Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS

(STH) PADA KUKU JARI TANGAN DAN KUKU JARI KAKI


PEMULUNG DI KECAMATAN SAGULUNG
KOTA BATAM TAHUN 2021

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi persyaratan sebagai


Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :
Muhammad Affan
11180022

AKADEMI ANALIS KESEHATAN


PUTRA JAYA BATAM
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS


(STH) PADA KUKU JARI TANGAN DAN KUKU JARI KAKI
PEMULUNG DI KECAMATAN SAGULUNG
KOTA BATAM TAHUN 2021

Disusun Oleh:
Muhammad Affan
11180022
Menyetujui, Tanda Tangan
Pembimbing,

Rosi Esa Gustina, M.Biomed


NIDN. 1001088901

Mengesahkan,
Direktur Akademi Analis Kesehatan
Putra Jaya Batam

Deny Soryatmodjo,S.Si.T MM
NIDN. 1029128601

Wakil Direktur I
Bidang Akademik dan Sistem Informasi

Rosi Esa Gustina., M.Biomed


NIDN. 1001088901

Ketua LPPM Akademi Analis Kesehatan


Putra Jaya Batam

Mawarani Manullang, S.Si, M.Si


NIDN. 0125099401
IDENTIFIKASI TELUR SOIL TRANSMITTED HELMINTHS
(STH) PADA KUKU JARI TANGAN DAN KUKU JARI KAKI
PEMULUNG DI KECAMATAN SAGULUNG
KOTA BATAM TAHUN 2021
Muhammad Affan1, Rosi Esa Gustina2

1. Mahasiswa Program Diploma-III Analis Kesehatan, E-mail: aaffaann@


gmail.com
2. Instansi Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya Batam, Dosen Pembimbing
Rosi Esa Gustina, E-mail: aakputrajayabatam20@gmail.com
Abstrak
Muhammad Affan, 2021, Rosi Esa Gustina. Identifikasi Telur Soil Transmitted
Helminths (STH) pada Kuku Jari Tangan dan Kuku Jari Kaki Pemulung di
Kecamatan Sagulung Kota Batam Tahun 2021. Program Studi D-III Ahli
Teknologi Laboratorium Medik. Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya Batam.
Prevalensi infeksi STH di Indonesia masih sangat tinggi terutama pada
golongan penduduk yang kurang mampu, yang pekerjaannya kontak langsung
dengan tanah atau sampah. Pemulung merupakan kelompok yang beresiko
terinfeksi oleh STH. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi telur STH
pada pada kuku jari tangan dan kuku jari kaki pemulung di Kecamatan Sagulung-
Kota Batam Tahun 2021. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif
dengan pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian
adalah 30 sampel kuku tangan dan kaki pemulung di Kecamatan Sagulung-Kota
Batam Tahun 2021. Hasil Pemeriksaan Kuku Jari Tangan dan Jari Kaki
Pemulung di Kecamatan Sagulung Kota Batam Tahun 2021, menunjukkan hasil
1 (7%) sampel kuku jari tangan dan jari kaki pemulung Positif telur Trichuris
Trichiura sedangkan 14 (93%) sampel lainnya menunjukkan hasil Negatif telur
STH
Kata kunci : Telur STH, Kuku Jari Tangan dan Kaki, Pemulung.

PENDAHULUAN
Nematoda Usus hidup (Safar, 2009).
disa-luran pencernaan manusia dan Infeksi cacing di Indonesia ma-
he wan. Manusia merupakan hospes sih merupakan masalah besar dalam
beberapa Nematoda intestinal. kesehatan masyarakat karena prava
Nematoda Usus terdapat beberapa lensinya masih tinggi yaitu kurang
spesies yang tergolong Soil lebih 45-65%, bahkan di wilayah
Transmilted Helminth dan Non Soil tertentu yang memiliki sanitasi
Trasmilted Helminth. Soil Transmil- lingkungan buruk, panas dan
ted Helminth yaitu Nematoda yang kelembapan tinggi prevalensi infeksi
dalam siklus hidupnya untuk menca cacing biasa mencapai 80%. Salah
pai stadium efektif, memerlukan satu hospes nematoda usus yaitu
tanah dengan kondisi tertentu. manusia (Ali, 2008).

