Anda di halaman 1dari 1

Diagnostik molekuler merupakan pengujian untuk menganalisa penanda biologi secara genomik atau

proteomik untuk mendapatkan informasi kesehatan atau penyakit pasien dalam diagnostik klinis (Shukla
et al. 2019).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ciri ciri infeksi CMV pada tanaman gliricidia dan gejala ciri
infeksi CMV pada tanaman cabai, serta untuk mengetahui adanya identitas CMV pada tanaman gliricidia
dan adanya CMV pada tanaman cabai di desa Kerta. berdasarkan analisis molekuler. Metode serologi
yang digunakan untuk mendeteksi virus CMV adalah DAS-ELISA (Double Antibody Sandwich-Enzyme Link
Immunosorbent Assay) dan RT-PCR (Reverse Transcription- Polymerase Chain Reaction) digunakan
untuk analisis molekuler. Penelitian meliputi 1) pengamatan mosaik di lapangan, 2) pengawetan sampel
tanaman (cabai dan gliricidia) yang terinfeksi virus mosaik, 3) uji serologi dengan DAS-ELISA, 4) deteksi
molekuler dengan RT-PCR. Hasil penelitian membuktikan bahwa karakteristik gejala infeksi CMV pada
tanaman gliricidia identik dengan gejala karakteristik infeksi CMV pada tanaman cabai dan adanya CMV
pada tanaman gliricidia identik dengan adanya CMV pada tanaman cabai. gejala ciri mosaik pada
gliricidia dan cabai yang ditemukan di lapangan antara lain mosaik (bergaris), contract and roll dengan
variasi gejala yaitu mosaik hijau muda dengan gejala klorosis dan mosaik hijau tua pada tanaman
gliricidia dan cabai. Hasil uji DAS-ELISA menunjukkan sampel gamal dan cabai positif terinfeksi Cucumber
Mosaic Virus (CMV). Teknik RT-PCR berhasil mengamplifikasi fragmen DNA target berukuran 657 bp.
Berdasarkan penelitian tersebut, petani perlu mengetahui keberadaan tanaman yang digunakan sebagai
tanaman pembatas pada tanaman cabai, karena gliricidia berpotensi sebagai inang alternatif CMV.

Anda mungkin juga menyukai