Anda di halaman 1dari 38

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.R USIA 28 PRAKONSEPSI


DENGAN DENGAN ANEMIA DI PMB LIA YULIAWATI

Nama : Lia Yuliawati


NIM : 07210200008

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM

SARJANA TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INDONESIA

MAJU 2022

Departemen Kebidanan UIMA i


LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.R USIA 28 PRAKONSEPSI


DENGAN DENGAN ANEMIA DI PMB LIA YULIAWATI

Oleh:
NAMA : Lia Yuliawati

NPM : 07210200008

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji.

Tanggal, 10 Februari 2022

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(Ratna Wulandari, S.ST., MKM)

NIDN

Departemen Kebidanan UIMA ii


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala rahmat
kemudahan, kemurahan, ketenangan dan ampunan-Nya yang telah diberikan, sehingga
penulis dapat menyelesaian Laporan Praktik Magang yang berjudul “Laporan Individu
Ny. R Usia 28 tahun Prakonsepsi Dengan anemia” di PMB Lia Yuliawati “. Dalam
penyusunan laporan individu ini penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik institusi, tempat penelitian, keluarga dan yang lainnya. Oleh karena
itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai ketua yayasan Universitas Indonesia Maju Jakarta
2. Dr. H. M. Hafizurrachman, M PH sebagai Pembina Yayasan universitas
indonesia Indonesia Maju.
3. Astrid Novita, SKM.,M,KM selaku pjs rektor universitas Indonesia Maju.
4. Hidayani A MD.Keb, SKM,M.KM sebagai kepala Dapartemen Kebidanan
universitas Indonesia Maju.
5. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes sebagai Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan universitas Indonesia Maju.
6. Ratna wulandari S.ST., MKM sebagai dosen pembimbing dalam Praktik
Magang Asuhan Kebidanan Dalam Program Sarjana Terapan universitas
Indonesia Maju.
7. Serta dosen-dosen pembimbing dalam kelompok yang senantiasa mendampingi
penulis dan tim, serta berkenan untuk memberikan pengarahan serta dukungan
dalam membimbing penyusunan laporan ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa penyusunan individu ini

jauh dari kata kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi perbaikan selanjutnya dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Pandeglang, …… 2022

penyusun

Departemen Kebidanan UIMA iii


DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................4
C. Manfaat ................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Prakonsepsi ..........................................................................................6
B. Konseling..............................................................................................8
C. Kehamilan.............................................................................................8
D. Anemia ..............................................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif......................................................................................26
B. Data Objektif.......................................................................................28
C. Analisis................................................................................................29
D. Penatalaksanaan..................................................................................29
BAB IV PEMBAHASAN
A. pembahasan.........................................................................................31
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................34
B. Saran....................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kebidanan UIMA iv


Departemen Kebidanan UIMA v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah

menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi

merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu

dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus

mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum

konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai enam bulan

pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang dilahirkan.

Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran

bayi normal dan sehat (1).

Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang

wanita karena didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga kelak

lahirnya janin, yang diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian (Kuswanti,

2014). Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya

sebuah komit menuntut menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil

menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan

kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses persalinan, serta

mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat

didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan.

Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi kemungkinan

terjadinya kelainan genetik pada janin dalam kandunga. (2)

Departemen Kebidanan UIMA 1


Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadikehamilan dengan rentang

waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus

mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum

konsepsi bagi seorang ibu. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat

bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan-

perubahan pada saat hamil, mencegah obesitas, mencegah risiko keguguran,

persalinan premature, berat bayi lahir rendah, menghindari stress, kematian janin

mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada

saat hamil (3).

Kematian ibu atau maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil

atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat

atau usia kehamilan. Salah satu penyebab komplikasi obstetri adalah Anemia,

menurut WHO (World Health Organisation) adalah kurangnya pengertian

tentang makanan sehat, bahkan waktu hamil banyak makanan yang dibutuhkan

karena kurangnya pengertian tentang makanan sehat yang bergizi sehingga

anemia menjadi semakin parah, dimana merupakan masalah yang masih

controversial dalam kebidanan. Anemia sering kali menimbulkan konsekuensi

yang berimbas pada mordibitas dan mortalitas pada ibu (4).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh (5).

Anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi

penting untuk melakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan

Departemen Kebidanan UIMA 2


karena jika pada saat kunjungan pertama hasil pemeriksaan tidak mengalami

anemia masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya (6).

Pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan

berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaanprogram pencegahan

anemia. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingginya kejadian anemia

pada ibu hamil adalah umur, jarak kelahiran, paritas, pendidikan , pengetahuan

dan pendapatan keluarga (7).

Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah

sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar

48,2%, Afrika 57,1% , Amerika 24,1% dan Eropa 25,1% (8).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,

prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. ibu hamil anemia,

yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi

yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%).

Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal mulai dari kelahiran

prematur sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO 40% kematian ibu di

negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dandisebabkan

oleh defisiensi besi dan perdarahan akut (9).untuk itu pranikah harus

mendapatkan konseling untuk menanggulangi anemia pada saat kehamilan

sehingga kesiapan dalam kehamilan sudah dipersiapkan sebelumnya,supaya

pada saat hamil tidak terjadi anemia.

Departemen Kebidanan UIMA 3


B. Tujuan

1. Tujuan umum

Melakukan pengkajian dan analisis serta memberikan konseling asuhan

kebidanan prakonsepsi pada Ny R usia 28 tahun Prakonsepsi dengan anemia

di PMB Lia Yuliawati.

2. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian data subjektif kepada Ny R usia 28

tahun Prakonsepsi dengan anemia

b. Dapat melaksanakan pengkajian data objektif kepada Ny R usia 28 tahun

Prakonsepsi dengan anemia

c. Dapat Melakukan analisis data kepada Ny R usia 28 tahun Prakonsepsi

dengan anemia

d. Dapat melakukan penatalaksanaan kie kepada Ny R usia 28 tahun

Prakonsepsi dengan anemia

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi PMB

Diharapkan dapat melaksanakan asuhan Kebidanan pada prakonsepsi dengan

anemia ringan secara tepat dan benar berdasarkan teori dan kenyataan.

2. Bagi Penulis

Diharapkan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswi profesi

kebidanan UIMA dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada prakonsepsi

dengan anemia ringan.

Departemen Kebidanan UIMA 4


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PRAKONSEPSI

1. Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga

terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel

sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil.

Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu

tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan

sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dkk,

2016). Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi

diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi

seorang ibu. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS yang

perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi

yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang

janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses

melahirkan. Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena

setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa

prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan (Paratmanitya, dkk. 2012).

Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara

keseluruhan selama masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko

dan mengaplikasikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat

dan meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat (Yulizawati, dkk.

Departemen Kebidanan UIMA 5


2016).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan

setiap pasangan suami istri, baik itu secara psikologi/mental, fisik dan

finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih,2016).

Perencanaan kehamilan pasangan suami istri, baik itu secara

psikologi/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan

(Kurniasih, 2016).

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang

optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan dan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu

dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan

psikologi keluarga (Mirza, 2013).

2. Asuhan Prakonsepsii

Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada

perempuan sebelum terjadi konsepsi. Asuhan prakonsepsi adalah asuhan yang

diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita mencapai

tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil

3. Tujuan Asuhan Prakonsepsi

Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk

menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam

keadaan sehat yang optimal.Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah

memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam statuskesehatan fisik

Departemen Kebidanan UIMA 6


dan emosional yang optimal saat awitan kehamilan.

4. Manfaat Asuhan Prakonsepsi

Manfaat asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan

emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan

prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat

mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat

mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi,

sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi

dapat lahir dengan sehat.

Ada beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan pra konsepsi yaitu

sebagai berikut :

a. Identifikasi keadaan penyakit

b. Penilaian keadaan psikologis

c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup

d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk

membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di

hadapinya

5. Langkah- Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pra Konsepsi

a. Anjurkan gaya hidup sehat

b. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi

c. Usahakan BB ideal

d. Pemeriksaan laboratorium rutin

e. Melakukan medical check up

Departemen Kebidanan UIMA 7


f. Identifikasi masalah kesehatan

g. Diet makanan bergizi seimbang

h. Membersihkan lingkungandari bahan kimia

B. KONSELING

1. Pengertian

Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan

secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal,

teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik (Saifuddin, 2016)

2. Manfaat Konseling

Manfaat dari konseling adalah Meningkatkan kemampuan klien dalam

mengenal masalah, merumuskan alternative, memecahkan masalah dan

memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri. Konseling

prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi seorang

wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak Mencakup

topik-topik seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara

mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau

pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua

C. KEHAMILAN

1. Pengertian

Kehamilan adalah matarantai yang bersinambung dan terdiri

dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

Departemen Kebidanan UIMA 8


plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai ater

(Manuaba, 2017).

Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa

embrio atau fetus didalam tubuhnya. Kehamilan manusia

terjadiselama 40 minggu, terjadi Kehamilan merupakan proses

alami yang akan membuat perubahan baik fisik maupun

psikologis. Perubahan kondisi fisik dan erosional yang kompleks,

memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi

mulai dari menstruasi terakhir sampai kelahiran (38 minggu dari

pembuahan)

Risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan pasangannya

sebelum konsepsi. Komponen asuhan yaitu sebagai berikut

a. Penilaian risiko

b. Promosi kesehatan

c. Intervensi medis dan psikososial

d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan

rujukandan follow up.

Seorang ibu punya tanggung jawab yang besar untuk bisa

membuat anaknya yang terlahir adalah anak-anak yang sehat dan

cerdas. Bagaimana semua itu bisa terbentuk, salah satunya

dengan mengupayakan persiapan kehamilan sehat. Kesehatan

Departemen Kebidanan UIMA 9


sudah diawali dari sebelum bayi dilahirkan dari kandungan.

Masa-masa kehamilan merupakan masa yang cukup rentan dan

akan menentukan bagaimana kesehatan bayi setelah lahir, bahkan

ketika ia mulai besar. persiapan kehamilan sehat juga terkait

bagaimana proses persalinan yang baik dan sehat. Masa

kehamilan yang tidak dijaga dan persiapkan akan memberikan

pengaruh pada proses persalinan atau melahirkan.

2. Persiapan kehamilan yang harus diperhatikan oleh calon ibu

atau calon bapak.

a. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan

penyakit yang diderita sebelum hamil sampai dinyatakan

sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam

pengawasan

b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga

teratur. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas

(kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus.

berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan

penilaian IMT atau indeks massa tubuh.

c. Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat,

morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya,

kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.

Departemen Kebidanan UIMA 10


d. Meningkatkan asupan makanan bergizi dengan mengkonsumsi

makanan yang mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh

dalam persiapan kehamilan , misalnya protein,vitamin E,

vitamin C, asam folat, zat besi dan sebagainya.

e. Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang

akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal - hal

yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan

hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga,

kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan keluarga

untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada anak pertama,

masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah tangga

dan sebagainya.

f. Perencanaan financial/keuangan yang matang untuk persiapan

pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan

dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting

karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya

kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang

timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal

financial/keuangan.

g. Pemberian imunisasi TT Catin dengan dosis 0,5 ml secara

Intarmusculer atau subcutan, Vaksin tetanus toksoid (TT)

Departemen Kebidanan UIMA 11


adalah vaksin untuk mencegah penyakit tetanus neonatorum

(tetanus pada bayi) dan tetanus pada sang ibu. Vaksin tetanus

toksoid wajib diberikan sebanyak 5 kali suntikan dengan detail

sebagai berikut:

1) Suntikan pertama: 2 minggu sebelum menikah,

2) Suntikan kedua: sebulan setelah suntikan pertama, dengan

perlindungan 3 tahun

3) Suntikan ketiga: 6 bulan sesudah suntikan kedua, dengan

perlindungan 5 tahun

4) Suntikan keempat: 12 bulan sesudah suntikan ketiga,

dengan perlindungan 10 tahun

5) Suntikan kelima: 12 bulan setelah suntikan keempat, dengan

perlindungan lebih dari 25 tahun.

h. Melakukan pemeriksaan skrining laboratorium lanjutan,

pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui secara dini

kondisi kesehatan catin jika ditemukan penyakit atau kelainan

segera dilakukan pengobatan dan bila penyakit tersebut tidak

diatasi maka diupayakan masalah tersebut tidak bertambah

berat atau menular kepada pasangannya, jenis pemeriksaan

kesehatan pranikah yang perlu dilakukan yaitu :

1) Pemeriksaan hematologi rutin (Hb)

Departemen Kebidanan UIMA 12


2) Pemeriksaan urinalisa lengkap

3) Pemeriksaan glukosa darah

4) Pemeriksaan HbsAg

5) Pemeriksaan VDRL

6) Pemeriksaan TORCH

D. ANEMIA

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam

darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan

III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II . Fatimah, Hadju et al (2017).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke

seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya

zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis

tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-

mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan transferin menurun,

kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan

cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang

atau tidak ada sama sekali.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr%

Departemen Kebidanan UIMA 13


pada trimester II ( Depkes RI, 2018 ). Anemia adalah penurunan jumlah sel

darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi

darah. Kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil

dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Varney, 2017).

2. Tanda gejala anemia zat besi

Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar

yaitu : gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, gejala

penyakit dasar:

a. Gejala umum anemia Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah,

mata berkunang- kunang, serta telinga berdenging. Anemia bersifat

simtomatik jika hemoglobin telah turun dibawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan

fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan

dibawah kuku.

b. Gejala Khas Defisiensi Besi, gejala yang khas dijumpai pada defisiensi

besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah koilonychia,

atropi papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster

sehingga menimbulkan akhloridia, pica. c. Gejala penyakit dasar. Pada

anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala gejala penyakit yang menjadi

penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya pada anemia akibat

cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak

tangan berwarna kuning seperti jerami.

c. Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu

makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia

Departemen Kebidanan UIMA 14


parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah,

disphagia dan pembesaran kelenjar limpa

3. Patofisiologi Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena

perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan

pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45 - 65% pada awal

kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan menurun sedikit menjelang

aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Rukiyah, 2010).

4. Penyebab anemia

Penyebab anemia yaitu karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan

darah, seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering

terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah,2014).

Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan

darah tepi. Penyebab anemia umumnya adalah Kurang gizi (malnutrisi),

Kurang zat besi dalam diet, Malabsorbsi, Kehilangan darah yang banyak :

persalinan yang lalu, haid, dan lainlain, Penyakit-penyakit kronik : TBC,

paru, cacing usus, malaria, dan lainlain (Mochtar, 2012).

5. Faktor yang mempengaruhi anemia

a. Umur Ibu

Menurut Amiruddin (2017), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20

tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil

Departemen Kebidanan UIMA 15


yang berumur 20 - 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang

berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko

yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan

keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan

dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.

b. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik

lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan

mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila

tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi

akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.

Menurut Arisman (2014) bahwa jumlah paritas lebih dari 3 merupakan

factor terjadinya anemia yang berhubungan dengan jarak kehamilan yang

terlalu dekat yaitu < 2 tahun yang disebabkan karena terlalu sering hamil

dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu.

c. Kurang Energi Kronis (KEK)

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk

mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur

(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau

perubahan tatus gizi dalam jangka pendek.

d. Infeksi dan penyakit

Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh

akibat kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan,

pascabedah atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi

Departemen Kebidanan UIMA 16


cacing tambang, malaria, TBC) Ibu yang sedang hamil sangat peka

terhadap infeksi dan penyakit menular.

e. Jarak kehamilan

Menurut Ammirudin (2012) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu

dengan prioritas 1 - 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan

ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal

lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu

mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa

kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu

dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan.

f. Pendidikan

Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang

di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di

daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan

persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan

pendidikan dan tingkat social ekonomi rendah (Manuaba, 2017). Menurut

penelitian Amirrudin dkk (2012), faktor yang mempengaruhi status anemia

adalah tingkat pendidikan rendah.

6. Klasifikasi anemia

Pembagian anemia pada ibu hamil menurut Manuaba (2017) yaitu:

a. Tidak anemia Hb 11 gr/dl

b. Ringan Hb 9-10 gr/dl

c. Sedang Hb 7-8 gr/dl

d. Berat Hb < 7 gr/dl

Departemen Kebidanan UIMA 17


7. Bahaya anemia pada kehamilan dan janin.

a. Bahaya anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas

Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan

prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah

terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6gr%), mola

hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban

pecah dini (KPD). Bahaya saat persalinaan yaitu gangguan his (kekuatan

mengejan), kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus

terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan

sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti

retensio plasenta, dan perdarahan post partum karena atonia uteri, kala

empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

Pada kala nifas yaitu terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan

post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI

berkurang, terjadi dekompesasi kordis mendadak setelah persalinan,

anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.

b. Bahaya anemia terhadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari

ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan yaitu abortus,

kematian intra uterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir

rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah

Departemen Kebidanan UIMA 18


mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah

(Manuaba, 2017).

8. Pencegahan anemia

Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :

a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna

hijau, kacang - kacangan, protein hewani, terutama hati.

b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat,

mangga dan lain-lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

9. Penanganan anemia Ringan

Penatalaksanaan Anemia \ingan Menurut Manuaba (2017), penatalaksanaan

anemia ringan antara lain :

a. Meningkatkan gizi penderita Faktor utama penyebab anemia adalah faktor

resiko gizi, terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat

besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami anemia ringan.

b. Memberi suplemen zat besi 1) Peroral Pengobatan dapat dimulai dengan

preparat besi sebanyak 600-1000 mg seperti sulfas ferrosus atau glukonas

ferrosus. Hemoglobin dapat dinaikkan sampai 0,1 gr/100 ml atau lebih. 2)

Parental Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi peroral,

ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan. Besi parental

diberikan dalam bentuk ferri secara intramuscular/intravena. Diberikan

ferum dekstran 100 dosis total 1000 - 2000 mg intravena.

Departemen Kebidanan UIMA 19


BAB III

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 16 Februari 2022
Waktu Pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Lia Yuliawati
Pengkaji : Lia Yuliawati

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny R Nama Suami : Tn. A
Umur : 28 Tahuan Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Tugu Rt.001/Rw.001 kec. Cimanggu - Pandeglang

1. Alasan datang
Ny R mengatakan ingin konsultasi mengenai kesehatan untuk merencanakan kehamilan

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sering pusing, lemes dan mudah cape

3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus menstruasi : 28hari, teratur
Lama menstruasi : 6-7 hari
Sifat darah : Encer
Jumlah/banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Bau : Amis khas
Warna darah : Merah kehitaman
Disminore : Tidak pernah
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Penyulit Anak
Anak Tgl / Thn Tempat Usia Jenis Penolong
kehamilan Jenis
ke persalinan persalinan kehamilan persalinan persalinan BB/ PB Keadaan
/ persalinan kelamin
1 2015 BPM 39 minggu Normal Bidan Tidak ada L 3000/49 Baik

Departemen Kebidanan UIMA 26


4. Riwayat ginekologi
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginekologi seperti kista, mioma,
endometritis, dll.

5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun sekarang, dan
pasien mengatakan tidak pernah operasi apapun

b. Riwayat kesehatan keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan pernah menderita
penyakit menular, menurun dan menahun seperti Jantung, DM, Asma, Hipertensi,
Hepatitis,Epilepsi, TBC, tidak ada riwayat infertil

6. Riwayat pernikahan
Riwayat perkawinan ke :1
Umur kawin istri : 21
Umur kawin Suami : 24
Lama Kawin : 7 tahun

7. Riwayat psikososial
Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karna mudah cape dan
pusing padahal ibu berencana untuk melakukan program hamil

8. Riwayat KB
Kb suntik

9. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
lama tidur : 7-8 jam/hari
keluhan : Tidak ada

b) Pola aktivitas
mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dll.

c) Pola eliminasi
Frekuensi BAK : 4-5 x/hari, warna kuning jernih, bau khas
Frekuensi BAB : 1x sehari, Warna kecoklatan, bau khas

d) Pola nutrisi

Departemen Kebidanan UIMA 27


Frekuensi : 3kali sehari, porsi 1 piring, jenis makanan nasi, lauk ikan,
sayur Tidak ada pantangan makanan

e) Pola personal hygiene: mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari, keramas 3x/seminggu,baju
ganti 2x sehari atau bila kotor
f) Pola hubungan seksual : 3-4 kali/minggu

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lelah
Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Denyut nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 X/menit
Suhu tubuh : 36,50C

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 46 kg
Tinggi badan : 155 cm
LILA : 24 cm
IMT : 19,1 kg/m2

4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Pucat,
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
Mulut : Tidak stomatitis, gusi tudak berdarah, gigi tidak caries
Leher : Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran, kelenjar limfe
tidak ada pembesaran, vena jogularis tidak ada
pembengkakan
Dada : simetris
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada tumor, nyeri
tekan tidak ada
Ekstremitas Atas : simetris, tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah : simetris tidak ada oedema
Anogenitalia : tidak dilakukan

5. Pemeriksaan Penunjang : HB 10 gr/dl

Departemen Kebidanan UIMA 28


C. Analisis Data

Diagnosa kebidanan : Ny. E umur 21 Tahun prakonsepsi dengan Anemia ringan


Masalah : Cemas dengan keadaanya
Diagnosa potensial : Gangguan psikologis (stres/depresi)
Kebutuhan : - Penkes tentang Gizi
- Dukungan spiritual, emosional dan sosial

D. Penatalaksanaan
Tanggal 16 Februari 2022, pukul 10.00 WIB

1. Melakukan informed consent


- Informed consent telah di lakukan
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan, Hb (9,5 gr/dl), bahwa klien
mengalami anemia yang menyebabkan ibu mudah lelah dan pusing
- pasien memahami hasil pemeriksaan.
3. Menjelaskan tentang anemia (anemia adalah kondisi dengan kadar Hb dalam
darah dibawah normal dan penyebab anemia adalah kekurangan zat bezi)
- Pasen menerima dan memahami penjelasan petugas kesehatan.
4. Mengan jurkan ibu untuk meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
dengan pola makan bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam
makanan, terutama sumber pangan hewani yang kaya zat besi dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan AKG, seperti hati, ikan, daging dan unggas.
- Pasien bersedia melakukan nya di rumah
5. Menganjurkan klien mengkonsumsi sayur-sayuran yang berwarna hijau
(daun kelor) dan makanan yang mengandung zat besi seperti ( Hati, Ikan
laut, kacang- kacangan)
- pasien mengerti dan akan melakukannya dirumah.
6. Menganjurkan ibu mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C,
seperti jeruk, jambu, untuk membantu penyerapan zat besi.
- Ibu mengerti dan bersedia mealkukannya di rumah
7. Memberikan tablet Fe dengan dosis 1X1 tablet sebanyak 30 tablet,
- pasien bersedia meminumnya dirumah.

