Anda di halaman 1dari 125

BUKU PANDUAN PRAKTEK PROFESI

NERS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


Deskripsi
Mata ajar Profesi Keperawatan (Gawat Darurat )
adalah salah satu pangkaran klinik yang menerapkan
Konsep dan Prinsip Keperawatan gawat darurat
dalam memberikan asuhan Keperawatan pada Klien
dewasa, diakhir mata ajar ini mahasiswa dapat
memberikan asuhan keperawatan yang mampu
menangani masalah yang mengancam kehidupan dan
menjaga ataupun meningkatkan kestabilan kondisi
INSTITUT TEKNOLOGI klien setelah kegawat darurat tertangani.
KESEHATANDANSAINS
WIYATAHUSADASAMARINDA

KEPMEN RISTEKDIKTI NO:

1040/KPT/I/2019

Jl. Kadrie Oening No.77 Samarinda Kalimantan


Timur Telp.0541 7272431
TIM PENGAJAR

Koordinator
Ns. Marina Kristi Layun Rining, S.Kep., M.Kep 085247203840

Pembimbing Akademik
Ns. Kiki Hardiansyah Safitri, S.Kep., M. Kep, Sp.Kep. MB 085263526252
Ns. Ns. Annisa Ain, S.Kep., M. Kep 082151101001
KATA PENGANTAR

Program pendidikan profesi dimana mahasiswa menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep
dan keterampilan tehnis yang telah dikuasai pada program akademik dimana mahasiswa secara
langsung memperoleh pengalaman belajar nyata ditatanan pelayanan kesehatan/keperawatan. Dalam
melaksanakan praktik, mahasiswa dibawah bimbingan perawat senior yang berfungsi sebagai
preseptor/mentor.

Pendidikan profesi merupakan bagian tak terpisahkan dari program pendidikan keperawatan
setelah tahap pendidikan sarjana. Mahasiswa yang akan mengikuti program ini akan terbagi dalam
kelompok sebagai proses pembelajaran mereka untuk dapat mencapai kompetensi dalam kerja
kelompok yang dinamis.

Buku panduan pendidikan profesi keperawatan pediatrik bagi mahasiswa program studi
pendidikan profesi ners merupakan buku yang berisi informasi tentang pelaksanaan praktik klinik.
Kami mengharapkan agar buku panduan ini dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai panduan dalam
membantu melaksanakan proses pembelajaran pada program studi pendidikan profesi ners.

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

Mata ajar Profesi Keperawatan (Gawat Darurat) adalah salah satu pangkaran klinik yang

menerapkan Konsep dan Prinsip Keperawatan gawat darurat dalam memberikan asuhan Keperawatan

pada Klien dewasa, diakhir mata ajar ini mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang

mampu menangani masalah yang mengancam kehidupan dan menjaga ataupun meningkatkan

kestabilan kondisi klien setelah kegawat darurat tertangani.

Prasyarat untuk mengambil mata ajar keperawatan gawat darurat dalam praktik profesi adalah

telah menyelesaikan mata kuliah kegawatdaruratan pada program sarjana keperawatan, yang telah

dipelajari mahasiswa tahap profesi dengan beban studi sebanyak 3 sks.

Asuhan keperawatan kegawatdaruratan diberikan pada kondisi-kondisi yang mengancam

kehidupan dalam lingkup pre-hospital dan intra-hospital. Pengalaman belajar di mata ajar profesi

kegawat daruratan meliputi pengalaman belajar di unit gawat darurat, ruang intermediate, ruang

intensive care dan high care.

Pada mata ajar ini mahasiswa diharapkan dapat menganalisa masalah keperawatan kegawat

daruratan, melakukan tindakan keperawatan secara komprehensif, mengevaluasi kondisi klien, serta

menerapkan prinsip-prinsip etika dan aspek legal keperawatan secara tepat.


BAB II
TUJUAN DAN KOMPETENSI

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti mata ajar ini mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan
kegawatdaruratan sesuai dengan konsep dan prinsip keperawatan kegawatdaruratan.

B. Tujuan Khusus
Bila mahasiswa berhadapan dengan kasus kegawatdaruratan, mahasiswa mampu :
1. Melakukan dan menganalisa pengkajian kedaruratan, pengkajian primer dan
pengkajian sekunder, serta pengkajian penunjang secara tepat
2. Melakukan triase pada kasus-kasus kegawatdaruratan
3. Menggunakan peralatan khusus untuk melakukan untuk melakukan tindakan spesifik
pada pengolaan kegawatdaruratan
4. Menetapkan diaknosa keperawatan yang aktuan dan diaknosa risiko dengan data
pendukung yang tepat
5. Mengidentifikasi tindakan kegawatdaruratan yang tepat
6. Melakukan rencana tindakan kegawatdaruratan yang diperlukan
7. Memberikan resional dari tindakan-tindakan tersebut
8. Melakukan evaluasi dan memodifikasi asuhan keperawatan yang diberikan
9. Menerapkan tindakan universal precaution dan pencegahan penyebaran infeksi di
rumah sakit
10. Melakukan komunikasi perapeutik pada klien keluarganya
11. Menganalisa manajemen asuhan keperawatan kritis dan kegawatdaruratan

C. Kompetensi

Kompetensi klinik yang harus dicapai oleh mahasiswa setelah mengikuti mata ajar

keperawatan gawar darurat adalah:

Memberikan asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan

hemodiamik dan berbagai macam masalah yang mengancam kehidupan berdasarkan konsep

dan prinsip kegawatdaruratan dan etika keperawatan .

Kompetensi yang harus dicapai terdiri dari 6 elemen kompetensi yang saling terkait.
Berikut ini merupakan elemen kompetensi dan kriteria penampilan kerja dari setiap elemen.
Tabel. 2.1
Elemen Kompetensi dan Kriteria Penampilan Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Penampilan Kerja


Melakukan pengkajian 1.1. Data pengkajian keperawatan didapat secara akurat
keperawatan (riwayat dan sistematis
keperawatan, pemeriksaan fisik 1.2. Tehnik pemeriksaan fisik didomenstrasikan secara
dan data penunjang) sesuai akurat dan sistematis sesuai dengan :
prinsip etika, aspek legal a. Pengkajian primer: airway, breathing, circulation,
keperawatan, dan peka budaya dan disintegrasi
b. Pengkajian sekunder: head to toe
1.3. Pengkajian yang berkelanjutan (monitoring)
dilakukan sesuai kondisi klien yang belum stabil
1.4. Data didokumentasikan secara sistematis
dan komprehensif pada format dokumentasi
yang ditetapkan
1.5. Tehnik komunikasi terapeutik terus
dipertahankan selama melakukan pengkajian
1.6. Persiapan klien dan alat untuk pemeriksaan
penunjang dilakukan dengan akurat

Menganalisisa dan menetapkan 2.1. Data dikelompokkan sesuai dengan diagnosa


diagnosa keperawatan dengan keperawatan yang dibuat
tepat 2.2. Analisa data hasil pengkajian dilakukan selama
melakukan asuhan keperawatan
2.3. Diagnosa keperawatan ditetapkan secara tepat dan
sesuai dengan prioritas
2.4. Diagnosa keperawatan ditetapkan sesuai dengan
rumusan PE/PES dan menggambarkan penggunaan
konsep patofisiologi dan konsep keperawatan
2.5. Diagnosa keperawatan yang akurat terdokumentasi

Menetapkan tujuan 3.1. Tujuan dan kriteria tujuan yang rasional dan realistic
keperawatan dan rencana ditetapkan
tindakan keperawatan yang 3.2. Intervensi keperawatan ditetapkan sesuai dengan
melibatkan klien dan standar intervensi keperawatan
keluarga serta peka budaya 3.3. Intervensi keperawatan yang ditetapkan meliputi:
a. Intervensi keperawatan merefleksi keamanan untuk
klien dan diri klien
b. Intervensi keperawatan merefleksi pemahaman
terhadap prinsip keperawatan dasar, keperawatan
klinis, dan keperawatan kegawatdaruratan
c. Intervensi keperawatan didokumentasikan

Melakukan tindakan 4.1. Tindakan bantuan hidup dasar dilakukan segera dengan
keperawatan kegawatdaruratan pengkajian
secara cepat dan tepat 4.2. Senantiasa secara mandiri melakukan monitoring
terhadap kondisi klien
4.3. Pendidikan kesehatan dilakukan sesuai dengan
prioritas, kondisi klien dan melibatkan klien serta
keluarganya
4.4. Fingsi kolaborasi dilakukan sesuai dengan kondisi
klien
4.5. Senantiasa memperlihatkan praktik keperawatan
yang aman dan nyaman bagi klien serta dapat
menggunakan pteknologi tepat guna
4.6. Senantiasa mempertahankan tehnik aseptik yang
diperlukan
4.7. Melakukan system rujukan secara tepat sesuai
kondisi kasus
4.8. Mendomenstrasikan secara tepat tindakan
keperawatan untuk:
a. Mempertahankan/meningkatkan efektifitas jalan
nafas
b. Mempertahankan/meningkatkan pola nafas yang
efektif
c. Mempertahankan/meningkatkan pertukaran yang
edukatif
d. Mempertahankan/meningkatkan hemodinamik
yang adekuat
e. Mempertahankan/meningkatkan status cairan
dan elektrolit yang adekuat
f. Mempertahankan/meningkatkan perfusi serebral
yang adekuat
g. Mempertahankan/meningkatkan status nutrisi
h. Mempertahankan/meningkatkan status
pertahanan tubuh(imunitas)
i. Mengurangi nyeri
j. Mencegah trauma tambahan dan atau timbulnya
infeksi/penyakit
k. Mempertahankan/meningkatkan kstabilan
psikososial
l. Meningkatkan pengetahuan klien/keluarga

Mengevaluasi asuhan 5.1. Melakukan evaluasi setiap hari untuk menentukan


keperawatan yang diberikan tercapai atau tidaknya tujuan asuhan keperawatan
untuk menentukan 5.2. Menggunakan sistematika SOAP dalam melakukan
tercapainya atau tidaknya evaluasi
tujuan 5.3. Memodifikasi rencana keperawatan sesuai kebutuhan
5.4. Evaluasi terdokumentasi pada format yang telah
ditetapkan

Senantiasa memperlihatkan 6.1. Senantiasa mempertimbangkan aspek legal dalam


praktik keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan
professional, akuntabel, 6.2. Senantiasa bertanggung jawab dan bertanggung
etislegal, serta peka budaya gugat dalam melakukan tindakan keperawatan
6.3. Senantiasa melaporkan kegiatan kepada perawat
yang bertanggung jawab terhadap klien kelolaan
6.4. Menunjukkkan kesiapan diri sebelum praktik klinik
dengan memenuhi[penugasan yang diberikan
6.5. Memenuhi ketentuan tentang seragam klinik,
kelengkapan alat, dan kehadiran
6.6. Senantiasa menghargai klien tanpa memandang suku,
ras, agama, dan status social
6.7. Senantiasa menghargai klien sebagai individu, dan
menjagakerahasiaan klien
6.8. Dapat bekerja sama dan berprilaku etis dalam
berhubungan dengan sejawat/tenaga kesehatan
lainnya
6.9. Berespon cepat dan tepat pada kondisi
kegawatdaruratan, bersikap siaga/waspada terhadap
kondisi klien yang berpotensi menimbulkan
kegawatdaruratan
6.10. Senantiasa mempertahankan ketepatan waktu
6.11. Menunjukkan efektifitas dan efisiensi dalam
menggunakan sumber-sumber yang tersedia
BAB 3
PROSES PEMBELAJARAN KLINIK

A. Proses pembelajaran klinik praktik profesi keperawatan gawat darurat

dapat kita lihat pada matriksberikut ini :

Tujuan belajar/ Rencana kegiatan Metode/media


kompetensi
Mengenal wahana praktek Orientasi Rumah Sakit, ruangan Ceramah, diskusi,
dan metode pembelajaran dan metode pembelajaran field study/observasi,
video, LCD, hand out

Mempersiapkan Sebelum mahasiswa praktek Penugasan tertulis,


pengetahuan yang harus klinik, mahasiswa membuat diskusi
dimiliki sebelum laporan pendahuluan sesuai
mahasiswa melakukan dengan kasus yang akan
praktek klinik. dikelolanya

Laporan pendahuluan dibuat


sesuai dengan lampiran
Penugasan tertulis lainnya
diberikan secra individu oleh
pembimbing jika dianggap perlu
(melanggar)

(Panduan Laporan
Pendahuluan Teoritis)

Pada masing-masing ruangan


mahasiswa juga menyertakan
Tinjauan Teoritis mengenai
Konsep Intalasi Gawat Darurat,
Intensive Critical Unit, Intensive
Cardivaskuler Critical Unit,
Perinatologi Intensive Critical
Unit dan Neonatal Intensive
Care Unit.

Memberi kesempatan Mahasiswa membuat laporan Penugasan Laporan


mahasiswa kasus kelolaan yang berisikan kasus kelolaan.
mengguanakan teori dan pengkajian kegawatdaruratan
konsep dalam praktek lengkap yang dikerjakan 1 kasus
per ruangan minimal 3 hari
perawatan, bila pasien
meninggal sebelum tiga hari
diwajibkan membuat laporan
kelolaan lengkap yang baru.

(Panduan laporan kasus


kelolaan)
Untuk Ruangan Intalasi Gawat
darurat tidak mengerjalan kasus
kelolaan lengkap namun
mengerjakan 1 resume per
harinya dengan format laporan
IGD terlampir

PENGUMPULAN TUGAS
DILAKUKAN PER MINGGU
SETIAP SELASA DENGAN
BATAS WAKTU JAM 17.00
DAN DIAMBIL KEMBALI
SETIAP JUMAT PADA
MINGGU PENGUMPULAN.

Memberi kesempatan pada Persentasi Bedah Jurnal Penugaasan Bedah


mahasiswa untuk Jurnal
meningkatkan rasa percaya Mahasiswa dalam tugas
diri bertindak sebagai berkelompok menemukan 1 jurnal
seorang professional dalam yang akan dipersentasikan
memberikan asuhan berhubungan dengan asuhan
keperawatan keperawatan emergency, baik di
ruang ICU, ICCU, IGD, PICU
dan NICU

(Panduan pembuatan proposal


EBN)

Log Book Penugasan dengan


Mahasiswa membuat satu menulis tangan pada
tindakan keperawatan khusus format yang telah
kritis untuk dibuat narasi dan disediakan
telaah kerja.

B. Materi yang harus dikuasai

Materi yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah:

1. Konsep keperawatan gawat darurat dan bencana

2. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis sistem pernafasan : henti nafas, gagal nafas

kronik/akut, obsruksi jalan nafas (obsruksi benda asing,asthma)

3. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis sistem kardiovaskular :cardiac arrest, MCI,

hipertensi, cardiac failure

4. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis sistem cairan elektrolik : syok(hipovolemik,

kardiogenik, neorologik, anafilakti)


5. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis klien trauma : trauma dada, trauma

abdomen, trauma kepal, trauma ekstremitas

6. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis sistem persyarafan : stroke, penurunan

kesadaran akut

7. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis sistem pencernaan : appendicitis akut, kolik

abdomen, pendarahan saluran cerna

8. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis sistem perkemihan : gagal ginjal akut,

gagal ginjal kronik

9. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis sistem endokrin : ketoasidoisis diabetikum,

hipoglikemia

10. Asuhan keperawatan gawat darurat dan kritis klien keracunan : keracunan makanan dan

obat

11. Asuhan Keperawatan kritis pada perinatology : kejang demam

12. Asuhan keperawatan gawat darurat maternal: PEB, aborsi insipinem, Abortio placenta
BAB 4

PROSES BIMBINGAN

A. Proses Bimbingan
Praktik

Secara umum kegiatan dan proses bimbingan dapat dilihat pada rancangan bimbingan

dibawah ini :

Minggu Metode dan tahap Proses bimbingan


I-III Orientasi Latih Umpan balik
an
Lokasi : Penugasan klinik/fase Praktik klinik :setiap 1 Persentasi EBN
.
IGD prainteraksi mahasiswa 2 Umpan
ICU/ICC (mempelajari mengelola kasus . balik
U keperawatan gawat tugas baca
PICU/NI kasus yang akan darurat (1 klien dan
CU untuk masing- 3 responsi materi
dirawat)
masing ruangan) . Umpan
Pre-konferens balik
(diskusi Mengkaji klien terhadap
(status asuhan
kasus akan dikelola
dan tindakan keperawatan
yang
diberikan
keperawatan pada medis/keperawatan,
hari
tersebut wawancara,pemeriks
a
an fisik)
Observasi
tindakan
yang belum dipelajari Menegakkan
prioritas
mahasiswa diagnosa
keperawatan
pada
lab.kampus/lab klinik berdasarkan masalah
yang lebih
Demonstrasi tindakan mengancam
kehidupan
keperawatan
Mengidentifikasi
rencana tindakan
(mandiri dan
melaborasi)

Melaksanakan
rencana
tindakan yang telah
disususn

Mengevaluasi asuhan
keperawatan

yang
diberikan

Persentasi EBN
B. Tata Tertib

1. Pakaian sesuai dengan pakaian seragam mahasiswa ITKES Wiyata Husada Samarinda. Untuk
ruangan tertentu (ICU/ ICCU/PICU/NICU) menggunakan jas lab yang dicuci setiap hari serta
sandal dengan bagian depan tertutup, atau sesuai ketentuan protokol COVID-19.
2. Menggunakan name tag (ID Card) selama praktek klinik, disesuaikan dengan aturan ruangan
3. Kehadiran mahasiswa dalam praktek klinik 100 %.
4. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktek klinik harus melaporkan ketidakhadirannya pada
bagian akademik, koordinator pembimbing, dan pembimbing klinik.
5. Mahasiswa harus menggantikan waktu praktek yang ditinggalkan di hari sakit mengganti 1
hari sedangkan izin atau tanpa keterangan mengganti 3 kali lipat / hari yang ditinggalkan.
1. Batasan ijin/sakit: 6 hari
2. Batasan Absen: 3 hari
3. Bila melebihi, mahasiswa tidak bisa melanjutkan dan akan mengulang stase.
6. Untuk di IGD diperbolehkan untuk menggunakan sepatu sport tanpa tali dengan warna
dominan hitam., atau sesuai ketentuan protocol COVID-19.
7. Kegiatan praktik Keperawatan Gawat Darurat dilakukan selama 3 minggu dimulai dari
tanggal 11-30 Januari 2021.

C. Waktu & Tempat Praktik


1. Kegiatan praktik profesi Keperawatan Gawat Darurat dilakukan selama 3 minggu.
2. Tempat praktik yang digunakan pada mata ajar ini adalah : Ruang/Instalasi Gawat Darurat
(IGD), Intensive Care Unit (ICU) Covid 19 dan Non-Covid 19, Intensive Cardiology Care
Unit (ICCU), dan Perinatology Intensive Care Unit (PICU) dan Neonatal Intensive Care
Unit (Jadwal Terlampir)
3. Ners Muda akan dinas 3 jam dalam satu hari, akan dibagi menjadi beberapa
sesi: Pagi 1 : 07.30-10.30 WITA
Pagi 2 : 10.30-13.30 WITA
Sore 1 : 15.00-18.00 WITA
Sore 2 : 18.00-21.00 WITA
4. Penentuan sesi dinas ners muda dapat menyesuaikan keadaan ruangan, mengurangi kepadatan
dalam ruang perawatan.
5. Jadwal dinas akan disesuaikan dengan jadwal dinas di lahan asal ners muda.
6. Ners muda yang terkonfirmasi positif dapat melanjutkan pendidikan secara daring kecuali jika
dirawat, Ners muda akan dibebas tugaskan.
BAB V
EVALUASI

A. Tujuan Evaluasi
Secara umum evaluasi praktik klinik keperawatan gawat darurat bertujuan untuk menilai
kompetensi mahasiswa dalam menerapkan proses keperawatan pada masalah
kegawatdaruratan
B. Jenis – jenis Evaluasi

Bentu Evaluasi Cakupan yang dievaluasi Pembobotan


Evaluasi Proses  Laporan pendahuluan 10%
 Kinerja klinik :
 Kasus kelolaan 15%
 Target pencapaian 15%
 Seminar kasus kelompok 10%
Evaluasi hasil  Ujian komprehensif 50%
(Ujian praktik)

C. Kriteria Kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus jika :
1. Mendapat nilai minimal 70 pada hasil penilaian evaluasi proses dan nilai minimal 70 pada
ujian klinik
2. Memenuhi kehadiran 100%
3. Mematuhi semua tata tertib
4. Memenuhi target prosedur minimal
BAB VI
PENUTUP

Praktik klinik profesi keperawatan gawat darurat bertujuan untuk membekali mahasiswa
dengan pengetahuan kegawatdaruratan dimana mahasiswa dapat bertindak cepat dan tepat dalam
membantu klien di rumah sakit. Keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada kondisi-kondisi yang mengancam kehidupan pada klien dalam lingkup pre-
hospital dan intra-hospital yang dilaksanakan oleh mahasiswa dapat memberikan pengalaman yang
nyata sebelum memasuki lapangan kerja.

Buku panduan praktik profesi ini dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam melakukan
praktik profesi keperawatan gawat darurat dan memfasilitasi mahasiswa dalam mencapai kompetensi
dan tujuan mata ajar. Mahasiswa wajib membawa buku panduan praktik profesi keperawatan gawat
darurat setiap hari selama praktik klinik keperawatan gawat darurat.
KOMPETENSI KEPERAWATAN GADAR KRITIS
Nama Mahasiswa :

Nim :
Tgl / paraf
N Jenis ∑ CI
o Kompetensi
1 2 3 4 5
Kegawatan sistem pernafasan
1. Mampu mengenal tanda gawat nafas 5
2 Mampu memberikan pertolongan pada klien
a. Membebaskan jalan nafas tanpa alat 2
b. Membebaskan jalan nafas dengan alat 3
c. Menyiapkan intubasi 2
d. Melakukan
fisioterapi; 5
- Breathing exercise
5
- Clapping
5
- Fibrating
- Postural drainage 5
- Suctioning 5
- Nebulizing 5
e. Memberikan O2 dengan:
- Ambu bag 5
- Bag and mask 5
- Setting lubing mode ventilator 1
3 Mampu melakukan monitoring fungsi pernafasan:
BGA 5
- Mengambil darah arteri
5
- Melakukan interpretasi hasil BGa
5
- Melakukan follow up hasil BGA
abnormal
SpO2:
- Memasang alat monitoring SpO2 5
- Mengidentifikasi SpO2 normal 5
Kegawatan sistem kardiovaskular
1 Mengenal tanda gawat darurat 3
2 Memberikan pertolongan pada klien gawat
jantung: 5
a. Melakukan RJPO 5
b. Menyiapkan obat gawat jantung
5
c. Menyiapkan alat kardioversi
d. Menyiapkan dan memasang 5
monitor cardinal 5
e.
Menginterprestasikan hasil EKG
abnormal
3 Mengenal tanda shock:
Melakukan pertolongan shock 5
- Posisi shock 5
- Tingkatan ABC 3
Resustasi cairan elektrolit, darah dan
-
obat- obatan
4 Mengenal tanda adanya internal bleeding 5
5 Melakukan monitoring haemodinamik
- Memasang CVP 5
- Mengukur CVP 5
- Menginterpretsikan hasil CVP 5
Kegawatan sistem saraf
1 Menilai tingkat kesadaran 5
2 Peningkatan TIK
- Mengenal tanda PTIK 5
- Pencegahan PTIK 5
- Memberikan obat-obatan penurun
5
PTIK
3 Asuhan keperawatan pada klien dengan 3
trauma
spinal
4 Asuhan keperawatan klien cidera tulang
belakang: 3
- Memasang collar brace 3
- Memberikan posisi sejajar sumbu tubuh 3
- Memindahkan klien sejajar sumbu tubuh
5 Asuhan keperawatan klien cidera otak berta:
a. CVA 2
b. COB/COS 2
c. Post trepanasi
2
Kegawatan sistem perkemihan
1 Mengenal tanda TUR syndrome 1
2 Melakukan spooling post TUR 1
3 Memberikan pertolongan klien post TUR 1
Kegawatan sistem pencernaan
1 Melakukan kumbah lambung 5
2 Menyiapkan dan memberikan obat 5
penghentian
perdarahan

Kegawatan sistem muskuloskeletal


1 Mengenal tanda-tanda fraktur 5
2 Melakukan teknik pembidaian 3
3 Melakukan teknik pembalutan 3
4 Menyiapkan dan melaksanakan 5
prosedur
pemasangan gips
5 Menyiapkan dan melaksanakan heacting 5
Kegawatan sistem endokrin
1 Mengenal tanda-tanda syok hiperglikemia 5
2 Mengenal tanda-tanda syok hipoglikemia 5
3 Memberikan regulasi tepat insulin 5
4 Melakukan pemeriksaan GDA acak/PP 2
5 Mengenal tanda thyroid krisis 1
6 Memberikan pertolongan pada klien thyroid 1
7 Mengenal tanda-tanda klien dengan 3
hyperthyroid
Intoksikasi
1 Mengenal tanda-tanda intoksikasi 5
2 Mengidentifikasi zat-zat yang 5
menyebabkan
intoksikasi
3 Memberikan pertolongan klien dengan
keracunan: 2
- Insektisida 2
- PZA 2
- Makanan dan minuman
1
- Obat-obatan
1
- Kimia
- Sengatan serangga 1
- Gigitan ular 1

Kegawatan Multi Sistem


1 Mengenal dan mengidentifikasi kegawatan multi
sistem : 5
- Asidosis metabolik 5
- Asidosis respiratori
3
- ketoasidosi
2 Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan / kegawatan multisistem :
5
- Asidosis metabolik
- Asidosis respiratori 5
- ketoasidosi 3
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & KRITIS

A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
C. MANIFESTASI KLINIS
D. PATHOFISIOLOGI
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. KOMPLIKASI
H. PENATALAKSANAAN
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
4. Disability
5. Exposure
J. PEMERIKSAAN FISIK
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
M. DAFTAR PUSTAKA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA PROGRAM
PROFESI NERS

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

No. Rekam Medis ... ... ... Diagnosa Medis ... ... ...
IDENTITAS

Nama : Jenis Kelamin : L/P Umur :


Agama : Status Perkawinan : Pendidik :
Pekerjaan : Sumber informasi : an :
Alamat
TRIAGE P1 P2 P P
3 4
GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama (bila nyeri = PQRST):

Mekanisme Cedera :

Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) :  Baik  Tidak Baik, ... ... ...
Diagnosa Keperawatan:
AIRWAY Inefektif airway b/d … … …
Jalan Nafas :  Paten  Tidak Paten Kriteria Hasil : … … …
Obstruksi :  Lidah  Cairan  Benda Asing  Intervensi :
N/A Suara Nafas : Snoring Gurgling 1. Manajemen airway;headtilt-chin
lift/jaw thrust
Stridor 
2. Pengambilan benda asing dengan
N/A Keluhan Lain: ... ... forcep 3. … …
4. … …

Diagnosa Keperawatan:
1. Inefektif pola nafas b/d … … …
BREATHING 2. Kerusakan pertukaran gas b/d … … …

Gerakan dada:  Simetris  Asimetris Kriteria Hasil : … … …


Irama Nafas :  Cepat  Dangkal  Normal
Intervensi :
Pola Nafas :  Teratur  Tidak Teratur 1. Pemberian terapi oksigen … …
Retraksi otot dada :  Ada  N/A ltr/mnt, via… …
2. Bantuan dengan Bag Valve Mask
Sesak Nafas :  Ada  N/A  RR..........x/mnt 3. Persiapan ventilator
Keluhan Lain: … … mekanik 4. … …
5. … …

Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung b/d … … …
CIRCULATION 2. Inefektif perfusi jaringan b/d … … …

Nadi :  Teraba  Tidak Kriteria Hasil : … … …


teraba Sianosis :  Ya  Intervensi :
Tidak 1. Lakukan CPR dan Defibrilasi
2. Kontrol
CRT :  < 2 detik  > 2 perdarahan 3. … …
detik Pendarahan :  Ya  Tidak 4. … …
ada Keluhan Lain: ... ...
Diagnosa Keperawatan:

PRIMER SURVEYDISABILITY 1. Penurunan Kapasitas Adaptif


Intrakranial b/d … … …
2. Intoleransi aktivias b/d … … …
3. Konfusi Akut

Respon : Alert  Verbal  Pain  Unrespon Kriteria Hasil : … … …


Kesadaran :  CM  Delirium  Somnolen  ... ... ... Intervensi :
GCS :  Eye ...  Verbal ...  Motorik ... 1. Berikan posisi head up 30 derajat
2. Periksa kesadaran dann GCS tiap 5
Pupil :  Isokor  Unisokor  Pinpoint  Medriasis menit
Refleks Cahaya:  Ada  Tidak Ada 3. … … …
4. … … …
Keluhan Lain : … …
5. … … …

Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan integritas jaringan b/d … …

EXPOSURE 2. Kerusakan mobilitas fisik b/d … …
… 3. … … …

Deformitas :  Ya  Tidak Kriteria Hasil : … … …


Contusio :  Ya  Tidak
Abrasi :  Ya  Tidak Intervensi :
Penetrasi : Ya  Tidak 1. Perawatan luka
Laserasi : Ya  Tidak 2. Heacting
Edema : Ya  Tidak 3. … … …
Keluhan 4. … … …
Lain:
……

Diagnosa Keperawatan:
SECONDARY SURVEY

1. Regimen terapiutik inefektif b/d … … …


ANAMNESA 2. Nyeri Akut b/d … …
… 3. … … …

Riwayat Penyakit Saat Ini : … … … Kriteria Hasil : … … …

Intervensi
: 1. … …

2. … … …
Alergi :

Medikasi :

Riwayat Penyakit Sebelumnya:

Makan Minum Terakhir:

Even/Peristiwa Penyebab:

Tanda Vital :
BP : N: S: RR :
SECONDARY SURVEY
Diagnosa Keperawatan:
PEMERIKSAAN FISIK 1 ………
. ………
2
.
Kepala dan Leher: Kriteria Hasil : … … …
Inspeksi ... ... Intervensi :
Palpasi ... ... 3 ………
.
4. … … …
Dada:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Perkusi ... ...
Auskultasi ... ...
Abdomen:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Perkusi ... ...
Auskultasi ... ...
Pelvis:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Ektremitas Atas/Bawah:
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Punggung :
Inspeksi ... ...
Palpasi ... ...
Neurologis :

Diagnosa Keperawatan:
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. … … …
2 ………
.
 RONTGEN  CT-SCAN  USG  EKG Kriteria Hasil : … … …
 ENDOSKOPI  Lain-lain, ... ... Intervensi :
Hasil : 1 ………
.
2 ………
.

Tanggal : TANDA TANGAN PENGKAJI:


Pengkajian Jam
NAMA TERANG :
:
Keterangan :
Data Etiologi Diganosa
Assessment
Tanggal/Ja Subjektif Objektif (Laboratorium Dan Pl Implementasi Evaluasi
m Therapy) an
…………… …………………… …………………… ……………………… Tujuan: ………………… S:
… …. …. … …. ………………….
…………… …………………… …………………… ……………………… ……………………………. ………………… …………………
… …. …. … .. …. ….
…………… …………………… …………………… ……………………… ……………………………. ………………… …………………
… …. …. … .. …. ….
…………… …………………… …………………… ……………………… ……………………………. ………………… …………………
… …. …. … .. …. ….
…………………… …………………… ……………………… …………………
…. …. … ….
…………………… …………………… ……………………… Kriteria Hasil (NOC): …………………
…. …. … ….
…………………… …………………… ……………………… ……………………………. …………………
…. …. … .. ….
…………………… …………………… ……………………… ……………………………. …………………
…. …. … .. ….
……………………………. O:
.. ………………….
……………………………. …………………
.. ….
……………………………. …………………
.. ….
……………………………. …………………
.. ….
…………………………….
..

Intervensi (NIC): A:
………………….
……………………………. …………………
.. ….
……………………………. …………………
.. ….
……………………………. …………………
.. ….
…………………………….
..
…………………………….
..
…………………………….
..
…………………………….
..
……………………………. P:
.. ………………….
…………………
….
…………………
….
…………………
….
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES WHS

Nama Mahasiswa/NPM : …………………………………………………………………………


Tempat Praktek : …………………………………………………………………………
Tanggal / Jam : …………………………………………………………………………

BIODATA PASIEN
Nama / Inisial : Usia : JK :
Pendidikan :
Pekerjaaan :
Status Pernikahan :
No RM :
Diagnosa Medis :
Tanggal Masuk RS :
Alamat :

BIODATA PENANGGUNG JAWAB


Nama :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Hubungan dengan Klien :
Alamat :

I. ANAMESA (PENGKAJIAN AWAL)


1. Keluhan Utama

2. Riwayat Kesehatan/Pengobatan Perawatan Sekarang :

3. Riwayat Kesehatan/Pengobatan Perawatan Sebelumnya :

4. Riwayat Pembedahan
5. Pengobatan Terakhir

6. Riwayat Penyakit Keluarga (Genogram Keluarga)

II. PENGKAJIAN
PRIMER
1. Airway :
 Paten  Tidak
Jalan Nafas : Paten
Obstruksi :  Lidah  Cairan  Benda Asing  N/A
Suara Nafas :  Snoring  Gurgling  Stridor  N/A
Keluhan Lain : ...
...

2. Breathing :
Gerakan dada :  Asimetri
Simetris s
Irama Nafas :  Cepat  Dangkal  Normal
Pola Nafas :  Teratur  Tidak Teratur
Retraksi otot dada :  Ada  N/A
Sesak Nafas :  Ada  N/A  RR : ... ... x/mnt 
Keluhan Lain: … BGA : . . . . .

3. Circulation
Nadi :  Teraba ...... x/menit  Tidak teraba
Sianosis :  Ya  Tidak
CRT :  < 2 detik  > 2 detik
Pendarahan :  Ya  Tidak ada
Keluhan Lain: ... ...
4. Fluid (Cairan dan Elektrolit)
Intake :
Output :
Balance Cairan :

III. PEMERIKSAAN FISIK SPESIFIK WITH BODY SISTEM (SECONDARY SURVEY)


KU Pasien :
TD : . . . . . . . . . . mmHg Nadi : . . . . . x/menit RR . . . . . x/menit Suhu..........o C

1. Rasa Nyaman (Nyeri)


 Tidak ada nyeri  Nyeri kronis  Nyeri akut
Skala nyeri Lokasi : Lokasi :
Durasi Frekuensi :
Karateristik :
Nyeri hilang, bila:
 Minum obat  Mendengar music
 Istirahat  Berubah posisi/tidur
 Lain-lain sebutkan
Diberitahukan ke dokter:
 Ya, pukul  Tidak

Keluhan Lain . . . . .

2. B 1 : Breathing (Pernafasan/Respirasi)

3. B 2 : Bleeding (Kardiovaskuler / Sirkulasi)


4. B 3 : Brain (Persyarafan/Neurologik)

5. B 4 : Bladder (Perkemihan – Eliminasi Urin/Genitourinaria)

6. B 5 : Bowel (Pencernaan – Eliminasi Alvi/Gastrointestinal)

7. B 6 : Bone & Skin (Tulang – Otot – Integumen)

IV. PEMERIKSAAN LANJUTAN


1. Alergi
 Tidak ada alergi
 Alergi obat, sebutkan reaksi
 Alergi makanan sebutkan reaksi
 Alergi lainnya sebutkan reaksi
 Gelang tanda alergi dipasang (warna merah)
 Tidak diketahui
Diberitahukan ke dokter/farmasis (apoteker)/dietisien (coret salah satu)
 Ya pukul............l  Tidak
2. Risiko decubitus  Tidak Terdapat luka  Ya, jelaskan...

(BERDASARKAN SKALA NORTON)


PENILAIAN 4 3 2 1
Kondisi Fisik Baik Sedang Buruk Sangat Buruk
Status Mental Sadar Apatis Bingung Stupor
Aktifitas Jalan Sendiri Jalan Dengan Kursi Roda Di tempat tidur
Bantuan
Mobilitas Bebas Agak Terbatas Sangat Tidak Mampu
Terbatas
Bergerak Bergerak
Inkontinensia Kontinen Kadang-kadang Selalu Inkontinens
Inkontinen Inkontinen ia Urin dan
sia Urin sia Alvi
SKOR
TOTAL
SKOR
Keterangan :
16 – 20 : risiko rendah terjadi decubitus
12 – 16 : risiko sedang terjadi decubitus
 12 : risiko tinggi terjadi decubitus

3. Riwayat Psikososial

Status Psikologi
 Tenang  Cemas  Takut  Marah  Sedih
 Kecenderung bunuh diri  Lain-lain sebutkan . . . . .
Status Mental
 Sadar dan orientasi baik
 Ada masalah prilaku, sebutkan
 Prilaku kekerasan yang dialami pasien sebelumnya
Status Sosial
a. Hubungan pasien dengan anggota keluarga  Baik  tidak baik
b. Kerabat terdekat yang dapat dihubungi :
Nama :
Hubungan
Telepon
Pekerjaan pasien
4. Status Giszi
SKRINING GIZI (berdasarkan (MST/Malnutrition Screening Tool)  Untuk Pasien dewasa
Antropometri : BB . . . . kg TB : . . . . . . cm LILA.............cm
(bila skor ≥ 2 dilakukan pengkajian lanjut oleh dietisien)
Parameter
N Kriteria Skor
o
1. Apakah pasien mengalami penurunan BB yang tidak diinginkan
dalam 3 bulan terakhir?
a. Tidak ada penurunan
b. Tidak yakin/tidak tahu
c. Jika Ya, berapa penurunan berat badan
tersebut 1 – 5 Kg
6 – 10 Kg
11 – 15 Kg
≥ 15 Kg
2. Apakah asupan makanan berkurang karena tidak nafsu makan
a. Ya
b. Tidak
Total
Skor
3. Pasien dengan kondisi khusus  Ya  Tidak
(pasien dengan penurunan imunitas, hemodialisa kronis, geriatric,
kemotherapi, intensive care, perinatal care, luka bakar, transpalantasi sumsum
tulang, DM, penurunan fungsi ginjal berat, sirosis hepatis, CLB, penyakit
keganasan, pneumonia berat, stroke, bedah digestif)
Sudah dibaca/diketahui oleh dietisien (diisii oleh dietisien)  Ya paraf

5. Skrining Status Fungsional


Aktivitas dan mobilisasi : (lampirkan formulir pengkajian status fungsinal Barthel Index)
 Mandiri  Perlu bantuan, sebutkan . . . . . .
Ketergantungan total, dilaporkan ke dokter ( Ya, pukul.............. Tidak)

6. Kebutuhan Khusus
 Lanjut usia  Pasien kemotherapi/radiasi  Ketergantungan obat
 Sakit terminal  Daya imun rendah  Korban kekerasan/terlantar
 Penyakit menular  Kelainan emosional  Lainnya, jelaskan . . . .
7. Kebutuhan Edukasi (dikaji pada pasien dan atau keluarga)
Kebutuhan pembelajaran pasien (pilih topic pembelajaran pada kotak yang tersedia)
 DIagnosa dan manajemen  Obat-obatan  Perawatan luka
 Rehabilitasi  Manajemen nyeri  Diet dan nutrisi
 Lain- lain

8. Perencanaan Pulang (dilengkapi dalam waktu 48 jam pertama pasien masuk ruang rawat)
a. Pasien tinggal dengan siapa?  sendiri  anak/lain-lain sebutkan suami
b. Dimana letak kamar pasien di rumah?  Lantai dasar  Lantai dua/tiga
c. Bagaimana kondisi rumah pasien ?
 Penerangan lampu terang/cukup terang/ kurang (coret salah satu)
 Kamar tidur jauh/dekat dengan kamar mandi (coret salah satu)
 WC jongkok/duduk (coret salah satu)
d. Bagaimana perawatan kebutuhan dasar pasien ?  Mandiri  Dibantu sebagian 
Dibantu penuh
e. Apakah pasien memerlukan alat bantu khusus?  Ya, sebutkan  Tidak
f. Apa makanan pasien?  Tidak berdiet  Vegetarian  Diet, sebutkan . . . .
g. Apakah perlu dirujuk ke komunitas tertentu?  Tidak  Ya, sebutkan . . . .

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, Rontgen dll)


 RONTGEN  CT-SCAN  USG  EKG

 ENDOSKOPI  Lain-lain, ... ...

Hasil / Interpretasi:

VI. TERAPI YANG DIDAPAT


PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
(BERDASARKAN PENILAIAN BARTHEL INDEX)

NILAI
SKOR
N FUNGSI SK URAIAN
O OR SA M M M M SAA
SEBE
AT G G G G T
LU M
MA G G G G PUL
SAKIT
SU AN
K G
RS I I I I
DI I I V
RS DI I DI
RS DI RS
RS
Tidak
0 terkendali/tera
Mengendalika tur
1 n rangsang (perlu pencahar)
defekasi BAB Kadang-kadang
1 tidak terkendali
2 Madiri
Tak
0 terkendali/pa
Mengendalikan kai kateter
2 rangsang Kadang-kadang
berkemih (BAK) 1 tak terkendali
2 Madiri
Butuh
Membersihkan 0 pertolongan
3 diri (cuci muka, orang
sisir rambut, lain
sikat gigi) 1 Mandiri
Tergantung
0 pertolongan
Penggunaan orang lain
jamban, masuk Perlu
dan keluar pertolongan
4 pada beberapa
(memakai 1
celana, kegiatan dapat
membersihkan, mengerjakan
menyiram) sendiri
kegiatan
yang lain
2 Mandiri
0 Tidak mampu
Perlu
5 Makan 1 ditolong
memotong
makanan
2 Mandiri
Perlu
banyak
1
bantuan
Berubah sikap
6 untuk bisa
dari berbaring
duduk (2
ke duduk
orang)
2 Bantuan (2
orang)
3 Mandiri
0 Tidak mampu
Bisa
1 (pindah)den
7 Berpindah/berjala gan kursi
n roda
Berjalan dengan
2 bantuan 1 orang
3 Mandiri
NILAI
SKOR
N FUNGSI SK URAIAN M SA
O OR G AT
SA M M M PUL
SEBE AT G G G AN
G
LU M MA G G G G
SAKIT SU I II I
K DI DI I V
RS RS RS I DI
I RS
D
I

R
S
Tergantung
0
orang
lain
8 Memakai baju 1 Sebagian
dibantu
2 Mandiri
0 Tidak Mampu
Butuh
1 pertolongan
9 Naik turun
tangga 2 Mandiri
Tergantung
0
1 Mandi orang
0 lain
1 Mandiri
TOTAL
SKOR
NAMA & TANGAN PERAWAT
Keterangan :
20 : Mandiri 5 – 8 : Ketergantungan berat
12 – 19 : Keterhantungan ringan 0 – 4 : Ketergantungan total
9 – 11 : Ketergantungan sedang
Da Etiolo Digano
ta gi sa
INTERVENSI KEPERAWATAN
N
N Indikat N
O
O or I
D
C C
X
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/TGL JAM NO IMPLEMENTA T
DX SI T
EVALUASI
NO HARI / JAM EVALUA T
DX TGL SI T
1 S:

O:

A:

P:
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN PEDIATRI

Nama mahasiswa :
Tanggal Praktek :
Tempat praktek :

I. IDENTITAS DATA. No. RM :


Tgl masuk :
Nama : Tgl Pegkajian:
TTL :
Usia :
Nama Ayah :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Nama ibu :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Suku Bangsa :
Alamat :

II. KELUHAN UTAMA

III. RIWAYAT MUNCULNYA MASALAH SAAT INI

IV. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN

1. Prenatal :

2. Intra natal :

3. Post natal :
V. RIWAYAT MASA LAMPAU.

1. Penyakit waktu kecil :

2. Pernah dirawat dirumah sakit :

3. Obat-obatan yang digunakan :

4. Tindakan (operasi) :

5. Alergi :

6. Kecelakaan :

7. Imunisasi :
 Hepatitis B
 BCG
 DPT
 Polio
 Campak

VI. RIWAYAT KELUARGA ( genogram)


VII. KESEHATAN FUNGSIOLNAL. (11 Pola kesehatan Gordon)

1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan :

2. Nutrisi :
Makanan yang disukai :
Alat makan yang dipakai :

Pola makan/jam :

Jenis makanan :

3. Aktivitas :

4. Tidur dan istirahat


 Pola tidur :
 Kebiasaan sebelum tidur :
(Perlu mainan, dongeng, benda yang dibawa saat tidur).
 Tidur siang :
5. Eleminasi :
 BAB :

 BAK :

6. Pola hubungan

 Yang mengasuh :

 Hubungan dengan :
anggota keluarga

 Hubungan anak dengan :


Orang tua

 Pembawaan secara :
Umum
 Lingkungan rumah :

7. Koping keluarga :
 Stressor pada anak/keluarga :
 Koping terhadap pemberi :
 pelayanan :
8. Kongnitif dan persepsi
 Pendengaran :
 Penglihatan :
 Penciuman :
 Taktil dan pengecapan :

9. Konsep diri

( Gambaran identitas peran individu, harga diri,gambaran diri, depresi…)

10. Seksual :

11. Nilai dan kepercayaan :

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum :
 TB/ BB :
 Lingkar kepala :
 Mata :
 Hidung :
 Mulut :
 Telinga :
 Tengkuk :
 Dada :
 Jantung :
 Paru-paru :
 Perut :
 Punggung :
 Genetalia :
 Ekstremitas :
 Kulit :
 Tanda vital :
IX. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI.
1. Diagnosa medis :
2. Tindakan operasi :
3. Status nutrisi :

4. Status cairan :

5. Obat-obatan :

6. Altivitas :

7. Tindakan keperawatan :

8. Hasil laboratorium :

9. Hasil Rontgen :

10. Data tambahan :


X. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (Gunakan Denver DDST/ Denver).

1. Kemandirian dan bergaul


.

