Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimentar :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : Memory
8. Nomor Eksperimen : 01/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 13.00-13.45 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi

I. PROBLEM
1. Apakah memory / ingatan bersifat tunggal?
2. Apakah kapasitas ingatan pada materi yang berbeda hasilnya sama?

II. DASAR TEORI

Memory merujuk pada ingatan akan informasi dan menyimpan


informasi yang berhubungan antara pengalaman dengan masa lampau
(Walgito, 2005). Jadi ingatan atau memory individu dipengaruhi oleh
informasi yang masuk kedalam otaknya yang berupa pengalaman baik
atau buruk dimasa lampaunya dan tersimpan di dalam memory individu
serta sewaktu-waktu dapat di recall kembali. Menurut Irwanto (2002) ada
3 jenis memory pada manusia antara lain:
1. Memory sensoris, yaitu proses penyimpanan ingatan melalui jalur
syaraf-syaraf sensoris yang berkembang dalam waktu amat pendek.
2. Memory jangka pendek yaitu suatu proses penyimpanan ingatan
sementara disebut pula short-term memory, karena informasi yang

1
disimpan hanya dipertahankan selama informasi itu masih
dibutuhkan (beberapa menit/jam), yang tidak dibutuhkan hilang.
3. Memory jangka panjang yaitu suatu proses penyimpanan informasi
yang relatif permanen, disebut pula Long-term memory, yaitu meliputi
ingatan informasi selama sehari atau lebih.
Jadi semua orang memiliki 3 jenis macam memory tersebut hanya
bagaimana cara individu untuk merecallnya kembali menjadi ingatan
yang akan muncul sekarang.

III. HIPOTESA
1. Hipotesis Umum
Jika interest (keinginan yang kuat) timbul dari subjek karena
diberikan materi yang berbeda isinya maka hasil reaksinya akan
berbeda-beda mengenai materi yang bisa diingat (meaning fullness)
dari kata-kata yang berarti dan yang tidak berarti (nosense
syllables).
2. Hipotesis Operasional
Jika kata-kata yang diberikan ada yang berarti maka orang mudah
untuk mengingat tetapi kata-kata yang diberikan tidak berarti maka
orang susah untuk mengingat, namun masalah ingatan seseorang
dipengaruhi pula variabel gizi yang dikonsumsikan. Gamgenora
(2014) kekurangan gizi bisa mempengaruhi cara berpikir
seseorang, ini karena ketidakstabilan kerja adrenalin dan lain-lain
dalam tubuh seseorang.

IV. METODE PENELITIAN


Metode : Eksperimental
Desain : The one shot case study

V. PROSEDUR
1. Material:
a. Daftar rangsang kata-kata
b. Kertas pencatatan hasil

2
2. Pelaksanaan:
1) Eksperimenter duduk dengan berhadapan dengan subjek
2) Eksperimenter membacakan berkali-kali kata-kata dengan
instruksi : “Saya akan membacakan kepada saudara beberapa
kata, tugas saudara hanya mendengarkan saja sambil mengingat-
ingatnya”.
3) Bacakan kata-kata dengan nada yang sama untuk tiap-tiap kata
dengan cara : jarak antara kata-kata 2 detik, jarak antara seri 10
detik, lalu jarak ulangan 10 detik. Keseluruhan bahan diulang
bacakan 5 kali.
4) Adakan istirahat selama 15 menit dengan diisi pembicaraan,
jangan diberikan kesempatan kepada subjek untuk mengingat-
ingat lagi.
5) Lalu duduk lagi berhadapan, instruksi lagi sebagai berikut :
“Sekarang saya akan membacakan kepada saudara satu kata,
dan tugas saudara adalah mengatakan pasangan dari kata
tersebut”.
6) Bila subjek menyebutkan benar, eksperimenter langsung
meneruskan menyebutkan kata yang berikutnya. Bila belum dapat
menyebutkan, ditunggu 4 detik, bila gagal dihitung sebagai salah.

VI. PENCATATAN HASIL


A. Individu

Tabel Hasil
Kata-kata
Percobaan
yang betul Kesalahan
diingat
Golongan A 1 9
Golongan B 3 7
Golongan C 3 7

B. Kelompok

3
Golongan
No. Subjek
A Eror B Eror C Eror
Tachia
1. 4 6 6 4 10 0 16 36 100
(Irwan)
2. Ari (Ana) 1 9 3 7 3 7 1 9 9
Hendra
3. 1 9 1 9 5 5 1 1 25
(Suci)
Rina
4. 3 7 3 7 8 2 9 9 64
(Ayu)
Novi
5. 1 9 1 9 5 5 1 1 25
(Ilham)
Danti
6. 5 5 5 5 8 2 25 25 64
(Erlina)
Frandi
7. 3 7 5 5 9 1 9 25 81
(Bella)
Lintang
8. 1 9 2 8 5 5 1 4 25
(Hanifah)
Renato
9. 7 3 6 4 8 2 49 36 64
(Lemos)
∑=9 26 32 61 112 146 457

Keterangan :
A : Kata-kata yang tidak barmakna
B : Kata-kata yang bermakna tidak saling berhubungan
C : Kata-kata yang bermakna dan saling berhubungan

VII. PENGOLAHAN HASIL


A. Individu
No Subjek A B C
1 N 1 1 1
2 ∑X 1 3 3
N=9

Perbandingan 1, 3, 3

4
= 1/10 = 0,1
= 3/10 = 0,3
= 3/10 = 0,3
Terlihat = < =

a=3

B. Kelompok

No Subjek A B C Total
1 N 9 9 9 27
2 ∑X 26 32 61 119
3 ∑X2 112 146 457 715
4 X 2,89 3,56 6,78 13,23

Jkt = ∑ 695,579

Jkd = ∑

= 715 -
= 715 – (75,111) + (113,778) + (413,444)
= 715 – 602,333
= 112,667

JkA = Jkt – Jkd


= 695,579 – 112,667

= 582,912

Dbd = n–a
= 27 – 3 = 24

Dba = a–1
= 3–1=2

Mkd =

MkA =

F0A =
5
Uji Signifikan FOA
Dba =2 F1% = 5,61
Dbd = 21 F5% = 3,40
Dbd = t 1% = 2,797

t 5% = 2,064

F0A > F1% => Sangat Signifikan


Jadi, terdapat perbedaan yang sangat signifikan.

Uji Joli

t AB =

t AC =

t BC = = 3,153

Uji Signifikan
t AB < t5% → tidak signifikan

t AC > t1% → sangat signifikan

t BC > t1% → sangat signifikan

VIII. KESIMPULAN
A. Individu
Golongan B dan C lebih mudah diingat dibandingkan golongan A. Hal ini
berarti individu lebih mudah mengingat kata-kata yang bermakna dan
kata-kata yang berhubungan dibandingkan kata-kata yang tidak
bermakna dan tidak berhubungan.
B. Kelompok
1. Tidak ada perbedaan kapasitas ingatan antara golongan A dan B.
Jadi hipotesis diterima.
2. Ada perbedaan kapasitas ingatan yang sangat signifikan antara
golongan A dengan golongan C. Sehingga hipotesis diterima.
6
3. Ada perbedaan kapasitas ingatan yang sangat signifikan antara
golongan B dengan golongan C. Jadi hipotesis diterima.

