DISUSUN OLEH :
KELAS : XI IPA 2
JURUSAN : IPA
PENDAHULUAN
Luka adalah kerusakan struktur anatomi normal dan fungsi jaringan yang diikuti oleh
Secara umum jenis luka terbagi menjadi dua berdasarkan waktu penyembuhannya, yaitu
luka akut dan luka kronis. Pada dasarnya semua luka adalah luka akut, dan akan menjadi
kronis apabila waktu penyembuhan luka tersebut melebihi waktu penyembuhan luka
fisiologis. Setelah terjadi luka, jaringan tubuh akan memulai proses penyembuhan luka.
Penyembuhan luka merupakan proses yang kompleks, melibatkan interaksi antara sel dan
matriksnya sehingga prosesnya dapat berjalan. Proses penyembuhan luka pada umumnya
dibagi atas beberapa fase yang masing-masing saling berkaitan yaitu fase inflamasi,
proliferasi, dan maturasi. Fase inflamasi terjadi pada hari 0–5, sedangkan fase proliferasi
terjadi pada hari ke 3–14 yang ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi pada luka.
Kolagen pertama kali dideteksi pada hari ke 3 setelah luka dan meningkat sampai minggu ke
3 pada fase maturasi. Fase maturasi ini berlangsung dari hari ke 7 sampai dengan 1 tahun.
Pada fase ini kolagen berkembang cepat menjadi faktor utama pembentuk matrik.
Remodeling kolagen selama pembentukan 2 jaringan parut tergantung pada proses sintesis
dikendalikan oleh enzim kolagenase. Pada fase awal penyembuhan luka, jumlah degradasi
kolagen rendah, tetapi akan meningkat seiring dengan maturasi dari luka. Penatalaksanaan
penyembuhan luka dapat diberikan terapi secara konvensional ataupun terapi
komplementer. Terapi komplementer dikenal juga sebagai obat tradisional atau obat rakyat.
Indonesia kaya akan sumber bahan obat tradisional yang digunakan sebagian besar
Salah satu tanaman obat tradisional yang sering digunakan adalah tanaman patah tulang
(Euphorbia tirucalli) dari famili Euphorbiaceae sebagai pengobatan untuk obat luar, biasanya
dimanfaatkan getah atau tanaman segar yang ditumbuk dan dioleskan pada bagian kulit
yang sakit. Menurut hasil penelitian Toana MH, Nasir B (2010) dinyatakan bahwa getah dari
tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) mengandung getah asam (latex acid) yang
flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid, dan hidroquinon (Toana dan Nasir, 2010). Selain
itu, menurut Absor (2006) ranting tanaman patah tulang juga memiliki aktivitas sebagai
antibakteri (Abdor, 2006). Menurut Agral et al, (2013) dan Mangan Y. (2009) tanaman patah
tulang (Euphorbia tirucalli) juga dapat digunakan sebagai antikanker, 3 antitumor, anti-
inflamasi, penyakit kulit, dan pengobatan penyakit sifilis (Agral dkk, 2013)
Tanaman patah tualang (Euphorbia tirucalli) berasal dari afrika timur tropis dan endemik
di negara-negara seperti Angola, eritrea, ethiopia, sudan, tanzania. Saat ini tanaman patah
tulang (euphorbia tirucalli) banyak didistribusikan di eropa selatan, asia, dan amerika dan
terus diperkanalkan karena fitur hias dan obatnya. Tanaman ini menyukai tempat terbuka
yang terkena cahaya matahari langsung. Di indonesai, ditanam sebagai tanaman pagar,
tanaman hias di pot, tanaman obat, atau tumbuh liar. Dapat ditemukan dari daratan rendah
samapi ketinggian 600 m. Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) adalah semak belukar,
kaktus yang berbentuk bercabang banyak, dan tanaman ini tumbuh satu atau beberapa
batang dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah susu yang beracun.
Tanaman patah tulang (euphorbia tirucalli) salah satu tanaman obat tradisional yang sering
digunakan untuk obat luar, biasanya dimanfaatkan getah atau tanaman segar yang
Marmut merupkan hewan yang memiliki banyak persamaan secara biologis terhadap
manusia segingga kerap digunakan dalam penelitian. Hewan ini juga termasuk kelas
mamalia berdarah panas (HOMOITERM). Meraka berasal dari daerah pegunungan seperti
alpen di Eropa, Rocky, Himalaya, Everest, Andes, Sierra nevada, Kilimanjara, dan Sinai.
Selain tinggal dilubang-lubang tanah, marmut juga bersarang diantara rerumputan yang
tinggi, habitat hidupnya adalah wilayah berbatu savana, tepi hutan, dan daerah berlumpur.
Sealain itu, marmut hidup didalam lubang yang digali sendiri atau dalam lubang yang
Sebagai hewan sosial, hewan yang mirip dengan tikus ini hidup dalam kelompok yang
terdiri dari lima sampai sepuluh ekor anggota. Kadang kelompok-kelompok ini bergabung
untuk membentuk satu koloni. Mereka juga mengeluarkan berbagai suara dengan beberapa
Hewan kecil seperti ini marmut sering digunakan sebagai percobaan karena mudah
didapat, tidak mahal, mudah ditangani, dan cepat dikembangbiakkan. Marmut merupakan
hewan pelihara yang di nilai baik terutama untuk anak-anak karena tipikalnya jarang
menggigit, tidak dapat melompat, atau memanjat bahkan ketika ditangani dengan tidak
baik.
maupun dengan cara pengobatan tradisional melalui pemanfaatan jenis tanaman yang
tersedia di alam. Meskipun terdapat kemajuan yang luar biasa dalam industri obat farmasi,
ketersediaan obat yang mampu merangsang proses perbaikan luka masih terbatas.
