Stabilitas Kapal
• External forces
• Ombak dan angin
• Muatan yang dipindahkan melewati lebar kapal
• Kandas (grounding)
• Tabrakan dengan dermaga maupun kapal lain
• Gaya tarik maupun dorong pada saat tugging oleh tug boat
• Dalam cuaca buruk, gaya-gaya akan menjadi semakin besar yang menyebabkan keolengan dan gerakan
lainnya yang semakin besar dan cepat.
M
GM BM
KM = KG + GM
G
KM = KB + BM
KM
KG B
KB
K
Untuk mengapung secara seimbang pada permukaan air yang tenang, kapal harus memindahkan air
seberat kapal dan titik berat gravitasi G harus berada pada garis vertikal yang sama dengan titik tekan
keatas B yang diakibatkan oleh air.
G Z
• Ketika kapal mengalami oleng, titik pusat buoyancy akan bergeser dari
titik pusat kapal sedangkan titik pusat gravitasi tidak berubah.
• Karena gaya tekan keatas sama dengan gaya gravitasi, bekerja secara
paralel namun dengan arah yang berbeda, maka rotasi akan terjadi.
• Dua buah momen yang bekerja secara simultan dan menghasilkan rotasi
ini disebut dengan gaya kopel (couple). Gerakan rotasi ini membalikkan
kapal sehingga gaya buoyancy dan gravitasi menjadi seimbang.
Department of Marine Engineering 10
Segitiga stabilitas
• Jarak antara garis gaya tekan keatas (buoyancy) dan gravitasi (GZ) disebut
dengan lengan penegak (righting arm).
• Lengan penegak adalah garis tegak lurus yang ditarik dari titik pusat
gravitasi ke titik persinggungan dengan garis gaya tekan keatas (buoyancy).
• Untuk sudut oleng yang kecil (7-10 derajat), nilai dari lengan penegak (GZ)
dapat dihitung dengan perumusan trigonometri dibawah ini
M
M
j
GZ = GM sin q G Z
G Z B
• Untuk tetap berada pada kondisi keseimbangannya, tidak ada unbalanced forces
maupun momen yang bekerja pada kapal.
• Ada dua gaya utama yang menjaga keseimbangan kapal:
• Gaya akibat berat kapal
• Gaya akibat displasmen kapal
yang mana kedua gaya tersebut memiliki arah vertikal yang saling berlawanan.
• Titik berat kapal G merupakan titik pusat dimana diasumsikan berat kapal
terkonsentrasi di titik ini. Arah gaya akibat berat kapal adalah vertikal ke bawah.
• Akibat dari gaya berat ini, displasmen kapal melalui titik tekan keatas B (center
of buoyancy) memberikan gaya perlawanan yang arahnya vertikal keatas. Titik
pusat B secara geometris merupakan titik pusat dari bagian kapal yang berada
di bawah permukaan air.
Department of Marine Engineering 12
M
Kondisi stabil
G Z
• Jika kapal dalam arah melintang digerakkan oleh gaya luar (external forces) maka
bentuk dari bagian kapal yang berada di bawah permukaan air akan berubah.
Demikian juga dengan titik tekan keatasnya yang akan bergerak dari centerline.
• Berpindahnya titik tekan keatas B dari centerline dimana titik G terletak,
menyebabkan berpindahnya gaya yang diakibatkan oleh berat dan displasmen kapal.
• Kondisi ini akan menghasilkan momen akibat perbedaan posisi dari dua gaya yang
sama dalam arah yang berbeda. Momen yang terjadi sebesar perkalian dari gaya
akibat berat maupun displasmen kapal dengan jarak yang memisahkannya.
• Jika momen yang dihasilkan dapat membalikkan posisi kapal pada posisi awalnya,
jarak antara letak titik G dan B (GZ) disebut dengan lengan penegak (righting arm)
dan momen yang dihasilkan disebut momen penegak (righting moment).
Wind pressure
B1 Water pressure
Displacemen
Kapal bergerak terhadap sudut yang mana momen yang dihasilkan oleh berat dan buoyancy sama dengan
momen yang dihasilkan oleh tekanan udara dan tekanan yang diakibatkan oleh air.
posisi G1.
• Titik G1 akan berada di luar centerline B1
Centrifugal force
G
B Water
B1
pressure
Displaceme
• Jika kapal mengalami oleng, gaya sentrifugal yang bekerja pada arah horisontal
terhadap titik pusat gravitasi akan dihasilkan.
• Gaya ini akan diseimbangkan oleh gaya tekan air yang bekerja secara horisontal.
• Kapal akan bergerak sampai momen dari kapal yang dihasilkan oleh berat kapal
dan buoyancy sama dengan gaya sentrifugal dan tekanan oleh air.
Department of Marine Engineering 17
Weight Grounding
b
G
a
B
B1
R
Reaction force
Displacement-Reaction force
• Reaksi yang dihasilkan oleh dasar kapal akan menghasilkan momen oleng (heeling
moment).
• Sebagian energi yang digunakan untuk menggerakkan kapal kedepan akan terserap untuk
mendorong kapal keatas.
• Gaya tekan keatas lebih rendah dari berat kapal akibatdari kapal ditumpu oleh kombinasi
antara buoyancy dan reaksi yang bekerja di bawah kapal.
• Kapal akan bergerak sampai dengan momen yang dihasilkan oleh buoyancy terhadap titik
kontak sama dengan momen yang dihasilkan oleh berat kapal terhadap titik yang sama.
G B
G1
B B1
Displacement
GZ = GM x sin q
• Pada sarat dibawah sarat penuh, dengan bertambahnya jarak KM , nilai GM kapal
akan lebih besar dibandingkan dengan nilai yang tercantum pada tabel diatas.
• Untuk seluruh kondisi sarat, nilai GM tidak boleh kurang dari 0,15 m.
GMA
tergantung dari besarnya nilai radius
0,8
metacenter (GM) dari kapal tersebut.
GZA maks
• Pengukuran GM pada 1 radian adalah metode 0,6 A
yang umum digunakan karena memungkinkan
GMB
GZB maks B
0,4
perbandingan yang konsisten antara berbagai
jenis kapal dan desain. 0,2
• Pada umumnya, kapal dengan GM yang lebih
besar cenderung memiliki stabilitas yang lebih
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
baik daripada kapal dengan GM yang lebih Range A Range B
kecil. 1 radian = 57,3° Sudut kemiringan θ°
GM pada kemiringan 1 radian atau 57,3°.
Department of Marine Engineering 35
Kurva stabilitas statis
• Kapal A dan kapal B memiliki stabilitas yang berbeda
• Kapal A memiliki tinggi GM lebih besar dari kapal B
• Lengan stabilitas maksimum GZA kapal A lebih besar namun memiliki
sudut pada lengan stabilitas nol (sudut range) lebih kecil
• Kapal B meski memiliki lengan stabilitas maksimum GZB lebih kecil
(namun masih memenuhi syarat laik laut), memiliki sudut range lebih
besar yang berimplikasi memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi
(range yang dapat memberikan positive righting arms).