Anda di halaman 1dari 22

TUGAS FINAL METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF

GAMBARAN LEARNED HELPLESSNESS PADA PSK DITINJAU DARI


STIGMA MASYARAKAT DI KOTA MAKASSAR

____________________________________________________________

(Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Final Metode Penelitian Kualitatif)


DOSEN PENGAMPU:
Muhammad Aditya S.Psi., M. Psi.

DI SUSUN OLEH:

INDRA CAHYADI
4519091002
A
SEMESTER 5

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS BOSOWA

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Swt karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya
bisa menyelesaikan laporan penulisan bab 1 -3 mata kuliah metodologi penelitian
kualitatif dengan judul “Gambaran Learned Helplessness Pada Psk Ditinjau Dari
Stigma Masyarakat Di Kota Makassar” pada waktunya. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah membantu saya
dalam memberikan ide serta arahan, sehingga laporan penulisan bab 1 -3 mata
kuliah metodologi penelitian kualitatif ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Saya juga berharap semoga “Gambaran Learned Helplessness Pada Psk


Ditinjau Dari Stigma Masyarakat Di Kota Makassar ” bisa menambah wawasan
dan pengetahuan para pembaca, Namun terlepas dari itu, Penulis memahami
bahwa laporan yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis
sangat mengharapkan kritik serta saran yang mana bersifat membangun demi
terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi kedepannya.

Makassar, 4 Januari 2022

INDRA CAHYADI

i | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................3
BAB II................................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................4
A. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1 Learned Helplessness.................................................................................4
2.2 Faktor-Faktor Learned Helplessness........................................................6
2.3 Dampak dari Learned Helpleessnees.......................................................6
2.4 Perkerja Seks Komersial (PSK).................................................................7
2.5 Dampak Dari Prostitusi pada PSK............................................................8
B. PERSPEKTIF TEORITIS................................................................................9
BAB III.............................................................................................................................11
METODE PENELITIAN................................................................................................11
3.1 Pendekatan Penelitian..................................................................................11
3.2 Unit Analisis....................................................................................................11
3.3 Teknik Penggalian Data................................................................................12
3.4 Responden & Lokasi.....................................................................................13
3.5 Teknik Analisis Data & Pengorganisasian Data........................................13
3.6 Penempatan Kredibilitas Data.....................................................................14
3.7 Isu Etik dalam Penelitian..............................................................................15
3.8 Jadwal Penelitian...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
GAMBARAN LEARNED HELPLESSNESS PADA PSK DITINJAU DARI
STIGMA MASYARAKAT DI KOTA MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lingkungan prostitusi yang berada disekitar masyarakat tentunya memberikan


keresahan bagi orang-orang yang tinggal di lingkungan tersebut, hal ini
dikarenakan lingkungan prostitusi menyebakan banyaknya perilaku menyimpang,
diantaranya kegiatan menjual jasa seks yang dilakukan oleh seorang PSK
(Pekerja seks komersial) , secara umum merupakan praktik dalam melakukan
hubungan seksual yang sifatnya sesaat, dilakukan dengan siapa saja dan
menerima imbalan berupa uang, dengan unsur praktik yang mencakup
pembayaran, promiskuitas dan ketidakacuhan emosional ( Wahyuni, 2021).
Prostitusi menjadi polemic yang menimbulkan permasalahan sosial yang
berujung pada keresahan masyarakat, timbulnya permasalahan dalam
lingkungan prostitusi hingga detik ini belum mendapatkan solusi yang tepat
dalam menanggulangi permasalahan prostitusi (Maryadi, 2013).

Prostitusi berkaitan dengan aktivitas seks yang dilakukan oleh seorang


wanita, adanya problema kehidupan menjadi salah satu alasan wanita
menjadikan dirinya sebagai seorang PSK, diantaranya timbulnya motif
psikoloanalisis, motif ekonomi, motivasi situasional, serta perkembangan zaman
yang membuat adaptasi atau penyesuaian diri menjadi hal yang sulit sehingga
timbul kesulitan dalam melakukan penyesuaian diri (Ati, 2020). Faktor yang
paling umum terjadi adalah adanya keperluan yang harus dipenuhi bagi mereka
yang berada dibawah garis kemiskinan. Hasil data yang dikutip dari BPS (Badan
Pusat Statistik) menujukkan peningkatan terhadap kemiskinan yang ada di
Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 396. 691,00 penduduk yang berada di
garis kemiskinan. Hasil Penelitian (Surbakti & Yudi, 2020) menyatakan, selain
dari faktor ekonomi yang menjadi alasan wanita memasuki dunia prostitusi, juga
dapat dilihat dari pengaruh yang didapatkan dari teman dan juga lingkungan
serta timbulnya frustasi akibat pelecahan terhadap kekasih sehingga merenggut
keperawanannya.

1 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
Prostitusi dalam hal ini bukan hanya sebagai gejala terhadap pelanggaran
moral, melainkan suatu kegiatan perdagangan, keberadaan PSK hingga saat ini
masih menimbulkan stigma serta reaksi yang sifatnya negatif, (Munawaroh,
2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa persepsi ataupun pandangan
yang muncul merupakan pengalaman tentang suatu objek, diperoleh melalui
penglihatan, pendengaran dan juga perasaan, yang muncul pada masyarakat
seperti adanya perasaan jijik, penolakan, dan juga kecaman bercampur rasa
benci, adanya pandangan negatif terhadap suatu lingkungan pada masyarakat
yang kemudian menciptakan pelabelan atau cap terhadap PSK. Memberikan
kesadaran terhadap reaksi akibat dari stigma atau streotipe yang diterima,
mengarahkan PSK pada situasi ketidakberdayaan,

Ketidakberdayaan yang dipelajari atau lebih dikenal dengan istilah learned


helplessness merupakan keyakinan yang tumbuh dari dalam diri seseorang
akibat dari ketidakmampuan dalam mengatasi permasalahan dan keluar dari
situasi buruk, learned helplessnees pertama kali diteliti oleh Sligman (1957)
menggambarkan learned helplessness sebagai bentuk ketidakmampuan untuk
keluar dari permasalahan yang dihadapi yang sifatnya berulang. (Breggin, 1992)
mengatakan bahwa learned helplessness atau ketidakbedayaan yang dipelajari
sebagai suatu reaksi menyerah atau respon yang terhenti dimana mengikuti
keyakinan bahwa apapun yang telah dilakukan itu tidak penting, learned
helplessness merujuk pada penentuan terhadap nasib, yang dipelajari akibat dari
tekanan yang terus muncul secara berulang. Munculnya ketidakbedayaan yang
dipelajari ini dintinjau dari aspek-aspek diantaranya, penuruan motivasi,
penuruan kemampuan dan juga penurunan emosional pada diri. (Trieschmann
1988) berpendapat bahwa ketidakberdayaan yang dipelajari muncul ketika apa
yang dilakukan tidak mendapatkan hasil yang sesuai dan menimbulkan perasaan
tergantung, sehingga memicu terjadinya suasana tidak menyenangkan dan
berujung pada

2 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran Leraned Helplesness pada diri seorang PSK dari stigma
dan reaksi yang diterima dari masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Learned
Helplesness pada diri seorang PSK dari stogma dan reaksi yang diterima dari
masyarakat.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat Pada penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis
dan manfaat secara praktis
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dihaarapkan mampu untuk memberikan
kontirbusi terhadap pengetahuan, khususnya pada bidang ilmu psikologi
sosial dan juga memberikan kajian mengenai solusi terhadap lokalisasi
prostitusi dan juga bisa mereda dampak dari prostitusi yang ada
2. Manfaat Praktis
Bagi peneliti, penelitian yang dilkukan ini, bertujuan dalam
memberikan wawasan ilmu psikologi khususnya mengenai learned
helplesnees yang muncul pada diri seseorang
a. Bagi mahasiswa diharapkan untuk dapat memberikan solusi terhadap
dampak yang timbul dari prostitusi terhadap generasi muda
b. Memberikan sumbangan pemikiran dalam menabah wawasan
bagi setiap mahasiswa mengenai jenis pembelajaran
c. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca
khususnya pada jenis-jenis pembelajaran dalam psikologi sosial

3 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Learned Helplessness

Menurut Sligman (1975) learned Helplessnees atau yang dikenal dengan


ketidakberdayaan yang dipelajari terdiri dari tiga komponen yaitu diantaranya
kontigensi, kognisi dan juga perilaku yang sekarang pada gilirannya, kontigensi
sendiri mengacu pada hubungan antara tindakan dan juga hasil, kontigensi yang
paling penting dalam hal ni adalah tidak dapat dikenadalikan yang terdiri dari
hubungan acak antara individu serta hasil yang bersifat berlawanan, secara
sederhana untuk pengertian dari learned Helplessness sendiri merujuk pada
kondisi yang muncul terhadap ketidakmampuan pada diri seorang individu dalam
mengatasi peristiwa yang bersifat negative dan hal tersebut terjadi secara terus
menerus. Learned Helplessnes sendiri juga berhubungan dengan persepsi
dimana persepsi yang dimiliki tentang hal tersebut mungkin akurat, munculnya
persepsi pada diri bahwa respon yang didapatkan tidak sesuai dengan respon
yang diberikan sehingga memunculkan penurunan keinginan untuk menentukan
respon.

Fenomena ketidakberdayaan yang dipelajari atau yang disebut dengan


Learned Helplessness dengan pelabelan paradigma LH, untuk istilah dari
deskriptif ketidakberdayaan yang diperlajari mengarah pada keseluruhan orang
dan interkasi terhadap lingkunganya. LH sendiri lebih merujuk pada perubahan
yang dihasilkan dan tidak dapat dikendalikan ketikdadakbedayaan yang
diperlajari juga memberikan gambaran pada individu terhadap konribus lingkugan
serta adanya orientasi kognitif yang memberikan penekanan terhadap
pengalaman yang sifatnya subjektif dari hal yang tidak bisa dikontrol
(Mikulincer ,1994). Hal ini memberikan pengertian mengenai ketidakberdayaan
yang dipelajari sebagai bentuk harapan yang tidak terkontrol, hal ini juga
menimbulkan anggapan terhadap diri yang tidak memiliki kemampuan dalam
menghindari kejadian dan dianggap tidak menyenangkan sehingga kemudian hal
tersebut menyebabkan kegagalan yang terjadi secara berulang terhadap
tindakan serta usaha yang dimaksudkan untuk mengubah keadaan yang sifatnya
memberikan tekanan terhadap diri.

4 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
(Skinner,1995) menjelaskan bahwa learned helplessness (LH) merupakan
salah satu perasaan kurang mampu untuk melakukan pengendalian terhadap
lingkungan, sehingga ketika individu mengalami ketidakmampuan tersebut, hal
itu akan menggiring pada pada sikap menyerah atau putus ada dengan atribusi
yang kuat bahwa tidak ada kemampuan pada diri untuk keluar dan
mengendalikan lingkungan dari permasalahan yang sedang dihadapinya.
ketidakmampuan diri untuk menemukan apa yang seharusnya dilakukan.

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Sari & Kartasasmita, 2017)
menyatakan bahwa learned helplessness yang terjadi pada wanita PSK sebagai
bentuk atau dampak dari kegagalan yang dialami terhadap usaha yang telah
dilakukakan, dikarenakan adanya pelabelan yang diberikan, dan berujung pada
penurunan motivasi, penurunan kogntif dan juga gangguan emosional
partisitipan. Karakteristik dari munculnya learned helplessness pada diri
seseorang menjadi pemicu yang perlu diperhatikan, penelitian lainnya yang
dilakukan oleh (Firdiani & Furqan, 2018) dimana dalam penelitiannya
menyatakan bahwa munculnya learned helplessness pada diri seorang wanita
PSK dikarenakan frustatsi akibat kegagalan dalam rumah tangga dan kemudian
menggambarkan kepercayaan atas kegagalan yang telah dialami secara
berulang-ulang, hal ini yang kemudian menyebabkan wanita yang bekerja
sebagai PSK tidak berdaya untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi yang
menyebabkan mereka tidak percaya diri untuk keluar dan mencari pekerjaan
yang layak. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat gambaran mengenai
Learned Helplesness pada seorang PSK dan memberikan pengetahuan seputar
learned helplessness serta penanganan terhadap ketidak berdayaan yang
dialami. Dari semua pernyataan ahli yang dipaparkan tesebut juga didukung oleh
penelitian dari Grundtving Partnership (2010) yang dimana mengemukakan
bahwa pengertian dari ketidakberdayaan yang dipelajari merupakan persepsi
atau perasaan yang tidak mampu untuk diubah dalam kehidupan seorang
individu, Learned Helplesnees sendiri juga dapat dikaitkan dengan kondisi yang
berasal dari arah internal dan juga bisa berasal dari arah eksternal, dan dari
kondisi ini yang kemudian memicu perkembangan terhadap pencegahan pribadi
yang positif

5 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
2.2 Faktor-Faktor Learned Helplessness

Menurut Meir & Sligman (1975) Learned helplessness pada diri individu
muncul sebagai suatu bentuk reaksi ketika individu berada dalam situasi atau
kondisi yang tidak bisa dikontrol, dalam artian bahwa individu tidak tahu cara
untuk menemukan jalan atau solusi terahdap masalah yang tidak dianggap
menyenangkan pada diri, hal ini akan memberikan peningkatan terhadap learned
helplessness ada diri individu ketika mempelajari bahwa individu tersebut tidak
dapat memperkiran kejadian yang akan datang, hal ini tentunya mereka pelajari
dari ketidakmampuan individu dalam melakukan pengontrolan terhadap keadaan
yang mereka rasakan saat ini, sehingga hal ini menyebabkan timbulnya
perasaan tidak berdaya. Learned Helplessness sendiri muncul akibat dari
adanya rasa tidak berdaya, dimana kondisi ini menyebabkan orang merasa tidak
bisa berbuat apa-apa terhadap apa yang individu tersebut ingin hindari, dari hal
ini indvidu membangun sikap pesisimi pada diri dalam mengatasi permasalahan
hidup serta merasa bahwa diri tidak memiliki cara pada permasalahan yang
dihadapi pada saat ini dan untuk masa yang akan datang.

2.3 Dampak dari Learned Helpleessnees


Sligman mengemukakan mengenai dampak yang ditimbukan oleh learned
helpleessnes pada diri seseorang diantaranya:
a. Penurunan motivasi (Motivation Deficit), dalam hal ini penurunan motibasi
yang muncul dikarenakan terdapat suatu kejadian yang tidak memiliki control
yang mana dapat memberikan penurunan terhadap motivasi pada diri
seorang individu. Terhadap respon dan control suatu kejadian atau tindakan.
Penurunan motivasi ini menimbulkan kondisi lainnya yang bersifat negatif.
Penurunan akan ketidak mampuan dalam membuat keputusan menjadi pasif
melakukan pengisolasian diir dan juga melakukan penundaan terhadap
suatu tugas.
b. Penurunan kemampuan kognitif (Cognitive Deficet) pada kondisi ini ditandai
dengan kesulitan untuk memhamai dan mempelajari suatu respon yang
timbul. Munculnya suatu kejadian yang tidak dapat dikontrol oleh seseorang
menyebabkan keyakinan bahwa apa yang mereka alami, tidak bisa mereka
atasi, dengan kata lain individu beranggapan bahwa mereka tidak bisa

6 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
keluar dari situasi yang tidak bisa mereka kendalikan. Adanya simptom-
simptom terhadap penurunan kemampuan kognitif dihasilkan dari pemikiran
yang timbul secara negatif terhadap suatu permasalahan kecil yang dibesar-
besarkan, hal ini dikarenakan adanya pemikiran bahwa individu tersebut
tidak dapat menyelesaikan suatu masalah serta kesulitan dalam mempelajari
respons yang bisa berhasil, ini juga memicu terjadiya control persepsi yang
sifatnya lambat.
c. Penuruan Emosional (Emosional Deficit) hal ini menyebakan penuruan
terhadap status emosional pada seseorang ditandai dengan ketidakampuan
pada individu dalam melakukan pegontrolan terhadpa kondisi atau siatuasi
yang sifatnya tidak menyebangkan. Adanya peristiwa traumatic sehingga
memicu peningkatan terhadap emosional pada diir individu yang tinggi dan
juga menyebabkan mereka mengalami ketakutan. Gejala yang timbul dari
penuruan emosional yaitu tingkat agresi yang mengalami penurunan,
keinginan untuk melakukan persaingan mengalami penurunan, dominasi
pada diri seseroang yang juga berkurang serta bisa memicu terhadinya
penuruan terhadap interaksi sosial pada diri individu.

2.4 Perkerja Seks Komersial (PSK)


Pekerja Seks Komersial atau biasa disebut dengan PSK merupakan suatu
bentuk pekerjaan yang mana memberikan penawaran terhadap jasa, yang
berhubungan dengan seks terhadap konsumen atau pelanggan yang ingin
memuaskan hanya nafsu. (Khumaerah, 2017) Pada umunya PSK juga indnetik
dengan kasuas pelacuran atau prostistusi dan merupakan salah satu bentuk
penyakit dalam masyarakat. PSK merupakan orang yang menjajankan jasa
kepada konsumen untuk mendapatkan imbalan berupa uang. PSK merupakan
istilah yang digunakan kepada perempuan yang melakukan hubungan intim
dengan lawan jenis untuk mendapatkan bayaran dari jasa yang mereka berikan
(Rompas, 2021). Seorang perempuan yang terjun ke dunia prostitusi
disebabkan oleh adanya faktor kebutuhan akan ekonomi dan juga masalh
pribadi yang timbul pada diri, pendikakan yang rendah dan juga harapan untuk
kehidupan yang layak dengan cara menjadi PSK dan juga bisa menyangkut
lingkungan sosial seperti perteman , pada penelitian yang dilakukan oleh
( Darwis & Suhaeb, 2021) mengatakan bahwa faktor yang paling banyak

7 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
memberikan oengaruh terhadap seseroang terjun ke dunia prostitusi
dikarenakan adanya pengarauh dari lingkungan pertemanan yang bekerja
sebagai PSK, yang kemudian memberikan informais mengenai hasol yang
didapatkan ketika menjadi PSK, hal ini yang kemudian memicu faktor ekonomi
dankebutuhan akan hidup yang muncul kemudian menjadikan seseroang terjun
ke dunia prostitusi (Regar & Kairupan, 2016). Pekerja seks komersial yang
merupakan salah satu bentuk pekerjaan yang memberikan jasa atau dengan
kata lain menjual jasa terhadap hubungan seksual yang semata-mata untuk
mendapatkan imblan dengan faktor ekonomi dan juga pengaruh yang
didapatkan dari teman-teman dilingkungan sosial ddengan iming-iming
mendapatkan penghasilan dan bisa menjadi solusi terhadap permsalahan
ekonomi (Destrianti & Harnani).

2.5 Dampak Dari Prostitusi pada PSK


Sari (2019) dalam penelitianya mengemukakan bahwa dampak yang
ditimbulkan dari adanya lokalisasi komplek Pekerja Seks Komersial yaitu
diantaranya:
a. Penyebaran Penyakit
Pekerja seks komersial yang merupakan seorang wanita akan memiliki
resiko untuk mengidap penyakit kelamin akibat dari pekerjaan yang
dilakukan, penyebabran akan penyakit kelamin akan memberikan bahaya
apabila melakukan kontak terhadap pihak-pihak yang terkait. Pemyakit
kelamain ini akan memicu penyakit-penyakit yang lain timbul dinatranya
adalah Syphilis, hingga menyebabkan seseroang menngidap HIV/ AIDS
yang menyebabkan seseroang yang mengalami ini sulit untuk disebuhkan
dan bisa menyebakan kematian.
b. Kriminalitas
Adanya lokalisasi terhadap tempat prostitusi yang bertujuan dalam
memenuhi hawa nafsu serta memberikan jasa berhubungan secara intim
dalam mencari uang yang juga dapat memicu terjadinya kriminalitas,
seperti halnya melakukan perubutan antar pelanggan dari PSk, terjadinya
perjudian, hingga perkelahian terhadap sesama pengunjung, mabuk-
mabukan yang membuat pengunjung tidak dapat mengontrol perilaku yang
berujung pad aperkejlahian hingga menyebabkan kematian.

8 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
c. Ekonomi
Lokalisasi terhadap temoat prsotisui memberikan dampak dari segi
ekonomi dimana dampak ini yang memicu seseroang terjun kedunia
prostitusi atau sebagai salah satu faktor pendotong akibat dari adanya
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
d. Moralitas
Moralitas menjadi salalh satu dampak terhadap seroang PSk sebagai
bentuk cerminana terhadap perilaku, lokalisasi terhadap prostitusi yang ada
memberikan pengaruh terhadap masayarakat khususnya generasi muda
seperti anak-anak yang dilokaliasasi tersebut, yang dapat merusak
generasi-genarasi muda penerus bangsa kedepannya.

B. PERSPEKTIF TEORITIS

Komponen Ketidakberdayaan Strategi

Persepsi menjadi hasil


penting yang tidak dapat Pengembangan Kognitif
dikendalikan

Pembentukan harapan Counseling


yang kemudian
menyebabkan
pengendalian yang tidak
menyenangkan

 Pesimis
Leraned Helplessness  Merasa tidak berdaya Menghadapi masalah
 Depresi

Affective Cognitive Motivational

Deficit Deficit Deficit


9 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
Adanya Learned Helplessness pada diri seorang PSK menyebabkan
mereka tidak bisa mengontrol keadaan yang membuat mereka merasa
terpinggirkan dilingkungan sosialnya, ketidak bedayaan yang ada pada
diri seorang PSK semakin mengalami peningkatan ketika mereka tidak
mampu untuk mengontrol serta menyelesaikan permasalahan yang
mereka terima dari masyarakat, dari proses ketidakberdayaan yang
diperlajari tersebut juga memicu timbulnya, perasaan pesimis pada diri
untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, perkembangan
learned helplessness pada diri yang kemudian mengalami peningkatan
dan menyebabkan penurunan terhadap kognitif, motivasi dan emosional
pada diri seorang PSK. Hal ini disetujui oleh penelitian yang dilakukan
oleh (Firdiani & Furqan, 2018) yang menyatakan bahwa gambaran dari
learned helplessness yang dialami oleh PSK ditandai dengan penurunan
emosional dalam diri. Learned Helplessness yang ada akan memicu
perilaku pesimis terhadap suatu permasalahan yang timbul pada
kehidupan, perasaan ketidakbedayaan ini memicu terjadinya perasaan
psikologis lainnya seperti perasaan malu dan sedih, dari perasaan
ketidakberdayaa itupula yang mendorong mereka terkadang mengisolasi
diri dan merasa bahwa mereka sendiri dan tidak ada yang membantu
mereka melewati permasalahan yang terjadi pada lingkungan masyarakat
yang memberikan mereka stigma yang pada akhirnya akan memberikan
kesulitan bagi mereka dalam menemukan makna hidup yang sesuai
untuk menjalani kehidupan mereka, hal ini disetujui oleh penelitian yang
dilakukan oleh (Bastaman, 2003) yang menyatakan bahwa adanya
ketidakberhasilan pada diri dalam menemukan dan juga memberikan
pemaknaan terhadap hidup akan memicu terjadinya frustasu dan juga
perasaan hampa yang kemudian memucnulkan emosi yang sifatnya
negatif dan berkaitan dengan konsep diri dan penilaian terhadap diri yang
negatif , hal ini dikarenakan ketidaberdayaan dalam menghadapi stigma
yang diberikan oleh masyarakat sekitar terhadap pekerjaan yang mereka
jalani.

10 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode
kualitatif dimana metode ini bermaksud dalam memberikan pemahaman
mengenai suatu fenomena yang muncul terhadap apa yang dialami oleh subjek
penelutian baik dalam hal perilaku, persepsi, motivasi dan tindak baik dalam
melakukan eksploarsi serta memahami makna dan juga memberikan usaha
dalam mengungkapkan suatu masalah, keadaan atau peristiwa yang terjadi
(Herdiansyah, 2010).
Pendekatan penelitian kualitiatif yang digunakan dalam penelitian ini lebih
kepada pendekatan fenomenologi. Fenomenologi (phenomenology) yang
merupakan salah satu model penelitian yang dikembangkan untuk
mengungkapkan dan mempelajari dan juga memberikan pemahaman mengenai
suatu fenomena, beserta konteksnya yang khas dan unik dimana dialami oleh
individu hingga tataran terhadap keyaknian individu yang bersangkutan.secara
sederhanya, fenomenologi sebagai sebuah studi yang memberikan
gambaran ,mengenai arti dari pengalaman-pengalaman dari beberapa indvidu
mengenai suatu konsep tertentu yang kemudian memberikan kefokusan diri, dari
suatu konsep terhadap fenomena tertentu dimana memberikan pengaruh dan
juga suatu pengalaman untuk individu yang memiliki kaitan dengan fenomena
tertentu untuk mendapatkan kejelasan dari suatu fenomena (Rorong, 2020).
Ekspolarasi pada penelitian ini merupakan fenomena terhadap para PSK yang
hidup dengan stigma dari masyarakat. Hal yang akan merupakan Gambaran
Learned Helplessness Pada Psk Ditinjau Dari Stigma Masyarakat Di Kota
Makassar.

3.2 Unit Analisis


Unit analisis dalam penelitian yang diangkat merupakan pekerja PSK
dengan sitgma yang timbul dimasayarakat. Sedangkan untuk sub analisis
dalam penelitian ini merujuk pada gambaran learned helplessness

11 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
(Ketidakberdayaan yang dipelajari) yang menyebabkan penurunan terhadap
motivasi, terjadinya penurunan kognitif dan juga penurunan pada status
emosional.
3.3 Teknik Penggalian Data
Proses pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
wawancara dan observasi. Adapun untuk teknik yaitu wawancara dan observasi
yang digunakan. Peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi berupa
informasi dan juga catatata yang berasal dari rekaman suara subjek.
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk proses
komunikasi dan pengumpulan infrormasi pada penelitian ini. wawancara
yang dilakukan yaitu sesuai dengan pendekatan yang digunakan yaitu
fenomenologi secara mendalam terhadap subjek dalam penelitian
mengenai pengalaman hidup yang sesuai dengan fenomena yang sedang
diteliti. Pada penelitian ini, untuk jenis wawancara yang akan digunakan
adalah wawancara adalah wawancara secara acak atau wawancara
semistruktur. Pada jenis wawancara ini peneliti yang akan lebih
mengarahkan pembicaraan, seperti halnya wawancara tidak terstruktur,
dalam wawancara untuk semiterstruktur peneliti tidak mengajukan
persoalan berdasarkan daftar pertanyaan yang ada pada umumnya.
Pada penelitian yang dilakukan ini, peneliti kemudian akan melakukan
wawancara terhadap keenam subjek pada penelitian. Wawancara akan
dilakukan sebanyak dua atau tiga kali hal ini tergantung dari keakuratan
serta kelengkapan data dari proses tersebut. Pada proses wawancara
dapat dihentikan dan kemudian akan dilanjutkan kembali sesuai dengan
kesepakatan ketika berada dalam keadaan atau kondisi yang
mengharuskan wawancara harus dihentikan.
b. Observasi
Observsi merupakan metode yang digunakan dalam melakukam
pengamatan secara langsung dan juga melalui perekamanan secara
terstruktur mengenai suatu persamasalahan yang ingin diteliti. Observasi
dalam penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan informasi atau dengan
kata lain observasi dilakukan untuk menjadi saranan terhadap kelegkapan
data yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

12 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi yang bertujuan
untuk melakukan pengumpulan data mengenai Gambaran Learned
Helplessness Pada Psk Ditinjau Dari Stigma Masyarakat Di Kota
Makassar. Ditunjang dengan penggunaan alat tulis dalam melakukan
pencatatan hasil dari observasi yang dilakukan selama proses wawancara
dilakukan

3.4 Responden & Lokasi


Berdasarkan dari hasil fokus terhadap penelitian yang dikaji yaitu
learned helplessness pada PSK, maka narasumber dari penelitian ini
adalah 6 perempuan yang berprosi sebagai PSK dengan karakteristik dan
juga pertimbangan yang ditentukan yaitu:
 Berprofesi sebagai PSK yang tinggal dengan masayarakat umum
 Mengalami learned helplessness
Lokasi dalam peenlitain ini bertempat dimakassar, Sulawesi selatan,
serta masing-masing lokasi yang telah disepakati oleh ke 6 subjek

3.5 Teknik Analisis Data & Pengorganisasian Data


Analisis data merupakan suatu Langkah yang digunakan dalam tujuan
memperoleh dan melakukan perangkaian terhadap data yang telah
terkumpul. Fokus analisis data pada penelitian ditujukan untuk
mengelompokan berdasarkan variabel dan juga jenis subjek penelitian
atau dengan kata lain melakukan tabulasi data yang didasarkan pada
varibel keseluruhan subjek, melakukan perhitungan, menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan guna menjawab hipotesis yang
diajukan dalam penelitian. Analisis data secara sederhana lebih kepada
menentukan hal penting yang akan dipelajari dan kemudian membuat
kesimpulan terhadap informasi yang telah diperoleh dari penelitian yang
dilakukan, analisis data yang akan dilakukan antara lain:
1. Reduksi data yaitu melakukan perangkuman, melakukan pemilihan
mengenai hal pokok dan juga memberikan kefokusan terhadap hal
yang penting. Reduksi data dalam hal ini merupakan proses
pemilihan, pemustan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

13 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data
benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka
konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan
pengumpulan data yang dipilih peneliti diantaranya meliputi:
Meringkas data, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus.
Caranya: seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan
menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas.
2. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. sehingga memudahkan untuk melihat apa
yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya
melakukan analisis kembali, penyajian data dalam penelitian kualitatif
ini adalah dengan teks naratif, dengan penyajian data yang dilakukan
peneliti akan memberikan kemudahan terhadap pemahaman dari apa
yang akan terjadi
3. Conclusion Drawing/ Verivication
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus
menerus selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan
data, peneliti kualitatif mulai mencari arti benda, benda, mencatat
keteraturan pola-pola penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan-
kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka, dan skeptis,
tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum jelas, namun
kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
kokoh, hal ini berguna dalam penelitian kualitatif yang sebelumnya
masih belum jelas sehingga setelah diteliti akan memberikan
kejelasan yang berupa adanya hubungan kausal atau interaktif dan
juga hipotesis yang diajukan dengan teori yang digunakan.

3.6 Penempatan Kredibilitas Data


Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data yang ada dengan kata lain

14 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
triangulasi merupakan pendekatan analisa data yang mana mensintesa
data dari berbagai sumber yang digunakan sebagai teknik pemeriksaan
keabsahan data atau juga sebagai pembanding terhadap data yang ada
pada penelitian ini ada 2 trigulasi yang digunakan diantaranya:
a. Triangulasi Sumber yaitu membandingkan mengecek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil
pengamatan dengan wawancara dan kemudian membandingkan
antara apa yang dikatakan umum dengan yang sifatnya pribadi,
dengan kata lain melakukan perbandiangan terhadap hasil
wawancara dengan dokumen yang ada. Pada penelitian ini, akan
dilakukan wawancara terhadap 4 masyarakat yang menjadi
tetangga dari PSK tersebut.
b. Triangulasi waktu Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data
yang berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku
manusla, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Untuk mendapatkan data yang sahih melalui
observasi peneliti perlu mengadakan pengamatan tidak hanya
satu kali pengamatan saja. Pada penelitian ini akan dilakukan 2
kali untuk memberikan kepastian terhadap informasi yang
diberikan.

3.7 Isu Etik dalam Penelitian


Penelitian yang dilakukan dengan memperhatikan isu etik terhadap
penelitian, hal yang peneliti akan laukakan dalam memulai penelitian
adalah membuat persetujuan terhadap kesedian subjek dalam
penelitian yang dilakukan berupa pemberian informan consent sebagai
bentuk persetujuan atau izin untuk memberikan informasi oleh subjek
selama penelitan dan juga mengenai etika serta kerahasian data yang
diperoleh harus dijaga dengan baik.

15 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
3.8 Jadwal Penelitian

BULAN (2021-2022)
NO KEGIATAN
AGUST SEPT NOV DES JAN FEB
1 Penyusnan
Laporan
2 Pengumpulan
Data
3 Analisis Data
4 Pembuatan
Laporan
5 Presentasi
Hasil
Penelitian

16 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
17 | M e t o d o l o g i P e n e l i ti a n K u a l i t a ti f
DAFTAR PUSTAKA

Vollmayr, B., & Henn, F. A. (2001). Learned helplessness in the rat:


improvements in validity and reliability. Brain Research Protocols, 8(1), 1–
7. doi:10.1016/s1385-299x(01)00067-8

Peterson, Maier, S. (1993). Learned Helplessness: A Theory for the Age of


Personal Control. Oxford University Press,.
Verdian, E. (2019). Analisis faktor yang merupakan intensi perpindahan merek
transportasi online di surabaya. Agora, 7(1), 1–8.
Firdiani, N. F. (2018). Learned Helplessness pada Wanita yang Berprofesi
sebagai PSK di Desa Bukur Kabupaten Tulungagung. Prosiding Seminar
Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia
Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri
Malang. Page, 91–100.
Aulia, R. (2012). Mengatasi Learned Helplessness Pada Siswa Tinggal Kelas
Melalui Konseling Rasional Emotif Teknik Homework Assignments.
Indonesian Journal of Guidance and Counseling, 1(1).
Barber, J. G. (1986). The promise and the pitfalls of learned helplessness theory
for social work practice. British Journal of Social Work, 16(5), 557–570.
https://doi.org/10.1093/oxfordjournals.bjsw.a055249
Martinko, M. J., & Gardner, W. L. (1982). Learned Helplessness: An Alternative
Explanation for Performance Deficits. The Academy of Management
Review, 7(2), 195. https://doi.org/10.2307/257297
Firdiani, N. F. (2018). Learned Helplessness pada Wanita yang Berprofesi
sebagai PSK di Desa Bukur Kabupaten Tulungagung. Prosiding Seminar
Nasional Psikologi Klinis 2018 “Perkembangan Masyarakat Indonesia
Terkini Berdasarkan Pendekatan Biopsikososial” Universitas Negeri
Malang. Page, 91–100.
Sihombing, J. P. T., Hutagalung, K. R., Jiwa, I. K., Kedokteran, F., Kristen, U.,
Immanuel, M., Kopo, J., Indonesia, B., Kedokteran, F., & Maranatha, U. K.
(2011). Gambaran kecemasan pada pekerja seks komersial ( psk ) di
bandung description of anxiety experienced by commercial sex workers in
bandung. 11, 56–63. file:///F:/semester 7/SKRIPSI/WPS/151726-ID-
gambaran-kecemasan-pada-pekerja-seks-kom.pdf
Destrianti, F., & Harnani, Y. (2018). Studi Kualitatif Pekerja Seks Komersial (Psk)
Di Daerah Jondul Kota Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal Endurance, 3(2),
302. https://doi.org/10.22216/jen.v3i2.1021
Sari, M. D. P. (2019). DAMPAK LOKALISASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL
(PSK) BAGI MASYARAKAT SEKITAR DESA BADAK BARU (Km.4)
MUARA BADAK. 7(3), 68–80.
Khumaerah, N. (2017). Patologi Sosial Pekerja Seks Komersial (PSK) Perspektif
Al-Qur’an. Jurnal Al-Khitabah, III(1), 62–73.
Regar, P. M., & Kairupan, J. K. (2016). Dalam Mencegah Penyakit Kelamin Di
Kota Manado. Jurnal Holistik, 17, 1–20.
Darwis, A. S., & Suhaeb, F. W. (2021). Gaya Hidup Remaja Pekerja Seks
Komersial. Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian Dan
Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan, 1(1), 117–127.
Rompas. (2021). Alternatif Kenijakan Penanganan Masalah Pekerja Seks
Komersial (PSK) di Kota Manado. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 2013–2015.

Anda mungkin juga menyukai