1
Manusia merupakan hospes kan Trichinosis serta parasit yang pa
Nematoda Usus yang penularannya ling baru ditemukan, yaitu Cappilaria
terjadi melalui tanah atau Soil phillipinensis (Safar, 2010).
Transsmitted Helmints, sebagai Menurut Andaruni, dkk (2012)
tempat hidup dan berkembangnya beberapa faktor yang mempengaruhi
telur dan larva cacing sebelum infeksi cacing antara lain, sanitasi
menular ke tubuh manusia. Soil Tra lingkungan yang belum memadai,
nsmitted Helminth atau cacing yang keadaan ekonomi yang rendah didu
ditularkan melalui tanah adalah caci- kung oleh iklim yang sesuai untuk
ng yang dalam siklus hidupnya me - perkembangbiakkan cacing, faktor
merlukan stadium hidup di tanah personal hygiene diantaranya men
untuk berkembang menjadi bentuk cuci tangan, memotong dan mem
infeksi bagi manusia. Tanah merupa bersihkan kuku, penggunan alas
kan hospes perantara bagi perkem - kaki, dan faktor sanitasi lingkungan
bangan telur-telur atau larva cacing diantaranya, sumber air, kotoran
sebelum dapat menular dari seorang manusia dan sanitasi makanan.
terhadap orang lain. Jenis-jenis STH Pemulung adalah orang yang
antara lain Ascaris lumbricoides, memulung dan mencari nafkah
Trichuris trichiura, Hookworm, dan dengan jalan memungut serta
Strongyloides stercoralis (Safar, memanfaatkan barang-barang
2010). Ascaris lumbricoides dapat bekas, kemudian menjualnya
menimbulkan Ascariasis, Trichuris kepada pengusaha yang
trichiura dapat meniimbulkan Trichuri mengolahnya kembali menjadi
asis, Strongyloides stercoralis dapat barang komoditi. Berdasarkan latar
menimbulkan Strongylidiasis belakang tersebut, maka penulis
(Natadisastra, 2009). tertarik untuk melakukan penelitian
Non-Soil Transmitted Helmin- “IDENTIFIKASI TELUR SOIL
ths, merupakan nematoda usus ya- TRANSMITTED HELMINTHS (STH)
ng di dalam siklus hidupnya tidak me PADA KUKU JARI TANGAN DAN
mbutuhkan tanah, ada 3 jenis spesi- KUKU JARI KAKI PEMULUNG DI
es yang termasuk kelompok ini yaitu KECAMATAN SAGULUNG KOTA
Enterobius vermicularis (cacing kre- BATAM TAHUN 2021”.
mi) menimbulkan enterobiasis dan
Trichnella spiralis dapat menimbul -

1
Metode dengan larutan NaCl 0,9%, hingga ¼
Pengambilan Sampel tabung dan dengan menggunakan
Sampel Kuku jari Tangan batang pengaduk Kuku dihancurkan
dan Kuku jari Kaki dalam Penelitian menjadi sedimen yang homogen
dikumpulkan di kelurahan sagulung Selanjutnya, ditambahkan NaCl 0,9
baru, Kecamatan Sagulung. % hingga ¾ tabung melalui corong
Pengambilan sampel Kuku kain dua lapis, suspensi dipindahkan
menggunakan Pot Sample. Sampel ke dalam tabung sentrifus bervolume
kuku kemudian disimpan dalam Pot 15 ml kemudian disentrifuge dengan
Sample dan diberi label sesuai kecepatan 1500 rpm selama 15 me-
dengan sumber Kuku. Sampel Kuku nit, dengan hati-hati cairan superna-
yang telah terkumpul, selanjutnya tant ditumpahkan tanpa menggang-
dibawa ke Laboratorium Parasitologi gu sedimen lalu, tambahkan kembali
Akademi Analis Kesehatan Putra NaCl 0,9%, melalui mulut tabung,
Jaya Batam untuk dilakukan sedimen dihomogenkan dengan ca -
pemeriksaan. ra dikocok sedemikian rupa sehing-
ga menjadi suspensi yang homogen
Pemeriksaan Sampel kembali, lalu disentrifuge kembali
Pemeriksaan Nematoda usus di dengan kecepatan 1500 rpm selama
lakukan menggunakan Metode sedi- 15 menit kemudian pencucian dapat
mentasi. Metode Sedimentasi meru- diulangi hingga supernatan menjadi
pakan larutan deng berat jenis lebih jernih. Supernatant terakhir yang
rendah dari organisme parasite dan terbentuk, dengan hati-hati tanpa
memanfaatkan gaya sentrifugal, sehi mengganggu sedimen lalu dengan
ngga parasit dapat mengendap di memakai pipet, apabila apusan
bawah. metode yang cara kerjanya terlalu tebal, ke dalam cairan
didasarkan atas berat jenis larutan ditambahkan satu tetes larutan NaCl
yang digunakan. 0,9%. Apusan sedimen selanjutnya
Sampel Kuku, selanjutnya dila - diamati dibawah mikroskop.
kukan pemeriksaan menggunakan
metode sedimentasi, melalui rangkai Identifikasi Spesies dan Pemerik -
an tahapan berikut, Kuku yang telah saan Nematoda Usus
diambil dimasukkan ke dalam gelas Kuku yang telah terkumpul di-
beker berukuran 50 ml lalu Isi saring dengan menggunakan saring-

