereka akan menghina pendahulu mereka” inilah kenyataan di
lapangan saat ini.
Ada banyak alasan mengapa seseorang berperilaku demikian. Salah satunya
adalah keangkuhan yang merupakan penyakit hati, yang bila telah
mengrogoti maka akan membinasakannya.
3 Diriwayatkan oleh At Thabarani, Al Lalaka’i dan Ibnu Abdil Bar, dihasankan oleh Al -Albani
4 Diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Al -Hakim dan Al-Baihaiqi dari hadits Abu Hurairah dan dishahihkan oleh Al -Albani
5 Dalam Mushannaf beliau sebagaimana disebutkan dalam Fathul Bari lengkap dengan para perawi, yang
dishahihkan oleh Al-Hafidz sendiri
6 Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar
7 Diriwayatkan oleh Bazzar, Ath-Thabarani dan lainnnya, dinyatakan Hasan oleh Al -Albani
Oleh karena itu saya terdorong untuk mengajarkan dan menerjemah buku ini,
maka saya suguhkan buku ini untuk seluruh saudara dan saudariku agar
dijadikan sarana terutama bagi yang ingin mendakwahkan Islam. Saya juga
terdorong oleh beberapa hal lain, di antaranya fakta bahwa sebagian yang
mengaku sebagai penuntut ilmu tidak berperilaku sebagaimana mestinya.
Terlebih lagi bahwa ini merupakan cara salafus shalih untuk belajar adab
terlebih dahulu sebelum mendalami ilmunya. Ibnu Sirrin meriwayatkan:
“Para salaf dulu mempelajari adab-adab sebelum mereka menuntut ilmu.”
Buku ini sendiri adalah salah satu yang terpenting dalam tema ini dan telah
11
diajarkan secara luas, bahkan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin, meskipun ia
bukanlah buku yang mudah untuk dipahami, terlebih lagi teks aslinya dalam
bahasa arab. Inilah yang menyulitkan penerjemah. Akhirnya saya ingin
berterima kasih kepada seluruh saudaraku dalam Islam yang telah banyak
9 Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, At Thabari, Bazzar dan lainnya dari hadits Imran, dishahihkan oleh Al -albani
10 Diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al -albani
Saya berharap buku ini menjadi petunjuk bagi orang-orang yang masih
kebingungan dan bagi mereka yang ingin mengikuti jalan penuntut ilmu.
Saya berharap Allah menerima kerendahan hatiku ini dan Allah Maha
Mengetahui yang terbaik bagi hambanya.
7
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Pendahuluan
Saya menulis buku ini di tahun 1408 H ketika ilmu syar’i mulai berkembang
di kalangan kaum muslimin dan hal ini masih terus berkembang pesat dan
bersemayam di hati para pemuda umat ini –kejayaan dan perjuanganlah yang
menghidupkannya kembali-. Ketika itu, kita melihat begitu banyak kelompok
pemuda yang silih berganti ke berbagai majelis ilmu memikulnya dengan
susah payah dan mereguknya. Mereka memiliki ambisi, sikap dan kesabaran
yang menakjubkan untuk belajar dan menyelam lebih dalam terhadap suatu
masalah. Seungguhnya hal demikian dapat mengembalikan kejayaan kaum
muslimin, maka terpujilah Allah yang menghidupkan dan mematikan hati.
Tujuan syariat islam adalah menghias diri dengan akhlak budiman, sopan
santun, budi pekerti dan amal shalih yang merupakan karakter muslim
sukses, dan ilmu tersebut –permata paling indah dalam syariat yang suci-
tidak dapat dicapai kecuali bagi orang-orang menghiasi diri mereka dengan
12 Terminologi ini terdapat dalam kamus yang khusus menelaah arti kata sesuai asal katanya, berarti karakteristik
yang
membedakan objek yang dijelaskan –tidak diketahui pendengar- dari tipe lain dengan cara yang berbeda darinya.
8
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Saya persembahkan di hadapan anda buku ini yang berisi sejumlah adab dan
sifat yang apabila seseorang mengacuhkannya maka sifat buruk akan
menghiasi dirinya. Sebagaimana juga saya sebutkan lawan dari sifat-sifat
baik tersebut, walaupun sebagian orang tidak menghiraukan sifat-sifat mulia
ini. Adab-adab ini berbeda-beda sesuai tingkatannya, mulai dari yang sunnah
hingga yang wajib. Berbanding arah dengan lawannya, mulai dari makruh
hingga haram. Dan di antara adab-adab ini ada yang berlaku untuk semua
14
orang dan ada yang khusus untuk penuntut ilmu, beberapa di antaranya
diperoleh dari syariat, sebagian lagi diketahui nalar tapi syariat telah
mengisyaratkannya seperti berkelakuan baik dan sopan santun. Saya tidak
bermaksud untuk mencakup seluruh aspek tapi hanya mengisyaratkan
beberapa yang menurut saya penting. Berikanlah ya Allah taufik kepada
tulisan yang sedikit ini agar berguna bagi banyak orang. Siapapun yang
mengambil manfaat dari tulisan ini semoga bermanfaat bagi dirinya juga
13 Telah diterbitkan berulangkali, meskipun bermanfaat ada beberapa aspek yang perlu ditinjau kembali wallahu
a’lam
14 Saya juga ingin menambahkan bahwa ada perbedaan kemampuan antara ikhwah dan akhwat dalam menuntut ilmu (M)
9
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
15 Disadur dari beberapa kitab di antaranya: Al -Jami’ dan Al-Faqeeh wal Mutafaqih oleh Al -Khatib Al-Baghdadi;
Ta’lim Al-Muta’allim Tariq oleh Az-Zarnuji; Adab At-Thalib oleh Asy-Syaukani; Akhlaq Al-Ulama oleh Al-Ajurri; Adab Al-
Muta’allim oleh Shuhnun; Ar-Risalah Al-Mufussilah li Ahkam Al -Muta’allimin oleh Al-Qabisi; Tadzkiratus Sami’ wal
Mutakallim oleh Ibnu Jamaah; Al-Hats ala Thalibil Ilm oleh Al -Asyakir; Fadhlu ‘Ilmis salaf ala Khalaf oleh Ibnu Rajab; Jami’
Bayan Al -Ilmi oleh Ibnu Abdil Bar; Al-Ilmu Fadhlihi wa Thalabihi oleh Al -Amin Al-Haj; Fadhlul Ilmi oleh Arsalan; Miftah Dar
As-Sa’adah oleh
Ibnul Qayyim; Syarah Al -Ihya’ oleh Az-Zubaidi; Juwahirul ‘Iqdain oleh Samhudi; Adab Al -Ulama wal Muta’allimin oleh
Husayn bin Mansur; Qanun At-Ta’wil oleh Ibnu Arabi; Al -Uzla oleh Al-Khattabi; Min Akhlaqil Ulama oleh Muhammad
Sulaiman; Manahij Al-Ulama oleh Faruq As-Samura’I; At-Ta’lim wal Irsyad oleh Badruddin Al -Halabi; Adz Dzakirah (jilid 1)
oleh Al-Qarafi; Al-Majmu’ (jilid 1) oleh An-Nawawi; Tash-heet Al-Himam ilal Ilmi oleh Muhammad bin Ibrahim Asy-
Syaibani; Rasail Al-Islah oleh Muhammad KHaidir Husain; Atsar Muhammad Al -Basyir Al-Ibrahimi dan buku lainnya.
Semoga Allah melipat gandakan pahala mereka. Amin.
10
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Pasal Pertama
16
1. Ilmu adalah Ibadah
Yang menjadi prinsip utama di dalam buku ini, demikian juga prinsip dari
setiap amalan adalah pemahaman anda bahwa ilmu adalah ibadah. Sebagian
ulama berkata: “Ilmu adalah shalat sirriyah dan ibadah hati. Karenanya,
syarat-syarat ibadah adalah:
Dalam hadits Umar bin Khattab yang terkenal bahwasanya Nabi ﷺbersabda:
“Segala perbuatan dinilai dari niatnya.”
16 Fatawa Ibnu Taimiyyah (10/11, 12, 14, 15, 19, 49-54), (11/314), (20/77-78).
11
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Apabila tidak dibarengi dengan keikhlasan niat, maka ilmu yang merupakan
ibadah paling utama itu akan berubah menjadi kemaksiatan paling nista.
Tidak ada penghancur ilmu yang sedahsyat riya’, entah ia riya’ syirik atau
17
riya’ ikhlas dan tasmi’ (pamer dengan niat agar didengar); contoh dari hal
ini adalah musmi’ (orang yang melakukan hal ini) berkata: “aku mengetahui
ini dan itu” atau, aku telah menghafal ini dan itu…” dst.
Oleh karena itu menjauhlah dari segala hal yang dapat mengotori niatmu
dalam menuntut ilmu seperti ingin tampil, ingin lebih menonjol dari teman-
18
temanmu dan memanfaatkan orang sekitar sebagai batu loncatan untuk
memenuhi hasrat pribadi baik berupa jabatan, uang, kehormatan, ketenaran,
pujian, atau menarik perhatian orang lain kepadamu; karena hal-hal ini, jika
telah menodai niat seseorang akan merusaknya, dan berkah dari ilmu akan
hilang. Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga niat dari segala jejak
menuntut ilmu untuk mengejar ridho selain dari Allah ﷻdemikian juga wajib
untuk menghindari hal-hal yang mengarah padanya (sifat-sifat buruk ini).
17 Perbedaan keduanya ialah yang pertama menuntut ilmu semata-mata atau ibadah apapaun pada awalnya untuk
dipuji, untuk pamer, dan yang kedua adalah syirik yang lebih kecil dari yang pertama dan terjadi ketika beribadah (M).
Adz-Dzakirah oleh Al-Qarafi (1/45), At-Thabari dalam Tahdzib Al -Atsar (2/121-122) dicetak oleh As-Shafa, Mekkah
18 Agar tampak lebih berilmu dari yang lainnya dan meremehkan mereka, adapun bila terbebas dari sifat demikian
maka tak apa bersaing dengan sesama penuntut ilmu (M)
19 As-Sawarim wal As-Sinnah oleh Abu Madyan Asy-Syinqiti As-Salafy, semoga Allah merahmatinya, juga lihat Syarah
Al -
Ihya’ dan Kunuz Al-Ajdad hal. 263
Yang Kedua: Sifat yang menjamin kebaikan dunia dan akhirat adalah
“Kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya.” Perwujudannya adalah berupaya
mengikuti jejak Al Ma’shum (Rasulullah )ﷺ.
Secara umum, prinsip ini (juga dianggap sebagai) fondasi dalam buku ini, dan
berkedudukan seperti mahkota terhadap pakaian.
Wahai para penuntut ilmu! Kalian sekarang duduk di majelis paling mulia
menerima pelajaran dan jiwa kalian terikat pada yang paling mulia (menuntut
ilmu), maka saya berpesan kepada kalian dan kepada diri saya sendiri agar
21
Al-‘Aqdu Al-Farid oleh Ibnu Abdi Rabbihi
13
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
bertakwa kepada Allah baik ketika sendirian atau dihadapan orang banyak.
Itulah perbekalan sejati, landasan seluruh keutamaan dan pelabuhan semua
hal terpuji. Ia juga merupakan pemicu kekuatan, tangga menuju ketinggian
dan pengikat hati yang kuat dari daya tarik fitnah maka jangan kalian
lalaikan.
22
Jadilah seorang salafi sejati yang menapaki jalan para salafus shalih yaitu
para sahabat dan para ulama sesudah mereka, yang mengikuti petunjuk
agama, baik itu tauhid, ibadah dan lainnya.
