Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akreditasi Joint Commission International (JCI)


Akreditasi internasional yaitu JCI (Joint Commission International). JCI adalah suatu
organisasi yang independent, nonprofit, dan bukan lembaga pemerintahan yang berpusat di
Amerika Serikat dan merupakan divisi dari Joint Commission Resources (JCR) cabang dari
The Join Commission. Fokus dari akreditasi JCI adalah keselamatan pasien. Standart tersebut
dikembangkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah medik yang berpotensi
menimbulkan outcome yang tidak diharapkan. Berdasarkan JCI tahun 2001 penerapan
keselamatan pasien mempunyai enam tujuan, meliputi identifikasi pasien dengan benar,
mencegah kesalahan obat, komunikasi efektif, mencegah infeksi nosocomial, mencegah jatuh
serta mencegah salah pasien, salah tempat dan salah prosedur indakan pembedahan.
(Kemenkes, 2011)
Akreditasi JCI merupakan salah satu elemen penting bagi rumah sakit, karena dapat
menjadi bukti atas kualitas layanan yang diberikan kepada pasien. Joint Commission
International (JCI) merupakan lembaga akreditasi unggulan berskala internasional yang
ditujukan untuk sector pelayanan kesehatan berskala internasional. Lembaga ini telah berdiri
sejah tahun 1951 dan memiliki standar akreditasi yang telah diakui sejak tahun 1994.
Selain itu, akreditasi JCI juga berhasil menciptakan standar kualitas pelayanan kesehatan
yang seragam di lebih dari 100 negara, tersebar mulai dari Eropa, Asia, Afrika, Amerika
Selatan, hingga Timur Tengah. Maka dari itu, tidak mengherankan jika rumah sakit yang
telah memenuhi syarak akreditasi JCI biasanya dibanjiri oleh calon pasien, karena memang
kualitas layanannya telah diakui secara internasional.
Akan tetapi belum semua rumah sakit atau klinik mengenal akreditasi JCI untuk rumah
sakit. Bahkan menurut laporan Bisnis.com pada tahun 2019 yang lalu menyebutkan, baru
sekitar 36 rumah sakit di Indonesia yang lolos akreditasi internasional, termasuk akreditasi
JCI
B. Tujuan dan Manfaat Akreditasi JCI
Tujuan akreditasi JCI adalah untuk menawarkan kepada masyarakat internasional proses
objektif untuk mengevaluasi organisasi pelayanan kesehatan berbasis standar (Frelita, et.al,
2011)
Dengan memperoleh akreditasi JCI, tidak hanya terkjadi peningkatan mutu layanan,
tetapi tercipta perubahan budaya dalam rumah sakit yang menjadikan pasien sebagai pusat
rumah sakit. Dengan kata lain pasien tidak hanya menjadi pihak yang menerima layanan
kesehatan tetapi ia juga menjadi bagian dari rencana pengobatannya. Perubahan budaya ini
merupakan suatu proses yang berkelanjutan, dengan akreditasi ini Rumah Sakit akan
menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan keselamatan pasien secara berkelanjutan.

