Anda di halaman 1dari 17

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

“RASUME MATA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA BAB 10-11”

PENULIS :
   CLARISSA AURELIA DEISY CHANDRA (06)

KELAS : X6 

GURU PENGAJAR : RINI ASTINI

TAHUN AJARAN : 2023/2024


KATA PENGANTAR

Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT.
karena berkat dan rahmatnya maka saya dapat menyelesaikan sebuah tugas rasume dalam
mata pembelajaran Seni Budaya dengan tepat waktu.

Di dalam rasume mata pembelajaran Seni Budaya ini saya selaku penulis
Meresume Bab 10 yang mencakup “Bentuk, jenis , dan Nilai Estetis Gerak Dasar Tari
Tradisional” dan Bab 11 yang mencakup muatan materi pembelajaran “Meragakan Gerak
Tari Tradisional “.

Dengan ini saya mengumpulkan tugas Rasume pada mata pembelajaran Seni
Budaya ini dengan penuh terimakasih dan semoga Allah SWT. memberkahi tugas rasume saya
ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Kepanjen, ..... Mei 2023

Penulis

DAFTAR ISI
Sampul…………………………………………………………………………………………………I
Kata Pengantar……………………………………………………………………………..… ll
Daftar isi……………………………………………………………………………………...……….lll

BAB 10 ( BENTUK,JENIS,DAN NILAI ESTETIS GERAK DASAR TARI TRADISI )

1.1 A.) Bentuk Gerak Tari Tradisi…………………………….……………….……………………1


.

1.2 B.) Jenis Gerak Dasar Tari.…………………………………………………….………...…….1

1.3 C.) Nilai Estetis Gerak Dasar Tari…………………………………………….……………….1

1.4 D.) Simbol Gerak Dasar Tari ….……………………………………………………….………1

1.5 E.) Praktik Gerak Tari Tradisional Desertai Iringan …………………………...…………….1

BAB 11 ( MERAGAKAN GERAK TARI TRADISIONAL )

2.1 A.) Konsep,Teknik,dan Prosedur dalam Ragam Gerak Tari Tradisi Nusantara …....……2

2.2 B.) Menampilkan Pergelaran Tari Tradisional Sesuai Iringan ………...…………………..2

2.3 C.) Unsur – Unsur yang Mendukung Pertunjukan Tari………...……………………….…..2

2.4 D.) Perencanaan Pementasan Tari Tradisi Sesuai Iringan …...……………………….…..2

PENUTUP DAN SARAN

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………3

3.2 Saran……………………………………………………………………………..………4

3.4 Daftar Pustaka……………………………………………………………………….….5

  BAB 10
BENTUK,JENIS,DAN NILAI ESTETIS GERAK DASAR TARI TRADISI

A. BENTUK GERAK TARI TRADISI


Menurut KBBI “bentuk” diartikan sebagai bangun, gambaran, rupa , wujud yang
ditampilkan (tampak) dalam KBBI” bentuk “bersinonim dengan “pola” yang diartikan
sebagai bentuk ( struktur ) yang tepat .
Bentuk gerak tari merupakan suatu pola gerakan tarian atau pola tarian .

TARI MERAK

Penari dalam Tari Merak menggunakan kostum yang menggambarkan merak dalam
artian menggambarkan kehidupan dari burung merak itu sendiri .
Penggambaran secara visual seni tari tradisional yakni dengan diwujudkannya isi cerita
dalam kostum para penari juga dalam seni tari modern tema atau isi tari selain
dituangkan dalam bentuk gerakan juga sering muncul dalam penggunaan kostum
penarinya. Cara ini diartikan untuk memberi informasi secara visual sehingga mudah
dipahami penonton.
Dalam gerakan tari terdapat bentuk gerak berirama atau gerak ritmis (gerak pola
irama ) dan pola lantai .