22 Banyak dari kalangan muslimin yang asal mengatasnamakan diri mereka salafi, hal ini akan menjadi jelas bagi
pembaca nantinya. Merupakan hal yang pantas untuk disampaikan juga adalah apa yang para ulama jelaskan, yang
pertama
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa: “Mengikuti dan berafiliasi dengan madz hab salaf bukanlah hal
yang tercela, bahkan para ulama bersepakat akan hal itu karena jalan salaf tidak lain melainkan kebenaran.” (4/149)
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata ketika ditanya hukum meyematkan istilah salafi terhadap diri sendiri:
“Tidak mengapa jika dia jujur dalam perkataannya itu maka dia adalah seorang salafi.”
Disadur dari sesi tanya jawab pelajar beliau dengan tema “Hak-hak seorang muslim”, lihat Al Ajwibah Al Mufidah hal 17.
Syaikh Shalih Al Fauzan dan Syaikh Bakr Abu Zaid juga berfatwa demikian dalam buku beliau Al Intima’ hal 36.
Syaikh kami Ibrahim Ar-Ruhayli semoga Allah menjaganya menulis panjang lebar masalah ini dalam buku beliau Mauqif
Ahlussunnah wal Jama’ah min Ahlil Ahwa’ wal Bid’ah dimana beliau membawakan dalil -dalil pembolehan memanggil diri
sendiri dengan istilah salafi dan hal ini bukan merupakan perkara baru. Beliau berkata: “…meyebut diri dengan salafi
tidaklah termasuk bid’ah meskipun istilah salaf bermakna sama dengan ahlussunnah wal jamaah dan ini dipahami dengan
merenungkan bahwa kedua istilah ini kembali pada para sahabat, mereka adalah salaf dan mereka adalah ahlussunnah
wal jamaah. Makna salafi kembali ke makna ahlussunnah wal jamaah, Ath -Thaifah Al- Manshurah, Al-FIrqoh An-Najiah
untuk membedakan mereka dari golongan yang menyimpang. Para ulama menyebutkan bahwa istilah salaf pertama
digunakan ketika golongan-golongan yang menyimpang dari ajaran Rasulullah ﷺmulai bermunculan dan menisbatkan diri
mereka kepada salafus shalih. Sehingga perlu untuk meneta pkan prinsip yang jelas pada orientasi salafi yang
membedakannya dengan mereka yang hanya mengklaim afiliasi dengan as -salafiyah” (1/64)
23 Ilmu semacam ini berasal dari buku filosofi India dan Yunani ketika diterjemahkan ke dalam bahasa arab yang
disusupkan oleh ahlul bid’ah ke tubuh islam. Sangat disayangkan sebagian ulama terpengaruh olehnya. (M)
14
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
24
(rahimahulah) berkata: “diriwayatkan secara shahih dari Daruquthni bahwa
ia berkata: “Tiada sesuatu yang lebih aku benci selain ilmu kalam.” Saya
katakan (yaitu Adh-Dhahabi), orang ini tidak pernah terlibat dalam ilmu
kalam dan berdebat. Dia tidak pernah berkecimpung di dalamnya, dia seorang
25
salafi.” Sungguh orang-orang ini adalah ahlusunnah wal jamaah orang-
orang yang mengikuti jalan Rasulullah ﷺ. Mereka itu sebagaiman dikatakan
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: “Ahlussunnah adalah orang-orang
pilihan di antara kaum muslimin. Mereka itu manusia yang paling baik
26
kepada manusia-manusia lain.” Jadi tetaplah di jalan ini,
َِ ْ ُ ََ َّ َ
ِْ َّ ُّ ُِ َ
ق
َ ِهليِبس نَع مكب لَوxرفتف لَُبسال اوعبتت
dan janganlah anda mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai beraikan anda dari jalan-Nya.
(Al An’am 6:153)
Hiasilah dirimu luar dan dalam dengan rasa takut kepada Allah. Caranya
dengan menjaga syiar-syiar Islam, menampakkan dan menyebarkan sunnah
dengan mengamalkan dalam sikap dan mendakwahkannya serta berhias
dengan sifat ksatria, lapang dada, dan kesalihan.
Dasar dari semua itu, kuncinya adalah rasa takut kepada Allah. Dalam hal ini
Imam Ahmad berkata: “Pangkal ilmu adalah rasa takut kepada Allah.” Maka,
takutlah kepada Allah baik sendiri ataupun di hadapan orang banyak.
Manusia terbaik adalah yang memilki rasa takut kepada Allah dan tidak ada
yang paling takut kepada-Nya kecuali para ulama. Oleh karena itu manusia
terbaik adalah ulama. Jangan lupa bahwa seseorang tidak disebut sebagai
24 Beliau merupakan salah satu ulama islam dalam ilmu hadits yang berasal dari Iraq. Beliau banyak menyusun buku
contohnya Sunan Daruquthni (kumpulan hadits dalam dua jilid). Lebih dikenal dengan julukan Ulama Ilmu ‘Illah, yang
merupaka kategori paling kompleks dalam ilmu hadits (sebelas jilid telah dicetak dan sebagian besarnya ditulis dari
ingatan beliau!). Meninggal tahun 385 H, semoga Allah mera hmati beliau. (M)
25 As-Siyar oleh Adz-Dzahabi [inilah salah satu dalil gamblang untuk membantah orang-orang yang melarang
penggunaan istilah salafi dan berpendapat bahwa itu bid’ah. Istilah ini banyak digunakan oleh Imam Adz -Dzahabi dalam
buku-buku beliau sebagaimana Imam lainnya seperti Ibnu Taimiyah dan ulama lainnya. (M)]
26 Minhajus Sunnah (5/158), diterbitkan oleh Universitas Imam Muhammad bin Su’ud
15
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
ulama kecuali bila dia mengamalkannya dan tertanam dalam dirinya rasa
takut kepada Allah.
28
5. Merendahkan sayap dan menjauhi kesombongan
27 Al-Jami’ oleh Al-Khatib, dan Dzam man laa ya’malu bi ‘ilmihi No. 15, Ibnu Asakir, lihat sanadnya dalam Lisanul
Mizan (4/26-27) oleh Al-Hafizh Ibnu-Hajar.
16
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
29
Hiasilah dirimu dengan adab-adab pribadi, yaitu sikap zuhud , santun, sabar,
rendah hati kepada kebenaran, tenang layaknya burung yang mencakup
penampilan yang berwibawa, sopan, dan rendah hati, sabar menanggung
kehinaan demi kemuliaan ilmu, serta patuh terhadap kebenaran. Maka
berhati-hatilah terhadap sikap-sikap yang bertentangan dengan adab-adab
tersebut, karena selain berdosa, ia membuktikan bahwa di akalmu ada
penyakit, sekaligus menandakan bahwa anda telah dicegah dari memperoleh
manfaat dari ilmu anda dan mengamalkannya. Maka waspadalah terhadap
sikap angkuh, karena ia merupakan kemunafikan dan kesombongan. Para
ulama terdahulu sangat mewaspadainya. Di antara hal-hal yang diriwayatkan
Imam Adz Dzahabi di dalam biografi Amr bin Aswad Al Ansi rahimahullah
yang wafat pada masa khilafah Abdul Malik bin Marwan (adalah) “…bahwa
dia memegangi tangan kiri dengan tangan kanannya bila pulang dari mesjid.
Ketika ditanya mengenai hal itu, dia menjawab: karena aku takut tanganku
bergerak seperti orang munafik.” Saya katakan (Adz Dzahabi): beliau
memeganginya agar tidak berayun ketika berjalan, karena hal ini dianggap
30
sebagai keangkuhan.” Gerakan Al-Ansi (rahimahullah) ini dilakukan secara
alami tanpa dia sadari.
Berhias diri dengan sikap qanaah dan zuhud. Hakikat zuhud adalah: “zuhud
terhadap yang haram dan menghindari hal-hal yang mendekatkan kepadanya
34
dengan cara menjauhi syubhat dan keinginan terhadap milik orang lain.”
Diriwayatkan bahwa Imam Syafi’i (rahimahullah) berkata: “andaikata
seseorang berwasiat kepada manusia yang paling bijak, maka orang tersebut
35
akan mendorongnya untuk semakin bertambah zuhud.”
Ketika Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani (rahimahullah) ditanya, apakah
anda tidak akan menulis buku tentang zuhud? beliau menjawab: “Saya telah
36
menulis buku dalam transaksi (jual beli).” Maksudnya, seorang yang zuhud
adalah orang yang berhati-hati terhadap syubhat dan hal makruh dalam jual
37
beli serta dalam semua transaksi dan profesi.”
33 As-Siyar (4/534), lihat perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ul Fatawa (14/160)
34 Ta’limul Muta’allim oleh Az-Zarnuji, hal 28
35 Ibid.
36 Ibid
37 Penjelasan dari Az-Zarnuji (M)
18
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Oleh karena itu, seorang penuntut ilmu hendaknya hidup sederhana tanpa
mempermalukan dirinya dengan tetap menjaga kehormatan diri dan
keluarganya serta tidak menjatuhkan diri dalam kehinaan.
Untuk menghiasi diri dengan kemegahan ilmu adalah dengan memiliki adab
yang baik, amal shalih, ketenangan, kewibawaan, kekhusyukan, rendah hati
serta konsisten di jalan kebenaran; dengan menghiasi diri dengan sifat-sifat
tersebut dan meninggalkan hal-hal yang bertentangan dengannya.
38
harga diri memudarkan citra baik sebagai seorang pelajar.” Terdapat sebuah
ungkapan: “Barangsiapa berlebihan dalam sesuatu hal maka dia akan dikenali
dengannya,” maka hindarilah kesalahan tersebut dalam berkelompok maupun
berbicara.
Oleh karena itu, jauhilah sifat, ucapan, atau tindakan yang merusak
kesopanan yaitu semua perbuatan hina dan sifat buruk, seperti ujub, riya,
sombong, angkuh, merendahkan orang lain dan terlihat sedang berada di
tempat-tempat yang mengundang kecurigaan.
9. Berjiwa ksatria
38 Al-Jami’ (1/156)
39 Asy-Syiar (4/94) [yaitu yang dimaksudkannya adalah syahwatnya (M)]
40 Diriwayatkan dari Asma’ bahwa Rasulullah ﷺbersabda: “Barangsiapa berhias dengan sesuatu yang tak dimilikinya
maka dia memakai jubah kedustaan” [Al -Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nasai dalam Sunan Kubro dan Rasulullah ﷺ
dalam hadits ini menyamakan orang demikian dengan seorang yang memberi kesaksian palsu. (M)
Milikilah sifat ksatria, seperti berani, teguh dalam kebenaran, akhlak mulia,
dan siap berkorban di jalan kebaikan. Maka menjauhlah dari sifat-sifat yang
bertentangan dengannya, seperti: tidak percaya diri, gegabah dan akhlak
tercela karena semua itu akan menghancurkan ilmu, menutup kebenaran dan
tunduk pada musuh, sementara pada saat bersamaan dia justru membakar
wajah-wajah hamba Allah dengan semburan angin panas.
10. Menjauhi kemewahan
42 Dinisbatkan kepada Rasulullah ﷺ, lihat As-Silsilah Ash-Shahihah no. 341 dan Tadhzim Qadr Ash-Shalah no.343
oleh Ibnu Nashr Al-Murwazi.
