Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN HASIL INTERVENSI KOMUNITAS

PEMUDA KELURAHAN ARJOWINANGUN


“Sinergisitas Pemuda Arjowinangun Membangun Lingkungan Positif”

Oleh :
Nita Amalia Nur J (201510230311110)
Bianca Nasyahta S (201510230311118)
Dhimas Fachri Aziza (201510230311119)
Vega Meiryska Dwi A (201510230311132)
Suhar Pandu Sambodo (201510230311134)

Dosen Pengampu: M. Salis Yuniardi, M.Psi., PhD.

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, karunia dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Intervensi Komunitas mata kuliah
Aplikasi Komunitas, mengenai “Sinergisitas Pemuda Arjowinangun Membangun Lingkungan
Positif” yang di laksanakan pada tanggal 13 November 2018 dan 17 November 2018 yang
bertempat di Pesantren Al-Ikhlas Jl. Wonorejo Indah RT.01/RW.04, Kelurahan
Arjowinangun, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi dalam menyelesaikan laporan ini terutama Bapak M. Salis Yuniardi, M.Psi.,
PhD. selaku dosen pengampu dan tutor mata kuliah Aplikasi Komunitas, serta rekan-rekan
yang telah membantu menyelesaikan dan memberikan dukungan dalam penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Hasil Intervensi Komunitas ini masih
terdapat banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun dalam isinya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, guna perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga Laporan Hasil Intervensi ini dapat memenuhi kriteria tugas dari mata kuliah
yang bersangkutan serta berguna sebagaimana mestinya.

Malang, 24 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Bagian 1 : Analisa Situasi.......................................................................................................5

Bagian 2 : Identifikasi Masalah...............................................................................................6

a. Jadwal Identifikasi Masalah.........................................................................................6


b. Penjabaran Hasil Identifikasi Masalah.........................................................................7
Bagian 3 : Analisa Masalah..................................................................................................10

Bagian 4 : Rancangan Intervensi.........................................................................................10

Rencana Kegiatan:........................................................................................................... 10
Tujuan Kegiatan:............................................................................................................... 12
Kerangka Berfikir:............................................................................................................. 13
Peserta atau Sasaran:......................................................................................................14
Pihak Yang Terlibat Dalam Intervensi:..............................................................................14
Rincian Pelaksanaan Intervensi:.......................................................................................15
Bagian 5: Rancangan Monitoring dan Evaluasi....................................................................21

Monitoring......................................................................................................................... 21
Evaluasi............................................................................................................................ 21
Bagian 6: Pelaksanaan Intervensi........................................................................................21

a. Psikoedukasi (13 November 2018)............................................................................21


c. Sosiodrama (17 November 2018)..............................................................................23
d. Aspirasi Karir (17 November 2018)............................................................................23
Bagian 7: Hasil dan Pembahasan........................................................................................23

Hasil:................................................................................................................................. 23
a. Hasil Monitoring......................................................................................................... 23
b. Hasil Evaluasi............................................................................................................ 25
a) Psikoedukasi dan Sosiodrama...............................................................................25
b) Aspirasi Karir.......................................................................................................... 25
Pembahasan..................................................................................................................... 25
Bagian 8: Kesimpulan dan Rekomendasi.............................................................................26

Kesimpulan:...................................................................................................................... 26
Rekomendasi.................................................................................................................... 26
DAFTAR LAMPIRAN
Bagian 1 : Analisa Situasi
Kelurahan Arjowinangun terletak pada bagian selatan Kecamatan Kedungkandang
ataupun pada bagian selatan Kota Malang dan merupakan wilayah perbatasan antara Kota
Malang dengan Kabupaten Malang. Pada Kelurahan Arjowinangun terdapat 10 RW dan 64
RT. Jumlah warganya sejumlah ± 10.000 menurut data kependudukan Kota Malang. Rata-
rata usia pernikahan 18-21 tahun. Lalu untuk tempat pendidikan di Kelurahan Arjowinangun
terdapat, 2 PAUD, dan 2 SD. Untuk SMP dan SMK berada di Kelurahan Tlogowaru.Di
Kelurahan Arjowinangun terdapat sebuah kelompok gerakan yaitu Karang Taruna, yang
murni kegiatan-kegiatannya dari anak-anak muda. Dan program-program yang terbentuk
murni dari Karang Taruna itu sendiri, Kelurahan tugasnya hanya menampung ide-ide yang
diberikan, dan program-program dari Karang Taruna ini baru akan dilaksanakan mulai tahun
depan (2019), karena sebelumnya Karang Taruna sempat vakum dalam waktu yang cukup
lama namun hal tersebut tidak terjadi pada masa periode Bapak Dwi Patrianto, Bapak Lurah
yang sekarang. Dan baru tahun 2017 kemarin dibentuk pergantian kepengurusan Karang
Taruna yang baru. Karang Taruna bukan berada dibawah Kelurahan (seperti Karang Werda),
namun dibawah Dinas Sosial. Kelurahan hanya mengguyupi dari dinas saja. Tujuan dari
Karang Taruna itu sendiri adalah untuk memberdayakan masyarakat dan kaum mudanya, dan
Kelurahan sendiri merupakan kepanjangan tangan dari daerah.
Untuk. Di Arjowinangun tingkat religiusitasnya tinggi, ada pondok pesantren juga, dan
tokoh-tokoh agama. Evaluasi dari Bapak Dwi selaku Lurah Arjowinangun yaitu perlu ada
perubahan mindset pada pemuda-pemudinya, dan adanya perubahan dari masyarakat karena
Malang akan jadi Islamic Center, sehingga akan ada perubahan budaya.
Menurut informasi yang didapat oleh salah satu pemuda di Arjowinangun, bahwa
kenakalan remaja di Kelurahan Arjowinangun masih ada, semisal minum-minuman keras,
main judi secara sembunyi-sembunyi, memakai narkoba (pil), dan mencuri. Beberapa faktor
yang mempegaruhi kenakalan remaja yang ada di kelurahan Arjowinangun, yang pertama
adalah faktor lingkungan sekitar rata-rata adalah melakukan tindakan kriminalitas dan teman-
temannya yang sering mengajak dan jika tidak dituruti maka akan dianggap bukan dari
bagiannya, yang kedua adalah faktor keluarga. Untuk potensi yang terlihat adalah kesenian
hadrah Al-Banjari yang itu di isi oleh salah satu anggota karang taruna dan para pemuda
disana yang memang sebelumnya pernah melakukan tindakan kriminal.
Fokus masalah yang dipilih oleh kelompok adalah menanggulangi terjadinya kenakalan
remaja yang telah terjadi saat ini di Kelurahan Arjowinangun. Karena kami rasa setidaknya
remaja atau pemuda yang telah melakukan tindakan yang melanggar norma tersebut paham
akan efek atau dampak kedepannya nantinya, lalu dengan adanya potensi yang ada di
Kelurahan Arjowinangun yaitu hadrah Al-Banjari mereka bisa mengikuti kegiatan positif
tersebut.

