PSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimentar :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : Memory
8. Nomor Eksperimen : 01/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 13.00-13.45 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi
I. PROBLEM
1. Apakah memory / ingatan bersifat tunggal?
2. Apakah kapasitas ingatan pada materi yang berbeda hasilnya sama?
1
disimpan hanya dipertahankan selama informasi itu masih
dibutuhkan (beberapa menit/jam), yang tidak dibutuhkan hilang.
3. Memory jangka panjang yaitu suatu proses penyimpanan informasi
yang relatif permanen, disebut pula Long-term memory, yaitu meliputi
ingatan informasi selama sehari atau lebih.
Jadi semua orang memiliki 3 jenis macam memory tersebut hanya
bagaimana cara individu untuk merecallnya kembali menjadi ingatan
yang akan muncul sekarang.
III. HIPOTESA
1. Hipotesis Umum
Jika interest (keinginan yang kuat) timbul dari subjek karena
diberikan materi yang berbeda isinya maka hasil reaksinya akan
berbeda-beda mengenai materi yang bisa diingat (meaning fullness)
dari kata-kata yang berarti dan yang tidak berarti (nosense
syllables).
2. Hipotesis Operasional
Jika kata-kata yang diberikan ada yang berarti maka orang mudah
untuk mengingat tetapi kata-kata yang diberikan tidak berarti maka
orang susah untuk mengingat, namun masalah ingatan seseorang
dipengaruhi pula variabel gizi yang dikonsumsikan. Gamgenora
(2014) kekurangan gizi bisa mempengaruhi cara berpikir
seseorang, ini karena ketidakstabilan kerja adrenalin dan lain-lain
dalam tubuh seseorang.
V. PROSEDUR
1. Material:
a. Daftar rangsang kata-kata
b. Kertas pencatatan hasil
2
2. Pelaksanaan:
1) Eksperimenter duduk dengan berhadapan dengan subjek
2) Eksperimenter membacakan berkali-kali kata-kata dengan
instruksi : “Saya akan membacakan kepada saudara beberapa
kata, tugas saudara hanya mendengarkan saja sambil mengingat-
ingatnya”.
3) Bacakan kata-kata dengan nada yang sama untuk tiap-tiap kata
dengan cara : jarak antara kata-kata 2 detik, jarak antara seri 10
detik, lalu jarak ulangan 10 detik. Keseluruhan bahan diulang
bacakan 5 kali.
4) Adakan istirahat selama 15 menit dengan diisi pembicaraan,
jangan diberikan kesempatan kepada subjek untuk mengingat-
ingat lagi.
5) Lalu duduk lagi berhadapan, instruksi lagi sebagai berikut :
“Sekarang saya akan membacakan kepada saudara satu kata,
dan tugas saudara adalah mengatakan pasangan dari kata
tersebut”.
6) Bila subjek menyebutkan benar, eksperimenter langsung
meneruskan menyebutkan kata yang berikutnya. Bila belum dapat
menyebutkan, ditunggu 4 detik, bila gagal dihitung sebagai salah.
Tabel Hasil
Kata-kata
Percobaan
yang betul Kesalahan
diingat
Golongan A 1 9
Golongan B 3 7
Golongan C 3 7
B. Kelompok
3
Golongan
No. Subjek
A Eror B Eror C Eror
Tachia
1. 4 6 6 4 10 0 16 36 100
(Irwan)
2. Ari (Ana) 1 9 3 7 3 7 1 9 9
Hendra
3. 1 9 1 9 5 5 1 1 25
(Suci)
Rina
4. 3 7 3 7 8 2 9 9 64
(Ayu)
Novi
5. 1 9 1 9 5 5 1 1 25
(Ilham)
Danti
6. 5 5 5 5 8 2 25 25 64
(Erlina)
Frandi
7. 3 7 5 5 9 1 9 25 81
(Bella)
Lintang
8. 1 9 2 8 5 5 1 4 25
(Hanifah)
Renato
9. 7 3 6 4 8 2 49 36 64
(Lemos)
∑=9 26 32 61 112 146 457
Keterangan :
A : Kata-kata yang tidak barmakna
B : Kata-kata yang bermakna tidak saling berhubungan
C : Kata-kata yang bermakna dan saling berhubungan
Perbandingan 1, 3, 3
4
= 1/10 = 0,1
= 3/10 = 0,3
= 3/10 = 0,3
Terlihat = < =
a=3
B. Kelompok
No Subjek A B C Total
1 N 9 9 9 27
2 ∑X 26 32 61 119
3 ∑X2 112 146 457 715
4 X 2,89 3,56 6,78 13,23
Jkt = ∑ 695,579
Jkd = ∑
= 715 -
= 715 – (75,111) + (113,778) + (413,444)
= 715 – 602,333
= 112,667
= 582,912
Dbd = n–a
= 27 – 3 = 24
Dba = a–1
= 3–1=2
Mkd =
MkA =
F0A =
5
Uji Signifikan FOA
Dba =2 F1% = 5,61
Dbd = 21 F5% = 3,40
Dbd = t 1% = 2,797
→
t 5% = 2,064
Uji Joli
t AB =
t AC =
t BC = = 3,153
Uji Signifikan
t AB < t5% → tidak signifikan
VIII. KESIMPULAN
A. Individu
Golongan B dan C lebih mudah diingat dibandingkan golongan A. Hal ini
berarti individu lebih mudah mengingat kata-kata yang bermakna dan
kata-kata yang berhubungan dibandingkan kata-kata yang tidak
bermakna dan tidak berhubungan.
B. Kelompok
1. Tidak ada perbedaan kapasitas ingatan antara golongan A dan B.
Jadi hipotesis diterima.
2. Ada perbedaan kapasitas ingatan yang sangat signifikan antara
golongan A dengan golongan C. Sehingga hipotesis diterima.
6
3. Ada perbedaan kapasitas ingatan yang sangat signifikan antara
golongan B dengan golongan C. Jadi hipotesis diterima.
IX. DISKUSI
7
DAFTAR PUSTAKA
Gamgenora, F. 2014. Psikologi Belajar Apa Sebab Habis Belajar Lalu Lupa.
Yoyakarta: Bajawa Press.
8
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimenter :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : Problem Solving
8. Nomor Eksperimen : 02/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 13.50-15.00 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi
I. PROBLEM
9
pemrosesan informasi dari stimulus yang diterima, sampai pemecahan
masalah atau goal state. Jadi berpikir merupakan proses kognitif yang
berlangsung antara stimulus dan respons.
Menurut Ahmadi (1992) berpikir merupakan aktivitas psikis yang
internasional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problem
(masalah) yang harus dipecahkan. Dengan demikian dalam berpikir itu
individu menghubungkan pengeritan satu dengan pengertian lainnya
dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi.
Menurutu para ahli logika (dalam Ahmadi, 1992) ada tiga fungsi
individu berpikir yakni membentuk pengertian, membentuk pendapat/opini
dan membentuk kesimpulan.
1. Membentuk pengertian merupakan suatu perbuatan dalam
proses berpikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) yang bersifat
riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat hakikat sesuatu.
2. Membentuk pendapat dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan
pikir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu
dengan lainnya, antara pengertian satu dengan pengertian
lainnya dan dinyatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk kesimpulan, dapat diartikan sebagai membentuk
pendapat “baru” yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang
sudah ada.
Suharnan (2005) mengungkapkan bahwa proses berpikir secara
normal meliputi tiga komponen pokok yaitu pertama berpikir merupakan
aktivitas kognitif yang terjadi di dalam mental atau pikiran seseorang,
tidak nampak, tetapi dapat disimpulkan berdasarkan perilaku yang
tampak. Kedua berpikir merupakan suatu proses yang melibatkan
bebrapa menipulasi pengetahuan di dalam sistem kognitif. Artinya bahwa
pengalaman individu atau pengetahuan yang dimiliki individu yang
tersimpan dalam memorynya digabungkan dengan informasi sekarang
sehingga mengubah pengetahuan seseorang mengenai situasi yang
sedang dihadapi. Ketiga, aktivitas beripikir diarahkan untuk menghasilkan
pemecahan masalah. Seperti seorang pemain catur setiap langkahnya
diatur guna memenangkan pertandingan. Walaupun langkah yang
individu ambil tidak semua berhasil atau tidak memecahkan masalah.
10
III. HIPOTESA
A. Individu
Ada perbedaan waktu yang dipakai dalam melaksanakan puzzle
dengan menggunakan petunjuk, semi petunjuk dan tanpa petunjuk sama
sekali. Ada perbedaan error antara puzzle yang dengan menggunakan
petunjuk, semi petunjuk dan tanpa petunjuk sama sekali.
B. Kelompok
V. PROSEDUR
A. Material
1. Alat tes puzzle
2. Blangko jawaban/blangko tes
3. Stop watch
4. Addo check
B. Pelaksanaan
1. Subyek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan
dengan tester.
2. Sebelum mulai diadakan approach oleh tester pada subyek
agar suasana tidak begitu kaku.
3. Setelah semua selesai baru oleh tester dibacakan untuk
mendengar soal puzzle tersebut.
4. Instruksi : “dihadapan saudara ada suatu pola tertentu yang
sebentar lagi akan saya rusak, tugas saudara adalah menyusun
11
kembali pola yang telah rusak tersebut sehingga berbentuk seperti
semula. Perhatikan baik-baik. Kemudian kerjakan seteliti mungkin
setelah kami beri tanda untuk mulai”.
C. Scoring
1. Waktu reaksi, dicatat secara global mulai dari disajikan sampai
bagian terisi dengan betul.
2. Error, setiap percobaan untuk meletakkan kepingan dan ternyata
tidak tepat pada tempatnya itu dicatat error, untuk satu macam
board maka ada sejumlah error tertentu sehingga nanti akan
didapatkan tiga macam error dan waktu reaksi untuk ketiga
macam board itu.
D. Analisis hasil
Dari hasil yang didapat bisa dilihat apakah ada perbedaan yang
signifikan/meyakinkan antara tes puzzle yang dengan menggunakan
petunjuk tertentu (guide) dengan yang tidak. Hal ini dapat digunakan
untuk menentukan proses berfikir subyek. Analisis dengan
menggunakan statistik.
B. Kelompok
BI B II B III
No.
Subjek Waktu Error Waktu Error Waktu Error
12
Tachia
1 281 10 874 30 741 39
(Irwan)
Ari
2 273 18 1783 124 1124 131
(Ana)
Hendra
3 188 36 1256 100 780 95
(Suci)
Rina
4 335 22 1040 80 1367 85
(Ayu)
Novi
5 209 23 696 53 840 77
(Ilham)
Danti
6 198 17 1184 80 1103 100
(Erlina)
Frandi
7 200 12 1000 24 1836 36
(Bella)
Lintang
8 349 13 1266 46 1099 37
(Hanifah)
Renato
9 240 5 420 15 480 10
(Lemos)
SPM
13
VII. PENGOLAHAN HASIL
A. Individu
Percobaan Waktu Error Keterangan
B. Kelompok
BI B II B III
No. SPM
Subjek Waktu Error Waktu Error Waktu Error
Tachia
1 281 10 874 30 741 39 48
(Irwan)
Ari
2 273 18 1783 124 1124 131 42
(Ana)
Hendra
3 188 36 1256 100 780 95 52
(Suci)
Rina
4 335 22 1040 80 1367 85 40
(Ayu)
Novi
5 209 23 696 53 840 77 36
(Ilham)
Danti
6 198 17 1184 80 1103 100 47
(Erlina)
Frandi
7 200 12 1000 24 1836 36 28
(Bella)
Lintang
8 (Hanifa 349 13 1266 46 1099 37 48
h)
Renato
9 (Lemos 240 5 420 15 480 10 40
)
14
TOTAL 2273 156 9519 552 9370 610 381
1057, 1041,
RATA-RATA 252,55 17,33 61,33 67,77 42,33
66 11
Time
6305420,67
2494527,11
JKA = JkT – Jkd = 6305420,67– 2494527,11= 3810893,56
Dbd = N – b = 27 – 3 = 24
DbA = b – 1 = 3 – 1 = 2
103938,63
1905446,78
18,33
Uji signifikansi
Dba = 2 f1% = 5,61
Dbd = 24 f5% = 3,40
15
Uji t Pasangan
Data
I II III Total
statisik
N 9 9 9 27
156 552 610 1318
37450,075
16
23883,6
Dbd = N – b = 27 – 3 = 24
DbA = b – 1 = 3 – 1 = 2
Uji signifikansi
Dba = 2 f1% = 5,61
Dbd = 24 f5% = 3,40
FOA > f1% = > Sangat signifikan
Uji t Pasangan
Dbd = N – 3 = 24
17
t1% = 2,797
t5% = 2,064
X
No. Subjek Y (SPM) X2 Y2 XY
(Time)
= = 0,172
18
N=9
r1% = 0,7977
r5% = 0,6664
VIII. KESIMPULAN
A. Individu
1. Ada perbedaan waktu yang digunakan subyek dalam menyelesaikan
masalah antara puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit petunjuk
dan tanpa petunjuk, dimana waktu yang terkecil pada puzzle yang
sedikit petunjuk sedangkan waktu terbesar digunakan puzzle yang
menggunakan petunjuk dan tanpa petunjuk. Jadi hipotesis diterima.
2. Ada perbedaan error yang dilakukan subyek untuk menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit petunjuk dan tanpa
petunjuk, dimana error terbanyak terjadi ketika menyelesaikan puzzle
yang tanpa petunjuk dan error paling sedikit ketika menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk. Jadi hipotesis diterima.
B. Kelompok
1. Ada perbedaan waktu yang sangat signifikan dalam menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk dan tanpa menggunakan
petunjuk, jadi hipotesisi ditolak.
2. Ada perbedaan error yang sangat signifikan ketika menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk dan sedikit petunjuk, jadi
hipotesis diterima.
3. Ada perbedaan error yang dilakukan ketika menyelesaikan dengan
menggunakan sedikit petunjuk dan tanpa petunjuk, jadi hipotesis
diterima.
4. Ada perbedaan waktu yang sangat signifikan ketika menyelesaikan
puzzle dengan petunjuk dan tanpa petunjuk, jadi hipotesis diterima.
5. Tidak ada korelasi hasil tes SPM dengan lama pengerjaan
pemecahan masalah pada puzzle.
19
IX. DISKUSI
A. Individu
Terdapat perbedaan waktu dan error antara pemecahan
masalah pada puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit petunjuk
dan tanpa petunjuk. Hal ini menandakan bahwa seseorang lebih
mudah menyelesaikan masalah dengan menggunakan sedikit
petunjuk.
B. Kelompok
Ada perbedaan waktu dan error pada pengolahan hasil
kelompok antara puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit
petunjuk dan tanpa petunjuk. Hal ini menunjukkan bahwa orang lebih
mudah menyelesaikan masalah dan sedikit melakukan kesalahan
ketika menggunakan sedikit petunjuk.
Adapun dengan tes SPM tidak ada korelasi dengan puzzle pada
pemecahan masalah.
20
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan lepas dengan
suatu masalah. Untuk memecahkan suatu masalah seseorang harus bisa
berfikir dan mencari solusi maupun petunjuk-petunjuk yang ada untuk
mengarahkan pada penyelesaian masalahnya. Petunjuk yang ada bisa
didapat dari pengalaman pribadinya ataupun pengalaman ketika melihat
orang lain yang akan membuat individu tepat dalam mengambil
keputusan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimenter :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : PIN BOARD
8. Nomor Eksperimen : 03/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 15.00-15.10 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi
I. PROBLEM
23
barang tertentu. Dengan demikian sikap merupakan suatu kecenderungan
individu untuk bertindak dengan cara tertentu. Menurut Walgito (2003)
kesediaan individu untuk bereaksi terhadap sesuatu hal yang dikenal disebut
dengan attitude, bila kita mempunyai sikap terhadap objek tertentu, yang
merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan. Sedang menurut Baron
dan Byrne, jga Myers dan Gerungan (dalam Walgito, 2003) bahwa sikap itu
mengandung 3 komponen yang membentuk struktur sikap yaitu:
1. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-
halyang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi
terhadap objek sikap.