43 Pernyataan ini tidak dimaksudkan sebagai pembelaan Nasionalisme Arab tetapi -kembali ke penggunaan istilah
oleh para salaf– non Muslim Arab yang para salaf berinteraksi dengannyaketika Isla m mulai menyebar ke tempat-tempat
seperti Asia, Persia, dll. Bukti pernyataan ini adalah apa yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim; “…dan janganlah kalian
menyerupai ahli syirik”, sebagaimana juga dijelaskan oleh Imam Al -Quthubi dan Imam Nawawi dalam syarah shahih
muslim. Contohnya mereka –non muslim arab- kadang mengikat sorban mereka tanpa ekor (di punggung atau dada
mereka), atau tanpa songkok di bawahnya, dan tanpa memanjangkannya ke bawah dagu, sebagaimana orang syiah
lakukan hari ini. Oleh karena itu ini termasuk larangan meyerupai orang-orang kafir.
Catatan: Karena telah jelas maka dapat kita ketahui kesalahan kaum muslimin hari ini. Mereka tidak mengenakan topi di
bawahnya, dan mereka tidak mengikatnya dengan ekor di antara punggung mereka, dan membiarkannya di bawah dagu
mereka. Memakai sorban seperti ini dianggap sebagai tanda salafus shalih seperti dikatakan oleh Ibnu Raslaan. Sebagian
salaf berkata: “Sorban tanpa ekor adalah sorban iblis,” dan sebagian mereka berkata bahwa itu merupakan sorban
dzimmiy (orang kafir yang berada di bawah kekuasaan muslim) dan Imam Abu Bakr At Tartusyi berkata: “mengikat sorban
tanpa ekor atau membiarkannya hingga dagu adalah perbuatan bid’ah.” Lihat Iqtidha’ As Sirat Al Mustaqim oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah dan Nail Al Autar oleh Syaukani. (M)
44 Atsar ini diriwayatkan Imam Muslim, Abu Awanah, Abdurrazaq, dan lainnya, juga oleh Al Bukhari dalam versi yang
lebih
pendek.
21
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
47
Adapun pakaian ala Eropa, hukumnya pasti sudah anda ketahui.
47 Masalah ini sudah jelas, tapi penulis membicarakan apa yang terjadi di negaranya, dan negara muslim lainnya
secara umum, dan tidak berlaku untuk semua orang, terlebih lagi orang seperti kita yang hidup di negara yang apabila
terlalu menonjolkan pakaian keislaman justru akan mengancam kita. Oleh karena itu banyak ulama yang berpendapat
bolehnya berpakaian sesuai adat Negara apalagi pakaian yang umumnya dipakai seorang muslim dan non muslim. Ibnu
Taimiyah
mengungkapkan hal ini dalam buku beliau Iqtidha’ As -Shirat Al-Mustaqim, juga oleh Ibnu Utsaimin dan Al -Albani. Tapi hal
22
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Bukan berarti anda harus berpakaian yang tidak menarik. Anda harus
membalut (penampilan luar anda) dengan sikap dan perilaku yang baik, dalil-
dalil mengenai hal ini bisa ditemukan di dalam Al-jami' karya Al-Khotib.
Poin yang hampir tidak kentara ini tidak boleh diabaikan, karena (bahkan)
saat ini para ulama masih senantiasa memperingatkan hal ini dalam buku -
buku mengenai melembutkan hati, buku-buku tentang adab, dan buku-buku
48
tentang berpakaian Wallahua’lam.
Jauhkan dirimu dari keramaian dan kekacauan, karena kesalahan itu terjadi
dalam kekacauan, hal ini juga bertentangan dengan adab menuntut ilmu.
ini tidak meliputi orang yang keluar batasan yang dibolehkan Islam sehingga sulit untuk membedakan mereka dengan
orang kafir, maka tidak ada alasan bagi penuntut ilmu untuk mengabaikan hal ini, seperti memelihara jenggot, tidak
memakai pakaian ketat atau memakai celana melewati mata kaki. (M)
48 Adab Al-Imla’ wal Istimla’ (hal. 116-119), Iqtidha As-Sirat Al-mustaqim, Majmu Al-Fatawa (21/539), lihat Ar-Ruh oleh
Ibnul Qayyim (hal. 40)
23
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Syeikh Bab bin Ahmad berkata: hukum qishas tidak berlaku pada kasus
semacam ini. Sang hakim menjawab ini tidak dibahas dalam kitab apapun,
maka Syaikh berkata: justru tidak ada satupun kitab yang tidak
membahasnya, sang hakim berkata ini Qamus (kamus bahasa arab yang
termasyur) - maksudnya kamus juga termasuk dalam kategori kitab. Maka
Syaikh mengambil kamus tersebut, dan pandangan matanya yang pertama
kali tertuju kepada: al-Hayshah, (kericuhan), tawuran… dan tidak ada qishas
pada kericuhan (ketika seseorang terbunuh dalam kekacauan yang tidak
diketahui siapa pelaku pembunuhan tersebut maka tidak berlaku hukum
qishas). Orang-orang pun kagum dengan kecepatannya menghadirkan bukti
semacam ini dalam situasi yang genting tersebut.”
Hendaklah anda selalu lemah lembut dalam bertutur kata menghindari kata-
kata yang kasar karena tutur kata yang lemah lembut ini menjinakkan jiwa
yang liar. Dalil Al Qur’an dan Sunnah mengenai hal ini banyak sekali.
14. Perenungan
24
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Milikilah sifat tekun dan teliti terutama dalam menghadapi musibah dan
situasi yang serius, di antaranya adalah tekun dan sabar dalam belajar dan
menjalani waktu demi waktu dalam menuntut ilmu dari guru karena “Siapa
yang tekun Niscaya akan tumbuh”
Pasal Kedua
“Siapa yang tidak menguasai dasar-dasar ilmu dengan baik pasti gagal
meraihnya” dan “Barangsiapa yang menginginkan ilmu sekaligus maka akan
49
ditinggalkan oleh ilmu itu sekaligus pula.” Juga dikatakan: “Terlalu
50
banyaknya ilmu yang didengar akan mengacaukan pemahaman”.
Oleh karena itu, perlu pembangunan fondasi untuk setiap bidang ilmu yang
dipelajari dengan menghafal kaidah dan ikhtisar ilmu (pada setiap subyek)
tersebut di bawah bimbingan seorang guru yang ahli, dan bukan belajar
secara otodidak, tetapi terus menjalani proses belajar secara bertahap.
Allah ﷻberfirman:
Allah ﷻ:berfirman
َ َ ا َ
ُ َ َ واح ا
َ ملة ُ ُْ َ ُ َ َ َ
ََ َّ
ِ
دَة ك ِذل ِكلنثبتَ بِه لول نزَ ل ع َْليِه القرآن ُج
َ وقال الِذين كفروا
َ
ِ ِ َ ْ ْ ِ ْ ُ َ
ا َْ ُ َْ
ََّ َ ُ
َ
ترتيل
ِ فؤادَك ورتلناه
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur’an itu tidak
diturunkan kepadanya sekali turun saja?" ; demikianlah supaya Kami
perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur
dan benar
.)
Ada beberapa hal yang harus anda perhatikan dalam mempelajari setiap
:bidang ilmu
26
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
27
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Ketahuilah daftar buku mukhtashar maupun buku besar yang menjadi rujukan
51
dalam menuntut ilmu di kalangan para masyaikh umumnya berbeda-beda
antara satu kawasan dengan kawasan lain sesuai dengan perbedaan mazhab
serta buku mukhtasor manakah yang dikuasai dan bisa dipelajari para ulama
di kawasan tersebut. Dalam proses pendidikannya di sini kondisi juga
berbeda-beda antara satu murid dengan murid lainnya tergantung bakat,
tingkat intelektual juga kuat lemahnya kemauan dan antusiasme mereka.
52
Menuntut ilmu dari daerah kami, setelah selesainya tingkatan menghafal Al
Qur’an, menempuh tiga tingkatan bersama masyaikh berkaitan dengan
halaqah di masjid-masjid, yaitu:
1. Pemula
2. Menengah
3. Ahli
Dalam bidang ushul fikih: Al-Waraqat oleh Al-Juwaini dan Raudhatun Nazir
oleh Ibju Qudamah.
Dalam bidang faraidh: Ar-Rahabiyah beserta syarahnya dan Al-Fawaid Al-
Jaliyyah.
Dalam bidang tafsir: Tafsir Ibn Katsir.
Dalam bidang ushul tafsir: Al-Muqaddimah oleh Ibnu Taimiyah.
Dalam bidang sirah nabawiyah: Mukhtashar Sirah Rasul oleh Muhammad bin
Abdul Wahab (yang awalnya ditulis oleh Ibnu Hisyam), Zadul Ma’ad oleh
Ibnu Qayyim.
Sedangkan pada kosakata bahasa Arab, perhatian khusus diberikan kepada
syair arab seperti, Al Mu’allaqatus Sab’a, Qamus oleh Al Fayrus Abadi dan
lainnya, melalui tahap-tahap ilmu dalam berbagai bidang ilmu.
Para penuntut ilmu juga akan membaca kitab-kitab besar seperti kitab Tarikh
(sejarah) yang ditulis oleh Ibnu jarir dan Ibnu Katsir, mereka juga fokus
mengkaji buku-buku karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya
Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahumullah, juga buku dan fatwa para ulama
pemuka-pemuka dakwah di bidang aqidah.
Demikianlah waktu sangat padat dengan kegiatan menuntut ilmu dan kajian
ilmiah, kegiatan dimulai usai shalat subuh hingga siang hari, tidur siang
dilaksanakan menjelang sholat dzuhur, usai pelaksanaan shalat lima waktu
selalu diadakan kajian.
Para penuntut ilmu dan masyaikh mereka menjalani kegiatan dengan sikap
sopan santun, hormat, dan percaya diri dari guru dan murid dengan metode
para Salafus Sholeh rahimahumullah. Oleh karena itu, mereka berhasil dalam
belajar dan banyak di antara mereka yang menjadi tokoh besar, dan segala
puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Bukankah sudah saatnya bagi kita untuk kembali kepada metode tradisional
dalam menuntut ilmu dengan mengkaji buku-buku yang dijadikan rujukan
dan menghapalkannya, bukan sekedar mengandalkan pemahaman, atau
mempelajari pamphlet yang telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga
kegiatan belajar murid menjadi sia-sia karena tidak memiliki hafalan maupun
pemahaman.
Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.
55
Diriwayatkan bahwa Al Hafizh Utsman bin Khurrazh (wafat 282 H)
berkata: “Seorang ahli hadits membutuhkan lima hal, jika salah satunya tidak
ada maka itu merupakan kekurangan; dia membutuhkan kecerdasan yang
baik, agama, hafalan, keahlian dalam bidangnya disertai amanah yang
diketahui darinya,” Adz-Dzahabi rahimahullah mengatakan: “Amanah adalah
bagian dari agama sedangkan hafalan adalah bagian dari keahlian. Yang
dibutuhkan oleh seorang ahli hadits adalah sifat takut kepada Allah, cerdas,
ahli nahwu, ahli bahasa, banyak beramal kebajikan, pemalu dan bermanhaj
salaf, cukuplah ia menulis dua ratus jilid dengan tangannya dan menguasai
55 Gelar yang diberikan bagi orang yang banyak hafalan haditsnya (M)
30
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
hingga lima ratus jilid. Jangan sampai dia berhenti menuntut ilmu hingga
wafat dengan niatan ikhlas dan ketawadhu'an, jika tidak demikian tidak perlu
menyulitkan diri sendiri.”