Bagian 2 : Identifikasi Masalah


Metode yang dipilih yaitu melalui melakukan semacam sosialisasi kepada remaja yang
ada di Kelurahan Arjowinangun tentang kenakalan remaja dan memberikan kegiatan positif
agar remaja ini beralih dari melakukan tindakan kriminal menuju kegiatan positif yang lebih
bermanfaat.
a. Jadwal Identifikasi Masalah
Metode
No. Tanggal Waktu Identifikasi Pelaksana Subjek
Masalah
Rabu, 26 Bapak Dwi
09.00 – Observasi & Anggota
1. September Patrianto (Lurah
selesai Wawancara kelompok
2018 Arjowinangun)
Selasa, 2
19.00 – Observasi & Anggota Ketua Karang
2. Oktober
selesai Wawancara kelompok Taruna
2018
Minggu, 7
16.00 – Observasi & Anggota Anggota Karang
3. Oktober
selesai Wawancara kelompok Taruna
2018
Kamis, 11 Bapak Dwi
11.00 – Observasi & Anggota
4. Oktober Patrianto (Lurah
selesai Wawancara kelompok
2018 Arjowinangun)
Jum’at, 12
15.30 – Observasi & Anggota Remaja
5. Oktober
selesai Wawancara kelompok Arjowinangun
2018
Jum’at, 19
19.00 – Observasi & Anggota
6. Oktober Mas Cholis
selesai Wawancara kelompok
2018
Minggu, 21 Ba’da
Observasi & Anggota Anggota kelompok
7. Oktober Maghrib –
Wawancara kelompok hadrah
2018 20.30
Rabu,
09.00 – Observasi & Anggota Remaja
8. 24 Oktober
11.00 Wawancara kelompok Arjowinangun
2018
b. Penjabaran Hasil Identifikasi Masalah
Menurut hasil pantauan Malangtoday di beberapa SMP maupun SMA, kenakalan
siswa di kota Malang didominasi oleh pelanggaran merokok dan membolos. Hal ini
dihimpun dari 5 SMP di Kota Malang yang dikunjungi Malangtoday tercatat 4
diantaranya mengatakan pelanggaran mengenai rokok dan membolos dilakukan oleh
beberapa siswanya. Sedangkan untuk kalangan siswa SMA, dari 5 sekolah yang
dikunjungi Malangtoday tercatat kelimanya didominasi oleh pelanggaran rokok dan
membolos. Tentu saja hal ini wajib menjadi pantauan guru dan orang tua untuk menekan
kenakalan remaja di kota Malang.
Lalu menurut UNICEF tahun 2016 menunjukkan data kekerasan sesama remaja di
Indonesia mencapai 50 %. Sedangkan dilansir dari data kementerian kesehatan RI 2017,
Terdapat 3,8 % pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah menyalahgunakan
narkotika dan obat berbahaya.
Pelaksanaan asesmen awal bertempat di kantor Kelurahan Arjowinangun bersama Pak
Dwi Patrianto, S.Psi selaku Kepala Kelurahan Arjowinangun. Asesmen pertama
dilakukan pada tanggal 25 September 2018. Pada Kelurahan Arjowinangun terdapat
beberapa lembaga yaitu, Karangtaruna, PKK, Karang Werda. Lalu terdapat 10 RW dan
64 RT, jumlah warga ± 10.000 menurut data kependudukan Kota Malang. Lalu untuk
tempat pendidikan terdapat 2 PAUD dan 2 SD. Untuk SMP dan SMK berada di
Kelurahan Tlogowaru. Juga terdapat pondok pesantren dan tokoh-tokoh agama. Untuk
femonema kasus yang ada di Kelurahan Arjowinangun menurut Pak Lurah sendiri hampir
tidak ada, 0% kasus di kepolisian, namun ada kasus terkait pernikahan dini dan
perceraian. Untuk mencegah kasus biasanya diberikan sosialisasi, penyuluhan dan
himbauan melalui edaran maupun media sosial. Evaluasi dari Pak Dwi yaitu perlu adanya
perubahan mindset para pemuda dan masyarakatnya karena akan ada perubahan budaya
yang masuk terkait Malang menjadi Islamic Center.
Lalu asesmen pada hari jumat, 12 Oktober 2018 di rumah salah satu remaja Kelurahan
Arjowinangun. Remaja ini menceritakan tentang kondisi tempat tinggalnya yang berbagai
macam karakter, ada yang masih sekolah, ada yang bekerja sebagai pengepul barang
bekas, ada yang masih kuliah. Untuk kegiatan biasanya di Arjowinangun setiap
minggunya adalah diba’an hadrah yang biasanya dihadiri oleh pemuda di desa
Arjowinangun di setiap minggunya, namun yang hadir tidak banyak terkadang. Ada
beberapa alasan kenapa pemuda tidak banyak yang hadir, karena memang terkadang
bentrok dengan kegiatan pribadi pada pemuda sendiri, dan ada yang memang sekedar
ikut, setelah itu hilang. Lalu memang masih banyak yang belum sadar dengan pentingnya
meningkatkan spriritualitas diri pada remaja, karena di era sekarang perlu, dengan
banyaknya berita tentang agama yang simpang siur di sosial media. Dan menurut remaja
ini hadrah menjadi salah satu media yang pas untuk mengisi kegiatan yang positif di
lingkungan Arjowinangun.
Selanjutnya dilaksanakan asesmen dengan kelompok hadrah atau terbangan Dusun
Wonorejo yang diwakili oleh Mas Cholis, bertempat di warung kopi daerah
Arjowinangun. Kegiatan kelompok hadrah ini merupakan kegiatan keagamaan yang ada
di Dusun Wonorejo. Kegiatannya rutin setiap minggu sekali dan biasanya dilakukan
ba’da Maghrib dengan lokasi yang pindah-pindah dari rumah ke rumah. Para anggotanya
kebanyakan masyarakat daerah Dusun Wonorejo, selain anggotanya bapak-bapak, namun
juga melibatkan anak-anak muda, laki-laki maupun perempuan. Biasanya juga selalu
diundang untuk mengisi acara di suatu kegiatan tertentu. Sebulan bisa empat kali
undangan.
(Dokumentasi hadrah Al-Banjari Dusun Wonorejo)
Pertemuan selanjutnya melakukan asesmen dengan mengikuti kegiatan hadrah rutinan
di hari Minggu. Kegiatan hadrah itu berlangsung dari ba’da Maghrib sampai 20.30.
Kegiatan hadrah itu juga diselingi dengan arisan. Dihadiri oleh lebih dari 10 orang.
Kemudian dilakukan wawancara dengan salah satu peserta hadrah yang telah mengikuti
hadrah sejak MI atau setara SD. Remaja tersebut merasa senang bisa mengikuti kegiatan
keagamaan tersebut.
Selanjutnya dilakukan asesmen lagi terkait dengan kenakalan remaja. Remaja di
Kelurahan Arjowinangun ada yang sekolah (kebanyakan SMA) dan ada yang bekerja
(kerja bangunan, jualan, dan lain-lain). Namun banyak juga remaja yang berhenti sekolah
karena kenakalan remaja, sehingga mereka ini tidak ada kegiatan. Menurut informasi
yang didapat oleh salah satu remaja di Arjowinangun, dari tidak adanya kegitan ini
membuat mereka justru melakukan hal-hal negatif, seperti banyak yang minum-minuman
keras, main judi secara sembunyi-sembunyi, banyak yang pakai narkoba (pil), dan
mencuri. Informasi tersebut bertolak belakang dengan apa yang dikatakan Pak Dwi selaku
Lurah Arjowinangun yang mengatakan hampir tidak ada tindakan kriminalitas disana.
Sekarang untuk yang minum-minuman keras lumayan berkurang, karena ada sebagian
remaja tersebut sadar dan mengikuti kegiatan keagaamaan, seperti hadrah.
Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di Kelurahan Arjowinangun ini ada
dua, yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor internal yaitu adanya krisis
identitas pada diri remaja, kontrol diri yang lemah, perasaan frustasi dan stres yang
menyebabkan remaja ini melakukan hal negatif yang seharusnya dihindari. Dan dari
faktor eksternalnya (pendukung) yaitu karena lingkungan negatif, teman-teman yang
kurang baik atau nakal, dan juga faktor keluarga, adanya tekanan dalam keluarga, akibat
orang tua yang bercerai, ibu atau ayah yang meninggal, dan juga perasaan terkekang saat
berada di rumah.

Bagian 3 : Analisa Masalah


Fokus yang perlu di intervensi adalah pengembangan potensi pada remaja-remaja di
Kelurahan Arjowinangun untuk membangun lingkungan positif melalui kegiatan-kegiatan
bermanfaat seperti, keagamaan, olahraga dan lain-lain. Sehingga remaja-remaja Kelurahan
Arjowinangun memiliki ketertarikan melakukan kegiatan positif dan dapat meminimalisir
kenakalan remaja. Pendekatan community development (pengembangan komunitas)
menekankan suatu proses bertahap untuk menguatkan hubungan diantara anggota komunitas
dan proses itu digunakan untuk mengenali masalah yang ada dalam komunitas, menyadari
sumberdaya dan strategi untuk solusi (Kaye & Wolff, 1997; Kretzman & McKnight, 1993;
Lappe & Dubbis, 1994). Community development atau pengembangan komunitas berfokus
dalam membangun konsensus dalam komunitas (Heller, 1984). Pendekatan community
development mencoba untuk memperluas kesempatan berpartisipasi dan memberikan
pengaruh dalam pengambilan keputusan komunitas. Pendekatan ini juga menggunakan
kekuatan bersama. Pengembangan komunitas (community development) adalah cara yang
efektif dalam meningkatkan partisipasi warga. Komunitas yang terorganisir menemui banyak
tantangan. Pengembangan komunitas juga membangun hubungan komitmen personal dalam
jangka waktu yang lama.
Terdapat penelitian terdahulu oleh Dadan Sumara, dkk. tahun 2017 yaitu dengan judul
Kenakalan Remaja dan Penanganannya. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa
tindakan penanggulangan kenakalan remaja salah satunya adalah melalui tindakan preventif,
dengan cara menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang positif, memperkuat motivasi dan dorongan untuk bertingkah
laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.

Bagian 4 : Rancangan Intervensi


Rencana Kegiatan:
Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada komunitas atau masyarakat yang berada di
Kelurahan Arjowinangun adalah memberikan intervensi kepada remaja-remaja dalam bentuk
berbagai kegiatan yaitu psikoedukasi, sosiodrama dan aspirasi karir, dimana nantinya
kegiatan tersebut diharapkan mampu untuk memberikan perubahan secara kognitif, afektif
dan psikomotorik. Sehingga tujuan utama yaitu menanggulangi kenakalan remaja dengan
kegiatan positif di Kelurahan Arjowinangun. Pentingnya menanggulangi kenakalan remaja
kaitannya dengan asesmen adalah bahwa masih banyak remaja di Kelurahan Arjowinangun
yang terjerumus pada hal-hal negatif, seperti minum-minuman keras, main judi secara
sembunyi-sembunyi, memakai narkoba (pil), dan mencuri. Maka dari itu penting dilakukan
sebuah intervensi yang sifatnya preventif agar kedepannya anak-anak remaja menjadi
generasi bangsa yang membanggakan baik di keluarga dan di masyarakat. Tahapan untuk
mencapai tujuan adalah dengan cara memberikan pemahaman dan kegiatan-kegiatan positif.
Berdasarkan hasil asesmen diatas, kami akan melakukan intervensi dengan bentuk
psikoedukasi, sosiodrama dan aspirasi karir. Sasaran dari intervensi adalah remaja di
Kelurahan Arjowinangun. Dan berdasarkan penilitian terdahulu oleh Dadan Sumara, dkk.
tahun 2017 yaitu dengan judul Kenakalan Remaja dan Penanganannya. Hasil penelitian
tersebut menyebutkan bahwa tindakan penanggulangan kenakalan remaja salah satunya
adalah melalui tindakan preventif, dengan cara menyediakan sarana-sarana dan menciptakan
suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang positif, memperkuat motivasi dan
dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
1) Psikoedukasi
Psikoedukasi adalah suatu bentuk pendidikan ataupun pelatihan terhadap seseorang
dengan gangguan psikiatri yang bertujuan untuk proses treatment dan rehabilitasi.
Sasaran dari psikoedukasi adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan penerimaan
pasien terhadap penyakit ataupun gangguan yang ia alami, meningkatkan pertisipasi
pasien dalam terapi, dan pengembangan coping mechanism ketika pasien menghadapi
masalah yang berkaitan dengan penyakit tersebut. (Goldman, 1998 dikutip dari Bordbar
& Faridhosseini, 2010).
Definisi istilah psikoedukasi adalah suatu intervensi yang dapat dilakukan pada
individu, keluarga, dan kelompok yang fokus pada mendidik partisipannya mengenai
tantangan signifikan dalam hidup, membantu partisipan mengembangkan sumber-sumber
dukungan dan dukungan sosial dalam menghadapi tantangan tersebut, dan
mengembangkan keterampilan coping untuk menghadapi tantangan tersebut. (Griffith,
2006 dikutip dari Walsh, 2010)

2) Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut
hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga
yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman
dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan untuk
memecahkannya. (Sanjaya, 2012). Sedangkan menurut Pihasniwati (2008), sosiodrama
adalah teknik yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang
menekan, melalui suatu suasana yang didramatisasikan sehingga dapat secara bebas
mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan.
3) Aspirasi Karir
Aspirasi dapat diartikan keinginan yang sungguh-sungguh atau ambisi kearah yang
baik. Aspirasi merupakan harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan
datang, selain itu aspirasi menunjukkan pada kerinduan akan hal yang lebih baik atau
tinggi tingkatannya dengan tujuan mencapai kemajuan tertentu (Purnawati, 2005). Dapat
disimpulkan bahwa aspirasi adalah keinginan atau harapan, cita-cita, ambisi, mimpi yang
ada yang realistis individu terhadap prestasi tertentu di masa depan yang berhubungan
dengan keinginan utama individu, dan keinginan tersebut merupakan prestasi yang ingin
diusahakan agar tercapai.
Aspek dalam aspirasi karir menurut Zlate (2004) didasari oleh keterampilan
individu, kepentingan dan motivasi dalam berkarir, analisis adanya peluang dan
kesempatan, tujuan pengaturan untuk karir mereka dan mengembangkan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut. Sehingga aspirasi karir meliputi lima aspek yaitu: a.) Penilaian
diri untuk menentukan kelebihan dan kelemahan, tujuan, aspirasi, prefensi, kebutuhan. b.)
Penilaian pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang tersedia baik di
dalam maupun di luar organisasi dan lembaga. c.) Penyusunan tujuan karir berdasarkan
evaluasi diri. d.) Pencocokan kesempatan terhadap kebutuhan dan tujuan serta
pengembangan strategi karir. e.) Perencanaan transisi karir.

Tujuan Kegiatan:
Tujuan dari kegiatan intervensi ini adalah untuk menanggulangi kenakalan remaja dengan
kegiatan positif di Kelurahan Arjowinangun.
1. Kognitif
Pada aspek kognitif, diharapkan setelah dilakukan intervensi ada perubahan secara
kognitif berupa pemahaman tentang kenakalan remaja.
2. Afektif
Pada aspek afektif, tujuan dilakukan intervensi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran
para remaja yang ada di Kelurahan Arjowinangun untuk lebih membangun lingkungan
positif.
3. Psikomotorik
Pada aspek psikomotorik dari kegiatan intervensi ini adalah untuk membuat remaja
Kelurahan Arjowingun mampu mencegah kenakalan remaja dan lebih mengikuti
kegiatan-kegiatan positif.

Kerangka Berfikir:

Berangkat dari masalah sosial yang terjadi di Kelurahan Arjowinangun, yaitu banyaknya
kenakalan remaja (minum-minuman keras, main judi secara sembunyi-sembunyi, memakai
narkoba (pil), dan mencuri, maka peneliti mengambil tema untuk intervensi yaitu
penanggulangan kenakalan remaja dengan kegiatan positif. Mengingat permasalahan
kenakalan remaja ini banyak terjadi di Kelurahan Arjowinangun. Maka target intervensi
adalah remaja di Kelurahan Arjowinangun. Proses intervensi yang akan dilakukan antara lain
dengan menggunakan metode psikoedukasi, sosiodrama dan aspirasi karir. Output yang
diharapkan dari kegiatan ini yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada bagan di atas.

Peserta atau Sasaran:


Peserta atau sasaran dalam kegiatan ini adalah remaja di Kelurahan Arjowinangun.

Pihak Yang Terlibat Dalam Intervensi:


No. Pihak Yang Terlibat Sebagai
1. Remaja di Kelurahan Arjowinangun Peserta
2. Anggota kelompok
- Dhimas Fachri
- Bianca Nasyahta
Fasilitator
- Nita Amalia Nur Jannah
- Vega Meiryska Dwi Anjani
- Suhar Pandu Sambodo
3. Kelompok hadrah Al-Banjari Salah satu kegiatan positif
4. Karang Taruna Peserta
Rincian Pelaksanaan Intervensi:
Hari/
Waktu Materi Tujuan Metode Pemateri Alat dan Bahan PJ
Tanggal
Selasa, 13 Sebagai salah satu - Hadrah
18.30 – Penampilan
November bentuk kegiatan Hadrah - - Sound Bianca
19.00 kelompok hadrah
2018 positif - Microphone
 Mengisi
- Lembar presensi
19.00 – presensi
- - - - Bolpoin Vega
19.15  Pemberian
- Konsumsi
konsumsi

 Pemberian
sambutan
 Mengetahui
tentang agenda - Microphone
 Pembukaan dan tujuan apa
19.15 – MC - Sound system Pandu
 Penjelasan saja yang akan -
19.25 (Amel) - LCD proyektor Dhimas
kegiatan dilakukan agar
- Laptop
ketika kegiatan
berlangsung
peserta tidak
bingung

19.25 – Pretest Kenakalan  Mengetahui Menulis Vega - Lembar prestest Pandu


19.35 Remaja tingkat Bianca - Microphone Dhimas
kenakalan - Sound system
remaja pada - LCD proyektor
- Laptop
peserta
- Bolpoin
- Microphone
- Sound system
- LCD proyektor
Sesi 1 :
19.40 –  Agar peserta  Bermain Vega - Laptop Pandu
Game Kartu
20.10 lebih interaktif  Presentasi Bianca - Lagu Dhimas
Bergilir
dalam kegiatan - Bola kecil
- Kartu bergilir
- White board

 Memberikan - Microphone
pengetahuan  Presentasi - Sound system
20.10 – Sesi 2 : dan  Pemutaran Vega - LCD proyektor Pandu
pemahaman Video
20.50 Psikoedukasi Bianca - Laptop Dhimas
tentang  Tanya
kenakalan Jawab - PPT
remaja - Handout materi
20.55 –  Agar peserta - Microphone Pandu
Hiburan Menyanyi Peserta
21.10 merasa santai - Sound system Dhimas
21.10 – Posttest  Mengukur Menulis Vega - Lembar posttest Pandu
21.20 Kenakalan perbedaan Bianca - Microphone Dhimas
Remaja tingkat - Sound system
kenakalan
remaja pada - LCD Proyektor
peserta - Laptop
- Bolpoin
 Menutup MC - Microphone Pandu
21.20 Penutup kegiatan -
(Amel) - Sound system Dhimas
psikoedukasi

- Microphone
 Mengisi - Sound system
18.30 – presensi MC
- - - Lembar presensi
18.45  Pemberian (Vega)
konsumsi - Bolpoin
- Konsumsi
 Pemberian
Sabtu, 17 sambutan
November  Mengetahui
2018 tentang agenda - Microphone
 Pembukaan dan tujuan apa
18.45 – MC - Sound system Pandu
 Penjelasan saja yang akan -
19.00 (Vega) - LCD proyektor Dhimas
kegiatan dilakukan agar
- Laptop
ketika kegiatan
berlangsung
peserta tidak
bingung
19.00 – Pretest Aspirasi  Mengetahui Menulis MC - Lembar pretest Pandu
19.10 Karir tingkat aspirasi (Vega) - Microphone
karir pada - Sound system
peserta - LCD proyektor
- Laptop
- Bolpoin
 Mencairkan
- LCD Proyektor
19.10 – Menjelaskan suasana dengan
- Dhimas - Laptop Amel
19.25 Aturan Main menjelaskan
- Sound
aturan main.

 Mencairkan
- Kertas Kosong
19.25 – suasana agar
Games - Dhimas - LCD Proyektor Amel
19.40 saling mengenal
- Sound
satu sama lain.

 Melihat contoh
19.40 – peran yang akan - LCD Proyektor Amel
Menonton Video - Dhimas
19.45 diperankan oleh - Sound Vega
peserta.
19.45 – Sesi 1 :  Memberikan - Dhimas - Kamera Bianca
20.15 Sosiodrama pengetahuan Amel
dampak yang
terjadi ketika
seorang remaja
melakukan
kenakalan
remaja melalui
bermain peran.
 Peserta dapat
mereview apa
20.15 – - LCD Proyektor
Feedback yang mereka - Dhimas
20.25 - Sound
dapatkan setelah
bermain peran.

20.25 – Games  Masa transisi - Kartu Pekerjaan


- Amel
20.40 (pekerjaanku) dari sesi 1 ke 2 - Sound

 Peserta mampu
memahami Memutar
20.40 – Sesi 2 : Video - Sound
pentingya
Amel - LCD Proyektor
21.00 Aspirasi Karir aspirasi karir berjudul Cita-
dalam Cita
kehidupan
 Peserta dapat
mereview apa
yang mereka - LCD Proyektor
21.15 Feedback - Amel
dapatkan setelah - Sound
menonton
video.
21.15 – Sesi 3 :  Peserta mampu Menulis dan Pandu - Microphone
21.35 Mind Mapping menetapkan menggambar - Sound system
target untuk - LCD proyektor
memacu dan - Laptop
termotivasi dari - Bolpoin
tujuan utama - Kertas Kosong
hidupnya. - Pensil
- Lembar posttest
 Mengetahui - Microphone
21.35 – Posttest Aspirasi tingkat aspirasi MC - Sound system
Menulis
21.40 Karir karir pada (Vega) - LCD proyektor
peserta - Laptop
- Bolpoin

 Menutup MC - Microphone
21.40 Penutup -
kegiatan (Vega) - Sound system
Bagian 5: Rancangan Monitoring dan Evaluasi
Monitoring
Monitoring dalam setiap kegiatan akan dilakukan menggunakan metode checklist dengan
menyesuaikan indikator kesesuaian rencana dan pelaksanaan masing-masing teknik
intervensi.

Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan intervensi yang dilakukan, evaluasi dilakukan dengan
menyesuaikan indikator keberhasilan masing-masing teknik. Psikoedukasi dan Sosiodrama
menggunakan pretest dan posttest dalam bentuk kuesioner mengenai kenakalan remaja dan
Aspirasi Karir menggunakan pretest dan posttest dalam bentuk kuesioner mengenai aspirasi
karir.

Bagian 6: Pelaksanaan Intervensi


a. Psikoedukasi (13 November 2018)
Intervensi pada pemuda Kelurahan Arjowinangun dengan tema “Sinergisitas Pemuda
Arjowinangun Membangun Lingkungan Positif“ hari pertama dilaksanakan pada tanggal
13 November 2018 bertempat di Pesantren Al-Ikhlas di Jl. Wonorejo Indah RT.01/RW.04,
Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedung Kandang dengan peserta yang mengikuti
kegiatan ini adalah sebanyak 23 remaja Kelurahan Arjowinangun dan 3 tamu yang ikut
menghadiri kegiatan. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 18.30 WIB sampai 21.20 WIB.
Dalam rundown yang telah dirancang, peserta kegiatan intervensi seharusnya telah
berkumpul semua pada pukul 18.30 WIB, tetapi pada saat dilapangan hanya beberapa
peserta yang baru hadir, sambil menunggu peserta lain hadir semua para kelompok hadrah
telah mulai bermain untuk mengisi acara, baru pada pukul 19.10 WIB peserta telah hadir
banyak dan kegiatan baru dapat dimulai dan baru dapat dikondisikan. Kegiatan intervensi
dihari pertama ini dibagi menjadi 2 sesi yaitu sesi yang pertama adalah “Game Kartu
Bergilir” dan sesi yang kedua yaitu Psikoedukasi.
Ketika peserta datang ke lokasi intervensi, peserta disambut oleh pelaksana yang
kemudian peserta mengisi daftar hadir atau check in dan mendapatkan konsumsi lalu
peserta memasuki ruangan secara bergantian dan duduk lesehan di bawah karena pada
kegiatan tidak menggunakan kursi. Kegiatan dimulai pada pukul 19.25 WIB yang diawali
pembukaan oleh MC Nita Amalia Nur Jannah dengan susunan acara pembukaan yang
berisi doa kemudian dilanjutkan sambutan oleh koordinator pelaksana yaitu Suhar Pandu
Sambodo. Setelah pembukaan selesai semua fasilitator yang akan melakukan kegiatan
intervensi memperkenalkan diri satu persatu di depan termasuk MC. Kemudian MC
memperkenalkan bahwa fasilitator adalah perwakilan dari Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang yang akan melakukan sharing mengenai kenakalan remaja pada
remaja Kelurahan Arjowinangun. Selanjutnya MC memberikan intruksi kepada peserta
untuk mengisi pretest kenakalan remaja selama 10 menit.
Pada sesi pertama dipandu oleh Vega Meiryska Dwi Anjani dan Bianca Nasyahta
Sabrina. Pada sesi pertama ini Vega membahas tentang prosedur mengenai game kartu
bergilir terlebih dahulu dibantu dengan Bianca, yang mana kegiatan pada sesi ini
mempunyai tujuan agar peserta lebih interaktif dalam pelaksanaan kegiatan dan semua
peserta membagikan pemahaman mengenai kenakalan remaja. Kegiatan diawali dengan
meminta peserta untuk membentuk setengah lingkaran terlebih dahulu. Kemudian tiap
peserta diberikan kartu (tiap kartu bertuliskan macam-macam kenakalan). Lalu fasilitator
menjelaskan bahwa di depan terdapat sebuah papan yang telah ditempel kertas dengan tiga
macam bentuk kenakalan (kenakalan biasa, kenakalan yang menjurus pada pelanggaran
dan kejahatan, dan kenakalan khusus), namun pada pelaksanaan karena ruangan yang
tidak terlalu luas, kertas tidak ditempelkan pada sebuah papan, fasilitator menempelkan
kertas di bagian banner yang kosong. Agar adil peserta yang harus maju dan menjelaskan
kartu terlebih dahulu, maka dimainkan lagu dengan bola yang bergilir pada peserta. Jika
lagu yang dimainkan berhenti, maka orang terakhir yang memegang bola yang bergilir
harus maju ke depan menempelkan kartu sesuai bentuk yang benar dan menjelaskan
pemahamannya mengenai kenakalan tersebut. Peserta yang telah menempel kartu tidak
lagi ikut dalam permainan.
Pada sesi kedua dipandu oleh Vega Meiryska Dwi Anjani dan Bianca Nasyahta
Sabrina lagi dengan kegiatan Psikoedukasi mengenai kenakalan remaja yang bertujuan
untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai kenakalan remaja. Dalam
kegiatan ini peserta dibagikan handout mengenai materi. Dalam penyampaian materi juga
diputarkan beberapa video yang berkaitan dengan kenakalan remaja. Kemudian fasilitator
membuka sesi tanya jawab dan sharing-sharing dengan peserta.
Setelah sesi psikoedukasi selesai dilanjut dengan acara hiburan yang diisi oleh salah
satu peserta. Lalu setelah sesi Psikoedukasi selesai, dilanjut dengan pemberian lembar
posttest untuk diisi tiap peserta selama 10 menit. Dan diakhiri dengan menutup kegiatan
psikoedukasi oleh MC.
c. Sosiodrama (17 November 2018)
Intervensi pada pemuda Kelurahan Arjowinangun dengan tema “Sinergisitas Pemuda
Arjowinangun Membangun Lingkungan Positif“ hari kedua dilaksanakan pada tanggal 17
November 2018 bertempat di Pesantren Al-Ikhlas di Jl. Wonorejo Indah RT.01/RW.04,
Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedung Kandang dengan peserta yang mengikuti
kegiatan ini adalah sebanyak 23 dengan 19 remaja dan 4 tamu undangan.Yang akan
memerankan peran ada 6 remaja, yang nantinya akan dibagi perannya oleh fasilitator.
Kelurahan Arjowinangun, peserta disambut oleh pelaksana yang kemudian peserta
mengisi daftar hadir atau check in dan mendapatkan konsumsi lalu peserta memasuki
ruangan secara bergantian dan duduk lesehan di bawah karena pada kegiatan tidak
menggunakan kursi. Kegiatan dimulai pada pukul 19.00 WIB yang diawali pembukaan
oleh MC Vega Meiryska Dwi Anjani dengan susunan acara pembukaan yang berisi doa
kemudian dilanjutkan sambutan oleh koordinator pelaksana yaitu Suhar Pandu Sambodo.
Setelah pembukaan selesai semua fasilitator yang akan melakukan kegiatan intervensi
memperkenalkan diri kembali satu persatu di depan termasuk MC. Kemudian MC
memperkenalkan bahwa fasilitator adalah perwakilan dari Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Kegiatan intervensi terdapat 3 sesi, yang pertama fasilitator akan
mengajak peserta untu bermain Games, yang kedua bermain peran, yang ketiga adalah sesi
diskusi.
Pada sesi pertama yaitu games dipandu oleh fasilitator yaitu dhimas. Nama games
tersebut adalah Kapal pesiar. Sebelum games dimulai, fasilitator memberikan clue atau
petunjuk kepada peserta dan contoh games tersebut. Setelah diberikan petunjuk dan diberi
contoh, tugas peserta adalah harus bisa memperkenalkan dirinya dan harus membawa
barang yang digunakan untuk syarat menaiki kapal pesiar. Namun sepertinya peserta
masih belum bisa memasuki kapal pesiar dikarenakan peserta belum bisa memecahkan
petunjuk dari games tersebut, walaupun games tersebut sudah diberikan contoh oleh
fasilitator dan rekan dari fasilitator lainnya. Akhirnya peserta menyerah karena tidak dapat
menebak petunjuk games yang diberikan oleh fasilitator. Akhirnya fasilitator
memeberikan pemecahan petunjuk dari games tersebut. Tujuan dari games ini adalah
untuk saling mengakrabkan diri antar peserta dan dapat saling mengenal satu sama lain,
selain itu sebagai mencairkan suasana.
Pada sesi kedua fasilitator mengarahkan peserta untuk persiapan menuju bermain
peran, namun sebelum bermain peran peserta akan ditampilkan tayangan video oleh
fasilitator. Setelah penayangan video, peserta akan dibagi peran namun tidak semua yang
akan bermain, hanya 6 orang yang akan bermain peran dan nantinya akan dibagi 2
kelompok yaitu bagian yang membully dan di bully. Nanti juga akan di switch perannya
oleh fasilitator agar semua peserta merasakan peran yang sama. Setelah dibagi oleh
fasilitator, peserta akan di pisah untuk di briefing oleh fasilitator dan 1 rekan fasilitatot
untuk menjelaskan alur ceritanya. Setelah di briefing peserta akan diarahkan pada tempat
yang sudah disediakan dan akan bersiap bermain peran, Untuk peserta yang tidak kebagian
peran mereka ditugaskan untuk mengamati dari tindakan bullying yang diperankan oleh
teman-temannya. Setelah dimainkan perannya fasilitator menanyakan feedback dari
perilaku bullying yang diperankan oleh peserta.
Sesi ketiga adalah diskusi tentang bullying itu sendiri, yang dipandu oleh fasilitator.
Sedikit menjelaskan tentang bullying itu apa, lalu dampak yang dihadapi oleh pelaku dan
korban itu sendiri.Setelah sesi 3 berakhir, berakhir juga sesi sosiodrama yang akan
dilanjutkan pada sesi aspirasi karir

d. Aspirasi Karir (17 November 2018)


Penayangan video dan diskusi
Setelah sesi menayangkan video tentang aspirasi karir dan diskusi mengenai aspirasi
karir. Selanjutnya dilanjutkan oleh sesi yang terkhir yang dipandu oleh Suhar pandu yaitu
Mind Map. Fasilitator memberikan lembar kerja “cita-cita ku“ berupa kertas kosong
kepada peserta, setelah mendapatkan lembar kerja fasilitator mereview kembali tentang
Mind Map dan selanjutnya diminta untuk membuat sebuah gambaran di masa mendatang,
kegiatan ini juga untuk mengukur kemampuan peserta dalam membuat perencanaan
karirnya, selain itu untuk mempersiapkan peserta dan membuat peserta mampu berfikir
secara matang dalam mengambil suatu keputusan dalam karir. Dalam kegiatan yang ini
peserta diminta untuk membuat perjalanan karir atau tahapan-tahapan karir setelah mereka
lulus SMP hingga mencapai cita-citanya.
Lalu setelah sesi Aspirasi Karir selesai, dilanjut dengan pemberian lembar posttest
untuk diisi tiap peserta selama 10 menit. Dan diakhiri dengan menutup kegiatan Aspirasi
Karir oleh MC Vega Meiryska Dwi A.
Bagian 7: Hasil dan Pembahasan
Hasil:
a. Hasil Monitoring
1) Psikoedukasi (13 April 2018)
Untuk monitoring sesi pertama Game Kartu Bergilir dengan fasilitator Vega
Meiryska Dwi Anjani dan Bianca Nasyahta Sabrina dalam kategori baik, dimana
dalam penyampaian prosedur mengenai game diperhatikan dengan baik dan dapat
dipahami oleh peserta yang hadir. Sehingga interaksi 2 arah antara peserta dan
fasilitator berjalan dengan baik. Dalam pelaksanaan game, fasilitator mampu
mengkondisikan peserta dengan baik serta dapat mengelola forum. Peserta mampu
memperkenalkan diri di depan pesera lain, lalu peserta dapat memberikan penjelasan
pada suatu fenomena kenakalan remaja serta mampu mengkategorikan suatu
fenomena kenakalan remaja. Peserta juga mampu memberikan tanggapan dan saling
interaktif dengan fasilitator dan berpartisipasi dalam kegiatan Game Kartu Bergilir.
Kegiatan Game Kartu Bergilir juga berjalan dengan baik. Alat penunjang game dan
fasilitas selama kegiatan berlangsung juga sudah baik. Walaupun dalam kedatangan
peserta tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ada beberapa peserta yang
datang terlambat. Dari observasi peserta pada kegiatan tersebut juga sudah baik, yaitu
dalam kemampuan berpendapat, ketaatan peraturan, serta konstribusi peserta selama
kegiatan.
Untuk monitoring sesi kedua kegiatan Psikoedukasi dengan fasilitator Vega
Meiryska Dwi Anjani dan Bianca Nasyahta Sabrina dalam kategori baik, dimana
dalam penyampaian materi diperhatikan dengan baik dan dapat dipahami oleh peserta
yang hadir. Sehingga interaksi 2 arah antara peserta dan fasilitator berjalan dengan
baik. Dalam manajemen forum, fasilitator mampu mengkondisikan peserta dengan
baik serta dapat mengelola forum. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh fasilitator dan memahami terkait materi bentuk-bentuk kenakalan
remaja, dampak atau akibat kenakalan remaja, penyebab kenakalan remaja dan solusi
kenakalan remaja. Peserta juga mampu memberikan tanggapan dan saling
berinteraksi dengan fasilitator. Kegiatan Psikoedukasi juga berjalan dengan baik.
Alat penunjang dan fasilitas selama kegiatan berlangsung juga sudah baik. Walaupun
dalam kedatangan peserta tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ada
beberapa peserta yang datang terlambat. Dari observasi peserta pada kegiatan
tersebut juga sudah baik, yaitu dalam kemampuan berinteraksi dan konstribusi
peserta selama kegiatan. Namun pada saat sesi tanya jawab atau sharing-sharing
respon peserta pasif dan tidak ada yang mengajukan pertanyaan mengenai materi.
Fasilitator dalam penyampaian sudah baik dan sesuai, namun dalam ketepatan
waktu fasilitator dalam memulai dan mengakhiri forum sedikit telat dari jadwal yang
telah ditentukan. Metode penyampaikan yang baik oleh fasilitator dengan
menggunakan handout materi juga video. Dari observasi peserta juga sudah baik
hanya ada beberapa peserta yang kurang kondusif. Untuk fasilitas dan alat penunjang
kegiatan sudah baik dan sesuai.

2) Sosiodrama (17 November 2018)


Untuk monitoring sesi sosiodrama peserta lebih antusias karena peserta akan
lebih diajak untuk bermain peran, dan mungkin sebagian peserta belum pernah
merasakan bermain peran. Mungkin pada saat sesi pertama yaitu games peserta
nampak kebingungan, namun disitulah keseruan dan cairnya suasana saat sesi
sosiodrama sebelum bermain peran dimulai. Untuk fasilitator sendiri sudah
membangun raport diawal dengan memperkenalkan diri lalu mengajak
berkomunikasi dengan tanya jawab diawal dan melakukan ice breaking dan games
untuk mencairkan suasana. Pada saat penyampaian isi atau maksud dari fasilitator
juga sudah baik terlihat dari peserta yang dapat menagkap ketika fasilitator memberi
arahan ketika sebelum bermain peran dan menjelaskan tentang bullying itu sendiri.
Failitator sendiri dapat mengondisikan forum yang memang dirasa kurang kondusif,
dikarenakan banyaknya peserta yang keluar masuk dan gangguan dari luar semisal
orang oang yang melihat dari luar lalu melakukan kegaduhan.
Fasilitator dalam penyampaian sudah baik dan sesuai, namun dalam ketepatan
waktu fasilitator dalam memulai dan mengakhiri forum sedikit terlambat dari jadwal
yang telah ditentukan karena menunggu peserta yang belum datang. Metode
penyampaikan yang baik oleh fasilitator dengan menggunakan PPT yang tidak terlalu
banyak tulisan yang bikin sakit mata,video dan mengajak peserta bermain peran. Dari
observasi peserta juga sudah baik hanya ada beberapa peserta yang kurang kondusif.
Untuk fasilitas dan alat penunjang kegiatan sudah baik dan sesuai.
3) Aspirasi Karir (17 November 2018)
Untuk monitoring sesi terakhir yaitu Mind Map peserta terlihat antusias dengan
Peserta berpartispasi dengan mengikuti sesi Mind Map dari awal hingga akhir. Ketika
fasilitator menjelaskan materi didepan Peserta memperhatikan apa yang dijelaskan
fasilitator di depan dengan tidak gaduh dan Peserta mampu membuat mind map sesuai
langkah – langkah yang telah dijelaskan oleh fasilitator. Peserta mampu
menyelesaikan Mind Map sesuai waktu yang telah ditentukan. Peserta mampu
mengambil suatu keputusan karir yang sesuai dari hasil yang telah dibuat dan peserta
juga mampu memaparkan atau mempresentasikan hasil Mind Mapping yang telah
dibuat kepada peserta lain.

b. Hasil Evaluasi
a) Psikoedukasi dan Sosiodrama

Hasil Pretest-Posttest
Skala Kenakalan Remaja
Tetap
9%

Menurun
26%

Meningkat
65%

Meningkat Menurun Tetap


Diagram 1 Hasil Pretest-Posttest Skala Kenakalan Remaja
Dari diagram di atas, diperoleh hasil bahwa terjadi perubahan kognitif yang
terjadi kepada peserta walau tidak semuanya. Maka dapat disimpulkan 15 peserta
meningkat mengenai pemahaman kenakalan remajanya (65%), walaupun ada 2
peserta yang tidak mengalami perubahan (9%) serta 6 peserta yang mengalami
penurunan (26%) dari total 23 peserta.

b) Aspirasi Karir
Pembahasan: Mengaitkan antara hasil intervensi dengan teori yang mendukung, serta jurnal
dan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan.
Dalam metode ini peneliti memberikan tiga kegiatan didalamnya yaitu pemberian video,
diskusi, mind map, Kegiatan pertama yaitu pemberian video dalam kegiatan ini bertujuan
untuk memberikan peserta pengetahuan dan menambah wawasan yang luas mengenai karir,
pemberian informasi-informasi mengenai jurusan-jurusan di sekolah, perguruan tinggi, dan
suatu pekerjaan. Selain itu dengan menggunakan metode ini dapat membantu peseta dalam
merangsang pemahaman mengenai suatu pekerjaan, hal ini juga dapat menjadi metode paling
efektif dan menarik untuk menjadikan peserta aktif (Ghavifekr, Athirah, Rosdy, & Teaching,
2015). Pada kegiatan ini peserta sangat aktif dalam bertanya selama proses kegiatan
berlangsung tentunya mengenai sekolah lanjutan dan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan
cita-cita peserta, sikap siswa menunjukan adanya ketertarikan akan materi yang disampaikan
hal ini sesuai dengan aspek exploring opportunities (mencari peluang kesempatan), dari
kegiatan itu terlihat bahwa siswa mulai mengumpulkan informasi-informasi diluar wawasan
yang mereka ketahui.

Kegiatan kedua yaitu Diskusi yang bertujuan untuk saling bertukarnya informasi dan dapat
melatih untuk berpikir secara luas, melatih peserta untuk mengemukakan pendapat dan saling
menghargai dan tentunya mengasah otak untuk berpikir secara kritis, hal ini sejalan dengan
aspek exploring opportunities (mencari peluang kesempatan) sehingga diskusi juga dapat
meningkatkan kemampuan merencanakan karir hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
bahwa tingkat perencanaan karier sebelum menerima teknik diskusi diperoleh persentase
65,13% (kategori rendah). Sementara itu, setelah mereka menerima teknik diskusi, persentase
meningkat menjadi 78,73 kategori tinggi (Baiduri, Yuwono, Sugiharto, & Japar, 2018)

Kegiatan ketiga yaitu mind map dimana peserta diminta untuk membuat sebuah gambaran di
masa mendatang, kegiatan ini juga untuk mengukur kemampuan peserta dalam membuat
perencanaan karirnya, selain itu untuk mempersiapkan peserta dan membuat peserta mampu
berfikir secara matang dalam mengambil suatu keputusan dalam karir. Dalam kegiatan yang
ini peserta diminta untuk membuat perjalanan karir setelah mereka lulus SMP hingga
mencapai cita-citanya. mind map ini mencakup dari keseluruhan aspek dimana aspek self
assesment (penilaian diri), exploring opportunities (mencari peluang kesempatan), making
decisions and setting goal (mengambil keputusan dan menentukan tujuan), planning
(perencanaan), pursuit of achievment (mengejar tujuan prestasi) menjadi satu dalam
gambaran yang dibuat secara kreatif oleh peserta.

Mind map adalah salah satu cara untuk mengintegrasikan banyak keterampilan dan prinsip
pembelajaran otak. dengan menggabungkan berbagai keterampilan prinsip-prinsip belajar,
mind map dapat meningkatkan kreativitas, memori, dan kerjasama, serta mempermudah
orang-orang untuk membayangkan tujuan, mengubah kebiasaan, memonitor perkembangan
dan meningkatkan pembelajaran mind map juga dapat mengembangkan kualitas dalam
berpikir (Pollitt, Career, & International, 2003). Dalam kegiatan ini peneliti membiarkan
peserta dalam berpikir secara kreatif dalam membuat gambarannya, sehingga peserta dapat
mengeksplor diri masing-masing. Dalam kegiatan ini peserta menunjukan bahwa peserta
mampu menentukan lanjutan sekolah dan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam diri,
hasil dari kegiatan ini sangat bervariasi antara peserta satu dan peserta lainnya, selain itu
peserta juga dapat bertukar pikiran melalui diskusi.

Bagian 8: Kesimpulan dan Rekomendasi


Kesimpulan:
Dari hasil intervensi yang dilakukan kepada pemuda di Kelurahan Arjowinangun yang
dilaksanakan pada tanggal 13 dan 17 November 2018 dapat disimpulkan bahwa .... setelah
pemberian materi dan diskusi kegiatan.

Rekomendasi:
 Untuk institusi dan komunitas yang ada di Kelurahan Arjowinangun diharapkan lebih
mendukung memfasilitasi para pemudanya agar terdorong melakukan kegiatan positif
sehingga dijauhkan dari kenakalan remaja.
 Untuk partisipan dalam intervensi diharapkan lebih banyak melakukan kegiatan
positif serta lebih memahami mengenai aspirasi karir mereka sehingga mereka
diharapkan akan hidup jauh lebih terarah dan jauh dari kegiatan negatif.
DAFTAR PUSTAKA

Pihasniwati. (2008). Psikologi Konseling. Yogyakarta: Teras.


Purnawati. (2005). Aspirasi dan Partisipasi Orangtua Terhadap Pendidikan Anak (Kasus Pada
Komunitas Pedagang Kakilima di Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten
Pekalongan). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Sanjaya, H. Wina. (2012). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sumara, dkk. (2017). Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Bandung: Jurnal
Penelitian & PPM vol 4, No. 2 : 129 -389.
Ghavifekr, S., Athirah, W., Rosdy, W., & Teaching, W. A. W. (2015). Teaching and
Learning with Technology : Effectiveness of ICT Integration in Schools Teaching and
Learning with Technology : Effectiveness of ICT Integration in Schools. International
Journal of Research in Education and Science(IJRES), 1(2), 175-191.

Baiduri, D. G., Yuwono, D., Sugiharto, P., & Japar, M. (2018). The Effectiveness of Group
Guidance with Sociodrama and Group Discussion Techniques on Student Career
Planning. Journal of Counseling and Development, 7(2), 120–124.

Pollitt, D., Career, E., & International, D. (2003). Mind mapping your way to a better career.
International Career Development, 253–256.
LAMPIRAN
Lampiran berfungsi untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam laporan akhir.
Terdiri dari surat ijin untuk institusi, form persetujuan turun lapangan dari dosen (uji
kelayakan), dokumentasi, instrumen identifikasi, monitoring dan evaluasi, modul intervensi,
output analisis statistik (jika ada), transkrip wawancara (jika ada), dan lain-lain yang perlu
dilampirkan, serta modul intervensi.

Anda mungkin juga menyukai