____________________________________________________________
DI SUSUN OLEH:
INDRA CAHYADI
4519091002
A
SEMESTER 5
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
bisa menyelesaikan laporan penulisan bab 1 -3 mata kuliah metodologi penelitian
kualitatif dengan judul “Gambaran Learned Helplessness Pada Psk Ditinjau Dari
Stigma Masyarakat Di Kota Makassar” pada waktunya. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah membantu saya
dalam memberikan ide serta arahan, sehingga laporan penulisan bab 1 -3 mata
kuliah metodologi penelitian kualitatif ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
INDRA CAHYADI
i | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................3
BAB II................................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................4
A. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1 Learned Helplessness.................................................................................4
2.2 Faktor-Faktor Learned Helplessness........................................................6
2.3 Dampak dari Learned Helpleessnees.......................................................6
2.4 Perkerja Seks Komersial (PSK).................................................................7
2.5 Dampak Dari Prostitusi pada PSK............................................................8
B. PERSPEKTIF TEORITIS................................................................................9
BAB III.............................................................................................................................11
METODE PENELITIAN................................................................................................11
3.1 Pendekatan Penelitian..................................................................................11
3.2 Unit Analisis....................................................................................................11
3.3 Teknik Penggalian Data................................................................................12
3.4 Responden & Lokasi.....................................................................................13
3.5 Teknik Analisis Data & Pengorganisasian Data........................................13
3.6 Penempatan Kredibilitas Data.....................................................................14
3.7 Isu Etik dalam Penelitian..............................................................................15
3.8 Jadwal Penelitian...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
GAMBARAN LEARNED HELPLESSNESS PADA PSK DITINJAU DARI
STIGMA MASYARAKAT DI KOTA MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
Prostitusi dalam hal ini bukan hanya sebagai gejala terhadap pelanggaran
moral, melainkan suatu kegiatan perdagangan, keberadaan PSK hingga saat ini
masih menimbulkan stigma serta reaksi yang sifatnya negatif, (Munawaroh,
2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa persepsi ataupun pandangan
yang muncul merupakan pengalaman tentang suatu objek, diperoleh melalui
penglihatan, pendengaran dan juga perasaan, yang muncul pada masyarakat
seperti adanya perasaan jijik, penolakan, dan juga kecaman bercampur rasa
benci, adanya pandangan negatif terhadap suatu lingkungan pada masyarakat
yang kemudian menciptakan pelabelan atau cap terhadap PSK. Memberikan
kesadaran terhadap reaksi akibat dari stigma atau streotipe yang diterima,
mengarahkan PSK pada situasi ketidakberdayaan,
2 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran Leraned Helplesness pada diri seorang PSK dari stigma
dan reaksi yang diterima dari masyarakat?
3 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Learned Helplessness
4 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
(Skinner,1995) menjelaskan bahwa learned helplessness (LH) merupakan
salah satu perasaan kurang mampu untuk melakukan pengendalian terhadap
lingkungan, sehingga ketika individu mengalami ketidakmampuan tersebut, hal
itu akan menggiring pada pada sikap menyerah atau putus ada dengan atribusi
yang kuat bahwa tidak ada kemampuan pada diri untuk keluar dan
mengendalikan lingkungan dari permasalahan yang sedang dihadapinya.
ketidakmampuan diri untuk menemukan apa yang seharusnya dilakukan.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Sari & Kartasasmita, 2017)
menyatakan bahwa learned helplessness yang terjadi pada wanita PSK sebagai
bentuk atau dampak dari kegagalan yang dialami terhadap usaha yang telah
dilakukakan, dikarenakan adanya pelabelan yang diberikan, dan berujung pada
penurunan motivasi, penurunan kogntif dan juga gangguan emosional
partisitipan. Karakteristik dari munculnya learned helplessness pada diri
seseorang menjadi pemicu yang perlu diperhatikan, penelitian lainnya yang
dilakukan oleh (Firdiani & Furqan, 2018) dimana dalam penelitiannya
menyatakan bahwa munculnya learned helplessness pada diri seorang wanita
PSK dikarenakan frustatsi akibat kegagalan dalam rumah tangga dan kemudian
menggambarkan kepercayaan atas kegagalan yang telah dialami secara
berulang-ulang, hal ini yang kemudian menyebabkan wanita yang bekerja
sebagai PSK tidak berdaya untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi yang
menyebabkan mereka tidak percaya diri untuk keluar dan mencari pekerjaan
yang layak. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat gambaran mengenai
Learned Helplesness pada seorang PSK dan memberikan pengetahuan seputar
learned helplessness serta penanganan terhadap ketidak berdayaan yang
dialami. Dari semua pernyataan ahli yang dipaparkan tesebut juga didukung oleh
penelitian dari Grundtving Partnership (2010) yang dimana mengemukakan
bahwa pengertian dari ketidakberdayaan yang dipelajari merupakan persepsi
atau perasaan yang tidak mampu untuk diubah dalam kehidupan seorang
individu, Learned Helplesnees sendiri juga dapat dikaitkan dengan kondisi yang
berasal dari arah internal dan juga bisa berasal dari arah eksternal, dan dari
kondisi ini yang kemudian memicu perkembangan terhadap pencegahan pribadi
yang positif
5 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
2.2 Faktor-Faktor Learned Helplessness
Menurut Meir & Sligman (1975) Learned helplessness pada diri individu
muncul sebagai suatu bentuk reaksi ketika individu berada dalam situasi atau
kondisi yang tidak bisa dikontrol, dalam artian bahwa individu tidak tahu cara
untuk menemukan jalan atau solusi terahdap masalah yang tidak dianggap
menyenangkan pada diri, hal ini akan memberikan peningkatan terhadap learned
helplessness ada diri individu ketika mempelajari bahwa individu tersebut tidak
dapat memperkiran kejadian yang akan datang, hal ini tentunya mereka pelajari
dari ketidakmampuan individu dalam melakukan pengontrolan terhadap keadaan
yang mereka rasakan saat ini, sehingga hal ini menyebabkan timbulnya
perasaan tidak berdaya. Learned Helplessness sendiri muncul akibat dari
adanya rasa tidak berdaya, dimana kondisi ini menyebabkan orang merasa tidak
bisa berbuat apa-apa terhadap apa yang individu tersebut ingin hindari, dari hal
ini indvidu membangun sikap pesisimi pada diri dalam mengatasi permasalahan
hidup serta merasa bahwa diri tidak memiliki cara pada permasalahan yang
dihadapi pada saat ini dan untuk masa yang akan datang.
6 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
keluar dari situasi yang tidak bisa mereka kendalikan. Adanya simptom-
simptom terhadap penurunan kemampuan kognitif dihasilkan dari pemikiran
yang timbul secara negatif terhadap suatu permasalahan kecil yang dibesar-
besarkan, hal ini dikarenakan adanya pemikiran bahwa individu tersebut
tidak dapat menyelesaikan suatu masalah serta kesulitan dalam mempelajari
respons yang bisa berhasil, ini juga memicu terjadiya control persepsi yang
sifatnya lambat.
c. Penuruan Emosional (Emosional Deficit) hal ini menyebakan penuruan
terhadap status emosional pada seseorang ditandai dengan ketidakampuan
pada individu dalam melakukan pegontrolan terhadpa kondisi atau siatuasi
yang sifatnya tidak menyebangkan. Adanya peristiwa traumatic sehingga
memicu peningkatan terhadap emosional pada diir individu yang tinggi dan
juga menyebabkan mereka mengalami ketakutan. Gejala yang timbul dari
penuruan emosional yaitu tingkat agresi yang mengalami penurunan,
keinginan untuk melakukan persaingan mengalami penurunan, dominasi
pada diri seseroang yang juga berkurang serta bisa memicu terhadinya
penuruan terhadap interaksi sosial pada diri individu.
7 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
memberikan oengaruh terhadap seseroang terjun ke dunia prostitusi
dikarenakan adanya pengarauh dari lingkungan pertemanan yang bekerja
sebagai PSK, yang kemudian memberikan informais mengenai hasol yang
didapatkan ketika menjadi PSK, hal ini yang kemudian memicu faktor ekonomi
dankebutuhan akan hidup yang muncul kemudian menjadikan seseroang terjun
ke dunia prostitusi (Regar & Kairupan, 2016). Pekerja seks komersial yang
merupakan salah satu bentuk pekerjaan yang memberikan jasa atau dengan
kata lain menjual jasa terhadap hubungan seksual yang semata-mata untuk
mendapatkan imblan dengan faktor ekonomi dan juga pengaruh yang
didapatkan dari teman-teman dilingkungan sosial ddengan iming-iming
mendapatkan penghasilan dan bisa menjadi solusi terhadap permsalahan
ekonomi (Destrianti & Harnani).
8 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
c. Ekonomi
Lokalisasi terhadap temoat prsotisui memberikan dampak dari segi
ekonomi dimana dampak ini yang memicu seseroang terjun kedunia
prostitusi atau sebagai salah satu faktor pendotong akibat dari adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
d. Moralitas
Moralitas menjadi salalh satu dampak terhadap seroang PSk sebagai
bentuk cerminana terhadap perilaku, lokalisasi terhadap prostitusi yang ada
memberikan pengaruh terhadap masayarakat khususnya generasi muda
seperti anak-anak yang dilokaliasasi tersebut, yang dapat merusak
generasi-genarasi muda penerus bangsa kedepannya.
B. PERSPEKTIF TEORITIS
Pesimis
Leraned Helplessness Merasa tidak berdaya Menghadapi masalah
Depresi
10 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
BAB III
METODE PENELITIAN
11 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
(Ketidakberdayaan yang dipelajari) yang menyebabkan penurunan terhadap
motivasi, terjadinya penurunan kognitif dan juga penurunan pada status
emosional.
3.3 Teknik Penggalian Data
Proses pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
wawancara dan observasi. Adapun untuk teknik yaitu wawancara dan observasi
yang digunakan. Peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi berupa
informasi dan juga catatata yang berasal dari rekaman suara subjek.
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk proses
komunikasi dan pengumpulan infrormasi pada penelitian ini. wawancara
yang dilakukan yaitu sesuai dengan pendekatan yang digunakan yaitu
fenomenologi secara mendalam terhadap subjek dalam penelitian
mengenai pengalaman hidup yang sesuai dengan fenomena yang sedang
diteliti. Pada penelitian ini, untuk jenis wawancara yang akan digunakan
adalah wawancara adalah wawancara secara acak atau wawancara
semistruktur. Pada jenis wawancara ini peneliti yang akan lebih
mengarahkan pembicaraan, seperti halnya wawancara tidak terstruktur,
dalam wawancara untuk semiterstruktur peneliti tidak mengajukan
persoalan berdasarkan daftar pertanyaan yang ada pada umumnya.
Pada penelitian yang dilakukan ini, peneliti kemudian akan melakukan
wawancara terhadap keenam subjek pada penelitian. Wawancara akan
dilakukan sebanyak dua atau tiga kali hal ini tergantung dari keakuratan
serta kelengkapan data dari proses tersebut. Pada proses wawancara
dapat dihentikan dan kemudian akan dilanjutkan kembali sesuai dengan
kesepakatan ketika berada dalam keadaan atau kondisi yang
mengharuskan wawancara harus dihentikan.
b. Observasi
Observsi merupakan metode yang digunakan dalam melakukam
pengamatan secara langsung dan juga melalui perekamanan secara
terstruktur mengenai suatu persamasalahan yang ingin diteliti. Observasi
dalam penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan informasi atau dengan
kata lain observasi dilakukan untuk menjadi saranan terhadap kelegkapan
data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan
12 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi yang bertujuan
untuk melakukan pengumpulan data mengenai Gambaran Learned
Helplessness Pada Psk Ditinjau Dari Stigma Masyarakat Di Kota
Makassar. Ditunjang dengan penggunaan alat tulis dalam melakukan
pencatatan hasil dari observasi yang dilakukan selama proses wawancara
dilakukan
13 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data
benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka
konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan
pengumpulan data yang dipilih peneliti diantaranya meliputi:
Meringkas data, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus.
Caranya: seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan
menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas.
2. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. sehingga memudahkan untuk melihat apa
yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya
melakukan analisis kembali, penyajian data dalam penelitian kualitatif
ini adalah dengan teks naratif, dengan penyajian data yang dilakukan
peneliti akan memberikan kemudahan terhadap pemahaman dari apa
yang akan terjadi
3. Conclusion Drawing/ Verivication
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus
menerus selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan
data, peneliti kualitatif mulai mencari arti benda, benda, mencatat
keteraturan pola-pola penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan-
kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka, dan skeptis,
tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum jelas, namun
kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
kokoh, hal ini berguna dalam penelitian kualitatif yang sebelumnya
masih belum jelas sehingga setelah diteliti akan memberikan
kejelasan yang berupa adanya hubungan kausal atau interaktif dan
juga hipotesis yang diajukan dengan teori yang digunakan.
14 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
triangulasi merupakan pendekatan analisa data yang mana mensintesa
data dari berbagai sumber yang digunakan sebagai teknik pemeriksaan
keabsahan data atau juga sebagai pembanding terhadap data yang ada
pada penelitian ini ada 2 trigulasi yang digunakan diantaranya:
a. Triangulasi Sumber yaitu membandingkan mengecek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil
pengamatan dengan wawancara dan kemudian membandingkan
antara apa yang dikatakan umum dengan yang sifatnya pribadi,
dengan kata lain melakukan perbandiangan terhadap hasil
wawancara dengan dokumen yang ada. Pada penelitian ini, akan
dilakukan wawancara terhadap 4 masyarakat yang menjadi
tetangga dari PSK tersebut.
b. Triangulasi waktu Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data
yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku
manusla, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sahih melalui
observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya
satu kali pengamatan saja. Pada penelitian ini akan dilakukan 2
kali untuk memberikan kepastian terhadap informasi yang
diberikan.
15 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
3.8 Jadwal Penelitian
BULAN (2021-2022)
NO KEGIATAN
AGUST SEPT NOV DES JAN FEB
1 Penyusnan
Laporan
2 Pengumpulan
Data
3 Analisis Data
4 Pembuatan
Laporan
5 Presentasi
Hasil
Penelitian
16 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
17 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
DAFTAR PUSTAKA