2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan hal yang negatif.
3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak
terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,
yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
Komponen-komponen tersebutlah yang merupakan komponen dalam
membentuk struktur sikap individu yaitu kognitif, afeksi, dan konatif.
III. HIPOTESA
1. Hipotesis Umum
Jika lubang-lubang pada pin board sebagai rangsang dengan kondisi
tertentu maka ada waktu reaksi untuk mengisi stick pada lubang-lubang
pin board tersebut.
2. Hipotesis Operasional
Mengisi stik kedalam lubang pin board dengan standard waktu yang
sudah ditentukan maka merespon seseorang untuk melakukan dengan
ekspresi cepat dan cekatan sehingga bisa terjadi kesalahan. Namum
untuk bisa efektif maka tergantung pula mood atau emosi dan
konsentrasi pikiran.
24
IV. METODE PENELITIAN
Metode : Eksperimental
Desain : The one shot case study
V. PROSEDUR
A. Material
a. Pin board apparatus
b. Stop watch
c. Addo check
d. Alat pencatat hasil
B. Prosedur pelaksanaan
1) Eksperimenter memberi petunjuk kepada subjek
2) Subjek duduk menghadap alat, dengan tangan memegang benda-
benda yang akan dimasukkan ke dalam lubang
3) Instruksi : saudara di sini ada papan yang berlubang dan stick kecil
yang pendek-pendek. Tugas saudara adalah mengisi lubang ini
dengan stick. Secara berturut-turut seperti petunjuk awal. Bila
saudara mendengar ketukan saudara harus pindah ke deret yang
berikut.
C. Penilaian
1) Segala kesalahan dicatat dan beberapa lubang yang terisi dari
masing-masing deret.
2) Kecepatan subyek ditransformir dari time limit ke work limit,
dengan formula : (10/….) x 10 detik.
3) Observasi Umum
1. Gugup...................................................tenang
2. Tergesa-gesa........................................berhati-hati
3. Ceroboh...........................................................teliti
25
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, subyek mengerjakan
tes pin board ini dengan tenang, terlihat dari cara subjek memasukan
stick ke dalam lubang. Selama tes juga tidak terdapat kesalahan
seperti jatuhnya stik ke dalam papan.
B. Kelompok
Work 2
Lubang Work Work Work2
No. Subjek Limit
Terisi Limit Standard Standar
(x2)
1 Tachia 7,1 14,08 10 198,25 100
2 Ari 7,5 13,33 10 177,69 100
3 Hendra 6,6 15,15 10 229,53 100
4 Rina 8,4 11,90 10 141,61 100
26
5 Novi 7,3 13,69 10 187,42 100
6 Danti 8,3 12,05 10 145,20 100
7 Frandi 7,5 13,33 10 177,69 100
8 Lintang 7,6 13,16 10 173,19 100
9 Renato 8,7 11,49 10 132,02 100
N 10 10
∑X 133,9 100
∑X2 1800,85 1000
X 13,39 10
0,795 0
0,088 0
= 0,088
SDbm =
t0 =
Uji Signifikan
Dba =1
Dbd = ∑N – 2 = 20 – 2 = 18
t 1% = 2,878
t 5% = 2,101
t0 > t1% => Sangat Signifikan
Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan antara work limit dan work
standar.
27
B. Kelompok
N 9 9
∑X 118,18 90
∑X 2
1562,6 900
X 13,13 10
SD2 1,225 0
SDm2 0,153 0
= 0,153
SDbm =
t0 = 8,025
Uji Signifikan
Dba =1
Dbd = ∑N – 2 = 18 – 2 = 16
t 1% = 2,921
t 5% = 2,119
t0 > t1% => Sangat Signifikan
Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan antara work limit dan work
standar.
VIII. KESIMPULAN
2. Kelompok
Sesuai hasil analisis dari kelompok ada perbedaan yang signifikan
karena t0 > t1% sehingga hipotesis nihil diterima, ini menandakan
individu-individu dalam kelompok belum cekatan dalam melakukan
sesuatu. Tetapi sesuai hasil tes dalam tabel terlihat setiap orang rata-
rata memasukan tujuh buah stick ke dalam lubang. Ini menandakan
pula kelompok ini ada usaha sekalipun tidak maksimal.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimentar :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : Muller Lyer Ilusi
8. Nomor Eksperimen : 04/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 15.15-15.45 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi
I. PROBLEM
1. Sampai sejauh mana ketepatan subjek dalam mempersepsikan
panjang suatu ruas garis yang diberi sebagai stimulus
2. Apakah terdapat kesalahan ketika mempresepsikan estimasi
panjang ruas garis?
31
dilihat. Tetapi tidak semua hal yang dilihat dapat dipersepsi, ini tergantung
pada perhatian individu dalam melihat hal tersebut.
Menurut Irwanto (2002) kesalahan persepsi disebut ilusi, yaitu
memperoleh kesan yang salah mengenai fakta-fakta objektif yang oleh alat
indra kita. Ilusi pula bisa terjadi karena kebiasaan rangsang-rangsang kita
dalam mengenali rangsang yang dengan mudah menimbulkan ilusian bila
rangsang yang diamati terlalu kompleks, maka rangsang tersebut dapat
menututupi fakta-fakta objektif dari objek atau gejala tertentu. Berdasarkan hal
tersebut maka setiap individu memiliki hasil persepsi yang berbeda antara
individu satu dengan individu lain, karena persepsi itu bersifat individual,
Davidoff 1981 (dalam Walgito, 2003).
III. HIPOTESA
1. Hipotesis Umum
Jika ada dua macam rangsang pada alat ini, yang satu sebagai
standar stimulus dan yang lain sebagai variabel stimulus, lalu diberikan
pada subjek untuk menggerakan dari dua arah, yaitu dari dalam dan luar
maka perkiraan ketepatan terdapat standar stimulus maka akan berbeda.
2. Hipotesis Operasional
Apabila ada dua macam stimulus, satu sebagai standar stimulus
dan yang lain sebagai variabel stimulus yang digerakan subjek lima kali
dari dalam dan lima kali dari luar maka subjek akan memberikan
perkiraan yang tidak tepat, sebab sesuatu yang dilakukan berulang- ulang
dalam waktu relatif singkat bisa membuat orang menyimpang dari
perkiraan yang tepat.
Metode : Eksperimental
Desain : the one shot case study
V. PROSEDUR
1. Subjek duduk dikursi yang telah disediakan menghadapi papan illusi
dengan jarak 2 meter.
32
2. Subjek diberi instruksi untuk menebak kira-kira seberapa tepatnya
terhadap standard stimulus.
3. Setiap subjek mengalami 10 kali percobaan, yaitu 5 kali Inward dan
5 kali Outward.
N= 5
B. Kelompok
33
VII. PENGOLAHAN HASIL
A. Pengolahan Hasil Inward dan Outward
1. Individu
Data Statistik antara Inward dan Outward
N 5 5
∑X 103,9 87,6
∑X2 2163,67 1551,58
X 20,78 17,52
0,934 3,366
0,233 0,841
*Outward
= =
= 0,233
*Inward
= =
= 0,841
Analisis Data
SDbm =
t0 =
Uji Signifikan
Dbd = ∑N – 2 = 10 – 2 = 8
t1% = 3,355
t5% = 2,306
t0 > t5% => Signifikan
Jadi, ada perbedaan pada besarnya estimasi dalam pengamatan
Inward dan Outward
2. Kelompok
34
Data statistik antara inward dan outward.
*Inward
*Outward
Analisis Data
SDbM = = = 1,566
t0 = 0,07
Uji Signifikan
Dbd = ∑N – 2 = 18 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,119
t0 < t5% => Tidak Signifikan
Jadi tidak ada perbedaan pada besarnya estimasi dalam
pengamatan Inward dan Outward
35
Data Statistik antara variabel stimulus dengan standard stimulus
N 10 10
∑X 191,5 300
∑X 2
3715,25 9000
X 19,15 30
4,8 0
0,53 0
= =
= 0,53
Analisis Data
SDbm =
Uji Signifikan
Dba = 1
Dbd = ∑N –2= 10 –2= 8
t1% = 3,355
t5% = 2,896
t0 > t1% => Sangat Signifikan
2. Kelompok
N 18 18
∑X 368,63 540
∑X2 7722,63 16200
X 20,479 30
9,646 0
0,567 0
36
=
Analisis Data
SDbM = = = 0,753
Uji Signifikan
Dba = 1
Dbd = ∑N –2= 36 – 2= 34
t1% = 2,728
t5% = 2,032
t0 > t1% => Sangat Signifikan
Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan.
Z inward = = 0,037
Z outward = =
Perbedaan estimasi individu terhadap standar illusi individu
= =
VIII. KESIMPULAN
1. Individu
Berdasarkan eksperimen ada perbedaan yang signifikan dalam
mengukur ketepatan jarak terhadap standard stimulus antara cara inward
maupun dengan cara outward pada individu. Terdapat perbedaan
estimasi terhadap standar stimulasi antara cara inward maupun dengan
cara outward pada individu.
2. Kelompok
Dilihat dari hasil pengolahan data kelompok dapat dilihat bahwa ada
perbedaan dalam mengukur ketepatan jarak terhadap standard stimulus
antara cara inward dengan cara outward pada kelompok. Pada hasil
37
kelompok ada perbedaan estimasi terhadap standard stimulus antara
cara inward dengan cara outward pada kelompok.
IX. DISKUSI
Subjek dalam melakukan ketepatan pengamatan suatu objek
dipengaruhi oleh beberapa faktor juga oleh estimasi individu terhadap
standar stimulus.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
LAPORAN PRAKTIKUM
PSIKOLOGI EKSPERIMEN
1. Nama Eksperimentar :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : PENGLIHATAN DALAM & HOWARD DAN
DOLMAN
8. Nomor Eksperimen : 05/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 16.00-16.30 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi
I. PROBLEM
40
bahwa setiap individu memiliki hasil persepsi yang berbeda antara individu
satu dengan individu lain, karena persepsi itu bersifat individual, Davidoff
1981 (dalam Walgito, 2003).
III. HIPOTESA
A. Individu
B. Kelompok
V. PROSEDUR
A.Material
1. Alat Howard Dolman apparatus
2. Blanko jawaban
3. Pensil
B.Prosedur Pelaksanaan
1. Subjek duduk dikursi dengan jarak enam meter dari stimulus
2. Subjek memegang tali yang bisa untuk menggerakkan variabel
stimulus
3. Subjek diberi instruksi untuk menebak berapa kira-kira tepatnya
terhadap standar stimulus
4. Tester duduk disamping alat untuk mencatat sekor yang didapat
subjek
41
5. Setiap subjek menjalankan 10 kali percobaan, lima kali ke depan
dan lima kali ke belakang.
42
3. Dua mata
Standa
Trial In Out Standard In out In2 Out2
rd2
B. Kelompok
1. Satu mata kanan
Stand
Subjek In Out Standar In out Inward2 Outward2
ard2
43
2. Satu mata kiri
Stand Standar
Subjek In Out In out Inward2 Outward2 2
ar
3. Dua mata
44
Renato 29,6 30,4 30 30 876,16 924,16 900
284,5 320,1
∑=9 2 269,94 270 9 9090,45 8115,10 8100
6633,39 4649,62
35,54 29,2
63,59 77,28
15,89 19,32
= 63,59
= = 77,28
= = 15,89
= = 19,32
= 5,9
Uji Signifikansi
Db =
=5+5–2=8
t1% = 3,355
45
t5% = 2,306
Standard Stimulus
11283,01 9000
32,37 30
80,48 0
8,94 0
= = 80,84
= = 8,94
SDbM =
= = 2,99
Uji signifikansi
Db =
= 10 + 10 – 2 = 18
t1% = 2,878
t5% = 2,101
46
N 5 5
47
141,2 177,7
4033,74 6353,19
28,24 35,54
9,25 7,55
2,31 1,89
= 9,25
= = 7,55
= = 2,31
= = 1,89
= 2,049
Uji Signifikansi
Db =
=5+5–2=8
t1% = 3,355
t5% = 2,306
Standard Stimulus
48
10386,93 9000
31,89 30
21,72 0
2,41 0
= = 21,72
= = 2,41
SDbM =
= = 1,55
Uji signifikansi
Db =
= 10 + 10 – 2 = 18
t1% = 2,878
t5% = 2,101
3. Dua mata
Statistik Inward Outward
N 5 5
149,5 151
4479,75 4575,6
29,9 30,2
1,94 3,08
0,48 0,77
49
=1,94
= = 3,08
= = 0,48
= = 0,77
= 1,12
=
Uji Signifikansi
Db =
=5+5–2=8
t1% = 3,355
t5% = 2,306
Standard Stimulus
9055,35 9000
30,05 30
2,53 0
0,28 0
50
= = 2,53
= = 0,28
SDbM = = = 0,53
Uji signifikansi
Db =
= 10 + 10 – 2 = 18
t1% = 2,878
t5% = 2,101
B. Kelompok
6215,7 6605,27
25,45 26,29
42,93 42,76
5,36 5,34
= = 42,93
= = 42,76
= 5,36
51
SDbM = = = 3,27
= = 0,257
Uji signifikansi
Db = = 9 + 9 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,120
12820,97 16200
25,87 30
43,02 0
2,53 0
= = 43,02
= 2,53
SDbM = = = 1,591
Uji signifikansi
Db = = 18 + 18 – 2 = 34
t1% = 2,728
t5% = 2,042
52
> t5% => signifikan
7097,1 7419,37
27,63 28,1
25,15 34,76
3,14 4,34
= = 25,15
= = 34,76
= 3,14
SDbM = = = 2,73
= = 0,172
Uji signifikansi
Db = = 9 + 9 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,120
53
501,6 540
14516,47 16200
27,87 30
29,73 0
1,75 0
= = 29,73
= 1,75
SDbM = = = 1,322
Uji signifikansi
Db = = 18 + 18 – 2 = 34
t1% = 2,728
t5% = 2,042
3) Dua mata
Statistik Inward Outward
N 9 9
284,52 269,94
9090,45 8115,1
31,61 29,99
10,86 2,28
1,36 0,28
= = 10,86
54
= = 2,28
= 1,36
SDbM = = = 1,28
Uji signifikansi
Db = = 9 + 9 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,120
17205,55 16200
30,8 30
7,22 0
0,42 0
= = 7,22
= 0,42
SDbM = = = 0,648
55
Uji signifikansi
Db = = 18 + 18 – 2 = 34
t1% = 2,728
t5% = 2,032
VIII. KESIMPULAN
A. Individu
1. Tidak ada perbedaan yang jarak dari hasil pengamatan secara inward
dan outward. Jadi hipotesis ditolak.
2. Ada perbedaan estimasi terhadap standar stimulasi antara cara inward
maupun dengan cara outward pada individu.
B. Kelompok
1. Tidak ada perbedaan dalam mengukur ketepatan jarak terhadap
standard stimulus antara cara inward dengan cara outward pada
kelompok.
2. Ada perbedaan estimasi terhadap standard stimulus antara cara inward
dengan cara outward pada kelompok.
IX. DISKUSI
56
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI
Penglihatan tiga dimensi biasanya dipakai dalam tata rias wajah
terutama pada sekitar mata, selain itu berguna juga sebagai interior suatu
ruangan dan juga dipakai pada altlet olahraga baseball, sopir dalam
ketajaman melihat sesuatu, pilot, nahkoda.
DAFTAR PUSTAKA
57