Oleh:
Fahima Raisya Nakhwin
1207620008
Tari Makan Sirih adalah salah satu tari pertunjukan yang sampai saat ini
masih ada keberadaannya di daerah Karang Baru Aceh Tamiang dan sekitarnya.
Tari Makan Sirih, juga disebut Tari Persembahan. Di Aceh Taming khususnya di
Kecamatan Karang Baru, masih sering di tampilkan tari makan sirih. Tari makan
sirih bersifat tarian yang menyambut tamu, memuliakan tamu, dengan membawa
tepak berisi sirih, gambir, pinang, kapur yang kesemuanya sudah di persiapkan
sebagai rasa suka cita dalam menyuguhkan setepak sirih yang berisikan symbol
Sejuta pesan. (setepak sirih, sejuta pesan). Permasalahan yang akan menjadi
kajian didalam tesis ini adalah menganalisa struktur tari makan sirih dan struktur
musik pengiring tari makan sirih serta mengkaji makna yang tersirat dalam makan
sirih dan sekapur sirih serta lagu pecahan tari sekapur sirih.Melalui permasalahan
permasalahan tersebut penulis menggunakan teori struktural, teori fungsional dan
teori makna. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa secara struktur tari makan
sirih, tari makan sirih terdiri dari gerakan utama ada gerakan sembah, duduk
bersimpuh, memetik bunga, mengapur dan melipat, gerakan memberi salam
penutup serta gerakan mempersembahkan sirih. Dari struktur musik hasil yang
diperoleh dapat menganalisa dan mentranskripsikan lagu makan sirih dan lagu
sekapur sirih. Dari struktur teks penulis dapat memahami makna dari simbol yang
tersirat di teks lagu makan sirih dan lagu sekapur sirih serta lagu pecahannya.
Kata kunci : Tari Makan Sirih,, Struktur Musik, Tari, dan Teks.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Masalah Penelitian
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sesuai dengan pokok masalah yang
telah ditentukan, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur tari Makan sirih.
2. Untuk mengetahui struktur musik iringan tari Makan sirih, yang
mencakup dimensi ritme dan melodi.
3. Untuk mengetahui dan memahami bagaiman struktur dan makna
teks yang digunakan dalam lagu Makan sirih.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KONSEP
A. Tinjauan Pustaka
1. Teori Fungsional
Teori-teori yang penulis gunakan untuk mengkaji struktur tari, struktur
music iringan, dan makna teks adalah sebagai berikut. Teori Fungsional
yang akan penulis gunakan sebagai penuntun untuk menganalisa penelitian
tesis Pertunjukkan Tari Makan sirih Dalam Kebudayaan Masyarakat Aceh
Tamiang: Analisa Struktur Musik, Tari dan teks. Teori fungsionalisme
adalah salah satu teori yang dipergunakan pada ilmu sosial, yang
menekankan pada saling kebergantungan antara institusi-institusi dan
kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu.
2. Teori Struktural
Teori struktural, untuk mengkaji struktural tekstual tari Makan sirih
Aceh Tamiang, Kajian struktural tari Makan sirihAceh Tamiang biasanya
berkenaan dengan sesuatu yang menghasilkan “tata bahasa” dari gaya-
gaya tari tersebut. Dalam analisis struktural tari Makan sirihAceh Tamiang
mempunyai gerak-gerik tari, elemen-elemen tari, motif-motif gerak dan
unsur-unsur tari, tatanan dalam gerak tari. Dalam tarian Makan sirihAceh
Tamiang ini juga utamakan pola-pola dalam pergerakannya, karena pola
ini salah satu membentuk tarian menjadi indah dan meriah, dengan adanya
pola lantai membuat tarian semakin hidup dan tidak terlihat monoton atau
menjenuhkan, pola lantai adalah perpindahan penari dari satu garis ke
garis selanjutnya, pertukaran tempat sesuai yang sudah ditentukan. Pola
lantai ini juga sangat menarik untuk di kaji dalam sebuah penelitian, dan
bisa juga disebut perpindahan penari satu ke penari yang lainnya. Untuk
itu penulis mengarahkan tulisan ini ke unsur-unsur desain tari.
3. Teori Semiotik
Adapun untuk mengetahui dan memaknai teks dalam lagu Makan
sirih, lagu Sekapur Sirih, dan lagu pecahan Sekapur Sirih penulis
menggunakan teori semiotika. Menurut penulis adalah salah satu teori
yang menjadi penghubung erat antara ilmu linguistik dan sastra dengan
ilmu-ilmu seni. Dalam sejarah perkembangan ilmu, belum pernah ada teori
yang dipakai begitu meluas di bidang bahasa, sastra, dan seni seperti
semiotika ini. Bahkan kini semiotika pun dipakai untuk bidang disiplin
arsitektur.
Pendekatan seni salah satunya mengambil teori semiotika dalam usaha
untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan
melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni.
4. Teori Weighted Scale
Teori Weighted scale(bobot tangga nada) untuk mendeskripsikan
struktur musik yang terdapat didalam seni pertunjukkan tari Makan sirih,
Teori ini dikutip dari Malm. Malm menawarkan 8 unsur melodi yang akan
dianalisis dengan pendekatan etnomusikologi, yaitu:
1) Tangga nada (scale),
2) Nada dasar (pitch center),
3) Wilayah nada (range),
4) Jumlah nada-nada (frequency of note),
5) Pola-pola kadensa (cadence patterns),
6) Formula melodic (melodic formulas), dan
7) Kontur (contour).
Untuk mengkaji struktur musik Tari Makan sirih terutama
melodinya, penulis menggunakan teori weighted scale yang ditawarkan
oleh Malm (1977). Pada prinsipnya teori weighted scale adalah teori yang
lazim dipergunakan di dalam
disiplin etnomusikologi untuk menganalisis melodi baik itu berupa musik
vocal atau instrumental.
B. Konsep
Konsep yang terpenting digunakan dalam penelitian ini adalah mengetahui
struktur musik, tari Makan sirih agar dapat mengetahui fungsi dan makna
pertunjukkan Tari Makan sirih bagi masyarakaat suku Aceh Tamiang. Kajian
ini akan mengupas bagaimana bentuk-bentuk teknik gerakan tari Makan sirih,
dari mana asal usul tari dari bagai mana peranannya bagi daerah setempat.
Selain itu, yang dimaksud dengan struktur tari adalah meliputi aspek-aspek:
motif gerak, frase gerak, pola-pola lantai, hubungan pasangan penari, makna
pakaian, properti, warna, dan lainnya. Struktur musik dalam tesis ini adalah
yang mencakup bidang-bidang: ensambel atau instrumentasi, baik itu
organologi, akustik, jalinan dalam ensambel, fungsi dan peran alat-alat musik
(pembawa ritme, siklus, fungtuasi, melodi, peran heterofonis, dan hal-hal
sejenis). Struktur Teks akan mengkaji isi dari lagu tari Makan sirih, Aceh
Tamiang.
Muly, Cut Rosmiaty, 1998. “Seurune Kalee dalam kebudayaan Masyarakat Aceh
di Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar: Kajian terhadap
Difusi, Organologis, dan Akustika.” Skripsi Sarjana Etnomusikologi, Fakultas
Sastra USU Medan.
Nor, Mohd Anis Md., 1995. "Lenggang dan Liuk dalam Tari Pergaulan Melayu,"
Tirai Panggung, jilid 1, nomor 1.