Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ESAI

DOSEN PEMBIMBING

ZULQOIDI R. HABIBE, M.PD

ANISA AFRIYANTI 231186206023

AWAN GURLAS 231186206037

PEBRI 231186206012

TRIA PUTRI RAHMADANI 231186206015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2023
LANDASAN FILOSOFIS DAN ILMIAH PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

A. Landasan Filososfis Pendidikan


Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:260) istilah Landasan diartikan sebagai
alas, dasar, atau tumpuan.

Filosofis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang
artinya cinta dan sophos/sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran.

 Landasan filosofis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam pendidikan. Dengan kata lain landasan filosofis pendidikan adalah
pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan yang menyangkut keyakianan terhadap
hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang
kehidupan yang lebih baik dijalankan.
 Landasan religi pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah
agama/religi yang dijadikan landasan teori maupun praktek pendidikan.
 Landasan hukum/yuridis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan
perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Peranan landasan
yuridis dalam pendidikan adalah memberikan rambu-rambu tentang bagaimana pelaksanaan
sistem pendidikan dan managemen pendidikan dilaksanakan selaras dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Landasan deskriptif pendidikan adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia sebagai
sasaran pendidikan apa adanya (Dasein) yang dijadikan titik tolak dalam rangka pendidikan.
 landasan preskriptif pendidikan adalah asumsi-asumsi tentang kehidupan manusia yang
ideal/diharapkan/dicita-citakan (Das Sollen) yang disarankan menjadi titik tolak studi
pendidikan dan/atau praktek pendidikan.

B. Peranan landasan filofosis pendidikan

Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan


bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah
metafisika, epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam
filsafat pendidikan.
C. Landasan Ilmiah Penyelenggaraan Pendidikan.

Landasan ilmiah pendidikan adalah asumsi asumsi yang bersumber dari disiplinilmu
tertentu yang dijadikan titik tolak pendidikan. Sebagaimana Anda ketahuiterdapat berbagai
disiplin ilmu, seperti: psikologi, sosiologi, ekonomi,antropologi, sejarah, dsb. Sebab itu, ada
berbagai jenis landasan ilmiah pendidikan, antara lain: landasan psikologi pendidikan, landasan
sosiologi pendidikan, landasan antropologi pendidikan, landasan histori pendidikan, dsb.

1. Landasan psikologi pendidikan

Landasan psikologi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah


kaidah psikologi yangdijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: “Setiap individu mengalami
perkembangan secara bertahap, dan pada setiap tahap perkembangannyasetiap individu
memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya. implikasinya, pendidikan
mesti dilaksanakan secara bertahap" tujuan dan isi pendidikan mesti disesuaikan dengan
tahapan dantugas perkembangan peserta didik.

Landasan psikologi pendidikan merupakan salah satu landasan yang penting dalam
pelaksanaan pendidikan karena keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya sangat
dipengaruhi oleh pemahamannya tentang peserta didik. Oleh karena itu pendidik harus
mengetahui apa yang harus dilakukan kepada peserta didik dalam setiap tahap perkembangan
yang berbeda dari bayi hingga dewasa. keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga
menjadi dewasa berarti mengalami perubahan, karena dibimbing, dan kegiatan bimbingan
merupakan usaha atau kegiatan berinteraksi antara pendidik, anak didik dan lingkungan.
Perubahan tersebut adalah merupakan gejala yang timbul secara psikologis. Di dalam
hubungan inilah kiranya pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi pada diri
individu, baik perkembangan maupun pertumbuhannya. Atas dasar itu pula pendidik perlu
memahami landasan pendidikan dari sudut psikologis.

Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan. Antara
psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuanyang sangat sulit dipisahkan. Subyek
dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi menelaah gejala-gejala psikologis
dari manusia.Dengan demikian keduanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Dalam proses dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan peranan psikologi


menjadi sangat mutlak. Analisis psikologi akan membantu para pendidik memahami struktur
psikologis anak didik dan kegiatan-kegiatannya, sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan-
kegiatan pendidikan secara efekti.

2. Landasan sosiologi pendidikan

Landasan sosiologi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah


kaidah sosiologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: “Di dalam masyarakat yang
menganut stratifikasi sosial terbuka, terdapat peluang besar untuk terjadinya mobilitas sosial.
Adapun faktor yang memungkinkan terjadinya mobilitas sosial itu antara lain bakat dan
pendidikan”. Implikasinya, para orang tua rela berkorban membiayai pendidikan anak-
anaknya (dengan menyisihkankebutuhan hidup sekunder lainnya) agar kedudukan status sosial
anak mereka dapat naik dalam tingkatan anak tangga sosialnya. Landasan sosiologis
mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang
dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus
memusatkan perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam
masyarakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai,
terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma sosial yang
mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota
masyarakat. Sosiologi pendidikan dituntut untuk melakukan tiga fungsi, yaitu:

1) Fungsi eksplanasi
2) Fungsi prediksi
3) Fungsi utilasi

3. Landasan antropologi pendidikan

Landasan antropologi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-


kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: perbedaan kebudayaan
masyarakat di berbagai daerah (misalnya: sistem mata pencaharian, bahasa, kesenian, dsb)
mengimplikasikan perlu diberlakukannya kurikulum muatan lokal. Antropologi adalah studi
tentang umat manusia, yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia
dan perilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia. Objek kajian antropologi adalah budaya.

Kebudayaan adalah totalitas kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan,


seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan dan kebudayaan mempunyai pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan
berubah maka pendidikan juga bisa ikut berubah dan bila pendidikan berubah akan akan dapat
mengubah kebudayaan. Disini tampak bahwa peranan pendidikan dalam mengembangkan
kebudayaan adalah sangat besar. Semakin potensi seseorang dikembangkan semakin mampu
ia menciptakan atau mengembangkan kebudayaan. Sebab kebudayaan dikembangkan oleh
manusia. Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan
memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep dan
pendekatan Antropologi.

4. Landasan ekonomi pendidikan

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi,


distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata
Yunani (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos), atau “peraturan, aturan,
hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen
rumah tangga”.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya tidak seimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas.

Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi adalah
suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi produksi , efisiensi dan efektivitas biaya
dalam pendidikan. Ekonomi merupkan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam
mengembangkan pendidikan. Atau landasan ekonomi adalah asumsi-asumsi yang bersumber
dari kaidah kaidah ekonomi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: “kalkulasi ekonomi
selalu berkenaan dengan modal, produksi, distribusi, persaingan, untung ataulaba dan rugi”.
Implikasinya, pendidikan dipandang sebagai penanaman modal pada diri manusia (human
investment) untuk mempertinggi mutu tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan produksi.
Selain itu, pemilihan sekolah atau jurusan oleh seseorang akan ditentukan dengan
mempertimbangkan kemampuan biaya/modal yang dimilikinya, prospek pekerjaan serta gaji
yang mungkin diperolehnya setelah lulus dan bekerja. Jika sekolah ingin laku (banyak
memperoleh siswa), maka harus mempunyai daya saing tinggi dalam hal prestasi.
5. Landasan biologi pendidikan

Landasan biologi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah kaidah
biologi yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: “Dibanding dengan hewan, manusia
memiliki otak yang lebih besar sehingga ia mampu berpikir”. Implikasinya, manusia
memungkinkan untuk dididik.

6. Landasan politik pendidikan

Landasan politik pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber darikaidahkaidah


politik yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh: Pemerintahan otokrasi mengimplikasikan
manajemen pendidikan yang sentralistik.