IX. DISKUSI

Memory merupakan hubungan antara pengalaman dengan masa


lalu. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini
menunjukkan bahwa manusia menerima, menyimpan dan menimbulkan
kembali pengalaman-pengalaman yang dialaminya. Akan tetapi hal ini
tidak berarti bahwa semua yang telah dialami atau diingat akan timbul
kembali.

X. KESAN-KESAN DALAM EKSPERIMEN


Dalam eksperimen memory ini subjek mengikuti dengan sungguh-
sungguh. Hal itu terlihat dari cara subjek memperhatikan setiap instruksi
yang diberikan oleh tester. Subjek juga tampak tertarik dengan tes ini,
dilihat dari beberapa pertanyaan yang ia ajukan kepada tester mengenai
kegunaan dari tes ini.

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI


Tes memori berguna untuk mengetahui kemampuan seseorang tentang
daya ingat, seperti seorang guru yang harus mengingat materi-materi yang
sudah dipelajarinya untuk diberikan kepada anak didiknya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Gamgenora, F. 2014. Psikologi Belajar Apa Sebab Habis Belajar Lalu Lupa.
Yoyakarta: Bajawa Press.

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi.

Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo.

Walgito, B. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI.

Walpole, E, R. 1995. Pengantar Statistia Edisi ke 3. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

8
LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimenter :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : Problem Solving
8. Nomor Eksperimen : 02/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 13.50-15.00 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi

I. PROBLEM

Seseorang dalam memecahkan suatu masalah akan membutuhkan


petunjuk-petunjuk yang ada (guide) untuk mempermudah cara
mengatasinya. Berapa besar pengaruh petunjuk (guide) itu pada proses
berpikir individu, bila dibandingkan dengan tidak menggunakan petunjuk?

II. DASAR TEORI

Berpikir menurut aliran behaviorisme khususnya fungionalis


memandang berpikir itu sebagai penguatan antara stimulus dan respon.
Demikian juga menurut pandangan asosiasionis memandang berpikir
merupakan sebgaian dari asosiasi antara tanggapan atau bayangan satu
dengan yang lainnya yang saling berkaitan (Walgito, 2005).
Salah satu sifat berpikir adalah goal directed yaitu berpikir tentang
sesuatu, untuk memperoleh pemecahan masalah atau untuk
mendapatkan sesuatu yang baru. Berpikir juga dapat dipandang sebagai

9
pemrosesan informasi dari stimulus yang diterima, sampai pemecahan
masalah atau goal state. Jadi berpikir merupakan proses kognitif yang
berlangsung antara stimulus dan respons.
Menurut Ahmadi (1992) berpikir merupakan aktivitas psikis yang
internasional, dan terjadi apabila seseorang menjumpai problem
(masalah) yang harus dipecahkan. Dengan demikian dalam berpikir itu
individu menghubungkan pengeritan satu dengan pengertian lainnya
dalam rangka mendapatkan pemecahan persoalan yang dihadapi.
Menurutu para ahli logika (dalam Ahmadi, 1992) ada tiga fungsi
individu berpikir yakni membentuk pengertian, membentuk pendapat/opini
dan membentuk kesimpulan.
1. Membentuk pengertian merupakan suatu perbuatan dalam
proses berpikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) yang bersifat
riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat hakikat sesuatu.
2. Membentuk pendapat dapat diartikan sebagai hasil pekerjaan
pikir dalam meletakkan hubungan antara tanggapan yang satu
dengan lainnya, antara pengertian satu dengan pengertian
lainnya dan dinyatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk kesimpulan, dapat diartikan sebagai membentuk
pendapat “baru” yang berdasar atas pendapat-pendapat lain yang
sudah ada.
Suharnan (2005) mengungkapkan bahwa proses berpikir secara
normal meliputi tiga komponen pokok yaitu pertama berpikir merupakan
aktivitas kognitif yang terjadi di dalam mental atau pikiran seseorang,
tidak nampak, tetapi dapat disimpulkan berdasarkan perilaku yang
tampak. Kedua berpikir merupakan suatu proses yang melibatkan
bebrapa menipulasi pengetahuan di dalam sistem kognitif. Artinya bahwa
pengalaman individu atau pengetahuan yang dimiliki individu yang
tersimpan dalam memorynya digabungkan dengan informasi sekarang
sehingga mengubah pengetahuan seseorang mengenai situasi yang
sedang dihadapi. Ketiga, aktivitas beripikir diarahkan untuk menghasilkan
pemecahan masalah. Seperti seorang pemain catur setiap langkahnya
diatur guna memenangkan pertandingan. Walaupun langkah yang
individu ambil tidak semua berhasil atau tidak memecahkan masalah.

10
III. HIPOTESA
A. Individu
Ada perbedaan waktu yang dipakai dalam melaksanakan puzzle
dengan menggunakan petunjuk, semi petunjuk dan tanpa petunjuk sama
sekali. Ada perbedaan error antara puzzle yang dengan menggunakan
petunjuk, semi petunjuk dan tanpa petunjuk sama sekali.

B. Kelompok

Ada perbedaan waktu yang dipakai dalam melaksanakan puzzle


yang dengan menggunakan petunjuk, semi petunjuk dan tanpa petunjuk
sama sekali pada kelompok. Ada perbedaan error antara puzzle yang
dengan menggunakan petunjuk, semi petunjuk dan tanpa petunjuk sama
sekali.

IV. METODE PENELITIAN

Metode : Eksperimental dan observasi


Design : The one shot case study

V. PROSEDUR
A. Material
1. Alat tes puzzle
2. Blangko jawaban/blangko tes
3. Stop watch
4. Addo check

B. Pelaksanaan
1. Subyek duduk pada kursi yang telah disediakan, berhadapan
dengan tester.
2. Sebelum mulai diadakan approach oleh tester pada subyek
agar suasana tidak begitu kaku.
3. Setelah semua selesai baru oleh tester dibacakan untuk
mendengar soal puzzle tersebut.
4. Instruksi : “dihadapan saudara ada suatu pola tertentu yang
sebentar lagi akan saya rusak, tugas saudara adalah menyusun
11
kembali pola yang telah rusak tersebut sehingga berbentuk seperti
semula. Perhatikan baik-baik. Kemudian kerjakan seteliti mungkin
setelah kami beri tanda untuk mulai”.

C. Scoring
1. Waktu reaksi, dicatat secara global mulai dari disajikan sampai
bagian terisi dengan betul.
2. Error, setiap percobaan untuk meletakkan kepingan dan ternyata
tidak tepat pada tempatnya itu dicatat error, untuk satu macam
board maka ada sejumlah error tertentu sehingga nanti akan
didapatkan tiga macam error dan waktu reaksi untuk ketiga
macam board itu.

D. Analisis hasil
Dari hasil yang didapat bisa dilihat apakah ada perbedaan yang
signifikan/meyakinkan antara tes puzzle yang dengan menggunakan
petunjuk tertentu (guide) dengan yang tidak. Hal ini dapat digunakan
untuk menentukan proses berfikir subyek. Analisis dengan
menggunakan statistik.

VI. PENCATATAN HASIL


A. Individu
Trial Time (detik) Error
BI 273 18
B II 1783 124
B III 1124 131
Keterangan :
BI : Puzzle dengan petunjuk
B II : Puzzle semi petunjuk
B III : Puzzle tanpa petunjuk

B. Kelompok

BI B II B III
No.
Subjek Waktu Error Waktu Error Waktu Error

12
Tachia
1 281 10 874 30 741 39
(Irwan)
Ari
2 273 18 1783 124 1124 131
(Ana)
Hendra
3 188 36 1256 100 780 95
(Suci)
Rina
4 335 22 1040 80 1367 85
(Ayu)
Novi
5 209 23 696 53 840 77
(Ilham)
Danti
6 198 17 1184 80 1103 100
(Erlina)
Frandi
7 200 12 1000 24 1836 36
(Bella)
Lintang
8 349 13 1266 46 1099 37
(Hanifah)
Renato
9 240 5 420 15 480 10
(Lemos)

SPM

No. Subjek X (Time) Y (SPM)


1 Tachia 1500 48
2 Ari 1300 42
3 Hendra 1000 52
4 Rina 1423 40
5 Novi 959 36
6 Danti 1103 47
7 Frandi 1200 28
8 Lintang 1520 48
9 Renato 1200 40

13
VII. PENGOLAHAN HASIL
A. Individu
Percobaan Waktu Error Keterangan

BI 273 detik 18 Tenang

BII 1783 detik 124 Gelisah

BIII 1124 detik 131 Tenang

Time : BI < BII > BIII


Error : BI < BII < BIII

B. Kelompok

BI B II B III
No. SPM
Subjek Waktu Error Waktu Error Waktu Error
Tachia
1 281 10 874 30 741 39 48
(Irwan)
Ari
2 273 18 1783 124 1124 131 42
(Ana)
Hendra
3 188 36 1256 100 780 95 52
(Suci)
Rina
4 335 22 1040 80 1367 85 40
(Ayu)
Novi
5 209 23 696 53 840 77 36
(Ilham)
Danti
6 198 17 1184 80 1103 100 47
(Erlina)
Frandi
7 200 12 1000 24 1836 36 28
(Bella)
Lintang
8 (Hanifa 349 13 1266 46 1099 37 48
h)
Renato
9 (Lemos 240 5 420 15 480 10 40
)

14
TOTAL 2273 156 9519 552 9370 610 381

1057, 1041,
RATA-RATA 252,55 17,33 61,33 67,77 42,33
66 11

Time

Statisik I II III Total


N 9 9 9 27
2273 9519 9370 21162

603345 11267529 11020852 22891726

252,55 1057,66 1041,11 2351,32

6305420,67

2494527,11
JKA = JkT – Jkd = 6305420,67– 2494527,11= 3810893,56

Dbd = N – b = 27 – 3 = 24
DbA = b – 1 = 3 – 1 = 2

103938,63

1905446,78

18,33

Uji signifikansi
Dba = 2 f1% = 5,61
Dbd = 24 f5% = 3,40

FOA > f1% → sangat signifikan

15
Uji t Pasangan

Uji Signifikansi T pasangan


Dbd = N – 3 = 24
t1% = 2,797
t5% = 2,064

> t 1% = > Sangat signifikan


< t 5% = > Tidak signifikan
> t 1% = > Sangat signifikan

Data statistik untuk eror

Data
I II III Total
statisik
N 9 9 9 27
156 552 610 1318

3360 44802 53626 101788

17,33 61,33 67,77 146,43

37450,075

16
23883,6

JKA = JkT – Jkd = 37450,075– 23883,6= 13566,475

Dbd = N – b = 27 – 3 = 24

DbA = b – 1 = 3 – 1 = 2

Uji signifikansi
Dba = 2 f1% = 5,61
Dbd = 24 f5% = 3,40
FOA > f1% = > Sangat signifikan

Uji t Pasangan

Uji Signifikansi T pasangan

Dbd = N – 3 = 24

17
t1% = 2,797
t5% = 2,064

> t1% = > Sangat signifikan


< t5% = > Tidak signifikan
> t1% = > Sangat signifikan

Korelasi antara waktu dengan hasil tes SPM

X
No. Subjek Y (SPM) X2 Y2 XY
(Time)

1. Tachia 1500 48 2250000 2304 72000

2. Ari 1300 42 1690000 1764 54600

3. Hendra 1000 52 1000000 2704 52000

4. Rina 1423 40 2024929 1600 56920

5. Novi 959 36 919681 1296 34524

6. Danti 1103 47 1216609 2209 51841

7. Frandi 1200 28 1440000 784 33600

8. Lintang 1520 48 2310400 2304 72960

9. Renato 1200 40 1440000 1600 48000

Total 11205 381 14291619 16565 476445

= = 0,172

Uji signifikansi Rxy

18
N=9

r1% = 0,7977
r5% = 0,6664

rxy < t5% = > tidak signifikan

VIII. KESIMPULAN
A. Individu
1. Ada perbedaan waktu yang digunakan subyek dalam menyelesaikan
masalah antara puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit petunjuk
dan tanpa petunjuk, dimana waktu yang terkecil pada puzzle yang
sedikit petunjuk sedangkan waktu terbesar digunakan puzzle yang
menggunakan petunjuk dan tanpa petunjuk. Jadi hipotesis diterima.
2. Ada perbedaan error yang dilakukan subyek untuk menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit petunjuk dan tanpa
petunjuk, dimana error terbanyak terjadi ketika menyelesaikan puzzle
yang tanpa petunjuk dan error paling sedikit ketika menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk. Jadi hipotesis diterima.

B. Kelompok
1. Ada perbedaan waktu yang sangat signifikan dalam menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk dan tanpa menggunakan
petunjuk, jadi hipotesisi ditolak.
2. Ada perbedaan error yang sangat signifikan ketika menyelesaikan
puzzle yang menggunakan petunjuk dan sedikit petunjuk, jadi
hipotesis diterima.
3. Ada perbedaan error yang dilakukan ketika menyelesaikan dengan
menggunakan sedikit petunjuk dan tanpa petunjuk, jadi hipotesis
diterima.
4. Ada perbedaan waktu yang sangat signifikan ketika menyelesaikan
puzzle dengan petunjuk dan tanpa petunjuk, jadi hipotesis diterima.
5. Tidak ada korelasi hasil tes SPM dengan lama pengerjaan
pemecahan masalah pada puzzle.

19
IX. DISKUSI
A. Individu
Terdapat perbedaan waktu dan error antara pemecahan
masalah pada puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit petunjuk
dan tanpa petunjuk. Hal ini menandakan bahwa seseorang lebih
mudah menyelesaikan masalah dengan menggunakan sedikit
petunjuk.

B. Kelompok
Ada perbedaan waktu dan error pada pengolahan hasil
kelompok antara puzzle yang menggunakan petunjuk, sedikit
petunjuk dan tanpa petunjuk. Hal ini menunjukkan bahwa orang lebih
mudah menyelesaikan masalah dan sedikit melakukan kesalahan
ketika menggunakan sedikit petunjuk.
Adapun dengan tes SPM tidak ada korelasi dengan puzzle pada
pemecahan masalah.

X. KESAN-KESAN DALAM EKSPERIMEN


Dalam tes ini subjek mengikuti dengan serius. Ketika diberikan alat
tes berupa puzzle, ia tetap terlihat tenang. Ia mulai mengerjakan sesuai
dengan instruksi yang diberikan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.
Pada puzzle pertama (dengan petunjuk), ia menyelesaikan
permasalahannya dalam beberapa menit. Kemudian saat berlanjut pada
puzzle kedua (semi petunjuk) ia mulai terlihat gelisah. Dalam tes kedua
ini ia melakukan banyak kesalahan. Ia mencoba merangkai dan berkali-
kali salah. Ia mulai banyak mengeluh dan tidak tenang dalam
menyelesaikan permasalahannya. Puzzle kedua selesai dalam waktu
yang lebih lama daripada puzzle pertama. Pada saat tester memberikan
puzzle ketiga (tanpa petunjuk), ia sudah ingin menyerah saja. Ia sempat
tidak mau menyelesaikan tes. Dengan sedikit bujuk rayu, akhirnya ia
bersedia. Dan ternyata ia dapat selesai dalam waktu yang lebih cepat
ketimbang pada saat mengerjakan puzzle kedua, meski dengan jumlah
kesalahan yang lebih banyak.

20
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidak akan lepas dengan
suatu masalah. Untuk memecahkan suatu masalah seseorang harus bisa
berfikir dan mencari solusi maupun petunjuk-petunjuk yang ada untuk
mengarahkan pada penyelesaian masalahnya. Petunjuk yang ada bisa
didapat dari pengalaman pribadinya ataupun pengalaman ketika melihat
orang lain yang akan membuat individu tepat dalam mengambil
keputusan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1992. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi

Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi

Walgito, B. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI

Walpole, E, R. 1995. Pengantar Statistia Edisi ke 3. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama

22
LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimenter :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : PIN BOARD
8. Nomor Eksperimen : 03/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 15.00-15.10 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi

I. PROBLEM

Bagaimana mempelajari reaksi seseorang yang dihadapkan pada tugas


yang membutuhkan kecepatan dan kecekatan tangan.

II. DASAR TEORI


Menurut Walgito (2003) bahwa sikap yang ada pada seseorang akan
memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang
bersangkutan. Karena dengan mengetahui sikap seseorang maka orang
dapat menduga respon atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang
bersangkutan terhadap suatu hal.
Ferrenadewi (2008) sikap adalah proses pengorganisasian motivasi,
emosi, persepsi dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan
dengan aspek lingkungan sekitar. Jadi sikap merupakan sebuh pengumpulan
motivasi, persaan, pandangan serta pemikiran yang sifatnya jangka panjang
yang tidak bisa lepas dari lingkungan sekitar.
Syah (2010) mengungkapkan bahwa sikap berkecenderungan relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau

23
barang tertentu. Dengan demikian sikap merupakan suatu kecenderungan
individu untuk bertindak dengan cara tertentu. Menurut Walgito (2003)
kesediaan individu untuk bereaksi terhadap sesuatu hal yang dikenal disebut
dengan attitude, bila kita mempunyai sikap terhadap objek tertentu, yang
merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan. Sedang menurut Baron
dan Byrne, jga Myers dan Gerungan (dalam Walgito, 2003) bahwa sikap itu
mengandung 3 komponen yang membentuk struktur sikap yaitu:
1. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-
halyang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi
terhadap objek sikap.
2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan hal yang negatif.
3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak
terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap,
yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek sikap.
Komponen-komponen tersebutlah yang merupakan komponen dalam
membentuk struktur sikap individu yaitu kognitif, afeksi, dan konatif.

III. HIPOTESA
1. Hipotesis Umum
Jika lubang-lubang pada pin board sebagai rangsang dengan kondisi
tertentu maka ada waktu reaksi untuk mengisi stick pada lubang-lubang
pin board tersebut.
2. Hipotesis Operasional
Mengisi stik kedalam lubang pin board dengan standard waktu yang
sudah ditentukan maka merespon seseorang untuk melakukan dengan
ekspresi cepat dan cekatan sehingga bisa terjadi kesalahan. Namum
untuk bisa efektif maka tergantung pula mood atau emosi dan
konsentrasi pikiran.

24
IV. METODE PENELITIAN

Metode : Eksperimental
Desain : The one shot case study

V. PROSEDUR
A. Material
a. Pin board apparatus
b. Stop watch
c. Addo check
d. Alat pencatat hasil

B. Prosedur pelaksanaan
1) Eksperimenter memberi petunjuk kepada subjek
2) Subjek duduk menghadap alat, dengan tangan memegang benda-
benda yang akan dimasukkan ke dalam lubang
3) Instruksi : saudara di sini ada papan yang berlubang dan stick kecil
yang pendek-pendek. Tugas saudara adalah mengisi lubang ini
dengan stick. Secara berturut-turut seperti petunjuk awal. Bila
saudara mendengar ketukan saudara harus pindah ke deret yang
berikut.

C. Penilaian
1) Segala kesalahan dicatat dan beberapa lubang yang terisi dari
masing-masing deret.
2) Kecepatan subyek ditransformir dari time limit ke work limit,
dengan formula : (10/….) x 10 detik.
3) Observasi Umum
1. Gugup...................................................tenang

2. Tergesa-gesa........................................berhati-hati

3. Ceroboh...........................................................teliti

25
Dari hasil observasi yang penulis lakukan, subyek mengerjakan
tes pin board ini dengan tenang, terlihat dari cara subjek memasukan
stick ke dalam lubang. Selama tes juga tidak terdapat kesalahan
seperti jatuhnya stik ke dalam papan.

VI. PENCATATAN HASIL


A. Individu

Lubang Work Observ Work 2


Work Stik
Deret yang Limit asi Limit Work2
Standar jatuh
terisi (x) Umum (x2) Standar
1 7 14,28 10 Tenang 203,92 100 -
2 7 14,28 10 Tenang 203,92 100 -
3 8 12,5 10 Tenang 156,25 100 -
4 7 14,28 10 Tenang 203,92 100 -
5 8 12,5 10 Tenang 156,25 100 -
6 8 12,5 10 Tenang 156,25 100 -
7 7 14,28 10 Tenang 203,92 100 -
8 8 12,5 10 Tenang 156,25 100 -
9 8 12,5 10 Tenang 156,25 100 -
10 7 14,28 10 Tenang 203,92 100 -
∑ 75 133,9 100 1800,85 1000 -
Work limit = (10/x) x 10

Ket : x = jumlah lubang terisi

B. Kelompok

Work 2
Lubang Work Work Work2
No. Subjek Limit
Terisi Limit Standard Standar
(x2)
1 Tachia 7,1 14,08 10 198,25 100
2 Ari 7,5 13,33 10 177,69 100
3 Hendra 6,6 15,15 10 229,53 100
4 Rina 8,4 11,90 10 141,61 100

26
5 Novi 7,3 13,69 10 187,42 100
6 Danti 8,3 12,05 10 145,20 100
7 Frandi 7,5 13,33 10 177,69 100
8 Lintang 7,6 13,16 10 173,19 100
9 Renato 8,7 11,49 10 132,02 100

∑ 50,9 118,18 90 1562,6 900

VII. PENGOLAHAN HASIL


A. Individu

Statistik Work Limit Work Standard

N 10 10
∑X 133,9 100
∑X2 1800,85 1000
X 13,39 10
0,795 0
0,088 0

= 0,088

SDbm =

t0 =

Uji Signifikan
Dba =1
Dbd = ∑N – 2 = 20 – 2 = 18
t 1% = 2,878
t 5% = 2,101
t0 > t1% => Sangat Signifikan
Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan antara work limit dan work
standar.

27
B. Kelompok

Statistik Work Limit Work Standard

N 9 9
∑X 118,18 90
∑X 2
1562,6 900
X 13,13 10
SD2 1,225 0
SDm2 0,153 0

= 0,153

SDbm =
t0 = 8,025

Uji Signifikan
Dba =1
Dbd = ∑N – 2 = 18 – 2 = 16
t 1% = 2,921
t 5% = 2,119
t0 > t1% => Sangat Signifikan
Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan antara work limit dan work
standar.

VIII. KESIMPULAN

Ada ketidaksesuaian dengan hipotesis operasional bahwa bila


mengisi stick pada pada lubang dengan standar waktu yang sudah
ditentukan karena tidak terjadi kesalahan selama subjek menjalani tes.
Hanya dalam menjalani tes subjek kurang cekatan sehingga terjadi
perbedaan yang signifikan antara work limit dan work standard. Tetapi
dalam kehidupan untuk pekerjaan yang membutuhkan kecepatan dan
28
kecekatan tangan, ini perlu dilatih berulang-ulang, yaitu variabel latihan
jadi bukan hanya dinilai dari hasil tes.
IX. DISKUSI
1. Individu
Sesuai hasil analisis ada perbedaan yang signifikan antara work
limit dan work standard karena t0 > t1% sehingga hipotesis nihil ditolak.
Tetapi sesuai hasil tes dalam tabel terlihat subjek rata-rata memasukan
7 buah stick ke dalam lubang, ini menandakan subjek ada usaha
sekalipun tidak maksimal.

2. Kelompok
Sesuai hasil analisis dari kelompok ada perbedaan yang signifikan
karena t0 > t1% sehingga hipotesis nihil diterima, ini menandakan
individu-individu dalam kelompok belum cekatan dalam melakukan
sesuatu. Tetapi sesuai hasil tes dalam tabel terlihat setiap orang rata-
rata memasukan tujuh buah stick ke dalam lubang. Ini menandakan
pula kelompok ini ada usaha sekalipun tidak maksimal.

X. KESAN-KESAN DALAM EKSPERIMEN


Dalam tes pin board ini subjek mengikuti dengan sungguh-
sungguh. Ia melakukan sesuai dengan instruksi yang diberikan. Dalam
memasukkan stik ke dalam lubang ia mencoba untuk cepat, dan rata-
rata dalam waktu 10 detik itu ia dapat memasukkan 7-8 buah stik. Ia
bekerja cepat akan tetapi tetap tenang dan tidak gugup ataupun gelisah.

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI

Kegunaan tes pin board dalam kegunaan sehari-hari untuk


mengetahui seseorang bagaimana bisa bekerja dengan cepat dan
cekatan, seperti karyawan di pabrik rokok, juru tik dll.

29
DAFTAR PUSTAKA

Ferrinadewi, E. Merek & Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi

Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: ANDI

Walpole, E, R. 1995. Pengantar Statistia Edisi ke 3. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama

30
LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimentar :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : Muller Lyer Ilusi
8. Nomor Eksperimen : 04/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 15.15-15.45 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi

I. PROBLEM
1. Sampai sejauh mana ketepatan subjek dalam mempersepsikan
panjang suatu ruas garis yang diberi sebagai stimulus
2. Apakah terdapat kesalahan ketika mempresepsikan estimasi
panjang ruas garis?

II. DASAR TEORI


Ferrinadewi (2008) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu
proses dimana stimuli dipilih, diorganisir dan diinterprestasi menjadi informasi
yang bermakna. Dengan demikian persepsi merupakan hasil dari suatu
proses pengindraan manusia seperti indra penglihatan, pembau, perasa,
pendengar, peraba, kinestesi dan vestibular.
Walgito (2010) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh
proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Artinya
persepsi adalah hasil dari pengindraan individu kemudian oleh individu
diorganisasikan dan diinterprestasikan sehingga individu tau apa yang

31
dilihat. Tetapi tidak semua hal yang dilihat dapat dipersepsi, ini tergantung
pada perhatian individu dalam melihat hal tersebut.
Menurut Irwanto (2002) kesalahan persepsi disebut ilusi, yaitu
memperoleh kesan yang salah mengenai fakta-fakta objektif yang oleh alat
indra kita. Ilusi pula bisa terjadi karena kebiasaan rangsang-rangsang kita
dalam mengenali rangsang yang dengan mudah menimbulkan ilusian bila
rangsang yang diamati terlalu kompleks, maka rangsang tersebut dapat
menututupi fakta-fakta objektif dari objek atau gejala tertentu. Berdasarkan hal
tersebut maka setiap individu memiliki hasil persepsi yang berbeda antara
individu satu dengan individu lain, karena persepsi itu bersifat individual,
Davidoff 1981 (dalam Walgito, 2003).

