Anda di halaman 1dari 90

Asuhan Keperawatan pada Sekolah: Usaha Kesehatan Sekolah

(UKS)
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
syarat salah satu tugas mata kuliah Keperawatan II

Dosen:
Lia Nurlianawati, S. Kep., Ners.,M.Kep
Disusun:
Kelompok 2, Kelas b

1. Ghina Nur Maulida AK.1.16.022


2. Ismi Latifah Martin AK.1.16.026
3. Lisnasari AK.1.16.032
4. Mia Aminah AK.1.16.037
5. Siska Komariyah AK.1.16.048

PROGRAM STUDY SARJANA


KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Sekolah: Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS)”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat saran,
dorongan, serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan
pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan
mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah
guru yang terbaik bagi penulis.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih terdapat banyak


kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis
miliki. Untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak
menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat
kontruktif bagi penulis.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 13 Maret 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)......................6


2.2 Model-Model Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)......................45
2.3 Kebijakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)............................50
2.4 Promosi Kesehatan Pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).....52
2.5 Asuhan Keperawatan Pada Usaha Kesehatan Sekolah.............63
2.6 Peran Perawat............................................................................65

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus..........................................................................................68
3.2 Learning Objek...........................................................................68

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan...............................................................................83

4.2 Saran.........................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................85

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan pembangunan bangsa Indonesia yang melibatkan segala
aspek kehidupan dapat digolongkan ke dalam beberapa bidang, misalnya
pendidikan, kebudayaan, ekonomi,dan tata pemerintahan. satu aspek penujang
perkembangan bangsa, pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia
muda(Agus Taufiq, dkk, 2010:1.3). Hal ini tujuan pendidikan menjadi target
yang harus dicapai oleh pelaku pendidikan.
Berdasarkan rumusan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan salah
satunya yakni memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Adapun fungsi
pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan serta meningkatkan
mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya
mewujudkan tujuan nasional (Bab II Pasal 3). Amandemen Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada tahun 2002 pasal 28 H dan
pasal 34 serta Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
menekankan pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia, dalam Undang-
undang Kesehatan disebutkan tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk
mewujudkan tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Peningkatan kualitas manusia Indonesia memerlukan berbagai upaya
yang diantaranya melalui upaya pendidikan dan kesehatan baik di sekolah
maupun luar sekolah. Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan, yaitu
memiliki pengetahuan tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif
terhadap prinsip hidup sehat, memiliki keterampilan dalam pemeliharaan,
pertolongan dan perawatan kesehatan, memiliki kebiasaan hidup sehat,
mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik tumbuh kembang

1
secara harmonis, menerapkan prinsi-prinsip pencegahan penyakit, memiliki
dayatangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki kesegaran jasmani
dan kesehatan yang optimal. Tempat yang baik untuk tumbuh dan
kembangnya generasi penerus, maka sekolah perlu memperhatikan hal-hal
yang mendukung dalam proses perkembangan dan pertumbuhan, serta
tercapainya status kesehatan, baik di sekolah maupun di sekitar lingkungan
hidupnya, sehingga mereka dapat tumbuh secara harmonis, efisien, dan
optimal, maka perlu diciptakan lingkungan yang sehat dan memupuk
kebiasaan hidup sehat. Perilaku hidup sehat merupakan kebiasaan yang butuh
ketelatenan dalam penanaman pada setiap anak dan harus dimulai sedini
mungkin.
Seluruh lapisan masyarakat berhak hidup sehat dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang layak serta ikut berperan aktif dalam pembangunan
kesehatan. Hidup sehat dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai
juga berhak didapatkan oleh seluruh anak Indonesia ketika menempuh jenjang
pendidikan, mereka pun diharapkan ikut berperan aktif dalam melaksanakan
pembangunan kesehatan. Untuk itu, salah satu bidang yang terpenting adalah
bidang kesehatan sekolah. Salah satu usaha yang dilakukandan terus
dikembangkan adalah Usaha Kesehatan Sekolah atau yang disebut dengan
UKS. Program UKS dilaksanakan pada semua jenis dan tingkat pendidikan,
baik Sekolah Negeri maupun Sekolah Swasta mulai dari tingkat Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menegah Atas, khusus pengembangan UKS tingkat
Sekolah Dasar penyelenggaraannya bersama-sama dengan lembaga
pendidikan mulaitingkat daerah sampai tingkat pusat. Program UKS ini
hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga sekolah menjadi tempat yang
dapat meningkatkan atau mempromosikan derajat kesehatan peserta didik.
Penyelenggaraan program kesehatan sekolah sebagai upaya untuk mencapai
tujuan pengembangan kemampuan hidup, sebagai syarat utama tercapainya
derajat kesehatan yang optimal, dan selanjutnya menghasilkan tenaga kerja
yang berkualitas.

2
Sekolah merupakan sebuah lembaga formal, tempat anak didik
memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sekolah
mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan,
agar mampu berdiri sendiri dalam masyarakat. Di dalam memajukan
pengembangan nasional, anak merupakan investasi pembangunan dalam
bidang tenaga kerja dan pewaris negara dimasa depan, maka pembinaan
terhadap anak perlu dimulai sejak dini. Sehubungan dengan itu, bidang
pendidikan dan kesehatan mempunyai peranan yang besar karena secara
organisatoris sekolah berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional,
sedangkan secara fungsional Departemen Kesehatan bertanggung jawab atas
kesehatan anak didik (Sonja Poernomo dkk, 2002: 16-17). Sekolah merupakan
lingkungan khusus, dimana sekelompok anak-anak pada usia sekolah
berkumpul pada jam-jam tertentu dan hari-hari tertentu mereka berkumpul
bergaul antar sesamanya, belajar bersama-sama, bermain bersama, secara
tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan
kesehatan anak-anak tersebut.
Sarana dan prasarana program pelayanan usaha kesehatan sekolah
hanya dilaksanakan belum maksimal masih ala kadarnya. Program pelayanan
usaha kesehatan sekolah akan tercapai dengan memaksimalkan sarana dan
prasarana yang dimiliki serta adanya kerjasama semua pihak yang terkait
misal Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, orang tua siswa dan dengan
organisasi lainnya. Kegiatan pelayanan usaha kesehatan sekolah hanya
dilakukan apabila ada Dinas Kesehatan yang mempunyai program untuk
kemajuan usaha kesehatan sekolah. Sekolah hanya mampu menerima dan
belum bisa mengembangkan program yang diberikan karena selain sarana dan
prasarana yang kurang juga dikarenakan keterkaitan pihak yang lain belum
saling mendukung.
Keterkaitan pihak yang saling mendukung juga sangat dibutuhkan
dalam pengadaan sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah. Hal ini

3
terlihat bahwa di sekolah dasar banyak yang tidak memiliki ruang UKS.
Selama ini apabila ada siswa yang membutuhkan pertolongan pertama hanya
ditempatkan di ruang guru. Begitu juga dengan peralatan dan perlengkapan
lainnya belum mendapat perhatian. Dana sangat diperlukan untuk membiayai
pelaksanaan program UKS, tanpa dana yang cukup maka mustahil program
UKS akan berjalan dengan baik. Oleh sebab itu berbagai pihak harus
mengupayakan sumber-sumber untuk keperluan penyelenggaraan UKS,
mengingat UKS adalah suatu yang sangat penting untuk keberhasilan anak
didik di sekolah. Karena dalam kenyataannya tidak sedikit sekolah yang tidak
dapat melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan alasan
minimnya dana yang tersedia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana konsep dasar Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)?
2. Apa saja model-model Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)?
3. Bagaiamana kebijakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)?
4. Bagaimana promosi kesehatan pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
mempermudah mahasiswa dalam mempelajari asuhan keperawatan pada
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

1.5 Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep dasar Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).

4
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami model-model Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami kebijakan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS).
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami promosi kesehatan pada
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan
pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-
sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai
keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi
belajar anak sekolah setingi-tingginya (Azwar Nasrul,1998). Usaha kesehatan
sekolah merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh
puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah-
sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran
utama. Usaha kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar
anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar,
mengobati luka, merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat
(Prasasti Effendi, 2009).
Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin.
Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni
upaya pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat
dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada
setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Unit kesehatan sekolah juga memiliki
definsi yaitu upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang
dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan
disekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Nasrul,1998). UKS juga merupakan wahana untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku
yang sehat sehingga menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Departemen
Kesehatan dalam Nasrul, 1998)

6
Dalam UU. No. 9 Tahun 1960 dijelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan
yang meliputi kesehatan badan,rohani (mental) dan sosial, dan b ukan hanya
keadaan yang bebas dari berbagai macam penyakit cacat dan kelemahan.
Sedangkan di UU. No. 23 Tahun 1992 dijelaskan secara sederhana bahwa
kesehatan tersebut meliputi kesejahterahan badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.Bila disimak secara seksama, maka dalam kata usaha kesehatan
sekolah terdapat tiga suku kata yang memiliki makna tersendiri dan bersatu
menjadi makna yang hakiki dalam rangka mengupayakan kesehatan bagi siswa
di sekolah. Pengertian kesehatan di atas sangat berguna dalam memahami
kesehatan serta keterkaitanya dengan suatu usaha yang dapat dilakukan di
sekolah guna menanamkan konsep hidup sehat di kalangan siswa.
Bila dikaitkan dengan suatu upaya secara utuh pengertian usaha kesehatan
sekolah dikemukakan Hasan Walinono ( 1985 : 6 ) adalah usaha meningkatkan
kesehatan dalam ruang lingkup mencegah penyakit, memperpanjang hidup
manusia, meningkatkan hidup sehat, memberantas penyakit menular, membina
kebersihan pribadi, pengobatan penyakit sedini mungkin yang dapat dilakukan
melalui pelajaran olahraga kesehatan maupun ekstra kurikuler lainnya. suharto (
1999 : 2 ) memberikan penjelasan UKS sebagai upaya meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan
lingkungan yang sehat untuk membentuk manusia seutuhnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa UKS merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan nasional dan sistem kesehatan nasional
Sedangkan departemen kesehatan republik indonesia ( dalam Mursyal,
1999 : 25 ) melihat usaha kesehatan sekolah dalam konsep yang luas seperti
tertera pada kutipan berikut : ‟Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan
masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan sekolah
merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan

7
selanjutnya membentuk prilaku hidup sehat, yang pada giliranya menghasilkan
derajat kesehatan yang optimal’’
Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang
dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di
kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu
sekolah.Pemerintah telah menyarankan untuk menjadikan UKS sebagai
ekstrakurikuler wajib di sekolah. Maka dari itu patut diketahui bahwa
keberadaan UKS sangatlah bermanfaat. Unit ini bisa menjadi sarana yang
meningkatkan kualitas kesehatan manusia, khususnya dalam lingkup dunia
pendidikan.
Pendidikan kesehatan di jalur formal bisa di mulai sejak tingkat Sekolah
Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa diberi pelajaran
tentang cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencegah penyebaran
penyakit, tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan hal lain yang
berkaitan dengan pengetahuan medis dasar. Kompetensi-kompetensi tersebut
tentunya dapat dikuasai siswa dengan perantaraan UKS.Yang menarik dari
ekstrakurikuler UKS adalah, adanya "staf" UKS yang disebut Dokter cilik
(untuk siswa SD). Dokter cilik dipilih dan diseleksi, kemudian diajari cara
pertolongan pertama oleh dokter yang sengaja dipanggil pihak sekolah untuk
membimbing para "dokter" ini. Dengan adanya UKS diharapkan siswa dapat
meningkatkan kesadaran akan kesehatan di lingkungan sekolah.

2.1.1 Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah


Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah pusat kegiatan kesehatan
dalam upaya pelayanan kesehatan pada siswa sekolah yang dikelola dan
diselenggarakan oleh institusi kesehatan, bekerja sama dengan institusi
pendidikan melalui dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian derajat kesehatan siswa (Depkes RI, 2002).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha yang di lakukan
untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis

8
dan jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMA/SMK/MA. (Tim
pembina UKS, 2010:7) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha
kesehatan masyarakat yang di jalankan di sekolah-sekolah, dengan
sasaran utama adalah anak-anak sekolah dan lingkunganya (Soenarjo,
2002:1)
Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik sedini mungkin, selanjutnya di sebutkan UKS harus sudah
mendapat tempat dan perhatian yang sungguh sungguh di dalam
lingkungan pendidikan. Secara garis besar UKS dapat dikelompokan
dalam tiga bidang atau di sebut dengan 3 program UKS atau yang di
kenal sebagai Trias UKS yaitu: a. pendidikan kesehatan, b. pemeliharaan
atau pelayanan kesehatan, c. kehidupan lingkungan yang sehat. Usaha ini
dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah lanjutan, sekarang
pelaksanaanya diutamakan di sekolah Dasar. Hal ini disebabkan karena
Sekolah merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan
terhadap berbagai penyakit, dan merupakan dasar bagi pendidikan
selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti mengabaikan pelaksanaan
selanjutnya di sekolah-sekolah lanjutan (Mu’rifah, 1991:251).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang di
maksud dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan
sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar
lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta
masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal, menjadi
sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembinaan dan pengembangan UKS sebagai upaya pendidikan dan
kesehatan harus dilaksankaan secara terpadu, berencana, terarah, dan
bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan,

9
mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan
melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari
hari. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan UKS
sangatlah penting dan harus dijalankan dengan baik di sekolah. Hal
tersebut didasari pemikiran bahwa kesehatan merupakan unsur yang
sangat penting, terutama pada peserta didik di sekolah dan harus menjadi
perhatian yang sangat sungguh-sungguh.
Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 381-382),
pentingnya UKS adalah sebagai berikut:
1. Jumlah anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah
merupakan seperempat populasi masyarakat. Anak sekolah
merupakan suatu kelompok yang besar.
2. Sekolah merupakan tempat yang baik untuk mengajar kesehatan.
Anakanak berkumpul di satu tempat. Mereka berharap dapat
belajar sesuatu yang baru di sekolah. Guru sudah dilatih untuk
mengajar anak. Salah satu hal penting yang harus dipelajari anak
sekolah adalah masalah kesehatan.
3. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Bermula dari sekolah
hal-hal yang menyangkut kesehatan akan menyebar ke masyarakat.
Anak akan membawa pulang apa yang sudah dipelajari di sekolah
dan akan memberitahukannya kepada keluarga di rumah.
4. Perbaikan kesehatan anak semasa sekolah akan menolong sisa
hidup mereka. Misalnya, anak dengan infeksi telinga dapat menjadi
tuli jika tidak diobati dengan tepat. Ketulian ini akan menghalangi
dia untuk belajar dengan baik di sekolah. Setelah ia selesai dan
keluar dari sekolah, ketuliannya ini akan menghalangi ia
mendapatkan pekerjaan. Jika infeksi telinga diobati dengan benar
di sekolah semua masalah dapat dicegah.
5. Melalui pemeriksaan anak-anak sekolah ternyata didapatkan
banyak anak sekolah yang memerlukan pengobatan.