2. Motorik halus

3. Kognitif dan Bahasa

4. Motorik kasar

XI. INFORMASI LAIN

XII. RINGKASAN RIWAYAT KEPERAWATAN.


XIII. ANALISA DATA
DATA KLIEN ETIOLOGI MASALAH
XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA
N TUJUA INTERVENSI
KEPERAWAT
o. N
AN
XV. CATATAN PERKEMBANGAN
N TANGGA
IMPLEMENTASI EVALUASI
o L JAM

D
x
Panduan untuk mengkritisi Masalah Penelitian, Pertanyaan Penelitian,
dan Hipotesis
1. Apakah masalah penelitian diidentifikasi secara jelas ? Apakah tepat peneliti terbatas
jangkauannya?
2. Apakah masalah mempunyai arti penting untuk keperawatan? Bagaimana penelitian
berkontribusi pada praktik keperawatan,administrasi, pendidikan, atau kebijakan?
3. Apakah ada kesesuaian antara masalah penelitian dan paradigma di mana penelitian ini
dilakukan?
4. Apakah laporan secara resmi menyajikan pernyataan tujuan, pertanyaan penelitian, atau
hipotesis? Apakah informasi ini dikomunikasikan dengan jelas dan ringkas, dan apakah itu
ditempatkan di lokasi yang logis dan berguna?
5. Apakah maksud pernyataan atau pertanyaan bernada tepat (misalnya, merupakan kunci konsep
/ variabel diidentifikasi dan bunga penduduk ditentukan)?
6. Jika tidak ada hipotesis formal, adalah ketidakhadiran mereka dapat dibenarkan? Uji statistic
yang digunakan walaupun tidak yang menyatakan hipotesis?
7. Apakah hipotesis (jika ada) mengalir dari teori atau penelitian sebelumnya? Apakah ada dasar
yang dapat dibenarkan untuk prediksi?
8. Apakah hipotesis (jika ada) benar worded-negara mereka prediksi hubungan antara dua atau
lebih variabel? Apakah mereka terarah atau nondirectional, dan adakah alasan untuk bagaimana
mereka dinyatakan? Adalah mereka disajikan sebagai penelitian atau sebagai hipotesis nol?

Panduan untuk mengkritisi Tinjauan Literatur Penelitian


1. Apakah tampaknya review menyeluruh-apakah itu mencakup semua atau sebagian besar studi
yang dilakukan pada topik? Apakah itu termasuk karya terbaru?
2. Apakah review terutama mengutip sumber-sumber primer (studi awal)?
3. Apakah hanya meninjau ringkasan pekerjaan yang ada, atau apakah itu secara kritis menilai dan
membandingkan studi kunci? Apakah review mengidentifikasi kesenjangan penting dalam
literatur?
4. Apakah review menggunakan bahasa yang sesuai, yang menunjukkan temuan tentativeness
sebelumnya? Apakah tinjauan objektif?
5. Apakah review terorganisir dengan baik? Adalah perkembangan ide-ide jelas?
6. Apakah review meletakkan dasar untuk melaksanakan studi baru?

Panduan untuk mengkritisi Teoritis dan Kerangka Konseptual


1. Apakah laporan penelitian menggambarkan teoritis atau kerangka kerja konseptual untuk studi?
Jika tidak, apakah tidak adanya kerangka teoretis mengurangi kegunaan atau pentingnya
penelitian?
2. Apakah laporan secara memadai menggambarkan fitur-fitur utama dari teori sehingga pembaca
dapat memahami konsep dasar dari penelitian?
3. Apakah teori sesuai dengan masalah penelitian? Apakah kerangka teori yang berbeda telah lebih
tepat?
4. Apakah kerangka teoritis berdasarkan model konseptual keperawatan, atau itu dipinjam dari
disiplin lain? Apakah ada pembenaran yang memadai bagi peneliti keputusan tentang jenis
kerangka yang digunakan?
5. Apakah masalah penelitian dan hipotesis mengalir secara alami dari kerangka teoretis, atau
apakah link antara teori masalah dan tampak dibuat-buat?
6. Apakah deduksi dari teori atau kerangka konseptual logis?
7. Apakah semua konsep-konsep yang didefinisikan secara memadai dalam cara yang konsisten
dengan teori?
8. Apakah mengikat peneliti temuan dari studi kembali ke kerangka pada akhir laporan? Lakukan
mendukung atau melemahkan temuan kerangka?

Panduan untuk mengkritisi Desain Penelitian dalam Studi Kuantitatif


1. Apa yang akan menjadi rancangan penelitian paling ketat untuk pertanyaan penelitian?
Bagaimana hal ini sesuai dengan desain benar-benar digunakan?
2. Jika ada intervensi, adalah benar eksperimental, quasi-eksperimental, atau desain
preexperimental digunakan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi temuan believability?
3. Jika ada intervensi, bukan digambarkan dengan cukup detail? Apakah intervensi terpercaya
dilaksanakan? Apakah ada bukti perawatan, Äúdilution, Au atau kontaminasi perawatan? Apakah
tingkat partisipasi dalam perawatan tinggi?
4. Jika desain nonexperimental, adalah studi inheren nonexperimental? Jika tidak, apakah ada yang
memadai pembenaran untuk kegagalan untuk memanipulasi variabel independen?
5. Jenis perbandingan yang ditentukan dalam desain (misalnya, sebelum, Äìafter, antara kelompok-
kelompok)? Lakukan perbandingan ini cukup menjelaskan hubungan antara variabel independen
dan dependen? Jika ada Tidak ada perbandingan, apakah pose ini kesulitan untuk
menginterpretasikan hasil?
6. Apakah desain longitudinal atau cross-sectional, Äîand adalah tepat ini? Apakah jumlah
pengumpulan data poin masuk akal?
7. Prosedur apa yang digunakan untuk mengontrol eksternal (situasional) faktor, dan mereka yang
memadai dan tepat?
8. Prosedur apa yang digunakan untuk mengontrol karakteristik subjek asing, dan mereka yang
memadai dan tepat?
9. Sejauh mana adalah studi internal valid? Apa penjelasan alternatif harus dipertimbangkan
(misalnya, apa adalah ancaman terhadap studi, AOS validitas internal)?
10. Sejauh mana adalah studi eksternal yang valid? Apa saja ancaman terhadap studi, AOS validitas
eksternal?
11. Apa keterbatasan utama dari desain? Apakah keterbatasan ini diakui dan diperhitungkan
dalam interpretasi hasil?
12. Mungkinkah desain telah diperkuat dengan dimasukkannya komponen kualitatif?

Panduan untuk mengkritisi Aspek Etis sebuah Studi


1. Apakah peserta penelitian terkena salah fisik, ketidaknyamanan, atau tekanan psikologis?
Apakah peneliti mengambil langkah yang tepat untuk menghapus atau mencegah kerugian atau
meminimalisasi ketidaknyamanan?
2. Apakah manfaat bagi peserta mengalahkan setiap potensi resiko atau ketidaknyamanan
yang mereka alami sebenarnya? Apakah manfaat bagi masyarakat atau keperawatan lebih
besar daripada biaya untuk peserta?
3. Apakah ada paksaan atau pengaruh yang tak pantas digunakan dalam merekrut peserta?
4. Kelompok itu dihilangkan dari penyelidikan (misalnya, perempuan, kaum minoritas) tanpa
alasan yang dapat dibenarkan?
5. Apakah mata pelajaran yang rentan digunakan? Apakah tindakan pencegahan khusus
melembagakan karena status rentan mereka?
6. Apakah peserta ditipu dengan cara apapun? Apakah mereka sadar sepenuhnya
berpartisipasi dalam penelitian dan apakah mereka memahami tujuan dari penelitian?
7. Apakah peserta mempunyai kesempatan untuk penurunan partisipasi? Apakah prosedur
persetujuan sesuai dilaksanakan? Jika tidak, apakah ada alasan-alasan yang sah dan dapat
dibenarkan?
8. Apakah peserta menceritakan tentang nyata atau potensi risiko yang terkait dengan
partisipasi dalam penelitian? Adalah prosedur studi sepenuhnya dijelaskan di muka?
9. Apakah langkah-langkah yang tepat diambil untuk menjaga privasi peserta?
10. Apakah studi yang disetujui dan dipantau oleh sebuah Review Kelembagaan Dewan atau etika
serupa lainnya tinjauan panitia? Jika tidak, apakah peneliti memiliki jenis review eksternal yang
berkaitan dengan pertimbangan etika?
EVIDANCE BASED NURSING

 MAHASISWA DIWAJIBKAN MENCARI SATU JURNAL INTERVENSI YANG BERASAL


DARI JURNAL YANG MEMILIKI DOI DAN TERAKREDITAS.
 INTERVENSI TIDAK DIBENARKAN YANG ADA INTERAKSI DENGAN
JARINGAN, INTERVENSI MEDIS, DAN BERSIFAT KEPERAWATAN
 MAHASISWA MENGKONSULKAN INTERVENSI DAN JURNAL KEPADA
PERSEPTORSHIP, DAN PERSEPTOR RUANGAN MEMUTUSKAN BISA MELANJUTKAN
INTERVENSI APABILA MENDAPATKAN PERSETUJUAN DOKTER
PENANGGUNG JAWAB PASIEN
 INTERVENSI YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK DI INTERVENSIKAN
A. PENGGUNAAN AROMATHERAPY (OLES DAN DI HIDU)
B. MASSAGE
C. TERAPY RELAKSASI
D. TERAPI MUSIK
E. EDUKASI
F. MODIFIKASI TERAPI YANG TIDAK BERSIFAT INVANSIF
LAPORAN PRESENTASI JURNAL STASE KEPERAWATAN KRITIS
PADA KLIEN DENGAN PUNURUNAN KUALITAS TIDUR DENGAN METODE

PEMBERIAN FOOT MASSAGE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD


ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Oleh :

KELOMPOK

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA

SAMARINDA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRESENTASI JURNAL STASE KEPERAWATAN KRITIS PADA KLIEN DENGAN


PUNURUNAN KUALITAS TIDUR DENGAN METODE PEMBERIAN FOOT MASSAGE DI
RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Oleh :

KELOMPOK V

Laporan ini telah disetujui oleh dosen koordinator dan dosen pembimbing Keperawatan
Gawat Darurat & Kritis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda

Pada tanggal .. Mei 2018

MENYETUJUI :

Pembimbing Akademik
Perseptor Klinik
Keperawatan Gadar &
Keperawatan Gadar &
Kritis
Kritis
Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanWiyata Husada
RSUD.Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Samarinda

NIK :
NIK :
TIM PENYUSUN

Keteranga
n
N Na NIM Jabata Tug Sud Belu
o ma n as ah m
1 Agus Minarno P1706 Ketua Konsul, Pencarian
1 Jurnal
2 Dewi Nurhasanah P1706 Sekerta Editing, Pencarian
0 ris Jurnal,
analissi hasil
observasi
3 Devi Puspita P1706 Anggot Intervensi dan
0 a Observasi
kepada pasien,
4 Desti Istia P1706 Anggot Intervensi dan
Rahma 0 a Observasi
kepada pasien
5 Desi rahmasari P1706 Anggot Pencarian Jurnal dan
0 a
Translate

6 Dwi Rifandi P1706 Anggot Observasi kepada


0 a pasien
7 Ana Rohayati P1706 Anggot Penelusuran Jurnal
0 a dan
Kuesioner
8 Erni Ningrum P1706 Anggot Intervensi dan
0 a Observasi
kepada pasien
9 Novita Sari P1706 Anggot Penelusuran Jurnal,
1 a Teori
dan intervensi
1 Marsela Kaat P1706 Anggot Penelusuran Jurnal,
0 0 a Teori
dan intervensi
1 Adelia Nuri P1706 Anggot Penelusuran Jurnal,
1 Hariyani 0 a Teori
dan intervensi
1 Yoakim jaang P1706 Anggot Observasi kepada
2 0 a pasien,
analissi hasil
observasi
1 Ruli Afandi P1706 Anggot Observasi kepada
3 1 a pasien
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya kepada penyusun, sehingga dengan limpahan rahmad dan
karunia- nya penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan
Presentasi Jurnal Stase Keperawatan Kritis Pada Klien Dengan Punurunan Kualitas
Tidur Dengan Metode Pemberian Foot Massage Di Ruang Intensive Care Unit (Icu) Rsud
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda”.

Laporan ini dibuat berdasarkan bermacam sumber buku – buku refrensi, media
elektronik, dan dari hasil pemikiran penyusun sendiri.
Selama penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan masukan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu berbagai penyusunan mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ns. Kiki Hardiansyah Safitri M.Kep.,Sp.Kep.MB Selaku dosen koordinator dan
pembimbing keperawatan Gawat darurat dan kritis di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Wiyata Husada Samarinda
2. Kepala Ruangan beserta staf keperawatan Ruang Intensive Care Unit
RSUD.Abdul Wahab Sjahranie Samarinda yang telah mengizinkan dan
memberi bimbingan selama pelaksanaan praktik stase Kritis di ruangan
tersebut.
3. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada
penyusun baik bersifat moril maupun material.
4. Dan semua yang telah membantu dalam kelancaran penyusunanlaporan ini.

Semoga makalah ini dapta bermanfaat kepada pembacanya dan dapat dijadikan

acuan terhadap penyusunan laporan berikut berikutnya.

Samarinda, Mei 2018

Penyusun
BAB I ANALISIS JURNAL

A. ABSTRAK

Judul : Pengaruh foot Massage terhadap Kualitas Tidur Pasien di Ruang ICU
Tahun 2017
Nama Author : Nurlaily Afianti, Ai Mardiyah
Penerbit : Jurnal Keperawatan
Indonesia
Tempat : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Gangguan tidur pasien kritis di ruang Intensive Care Unit dapat mengakibatkan
terganggunya fungsi kekebalan tubuh, menurunkan kemampuan otot inspirasi
pernafasan, terganggunya sistem metabolisme , terganggunya regulasi sistem
metabolisme, terganggunya regulasi sistem syaraf pusat dan kondisi psikologis pasien
yang berdampak terhadap waktu perawatan berkepanjangan.
Foot Massage merupakan salah satu terapi komplementer yang aman dan mudah
di berikan dan mempunyai efek meningkatkan sirkulasi, mengeluarkan sisa
metabolisme, meningkatkan rentang gerak sendi mengurangi rasa sakit,
merelaksasikan otot dan memberikan rasa nyaman pada pasien. Tujuan penelitian ini
terindetifikasinya perbedaan pengaruh skor kualitas tidur pada kelompok kontrol
dan perlakuan. Penelitian quasi eksperimental ini menggunakan kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan dengan masing- masing kelompok dilakukan penilaian pretest
dan postest. Jumlah sampel sebanyak 24 pasien.Instrumen kualitas tidur
menggunakan Richard Campbell Sleep Quationare (RCSQ).Data dianalisis dengan uji t
berpasangan dan uji t tidak berpasangan.
Hasil penelitian menunjukan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang
bermakna rerata skor kualitas tidur (p= 0,150), sedangkan pada kelompok perlakuan,
terdapat perbedaan yang bermakna rerata skor kualitas tidur (p= 0,002). adapun selisih
skor kualitas tidur pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terdapat perbedaan
secara bermakna (p= 0,026). Simpulan penelitian ini skor kualitas tidur pada kelompok
intervensi lebih tinggi daripada kelompok kontrol , sehingga disarankan foot massage
dijadikan evidence based di rumah sakit sebagai salah satu terapi komplementer yang
dapat dijadikan intervensi mandiri keperawatan untuk membantu mengatasi gangguan
tidur pasien kritis.
B. ANALISA JURNAL
N KOMPON I KRITI SEBAIKNYA
O
EN S SI
I
1 Latar Pasien yang dirawat Pada latar belakang Dalam
Belakang di ruang ICU abstrak sudah

mengalami terdapat penulisan

perubahan pada introduction, sistematika

tidurnya dimana outcome hasil penulisan

pasien yang penelitian, ada abstrak

mengalami sakit metode penelitian, latar belakang

kritis mengalami ada metode harus

jam tidur penelitian, adanya mencantumkan

singat sehingga rekomendasi, tetapi komponrn, yaitu:

membuat pasien dalam abstrak tidak 1.introduction

dijelaskan jenis 2.outcome


mengalami
pengambilan 3.hasil
pencapaian REM
sampel. 4.metodel
tidur yang
ogi
yang dalam,
5.rekomendasi
mengakibatkan
6.saran
pasien mudah
( Notoadmodjo.
terbangun. Pasien
S, 2005 )
sakit kritis
menunjukan
fragmentasi tidur
dimana efek yang
ditimbulkan
akan
mempengaruhi
fungsi kekebalan
tubuh, sistem
metabolisme,regulas
i sistem saraf pusat,
dan kondisi
psikologis.
Sehingga tidur
penting untuk proses
pemulihan
homeostasis integral
( Weinhouse&
Schwab,
2006 ).

Penelitian ini untuk


mengetahui
pengaruh Foot
massage terhadap
kualitas tidur pasien
di ruang ICU.
2 Tujuan Penelitian ini adapun tujuannya Tujuan
untuk mengetahui yang diharapkan penelitian

pengaruh foot yaitu ada perubahan adalah

massage terhadap kualitas tidur setelah pernyataan

kualitas tidur pada mengenai apa

pasien kritis dilakukan tindakan yang hendak

diruang ICU. foot massage. Dari kita capai.


hasil penelitian Tujuan
tersebut ada peneliian
pengaruh foot dicantumkan
massage terhadap dengan
kualitas tidur maksud
pasien agar kita
sebelumdilakukan sebagai
foot massagedan penulis pihak
setelah dilakukan lain yang
foot massage . Ada
pengaruh foot membaca

massage terhadap laporan

durasi tidur pasien penelitian

dan kenyamanan dapat

tidur serta mengetahui

kemudahan pasien dengan pasti

untuk memulai apa tujuan

tidurnya. penelitian itu


sesungguhnya
(Hussaini
Usman &
Purnomo,
2008.

Metodologi
penelitian

social.
penerbit

PT.Bumi
Aksara : Jakarta)
3 Manfaat Menurut Puthusseril Dalam penelitian ini Menurut Aziz
(2006), foot massage dari manfaat (2014)
mampu memberikan penelitian sudah Gelombang alfa

efek relaksasiyang baik. akan

mendalam, membantu

mengurangi stres seseorang,

kecemasan, sehingga stress

mengurangi rasa akan hilang

sakit,
ketidaknyamanan dan
menjadikan
secara fisik, dan
orang tersebut
meningkatkan
merasa rileks
tidurpada
seseseorang. Foot
dan

massage membantu

dapatmemberikan kontraksi otot


efek

untuk untuk

mengurangirasa mengeluarkan

nyeri karena pijatan zatkimia

yang
otak
diberikanmenghasilka (neurotransmitter
n stimulus yang )

lebih menstimulasiRA

cepatsampai ke S (Reticular

otak Activating

dibandingkan System)

dengan untukmelepaska

rasasakit yang n seperti

dirasakan, sehingga hormone

meningkatansekresi serotin,

serotonin dan
asetilkolin dan
dopamin.
Sedangkanefek
endorphine yang
pijatan
dapat
merangsang
memberikan
pengeluaranendorfin,
rasa
sehingga membuat
nyaman
tubuh terasarileks
karena
dan merelaksasi.
aktifitas saraf
Kemudian rasa
simpatis
rileks dan
menurun
(Field, Hernandez- perasaan nyaman
Reif,
Diego, & Fraser,2007; yang
Gunnarsdottir & dirasakan
Jonsdottir, 2007).
dapat
menurunkan
produksi

kortisol
dalam
darah
sehingga
memberikan
keseimbangan
emosi,
ketegangan
pikiran
serta
meningkatkan
kualitas
tidur
(Azis,2014).
4 Metode Data kualitas Pada metode Pada rancangan
tidur abstrak tersebut
ini sebelum
dikumpulkan menjelaskan metode
penelit
menggunakan yang digunakan
kuisoner RSCQ.. adalah Quasi imelakukan
Hasil penelitian Experiment dengan
intervensi
menunjukkan pendekatan Pretest
pada
perbedaan and Posttest
hasil Control Group semua
Design.
skorkualitas

kelompok
tidur
sebelum dan Metode quasi dilakukan
sesudah foot experiment
pengukuran
massage.
Pada kelompok merupakan metode awal

tersebut skor (pretest) untuk


kualitas
penelitian eksperimen mengetahui
tidur
mengalami kualitas tidur
dengan
peningkatan
menggunakan
sebesar 2,73, awal
kelompok kontrol.
setelah melalui uji t
respondensebelu
berpasangan (t
m diberikan
dependent)
mendapatkan nilai intervensi.
p = 0,150
Selanjutnyapada
(p value > 0,05),
kelompok
hal ini menunjukan
tidak terdapat intervensi
perbedaan rerata
dilakukan
skor kualitas tidur
foot
yang bermakna
pada kelompok massagesesuai
kontrol.
dengan

langkah-

langkahyang telah
di

rencanakan,

sedangkan

pada

kelompok

kontrol

tidak dilakukan
foot
massage.

Setelah
intervensi
diberikan

dilakukan

pengukuran

akhir

(posttest)

pada

semua

kelompok

untuk

menentukan

efek foot
massage

terhadap

kualitas
tidur

pada

responden

(Dharma, 2011).

C. PEMBAHASAN
N KOMPON ISI KRIT SEBAIKNYA
O EN ISI
1 Latar Pasien dengan Pada latar belakang Dalam
Belakang diagnostic cidera penelitian ini telah
kepala berat (CKB) + dijelaskan mengenai penulisan

multiple trauma + masalah, dan sistematika

facial fraktur dan dampak, namun pembuatan

pasien dengan belum dijelaskan latar

diagnostic stroke secara spesifik belakang

non- hemoragik mengenai area


(SNH) yang dimana harus

pasien dalam kondisi spesifik mencantumkan 5

kritis sehingga (permasalahan komponen, yaitu :


yaitu 1.Besar masalah
membuat pasien
penentuan dan dampak
menjadi gelisah yang
berpengaruh terhadap (komponen M dan
besar
perubahan pada jam D). setiap latar
masalah,
tidurnya yang singkat belakang

sehingga membuat penelitian akan


masalah diagnostic,
pasien mudah dimulai
factor risiko, dan
terbangun. prognosis) dalam
dengan
Dari masalah pada penelitian ini juga
alasan
gangguan pola tidur tidak adanya
pasien yang kuat

gambaran mengenai penelitian


kemungkinan penelitian yang sudah bahwa
diintervensi lanjut dilakukan yang masalah yang
dengan teknik foot terkait diteliti benar-
messeage. dengan benar merupakan

permasalahan dalam masalah yang

penelitian ini, dan besar


juga tidak terdapat dan
komponen memberikan
kesenjangan dalam dampak yang
latar belakang ini. besar.
2.Area
spesifik
(komponen A)
area spesifik
muncul dari
komponen M
dan D, yang
terdiri dari
penentuan
besar
masalah,
masalah
diagnostic,
masalah
patofisiologi,
factor
risiko,
masalah
pengobatan, dan
masalah
prognosis
3.Elaborasi
(komponen E),
menuliskan
berbagai
penelitian yang
sudah
dilakukan dalam
bidang yang
akan diteliti.
Tujuannya
adalah member
gambaran yang
sudah diteliti
untuk di
identifikasi apa
yang masih
belum diketahui
4.Kesenjangan
(komponen K),
bagian
kesenjangan
Adalah
konsekuensi dari
bagian
elaborasi. Atas
dasar hal
tersebut maka
komponen K
inilah yangakan
diangkat sebagai
masalah
penelitian.
Kesenjangan
dapat ditemukan
setelah
melakukan
elaborasi, yaitu
sesuatu yang
dianggap baru
yang terdiri dari
beberapa aspek
yaitu dengan
panduan :
a. Kesenjangan
ada pada
aspek populasi
b. Kesenjangan
ada
pada aspek
desain
penelitian
c. Kesenjangan
ada pada
aspek keluaran
d. Kesenjangan
ada pada
aspek alat
ukur
e. Kesenjangan
ada pada aspek
waktu
mengukur.
(Sugiyono,2010)
2 Tujuan Penelitian adapun tujuannya Foot Massage adalah
yang diharapkan manipulasi jaringan
mempunyai tujuan yaitu ada perubahan ikat melalui
untuk mendapatkan kualitas tidur setelah
gambaran dilakukan tindakan food pukulan, gosokan

tentang massage. Dari hasil atau meremas untuk

pengaruh penelitian tersebut memberikan

ada pengaruh food dampak


foot
massage terhadap
messeageterhadap
pada peningkatan
kualitas tidur pasien
kualitas tidur pasien.
sirkulasi,
sebelum dilakukan food
. memperbaiki sifat
massage dan setelah
otot dan
dilakukan food
memberikan efek
massage . Ada
relaksasi (Potter &
pengaruh food
Perry, 2011).
massageterhadap
durasi tidur pasien
dan kenyamanan tidur
serta kemudahan
pasien untuk

memulai tidurnya.
3 Manfaat Menurut Puthusseril Kelebihan dari Pijat kaki (foot
(2006), foot hasil penelitian massage) adalah
massage olehpeneliti Untuk kondisi
mampu yaitu dapat pasien di ruang ICU
memberikan diterapkan pada intervensi foot
efek pasien, massage menjadi
relaksasiyang untuk pilihan karena kaki
mendalam, mengurangi mudah diakses
mengurangi ketidaknyamanan tanpa memerlukan
kecemasan,mengurangi bagi pasien. reposisi dari pasien
rasa Kelebihan dan
sakit, untuk pihak juga massage pada
kaki,
ketidaknyamanansecara RS yaitu
fisik, dan untuk
meningkatkan
diaplikasikan

sebagai
tidurpada seseseorang. bagian dari relaksasi selain merangsang
yang mendalam. sirkulasi

Kekurangan dari hasil


penelitian oleh dapat menurunkan

peneliti yaitu tidak edema dan latihan

membawa keluarga pasif

pasien untuk untuk sendinya,

mengajarkan cara foot serta melalui

massage yang dapat intervensi ini

diterapkan dirumah perawat

untuk pasien setelah


dapat
pulang.Dan tidak
memberikan
memberikan info dan
ilmu untuk pihak
rasa
kampus jurusan
nyaman
kesehatan
khususnya perawat, dan

dan tidak kesejahteraan bagi


pasien (Puthuseril,

memberikan informasi 2006; Prapti,

untuk penelitian Petpichetchian &

selanjutnya yang ingin Chongcharoen,

mengambil penelitian 2012).

ini.
Menurut Wahyuni,
I. S. (2014). Pijat
refleksi untuk
kesehatan. Jakarta
Timur : Dunia Sehat
Manfaat penelitian
adalah uraian
manfaat yang
dihasilkan dari
dilaksanakannya
penilaian itu.

1. Manfaat
teoritis
Manfaat teoritis
ini berlatar
dari tujuan
penelitian
varifikatif
untuk

mengecek

teori yang
sudah ada
2. Manfaat
praktis
Manfaat
praktis
yang

berguna untuk
memecahkan
masalah
praktis.
Arikunto, S.,
2002. Prosedur
penelitian

suatu,
pendekatan
praktek

(Edisi revisi ke-


5) Jakarta

: Rineka cipta
5 Metode Data kualitas Pada metode abstrak Pada rancangan ini
tidur tersebut menjelaskan
sebelum
dikumpulkan metode yang
peneliti
menggunakan digunakan adalah
kuisoner Quasi Experiment dengan melakukan

RSCQ.. Hasil pendekatan Pretest and


intervensi pada
penelitian Posttest Control Group
semua kelompok
menunjukkan Design.
perbedaan hasil skor Metode quasi dilakukan

kualitas tidur sebelum experiment


pengukuran awal
dan
merupakan metode (pretest) untuk
sesudah foot
massage. mengetahui
Pada
kualitas tidur awal
penelitian
kelompok tersebut
eksperimen responden sebelum
skor kualitas tidur
mengalami diberikan
dengan menggunakan
peningkatan
kelompok control. intervensi.
sebesar 2,73,
setelah melalui uji t Selanjutnya pada

berpasangan (t
dependent) kelompok

mendapatkan nilai p
intervensi
= 0,150
dilakukan foot
(p value > 0,05), hal
ini massage
menunjukan
sesuai

tidak terdapat dengan


perbedaan rerata
langkah-
skor kualitas tidur
langkah yang
yang bermakna pada
kelompok kontrol. telah

direncanakan,

sedangkan

pada
kelompok kontrol

tidak dilakukan foot

massage. Setelah

intervensi

diberikan dilakukan

pengukuran akhir

(posttest) pada

semua kelompok

untuk

menentukan efek
foot
massage terhadap

kualitas tidur pada

responden

(Dharma,

2011).

D. JURNAL TERKAIT

N Judul Jurnal Pembahasan Hasil Meto


o Terkait de
.
1 Oshvandi, Kh., “efek pijat kaki pada kualitas Metode: study uji klinis
Abdi, S., tidur pada pasien penyakit dan sampel menjadi
Karampourian, A., jantung iskemik dirawat di dua kelompok yaitu
Moghimbaghi, A., CCU ”. Pada kelompok kelompok eksperimental
& Homayonfar, eksperimen, pijat kaki

Sh. (2014). The dilakukan 20 menit untuk dan kelompok control.

effect of foot setiap pasien di dua malam Alat ukur tidur

massage on berturut-turut dan kelompok menggunakan St

quality of sleep in kontrol berada di bawah John’s Hospital Sleep

ischemic heart perawatan biasa. Peneliti Questionnaire

disease patients mengacu pada kelompok (SMHSQ).

hospitalized in eksperimen pada malam hari

CCU. Iran Journal di sekitar 9-10 PM, Pijat kaki


Critical Care Nurse, akan dilakukan melalui
7(2), 66–73. gerakan lambat dari
pergelangan kaki ke bawah
bagian kaki selama dua puluh
menit (setiap kaki 10 menit)
dalam dua malam berturut-
turut. Keesokan harinya pada
pukul 8, peneliti mengukur
kualitas tidur pasien, dengan

menggunakan kuesioner awal


yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada kelompok
eksperimen ada perbedaan
yang signifikan antara skor
dari kualitas tidur sebelum
dan sesudah pijat kaki (p
= 0,002). Tetapi tidak
ada
perbedaan yang signifikan
antara skor dari kualitas tidur
sebelum dan setelah
menerima perawatan biasa di
kelompok kontrol (p = 0,964).
Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor dari
kualitas tidur dalam dua
kelompok eksperimen dan
control sebelum pijat kaki (p =
0,64). Tapi ada perbedaan
yang signifikan setelah
intervensi (p = 0,01).
2 Deng, G., & Menurut Jurnal Deng dkk -
Cassileth,
(2005) Kelompok terapi
B.R. (2005).
Massage terbaik yang
Integrative
sistematis dan manipulasi
oncology:
ilmiah jaringan tubuh
Complementary
dilakukan dengan tangan
therapies for
untuk mempengaruhi sistem
pain,
saraf dan otot dan sirkulasi
anxiety and
umum. Pikiran- tubuh, teknik
mood
relaksasi Metode lain yang
disturbance,
menekankan interaksi
CA pikiran-tubuh dengan
career. Journal manfaat dimaksudkan yang
Clinic, 55, 10–16. mencakup relaksasi dan
kesejahteraan emosional.
3 Engwalla, M., Hasil penelitian menunjukkan Bagian I adalah

Fridha, I., perbedaan dalam keuntungan penelitian deskriptif

Johansson, L., bagi pasien di ruang intervensi komparatif, Bagian II

Bergbom, I., & (n = 48), persepsi kecerahan memiliki desain

Lindahl, B. siang hari (p = 0,004). Di eksploratif dan

(2015). Lighting, malam hari, variasi deskriptif.

sleep and pencahayaan yang lebih besar

circadian rhythm: (p = 0,005) ditemukan di ruang

An intervention biasa (n

study in the = 52). Bagian II bertujuan


untuk menggambarkan
intensive care pengalaman

unit. Intensive and pencahayaan di ruang


Critical Care
Nursing,
31, 325-335. dilengkapi dengan
lingkungan
pencahayaan.
4 Field, T., Tindakan berulang dilakukan Sampel termasuk 30

Hernandez- Reif, untuk menentukan efek dari orang dewasa (14

M., Diego, M., & terapi pijat dibandingkan terapi wanita) dengan nyeri

Fraser, M. (2007). relaksasi pada nyeri punggung punggung rendah

Lower back pain bawah. Terapi pijat Kelompok durasi minimal 6-

and sleep pijat menerima dua sesi terapi bulan.

disturbance are pijat 30 menit per minggu Pada hari pertama dan

reduced selama 5 minggu dilatih oleh terakhir dari studi 5-

following terapis pijat, yang digunakan minggu, penilaian


massage Biotone Spa Replen- ishing berikut dilakukan.

therapy. Journal Light Body Oil. Skala tidur (Verran

Bodywork & Sekelompok oleh efek dan Snyder- Halperin,

Movement interaksi sehari menghasilkan 1988) skala analog

Therapies, 11(2), penurunan gangguan tidur visual yang ini

141-5. untuk kelompok terapi pijat berlabuh di salah satu


seluruh studi (t 1/4 ujung dengan
2:72, Po.01; η2 1/4: 29). tanggapan yang tidak
efektif tidur.
5 Kaur, J., Kaur, S., Peneliti dilakukan untuk Desain penelitian yang
& Bhardwaj, N. menilai efek pijat kaki dan digunakan
(2012). Effect refleksi parameter fisiologi
of 'foot dan tekanan darah, denyut kuasi

massage jantung dan saturasi oksigen eksperimen. Purposive

pasien sakit kritis. sampling 60 pasien


and
Dilakukan selama tiga hari terdaftar, semua
reflexology'
pertama, parameter fisiologis parameter fisiologis

setiap subjek diamati dua dicatat tepat sebelum


on physiological
kali sehari (pagi dan sore). dan sesudah
parameters
Pada 3 hari berikutnya penerapan protocol

of critically ill dilakukan intervensi (pijat pada setiap hari di

kaki dan refleksi) dua kali pagi hari dan juga


patients. Nursing
sehari (pagi dan sore) sesuai malam hari.
and protocol.
Midwifery Hasil penelitian memijat kaki
dan refleksi pada tekanan
Research Journal,
darah tercatat karena ada
8(3). penurunan
yang signifikan terhadap
kisaran
normal, pada intervensi (t- 2
60,
2.24. P<0.05) kedua
terjadi

peningkatan yang

signifikan

(kisaran normal).
6 Khalili. A, Alavi. M Hasil : kontrol Intervensi P Pada kelompok
Waktu intervensi
Negin, Mardani. Sebelum intervensi 2/12 ± selama 30 menit kaki
D, 6/121 pijat
Pour. B 6/9 ± 8/126 0,02 Setelah refleksi pada
Nastoor, intervensi kelompok
Paymard. A, 9/10 ± 5/118 9 ± 6/122 0,04 kontrol hanya
Daraei. P
massage.
M, Yaripoor. S, <0,001 <0,001. Perbedaan Sebelum memulai
Bashiri. sebelum pijat,
S, and Vardanjani. dan sesudah intervetion 3 ± tanda-tanda vital
M 1/3 tidak
Mehdi. 2016. 9/2 ± 2/4 0,027 Tabel 2: Rata- dicatat maka
The rata peneliti
effect of ± tekanan darah diastolik selama 30 menit dari
foot SD teknik
reflexology sebelum dan sesudah refleksi kaki untuk
intervensi pasien
on
physiological dan kelompok control pada kelompok
kelompok intervensi
parameters. kontrol intervensi P dan kelompok kontrol
Waktu pijat
International sebelum intervensi 6/9 ± 2/63 kaki sederhana selama
1/7 15
Journal
of Medical ± 9/66 0,03 setelah intervensi menit untuk setiap dua
Research 2/9
& Health ± 3/63 7 ± 7/66 0,04 P 0,66 kaki.
Sciences, 0,42,
ISSN No : 2319 – Perbedaan sebelum dan
sesudah
5886. intervetion 3 ± 1/3 9/2 ± 2/4
0,034
Tabel 3: Rata-rata ± SD
denyut
jantung sebelum dan
sesudah
intervensi dan kelompok
Control
Hasil penelitian ini bahwa
efek
positif dari pijat refleksi kaki
pada
tekanan darah dan
mengurangi
jumlah yang digunakan. Tapi
tidak
memiliki efek positif pada
denyut
jantung dan laju
pernapasan.
Refleksi kaki untuk
mengurangi
tekanan darah pada
pasien
sebelum angiografi, yang
dapat
disebabkan oleh hal-hal
seperti
stres, takut prosedur yang
tidak
diketahui dan prosedur.
7 Hossein Namdar Hasil penelitian menunjukkan terapi
Areshtanab, dkk. bahwa pada akhir sesi ketiga electroconvulsive dan
2017. the effect of dari refleksologi, nilai rata- bahan: 68 mengakui
foot reflexology on rata kecemasan negara (s) pasien yang menerima
anxiety and pain in pada kelompok intervensi ECT yang acak ke
patients memiliki signifikan berkurang kontrol (n =
undergoing dibandingkan dengan 34) dan kelompok
electroconvulsive kelompok kontrol (p intervensi (n = 34).

therapy. <0,05). Perbandingan nyeri Kelompok


Pharmacophore antara kedua kelompok tidak
Internatinal menunjukkan perbedaan intervensi menerima

yang signifikan segera setelah refleksi kaki tiga sesi


Journal. ISSN-2229- intervensi, namun di sesi 2 dan 20-menit, dan pada
5402. 3, rasa sakit itu menurun kelompok kontrol,

secara signifikan pada kaki pasien dipijat

kelompok intervensi (p <0,05). selama 1 menit


menggunakan minyak
zaitun.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. FOOT MASSAGE

Image : file:///storage/emulated/O/Download

Massage therapy (MT) adalah suatu teknik yang dapat meningkatkan


pergerakan beberapa struktur dari kedua otot dan jaringan subkutan, dengan
menerapkan kekuatan mekanik ke jaringan. Pergerakan ini dapat meningkatkan
aliran getah bening dan aliran balik vena, mengurangi pembengkakan dan
memobilisasi serat otot, tendon dengan kulit. Dengan demikian, massage therapy dapat
digunakan untuk meningkatkan relaksasi otot untuk mengurangi rasa sakit, stres, dan
kecemasan yang membantu pasien meningkatkan kualitas tidur dan kecepatan
pemulihan. Selain itu, massage therapy dapat meningkatkan pergerakan pasien dan
pemulihan setelah operasi, yang memungkinkan pasien untuk melakukan aktivitas
sehari-hari (Anderson & Cutshall, 2007).
Massage tidak hanya mengurangi emosi, gugup, tapi juga mempertahankan
keseimbangan yang baik dari saraf vagus dan simpatik. Dari beberapa penelitian
menggambarkan bahwa foot massage adalah salah satu metode yang paling umum dari
terapi komplementer. Terapi pijat dan refleksi merupakan pendekatan terapi manual yang
digunakan untuk memfasilitasi penyembuhan kesehatan, dan dapat digunakan oleh
perawat di hampir setiap pelayan perawatan (Kaur,Kaur, & Bhardwaj, 2012).
Mekanisme foot massage yang dilakukan pada kaki bagian bawah selama 10 menit
dimulai dari pemijatan pada kaki yang diakhiri pada telapak kaki diawali dengan
memberikan gosokan
pada permukaan punggung kaki, dimana gosokan yang berulang menimbulkan
peningkatan suhu diarea gosokan yang mengaktifkan sensor syaraf kaki sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan getah bening yang mempengaruhi aliran darah
meningkat, sirkulasi darah menjadi lancar (Aditya, Sukarendra & Putu, 2013).

Foot massage mengaktifkan aktifitas parasimpatik kemudian memberikan sinyal


neurotransmiter ke otak, organ dalam tubuh, dan bioelektrik ke seluruh tubuh. Sinyal
yang di kirim ke otak akan mengalirkan gelombang alfa yang ada di dalam otak
(Guyton, 2014). Impuls saraf yang dihasilkan saat melakukan foot massage diteruskan
menuju hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin Releasing Factor (CRF). CRF
merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin
(POMC) sehingga medulla adrenal memproduksi endorfin. Endorfin yang disekresikan
ke dalam peredaran darah dapat mempengaruhi suasana hati menjadi rileks
(Ganong, 2008).

Kaur, Kaur, dan Bhardwaj (2012) menyatakan bahwa foot massage yang dilakukan
selama 5 menit pada pasien sakit kritis dapat memberikan efek meningkatkan
relaksasi karena adanya perubahan pada tekanan darah sistolik, tekanan darah
diastolik, denyut nadi, kelelahan, dan suasana hati setelah intervensi tersebut dilakukan.
Pada tindakan foot massage berarti sentuhannya dapat merangsang oksitosin yang
merupakan neurotransmiter di otak yang berhubungan dengan perilaku seseorang,
dengan kata lain sentuhan merangsang produksi hormone yang menyebabkan
perasaan aman dan menurunkan stres serta kecemasan (Mac Donald, 2010 &
Zak, 2012).

Foot Massage adalah manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau
meremas untuk memberikan dampak pada peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat
otot dan memberikan efek relaksasi (Potter & Perry, 2011). Menurut Puthusseril
(2006), foot massage mampu memberikan efek relaksasi yang mendalam, mengurangi
kecemasan, mengurangi rasa sakit, ketidaknyamanan secara fisik, dan
meningkatkan tidur pada seseseorang.

Foot massage dapat memberikan efek untuk mengurangi rasa nyeri karena pijatan
yang diberikan menghasilkan stimulus yang lebih cepa sampai ke otak dibandingkan
dengan rasa sakit yang dirasakan, sehingga meningkatan sekresi serotonin dan dopamin.
Sedangkan efek pijatan merangsang pengeluaran endorfin, sehingga membuat tubuh
terasa rileks karena aktifitas saraf simpatis menurun (Field, Hernandez-Reif, Diego,
& Fraser, 2007; Gunnarsdottir & Jonsdottir, 2007).
Morton dan Fonatin (2009) menunjukkan bahwa penanganan gangguan tidur saat
ini bisa menggunakan terapi nonfarmakologi. Perawat dituntut agar dapat
memberikan perawatan nonfarmakologi yang tidak memiliki pengaruh negatif dan
dapat melengkapi
terapi farmakologi yang selama ini sudah diberikan dalam perawatan pasien. Untuk
kondisi pasien di ruang ICU intervensi foot massageN menjadi pilihan karena kaki
mudah diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan juga massage pada kaki,
selain merangsang sirkulasi dapat menurunkan edema dan latihan pasif untuk
sendinya, serta melalui intervensi ini perawat dapat memberikan rasa nyaman dan
kesejahteraan bagi pasien (Puthuseril, 2006; Prapti, Petpichetchian &
Chongcharoen, 2012).
Tindakan foot massage memiliki pertimbangan biaya rendah, kemungkinan
komplikasi yang sedikit dan prosedur yang mudah sehingga foot massage
dianjurkan untuk perbaikan kualitas tidur (Oshvandi, Abdi1, Karampourian,
Moghimbaghi & Homayonfar, 2014). Upaya memperbaiki kualitas tidur dengan
menggunakan Foot Massage di ruang ICU dimana secara kultur budaya massage
dapat diterima, dan foot massage aman diberikan pada pasien di ruang ICU, selain
tidak perlu merubah posisi pasien, massage ini dapat memberikan rasa aman karena
kehadiran perawat yang kontak langsung skin to skin terhadap pasien, sehingga hal
tersebut melandasi penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh foot
massage terhadap kualitas tidur pada pasien di ruang ICU RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung.
B. GANGGUAN KUALITAS TIDUR
Tidur merupakan salah satu kebutuhann dasar manusia dimana kepentingannya sama
dengan kebutuhan dasar lainnya. Tidur yang berkualitas baik dapat
meningkatka kesejahteraan psikologis dan sangat penting untuk penyembuhan dan
kelangsungan hidup pasien dengan penyakit kritis (Richard, Crow, Codhill, &
Turnock, 2007; Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010).
Kualitas tidur adalah kondisi tidur yang dapat dinilai dengan lama waktu tidur
dan keluhan-keluhan yang dialami saat tidur maupun saat bangun tidur seperti
merasakan lelah, sakit kepala, badan terasa pegal dan lemas atau adanya rasa kantuk
yang berlebihan di siang hari. Tidur merupakan bagian dari proses mempertahankan
fungsi fisiologis normal, karena saat tidur tubuh akan memperbaiki dan menyiapkan
energi yang akan dipergunakan setelah periode istirahat. Kualitas tidur sangatlah
penting karena gangguan tidur yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang
bisa menurunkan kesehatan umum dan fungsional sehingga mempengaruhi
kualitas hidup. (Ni Made et.al 2017).
Menurut National Hearth, Lung and Blood Institute (2011), tidur memberikan
istirahat yang dibutuhkan oleh jantung dan sistem vaskuler. Selama tidur non-REM,
detak jantung dan tekanan darah semakin lambat begitu juga ketika masuk kedalam
kondisi tidur lebih dalam.
Gangguan tidur adalah kondisi ketika seseorang mengalami gangguan tidur dan
waktu tidur yang berubah yang akan menyebabkan terjadinya perasaan tidak
nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari, suatu kondisi bilamana tidak diobati,
pada umumnya akan menyebabkan tidur terganggu. Terjadinya gangguan tidur ini
dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak rileks.
C. HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN FOOD MASSAGE
Foot Massage adalah manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau
meremas untuk memberikan dampak pada peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot
dan memberikan efek relaksasi (Potter & Perry, 2011).
Foot massage yang dilakukan selama 5 menit pada pasien sakit kritis dapat
memberikan efek meningkatkan relaksasi karena adanya perubahan pada tekanan darah
sistolik, tekanan darah diastolic denyut nadi, kelelahan, dan suasana hati setelah
intervensi tersebut dilakukan. Pada tindakan foot massage berarti sentuhannya dapat
merangsang oksitosin yang merupakan neurotransmiter di otak yang berhubungan
dengan perilaku seseorang, dengan kata lain sentuhan merangsang produksi
hormone yang menyebabkan perasaan aman dan menurunkan stres serta
kecemasan (Mac Donald, 2010 & Zak, 2012).
Untuk kondisi pasien di ruang ICU intervensi foot massage menjadi pilihan
karena kaki mudah diakses tanpa memerlukan reposisi dari pasien dan juga
massage pada kaki, selain merangsang sirkulasi dapat menurunkan edema dan latihan
pasif untuk sendinya, serta melalui intervensi ini perawat dapat memberikan rasa
nyaman dan kesejahteraan bagi pasien (Puthuseril, 2006;Prapti, Petpichetchian
& Chongcharoen, 2012).
D. PATHWAY FOOT MASSAGE UNTUK KUALITAS TIDUR

Foot Memiliki serabut saraf


Massage penglihatan

Memberi rangsangan
Sel fotoreseptor
bioelektrik

Mengirim sinyal mengenai status

sti
m
ul
cahaya

us
hi
po
ta
la
Kelenjar Pituitary Kelenjar Pineal

m
Suprachiasmatik nucleus

us
(SCN)

Merangsang hormone endorfrin


Hormone serotonin Hormone melatonin (produksi pada Yang merespon cahaya dan
(produksi pada siang hari) malam hari pukul 2 – 4 subuh ) sinyal

Memiliki efek mengurangi rasa sakit,


memicu perasaan tenang

Penghantar saraf munculnya perasaan Memperlancar aliran Membantu melindungi otak dari Mengontrol ritme biologis
nyaman dan optimis, relaksasi, bugar. darah kerusakan ( pada pasien stroke)

Respon fisiologis
Memblokir reseptor opioid yang Jika mengalami stress jumlah
terdapat pada sel saraf endorphin meningkat dan hasil
euforida membantu mengatasi stress
Timbul rasa nganatuk
dan perubahan suhu
tubuh
Terganggunya penghantaran
sinyal rasa sakit
BAB III IMPLEMENTASI TINDAKAN

A. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. Pengertian
Pijat (massage) adalah memanipulasi jaringan tubuh lunak (otot, jaringan ikat,
pembuluh limfatik), baik secara manual atau dengan alat bantu seperti rol atau
batu. Berbagai jenis pijat dari Swedia yaitu "relaksasi" yang merupakan pijat untuk
memiijat jaringan yang mendalam "shiatsu". masing-masing dapat diterapkan ke
berbagai bagian tubuh, termasuk kaki, punggung, bahu, dan wajah. Di antara
banyak tujuan pijat (fisik, terapi, psikologis) memiliki potensi untuk meningkatkan
tidur dengan mengurangi gairah somatik dan atau gairah kognitif, mirip dengan
metode relaksasi Ulasan sebelumnya (Sateia & Buysse, 2010).

