Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM

METODOLOGI PENELITIAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATAN

Analisis Faktor Penyebab Kerusakan Berkas Rekam Medis Berdasarkan Unsur


Manajemen di Rumah Sakit X

Disusun Oleh:

Atha Rasendriya Salsabila


NIM G41191822
Golongan B

Dosen Pengampu:
Atma Deharja, S.KM., M.Kes

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021

1
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...............................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................3

B. Fokus Penelitian......................................................................................5

C. Rumusan Masalah...................................................................................5

D. Tujuan Penelitian....................................................................................6

E. Manfaat Penelitian..................................................................................6

BAB II.....................................................................................................................7

STUDI KEPUSTAKAAN..................................................................................7

A. Deskripsi Teori........................................................................................7

B. Penelitian Relevan.................................................................................10

C. Kerangka Teori......................................................................................11

D. Kerangka Konsep..................................................................................12

BAB III..................................................................................................................13

PEMBAHASAN................................................................................................13

A. Metode Penelitian..................................................................................13

B. Tempat Penelitian..................................................................................14

C. Instrumen Penelitian.............................................................................14

D. Sampel Sumber Data.............................................................................14

E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................15

F. Teknik Analisis Data.............................................................................16

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data...............................................17

2
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

3
A. Latar Belakang

BAB I
PENDAHULUAN

Unit rekam medis adalah salah satu gerbang terdepan dalam pelayanan
kesehatan sehingga merupakan ukuran kepuasan pasien dalam menerima
pelayanan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 269 tahun
2008 tentang rekam medis disebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosis
segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan
pengobatan baik di rawat inap, rawat jalan (Hatta, 2008).

Dokumen rekam medis merupakan alat untuk merekam mencatat terjadinya


transaksi pelayanan. Sehingga berkas rekam medis dapat memberikan
informasi yang akurat dan berkesinambungan, mutu pelayanan dapat
ditingkatkan bila didukung oleh keamanan dan kerahasiaan berkas rekam
medis pasien di ruangan peyimpanan berkas rekam medis itu sendiri (Hatta,
2008).

Sistem pengolahan rekam medis terdiri dari beberapa subsistem, yaitu dimulai
dari tempat penerimaan pasien (membuat atau menyiapkan berkas rekam
medis), dilanjutkan dengan assembling, coding, indexing, dan filling.
Dibagian filing penyimpanan dan pengembalian kembali rekam medis
dilakukan

Penyimpanan berkas rekam medis bertujuan untuk mempermudah dan


mempercepat ditemukan kembali berkas rekam medis yang disimpan dalam
rak filing, mudah mengambil dari tempat penyimpanan, mudah
pengembaliannya, melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian,
bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi (Budi, 2011).
Adapun faktor yang mempengaruhi kerusakan arsip dapat dibedakan menjadi
4
dua yaitu faktor instrinsik yang merupakan penyebab kerusakan yang berasal

5
dari benda arsip itu sendiri, misalnya kualitas kertas, pengaruh tinta, dan
pengaruh perekat. Faktor ekstrinsik adalah penyebab kerusakan yang berasal
dari luar benda arsip, seperti faktor lingkungan fisik, biologis dan kimiawi.
Faktor fisik yang dapat menyebabkan kerusakan dokumen rekjam medis
kelembaban, temperatur udara, kondisi dinding, lantai ruangan peyimpanan
tidak berlubang-lubang, sinar matahari, pengamanan dari kemungkinan
serangan api atau kebakaran. Faktor biologis berupa organisme yang dapat
merusak dokumen rekam medis seperi jamur, kutu buku, rayap, kecoa dan
tikus. Faktor kimiawi yaitu kerusakan arsip yang lebih diakibatkan oleh
merosotnya kualitas kandungan bahan kimia dari bahan arsip, makanan dan
minuman karena mengandung minyak akan menempel dan menjadi kotor,
bahan kimia yang terkandung dalam makanan dan minuman tersebut juga
dapat merusak kertas (Budi, 2011).
Kondisi berkas rekam medis yang rusak dimana sampul map berkas rekam
medis yang mudah robek akan menyebabkan formulir yang ada
didalamnnya terlipat dan semakin lama akan robek. Pada bagian ujung
map berkas rekam medis terdapat nomor rekam medis pasien dan bagian
ini rentan sekali robek karena berkas rekam medis yang berada di rak
penyimpanan tidak tertata rapi, sehingga petugas dalam mengambil berkas
tersebut agak kesulitan. Apabila bagian ujung rekam medis / lidah rekam
medis hilang maka akan kesulitan dalam mencari berkas rekam medis di
rak penyimpanan jika dibutuhkan (Syah, 2015). Kerusakan berkas rekam
medis juga di sebabkan karena tidak adanya kamfer (kapur barus) untuk
melindungi berkas rekam medis dari serangga (Sahfitri, 2017).
Penelitian Afif (2016) di RS Panti Wilasa DR. Cipto Semarang terdapat 38
dari 50 dokumen rekam medis yang rusak (76%) adanya sobekan dan lembar
formulir menyebabkan nomor rekam medis pasien tidak terbaca.
Penelitian Endang (2012) di RS PKU Muhammadiyah Gombong terdapat 510
dari 560 dokumen rekam medis yang rusak (91%), sampul dokumen rekam
medis rusak/sobek sebanyak 255 dokumen, kode warna lepas/robek 240
dokumen dan 15 dokumen sobek lembar rekam medisnya. Dokumen rekam