1
6. Jika anak sehat, ia akan belajar dengan baik di sekolah. Jika sakit,
ia tidak dapat belajar dengan baik di sekolah. Setelah anak lulus
sekolah, ia akan sulit mendapat pekerjaan yang baik.
7. Di sekolah anak berhubungan dengan banyak orang. Ini berarti
mempunyai banyak kemungkinan tertular penyakit infeksi.

UKS dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyuluhan kesehatan.


Menurut Azrul Azwar (1983: 14), yaitu kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan,
sehingga anggota masyarakat (anak sekolah) tidak hanya sadar, tahu dan
mengerti, tetapi dapat melakukan suatu anjuran yang berkaitan dengan
kesehatan. Sementara itu menurut Departemen Kesehatan, tujuan
pelayanan UKS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak usia sekolah
2. Meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan yang menunjang
peningkatan kemampuan hidup sehat
3. Pendekatan dan pemeratan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada
penduduk berdasarkan letak geografi

Selain itu UKS merupakan bagian dari upaya kesehatan,


sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007: 8), yaitu kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat. Peningkatan kesehatan terdiri dari kesehatan
individu, kelompok dan masyarakat harus terus ditingkatkan. Menurut
Abdul Latief dkk (1985: 59), UKS adalah keadaan anak di sekolah dan
lingkungannya yang dapat memberikan kesempatan belajar dan tumbuh
yang harmonis, efesien dan optimal.

1
2.1.2 Efektivitas
Menurut Notoatmodjo (2007: 42), efektivitas adalah pencapaian
tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor
tenaga, waktu, pikiran dan alat-alat yang dikeluarkan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1989:59), efektif didefinisikan sebagai usaha atau
tindakan yang ada efeknya, yaitu akibat, pengaruh, serta dampaknya, serta
dapat memberikan hasil dan berhasil guna.
Menurut Soekanto (2002: 120), efektivitas adalah tercapainya sasaran
atau tujuan-tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam efektivitas terkandung makna berdaya tepat atau berhasil guna untuk
menyebutkan bahwa sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara
sempurna, secara tepat dan target telah tercapai. Selain itu terkandung
makna efisiensi, yaitu berdaya guna untuk menunjukkan bila suatu tindakan
atau usaha sudah efektif dan ekonomis, baru dikatakan efisisen.
Menurut Andrian (2001:12), efektivitas adalah pekerjaan yang
dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
pekerjaan tersebut, dengan memberdayakan seluruh potensi sumberdaya
manusia maupun sumberdaya dana yang ada.
Menurut Martiman (2001:12), efektivitas adalah suatu pencapaian
hasil pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran, dalam artian bahwa
hasil pekerjaan yang diperoleh sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
Efektivitas berkaitan erat dalam kemampuan sumber daya manusia
memanfaat potensi yang ada.
Menurut Suharsono (2001:12), efektivitas adalah hasil-hasil pekerjaan
yang diraih secara optimal dengan ciri yaitu adanya kesesuaian antara
harapan dan kenyataan hasil kerja secara berkesinambungan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah suatu keadaan di mana aktivitas atau kegiatan
dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disusun sebelumnya, dengan
memanfaatkan sumber daya manusia secara maksimal. Efektivitas

1
pelaksanaan UKS dalam meningkatkan kesehatan siswa adalah suatu
keadaan di mana petugas UKS telah melaksanakan berbagai program
kesehatan untuk meningkatkan kesehatan siswa sesuai dengan program
kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh UKS.

2.1.3 Efektivitas Pemberdayaan UKS


Penilaian usaha kesehatan sekolah harus dilakukan secara
komprehensif baik terhadap proses maupun hasil. Penilain proses
merupakan uapaya untuk mengetahui efektivitas pemberdayaan yang
dilakukan oleh tim pelaksanaan UKS. Artinya mengetahui secara
operasional pelaksanaan usaha kesehatan sekolah yang dilakukan oleh tim
pelaksana baik berkaitan dengan proses penyusunan program, pelaksanaan
maupun pengawasan. Sedangkan penilaian terhadap hasil harus dilihat dari
hasil kegiatan yang dilakukan seperti pemahaman siswa terhadap hidup
sehat atau tingkat dan status kesehatan mereka meningkat.
Sebenarnya kedudukan usaha kesehatan sekolah berada pada posisi
kurikulum, tepatnya pada kegiatan ekstra kurikuler atau bertepatan pada
kegiatan belajar mengajar bidang studi pendidikan jasmani dan olahraga
artinya pemberdayaan usaha kesehatan sekolah dilaksanakan oleh tim
pelaksana di sekolah, khususnya dilakukan oleh kepala sekolah,guru, atau
pihak puskesmas lainnya dengan kerjasama bidang pekerjaan yang
ditetepkan secara bersama. Sedangkan pemberdayaan usaha kesehatan
sekolah dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan sejalan dengan
kegiatan pengajaran pendidikan jasmani atau olahraga dalam paket materi
pelajaran yang ditetapkan berdasarkan kurikulum, terutama berkaitan
dengan pengajaran teoritis penyuluhan, pencegahan dan pengobatan

2.1.4 Tujuan UKS


Secara umum UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih

1
dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia berkualitas. Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah
menciptakan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, meningkatkan
pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk perilaku masyarakat sekolah
yang sehat dan mandiri. Di samping itu juga meningkatkan peran serta
peserta didik dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan rumah
tangga serta lingkungan masyarakat, meningkatkan keteramplan hidup
sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan. Sasaran
pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran
primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan
pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran
sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari
tingkat pra sekolah / TK / RA sampai SLTA/MA, termasuk satuan
pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren
beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana
pendidikan kesehata dan pelayanan kesehatan. Sasaran tertier lainnya
adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluaraga.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS
memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik
merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena
dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara
terus menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar
dengan baik. Oleh karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas
sumber daya manusia itu adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada
tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan dengan

1
berapa lama mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber daya
manusianya, dan ekonomi yang berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat
ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau ranking yang sangat
rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara-negara
tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi dengan
tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka
bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika
tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat
kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai denganharapan.
Ada tiga program pokok UKS yang sering disebut trias UKS, yaitu
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan
sekolah sehat. Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan
ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan
pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan
Jasmani saja, namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran
lainnya disampaikan kepada peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah
melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah
atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang, gizi,
narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua.
Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan
kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih
melalui program sekolah sehat.

2.1.5 Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah


1. Sasaran primer : peserta didik (siswa)
2. Sasaran sekunder : guru, orang tua, TP UKS di setiap jenjang.
3. Sasaran tertier :

1
a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama dan pondok
pesantren beserta lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
c. Lingkungan, yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan
keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar sekolah.

2.1.6 Tim pelaksana usaha kesehatan sekolah


1. Fungsi tim pelaksana usaha kesehatan sekolah
Tim pelaksana UKS di sekolah berfungsi sebagai penanggung
jawab dan pelaksana program UKS di sekolah berdasarkan prioritas
kebutuhan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh TP UKS
Kabupaten/Kota. Kedudukan petugas puskesmas disekolah sebagai
Tim Pelaksana UKS.
2. Tugas tim pelaksana usaha kesehatan sekolah
a. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah sehat sesuai ketentuan dan petunjuk yang ditetapkan dan
atau diberikan oleh Pembina UKS.
b. Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid, instansi
lain, dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS
disekolah, madrasah dan perguruan agama.
c. Mengadakan penilaian atau evaluasi, menyusun dan
menyampaikan laporan tengah tahunan kepada TP UKS
Kecamatan sesuai ketentuan dengan tembusan kepada instansi
terkait.

2.1.7 Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

1
1. Tujuan pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah
Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah agar
pengelolaan UKS mulai dari pusat sampai ke daerah dan sekolah atau
madrasah dilaksanakan secara terpadu, terarah, intensif,
berkesinambungan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Ruang lingkup program dan pembinaan usaha kesehatan sekolah
a. Ruang Lingkup Program UKS
Ruang lingkup UKS adalah ruang lingkup yang tercermin dalam
Tri Program Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS), yaitu
sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, meliputi aspek :
a) Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-
prinsip hidup sehat.
b) Penanaman perilaku atau kebiasaan hidup sehat dan
daya tangkal pengaruh buruk dari luar.
c) Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat
agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah dapat berupa
: pelayanan kesehatan, pemeriksaan penjaringan kesehatan
peserta didik, pencegahan penyakit, penyuluhan kesehatan dan
rujukan kesehatan ke puskesmas.
3) Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik,
mental sosial maupun Lingkungan yang meliputi :
a. Pelaksanaan 5K (kebersihan, keindahan, kenyamanan,
ketertiban, keamanan).
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan.
c. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru,
murid, pegawai sekolah, orang tua murid dan masyarakat
sekitar).

1
b. Ruang Lingkup Pembinaan UKS
Ruang lingkup pembinaan UKS meliputi :
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah sehat.
4. Sarana prasarana
5. Penelitian dan pengembangan
6. Managemen atau organisasi

2.1.8 Langkah-langkah pembinaan dan pengembangan UKS


1. Konsolidasi Tim Pembina UKS dengan menggunakan pola hubungan

kerja koordinatif dan konsultatif, hubungan fungsional di lingkungan

instansi masing-masing.

2. Meningkatkan komitmen seluruh sektor terkait melalui Tim Pembina

UKS dan sektor lainnya yang terlibat dalam Pembinaan kesehatan

siswa disemua jenjang administrasi pemerintahan, antara lain dengan

melakukan sosialisasi masalah kesehatan sekolah yang memerlukan

penanganan segera.

3. Melaksanakan advokasi kepada penentu kebijakan dalam rangka

mengatasnamakan UKS dan perencanaan Pembangunan Nasional,

Provinsi dan Kabupaten/ kota.

4. Menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai instansi dan

masyarakat dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan peserta

didik dengan cara :

a. Melaksanakan forum komunikasi berkala lintas program dalam

rangka sinkronisasi dan harmonisasi kegiatan.

1
b. Bersama semua stakeholder, mengembangkan dan

melembagakan forum komunikasi melalui pertemuan, workshop,

rapat kerja UKS sesuai kebutuhan di setiap jenjang administrasi.

c. Mendorong peran serta aktif orang tua, komite sekolah, dan

masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pembiayaan

UKS di sekolah, termasuk penyediaan sarana dan prasarana

termasuk tenaga kesehatan.

d. Meningkatkan pengetahuan danketerampilan petugas UKS


puskesmas, guru, murid, orang tua, masyarakat pada umumnya
agar dapat berperan serta aktif dalam kegiatan pembinaan dan
peningkatan kesehatan peserta didik.

2.1.9 Program pembinaan dan pengembangan UKS


Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup
sehat sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat (TRIAS UKS)
1. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui :
1) Kegiatan kurikuler pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan
intrakurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam
pelajaran. Dalam pelaksanaannya dibedakan antara pendidikan
dasar dan menengah.
a. Pendidikan dasar mencakup taman kanak-kanak, sekolah
dasar, SMP dan yang sederajat.
a) Taman kanak-kanak, pelaksanaan pendidikan kesehatan
sesuai dengan garis-garis besar program pengembangan
jasmani dan kesehatan, yang diberikan pengenalan,

1
pembangkit, minat, dan penanaman kebiasaan hidup
sehat. Materi pendidikan mencakup : Kebersihan dan
kesehatan pribadi, kebersihan dan kerapihan lingkungan,
makanan dan minuman sehat.
b) Sekolah Dasar (SD), pelaksanaan pendidikan kesehatan
sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran
mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan.
Pelaksanaannya diberikan melalui peningkatan
pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap
prinsip hidup sehat dan peningkatan ketrampilan dalam
melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan dan perawatan kesehatan. Materi
pendidikan kesehatan yang diberikan mencakup :
1. Kebersihan dan kesehatan pribadi.
2. Makanan dan minuman sehat.
3. Kebersihan lingkungan (sekolah dan rumah)
4. Keselamatan diri di dalam dan di luar rumah.
5. Mengenal UKS dan programnya.
6. KMS-AS (Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah)
7. Mengenal penyakit yang banyak menyerang anak usia
sekolah serta cara pencegahannya.
c) Sekolah Menengah Pertama, pelaksanaan pendidikan
kesehatan sesuai dengan garis-garis besar program
pengajaran mata pelajaran pendidikan kesehatan. Materi
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada Sekolah
Menengah Pertama mencakup :
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik mental pada
masa remaja.
2. Penyakit akibat tidak menjaga kebersihan pribadi dan
cara pengobatan sederhana.

2
3. Bahaya narkotika, rook dan minuman keras.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan Menengah Mencakup Sekolah Menengah
Atas atau pendidikan yang sederajat termasuk Sekolah
Menengah Kejuruan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata
pelajaran yang menampung materi pendidikan kesehatan
yang juga mencakup pendidikan kesehatan.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan
pengetahuan, keterampilan, terutama melalui peningkatan
pemahaman dan penafsiran konsep-konsep yang berkaitan
dengan prinsip hidup sehat sehingga mempunyai
kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Materi pendidikan kesehatan
mencakup :
1. Sopan santu berlalu lintas.
2. Pengenalan dan pencegahan penyakit kelamin
3. Penegenalan macam-macam kekerasan dan pencegahan
kekerasan.
4. Pencegahan dan penanggulangan bahaya narkotika,
rokok, dan minuman keras.
5. Hubungan perilaku dengan kesehatan pribadi,
lingkungan dan masyarakat.
6. Program Usaha Kesehatan Sekolah dan pengenalan
organisasi yang ada kaitannya dengan kesehatan.
Pada sekolah kejuruan, untuk pelaksanaan praktek di
bengel sekolah, dapat mengakibatkan resiko atau bahaya
kecelakaan bagi peserta didik. Untuk itu perlu ditanamkan
sikap hidup yang selalu mengutamakan keselamatan
sebagai salah satu usaha keselamatan kerja.

2
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam
pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah ataupun di luar
sekolah dengan tujuan anatara lain untuk memperluas
pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan
ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang berkaitan dengan
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat (UKS). Kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
(sekaligus merupakan upaya pendidikan).
Bimbingan hidup sehat berupa :
1. Penyuluhan keterampilan, latihan keterampilan antara lain :
• Dokter Kecil (SD)
• Kader Kesehatan Remaja (KKR)
• Palang Merah Remaja (PMR)
• Saka Bakti Husada/ Pramuka/ Santri Husada
• Membantu kegiatan posyandu pada masa liburan sekolah.

2.1.10 Trias Usaha Kesehatan Sekolah


1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya sadar untuk meyiapkan
peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuia, selaras, seimbang, dan
sehat baik fisik, mental, sosial, dan lingkungan melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan peranannya
saat ini maupun di masa yang akan datang. Tujuannya adalah agar
peserta didik memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehtaan termasuk
cara hidup sehat dan teratur, memiliki nilai dan sikap positif terhadap
prinsip hidup sehat, memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal

2
yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan.
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di sekolah adalah upaya peningkatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi
dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya warga sekolah pada
umunya. Di bawah kordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan
teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat merupakan salah satu unsur
pentng dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena
lingkungan kehidupan yang sehat diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan daya serap
siswa dalam proses belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan
sekolah sehat dilaksanakan melalui 7K.
Menurut tim Pembina Kesehatan sekolah, pembinaan lingkungan
kesehatan sekolah sehat baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan
meliputi:
a. Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerindangan, kekeluargaan)
b. Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk
bebas asap rokok
c. Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, murid,
pegawai sekolah,orangtua murid, dan masyarakat sekitar)1

2.1.11 Struktur Organisasi UKS


Secara umum, struktur organisasi UKS meliputi:
1. Tim Pembina: Pembinaan dan Pengelolaan UKS yang dilaksanakan
dalam organisai UKS adalah tim pembina dan tim pelaksana. Menurut

2
Ananto dkk untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengembangan
UKS secara terpadu dan terkoordinasi maka dibentuk tim pembina UKS
pada setiap jenjang pemerintahan, yaitu:
a. Tim Pembina UKS Tingkat Pusat
b. Tim Pembina UKS Tingkat Provinsi
c. Tim Pembina UKS Tingkat Kabupaten/ Kota
d. Tim Pembina UKS Tingkat KecamatanTim Pelaksana UKS
(Pesantren/sekolah/madrasah)
2. Struktur Organisasi Tim Pembina/ Pelaksana UKS adalah sebagai
berikut:
a. Tim pembina Tingkat Kecamatan
1) Ketua : Camat
2) Ketua I : Kakandep Dikbud Kecamatan
3) Ketua II : Kepala Puskesmas
4) Ketua III : Penilik/ Pendaris/ Pergurais/ PPA
5) Ketua IV : Kepala Dinas tingkat kecamatan dan UPTD
pendidikan tingkat kecamatan
6) Ketua V : Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan
7) Sekretaris : Staf Kecamatan
8) Anggota : Unsur Kandep Dikbud, unsur puskesmas,
unsur depag, unsur dinas PP/PK, unsur
PKK
Kecamatan
b. Struktur Organisasi Tim Pelaksana UKS di sekolah/ madrasah/
pesantren:
1) Pembina : Kepala Desa/ Lurah
2) Ketua : kepala Sekolah
3) Ketua I : Unsur Pemerintah Desa
4) Ketua I : Unsur BP3
5) Sekretaris : Unsur guru

2
6) Anggota : unsur puskesmas dan pengurus OSIS

2.1.12 Sarana dan Prasarana UKS


Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur
penting dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena
lingkungan kehidupan yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan murid, guru, dan pegawai sekolah, serta peningkatandaya serap
murid dalam proses belajar mengajar. Maka pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat dilaksanakanan melalui konsep 7K yaitu:
Kebersihan, Keindahan, Kesehatan, Kenyamanan, Ketertiban, Keamanan,
Kerindangan. Strata pelaksanaan UKS untuk pembinaan lingkungan sekolah
dasar menurut Depkes (2006: 35). Berdasarkan kelengkapannya dapat
dibagi menjadi :
a. Sarana dan Prasarana Sederhana meliputi:
1. Tempat tidur
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Minimal melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan.
5. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 5% dari jumlah siswa.
b. Sarana dan Prasarana Lengkap meliputi:
1. Tempat tidur.
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit, Parasetamol).
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi,
jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
5. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan dan
pelayanan kesehatan.
6. Memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa.
c. Sarana dan Prasarana ideal meliputi:
1. Tempat tidur.

2
2. Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, Snellen Chart.
3. Kotak P3K dan obat-obatan (Betadin, Oralit,Parasetamol).
4. Lemari obat, buku rujukan KMS, poster-poster, struktur organisasi,
jadwal piket, tempat cuci tangan, data kesakitan murid.
5. Peralatan gigi dan unitgigi.
6. Contoh-contoh model organ tubuh.
7. Melaksanakan TRIAS UKS yang Pendidikan Kesehatan, pelayanan
kesehatan, dang pembinaan hidup lingkungan kehidupan sekolah.
memiliki kader Tiwisada/ KKR sebanyak 10% dari jumlah siswa.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sarana
dan prasarana Usaha Kesehatan Sekolah secara umum meliputi:
ruang UKS atau klinik sekolah termasuk perlengkapan yang ada
didalamnya, alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, alat- alat P3K
dan Obat-obatan sehari-hari yang diperlukan.
Adapun syarat sarana dan prasarana UKS lainnya adalah

a. Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini


siswa yang mengalami gangguan kesehatan di
sekolah/madrasah.
b. Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling.
c. Luas minimum ruang UKS adalah 12 m2.
d. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada
tabel berikut.

Tabel Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang UKS

Jenis Rasio Deskripsi

Perabot
1 set/ruang Kuat, stabil, dan aman.
Tempat tidur

2
1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Dapat
Lemari dikunci.

1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.


Meja

Kursi 2 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman.

Perlengkapan Lain
1 set/ruang
Catatan
kesehatan siswa

1 set/ruang Tidak kadaluarsa.


Perlengkapan
P3K

1 buah/ruang
Tandu

1 buah/ruang
Selimut

1 buah/ruang
Tensimeter

1 buah/ruang
Termometer
badan

Timbangan badan

2
1 buah/ruang

Pengukur tinggi
1 buah/ruang
badan

Tempat sampah 1 buah/ruang

Tempat cuci 1 buah/ruang


tangan

Jam dinding 1 buah/ruang

2
2.1.13 Pelayanan Kesehatan Sekolah
Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 382 - 383), pelayanan
kesehatan sekolah adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh petugas UKS
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para murid di sekolah.
Setiap sekolah harus dikunjungi petugas kesehatan paling sedikit satu kali
setahun. Petugas UKS harus mempunyai kerjasama yang baik dengan guru
sekolah. Tidak ada program kesehatan sekolah yang dapat berhasil jika tidak
ada kerjasama yang baik. Petugas UKS harus selalu memberitahu guru
mengenai apa yang didapatkan pada anakanak didik dan memberitahu
pengobatan apa yang diperlukan.
Hal-hal yang dilakukan pada saat melakukan kunjungan kesehatan
sekolah adalah sebagai berikut:
1. Membicarakan tentang higiene sekolah, penyediaan air bersih dan
keamanan sekolah serta lapangan bermain dengan para guru.
2. Menanyakan tentang pelajaran kesehatan di sekolah. Pelajaran ini dapat
diberikan melalui guru, radio atau Petugas UKS.
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap:anak-anak baru di sekolah
(Kelas 1), anak-anak yang akan segera meninggalkan sekolah (Kelas 6),
anak-anak yang kesehatannya dikuatirkan guru dan anak-anak yang
ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan kesehatan sebelumnya.
4. Melanjutkan perawatan pada anak-anak yang memerlukan pengobatan
jangka panjang
5. Memastikan para guru dan karyawan sekolah lainnya tidak menderita
suatu penyakit infeksi yang dapat menular kepada anak-anak sekolah.
6. Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi sekolah. Jika tersedia,
pelayanan ini diberikan oleh perawat gigi.
7. Anak-anak sekolah harus mendapat imunisasi yang diperlukan seperti
campak dan tetanus toksoid.
8. Guru-guru harus dapat mengenali dan mengobati berbagai penyakit
ringan seperti pilek, sariawan dan demam pada anak-anak sekolah. Para
guru harus dapat memberikan pertolongan pertama. Sekolah harus

2
memiliki perlengkapan pertolongan pertama. Petugas dapat membantu
dengan memberikan berbagai nasehat.
9. Guru harus memperhatikan adanya tanda-tanda emosional atau penyakit
mental (kesalahan penyesuaian diri) pada anak-anak. Hal ini biasanya
ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku atau penampilan anak.
Mungkin anak kehilangan minat di sekolah. Atau menjadi kesepian,
sedih dan tidak mempunyai teman. Atau anak menjadi tidak ramah dan
berperangai buruk. Atau anak menunjukkan tingkah laku yang tidak
biasa. Guru sebaiknya memberitahu Petugas UKS jika ada anak sekolah
yang mengalami masalah fisik, mental atau emosional.
10. Guru sebaiknya memeriksa anak setiap tahun di dalam kelas mereka
untuk meyakinkan mereka dapat melihat dan mendengar dengan baik.

Menurut Abdul Latief dkk (1985: 60), UKS memiliki program yaitu
lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, pendidikan kesehatan dan usaha
pemeliharaan kesehatan di sekolah.
Menurut Notoatmodjo (2007: 8), Upaya untuk mewujudkan kesehatan
dapat dilihat dari dua aspek yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan terdiri dari pengobatan penyakit dan
pemulihan kesehanan. Peningkatan kesehatan terdiri dari pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan itu sendiri.
Menurut Azrul Azwar (1983: 10), yaitu pendidikan kesehatan adalah
sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap
kebiasaan-kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan
kesehatan perorangan dan masyarakat.

2.1.14 Kunjungan Sekolah


Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 388 - 389), hal-hal
yang dilakukan dalam kunjungan sekolah adalah sebagai berikut:

3
1. Membicarakan rencana kunjungan ke sekolah dengan Kepala Sekolah
satu minggu sebelumnya. Mintalah Kepala Sekolah memberitahu orang
tua bahwa Petugas UKS akan mengunjungi anak-anak mereka.
2. Memperkenalkan diri petugas pada saat datang. Jika mungkin, dapat
berkeliling sekolah bersama Kepala Sekolah. Lakukan pengamatan
menyeluruh, terutama penyediaan air, pembuangan sampah dan
ventilasi.
3. Menanyakan Kepala Sekolah tentang masalah kesehatan yang ada.
menanyakan apakah ada anak-anak sekolah yang perlu diperiksa.
4. Memeriksa semua anak yang baru masuk dan yang akan meninggalkan
sekolah dan anak-anak yang diminta guru untuk diperiksa.
5. Memberikan imunisasi untuk anak-anak yang baru masuk sekolah dan
yang akan segera meninggalkan sekolah.
6. Bercakap-cakap dengan para murid. Mungkin petugas tidak dapat
berbicara dengan seluruh anak. Bicarakan hal-hal yang berkaitan
dengan apa yang diamati di sekolah. Kemudian menyiapkan untuk
berbicara tentang salah satu dari hal-hal tersebut.
7. Membicarakan dengan Kepala Sekolah apa yang sudah dilihat.
Bicarakan tentang kepentingan kesehatan dan pendidikan kesehatan
yang diperlukan.
8. Mengusahakan mendorong Kepala Sekolah untuk meneruskan program
pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan, didukung oleh praktek
misalnya, memeriksa kesehatan perorangan, kebiasaan mencuci tangan,
penggunaan kakus yang benar, dan lain-lain.
9. Menawarkan bantuan untuk perbaikan yang diperlukan dan bantuan
kepada Kepala Sekolah dalam usahanya memperoleh dana dan bahan.
10. Melakukan tindak lanjut (follow-up), dengan mengatur tanggal yang
tepat, dalam satu atau dua bulan mendatang, bersama kepala sekolah,
kapan petugas akan datang kembali ke sekolah.

3
2.1.15 Tugas Usaha Kesehatan Sekolah
Menurut Abdul Latief dkk (1985: 59), UKS bertugas untuk mencapai
tujuan untuk mencapai potensi maksimal yang ada pada anak didik dengan
jalan di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengikutsertakan secara aktif guru dan orang tua murid dalam usaha
memberikan pendidikan kesehatan, menanamkan kebiasaan hidup
sehat, mengawasi kesehatan anak didik dan memberikan pengobatan
sederhana yang diperlukan
2. Menemukan kelainan pada tingkat permulaan dan mengusahakan
pengobatannya
3. Imunisasi ulangan
4. Pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit gigi
5. Usaha ke arah perbaikan gizi
6. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat

Menurut Notoatmodjo (2007: 12), tugas UKS perlu ditingkatkan karena


kesehatan itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas, oleh sebab itu
upaya kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang
dan kelompok harus ditingkatkan secara optimal.
Menurut Azrul Azwar (1983: 14), tugas UKS adalah untuk merubah
perilaku perorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan ini
adalah tujuan yang amat mendasar, karena sebenarnya banyak masalah
kesehatan yang ditemukan antara lain perilaku perorangan dan masyarakat
yang belum sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.

2.1.16 Masalah Kesehatan yang dapat dikurangi melalui UKS


Delawati 2007 (dalam Masita, 2009) menyatakan bahwa ada masalah
kesehatan yang dapat dicegah dengan pelaksanaan UKS yaitu: sanitasi dan
air bersih, kekerasan dan kecelakaan, masalah kesehatan reproduksi remaja,
kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan, masalah gizi dan
anemia, imunisasi, merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba,

3
kesehatan gigi, penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas,
HIV/AIDS dan IMS lainnya serta gangguan kesehatan mental.

2.1.17 Hasil yang diharapkan dari Program UKS


Effendi (1998) menyatakan hasil yang dapat diharapkan dari
terlaksananya program UKS untuk peserta didik adalah: 1) siswa memiliki
pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan hidup sehat dan
mampu memecahkan masalah kesehatan sederhana dengan turut
berpartisipasi aktif dalam UKS, RT dan lingkungan masyarakat, 2) siswa
sehat fisik, mental maupun sosial dan siap untuk menjalani kehidupan
keluarga yang sehat sejahtera dan mandiri, 3) siswa memiliki daya hayat
dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk pergaulan bebas,
penyalahgunaan napza, kenakalan remaja dan tauran, 4) siswa memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang benar untuk menghadapi
permasalahan dan tantangan kehidupan, 5) siswa mempunyai kemampuan
dan keterampilan pemeliharaan dan membina keberhasilan, kelestarian
lingkungan fisik di rumah dan sekolah, 6) siswa mempunyai status
kesehatan dan kesegaran jasmani yang baik, 7) siswa bebas dari penyakit
menular dan penyakit seksual, dan 8) siswa bebas dari kebiasaan merokok,
minum alkohol dan menggunakan napza. Dari segi lingkungan sekolah
adalah semua ruangan dan kamar mandi/ WC dan perkarangan sekolah
bersih, tidak ada sampah, serta tersedianya sumber air bersih bagi siswa.

2.1.18 Peran Puskesmas dalam Meningkatkan Usaha Kesehatan Sekolah


Menurut Azrul Azwar (1983: 21), peran Puskesmas dalam
meningkatkan UKS adalah dengan melakukan pengembangan kesehatan
masyakat, membina peran masyarakat dan memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu pada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok. Menurut Notoatmodjo (2007: 17), peran Puskesmas dalam
meningkatkan UKS adalah dengan secara langsung memberikan pelayanan

3
secara menyeluruh kepada UKS dalam suatu wilayah kerjanya dalam bentuk
usaha-usaha kesehatan yang bersifat kontinyu.
Menurut Abdul Latief dkk (1985: 60), peran Puskesmas dalam
meningkatkan UKS adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pusat pembangunan UKS di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta UKS di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada siswa yang berada dalam wilayah kerja UKS.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peran Puskesmas dalam


meningkatkan UKS adalah dengan memberikan petunjuk kepada UKS
tentang menggunakan sumber daya UKS yang ada secara efektif dan
efesien. Selain itu dengan memberikan bantuan yang bersifat bimbingan
teknis materi dan rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menyebabkan ketergantungan.

2.1.19 Strategi Pemberdayaan UKS


Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service)
Pemeliharaan kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar, dimaksudkan
untuk memelihara, meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan
kesehatan yang mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya.
Pemeliharaan kesehatan di sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang
merupakan tim yang dibentuk dibawah seorang koordinator usaha kesehatan
sekolah yang terdiri dari dokter, perawat, juru imunisasi dan sebagainya.
Untuk koordinasi pada tingkat kecamatan dibentuk tim pembina usaha
kesehatan sekolah dengan kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan
kesehatan, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi,
penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana,
pertolongan pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat
ditanggulangi di sekolah.

3
Salah satu pelayanan masyarakat yang dilaksanakan di sekolah
diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan usaha kesehatan sekolah. Inti
kegiatan operasional dikemukakan oleh tim pembina UKS pusat (1999 : 2)
yang mencangkup tiga program meliputi (1) penyuluhan (2) pencegahan (3)
pengobatan/perawata. Pemberdayaan selalu dikaitkan dengan manajemen.
Ketika pemberdayaan dikonotasikan sebagai manajemen maka secara umum
segiovani (198. : 5) memberikan pengertian anatara lain “ the process of
working with and through others to effidiently accompls organizational
goals” pemberdayaan yang baik adalah penyelesaian pekerjaan dengan
mencapai tujuan-tujuan organisasi secara efisiensi. Dalam pengertian besar
manajemen usaha kesehatan sekolah dijelaskan Kurniasri Darliana (1990 :
17-25) sebagai berikut:
1. Perencanaan : rencana ini tijunjukan pada upaya
pencegahan,pemberantasan dan pembasmian penyakit menular.
Kemudian diarahkan juga kepada pendidikan kesehatan gizi,
pengobatan, perawatan serta lingkungan sekolah, dan tempat tinggal
2. Pengorganisasian : pemberdayaan usaha kesehatan sekolah merupakan
tugas dan tanggung jawab bagian UKS puskesmas komposisi struktur
tersebut tergantung kebutuhan dan kemampuan puskesmas.
3. Personalia : penentuan personalia dilihat dari aspek keterampilan,
kemampuan dan pengetahuan baik medis ( asuransi kesehatan,dana
sehat dll).
4. Pengarahan : pelayanan pengarahan dilakukan secara langsung dan
terintergrasi dalam program, sehingga masyarakat, pihak sekolah dan
siswa ikut bertanggung jawab atas keberhasilan manajemen kesehatan.
Hal yang paling strategis mewujudkan pengarahan adalah prosedur
kerja yang harus ditaati dengan seksama
5. Pengawasan : tolak ukur menentukan pengawasan pemberdayaan
manajeman kesehatan yang baik antara lain : (a) mempunyai standart
untuk pedoman pertandingan hasil pelaksana rencana (b) mengadakan

3
pengawasan kegiatan (c) melakukan perbandingan hasil dan standart (d)
melakukan tindakan oerbaikan

Untuk lagkah awal, implementasi manajemen dituangkan ke dalam


program kerja yang disusun oleh kepala sekolah dan dibantu oleh guru,
prngurus BP3 serta pihak puskesmas lainya. Hal-hal yang amat paling
penting dituangkan meliputi : (1) visi dan misi (2) substansi (3) fasilitas (4)
pendanaan dan (5) mekanisme kerjasama.

2.1.20 Pengelolaan UKS


Dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, prinsip
pengelolaan yang digunakan diantaranya mengikutsertakan peran serta aktif
masyarakat sekolah, kegiatan yang terintegrasi, melaksanakan rujukan serta
kerjasama. Kerjasama tim di tingkat Puskesmas sangat diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, kerjasama ini
terdiri dari beberapa program yang terlibat didalamnya diantaranya dokter,
perawat komunitas, petugas gigi, ahli gizi, petugas sanitasi, petugas
posyandu dan tenaga kesehatan lainnya yang dikoordinir oleh Kepala
Puskesmas (Zein, 2008).
Dukungan yang diberikan dalam pengelolaan program usaha
kesehatan sekolah oleh tenaga kesehatan Puskesmas mencakup melakukan
pengembangan program baik yang dilakukan secara rutin maupun program
tambahan, ikut berpartisipasi langsung dalam setiap pelaksanaan kegiatan
usaha kesehatan sekolah disetiap sekolah serta kegiatan pada waktu tertentu
seperti perlombaan sekolah sehat, HUT kemerdekaan, Hardiknas, Hari
Kesehatan Nasional dan lainlain (Sujudi, 2004).

2.1.21 Peran Petugas Kesehatan


Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan yang sehat,
dibutuhkan peran petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan

3
kesehatan dan upaya kesehatan dasar dalam pelaksanan program usaha
kesehatan sekolah (Supari, 2008). Petugas kesehatan puskesmas memiliki
peran masing-masing dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah
ini. Tenaga dokter/dokter umum disamping bertanggung jawab dalam
pelaksanaan program juga ikut terlibat dalam pelaksanaan program seperti
penyuluhan dan pelatihan guru usaha kesehatan sekolah, pelatihan dokter
kecil serta skrening kesehatan (Murid, 2009). Perawat komunitas
melaksanakan perannya dengan melaksanakan skrening kesehatan,
memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan
memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan
keluarganya dan juga aktif dalam mengidentifikasi anak-anak yang
mempunyai masalah kesehatan. Perawat perlu memahami peraturan yang
ada dan menyangkut anak-anak usia sekolah, seperti memberikan libur pada
siswa karena adanya penyakit menular, kutu, kudis atau parasit lain.
Disamping itu perawat juga berperan sebagai konsultan terutama untuk para
guru, perawat dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan
pengajaran di sekolah
Usaha kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh dokter gigi dan
perawat gigi melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang
bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi
dan mulut serta mempertinggi kesadaran kelompok masyarakat tentang
pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang
dilakukan berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
serta perawatannya secara rutin untuk anak sekolah (Nugrahani, 2008).
Petugas kesehatan lain yang juga terlibat dalam program usaha
kesehatan sekolah ini adalah ahli gizi, berperan memberikan pendidikan
tentang gizi dan makanan. Penyuluhan tentang gizi dan makan ini
merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah foodborne illnes,
karena anak tidak hanya belajar tentang keamanan makanan mereka sendiri,
tetapi juga menyampaikan kebutuhan mereka akan higiene makanan kapada
orang tua dengan anggota keluarga lainnya. Peran lain dari petugas ahli gizi

3
adalah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS),
penimbangan berat badan serta memberikan pengetahuan kepada guru usaha
kesehatan sekolah tentang keamanan makanan dan pengolahan makan yang
sehat (Motarjemi, 2004). Tenaga sanitasi dan petugas kesehatan lainnya
memiliki peran dan tanggungjawab masing-masing sesuai dengan bidang
dan keahliannya (Depkes, 2004).

2.1.22 Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan merupakan bagian dari program kesehatan, sehingga
harus mengacu pada program kesehatan yang sedang berjalan. Penyusunan
perencanaan program penyuluhan harus diperhatikan bahwa perencanaan
yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan sasaran, mudah diterima,
bersifat praktis, dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi setempat, dan
sesuai dengan program yang ditunjang dan didukung oleh kebijaksanaan
yang ada. Penyuluhan merupakan bagian dari program kesehatan, sehingga
harus mengacu pada program kesehatan yang sedang berjalan. Penyusunan
perencanaan program penyuluhan harus diperhatikan bahwa perencanaan
yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan sasaran, mudah diterima,
bersifat praktis, dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi setempat, dan
sesuai dengan program yang ditunjang dan didukung oleh kebijaksanaan
yang ada.keseluruhan menginginkan hidup sehat, tahu bagaimana caranya
dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perorangan maupun secara
kelompok.
Penyuluhan menurut Gondoyoewono adalah suatu penerangan yang
menekankan pada suatu objek tertentu dan hasil yang diharapkan adalah
suatu perubahan perilaku individu atau sekelompok orang. Penyuluhan
merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat
tertarik dan berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidik sesuatu
kepada masyarakat, memberi pengetahuan, informasi-informasi, dan
kemampuan-kemampuan agar dapat membentuk sikap dan berperilaku

3
hidup menurut apa yang seharusnya. Hakekatnya penyuluhan merupakan
suatu kegiatan nonformal dalam rangka mengubah masyarakat menuju
keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan.
Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan
sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara
menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan, dengan demikian
masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat
melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983
dalam Maulana, 2009)
Penyuluhan merupakan inti dari program sosialisasi Penyuluhan
adalah upayamemberikan penjelasan kepada individu atau kelompok
tertentu sehubungan dengan objek tertentu sehubungan dengan objek
tertentu, biasanya dilakukan secara terencana dan sistematis dengan
memperhatikan kondisi sasaran fasilitas maupun factor penunjang laninya.
Penyuluhan akan berlangsung secara efektif apabila yang diberikan
penyuluhan mengerti dengan di tandai pemahaman, perubahan sikap
perbuatan sederhana menjadi terampil. Penyuluhan usaha kesehatan sekolah
yang dikatakan efektif jelas dapat dipahami dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari. Pendidikan kesehatan di sekolah akan berhasil dalam mencapai
sasaran apabila dilakukan dengan strategi penyuluhanberkesinambungan
strategi penyuluhan dilakukan sebagai rangkaian pembedayaan dan
pembudayaan suatu objek sebagai substansi yang diberikan kepada peserta.
Di dalam pendidikan proses pemberdayaan dan proses pembudayaan
merupakan kerangka redefinisi yang dapat menentukan reposisi pendidikan
itu sendiri. ( HAR. Tilaar, 2000: 53) makna yang terkandung dalam
ungkapan tersebut agar pendidikan dan kebudayaan tidak perlu dipisahkan.
Lebih lanjut diketahui bahwa salah satu inti konsep ini adalah bagaimana
penyuluhan dijadikan wahana pemberdayaan pendidikan kebudayaan.
Di sisi lain, dengan gamblang sjafioedin (1993 : 26-27) menyebutkan
penyuluhan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan media. Cara pertama
menugaskan personil yang mempunyai pengetahuan tentang objek,

3
termasuk guru kepada murid melalui proses pembelajaran dalam pelajaraan
intra/ekstra kurikuler. Cara kedua melalui media masa seperti brosur-
brosur,majalah, Koran atau televise dan sebagainya. Cara-cara demikian
selalu dilakukan dalampertimbangan keuangan.
Dalam strategi penyuluhan ini, kinerja pihak sekolah sangat
berpengaruh menentukan keberhasilan program. Pihak sekolah disini yaitu
kepala sekolah selaku ketua tim pelaksana, sedngkan guru difungsikan
sebagai sekertaris ataupun anggota. Guru utama dalam program usaha
kesehatan sekolah ini adlaha guru bidang studi pendidikan jasmani dan
kesehatan. Menurun tim Pembina UKS pusat (1999 : 6-15) program
penyuluhan yang dilakukan kepala sekolah meliputi (1) penjelasan rencana
kegiatan usaha kesehatan sekolah pada rapat pengurus
BP3 untuk dimasukan kepada rencana kegiatan sekolah dan
RAPBS, (2) memberikan pelajaran pendidikan kesehatan sesuai dengan
GBPP mata pelajaran pendidikan jasmani dan keshatan kepada guru, (3)
memberikan penjelasan dan pengembangan kemampuan peserta didik untuk
berperan aktif dalam pelayanan kesehatan, (4) memberikan pendidikan
kesehatan diluar jam pelajaran guna menanamkan prilaku hidup sehat (5)
strategi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah,diskusi,demonstrasi dan
penugasan.
Di samping itu dengan memahami penyuluhan sebagai kegiatan
operasional maka tugas dan fungsi guru tidak jauh berbeda dari kepala
sekolah. Hanya saja guru tidak memiliki kewenangan khusus menyusun
rencana tanpa melimpahkan wewenang dengan singkat dijelaskan tim
Pembina UKS pusat bahwa kinerja penyuluhan yang dilakukan guru antara
lain : (1) memberikan pendidikan tentang kesehatan pribadi, makanan dan
minuman sehat, keseimbangan antara kegiatan dan istirahat, kesehatn
mental, penyakit menular, imunisasi, pendidikan keselamatan dan kesehatan
lingkungan (2) melakukan diskusi (3) melakukan demonstrasi (4)
memberikan tugas sesuai dengan sasaran kesehatn siswa.

4
2.1.23 Pencegahan Penyakit
Berangkat dari upaya mengetahui pengertian yang terkandung di
dalam kata “pencegahan” secara umum diartikan sebagai tindakan reventif,
dalam buku petunjuk.UKS Sjafioedin (1993 : 1-3) menjelaskan bahwa
pencegahan merupakan kegiatan yang paling penting dalam memelihara
kesehatan. Contoh tentang penyakit DBD, bahwa suatu penyakit menular
yang ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti berkembang di tempat penampungan air. Serangan
nyamuk ini dapat memperpendek usia, upaya pencegahan yang dilakukan
adalah kewaspadaan dari dini mulai dari penyelidikan gejala penyakit dan
persiapan tenaga serta fasilitas, obat-obatan. Tindakan preventif di sini
adalah kewaspadaan sejak dini dapat melakukan kegiatan : (1) menguras (2)
menutup (3) mengubur (4) melatih.
Pencegahan juga dapat dilakukan melalui sarana elektronik seperti
radio, televise, majalah dan sebagainya Manatan Menteri Kesehatan FA.
Muluk (1997) Selalu memberikan pengarahan agar membudayakan
masyarakat untuk hidup bersih, indah dan sehat, seperti salah satu
pernyataan bahwa cegahlah demam berdarah yang disebapkan oleh nyamuk
melalui tindakan preventif seperti menguras bak air, menutup genangan air,
serta mengubur barang-barang seperti kaleng yang dapat menampung air.
Hasan Walinono (1985 : 44) menyebutkan pencegahan dapat berupa : 1
konsultasi kesehatan remaja (2) pencegahan penyakit menular dengan
memberantas sumber infeksi (3) imunisasi kegiatan pencegahan dilakukan
oleh petugas kesehatan dengan bantuan guru yang telah dilatih dalam
menjalankan tindakan sesuai wewenang dan jadwal kerja yang telah disusun
sebelumnya.
Pelatihanpun merupakan upaya pencegahan penyakit. Pelatihan dapat
diberikan melalui program jangka waktu panjang maupun singkat. Pelatihan
bertujuan memepersiapkan sumber daya manusia yang handal dan mengerti
dengan kesehatan. Haruslah diorganisir dengan baik. Pelatihan kesehatan

4
masyarakat dapat dilakukan dengan perantara singkat yang memerlukan
frekuensi latihan lebih banyak dari pada teori. Pelatihan yang diharapkan
tersebut adalah mampu menmyebarkan informasi kepada pihak lain atau
setidaknya bermanfaat bagi diri sendiri.
Mengenai strategi pencegahan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
mewujudkan program pencegahan penyakit di sekolah dan rumah tangga
sebagai wujud nyata pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah maka
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Penyesuain teknik,
fasilitas, dukungan dana (2) melakukan tindakan operasional sesuai program
(3) bekerja sama dengan baik.

2.1.24 Penguasaan Pola Hidup Sehat


Penerapan konsep hidup sehat yang efektif merupakan muara dari
sebuah usaha kesehatan sekolah. Sesuai dengan paparan teori sebelumnya
bahwa realisasi yang disimpulkan untuk mengetahui apakah siswa
mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari yaitu : (1)
pemahaman tentang hidup sehat, dan (2) merealisasikan konsep hidup sehat
di sekolah dan rumah.
Perilaku hidup sehat adalah memperaktekan kebiasaan hidup sehat
secar pribadi, keluarga dan masyarakat, hidup sehat merupakan dambaan
setiap manusia normal. Belum ada satupun di dunia ini terlihat manusia
normal yang mendambakan sakit sepanjang hayatnya, hidup sehat tidak
dating begitu saja akan tetapi memerlukan suatu proses panjang dan
membutuhkan pengertian-pengertian. Hal ini dimaklumi karena hidup sehat
bukan saja terlihat pada badan yang sehat melaikan juga jiwa yang tidak
terkontaminasi virus-virus yang menyebapkan diri, keluarga dan masyarakat
keluar dari garis normal Pada bagian ini dikemukakan Suharto (1999 : 36)
pengertian hidup sehat dikalangan siswa yaitu praktek kebiaasaan hidup
bersih dan sehat yang dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari selama
siswa berada di dalam kelas maupun berada di luar kelas (di lingkungan
sekolah) Tim Pembina UKS pusat (1994 : 82-85) memberikan pengertian

4
tentang pengalaman siswa terhadap hidup sehat yaitu : (1) meningkatnya
pengetahuan (2) meningkatnya kemampuan (3) meningkatnya kesadaran
(4) melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (5) membawa teman
lingkungan menciptakan kondisi hidup sehat.
Sebagai buah pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah yang efektif
adalah terjadinya pengamalan kosep hidup sehat di kalangan siswa. Tidak
mudah memberikan ukuran tentang realisasi konsep hidup sehat yang sesuai
dengan harapan. Secara mendalam, upaya merealisasikan KOnsep Hidup
Sehat di lingkungan sekolah, Djauzak Ahmad (1994 : 20-21) mengambar
suatu kondisi antara lain :
1. Kebersihan
a. Halaman, lapangan olah raga harus selau bersih dan terawatt baik
b. Ada toilet/WC dan selalu bersih,cukup air
c. Sekolah selalu bersih terawatt dan berfungsi
d. Ruang kepala sekolah,guru,kelas,ruang ibadah,perpustakaan selalu
bersih dan teratur bersih
2. Keindahan
a. Taman ditata dan terawatt
b. Pot bunga, gambar dinding di tata dengan rapih
3. Kesehatan
a. Pembungan sampah dilakukan secara teratur pada tempat yang telah
disediakan
b. Alat P3K tersedia dan berfungsi
c. Air bersih, sumur dirawat dengan bersih, memenuhi syarat kesehatan
d. Kanti/warung sekolah bersih,memenuhi syarat kesehatan
e. Tersedia apotik hidup yang terawat/kebun sekolah

Kesimpulan pokok dari pernyataan di atas diketahui siswa yang


dikatakan telah merealisasikan konsep hidup sehat yang meliputi : (1) dapat
menjelaskan pengertian kesehatan (2) dapat menjelaskan sumber-sumber

4
bahaya penyakit (3) memiliki jasmani, pakaian dan makanan yang bersih,
(4) memiliki rohani yang sehat.

2.1.25 Kriteria Siswa Hidup Sehat


Sebenarnya pada bagian awal telah disinggung juga tentang kesehatan
siswa. Memang banyak kriteria yang menyatakan sisw tersebut sehat, pada
bagian Tim Pembina UKS Pusat (1985 : 43) membatasi kriteria siswa sehat
adalah tidak sakit. Indikasi ini terlihat pada fisik dan mental. Siswa yang
sehat fisik tidak terlihat gangguan pada organ tubuh, sedangkan siswa yang
sehat mental terlihat pada cerminan pikiran yang cemerlang. Djauzak
Ahmad (1994 : 21) menjelaskan dengan sederhana bahwa kriteria siswa
yang sehat tersebut adalah pengamalan hidup bersih, sehat dan mampu
mencegah pengaruh merokok dan obat-obatan terlarang serta tinggi dan
berat badannya ideal.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang sehat
adalah siswa yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Dengan kondisi
demikian, siswa akan berpeluang melakukan yang terbaik dalam kegiatan
paengajaran.
Sudah tidak dapat disangkal lagi siswa yang sehat. Merupakan
jaminan untuk meningkatkan prestasi belajar. Belum ada ditemukan suatu
kamus yang menyatakan bahwa orang yang pintar dan cerdas terjadi pada
jiwa dan jasmani yang sakit, betapa pentingnya sebuah kesehatan bagi
manusia, khususnya dikalangan siswa yang dapat saja direalisasikan dalam
berbagai kegiatan di sekolah.

2.1.26 Dasar hukum usaha kesehatan sekolah


Setiap melaksanakan suatu kegiatan, apalagi kegiatan itu dilaksanakan
oleh pihak pemerintah pasti ada dasar hukumnya, yaitu Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. Adapun isi
dari Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 adalah sebagai berikut :

4
(1) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.
(2) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat.
(3) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan untuk jenis tertentu
memerlukan wewenang untuk melakukan upaya kesehatan.
(4) Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.

2.2 Model-Model Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


1. Penyuluhan Kesehatan
Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan secara integrasi dengan semua
pihak sesuai kebutuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan praktis dalam rangka pemutusan rantai penularan penyakit,
upaya pemeliharaan kesehatan pribadi siswa / guru yang ditekankan pada
upaya pembentukan perilaku hidup besih dan sehat, maupun lingkungan
fisik sekolah untuk mendukung terciptanya suasana yang sehat dalam proses
pembelajaran. Contoh kegiatan: Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),
pemberantasan kecacingan, pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif)
2. Imunisasi
Setiap tahun Imunisasi dilakukan pada bulan november yang dikenal
sebagai bulan imunisasi asan sekolah (BIAS). Tujuan pemberian imunisasi
adalah untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit
difteri dan tetanus dengan imunisasi Difteri Tetanus Toxoid (DT) dan
Tetanus Toxoid (TT). Semua anak SD/MI kelas I menerima imunisasi DT,
siswa kelas VI menerima imunisasi TT.

4
3. Dokter Kecil
Adalah peserta didik yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan
kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang
diselenggarakan di sekolah. Peserta didik yang dapat menjadi dokter kecil
telah menduduki kelas IV, V, berprestasi di kelas, berwatak pemimpin,
bertanggungjawab, bersih, berperilaku sehat serta telah mendapat pelatihan
dari petugas puskesmas / Tim Pembina UKS. Kegiatan yang dilakukan
dokter kecil diantaranya:
a. Mengamati kebersihan dan kesehatan pribadi
b. Mengenali penyakit secara awal
c. Pengobatan sederhana
d. Menimbang dan mengukur tinggi badan
e. Memeriksa ketajaman penglihatan
f. Memeriksa kebersihan gigi

4. P3K dan P3P


Kegiatan yang dilakukan pada PP adalah melakukan pengobatan sederhana
dan PP baik pada penyakit, kecelakaan dan penanganan diare.
5. Penjaringan Kesehatan
Penjaringan kesehatan dilakukan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan
hasilnya akan dimanfaatkan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi
kegiatan UKS. Inti dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara dini
masalah-masalah kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak,
kesehatan indra penglihatan dan pendengaran yang merupakan faktor
penting bagi anak dalam proses pembelajaran. Penjaringan kesehatan
dilakukan secara bertahap pada siswa sekolah yang baru masuk yaitu:
a. Tahap awal penjaringan dilakukan di sekolah oleh guru di bantu dokter
kecil : pengenalan gejala sederhana, baik melalui pengamatan maupun
wawancara dengan siswa dan orangtua mereka.
b. Tahap berikutnya dilakukan oleh tenaga paramedis dengan prosedur
cara pengamatan.

4
c. Tahap ketiga penjaringan kesehatan dilakukan oleh dokter dan akan
jelas memisahkan kasus yang telah diseteksi pada tahap pertama dan
kedua untuk menetapkan tindak lanjut penanganan kasus.

6. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugs kesehatan, guru UKS,
dokter kecil kepad seluruh siswa dan guru setiap 6 bulan, untuk memantau,
memellihara serta meningkatkan status kesehatan mereka. Kegiatan yang
dilakukan berupa penimbangan BB, pengukuran TB, pemeriksaan
ketajaman penglihatan dan pendengaran oleh guru UKS dengan dokter
kecil, pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan.
7. Pengawasan Warung Sekolah
Untuk terselengggaranya warung sekolah/kantin yang sehat tentunya
harus didukung oleh pengetahuan dan ketrampilan mengenai gizi,
kebersihan dll, pembinaan ini dilakukan oleh tenaga kesehtan dan sekolah:
guru UKS dan dokter kecil.
8. Dana Sehat
Dana sehat / dana UKS adalah dana yang diperuntukkan untuk
kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan UKS. Komponen pokok
dari dana UKS adalah hal yang berhubungan dengan dana tersebut dan
pengelolaannya.
a. Dana
Yang dimaksud dana disini adalah uang atau barang yang
diterima atau dikumpulkan oleh Tim Pelaksana UKS baik dari peserta
didik, komite sekolah, pemerintah maupun dari masyarakat untuk
pelaksanaan program UKS di sekolah.
b. Pengelola
Pada organisasi Tim Pelaksana UKS harus ada bendahara yang
bertugas melakukan pembukuan/pengelolaan dana UKS yang
dicatat/dibukukan dalam buku khusus untuk pendanaan UKS
c. Pengelolaan dana UKS

4
Dana yang diperoleh dan digunakan oleh Tim Pelaksana UKS
harus dikelola dengan baik. Untuk keperluan tersebut maka harus
ditetapkan bendahara (guru atau anggota Komite sekolah) untuk
menyiapkan pembukuan yang meliputi pencatatan alihan dana dan
barang, bagaimana cara pertanggungjawabannya dan pelaporannya.
9. Memantau Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut
dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara
optimal dan efisisen. Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran
jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melasanakan pengukuran dengan
tes kesegaran jasmani. Dengan memakai instrumen Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia.
10. UKGS
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah pelayanan kesehatan gigi yang
dikerjakan oleh petugas kesehatan yang terdiri dari tiga macam pelayanan :
a. UKGS Tahap I: pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan
mengadakan kegiatan menggosok gigi masal minimal untuk kelas
I,II,III dibimbing guru dengan memakai pasta gigi mengandugn
fluoride minimal sekali sebulan.
b. UKGS Tahap II: UKGS tahap I ditambah penjaringan kesehatan gigi
dan mulut untuk kelas I diikuti pencabutan gigi sulung yang sudah
waktunya tanggal. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit
oleh guru, pelayanan medik dasar atas permintaan dan rujukan bagi
yang memerlukan
c. UKGS Tahap III : UKGS tahap II ditambah pelayanan medik dasar
pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk kelas I,III,V dan VI

Lembaga PAUD

PBM LAYANAN UKS

SARPRAS

48
Layanan Program UKS (Trias UKS)
S
Gambar1. Model layanan program K
1. Pendidikan Kesehatan terintegr
Rancangan Program
a. Menjaga kebersihan diri;
b. Mengenal pentingnya imunisasi; Semesteran
c. Mengenal makanan sehat;
d. Mengenal biaya penyakit diare, demam
berdarah dan influenza;
Rancangan Program
e. Menjaga kebersihan lingkugan
(sekolah/madrasah dan rumah) Pembelajaran
f. Membiasakan buang sampah pada Mingguan (RPPM)
tempatnya;
g. Mengenal cara menjaga kebersihan alat
reproduksi;
Rancangan Program
h. Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan;
i. Mengenal bahaya minuman keras; Pembelajaran Harian (RPPH)
j. Mengenal bahaya narkoba;
Tematik:
k. Mengenal cara menolak ajakan
menggunakkan narkoba; 1. Diri sendiri
l. Mengenal cara menolak perlakuan perlakuan 2. Lingkunganku
pelecehan;
3. Kebutuhanku
2. Pelayanan Kesehatan
a. Kegiatan promotif (penyuluhan) 4. Binatang
b. Kegiatan preventif (screening, pemeriksaan 5. Tanaman
berkala 6 bulan sekali)
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat 6. Rekreasi
a. Lingkungan fisik; konstruksi ruang dan 7. Pekerjaan
bagunan, sarana air bersih dan sanitasi, 8. Air, udara, api
halaman, pencahayaan, ventilasi, kebisingan,
kepadatan kelas, jarak papan tulis, 9. Alat komunikasi
meja/kursi, vektor penyakit, kantin/ warung 10. Tanah airku
seoklah.
11. Alam semesta
b. Lingkungan non fisik; perilaku tidak
merokok, perilaku membuang sampah pada
tempatnya, perilaku mencuci tangan
menggunakan sabung dan air bersih
mengalir; perilaku memilih makanan jajanan

Sarana dan Prasarana:


Kontruksi ruang dan bangunan, sarana air bersih dan sanitasi, halaman, pencahayaan,
ventilasi, kebisingan, kepadatan kelas,jarak papan tulis, meja/ kursi, vektor penyakit,
kantin/ warung sekolah, media pembelajaran
4
Gambar2. Model layanan program UKS terintegrasi

2.3 Kebijakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Kebijakan UKS dari pemerintah pusat berdasarkan pedoman pembinaan dan
pegembangan UKS terdiri dari dua kebijakan, yaitu kebijakan umum dan
kebijakan khusus.
1) Kebijakan Umum
Kebijakan umum yang dimaksud adalah keijakan pelaksanaan dalam
rangka memberikan landasan dan pedoman pembinaan dan
pengembangan UKS untuk dilaksanakan secara terpadu, merata,
menyeluruh, berhasil guna, dan berdayaguna. Kebijakan umum adalah
sebagai berikut:
1. Kesinambungan program UKS dari anak pra sekolah dan usia sekolah
sampai tingkat SLTA/SMA. Dengan sasaran cakupan anak umur 5-9
tahun baik anak yang normal maupun berlainan yang berada di
sekolah dan luar sekolah meliputi kegiatan :
a. TK/RA
b. SD/MI/Paket A setara SD
c. SMP/MTs/Paket B setara SMP
d. SMA/SMK/MA/Paket C setara SMA
e. Pesantren
f. Sanggar Kegiatan Belajar
2. Segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan warga
sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah agar diupayakan melalui
jalur Tim Pembina UKS daerah secara berjenjang.
3. Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara lintas
program dan lintas sector melalui kegiatan yang terpadu dan
berkesinambungan.

5
4. Upaya pendidikan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan
kurikuler dan ekstrakulikuler.
5. Upaya pelayanan kesehatan dilakukan secara menyeluruh baik yang
meliputi upaya promotif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), dan kuratif (pengobatan) maupun rehabilitatif
(pemulihan), namun lebih diutamakan pada upaya promotif dan
preventif yang dilakukan secara terpadu dibawah kordinasi dan
bimbingan teknis langsung dari puskesmas.
6. Upaya peningkatan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat
diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan
pelayanan kesehatan serta UKS secara keseluruhan, dengan
memberdayakan sumber daya yang ada dan meningkatkan peran serta
masyarakat.
7. Tugas dan fungsi TP UKS Pusat dan daerah disesuaikan pula dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
8. Optimalisasi program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
9. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan
dengan peran serta aktif pemerintah (pusat dan daerah), orang tua,
dan masyarakat.
10. Upaya peningkatan UKS dimulai dari peningkatan cakupan kuantitas
dan dilanjutkan dengan peningkatan dan pemantapan kualitas UKS
untuk semua jenjang dan jenis jalur pendidikan.

2) Sedangkan kebijakan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:


1. Pemberdayaan kabupaten/kota dalam perencanaan terpadu (lintas
program/lintas sektor), terkait operasional, serta tindak lanjut
2. Meninjau kembali program lama dan menyesuaikan dengan kebutuhan
saat ini termasuk mempertimbangkan adanya peraturan perundang-
undangan yang baru.
3. Mengupayakan program UKS yang integrated (lintas program/lintas
sektor).

5
4. Pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan LSM di dalam
pengembangan program UKS
5. Meningkatkan dan memantapkan program UKS melalui:
a. Workshop/Rapat Kerja/Rapat Koordinasi.
b. Pengembangan dan Akselerasi Program UKS.
c. Kemitraan.
6. Melengkapi sarana dan prasarana UKS yang memadai
7. Meningkatkan peran Sekretariat TP UKS lebih berdaya guna dan
berhasil guna
8. Memfungsikan secara optimal peranan lembaga-lembaga pendidikan
baik pada pendidikan formal maupun non formal
9. Meningkatkan dan mensosialisasikan program UKS ke instansi terkait
di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan legislatif. (Kemendikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan, 2012)

2.4 Promosi Kesehatan Pada Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


1. Arti penting promosi kesehatan sekolah
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk
menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama (a)
penciptaan lingkungan sekolah yang sehat, (b) pemeliharaan dan pelayanan
di sekolah, dan (c) upaya pendidikan yang berkesinambungan. Ketiga
kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.
Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan
kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan
karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga
pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah
25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses
belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan
sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber:
Depdiknas,2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat

5
menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat
umum/keluarga. Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai
dengan 12 tahun saja, yang berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan
mampu menyebarluaskan informasi kesehatan kepada hampir 100 juta
populasi masyarakat umum yang terpajan promosi kesehatan.
Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang
anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai
pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu
meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat
sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.
Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat
dipandang sebagai 2 aspek yaitu:
a. sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah
(support side)
b. sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya
promosi kesehatan di sekolah itu sendiri (impact side)
Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah
seringkali akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari
keluarga si murid. Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan
keluarga, dimana sebagian besar waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih
banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang tua
yang memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih
menjamin keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila di
sekolah dilakukan kampanya perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun kemudian
dirumah orang tua juga menyediakan fasilitas CTPS, maka perilaku anak
akan lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan orang tua ini meyakinkan
bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan yang benar,
baik di sekolah maupun di rrumah.

2. Strategi Promosi Kesehatan


WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:

5
a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat
ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan
kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat
sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak
terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya advokasi untuk
menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah. Advokasi
lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan
kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk
kegiatan
b. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat
bagi jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama
ini berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang
keberhasilan dan kekurangan program, tentang cara menggunakan
berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam
pemanfaatan untuk melakukan promosi kesehatan.
c. Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah
harus dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor
terkait harus diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat
program promosi kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini
dapat terkait dalam rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan sekolah.
d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM
maupun usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program
promosi kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan
dapat mendorong mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di
sekolah.
e. Penelitrian

5
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan
dan penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait,
penelitian merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan
promosi kesehatan di sekolah baik secara nasional maupun regional,
disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.

3. Ciri “Sekolah Promosi Kesehatan”


Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk
dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan,
yaitu:
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat
maupun organisasi-organisasi di masyarakat
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman,
meliputi:
a. Sanitasi dan air yang cukup
b. Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
c. Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
d. Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling
percaya
e. Pekarangan sekolah yang aman
f. Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a. Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta
didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat
mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung
kesehatan fisik, mental dan sosial
b. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru
maupun orangtua

5
4. Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di
sekolah, yaitu :
a. Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
b. Kerjasama dengan Puskesmas setempat
c. Adanya program-program makanan bergizi dengan
memperhatikan “keamanan” makanan.
5. Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan
dan meningkatkan kesehatan, yaitu :
a. Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk
mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan
lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat
sekolah
b. Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil
untuk seluruh siswa
c. Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan :
a. Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi
b. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat


meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya.
Konsep inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan
menciptakan “Health Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan.
Dapat dikatakan program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan
baik pada sekolah tersebut.
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan
kebutuhan yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-

5
masing dalam mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang
terpenting adalah bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan
organisasinya” secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat sekolah.

4. Kegiatan Promkes di Sekolah


a. Jenis Kegiatan
Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS
adalah membangun jamban sekolah dan sarana cuci tangan. Sekolah
harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid
bagaimana cara memelihara jamban sekolah yang akan di bangun dan
sarana cuci tangan. Misalnya seorang guru di serahkan tanggung jawab
untuk pemeliharaan jamban. Ia akan mengkoordinasi murid dengan cara
membuat “roster” atau jadwal membersihkan jamban dan sarana cuci
tangan yang dibagi secara merata antara murid laki-laki dan murid
perempuan.
Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit,
yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi
jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Di mana
jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak
jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian
buang air baik buang air kecil maupun buang air besar di halaman
sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan
untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah
tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih
duduk di kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban
yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus
dihindari dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup
baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai.
Selain program pembangunan fisik, program pendidikan kesehatan
tentang hubungan antara air, jamban, perilaku dan kesehatan juga

5
menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah. Di
antaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan penyakit;
bagaimana sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana
penyakit dapat timbul dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk;
Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun; Pencegahan Penyakit
Kecacingan; dan monitoring kualitas air. Materi-materi pembelajaran
bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode
PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan di beri pelatihan
terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator
Masyarakat, khususnya TFM bidang kesehatan.

Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah :


1) Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan
termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
2) Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
3) Penggalakan cuci tangan dengan sabun
4) Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek
kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat
5) Program pemberantasan kecacingan
6) Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
7) Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
8) Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
9) Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain
yang terlibat di sekolah, mencakup:
a) Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian,
pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah
b) Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi
keluarganya

5. Proses Perencanaan dan Pelaksanaan


a. Perencanaan

5
Sebagai langkah awal dari proses perencanaan ialah TFM bersama
TKKc melakukan pertemuan dengan Penilik/Staff Dinas Pendidikan
Kecamatan untuk mendiskusikan tentang perencanaan penyusunan
rencana kegiatan promosi kesehatan di sekolah. Kegiatan ini bisa
dilakukan bersamaan dengan kegiatan orientasi awal sebelum memulai
diskusi dengan masyarakat di desa sasaran.
Proses perencanaan kegiatan promosi kesehatan di sekolah di
fasilitasi oleh Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) dengan mengajak
masyarakat sekolah untuk melakukan proses mulai dari identifikasi
masalah, pemilihan opsi dan kegiatan, sampai dengan penyusunan
Rencana Kerja Masyarakat (RKM). Masyarakat sekolah yang dimaksud
adalah kepala sekolah, guru, murid, orangtua murid, penjaga sekolah,
dan pemilik kantin/warung sekolah. Identifikasi masalah yang
dimaksud adalah mengajak masyarakat sekolah untuk mengidentifikasi
beberapa hal seperti :
1) Sarana air bersih yang biasa digunakan untuk berbagai kebutuhan
2) Tempat yang biasa digunakan guru, murid, dan masyarakat sekolah
lainnya untuk buang air besar dan buang air kecil
3) Tempat yang biasa digunakan untuk mencuci tangan (identifikasi
terlebih dahulu apakah siswa/guru mempunyai kebiasaan mencuci
tangan di sekolah)
4) Tempat yang biasa digunakan masyarakat sekolah sebagai tempat
pembuangan sampah
5) Perilaku-perilaku buruk bagi kesehatan yang lain yang masih sering
dilakukan oleh masyarakat sekolah, seperti pemilik
kantin/warung/penjual makanan tidak menutup makanan jajanan,
kebiasaan buruk lainnya
6) Presentasi siswa yang tidak sekolah karena sakit setiap harinya

Potensi yang dimaksud seperti :

5
1) Sarana air bersih yang masih berfungsi tetapi sudah tidak
memenuhi syarat kesehatan (seperti tidak ada SPAL, keran yang
bocor, dll)
2) Kamar mandi tetapi jamban yang ada sudah tidak berfungsi
3) Halaman yang cukup luas untuk dibangun sarana pembuangan
sampah
4) Media komunikasi tentang kesehatan, seperti majalah dinding
5) Kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan Pramuka, olahraga, dll

Seluruh masyarakat sekolah akan diikutsertakan pada proses-proses


identifikasi masalah dan potensi, pengambilan keputusan untuk opsi
teknis sarana air bersih dan sanitasi, pengambilan keputusan
penempatan sarana di sekolah sampai dengan rencana kegiatan
kesehatan dan perubahan perilaku dan rencana untuk memeliharanya.

Setelah teridentifikasi masalah dan potensi, LKM unit kesehatan


akan difasilitasi oleh TFM untuk menyusun rencana kegiatan Promosi
Kesehatan di sekolah, terdiri atas rencana kegiatan pembelajaran,
rencana pembangunan/pengembangan sarana air bersih dan sanitasi di
sekolah serta sarana cuci tangan dan tempat sampah dan kegiatan
lainnya.
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program
Promosi Kesehatan Sekolah, adalah:
1) Penyuluhan kelompok di kelas
2) Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group
education)
3) Pemutaran film/video
4) Penyuluhan dengan media panggung boneka
5) Penyuluhan dengan metode demonstrasi
6) Pemasangan poster, Pembagian leaflet
7) Kunjungan/wisata pendidikan

6
8) Kunjungan rumah
9) Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
10) Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
11) Lomba cepat tepat
12) Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
13) Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
14) Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
15) Pelatihan guru UKS
16) Pelatihan siswa/kader UKS

Setiap kegiatan yang dipilih harus dibuat menjadi sebuah rencana


rinci kegiatan. Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan sasaran
kegiatan, tujuan, metode pembelajaran, frekuensi kegiatan dan media
yang digunakan. Dari analisis media yang dibutuhkan maka didapat
jumlah biaya yang diperlukan untuk promosi kesehatan di sekolah.
Semua perencanaan tersebut akan masuk ke dalam Rencana Kerja
Masyarakat (RKM).

b. Pelaksanaan
1) Persiapan Pelaksanaan
a) LKM Unit Kesehatan dibantu / difasilitasi oleh TFM menyusun
jadwal ulang apabila dalam melaksanakan kegiatan dalam RKM
tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini.
b) Mendapatkan media komunikasi yang diproduksi oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten / Dinas Kesehatan Propinsi (apabila ada).

2) Fasilitasi oleh TFM


a) TFM terutama FM bidang kesehatan harus melaksanakan
pelatihan kepada LKM (unit kesehatan) melalui pelatihan sambil
bekerja (on the job training), agar mampu melaksanakan
kegiatan promosi higiene sanitasi.

6
b) TFM terutama FM bidang kesehatan membantu LKM unit
kesehatan dan guru sekolah dasar dalam melaksanakan kegiatan
promosi higiene sanitasi di sekolah.
c) TFM terutama FM bidang kesehatan dan FM bidang
pemberdayaan masyarakat melakukan pemicuan CLTS terhadap
murid sekolah dasar.

3) Implementasi Kegiatan
a) Mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan promosi higiene
sanitasi seperti pelatihan Guru, atau pelatihan yang
direncanakan oleh DPMU, menggunakan dana yang ada.
b) Melaksanakan kegiatan program promosi higiene sanitasi di
sekolah sesuai rencana yang tercantum dalam RKM.
c) Melaksanakan pembangunan sarana air bersih, jamban sekolah
dan tempat cuci tangan, di sekolah sesuai rencana dalam RKM.

4) Bantuan Teknis TKKc


a) Tim Pembina UKS Kecamatan yang anggotanya juga
merupakan anggota TKC, memberikan bantuan teknis dalam
pelaksanaan promosi higiene sanitasi secara partisipatif di
sekolah.
b) Monitoring dan Evaluasi

6. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala kepada
siswa untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku kesehatan baik di
sekolah maupun di rumah. Perilaku-perilaku seperti perilaku buang air
besar, perilaku kebersihan tangan/cuci tangan, kebiasaan mandi dengan air
bersih dan sabun dan perilaku kesehatan lainnya dapat terus di monitoring
untuk mengetahui apakah perilaku tersebut berubah ke arah yang lebih baik

6
atau tidak. Misalnya sebelum ada bangunan jamban di sekolah, siswa sering
buang air besar di sawah/kebun di belakang sekolah. Apakah setelah ada
jamban si sekolah siswa buang air besarnya menjadi di jamban, atau masih
di tempat terbuka. Kegiatan monitoring dapat dilakukan tidak hanya
kebiasaan/perilaku di sekolah, tetapi juga perilaku kesehatan di rumah.
Kegiatan monitoring dan evaluasi bisa dilakukan bersama-sama siswa
secara partisipatif. Berbagai metode dapat digunakan untuk mengajak siswa
mengevaluasi perubahan perilaku kesehatannya masing-masing. Seperti
metode berbaris dan angkat tangan atau metode dengan kartu sehat siswa.
Metode baris dapat dilakukan dengan cara meminta siswa baris sesuai
dengan kebiasaan yang akan dimonitoring. Sehingga siswa dapat saling
melihat siapa saja teman-temannya yang masih buang air di sungai,
misalnya.
Kegiatan monitoring juga bisa dilakukan menggunakan kartu sehat
siswa. Setiap siswa dibekali sebuah kartu. Pada halaman depan terdapat
nama siswa, nama sekolah dan kelas. Pada halaman belakang terdapat pesan
untuk melakukan beberapa perilaku, dengan pertanyaan besar , “Sudahkan
anda melakukan perilaku ..........?”, Misal perilaku yang dimaksud antara
lain : buang air besar di jamban, cuci tangan setelah buang air besar, cuci
tangan sebelum makan, dan mandi dengan air bersih dan sabun. Pada setiap
pagi sebelum pelajaran mulai, guru kelas bisa memulai kegiatan
pembelajaran dengan menanyakan siswa apakah sudah melakukan perilaku-
perilakui yang terdapat pada kartu sehat siswa. Siswa bisa diminta untuk
mengangkat tangan bagi yang melakukan perilakuperilaku kesehatan yang
dimaksud.

2.5 Asuhan Keperawatan Komunitas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


secara teori
1. Pengkajian
Data inti komunitas, terdiri dari:

6
a. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia
sekolah menurut jenis kelamin, golongan umur.
b. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
c. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh
anak usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut,
fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-
kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.

2. Data Subsystem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
a. Lingkungan Fisik
1) Inspeksi
Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan
lingkungan, aktifitas anak usia sekolah di lingkungannya, data
dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
2) Auskultasi
Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah
dari guru kelas, kader UKS, dan kepala sekolah melalui
wawancara.
3) Angket
Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang
kurang baik bagi perkembangan anak usia sekolah.

b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan social


Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah,
bentuk pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan
konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

c. Ekonomi

6
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua
siswa, jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan
melihat data di staff tata usaha sekolah.

d. Keamanan dan transportasi.


1) Keamanan
Adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
2) Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah,
adanya bis sekolah untuk layanan antar jemput siswa

e. Politik dan pemerintahan


Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib
sekolah yang harus dipatuhi seluruh siswa.

f. Komunikasi
1) Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah
untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan
melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.

2) Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah
dengan guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam
menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah, keterlibatan
guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah
anak usia sekolah.

g. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang
digunakan sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

6
h. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana
penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan seni,
pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

2.6 Peran Perawat Komunitas


1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil
tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan
masyarakat. Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit,
peningkatan dan mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama
perawat CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan
kelompok populasi daripada individu dan keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak
usia sekolah antara lain :
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral
dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk
menyelesaikan masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat melakukan
kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru,
kepolisian, psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak
sekolah, menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.
c. Case finder

6
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat
anak usia sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi
potensial kasus penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.
d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana
perawatan untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi
pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak
usia sekolah di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal,
memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi
dampak pendidikan kesehatan.
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif
solusi, membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan
pemecahan masalah.

g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset
pada anak usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.
h. Care giver
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan
diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan,
melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah,
menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah
terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk
mandiri.

6
6
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus
Perawat A, seorang perawat komunitas yang bertanggung jawab pada program
UKS di wilayah binaan puskesmas. Perawat A telah melakukan pengkajian pada
SD Negeri 1. Hasil dari pengkajian, jumlah siswa sebanyak 227 siswa, dengan
status gizi overweight (18,5%), Konjungtiva anemis (16,7%), Kebiasaan sarapan
(67,8%), Caries (48,6%), Kuku kotor (31,6%), Injury pada saat olahraga
(49,8%), Pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi (50%). Di SDN ini belum
mempunyai kader kesehatan sekolah. Dari hasil data tersebut, perawat A akan
melakukan intervensi keperawatan dan promosi kesehatan sesuai dengan model
UKS, sehingga dapat mewujudkan healthy school.

3.2 Learning Objek


3.2.1 Promosi Kesehatan
1. Pendidikan Kesehatan
a. Mencuci tangan dengan benar (6 langkah)
1) Definisi
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses
yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit
tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci
tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk
menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada
tangan benar-benar hilang.
2) Tujuan

Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling


mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam
tubuh. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007
adalah pencegahan penularan infeksi. Dimana tindakan ini
dilakukan dengan tujuan yaitu :

6
a. Supaya tangan bersih.
b. Membebaskan tangan dari kuman dan bakteri.
c. Terhindar dari sakit perut dan diare.
3) Manfaat
Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau dari:
a. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas,
benda dan lingkungan.
b. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak
tangan.
c. Kontak mulut dan tangan saat makan / minum.
d. Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna.

Manfaat mencuci tangan adalah :


a. Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan.
b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri,
kolera, thypus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut, Flu burung dll.
c. Tangan menjadi bersih dan penampilan lebih menarik.
4) Waktu Pelaksanaan

a. Saat tangan terlihat kotor.


b. Sebelum dan sesudah makan. Untuk
menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita
makan.
c. Sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
d. Setelah dari WC dan buang air. Besar kemungkinan tinja
masih tertempel di tangan, sehingga diharuskan untuk
mencuci tangan.
e. Setelah bermain. Kebiasaan anak kecil adalah bermain
ditempat yang kotor. Contohnya seperti tanah. Dimana
kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam tanah, jadi
selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman

7
f. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet,
warnet, wartel, dan lain – lain).
5) Langkah-langkah Mencuci Tangan
Ada dua cara cuci tangan yaitu :
a. HANDWASH - dengan air mengalir waktunya : 40 - 60
detik (8 gerakan berulang dalam setiap langkah mencuci
tangan) dilakukan pada saat tangan tampak kotor dan
setelah 5 kali handrub
b. HANDRUB - dengan gel berbasis alkohol waktunya 20 -
30 detik (4 gerakan berulang dalam setiap langkah
mencuci tangan) dilakukan pada saat tangan tidak kotor
Prinsip dari 6 langkah cuci tangan antara lain:
a. Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan
cairan antiseptik (handrub) atau dengan air mengalir dan
sabun antiseptik (handwash).
b. Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan
handwash 40-60 detik.
c. Lima (5) kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1
kali handwash

Ada enam langkah cuci tangan dengan antiseptik


(handrub) yang benar menurut WHO yaitu :
Langkah 1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan
kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
dengan arah memutar.

7
Langkah 2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan
secara bergantian

Langkah 3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

Langkah 4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan


posisi saling mengunci

Langkah 5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

7
Langkah 6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian
gosok perlahan

d. Sikat gigi dengan benar


1) Penge
r tian

Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana


gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau
mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan
karang gigi, gigi dalam kadaan putih dan bersih serta memliki
kekuatan yang baik.

2) Menyikat gigi yang benar


a. Waktu menyikat gigi : menyikat gigi sebaiknya dilakukan
pada saat setelah makan pagi dan menjelang tidur pada
malam hari.
b. Lamanya menyikat gigi dianjurkan salama 3-5 menit.
c. Menggunakan pasta gigi yang mengandung flour.

7
d. Cara menyikat gigi :

Permukaan Bulu sikat membentuk


luar sudut 45 derajat, dimulai
dari batas antara gusi
dengan gigi lalu lakukan
gerakan memutar
perlahan.
Permukaan Sikat gigi di arahkan ke
dalam atas dan gunakan ujung
bulu sikat untuk
membersihkan bagian
dalam, gigi depan bawah
dan kebalikan untuk gigi
depan atas. Untuk gigi
belakang permukaan
dalam dibersihkan dengan
cara yang sama dengan
membersihkan permukaan
dalam dibersihkan dengan
cara yang sama dengan
membersihkan permukaan
luar.
Permukaan Permukaan oklusal (atas
atas
gigi) dibersihkan dengan
gerakan maju mundur.

7
Jangan lupa sikat juga
permukaan lidah.

3) Penyebab gigi rusak


a. Makan dan minum panas dan dingin secara bergantian
dalam satu waktu,
b. Tidak membersihakan gigi setelah makan gula, coklat,
cuka.

4) Akibat bila tidak rajin sikat gigi


a. Bau mulut

b. Gigi berlubang

7
c. Sakit gigi

5) Perawatan yang baik untuk gigi


a. Sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur
b. Menghindari hal-hal yng merusak gigi
c. Periksa ke dokter gigi setiap 6 bulan

e. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja


1) Pengertian
Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi
kesehatan pada remaja khususnya menyangkut masalah
kesehatan reproduksi manusia yang kesiapanya sudah dimulai
sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja
perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki.
2) Perkembangan Remaja Berdasarkan Kurun Waktunya
Soetjingsih (2004:2) membagi perkembangan
remaja
berdasarkan kurun waktunya antara lain.
a. Masa pra remaja kurun waktunya sekitar 11-13 tahun bagi
wanita dan bagi pria sekitar 12-14 tahun.
b. Masa remaja awal sekitar 13-17 tahun bagi wanita dan
bagi pria 14-17 tahun 6 bulan.
c. Masa remaja akhir sekitar 17 tahun21 tahun bagi
wanita dan bagi pria 17 tahun 6 bulan-22 tahun.
3) Perubahan-perubahan Pada Remaja
Bagi masa remaja awal, adanya kematangan jasmani
(seksual) itu umumnya digunakan dan dianggap sebagai tanda-
tanda primer akan datangnya masa remaja. Ahmadi dan Sholeh
(2005:122) adapun tanda lain disebutnya sebagai tanda

7
sekunder dan tanda tertier. Tanda-tanda sekunder dapat
disebutkan antara lain:
1. Pria
a. Tumbuh subeurnya rambut, janggut, kumis dan lain-lain.
b. Selaput suara semakin besar dan berat.
c. Badan mulai membentuk “segi tiga”, urat-urat pun jadi
kuat, dan muka bertambah persegi.
2. Wanita
a. Pinggul semakin besar dan melebar.
b. Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak).
c. Suara menjadi bulat, merdu, dan tinggi.
d. Muka menjadi bulat dan berisi.

Adapun tanda-tanda tertier antara lain: biasanya


diwujudkan dalam perubahan saikap dan perilaku, contoh bagi
pria ada perubahan mimik jika bicara, cara berpakaian, cara
menagtur rambut, bahasa yang diucapkan, aktingnya. Juga bagi
wanita ada perubahan cara bicara, cara tertawa, cara
berpakaian, cara berjalan, dan lain-lain.

3.2.2 Asuhan Keperawatan pada Tatanan Sekolah


1. Pengkajian
a. Dimensi Fisik
1) Usia
Tidak diketahui usia dalam kasus
2) Genetic
Tidak teridentifikasi
3) Fungsi fisiologis
a) 18,5% siswa overweight
b) 16,7% konjungtiva anemis
c) 48,6% karies gigi

7
d) 31,6% siswa berkuku kotor
e) Status imunisasi tidak teridentifikasi
b. Dimensi Psikologis
1) Di SDN 1 belum terdapat promkes, kegiatan penyuluhan
2) Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan antar siswa
3) Kaji tipe disiplin di sekolah
4) Kaji tekanan pada siswa untuk penampilan
5) Kaji bagaimana kualitas hubungan orang tua siswa dengan
pihak sekolah
c. Dimensi Fisik Sekolah
1) Terdapatnya hazard di daerah SDN 1 belum teridentifikasi
2) Kaji kondisi lingkungan sekolah
3) Kaji apakah terdapat tempat bermain
4) Kaji apakah ada binatang di lingkungan sekolah
5) Kaji bagaimana lingkungan di sekolah
6) Kaji bagaimana tingkat kebisingan
7) Kaji bagaimana keadaan lingkungan sekolah
8) Kaji apakah ada tanaman beracun
d. Dimensi Sosial
1) SDM yang ada adalah guru dan siswa
2) Kaji bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan di
SDN1
3) Kaji apakah masyarakat mendukung program sekolah
4) Kaji bagaimana keamanan lingkungan
5) Kaji bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staff
6) Kaji bagaimana tipe lingkungan rumah siswa
7) Kaji apa latar belakang budaya yang dominan padda siswa
8) Kaji apa latar belakang pendidikan orang tua siswa
9) Kaji apakah ada siswa yang tunawisma
10) Kaji apakah terdapat konflik antar grup
e. Dimensi Perilaku

7
1) Pola konsumsi
a) 18,5 % siswa overweight
b) 48,6% siswa karies gigi
2) Latihan dan aktivitas
a) Kaji bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa dan staff
di sekolah
b) Kaji bagaimana kesempatan dan jenis rekreasi siswa dan
staff
c) Kaji bagaimanan keamanan alat saat siswa melakukan
olahraga
3) Penggunaan pengobatan
Kaji adakah siswa yang melakukan pengobatan rutin
dalam populasi tersebut. Dan jenis pengobatan apa yang
dilakukan siswa tersebut
f. Dimensi Sistem Kesehatan
1) SDN 1 belum mempunyai kader kesehatan sekolah
2) Kaji penyediaan obat-obatan dan P3K serta pelayanan UKS di
SDN 1

2. Analisa Data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. DO :
- Status gizi
overweight 18,5% Kebutuhan pihak sekolah
- Konjungtiva anemis tentang pengelolaan UKS dan
16,7% Tidak adanya kader PHBS di SD N 1
- Kebiasaan sarapan UKS berhubungan dengan
(67,8%), tidak adanya kader
- Caries (48,6%), kesehatan sekolah.
- Kuku kotor
(31,6%),

7
- Injury pada saat
olahraga (49,8%),
- Pengetahuan
terhadap kesehatan
reproduksi (50%).
- Di SDN ini belum
mempunyai kader
kesehatan sekolah

3. Skoring
Diagnose
KRITERIA SKOR BOBOT HASIL
keperawatan
Sifat masalah :
Actual (tidak / kurang
3
sehat) 1
Ancaman Kesehatan 2 2/3 x 1 = 2/3
1
Keadaan Sejahtera
Kemungkinan masalah
Kebutuhan pihak dapat diubah :
sekolah tentang Mudah 2 2
pengelolaan UKS Sebagian 1 1/2 x 2 = 1
dan PHBS di SD N 1 0
Tidakdapat
berhubungan dengan Potensi masalah untuk
tidak adanya kader dicegah
kesehatan sekolah.
Tinggi 3 1
2/3 x 1 = 2/3
Sedang 2
1
Rendah
Menonjolnya masalah :
Masalah berat, harus segera 2
1
ditangani
1 ½ x 1 = 1/2
Ada masalah, tetapi tidak

8
perlu segera di tangani
0
Masalah tidak dirasakan
2 5
Total 6

4. Masalah Keperawatan Prioritas


1) Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan PHBS di SD N 1
berhubungan dengan tidak adanya kader kesehatan sekolah.

8
8
DIAGNOSA EVALUASI
RENCANA HARI /
NO KEPERAWATAN TUJUAN SASARAN TEMPAT
KEGIATAN TANGGAL KRITERIA STANDAR
KOMUNITAS
1. Kebutuhan pihak Setelah dilakukan Pihak 1. Penyuluhan Selasa, 8 Ruang 1. UKS SDN 1. Adanya
sekolah tentang tindakan sekolah tentang program Maret 2011 Serbaguna Sindang pemeriksaa
pengelolaan UKS keperawatan yang terdiri UKS dan PHBS bagi SDN Sari n dini
dan PHBS selama 1 bulan dari guru guru dan murid di Sindang memiliki kesehatan
berhubungan dengan diharapkan : dan murid. SDN Jaya Sari Sari program b. Adanya
tidak adanya kader 1.Pengelola yang baik pemantauan
kesehatan sekolah. UKS SDN 2. Supervisi oleh dan lingkungan
Sindang Sari pihak puskesmas terencana sekolah
mengetahui tentang pelaksanaan oleh pihak
program yang program UKS dan UKS
sebaiknya ada PHBS 2. Pihak 2. Memelihara
di UKS sekolah kebersihan
2.Pihak sekolah (guru dan kelas, wc,
yang terdiri murid) dan
dari guru dan memiliki lingkungan
murid kesadaran sekolah

8
mengetahui untuk b.Memperh
tentang PHBS berprilaku atikan
hidup bersih penampilan
dan sehat diri

5. Intervensi Keperawatan

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa (1)Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan
sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di sekitar
lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta
masyarakat sekolah yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta optimal,
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. (2)Sarana dan
prasarana Usaha Kesehatan Sekolah secara umum meliputi : ruang
UKS atau klinik sekolah termasuk perlengkapan yang ada didalamnya,
alat-alat pemeriksaan yang diperlukan, alat- alat P3K dan Obat-obatan
sehari-hari yang diperlukan. Sarana dan prasarana UKS harus dirawat
karena bukan hanya berupa peralatan, tetapi juga perlengkapan yang
mempunyai masa habis pakai. Untuk itu dalam memanage sebuah
UKS diperlukan kemmapuan yang mumpuni untuk mengelola sarana
dan prasarana di UKS. Apalagi dengan banyaknya perlengkapan yang
dibutuhkan, harus mengerti cara penggunaan sampai penyimpanan
barang-barang tersebut.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan sebagai berikut:
1. Sebagai seorang pengelola UKS harus memperhatikan komponen
komponen yang seharusnya ada di UKS sesuai standar sarana
prasarana yang tercantum dalam Peraturan Menteri.
2. Seorang pengelola UKS harus mampu memange segala perabot dan
perlengkapan yang ada di UKS agar sesuai dengan fungsi dan masa

8
pakainya sesuai dengan yang diharapkan. Pemakaian dan
penyimpanan yang baik merupakan unsur penting dalam
mempertahankan masa pakai barang.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. Ananto, P. 2006. Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan Madrasah


Ibtidaiyah. Bandung: Yrama Widya.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman untuk Tenaga
Kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar. Jakarta:
Depkes RI.
3. Tim Pembina UKS Pusat. 1996. Pedoman Pengembangan Pembinaan
UKS. Jakarta: Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai