masalah yang muncul berkenaan dengan penerjemahan Alkitab. Misalnya, satu terjemahan
belum tentu diterima sebagai terjemahan yang benar oleh semua orang. Hal itu terbukti dari
banyaknya versi terjemahan Alkitab dalam sebuah bahasa. Contoh iainnya, seperti adanya orang
yang menganggap Alkitab terjemahan Inggris versi King James sebaga satu-satunya terjemahan
yang berwibawa dan menganggap terjemahan lain sebagai pengurangan, penambahan, dan
penelitian biblika. Peneliti teologi biblika yang hendak melakukan penelitian penerjemahan tentu
saja harus menguasai bahasa asli Alkitab, sebagai bahasa sumber, dan menguasai bahasa sasaran.
Pemahaman atas bahasa Ibrani dan Yunani membuat si peneliti bisa mengetahui adanya masalah
dalam terjemahan ayat atau perikop tertentu dalam Alkitab. Mungkin terjemahan itu benar
terhadap bahasa sumbernya, tetapi maknanya dalam bahasa sasaran tidak jelas. Mungkin juga
terjemahan itu jelas maknanya, tetapi menyimpang dari makna dalam bahasa sumber.
Pemahaman terhadap bahasa asli Alkitab membuat si peneliti bisa mengetahui beberapa
menghasilkan terjemahan yang benar dan maknanya dapat dipahami sesuai dengan bahasa
sumber (bukan sekadar pengalihan bahasa secara harfiah). Untuk itu, Bolich (1985:88-89)
menyebutkan beberapa prinsip dan langkah penerjemahan yang dapat memberi petunjuk
mengenai data yang harus ditemukan dalam teks yang akan diterjemahkan. Data tersebut adalah
arti asli, bentuk dan isi, keterangan mengenai latar belakang, sintaks, dan tata bahasa.
Tenney (1957:21) mengemukakan sepuluh macam metode. Metode-metode tersebut adalah
sebagai berikut.
Metode sintesis ialah metode yang mendekati sebuah kitab sebagai satu satuan dan
kitab untuk menemukan tema, mengembangkan tema (jangan terpaku pada pembagian pasal-
pasal dan ayat-ayat yang sudah ada), dan membaca paragraf demi paragraf untuk menemukan
kerangka kitab.
3.2.2.Metode kritis
Metode kritis yaitu kriti ialah metode yang memeriksa secara cermat pernyataan-
3.2.3.Metode biografis
Metode biografis ialah metode yang menyusun kembali gambaran penulis dan orang-orang
yang berhubungan dengannya serta mengartikan kontruksinya dari segi kepribadian mereka.
Untuk itu, penuturan biografis dan argumentasinya di dalam teks perlu diperhatikan. Metode itu
mencakup pengumpulan semua fakta-fakta dari sumber lain, dan analisis serta penafsiran ulang
doktrin yang dibicarakan dan menjelaskan tekanan spiritualnya. Metode itu memiliki tiga aspek,
yaitu penentuan anggapan dasar yang mendasari pengajaran dalam kitab, pengaturan topik ajaran
yang menonjol, dan penanganan secara terpisah bagian-bagian kitab yang bersifat doktrin
(Tenney, 1957:114).
Metode retoris ialah metode yang menunjukkan bagaimana penggunaan sintaks dan gaya
bahasa untuk meyakinkan ajaran doktrin. Metode itu juga menentukan aturan-aturan penafsiran
yang berhubungan dengan bahasa atau prinsip prinsip komposisi tulisan, termasuk penyelidikan
mengenal jenis-jenis wacana tertentu, seperti perumpamaan, alegori, tipologi, lambang, dan
nubuat. Dengan demikian, pernyataan dengan kata-kata yang dipakai secara imajinatif (bukan
Metode topikal ialah metode yang menyarikan dari teks semua acuan dalam topik tertentu
dan mengalihkan konteksnya ke dalam pengajaran yang utuh termasuk penyelidikan kata dan
frasa. Metode ini mencakup pengumpulan semua bahan yang berkaitan dengan tema tertentu.
Metode analitis ialah metode yang memeriksa teks atau bagiannya secara terperinci dengan
menganalisis dan merumuskan struktur gramatikanya sehingga makna struktur itu dapat
dinyatakan dengan tepat. Metode ini terdiri atas tiga tahap, yaitu membuat tata letak mekanis
atau penulisan kembali teks dalam bentuk struktur gramatika, membuat kerangka analitis tekstual
berupa pikiran utama dan pikiran yang lebih kecil sesuai dengan susunan dan isi teks, serta
mencatat hasil pengamatan dari gejala yang muncul dalam kerangka tersebut untuk mendapatkan
Metode perbandingan ialah metode yang menyoroti teknis dengan membandingkan atau
dengan bagian-bagian lain dari Alkitab yang berkaian. Hal itu bisa meliputi perbandingan
mengenai sebuah topik seorang tokoh, atau perbandingan antara teks Perjanjian Baru dan
Perjanjian Lama.
Metode devosional ialah metode yang berupaya menetapkan makna wacana pada kehidupan
pribadi pembaca. Metode itu paling baik digunakan bersama metode lain. Prosedur
memperbaiki diri si pembaca bagaimana pembaca dapat membetulkan yang salah, dan apakah
penyelidikan kitab untuk menyiapkan khotbah, renungan, dan pelajaran Alkitab, sebagian
(Subagyo, 2000). Dalam menggunakan metode-metode itu, gagasan dari penafsiran model
filsafat mengenai pandangan seseorang terhadap dunia dan perpaduan pandangan penulis teks
dan penafsir dapat dimanfaatkan sehingga dapat menghasilkan pengertian. Gagasan itu
menekankan bahwa pemahaman adalah tindakan efektif yang tidak dapat dianggap sebagai
sebuah metode yang cepat (Stiver, dalam Bailey, 1992:173). Jadi, peneliti harus memanfaat- kan
berbagai macam metode dan tidak terjebak oleh satu metode yang dianggap objektif. Dalam
melakukan penelitian biblika dengan metode mana pun, perlu diingat bahwa sebuah penelitian
hendakny atidak sekadar melakukan kegiatan dan pengulangan kegiatan, tetapi menyelesaikan
masalah-masalah yang muncul karena ada sesuatu yang tidak memuaskan dari apa yang telah
dilakukan peneliti lain. Memang, penyelidikan Alkitab bisa dijalamkan tanpa maksud akademik,
yaitu sebagai praktik dari kehidupan kristen. Dalam hal itu, adanya masalah pada hasil-hasil
penelitian terdahulu tidaklah penting. Namun, penyelidikan Alkitab yang memenuhi syarat
sebagai penelitian akademik haruslah bertolak dari masalah dalam konteks penyelidikan-
penyelidikan terdahulu. Jadi, sebelum peneliti bermaksud melakukan dengan metode tertentu, ia
harus memastikan bahwa ada ketidakpuasan terhadap apa yang telah diteliti orang lain.