Anda di halaman 1dari 15

KONTEN MUKBANG

MENURUT PANDANGAN NABI MUHAMMAD SAW


(Kajian Ma’ani Al-Hadits Kitab Shahih Bukhori Nomor Indeks 5393)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana (S-1)

Dalam Program Studi Ilmu Hadits

Oleh :

MOCH. SHOLAHUL UMAM

NIM : E75219061

PROGRAM STUDI ILMU HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2021
2

KONTEN MUKBANG MENURUT PANDANGAN NABI MUHAMMAD


SAW
(Kajian Ma’ani Al-Hadits Kitab Bukhori Nomor Indeks 4974)

A. Latar Belakang
Mukbang merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Korea Selatan
sejak tahun 2014. Awal kemunculanya karena kebiasaan orang-orang korea ketika
makan besar mereka makan bersama orang-orang banyak, seperti bersama keluarga,
kerabat atau bersama teman. Karena kebiasaan tersebut orang korea ketika makan
merasa tidak nyaman saat makan sendirian, dan perlu adanya orang-orang yang bisa
diajak bersama walaupun hanya sekedar memperhatikannya. Namun lambat tahun
cara makan seperti ini menjadi budaya mereka yang seakan-akan menjadi kegiatan
wajib ketika saat makan besar. Namun orang-orang Korea memiliki banyak karakter
yang berbeda-beda, ada yang nyaman saat mereka makan bersama orang banyak ada
juga yang individual, yang mana mereka ingin sendiri saat makan. Dengan demikian
munculkan istilah makan Mukbang yaitu makan didepan kamera, dengan harapan
orang-orang korea yang tidak percaya diri dapat merasakan bagaimana rasanya
makan didepan orang banyak.
Saat datangnya Wabah COVID 19, seluruh dunia merasakan dampak yang
sangat signifikan tak terkecuali masyarakat Korea Selatan.1 Karena wabah ini sangat
membahayakan bahkan dapat menyebabkan kematian, yang mana mereka dipaksa
untuk merubah pola kehidupanya 360 derajat, dengan kata lain demi kelangsungan
kesejahteraan kesehatan negaranya mereka atur untuk tidak boleh adanya kerumunan
diantara warganya, demikian itu adalah bentuk upaya pencegahan penyebaran virus
tersebut agar tidak menular dan meluas kedaerah-daerah tertentu. Dampak ini
menjadi semakin memaksa terutama kepada orang-orang yang dulunya
membudayakan makan bersama dengan keluarga, kerabat dekat maupun bersama
temannya ternyata harus sementara dihentikan, dan lebih buruknya wabah ini kian
terus menjadi-jadi, bertahun-tahun masih belum normal, dan akhirnya diperketat

1
Simela Victor Muhammad, Info Singkat, Pandemi Covid-19 Sebagai Persoalan Serius Banyak Negara Di
Dunia. (Jakarta pusat, pusat penelitian badan keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt 2. Juli 2021) vol. XIII, No.
13. Hal. 7
3

dengan aturannya. Semakin lama masyarakat akhirnya mulai merasa bosan dengan
kesendirianya dirumah tanpa adanya teman atau seseorang orang disekitarnya, maka
kebosananya mereka curahkan dengan berbagai cara dengan kemauan mereka
masing-masing, salah satunya bagi mereka orang-orang yang dulunya sudah terbiasa
makan bersama orang-orang, akhirnya mereka mentradisikan makan Mukbang, yang
mana pada saat itu mukbang dianggap sebagai aktifitas seseorang yang pasif
bersosial. Namun pada akhirnya pada saat itu menjadi kewajaran yang terjadi
dimasyarakat Korea, hingga makan Mukbang menjadi suatu tren baru yang viral dan
akhirnya kini Mukbang sangat digemari sebagai acuan untuk menjadi sebuah konten
yang sangat banyak peminatnya didunia Konten Kreator Youtube.
Youtube adalah salah satu media sosial yang sangat digemari oleh konten
creator diseluruh Dunia, bahkan media Youtube saat ini sangat tinggi pengaruhnya
terhadap masyarakat, bahkan di Indonesia sendiri sempat salah satu saluran televisi
merasa tersaingi dengan kemajuan dan perkembanganya, mereka akhirnya
mengadakan keadilan dengan media hiburan Indonesia karena mereka merasa, dulu
Stasiun Televisi sulit mendapatkan izin siaran ditelevisi karena ada syarat-syarat
tertentu yang harus terpenuhi, namun dengan munculnya Yautube dari berbagai
kalangan masyarakat tidak dibatasi oleh siapapun dapat mengisi dan menyampaikan
hiburanya lewat media Youtube akan tetapi dengan keterbukaanya tersebut dapat
menjadi peluang dan juga tantangan yang besar bagi mereka (pihak Youtube), oleh
karena itu pihak Yotube selalu berupaya menyeimbangkan ekspresi kreatif dengan
tanggung jawab mereka dengan menghapus konten yang melanggar kebijakannya
secepat mungkin.2 Mereka membuat konten ada yang hanya sekedar ireng, ada juga
sebagai curahan hiburanya, atau bahkan sebagai media untuk dapat menghasilkan
pundi-pundi rupiah. Karena pengaruh dan kebebasannya mengakibatkan banyak pula
orang-orang dapat menikmati hasil dari konten tersebut dari seluruh penjuru dunia,
hingga disetiap harinya jutaan orang berkunjung ke Youtube untuk mendapatkan

2
Bagimana Cara Youtube Mengelola Konten Berbahaya?.
https://www.youtube.com/intl/ALL_id/howyoutubeworks/our-commitments/managing-harmful-content/.
Diakses pada 26 November 2021: 23.10 WIB.
4

informasi, mencari Inspirasi atau hanya bersenang-senang.3 Pengaruh besar Youtube


di Era Digital ini semakin melesat tinggi karena sebuah saluran hiburan yang sangat
simple dan mudah dijangkau dari pada saluran televisi, sebab dengan memakai
handphone orang-orang dapat menikmatinya dengan mudah tanpa harus duduk
dirumah didepan ruang tamu melulu, tidak seperti saat kita memakai media Televisi,
dan dengan sesimple itu jika memakai handphone kita dapat menonton youtube
dimana saja, baik saat bersantai rebahan, ngopi, atau saat belajar, dan juga kita bisa
menyimpan atau mengulang video Youtube tanpa harus khawatir akan ketinggalan
informasi berita, atau hiburan yang telah kita tonton. Selain Youtube sebagai media
konten untuk mengaspirasi sebuah seni digital, Youtube merupakan sebuah media
yang sangat membuat peluang untuk mereka yang bisa berkreasi sekaligus
menghasilkan uang.
Demikian Mukbang sebagai tradisi baru orang-orang Korea menjadi kiblat
bagi konten creator dalam membuat video Youtubenya. Demikian juga banyak dari
kalangan Netizen menangganggapi Pro dan Kontra mengenai Mukbang. Karena
dilihat dari sisi budaya, seluruh dunia tidak mesti memiki budaya yang sama, seperti
korea yang ketika makan mereka selalu ingin bersama orang banyak, dan
diperhatikan. Semisal kita sebagai orang Indonesia tidak selalu sama dengan budaya
mereka, jika kita menilainya, memang makan bersama adalah suatu prilaku yang
sangat baik, dan merupakan salah satu etika saat kita makan kita sebaiknya mengajak
atau menawarkan kepada seseorang disekitar kita untuk ikut merasakan kebahagiaan
apa yang kita makan. Namun berbeda konteksnya ketika saat makan kita selalu ingin
diperhatikan, seperti budaya Korea yang sudah menjadi tradisi, maka seperti itu
sudah melampaui diatas dari tata karma yang baik. Berbeda dengan masyarakat
Indonesia yang masih berpegang teguh dengan tradisi kuno, jika saat mereka makan
tidak mampu untuk berbagi rasa, maka mereka lebih baik tidak makan, atau jika
mereka ingin makan maka ia bersembunyi untuk tidak menebar kesedihan kepada
orang-orang yang melihatnya. Selain itu sebagai mukbang korea pasti identik dengan
adanya suara kecapan mulut saat makan, hal ini jika ditinjau dari segi adab atau tata