a. Analisis Perencanaan Karu Akreditasi JCI

No. Standar Analisis Perencanaan


1. Sasaran Internasional Keselamatan Pasien (SIKP)
SIKP. 1 Mengidentifikasi pasien 1. Karu perlu melakukan supervisi kepada perawat
dengan benar pelaksana agar tidak terjadi kekeliruan dalan
setiap tindakan yang akan dilakukan pada
pasuen. Supervise merupakan interaksi dan
komunikasi preofesional antara supervisor
keperawatan dan perawat pelaksana menerima
bimbingan, dukungan dan bantuan.
2. Motivasi staf, kemampuan seorang menajer
dalam membangun motivasi staf akan membawa
staf untuk berkontribusi lebih baik lagi dalam
pekerjaannya.
3. Melalui bimbingan kemampuan dan
keterampilan perawat pelaksana akan
meningkat. Selain itu melalui bimbingan akan
menimbulkan rasa percaya diri perawat dalam
memberikan asuhan keprawatan.
4. Supervise dilakukan dalam bentuk evaluasi,
memberikan bimbingan atau arahan, mendidik
dan mendukung perawat pelaksana maka hasi;
penerapan budaya keselamatan pasien baik
dalam pelaksanaan maupun pelaporan.
SIKP. 2 Meningkatakan 1. Karu melakukan komunikasi dengan baik dan
komunikasi efektif benar dengan perawat pelaksana.
2. Karu memastikan bahwa sesuatu yang
dikomunikasikan dengan perawat pelaksana
sudah benar dan sama dengan yang dimaksud
karu
SIKP 3. Meningkatakn keamanan 1. Karu memastikan bahwa perawat pelaksana
mengetahu obat-obatan apa saja yang perlu
obat-obatan yang harus
diwaspadai, contohnya elektrolit yang konsentrat
diwaspadai tinggi
2. Karu memastikan perawat pelaksana mengetahui
obat high alert
SIKP.4 Memastikan lokasi 1. Karu memastikan bahwa perawat pelaksananya
pembedahan yang benar, prosedur paham dengan bagaimana prosedur pemberian
yang benar, pemebedahan pada tanda pada lokasi pembedahan, dengan prosedur
pasien yang benar yang benar, serta pada orang yang benar
SIKP.5 Mengurangi risiko infeksi 1. Karu mengedukasi bagaimana agar resiko
akibat perawatan kesehatan infeksi pada saat perawatan dapat diminimalisir,
contohnya dengan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan
SIKP.6 Mengurangi risiko cedera 1. Karu selalu mengingatkan bahwa keselamatan
pasien akibat terjatuh pasien sangat penting , seperti memastikan
penyangga tempat tidur pasien sudah terkunci
baik agar pasien tidak jatuh dan terus dilakukan
pemantauan bagi pasien yan g berisiko tinggi
cidera atau jatuh

No. Standar Analisis Perencanaan


2. Akses ke Perawatan dan Kesinambungan Perawatan (APKP)
APKP 1 : Penerimaan dalam Rumah 1. Karu mengajarkan dan mmembimbing
Sakit bagaimana cara agar pasien mendapatkan
perawatan yang baik dan dapat menerima
tindakan yang diperlukan pasien dengan
benar
2. Pasien darurat mendapatkan penanganan
segera
3. Mengenal kebijakan yang ada dan
mematuhinya
4. Karu memastikan perawat pelaksana
memahami triase agar dapat melakukan
tindakan sebagaimana yang diprioritaskan
terlebih dahulu
5. Karu memprioritaskan kebutuhan pasien
terkait layanan preventif, kuratif,
rehabilitatif dan paliatif
6. Perawat pelaksana dapat melakukan
skrinning yang tepat untuk perawatan
selanjutnya
APKP 2 : Perawatan Berkelanjutan 1. Karu memastikan semua pasien dan juga
keluarga mendapatkan informasi yang jelas
terhadap jalannya perawatan di rumah sakit
2. Perawat pelaksana memahami perbedaa
budaya dan keyakinan setiap pasien
3. Karu memastikan bahwa rekam medik
pasien yang dirawat di unit yang
memberikan pelayanan intensif/khusus
mempunyai bukti bahwa mereka memenuhi
kriteria untuk layanan tersebut
4. Perawatan yang berkesinambungan untuk
pasien
APKP 3 : Pemulangan, Rujukan, dan 1. Buat resume medis pasien pulang dengan
Tindak lanjut benar dan lengkap
APKP 4 : Rujukan Pasien 1. Memahami kebijakan tentang rujukan atau
pemulangan bagi pasien
APKP 5 : Transportasi -

