Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SINGKAT

UJIAN AKHIR SEMESTER


Pancasila dan Kewarganegaraan

Oleh :

AMAR SYAIFUZUHRI
3110161045
4 MEKA B

Dosen Pengampu :
Drs. Sutrisno, MS

PROGRAM STUDI D-4 MEKATRONIKA


UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2020
Nama : Amar Syaifuzuhri
NRP : 3110161045
Nama Dosen : Drs. Sutrisno, MS
Kode Kelas : 4 D4 Mekatronika B
Jadwal UTS : Rabu, 8 April 2020

Dengan Tema Makalah :


Refleksi Mata Kuliah PPKN Selama 1 Semester Ditengah PSBB
Untuk Pandemi COVID19, Dalam Menempuh Kuliah Online, Dan Beribadah Dirumah
Juga Dalam Hidup Bermasyarakat.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertemakan “Refleksi Mata Kuliah
PPKN Selama 1 Semester Ditengah PSBB Untuk Pandemi COVID19, Dalam Menempuh
Kuliah Online, Dan Beribadah Dirumah Juga Dalam Hidup Bermasyarakat”, ini tepat pada
waktunya. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UAS dari Bapak
Sutrisno pada mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menceritakan kesan dan pesan selama perkuliahan PPKN ini dan pengalaman
kuliah bertatap muka sebelum kuliah daring dilaksanakan.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sutrisno, selaku dosen mata kuliah
Pancasila da Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas UAS ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi si penulis maupun si pembaca.

Surabaya, 10 Juni 2020

Amar Syafiuzuhri
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 yang terjadi ini sangatlah berdampak pada segala sektor
terutama sektor pendidikan yang juga kami rasakan sebagi dampaknya ialah harus
melaksanakan kuliah daring yang selama kurang lebih 3 bulan sudah dijalani. Tentu
sangatlah berbeda sekali dengan halnya berkuliah dengan sistem bertatap muka dimana
pada matakuliah ini sangatlah diperlukan sekali adanya proses tatap muka ataupun
diskusi yang dilakukan bersama-sama layaknya sidang dengan membahas suatu topik
lalu ada pendapat-pendapat dari sudut pandang yang berbeda yang kemudian
bermunculan. Lalu juga setelahnya ada sanggahan yang terlontar dari peserta diskusi,
jadi saya rasa disituasi pandemi global ini pendidikan kewarganegaraan terutama untuk
kuliah ini di PENS sangatlah kurang berkesan sekali.

II. Rumusan Masalah


1. Apa pengaruh physical distancing ditengah pandemi COVID19 pada konteks belajar
mengajar di Perguruan Tinggi
2. Bagaimana memaknai physical distancing namun tetap menjalankkan semua kewajiban
secara bertanggung jawab dan enjoy dalam melaksanakannya

III. Tujuan
Membagi pengalaman tentang perkuliahan di PENS selama masa pandemi terutama pada
matkul PPKN, sekaligus memenuhi tugas UAS untuk mata kuliah pancasila di Politenik
Elektronika Negeri Surabaya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Physical distancing & Social distancing ditengah Pandemi COVID-19


pada Perkuliahan PPKN
Sebenarnya saya rasakan perkuliahan disaat pandemi khususnya PPKN ini
sangatlah kurang dalam segi pengalaman berdiskusi dan terjun langsung mengamati
perilaku yang termuat dalam pelajaran PANCASILA dan KEWARGANEGAAN.
Namun dari sinilah apabila kita jeli dan juga cermat dalam menganalisa dan juga
mengamati tentunya walaupun kita hanya berada dirumah kita sudah bisa
menyaksikan makna yang benar dan yang salah dalam berwarga negara di Indonesia
ini.

Kita ambil saja contoh pada saat pandemi ini banyak berita di televisi maupun
kabar berita online yang kita dapat, banyak yang saling bantu bahu membahu untuk
bergotong-royong dengan meringankan beban saudara kita yang bekerja lapangan,
dimana pada PSBB mereka diharuskan tidak bekerja dikarenakan lahan pekerjaan
mereka tidak tersedia disaat pandemi seperti ini. Tentu saja ini mencerminkan sekali
budaya ketimuran kita sebagai masyarakat yang bergotong-royong seperti cerminan
sila 2,3, dan 5. Ada pengusaha asal solo dengan aksi kemanusiaanya yang
membagikan sembako berupa beras dan uang tunai kepada tukang becak yang
mangkal sepi dengan penumpang disaat pandemi ini. Kedua ada lagi yaitu, pengusaha
konveksi asal Surabaya yang membagikan kerdus mie yang juga didalamnya diisi
dengan uang tunai sebesar 1 juta setiap kardusnya. Ketiga lagi ada aksi kemanusiaan
dari pengusaha konveksi lagi asal Jawa Barat yang dimana Ia membagikan masker
dan baju hazmat yang dibutuhkan oleh tenaga medis sebagai garda terdepan untuk
penanganan Covid ini, Ia menggunaknan bahan tekstil yang dimilikinya untuk
produksi masal masker dan hazmat yang didistribusikan pada rumah sakit seluruh
Indonesia yang menjadi rujukan pasien Covid-19.

Namun, sayangnya hal ini tidak serta merta diikuti oleh semua orang yang malah
memanfaatkan situasi pandemi ini sebagai suatu hal yang dianggap lelucon dan malah
menciderai hati juga perasaan sesama warga negara. Ambil saja contoh kemarin ada
youtuber yang menyalahgunakan ketenarannya untuk membagikan konten yang tidak
mendidik sekali dan juga malah menciderai perasaan kita sesama masyarakat
Indonesia yang terdampak Covid-19, dia membagikan kardus mie yang berisi
makanan sisa restoran cepat saji yang sudah basi dan juga diisi dengan batu
didalamnya. Tindakan tersebut ternyata mendapatkan respon yang begitu tidak baik
dari netizen, mereka berbondong-bondong menghujat si pembuat konten tersebut, dan
banyak publik figur menyayangkan hal prank ini dilakukan karena tidak memberikan
contoh yang baik untuk masyarakat luas dan malah membuat kegaduhan dan
memantik emosi warganet. Disini yang saya soroti ialah masih pekanya masyarakat
Indonesia dengan tindakan yang menyimpang tersebut sehingga banyak yang tidak
senang dengan aksi yutuber ini. Hal terbebut menggambarkan bahwa masyarakat
Indonesia ini sebenarnya sangat memegang teguh tentang prinsip-prinsip dasar
kehidupan bermasyarakat di negara NKRI ini. Juga sekaligus sangat peka terhadap
makna PANCASILA secara tersirat bukan tersurat.
B. Memaknai Physical Distancing Namun Tetap Menjalankan Semua Kewajiban
Secara Bertanggung Jawab dan Enjoy dalam Melaksanakannya
Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat banyak hal berubah, terumasuk
rutinitas. Yang bekerja jadi bekerja dirumah, yang belajar jadi belajar dirumah, yang
beribadah jadi beribadah dirumah. Semua kegiatan kita yang kita jalani dari rumah ini
bukan tidak berdasar dan tidak ada efeknya, kita sebenarnya juga ikut membantu untuk
memutus rantai persebaran virus ini secara individu dan juga kelompok besar. Jika
sebelumya bekerja dikantor sangatlah seru dikarenakan bertemu teman dan dapat
saling bertukar fikiran secara langsung, saat pandemi hanya dirumah dan kurangnya
fleksibilitas diri pada pekerjaan, dikarenakan saat dirumah banyak sekali ganguan atau
hambatan kecil dari dalam diri seperti malas dan mudahnya untuk mengantuk,
menjadikan pekerjaan menjadi tertunda sesaat, tetapi pada akhirnya waktu kita untuk
keluarga sangatlah banyak pada saat WFH. Setiap waktu kita bisa berkumpul bersama
keluarga dan menjalin komunikasi dengan hangat yang belum tentu kita dapatkan
ketika kita melakukan aktifitas rutinitas kewajiban diluar rumah. Banyak sekali hal
yang dapat kita maknai positif saat pandemi terjadi, kita dapat meringankan beban
sesama hanya dengan hal yang sangat kecil yaitu tidak keluar rumah apabila tidak ada
hal urgent yang harus dilakukan. Bukankah hal itu adalah hal termudah untuk
menolong oranglain.

Selanjutnya untuk kaitannya dengan mata kuliah PPKN ini ialah kita mampu
melihat banyak peristiwa dalam berita yang kalau kita paham Indonesia ini sebenarnya
masyarakatnya bersifat majemuk/hyper sosial atau tidak individualistis, makannya
pemerintah sendiri tidak bisa mengambil keputusan lockdown yang seperti negara lain
ambil. Tentunya sangat akan banyak sekali pelanggar yang akan ditahan dan juga
dihukum denda dikarenakan tidak menaati lockdown. Karena pemerintah sadar akan
kultur dari negara Indonesia ini tidak bisa disamakan dengan negara lain yang
mengambil kebijakan lockdown tersebut.
.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Realitas sosial kebangsaan kita saat ini mengalami kekosongan moral hingga
berdampak kepada ideologi bermasyarakat kita yang rapuh, maka diperlukan sebuah
gagasan baru berupa memperbanyak hal yang berdampak positif bagi lingkungan bahkan
sosial media. Diatas sudah saya sampaikan banyak hal positif tentang warga negara yang
mampu memaknai PANCASILA dan mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari
ataupun bahkan pada saat pandemi seperti ini.
Pada perkuliahan ini banyak yang saya dapatkan selama 1 semester ini pak Tris
sampaikan adalah bahwa pancasila merupakan dasar negara atau landasan bagi Republik
Indonesia. Proses dijadikannya pancasila sebagai dasar negara memiliki sejarah yang
panjang dan wajib kita pelajari. Tujuan para pendiri bangsa untuk membuat pancasila
adalah sebagai dasar negara, hal tersebut merupakan pendapat dari tokoh-tokoh seperti Ir
Soekarno, Moh. Hatta dan Radjiman Widyodiningrat. Dari hal tersebut, kemudian setiap
yang berkaitan dengan keberlangsungan negara Indonesia harus diputuskan dan
ditetapkan dengan dasar nilai-nilai pada Pancasila. Kita sebagai orang Indonesia wajib
mengetahui tentang “Pancasila Sebagai Dasar Negara” dan jangan sampai kita dan anak
cucu kita sama sekali tidak mengerti tentang hal tersebut.

Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terumuskan dari


proses akulturasi budaya nusantara yang berlangsung berabad-abad. Sebagai dasar
negara, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa dan
bernegara. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem
pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi
bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa,
dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Filsafat Pancasila
merupakan landasar dalam proses berfikir dan berpengetahuan.

Pancasila sebagai dasar negara terdiri dari lima sila yang berasal dari pemikiran
hasil akulturasi budaya nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan atau
berhubungan dan saling melandasi. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan
landasan utama dari kempat sila lainnya. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai sistem
yang saling terkait tak terpisahkan.

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang
terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu
tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di
Indonesia.

Pancasila sebagai sistem etika adalah Pancasila memegang peranan dalam


perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja
kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti yang
tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab”
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika
bangsa ini sangat berandil besar. Dengan menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat
bersikap sesuai etika baik yang berlaku dalam masyarakat maupun bangsa dan negara.

Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia tak bisa terlepas dari dunia luar.
Ilmu pengetahuan di Indonesia pada dasarnya telah berlangsung sebelum era bangsa
eropa masuk ke nusantara hingga pada masa pasca kemerdekaan. Perkembangan iptek
adalah lewat kelembagaan pendidikan, hal ini didasarkan pada semangat ‘mencerdaskan
kehidupan bangsa’ yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Jadi intinya adalah Pancasila sangat penting untuk di terapkan di kehidupan
masyarakat Indonesia sebagai pedoman hidupnya agar tercipta kehidupan berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat sesuai dengan apa yang di cita-citakan oleh Bangsa
Indonesia.

Kesan dan pesan selama saya belajar pendidikan pancasila dengan Pak Tris adalah
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Tris karena telah mengajarkan kami
bukan hanya tentang pancasila tetapi juga pelajaran tentang hidup yang bisa kami contoh
untuk kedepannya. Terima kasih telah membuka pikiran saya dan menambah wawasan
saya tentang kehidupan ini sehingga saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, ya
walaupun kita hanya beberapa minggu saja bertatap muka untuk perkuliahan ini
dikarenakan pandemi ini ya pak. Belajar dengan pak Tris sangat menyenangkan, karena
cara mengajar bapak yang menuntut kita untuk aktif dan berfikir tentang topik faktual
yang sedang dibicarakan, dan memberikan kami peluang untuk mengutarakan pendapat
selebar-lebarnya. Semoga bapak sehat selalu ya pak, agar selalu bisa mengajarkan hal –
hal baru tentang PANCASILA yang update lagi seperti apa kata bapak bilang diawal
perkuliahan, karena permasalahan hidup bernegara pada jaman ini sangatlah berbeda
dengan jaman dahulu, apalagi jaman kedepan setelah generasi milenial ini, atau bahkan
pada saat 2040 pas Indonesia mendapatkan bonus demografi, tentunya permasalahan
dimasa mendatang akan lebih pelik dan menantang untuk bapak ajarkan kepada
mahasiswa yang lain setelah kita pak. Terima kasih atas waktu bapak selama ini pada
perkuliahan ini. Semoga kita bisa berjumpa kembali dilain kesempatan pak, saya Amar
Syaifuzuhri NRP 45 dari 4 meka B mengucapkan terimakasih banyak dan semoga Tuhan
YME melindungi bapak sekeluarga, doakan saya sukses pak menggapai cita-cita saya
menjadi pengusaha dan bermanfaat untuk banyak orang disekitar saya.
DARTAR PUSTAKA

 CURAHAN DARI HATI YANG PALING DALAM


 TULISAN YANG MENGURAS BANYAK PIKIRAN DAN EMOSI DIRI
 PENGALAMAN SELAMA PERKULIAHAN NORMAL & DARING

Anda mungkin juga menyukai