Anda di halaman 1dari 32

PANDUAN PRAKTIKUM

AGRONOMI TANAMAN KELAPA SAWIT


TAHUN AKADEMIK 2020 - 2021

Oleh:
Saktiyono Sigit Tri P, SP., MP (NIDN 0501108602)
Rina Ekawati, SP., M.Si (NIDN. 0514108702)
Ayu Paramitha
Derry Dwi Indriarno, Amd
Jaka Tri Pradana

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN D-III


POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Panduan
Praktikum Agronomi Tanaman Kelapa Sawit. Panduan ini diharapkan dapat menjadi
acuan bagi mahasiswa khususnya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan D-III
untuk mendalami ilmu Agronomi serta untuk mempermudah dalam pelaksanaan
kegiatan praktikum Agronomi Tanaman Kelapa Sawit yang dilakukan secara daring
(online). Kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan. Akhir kata, semoga
panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi penggunanya. Terima kasih.

Yogyakarta, Desember 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM.......................................................................................iii
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
Latar Belakang...............................................................................................................1
Tujuan Instruksional Umum..........................................................................................1
Metode............................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
Kelapa Sawit..................................................................................................................3
Jenis – Jenis Kelapa Sawit.............................................................................................3
ACARA PRAKTIKUM....................................................................................................5
ACARA PRAKTIKUM I..................................................................................................6
ACARA PRAKTIKUM II.................................................................................................7
ACARA PRAKTIKUM III.............................................................................................11
ACARA PRAKTIKUM IV.............................................................................................14
ACARA PRAKTIKUM V..............................................................................................17
ACARA PRAKTIKUM VI.............................................................................................20
ACARA PRAKTIKUM VII............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

ii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan WAJIB menerapkan Protokol Kesehatan 3M (Memakai masker,


Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap kali selesai melakukan
praktek, dan Menghindari kerumunan).
2. Praktikan WAJIB datang tepat waktu. Toleransi keterlambatan 15 menit. Bila
berhalangan hadir, wajib ijin kepada Penanggung Jawab praktikum atau Asisten.
3. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh acara kegiatan praktikum (kehadiran
100%).
4. Sebelum praktikum, setiap praktikan wajib membaca panduan praktikum dan akan
diadakan pre-test tentang materi yang dipraktikumkan. Pre-test bersifat kondisional.
5. Laporan hasil praktikum disusun secara kelompok dan dikumpulkan kepada Asisten
Praktikum maksimal pada saat Ujian Akhir Semester (UAS).
6. Praktikan diwajibkan memakai pakaian yang sopan.
7. Responsi diadakan diakhir dari rangkaian kegiatan praktikum, dengan syarat
ketidakhadiran tidak melebihi 2 kali silang.
8. Nilai akhir praktikum diperhitungkan dari Keaktifan dan Prilaku (15%),
Praktikum (pre-test, laporan, dan praktek (50%)), dan Responsi (35%).
9. Hal-hal yang perlu dan belum tercantum disini akan diatur kemudian.

Yogyakarta, 17 Desember 2020


Koordinator Praktikum 1, Koordinator Praktikum 2,

Saktiyono Sigit Tri P, SP., MP Rina Ekawati, SP., M.Si


NIDN. 0501108601 NIDN. 0514108702

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Budidaya Tanaman Perkebunan D-III

Retno Muningsih, SP., M.Sc


NIDN. 0526037901

iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata kuliah Agronomi Tanaman Kelapa Sawit adalah mata kuliah yang
berisikan ilmu terapan yang membahas tentang pengaruh lingkungan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit melalui proses fisiologi.
Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan
mendukung pemahaman teori yang diberikan dalam perkuliahan. Pemahaman
materi praktikum diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan di lapangan dan
penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai dengan materi pokok
perkuliahan.
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik faktor dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal) tanaman kelapa
sawit itu sendiri. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
faktor lingkungan, genetis, dan faktor genetis-agronomis. Dalam agronomi ini,
faktor lingkungan yang paling dominan yaitu faktor iklim yang meliputi: curah
hujan, sinar matahari, suhu, kelembaban udara, angin dan faktor keadaan tanah
(edafik) yang memiliki pengaruh, baik secara morfologi maupun fisiologis pada
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit.
Khusus untuk tahun akademik 2020/2021, praktikum Agronomi Tanaman
Kelapa Sawit dilakukan secara daring (online) karena masih dalam kondisi
pandemi COVID-19. Praktikum dilakukan selama 7 minggu yang setiap
minggunya praktikum dua (2) kali. Praktikum dilakukan secara mandiri dan
dibimbing oleh dosen pengampu mata kuliah dan asisten praktikum. Melalui
praktikum mandiri, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman empiris
melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengaruh ekologi dan fisiologi
terhadap tanaman kelapa sawit. Selain melakukan kegiatan praktikum mandiri,
mahasiswa juga melakukan presentasi dari hasil praktikum mandiri. Dengan
demikian, mahasiswa diharapkan selain memahami prinsip-prinsip dasar
pengaruh faktor-faktor lingkungan dalam cakupan ilmu ekologi dan fisiologi
dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit.

1
Tujuan Instruksional Umum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum mata kuliah Agronomi
Tanaman Kelapa Sawit, antara lain:
1. Mahasiswa memahami prinsip dasar Agronomi dalam pembibitan tanaman kelapa
sawit;
2. Mahasiswa dapat menghitung Angka Kerapatan Panen dan taksasi;
3. Mahasiswa dapat melakukan kalibrasi herbisida di pengelolaan piringan TBM dan
TM; dan
4. Mahasiswa dapat melakukan teknik identifikasi bibit kelapa sawit yang abnormal dan
menentukan penyebabnya.

Metode
Praktikum terdiri dari 35 mahasiswa. Praktikum dilakukan secara daring
(online) via Google Meet. Praktikum mandiri dilakukan di tempat tinggal
masing-masing mahasiswa, sedangkan praktikum presentasi dilakukan dengan
mempresentasikan hasil dari praktikum mandiri.
Pada praktikum mandiri, tiap kelompok mahasiswa melakukan kegiatan
pembibitan kelapa sawit dan memeliharanya. Dalam praktikum, mahasiswa juga
melakukan kalibrasi kebutuhan herbisida pada pengelolaan piringan di TBM dan
TM, menghitung angka kerapatan panen dan taksasi produksi serta melakukan
idetifikasi bibit abnormal dan menentukan faktor penyebabnya. Laporan
praktikum dibuat pada akhir praktikum. Setiap individu mahasiswa membuat
satu laporan dari hasil praktikum mandiri.

2
TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa Sawit
Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari
famili Palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang
berasal dari Amerika. Brazil dipercaya sebagai tempat di mana pertama kali
kelapa sawit tumbuh. Dari tempat asalnya, tanaman ini menyebar ke Afrika,
Amerika Equatorial, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Benih kelapa sawit
pertama kali yang ditanam di Indonesia pada tahun 1984 berasal dari Mauritius,
Afrika. Perkebunan kelapa sawit pertama dibangun di Tanah Hitam, Hulu
Sumatera Utara oleh Schadt (Jerman) pada tahun 1911.
Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki arti penting bagi
pembangunan perkebunan nasional di Indonesia. Selain mampu menciptakan
kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai
sumber perolehan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu produsen
utama minyak kelapa sawit Indonesia.
Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Sub – divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Cocoideae
Famili : Palmae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis Jacq.

Jenis – Jenis Kelapa Sawit


Kelapa sawit termasuk famili Palmae. Tanaman kelapa sawit dibedakan
atas beberapa varietas. Varietas kelapa sawit dibedakan menjadi 2 yaitu:
• Tebal tempurung dan daging buah serta warna kulit buahnya.
1. Dura

3
Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut
pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging
buah terhadap buah bervariasi antara 35-50%.
2. Pisifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada. Persentase
daging buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak
banyak diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain.
3. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat yang berasal dari induknya Dura dan Pisifera
yang banyak ditanam di perkebunan saat ini. Ketebalan tempurung berkisar
antara 0,5-4 mm, dan terdapat lingkaran serabut diseklilingnya. Persentase
daging buah tinggi sekitar 60-96%.
4. Macro carya
Ketebalan tempurung berkisar 5 mm, sedangkan daging buahnya sangat
tipis.

• Varietas berdasarkan warna kulit buah


1. Nigrecens
Pada waktu muda buah berwarna ungu dan berubah menjadi hitam pada
saat buahnya masak. Varietas ini banyak ditanam di perkebunan.
2. Vierescens
Pada waktu muda buah berwarna hijau dan ketika masak berwarna jingga
kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang dijumpai.
3. Albescens
Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak
menjadi kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Varietas
ini juga jarang dijumpai.

4
ACARA PRAKTIKUM
Tabel 1. Susunan acara praktikum
Mingg Hari/Tanggal Metode Acara Praktikum
u ke-
1 Senin, 21
Asistensi (Kontrak praktikum, sistem
Desember 2020 Daring via
nilai, pembagian kelompok, tata terti
2 Rabu, 23 Desember Google Meet
b, penjelasan acara praktikum)
2020
3 Senin, 28
Desember 2020 Daring via
Pembibitan kelapa sawit
4 Rabu, 30 Desember Google Meet
2020
5 Senin, 4 Januari
2021 Daring via
Perhitungan AKP dan Taksasi Panen
6 Rabu, 6 Januari Google Meet
2021
7 Senin, 11 Januari
2021 Daring via
Kalibrasi herbisida
8 Rabu, 13 Januari Google Meet
2021
9 Senin, 18 Januari
2021 Daring via Perhitungan kebutuhan herbisida
10 Rabu, 20 Januari Google Meet pada pengelolaan piringan TBM
2021
11 Senin, 25 Januari
2021 Daring via Perhitungan kebutuhan herbisida
12 Rabu, 27 Januari Google Meet pada pengelolaan piringan TM
2021
13 Senin, 1 Februari Daring via Identifikasi bibit normal dan
2021 Google Meet abnormal
14 Rabu, 3 Februari Daring via
Responsi
2021 Google Meet
Catatan: Tanggal praktikum masih bisa untuk berubah

5
Nama Lengkap :

NIM :
Prodi :
TTD :

ACARA PRAKTIKUM I
ASISTENSI
Pertemuan pertama diawali dengan acara Asistensi Praktikum yang
membahas tentang kontrak praktikum, pembagian kelompok, dan penjelasan
acara praktikum. Kontrak praktikum terdiri dari tata tertib praktikum dan
penjelasan beberapa unsur nilai dari praktikum. Untuk tata tertib dan beberapa
unsur nilai praktikum dapat dilihat pada bagian awal dari panduan teknis
praktikum Agronomi Tanaman Kelapa Sawit ini.
Pembagian kelompok dibedakan menjadi tujuh (7) kelompok yang masing-
masing kelompok terdiri dari 5 orang mahasiswa. Setiap kelompok memiliki
seorang ketua kelompok yang bertanggung jawab atas kelompoknya dan mampu
mengkoordinir setiap anggota kelompoknya. Laporan praktikum dibuat secara
individu pada akhir acara praktikum dan dikumpulkan sebelum responsi
berdasarkan data pengamatan yang dilakukan oleh setiap kelompoknya masing-
masing.

6
Nama Lengkap :

NIM :
Prodi :
TTD :

ACARA PRAKTIKUM II
PEMBIBITAN KELAPA SAWIT
Dasar Teori
Pembibitan merupakan tahap paling awal dalam pengelolaan tanaman kelapa
sawit. Pembibitan yang baik diharapkan akan dapat menghasilkan bibit yang baik dan
bermutu. Tanaman yang berasal dari bibit yang baik akan tumbuh dan berkembang
dengan baik dan cepat, serta pada akhirnya akan berproduksi lebih awal, juga
memberikan hasil yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan bibit yang baik, diperlukan
penanganan dan pemeliharaan, diantaranya dengan pemberian pupuk. Bibit kelapa
sawit sangat cepat pertumbuhannya dan memerlukan pupuk dalam jumlah, jenis, dan
cara aplikasi yang tepat (Lubis, 2008).
Kegiatan pembibitan merupakan langkah awal yang sangat menentukan bagi
keberhasilan pertanaman. Hal ini juga berlaku dalam budidaya tanaman kelapa sawit.
Pertanaman kelapa sawit yang produktivitasnya tinggi selalu berasal dari bibit yang
baik. Bibit yang baik, mampu menghadapi keadaan stres pada saat dipindahkan ke
lapangan dan tanggap terhadap input yang diberikan.
Pembibitan kelapa sawit yang dianjurkan adalah pembibitan dengan
menggunakan kantong plastik (polybag), dilakukan dua tahap (double stage system)
yaitu melalui pembibitan awal (pre-nursery) dan pembibitan utama (main-nursery).
Periode pembibitan awal, dimulai sejak penanaman kecambah sampai bibit berumur 3

7
bulan. Pembibitan utama berlangsung dari bibit umur 3 sampai dengan 12 bulan. Pada
periode tersebut tanaman sudah memerlukan tambahan unsur hara. Untuk memberikan
keseimbangan unsur hara agar bibit tumbuh dengan baik, diperlukan penambahan unsur
hara melalui pemupukan.

Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menerapkan kegiatan pembibitan kelapa sawit baik
pembibitan awal (pre-nursery).

Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang digunakan, antara lain: bibit kelapa sawit, polibag ukuran
15 cm x 23 cm, tanah top soil, pupuk Rock Phosphate, timbangan digital, plastik
klip dan ayakan ukuran lubang 5 mm.

Metode Praktikum
1. Tanah yang digunakan untuk mengisi polybag adalah top soil yang sudah
dibersihkan dari sisa-sisa akar, gulma, dan telah disaring dengan menggunakan
ayakan (ukuran diameter lubang 5 mm).
2. Sebelum dimasukkan ke dalam polybag, tanah tersebut dicampur dengan pupuk
Rock Phosphate dengan dosis 25 g per polibag. Polibag diisi dengan tanah yang
telah diberi pupuk sampai ketinggian 2 cm dari tepi polybag.
3. Bibit kelapa sawit kemudian ditanam pada media yang telah dibuat dengan
memasukkan bagian akar tanaman ke dalam media secara hati-hati. Setelah ditanam,
permukaan tanah tidak dipadatkan, kemudian media tanam disiram dengan air
secukupnya.
4. Penyiraman dilakukan minimal satu kali setiap hari (pagi atau sore hari) dan melihat
kondisi dari media tanamnya.
5. Ukur dan catatlah tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Kemudian
tentukan umur berapa bibit kelapa sawit tersebut dengan menggunakan Tabel 1
standar pertumbuhan bibit kelapa sawit di bawah ini.

8
Tabel 1. Standar pertumbuhan morfologi varietas Dami Mas
Umur (bulan) Tinggi tanaman Jumlah daun (hel Diameter batang
(cm) ai) (cm)
1 8,4 2 0,4
2 17,7 3 0,5
3 27,8 4 0,9
4 33,0 6,5 1,3
5 40,0 8,5 1,6
6 57,6 11,1 2,2
7 75,9 13,3 4,1
8 87,9 15,2 5,5
9 102,5 17,1 6,1
10 104,2 18,8 7,6
11 142,2 20,4 7,6
12 159,6 22,5 8,0
Sumber: PT. Dami Mas Sejahtera, Riau dalam Sudradjat et al., (2015).

Hasil dan Pembahasan


Tabel 1. Hasil pengukuran pertumbuhan bibit kelapa sawit
Kelompok Tinggi tanaman Jumlah daun Diameter Umur tanaman
(cm) (helai) batang (cm) (bulan)
1 1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
Rata-rata
2 1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
Rata-rata
3 1. 1. 1.
2. 2. 2.

9
3. 3. 3.
Rata-rata
4 1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
Rata-rata
5 1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
Rata-rata
6 1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
Rata-rata
7 1. 1. 1.
2. 2. 2.
3. 3. 3.
Rata-rata

Jawab pertanyaan ini:


1. Jelaskan bagaimana pertumbuhan bibit kelapa sawit yang telah Saudara tanam dan
amati!
2. Hal-hal apa saja yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan atau penentuan kriteria
bibit kelapa sawit yang baik?.

Daftar Pustaka dan Foto Dokumentasi

10
Nama Lengkap :

NIM :
Prodi :
TTD :

ACARA PRAKTIKUM III


PERHITUNGAN ANGKA KERAPATAN PANEN (AKP)
DAN TAKSASI PANEN

Tujuan
- Mahasiswa mengetahui manfaat kegiatan AKP dan Taksasi
- Mahasiswa dapat melakukan perhitungan AKP dan Taksasi

AKP dan Taksasi


Angka kerapatan panen (AKP) adalah perbandingan jumlah tandan matang
dengan jumlah pohonnya. AKP bertujuan untuk mencari kerapatn tandan
matang melalui perbandingan maupun presentase. Adapun rumusnya sebagai
berikut:
Cara 1:
Jumlah tandan matang
AKP= × 100 %
Jumlah pohon sampel
Cara 2
Jumlah pohon sampel
AKP=
Jumlah tandan matang

Taksasi adalah kegiatan untuk meramalkan atau memperkirakan produksi


TBS, menentukan dan mengatur kebutuhan tenaga kerja, penyediaan sarana
transportasi atau angkutan panen. Kegiatan ini dilakukan dua kali dalam setahun,
yaitu pada bulan juni dan desember. Taksasi panen terbagi atas 2 yaitu taksasi
harian dan semesteran. Penghitungan diambil secara sample sebanyak 5 % dari
populasi tanaman. Berikut rumus taksasi panen:
Taksasi Panen = AKP x BJR x Pokok/Ha x Luas areal
11
Contoh:
PT. Cipta Sumatera merupakan saah satu perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini termasuk perusahaan yang baru
dalam perkebunan kelapa sawit. Walaupun perusahaan tersebut terbilang muda,
namun pada tahun ini di afdeling 1, akan melakukan kegiatan pemanenan.
Adapun luas lahan yang akan dipanen yaitu 25 Ha dengan jumlah pokok/Ha 136
pokok. Sampel pokok yang dibutuhkan yaitu 340 pokok dengan tandan matang
sebanyak 85 tandan. Berdasarkan hal tersebut, maka hitunglah AKP dan taksasi
panen jika BJR 15 kg!
Penyelesaian:
Diketahui:
Luas areal yang akan dipanen: 25 Ha
Jumlah pokok/Ha : 136 pokok
Sampel pohon : 340 pokok
Tandan matang : 85 tandan
BJR : 15 kg

Ditanya:
AKP dan taksasi panen=..... ?

Penyelesaian:
AKP
Cara 1
Jumlah tandan matang
AKP= × 100 %
Jumlah pohon sampel
85
AKP= ×100 %
340
= 25% (1:4)

Cara 2

12
Jumlah pohon sampel
AKP=
Jumlah tandan matang
340
AKP=
85
= 4 (Hal ini berarti perbandingannya 1:4)

Taksasi
Taksasi Panen = AKP x BJR x Pokok/Ha x Luas areal
Taksasi Panen = 25 % x 15 kg x 136 pokok/Ha x 25 Ha
= 12.750 kg
= 12,75 ton

13
Nama Lengkap :

NIM :
Prodi :
TTD :

ACARA PRAKTIKUM IV
KALIBRASI HERBISIDA

Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui manfaat kalibrasi
2. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan dalam kalibrasi

Kalibrasi
Kalibrasi merupakan kegiatan pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan
cara membandingkannya dengan standar/tolak ukur yang sudah berstandar.Kalibrasi
dilakukan agar alat ukur yang digunakan akurat dan konsisten. Dalam kegiatan kalibrasi
terdapat 5 hal yang perlu diketahui yaitu volume larutan/ha, volume herbisida, volume
air, waktu penyemprotan dalam satu ha dan jumlah HKO. Berikut perhitungan dalam
kalibrasi:

Luas lahan ( 1 Ha ) ×V . Kalibrasi alat


Volume Larutan /Ha =
Panjang lintasan × lebar nozzle

Volume Herbisida = V. Larutan/Ha x dosis

Volume Air = V. Larutan/Ha - Volume Herbisida

Luas lahan ( 1 Ha ) × Waktu kalibrasi alat (detik)


Waktu Penyemprota (1 Ha )=
Panjang lintasan×lebar nozzle

Waktu Penyemprotan
Jumlah HKO=
Standar jam kerja(8 jam/hari)

14
Contoh:

PT. Putera Gemilang saat ini akan memulai kegiatan pengendalian gulma
di afdeling 5. Sebelum dimulainya kegiatan penyemprotan, maka mandor
terlebih dahulu melakukan kegiatan kalibrasi yang diawasi oleh asisten afdeling.
Knapsack yang digunakan ialah jenis otomatis. Berikut data yang diperoleh dari
hasil kalibrasi:

1. Waktu kalibrasi alat = 98,66 detik


2. Volume kalibrasi = 2.500 ml
3. Lebar nozzle = 105 cm (1,05 m)
4. Panjang lintasan = 100 m
5. Dosis herbisida = 100 ml (0,1 L)

Berdasarkan data tersebut, hitunglah yaitu volume larutan/ha, volume


herbisida, volume air, waktu penyemprotan dalam satu ha dan jumlah HKO!

Jawab:
Diketahui:
Waktu kalibrasi alat = 98,66 detik
Volume kalibrasi= 2.500 ml
Lebar nozzle = 105 cm (1,05 m)
Panjang lintasan = 100 m
Dosis herbisida = 100 ml (0,1 L)

Ditanya:
1. Volume larutan/Ha
2. Volume herbisida
3. Volume air
4. Waktu penyemprotan dalam 1 ha
5. Jumlah HKO
Penyelesaian:
Luas lahan ( 1 Ha ) ×V . Kalibrasi alat
Volume Larutan /Ha =
Panjang lintasan × lebar nozzle

15
10.000 m2 ×2.500 ml
Volume Larutan/Ha =
100 m ×1,05 m
= 238,095 L

Volume Herbisida = V. Larutan/Ha x dosis


Volume Herbisida = 238,095 L x 0,1 L
= 23,80 L

Volume Air = V. Larutan/Ha - Volume Herbisida


Volume Air = 238,095 L - 23,80 L
= 214,285 L
Luas lahan ( 1 Ha ) × Waktu kalibrasi alat (detik)
Waktu Penyemprota (1 Ha )=
Panjang lintasan×lebar nozzle
10.000 m2× 98,66 detik
Waktu Penyemprota (1 Ha )=
100 m×1,05 m
= 9.396,16 jam (2,61 jam)

Waktu Penyemprotan
Jumlah HKO=
Standar jam kerja(8 jam/hari)

2,61 jam
Jumlah HKO=
8 jam/hari
= 0,33 HKO

16
Nama Lengkap :

NIM :
Prodi :
TTD :

ACARA PRAKTIKUM V
PERHITUNGAN KEBUTUHAN HERBISIDA DI TBM

Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan kebutuhan herbisida dalam pengelolaan
piringan TBM

Kebutuhan Herbisida pada Pengelolaan Piringan TBM

Penyiangan dilakukan dengan menyingkirkan semua jenis gulma dari permukaan tanah
selebar piringan pohon (circle weeding) yang telah ditentukan, sehingga tanah bersih
dari gulma. Penyiangan gulma secara khemis pada umumnya dilakukan setelah
memasuki TBM III. Adapun gulma yang disemprot ialah Mucuna bracteata.

Pemakaian Alat Semprot .


Volume semprot = (Flow Rate x 10.000) :  (Lebar semprot x mtr/mnt)
= (900 ml/mnt x 10.000) : (1,5 mtr x 30 mtr/mnt)
= 200.000 ml/ha = 200 ltr/ha

Jenis-Jenis Nozzle Sprayer

17
Dosis dan Konsentrasi
Dosis adalah kebutuhan herbisida/ha untuk dapat diaplikasikan secara merata dalam
suatu luasan tertentu dengan satuan (ltr/ha atau kg/ha). Sedangkan konsentrasi adalah
kebutuhan herbisida/liter larutan yang digunakan untuk menyemprot dengan satuan
(ml/ltr air atau mg/ltr air) atau %. Contoh konsentrasi Slash adalah 4%.  Artinya, setiap
cap
Jumlah dosis/kap = 15 ltr/cap X 4% Slash

= 15000 ml x 4%

= 60 cc/cap slash atau


= 60 cc : 15 ltr

= 4 cc/ltr air.
Jika dipakai Nozzle VLV (200 ltr/ha) maka jumlah cap/ha dibutuhkan:
= 200 ltr/ha : 15 ltr/cap = 13 cap/ha. Maka, jumlah slash yang dibutuhkan:
= 13 cap/ha x 60 cc/cap = 780 cc/ha atau 0,78 ltr/ha

Dosis
Dengan Nozzle VLV (200 Ltr/Ha)
Jumlah cap/ha = 200 ltr/ha : 15 ltr/Kap
= 13,3 Kap/ha.
Dosis/Ha (Slash) = 13,3 Kap/ha x 60 cc/Kap
= 800 cc/ha atau 0,8 ltr/ha
Contoh:
PT. Makmur akan melakukan penyemprotan di Blok A1, A2, B1, dan B2. Luas lahan
yaitu 120 ha. Nozzle dipakai VLV 200 lt/ha. Rekomendasi memakai konsentrasi 6%

18
Slash dan 0,027% Ally.  Setiap HK dapat 1,5 ha. Hitunglah berapa total air, cap, slash,
ally dan HK.
Penyelesaian:
Total air = 120 ha x 200 lt/ha = 24000 ltr.
Total cap =  24.000 ltr : 15 ltr/cap = 1600 cap
Total Slash =  1600 cap x (6% x 15 ltr/cap) = 1600 x 90 cc = 144.000 cc
Total Ally = 1600 cap x (0,027% x 15 ltr/cap) = 1600 x 4,05 gr = 6.480 gr
Total HK = 120 ha : 1,5 ha/hk = 80 hk
Sehingga, Nozzle dipakai adalah VLV atau volume 200 lt/ha.  Artinya, untuk
menyemprot blanket (seluruh permukaan) 1 ha dibutuhkan larutan sebanyak 200 liter.
Sprayer dipakai adalah Solo dengan volume 15 lt/cap.  Jadi, dengan Nozzle VLV (200
lt/ha), jika diubah ke kap, jumlah kebutuhannya adalah = 200 lt/ha : 15 lt/kap = 13,3
cap/ha

Nama Lengkap :

19
NIM :
Prodi :
TTD :

ACARA PRAKTIKUM VI
PERHITUNGAN KEBUTUHAN HERBISIDA DI TM

Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan kebutuhan herbisida dalam pengelolaan
piringan TM

Kebutuhan Herbisida pada Pengelolaan Piringan TM

CPT spraying adalah pekerjaan pengendalian gulma kimiawi di kebun sawit yang


mencakup
1.  (C)ircle atau Piringan,
2.  (P)ath atau Pasar Pikul, dan
3.  (T)PH atau Tempat Pengumpulan Hasil
Pekerjaan CPT spraying (gabungan Circle, Path, dan TPH) ini adalah pekerjaan 1 paket
yang tidak terpisahkan
Pekerjaan ini menggunakan racun tanaman (herbisida) yang bersifat sistemik. Tidak
semua permukaan kebun sawit 1 ha disemprot dalam pekerjaan CPT Spraying. Selain
Circle, Path, dan TPH; tidak disemprot
1.  Gawangan (tidak ikut disemprot)
2.  Lalang (tidak ikut disemprot)
Untuk itu, harus dicari berapa luas masing-masing Circle + Path + TPH

Contoh:
Circle (Piringan) ada 148 piringan sesuai SPH
Path (Pasar pikul) ada sejumlah 2,18 PP/ha
TPH ada 2 TPH/Ha (Setiap 3 Path = 1 TPH)

Penyelesaian:

20
A. Mencari luas semprot
Dalam 1 ha ada 148 pokok = 148 Circle (Piringan)
Cara mencari luas circle (piringan) adalah
1.  Mencari luas 1 circle (piringan)
2.  SPH X luas 1 circel (piringan)
Rumus lingkaran (luas 1 circle/pokok)
L. Lingkaran =  x r2
= 3.14 x (1,5 m x 1,5 m)
= 7,07 m2
Luas total semua circle (piringan) per ha = SPH x luas 1 circle
= 148 pkk/ha x 7,07 m2
= 1.046,57 m2

B. Mencari Luas Semprot Path (PP)


Jika 1 Path (PP) ada 2 baris tanaman @ 34 pkk sehingga,
Total pokok/path (PP) = 2 BT x 34 pkk/BT = 68 pkk/path (PP)
Jika 1 ha ada 148 pkk (SPH = 148 pkk/ha), sehingga
jumlah Path (PP) = SPH : Pkk/Path (PP)
= 148 pkk/ha : 68 pkk/path
= 2,18 Path/Ha atau 2,18 PP/Ha
Jika panjang path (PP) = 300 m maka
Luas path/ha= Panjang Path x Lebar Path x Jumlah Path/Ha
= 300 m x 1,5 m x 2,18 Path/ha
= 979 m2

C. Mencari Luas Semprot TPH


Setiap 3 Path (PP) ada 1 TPH. Karena 1 ha ada 2,18 Path (PP), maka dalam 1 ha
ada 2 TPH
Luas TPH/Ha = Panjang TPH x Lebar TPH x Jumlah TPH/Ha
= 6 m x 4 m x 2 TPH/Ha
= 48 m2
D. Total Luas yang Disemprot CPT

21
Jadi, dengan demikian, total luas yang disemprot dalam pekerjaan CPT spraying
adalah:
1.  Luas Circle/Ha =  1.046 m2
2.  Luas Path/Ha =     979 m2
3.  Luas TPH/Ha =       48 m2
Total luas  =   2.074 m2, atau setara 0,21 Ha

E. Rotasi CPT Spraying


Setiap ha kebun sawit punya rotasi kerja masing-masing. Untuk CPT Spraying,
misalkan 3 rotasi/tahun atau setiap 4 bulan = 1 rotasi CPT. Contoh  blok A1
dilakukan CPT sesuai jadwal berikut:
-  Rotasi 1 = bulan Januari 2011
-  Rotasi 2 = bulan Mei 2011
-  Rotasi 3 = bulan September 2011
Artinya, Mandor harus mengatur rencana agar dalam waktu 4 bulan (1 rotasi),
seluruh blok yang ada di divisi harus sudah dilakukan CPT Spraying.
Hari kering/1 rotasi = 75% x (4 bln x 25 hr/bln) = 75 hr/rotasi (tidak hujan)

Contoh RK CPT
PT. Nusantara Persada merupakan salah satu perusahan swasta. Perusahaan ini memiliki
81 blok, dengan luas blok masing-masing 30 Ha. Kegiatan di blok tersebut adalah
penyemprotan gulma dengan waktu/rotasi adalah 4 bulan. Tenaga semprot yang dimiliki
40 TK. Adapun prestasi kerja TK ialah 0,4 Hk/Ha (2,5 Ha/Hk). Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka hitunglah:

a. Rencana kebutuhan waktu (alternatif 1 dan 2)


b. Manajemen meminta agar 2.430 ha dikerjakan dalam 50 hr. Berapa rencana ha luas
CPT/hr? Berapa kebutuhan TK/hr ?

Jawab:

Diketahui:

22
Jumlah blok= 81@ 30 ha = 2.430 ha.
Waktu tersedia 1 rotasi = 4 bln (75 hari efektif).
TK Semprot yang ada = 40 TK.
Output TK = 0,4 Hk/Ha (2,5 Ha/Hk).
Output TK Total/Hr = 40 TK x 2,5 Ha/Hk = 100 ha/hr (3,3 blok).
Untuk memudahkan, dibuat target 90 ha/hr (3 blok) dengan TK sebanyak = 90 ha/hr :
2,5 ha/hk = 36 TK

Penyelesain:
a. Rencana Kebutuhan Waktu
Rencana Kebutuhan Waktu (Alternatif 1) = 2.430 ha : 90 ha/hr = 27 hari efektif
Rencana Kebutuhan Waktu (Alternatif 2):
Target hanya dibuat 60 ha/hr (2 blok) dengan 24 TK, maka
= 2.430 ha : 60 ha/hr = 40,5 hari efektif -> 41 hari efektif

b. Manajemen meminta agar 2.430 ha dikerjakan dalam 50 dan 75 hr. Berapa rencana
ha luas CPT/hr? Berapa kebutuhan TK/hr ?
Luas CPT/ha = 2.430 ha : 50 hr

= 48,6 ha CPT/hr

TK Dibutuhkan = 48,6 ha CPT/hr : 2,5 ha/hk


= 19,44 HK
Luas CPT/ha  = 2.430 ha : 75 hr
= 32,4 ha CPT/hr
TK Dibutuhkan  = 32,4 ha CPT/hr : 2,5 ha/hk
= 12,96 HK/hr -> 13 HK

Nama Lengkap :

NIM :

23
Prodi :
TTD :

ACARA PRAKTIKUM VII


IDENTIFIKASI BIBIT NORMAL DAN ABNORMAL
Dasar Teori
Pembibitan sangat menjaga kualitas bibit yang dihasilkan, sehingga
diperlukan seleksi bibit yang ketat untuk mencegah bibit yang bermutu rendah.
Pelaksanaan seleksi bibit di pre nursery dilakukan setiap satu bulan sekali, tetapi
seringkali kebun pembibitan melakukan seleksi pada saat menemukan bibit
abnormal di luar waktu yang telah ditetapkan. Seleksi ini dilakukan hingga bibit
diangkut oleh pembeli. Bibit yang telah dinyatakan abnormal, kemudian
dipisahkan dan dimusnahkan dengan cara di cincang.
Abnormalitas bibit di prenursery yang paling sering terjadi adalah daun
berpilin (twisted leaf). Hal ini disebabkan ketika dilakukan penanaman, posisi
plumula dan radikula terbalik, sehingga tunas berkembang memutar dan menjadi
berpilin. Selanjutnya yang banyak dijumpai adalah daun berkerut (Crinkle leaf)
yaitu bibit dengan pertumbuhan daun yang mengkerut terhambat di bagian
tengah yang menyebabkan pertumbuhan daun terhambat. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan (khususnya cekaman
kekeringan). Selain itu, dilapangan juga sering terlihat bibit terkena serangan
penyakit. Beberapa serangan penyakit Curvularia sebaiknya dipisahkan,
dibuang dan dimusnahkan.
Menurut PPKS (2003), perbedaan pertumbuhan bibit di pembibitan dapat
disebabkan oleh faktor genetis, gangguan hama dan penyakit, dan perbedaan
kultur teknis yang diterima masing-masing bibit. Kegiatan seleksi diharapkan
hanya pada tanaman abnormal yang disebabkan oleh faktor genetik saja,
sehingga diusahakan tidak terdapat kesalahan kultur teknis yang dapat
menyebabkan timbulnya tanaman abnormal (Rosa dan Zaman, 2017).
Pada pembibitan awal seleksi harus dilakukan sebelum tanaman
dipindahkan ke pembibitan utama untuk menghindari tanaman yang abnormal

24
dan kontaminasi dari bibit yang terkena penyakit (Soebagyo, 1997). Tanaman
normal pada umur 3 bulan biasanya memiliki 3-4 helai daun dan telah sempurna
bentuknya (Buana et al., 2003). Menurut Buana et al., (2003) persentase bibit
yang terseleksi saat transplanting ke pembibitan utama mencapai 5-10 %.
Seleksi bibit di PN sebaiknya dilakukan tiga tahap. Dengan memberi tanda yang
dibuat dari patok kayu kecil yang ujungnya di cat dan di tancapkan dalam polib
ag yang bibitnya tidak memenuhi syarat (abnormal). Seleksi pertama di lakukan
terhadap kecambah yang tidak tumbuh, ditandai dengan patok yang berwarna
putih. Seleksi kedua merupakan pra seleksi terhadap bibit-bibit abnormal
ditandai dengan patok berwarna biru, dan seleksi terakhir dilakukan terhadap
bibit yang diyakini tumbuh abnormal ditandai dengan patok berwarna merah
(Darmosarkoro et al., 2008). Menurut Soebagyo (1997) Kriteria seleksinya
yakni : daun seperti rumput (Grass leaf), daun bergulung (Rolled leaf), daun
berputar (Twisted leaf), daun tidak terbuka (Collante), daun berkerut (Crinkled
leaf), daun dengan strip kuning (Chimera), tanaman kerdil (Runt), tanaman sakit
(Diseased). Bibit-bibit tersebut harus dimusnahkan karena bisa merusak
pertanaman dan merugikan.

Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami beberapa teknik identifikasi bibit normal
dan abnormal, khususnya di pembibitan awal (pre-nursery).

Bahan dan Alat


Bahan-bahan yang digunakan, antara lain: bibit kelapa sawit, tanah dan pupuk
kandang/kompos. Alat-alat yang digunakan, antara lain: polibag, cetok, penggaris,
kertas label dan alat tulis.

Metode Praktikum
Mahasiswa melakukan pengamatan terhadap bibit yang normal dan abnormal dan kriteri
a/ciri-ciri dari masing-masing bibit tersebut, baik bibit normal dan abnormal. Hasil peng
amatan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel pengamatan yang terdapat di
bawah ini.

25
Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Hasil pengamatan seleksi bibit
Bibit normal Bibit abnormal Keterangan
1 1
2 2
dst dst

Jawab pertanyaan ini:


1. Jelaskan apa saja yang menjadi penyebab bibit kelapa sawit menjadi abnormal!
2. Jelaskan bagaimana menangani bibit kelapa sawit yang abnormal tersebut!

Daftar Pustaka dan Foto Dokumentasi

DAFTAR PUSTAKA
Buana, L., D. Siahaan dan S. Adiputra. 2003. Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 215 hal.

26
Darmosarkoro, W., Akiyat, Sugiyono, E. S. Sutarta. 2008. Pembibitan Kelapa Sawit
(Bagaimana Memperoleh Bibit yang Jagur). CV Mitra Karya. Medan 2008. 51p.
Lubis, AU. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Edisi 2. Pusat Pe
nelitian Kelapa Sawit. Medan.

PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit). 2014. Petunjuk teknis pembibitan kelapa sawit.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Rosa, R.N dan S. Zaman. 2017. Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elais
guineensis Jacq.) di Kebun Bangun Bandar, Sumatera Utara. Bul. Agrohorti 5 (3)
: 325-333.
Soebagyo F. X. 1997. Seleksi pada pembibitan kelapa sawit, hal. 27-31. Dalam K.
Panin, Z. Poeloengan, P. Purba, T. Hutomo, P.L. Tobing, dan M.L. Fadli (Eds.).
Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, Pengenalan Bahan Tanaman Kelapa
Sawit. PPKS. Medan.
Sudradjat., A. Darwis, R.F. Ramadhani, E. P. Ningsih, V.I. Sari. 2015. Optimasi Pupuk
Anorganik dan Organik untuk Meningkatkan Kualitas Bibit Kelapa Sawit. Cetakan
1. Bogor: PT Penerbit IPB Press. 50 hal.

Lampiran 1. Nama asisten praktikum


No. Nama Lengkap Nomor HP
1 Derry Dwi Indriarno, Amd 0857-8857-2773
27
2 Jaka Tri Pradana 0822-7784-3722
3 Ayu Paramitha 0813-7096-1269

28

Anda mungkin juga menyukai