3
Pernahkan Anda Bertanya-Tanya Bagaimana Cara Kerja Youtube?.
https://www.youtube.com/howyoutubeworks/. Diakses akses pada 26 november 2021 : 23.20 WIB.
5

karma, maka hal ini dapat menjadikan prilaku yang tidak sopan disebagian orang,
karena disebagian orang mengganggap hal tersebut dikategorikan cara makan yang
sangat jorok, dan juga makan dengan cara tersebut dapat melukai hati sesorang yang
tidak memiliki sesuap nasi, yaitu seperti di iming-imingi oleh mereka yang seakan-
akan memamerkan kenikmatan dihadapan orang-orang tersebut.
Mukbang yang sering kita lihat pasti identik dengan makan dengan porsi yang
sangat banyak. Jika dilihat maka makan seperti itu bisa dikategorikan sebagai makan
yang tidak biasa, dengan begitu salah satu faktor yang menjadi daya tarik orang
adalah demikian, karena masyarakat kita khususnya dari segi penikmat Youtube suka
dengan hal-hal yang berbau ketidak wajaran, dan keingintahuan dengan hal-hal yang
unik. Makan besar bisa dikaitkan dengan salah satu sifat berlebih-lebihan dalam
berprikaku, karena manusia dalam sistem organ pencernaanya sudah diatur dengan
1/3 lambungnya untuk makan, untuk minum dan untuk bernafas, demikian adalah
porsi makan yang sehat menurut ahli gizi. Jika memang yang dilakukan tersebut
sebagai taraf makan mereka, maka bisa dikatakan boleh-boleh saja dan baik, akan
tetapi jika makan dengan porsi besar tidak sewajarnya untuk dirinya dan dapat
merusak kesehatanya atau demikian hanya demi sebuah konten yang menarik
viewers maka secara garis besar ia telah melakukan kebiasaan buruknya dihadapan
publik dan sebagai contoh yang buruk.
Manusia sebagai kodratnya tidak ada yang memiliki sifat yang paling
sempurna, namun mereka menginginkan menjadi sosok yang terbaik, baik dimata
Allah maupun dimata sesama manusia.4 Dalam perspektif Islam, kesempurnaan
hanya milik Allah, namun dengan perantara-Nya mendatangkan Utusan (Nabi
Muhammad SAW) sebagai petunjuk bagi umat manusia agar tidak terjerumus dan
supaya mereka dapat menata kehidupanya dengan sebaik-baiknya. Allah SWT
menata umat manusia dengan sosok yang sama persis supaya lebih menjadi daya
tarik dan mempermudah manusia untuk menirunya (al-‘A’rodhlu Basyariyah).
Dengan memiliki sifat kemanusian tersebut Nabi Muhammad SAW dapat
mencontohkan yang dapat ditiru oleh manusia lainya, seperti rasa lapar butuh makan,