Pada prinsipnya menuntut ilmu itu harus dengan belajar kepada guru dan
langsung memperoleh darinya, dan dengan senantiasa menghabiskan waktu
bersama ulama dan mengambil ilmu dari mulut manusia dan bukan dari
tulisan atau buku. Tipe murid yang pertama (penuntut ilmu yang mengambil
dari guru) seperti mengambil ilmu dari keluarga. Adapun cara kedua yaitu
belajar dari buku yang merupakan benda mati. Bagaimana mungkin bernasab
kepadanya. Ada ungkapan yang mengatakan: “Barangsiapa yang memasuki
56
ilmu sendirian niscaya keluar darinya sendirian pula.” Maksudnya,
barangsiapa yang mempelajari ilmu tanpa guru maka dia selesai
mempelajarinya tanpa memperoleh ilmu, karena ilmu adalah ketrampilan,
dan setiap kterampilan membutuhkan ahli untuk mempelajarinya.
Hal ini menjadi kesepakatan para ulama, kecuali segelintir yang berpendapat
tidak membutuhkan guru dalam menuntut ilmu, seperti Ali bin Ridwan Al
Mishr Ath Thabib (wafat 453 H), para ulama di zamannya maupun sesudah
mereka telah membantah pendapatnya ini. Adz Dzahabi menulis dalam
biografinya berkata: “…dia tidak mempunyai guru, dia sibuk belajar dari
buku dan menulis sebuah buku tentang cara belajar dari buku secara
otodidak, menurutnya cara-cara ini lebih tepat daripada belajar dari guru akan
57
tetapi pendapatnya ini keliru.” As Safadi telah memberikan bantahan
panjang lebar terhadap pendapatnya ini sebagaimana disebutkan oleh Az-
Zubaidi dalam al-Ihya’, bersama sejumlah ulama yang kesemuanya
62 4/1245
33
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
34
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Pasal Ketiga
Pada dasarnya ilmu tidak bisa dipelajari dari buku, akan tetapi harus dari guru
yang membimbingmu, menguasai kunci-kunci ilmu bersamanya, (untuk
mencegah dari kesalahan dan ketergelinciran). Oleh karena itu, anda harus
menjaga sikap hormat kepada guru, sungguh sikap hormat kepada guru
merupakan kunci kesuksesan keberhasilan dan taufik. Hendaklah anda
menghormati, memuliakan, menghargai dan bersikap ramah kepada guru.
Laksanakan semua adab sopan santun kepada guru ketika anda duduk
bersamanya, dan berbicara dengannya, hendaknya anda bertanya dengan baik
dan mendengarkan jawabannya dengan seksama. Sopan dalam membaca
buku dan membawa buku dihadapannya, jangan bersikap lancang dan
berdebat di hadapannya, jangan mendahuluinya berbicara atau berjalan,
jangan terlalu banyak berbicara di hadapannya, menyela pembicaraan dan
pelajarannya atau mendesaknya menjawab pertanyaan. Hindarilah banyak
bertanya terutama di hadapan khalayak ramai, sebab semua itu akan
membuatmu lupa dan gurumu bosan. Jangan memanggil gurumu dengan
menyebut namanya saja atau menyebut nama dan julukannya. Misalnya,
“wahai guru fulan!” Tetapi katakan “wahai guruku!” atau “wahai guru kami!”
Jangan menyebut namanya karena yang demikian itu lebih santun.
35
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Perhatikan petunjuk yang disebutkan oleh Allah tentang adab kepada guru
yang mengajarkan kebaikan kepada kepada seluruh manusia yaitu Nabi
Muhammad ﷺdalam Firman-Nya:
َْ َلوسُرالَّ ءاَ ُع َد ا ُول
عجت َل ِ x ءاَ ُع َِدك ُْمكَنيَْبxكض َْعب
ِ اضا َْعب ُْم
63
Jangan anda jadikan panggilanmu kepada rasul seperti
panggilan sebagian anda kepada sebagian lain…
(An Nur 24:63)
sebutan “ayah spiritual” yang dilakukan oleh para ulama lebih tepat, dan
meninggalkan panggilan yang satunya lebih baik.
Meneladani akhlak baik dan sifat mulianya, sedangkan kegiatan belajar dan
mengajar dan memperoleh ilmu adalah keuntungan tambahan. Tapi janganlah
kecintaanmu kepada guru itu menjerumuskanmu dalam keburukan sedangkan
anda tidak merasa. Padahal semua orang yang melihatmu mengetahui.
Jangan meniru suara, nada bicara, cara berjalan, gerakan dan penampilan
guru, karena dia tidak menjadi guru yang dihormati dengan melakukan semua
itu, jadi jangan merendahkan dirimu dengan menirunya dalam hal-hal seperti
itu.
66
Non Arab, lihat catatan kaki no. 43 dalam buku ini (M)
37
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Memahami bahwa hal ini berbeda antara satu guru dengan guru yang lain.
Dan hal ini memiliki adab dan syarat:
Adapun adatnya, anda harus memberitahu gurumu bahwa anda akan
menulis atau telah menulis ucapan yang telah anda dengarkan sebagai
bahan pelajaran.
67 Al Jami (1/320)
68 Al Jami’ (2/36-38)
38
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
69
22. Belajar dari ahlul bid’ah
Berhati-hatilah terhadap bid’ah Abu Jahal yaitu orang yang telah dipengaruhi
oleh penyimpangan aqidah dan diliputi oleh awan khurafat yang menjadikan
hawa nafsu sebagai tuan dan menyebutnya sebagai akal dan meninggalkan
Al-Qur’an. Darimana lagi akal yang sebenarnya (ditemukan) selain dari Al-
Qur’an dan Sunnah?! Dia berpegang kepada riwayat dha’if dan menjauhi
riwayat shahih.
70
Para ahlul bid’ah kadang juga disebut dengan ahlus syubhat (orang-orang
yang meragukan) atau ahlul hawa (orang yang mengikuti hawa nafsunya
dalam beragama). Oleh karena itu Ibnul Mubarok menyebut para ahlul bid’ah
dengan sebutan Al Ashaghir (orang-orang kecil).
Imam Dzahabi mengatakan: “Jika anda melihat seorang ahli kalam yang juga
71
ahli bid’ah mengatakan: “Biarkan kami meninggalkan Al Qur’an dan
Sunnah, tetapi berikan kepada kami akal” maka ketahuilah sesungguhnya dia
itu Abu Jahl. Dan jika anda melihat orang-orang Sufi (yang mengklaim
setelah melakukan serangkaian amalan bid’ah akan menyatu dengan Allah)
mengatakan: “Biarkan kami meninggalkan dalil naqli maupun aqli, berikan
72
kepada kami perasaan dan gairah.” Maka ketahuilah bahwa dia itu iblis
yang telah menjelma sebagai manusia atau telah merasukinya. Jika anda takut
kepadanya, larilah darinya, jika tidak takut maka bantinglah dia, tindih
73 74
dadanya dengan lututmu, bacakan ayat kursi, kemudian cekiklah dia.
69 Berasal dari kata bid’ah. Mungkin definisi terbaik dari bid’ah adalah apa yang Imam Syathibi katakan dalam Al
I’tisham (1/37): “bid’ah menyusup ke dalam syariat dengan samar-samar menyerupainya, dan orang-orang melakukannya
dengan niat beribadah kepada Allah.” (M)
70 Al Jami’ (1/137)
71 Orang yang terjatuh dalam ilmu kalam, lihat catatan kaki no.23 pada buku ini (M)
72 Istilah ini digunakan kalangan sufi, perasaan yang dimaksudkan adalah bahwa mereka beribadah sesuai keinginan
mereka. Sedangkan gairah dimaksudkan adalah level atau tingkat mabuk kepayang (spiritual) yang mereka peroleh
dengan mengerjakan bid’ah tersebut. (M)
73 Ayat 255 dari surah Al -Baqarah, sesuai dengan riwayat Abu Hurairah dalam shahih bukhari tentang pengusiran
setan menggunakan ayat ini. (M)
74 As Siyar (4/472)
39
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Imam Malik berkata: “Hendaklah ilmu tidak dipelajari dari empat orang:
orang bodoh yang menunjukkan kebodohannya sekalipun dia manusia yang
paling banyak meriwayatkan hadits; pelaku bid’ah yang mengajak kepada
bid’ahnya; siapa yang berdusta ketika berbicara kepada orang lain sekalipun
aku tidak menuduhnya berbohong dalam menyampaikan hadits; dan orang
soleh ahli ibadah yang memiliki banyak keutamaan jika ia tidak menghafal
77
dengan tepat hadits yang disampaikannya.”
Wahai para penuntut ilmu jika anda memiliki keleluasaan dalam memilih,
78 79 80 81
jangan belajar dari ahlul bid’ah: rafidhi, khawarij, murji'ah, qodariyah,
75 Pengikut Abul Hasan Al -Asy’ari sebelum ia kembali kepada aqidah Ahlus Sunnah Wal -Jamaah, sedangkan
aqidahnya sebelum kembali kepada aqidah Ahlus Sunnah Wal -Jamaah adalah pentakwilan dan peniadaan sifat-sifat Allah
ﷻ
76 As-Siyar (21/129)
77 As-Siyar (8/61)
78 Nama ini disematkan kepada pengikut syi’ah oleh Aly bin Zaid (cucu Husain –cucu Nabi )ﷺ. Sekte ini pertama kali
muncul di masa Aly bin Abi Thalib dari seorang yahudi dari Yaman bernama Abdullah bin Saba’ yang berpura -pura masuk islam
untuk menghancurkan Islam dari dalam. Salah satu kepercayaan mereka yang terkenal hingga hari ini adalah bahwa Al-
Qur’an telah diselewengkan oleh para sahabat dan mereka telah murtad. Mereka juga menghina Ummul Mukminin
Aisyah, Abu Bakr dan Umar. Mereka juga memalsukan hadits, bersikap berlebihan terhadap keluarga Nabi ﷺsehingga
menyerupai sikap orang-orang Kristen terhadap Nabi Isa. (M)
79 Orang-orang Khawarij, yaitu sekte yang berkeyakinan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir, dan menolak
pemerintahan pemimpin muslim berdasarkan keyakinan bahwa mereka telah murtad, maka pemerintahan mereka
menjadi tidak sa h sehingga kaum Khawarij memberontak dan menyebabkan pertumpahan darah dan kekacauan.
Kelompok ini pertama muncul di zaman Ali bin Abi Thalib. (M)
40
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
82
penyembah kuburan …dan sebagainya. Anda tidak akan mencapai tingkatan
manusia yang beilmu: benar di dalam aqidah, memiliki hubungan yang kuat
dengan Allah, berpandangan benar dan mengikuti atsar; kecuali dengan
menjauhi para pelaku bid’ah dan bid’ah mereka. Buku-buku tentang siroh dan
‘berpegang teguh pada sunnah’ sangat banyak dimana ahlus-Sunnah
berupaya penuh untuk mematikan bid’ah, serta memusuhi dan menjauhi
pelakunya, seperti orang sehat yang menjauhi orang yang berpenyakit kudis.
Mereka memiliki kisah-kisah dan kejadian-kejadian yang terlalu panjang
untuk diceritakan, namun saya dengan senang hati akan menyampaikan
tentang beberapa pokok tulisan mengenainya. Para ulama salaf
rahimahumullah mengharap pahala dari mengabaikan serta menolak ahlul
bid’ah beserta perbuatan bid’ah-nya. Mereka memperingatkan bahaya
bergaul, bermusyawarah dan makan bersama mereka, karena seorang
mubtadi (pelaku bid’ah) dan pengikut sunnah harus menjadi sangat jauh
sampai-sampai masing-masing tidak dapat saling melihat nyala api dari yang
lainnya.