1.) GERAK POLA IRAMA


Pola irama merupakan pengungkapan gerak dalam ruang yang terkendali
pengaturan waktunya atau gerak yang teratur ukuran – ukuran waktunya .
Pola irama dalam suatu gerakan tari meliputi pola irama 2/4,3/4 , dan 4/4
- 2/4 = setiap pergantian tekanan gerak jatuh pada hitungan kedua ( memiliki 2
unsur gerak )
- 3/4 = setiap pergantian tekanan gerak jatuh pada hitungan ketiga ( memiliki 3
unsur gerak )
- 4/4 = setiap pergantian tekanan gerak jatuh pada hitungan keempat ( memiliki
4 unsur gerak )

2.) GERAK POLA LANTAI


Perpindahan gerak seorang penari dari satu tempat ke tempat lain yang membentuk
formasi tertentu di sebut pola lantai .
pola lantai dibagi menjadi 2 yaitu :

a.) Pola Lantai Garis Lurus


Pola lantai garis lurus dibuat dengan bentuk kedepan , ke belakang , dan kesamping
atau serong , bisa pula membentuk V , huruf T, segi tiga , segi empat , atau bahkan
zigzag.

POLA LANTAI GARIS LURUS

Contoh tarian tradisional Indonesia dengan menggunakan pola lantai garis lurus adalah
- Tari Topeng ( Garis Lurus berbentuk segitiga )
- Tari Tor – tor Sawan atau Tari Cawan Sumatra Utara
- Tari Remo dari Jawa Timur
- Tari Semut dari Papua
- Tari Saman dari Aceh ( Garis Lurus berbentuk Horizontal )

Pola Lantai Garis lurus terkadang memiliki makna seperti


- Horizontal = menunjukkan hubungan antar manusia.
- Vertikal = menunjukkan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa

b.) Pola Lantai Garis Lengkung atau Pilin


Pola Lantai garis lengkung bisa dibuat dengan dengan model lengkung
kedepan, ke samping , ke belakang , melingkar , setengah melingkar , atau
membentuk angka delapan .

POLA LANTAI GARIS LENGKUNG ATAU PILIN

Contoh tarian yang menggunakan pola lantai garis lengkung adalah :


- Tari Pendet
- Tari Kecak
- Tari Sekapur Sirih
- Tari Randai, dan lain-lai
B. JENIS GERAK DASAR TARI
1.) BERDASARKAN FUNGSI
a.) Tarian berfungsi dalam upacara adat dan keagamaan, juga bagi masyarakat
yang menganut budaya agraris seperti upacara bersih desa yang bermakna
mengucap syukur atas limpahan hasil bumi yang diberikan .
contoh : tar seblang , tari bedaya ketawang , tari tayub , dan sanghyang dari Bali.
b.) Sebuah tarian berfungsi sebagai pertunjukan , Arena pertunjukan , konsep dan
aspek teknik lainnya selalu menjadi pertimbangan dalam pertunjukan
c.) Fungsi tari sebagai hiburan atau sarana sosial .

2.) BERDASARKAN BENTUK


Berdasarkan bentuknya tari dibedakan menjadi tari tunggal , tari pasangan , tari
kelompok dan tari massal

a.) TARI TUNGGAL


Tari tunggal secara konsep dilakukan oleh seorang penari , baik laki laki
maupun perempuan .

Contoh : Tari Gambiranom dan Tari Remo

b.) TARI PASANGAN


Tari ini dilakukan berpasangan yang dilakukan oleh 2 orang
- Laki laki dengan laki laki (“ Sancaya Kusumawicitra” )
- Perempuan dengan Perempuan ( “ Retno Tinanding “ )
- Laki laki dengan perempuan (“ Karonsih”) seperti tari serampang duabelas

c.) TARI KELOMPOK


Tari kelompok dapat dilakukan tiga orang penari atau lebih . disebut tari
kelompok karena masing masing karakter satu sama lain saling berhubungan
atau berkaitan dalam gerak , cerita , pola lantai , dan iringan . jika salah satu
penari tidak ada , maka tari tersebut tidak dilakukan.

Contoh : Tari Kecak , Tari Serimpi , Tari Seudati

d.) TARI MASSAL


Tari masal terdiri dari banyak penari bahkan sampai ribuan penari . biasanya
tari ini digelar dalam suatu acara di lapangan seperti : pekan seni pelajar dan
mahasiswa serta pekan olahraga nasional (PON)

3.) BERDASARKAN TEMA


Tema merupakan gambaran awal gerak gerik yang akan di peragakan , Adapun
tema tema tari meliputi kepahlawanan , perang , kegembiraan , kesedihan , dan
tentang gerak binatang .

4.) BERDASARKAN KOREOGRAFI


Gerak tari berdasarkan koreografinya disebut juga gerak gerik tari berdasarkan
garapannya . gerak tari ini terbagi atas tari tradisional ( tari primitif , klasik, dan
kerakyatan ), tari kreasi , tari kontenporer , dan tari modern . pembagiannya dapat
dirinci sebagai berikut.

a.) Gerak Dasar Tari Tradisional


Tari ini disebut gerak tari tradisional karena sudah berumur lama dan
dipelajari masyarakat secara turun temurun sejak zaman dulu .tari tradisional
terbagi atas 3 hal yaitu : tari primitif , klasik , dan kerakyatan .
1.) Tari Primitif
Gerak dasar tari yang tumbuh dan berkembang di pedalaman .
peninggalan yang sekarang adalah dalam bentuk bentuk tari Hudoq , Tari
Tiban , dan tari jatilan .
2.) Tari Klasik
Disebut Klasik karena gerak dasar tari ini pernah mengalami tingkat
keindahan yg tertinggi dan penuh aturan aturan baku yg tdk mudah untk
dilanggar. Gerakannya sudah terpilih dan mempunyai nilai simbolik dgn
patokan atau pola pola gerak yg sudah ditentukan
3.) Tari Kerakyatan
Memiliki bentuk yang sederhana baik dalam hal gerak , kostum , dan
iringan musiknya.

b.) Gerak Dasar Tari Kreasi


Gerak dasar tari kreasi merupakan pengembangan dari tari tradisional . Dalam
gerak dasar tari kreasi tdk terdapat aturan tertentu yg mengikat , baik dalam hal
gerak maupun kostum .

c.) Gerak Dasar Tari Kontemporer


Bersifat temporer atau sesaat dan tidak memakan waktu lama , maka gerak
dasar tari ini disebut kontemporer. Biasanya gerakan ini mudah untuk terkenal
tapi tak lama juga untuk bertahan di masyarakat.
d.) Gerak Dasar Tari Modern
Tari modern adalah tari yang gerak tarinya benar benar baru , bukan
berdasarkan gerak tradisional ataupun pengembangannya , juga bukan gerak
kreasi.

C. NILAI ESTETIS GERAK DASAR TARI


Sebagai sebuah karya seni , tari memiliki keindahan . keindahan disebut juga estetika
yang berasal dari bahasa yunani yaitu aisthetike. Awalmulanya estetika mencakup
seluruh nilai seperti nilai seni , alam , moral, dan intelektual .
Konsep estetika adalah konsep adi luhung . Adi berarti sangat indah , luhung artinya
luhur , tinggi , mulia serta mempunyai nilai lebih . wujud konsep adi luhung tertuang
secara konseptual yang merupakan kesatuan yang terdiri dari tiga aspek .
1.) Wiraga
Artinya seluruh gerak tubuh yang mencakup aspek cara bergerak dan sikap gerak ,
dalam hal ini terdapat koordinasi seluruh kesatuan unsur dan ragam gerak dasar
tari
2.) Wirama
Artinya diatur menurut irama ( iringan ) . seluruh gerak harus selaras dengan
iramanya.
3.) Wirasa
Artinya adalah penjiwaan atau karakter yang dimaksud kan yaitu penjiwaan

Selain keindahan dari aspek adi luhung , ukuran keindahan lain juga harus dikuasai
oleh peenari , yaitu aspek yang terdapat dalam Joged Mataram

1.) Joged Mataram


Joged mataram dapat dikatakan sebagai filsafat keindahan tari , pertama kali di
ungkapkan oleh almarhumah GBPH Suryobrongto meliputi :
a.) Sawiji artinya konsentrasi penuh
b.) Greget artinya semangat
c.) Sengguh artinya percaya diri
d.) Ora Mingkuh artinya disiplin dan tidak mudah terpengaruh

Di samping itu ada pula nilai estetis yang disebut dengan Hasta Sawanda . disebut
hasta sawanda karena terdiri dari 8 ( hasta ) nilai estetik yang harus dapat dikuasai
oleh penari.

2.) Hasta Sawanda


Hasta Sawanda mulai berkembang sejak berdirinya himpunan Budaya
Surakarta pada tahun 1950 atas gagasan R.T. Atmokesowo . Ia menyatakan
bahwa Hasta Swanda adalah tolak ukur bagi penari untuk dikatakan
sempurna.
1. Pacak
Adalah suatu standarisasi atau pathokan yang harus diterapkan dan ditaati
dalam melakukan setiap gerak tari. Adapun pathokan ini terdiri dari:
badan tegak, dhadha ndegeg, pundhak leleh, kaki mendhak, leher lurus.
Telapak kaki malang, jari kaki nylekenthing, dan pandangan jatmika.
Sungguhpun pacak nampak lebih lazim diterapkan sebagai ketentuan
normatif tata aturan di dalam melakukan gerak secara teknis, namun
kiranya di dalam tata susunan tari istilah pacak ini bisa dipakai untuk
menyebut ketentuan-ketentuan normatif yang harus ditaati di dalam
mengadakan penyusunan tari.
2. Pancat
Merupakan pola kesinambungan motif gerak di dalam suatu bentuk tari.
Di dalam bentuk tari Jawa, maka antara motif gerak tari yang satu dengan
motif gerak tari berikutnya harus terangkai melalui suatu gerak
penghubung yang selaras.
3. Lulut
Adalah sifat dari gerak tari, rangkaian gerak tari selalu mengalir atau
dalam istilah mbanyu mili. Seperti pada umumnya tari putri, bahwa
penari dalam melakukan setiap gerak jangan sampai gerak itu terputus
atau berhenti. Tentunya hal ini hanya akan bisa dicapai apabila cara
melakukannya pola kesinambungan motif-motif gerak melalui sendi
senantiasa tampak sempurna.
4. Wiled
Adalah gaya individual dari penari yang ditetapkan dalam melakukan
gerak tari. Bagian ini bisa merupakan pathokan yang tidak baku, yang
disebabkan bentuk tubuh penari berlainan. Maksud dari pathokan tidak
baku ini adalah untuk menutupi kelemahan pada bentuk tubuh penari,
sehingga dalam melakukan setiap gerak tari tetap resik.
5. Luwes
Adalah sifat yang tampak selaras dan harmonis yang muncul dari para
penari dalam melakukan dan menghayati suatu tari. Pada bagian ini
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan seorang penari
yang dapat dilakukan sesuai dengan pengalamannya. Di dalam
hubungannya dengan tata susunan tari tradisional Jawa, maka sifat luwes
ini juga menentukan keindahan dari koreografinya.
6. Ulat
Pengertiannya adalah pada ekspresi muka. Hal ini dilakukan penari
dengan menyesuaikan karakter tari yang dibawakan.
7. Irama
Adalah ketukan-ketukan tertentu yang mengatur kecepatan dan tekanan
dari suatu gerak tari. Di dalam tari klasik gaya Surakarta terdapat empat
macam bentuk irama gerak, yakni: ganggeng kanyut, banyak slulup,
prenjak tinaji, dan kebo manggah. Adapun penjelasan dari keempat
macam bentuk irama tersebut adalah:
a. ganggeng kanyut, untuk irama gerak tari luruh dan tari Bedhaya serta
Srimpi, secara prinsip dalam hal ini setiap bentuk motif gerak tari harus
dilakukan dengan sedikit membelakangi pukulan atau balungan pada
akhir gatra dari suatu gendhing pengiringnya.
b. banyak slulup, digunakan pada tari gagah dugangan, dalam hal ini
setiap dari suatu bentuk motif gerak tari harus diilakukan dengan sedikit
mendahului balungan pada akhir gatra dari gendhing pengiringnya.
c. prenjak tinaji, digunakan untuk tari halus yang bersifat dinamis lanyap,
dalam hal ini setiap akhir suatu bentuk motif gerak tari halus dilakukan
tepat balungan pada akhir gatra dari gending pengiringnya.
d. kebo manggah, digunakan untuk karakter raksasa denowo, secara
prinsip dalam irama ini, setiap akhir dari suatu bentuk motif gerak tari
senantiasa harus dilakukan tepat balungan pada akhir gatra dari gending
pengiringnya.
8. Gending
Maksudnya bahwa seorang penari senantiasa harus mengerti tentang
gending. Yaitu mengerti tentang karakter gending serta mengerti pula
jatuhnya pemangku irama dalam suatu bentuk gending tertentu Nugroho,
1992: 50-52. Berdasarkan pengertian di atas, maka tari sebagai suatu
bentuk kesatuan motif gerak, senantiasa membutuhkan suatu kepekaan
khusus di dalam melakukannya. 

D. SIMBOL GERAK DASAR TARI


simbol gerak tari adalah segala hal yang terdapat dalam faktor faktor tarian (gerak, tata
busana, tata rias) yang memiliki makna atau cerita dalam sebuah tarian.

1.) Simbol gerak

    Simbol gerak di sini adalah upaya penyampaian sebuah pesan pesan dalam tarian
melalui gerakan. Contoh yang paling mudah adalah gerakan tari dayak yang
menyerupai burung atau satwa. Hal ini menggambarkan bagaimana penari berusaha
mengekspresikan dirinya sebebas satwa tersebut. Atau contoh lainnya adlaah tari baris
dari Bali, dimana penari mengangkat bahu hingga setinggi telinga. Di sini maksudnya
adalah penari berusaha untuk menggambarkan tubuh tegap para prajurit Bali di masa
lalu. Dan juga mata yang melirik sangat tajam, menggambarkan bagaimana mereka
berusaha awas dan waspada. 

2. Simbol tata busana

Tata busana di sini terlihat pada tarian dayak dimana mereka berusaha menyerupai
burung. Di sini simbol tata busana akan membuat pemirsanya lebih mudah
mengintepretasikan cerita yang ada. 

3. Simbol rias 

Simbol tata rias juga berpengaruh penting. Semisal tari jaipong. Di sini pada tari jaipong
tata rias wajah sangat kontras karena apa pun ekspresi penari harus terlihat jelas di
penonton. Terutama di bawah tata cahaya yang kuat. 

Apabila ingin lebih akademis, maka ada beberapa simbol yang bisa lebih ditelaah 

1.  Konstitutif, biasanya merupakan hal yang berkaitan dengan kepercayaan seperti


agama. 

2.   Kognitif, biasanya berkaitan dengan ilmu pasti. 

3.   Moral, berkaitan dengan norma dan moral

4.  Ekspresif, berkaitan dengan pengungkapan perasaan. 


E. PRAKTIK GERAK TRADISIONAL DISERTAI IRINGAN

Pada setiap tarian tradisional terdapat kesesuaian antara rasa dan gerak dengan iringan
yang digunakan. Selain itu , suatu penampilan tari harus diperhatikan dengan matang
sebelum dipentaskan
BAB 11
MERAGAKAN GERAK TARI TRADISIONAL

A. KONSEP,TEKNIK,DAN PROSEDUR DALAM RAGAM GERAK TARI TRADISI


NUSANTARA

1.) Tari Tunggal Nusantara


Tari tunggal Nusantara adalah jenis tari dari Nusantara kita, yang diperagakan oleh seorang
penari. Pada dasarnya. istilah "tunggal" hanya untuk menunjukkan jumlah penari saja. Berikut
adalah beberapa contoh tari tunggal nusantara.
a.) Tari Jaipong, yang berasal dari Jawa Barat
b.) Tari Tanggai, yang berasal dari Sumatra Selatan
c. )Tari Gandrung Banyuwangi, yang berasal dari Banyuwangi,
Jawa Timur

2.) Tari Kelompok atau Berpasangan Nusantara


Tari kelompok atau berpasangan dilakukan oleh lebih dari satu penari. Tari kelompok
dilakukan oleh sekelompok penari, bisa terdiri dari beberapa pasang penari yang menari
bersama-sama atau beberapa penari tunggal yang menari bersama membentuk tari kelompok.
Sedangkan tari berpasangan ditarikan oleh sepasang penari, baik pria atau wanita maupun
berupa lawan yang saling berhadap-hadapan. Berikut adalah beberapa contoh tari kelompok
atau berpasangan Nusantara.

a.) Tari Saman, yang berasal dari NAD


b.) Tari Bedaya Arjunawiwaha, yang berasal dari Yogyakarta
c.) Tari Serimpi, yang berasal dari Jawa Tengahd. Tari Kecak, yang berasal dari Bali
B. MENAMPILKAN PAGELARAN TARI TRADISIONAL SESUAI IRINGAN

1.) Membuat Konsep Pergelaran


a.) Ide
Ide adalah gagasan atau pemikiran dasar yang dapat menentukan suatu keputusan untuk
bertindak, mengambil tema yang menjadi landasan untuk menyusun ragam gerak tari,
sehingga dapat disusun rencana rencana selanjutnya.
b.) Judul
Judul merupakan buah hasil dari gagasan yang direncanakan sehingga dapat menceritakan isi
garapan tari. Judul hendaknya sesuai dengan tema atau cerita yang dipilih.

c.) Sumber Garapan


1) Auditif
2) Kinestetik
3) Ide
4) Tertulis

d. Tipe Tari
1) Dramatari merupakan karya tari yang mengungkapkan suatu cerita, didalamnya terdapat
beberapa tokoh.
2) Dramatik merupakan karya tari yang mengandung cerita meskipun tidak menggambarkan
tokoh-tokoh tertentu.
3) Komik merupakan garapan tari yang mengandung komikal.
4) Abstrak merupakan garapan tari yang pengungkapannya tidak diekspresikan secara jelas.

e. Mode Penyajian
1) Simbolik
artinya, garapan tersebut pengungkapannya diekspresikan dengan simbol-simbol, baik dalam
gerak, kostum ataupun pola laintai.
2) Re-presentasional
artinya, diungkapkan dengan jelas sehingga akan mudah dipahami oleh penonton.

f. Konsep Gerak
Pergelaran tari menggunakan berbagai jenis tari dan gaya gerak tari sebagai pijakan.
Pergelaran tari tergantung pembuatnya dalam mengembangkan gerak yang dikuasainya.

g. Konsep Iringan
Iringan atau musik adalah serangkaian bunyi- bunyian yang dihasilkan dari alat musik. Iringan
tari juga dapat berasal dari tubuh manusia yang dipakai sebagai pengiring, mempertegas, dan
mendukung suasana tari.

h. Konsep Waktu
Waktu adalah ukuran lama atau sebentar pergelaran tari tersebut berlangsung.

i. Konsep Tata Teknik Pentas


Tata teknik pentas ini menyangkut aspek artistik dalam sebuah panggung, yaitu dekor atau
backdrop.

2. Gerak Tari Tradisi Sesuai Iringan


Tari akan selalu diiringi oleh musik. Apakah musik internal, musik eksternal, ataupun
keduanya. Fungsi musik iringan adalah untuk menghidupkan tari dan suasana yang dimaksud
dalam tari. Musik iringan tari dapat dikreasikan dengan berbagai cara dan jenis musik yang
disesuaikan dengan bentuk irama tari dan tema dalam tari.
Iringan tari harus dinamis, agar terkesan tidak monoton. Selain itu, iringan tari harus dapat
menghidupkan suasana dengan sentuhan-sentuhan emosi pada penontonnya. Jadi gerak dasar
tari harus menyatu dengan musik iringan. Oleh karena itu, kualitas gerak tari dan musik
iringan sangat menentukan.

C. UNSUR UNSUR YANG MENDUKUNG PERTUNJUKAN TARI

1.) Unsur Utama Tari


Unsur utama tari adalah substansi dasar tari adalah gerak. Terdapat gerak mueni
dan gerak maknawi ada juga gerak imitatif dan mimitatif
2.) Unsur Penunjang Tari
Selain gerak sebagai unsur utama , maka pertunjukan tari pun memerlukan unsur
pertunjukan tari pun memerlukan usur penunjang . unsur penunjang tari terdiri dari
musik / iringan tari , make up / tata rias , tata busana , tata lampu , pangung , dan
tema tari tersebut .
a.) Musik atau iringan tari
b.) Tata busana / kostum
c.) Make up / tata rias
d.) Panggung / tempat pertunjukan
e.) Tata lampu / lighting
f.) Tema tarian

D. PERENCANAAN PEMENTASAN TARI TRADISI SESUAI IRINGAN


1.) Memilih Jenis Tarian yang akan Ditampilkan
2.) Merancang pola lantai yang digunakan
3.) Memilih musik penggiring
4.) Menyiapkan jenis tata rias
5.) Menyiapkan kostum yang sesuai
6.) Menyiapkan perlengkapan yang di butuhkan
KESIMPULAN
Karya tari membutuhkan banyak elemen-elemen pendukung yang sangat kuat. Melalui proses
yang baik adalah kunci kesuksesan dari setiap karya, mulai dari ide gagasan sampai pada
realisasi bentuk sebuah karya. Berawal dari sebuah pengalaman pribadi penata yang menjadi
ide gagasan melalui proses yang cukup panjang suatu karya tari dapat dibuat sehingga yang
awalnya ide yang ada dalam pikiran penata dapat teruang lewat gerak yang dapat dilihat secara
visual. Penata menggambarkan gejolak yang dirasakan oleh seorang perawan tua dan
divisualisasikan melalui gerak ketubuhannya menurut apa yang dilihat dan dialami penata
selama kurang lebih 15 tahun hidup bersama budhe .
Karya ini ditujukan untuk setiap penonton agar mereka dapat melihat sisi baik, dan tidak
menjadikan itu sebuah cacian atau hinaan. Adanya karya tari ini menunjukan ketegaran
seorang wanita dan begitu kuat seorang wanita dalam kemandiriannya. Melalui gerak-gerak
simbolis penata dapat mengungkapkannya kedalam bentuk karya tari. Karya tari ini tercipta
karena adanya peran seorang budhe yang menjadi sumber inspirasi penata pada karya tari
Pelita Senja ini. Pendekatan yang dilakukan penata membawanya masuk lebih dalam tentang
perasaan seorang perawan tua sehingga, penata dapat ikut UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
87 merasakannya dan ketika penata merasakannya penata mencoba untuk mengaplikasikannya
kedalam bentuk gerak mengikuti kata hati yang penata rasa.
Karya tari yang berasal dari sebuah pengalaman empiris akan lebih mudah dalam
pengaplikasiannya, karena penata sangat memahami tentang pengalaman itu sendiri dengan
sangat jelas. Pengalaman empiris setiap orang berbeda-beda maka dari itu karya tari yang
bersumber dari pengalaman empiris pun akan menjadi berbeda dan memiliki suatu nilai lebih
dari pertunjukannya, karena tidak semua orang mengalami hal yang sama dialami oleh penata.
Melalui karya tari ini penata dapat mengungkapkan sebuah rasa terima kasih kepada budhe
yang tidak dapat penata sampaikan secara langsung. Menceritakan kisah pengalaman budhe
membuat penata menjadi lebih kuat dalam menjalani kehidupannya.

SARAN
Karya seni memiliki cara penilaiannya sendiri dimata penikmat seni. Suatu karya seni dengan
bentuk seperti apapun, memiliki makna yang luas dan banyak sesuai dengan siapa orang yang
melihatnya. Pencipta tidak dapat memaksakan interpretasi yang diciptakan akan sama dengan
interpretasi penonton, Membebaskan penonton mengartikan karya yang diciptakan itu sesuai
dengan sudut pandang dan imanjinasi masing masing.
Bagi para wanita, kesendirian bukan menjadi suatu alasan menjadi terpuruk. Orang yang
mampu mengerti kita adalah diri kita sendiri. Sedekat apapun orang lain dengan kita, hanya
kita yang mengenal diri kita sendiri. Berjuang hidup untuk diri sendiri janganlah menjadi
sebuah hambatan. Mengeluh bukan menjadi hal setiap hari dilakukan sebagai sesuatu bentuk
pemberontakan terhadap suatu keadaan. Meratapi kondisi yang sedang dihadapi tidak akan
menyelesaikan suatu masalah. Tetap tersenyum dan menerima akan menjauhakan kita dari
segala bentuk kekecewaan. Jika kita mau menerima dan mengakui kondisi yang sedang
dihadapi maka kita akan lebih kuat untuk menghadapinya. Tetap tersenyum, karena kita tidak
perlu menunggu kebahagiaan itu datang baru kita tersenyum, akan tetapi tersenyumlah terlebih
dahulu maka kita akan merasa bahagia. Melalui berbagai media dapat diungkapkan hal yang
mungkin tidak dapat diungkapkan secara langsung. Melalui kayra seni ini kita dapat
mengekspresikan hal secara bebas. Melakukan yang terbaik dan ikhlas dalam sebuah
pembuatan karya seni secara maksimal akan menghasilkan hasil yang maksimal juga. Dalam
proses penggarapan janganlah menutup diri dengan adanya masukan, kritik dan saran karena
semua bertujuan untuk menjadikan lebih baik dan semua tergantung bagi pencipta untuk
menyaring setiap kritikan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
A.) SUMBER TERTULIS :
1.) Buku Paket Seni Budaya yudistira SMA Kelas 10 kurikulum 2013 edisi revisi
Kode buku : A.33.48.221
ISBN : 978-602-299-562-3
Pada halaman 189 BAB 10 sampai BAB 11 pada halaman 232
B.) SUMBER ONLINE / INTERNET:
http://digilib.isi.ac.id/272/5/BAB V Silvia.pdf
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221226134136-569-892120/3-unsur-utama-
dalam-seni-tari-lengkap-dengan-penjelasannya
https://www.detik.com/bali/budaya/d-6420167/10-contoh-tari-tunggal-beserta-makna-dan-
daerah-asalnya
https://brainly.co.id/tugas/949261
https://brainly.co.id/tugas/24125150
https://text-id.123dok.com/document/oz138prvq-pengertian-hasta-sawanda-tinjauan-
umum-tentang-tari-klasik.html
https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5146233/tari-kecak-sejarah-makna-hingga-
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5763787/ragam-gerak-dasar-tari-tradisional-jawa-
betawi-bali-dan-sulawesi-selatantempat-pertunjukannya
https://kabarkan.com/gerak-dasar-tari/
https://kumparan.com/kabar-harian/seni-tari-pengertian-dan-teknik-gerak-dasarnya-
https://serupa.id/gerak-dasar-tari-konsep-teknik-prosedur-nilai-estetis-dsb/1x3aHFrPyoM
https://pakdosen.co.id/gerak-tari/
https://www.mikirbae.com/2021/12/gerak-gerak-dasar-tari-daerah.html
https://www.gramedia.com/best-seller/contoh-tari-tunggal/
https://bobo.grid.id/read/083560151/pengertian-tari-tunggal-beserta-contoh-contohnya-
materi-kelas-6-sdmi?page=all

Anda mungkin juga menyukai