6
medis tidak pernah dibersihkan secara berkala, peralatan untuk pemeliharaan
masih kurang, seperti belum adanya AC, vacum cleaner dan alat kelembaban
udara.
Sedangkan penelitian Novia (2014) di RSUD Sunan Kalijaga Demak unit
bagian penyimpanan rawat inap terdapat 60% dokumen rekam medis yang
rusak dengan keadaan suhu ruang filling belum memadai sehingga dapat
menyebabkan kelembaban dan membuat dokumen rekam medis rusak.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor penyebab
kerusakan berkas rekam medis di Rumah Sakit X . Berdasarkan permasalahan
diatas maka saya mengambil judul Faktor Penyebab Kerusakan Berkas Rekam
Medis Berdasarkan Unsur Manajemen di Rumah Sakit X tersebut dan
bagaimana upaya yang akan dilakukan dalam perbaikan dan pemeliharan
berkas rekam medis agar terhindar dari kerusakan.

B. Fokus Penelitian

Menurut Cresswell (2015), fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi


penelitian guna memilih mana data yang relevan dan yang tidak relevan, agar
tidak dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan,
walaupun data itu menarik. Perumusan fokus masalah dalam penelitian ini
bersifat tentatif, artinya penyempurna rumusan masalah masih tetap dilakukan
sewaktu penelitian sudah berada dilapangan. Berdasarkan rumusan masalah
yang ada maka dapat diuraikan kepada fokus penelitian antara lain :
1. Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah
X.
2. Sistem Pengambilan dan Pengembalian Berkas rekam medis di Rumah
Sakit Umum Daerah X.
3. Jarak Pendistribusian Berkas Rekam Medis ke poli di Rumah Sakit Umum
Daerah X.

C. Rumusan Masalah

Bagaimanakah analisis faktor penyebab kerusakan dokumen rekam medis


berdasarkan unsur Manajemen di Ruang Penyimpanan Rumah Sakit
7
D. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyebab kerusakan


berkas rekam medis berdasarkan unsur manajemen di ruang
penyimpanan Rumah Sakit X
b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan berkas rekam


medis berdasarkan sumber daya manusia di Rumah Sakit X
2. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan berkas rekam
medis berdasarkan machines di Rumah Sakit X
3. Untuk mengidentifikasi faktor penyebab kerusakan berkas rekam
medis berdasarkan methode di Rumah Sakit X
4. Untuk mengidentifikasi dan menyusun upaya penyelesaian masalah
kerusakan berkas rekam medis di Rumah Sakit X

E. Manfaat Penelitian

a. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan pada bagian pelayanan rekam


medis dalam menjaga keamanan dari faktor yang mempengaruhi
kerusakan berkas rekam medis. Hasil penelitian dapat digunakan atau
dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi bagi rumah sakit.
b. Bagi Intitusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan


pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang rekam medis.

8
BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Deskripsi Teori

1. Rekam Medis

1.1 Pengertian

Rekam medis menurut Peraturan Menteri Kesehatan republik indonesia


nomor 269/MENKES/PER/III/2008 adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sedangkan menurut
departemen Kesehatan republik Indonesia, rekam medis adalah
keterangan baik yang tertulis/terekam tentang identitas pasien, anamnesa,
penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik di rawat jalan, rawat
inap, dan gawat darurat. Pengertian rekam medis menurut IFHRO
(International Federation Health Record Organization) adalah a health
record contains all information about a patients, his illness and treatment
and the end entries in it are recorded in the order in which event of care
occours (rekam medis berisi semua informasi mengenai pasien, penyakit,
pengobatan, dan rekaman yang didalamnya sesuai dengan urutan
pelayanan/perawatan. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas, anamnesis, diagnosa pengobatan,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang diberikan kepada
pasien pada sarana pelayanan kesehatan meliputi pendaftaran pasien
dimulai dari tempat penerimaan pasien, kemudian bertanggung jawab
untuk mengumpulkan, menganalisa, mengolah, dan menjamin
kelengkapan berkas rekam medis dari unit rawat jalan, unit rawat inap,
unit gawat darurat, dan unit penunjang lainnya (watson, 1992 dalam lubis
2009). Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas tidak hanya
sekedar pencatatan, akan tetapi pengertian tersebut sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis, sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri

9
hanya merupakan salah satu kegiatan dari penyelenggaraan rekam medis.
Penyelenggaraan rekam

10
medis adalah proses kegiatan pencatatan dan rekam medis selama
mendapatkan pelayanan medis dan dilanjutkan dengan penanganan
dokumen rekam medis yang meliputi penyelenggaraan, penyimpanan, dan
pengeluaran dokumen dari rak penyimpanan untuk melayani
permintaan/peminjaman dari pasien atau untuk keperluan lainnya. Rekam
medis adalah siapa, apa, dimana, dan bagaimana pasien selama dirumah
sakit, untuk melengkapi rekam medis harus memiliki data yang cukup
tertulis dalam rangkaian kegiatan guna menghasilkan diagnosa, jaminan,
pengobatan dan hasil akhir. Rekam medis adalah keterangan baik yang
tertulis maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnesa
penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelatanan dan tindakan
medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat
inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat
(Rustiyanto, 2009). Catatan medik adalah catatan yang berisikan segala
data mengenai pasien mulai dari masa sebelum ia dilakukan, saat lahir,
tumbuh menjadi dewasa hingga akhir hidupnya. Data ini dibuat bila mana
pasien mengunjungi instalasi pelayanan kesehatan baik sebagai pasien
berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap. Rekam medis adalah
berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di
sarana pelayanan kesehatan (SK Men PAN No 135 tahun 2002). Rekam
medis adalah fakta yang berkaitan dengan keadaan pasien, riwayat
penyakit dan pengobatan masa lalu serta saat ini yang tertulis oleh profesi
kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien tersebut (health
Information management, Edna K Huffman, 1999). Rekam medis
elektronik/rekam kesehatan elektronik adalah suatu kegiatan
mengkomputerisasikan tentang isi rekam kesehatan (rekam medis) mulai
dari mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan mempresentasikan data
yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan kesehatan.

11
1.2 Tujuan Rekam Medis

Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang


diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini
merupakan cerminan kerja sama lebih baik dari satu orang tenaga
kesehatan. Rekam medis juga dapat diartikan “keterangan baik yang
tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, penentuan
fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan, dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang di rawat inap, rawat
jalan maupun pelayanan unit gawat darurat”. Tujuan dari rekam medis
adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu
sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib
administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.
Tertib administrasi merupakan salah satu faktor dalam menentukan upaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan rekam medis secara rinci
akan terlihat dan analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri.
1.3 Filling

Filing aktif (records storage-aktive), adalah filing yang menyimpan berkas


yang masih digunakan untuk referensi di ruang penyimpanan.Untuk
menentukan ruang penyimpanan dan system retrievel harus
memperhatikan macam-macam ukuran, pertimbangan harga dan
konfigurasinya.
1.4 Penyimpanan Dokumen Rekam Medis

Penyimpanan dokumen rekam medis tersebut terkait dengan kepemilikan


terhadap rekam medis sebagai dokumen. Hal tersebut sebagai alat bukti
bila kemudian hari terjadi tuntutan hukum maka sarana pelayanan
kesehatan dapat menunjukkan proses pelayanan dengan dokumen rekam
medis. selain itu, dokumen rekam medis adalah rahasia.[10] oleh karena
itu, dokumen rekam medis harus dikelola dan dilindungi sehingga aman
dan terjaga kerahasiaannya. perlindungan tersebut meliputi :

12
1. Perlindungan terhadap bahaya fisik, misalnya sinar matahari, hujan, banjir,
panas, lembab.
2. Perlindungan terhadap bahaya kimiawi, misalnya makanan, minuman,
bahan-bahan kimiawi lainnya.
3. Perlindungan terhadap bahaya biologi, misalnya tikus, kecoa, maupun
rayap. Adapun penyimpanan dokumen rekam medis bertujuan untuk,
mempermudah dan mempercepat ditemukan kembali dokumen rekam medis
yang disimpan dalam rak file, mudah mengambil dari tempat penyimpanan,
mudah pengembaliannya, dan melindungi dokumen rekam medis dari bahaya
pencurian, bahaya kerusakan fisik, biologi dan kimiawi.

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Valentina dan Srika Br Sebayang (2018)
tentang FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN DOKUMEN REKAM
MEDIS DI RUANG PENYIMPANAN RSU MITRA SEJATI MEDAN
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kerusakan dokumen rekam
medis di ruang penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan. Berdasarkan hasil
penelitan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh
kesimpulan bahwa : Kerusakan dokumen rekam medis di ruang penyimpanan
RSU Mitra Sejati Medan yaitu 41,6%. Faktor intrinsik yang meliputi kualitas
kertas, tinta dan perekat bukan penyebab kerusakan pada dokumen rekam
medis di ruang penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan. Faktor ekstrinsik yaitu
atap yang bocor, ada rembesan air di dinding, kabel listrik tidak tersusun rapi,
sinar matahari langsung jatuh di permukaan dokumen, kelembaban udara,
suhu, jamur dan debu dapat menjadi penyebab kerusakan pada dokumen
rekam medis di ruang penyimpanan RSU Mitra Sejati Medan.

13
C. Kerangka Teori

Menurut Harrington (1960), ada lima unsur manajemen (5M) yang saling
terikat satu dengan yang lainnya, yaitu :
1) Man (manusia), merujuk pada manusia yang berperan sebagai tenaga
kerja. Man yang dimaksud merujuk pada sumber daya manusia yang
terlibat atau berperan secara langsung dalam kegiatan penyimpanan berkas
rekam medis, dimana sumber daya manusia yang berpengaruh terhadap
penyimpanan berkas rekam medis adalah petugas rekam medis.
2) Machine (mesin), merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memberikan kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
sera menciptakan efisiensi kerja (Syah, 2015).
3) Method (metode), merupakan suatu tata cara kerja atau metode yang baik
dan akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan pada sasaran, fasilitas yang tersedia
dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha
4) Material (bahan), terdiri atas bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
ahli dalam bidangnya, juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi
sebagai salah satu sarana. Hal ini disebabkan materi dan manusia tidak
dapat dipisahkan.
5) Money (uang/modal), merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan, uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar
kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan.

14
D. Kerangka Konsep

Untuk memperjelas dari kerangka teori atas sistem pengelolaan rekam medis
di Rumah Sakit dituangkan kedalam bentuk bagan dari Input – Proses - Output
sebagai berikut :

INPUT PROSES OUTPUT

Upaya Perbaikan Terhadap masalah Kerusakan

Analisis faktor penyebab kerusakan berkas rekam medis


Identifikasi kerusakanberkas rekammedisDI

Rumah Sakit Xa.


Man Methods Materials Machine Money
b.
c.
d.
e.

15
BAB III
PEMBAHASAN

A. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,
2007:6).
Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan
“social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat
(place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis (Sugiyono, 2006:207). Pendekatan kualitatif ini diambil karena dalam
penelitian ini sasaran atau objek penelitian dibatasi agar data-data yang
diambil dapat digali sebanyak mungkin serta agar dalam penelitian ini tidak
dimungkinkan adanya pelebaran objek penelitian. Penelitian dilakukan
langsung di lapangan, rumusan masalah juga ditemukan di lapangan,
kemungkinan data berubah-ubah sesuai data yang ada di lapangan, sehingga
akan ditemukan sebuah teori baru di tengah lapangan. Penelitian ini bertolak
53 dari cara berpikir induktif, kemudian berpikir secara deduktif, penelitian ini
menganggap data adalah inspirasi teori.
Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,
wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena
beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih
mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini
menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.
Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan
banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
(Moleong, 2007:10).
Penelitian kualitatif, peneliti melakukan penelitian dalam skala kecil,
kelompok yang memiliki kekhususan, keunggulan, inovasi, atau bisa juga

16
bermasalah.

17
Kelompok yang diteliti merupakan satuan sosial budaya yang bersifat alamiah
dan saling berinteraksi secara individual ataupun kelompok (Sukmadinata,
2009:99).
Dari teori-teori di atas dapat ditarik simpulan bahwa penelitian deskriptif
kualitatif menggunakan langkah-langkah penelitian dari pengamatan
fenomena yang dapat dijelaskan secara terperinci dan ilmiah. Pengamatan
ilmiah yang dimaksudkan adalah pengamatan yang dimulai dari hal-hal
terkecil/sempit ke hal-hal lebih besar/luas atau dengan kata lain penelitian ini
dari bentuk induktif ke bentuk deduktif.

B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ruang Filling Rumah Sakit Umum Daerah X pada
bulan Oktober tahun 2021

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Lembar observasi

Lembar observasi adalah untuk merekam hasil pengamatan agar


menyajikan gambaran realistik kejadian (Saryono, 2013). Lembar
observasi digunakan untuk mengukur kualitas kertas, tinta, perekat, faktor
fisik, faktor biologis, faktor kimiawi dan kerusakan dokumen rekam
medis.
2. Alat pengukuran suhu dan kelembaban

Termometer digunakan untuk mengukur suhu ataupun perubahan suhu,


sedangkan hydrometer adalah alat untuk mengukur kelembaban udara
pada ruangan penyimpanan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pada
hari yang berbeda dan setiap pengukuran dilakukan pada dua titik yaitu
dekat pintu masuk, tengah dan belakang ruangan.

D. Sampel Sumber Data


Dalam penelitian kualitatif, jenis sumber data yang berupa manusia dalam
penelitian pada umumnya sebagai responden (respondent). Posisi sumber data
18
yang berupa manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai individu
yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber di sini memiliki posisi
yang sama, oleh karena itu narasumber bukan sekadar memberikan tanggapan

19
pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam
menyajikan informasi yang ia miliki (Sutopo, 2006:57-58).
Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orangorang yang
diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama
dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes,
pengambilan foto, atau film (Moleong, 2007:157).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dokumen rekam medis yang ada
di ruang filling rumah sakit umum daerah X. jumlah sampel pada penelitian
ini adalah 90 dokumen rekam medis. Sampel diambil menggunakan simple
random sampling yaitu berkas rekam medis diambil secara diundi
menggunakan tabel bilangan atau angka acak (random number).
Peneliti bekerja menyesuaikan bidang kajian yang menjadi objek
penelitiannya. Peneliti bekerja dengan cara mengumpulkan data dari induktif
secara kumulatif yang nantinya dibuat laporan yang lebih lengkap. Pelaporan
dibuat dengan mengelompokkan data-data yang sejenis dan diberi kode
tersendiri. Data-data yang dikumpulkan dengan cara interview (wawancara),
observasi (pengamatan), dan dokumentasi (pengumpulan bukti, pemilihan,
pengolahan, dan penyimpanan informasi)

E. Teknik Pengumpulan Data


Goetz & LeCompte (1984) berbagai strategi pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis
cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan
noninteraktif. Data interaktif berarti ada kemungkinan terjadi saling
mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya. Teknik noninteraktif
sama sekali tak ada pengaruh antara peneliti dengan sumber datanya, karena
sumber data berupa benda, atau sumber datanya manusia atau yang lainnya
(Sutopo, 2006:66).
Teknik penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan proses penyidikan,
maksudnya kita dapat membuat pengertian fenomena sosial secara bertahap,
20
kemudian melaksanakannya, sebagian besar dengan cara mempertentangkan,
membandingkan, merepleksi, menyusun katalog, dan mengklasifikasi objek
suatu kajian. Semua kegiatan itu merupakan penarikan sampel, untuk
menemukan keseragaman dan sifat umum dunia sosial, dan kegiatan
dilakukan terus dan berulang oleh peneliti lapangan kualitatif (Miles,
2007:47).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan
teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hal ini sejalan
dengan filosofi penelitian alamiah, dalam pengambilan data peneliti berbaur
dan berinteraksi secara intensif dengan responden. Dokumentasi dan
pengumpulan data pendukung dalam penelitian ini peneliti gunakan untuk
melengkapi penelitian dan untuk memaksimalkan hasil penelitian.
Alasan peneliti menggunakan teknik penelitian tersebut digunakan karena
pada penelitian kualitatif untuk mengumpulkan informasi melibatkan
partisipasi langsung, berupa wawancara mendalam, observasi lapangan, dan
mereview terhadap dokumen yang menjadi pendukung penelitian. Teknik
pengumpulan data yang penulis maksudkan.
Adapun sumber data yang digunakan yaitu :

1. Data primer

Data primer diperoleh langsung dari petugas rekam medis dari sumber
observasi dan pengukuran yang berpedoman pada kuesioner.
2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada yaitu kebijakan prosedur atau
Standar Operasional Prosedure (SOP) di Rumah Sakit Umum Daerah X

F. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilaksanakan sebelum peneliti terjun
ke lapangan, selama peneliti mengadakan penelitian di lapangan, sampai
dengan pelaporan hasil penelitian. Analisis data dimulai sejak peneliti
menentukan fokus penelitian sampai dengan pembuatan laporan penelitian
selesai. Jadi teknik analisis data dilaksanakan sejak merencanakan penelitian
21
sampai penelitian selesai.

22
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2007:224).
Bogdan & Biklen mengatakan teknik analisis data adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain (Moleong, 2007:248).
Data dianalisis secara univariat untuk melihat persentase dari tiap-tiap kolom
dalam tabel distribusi frekuensi.

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data


Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk
menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang
mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif (Moleong, 2007:320).
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang
dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji
data yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi
uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono,
2007:270).
Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai
penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan
data yang dapat dilaksanakan.
1. Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil


penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan

23
tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.

24
a. Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan dapat
meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan perpanjangan
pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui
maupun sumber data yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan
berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan semakin terjalin,
semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga
informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan
pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan pada
pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh
setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau
masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah
diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel,
maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri
b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian Meningkatkan kecermatan
atau ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan urutan
kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik,
sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara
mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan,
dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan
ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca berbagai
referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen
terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh.
Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam
membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan smakin
berkualitas.

25
c. Triangulasi

Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian


kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber,
triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono, 2007:273).
1) Triangulasi Sumber Untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data (Sugiyono,
2007:274).
2) Triangulasi Teknik Untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui
wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian
kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar
(Sugiyono, 2007:274).
3) Triangulasi Waktu Data yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, akan
memberikan data lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya
dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang- ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya
(Sugiyono, 2007:274).
d. Analisis Kasus Negatif Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti
mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang
telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan
26
dengan

27
data yang ditemukan, maka peneliti mungkin akan mengubah temuannya
(Sugiyono, 2007:275).
e. Menggunakan Bahan Referensi Yang dimaksud referensi adalah
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.
Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu
dilengkapi dengan foto- foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi
lebih dapat dipercaya (Sugiyono, 2007:275).
f. Mengadakan Membercheck Tujuan membercheck adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan
sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan (Sugiyono,
2007:276).
2. Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.


Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil
(Sugiyono, 2007:276). Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer
sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi
peneliti nilai transfer sangat bergantung pada si pemakai, sehingga ketika
penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial
yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.
3. Dependability

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain


beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.
Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila
penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang
sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability
dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang
independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti
28
dalam melakukan penelitian. Misalnya bisa dimulai ketika bagaimana
peneliti

29
mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data,
melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada
pembuatan laporan hasil pengamatan.
4. Confirmability

Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability


penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses
penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang
tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang
terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang
telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

30
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor penyebab kerusakan fisik rekam medis rawat jalan berdasarkan unsur Man di
Puskesmas Paseh
Salah satu faktor penyebab rusaknya rekam medis yaitu faktor man yang merujuk kepada sumber
daya manusia yang berperan secara langsung dalam kegiatan sistem penyimpanan rekam medis.
Sumber daya manusia yang berpengaruh dalam kegiatan ini adalah perekam medis. Variabel
yang digunakan berdasarkan unsur man yaitu terdiri dari pengetahuan/pelatihan petugas,
kedisiplinan dalam kerja serta kegiatan pelatihan petugas.
a. Pengetahuan/Pelatihan Petugas
Pengetahuan/Pelatihan petugas terhadap pentingnya menjaga, memelihara, dan merawat
rekam medis sangatlah penting dan berpengaruh maka dari itu tingkat pendidikan petugas
dapat berpengaruh. Perekam medis yang baik harus memiliki kompetensi yang baik yaitu
dengan lulusan perekam medis. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu dari 3
perekam medis di Puskesmas Paseh diketahui bahwa 2 petugas merupakan lulusan D3
rekam medis dan 1 petugas merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)

b. Kedisiplinan Kerja

Kedisiplinan Kerja merupakan sikap petugas terhadap peraturanperaturan yang tercermin


dalam bentuk perilaku dalam melakukan suatu pekerjaan. Kedisiplinan kerja dalam
penelitian ini adalah kedisiplinan petugas terhadap melakukan kegiatan pengelolaan
rekam medis. Kedisiplinan perekam medis di Puskesmas Paseh sudah terbilang cukup,
karena petugas akan langsung melakukan pergantian map apabila terdapat map yang
rusak (robek). perekam medis secara langsung akan melakukan pergantian map apabila
terdapat dokumen yang rusak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan kerja
perekam medis dalam pemeliharaan rekam medis tergolong cukup. Kedisiplinan dalam
kerja merupakan sikap ketaatan dan kesetiaan petugas terhadap peraturan tertulis maupun
tidak tertulis dalam bentuk perilaku dan perbuatan pada instansi untuk mencapai suatu
31
tujuan (Wati & Nuraini, 2019).

c. Kegiatan Pelatihan Petugas

Kegiatan pelatihan petugas dalam penelitian ini adalah salah satu proses untuk mengembangkan
kemampuan petugas terkait kegiatan dibagian filling, penyimpanan, pengembalian dan
peminjaman rekam medis. Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu perekam medis
terkait pelatihan menyatakan bahwa petugas tidak pernah mengikuti pelatihan terkait kegiatan
filling. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap 1 dari 3 perekam medis yang menyatakan
sebagai berikut : “nggak, filing mah otomatis ilmu rekam medis dari kita sendiri,ilmu dari
kampus, diterapkan disini gitu, kalau seminar pernah, kita ikut seminar kalau ada yang ngadain
dimana gitu”. Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa
di Puskesmas Paseh belum pernah diadakan pelatihan untuk rekam medis terkait pemeliharaan
rekam medis. Pelatihan yang dilakukan di Puskesmas Paseh secara internal yaitu dari ilmu rekam
medis yang didapat dari kampus yang kemudian diterapkan di instansi. Pelatihan rekam medis
sangat penting bagi petugas untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
penyelenggaraan pelayanan rekam medis sesuai dengan undang-undang No.13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan, tahun 2003 pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk
membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi guna meningkatkan kemampuan,
produktivitas dan kesejahteraan (Kholifah et al., 2020).

2. Faktor-faktor penyebab kerusakan fisik rekam medis rawat jalan berdasarkan unsur Money di
Puskesmas Paseh
Money merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Money adalah alat tukar dan
alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar
dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat yang penting untuk mencapai suatu
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Anggaran merupakan
faktor penting bagi puskesmas, tanpa anggaran tentunya puskesmas tidak dapat menjalankan
pelayanan dan melaksanakan operasionalisasi secara menyeluruh. Sasaran anggaran dapat
32
dicapai melalui pelaksanaan serangkaian aktifitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
bentuk anggaran. Berikut hasil wawancara dari petugas, yaitu : “Anggaran dana ada, pasti
ada dari bendahara”. Berdasarkan hasil dari wawancara tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa faktor money bisa menjadi penyebab kerusakan rekam medis, karena anggaran yang
diberikan oleh pihak yang bersangkutan adalah berupa penyediaan map rekam medis. Bagian
unsur money diketahui ada dana untuk pengelolaan rekam medis (Kamilia et al., 2020). Dana
yang ada untuk kerusakan fisik rekam medis di Puskesmas Paseh sudah terpenuhi sehingga
tidak ada kekurangan.
3. Faktor-faktor penyebab kerusakan fisik rekam medis rawat jalan berdasarkan unsur Material
di Puskesmas Paseh
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha
untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus
dapat menggunakan bahan atau materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi manusia tidak
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang diinginkan. Map rekam medis
di Puskesmas Paseh sudah cukup terlindungi. Hal ini didukung dengan hasil wawancara
berikut : “cover yang beda yang warna putih ini bahannya agak tipis jadi mudah rusak beda
dengan yang terbaru yang warna hijau, yang terbaru lumayan cukup tebal bahannya jadi ga
mudah rusak”

4. Faktor-faktor penyebab kerusakan fisik rekam medis rawat jalan berdasarkan unsur Machine
di Puskesmas Paseh Machine atau mesin yang digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja. Bagian filing
merupakan salah satu bagian unit rekam medis yang berfungsi untuk menyimpan rekam
medis, penyediaan rekam medis untuk berbagai keperluan, perlindungan arsip-arsip rekam
medis terhadap kerahasiaan isi data dokumen, perlindungan dokumen terhadap kerusakan
fisik, kimiawi, dan biologi (Kholifah et al., 2020). Dalam unsur machine ini alat yang
digunakan untuk perlindungan dokumen juga mempermudah petugas dalam pengambilan dan
pengembalian dokumen yaitu rak penyimpanan. kepadatan serta kekurangan rak
penyimpanan dokumen dapat menyebabkan kerusakan pada rekam medis, karena kepadatan
rak pada saat pengambilan dan pengembalian dokumen akan ditarik dan dimasukan dengan
paksa sehingga rekam medis saling berdempetan dan terlipat di bagian ujung map, jika terus
seperti itu maka lama kelamaan akan menyebabkan kerusakan pada dokumen. Jenis rak
penyimpanan di Puskesmas Paseh yaitu menggunakan rak lemari yang terbuat dari kayu dan
menggunakan rol o’pack. Lemari atau rak penyimpanan yang terlalu rapat/padat juga dapat
33
merusak kertas seperti kertas akan robek dan lusuh karena harus ditarik dengan paksa untuk
keluar masuk (Palaguna & Indrahti, 2016). Sementara di Puskesmas Paseh belum semua
dokumen di retensi. Terdapat rekam medis yang robek dikarenakan penataan dokumen yang
terlalu padat dan jumlah rak yang sedikit serta belum semua rekam medis di retensi.
Penyusutan atau retensi merupakan salah satu sarana penting untuk mengatasi masalah
penumpukan rekam medis yang tidak lagi memiliki nilai guna. Berkas tersebut sebaiknya
dimusnahkan agar tersedia tempat penyimpanan dan fasilitas pemeliharaan yang lebih baik
terhadap rekam medis yang masih memiliki nilai guna (Cahyarida, n.d.).

5. Faktor-faktor penyebab kerusakan fisik rekam medis rawat jalan berdasarkan unsur Method
di Puskesmas Paseh

Method atau metode yaitu suatu tata cara kerja yang baik, memfasilitasi, dan akan
memperlancar jalannya suatu pekerjaan. Sebuah metode yang dinyatakan sebagai penetapan
cara pelaksanaan suatu tugas dengan memberikan sebagai pertimbangan-pertimbangan untuk
sarana, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.
Meskipun metode yang baik yaitu orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
memiliki pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri (Kholifah et al., 2020). Standar Prosedur Operasional
(SPO) adalah pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan sesuai dengan
fungsi dari pekerjaan tersebut, dengan adanya SPO semua kegiatan di suatu instansi dapat
terancang dengan baik dan berjalan sesuai kemauan instansi. SPO dapat didefinisikan sebagai
berkas yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilakukan sehari-hari dengan tujuan agar
pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar, tepat, dan konsisten untuk menghasilkan produk
agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya (Gabriele, 2018).

Puskesmas Paseh sudah memiliki beberapa SOP yang berlaku, misalnya SOP tentang
perlindungan dan pemeliharaan rekam medis dari kerusakan dan pengrusakan. Hal ini dapat
didukung dengan hasil wawancara berikut : “nggak ada, paling SOP rekam medis, SOP
kelengkapan rekam medis, SOP kerahasiaan informasi rekam medis, pendaftaran,
kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis, sama pengisian udah segitu aja, kalau SOP
tentang perlindungan dan pemeliharaan dokumen nggak ada”. Berdasarkan dari hasil
wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa SPO tentang perlindungan dan pemeliharaan
rekam medis di Puskesmas Paseh tidak ada, maka dari itu Puskesmas Paseh dianjurkan untuk
34
membuat SPO terkait perlindungan dan pemeliharaan rekam medis serta melakukan
sosialisasi. Sosialisasi adalah salah satu kebijakan strategi yang dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman dan kejelasan terhadap SPO yang akan dilaksanakan
(Kusdamayanti et al., 2020). Berdasarkan penelitian sebelumnya kondisi ruangan dalam
keadaan berantakan dikarenakan belum dilaksanakannya retensi, akan tetapi pada penelitian
saat ini kondisi ruangan dalam keadaan sudah rapi dikarenan sedang dilaksanakannya retensi,
dan penataan dokumen yang terlalu padat sekarang sudah mulai renggang, sebagian dokumen
yang belum dilakukan pembaruan cover saat ini sudah banyak dokumen yang dilakukan
pembaruan. Namun untuk SOP sampai saat ini masih belum ada begitu juga dengan rak
penyimpan dan ruangan belum bertambah.

35
DAFTAR PUSTAKA

Reziana, N. A. (2019). FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN


DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD Dr M YUNUS
BENGKULU. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan.

Valentina, S. B. (2018, Februari). FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN


DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG PENYIMPANAN RSU
MITRA SEJATI MEDAN. JURNAL ILMIAH PEREKAM MEDIS DAN
INFORMASI KESEHATAN IMELDA, Vo.3, No.1, Page 386 - 393.

36

Anda mungkin juga menyukai