Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RANCANGAN EKSPERIMEN

PRAKTIKUM TES MEMORI

Dosen Pengampu:

Eka Fitriyani, S.Psi., M.Psi.

Disusun oleh:
Siti Nurjanah
11960120892
Asisten Labor:
Vioni Safhira

Kelas:

5/E

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya
melimpah kepada hamba-Nya.Atas pertolongan Allah kami mampu
menyelesaikan penyusunan laporan tepat pada waktunya. Sholawat dan salam
tidak lupa saya ucapkan kepada panutan kita Baginda Rasulullah SAW, manusia
yang paling mulia akhlaknya.

Laporan ini saya susun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap materi
tersebut. Harapan kami setelah penyusunan laporan ini selesai, saya semakin
memaham. Semoga laporan ini bisa bermanfaat khususnya bagi saya selaku
penyusun

Saya menyadari bahwasanya dalam penyusunan laporan ini masih banyak


kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sangat
mengharapkan masukan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun. Semoga Allah SWT meridhoi usaha dan niat baik kita bersama
dalam upaya mewujudkan mahasiswa yang cerdas dan beriman.

Pekanbaru, 02 Desember 2021

Penyusun
Clara Dwi Oktavani
LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN

A. Profil

Nama Eksperimenter : Clara Dwi Oktavani


NIM : 11960124695
Nama Eksperimentee : Muhammad Iqbal
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Pendidikan : Mahasiswa S1
Nama Eksperimen : Tes Memori
Nomor Eksperimen :
Tanggal Eksperimen : 24 November 2021
Tempat Eksperimen : Fakultas Psikologi UIN Suska Riau
Asisten Labor :

B. Isi Laporan

I. Problematika
1. Bagaimana cara mengukur kebiasaan saat belajar?
2. Bagaimana trial dan error mempengaruhi hasil belajar?
II. Dasar Teori
Struktur ingatan dapat dibedakan menjadi tiga sistem, yaitu: (a) sistem
ingatan sensorik (sensory memory), (b) sistem ingatan jangka pendek atau
short term memory (STM), dan (c) sistem ingatan jangka panjang atau long
term memory (LTM). Sistem ingatan tersebut dikenal sebagai model
paradigma Atkinson dan Shiffrin yang telah disempurnakan oleh Tulving dan
Madigan (Solso, 1995).
a. Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)
Beberapa pengertian yang terkandung dalam memori jangka pendek antara
lain adalah: (a) pengelompokan aitem‐aitem ke dalam beberapa
bongkahan, dan (b) pemberian kode terhadap informasi. Masing‐masing
stimulus diberi kode secara berlainan berda‐ sarkan sifat‐sifat khas yang
dimiliki oleh rangsangan itu sendiri.
Memori jangka pendek memang exist berdasarkan dua premis, yaitu: (a)
sebagai proposisi umum seseorang mestinya dapat menahan informasi
dalam interval waktu yang singkat, dan (b) sesuai usulan Hebb bahwa
apabila aktivitas umum berlanjut sampai beberapa periode, perubahan
struktural pada kontak sinaptik diantara sel‐sel dapat membawa memori
setelahnya. 
b. Memori Jangka Panjang (Long Term Memory)
Kemampuan untuk mengingat masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari
memori jangka panjang. Sistem memori jangka panjang memungkinkan
kita untuk seolah‐olah hidup dalam dua dunia, yaitu dunia masa lalu
dan saat sekarang ini, dan oleh karenanya memungkinkan kita untuk
memahami mengalirnya tanpa henti dari pengalaman langsung. Hal‐hal
yang paling istimewa dari memori jangka panjang adalah kapasitasnya
yang tidak terbatas dan durasinya yang seolah‐olah tak pernah berakhir.
Secara umum memori jangka panjang dapat dibayangkan sebagai
tempat penyimpanan (gudang) semua informasi yang saat ini belum
perlu digunakan namun potensial untuk dapat diperoleh kembali bila
diperlukan. Menurut Bower (1975) beberapa macam informasi yang
tersimpan dalam memori jangka panjang meliputi:
a. model spasial dari alam di sekeliling kita, struktur simbolis yang
berkaitan dengan gambaran tentang suatu rumah, kota, negara, atau
planet dan informasi tentang dimana obyek‐obyek penting terletak
dalam peta kognitif tersebut,
b. pengetahuan hukum‐hukum fisika, kosmologi, sifat obyek dan segala
sesuatu yang terkait dengannya,
c. keyakinan kita terhadap orang, diri sendiri, dan tentang bagaimana
berperileku dalam situai sosial yang bervariasi,
d. nilai‐nilai dan tujuan sosial yang kita cari,
e. ketrampilan motorik dalam mengemudi, bersepeda dan sejenisnya;
keterampilan menyelesaikan masalah untuk berbagai situasi; rencana‐
rencana kita untuk mencapai sesuatu,
f. keterampilan perseptual dalam memahami bahasa atau
menginterpretasikan lukisan atau musik.
III. Hipotesis
a. Individu
Ada perbedaan kapasitas memori subjek, terutama jumlah
materinya, antara kata-kata yang tidak dimiliki arti dan tidak
berhubungan (Gol. A), kata-kata yang berarti dan tidak
berhubungan (Gol. B) lebih mudah diingat, sedangkan kata-kata
yang berarti dan berhubungan (Gol. C) sangat mudah diingat.
b. Kelompok
Ada perbedaan kapasitas memori subjek, terutama jumlah
materinya, antara kata-kata yang tidak memiliki arti dan tidak
berhubungan (Gol. A), kata-kata yang berarti dan tidak
berhubungan (Gol.B) lebih mudah diingat, sedangkan kata-kata
yang berarti dan berhubungan (Gol.C) sangat mudah diingat.
IV. Metode Penelitian
1. Metode: Eksperimen
2. Desain: The one Shot Case Study
V. Prosedur
A. Material
1. Words Stimulus Sheet
2. Kertas Pencatat Hasil
3. Pensil/Pena
4. Stop watch
B. Prosedur Pelaksanaan
1. Eksperimenter duduk berhadapan dengan eksperimentee/subjek
2. Eksperimenter membacakan instruksi “Saya akan membecakan
kepada beberapa kata-kata, tugas saudara adalah mendengarkan
saja sambil mengingat-ingatnya”.
3. Eksperimenter membacakan daftar kata-kata dengan nada yang
sama untuk setiap kata dengan cara: jarak antara kata-kata
sebanyak 2 detik, jarak antara seri golongan 10 detik, lalu jarak
ulangan sebanyak 15 detik, keseluruhan daftar kata diulang
bacakan sampai 5 kali.
4. Setelah eksperimenter selesai membacakan daftar kata-kata
tersebut, diadakan istirahat selama 15 menit. Selama jeda waktu
tersebut, diisi dengan pembicaraan, dan eksperimentee/subjek tidak
diberi kesempatan untuk mengingat-ingat lagi.
5. Kemudian Eksperimeter dan eksperimentee duduk lagi berhadapan
dengan memberikan intruksi “Sekarang Saya akan membacaan
pada saudara satu kata, dan tugas saudara adalah langsung
mengatakan pasangan dari kata-kata tersebut”
6. Bila eksperimentee/Subjek menyebut dengan Benar, Eksperimenter
langsung meneruskan menyebutkan kata berikutnya, bila
eksperimentee belum dapat menjawab maka diberi waktu 4 detik,
bila gagal dihitung sebagai salah.
7. Eksperimentee menuliskan setiap jawaban Eksperimentee dalam
lembar kertas pencatatan hasil. Benar diberi skor 1 dan salah diberi
skor 0
8. Skoring: Tuliskan benar dan salahnya pasangan kata-kata yang
disebutkan oleh eksperimentee
VI. Pencatatan Hasil
1. Data Pribadi
Subjek Skor Golongan A Golongan B Golongan C
Muhammad (ABC) (BCA) (CAB)
Iqbal Benar 5 10 8
Salah 5 0 2
5
X A= =0.5
10
10
X B= =1
10
8
¿ XC= =0,8
10
2. Data Kelompok

No Nama Subjek Golongan A Golongan B Golongan C


1 Annisak Rofifah 9 10 10
2 Fatimah Fiony R 2 4 8
3 Hazza Nabila 7 10 10
4 Ifi Anjeli 10 9 10
5 Indah Fariza Putri 3 3 9
6 Masyitah 4 6 10
7 Muhammad Iqbal 5 10 8
8 Nada Fiyona 2 3 10
9 Rana Syifa 6 9 10
10 Siti Nurjana 2 7 10

VII. Pengolahan Hasil


Statistik A B C Total
N 10 10 10 30
∑x 50 71 95 216
X 5 7.1 9.5 21.6
∑2 328 581 909 1818
X

∑ x =Total hasil kelompok pergolongan


X =∑ x : N
.∑
X
2 = Hasil masing-masing individu dikali dengan 2, setelah itu

dijumlahkan total hasil perkalian nya.

1. Uji Signifikansi
DbA= 2 Dbd= 27 F5% = 3.35
F0A = 8.49
F0A< F5% Signifikan
8.49 > 3.35 = Signifikan
Terdapat perbedaan ingatan dalam menghafal kata golongan ABC,
BCA, dan CAB.
2. Uji T:
a. tAB
tAB< t5% Tidak Signifikan
−¿ 1.92 < 3.35
Tidak adanya perbedaan ingatan dalam menghafal antara golongan
tanpa arti dan tidak berhubungan dengan golongan berarti dan tidak
berhubungan.
b. tAC< t5% Signifikan
− 4.12 > 3.35

Adanya perbedaan ingatan dalam menghafal antara golongan tanpa


arti dan tidak berhubungan dengan golongan berarti dan tidak
berhubungan.

c. tBC.....t5%=
tBC< t5% Tidak Signifikan
−2.20>3.35
Tidak adanya perbedaan ingatan dalam menghafal antara golongan
tanpa arti dan tidak berhubungan dengan golongan berarti dan tidak
berhubungan.

Uji Signifikansi Pasangan


Dbd= 27 t5% = 3.35
3. Hasil SPSS Uji One Way Anova
a. Berdasarkan table descriptive statistic
Mean golongan A 5.00
Mean golongan B 7.10
Mean golongan C 9.50
SD golongan A 2.94
SD golongan B 2.92
SD golongan C 0.85

