Puskesmas Toddopuli
Administrasi Rumah Sakit, Universitas Mega Rezky Makassar
LAPORAN
PENYULUHAN KESEHATAN
“UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA
PEMERIKSAAN KESEHATAN (MEDICAL CHECK-UP) SEJAK DINI PADA MASA
PANDEMIK COVID-19”
DISUSUN OLEH
KETUA TIM/PEMBIMBING :
BESSE NURUL KAFILAWATY, S.KM, M.Kes
ANGGOTA :
1. HANIFA LESTARI LADIA ( 18 3145 261 047 )
2. SUSILAWATI M TAHER ( 18 3145 261 037 )
3. FIRAWATI ( 18 3145 261 020 )
4. JESY CORNELIA PATOLA ( 18 3145 261 008 )
5. CHRISTA BERNADETH INA TULIT ( 18 3145 261 032 )
6. FELIKSIUS S OPEN ( 18 3145 261 066 )
HALAMAN PENGESAHAN
2. Susilawati M Taher
3. Firawati
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
i
Laporan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan (Kelompok 2&7)
Puskesmas Toddopuli
Administrasi Rumah Sakit, Universitas Mega Rezky Makassar
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................................................v
1.1 IDENTITAS TIM........................................................................................................1
2.1 MITRA PENYULUHAN............................................................................................4
3.1 ANGGARAN KEGIATAN.........................................................................................4
4.1 URAIAN TUGAS (DOSEN DAN MAHASISWA)...................................................5
6.1 PENDAHULUAN.......................................................................................................6
7.1 RINGKASAN MATERI.............................................................................................8
8.1 METODE PENYULUHAN......................................................................................14
9.1 TUJUAN PENYULUHAN.......................................................................................15
10.1 JADWAL KEGIATAN.............................................................................................15
11.1 HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................16
12.1 PENUTUP.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
LAMPIRAN.............................................................................................................................24
DOKUMENTASI.....................................................................................................................30
ii
Laporan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan (Kelompok 2&7)
Puskesmas Toddopuli
Administrasi Rumah Sakit, Universitas Mega Rezky Makassar
DAFTAR TABEL
Tabel 4 : Hasil Uji Paired Sample T Test Pre & Post Pengetahuan.........................................17
iii
Laporan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan (Kelompok 2&7)
Puskesmas Toddopuli
Administrasi Rumah Sakit, Universitas Mega Rezky Makassar
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pengantar Izin Melaksanakan Penyuluhan dari Fakultas Kepada Dinas
Kesehatan.................................................................................................................................24
Lampiran 2 : Surat Pengantar Izin Melaksanakan Penyuluhan dari Dinas Kesehatan Kepada
Puskesmas Toddopuli...............................................................................................................25
Lampiran 5 : Leaflet.................................................................................................................28
Lampiran 6 : Poster..................................................................................................................29
iv
Laporan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan (Kelompok 2&7)
Puskesmas Toddopuli
Administrasi Rumah Sakit, Universitas Mega Rezky Makassar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami Panjatkan Kepada Tuhan yang Maha Esa karena karunianya
kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan ini sebagai pertanggungjawaban dari
Penyuluhan Kesehatan. Laporan Kegiatan yang berjudul “Upaya Peningkatan Kesadaran
Masyarakat Terhadap Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan (Medical Check-Up) Sejak Dini
Pada Masa Pandemik Covid-19” ini diajukan sebagai bukti telah Melaksanakan Penyuluhan
Kesehatan.
Laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, yakni Ibu Besse Nurul Kafilawaty, S.KM., M.Kes selaku
dosen pembimbing, dan teman-teman anggota tim Untuk itu kami ucapkan terima kasih atas
kontribusi bantuan dalam berbagai bentuk serta Pihak Puskesmas Toddopuli Selaku Mitra
dalam Penyuluhan Kami.
Kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini, baik
dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang kemudian akan penulis
jadikan sebagai evaluasi.
Demikian semoga laporan kegiatan penyuluhan kesehatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan juga untuk penulis sendiri.
Makassar, 24 Januari 2022
Penulis
v
1.1 IDENTITAS TIM
1. Biodata Dosen Pembimbing
a. Identitas Diri
4 NIDN 0903048603
6 E-mail nurulkafilawaty05@gmail.com
2. Biodata Anggota 1
a. Identitas Diri
6 E-mail tharryladia2000@gmail.com
1
3. Biodata Anggota 2
a. Identitas Diri
6 E-mail openfeliks45@gmail.com
4. Biodata Anggota 3
a. Identitas Diri
6 E-mail susilawatimtaher@gmail.com
2
5. Biodata Anggota 4
a. Identitas Diri
1 Nama Firawati
4 Nim 183145261020
7 No Hp 082331544771
6. Biodata Anggota 5
a. Identitas Diri
1 Nama Jesi Cornelia Patola
7. Biodata Anggota 6
a. Identitas Diri
1 Nama Christa Bernadeth Ina Tulit
3
Lahir
e-mail istamuda31@gmail.com
6
No Hp 082393440944
7
4
4.1 URAIAN TUGAS (DOSEN DAN MAHASISWA)
5
Susilawati M Taher 5. Menyiapkan bahan/materi
Feliksius Sare Open penyul uhan;
Christa Bernadeth Ina Tulit 6. Menyiapkan bahan danmembantu
menyusun Laporan Pelaksanaan
Penyuluhan setiap selesai
pelaksanaan penyuluhan sesuai
dengan penugasannya;
7. Menyusun dan mengarsipkanLembar
Konsultasi;
8. Melaksanakan penyuluhan sesuai
dengan penugasannya.
9. Melaksanakan teknis penyusunan
Rencana dan Jadwal Kegiatan
Penyuluhan.
6.1 PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan harta yang tak tenilai harganya. Ketika orang jatuh sakit, tentunya
banyak kerugian yang akan dialami karena tak bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan
lancar. Kesehatan yang prima hanya dapat diperoleh dengan investasi kesehatan sedini
mungkin. Salah satunya adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check
up secara rutin.
Di masa kini, masih banyak orang yang menyepelekan medical check up. Ini dikarenakan
seseorang tidak merasakan sakit, masih berusia muda, tidak ada waktu dan biaya, hingga
takut mengetahui jika dirinya mengalami penyakit berbahaya. Namun jangan sampai keliru.
Nyatanya, tidak merasakan sakit bukan berarti diri seseorang sehat-sehat saja. Secara umum,
seseorang mengatakan dirinya sakit karena ada keluhan yang muncul. Padahal dari sisi medis,
kondisi sakit dinyatakan berdasarkan ada atau tidaknya penyakit. Sebenarnya ketika
seseorang merasakan tidak sakit, terdapat dua kemungkinan. Pertama, dirinya memang tidak
terkena penyakit. Kedua, dari sisi medis sudah terkena penyakit, tapi gejalanya belum
muncul. Ketika seseorang dihadapkan dengan kondisi ini, diperlukan kesadaran dan peran
aktif untuk melakukan tindakan pencegahan (preventive strategy).
Menjaga kesehatan bagi manusia sangat penting dan harus diimbangi dengan olahraga
yang teratur serta menkonsumsi makanan yang sehat. Pemeliharaan kesehatan penting untuk
6
mencegah dan menanggulangi penyakit yang menyerang tubuh kita. Pendidikan kesehatan
juga membantu seseorang bertindak individu ataupun secara kolektif dan membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan tubuhnya dan
orang lain. Dengan teknologi kesehatan sekarang kita dapat mengdiagnosis semua penyakit.
Untuk dapat mendeteksi penyakit – penyakit tersebut adalah dengan melakukan medical
check up. Medical check up adalah serangkaian uji kesehatan menyeluruh untuk mengetahui
kondisi kesehatan sejak dini dan mengetahui penyakit apa saja yang bersarang didalam tubuh.
Medical check up merupakan investasi kesehatan jangka panjang, dengan memeriksakan diri
secara rutin minimal satu tahun sekali. Status kondisi kesehatan kita dapat terpantau dengan
baik seperti fungsi organ tubuh, misalnya jantung, ginjal, hati, dan organ lainnya. Medical
check up merupakan langkah preventif agar terhindar dari gangguan kesehatan yang datang
tiba-tiba. Salah satu tujuan check up adalah mencegah sebelum terjadi penyakit. Ketika saat
medical check up ditemukan suatu kelainan, maka penanganannya akan lebih mudah karena
diketahui sejak awal.
Medical check up sangat penting dilakukan oleh setiap individu, sehingga dokter dapat
mengambil langkah pencegahan untuk memutuskan rantai perjalanan penyakit sampai
dilakukannya suatu pengobatan. Tak hanya kendaraan saja yang memerlukan check up tetapi
tubuh manusia pun perlu check up secara rutin. Tetapi sebagian besar masyarakat di
Indonesia mempunyai pikiran kenapa harus ke dokter kalau tidak sakit. Apalagi saat ini
Indonesia masih mengalami krisis ekonomi akibat masa pandemik Covid-19, memang tidak
bisa dipungkiri, faktor ekonomi adalah faktor penghambat seseorang melakukan medical
check up secara rutin. Masyarakat cenderung mengeluarkan biaya untuk belanja kebutuhan
pokok sehari-hari daripada memeriksakan dirinya ke dokter, mereka menganggapnya hanya
membuang uang saja. Agar masyarakat sekitar mengetahui pentingnya medical check up,
maka kamipara tim penyuluhan kesehatan dapat membuat kegiatan yang ditujukan kepada
masyarakat terutama masyarakat di sekitar Puskesmas X. Oleh karena itu, kami berencana
untuk membuat kegiatan penyuluhan kesehatan yang nantinya akan mendukung jalannya
kegiatan terkait pentingnya medical check up sejak dini ini agar dapat diterima dan
dimengerti oleh masyarakat.
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pasalnya, meski sehat itu mahal tapi biaya
berobat saat sakit bisa lebih menguras dompet. Mencegah risiko penyakit sedini mungkin
bisa dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan rutin, yang biasa disebut medical checkup. Jika
Anda belum pernah melakukan medical check up sebelumnya, berikut rangkaian tes umum
yang biasa dilakukan selama medical checkup. Pada dasarnya, ketika Anda melakukan
7
medical check up, dokter akan menjalani pemeriksaan kesehatan dari mulai yang standar
hingga yang lebih detail.
Upaya sadar pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan makmur
khususnya dalam bidang kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah
semata. Secara proporsional tugas ini diemban pula oleh seluruh komponen bangsa lainnya,
termasuk di dalamnya masyarakat itu sendiri. Seluruh komponen ini mempunyai kepentingan
untuk secara aktif bersinergi dalam upaya perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat. Sesuai
dengan tuntutan kinerja dosen yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran serta
dosen dalam masyarakat tidaklah dibatasi pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus
saja, melainkan juga pada berbagai fungsi lain di lapangan/ masyakarat luas. Salah satunya
adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dalam upaya
pembangunan nasional melalui proses pengembangan ilmu pengetahuan yang diiringi dengan
kerja nyata.
Penyuluhan merupakan bagian dari program kesehatan, sehingga harus mengacu pada
program kesehatan yang sedang berjalan. Penyusunan perencanaan program penyuluhan
harus diperhatikan bahwa perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan sasaran,
mudah diterima, bersifat praktis, dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi setempat, dan
sesuai dengan program yang ditunjang dan didukung oleh kebijaksanaan yang ada. Sebagai
salah satu tenaga kesehatan dan pendidik, perlunya memberikan informasi yang jelas dan
akurat kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dengan ini penulis tertarik melakukan
Pendidikan kesehatan tentang promosi dan pemeriksaan kesehatan.
8
Medical check up menjadi salah satu jalan untuk mendeteksi penyakit secara dini.
Medical check up sangat penting untuk mendeteksi penyakit akibat gaya hidup tidak sehat
atau lifestyle disease. Di antaranya adalah diabetes, kelainan lemak darah, hipertensi. Lalu
medical check up juga bisa mendeteksi gangguan atau penyakit pada organ penting
seperti penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit yang berpotensi membahayakan seperti
penyakit kardioavaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah). Bahkan, medical check
up secara berkala bisa mendeteksi penyakit kanker tertentu, walaupun tidak secara
langsung. Oleh karena itu, medical check up bisa dikatakan merupakan langkah awal
menuju ke arah diagnosis pasti dari penyakit yang diduga. Untuk memastikan
diagnosisnya, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan.
9
merujuk ke berbagai penyakit seperti jantung, diabetes, kolesterol, hingga
komplikasi. Sedangkan tekanan darah yang rendah juga berbahaya bagi kesehatan
karena dapat menyebabkan pusing, lemas, dan lesu. Oleh karena itu, pemeriksaan
tekanan darah saat pemeriksaan kesehatan penting untuk dilakukan.
b. Pemeriksaan Kolesterol dan Gula Darah
Jenis medical check up berikutnya adalah pemeriksaan kolesterol. Tanpa sadar,
seseorang kerap mengonsumsi berbagai makanan yang tinggi lemak seperti
jeroan, gorengan, dan lain sebagainya. Lemak tersebut memicu kenaikan
kolesterol yang berpotensi menimbulkan penyakit jantung serta stroke. Perlu
diketahui bahwa kadar kolesterol normal pada orang dewasa adalah di bawah 200
mg/dL. Selain itu, pemeriksaan gula darah juga perlu dilakukan untuk mencegah
penyakit diabetes yang mematikan. Kadar gula seseorang harus benar-benar
diperhatikan agar tidak melonjak dan menimbulkan penyakit. Sebelum
menjalankan pemeriksaan ini, kamu harus berpuasa terlebih dahulu minimal
selama 8 jam. Normalnya, gula darah berada pada angka 700-100 mg/dL. Jika
kamu memiliki gula darah sebesar 100-125 mg/dL, maka kamu perlu waspada
karena telah memasuki fase pra diabetes. Semantara, seseorang dinyatakan
mengalami diabetes jika memiliki kadar gula lebih dari 126 mg/dL.
c. Tes Darah
Dalam paket medical check up juga terdapat pemeriksaan atau tes darah. Tes
darah dilakukan dengan mengambil sampel darah lengkap guna melihat kadar Hb,
leukosit, trombosit, dan lainnya. Jika terdapat kecurigaan terhadap adanya
penyakit tertentu, tim pemeriksa akan melakukan pemeriksaan atau tes darah
penunjang.
d. Pemeriksaan Jantung
Berikutnya, ada juga jenis pemeriksaan jantung dengan menggunakan alat khusus
atau EKG. Tes ini bertujuan untuk melihat kondisi jantung seseorang, tak
terkecuali struktur dan fungsinya. Dengan menggunakan gelombang suara
ultrasonik, dapat menghasilkan gambar yang menunjukkan kondisi jantung
seseorang. Dokter dapat melihat gerakan katup jantung, dinding jantung, serta
aliran darah di bilik jantung.
e. Pemeriksaan Mata
Jenis medical check up berikutnya adalah pemeriksaan mata. Tes ini dilakukan
untuk mengetahui kualitas pandangan seseorang. Jika terdapat indikasi gangguan
1
mata, dokter aan menegakkan diagnosa dan melakukan penanganan. Umumnya
gangguan mata ringan tidak menimbulkan gejala, oleh karena itu pemeriksaan
mata sangat penting untuk dilakukan mengingat mata merupakan organ vital
dalam tubuh.
1
5. Prosedur Medical Check Up
Setelah semua persiapan telah selesai dilakukan, kini saatnya menjalani prosedur
medical check up. Bentuk tes yang dilakukan sangat variatif, tergantung metode yang
digunakan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan berdasarkan jenis kelamin, usia,
kondisi kesehatan. serta riwayat kesehatan pasien.
a. Pemeriksaan Riwayat Medis
Prosedur medical check up yang pertama dilakukan dengan pemeriksaan medis
atau kesehatan. Di awal, dokter akan memberikan beberapa pertanyaan
mengenai keluhan kesehatan serta riwayat penyakit dalam keluarga. Dokter juga
akan melakukan tanya jawab mengenai gaya hidup yang diterapkan selama ini,
obat apa saja yang dikonsumsi, pola makan, serta kebiasaan olahraga. Ketika
proses wawancara ini dilakukan, pastikan kamu menjawab dengan jujur agar
proses pemeriksaan berjalan dengan lancar.
b. Pemeriksaan pada Tanda Vital Tubuh
Berikutnya, prosedur pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa tanda vital
tubuh. Terdapat beberapa tanda vital tubuh yang wajib dilakukan monitoring,
seperti:
1. Frekuensi denyut jantung
Dalam keadaan normal, frekuensi denyut jantung seseorang adalah 60-100
kali per menit.
2. Frekuensi pernapasan
Pernapasan dikatakan normal jika berada di angka 12-20 kali per menit.
3. Suhu tubuh
Suhu tubuh normal orang sehat adalah 36-37 derajat celcius.
4. Tekanan darah
Tekanan darah yang normal adalah 90/60 hingga 120/80 mmHg.
c. Pemeriksaan Fisik
Setelah tahap wawancara dan pemeriksaan tanda vital tubuh selesai dilakukan,
berikutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dalam hal ini bisa saja
pasien diminta untuk berbaring, duduk, atau berdiri sesuai dengan kebutuhan.
Dimulai dari pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, dokter akan memeriksa
seluruh kondisi fisik pasien. Dokter akan mulai mengamati rambut, kuku, serta
kulit pasien. Jika terdapat kelainan, dokter akan mencatatnya untuk dijadikan
dasar pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik juga dilakukan dengan
1
menekan bagian tubuh tertentu, seperti perut, dada, atau lainnya. Jika ada rasa
nyeri saat ditekan, jangan ragu untuk memberitahu dokter. Selanjutnya akan
dilakukan pemeriksaan mata, tenggorokan, hidung dan telinga serta organ
dalam. Dokter juga akan mengamati suara denyut jantung, paru-paru, serta
gerakan usus. Kekuatan otot pasien juga akan diperiksa. Dokter mungkin akan
meminta pasien untuk melakukan gerakan tertentu guna mengecek kondisi otot
dan tulang. Selain itu, kondisi kelamin juga masuk ke dalam pemeriksaan fisik
dalam medical check up. Untuk pasien laki-laki, dokter akan mengecek penis
dan testis guna mengetahui ada tidaknya kelainan, infeksi, peradangan, atau
gangguan lain. Tes colok dubur juga dilakukan gina mengecek kondisi prostat.
Sementara untuk pasien perempuan, beberapa organ kewanitaan vital seperti
vagina, ovarium, vulva, serviks, serta rahim akan diperiksa untuk mendeteksi
ada tidaknya gangguan serta penyakit yang berhubungan dengan organ intim.
Payudara juga akan diperiksa untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.
Selain itu, pemeriksaan fisik juga dilakukan dengan melihat ada tidaknya
benjolan di area kelenjar getah bening.
d. Pemeriksaan Penunjang Guna Memperkuat Diagnosis
Jika pemeriksaan fisik menyeluruh telah dilakukan dan dokter memerlukan tes
lanjutan, maka pemeriksaan penunjang akan dilakukan. Umumnya pemeriksaan
penunjang dilakukan ketika dokter melihat adanya kecurigaan terhadap penyakit
tertentu. Tujuan pemeriksaan penunjang adalh untuk menegakkan dan
memperkuat diagnosis. Pada medical check up, pemeriksaan penunjang
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:
1. Cek Laboratorium
Cek laboratorium dilakukan dengan mengambil sampel darah, urin,
maupun tinja. Tujuannya adalah untuk mengecek sel darah, gula darah
serta zat kimia yang terdapat pada organ tubuh. Jika terdapat kelainan pada
jumlah sel darah, urin serta tinja, maka dokter dapat dengan mudah
menegakkan diagnosa yang ditunjang dengan pemeriksaan fisik
sebelumnya.
2. Pemeriksaan Pencitraan
Pemeriksaan penunjang berikutnya adalah pemeriksaan pencitraan yang
dilakukan dengan foto rontgen atau USG sesuai dengan kebutuhan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat dengan jelas kondisi organ
1
pasien. Beberapa organ tubuh yang dapat diperiksa melalui cara ini antara
lain ginjal, rahim, kandung kemih, paru-paru, hati, pankreas, serta prostat.
Jika terdapat kecurigaan adanya tumor atau kanker pada payudara, dokter
juga akan melakukan USG payudara.
3. Pemeriksaan Rekam Jantung
Prosedur penunjang lainnya adalah pemeriksaan EKG atau rekam jantung
guna melihat kondisi jantung pasien. Cara ini dilakukan dengan
menggunakan alat yang ditempelkan pada bagian tubuh seperti dada dan
lengan. Umumnya cek rekam jantung dilakukan dengan cara berbaring.
Melalui cara ini, ada tidaknya kelainan terhadap jantung pasien dapat
terlihat dengan jelas.
4. Pap Smear
Dokter dapat juga melakukan pemeriksaan pap smear untuk pasien wanita
yang pernah menikah atau berhubungan seksual. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini. Pemeriksaan pap
smear sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 3 tahun sekali pada wanita
berusia di bawah 30 tahun dan setiap 5 tahun sekali pada wanita diatas 30
tahun.
Banyaknya proses dan prosedur medical check up, membuat pemeriksaan ini umumnya
dilakukan dalam waktu 1 hari penuh. Setelah semua proses selesai dilakukan, pasien
diperbolehkan untuk pulang dan beraktivitas normal. Hasil tes kesehatan tidak langsung jadi
saat itu juga, nantinya pihak klinik akan menginformasikan ketika semua hasil tes beserta
diagnosanya sudah ditegakkan. Selain itu, dokter akan menyarankan pasien untuk memulai
gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, olahraga di rumah, serta menjauhi
alkohol dan rokok.
1
9.1 TUJUAN PENYULUHAN
Memberikan motivasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran untuk melakukan
pemeriksaan secara rutin, dan Meningkatkan wawasan masyarakat terutama di bidang
kesehatan melalui penyuluhan kesehatan.
1
11.1 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Umur Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 17-26 Tahun 15 50.0 50.0 50.0
27-36 Tahun 9 30.0 30.0 80.0
37-46 Tahun 1 3.3 3.3 83.3
47-56 Tahun 2 6.7 6.7 90.0
57-66 Tahun 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Sumber : Data Primer 2022
Dari tabel 1 diketahui bahwa dari 30 responden, terdapat umur 17-26 tahun sebanyak 15
orang(50%), usia 27-36 tahun sebanyak 9 orang (30%), usia 37-46 tahun sebanyak 1 orang
(3,3%), usia 47-56 tahun sebanyak 2 orang (6,7%) dan usia 57- 66 tahun sebanyak 3 orang
(10%).
Tabel 2 : Distribusi Jenis Kelamin Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percen Percent
t
Perempuan 17 56.7 56.7 56.7
Valid Laki-laki 13 43.3 43.3 100.0
Total
Sumber : Data 30
Primer 2022 100.0 100.0
Dari tabel 2 diketahui bahwa dari 30 responden, terdiri dari perempuan sebanyak 17
orang (56,7%) dan laki-laki sebanyak 13 orang (43,3%) .
1
Tabel 3 : Hasil Uji Normalitas Pre & Post Pengetahuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan
Responden Sebelum .211 30 .002 .912 30 .017
Penyululhan
Pengetahuan
Responden Setelah .196 30 .005 .910 30 .014
Penyululhan
Sumber : Data Primer 2022
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 30, dimana jumlah
tersebut kurang dari 50. Oleh karena itu hasil uji normalitas pada pre dan post pengetahuan
dilihat pada kolom Shapiro-Wilk dan diketahui nilai Sig.Pre pengetahuan sebesar 0,017 dan
nilai Sig.pada Post pengetahuan sebesar 0,014 maka dapat disimpulkan bahwa data pre dan
post pengetahuan berdistribusi normal, sehingga langkah berikutnya digunakan uji Paired
Sample T Test.
Tabel 4 : Hasil Uji Paired Sample T Test Pre & Post Pengetahuan
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Sig.
Std. Std. Interval of the t df
Mean (2-tailed)
Deviation Error Difference
Mean Lower Upper
Pengetahuan
Responden
Sebelum
Pair 1 Penyululhan - -2.70000E1 19.85291 3.62463 -34.41320 -19.58680 -7.449 29 .000
Pengetahuan
Responden Setelah
Penyululhan
1
Berdasarkan hasil test statistics diatas, diketahui bahwa nilai Sig sebesar 0,000 .
Karena nilai 0,000 lebih kecil dari <0,05 maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Sikap Responden
.121 30 .200* .954 30 .212
Sebelum Penyululhan
Sikap Responden
.158 30 .054 .891 30 .005
Setelah Penyululhan
Sumber : Data Primer 2022
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah responden sebanyak 30, dimana jumlah
tersebut kurang dari 50. Oleh karena itu hasil uji normalitas pada pre dan post sikap dilihat
pada kolom Shapiro-Wilk dan diketahui nilai Sig.Pre sikap sebesar 0,212 dan nilai Sig.pada
Post sikap sebesar 0,005, karena salah satu dari data tersebut tidak signifikan maka dapat
disimpulkan bahwa data pre dan post pengetahuan tidak berdistribusi normal, sehingga
langkah berikutnya digunakan Uji Wilcoxon.
Test Statisticsb
Berdasarkan hasil test statistics diatas, diketahui bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed)
sebesar 0,000 Karena nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho di tolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan
1
2. PEMBAHASAN
Hasil penyuluhan yang dilakukan di Puskesmas Toddopuli menunjukkan rentang usia
responden dari yang termuda berusia 17-26 tahun dan tertua berusia 57-66 tahun. Kategori
usia sebagian besar diantaranya dengan rentang 17-26 tahun berjumlah 15 responden (50%),
Adapun pada penelitian Ida Ayu Sri Puspita Wati, dkk (2017) didalamnya didukung dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Serrano MM et al. (2000), dimana menunjukkan bahwa
pengaruh usia pada perilaku medical check-up kemungkinan terkait dengan adanya
peningkatan tingkat kerentanan penyakit seiring dengan meningkatnya usia sehingga medical
check-up lebih banyak dilakukan oleh orang yang berusia dewasa dan lansia.
Berdasarkan jenis kelamin, hasil penyuluhan menunjukkan bahwa dari 30 responden,
terdiri dari perempuan sebanyak 17 orang (56,7%) dan laki-laki sebanyak 13 orang (43,3%).
Dari data tersebut diketahui bahwa responden perempuan dan laki-laki hanya memiliki beda
rentang yaitu 4. Dapat dikatakan bahwa Pemeriksaan Kesehatan Sejak Dini penting bagi
seluruh masyarakat baik perempuan maupun laki-laki. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh
dr. Alvin Setiawan Sp.OG, M.Kes Siloam Hospitals Semanggi, Bahwa Kesehatan tidak
mengenal jenis kelamin. Baik pria maupun wanita perlu mencegah segala penyakit yang
mengganggu dengan melakukan berbagai pencegahan. Oleh karenanya, jangan ragu untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check up sesegera mungkin agar segala
penyakit dan gangguan kesehatan lebih mudah terdeteksi sejak dini. Namun, Berdasarkan
penelitian oleh Ramlan (2014), medical check-up jarang dilakukan oleh masyarakat.
Masyarakat pada umumnya cenderung untuk mencari kelompok referensi (reference group)
sebagai pedoman perilaku mereka (Notoatmodjo, 2014).
Berdasarkan hasil penyuluhan , diketahui bahwa nilai Sig sebesar 0,000 . Karena nilai
0,000 lebih kecil dari <0,05 maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini sejalan dengan
penelitian Yuliati 2014 dimana, hasil uji hipotesis dengan korelasi Pearson Product Moment
didapat nilai t yang berguna untuk mengetahui nilai kemaknaan dari dua variable maka
didapat nilai t, dimana t hitung (5.492) > t tabel (1.658), maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak atau signifikan dengan demikian, korelasi yang terjadi mempunyai arti terdapat
hubungan korelasi yang berarti antara Tingkat Pengetahuan Pasien dengan Motivasi Untuk
Melakukan Medical Check Up di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kesimpulan
yang ditarik adalah ada hubungan yang cukup bermakna antara Tingkat Pengetahuan Pasien
dengan Motivasi Untuk Melakukan Medical Check Up, dan arah hubungan positif yaitu
1
semakin tinggi nilai Tingkat Pengetahuan Pasien semakin tinggi pula dengan Motivasi Untuk
Melakukan Medical Check Up, di Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Berdasarkan hasil penyuluhan, diketahui bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) sebesar
0,000 Karena nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka Ho di tolak sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian terkait Promosi dan Manfaat Pemeriksaan Kesehatan dimana Peserta
mengenal manfaat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dalam kondisi
sehat, Peserta mengenal deteksi dini dari resiko akibat tidak memeriksakan kesehatan secara
rutin (Aries Abiyoga, Tuti Meihartati : 2019). Dalam penelitiannya juga dijelaskan bahwa
Perilaku yang sehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh
karena itu, salah satu upaya kesehatan pokok atau misi sektor kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Untuk mencapai upaya tersebut departemen
kesehatan RI menetapkan visi pembangunan kesehatan yaitu “Masyarakat Yang Mandiri
Untuk Hidup Sehat” strategi yang dikembangkan adalah menggerakkan dan memberdayakan
masyarakat untuk hidup sehat, berupa memfasilitasi percepatan dan pencapaian derajat
kesehatan setinggitingginya bagi seluruh pennduduk dengan mengembangkan kesiap-siagaan
ditingkat desa yang disebut dengan desa siaga.
2
12.1 PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
2
DAFTAR PUSTAKA
Kim YJ, Park H. Improving Prediction of High-Cost Health Care Users with Medical
Check-Up Data. Big Data. 2019;7(3):163-175. doi:10.1089/big.2018.0096
Chuchalin AG, Ametov AS, Arutyunov GP, et al. Questionnaire for initial self-
assessment in post-COVID period: Recommendations of Multidisciplinary expert board on
screening of post-COVID syndrome during an expanded medical check-up. Pulmonologiya.
2021;31(5):599-612. doi:10.18093/0869-0189-2021-31-5-599-612
2
Nurhayati S, Cahyati WH. Hubungan Antara Status Medical Check Up Terhadap
Kejadian Disabilitas Fisik Pada Lansia Di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. Unnes J
Public Heal. 2016;5(1):84. doi:10.15294/ujph.v5i1.9710
2
LAMPIRAN
2
Lampiran 2 : Surat Pengantar Izin Melaksanakan Penyuluhan dari Dinas Kesehatan
Kepada Puskesmas Toddopuli
2
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penyuluhan Di Puskesmas
Toddopuli
2
Lampiran 4 : Kuesioner Pre/Post
2
Lampiran 5 : Leaflet
2
Lampiran 6 : Poster
2
DOKUMENTASI
3
3
3
3