Anda di halaman 1dari 2

Semangat Anak Bangsa

Di tengah penatnya kota dan teriknya matahari, aku melihat segerombolan anak
jalanan sedang mengais rejeki. Beberapa dari mereka menjajakan barang dagangan mereka,
seperti minuman & camilan, ada juga yang memainkan gitar dan menyanyikan lagu-lagu pop
saat ini. Beberapa dari mereka masih kecil, mungkin seusia adikku. Saat mereka terlihat
sedang beristirahat dan bermain, aku pun penasaran dan mencoba untuk mendekati mereka.

“Hei, kalian lagi main apa?”

“Lagi main gobak sodor, Kak.” Kata salah satu anak bernama Alif. Mereka lincah
berlarian dan tertawa riang, terasa seperti tanpa beban. Sungguh, mereka anak-anak yang kuat
dan tangguh pikirku.

“Kak, ayo kita bermain bersama.” Kata Putri mengajakku untuk bermain bersama.
Aku pun menyetujuinya. Kami pun larut dalam kebahagiaan sederhana yang mereka buat.
Inilah anak Indonesia yang dengan segala keterbatasan, tetapi tetap ceria dan mau berusaha.

Setelah puas bermain, kami duduk-duduk sambil mulai bernyanyi. Iseng aku
bertanya, “Apa kalian tahu lagu Indonesia Raya?” mereka mengangguk. Aku senang
mendengarnya. “Bagaimana kalau kita bernyanyi bersama?” Mereka mengangguk. Dan
mulailah kami bernyanyi.

“Wah, kalian hapal juga lagunya ya..” kataku. “Iya kak, kan kalau upacara biasa
nyanyikan lagu itu.” Jawab Rio membuatku penasaran.

“Mmm, Kakak mau tanya. Apa kalian bersekolah?”

Rio, Alif dan Putri mengangguk, sedangkan si kecil Rani menggelengkan kepala. Rani
harusnya mulai masuk SD. Tapi orang tua terkendala untuk menyekolahkannya di kota.

“Mmm, Bagaimana kalian membagi waktu untuk sekolah dan bekerja?”

“Kami berjualan sepulang sekolah kak, nanti pulang habis maghrib” kata Alif.

Sungguh kagum aku dengan kegigihan mereka, mereka tetap bersekolah walaupun dengan
segala keterbatasan yang ada. Rasanya aku malu pada diriku sendiri yang terkadang masih
malas-malasan sekolah...

Aku kembali bertanya pada mereka, kali ini satu persatu. “Mmm, Kakak mau tanya. Kalau
cita-cita Putri apa?”

“Putri bercita-cita pengin jadi guru.” Katanya dengan kepolosan anak-anak.

“Kenapa?” tanyaku lagi.

“Putri kepingin mencerdaskan anak-anak di seluruh Indonesia. Agar mereka bisa hidup lebih
baik dan meraih mimpinya.”
Aku tersenyum seraya mengelus lembut rambutnya. Sungguh, cita-cita yang mulia. Aku
berdoa semoga cita-citanya kelak akan terwujud.

“Kalau, Alif pengen jadi apa?”

“Alif pingin menjadi seorang polisi. Alif pingin jadi polisi yang jujur dan suka membantu
masyarakat” Alif cocok kan jadi polisi?” tanyanya padaku. “Ya dong cocok” “Alif harus rajin
belajar & rajin olahraga biar nanti jadi polisi yang keren”

“Terus kalau Rio?”

“Aku kepingin menjadi dokter, Kak. Agar masyarakat indonesia sehat semua. Dan bisa
mencapai cita-citanya.”

Aku mengangguk, belum sempat aku mengajukan pertanyaan pada Rani. Dia sudah
mengatakannya terlebih dahulu.

“Rani mau jadi orang kaya, punya duit banyak, nanti semua aku kasih uang buat sekolah dan
janan” “pokoknya Rani yang traktir”

Semua tertawa mendengar perkataan Rani itu. Aku merasa senang, bisa melihat senyum
semangat dari para Anak Bangsa ini.

“Kalian bangga menjadi anak Indonesia?”

Mereka saling pandang dan mengatakan, “kami bangga menjadi anak Indonesia!” kata
mereka kompak disertai senyum yang merekah dari wajah polosnya.

Senja itu mulai terlihat, saat matahari kian menghilang, Cahaya kuning kejingga-jingaan
seakan menjadi lukisan alam yang indah. Aku dan para Anak Bangsa ini tersenyum bersama,
dan bermimpi bersama senja yang tenang ini.

Cerpen Karangan: Fino Tri Anggoro


Kelas 9A
SMPT Daarul Muttaqien Surabaya

Anda mungkin juga menyukai