Sebagian salaf tidak mau menyalatkan jenazah pelaku bid’ah dan akan
terlihat meninggalkan prosesi pemakaman. Syaikh Muhammad bin Ibrahim
pernah terlihat menyingkir dari shalat jenazah untuk seorang ahli bid’ah.
80 Seseorang yang berafiliasi pada murjiah, sekte yang berkeyakinan bahwa iman cukup dalam hati, tidak
bertambah maupun berkurang. Mereka pecah menjadi beberapa golongan lagi. (M)
81 Mereka adalah sekte sesat Qadariyah yang menolak rukun iman ke- enam, sebagian ulama berbeda pendapat
mengenai sekte ini berdasarkan keyakinan mereka, karena sebagian benar -benar menolak pilar ini (yang akan kita ketahui
ketika saya menyebutkan hadits Umar) dan beberapa ulama berpendapat bahwa sekte ini telah keluar da ri Islam tetapi
mereka telah punah. Akan tetapi sebagian dari mereka masih ada tetapi tidak dianggap murtad karena mereka tidak
menolak pilar ini tetapi mereka meyakini bahwa Allah tidak mentakdirkan keburukan dan ia seluruhnya karena perbuatan
seseorang. Dan terdapat banyak hadits shahih yang memperingatkan kita dari mereka. (M)
82 Seorang yang mengaku muslim tapi melakukan amalan yang bertentangan dengan klaim tersebut seperti
menyembah kuburan (penghuni kuburan dianggap memiliki kedekatan dengan Allah) meminta pertolongan dan harta
kepada mereka, berdoa kepada mereka, menjadikan mereka wasilah kepada Allah, bersumpah dan menyembelih kurban
untuk mereka,
dan bersumpah atas nama mereka. Perilaku ini dikategorikan sebagai syirik besar dan mengeluarkan seseor ang dari Islam.
41
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
83
Sebagian salaf juga melarang bermakmum shalat kepada mereka dan
menyampaikan bid’ah mereka karena takut melemahkan hati dan syubhat-
syubhat itu sangat ganas.
Sahal bin Abdullah berpendapat bahwa tidak dihalalkan bagi ahlul bid’ah
memakan bangkai meskipun dalam keadaan terpaksa, karena ia seorang yang melampaui batas, karena firman Allah:
ٍ َ َ ُْ َ
داَعلَو غاَب ريْغ رطضا نمف
ٍَ َ َّ َِ
84
…barangsiapa terpaksa tidak melampaui batas… (Al Baqarah 2:173)
83 Alasan beberapa salaf tidak menyalati ahli bid’ah atau shalat di belakang mereka bukan karena hal ini dilarang
seperti pemikiran beberapa orang, karena dalam prinsip aqidah Ahlu Sunnah Wal -jama’ah shalat di belakang mubtadi
diperbolehkan, juga menyalati jenazah mereka, sebagaimana yang disebutkan Imam Thahawi dalam bukunya Al -Aqidah
Ath-Thahawiyah: “Kami memperbolehkan shalat di belakag orang shalih ataupun pendosa” hal.26 dan di dalam shahih
Bukhari ia mengatakan: [bab imam (dalam shalat berjama’ah dari pendosa dan ahlul bid’ah] di dalamnya ia menyebutkan
beberapa riwayat dari kalangan salaf yang menunjukkan dibolehkannya; akan tetapi alasan kalangan salaf tidak
menyalatkan jenazah mereka adalah untuk menciutkan nyali mereka yang terpenga ruh oleh bid’ah agar tidak
melanjutkan amalan mereka, maka hal ini termasuk hajr (mengucilkan) ahli bid’ah dan masuk dalam kategori amar ma’ruf
nahi munkar.
Ibn Abi al-Izz menyebutkan dalam penjelasannya tentang aqidah ath-thahawiyah (hal 375): “…shalat pendosa dan ahlul
bidah itu sendiri adalah sah; jadi jika seseorang diimami salah satu dari mereka, shalatnya tidak menjadi tidak sah. Akan
tetapi mereka yang tidak menyukai shalat di belakang mereka adalah karena amar ma’ruf nahi munkar. Sehingga, mereka
yang banyak berbuat dosa dan berbuat bid’ah tidak pantas ditunjuk sebagai imam karena ia layak dikucilkan sampai ia
bertobat, jadi jika memungkinkan untuk mengucilkan mereka agar mereka bertobat, hal ini dianjurkan. Dan jika beberapa
orang meninggalkan shalat di belakang mereka dan shalat di belakang orang lain; akan memiliki pengaruh (positif) pada
mereka: mencegah dari kejahatan mereka hingga mereka bertobat, atau melepaskan mereka (dari kedudukan mereka)
atau mencegah orang-orang terjatuh ke dalam dosa; maka meninggalkan shalat di belakang mereka adalah lebih
menguntungkan bagi agama, tetapi dengan memastikan tidak ada shalat jumat atau shalat berjamaah ditinggalkan…”
Setelah membaca hal ini anda perhatikan bahwa Syaikh berkata: “… dan jika beberapa orang…” dan bukan siapapun, dan
di dalam pernyataan ini syaikh menyebutkan orang-orang yang memiliki status di dalam masyarakat; ulama dan tokoh,
dan hal ini tidak berlaku bagi orang biasa, karena jika ini dilakukan orang biasa tidak akan memberikan pengaruh y ang
diperlukan seperti disebutkan oleh syaikh.
Untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut pada poin ini saya ingin mengingatkan para pembaca beberapa insiden serupa:
salah satunya ketika rasulullah tidak menyalatkan jenazah seseorang yang mati bunuh diri, seseorang yang meninggal dan
tidak membayar hutangnya, dan seseorang yang meninggal setelah mencuri dari harta rampasan perang; di antara banyak
contoh yang lain adalah kalangan salaf melakukan hal yang sama; dan mereka memiliki kedudukan tinggi di kalanga n
masyarakat. Asy-Syaukani mengomentari hadits tersebut: “Nabi menolak menyalatkan jenazah dengan maksud
menghalangi dari perbuatan mencuri dari harta rampasan perang, demikian juga beliau melakukan hal yang sama untuk
orang yang meninggal dalam keadaan ma sih berhutang.” Nayl al Authar (4/58). Untuk informasi lebih lanjut mengenai
masalah ini merujuklah pada Majmu al -Fatawaa (23/ 343-344,354,360-361,368),(3/286), Mawqif Ahlus Sunnah Wal
Jamaah min ahlil ahwa’I wal bid’ah (1/367-368) oleh syaikh Ibrahim Ruhaili (hafidzohullah).
42
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Sangat banyak berita tentang para salaf yang berpaling dan meninggalkan
para ahlul bid’ah dalam rangka berhati-hati juga mencegah penyebaran bid’ah
mereka, menghancurkan mental mereka sehingga mereka melemah dalam
upaya menyebarluaskan bid’ah, karena terlibatnya ahlu Sunnah dengan
seorang ahlul bid’ah menjadi persaksian atas kredibilitas mereka bagi para
pemula dan orang awam. Kata awam (‘ammi) diambil dari kata buta (‘ama),
orang awam pada umumnya perlu dituntun oleh orang lain.
84 Di awal ayat ini Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya)…” Ulama tafsir berbicara panjang lebar tentang ayat ini dan memberikan penjelasan berbeda -beda
tentang ayat ini, dan ini adalah salah satu penjelasan yang diberikan ulama tafsir. Akan tetapi penjelasan yang tepat dari
ayat ini adalah yang dipilih olehIbn Jarir Ath-Thabari dimana ia berkata: setelah menyebutkan penjelasan yang lain: “… dan
yang menjadi pilihan pertama dari tafsir-tafsir ayat ini adalah pendapat mereka yang mengatakan ‘…tetapi jika seseorang
terdesak kebutuhan tanpa keinginan dari dirirnya dalam memakan apa yang telah diharamkan, atau melampaui batas…’
ketika memakan daging…” (2/88), yaitu ia tidak memakan apa yang diharamkan karena hawa nafsunya, dan ia tidak
melampaui batas agama dalam memakan sejumhal kebutuhan untuk bertahan hidup. (M)
86 Syaikh tidak menyebutkan kisah ini karena sudah masyhur di kalangan penuntut ilmu, tetapi tidak ada salahnya
disebutkan secara lengkap bagi mereka yang belum mengetahuinya: diriwayatkan bahwa Yahya ibn Yahya telah berk ata:
“ketika kami duduk di majelis Malik ibn Anas seorang pria datang dan berkata: “Ya Abu Abdillah ‘(Yaitu) Tuhan Yang Maha
Pemurah. Yang beristiwaa’ (bersemayam) di atas 'Arsy’ [Thaha:5]. Bagaimana Istiwaa’nya Allah itu?” beliau menunduk
dan berkeringat (karena peliknya pertanyaan itu), kemudian beliau menjawab: “Istiwaa’ itu telah diketahui (maknanya),
kaifiyah-nya tidak diketahui (majhuul), beriman kepadanya adalah wajib, dan menanyakan tentangnya adalah bid’ah dan
aku mencurigai engkau seorang mubtadi’ dan beliau memerintahkan agar orang itu diusir” Diriwayatkan oleh Imam Said
ad-Darimi dalam bukunya ar-Radd ‘alal jahmiyyah, hal.56 dan al -Lalaka’I dalam bukunya as -Syarh Usul I’tiqad
Ahlus Sunnah wal -Jama’ah, (3/441), dan al -Baihaqi di dalam al -Asma’ was-sifat (2/305-306) dan Adh-Dhahabi
menyebutkan di dalam al-Ulu’ (lihat mukhtasar al-Ulu’oleh al-Albani hal 141-142) dan dishahihkan olehnya, dan ibn Hajar
dalam Fathul Bari (13/406-407). (M)
43
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Apa yang saya sebutkan diatas adalah dalam kondisi lapang dan memiliki
pilihan. Adapun jika anda belajar di sekolah formal yang tidak bisa memilih
(darimana anda mengambil ilmu), maka berhati-hatilah terhadapnya sambil
berdoa memohon perlindungan dari kejahatannya, dengan kewaspadaan
terhadap pemikiran sesat yang disusupkannya, sebagaimana dikatakan dalam
pepatah: “panenlah buahnya dan bakarlah kayunya.” Jangan lelah dalam
menuntut ilmu, karena saya khawatir ini seperti melarikan diri dari medan
87 Di antaranya: Al-Jami oleh Al-Khathib [bab tentang memilih guru jika karakteristik mereka berbeda], dan di dalam
buku
Manahijul Ulama fil Amri bil Ma’rufi wan-Nahyi anil-Munkar oleh As Samura’I (hal 215-255) (yang merupakan buku
penting) dan juga at-Tahawwul al-Madzhabi diambil dari al -Isfar oleh penulis sendiri [dimana ia menyebutkan pengaruh
buruk berkumpul dengan mereka].
88 Madu dalam bahasa arab adalah ‘asal dan ketika dibaca terbalik menjadi lasa yang berarti racun, jadi yang
dimaksudkan
syaikh adalah ucapan para mubtadi dipermanis madu, akan tetapi sebenarnya bukan madu tetapi racun. (M)
44
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
90 Catatan: terdapat perbedaan tipis dalam menuntut ilmu secara umum dengan hadits secara khusus. Untuk
penjelasan lebih lanjut lihat Mawaqif Ahlis Sunnah wal Jama’ah min Ahlil Ahwa’ wal Bid’ah (1/136-368) oleh Syaikh
Ibrahim Ar-Ruhayli (2/685). (M)
91 Nama asli dari buku ini adalah Aqidah As -Salaf wa Ashab Al-Hadits
45
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
93 Majmu al-Fatawa Syaikh al-Islam Ibn Taimiyyah (2/132, 5/119, 14/459-460,36/218). [Syaikh tidak menyebutkan
kisah Ibn Umar ketika beliau ditanya tentang Qadariyyah; dan ini adalah hadits pertama dalam Shahih Muslim yang beliau
riwayatkan, bahwa Yahya ibn Ya'mur berkata: Orang pertama yang menolak Qadar di Basra adalah Ma'bad al -Juhani. Aku
telah keluar berhaji atau berumrah bersama Humayd ibn Abdir-Rahman al-Himyari, maka kami berkata kepada satu sama
lain: Seandainya kita dapat bertemu salah satu sahabat nabi sehingga kita dapat bertanya padanya apa yang telah
dibicarakan tentang taqdir, maka kami diberkahi dengan Abdullah ibn Umar ibn Al -Khattab yang sedang memasuki masjid,
kami berjalan mengapitnya, dan aku menduga sahabatku akan membiarkan aku yang berbicara, maka aku berkata: "Wahai
ayah Abdur-Rahman! Sekelompok orang telah muncul di tanah kami; mereka membaca Quran dan mencari
pemahaman ilmu yang mendalam -dan ia menyebutkan beberapa karakteristik mereka - "dan bahwa mereka berkata
46
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
bahwa tidak ada takdir dan segala sesuatu dimulai lagi". Ia berkata: "Jika engkau bertemu dengan orang-orang ini, katakan
pada mereka bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku, dan demi Yang Abdullah ibn Umar
bersumpah dengan-Nya, jika salah satu dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud, Allah tidak akan menerima
darinya sampai ia mengimani qadar..." beliau kemudian meriwayatkan dari ayahnya hadits Jibril yang telah masyhur .
94 Majmu al-Fatawa Syaikh al-Islam ibn Taimiyyah, (28/213, 216-218)
47
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
48
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Pasal Keempat
Adab Bersahabat
95
Seperti halnya faktor genetika itu tersembunyi, maka begitu pula
96
karakteristik yang buruk, sebab karakter manusia itu mudah ditularkan dan
kesan pertama lah yang mencuri hati, dan manusia ibarat kawanan burung
tercipta dengan sifat pembawaan saling meniru. Oleh karena itu, berhati-
hatilah dalam bergaul dengan sahabat yang buruk, karena dia merupakan
kebinasaan. Dan mencegah itu lebih mudah daripada mengobati.
Maka dari itu, pilihlah sebagai sahabat orang yang akan membantumu
mencapai tujuan, mendekatkanmu kepada Allah, bersepakat denganmu dalam
97
tujuan yang mulia. Klasifikasikan sahabat dengan kriteria yang ketat:
1. Sahabat karena kemanfaatan
2. Sahabat karena kesenangan
3. Sahabat karena akhlak mulia
95 Terdapat hadits palsu tentangnya, lihat Al -‘Illah Al-Mutanahiyah, (2/123,127) dan Syarah Al -Ihya’ (5/348)
96 Syarah Al-Ihya’ (1/74)
Akhlak mulia adalah mata uang langka yang sulit diperoleh. Salah satu
ucapan Hisyam bin Abdul Malik (wafat 125H) yang sangat berharga adalah:
“tidak ada sedikitpun kelezatan dunia yang masih tersisa kecuali seorang
saudara yang aku tidak memperhitungkan biaya untuk saling memperhatikan
98
antara aku dan dia.”
Salah satu ucapan indah yang ditulis adalah: “Uzlah itu jika tanpa huruf ain
maksudnya ilmu akan bermakna kesalahan dan jika tanpa huruf za yakni
99
zuhud akan menjadi ila’ yaitu penyakit.”
99 Al-Uzlah oleh al-Khattabi. [Yang ditekankan oleh Syaikh adalah pentingnya teman yang baik, tetapi jika mustahil
untuk menemukannya -seperti dalam situasi hari ini - maka dalam hal ini harus mengisolasi diri dari terlalu banyak
berkumpul dengan manusia, tetapi mengingat bahwa 2 syarat dari isolasi ini: syarat pertama adalah ilmu; karena isolasi
hanya bermanfaat bagi orang yang berilmu; Abu Sulaiman al -Khattabi berkata: "Menyendiri hanya bermanfaat bagi orang
yang bijaksana dan para ulama, dan sangat berbahaya bagi orang awam,' al -Uzlah oleh al-Khattabi, (hal.226). syarat kedua
adalah zuud, dan tanpa keduanya menyendiri berubah dari sesuatu yang bermanfaat menjadi sesuatu yang berbahaya
50
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Pasal Kelima
Motivasi tinggi merupakan salah satu karakter Islam, dasar dari aspirasi
negatif atau positif pada kepribadianmu, dan yang mengendalikan
perilakumu. Motivasi tinggi akan mendatangkan kebaikan dari Allah yang tak
terbatas; sehingga anda bisa menapaki tangga-tangga kesempurnaan,
semangat pantang menyerah akan mengalir di dalam pembuluh darahmu, dan
anda akan berlari di medan ilmu dan amal (dari ilmu yang telah anda pelajari)
sehingga orang-orang tidak melihatmu berdiri kecuali pada pintu-pintu
kemuliaan atau mengulurkan tangan kecuali untuk urusan-urusan yang
penting. Berhias dengan motivasi tinggi akan membuang semua angan-angan
dan perbuatan rendah dari dirimu serta mencabut pohon kehinaan dan
kompromi (dalam masalah agama), sehingga orang yang memiliki motivasi
tinggi teguh hati dan tidak gentar menghadapi berbagai situasi. Sedangkan
orang yang tidak memiliki motivasi itu pengecut dan mulutnya dibungkam
oleh kegagapan.
51
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Jangan keliru, motivasi tinggi itu tidak sama dengan kesombongan, keduanya
memiliki perbedaan sejauh jarak antara langit yang menurunkan hujan dan
bumi dengan tumbuhan. Motivasi tinggi adalah perhiasan para pewaris nabi
ﷺsedangkan kesombongan adalah penyakit para tirani yang celaka.
Dalam biografi Ahmad bin Abdul Jalil dalam Tarikh Baghdad karya Khatib
Baghdadi disebutkan salah satu qasidahnya:
52
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
“Siapa yang tidak banyak melakukan perjalanan tidak akan layak menjadi
tujuan perjalanan.”
Siapa yang tidak melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu mencari guru
dan belajar dari mereka, mustahil akan menjadi seorang yang pantas untuk
didatangi. Karena para ulama (yang menghabiskan waktu panjang untuk
belajar, mengajar dan menyampaikan ilmu) memiliki banyak tulisan (yang
diperoleh dari penelitian), ketelitian, poin-poin ilmiah dan pengalaman-
pengalaman yang semua itu atau yang serupa dengannya jarang didapati di
dalam lembaran-lembaran buku.
100 Kalimat ini dalam terminologi kalangan sufi berarti ilmu batin yang mereka klaim diperoleh dari wahyu. (M)
53
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
54
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
101
27. Menjaga ilmu dengan tulisan
Jika telah terhimpun tulisan padamu sesuai kehendak Allah maka susunlah
dalam buku catatan atau himpunan tema, hal itu akan membantumu
menemukannya dalam waktu singkat yang bisa jadi para ulama besar yang
kuat hafalannya pun tidak mengetahuinya.
56
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Dibalik ilmu agama ada proses memahami, dan yang mempelajarinya adalah
orang yang mengikat hukum-hukum dengan konsep yang dibangun dari
syari’ah. Ibnu Mas'ud meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺbersabda: “Semoga
Allah mencerahkan wajah seseorang yang mendengar dari kami sebuah
hadits, lalu menghafalnya, hingga dia, maka bisa jadi dia membawa fikih
(meriwayatkan hadits) kepada orang yang lebih faqih (paham) darinya. Dan
bisa jadi seorang pembawa fiqh (perawi hadits) tidak paham (terhadap
104
haditsyang diriwayatkannya.” Ibnu Khair berkata menjelaskan makna
hadits ini: “…hadits ini mengandung penjelasan bahwa fikih adalah upaya
menyimpulkan dan memahami makna (teks), dan secara implisit menjelaskan
tentang kewajiban mempelajari fiqh, mengkaji makna makna hadits dan
105
menyimpulkan rahasia yang tersimpan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu Qayyim Al Jauziyyah
rahimahumullah telah memberikan pengaruh yang besar dalam hal ini.
Barang siapa membaca buku-buku kedua imam ini niscaya akan
menuntunnya di atas jalan lurus dalam pembelajaran.
Salah satu perkataan indah Ibnu Taimiyah dalam sebuah halaqah: “Dahulu
kami berada di sebuah majelis untuk mendalami agama dan mengkaji hukum-
hukum syariat; dengan memahami secara mendalam gambarannya,
ketetapannya dasar-dasarnya dan perinciannya; maka topik pembicaraan kami
berganti menjadi…dan beliau menyebutkan suatu masalah… maka saya
mengatakan: “La haula wala quwwata illa billah, kesimpulan masalah ini
berdasarkan satu kaidah dan dua pasal…”
104 Diriwayatkan oleh Ahmad (4/157), At-Tirmidzi (10/24), Ibnu Majah (1/85) dengan sanad bersambung dan
mutawatir
105 Fihris Ibnu Al-Khair hal. 9
58
bais.islamiconlineuniversity.com
Etiquette of Seeking Knowledge 101 Islamic Online University.com ©
Oleh karena itu tafaqquh memiliki cakupan yang lebih luas daripada tafakur
,karena ia merupakan hasilnya
ً۬ ۡ ۡ َ
ا َ َ َ َ َ َۡ ََُ
فمال ٰهـَؤ ِلء ٱلقوم َل َيكادُون َيفقُهون َِحديثا
ِ َِ
Maka mengapa orang -orang munafik itu hampir-hampir
.tidak memahami pembicaraan sedikitpun
59
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
106 Merujuk pada perkataan mereka dalam Faqih al -Badan, Ma’alim Al-Iman (2/336,340) dan Ats-Tsiqat oleh Ibnu
Hibban
(9/242)
60
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Sifat inilah yang memberimu perbedaan spesifik, dan standar yang benar
tentang pencapaian ilmu dan kemampuan menyimpulkan hukum. Maka
seorang ahli fikih adalah orang yang ketika menghadapi suatu kasus dimana
tidak ada nash tentangnya, ia mengadaptasi sebuah hukum untuknya. Dengan
cara yang sama seorang ahli balaghah bukanlah orang yang bisa
menyebutkan kepadamu klasifikasi dan pembagian balaghah, akan tetapi ia
adalah orang yang kefasihannya dalam membaca kitab Allah, dapat
mengambil sari-sari ilmu yang tersebunyi di dalamnya, dan ketika ia menulis
atau berkhutbah, ia dapat merangkainya seperti biji-biji dari sebuah kalung
mutiara. Demikianlah yang berlaku dalam seluruh bidang ilmu.
Jangan khawatir ketika ada salah satu bidang ilmu yang belum dibukakan
jalannya untukmu, karena sebagian ilmu juga sulit dipahami oleh beberapa
ulama yang terkenal. Di antara mereka ada yang menyatakan terus terang
mengenai hal itu, sebagaimana bisa kita temukan dalam biografi mereka. Di
107
antaranya Al-Asma’i kesulitan menguasai ilmu ‘arudh, ahli hadits Ar-
Ruhawi kesulitan mengusai ilmu khath, Ibnu Shalah dalam ilmu mantiq, Abu
108
Muslim An-Nahwi dalam sharaf, As-Suyuthi dalam matematika, Abu
Ubaidah, Muhammad bin Abdul Baqi, Abul Hasan Al-Qathi’i, Yahya bin
Zayad Al-Fara’, dan Abu Hamid Al-Ghazali, kelima ulama ini kesulitan
mengusai ilmu nahwu.
107 Studi ilmu ayat dan syair dalam bahasa arab (M)
108 Studi perubahan kata-kata dalam bahasa arab (M)
61
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Penuntut ilmu harus benar-benar menghiasi diri dengan sifat amanah ilmiah,
baik ketika mencari dan memperolehnya, menerapkannya, menyampaikan
dan mengajarkan ilmu: “Sungguh kejayaan suatu umat tergantung pada
kebaikan amalnya, kebaikan amalnya tergantung kepada kebenaran ilmunya,
kebenaran ilmunya tergantung kepada sifat amanah para ulamanya dalam
menyampaikan dan menjelaskan ilmu. Barangsiapa yang berbicara tentang
suatu ilmu tanpa sifat amanah maka dia telah melukai ilmu, seolah ia
menaruh batu yang menghalangi jalan menuju kejayaan umat.
Kelompok-kelompok yang berafiliasi kepada ilmu tidak pernah bersih dari
orang-orang yang tujuannya menuntut ilmu bukan untuk berhias dengan
perilaku utama atau memberi orang lain manfaat dengan ilmu yang telah
mereka ketahui, orang-orang seperti mereka tidak jujur. Mereka tidak merasa
bersalah untuk meriwayatkan ilmu yang tidak pernah mereka dengar atau
menjelaskan sesuatu yang tidak mereka ketahui. Inilah yang telah mendorong
para ulama melakukan kritik terhadap perawi hadits dan penggolongan antara
orang yang berbicara berlebihan dan orang yang berbicara sesuai dengan
kadar ilmu yang diketahuinya. Dengan demikian, para penuntut ilmu bisa
mengetahui nilai dari apa yang mereka baca serta kedudukannya dan dapat
membedakan yang benar dari kepalsuan, atau apakah yang mereka baca
110
didominasi kebenaran atau kebohongan atau campuran dari keduanya.
110
Rasa’il Al-Islah (1/13)
63
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
33. Kejujuran
benci, atau keadaan lahirmu sesuai dengan yang diketahui oleh panca indra,
pendengaran, mata, penciuman, pengecap, dan indra peraba.
65
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Perisai penuntut ilmu adalah perkataan “aku tidak tahu,” adapun yang akan
merobeknya adalah menolak mengatakannya karena kesombongan, dan justru
berkata “dikatakan bahwa… ini dan itu”. Oleh karena itu, ucapan “aku tidak
tahu” adalah setengah ilmu. Maka ucapan “dikatakan bahwa… ini dan itu”
112
setengah kebodohan.
Jangan biasakan menunda pekerjaan. Jangan katakan kepada diri anda bahwa
anda akan menundanya hingga begini, setelah selesainya pekerjaan ini, dan
111 ibid
112 At-Ta’alum hal. 36
66
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Jika anda membaca biografi para ulama –terutama para hafizh (orang yang
banyak menghafalkan) - anda akan mendapati tidak sedikit dari mereka yang
membaca kitab-kitab besar dalam beberapa kali pertemuan atau beberapa
hari, dengan tujuan mengoreksi bacaan tersebut di hadapan seorang guru
yang ahli. Ibnu Hajar membaca kitab Shahih Bukhari dalam sepuluh kali
pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama sepuluh jam, Shahih
Muslim dalam empat pertemuan, selama kurang lebih dua hari ditambah
beberapa waktu antara pagi hingga pada waktu dzuhur di siang hari. Hal ini
selesai beliau lakukan pada hari arafah di hari Jumat tahun 813 H. Beliau juga
membaca Sunan Ibnu Majah dalam empat kali pertemuan dan Mu’jam
Thabrani Ash-Shaghir dalam suatu pertemuan antara sholat dhzuhur dan
sholat ashar.
69
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Ibnul Qayyim berkata: “Dikatakan jika anda berada dalam majelis seorang
ulama bertanyalah dalam rangka memperoleh pemahaman bukan bertanya
122
sebagai bentuk penentangan” . Ia juga berkata ilmu itu memiliki enam
tingkatan:
1. Bertanya dengan baik
2. Mendengar dengan baik
3. Memahami dengan baik
4. Menghafal
5. Mengajar
6. Ini merupakan buahnya yaitu mengamalkannya dan memperhatikan
123
batas-batasnya. Kemudian beliau menjelaskannya dengan
keterangan yang penting.
124
40. Diskusi tanpa debat
Berhati-hatilah, karena hal ini bisa membuka aib orang yang tidak jujur. Jika
mudzakarah dilakukan dengan orang yang pendek ilmunya dan beku otaknya,
maka ia merupakan penyakit dan sesuatu yang menyebalkan. Adapun
bersendiri dengan cara memikirkan berbagai aspek ilmu, maka hal ini
merupakan hal yang tidak boleh anda tinggalkan. Ada yang mengatakan
menghidupkan ilmu adalah dengan melakukan muzakaroh.
42. Penuntut ilmu hidup di antara Al Qur’an dan Sunnah serta ilmu-
ilmunya
Ibarat dua sayap burung waspadalah jangan sampai sebelah sayapmu patah.
71
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Anda tidak mungkin menjadi seorang penuntut ilmu yang ahli dan benar-
benar menguasai ilmu sampai unta masuk ke lubang jarum sekalipun selama
anda tidak menyempurnakan perangkat-perangkat ilmu yang anda pelajari itu,
dalam bidang fikih anda harus memadukan antara fikih dan ushul fikih,
dalam bidang hadits anda harus memadukan antara ilmu dirayah dan riwayah,
demikian seterusnya. Allah berfirman:
َ ُ ۡ َ َ ُ ۤ َ َ ُۡ َ ۡ َۡ َ َّ
ت قَّ َح
ِ كٮ ٰـلوأ ِهۦتولxِهب نون ِمُؤ ي ُٱل
ۥهنولتَي ب ٰـت ِكٱل مهُ ٰـنيتاء ني ِذ َ
ِ ِْٕ َ َ ُ َ
Orang-orang yang anda beri Alkitab mereka itu membacanya dengan
sebenar-benar membaca.
(Al Baqarah 2:121)
Dari ayat ini bisa disimpulkan bahwa seorang penuntut ilmu jangan sampai
125
berhenti mempelajari sebuah bidang ilmu kecuali setelah menguasainya.
Pasal Keenam
Tanyakan kepada diri sendiri sejauh mana anda telah memiliki tanda-tanda
ilmu yang bermanfaat yaitu:
1. Mengamalkannya
2. Tidak suka dipuji dan menyombongkan diri kepada sesama manusia
3. Semakin tinggi rasa tawadhu setiap kali bertambah ilmunya
4. Menghindari sifat ambisius terhadap jabatan, kepemimpinan,
popularitas dan dunia
5. Menghindari klaim sebagai ulama
6. Berprasangka buruk kepada diri sendiri dan berprasangka baik
kepada orang lain, berhati-hati jangan sampai mencela mereka.
Abdullah bin Mubarak jika disebutkan tentang akhlak para salaf, beliau
bersenandung:
“Jangan bandingkan keadaan kita dengan keadaan mereka
73
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
74
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Ulama berhias dengan kemuliaan yaitu sikap menjaga dan menghormati ilmu
serta menjaga kemuliaannya. Berapa banyak anda memperoleh manfaat dari
126
Tadzakirus-Sami’ wal Mutakallim
75
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Jangan anda bawa ilmu kepada pemburu dunia, jangan anda berdiri di depan
pintu mereka dan jangan berikan kepada selain yang berhak mendapatkannya
meski sebesar apapun kedudukannya.
Hiburlah mata fisik dan mata hati anda dengan membaca biografi para ulama
di masa lalu, niscaya anda akan melihat bagaimana pengorbanan mereka
dalam rangka menjaga kemuliaan ilmu, terutama di dalam buku yang khusus
mengumpulkan contoh-contoh keteladanan ini seperti: yang ditulis dalam
127
buku Akhlakul Ulama oleh Muhammad Sulaiman, Al-Islam bainal Ulama
wal Hukkam oleh Abdul Aziz Badri dan Manahijul Ulama fi Amri bil Ma'ruf
128
wan Nahi Anil Munkar oleh Faruq As-Samura’i . Saya harap anda dapat
memperoleh manfaat berlipat-lipat dari apa yang mereka sebutkan itu dalam
kitab Izzatul Ulama (karya penulis sendiri), semoga Allah memudahkan
penyempurnaan dan penerbitan buku ini.
Dahulu para ulama mengajari murid mereka agar menghafal qasidah Al-
Jurjani Ali bin Abdul Aziz (wafat 392 H) sebagaimana bisa kita temukan
dalam beberapa catatan biografi beliau yang bagian awalnya berbunyi:
Hendaklah anda selalu menjaga harga diri dengan menjaga agama, ilmu, dan
kemuliaan dirimu dengan landasan kebijaksanaan, ilmu, dan sikap yang baik
yaitu: “Jagalah Allah niscaya Dia menjagamu, dan jagalah Allah di saat
lapang niscaya Dia menjagamu di saat sulit.”
Jika anda diberhentikan dari jabatanmu -dan ini pasti akan anda alami entah
kapan- tidaklah mengapa, karena itu adalah pemberhentian jabatan secara
terhormat bukan pemberhentian secara tercela.
77
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Yang mengherankan, orang yang terhalang dari sebagian besar karunia itu
tidak mau berpegang teguh dan kembali kepada Allah kecuali setelah
pensiun, dan meskipun taubat orang seperti ini sah secara syariat, tetapi
agamanya sama saja dengan agama orang tua renta, karena kemanfaatannya
tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Adapun ketika masih memiliki jabatan
anda dapati dia orang yang paling banyak berbuat dosa dan menimpakan
kemudharatan, hatinya beku, lidahnya bisu tidak kuasa berbicara kebenaran.
Kami berlindung kepada Allah dari keterhinaan.
Oleh karena itu, carilah kitab-kitab induk. Ketahuilah bahwa satu kitab induk
tidak bisa mencukupi kebutuhan kita kepada kitab induk lainnya. Jangan
memenuhi perpustakaanmu dan jangan mengacaukan pikiranmu dengan
129 Lihat Al-Ghuraba’oleh Al-Ajurri (hal. 79-80) dan Raudhatul Uqala (hal. 70) oleh Ibnu Hibban
78
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
buku-buku sampah, terutama buku-buku yang ditulis oleh para ahli bid’ah,
karena buku-buku itu merupakan racun mematikan.
50. Pondasi perpustakaanmu
79
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
130
53. Menghilangkan ketidakjelasan tulisan
Hilangkan ketidakjelasan tulisan dengan cara-cara berikut:
1. Menulis dengan tulisan yang jelas
2. Menulis berdasarkan kaidah penulisan, banyak tulisan membahas tema
131
ini, di antaranya Kitabul Imla’ oleh Husain Wali, Qawaidul Imla
132
karya Abdussalam Muhammad Harun, dan Al-Mufradul ‘Alam oleh
133
Al-Hasyimi.