4
Heru Juabdin Sada, Manusia Dalam Perspektif Agama Islam. (Lampung, Journal Pendidikan Islam, Mei,
2016) Vol. 7. Hal. 131
6

haus butuh minum, ngantuk butuh tidur, dalan lain-lain, dan demikian dengan aturan-
aturan dan kehendak apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Diutusanya Nabi Muhammad SAW tidak lebih adalah sebagai penyempurna
akhlak. Yang dimaksud ini adalah bukan mendirikan peraturan-peraturan yang baru,
atau mengatur dengan kehendak sendiri, akan tetapi utusan ini menjadi penyempurna
atau mengembalikan akhlak-akhlak yang telah ada kemudian ditata, diperbaiki
kembali sesuai kodratnya, semisal pada masa diutusnya Nabi Muhammad kaumnya
dikenal sebagai kaum Jahiliyah, bukan berarti orang-orang pada saat itu bodoh-
bodoh tidak tau apapun, akan tetapi sebab Jahiliyah karena rusaknya Akhlak Moral
mereka seperti contoh membunuh anak perempuannya dengan menguburnya hidup-
hidup, karena dengan alasan, anak perempuan mereka tidak bisa dibanggakan,
keberadaanya memberikan cacat martabat keluarganya, lemah tidak bisa berperang,
tidak bisa menurunkan warisanya.5 Alasan tersebut bukan berarti masyarakatnya
disebut Jahil akan tetapi mereka berharap kemajuan kaumnya bisa diteruskan yang
lebih maju dan bisa bersaing dengan kaum-kaum lainnya, supaya dianggap sebagai
golongan kaum yang disegani. Memang demikian adalah pola fikir yang bahkan
mereka termasuk orang-orang cerdas dengan siasat kemajuan dan perkembangan
kaumnya, akan tetapi keputusan atau tindakan tersebut menjadi jahil karena mereka
tidak di sama sekali dibumbui budayanya dengan Akhlak. Maka dengan diutusnya
Nabi Muhammad SAW memberikan bimbingan dan contoh yang baik dan berakhlak
dan kembali kepada fitrahnya.
Fitrah dari manusia sendiri itu adalah baik seperti dalam al-Qur’an surat adz-
Dzariyat ayat 56 menyebutkan manusia adalah Ins (‫)وما خلقت الجن واإلنس إال ليعبدون‬,
menurut kamus al-Munawwir kosa kata ‫ إنس‬bermakna baik ramah,6 dan hal ini bisa
kita buktikan manusia dari sejak lahir sebenarnya fitrahnya baik, tidak mungkin
masih kecil dapat menjadi kriminal, berbuat kerusakan, akan tetapi yang menyebakan
kerusakan dan kecacatan diri manusia adalah manusianya sendiri yang
mempengaruhinya.

5
R. Magdalena, Kedudukan Perempuan Dalam Perjalanan Sejarah (Studi Tentang Kedudukan Perempuan
Dalam Masyarakat Islam), (Jambi: T.T, 2017) Vol. II, No. I, Hal. 16-22
6
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Bab ‫( أ‬Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997) Cet. 14, Hal. 34
7

Akhlak adalah sebuah permata yang hanya dibekali untuk manusia, dan
bahkah menjadi pembeda diantara manusia dengan hewan, manusia mempunyai etika
budi pekerti yang sempurna, karena manusia sendiri dapat mengetahui mana diantara
mereka yang baik dan mana yang patut untuk dihindari.7 Dengam demikian
kesempurnaan akhlak adalah yang paling diutamakan dalam Islam, bahkan dakwah
yang paling baik adalah menjadi contoh akhlak yang baik seperti baginda Nabi yang
disebutkan dalam surat al-Ahzab ayat 21 Allah berfirman :

‫اّللَ َو ْاليَ ْو َم ْ ا‬
ٰ ‫اال ِخ َر َوذَك ََر‬
‫اّللَ َكثِي ًْرا‬ ٰ ‫سنَة ِلِّ َم ْن َكانَ يَ ْر ُجوا‬
َ ‫اّللِ اُس َْوة َح‬ ُ ‫لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِ ْي َر‬
ٰ ‫س ْو ِل‬

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia menyebut Allah”.

Demikian bersangkutan dengan Mukbang, bagaimana pandangan Nabi sebagaimana


yang telah beliau contohkan, apakah mukbang yang kini sangat viral dalam dunia
konten kreator tetap sebagai konten yang mayoritas hanya sebagai konten atau justru
dapat menjadi contoh yang baik, yang mana sebagai salah satu syiar bagaimana
mencontohkan makan yang baik, meskipun sangat kecil kemungkinanya, karena
disisi lain makan dihadapan orang umum adalah salah satu bagian hilangnya
Muru’ah (mengerjakan segenap akhlak baik), karena banyak orang yang mungkin
diluar sana masih kelaparan, sedangkan kita menebar kenikmatan kita dihadapan
mereka.

Berdasarkan dengan pemikiran dan latar belakang yang telah tersampaikan


diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dan mengkaji Konten
Mukbang Menurut Pandangan Nabi Muhammad SAW.

7
Irfan Sanusi, Pemikiran Muthahhari Tentang Manusia Masa Depan Sebagai Subyekl Dakwah, Perbedaan
Manusia dan Hewan. (Bandung: T.T, Juni, 2012) Vol. 6, No. I, Hal. 81
8

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dengan lampiran Latar Belakang diatas, peneliti peneliti
mengidentifikasian masalah sebagai berikut :
1. Pandangan Nabi Muhammad SAW dalam menyikapi konten Mukbang yang
diekspos media umum.
2. Implikasi Hadits Shahih Bukhari Nomor Indeks 4972 dengan konten Mukbang.
3. Keterkaitan Mukbang dengan bidang adab, kesehatan dan spikologis.
4. Makan yang baik sebagai dakwah

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menurut pandangan Nabi Muhammad SAW menyikapi konten
Mukbang sebagai prilaku yang diekspos media umum?
2. Bagaimana Implikasi isi Hadits Shahih Bukhari Nomor Indeks 4972 dengan
konten Mukbang ?
3. Bagaimana isi kajian Ma’ani al-Hadits terhadap konten Mukbang dari segi adab,
kesehatan, dan spikologis?

D. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pandangan Nabi Muhammad SAW menyikapi konten Mukbang
sebagai prilaku yang diekspos media umum.
2. Mengetahui Implikasi isi Hadits Shahih Bukhari Nomor Indeks 4972 dengan
konten Mukbang.
3. Mengetahui isi kajian Ma’ani al-Hadits terhadap konten Mukbang dari segi adab,
kesehatan, dan spikologis.
9

E. Manfaat Penelitian
Dari hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam keilmuan
bidang Ilmu Hadits. Agar lebih jelasnya dapat dikemukakan kegunaanya sebagai
berikut :
1. Kegunaan secara Teoris
Penelitian ini dapat bermanfaat baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun
bidang agama, khususnya pada konten Mukbang.

2. Kegunaan secara Praktis


Penelitian ini diharapkan untuk seluruh masyarakat, khususnya kepada konten
kreator baik dari media manapun untuk tetap selalu menjaga sikap dan prilaku
kita dihadapan media umum, terlebih lagi bagi kreator Mukbang agar lebih
mementingkan kemaslahatan umum dari pada individual.

F. Kerangka Teoritik
Penelitian ini menggunakan beberapa landasan teori untuk mengetahui
kualitas dan pemaknaan hadits yang diteliti :

1. Teori Rija al-Hadits.


Ilmu Rija al-Hadits adalah sebuah cabang dari keilmuan hadits yang megkaji
tentang riwayat rowi mulai tingkat Shahabat, Tabi’in hingga Tabi’it Tabi’in. dari
keilmuan tersebut dapat diperoleh sejarah singkat kehidupanya, diketahui guru dan
muridnya, tahun lahir dan wafatnya, hingga sifat-sifat dari perowi. 8

2. Teori Keshahihan Hadits


Kualitas Hadits dapat dibagi menjadi empat tingkatan, pertama Shahih, kedua
Hasan, ketiga Dhoif, dan keempat adalah Maudhu’. maka dengan menentukan

8
Dr. Muhammad Yahya, M. Ag, Ulumul Hadits, Kitab-Kitab Rijal Al-Hadits (Sulawesi Selatan, Penerbit
Syahadah, Desember 2016) Cet. I. Hal. 149
10

keshahihan hadits tersebut dapat diketahui dengan dua perkara, yaitu di validasi
dengan dilihat pada sanad dan matannya apakah terbilang adanya cacat atau tidak9

3. Jarh wa al-Ta’dil
Ilmu Jarh Wa Ta’dil adalah salah satu dari cabang ilmu hadits yang
membahas tentang bagaimana para ulama menilai dan mengkritik kualitas hadits
terutama dari segi kepribadian dan kualitas para perowinya.10 Ilmu ini
mempertimbangkan dalam menerima atau menolak suatu hadist. Dikatakan diterima
apabila memiliki keadilan dan kedhabitan, dan jika sebaliknya maka hadits tersebut
ditolak.11

4. Ilmu Ma’ani al-Hadits


Untuk meneliti dan memaknai hadits yang diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dalam
kitabnya Shahih al-Bukhari pada Juz 03 halaman 450 nomor indeks 5393, penelitian
ini menggunakan metode ilmu Ma’anil Hadits. Ilmu Ma’anil Hadits ini adalah
sebuah ilmu membahas tentang cara memahami makna hadits, bentuk macam
redaksi, dan konteks matan seluruhnya, baik dari segi makna tekstual maupun
kontekstual.12

G. Telaah Pustaka
Penelitian dengan judul Konten Mukbang Menurut Pandangan Nabi
Muhammad Saw (Kajian Ma’ani Al-Hadits Kitab Shahih Bukhori Nomor Indeks
4974) ditemukan kesamaan dengan penelitian yang terdahulu. Akan tetapi penulis
menemukan literatur yang dapat mengangkat literature ini dengan berbeda
pandangan dan pengembangan.
Skripsi yang judul Fenomena Mukbang dalam kitab hadits Shahih Ibnu
Hibban bin Tartib Ibnu Balban nomor indeks 674, studi Ma’anil Hadits dengan

9
Prof. Dr. H. Idri, dkk. Studi Hadits, Ilmu al-Jarh Wa Ta’dil. (Surabaya : Uin Sunan Ampel Press, 2019) Cet.
9. Hal. 191
10
Ibid. hal. 213
11
Athoillah Umar dkk. Metodologi Penelitian Hadits, (Surabaya: Uin Sunan Ampel Press, 2013). Hal. 200
12
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Amzah, 2013) Hal. 93
11

menggunakan metode akhlak dan kesehatan, karya Imam Safi’I, skripsi studi Ilmu
Hadits Fakultas Ushuluddin dan filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya. Skripsi ini secara garis besar membahas tentang bagaimana makan
mukbang dengan metode Ma’ani al-Hadits dikorelasikan dengan adab dan akhlak
makan yang telah diajarkan oleh Rasulallah seberta korelasi dengan bidang
kesehatan.
Skripsi yang karang oleh Yulian Khairani, dengan judul Fenomena Mukbang
Dalam Perspekstif Al-Qur’an Menurut Wahbah Az-Zuhaili, program studi jurusan
ilmu al-Qur’an dan tafsir fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau pekan baru 2021. Skripsi ini membahas tentang mukbang sebagai
pekerjaan yang bermanfaat dan dapat menjadikan kerugian, sehingga ditegakkan
aturan dan tata karma yang diatur oleh al-Qur’an.
Adapun perbedaan penelitian ini adalah peneliti berfokus kepada bagaimana
hubungan atau korelasi penilaian Mukbang dengan apa yang ada didalam kandungan
hadits dalam Kitab Shahih Bukhori Nomor Indeks 5393, atau bisa dibilang
bagaimana konteks Mukbang dikaitkan dengan Asbabul Wurud hadits tersebut.

H. Metodologi Penelitian
1. Model dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kualitatif, karena penelitian ini
memungkin dengan adanya data yang bersifat Deskriptif, yaitu dengan meneliti pada
objek yang alamiyah dimana peneliti adalah sebagai Instrumen kunci pengumpulan
data yang dilakukan secara Trigulasi yaitu mengecek kredibilitas dengan mengecek
pada data yang sama, tetapi dengen teknik yang berbeda.13
Dalam penelitian ini membutuhkan kajian dengan data-data yang tertulis untuk
mengecek nilai-nilai yang terkandung dalam hadits tersebut, maka penelitian ini
menggunakan metode Libaryy Recearch (Penelitian Perpustakaan). Karena sumber
yang berasal dari data-data tersebut berasal dari literatur bahasa asing atau bahasa
Indonesia.

13
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010) Hal. 9
12

2. Sumber Data
Dengan digunakanya metode Library Recearch, maka dalam penelitian ini
menggunakan data yang bersifat primer maupun sekunder.
a. Sumber Primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kitab Hadits
Shahih Bukhari karangan Al-Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-
Bukhari. Yang diterbitkan di Beirut Lebanon, Penerbit Dar al-Kutub al-
Ilmiyah. Tahun 2020 edition 9 tahun.
b. Sumber Sekunder
 Kitab Hadits Sunan Abi Dawud, karya al-Imam al-Hafidz abi dawud
sulaiman bin al-‘Asyats al-Sijistani, yang diterbitkan di Beirut lebanon,
Penerbit Dar al-Kutub al-Ilmiyah. Tahun 2011 edition 3 tahun.
 Kitab Tahdibu al-Kamal fii Asmai Al-Rijal, karya al-Imam al-Hafidz Abi
Hujjaj Jamaluddin Yusuf bin Abdirrahman al-Muzzi, yang diterbitkan di
Beirut Lebanon, Penerbit Dar al-Kutub al-ilmiyah. Tahun 2019 edition 2
tahun.
 Kitab al-Adab fii ad-Diin, karya al-Imam Abi Hamid Muhammad bin
Muhamamad al-Ghazali.
 Kitab Hasyiyah Ibrahim al-Bajuri ‘Ala Syarh al-‘Alamah Ibnu Qasim al-
Ghazzi ‘Ala Matn al-Syaikh Abi Syuja’, karya Syaikh Burhanuddin
Ibrahim al-Bajuri bin Syaikh Muhammad al-Jizawi bin Ahmad,
diterbitkan di Beirut Lebanon, penerbit Dar al-Kutub al-Ilmiyah. Tahun
2019 edition 13 tahun.
 Literature lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode Deskriptif, yaitu dengan tujuan
supaya mendapatkan bentuk Narasi verbal yang valid yang sesuai dengan data
mengenai kualitas hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam
kitabnya Shahih al-Bukhari pada Juz 03 halaman 450 nomor indeks 5393, serta
keterlibatan seseorang yang melakukan mukbang dengan kandungan hadits
tersebut (adab, agama, kesehatan dan sosial kultural).
13

4. Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini menggunakan metode pengumpukan data Dokumentasi,
yaitu dengan mengumpulkan seluruh data dengan cara melihat dan menganalisa
dokumen yang ditulis oleh orang lain.
Penelitian ini menghimpun dari berbagai data baik berupa catatan, kitab,
buku, jurnal, maupun artikel, dan sumber-sumber lain yang memiliki keterkaitan
dengan tema penelitian ini. Melalui metode pengumpulan data Dokumentasi ini
dapat mengahasilkan data yang valid sebagai jawaban dari permasalahan yang
dikaji.

5. Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis Deskriptif, yaitu data yang terhimpun
dari referensi primer dan sekunder kemudian diseleksi dengan analisis data.
Kemudian data yang terseleksi dihimpun sesuai dengan pembahasan masalah.
Dalam penelitian, metode Deskriptif digunakan untuk menganalisis dampat buruk
seseorang yang melakukan aktifitas mukbang baik dari segi adab, agama,
kesehatan maupun sosial kultural.

I. Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini terdiri beberapa bab dan sub bab dengan rincian sebagai
berikut:
Pada bab satu terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, rumusan
masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, kerangka teoritik, telaah pustaka,
metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab dua membahas tentang landasan teori mencakup pengertian kegiatan
mukbang, sejarah kegiatan mukbang, dan perkembangan kegiatan mukbang. Pada
bab ini juga meliputi landasan teori mengenai kaidah hadits shahih, kaidah kritik
sanad dan matan, teori kehujjahan hadits hingga pemaknaan isi hadits.
Pada bab tiga berisi tentang data hadits dari Imam Bukhari dalam kitabnya
Shahih Bukhari nomor indeks 5393, meliputi biografi Imam Bukhari, biografi
14

pentahqiq kitab Shahih Bukhari, data sanad dan matan, Takhrij Hadits, skema sanad
tunggal maupun gabungan, I’tibar hadits, biodata perowi hadits.
Bab empat berisi tentang analisis data yang meliputi kualits sanad yaitu
analisis ketersambungan sanad, keberadaan Syadz dan illat, keadilan perowi, analisis
matan hadits, penjelasan kehujjahan hadits, dan pemaknaan hadits.
Bab lima merupakan bab penutup yang meliputi dari kesimpulan yang
memuat jawaban dari rumusan masalah yang terdapat pada pendahuluan, serta saran
dari penulis agar pembaca dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Bagimana Cara Youtube Mengelola Konten Berbahaya?. Diakses menggunakan


https://www.youtube.com/intl/ALL_id/howyoutubeworks/our-
commitments/managing-harmful-content/. Pada 26 November 2021: 23.10 WIB.

Herdiansyah Haris, 2010 Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Penerbit Salemba


Humanika. T. Th.

Idri, Jamaluddin Malik Arif, M. Nawawi, Syamsuddin, 2019. Studi Hadits, Ilmu al-Jarh Wa
Ta’dil. Surabaya : UIN Sunan Ampel Press. Cet. 9.

Juabdin Sada Heru, Mei, 2016 Manusia Dalam Perspektif Agama Islam. Lampung, Journal
Pendidikan Islam. Vol. 7.

Magdalena R, 2017 Kedudukan Perempuan Dalam Perjalanan Sejarah, Studi Tentang


Kedudukan Perempuan Dalam Masyarakat Islam, Jambi: T.T, Vol. II, No. I

Pernahkan anda bertanya-tanya bagaimana cara kerja youtube, diakses menggunakan :


https://www.youtube.com/howyoutubeworks/. Pada 26 November 2021 : 23.20 WIB.

Sanusi Irfan, Juni, 2012 Pemikiran Muthahhari Tentang Manusia Masa Depan Sebagai
Subyekl Dakwah, Perbedaan Manusia dan Hewan. Bandung: T.T, Vol. 6, No. I.

Umar Athoillah.2013 Metodologi Penelitian Hadits. Surabaya: Uin Sunan Ampel Press,

Victor Muhammad Simela, Juli 2021 Info Singkat, Pandemi Covid-19 Sebagai Persoalan
Serius Banyak Negara Di Dunia. Jakarta pusat, pusat penelitian badan keahlian DPR
RI Gd. Nusantara I Lt 2.vol. XIII, No. 13.

Warson Munawwir Ahmad, 1997 Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Bab ‫أ‬
Surabaya: Pustaka Progressif. Cet. 14.

Yahya Muhammad, Desember 2016 Ulumul Hadits, Kitab-Kitab Rijal Al-Hadits Sulawesi
Selatan, Penerbit Syahadah. Cet. I.

15

Anda mungkin juga menyukai