3
an. Kemudian Kuku hasil saringan Penelitian ini dimulai dengan
dimasukkan dalam beaker glass ke- pengambilan sampel pada masing-
mudian dimasukkan ke tabung reak- masing tempat pembuangan akhir
si. Ditambahkan Nacl 0,9% sebany- (TPA), tempat pembuangan
ak 3 ml dan diamkan selama 15 me- sementara (TPS) yang sebelumnya
nit setelah itu dihomogenkan. Kemu- pekerjan pemulung menandatangani
dian tambahkan NaCl 0,9% hingga lembar informed consent.
sama rata dan ditutup dengan cover Pengambilan dan pemeriksaan
glass dan didiamkan selama 15 me- sampel dilakukan satu kali dalam
nit kemudian cover glass diletakkan dua puluh empat jam selama
di objek glass lalu amati dibawah seminggu sehingga jumlah
mikroskop.. spesimen yang diperiksa sebanyak
Metode untuk mendeteksi Ne- 15 spesimen. Pada tiap spesimen
matoda Usus adalah dengan cara kuku dibuat menjadi 3 preparat yang
meletakkan sejumlah Kotoran kuku kemudian diamati di bawah
pada permukaan dan memeriksanya mikroskop. Dengan demikian
dengan perbesaran 10x. Feses terdapat 15x3 atau 45 pengamatan
kemudian diidentifikasi spesies dan terhadap telur cacing usus dengan
jenisnya. menggunakan mikroskop.
Referensi
Hasil dan Pembahasan
Ali. 2008. Hubungan Personal
Hasil hygiene dan Sanitasi
Lingkungan dengan Angka
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kuku
Kejadian Kecacingan (Soil
Jari Tangan dan Jari Kaki Pemulung
Transmitted Helminth) pada
di Kecamatan Sagulung Kota Batam
Petani Sayur di Kelurahan
Tahun 2021.
Maharatu Kecamatan
Marpoyan Damai Kota
Hasil Frekuens Persentas
Pemeriksaa i (n) e (%) Pekanbaru. Dinamika
n
Negatif 14 7%

Positif 1 93%

Total 15 100%

Pembahasan

4
Lingkungan Indonesia, 3(1), Edisi IV. Jakarta: Badan
Gandahusada S. 2008. Penerbit fakultas Kedokteran
Parasitologi kedokteran. Universitas Indonesia
Jakarta: Balai Penerbit FK- Tjay, Tan Hoan dan Kirana
UI. Rahardja, 2007, Obat-Obat
Hadidjaja,P.,dan Margono,S.S., Penting Khasiat,
2011. Dasar Parasitologi Penggunaan dan Efek-Efek
Klinik. Jakarta: Badan Sampingnya, Edisi Keenam.
Penerbit FKUI Jakarta :PT. Elex Media
Natadisastra, D. dan Agoes, R.2009. Komputindo.
Parasitologi Kedokteran: Widodo, H. 2013. Parasitologi
ditinjau dari organ tubuh kedokteran. Cetakan I.
yang diserang. Jakarta: EGC. Yogyakarta: D-Medika.
Prasetyo, H. 2013. Buku Ajar Zalkoni, A. 2010. Parasitologi untuk
Parasitologi Kedokteran keperawatan kesehatan
Parasit Usus. Jakarta: masyarakat dan teknik
Sagung Seto. lingkungan. Cetakan I.
Pusarawati, Suhintam., Ideham, Yogyakarta: Nuha Medik.
Bariah., Kusmartisnawati.,
Tantular, Indah S., Basuki,
Sukmawati. 2014. Atlas
Parasitologi Kedokteran.
Jakarta : EGC.
Purnomo, J. G., L. J. Magdalena., R.
Ayda., dan A. M. Harijani.
2007. Atlas Helmintologi
Kedokteran. Jakarta:
Gramedia.
Safar, R., 2010. Parasitologi
Kedokteran. Edisi 1. CV.
Bandung: Yrama Widya.
Siregar, C.J., 2006. Farmasi
Klinik Teori dan Penerapan.
Jakarta: Kedokteran EGC.
Soebaktiningsih, 2018, Hookworm.
Diktat Parasitologi
Kedokteran, Laboratorium
Parasitologi Universitas
Muhammadiyah Malang,
Malang, hal.15-20.
Soedarto. 2011. Pengobatan
Penyakit Parasit. Jakarta:
Sagung Seto.
Suriptiastuti. 2006. Infeksi Soil-
Transmitted Helminth :
Ascariasis, Trichiuriasis dan
cacing Tambang. Universa
Medicina.
Taniawati, S. 2011. Parasitologi
kedokteran edisi keempat.

5
4
4

Anda mungkin juga menyukai