Nilai minimum pada golongan A = 2 dan maksimum = 10


Nilai minimum pada golongan B = 3 dan maksimum = 10
Nilai minimum pada golongan C = 8 dan maksimum = 10
b. Berdasarkan table homogeneity of variance diketahui
Berdasarkan levene statistic, based on mean 7.59, based on
median 6.60, based on median on with adjusted df 0.006, based
on trimmed mean 0.002.
Nilai probability 0.05
Kesimpulan: Ditemukan nilai signifikan<probability, yang
berarti tidak signifikan. Maka dari itu, tidak terdapat perbedaan
kapasitas memori pada golongan berarti dan tidak berhubungan,
serta golongan berarti dan berhubungan.
c. Berdasarkan uji one way anova, diketahui
F 8.481
F5% 3.35
F> F5% data signifikan, terdapat perbedaan kapasitas memori
pada kata golongan tanpa arti dan tidak berhubungan, golongan
berarti dan tidak berhubungan, serta golongan berarti juga
berhubungan.
VIII. Kesimpulan
1. Jika stimulus yang jenisnya berbeda berupa pasangan kata tidak bermakna,
bermakna tidak berhubungan, bermakna saling berhubungan, maka daya
ingatnya akan berbeda dengan sangat signifikan. Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna
dan pasangan kata bermakna tidak berhubungan, maka ada perbedaan
daya ingat yang signifikan. Hipotesis diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata tidak bermakna
dan pasangan kata bermakna saling berhubungan, maka terdapat
perbedaan daya ingat yang sangat signifikan. Hipotesis diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa pasangan kata bermakna tidak
berhubungan dan pasangan kata bermakna saling berhubungan, maka
tidak terdapat perbedaan daya ingat yang signifikan. Hipotesis ditolak.
2. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata, maka
pasangan kata-kata yang dapat diingat dipengaruhi oleh urutan penyajian.
Hipotesis diterima.
a. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata,
maka urutan penyajian awal dan tengah tidak mempengaruhi pasangan
kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis diterima.
b. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata,
maka urutan penyajian awal dan akhir tidak mempengaruhi pasangan
kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis diterima.
c. Jika seseorang diberi stimulus berupa sejumlah pasangan kata-kata,
maka urutan penyajian tengah dan akhir secara sangat signifikan
mempengaruhi pasangan kata-kata yang dapat diingat. Hipotesis
diterima.
IX. Diskusi
Berdasarkan teori tersebut dijelaskan bahwa memori adalah
keseluruhan pengalaman masa lalu yang dapat diingat. Dalam eksperimen
ini, kami menemukan bahwa subjek diberikan sepasang kata tidak
bermakna, sepasang kata bermakna tetapi tidak relevan, dan sepasang kata
bermakna terkait. Kata-kata itu diberikan untuk diingat oleh subjek selama
15 menit, tetapi tidak dapat diulang kembali jika waktu telah habis.
Seharusnya terdapat perbedaan perlakuan eksperimen B dan C,
tetapi dikarenakan kondisi fisik ruangan tes yang kurang kondusif
menyebabkan tes dilakukan secara bersama-sama dengan eksperimentee
yang lain.

X. Kegunaan sehari-hari
Memori memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Jika kita
lakukan aktivitas berpikir maupun menalar, maka sebahagian besar kita
menggunakan fakta dari memori atau ingatan kita. Kita menggunakan
konsep waktu dengan menghubung-hubungkan masa sekarang dengan
masa lalu serta membuat perencanaan untuk masa datang. Hal tersebut
dimungkinkan dengan adanya fasilitas fungsi memori kita yang kuat dan
dapat disesuaikan pada berbagai situasi.
XI. Catatan/evaluasi terhadap proses pelaksanaan
a. Fisik: Kondisi ruangan selama tes sangat baik, akan tetapi jumlah
mahasiswa yang mengikuti percobaan tes ini sangat banyak,
sehingga membuat suasana sedikit bising selama tes berlangsung.
Tes dilakukan pada waktu siang hari, sehingga ruangan ber-AC
dapat menjaga suasana tetap sejuk dan tidak terasa panas.
b. Psikologis: Subjek terlihat sangat santai dan nyaman saat dan
sebelum tes dimulai, saat sesi menghafal kata subjek terlihat sangat
relax tanpa terlihat terbebani, yang menyebabkan subjek dapat
mengikuti tes dengan baik.
c. Asisten: Menyampaikan instruksi dengan sangat baik dan mudah
dimengerti.
Referensi

Bhinnety, M. (2008). Struktur dan proses memori. Buletin Psikologi, 16(2).

Bower, G. H., Karlin, M. B., & Dueck, A. (1975). Comprehension and memory
for pictures. Memory & cognition, 3(2)

Musi, MA. (2021). Neurosains: Menjiwai Sistem Saraf dan Otak. Kencana

Riyadi, I. (2015). Model Pembelajaran Berbasis Metakognisi Untuk Peningkatan


Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran IPS. Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai