Anda di halaman 1dari 28

TUGAS INTEGRASI

PEMODELAN PROSES PRODUKSI KACA MOBIL DI PT.


ASAHIMAS Flat Glass, Tbk.

(Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Integrasi dan Pemodelan
Sistem Logistik dan Rantai Pasok)

Disusun oleh:

1. Naufal Wahid Habibilah (16118080)

2. Shafa Alifya (16118085)

3. Iis PegiAriyanto (16118095)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA
BANDUNG
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN
PEMODELAN PROSES PRODUKSI KACA MOBIL DI PT.
ASAHIMAS Flat Glass, Tbk.

Praktikum Pemodelan Sistem Logistik dan Rantai Pasok

1. Naufal Wahid Habibilah (16118080)

2. Shafa Alifya (16118085)

3. Iis PegiAriyanto (16118095)

Program Studi Manajemen Logistik

Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia

Menyetujui

Bandung, 12 Januari 2021

Dosen Pembimbing

Rizqi Permana Sari, S.Si.,M.T

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas besar ini tanpa ada halangan apapun sesuai waktu
yang telah ditentukan. Tak lupa shalawat dan salam penulis tunjukan kepada Nabi
besar Muhammad SAW.

Dengan ini penulis menyadari bahwa tugas besar ini tidak akan tersusun
dengan baik tanpa adanya pihak-pihak terkait. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Rizqi Permana Sari, S.Si,. M.T. selaku Dosen Pembimbing.


2. Bapak Yofi Nurdiansyah, S.T.,M.T. selaku Dosen Mata Kuliah Riset Operasi
2.
3. Orang Tua dan Teman-teman yang telah mensupport kami dalam
menyelesaikan proyek terintegrasi ini

Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bandung, 12 Januari 2021

Penyusun

3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Perumusan Masalah..........................................................................................13
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................13
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................13
1.5 Batasan Masalah...............................................................................................13
1.6 Sistematika Penulisan.......................................................................................14
BAB II METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................16
2.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah............................................................16
2.2 Pembahasan Flowchart Metode Penelitian.......................................................17
BAB III PEMECAHAN MASALAH DAN ANALISIS...................................................18
3.1 PT Asahimas flat glass Tbk..............................................................................18
3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data.................................................................19
3.3 Pembuatan Program atau Model Simulasi dengan Software Komputer.........21
3.3.1 Causal Loop Diagram.................................................................................21
3.4 Skenario dan Hasil Simulasi.............................................................................23
3.5 Analisis Hasil dari Solusi yang Diusulkan........................................................25

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor industri merupakan salah satu sektor yang sedang berkembang
di Indonesia. Semua sektor tersebut memiliki tingkat kualitas yang tinggi
agar produk mereka dapat diterima di masyarakat, salah satu bidang industri
yang sedang berkembang adalah bidang manufaktur dengan bahan kaca.
Kaca adalah salah satu komponen dalam berbagai macam bangunan, oleh
karena itu kebutuhan akan kaca meningkat sejalan dengan kebutuhan
pembangunan yang ada. PT.Asahimas Flat Glass Tbk adalah perusahaan
yang bergerak dibidang manufaktur berupa kaca didirikan pada 07 Oktober
1971 dengan nama awal Asahimas Flat Glass Co.,Ltd. Perusahaan ini
memiliki beberapa pabrik kaca yang tersebar di pulau Jawa. Pada awalnya
PT.Asahimas Flat Glass Tbk menggunakan proses pembuatan secara
Fourcault Process hingga akhirnya berpindah menggunakan Float Process.
Kaca-kaca hasil produksi PT.Asahimas Flat Glass Tbk telah digunakan
dalam pembangunan gedung-gedung tidak hanya di Indonesia saja
melainkan juga digunakan oleh negara-negara lain.PT.Asahimas Flat Glass
Tbk tidak hanya memproduksi kaca untuk gedung namun juga memproduksi
kaca Automotive yang digunakan pada kendaraan seperti mobil.
AMG masuk dalam sistem rantai pasok industri otomotif yaitu
memproduksi kaca mobil dengan menguasai pangsa pasar dalam negeri lebih
dari 80%. AMG menerima data peramalan jumlah mobil yang akan terjual
dalam 6 bulan ke depan dari pabrikan otomotif dan karoseri serta jumlah
kebutuhan sparepart kaca dari dealer. Data peramalan tersebut selanjutnya
menjadi pemicu bagi AMG untuk menjalankan rencana produksi. Jenis

5
produksi di AMG adalah continues flow process dimana biaya set-up akan
sangat besar.
Kaca otomotif memiliki ukuran yang sangat bervariasi mengikuti
design mobilnya. Dalam satu mobil terdapat sekitar 6 jenis ukuran kaca
berbeda sehingga saat ini terdapat ratusan ukuran kaca yang harus
disediakan untuk melayani semua jenis kendaraan yang masih diproduksi
ataupun untuk sparepart. Volume permintaan untuk jenis kendaraan yang
sudah tidak diproduksi sangat kecil namun memiliki variasi ukuran kaca
yang banyak dan akurasi permintaan yang tidak baik. Volume produksi yang
kecil dapat mengakibatkan biaya produksi tinggi akibat kehilangan waktu
saat set-up pergantian ukuran kaca dan akan berpengaruh terhadap stabilitas
kualitas. Untuk menurunkan biaya produksi, variasi ukuran kaca tersebut
perlu dikelompok kelompokan kedalam beberapa ukuran kaca yang lebih
besar sehingga didapat minimum lembar kaca per sekali produksi yang
dinamakan supply-size. Saat ini terdapat sekitar 430 ukuran supply-size kaca
yang merupakan hasil pengelompokan dari sekitar 750 ukuran pesanan
(order-size).
Hasil pengelompokan tersebut selanjutnya masuk ketahap pembuatan
rencana produksi make-to-stock dengan kebijakan tingkat sediaan 1,3 bulan
pada setiap akhir bulan berjalan. Tingkat persediaan 1,3 bulan tersebut setara
dengan 20 milyar rupiah yang dipandang sebagai cash-flow perusahaan yang
tertahan sehingga harus ditekan sekecil mungkin, namun rendahnya
persediaan tersebut tidak boleh menyebabkan barang kurang atau sebaliknya
yang diakibatkan oleh akurasi permintaan yang kurang baik. Oleh karena itu
dibutuhkan rencana produksi yang agil. Agility harus memiliki kecepatan
respon baik fisik maupun finansial terhadap kejadian yang tidak diharapkan
termasuk perubahan permintaan.
Kaca otomotif terdiri dari dua jenis yaitu Laminated untuk kaca depan
dan Tempered untuk kaca samping dan belakang. Rencana produksi untuk

6
kedua jenis kaca tersebut selanjutnya dikirim ke bagian Produksi untuk
realisasi produk. Proses produksi kaca otomotif sangat sensitif terhadap
defect atau gangguan teknis lainnya yang menyebabkan tingkat kesulitannya
cukup tinggi, saat terjadi gangguan jadwal produksi bisa berubah menjadi
lebih cepat atau mundur dari rencana awal. Reliability sangat berhubungan
dengan kemampuan produksi menghasilkan produk yang bebas gangguan,
dengan demikian tingkat persediaan minimal harus 1 bulan kedepan, dengan
asumsi Reliability process tidak bisa dihilangkan sehingga bisa
mengakibatkan jenis kaca tertentu diproduksi di akhir bulan atau dengan
kata lain jika Reliability tidak baik maka sudah dilakukan antisipasi ada
ukuran kaca tertentu yang baru bisa diproduksi pada saat akhir bulan.
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memodelkan faktor-
faktor yang berkontribusi terhadap akumulasi persediaan dan melakukan
klasifikasi berdasarkan nature-nya sehingga petugas perencana produksi
dapat melakukan tindakan berbeda untuk tiap jenis kelompok. Diharapkan
dengan adanya model rencana produksi tersebut diperoleh tingkat persediaan
yang minimal dengan tidak mengkorbankan kritikalitas pengiriman ke
konsumen sehingga membantu perusahaan dalam hal memperpendek
cashflow dan meminimalkan waste, untuk masyarakat umum penelitian ini
bisa bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan bisa menjadi
bahan untuk pengembangan lebih lanjut.

7
Gambar 1 Rich Picture Diagram (RPD)

Berikut deskripsi dari RPD atau Rich Picture Diagram:

Proses Produksi
Bahan baku yang digunakan berasal dari indonesia (Domestik)
maupun luar Indonesia (Import). Bahan baku yang berasal dari
domestik adalah:
1. Pasir Silika (Belitung dan Tuban).
2. Feldspar (Blitar).
3. Dolomite (Tuban).
Bahan baku yang berasal dari Import adalah:

8
1. Soda Ash [Na2Co3] dari USA dan China.
2. Natrium Sulfate [Na2So4] dari Jepang.
3. Al-Hydroxide [Al (OH)3] dari Jepang.
4. Co Oxide, Ni Oxide, Fe Oxide, Cr2o3, Na2Seo3, TiO2 dari Inggris,
Hongkong, dan Jepang.
5. Calumite dari Inggris dan Jepang.
Tahap dalam pembuatan kaca di PT. Asahimas Flat Glass TBk adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan bahan baku
Yang dimaksud dengan persiapan bahan baku adalah menyiapkan
bahan baku utama pembuatan kaca yaitu silica sand,
feldspar,dolomite, soda ash, dan cullet. Cullet merupakan pecahan-
pecahan sisa dari kaca yang mengalami defect atau biasa dikatakan
cacat. Bahan baku lainnya seperti bahan baku pembantu dan bahan
baku pewarna juga disiapkan disini.
2. Penimbangan bahan baku
Proses selanjutnya dalam pembuatan kaca adalah penimbangan bahan
baku. Kegunaannya adalah untuk mengontrol komposisi dari
pembuatan kaca agar mendapatkan hasil kaca yang diinginkan oleh
konsumen.
3. Pencampuran
Proses pencampuran ini adalah proses dimana bahan baku utama,dan
bahan-bahan baku lainnya dicampur agar menghasilkan campuran
yang homogen sehingga menghasilkan produk dengan kualitas yang
baik. Dalam proses pencampuran ini harus memperhatikan tingkat
kehomogenan dari campuran agar tidak menimbulkan cacat yang tidak
diiinginkan.
4. Proses peleburan

9
Proses dimana semua bahan baku yang telah homogen dalam
pencampuran di lebur menjadi satu adonan dengan suhu berkisar
16000C. Fase dimana bahan baku yang berupa padatan berubah
menjadi adonan yang berupa cair.
5. Proses pembentukan
Proses pembentukan tejadi di metalbath yaitu sebuah kolam yang
berisis timah cair. Setelah melalui proses peleburan maka adonan kaca
memasuki metalbath dan terapung diatas timah yang cair. Proses
terbentuknya ketebalan dan lebar kaca terjadi di proses ini.
6. Proses pendinginan
Proses ini menjadikan adonan kaca yang telah terbentuk menjadi keras
sehingga bentuk kaca yang berupa adonan telah menjadi kaca. Disebut
juga proses Lehr.
7. Proses pemotongan
Proses pemotongan adalah proses dimana memotong kaca menjadi
lembaran kaca-kaca yang lebih kecil sehingga lebih mudah dalam
pengemasan, pemotongan ini juga disesuaikan dengan ukuran
permintaan konsumen. Didalam proses ini juga pula terdapat proses
pengecekan kualitas dari pada kaca (Quality Control).
8. Proses Pengepakan
Proses dimana kaca yang telah disesuaikan dengan keinginan
konsumen di kemas dan siap untuk dikirim ke konsumen. Dalam
pengepakan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pengepakan dengan box kayu
Digunakan ketika melakukan pengiriman ke luar negeri.
b. Pengepakan dengan pallet besi
Digunakan ketikan melakukan pengiriman ke dalam negri atau
lokal. Berikut adalah diagram proses produksi.

10
Berikut adalah List of Problem berdasarkan latar belakang diatas:

Masalah yang dialami oleh PT Asahimas flat glass, Tbk yaitu mengharuskan
pemasok bahan baku kaca otomotif ini harus tepat waktu dan tepat
memproduksi produk dalam pabrik. Sehingga, manajer perusahaan perlu
membuat keputusan untuk mengoptimalkan proses produksi agar tidak
terjadi antrian.

Berikut Gap Analysis yang ada dalam kasus ini:

1. Daftar karakteristik:
Terjadinya antrian akibat dari proses produksi yang lama.
2. Daftar yang diperlukan untuk mencapai tujuan:
Mengetahui penyebab terjadinya antrian di proses produksi.
3. Daftar kesenjangan yang perlu diisi:
Mengoptimalkan proses produksi agar tidak terjadi antrian.

Gambar 2 Fishbone Diagram

Berikut adalah analisis 5W 1H yang ada dalam kasus ini:


1. What (Apa)?
Kasus apa yang sedang terjadi?
- Terjadi antrian dikarenakan proses produksi yang lambat.
2. Who (Siapa)?
Siapa yang bertanggung jawab atas proses produksi?

11
- Manajer Produksi.
3. Where (Di Mana)?
Di bagian mana yang mengalami kerusakan?
- Di bagian produksi.
4. When (Kapan)?
Kapan produksi dilakukan?
- Setiap ada pesanan.
5. Why (Mengapa)?
Mengapa bisa terjadi antrian?
- Banyak mesin yang kurang sehat dan metode yang digunakan
kurang efektif dan efisien.
6. How (Bagaimana)?
Bagaimana cara mengatasi antrian tersebut?
- Dengan membuat simulasi dari proses produksinya.

Berikut ini adalah enam elemen masalah pada kasus ini:


1. Decision maker / pembuat keputusan adalah manajer
perusahaan.
2. Tujuan dibuat keputusan, untuk menurunkan tingkat
persediaan produksi kaca otomotif.
3. Kriteria keputusan terkait, penggunaan lean system atau just in
time (JIT) dalam mengontrol produksi, sehingga mengurangi
resiko kurang bahan dan cashflow perusahaan.
4. Ukuran kinerja, mengurangi resiko pada proses produksi
menerapkan lean manufacturing yang salah satunya dikenal
dengan just in time. Karena pabrik otomotif tidak memiliki
persediaan, maka pemasok harus mengirim bahan baku dalam
jumlah dan waktu yang tepat.

12
5. Input control atau Tindakan/alternatif solusi yang dapat
dilakukan. Dapat menerapkan konsep penelitian untuk
membuat keputusan system yang dirubah nantinya. Seperti
klasifikasi abc, yang akan meneliti persediaan, resiko, serta
akurasi peramalan. Biasanya industry otomotif yang
menerapkan lean system, akan mengembangkan system
produksinya secara terus-menerus.
6. Konteks dimana masalah terjadi, divisi perencanaan produksi
dan pengontrolan inventory di PT Asahimas flat glass, Tbk.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat adalah:
- Terjadinya antrian akibat dari proses produksi yang lama.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
- Manajer perusahaan dapat membuat keputusan untuk
mengoptimalkan proses produksi agar tidak terjadi antrian.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah:
- Untuk perusahaan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai
evaluasi kedepannya dalam mengurangi resiko memproduksi.
- Untuk peneliti dapat dijadikan referensi sebagai pengembangan teori
yang akan diteliti kedepannya.
- Untuk kampus dapat dibaca dan dimanfaatkan sebagai referensi
penelitian yang baru maupun dikembangkan menjadi solusi yang
lebih baik lagi.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini:

13
- Ruang lingkup pada penelitian ini adalah manufaktur pabrik
otomotif.
- Waktu yang digunakan untuk penelitian yaitu satu minggu untuk
pencarian data.
- Data dan cara pengumpulan data yaitu menggunakan referensi jurnal
dan website.
- Asumsi yang digunakan adalah pabrik otomotif tidak memiliki
persediaan dan perlu penurunan tingkat produksi.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah:
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Latar belakang memuat alasan pembuatan laporan Projek Terintegrasi.
Didalamnya terdapat penjelasan Problem Situasion; Rich Picture Diagram
yang dilengkapi 6 elemen masalah, Gap Analysis, Fishbone Diagram dan
5W 1H.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah memuat permasalahan yang sehingga dilakukan Projek
Terintegrasi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat uraian tentang tujuan dilaksanakannya Projek
Terintegrasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian memuat uraian tentang manfaat yang diperoleh dari
Projek Terintegrasi.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah berguna untuk mengatur agar Projek Terintegrasi fokus
pada kebutuhan-kebutuhan dari Projek Terintegrasi tersebut.

14
1.6 Sistematika Penyusunan
Sistematika penulisan menjabarkan tahapan dari penulisan Projek
Terintegrasi.

Bab II Metodologi Penelitian


Pada bab ini menjelaskan mengenai Langkah-langkah metode yang
ditempuh untuk Projek Terintegrasi.
2.1 Flowchart metodologi penelitian.
2.2 Uraian tiap-tiap Langkah-langkah metode penelitiannya.
Bab III Pemecahan Masalah dan Analisis
Bab ini terbagi menjadi beberapa bagian besar, yaitu:
3.1 Gambaran umum objek penelitian.
Menjelaskan mengenai kegiatan utama dari objek penelitian (proses bisnis)
dan aspek atau informasi lainnya yang mendukung terhadap gambaran
umunya yang ditunhang dengan foto-foto dari objek penelitiannya kemudia
memasukkan letak atau posisi objek penelitian dengan menggunakan google
maps.
3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data.
Menggambarkan bagaimana data yang digunakan untuk pengolahan data
dalam Projek Terintegrasi diperoleh.
3.3 Pembuatan program / model simulasi dengan software computer.
3.3.1 Causal Loop Diagram
3.3.2 Stock Flow Diagram
3.4 Skenario dan Hasil Simulasi.
3.5 Analisis hasil dari solusi yang diusulkan.
Bab IV Kesimpulan dan Saran
Bab ini memuat kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan apa yang
terdapat dalam Projek Terintegrasi, sedangkan saran mengarah kepada saran

15
perluasan, pengembangan, pendalaman dan pengkajian ulang dari Projek
Terintegrasi.

16
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah


Berikut ini adalah metodologi penelitian yang digunakan dalam laporan ini:

Gambar 2.1 Flowchart Metode Penelitian

17
2.2 Pembahasan Flowchart Metode Penelitian
Dalam menyelesaikan masalah langkah-langkah penelitian yang dilakukan
adalah seperti Studi Pustaka, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian,
Pengumpulan Data, Pengelolahan Data Menggunakan aplikasi AnyLogic,
Analisis, Kesimpulan dan Saran.
2.2.1 Mulai
Mencari jurnal adalah tahapan awal yang dilakukan.
2.2.2 Identifikasi masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui resiko bila
terjadinya antrian akibat proses produksi yang lambat pada PT.
Asahimas flat glass, Tbk.
2.2.3 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk membantu manajer
perusahaan agar dapat membuat keputusan dalam
mengoptimalkan proses produksi tanpa terjadi antrian yang
lama.
2.2.4 Pengumpulan data
Data yang diperoleh adalah hasil dari research jarak tempuh di
google maps.
2.2.5 Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi AnyLogic.
2.2.6 Analisis
Analisis digunakan untuk memperjelas permasalahan yang ada
berdasarkan tujuan penelitian yang dilakukan.
2.2.7 Kesimpulan
Berdasarkan proses analisis yang dilakukan dapat diperoleh
kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

18
BAB III
PEMECAHAN MASALAH DAN ANALISIS

3.1 PT Asahimas flat glass Tbk


PT. Asahimas Flat Glass Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang
manufaktur berupa kaca yang didirikan pada 07 Oktober 1971 dan juga
berfungsi sebagai penghasil kaca terbesar didunia. Perusahaan ini memiliki
kapasitas penghasil yang besar, yang pada saat ini telah ada 630.000 ton/tahun
untuk membuat kaca datar. 2,4 juta m3 untuk kaca cermin dan kaca pengaman
yaitu 4,5 juta m3. Dari data tersebut, PT Asahimas Glass merupakan salag satu
industry kaca terbesar di Asia Tenggara.
Pada awalnya PT. Asahimas flat glass Tbk menggunakan proses pembuatan
secara Fourcault Process hingga akhirnya berpindah menggunakan Float
Process. Produk yang dihasilkan berupa tempered glass: windshield glass,
sunroof glass, and front door glass yang memiliki karakteristik jenis
pecahnya yaitu pecahan hanya berada di area tumbukan dan masih melekat
pada PVB, kekuatannya sama seperti kaca biasa dan distorsi. Laminated
glass: front door glass, front ventilator glass, rear windshield glass, rear door
glass, side windows glass, and sunroof glass yang memiliki karakteristik jenis
kerusakan yaitu seluruh kaca menjadi kecil dan kekuatan kristal tersebar tiga
kali lebih kuat dari kaca normal dan tidak distorsi.
Berikut adalah tipe gambar produk yang dihasilkan oleh PT Asahimas flat
glass Tbk:

19
Gambar 3.1 tipe tampered glass Gambar 3.2 tipe laminated glass

Alamat PT Asahimas flat glas Tbk (Automotive Glass General Division)


berada di Cikampek, Bukit Indah Industrial Park Blok J-L Sector 1-A
Karangjaya Tirtamulya, Kalihurip, Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat, 41373. Berikut adalah posisi yang ditunjukkan oleh
google maps:

Gambar 3.3 lokasi PT Asahimas flat glass Tbk

3.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data


Berikut adalah pengumpulan dan pengolahan data yang mendukung penelitian
ini:

20
Gambar 3.4 data produksi kaca

Gambar 3.5 data keuangan persediaan produk


Dalam annual report PT Asahimas flat glass Tbk tahun 2018, Manajemen
berkeyakinan bahwa provinsi atas penurunan nilai persediaan telah memadai
untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul. Per 31 Desember 2018,
persediaan telah diasuransikan terhadap berbagai resiko kerugian dengan
jumlah pertanggungan sebesar USD 89.599.469 atau setara dengan Rp.
1.297.490 juta (2017: USD 87.949.044 atau setara dengan Rp. 1.191.534
juta), yang mana menurut pendapat manajemen cukup memadai untuk

21
menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari resiko-resiko tersebut.
Tidak ada persediaan yang digunakan sebagai jaminan.
Pemecahan masalah produksi menggunakan pendekatan metode konsep Lean
six sigma untuk PT Asahimas flat glass Tbk dalam meningkatkan efisiensi
produksi kaca. Metode lean six sigma yaitu penggabungan lean
manufacturing/lean enterprise dan six sigma merupakan metode yang
mengandalkan upaya tim kolaboratif untuk meningkatkan kinerja dengan
membuang limbah secara sistematis dan mengurangi variasi. Metode ini
berfungsi untuk menghilangkan 8 jenis pemborosan: Defect, Over production,
Waiting, Non Utilized talent, Transportation, Inventory, Motion, dan Extra
processing.

3.3 Pembuatan Program atau Model Simulasi dengan Software Komputer


3.3.1 Causal Loop Diagram

3.3.1 Stock Flow Diagram


No. Nama Jenis Nilai Satuan Keterangan
Variabel
1 Produksi_Awal Parameter 1000 pcs Produksi awal yang
Input belum terhambat
2 Mesin_Rusak Parameter 3 pcs Peluang mesin

22
Input rusak
3 Kurang_Mesin Parameter 0.07 - 7% terhambat
Input diproduksi karena
kurangnya mesin
4 Penambahan_Mesin Parameter 7 pcs Penambahan mesin
Input
5 Tidak_Ada_Penambaha Parameter 0,015 - Peluang tidak
n_Mesin Input ditambahnya mesin
6 Kurangnya_SDM Parameter 0,075 - Peluang kurangnya
Input SDM
7 Mesin_Rusak_Bertamba Parameter 2 pcs Kerusakan mesin
h Input
8 Produksi Stock Produk pcs Jumlah produksi
si_Aw dikurangi yang
al - 1 terhambat
9 Produksi_terhambat Stock 1 pcs Jumlah produksi
yang terhambat
10 Produksi_Berhasil Stock pcs Jumlah produksi
terhambat yang
berhasil
11 Produksi_Gagal Stock pcs Jumlah produksi
terhambat yang
gagal
13 Penambahan_Terhambat Flow pcs/hari produksi_terhambat
* mesin_rusak *
kurang_mesin *
produksi /
produksi_awal
14 Penambahan_Berhasil Flow pcs/hari produksi_terhambat
/

23
penambahan_mesin
15 Penambahan_Gagal Flow pcs/hari tidak_ada_penamba
han_mesin *
mesin_rusak_berta
mbah *
kurangnya_SDM *
produksi_terhambat

3.4 Skenario dan Hasil Simulasi


3.4.1 Skenario
No Nama Skenario - 0 Skenario-1 Skenario-2
1 Mesin_Rusak 3 3 3
2 Kurang_Mesin 0,07 0,07 0,07
3 Penambahan_Mesin 7 10 12
4 Tidak_Ada_Penambah 0,015 0,01 0,02
an_Mesin
5 Kurangnya_SDM 0,075 0,075 0,075
6 Mesin_Rusak_Bertam 2 2 2

24
bah

3.4.2 Hasil Simulasi


3.4.2.1 Skenario-0

3.4.2.2 Skenario-1

25
3.4.2.3 Skenario-2

26
3.5 Analisis Hasil dari Solusi yang Diusulkan
Dari hasil stock flow diagram skenario-0, skenario-1, dan skenario-2
di atas, kami mengusulkan untuk memakai skenario-1 dengan hasil sebagai
berikut:
 Produksi = 213
 Produksi_Terhambat = 40
 Produksi_Berhasil = 734
 Produksi_Gagal = 11

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan yaitu
pembuatan model menggunakan aplikasi Anylogic dapat mempermudah
system, untuk memahami permasalahan PT Asahimas Flat Glass Tbk dalam
penyelesaian antrian akibat dari proses produksi yang lambat dengan metode
lean six sigma pada system produksi kaca otomotif. Solusi yang diberikan
dalam penggunaan metode lean six sigma yaitu mengandalkan upaya tim
kolaboratif antara lean manufacturing dan six sigma

27
Causal Loop Diagram yang telah dikerjakan merupakan bentuk solusi atau
pemikiran system yang berada dalam pabrik pembuatan kaca otomotif PT
Asahimas Flat Glass Tbk. Yang berisikan tentang peramalan (forecasting),
permintaan (demand), pemesanan (order), produksi (production), tipe (type),
kapasitas (capacity), gudang (warehouse), dan distribusi (distribution).
Sedangkan, untuk alur model Stock Flow Diagram penelitian ini yaitu adanya
produksi dengan penambahan terhambat mengakibatkan produksi terhambat
yang memiliki kemungkinan antara penambahan berhasil menjadi produksi
berhasil dan penambahan gagal menjadi produksi gagal.
Dalam hal ini, scenario yang dipilih dalam simulasi model Stock Flow
Diagram yaitu scenario-1, hasilnya berupa; produksi sebanyak 213, produksi
terhambat sebanyak 40, produksi berhasil sebanyak 734, dan produksi gagal
sebanyak 11.

4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan melalui penelitian ini yaitu, manajer harus
memutuskan solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan
memodelkannya menggunakan aplikasi Anylogic seperti Stock Flow Diagram
dan Causal Loop Diagram untuk masalah terjadinya antrian akibat dari proses
produksi yang lambat.

28

Anda mungkin juga menyukai