Pengobatan tradisional banyak dilakukan karena lebih murah, mudah didapatkan, dan
Eksplorasi lebih lanjut dari salah satu jenis tanaman yang bernama patah tulang dapat
digunakan sebagai obat luka. Namun sejauh ini penelitian tentang ke efektivitas getah
patah tulang belum dibuktikan secara ilmiah. Pnelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi getah patah tulang terhadap penyembuhan luka terbuka. Penelitian ini mencoba
1.2.1 Masalah
1.2.2 Tujuan
Luka.
1.3.1 Objek
Praktik memberikan atau mengobati dengan getah patah tulang terhadap luka pada
marmut.
Tanaman patah tulang (euphorbia tirucalli) adalah semak beluka, kaktus yang tidak
berbentuk, bercabang banyak, yang memiiki ketinggian 2-5 m. Batang tanaman ini tumbuh
dengan satu atau dua beberapa batang dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan
Tanaman patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris berbentuk pensil. Beralur
halus membujur, dan berwarna hijau. Jika masak, buahnya akan pecah dan melemparkan biji-
bijinya. Ciri khas tumnuhan patah tulang adalah tidak memiliki daun dan hanya tersusun atas
Kingdom : Pantae
Divis : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia tirucalli
Patah tulang (euphorbia tirucalli) sebelumnya telah di teliti bahwa getah dari tanaman
patah tulang yang berwarna putih memiliki manfaat yaitu mengobati luka akut, penyakit
menular, dan tumor. Memiliki aktifitas anti bakteri yang dapat mencegah infeksi pada luka,
Selain itu tanaman patah tulang mengandung getah asam euphol, taraksosterol, lakterol,
kutschuk [zat karet], alkeolid, tanin, flavonoid, steroid, triter penoid, dan hidroquinon.
2.1.2 Marmut
Marmut memiliki nama latin mures monti yang berarti tikus gunung dan memiliki
nama latin klasik mures alpini yang berarti tikus alpen. Heawan ini adalah jenis hewan
pengerat yang hidup dalam kelompok sosial, dalam satu kelompok bisa terdiri dari 5 sampai
10 marmut.
Ciri-ciri marmut:
1. Hidup berkelompok
2. Pemakan tumbuhan
3. Mudah dikembangkan
4. Hidup dilubang
5. Melakukan hibernasi
Morfologi marmut:
1.Memiliki gigi yang seperti pahat untuk mengerat dan memotong tumbuhan
6. Kakinya memiliki kuku yang tajam untuk berjalan dan menggali tanah
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Caviidea
Genus : Cavia
2.2 Hipotesis
Proses penyembuhan luka secara umum merupakan suatu mekanisme seluler yang
kompleks dan berfokus pada pengembalian kontinuitas jaringan yang rusak. Meskipun
penyembuhan secara alami akan sembuh, tetapi pengelolaan luka akan menjadi salah satu
faktor penentu hasil akhir proses penyembuhan luka. Sehingga obat-obatan yang diperlukan
dalam proses pencegahan infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Salah satu jenis
tanaman patah tulang. Maka penelitian ini akan menguji ke efektivitas hetah tanaman patah
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
Alat yang digunakan pada peneltian ini adalah alat tulis (buku dan pena), silet, pisau,
Adapun bahan yang digunakan pada peneltian ini adalah tanaman patah tulang, marmut, air,
pakan marmut.
Keuntungan dan kerugian akan selalu ada dalam setiap kita melakukan sesuatu, mau
tidak mau kita harus menerima kerugian ataupun keuntungan. Berikut ini penulis akan
Jika penelitian ini berhasil maka jika ada luka kita bisa mengobati dengan obat alami
tanpa harus membeli obat mahaldan tidak harus menunggu lama luka kita sembuh.
2. Kerugian :
Jika penelitian ini tidak berhasil atau tidak ada efek sama sekali kita rugi dengan uang kita
yang dimodalkan.
1. Lama waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan, dan akan mulai penelitian ini setelah
2. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dirumah si peneliti atau tempatnya di jl.Amarta unit 4 RT
1. Persiapan
b. Penyusunan instrument
2. Kegiatan operasional
1x Rp 1.000,00 Rp 1.000,00
d. pena
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan diatas dari penelitian saya berjudul uji ke efektifitas tanaman patah tulang
terhadap luka.
1. Bahwa peranan meneliti obat alami agar mempercepat penyembuhan luka sangatlah
penting.
2. Hasil peneelitian yang telah didapat berpengaruh yang positif dan menguntungkan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian/proposal yang diperoleh dari data-data buku paduan pada
dasarnya penelitian ini berjalan baik. Namun bukan suatu keliruan apabila penelitian ingin
penelitian yang lebih maju agar lebih tau detail kandungan atau manfaat yang ada, mengingat
pengumpulan data.
DAFTAR PUSTAKA
Agral, O., Fatimawali., Yamlean, P. dan Supriati, H.S. 2013. Formulasi dan Uji Kelayakan
Sediaan Krim Anti Inflamasi Getah Tanaman Patah Tulang (Euphorbia tirucalli). UNSRAT.
Guo S, DiPietro L. A. 2010. Factors affecting wound healing. Journal Dent Res. 89 (3) : 219-
29.
Julius M, Patrick VD. 2011. Euphorbia tirucalliL. (Euphorbiaceae) – The miracle tree: Current
Kelas : XI IPA 2
Jurusan : IPA
E-mail : awangurlas2004@gmail.com
No hp/wa : 085269793055