III. HIPOTESA
1. Hipotesis Umum
Jika ada dua macam rangsang pada alat ini, yang satu sebagai
standar stimulus dan yang lain sebagai variabel stimulus, lalu diberikan
pada subjek untuk menggerakan dari dua arah, yaitu dari dalam dan luar
maka perkiraan ketepatan terdapat standar stimulus maka akan berbeda.

2. Hipotesis Operasional
Apabila ada dua macam stimulus, satu sebagai standar stimulus
dan yang lain sebagai variabel stimulus yang digerakan subjek lima kali
dari dalam dan lima kali dari luar maka subjek akan memberikan
perkiraan yang tidak tepat, sebab sesuatu yang dilakukan berulang- ulang
dalam waktu relatif singkat bisa membuat orang menyimpang dari
perkiraan yang tepat.

IV. METODE PENELITIAN

Metode : Eksperimental
Desain : the one shot case study
V. PROSEDUR
1. Subjek duduk dikursi yang telah disediakan menghadapi papan illusi
dengan jarak 2 meter.

32
2. Subjek diberi instruksi untuk menebak kira-kira seberapa tepatnya
terhadap standard stimulus.
3. Setiap subjek mengalami 10 kali percobaan, yaitu 5 kali Inward dan
5 kali Outward.

VI. PENCATATAN HASIL


A. Individu

Trial Outward Inward In out Standar Outward2 Inward2 Standar2

1 21,5 19,5 20,5 30 462,25 380,25 900

2 21,6 20 20,8 30 466,56 400 900

3 19,1 16,3 17,7 30 364,81 265,69 900

4 21,4 15,8 18,6 30 457,96 249,64 900

5 20,3 16 18,15 30 412,09 256 900

Σ 103,9 87,6 95,75 150 2163,67 1551,58 4500

N= 5
B. Kelompok

Subjek In out standar Out2 In2 Standar2

Tachia 19.82 20.24 20.03 30 392,83 409,65 900


Ari 20.73 17.52 19.13 30 429,73 306,95 900
Hendra 13 27.1 20.05 30 169 734,41 900
Rina 22.7 15.4 19.05 30 515,29 237,16 900
Novi 19.22 19.62 29.23 30 369,41 384,94 900
Danti 24.74 20.54 22.64 30 612,07 421,89 900
Frandi 19.9 21.2 20.55 30 396,01 449,44 900
Lintang 20.9 21.4 21.15 30 436,81 457,96 900
Renato 23.8 20.8 22.3 30 566,44 432,64 900
Σ=9 184,81 183,82 194,13 270 3887,59 3835,04 8100
N=9

33
VII. PENGOLAHAN HASIL
A. Pengolahan Hasil Inward dan Outward
1. Individu
Data Statistik antara Inward dan Outward

Statistik Outward Inward

N 5 5
∑X 103,9 87,6
∑X2 2163,67 1551,58
X 20,78 17,52
0,934 3,366
0,233 0,841

*Outward

= =

= 0,233

*Inward

= =

= 0,841

Analisis Data
SDbm =

t0 =
Uji Signifikan
Dbd = ∑N – 2 = 10 – 2 = 8
t1% = 3,355
t5% = 2,306
t0 > t5% => Signifikan
Jadi, ada perbedaan pada besarnya estimasi dalam pengamatan
Inward dan Outward

2. Kelompok

34
Data statistik antara inward dan outward.

Statistik Outward Inward


N 9 9
∑X 184,81 183,82
2
∑X 3887,59 3835,04
X 20,53 20,42
10,473 9,139
1,309 1,142

*Inward

*Outward

Analisis Data

SDbM = = = 1,566

t0 = 0,07
Uji Signifikan
Dbd = ∑N – 2 = 18 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,119
t0 < t5% => Tidak Signifikan
Jadi tidak ada perbedaan pada besarnya estimasi dalam
pengamatan Inward dan Outward

B. Pengolahan Hasil Variabel Stimulus Dan Standard Stimulus


1. Individu

35
Data Statistik antara variabel stimulus dengan standard stimulus

Statistik Variabel Stimulus Standard Stimulus

N 10 10
∑X 191,5 300
∑X 2
3715,25 9000
X 19,15 30
4,8 0
0,53 0

= =

= 0,53

Analisis Data
SDbm =

Uji Signifikan
Dba = 1
Dbd = ∑N –2= 10 –2= 8
t1% = 3,355
t5% = 2,896
t0 > t1% => Sangat Signifikan

2. Kelompok

Data Statistik antara variabel stimulus dengan standard stimulus

Statistik Variabel Stimulus Standard Stimlus

N 18 18
∑X 368,63 540
∑X2 7722,63 16200
X 20,479 30
9,646 0
0,567 0

36
=

Analisis Data

SDbM = = = 0,753

Uji Signifikan
Dba = 1
Dbd = ∑N –2= 36 – 2= 34
t1% = 2,728
t5% = 2,032
t0 > t1% => Sangat Signifikan
Jadi, ada perbedaan yang sangat signifikan.

Perbandingan estimasi individu terhadap standard illusi individu

Z inward = = 0,037
Z outward = =
Perbedaan estimasi individu terhadap standar illusi individu

= =

VIII. KESIMPULAN
1. Individu
Berdasarkan eksperimen ada perbedaan yang signifikan dalam
mengukur ketepatan jarak terhadap standard stimulus antara cara inward
maupun dengan cara outward pada individu. Terdapat perbedaan
estimasi terhadap standar stimulasi antara cara inward maupun dengan
cara outward pada individu.
2. Kelompok
Dilihat dari hasil pengolahan data kelompok dapat dilihat bahwa ada
perbedaan dalam mengukur ketepatan jarak terhadap standard stimulus
antara cara inward dengan cara outward pada kelompok. Pada hasil

37
kelompok ada perbedaan estimasi terhadap standard stimulus antara
cara inward dengan cara outward pada kelompok.

IX. DISKUSI
Subjek dalam melakukan ketepatan pengamatan suatu objek
dipengaruhi oleh beberapa faktor juga oleh estimasi individu terhadap
standar stimulus.

X. KESAN-KESAN DALAM EKSPERIMEN


Selama tes ini subjek melakukannya dengan sungguh-sungguh. Ia
mengerjakan sesuai dengan instruksi yang telah diberikan. Selama tes
ia terlihat tenang dan serius.

XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI


Dalam kehidupan ini untuk tidak terjadi salah persepsi maka
seseorang sangat membutuhkan keterampilan untuk mempersepsikan
sesuatu. Seperti seorang pilot atau supir dalam mempersepsikan jarak
yang tepat. Sebab salah mempersepsikan bisa menabrak sesuatu.
Contoh pesawat Lion Air yang mendarat di Bali lalu terjun ke laut karena
pilot mendaratkan pesawat itu setengah dari lapangan terbang.

38
DAFTAR PUSTAKA

Ferrinadewi, E. Merek & Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi

Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: ANDI

Walgito, B. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI

39
LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI EKSPERIMEN

1. Nama Eksperimentar :
2. NIM :
3. Nama Subjek :
4. Jenis Kelamin :
5. Umur :
6. Pendidikan :
7. Nama Eksperimen : PENGLIHATAN DALAM & HOWARD DAN
DOLMAN
8. Nomor Eksperimen : 05/Exp/1
9. Tanggal Eksperimen :
10. Waktu Eksperimen : 16.00-16.30 WIB
11. Tempat Eksperimen : Laboratorium Psikologi

I. PROBLEM

Sampai seberapa jauh subjek dapat mengadakan ketepatan jarak dalam


pengamatannya?

II. DASAR TEORI

Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perception yang


berarti menerima atau mengambil. Persepsi merupakan suatu pproses
dengan mana stimuli dipilih, diorganisir dan diinterprestasi menjadi informasi
yang bermakna (Ferrinadewi, 2008). Sedangkan menurut Walgito (2005)
persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan,
yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat
indera atau juga disebut proses sensoris. Artinya persepsi adalah hasil dari
pengindraan individu kemudian oleh individu diorganisasikan dan
diinterprestasikan sehingga individu tau apa yang dilihat. Dalam psikologi
proyektif presepsi merupakan hasil dari suatu proses penginderaan
terhadap stimulus dan rangsang. Dengan kata lain

40
bahwa setiap individu memiliki hasil persepsi yang berbeda antara individu
satu dengan individu lain, karena persepsi itu bersifat individual, Davidoff
1981 (dalam Walgito, 2003).

III. HIPOTESA
A. Individu

1. Ada perbedaan jarak dari hasil pengamatan secara inward dan


outward.
2. Adanya perbedaan jarak dari hasil pengamatan variabel stimulus
dengan standard stimulus pada individu.

B. Kelompok

1) Ada perbedaan jarak dari hasil pengamatan secara inward maupun


outward pada kelompok.
2) Adanya perbedaan jarak dari hasil pengamatan variabel stimulus
dengan standard stimulus pada kelompok.

IV. METODE PENELITIAN

Metode : Eksperimental dan Observasi


Design : The One Shoot Case Study Design

V. PROSEDUR
A.Material
1. Alat Howard Dolman apparatus
2. Blanko jawaban
3. Pensil
B.Prosedur Pelaksanaan
1. Subjek duduk dikursi dengan jarak enam meter dari stimulus
2. Subjek memegang tali yang bisa untuk menggerakkan variabel
stimulus
3. Subjek diberi instruksi untuk menebak berapa kira-kira tepatnya
terhadap standar stimulus
4. Tester duduk disamping alat untuk mencatat sekor yang didapat
subjek

41
5. Setiap subjek menjalankan 10 kali percobaan, lima kali ke depan
dan lima kali ke belakang.

VI. PENCATATAN HASIL


A. Individu
1. Satu mata kanan

Trial Inward Outward Standard In out Inward2 Outward2 Standard2

1 42,3 22 30 32,15 1789,29 484 900

2 28,5 15,5 30 22 812,25 240,25 900

3 29 36,1 30 32,55 841 1303,21 900

4 47,8 37 30 42,4 2284,84 1369 900

5 30,1 35,4 30 32,75 906,01 1253,16 900

∑ 177,7 146 150 161,85 6633,39 4649,62 4500

2. Satu mata kiri

Trial Inward Outward Standard In out Inward2 Outward2 Standard2

1 24 31 30 27,5 576 961 900

2 32,5 37,5 30 35 1056,25 1406,25 900

3 29 37,5 30 33,25 841 1406,25 900

4 30 33,7 30 31,85 900 1135,69 900

5 25,7 38 30 31,85 660,49 1444 900

∑ 141,2 177,7 150 159,45 4033,74 6353,19 4500

42
3. Dua mata

Standa
Trial In Out Standard In out In2 Out2
rd2

1 29,5 30,1 30 29,8 870,25 906,01 900

2 29 27,3 30 28,15 841 745,29 900

3 32,5 32,5 30 32,5 1056,25 1056,25 900

4 30 31,4 30 30,7 900 985,96 900

5 28,5 29,7 30 29,1 812,25 882,09 900

∑ 149,5 151 150 150,25 4479,75 4575,6 4500

B. Kelompok
1. Satu mata kanan

Stand
Subjek In Out Standar In out Inward2 Outward2
ard2

Tachia 29,58 30,9 30 30,24 874,9764 954,81 900


1263,091
Ari 35,54 29,2 30 32,37 852,64 900
6
Hendra 28 28,16 30 28,08 784 792,9856 900

Rina 25,2 32,2 30 28,7 635,04 1036,84 900

Novi 15,5 12,14 30 19,89 240,25 147,3796 900

Danti 28,8 29,42 30 28,75 829,44 865,5364 900

Frandi 20,5 16,8 30 18,65 420,25 282,24 900

Lintang 15,48 29,16 30 22,32 239,6304 850,3056 900

Renato 30,48 28,68 30 29,58 929,0304 822,5424 900


236,6
Σ= 9 229,08 270 238,58 6215,70 6605,27 8100
6

43
2. Satu mata kiri
Stand Standar
Subjek In Out In out Inward2 Outward2 2
ar

Tachia 35,18 24,3 30 29,74 1237,63 590,49 900

Ari 28,24 35,54 30 31,89 797,49 1263,09 900

Hendra 31,02 28,58 30 29,8 962,24 816,81 900

Rina 24,7 32,8 30 28,75 610,09 1075,84 900

Novi 21,6 16,2 30 27 466,56 262,44 900

Danti 31,9 34,64 30 33,27 1017,61 1199,92 900

Frandi 20,5 26 30 23,25 420,25 676 900

Lintang 23,14 23,56 30 23,35 535,45 555,07 900


Renato 32,4 31,3 30 31,85 1049,76 979,69 900
248,6 252,9
∑= 9 8 2 270 258,9 7097,1 7419,37 8100

3. Dua mata

Outwar Standar Outward Standard


Subjek Inward In out Inward2 2 2
d d

Tachia 32,08 30,2 30 31,14 1029,12 912,04 900

Ari 29,9 30,2 30 30,05 894,01 912,04 900

Hendra 31,58 29,32 30 30,45 997,29 859,66 900

Rina 29,8 31,7 30 30,75 888,04 1004,89 900

Novi 28,62 28,5 30 38,56 819,10 812,25 900

Danti 33,48 32,44 30 65,92 1120,91 1052,35 900

Frandi 29,56 27,38 30 28,47 873,79 749,66 900

Lintang 39,9 29,8 30 34,85 1592,01 888,04 900

44
Renato 29,6 30,4 30 30 876,16 924,16 900
284,5 320,1
∑=9 2 269,94 270 9 9090,45 8115,10 8100

VII. PENGOLAHAN HASIL


A. Individu
1. Satu mata kanan
Statistik Inward Outward
N 5 5
177,7 146

6633,39 4649,62

35,54 29,2
63,59 77,28
15,89 19,32

= 63,59

= = 77,28

= = 15,89

= = 19,32

= 5,9

Uji Signifikansi
Db =
=5+5–2=8

t1% = 3,355

45
t5% = 2,306

< t5% => tidak signifikan

Standard Stimulus

Statistik Variabel stimulus Standar stimulus


N 10 10
323,7 300

11283,01 9000

32,37 30
80,48 0
8,94 0

= = 80,84

= = 8,94

SDbM =

= = 2,99

Uji signifikansi

Db =
= 10 + 10 – 2 = 18

t1% = 2,878
t5% = 2,101

< t5% => tidak signifikan

2. Satu mata kiri


Statistik Inward Outward

46
N 5 5

47
141,2 177,7

4033,74 6353,19

28,24 35,54
9,25 7,55
2,31 1,89

= 9,25

= = 7,55

= = 2,31

= = 1,89

= 2,049

Uji Signifikansi
Db =
=5+5–2=8

t1% = 3,355
t5% = 2,306

> t5% => sangat signifikan

Standard Stimulus

Statistik Variabel stimulus Standar stimulus


N 10 10
318,9 300

48
10386,93 9000

31,89 30
21,72 0
2,41 0

= = 21,72

= = 2,41

SDbM =

= = 1,55

Uji signifikansi

Db =
= 10 + 10 – 2 = 18

t1% = 2,878
t5% = 2,101

< t5% => tidak signifikan

3. Dua mata
Statistik Inward Outward
N 5 5
149,5 151

4479,75 4575,6

29,9 30,2
1,94 3,08
0,48 0,77

49
=1,94

= = 3,08

= = 0,48

= = 0,77

= 1,12

=
Uji Signifikansi
Db =
=5+5–2=8

t1% = 3,355
t5% = 2,306

< t5% → tidak signifikan

Standard Stimulus

Statistik Variabel stimulus Standar stimulus


N 10 10
300,5 300

9055,35 9000

30,05 30
2,53 0
0,28 0

50
= = 2,53

= = 0,28

SDbM = = = 0,53

Uji signifikansi

Db =
= 10 + 10 – 2 = 18

t1% = 2,878
t5% = 2,101

< t5% => Tidak signifikan

B. Kelompok

1) Satu mata kanan


Statistik Inward Outward
N 9 9
229,08 236,66

6215,7 6605,27

25,45 26,29
42,93 42,76
5,36 5,34

= = 42,93

= = 42,76

= 5,36

51
SDbM = = = 3,27

= = 0,257

Uji signifikansi

Db = = 9 + 9 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,120

< t5% => Tidak signifikan

Untuk Variabel Stimulus & Standard Stimulus

Statistik Variabel stimulus Standard stimulus


N 18 18
465,74 540

12820,97 16200

25,87 30
43,02 0
2,53 0

= = 43,02

= 2,53

SDbM = = = 1,591

Uji signifikansi
Db = = 18 + 18 – 2 = 34
t1% = 2,728
t5% = 2,042
52
> t5% => signifikan

2) Satu mata kiri


Statistik Inward Outward
N 9 9
248,68 252,92

7097,1 7419,37

27,63 28,1
25,15 34,76
3,14 4,34

= = 25,15

= = 34,76

= 3,14

SDbM = = = 2,73

= = 0,172

Uji signifikansi

Db = = 9 + 9 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,120

< t5% => Tidak signifikan

Untuk Variabel Stimulus & Standard Stimulus

Statistik Variabel stimulus Standard stimulus


N 18 18

53
501,6 540

14516,47 16200

27,87 30
29,73 0
1,75 0

= = 29,73

= 1,75

SDbM = = = 1,322

Uji signifikansi
Db = = 18 + 18 – 2 = 34
t1% = 2,728
t5% = 2,042

< t5% => tidak signifikan

3) Dua mata
Statistik Inward Outward
N 9 9
284,52 269,94

9090,45 8115,1

31,61 29,99
10,86 2,28
1,36 0,28

= = 10,86

54
= = 2,28

= 1,36

SDbM = = = 1,28

Uji signifikansi
Db = = 9 + 9 – 2 = 16
t1% = 2,921
t5% = 2,120

< t5% => Tidak signifikan

Untuk Variabel Stimulus & Standard Stimulus

Statistik Variabel stimulus Standard stimulus


N 18 18
554,46 540

17205,55 16200

30,8 30
7,22 0
0,42 0

= = 7,22

= 0,42

SDbM = = = 0,648

55
Uji signifikansi
Db = = 18 + 18 – 2 = 34
t1% = 2,728
t5% = 2,032

< t5% => tidak Signifikan

VIII. KESIMPULAN
A. Individu
1. Tidak ada perbedaan yang jarak dari hasil pengamatan secara inward
dan outward. Jadi hipotesis ditolak.
2. Ada perbedaan estimasi terhadap standar stimulasi antara cara inward
maupun dengan cara outward pada individu.
B. Kelompok
1. Tidak ada perbedaan dalam mengukur ketepatan jarak terhadap
standard stimulus antara cara inward dengan cara outward pada
kelompok.
2. Ada perbedaan estimasi terhadap standard stimulus antara cara inward
dengan cara outward pada kelompok.

IX. DISKUSI

Dalam pengelihatan dengan gerakan keluar dan ke dalam membuat


mata tidak terkecoh, berarti mata individu tidak terkecoh dengan jarak
antara variabel stimulus dan variabel standar. Pada pengolahan data
kelompok terlihat variabel stimulus dan variabel standar tidak terkecoh.

X. KESAN-KESAN DALAM EKSPERIMEN


Selama tes ini subjek terlihat tenang dan melakukan pekerjaan
sesuai dengan instruksi yang telah diberikan. Ia tetap fokus dan
mengerjakan dengan sungguh-sungguh, meski beberapa kali ia
mengeluh karena tes yang dilakukan terlalu banyak.

56
XI. KEGUNAAN SEHARI-HARI
Penglihatan tiga dimensi biasanya dipakai dalam tata rias wajah
terutama pada sekitar mata, selain itu berguna juga sebagai interior suatu
ruangan dan juga dipakai pada altlet olahraga baseball, sopir dalam
ketajaman melihat sesuatu, pilot, nahkoda.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, S. 2004. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi

Ferrinadewi, E. Merek & Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Purwandari, H, Y. 2014. Laporan Praktikum Psikologi Eksperimen. Universitas


Proklamasi 45: Yogyakarta

Walgito, B. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: ANDI

Walgito, B. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI

57

Anda mungkin juga menyukai