No. Standar Analisis Perencanaan


3. Assesmen Pasien (AP)
AP 1 : Semua pasien yang dirawat 1. Mengisi rekam medis dengan benar dan
oleh rumah sakit diidentifikasi teliti
kebutuhan perawatan kesehatannya 2. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan
melalui suatu proses asesmen yang informasi mengenai tindakan lanjutan
telah ditetapkan 3. Inform consent bagi pasien yang ingin
pulang tanpa izin dokter
4. Membantu jika pasien butuh proses rujukan
segera serta memberikan informasi yang
jelas pada rumah sakit tempat di rujuk
5. Memantau kondisi pasien selama proses
rujukan
6. Semua proses tindakan didokumentasikan
7. Proses asesmen pasien yang efektif akan
menghasilkan keputusan mengenai
kebutuhan penanganan pasien sesegera
mungkin dan berkesinambungan
8. Karu memberitahu bahwa asesmen medis
dan keperawatan awal diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan
9. Untuk perawat yang merawat pasien dapat
menemukan dan mengambil asesmen yang
diperlukan dari rekam medis atau temoat
standar yang mudah diakses
10. Pasien yang berisiko memiliki masalah gizi
menurut kriteria tersebut akan diases status
gizinya
11. Karu memastikan perawat pelaksana
mengetahui cara mengkaji nyeri
12. Karu membimbing proses asesmen untuk
populasi pasien berkebutuhan khusus
13. Karu ikut serta dan memantau dalam
melakukan asesmen dan asesmen ulang
terhadap pasien menjelang ajal dan
keluarganya.
14. Asesmen awal mencakup penentuan
dibutuhkan atau tidaknya asesmen khusus
tambahan.
AP 2 : semua pasien diakses ulang 1. para pasien diases ulang untuk
dengan interval tertentu berdasarkan merencanakan melanjutkan pengobatan atau
kondisi dan pengobatan mereka pemulangan.
untuk mengetahui respons mereka
terhadap pengobatan.

AP 3 : Individu yang memenuhi 1. karu menetapkan asesmen keperawatan


kualifikasi melaksanakan asesmen dilakukan oleh individu yang memenuhi
dan asesmen ulang. kualifikasi untuk melakukannya.
2. penilaian yang terintegritas.
3. prioritas kebutuhan pasien ditetapkan
berdasarkan hasil penelitian.

AP 4 : Dokter, perawat serta 1. karu mengedukasi perawat agar tidak


individu dan layanan lain yang membeda-bedakan perawatan pasien.
bertanggung jawab terhadap 2. kebijakan dan prosedur memandukan
perawatan pasien bekerja sama perawatan yang seragam dan mencerminkan
untuk menganalisis dan undang-undang dan peraturan yang relevan.
mengintregasikan asesmen 3. karu membuat perencanaan perawatan
pasien. terintegritas dan terkoordinasikan antara
sebagai jenis perawatan, dapertemen, dan
jabatan.
4. terdapat kebijakan dan prosedur untuk
memandu perawatan pasien gawat darurat.
5. karu memastikan perawat bekerja sesuai
SOP yang telah ditetapkan.
6. karu memandu perawatan pasien lanjut usia,
orang dengan keterbatasan, anak-anak, dan
populasi pasien yang berisiko sesuai
kebijakan dan prosedur.
7. karu memastikan makanan atau nutrisi, yang
sesuai untuk pasien, ketersediaan secara
teratur.
8. karu mengingatkan perawat untuk
mengedukasi keluarga agar mengetahui
batasan-batasan makanan bagi pasien.
9. makanan yang didapatkan oleh pasien
dijamin kebersihannya dan tidak
terkontaminasi.
10. karu memastikan perawat pelaksana
memberikan terapi gizi kepada pasien
dengan resiko menderita gangguan gizi.
11. karu berkolaborasi untuk merencanakan,
memberikan dan memantau terapi gizi.
12. karu mengingtakan perawat pelaksana
untuk memantau dan mencatat respos pasien
terhadap terapi gizi yang diberikan.