7. Landasan histori pendidikan

Landasan histori pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang bersumber dari


konsep dan praktek pendidikan masa lampau (sejarah) yang menjadi titik tolak perkembangan
pendidikan masa kini dan masa datang. Contoh: Semboyan “tut wuri handayani” sebagai salah
satu peranan yang harus dilaksanakan oleh para pendidik, dan dijadikan semboyan pada logo
kementerian pendidikan nasional, adalah semboyan dari Ki Hadjar Dewantara (Pendiri
Perguruan Nasional taman Siswa pada tgl 3 Juli 1922 di Yogyakarta) yang disetujui hingga
masa kini dan untuk masa datang karena dinilai berharga.

8. Landasan Fisiologi pendidikan

Landasan Fisiologi pendidikan adalah asumsi-asumsi pendidikan yang bersumber dari


kaidah-kaidah fisiologi tentang manusia yang dijadikan titik tolak pendidikan. Contoh:
“kematangan organ-organ tubuh seperti fungsi otak, susunan syaraf, alat dria, otot-otot, dsb.
mendahului perkembangan kemampuan berpikir sebagai fungsi jiwa. Implikasinya, isi
pendidikan harus disesuaikan dengan masa peka, yaitu masa kematangan organ-organ tubuh
untuk dapat menerima pengaruh-pengaruh dari luar secara efektif dalam meningkatkan
kemampuan-kemampuan berpikir sebagai fungsi kejiwaan.
FUNGSI INDIVIDUAL DAN FUNGSI SOSIAL PENDIDIKAN KEHIDUPAN
MANUSIA

A. Manfaat Pendidikan Bagi Individu

 Meningkatkan kualitas hidup


 Meningkatkan kesempatan kerja
 Meningkatkan kemampuan berpikir
 Meningkatkan rasa percaya diri
 Meningkatkan kesehatan

1. Meningkatkan Kualitas Hidup

Pendidikan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang sangat berguna bagi


individu untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dengan adanya pendidikan, kita bisa
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih besar. Jadi, kita bisa
meningkatkan kesejahteraan hidup diri sendiri hingga keluarga.

2. Meningkatkan Kesempatan Kerja

Pendidikan adalah faktor penting dalam menentukan kesempatan kerja seseorang.


Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar pula kesempatan kerjanya.
Dengan memiliki pendidikan yang baik, individu akan memiliki kemampuan untuk bersaing
dengan individu lain dalam mencari pekerjaan.

3. Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir seseorang, terutama dalam hal


analisis dan kritik. Individu yang memiliki pendidikan yang baik akan memiliki kemampuan
untuk memecahkan masalah dengan cara yang lebih efektif dan kreatif.

4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Dengan memiliki pendidikan yang baik, individu akan memiliki rasa percaya diri
yang lebih tinggi.
B. Manfaat Pendidikan Bagi Masyarakat

 Meningkatkan perekonomian
 Meningkatkan stabilitas sosial
 Meningkatkan partisipasi politik
 Mengurangi kemiskinan

1. Meningkatkan Perekonomian

Pendidikan berperan dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Dengan


memiliki pendidikan yang baik, individu akan memiliki kemampuan untuk menciptakan
lapangan kerja baru dan mengembangkan bisnis yang lebih maju.

2. Meningkatkan Stabilitas Sosial

Pendidikan juga berperan dalam meningkatkan stabilitas sosial suatu masyarakat.


Dengan memiliki pendidikan yang baik, individu akan lebih cenderung untuk memahami
perbedaan dan mampu menoleransi perbedaan yang ada dalam masyarakat. Hal ini akan
mengurangi konflik dan meningkatkan kerja sama antarindividu dalam masyarakat.

3. Meningkatkan Partisipasi Politik

Pendidikan juga berperan dalam meningkatkan partisipasi politik suatu masyarakat.


Individu yang memiliki pendidikan yang baik akan lebih cenderung untuk memahami hak dan
menggunakannya dengan baik.

4. Mengurangi Kemiskinan

Pendidikan juga dapat membantu mengurangi kemiskinan dalam sebuah kelompok


masyarakat. Individu yang terdidik cenderung memiliki lebih banyak kesempatan untuk
memperoleh pekerjaan yang layak dan penghasilan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai