1. Keadaan Lingkungan
Lingkungan alam pada zaman perundagian ini secara umum tidak jauh berbeda dengan
keadaan pada saat ini. Keadaan permukaan air laut pada zaman ini sudah cukup stabil.
Kegiatan-kegiatan tektonik seperti pergerakan lempeng bumi atau sering disebut dengan
gempa bumi ini tetap berlangsung walaupun intensitas dan dampaknya tidak jauh berbeda
dengan kondisi pada saat ini. Namun kegiatan tektonik ini tidak mengakibatkan adanya
perubahan besar pada bentuk kepulauan Indonesia pada saat itu, akan tetapi juga tetap
berperan dalam mengubah bentuk di beberapa kepulauan di Indonesia dengan proses
pengendapan yaitu meningkatnya pembukaan laahn pertanian.
2. Sosial Budaya
Kehidupan sosial manusia purba pada zaman ini sudah semakin teratur dari sebelumnya.
Pada umumnya mereka tinggal di daerah pegunungan, dataran rendah dan juga tepi
pantai. Kemajuan yang dicapai dalam berbagai aspek kehidupan juga membuat manusia
purba tidak lagi menggantungkan hdiupnya pada alam, tetapi mereka sudah mulai
menguasai atau mengeksplorasi alam sekitarnya. Manusia purba pada zaman perundagian
ini juga sudah biasa tinggal berkelompok dan jangkauannya lebih besar dengan
menguasai suatu wilayah tertentu. Mereka juga dipimpin oleh kepala suku dengan
penasihat seorang datuk. Di zaman ini, kepala suku menggunakan konsep primus
interpres dimana artinya menjadikan seorang kepala suku seperti seorang raja yang harus
dipatuhi. Selain itu, karena mereka sudah mengenal berbagai jenis logam, maka logam-
logam tersebut juga sudah memiliki lapisan sosial.
3. Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian pada zaman perundagian ini adalah mereka sudah tidak bergantung
pada alam. Hal ini terjadi karena mereka sudah mulai merambah pada berbagai sektor
seperti sektor pertanian, sektor peternakan, sektor pertukaran atau barter dan juga sektor
perdagangan. Sistem barter disini memiliki makna yaitu mereka akan menukar barang
yang tidak mereka miliki dalam kelompoknya untuk kemudian ditukarkan pada
kelompok lain. Kehidupan ekonomi pada zaman ini tampak bertumpu pada sektor
pertanian dan perdagangan. Mereka yang tinggal didaerah pedalaman Bali dan Jawa
mendukung budidaya padi. Sedangkan pada sektor perdagangan di daerah pesisir ini
memanfaatkan produk hutan tropis, rempah-rempah dan hasil tambang. Sektor lain ialah
sektor pertukangan. Sektor pertukangan ini bernilai tinggi pada saat itu. Hal ini terjadi
dikarenakan logam digunakan sebagai alat pertanian, perkakas rumah tangga dan lain-
lain.
4. Teknologi
Perkembangan teknologi pada zaman perundagian ini tergolong maju. Dalam hal ini
Logam digunakan sebagai bahan utama atau hal penting dalam teknologi pada zaman ini.
Dengan adanya logam, manusia purba mulai menguasai dua teknik yaitu teknik a cire
perdue dan teknik bivalve. Teknik a cire perdue ini adalah teknik yang menggunakan dua
keping cetakan yang terbuat dari batu. Teknik ini merupakan teknik mencetak peralatan
yang tidak menonjol seperti pembuatan kapak corong, perunggu, nekara dan bejana
peruggu. Teknik ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak terlalu kuat karena terdapat
rongga dalam benda-benda yang dihasilkan dari teknik ini. Teknik yang kedua ialah
teknik bivalve. Teknik bivalve ini adalah teknik yang menggunakan lilin didalamnya.
Teknik bivalve ini merupakan sebuah teknik dengan tujuan membentuk logam rumit
seperti arca dan patung perunggu. Kelebihan dari teknik ini ialah barang yang dapat
digunakan lebih lama. Hasil teknologi pada zaman Perundagian ini ada enam macam
yaitu :
a. Kapak perunggu merupakan benda yang terbuat dari perunggu dan digunakan sebagai
alat upacara, benda perkakas dan benda pusaka.
b. Nekara merupakan sebuah gendering besar yang berfungsi sebagai alat upacara
pemanggilan leluhur dan memanggil hujan dan juga status sosial
c. Moko merupakan nekara kecil yang berfungsi sebagai alat untuk upacara tarian adat,
mas kawin dan symbol status sosial.
d. Candrasa benda yang digunakan untuk pelengkap atau hiasan pemujaan roh nenek
moyang
e. Perhiasan merupakan manic-manik dan biasanya terbuat dari perunggu dan besi.
f. Arca perunggu merupakan benda yang berbentuk seperti manusia dan hewan, seperti
namanya benda ini terbuat dari perunggu.
5. Sistem Kepercayaan
Pada zaman ini munculnya perkembangan konsepsi kepercayaan dan lahirnya pemikiran
tentang segala sesuatu yang dianggap mengatur seluruh kehidupan manusia dan berwujud
berupa kekuatan supranatural sudah ada. Kebudayaan megalitik pada zaman ini memicu
lahirnya kepercayaan hubungan antara yang masih hidup dengan yang telah mati.
Kepercayaan tentang roh-roh seseorang yang telah meninggal tidak hilang begitu saja
namun mereka masih ada kehidupan di alam selanjutnya dan juga mulai muncul
kepercayaan bahwa roh-roh manusia masih ada hubungannya dengan manusia yang
masih hidup dan juga menganggap roh-roh tersebut masih mempunyai pengaruh dengan
manusia yang masih hidup. Penamaan istilah megalit ini berasal dari kata mega yang
berarti besar dan lithos yang berarti batu. Dari hal tersebut, dapat diartikan bahwa megalit
merupakan benda peninggalan arkeologi berbentuk batuan besar yang dibuat oleh
manusia untuk tujuan tertentu. Beberapa benda peninggalan pada zaman perundagian ini
seperti Menhir, Dolmen, Waruga, Sarkofagus dan Punden Berundak.