No. Standar Analisi Perencanaan


4. Perawatan Pasien (PP)
Standar PP. 1:
Kebijakan dan prosedur serta undnag-
undnag dan peraturan yang berlaku
memandu keseragaman perawatan
untuk semua pasien.
Standar PP.2
Terdapat suatu proses untuk
mengintegrasi dan mengkoordinasikan
perawatan yang diberikan kepada
pasien.
Standar PP.3 1. Karu bertanggung jawab untuk
mengembangkan , menerapkan dan
Terdapat kebijakan dan prosedur menjaga kebijakan dan prosedur yang
untuk memandu perawatan pasien ditetapkan dan dijalankan.
berisiko tinggi dan penyediaan 2. Karu bertanggung jawab untuk
layanan berisiko tinggi. menjalankan program pengendalian
mutu yang ditetapkan dan dilakukan.

Standar PP.4
Berbagai pilihan makanan yang tepat
untuk status gizi pasien dan konsisten
dengan perawatan klinis pasien,
tersedia secara teratur.

Standar PP.5 1. Karu membahas risiko, manfaat, dan


alternatif dengan pasien, keluarga
Pasien dengan risiko menderita pasien, atau mereka yang membuat
gangguan gizi menerima terapi gizi. keputusan untuk pasien.

Standar PP.6 1. Karu memastikan perawat pelaksana


mengidentifikasi pasien yang menderita
Paien didukung secara efektif dalam nyeri.
mengelola rasa nyerinya. 2. Karu memastikan pasien yang menderita
nyeri menerima perawatan sesuai
dengan pedoman manajemen nyeri.
3. Karu berkomunikasi dengan pasien serta
mendidik pasien dan keluargannya
mengenai nyeri.
4. Karu mendidik staf mengenai
manajemen nyeri.
Standar PP.7 1. Karu mengingatkan staf mengenai
kebutuhan khusus pasien di akhir hayat.
Rumah sakit menyediakan perawatan 2. Karu mengevaluasi mutu perawatan di
pada akhir hayat. akhir hayat bersama keluarga dan staf.
3. Karu memastikan perawatan pasien
dalam keadaan menjelang ajal
mengoptimalkan kenyamanan dan
martabatnya.
4. Laru memastikan intervensi untuk
menangani kematian dan berkabung
berjalan lancar.
No. Standar Analisis Perencanaan
5. Perawatan Anestesi dan Bedah (PAB)
Standar PAB.1 1. Karu memastikan layanan anestesi
(termasuk sedasi sedang dan dalam)
Layanan anestesi (termasuk sedasi memenuhi standar, undang-undang dan
sedang dan dalam) tersedia untuk peraturan lokal serta nasional yang
memenuhi kebutuhan pasien, dan berlaku.
smeua layanan semacam itu
memenuhi standar, undang-undang
dan peraturan lokal dan nasional yang
berlaku serta standar-standar
profesional.

Standar PAB.2 1. Karu memastikan layanan anestesi


(termasuk sedasi sedang dan dalam)
Seseorang yang memenuhi kualifikasi yang memadai, teratur, dan mudah
bertanggung jawab untuk mengelola tersedia untuk memenuhi kebutuhan
layanan anestesi (termasuk sedasi pasien.
sedang dan dalam) 2. Karu memastikan layanan anestesi
(termasuk sedasi sedang dan dalam)
tersedia untuk keadaan darurat setelah
jam kegiatan kerja biasa.
Standar PAB.3 1. Karu memastikan perawat pelaksana
memenuhi kualifikasi bertanggung
Kebijakan dan prosedur mengatur jawab untuk mengelola layanan anestesi
perawatan pasien yang sedang (termasuk sedasi sedang dan dalam)
menjalani sedasi sedang dan dalam. 2. Karu memastikan layanan anestesi
(termasuk sedasi sedang dan dalam
seragam di seluruh rumah sakit.
Standar PAB.4 1. Karu bertanggung jawab untuk
merekomendasikan sumber dari luar
Seseorang yang memenuhi kualifikasi untuk layanan anestesi.
melaksanakan Asesmen pranestesi dan 2. Karu Bertanggung jawab untuk
penilaian prainduksi memantau dan mengkaji semua layanan
anestesi

Standar PAB.5 1. Karu merencanakan dan


mendokumentasikan perawatan anestesi
Perawatan anestesi setiap pasien setiap pasien
direncanakan dan didokumentasikan di
dalam rekam medis
Standar PAB.6 1. Karu bertanggung jawab dalam
menggatur prosedur perawatan pasien
Status pascaanestesi setiap pasien yang sedang menjalani sedasi sedang
dipantau dan didokumentasikan. dan dalam
Pasien dipindahkan dari area 2. Karu mengevaluasi risiko dan
pemulihan olej individu yang kesesuaian sedasi bagi pasien
memenuhi kualifikasi atau dengan
menggunakan kriteria yang telah
ditetapkan

Standar PAB.7 1. Karu memantau dan


mendokumentasikan status pasca
Perawatan bedah setiap pasien anestesi setiap pasien
direncanakan dan didokumentasikan
berdasarkan hasil-hasil asesmen.

No Standar Analisis Perencanaan


6. Penyuluhan Pasien dan Keluarga Pasien (PPKP)
Standar PPKP.1 1. Karu melibatkan pasien dan
keluarganya dalam pengambilan
Rumah sakit memberikan penyuluhan yang keputusan perawatan
mendukung partisipasi pasien dan
keluarganya dalam keputusan perawatan
dan proses perawatan

Standar PPKP.2 1. Karu memastikan kebutuhan


penyuluhan setiap pasien diases dan
Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diases dimasukkan ke dalam rekam
dan dimasukkan ke dalam rekam medisnya medisnya

Standar PPKP.3 1. Karu memastikan pasien dan


keluarga pasien memplajari tentang
Penyuluhan dan pelatihan membantu bagaimana berpartisipasi dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan pasien yang keputusan perawatan
berkesinabungan 2. Karu membantu memenuhi
kebutuhan kesehatan pasien yang
berkesinabungan dengan
penyuluhan dan pelatihan
keluarganya dalam keputusan
perawatan dan proses perawatan
Standar PPKP. 4 1. Karu memfasilitasi perawatan
berkelanjutan
Penyuluhan pasien dan keluarganya
mencakup topik-topik berikut, yang
berkaitan dengan perawatan pasien:
penggunaan obat-obatan dan makanan,
panduan gizi, manajemen nyeri, serta
teknik- teknik rehabilitasi

Standar PPKP. 5 1. Karu memastikan pasien menerima


penyuluhan dan pelatihan untuk
Metode penyuluhan dipilih dengan memenuhi kebutuhan kesehatan
mempertimbangkan nilai yang dianut dan mereka secara berkesinabungan
preferensi pasien dan keluarganya serta atau untuk mencapai sasaran
memungkinkan terjadinya interaksi yang kesehatan mereka
memadai antara pasien, keluarga pasien dan
staf sehingga terjadi proses pembelajaran.

Standar PPKP. 6 1. Karu bekerja sama dengan


profesional kesehatan yang
Prodesional kesehatan yang merawat pasien merawat pasien untuk menyediakan
bekerja sama untuk menyediakan penyuluhan.
penyuluhan

DAFTAR PUSTAKA
Syafridayani, F. (2019). 6 Sasaran Penting Keselamatan Pasien Yangharus Diketahui Dan
Dipahami Oleh Seorang Perawat.
Pambudi, Y. D. W., Sutriningsih, A., & Yasin, D. D. F. (2018). Faktor – faktor yang
mempenggaruhi perawat dalam 6 SKP (Sasaran Keselamatan Pasien) Pada Akreditasi JCI
(Joint Commission International) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Waluya
Malang. Nursing News. Jurnal ilmiah keperawatan. 3 (1)
Sari, K. (2020). Peran Pemimpin Transformasional Dalam Standarisasi Joint Commission
International (JCI) di bidang keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai