Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

METODE KB SEDERHANA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kesehatan Perempuan dan


Perencanaan Keluarga

Dosen Pengampu : Heni Heryani, S. ST., M.KM

Disusun Oleh :
Kelompok III

1. Adinda Putri Maharani 2002277001


2. Indriyani 2002277009
3. Mirna Yulansari 2002277015
4. N. Risti Vamniawati Putri 2002277016
5. Nayundha Indicasari Putri 2002277018
6. Yasinta Nurita Putri Utami 2002277024

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS
Jl. Ahmad Dahlan No. 20 Tlp. 0265-773052 Fax.0265-771931 Ciamis 46216
Website : stikesmucis.ac.id
E-mail mucis06@yahoo.com
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa yang telah
melimpahkan rahmat serta kasih sayang-nya yang tidak pernah putus sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul
“Metode Kb Sederhana” diharapkan bisa menambah wawasan atau pengetahuan
kepada siapapun yang membaca khususnya mahasiswa. Penulisan makalah ini
juga disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Perempuan dan
Perencanaan Keluarga Di Program Studi D III Kebidanan Stikes Muhammadiyah
Ciamis.
Selama penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar kepada
Ibu Heni Heryani, S. ST., M.KM selaku dosen mata kuliah Kesehatan
Perempuan dan Perencanaan Keluarga.
Meskipun kami berharap isi dari makalah ini jauh dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran agar dalam penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.

Ciamis, Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Spermisid dan Diafragma Vagina ......................................... 3


B. Manfaat Spremisid dan Diafragma Vagina............................................. 3
C. Kelebihan dan Kekurangan Spremisid dan Diafragma Vagina .............. 4
D. Efektivitas dan Cara Kerja Spremisid dan Diafragma Vagina ............... 5
E. Indikasi dan Kontraindikasi Spremisid dan Diafragma Vagina ............. 6
F. Efek Samping dan Penanganan Spremisid dan Diafragma Vagina ........ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengaturan kelahiran menggunakan alat KB merupakan metode yang
dapat dipilih selama tidak mengganggu kesuburan atau kesehatan, sehingga
diharapkan dapat diatur. Tentunya dalam batas kemampuannya. Pada
Umumnya banyak pasangan suami istri memilih metode yang terbaik bagi
mereka untuk memprogram dalam memiliki anak dan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing pasangan.
Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat dilakukan
sendiri oleh pasangan usia subur, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu.
Kontrasepsi atau yang biasa disebut dengan Keluarga Berencana merupakan
salah satu program pemerintah dalam mengatasi permasalahan jumlah
penduduk Indonesia yang semakin meningkat. Beberapa metode kontrasepsi
digunakan untuk membatasi jumlah kelahiran, diantaranya metode
kontrasepsi sederhana dengan menggunakan alat Spermicida dan Diafragma
Vagina.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan spremisid dan diafragma vagina?
2. Bagaimana manfaat dari penggunaan spremisid dan diafragma vagina?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari spremisid dan diafragma vagina?
4. Bagaimana efektivitas dan cara kerja dari spremisid dan diafragma
vagina?
5. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi pada spremisid dan diafragma
vagina?
6. Bagaimana efeksamping dan penanganan dari spremisid dan diafragma
vagina?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk menetahui tentang dimaksud dengan spremisid dan diafragma
vagina.
2. Untuk menetahui tentang manfaat dari penggunaan spremisid dan
diafragma vagina.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari spremisid dan
diafragma vagina.
4. Untuk mengetahui efektivitas dan cara kerja dari spremisid dan
diafragma vagina.
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi pada spremisid dan
diafragma vagina.
6. Untuk mengetahui efeksamping dan penanganan dari spremisid dan
diafragma vagina.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Spremicid dan Diafragma Vagina


1. Spermicid
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya nonoksinol-9) yang
digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam
bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria atau dissolvable film
dan krim. Tujuanya yaitu membunuh sel sperma atau menghambat
pergerakan sperma sebelum sampai pada sel telur.
2. Diafragma Vagina
Diagfragma adalah karet lateks berbentuk kubah yang di insersi
kedalam vagina sampai menutupi serviks sehingga berfungsi mencegah
sperma bertemu dengan ovum. Tujuannya yaitu untuk mencegah sprema
masuk ke vagina dan menjarangkan kelahiran.
B. Manfaat Spremicid dan Diafragma Vagina
1. Manfaat Spermicid
Manfaat dari pemakaian Spermisida dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Kontrasepsi.
1) Efektif seketika (busa dan krim).
2) Tidak mengganggu produksi ASI.
3) Sebagai pendukung metode lain.
4) Tidak mengganggu kesehatan.
5) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6) Mudah digunakan.
7) Meningkatkan lumbrikasi selama hubungan seksual.
8) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
b. Nonkontrasepsi.
Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk
HBV dan HIV/AIDS.

3
4

2. Manfaat Diagfragma Vagina


Diafragma memiliki fungsi untuk menghalangi sperma masuk ke
dalam rahim dan menjaga spermisida tetap berada dekat rahim dan
membunuh sperma yang berusaha masuk ke rahim.
C. Kelebihan dan Kekurangan Spremicid dan Diafragma Vagina
1. Kelebihan dan Kekurangan Spermisida
a. Kelebihan
1) Dapat digunakan kapan saja sesuai kebutuhan.
2) Penggunanya sangat mudah
3) Tidak mengandung hormon
4) Mudah didapatkan
b. Kekurangan
1) Efektivitas kurang ( 3-21 kehamilan per 100 perempuan per
tahun pertama)
2) Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
mengikuti cara penggunan
3) Ketergantungan pengguna dari motivasi yang berkelanjutan,
yaitu dengan menggunakanya setiap melakukan hubungan
seksual
4) Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah dipasang
sebelum melakukan hubungan seksual
5) Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
2. Kelebihan dan Kekurangan Diafragma Vagina
a. Kelebihan
1) Dapat digunakan kapan saja sesuai kebutuhan.
2) Bentuknya kecil sehingga mudah disimpan dan dibawa.
3) Tidak terpengaruh oleh penggunaan obat lain.
4) Dapat digunakan oleh ibu menyusui.
5) Tidak mengandung hormon.
5

b. Kekurangan
1) Bila belum terbiasa, perlu waktu untuk dapat memakainya
dengan benar.
2) Perlu mengingat waktu pemakaiannya dan kapan harus
melepasnya.
3) Tidak selalu cocok digunakan oleh perempuan yang pernah
melahirkan.
4) Perlu dilengkapi dengan spermisida untuk meningkatkan
efektivitasnya dalam mencegah kehamilan.
5) Tidak cocok bagi yang ingin berhubungan intim secara spontan.
6) Pada awalnya, diperlukan bantuan ahli (dokter kandungan)
untuk menentukan ukuran yang pas.
7) Dapat menyebabkan iritasi, reaksi alergi, dan infeksi saluran
kencing.
8) Jika lupa dan membiarkannya berada di dalam vagina selama
lebih dari 24 jam, Mama berisiko mengalami toxic shock
syndrome.
9) Tidak memberikan perlindungan terhadap risiko terinfeksi AIDS
maupun infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
D. Efetivitas dan Cara Kerja Spremisid dan Diafragma Vagina
1. Efetivitas dan Cara Kerja Pada Spermisida
Spermisida efektif 80% hingga 94% pada penggunaan yang
sempurna dan efektif 99,9% jika digunakan sekaligus dengan
penggunaan metode kondom. Menyebabkan sel membran sperma
terpecah, memperlambat pergerakkan sperma, dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur. Pilihan :
a. Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
b. Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode
kontrasepsi
c. Tablet vagina, suppositoria, dan film sudah diaktifkan ke dalam
vagina 10-15
6

d. menit sebelum hubungan seksual dilakukan.


e. Jenis spermisida jelly biasanya hanya digunakan dengan diafragma
2. Efetivitas dan Cara Kerja Pada Diafragma
Apabila digunakan dengan benar dan konsisten, maka tingkat
kesuksesan alat kontrasepsi ini dapat mencapai 94 persen. Kalau keliru
menggunakan KB diafragma atau lupa mengisi spermisida, tingkat
kegagalannya mencapai 12 persen. Cara kerja dari Diafragma yaitu :
a. Diafragma dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi mulut
rahim agar tidak dapat ditembus oleh sperma.
b. Biarkan diafragma di dalam vagina minimal 6 jam dan maksimal 24
jam setelah berhubungan intim.
c. Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan diafragma, isi atau olesi
lingkaran diafragma dengan spermisida.

E. Indikasi dan Kontraindikasi


1. Spermicid
Sesuai untuk perempuan dengan kriteria:
a. Tidak dianjurkan metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, usia
diatas 35 tahun.
b. Tidak menyukai penggunaan AKDR.
c. Menyusui dan perlu kontrasepsi.
d. Memerlukan proteksi terhadap IMS.
e. Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain.
Tidak sesuai untuk perempuan dengan kriteria:
a. Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan
kehamilan dengan risiko tinggi.
b. Terinfeksi Saluran uretra.
c. Tidak stabil secara praktis atau tidak suka menyentuh alat
kelaminnya (vulva dan vagina).
d. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
e. Ingin metode KB efektif.
7

2. Diafragma vagina
Tidak dianjurkan menggunakan diafragma jika:
a. Merasa tidak nyaman menyentuh diri sendiri atau mengalami
kesulitan memasukkan diafragma dengan benar.
b. Ibu atau pasangan memiliki alergi atau sensitif terhadap spermisida.
c. Ibu pernah mengalami toxic shock syndrome.
d. Serviks, vagina, atau rahim mama memiliki bentuk yang tidak biasa
sehingga tidak memungkinkan bagi diafragma untuk tetap berada di
posisinya tanpa bergeser.
e. Ibu telah mengalami infeksi saluran kencing berulang kali setelah
menggunakan diafragma dan masalah tetap saja muncul meskipun
sudah mengganti diafragma dengan jenis dan ukuran baru.
f. Ibu berisiko tinggi terhadap HIV atau penyakit seksual menular
lainnya.
g. Pastikan juga kondisi dalam keadaan sehat ketika hendak
menggunakan diafragma, karena jika dipakai terus menerus
diafragma bisa menimbulkan iritasi pada vagina dan bisa memancing
masuknya virus dan bakteri berbahaya.
Indikasi dan Kontra Indikasi Diafgrafma Vagina
a. Indikasi
1) Tidak menyukai kontrasepsi hormonal
2) Tidak menyukai penggunaan AKDR
3) Menyusui dan perlu kontrasepsi
4) Memerlukan proteksi terhadap IMS
5) Memerlukan metode sederhana sambil menunggu kontrasepsi
metode lain.
b. Kontraindikasi
1) Perdarahan saluran genital yang tidak diketahui sebabnya
2) Wanita yang mengalami prolaps atau tonus vagina yang kurang
baik
3) Infeksi pada genitalia
8

4) ISK kambuhan
5) Alergi terhadap karet atau spermasida
6) Memiliki riwayat sindrom syok toksik
7) Kelainan congenital seperti defek dinding serviks atau adanya
septum.
8) Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan
menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi.
9) Wanita yang merasa tidak mampu menyentuh area genitalnya
karena alasan pribadi atau agama.
10) Ingin metode KB efektif,
F. Efek Samping dan Penanganan
1. Efek Samping Pada Spermicid
Efek samping dan Masalah Penanganan
Iritasi vagina Pemeriksa adanya vaginitis dan
IMS. Jika penyebabnya
spermisida, alihkan ke spermisida
lainya dengan komposisi kimia
berbeda atau bantu klien memilih
metode.
Iritasi penis dan tidak nyaman Pemeriksaan IMS, jika
penyebabnya spermisida, alihkan
ke spermisida lainya dengan
komposisi kimia berbeda atau
bantu klien memilih metode lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau
terbakar. Yakinkan bahwa rasa
hangat adalah normal. Jika tidak
ada perubahan, alihkan ke
spermisida lainya dengan
komposisi kimia berbeda atau
9

bantu klien memilih metode lain.

Kegagalan tablet tidak larut Pilih spermisida lain dengan


komposisi kimia berbeda atau
bantu klien memilih metode lain.

2. Efek Samping Pada Diafragma Vagina


Efek Samping dan Masalah Penanganan
ISK (Infeksi Saluran Kemih) pengobatan dengan antibiotika
yang sesuai, apabila diagfragma
menjadi pilihan utama dalam ber-
KB. Sarankan untuk segara
mengosongkan kandung kemih
setelah melakukan hubungan
seksual atau sarankan untuk
memakai metode lain.
Dugaan adanya reaksi alergi walaupun jarang terjadi terasa
diagfragma atau dugaan adanya kurang nyaman dan berbahaya.
reaksi alergi spermisid Jika ada gejala iritasi vagina,
khususnya pasca senggama, dan
tidak mengidap IMS, berikan
spermisisda yang lain atau bantu
untuk memilik metode lain.
Rasa nyeri pada tekanan terhadap pastikan ketepatan letak
kandung kemih/rectum diagfragma apabila alat terlalu
besar. Cobalah dengan ukuran yang
lebih kecil. Tidak lanjuti untuk
meyakinkan masalah yang
ditangani.
Timbul cairan vagina yang berbau periksa adanya IMS atau benda
10

bila dibiarkan lebih dari 24 jam asing dalam vagina (tampon, dll),
jika tidak ada, sarankan klien untuk
melepas diagfragma setelah
melakukan hubungan seksual, tapi
tidak kurang dari 6 jam setelah
aktifitas terakhir. Setelah diangkat
(diagfragma harus dicuci dengan
hati-hati menggunakan sabun cair
dan air, jangan menggunakan
bedan talk jika akan 40 disimpan).
Jika mengidap IMS, lakukan
pemrosesan alat sesuai dengan
pencegahan infeksi
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada zaman sekarang perencanaan kehamilan bisa di lakukan dengan
berbagai cara berupa cara alami dengan menggunakan alat dan sebagainya.
Penggunaan obat-obat spermisida untuk tujuan kontrasepsi yang sudah
dikenal sejak zaman dahulu Berbagai bahan telah digunakan dalam berbagai
bentuk untuk di masukkan ke dalam vagina.Spermicida merupakan bahan
kimia (biasanya Non Oksinol 9) yang digunakan untuk menonaktifkan atau
membunuh sperma. Obat spermisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdin
atas 2 komponen yaitu zat kimiawi yang mampu mematikan spermatozoon
dan vehikulum yang nonaktif dan yang diperlukan untuk membuat tablet atau
krim atau jelli. Cara kontrasepsi dengan obat spermisida umumnya digunakan
bersama-sama dengan cara lain.
Diagfragma adalah karet lateks berbentuk kubah yang di insersi kedalam
vagina sampai menutupi serviks sehingga berfungsi mencegah sperma
bertemu dengan ovum. Tujuannya yaitu untuk mencegah sprema masuk ke
vagina dan menjarangkan kelahiran. Penggunaan metode KB sederhana ini
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan serta efek samping yang
berbeda yang mesti diperhatkan.
B. Saran
Untuk itu diharapkan para pemakai KB ini memiliki pengetahuan
mengenai penggunaan kontrasepsi baik itu keluhan dan efek samping serta
manfaat dari penggunaannya, maka dari itu petugas kesehatan memiliki peran
penting untuk memberikan konseling dan motivasi kepada akseptor KB.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dewo. 2019. Diafragma. Diakses dari


https://id.scribd.com/document/422314686/diafragma Pada, 04 Maret 2022.

Ika Ramhawati, Putri Indra Jeilani. 2020. Metode Kontrasepsi Dengan Alat
Spremisida. Program studi D III Kebidanan. Universitas Tulungagung.
Diakses dari https://id.scribd.com/document/489425927/KELOMPOK-6-
SPERMISIDA Pada, 04 Maret 2022.

Syilia Tanhati. 2021. Efektivitas Alat Kontrasepsi Diafragma, Kondom untuk


Perempuan. Diakses dari https://www.popmama.com/pregnancy/getting-
pregnant/sysilia-tanhati/efektivitas-penggunaan-alat-kontrasepsi-
diafragma/5 Pada, 04 Maret 2022.

12
Nayundha Indicasari Putri, Tugas Video Konseling Pengambilan Keputusan
Metode KB Sederhana

https://youtu.be/JV1FIasb_KQ

13

Anda mungkin juga menyukai