Anda di halaman 1dari 9

PRARANCANGAN

Oleh:
Musfaida D031191006

Muh. Masri Masrdiansyah D031191008

Dwi Cahyo Kusuma D031191026

Aldi Frianto Salempang D031191030

Amanda Putri Ayudha D031191032

Herlita Manoy D031191034

Muhammad Zaenal Ikhwan D031191050

Akmal Fauzan Ridwan D031191068

Mohammad Alvian Manopo D031191070

Fadhil Rahmat Ramadhan D031191082

Irham Arief D031191086

FAKULTAS TEKNIK
DEPT. PERKAPALAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
“Rangkuman Materi Prarancangan pada tanggal 11 November 2020”

Prarancangan Kapal adalah proses awal dari suatu rancangan kapal untuk menentukan dimensi atau
ukuran pokok kapal sesuai dengan permintaan dari owner tersebut.

Persyaratan desain kapal, meliputi:


1. Muatan
2. Trayek
 Jarak
 Fasilitas pokok perairan pelabuhan

Proses prarancangan kapal:


1. Mengestimasikan kapasitas muat atau bobot mati (DWT)
2. Menentukan kecepatan kapal rancangan(V)
3. Mengestimasikan ukuran utama kapal rancangan
 LWL
 LBP
 H
 T
4. Mengestimasikan koefisien bentuk kapal
 CB (Koefisien blok)
 CM (koefisien midship)
 CW (koefisien of waterline)
 CPH (Koefisien Prismatik Horizontal)
 CPV (Koefisien Prismatik Vertikal)
5. Mengestimasikan displacement (∆)
6. Mengestimasikan daya mesin induk (ME), mesin bantu (AE) dan mesin bantu pelabuhan (PAE)
7. Pengecekan kesesuaian koefisien blok (CB) dengan angka Froude Number (Fn)
8. Pengecekan kesesuaian ukuran utama dengan fasilitas pokok perairan pelabuhan
9. Mengestimasikan berat LWT dan DWT
10. Pengecekan kesesuaian displacement (D) dengan berat kapal (W)
11. Kebutuhan ruang muat (LSR)
12. Kapasitas ruang muat (CHC)
13. Pengecekan kesesuaian kapasitas ruang muat dengan kebutuhan ruang muat
14. Menghitung stabilitas kapal
15. Pengecekan terpenuhnya kriteria pada stabilitas kapal rancangan (IS Code 2008)
16. Mendapatkan ukuran utama yang fisibel
PRINSIP DASAR STABILITAS KAPAL

Stabilitas kapal adalah kemampuan kapal untuk kembali ke posisi tegak semula setelah
mengalami kemiringan akibat pengaruh gaya dari luar maupun dari dalam kapal.
Pengaruh dari luar yang dimaksud pengaruh ombak dan angin sedangkan pengaruh dari dalam
kapal seperti keberatan muatan.

A. KESEIMBANGAN KAPAL
Keseimbangan adalah sebuah benda akan berada dalam keadaan yang seimbang/ setimbang/
diam apabila resultan gaya dan momen yang bekerja padanya bernilai nol.

Jenis – jenis keseimbangan:


1. Keseimbangan stabil (Stable aquilibrium)
Kemampuan kapal untuk kembali ke posisi tegak semula setelah mengalami kemiringan
(oleng).
2. Keseimbangan sembarang (Neutrsl Equilibrium)
Keseimbangan netral atau indeferen adalah keseimbangan yang terjadi pada kapal yang
apabila dipengaruhi gaya akan mengalami kemiringan (oleng), tetapi tidak mengalami
perubahan titik berat (tetap pada posisi miring).
3. Keseimbangan labil (Unstable Equilibrium)
Keseimbangan labil terjadi jika kapal tidak bisa kembali ke posisi semula saat gangguan
pada kapal dihilangkan dan menyebabkan pertambahan keolengan.

Kapal berada pada keadaan seimbang ,jika:


- Gaya berat (W) bekerja kearah bawah
- Gaya tekan air (𝛾𝑉) bekerja terhadap kapal kearah atas
- Gaya berat dan gaya tekan air sama besarnya
- Gaya berat dan gaya tekan air bekerja pada garis vertical yang sama
B. INTERAKSI GAYA BERAT DENGAN GAYA TEKAN
Berat dan titik berat kapal
Total berat kapal (W) adalah jumlah berat kosong kapal (LWT) dengan berat muatannya
(DWT)
Resultan gaya berat bekerja secara vertical ke bawah melalui titik berat
(centre of gravity = G)

Displacement dan titik tekan kapal


Displacement (D) adalah berat air yang dgeser oleh kapal
Berat air yang digeser (D) oleh kapal adalah sama dengan berat kapal (W)
Resultan gaya tekan (buoyancy) bekerja secara vertical keatas melalui suatu titik yang disebut
dengan titik tekan (centre of buoyancy = B)

𝑾 KAPAL DALAM KEADAAN


SEIMBANG

𝑮 - Titik tekan (B) dan titik berat


(G) berada pada garis vertical
yang sama
𝑩 - Kapal dalam keadaan
setimbang/diam

𝜸𝑽

KAPAL DALAM KEADAAN OLENG

𝑾 - Titik tekan (B) dan titik berat


(G) masing – masing berada
𝑮 pada garis vertical yang berbeda
posisi
- Jarak antara garis kerja gaya
berat dengan garis kerja gaya
𝑩 tekan disebut dengan lengan
kopel

- gaya berat W dan gaya tekan 𝛾𝑉


𝜸𝑽 menimbulkan kopel sehingga kapal
akan bergerak rotasi secara
melintang kapal
C. TINGGI METASENTRA

Dalam KBBI, metasentra ialah sebuah titik khayal kapal yang digunakan sebagai patokan
untuk menghitung keseimbangan kapal, jika titik ini berada diatas titik berat kapal,kapal akan
seimbang, apabila dibawahnya, kapal tidak seimbang dan mudah terbalik

Metasentra (M) adalah titik potong antara garis kerja gaya tekan pada saat kapal tegak dengan
garis kerja gaya tekan pada saat kapal oleng atau trim.

𝑴 - Tinggi metasentra melintang


terhadap lunas (MK) dapat
dihitungan dengan formula :
𝑮 - MK = KB+MB
Dimana,
 KB : jarak titik tekan
𝑩
terhadap lunas
 MB : jari-jari metasentra
 MB : IT / V
 IT : momen inersia
melintang penampang
garis air
𝑲  V : Volume

- Tinggi metasentra melintang


terhadap lunas (MG) dapat
dihitungan dengan formula :
- MG= MK - KB
Dimana,
 MK : tinggi metasentra
melintang terhadap keel
 KG : tinggi titik berat
terhadap keel
Jika kapal mengalami kemiringan, maka titik tekannya bergeser menjauhi centerline nya
Posisi metasentra bisa berubah sesuai dengan perubahan posisi titik tekan (B)
Posisi metasentra (M) terhadap titik berat (G) menentukan stabiliyas atau keseimbangan
kapal.

𝑴
𝑾 KESEIMBANGAN KAPAL STABIL
(stable equilibrium)

- Garis kerja gaya tekan (gV)


𝑮 tidak berada pada garis
vertical yang sama dengan
garis kerja pada berat (W)
𝑩𝝓 - Lengan momen gaya tekan
lebih besar dari lengan
momen gaya berat
- Metasentra berada di atas
titik berat (MG+)
𝜸𝑽
KESEIMBANGAN KAPAL NETRAL
(neutral equilibrium)
𝑾

- Garis kerja gaya tekan (gV)


berada pada garis vertical
𝑮 𝑴
yang sama dengan garis
kerja pada berat (W)
𝑩𝝓 - Lengan momen gaya sama
besar lengan momen gaya
berat
- Metasentra berada di atas
titik berat (MG = 0)
𝜸𝑽

KESEIMBANGAN KAPAL LABIL


𝑾
(unstable equilibrium)

- Garis kerja gaya tekan (gV)


𝑮 tidak berada pada garis
vertical yang sama dengan
𝑴 garis kerja pada berat (W)
𝑩𝝓 - Lengan momen gaya tekan
lebih kecil dari lengan
momen gaya berat
- Metasentra berada di bawah
𝜸𝑽 titik berat (MG - )
BERIKAN CONTOH BAGAIMANAKAH STABILITAS KAPAL YANG BERBENTUK KOTAk

 Titik Apung (center of buoyancy)


Titik apung atau disingkat B merupakan titik tangkap dari resultante gaya-gaya yang menekan
tegak keatas dari bagian kapal yang terbenam. Jadi semua gaya-gaya yang menekan keatas akan
melalui titik tersebut, atau dapat juga dikatakan, sebagai titik tangkap dari resultante dari tekanan-
tekanan air air yang bekerja terhadap kulit kapal.

Contoh apabila kapal tersebut berbentuk kotak:

Titik tangkap b ini bukanlah merupakan suatu titik yang tetap, akan tetapi akan berpindah-pindah oleh
adanya perubahan sarat atau miring. Apabila bagian kapal yang terbenam didalam air itu berbentuk
persegi maka titik B terletak ditengah-tengah saratnya.

 Titik Berat

Titik berat atau dalam hal ini disingkat G dari sebuah kapal, ialah merupakan titik tangkap dari sebuah
titik pusat dari seluruh gaya berat yang menekan ke bawah. Pada sebuah kapal yang simetris antara
Haluan dan sebuah bidang penampang terletak titik G. Oleh sebab itulah kapal dikatakan simetris dan
disebelah mana dari bidang simetri itu terletak titik G sukarlah dikatakan. Akan tetapi kalua sekadar
ingin mengetahui jarak atau tingginya terhadap lunas adalah mudah. Caranya ialah dengan dengan
meninjau semua pembagian bobot-bobot yang berada diatas kapal terhadap lunas tersebut. Makin
banyak bobot yang letaknya dibagian atas, semakin tinggilah letak titik G nya terhadap lunas dan
begitupun sebaliknya.

 Kopel
Sebuah kopel terjadi apabila ada dua gaya yang sama, bekerja sejajar dalam arah yang
berlawanan. Contohnya kapal yang berbentuk kotak yang diletakkan diatas bidang datar. Bila
ada gaya yang menekan kotak tersebut dititik sudut kiri sebelah atas kearah kanan dan lainnya
disudut kanan sebelah bawah yang menekan kekiri, maka terjadilah sebuah kopel yang
menyebabkan kotak tersebut berputar.

Kopel ini terjadi oleh adanya dua gaya yang sama, yaitu gaya berat dan gaya apung yang bekerja sejajar
dengan arah yang berlawanan. Makin besar jarak antara dari kedua garis-garis gaya ini berarti gaya
kopelnya akan semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai