Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Kesimpulan


1. Ryani Dhyan Gaya X1 : Gaya Berdasarkan hasil dan
Parashakti Kepemimpinan kepemimpinan pembahasan dalam
dan Motivasi X2 :motivasi penelitian ini, maka bisa
terhadap Kinerja Y : Kinerja disimpulkan sebagai
Karyawan pada karyawan berikut:
Bank BJB 1. Ada pengaruh
Cabang signifikan antara gaya
Tangerang kepemimpinan dengan
kinerja karyawan Bank
BJB Cabang Tangerang.
Indikator pada gaya
kepemimpinan yang
memiliki mean tertinggi
terdapat pada pernyataan
“tidak ada kesempatan
bagi bawahan untuk
memberikan saran”. Oleh
karena itu, pemimpin
yang dapat memotivasi
karyawan akan dapat
membentuk kinerja
karyawan menjadi lebih

8
9

baik.
2. Ada pengaruh
signifikan antara motivasi
terhadap kinerja karyawan
Bank BJB Cabang
Tangerang. Indikator pada
motivasi yang mempunyai
mean tertinggi terdapat
pada pernyataan “merasa
puas dengan gaji yang
diberikan”. Dengan
demikian, indikator ini
bisa meningkatkan kinerja
karyawan Bank BJB
menjadi lebih baik.
3. Indikator kinerja
karyawan yang memiliki
mean tertinggi ada pada
pernyataan “memiliki
kedisiplinan dalam setiap
upaya melakukan
pekerjaan”. Dengan
demikian, karyawan Bank
BJB yang memiliki
kedisiplinan yang baik
dalam berkinerja.
2. Lyta Lestary Pengaruh X :Pengaruh Lingkungan kerja Divisi
dan Lingkungan lingkungan Detail Part Manufacturing
Harmon Kerja Terhadap kerja Direktorat Produksi PT
10

Kinerja Y: Kinerja Dirgantara Indonesia


Karyawan karyawan (Persero) sudah baik. Hal
ini dapat dilihat dari nilai
mean variable lingkungan
kerja yang berada dalam
skala interval tinggi atau
baik. Kinerja karyawan
Divisi Detail Part
Manufacturing Direktorat
Produksi PT Dirgantara
Indonesia (Persero) sudah
baik. Hal ini dapat dilihat
dari nilai mean variable
kinerja karyawan yang
berada dalam skala
interval tinggi atau baik.
Pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja
karyawan pada Divisi
Detail Part Manufacturing
Direktorat Produksi PT
Dirgantara Indonesia
(Persero) adalah sebesar
19,2% dan sisanya 80,8%
disebabkan oleh sebab X
sebab yang lain yang
tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Berdasarkan hasil ada
pengaruh yang positif dari
11

variabel lingkungan kerja


terhadap variabel kinerja
karyawan. Dapat
disimpulkan bahwa
lingkungan kerja benar
berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
3. Nela Pima PENGARUH X: Dari hasil analisis data
Rahmawanti LINGKUNGAN Lingkungan yang telah dilakukan baik
dan KERJA kerja menggunakan analisis
Bambang TERHADAP Y : kinerja deskriptif maupun analisis
Swasto KINERJA karyawan regresi linier berganda,
Dan KARYAWAN maka dapat disimpulkan
Arik Prasetya (Studi pada beberapa hal sebagai
Karyawan berikut :
Kantor 1. Berdasarkan analisis
Pelayanan Pajak deskriptif diketahui
Pratama Malang bahwa rata-rata responden
Utara) menilai keadaan
lingkungan kerja fisik
(X1) sebesar 4,19,
lingkungan kerja non fisik
(X2) sebesar 4,13 serta
kinerja karyawan (Y)
sebesar 4,13. Hal ini
berarti bahwa keadaan
lingkungan kerja fisik,
lingkungan kerja non fisik
dan kinerja karyawan
12

yang ada di Kantor


Pelayanan Pajak Pratama
Malang Utara sudah baik.
2. Berdasarkan hasil
analisis regresi linier
berganda dapat diketahui
bahwa lingkungan kerja
fisik (X1) yang ada di
Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Malang Utara
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
kinerja karyawan (Y). Hal
ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi t 0,001 <
alpha 0,05 dan nilai
koefisien beta sebesar
0,247 menunjukkan
bahwa pengaruh
lingkungan kerja fisik
terhadap kinerja karyawan
sebesar 24,7%.
3. Lingkungan kerja non
fisik (X2) yang ada di
Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Malang Utara
juga mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan
(Y). Hal ini dibuktikan
13

dengan nilai signifikansi t


0,000 < alpha 0,05 dan
nilai koefisien beta
sebesar 0,671
menunjukkan bahwa
pengaruh lingkungan
kerja non fisik terhadap
kinerja karyawan sebesar
67,1%, sehingga
lingkungan kerja non fisik
(X2) mempunyai
pengaruh yang dominan
terhadap kinerja
karyaawan (Y).
4. Hasil penelitian ini juga
diketahui bahwa secara
simultan lingkungan kerja
fisik (X1) dan lingkungan
kerja non fisik (X2) yang
ada di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Malang
Utara mempunyai
pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan
(Y). Hal ini dibuktikan
dengan nilai signifikansi F
0,000 < alpha 0,05 dan
mempunyai pengaruh
sebesar 62,6% (R Square
= 0,626).
14

4. Sherlie PENGARUH X1 : motivasi Dari hasil pembahasan


dan MOTIVASI, X2 : disiplin mengenai Pengaruh
Hikmah DISIPLIN kerja Motivasi, Disiplin Kerja
KERJA DAN X3 : dan Kompensasi terhadap
KOMPENSASI dispensasi kinerja karyawan pada PT
TERHADAP Y : kinerja Benwin Indonesia, maka
KINERJA karyawan diambil kesimpulan
KARYAWAN sebagai berikut:
PADA PT 1. Motivasi berpengaruh
BENWIN positif dan signifikan
INDONESIA DI terhadap kinerja karyawan
KOTA BATAM pada PT Benwin
Indonesia di Kota Batam.
2. Disiplin Kerja
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja karyawan pada PT
Benwin Indonesia di Kota
Batam.
3. Kompensasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
kinerja karyawan. Hasil
uji t untuk disiplin kerja
(X2) memiliki t hitung
4,080 > t tabel 1,984 dan
nilai signifikansinya
15

sebesar 0,000 < 0,05.


maka H2 di terima yaitu
Disiplin Kerja (X2)
berpengaruh terhadap
Kinerja Karyawan (Y).
Penelitian ini sejalan
dengan penelitian Titik
Efnita yang berjudul gaya
kepemimpinan, motivasi
kerja dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan
(PT BANK
PEMBANGUNAN
DAERAH (BPD)
SUMATERA BARAT).
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari
variabel disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan
pada PT.BANK
PEMBANGUNAN
DAERAH (BPD)
SUMATERA BARAT.
Hasil uji t untuk
kompensasi (X3)
memiliki t hitung 3,629 >
t tabel 1,984 dan pada
nilai signifikasinya
16

sebesar 0,000 < 0,05.


maka H3 diterima yaitu
Kompensasi (X3)
berpengaruh

2.1.2 Teori Utama

A. Kepemimpinan

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam

manajemen organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya

keterbatasan - keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari sinilah timbul

kebutuhan untuk dipimpin dan memimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke

dalam ciri-ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi,

kedudukan dalam organisasi dan perespsi mengenai pengaruh yang sah. Arep

& Tanjung (2002:235) menerangkan bahwa “Kepemimpinan adalah

kemampuan seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau

masyarakat yang saling berbeda-beda menuju kepada pencapaiaan tujuan

tertentu.Robbins (2006:432) menyatakan kepemimpinan adalah kemempuan

untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.

Kartono (2005:153) menyatakan kepemimpinan adalah kemampuan

untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain untuk

melakukan suatu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah di rencanakan.

B. Gaya Kepemimpinan
17

Menurut Tjiptono (2006:161) gaya kepemimpinan adalah suatu cara

yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Gaya

kepemimpinan mewakili filsafat, keterampilan, dan sikap pemimpin dalam

politik.

Gaya kepemimpinan merupakan pola tingkah laku yang dirancang

untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk

mencapai tujuan tertentu (Heidjrachman dan Husnan, 2002:224). Pendapat

lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-

kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang

lain (Hersey, 2004:29).

Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih

dandipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap

dan perilaku para anggota organisasi bawahannya (Nawawi, 2003:115).

Berdasarkan pernyataan dari beberapa ahli diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang digunakan untuk

berinteraksi guna menyampaikan dan mencapai tujuan organisasi dengan pola

komunikasi yang baik. Adapun jenis-jenis gaya kepemimpinan tersebut adalah

sebagai berikut:

1) Gaya kepemimpinan otoriter Gaya kepemimpinan ini menghimpun

sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada

pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa dan pengendali anggota

organisasdan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan organisasi.


18

2) Gaya kepemimpinan demokratis Gaya kepemimpinan yang menempatkan

manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan yang

dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan

anggota organisasi.

3) Gaya kepemimpinan bebas Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya

berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat

keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit

mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas

pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.

Gaya Kepemimpinan mengandung arti kemampuan mempengaruhi,

menggerakkan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau

sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu (Abi

Sujak, 2000:56). Dengan demikian dari seorang pemimpin dapat berpengaruh

terhadap kinerja.

C. Indikator kepemimpinan

Menurut Davis yang dikutip oleh Handoko (2003: 290-291), ada 10 ciri

utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam

pemerintahan antara lain sebagai berikut :

1) Kecerdasan (Intelligence) Penelitian-penelitian pada umumnya

menunjukkan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai tingkat kecerdasan

yang lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda.


19

2) Kedewasaan, Sosial dan Hubungan Sosial yang luas (Social maturity and

Breadht) Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau

matang, serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang luas.

3) Motivasi diri dan dorongan berprestasi Pemimpin secara relatif mempunyai

motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi, mereka bekerja keras lebih

untuk nilai intrinsik.

4) Sikap-sikap hubungan manusiawi Seorang pemimpin yang sukses akan

mengakui harga diri dan martabat pengikut-pengikutnya, mempunyai

perhatian yang tinggi dan berorientasi pada bawahannya.

5) Memiliki Pengaruh Yang Kuat Seorang pemimpin harus memiliki pengaruh

yang kuat untuk menggerakkan orang lain atau bawahan agar berusaha

mencapai tujuan kelompok secara sukarela.

6) Memiliki Pola Hubungan Yang Baik Seorang pemimpin sukses mampu

menciptakan pola hubungan antar individu, dengan menggunakan wewenang

dan pengaruhnya terhadap sekelompok orang agar bekerja sama dalam

mencapai tujuan yang dikehendaki bersama.

7) Memiliki Sifat-Sifat Tertentu Seorang Pemimpin sukses memiliki sifat-sifat

khusus seperti kepribadian baik, kemampuan tinggi dan kemauan keras,

sehingga mampu menggarakkan bawahannya.

8) Memiliki Kedudukan atau Jabatan Seorang pemimpin selalu memiliki

kedudukan atau jabatan dalam organisasi, baik di pemerintahan maupun di


20

masyarakat karena kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan pemimpin

yang tidak dapat dipisahkan dari kedudukan jabatan dan gaya atau perilaku

pemimpin itu sendiri.

9) Mampu Berinteraksi Seorang pemimpin yang baik akan selalu berinteraksi

secara baik dengan sesama pemimpin, bawahan dan masyarakat yang

dipimpinnya, dalam situasi dan kondisi apa pun, buruk maupun

menyenangkan.

10) Mampu Memberdayakan Seorang pemimpin yang sukses biasanya mampu

memberdayakan bawahan dan masyarakat yang dipimpinnya.

D. Jenis – Jenis Gaya Kepemimpinan

Dengan karakter yang dimiliki, maka setiap pemimpin cenderung

memiliki gaya atau cara yang tersendiri dalam memimpin perusahaannya.

Menurut Tohardi dikutip oleh (Sutrisno, 2010: 242) menyatakan bahwa Gaya-

gaya kepemimpinan yaitu :

1. Gaya Persuasif Yaitu gaya memimpin dengan menggunakan pendekatan

yang mengubah perasaan, pikiran atau dengan kata lain melakukan ajakan

atau bujukan.

2. Gaya Refresif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan

tekanantekanan, ancaman-ancaman, sehingga bawahan merasa keatakutan.

3. Gaya Partisipatif Yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan

kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik menata, spiritual, fisik

maupun material dalam kiprahnya dalam perusahaan.


21

4. Gaya inovatif Yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk

mewujudkan usaha-usaha pembaruan didalam segala bidang, baik bidang

politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan

manusia.

E. Lingkungan Kerja

Menurut Sedarmayanti (2011) dalam (Aruan, 2015: 144) seorang

karyawan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai

suatu hasil yang optimal, apabila ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan kerja

yang sesuai.Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila

manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan

nyaman.

Sedangkan Menurut Sutrisno (2010) dalam (Aruan, 2015: 144)

Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di

sekitar pegawai yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi

pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas

dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk

juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat tersebut.

Berbeda dengan Notosemito dalam (Prihantoro, 2012: 3) yang

menjelaskan pengertian lingkungan kerja adalah : segala sesuatu yang ada di

sekitar tenaga kerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Lingkungan kerja terbentuk oleh

adanya komitmen eksternal hal ini muncul karena adanya tuntutan terhadap

penyelesaian dan tanggung jawab dan komitmen internal sangat ditentukan


22

oleh kemampuan pemimpin dan lingkungan organisasi dalam membutuhkan

sikap dan perilaku profesional dalam menyelesaikan tanggung jawab

perusahaan. (Rokhman dalam Prihantoro, 2012: 4).

F. Jenis – Jenis Lingkungan Kerja

Terdapat dua jenis lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja fisik dan

lingkungan kerja non fisik menurut Sedarmayanti (2011) dalam (Aruan, 2015:

144) :

1. Lingkugan Kerja Fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di

sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik adalah semua keadaan yang terjadi berkaitan

dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan

sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.

G. Indikator Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja menggambarkan persepsi karyawan tentang

keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan, yang

sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan

pekerjaan itu sendiri. Variabel lingkungan kerja dapat diukur menggunakan

beberapa indikator, indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001)

dalam (Natalia, 2013: 75) adalah :

1. Pencahayaan

2. Suara Bising

3. Ventilasi Udara
23

4. Kebersihan

H. Faktor – Faktor Lingkungan Kerja

Secara garis besar, lingkungan kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut :

1. Fasilitas Kerja, Lingkungan kerja yang kurang mendukung pelaksanaan

pekerjaan ikut menyebabkan kinerja yang buruk seperti kurangnya alat kerja,

ruang kerja pengap, fentilasi yang kurang serta prosedur yang tidak jelas.

2. Gaji dan tunjangan, gaji yang tidak sesuai dengan harapan pekerja akan

membuat pekerja setiap saat melirik pada lingkungan kerja yang lebih

menjamin pencapaian harapan kerja.

3. Hubungan kerja, kelompok kerja dengan kekompakan dan loyalitas yang

tinggi akan meningkatkan produktivitas kerja, karena antara satu pekerja

dengan pekerja lainnya akan saling mendukung pencapaian tujuan atau hasil

(Theodore dalam Sofyan, 2013: 20)

I. Disiplin Kerja

Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan

tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau

ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang

berlaku. Menurut Hasibuan (2010) kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam

dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi

operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan,

semakin tinggi prestasi kerja karyawan yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin

karyawan yang baik, sulit organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
24

Keith Davis dalam (Kurniasari, 2014: 22) mengemukakan bahwa

“Dicipliine is management action to enforce organization standards”.

Berdasarkan pendapat Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai

pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

J. Macam – Macam Disiplin Kerja

Menurut Mangkunegara (2011) dalam (Pratama, 2017: 118) terdapat 3

bentuk disiplin kerja, yaitu :

a. Disiplin Preventif, adalah suatu upaya untuk menggerakkan karyawan agar

mau mengikuti dan mematuhi pedoman kerja dan aturan-aturan yang telah

digariskan oleh perusahaan.

b. Disiplin Korektif, yang merupakan suatu upaya menggerakkan pegawai

dalam menyatukam suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.

c. Disiplin Progresif, yaitu merupakan kegiatan yang memberikan

hukumanhukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang

beru

K. Faktor – Faktor Disiplin Kerja

Menurut Singodimejo dalam (Pratama, 2017) faktor-faktor yang

mempengaruhi kedisiplinan karyawan adalah :

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi Pada karyawan akan mematuhi

segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa
25

yang setimpal dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikannya bagi

perusahaan.

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan Semua karyawan

akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dalam menegakkan

kedisiplinan dirinya, dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya sendiri

seperti ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan

kedisiplinan yang sudah ditetapkan.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Pembinaan

disiplin tidak dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis

yang pasti untuk dijadikan pegangan bersama.

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan Bila ada seseorang

karyawan yang melanggar kedisiplinan, maka perlu ada keberanian pimpinan

untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan pelanggarannya.

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan Dalam setiap kegiatan yang dilakukan

oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para

karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai

dengan telah yang ditetapkan.

6. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya kedisiplinan

L. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2010: 194), indikator disiplin kerja

adalah sebagai berikut :


26

1. Mematuhi semua peraturan perusahaan, dalam melaksanakan

pekerjaannya pegawai diharuskan mentaati semuaperaturan perusahaan yang

telah ditetapkan sesuai dengan aturan dan pedoman kerja agar kenyamanan

dan kelancaran dalam bekerja dapat terbentuk.

2. Penggunaan waktu secara efektif, waktu bekerja yang diberikan perusahaan

diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh individu untuk

mengejar target yang diberikan perusahaan kepada individu dengan tidak

terlalu banyak membuang waktu yang ada di dalam standar pekerjaan

perusahaan

3. Tanggung jawab dalam pekerjaan dan tugas, tanggung jawab yang diberikan

kepada individu apabila tidak sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditetapkan oleh perusahaan maka pegawai telah memiliki tingkat disiplin kerja

yang tinggi.

4. Tingkat absensi, salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat kedisiplinan

pegawai, semakin tinggi frekuensi kehadiran atau rendahnya tingkat

kemangkiran pegawai tersebut telah memiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi.

2.2 Hipotesis

Hipotesis adalah untuk memberikan jawaban sementara, adapaun

hipotesis yang penulis buat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Apakah Gaya kepemimpi independen terhadap kinerja karyawan

H2 : Apakah Lingkungan kerja independen terhadapap kinerja karyawan


27

H3 : Apakah gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan

2.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah sebuah istilah untuk mengibaratkan suatu objek, adapun

variabel yang penulis buat adalah sebagai berikut :

X1 : Gaya kepemimpinan

X2 : Lingkungan Kerja

Y : Kinerja Karyawan

2.4 Kerangka Pemikiran

2.1 Gambar
Kerangka Pemikiran

X1 : Gaya kepemimpinan H1
H2 Y : Kinerja Karyawan
X2 : Lingkungan Kerja

H3

Anda mungkin juga menyukai