Departemen Kebidanan UIMA 29


8. Menganjurkan pasien control ulang 1 bulan lagi
- pasien bersedia kontrol ulang
9. Melakukan pendokumentasian.
- pendokumentasian sudah di lakukan

Pandeglang, 09 Febuari 2022


Pengkaji

Lia yuliawati

Departemen Kebidanan UIMA 30


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis menjelaskan tentang manajemen Asuhan

Kebidanan Komunitas Pada Ny. R 28 Tahun Prekonsepsi dengan anemia akan

dilakukan pembahasan mengenai kesenjangan dan perbandingan antara teori dan

praktek dilapangan dengan manajemen pola pikir SOAP, yang dilakukan pada

tanggal periode 16 Februari 2022.

1. Dari pembahasan yang di angkat penulis, di peroleh hasil Ny. R 28, pada

data subjektif Ny. R mengatakan ingin konsultasi mengenai kesehatan untuk

merencanakan kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori (Paratmanitya. 2012)

Masa prakonsepsi merupakan periode kritis dalam mencapai hidup yang

sehat, terutama bagi pasangan yang akan membangun rumah tangga.

Prakonsepsi terdiri atas dua kata, yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum

dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dan sel sperma sehingga terjadi

pembuahan. Secara harfiah prakonsepsi adalah periode sebelum terjadinya

pembuahan yaitu pertemuan sel sperma dengan ovum. Periode prakonsepsi

memiliki rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi,

tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu

100 hari sebelum konsepsi.

2. Pada keluhan utama Ny. R mengatakan mengatakan sering pusing, lemes

dan mudah cape hal ini sesuai dengan teori Menurut (Yunita., 2015) yang

Departemen Kebidanan UIMA 31


menyatakan bahwa Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat

lelah, sering pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka,

nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada

anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda,

perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu,

lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.

3. Pada Ny. I dilakukan pengkajian data objektif seperti pemeriksaan umum,

pemeriksaan fisik hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Halen Varney pertama

(pengkajian data), terutama yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur

dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan

diagnostik lain. Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik,

pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang yang dilakukan sesuai

dengan beratnya masalah (Sih Rini Handayani, 2017)

4. Pada pemeriksaan TD pada Ny. R ditemukan hasil TD 100/90 mmHg dan

Hb 10 gr/dl, hal ini sesuai dengan teori diamana Menurut (Proverawati,

2013), Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam

darahnya kurang dari 12 gr%..

5. Menganalisis data asuhan kebidanan perimenopause pada Ny. R sehingga

didapatnya diangnosa. Hal ini sesuai dengan teori dimana Merupakan

pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah

kedua, ketiga dan keempat sehingga mencangkup hal-hal berikut ini:

diagnosis/masalah kebidanan diagnosis/masalah potensial serta perlunya

Departemen Kebidanan UIMA 32


mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi

diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan tindakan segera harus

diidentifikasi manurut kewenangan bidan meliputi : tindakan mandiri,

tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien ( Sih Rini Handayani, 2017)

6. Pada penatalaksanaan kepad Ny. I Mengan jurkan ibu untuk meningkatkan

asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi seimbang, yang

terdiri dari aneka ragam makanan, terutama sumber pangan hewani yang

kaya zat besi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG, seperti hati,

ikan, daging dan ungas dan memberikan tablet Fe. Hal ini sesuai dengan

teori (Manuaba, 2016) Meningkatkan gizi penderita Faktor utama penyebab

anemia adalah faktor resiko gizi, terutama protein dan zat besi, sehingga

pemberian asupan zat besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami

anemia ringan 2) Memberi suplemen zat besi 1) Peroral Pengobatan dapat

dimulai dengan preparat besi sebanyak 600-1000 mg

7. Penulis juga menganjurkan Ny. R untuk melakukan.kunjungan ulang apa

bila masih ada keluhan

Departemen Kebidanan UIMA 33


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. R usia 28 tahun

Prakonsepsi Dengan Anemia maka di dapatkan kesimpulan :

1. Penulis Telah mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada

Ny. R usia 28 tahun Prakonsepsi Dengan Anemia

2. Penulis Telah mampu melakukan Interpretasi data pada Ny. R usia 28 tahun

Prakonsepsi Dengan Anemia

3. Penulis Telah mampu melakukan penatalaksanaan keputihan Ny. R usia 28

tahun Prakonsepsi Dengan Anemia

4. Penulis Telah mampu melakukan Telaah kasus dengan teori pada Ny. R usia

28 tahun Prakonsepsi Dengan Anemia

Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan keluarga binaan yang sudah diberikan

kepada Ny.R sudah dilakukan sesuai dengan Standar kewenangan Bidan dan tidak

ditemukan kesenjangan.

Departemen Kebidanan UIMA 34


A. SARAN

1. Bagi Penulis

Bagi penulis sendiri dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh

selama kuliah dan menambah pengetahuan penulis tentang laporan seminar

kasus.

2. Bagi Klien

Diharapkan klien lebih memperhatikan lagi tentang Pola hidup sehat di masa

prakonsepsi seperti cek kesehatan secara berkala, makan makanan yang begizi

seimbang sehingga dapat mencegah dan mengatasi masalah anemia sedini

mungkin.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan bermanfaat untuk dijadikan

perbandingan untuk laporan selanjutnya

Departemen Kebidanan UIMA 35


DAFTAR PUSTAKA

1) Susilowati dan Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung :


Refika Aditama

2) Pudiastuti, R, D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal dan Patologi.


Yogyakarta: Nuha Medika

3) Chandranipapongse, W., & Koren, G. (2013). Preconception counseling for


preventable risks. Canadian Family Physician Medecin de Famille Canadien,
59(7), 737–739.

4) WHO. (2012). Meeting to develop a global consensus on preconception care to


reduce maternal and childhood mortality and morbidity.

5) Proverawati A. 2013. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika

6) BKKBN. 2019. Kebijakan Program Kependudukan , Keluarga Berencana , dan


Pembangunan Keluarga. Jakarta: BKKBN.

7) World Health Organization. Guideline: Intermittent iron supplementation in


preschool and school-age children. World Heal. Organ. 28 (2019).
doi:10.1100/tsw.2010.188

8) Mochtar R. 2012. Sinopsis Obsetri. Jakarta : EGC

Departemen Kebidanan UIMA 36


9) Paratmanitya, Y. 2012. Citra Tubuh, Asupan Makan dan Status Gizi Wanita
Usia SuburPranikah. Stikes Alma Ata. Yogyakarta

10) Makalah “Evidence based terkait asuhan remaja, pranikah, dan prakonsepsi
https://www.scribd.com/document/450002607/MAKALAH-EVIDENCE-
BASED-REMAJA-PRANIKAH-PRAKONSEPSI-docx

11) Evidence based practice and midwifery based


http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05/makalah-evidence-based-
kebidanan-dalam.html

12) Rukiyah dan Yulianti, (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Trans Info Media.

13) Sih Rini Handayani MM. DOKUMENTASI KEBIDANAN. In: Kemenkes RI


2017. 2017. p. 232
.
14) Pudiastuti, R, D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Hamil Normal dan Patologi.
Yogyakarta: Nuha Medika

15) Manuaba, I.B.G. 2017. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, Edisi 2, Jakarta : EGC

16) Kusnawati, I. 2019. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka Belajar

17) Kurniasih, Dedeh, dkk. 2010. Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Penerbit
Buku Gramedia . Jakarta.

18) Amirudin. 2012. Anemia Defisiensi Besi pada IbuHamil di Indonesia UNHAS.

19) Mochtar R. 2012. Sinopsis Obsetri. Jakarta : EGC

20) aifuddin AB. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016

21) Yulizawati, El Sinta, L., Nurdiyan, A., & Insani, A. A. (2016). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education Mengenai Skrining Prakonsepsi
terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur di Wilayah Kabupaten
Agam Tahun 2016. Journal of Midwifery, 1(2), 11–20

Departemen Kebidanan UIMA 37


DOKUMENTASI

Departemen Kebidanan UIMA 38


Departemen Kebidanan UIMA 39

Anda mungkin juga menyukai