3. Memperjelas mana huruf yang diberikan titik dan yang tidak perlu
4. Memberikan harakat huruf yang perlu134
5. Menuliskan penomoran ayat maupun hadis135
130 Tanda yang diberikan pada huruf Arab untuk menunjukkan cara membaca yang benar. (M)
131 Diterbitkan oleh Dar Al-Qalam, Beirut (1405)
132 Edisi ke-empat dipublikasikan oleh Khanaji Print, Mesir (1399 H)
133 Edisi ke-22 diterbitkan oleh Al-Makatabah Al-Bukhairiyyah Al-Kubro, Mesir
134 Karena membiarkannya akan membingungkan
Pasal Ketujuh
Larangan
136
55. Jangan menjadi Abu Syibr (jengkal)
Dikatakan ilmu itu memiliki tiga jengkal: siapa yang memasuki jengkal
pertama niscaya akan sombong, siapa yang memasuki jengkal kedua niscaya
akan rendah hati dan siapa yang memasuki jengkal ketiga niscaya mengetahui
bahwa ia tidak berilmu.
136
Tadzkiratus Sami wal Mutakallim (hal. 65)
81
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Berhati-hatilah, jangan menulis buku tanpa adanya hal baru dalam salah satu
dari delapan tujuan penulisan, yang pada intinya adalah sekedar membuat
coretan. Berhati-hatilah, jangan sibuk menulis sebelum menyempurnakan
perangkatnya, melengkapi keahlianmu, dan belajar secara matang kepada
guru-gurumu. Jika tidak, bisa-bisa anda mencatatkan cela dan
memperlihatkan aibmu.
Adapun sibuk dengan tulisan yang bermanfaat bagi orang yang sudah
memiliki keahlian, menguasai perangkat-perangkatnya, luas wawasannya,
terbiasa mengkaji, mengevaluasi, menelaah, membaca buku-buku besar,
menghafal buku-buku mukhtasor dan memiliki ingatan yang baik tentang
persoalan, maka ia merupakan salah satu pekerjaan paling utama orang-orang
mulia. Jangan lupa perkataan Al-Khatib: “Siapa yang menulis buku, berarti
82
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
138
60. Menghindari syubhat
Jangan menjadikan hatimu seperti spon yang menyerap semua yang datang
kepadanya, jangan mendatangkan syubhat kepada diri sendiri atau orang lain.
Syubhat-syubhat itu ganas, hati itu lemah. Kebanyakan orang yang
139
menyebarkan syubhat adalah para pemikul kayu bakar -ahlul bid’ah- maka
hindarilah mereka.
139 Idiom yang digunakan untuk menggambarkan orang yang tidak peduli dari mana mereka mengambil agama (M)
83
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Hindarilah kesalahan ucap atau tulis, karena bersihnya ucapan dan tulisan
dari kesalahan merupakan keutamaan besar, wujud kejernihan rasa, serta
bukti pemahaman terhadap keindahan makna dan ketepatan ungkapan.
Diriwayatkan dari Umar beliau berkata: “Belajarlah bahasa Arab karena ia
140
memperbaiki citra diri seseorang.” Telah diriwayatkan dari sejumlah salaf
141
bahwa mereka biasa memukul anak-anak mereka karena kesalahan ucap.
Al-Khatib meriwayatkan dari Rahabi ia berkata: “Saya pernah mendengar
sebagian sahabat kami berkata: jika orang yang sering salah tulis menulis,
lalu ia menulis dengan narasumber orang lain yang juga banyak salah tulis,
142
jadilah ucapan tersebut seperti berbahasa Persia.” Al-Mubarrid
143
bersenandung dalam syair:
“Nahwu memudahkan lidah yang
gagap berbicara,
dan kau hormati orang jika ia
tidak salah berbicara.
Jika anda inginkan ilmu yang mulia,
maka yang lebih mulia adalah
144
yang membenarkan tutur kata.”
Oleh karena itu, jangan pedulikan ucapan Qasim bin Mukhaimarah: “Belajar
nahwu itu awalnya sibuk dan akhirnya berlebihan.” Juga ucapan Bisyr Al-
Hafi ketika dikatakan kepadanya, “Belajarlah nahwu.” Jawabnya, “Aku akan
tersesat.” dikatakan padanya: “Zaid memukul Amr” Bisyr pun mengatakan,
“wahai saudaraku mengapa Amr dipukuli?” “Wahai Abu Nashr ia tidak
dipukul, tetapi itulah kaidah yang dibuat.” Jadi Bisyr berujar, “Bagian
pertama saja berisi kebohongan, aku tidak membutuhkannya.” Dibawakan
oleh Al-Khatib dalam Iqtidha’ul Ilmil Amal.
145
63. Israiliyat baru
Hindarilah israiliyat baru yang dihembuskan oleh para orientalis, baik itu dari
kalangan Yahudi maupun Nasrani, karena lebih berbahaya dari israiliyat
kuno. Karena israiliyat kuno ini sudah dijelaskan oleh Nabi ﷺbagaimana
menyikapinya dan para ulama telah mempublikasikan bagaimana pendapat
mengenainya. Adapun israiliyat baru yang diusulkan ke dalam pemikiran
setelah terjadinya revolusi peradaban, terhubungnya seluruh dunia
Islam146
145 Maqasid asy-Syar'iyyah al-Islamiyyah oleh 'Allaal al-Fasi (hal. b). [Istilah ini merujuk pada riwayat Yahudi yang diambil
dari "Tawrat" dan diperkenalkan baik oleh kaum Yahudi yang tetap pada agama mereka maupun yang telah masuk Islam. Kisah-
kisah ini diperkenalkan kepada Islam oleh orang-orang ini untuk menjelaskan kisah yang Allah sebutkan dalam Quran atau yang
disebutkan nabi ﷺdalam hadits, atau bisa jadi kisah yang tidak berasal dari Quran dan Sunnah. Contohnya: Menjelaskan pohon
yang mana Adam dan hawa makan darinya, di antara banyak contoh lain yang sayangnya buku-buku tafsir banyak
menyebutkannya. Nabi ﷺ, demikian juga para ulama -berdasarkan ajaran nabi ﷺ-mengklarifikasi pendapat yang diambil dari
riwayat seperti ini, dan mereka juga menggolong-golongkannya. (M)]
146 Saya tidak mengetahui alasan syaikh -hafidzohullah- menggunakan kalimat ini, karena para ulama menyatakan
tidak boleh digunakan, termasuk di antaranya adalah syaikh sendiri dalam bukunya Mu'jam al -Manahi, ia berkata:"dan di
antara mereka -yaitu kalimat yang dinisbatkan ke dalam Islam- al-Fikr al-Islami (ideologi Islami) dan al -Fikratul-Islamiyah
(Ideologi Islami) diartikan Islam. Bagaimana mungkin Islam yang berasal dari wahyu dapat disebut ideologi? Dan ideologi
adalah produk pemikiran manusia, bagaimana mungkin Islam menjadi manifestasi ideologi manusia? dan Islam berasal
dari wahyu yang sempurna sedangkan ideologi tidak sempurna." (hal 373)
Dan Syaikh Ibn Al-Utsaimin -rahimahullah- berkata di dalam Majmu al -Fatawa: "...dan kata ini -maksud saya al-fikr- yang
digunakan untuk menyebut agama, harus dibuang dari kamus buku Islam karena mengarahkan pada pengertian yang
buruk yaitu menyebut Islam sebuah ideologi, atau agama Kristen sebuah ideologi dan agama Yahudi sebuah
ideologi...sehingga menyebabkan agama-agama ini (dalam bentuk murni dan aslinya) hanya sebuah ideologi keduniaan
yang dapat diambil oleh siapa saja yang menginginkannya. Pada kenyataannya agama samawi ini (dalam bentuk murni dan
aslinya) adalah keyakinan samawi dari Allah, dimana iman seseorang telah diwahyukan oleh Allah", (3/136). Wallahu
a'lam. (M)
85
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
satu dengan yang lain, dan terhentinya ekspansi Islami, maka ia merupakan
keburukan tulen dan bencana yang tumpah ruah. Sebagian umat Islam telah
melupakannya, sebagian telah merendahkan diri dihadapannya, berhati-
hatilah. Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari kejahatannya.
147
64. Waspadai perdebatan ala Byzantium
Yakni perdebatan yang tidak berguna dan miskin manfaat. Konon orang-
orang Byzantium berdiskusi mengenai jenis kelamin malaikat, padahal musuh
sudah berada di pintu gerbang kota hendak menyerang mereka. Begitulah
perdebatan yang miskin manfaat itu menghambat dari jalan kebenaran.
Kebiasaan para Salaf adalah menghindari banyak perdebatan, terlalu banyak
berdebat itu menunjukkan kurangnya sifat wara’, sebagaimana perkataan
Hasan Al-Basri ketika mendengar orang-orang yang berdebat: “Orang-orang
itu sudah bosan beribadah, merasa ringan berbicara dan sifat wara’ mereka
sangat rendah. Oleh karena itulah mereka banyak berbicara.” Riwayat di atas
dibawakan oleh Ahmad dalam Az-Zuhd dan Abu Nu’aim dalam Al-
148
Hilyah.
65. Tidak ada kelompok dan golongan yang menjadi dasar ikatan wala’
149
dan bara’
Orang-orang Islam tidak memiliki ciri khas selain Islam dan kedamaian.
Wahai penuntut ilmu! Semoga Allah memberkahimu dan usiamu, tuntutlah
ilmu, berusahalah beramal, dan berdakwahlah kepada Allah berdasarkan
metode para salaf. Jangan keluar masuk jama'ah-jama'ah sehingga anda
keluar dari kelapangan kepada kesempitan. Islam ini seluruhnya merupakan
jalan dan manhaj sedangkan kaum muslimin ini seluruhnya merupakan
150 Dan dalam buku Hukm Al -Intima’, karya penulis lebih banyak manfaat dan lebih detail
151 Madarijus Salikin (3/172)
87
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
bersama mereka, ia tidak terikat dengan satu identitas, tanda nama, atribut
atau metode yang dibuat-buat dengan berbagai istilah baru. Jika ditanya
tentang gurunya, ia menjawab Rasulullah ﷺ, tentang jalannya ia menjawab,
mengikuti Nabi ﷺ, tentang atributnya, dia menjawab, pakaian taqwa tentang
madzhabnya, dia menjawab, menjalankan sunnah, tentang tujuan dan cita-
citanya, dia menjawab:
ْ
ُههجو نوُ دري ۥ
menghendaki keridhaan-Nya
(Al-An’am: 52)
88
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
tentang pos dan markasnya, dia menjawab
ُ
152 Ini adalah dua nama qabilah arab kejam, mereka berbangga berasal dari qabilah ini, maka saya berbangga menisbatkan
diri ke Islaam. Salman Al Farisi mengatakannya dalam syair ini. (M)
153 Riwayat Bukhari dari Zaid bin Khalid Al -Juhani (M)
89
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
Sebagian orang mengikatkan diri dengan pakaian tertentu yang tidak dipakai
oleh orang lain, duduk di tempat tertentu yang tidak diduduki oleh orang lain,
berjalan dengan cara yang tidak dilakukan oleh orang lain, mengenakan
atribut dan sikap tertentu yang tidak ditinggalkannya, ibadah tertentu dan
tidak akan melakukan ibadah lain sekalipun nilainya lebih tinggi, atau belajar
kepada guru tertentu dan tidak menoleh kepada guru lain sekalipun
kedudukannya lebih dekat kepada Allah dan Rasul-Nya dibandingkan
gurunya. Mereka semua akan terhalang dan terhambat dari memperoleh
tujuan tertinggi. Mereka telah terbelenggu oleh tradisi, identitas, kondisi, dan
90
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
91
bais.islamiconlineuniversity.com
© Islamic Online University.com Etiquette of Seeking Knowledge 101
92
bais.islamiconlineuniversity.com