2. Indikasi dan Kontraindikasi pemberian foot massage


a. Indikasi
1) Kondisi tubuh yang lelah (capek)

2) Ketidaknormalan tubuh (kekakuan otot dan nyeri sendi serta gangguan)


3) Kesadaran compos mentis
4) Kooperatif
5) Komunikatif atau ada kontak mata

6) Hemodinamik stabil
7) Skala nyeri ringan dan sedang
8) Pasien yang menggunakan ventilator mode spontan ataupun yang
tidak menggunakan ventilator
b. Kontraindikasi
1) Fraktur

2) Luka bakar

3) Perdarahan

4) Gumpalan darah
5) Luka terbuka atau lesi
6) Sistemik infeksi
7) Penyakit menular

8) Osteoporosis
9) Kanker atau tumor
3. Waktu yang tepat diberikan foot massage
Waktu menjelang sebelum pasien tidur siang pada jam 12.00 WIB dan sebelum
pasien tidur malam jam 19.00-21.00 WIB selama 10 menit pada masing-
masing kaki.

4. Tujuan
Menurut Bambang Trisnowiyanto (2012), tujuan dilakukan pemijatan adalah:
a. Melancarkan peredaran darah terutama peredaran darah vena (pembuluh
balik) dan peredaran getah bening (air limfe).
b. Menghancurkan pengumpulan sisa-sisa pembakaran di dalam sel-sel otot yang
telah mengeras yang disebut miogelosis (asam susu).
c. Menyempurnakan pertukaran gas-gas dan zat-zat di dalam jaringan atau
memperbaiki proses metabolisme.

d. Menyempurnakan pembagian zat-zat makanan ke seluruh tubuh.


e. Menyempurnaan proses penyempurnaan makanan.
f. Menyempurnakan proses pembuangan sisa-sisa pembakaran (sampah-sampah) ke
alat pengeluaran atau mengurangi kelelahan.
g. Merangsang otot-otot yang dipersiapkan untuk bekerja yang lebih berat,
menambah tonus otot (daya kerja otot), efisiensi otot (kemampuan guna otot)
dan elastisitas otot (tak sadar).
h. Merangsang jaringan-jaringan saraf, mengaktifkan saraf sadar dan kerja saraf

otonomi (tak sadar).

i. Membantu penyerapan (absorsi) pada peradangan bekas luka.


j. Membantu pembentukan sel-sel baru atau menyuburkan pertumbuhan
tubuh.

k. Membersihkan dan menghaluskan kulit.


l. Memberikan perasaan nyaman, segar dan kehangatan pada tubuh.

5. Prosedur

Persiapan 1. Pengkajian kulit sebelumnya.


2. Lotion khusus yang digunakan.
3. Posisi yang dikontraindikasikan untuk klien.

4. Atur lingkungan yang tenang tanpa interupsi

untuk meningkatkan efek pijat punggung yang

maksimal.
Fase Kerja 1. Dengan menggunakan bagian tumit telapak tangan
peneliti,
peneliti menggosok dan memijat telapak kaki pasien secara
perlahan dari arah dalam ke arah sisi luar kaki pada
bagian terluas kaki kanan selama 15 detik.
2. Dengan menggunakan tumit telapak tangan peneliti di
bagian yang sempit dari kaki kanan, peneliti menggosok
dan memijat secara perlahan bagian telapak kaki pasien
dari arah dalam ke sisi luar kaki selama 15 detik.
3. Pegang semua jari-jari kaki oleh tangan kanan, dan
tangan kiri menopang tumit pasien, kemudian peneliti
memutar pergelangan kaki tiga kali searah jarum jam
dan tiga kali ke arah berlawanan arah jarum jam
selama 15 detik.
4. Tahan kaki di posisi yang menunjukkan ujung jari kaki
mengarah keluar (menghadap peneliti), gerakan maju
dan mundur tiga kali selama 15 detik. Untuk
mengetahui fleksibilitas.
5. Tahan kaki di area yang lebih luas bagian atas dengan
menggunakan seluruh jari (ibu jari di telapak kaki dan
empat jari di punggung kaki) dari kedua belah bagian
kemudian kaki digerakkan ke sisi depan dan kebelakang
tiga kali selama 15 detik.
6. Tangan kiri menopang kaki kemudian tangan kanan
memutardan memijat masing-masing jari kaki sebanyak
tiga kali di kedua arah, untuk memeriksa ketegangan (15
detik).
7. Pegang kaki kanan dengan kuat dengan menggunakan
tangan kanan padabagian punggung kaki sampai ke
bawah jari-jari kaki dan tangan kiri yang menopang tumit.
genggam bagian punggung kaki berikan pijatan lembut
selama 15 detik.
8. Posisi tangan berganti, tangan kanan menopang tumit
dan tangan kiri yang menggenggang punggung kaki
sampai bawah jari kaki kemudian di pijat dengan
lembut selama 15 detik.
9. Pegang kaki dengan lembut tapi kuat dengan tangan
kanan seseorang di bagian punggung kaki hingga ke
bawah jari-jari kaki dan gunakan tangan kiri umtuk
menopang di tumit dan pergelangan kaki dan berikan
tekanan lembut selama 15 detik.
10. Menopang tumit menggunakan tangan kiri dan
dengan
menggunakan tangan kanan untuk memutar setiap searah
jarum jam kaki dan berlawanan arah jarum jam serta
menerapkan tekanan lembut selama 15 detik.
11. Menopang tumit dengan menggunakan tangan kiri
dan memberikan tekanan dan pijatan dengan tangan
kanan pada bagian sela-sela jari bagian dalam dengan
gerakan ke atas dan ke bawah gerakan lembut selama
15 detik.
12. Tangan kanan memegang jari kaki dan tangan kiri
memberikan tekanan ke arah kaki bagian bawah kaki
menggunakan tumit
tangan dengan memberikan tekanan lembut selama 15
detik
Dokumenta Dokumentasikan bahwa foot massage pada klien telah
si
dilakukan dan dokumentasikan respon klien, catat adanya
B. PELAKSANAAN FOOTtemuan
MASSAGE
yang tidak biasa.

N Meto Langkah-langkah foot massage


o de
1 Dengan menggunakan bagian tumit
telapak tangan peneliti, peneliti menggosok
dan memijat telapak kaki pasien secara
perlahan dari arah dalam ke arah sisi luar
kaki pada bagian terluas kaki kanan selama
15 detik.
2 Dengan menggunakan tumit telapak
tangan peneliti di bagian yang sempit dari
kaki kanan, peneliti menggosok dan
memijat secara perlahan bagian telapak kaki
pasien dari arah dalam ke sisi luar kaki
selama 15 detik.
3 Memegang semua jari-jari kaki oleh
tangan kanan, dan tangan kiri menopang
tumit pasien, kemudian peneliti memutar
pergelangan kaki tiga kali searah jarum jam
dan tiga kali ke arah berlawanan arah
jarum jam selama 15 detik.
4 Menahan kaki di posisi yang
menunjukkan ujung jari kaki mengarah
keluar (menghadap peneliti), gerakan maju
dan mundur tiga kali selama 15 detik.
Untuk mengetahui fleksibilitas.

5 Menahan kaki di area yang lebih luas


bagian atas dengan menggunakan seluruh
jari (ibu jari di telapak kaki dan empat jari di
punggung kaki) dari kedua belah bagian
kemudian kaki digerakkan ke sisi depan dan
kebelakang tiga kali selama 15 detik.

6 Tangan kiri menopang kaki kemudian


tangan kanan memutardan memijat masing-
masing jari kaki sebanyak tiga kali di
kedua arah, untuk memeriksa ketegangan
(15 detik).

7 Memegang kaki kanan dengan kuat


dengan menggunakan tangan kanan
padabagian punggung kaki sampai ke
bawah jari-jari kaki dan tangan kiri yang
menopang tumit. genggam bagian
punggung kaki berikan pijatan lembut
selama 15 detik.

8 Posisi tangan berganti, tangan kanan


menopang tumit dan tangan kiri yang
menggenggang punggung kaki sampai
bawah jari kaki kemudian di pijat dengan
lembut selama 15 detik.
9 Pegang kaki dengan lembut tapi kuat
dengan tangan kanan seseorang di bagian
punggung kaki hingga ke bawah jari-jari
kaki dan gunakan tangan kiri umtuk
menopang di tumit dan pergelangan kaki
dan berikan tekanan lembut
selama 15 detik.
1 Menopang tumit menggunakan tangan kiri
0 dan dengan menggunakan tangan kanan
untuk memutar setiap searah jarum jam
kaki dan berlawanan arah jarum jam serta
menerapkan tekanan lembut selama 15
detik.

1 Menopang tumit dengan menggunakan


1 tangan kiri dan memberikan tekanan dan
pijatan dengan tangan kanan pada bagian
sela-sela jari bagian dalam dengan gerakan
ke atas dan ke bawah gerakan lembut
selama 15 detik.

1 Tangan kanan memegang jari kaki


2
dan tangan kiri memberikan tekanan ke
arah kaki bagian bawah kaki
menggunakan tumit tangan dengan
memberikan tekanan lembut selama 15
detik
BAB IV HASIL INTERVENSI

A. SUMBER DATA, PERLAKUAN, DAN SAMPEL

Sumber data yang dipakai dalam intervensi ini ialah data primer, yaitu data
diperoleh
dari pengisian kuesioner oleh pasien, untuk melihat adanya perubahan atau
tidak terhadap tingkat kecemasan pasien yang ingin dilakukan tindakan Foot
Massage. Dan untuk perlakuan atau intervensi dilakukan di ruang ICU RSUD
A.W.Sjahranie Samarinda pada pasien yang ingin dilakukan tindakan Foot Massage,
dengan melakukan pijatan pada area kaki pasien untuk meningkatkan kualitas tidur
yang dilakukan 2 kali dalam 24 Jam pada 2 orang pasien.
1. BEFORE
Sebagaimana terlihat pada data, bahwa sebelum dilakukan foot massage
kualitas tidur seluruh responden atau 2 orang (100%) pasien mengalami
penurunan kualitas tidur. Hal ini dikarenakan pasien mengalami ketidaknyamanan
akibat kondisi fisk dan pemberian alat tindakan invasif di ruang ICU.
2. AFTER
Sebagaimana terlihat pada data terlihat bahwa setelah dilakukan Foot Massage,
kualitas tidur responden atau 2 orang pasien mengalami peningkatan.

3. DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

Befo Aft
re er
1. Pasien Tn. A b. Sesudah dilakukan Massage :

a. Sebelum dilakukan (Tanggal 9 April 2018, Pukul 13.00


wita) :
massage (Tanggal 8 April 2018):
1) Data objektif:
1) Data Objektif:
- KU: sedang; GCS: E4 M6
- KU: sedang; GCS: E4 M6 V5;
V5; TD:130/80 MmHg; N:
TD:135/80 MmHg; N: 80x/m;
83x/m; RR:
RR:
19x/m; suhu: 37,5’C;
25x/m; suhu: 37,5’C; wajah
- Wajah pasien tampak tenang
pasien tampak gelisah
- Durasi dan frekuensi tidur
- Durasi dan frekuensi tidur
siang 35 menit dan tidak
siang hanya 10-15 menit dan
terbangun saat pasien diberi
mudah terbangun saat
selimut dan diganti tissue pada
perawat atau orang lain
leher sebelah kanan pasien.
mendekat.
2) Data Subjektif:
- Durasi dan frekuensi tidur
- Pasien mengatakan tubuhnya
malam 2 – 3 jam dan tidak
tetap terasa pegal dan merasa
bisa tidur kembali
biasa saja setelah diberi pijatan
2) Data Subjektif:
pada kaki.
- Pasien mengatakan
(Tanggal 9 April 2018, Pukul 21.00 wita)
tubuhnya terasa sakit dan
:
pegal karena
1) Data objektif:
hanya terbaring di tempat - KU: sedang; GCS: E4 M6
tidur.
V5; TD:142/85 MmHg; N:
83x/m; RR:

20x/m; suhu: 37’C;


- Wajah pasien tampak tenang
- Durasi dan frekuensi tidur
malam 2-

4 jam dan 3x terbangun dsst


leher pasien dibersihkan setelah
itu pasien kembali tidur.

2) Data Subjektif:
- Pasien mengatakan tidak

merasakan perubahan apapun

pada tubuhnya setelah diberi

pijatan.

Befo Aft
re er
2. Pasien Ny. M b. Sesudah dilakukan Massage :

a. Sebelum dilakukan (Tanggal 9 April 2018, Pukul 13.00


wita) :
massage (Tanggal 8 April 2018):
1) Data objektif:
1) Data Objektif:
- KU: sedang; GCS: E4 M6
- KU: sedang; GCS: E4 M6 V5;
V5; TD:132/83 MmHg; N:
TD:146/80 MmHg; N: 75x/m;
81x/m; RR:
RR:
22x/m; suhu: 37,5’C;
17x/m; suhu: 36,5’C; wajah
- Wajah pasien tampak tenang
pasien tampak gelisah
- Durasi dan frekuensi tidur siang
- Durasi dan frekuensi tidur
20-
siang hanya 10-15 menit
30 menit dan 1x terbangun saat
dan terbangun saat diberi
disuction
tindakan dan saliva
2) Data Subjektif:
meningkat.
- Pasien mengatakan tubuhnya
- Durasi dan frekuensi tidur
merasa lebih nyaman setelah
malam 1-2 jam dan
diberi food massage
kesulitan untuk memulai
(Tanggal 9 April 2018, Pukul 21.00 wita)
tidur kembali. :
2) Data Subjektif: 1) Data objektif:
- Pasien mengatakan - KU: sedang; GCS: E4 M6
tubuhnya terasa sakit dan V5; TD:140/79 MmHg; N:
pegal karena hanya 83x/m; RR:
terbaring di tempat tidur. 20x/m; suhu: 37’C;
- Wajah pasien tampak tenang

- Durasi dan frekuensi tidur


malam 4-

5 jam dan 2x terbangun


dan membuka mata saat
disuction, dan 1x

terbangun namun tidak


membuka
mata saat saliva di bersihkan
dengan tissue.

2) Data Subjektif:
- Pasien mengatakan senang
dan nyaman karena
dimassage.

B. IMPLIKASI KEPERAWATAN

Implikasi keperawatan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu data dari
penelitian ini dapat menjadi dasar bagi keperawatan, terutama untuk keperawatan
kritis, gawat darurat dan kritis untuk memberikan intervensi pada pasien sehingga
diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan bagi
pasien yang mengalami penurunan kualitas tidur khususnya di ruang Intensiv
Care Unit.
C. KESULITAN DAN PROSES INTERVENSI
Kesulitan yang dihadapi saat melakukan intervensi antara lain :
1. Kedua pasien/responden tidak bisa berkomunikasi secara efektif karena cedera

yang terdapat pada area wajah dan terpasangnya alat bantu napas.

2. Komunikasi yang diberikan berupa pertanyaan tertutup


Pada saat diberikan intervensi pada pasien 1 atau Tn.A menunjukan ekspresi
yang tenang dan saat diberi pertanyaan klien menjawab dengan berkedip, dan
menganggukan
/menggelengkan kepala karena cedera yang terdapat pada area wajah dan mandibul,
sehingga suara yang dikeluarkan pasien tidak terdengar jelas.
Pada pasien 2 atau Ny.M menunjukan ekspresi yang tenang dan saat diberi
pertanyaan klien menjawab dengan berkedip, dan menganggukan /menggelengkan
kepala karena klien terpasang Endo Tracheal Tube sehingga klien tidak dapat
mengeluaran suara.
D. SARAN MELANJUTKAN PENELITIAN
Berdasarkan jurnal penelitian yang kelompok lakukan, maka saran yang diberikan oleh
kelompok adalah :
1. Sebagai refrensi untuk dijadikan penelitian KIAN dan KTI keperawatan

2. Dapat diberikan tidak hanya untuk pasien yang mengalami penurunan kualitas
tidur, tetpi juga pada pasien yang mengalami gelisah dan cemas.
3. Dapat membuat SOP yang telah valid
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C., & Hall, J.E. (2014). Buku ajar fisiologi kedokteran (Edisi 12). Saunders,
Elseveir. Potter & Perry. (2011). Fundamental of nursing (Buku 1, Edisi 8). Jakarta:
Salemba Medika. Pulak, L.M., & Jensen, L. (2014). Sleep in the Intensive Care Unit:
A Review. Journal of

Intensive Care Medicine.


Kaur, J., Kaur, S., & Bhardwaj, N. (2012). Effect of 'foot massage and reflexology'
on physiological parameters of critically ill patients. Nursing and Midwifery Research
Journal, 8(3).
MacDonald, K. (2010) The peptide that binds: A systematic review of
oxytocin and its prosocial effects in humans. Harvard Review of Psychiatry,
18, 1-21.
National Hearth, Lung and Blood Institute. (2011).

Zhou, X., Zhang, S., & Li, X. (2013). Application of relaxation training and

itsenlightenment for nursing. Chinese Journal of Nursing, 39, 129–130.

Richardson, A., Crow, W., Coghill, E., & Turnock, C. (2007) . A comparison of sleep
assessment tools by nurses and patients in critical care. Journal Clininical Nursing,
16,1660–8.
Pedoman Pengumpulan Tugas Akhir

1. Pengumpulan tugas akhir individu setelah dilaksanakan ujian komprehensif. Laporan berisikan
kumpulan seluruh kasus kelolaan beserta LP dan penyusunan berdasarkan urutan ruangan
mahasiswa dinas. Setiap Laporan perminggu dilengkapi dengan lembar pengesahan dan
form instrument penilaian. Pada halaman akhir laporan ruangan disertakan lembar pengumpulan
laporan yang telah ditandatangani oleh pembimbing klinik dan akademik serta aktivitas daily
mahasiswa dan telaah satu tindakan klinik dengan konsep kritis. Urutan file laporan:
a. Cover depan
b. Daftar Isi
c. Cover Ruangan minggu 1
d. Pengesahan minggu 1
e. Penilaian minggu 1
f. LP minggu 1
g. Resume/Askep mingu 1
h..........Dst sampai minggu ke 2
i. Analisa keterampilan klinik gadar kritis
j. Aktivitas daily mahasiswa
k. Lembar pengumpulan Tugas
2. Pengumpulan tugas kelompok dikumpulkan satu bagian.
3. Laporan individu dan laporan kelompok di upload melalui google form, dengan link berikut
dengan ketentuan:
a. File type PDF (laporan dijadikan satu file, diurutkan berdasarkan ruangan tempat praktik)
b. File tugas dikirimkan dengan format judul:
 Laporan individu: TA Stase Gadar Kritis-Nama Mahasiswa (Contoh: TA Stase Gadar-Melati).
 Laporan kelompok: Tugas Presjur-Nama ruangan (Contoh: Tugas Presjur-Ruangan IGD).
4. Laporan diupload maksimal tanggal, 6 Februari 2021 pukul 23.00 WITA.

Link Pengumpulan
Tugas:

Tugas Individu:
https://forms.gle/vpUQzHpGgYT3GoeX8
DAFTAR KEGIATAN HARIAN
PRAKTEK PROFESI NERS KEPERAWATAN KRITIS DAN GAWAT DARURAT

Nama :
NIM :
Ruang :
Tanggal :

Waktu Kegiat
an

Mengetahui,

Pembimbing Klinik
LOG BOOK ANALISIS TINDAKAN EMERGENSI
PRAKTEK PROFESI NERS KEPERAWATAN KRITIS DAN GAWAT DARURAT

Nama :
NIM :
Ruang :
Tanggal :

Tindakan

Indikasi

Analisis Tindakan

Kesenjangan Praktik
dan Teori

Mengetahui,

Pembimbing Klinik
Beritas Acara
PENERIMAAN
TUGAS

Nama :
NIM :
Ruang :
Tanggal Praktek :

Tanda Tanda
Jenis Laporan Tanggal tangan tangan Catatan
Pengumpulan Pembimbin Pembimbin
g g
Klink Akademik

Laporan
Pendahulu
an

Laporan Kasus
Prosedur Pelaksanaan Ujian Praktik Profesi Ners
Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis

Hari/Minggu Jam Kegiat


an
Mahasiswa Yang Ujian Pembimbing Klinik
1. ujian praktik 08.0 1. Sehari sebelum ujian (H-1), Pembimbing wajib
klinik 0- mahasiswa wajib berkoordinasi memberikan arahan dan solusi
dilakukan 11.0 dengan pembimbing klinik, yang terbaik sehingga
pada 0 mengenai ujian yang akan mahasiswa mampu
hari……. dilakukan besok mempersiapkan ujian klinik
Bulan…. dengan maksimal
Pada
minggu….
07.1 2. Menempati ruang ujian yang telah Memastikan kehadiran
2. tempat ujian 5- ditetapkan oleh pembimbing mahasiswa yang ujian
disesuaikan 07.3 klinik praktik
dengan hasil 0 diruang masing-masing
undian 07.3 3. Menerima hasil undian kasus Bersama mahasiswa kasus
0-
08.0
0
08.0 4. Mengkaji dan membuat Mengobservasi kegiatan
0- perencanaan asuhan keperawatan mahasiswa yang sedang
09.0 dan melakukan intervensi yang ujian
0 direncanakan tentukan 1 ata lebih
tindakan
keperawatan yang
dinilai pembimbing
09.0 5. Response pertama terkait persiapan Melakukan
0- pelaksanaan tindakan keperawatan response 1
09.2 yang akan dilakukan (pertama)
0
09.2 6. Melakukan tindakan keperawatan Mengobervasi mahasiswa
9- kepada pasien
10.3
0
10.4 7. Mahasiswa diberikan kesempatan Mengobervasi mahasiswa
5- melengkapi format pengkajian,
11.3 diagnose, perencanaan,
0 implementas
serta evaluasi yang telah disediakan
12.0 8. Responsi dengan 2 orang Melakukan responsi
0- pembimbing
15.0
0

Keterangan :

 Mahasiswa yang sedang ujian klinik tidak diperkenankan untuk menggunakan handphone,
smartphone lainya
 Mahasiswa tidak dibenarkan bertanya kepada mahasiswa lain, pembimbing, dokter, perawat
ruangan apabila ada yang hendak diklarifikasi terlebih dahulu dikonfirmasi kepada penguji
 Mahasiswa tidak diperkanankan mambawa buku catatan terkait mata kuliah Keperawatan Medikal
bedah, Gawat Darurat
 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk ujian
FORMAT PENILAIAN SEMINAR/PRESENTASI
PRAKTEK PROFESI NERS

Judul Kasus :
Kelompok :

Sk
N Aspek yang dinilai or K
o 1 2 3 4 et
1 Persiapan :
a. Sistematika penulisan
b. Tehnik penulisan
c. Persiapan media
2 Pelaksanaan :
a. Pengorganisasian waktu
b. Pembukaan
c. Kejelasan materi
d. Penguasaan situasi
e. Penggunaan media
3 Diskusi
a. Ketepatan menjawab
b. Penguasaan materi
c. Penguasaan emosi
d. keterbukaan menerima saran dan masukan
4 Evaluasi
a. Kerjasama antar anggota kelompok
b. Kesimpulan
c. Penutup
Jumlah
Skor

Nilai= (Jumlah Skor/60)x100

Keterangan : Samarinda, 2021


1 : Kurang Pembimbing/CI Klinik
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Baik sekali

(……………………………………)
PROGRAM PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DAN KRITIS
ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
EVALUASI KLINIK

FORMAT PENILAIAN LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA :
TEMPAT PRAKTIK :
TANGGAL :

Nila
N Aspek yang dinilai Nila K
i
o i et
Ma
x
Teori tentang penyakit (definisi, patofisiologi
1 tanda dan gejala pemeriksaan penunjang 2
komplikasi 0
2 Ketetapan rumusan diagnosa keperawatan 2
0
3 Prioritas diagnosa keperawatan 5
4 ketetapan rumusan tujuan 1
0
5 perencanaan tindakan keperawatan 2
0
6 rasionalisasi tindakan keperawatan 1
0
7 daftar pustaka 5
8 penampilan laporan 1
0
Jumlah
Skor

Keterangan
Nilai
A= >81
B= 70-80
C= 60-69,9

Pembimbing

(…………………………………………………….)
PROGRAM PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS
ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
EVALUASI KLINIK

FORMAT PENILAIAN LAPORAN KASUS/ASKEP

NAMA :
TEMPAT PRAKTIK :
TANGGAL :

Nila
N Aspek yang dinilai i Nila K
o i et
Ma
x
1 ketepatan waktu pengumpulan laporan 1
5
2 Kelengkapan data/pengkajian 1
5
indentifiasi diagnosa keperawatan/masalah
3 5
kolaborasi
kepatan rumusan diagnosa 1
0
4 ketetapan rumusan tujuan 1
0
5 ketepatan tindakan keperawatan 1
5
6 evaluasi 5
7 penampilan laporan 5
kelengkapan laporan (setiap hari 1 laporan
8 2
khusus IGD)
0
Jumlah
Skor

Keterangan
Nilai
A= >81
B= 70-80
C= 60-69,9

Pembimbing

(…………………………………………………….)
FORMAT EVALUASI UJIAN KASUS
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN STASE GADAR KRITIS

Nama Mahasiswa : ……………………………………


Nim : ……………………………………
Diagnosa Medis : ……………………………………
Diagnosa keperawatan: ..............................................
Ruangan : …………………………………….

A. Dokumentasi Keperawatan (40%)


Sko
N Kriter Bobo re Bobot x nilai
o ia t 1 2 3 4
1 Pengkajian 2
a. Identitas klien 0
b. Riwayat Keperawatan
c. Tanda vital dan keadaan umum
d. Pengkajian data fokus
e. Pemeriksaan Penunjang
f. Validasi data
2 Diagnosa Keperawatan 2
a. Mencakup komponen PES/PE 0
b. Relevan dengan data
c. Memberi arah
intervensi keperawatan
d. Bersifat spesifik sesuai kasus
3 Perencanaan 2
a. Prioritas 0
b. Tujuan
 Spesifik
 Dapatdiukur/simpel
 Dapat dicapai
 Realistis
 Batasan waktu tepat
c. Tindakan
 Spesifik sesuai tujuan
 Pencatatan sesuai prioritas
 Menggunakan kalimat perintah
 Dapat dilaksanakan
4 Pelaksanaan 2
a. Sesuai rencana tindakan 0
b. Menggunakan kalimat
kerja operasional
c. Tercantum waktu dan tanda
tangan
5 Evaluasi 2
a. Respon klien 0
b. Terdapat waktu dan tanda tangan
Total 1
Skor 0
0
B. Keterampilan Klinik (20%)
Sk Bobo
N Aspek Yang dinilai Bobot or tx
o 1 2 3 4 skor
e
1 Persiapan : 2
a. Klien diberi informasi tentang 0
prosedur yang akan dilakukan
b. Melakukan pengkajian yang
berkaitan dengan tindakan yang
akan dilakukan
c. Lingkungan yang nyaman dan
bersih bagi klien
d. Jenis alat yang disediakan sesuai
kebutuhan
2 Pelaksanaan : 5
a. Komunikasi dengan klien 0
b. Memperhatikan privacy klien
c. Kualitas alat (sterilisasi)
d. Penggunaan alat
e. Tindakan sesuai dengan prosedur
f. Tindakan sesuai dengan prinsip
g. Memperhatikan respon klien
h. Membereskan alat
3 Evaluasi 3
a. Melakukan evaluasi 0
tindakan keperawatan
b. Mendokumentasikan tindakan
Jumlah Skor 1
0
0

C. Responsi (40%)
Sko
N Aspek yang dinilai Bobot re Bobot x
o Skore
1 2 3 4
1 Mampu menjawab dan 3
berargumentasi dengan 0
benar
2 Menggunakan landasan teori 3
0
3 Efektifitas waktu 2
dalam 0
menjawab
4 Bersikap profesional 2
0
Total 1
0
0

Nilai = Jumlah (bobot x skore) : 4 Samarinda,…………....................................

Evaluator
(…………………………………………………)
BERITA ACARA PERGANTIAN DINAS

Dengan Ini saya dibawah ini,

NAMA :

NIM :

RUANG DINAS :

MINGGU PRAKTEK :

Benar mengajukan pergantian dinas pada hari/tanggal..................yang semula berdinas pada

hari/tanggal……………………….Dikarenakan alasan………………………………….........

………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………..………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

Telah mendapatkan izin perseptorship Ruangan:……………………………………………..

Mengetahui
Samarinda,..............2018
Perseptorship Ruang……

(……………………………………..)
NERS STASE GADAR KRITIS

PEMBAGIAN RUANGAN
KELOMPOK
JANUA
N KELOMPOK RI Jumlah
O Minggu Minggu Minggu Mahasiswa
1 2 3
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
1 2 3 4 5 6 8 9 0 1 2 3 5 6 7 8 9 0
1 Kelompok 1 ICU- PICU-NICU IGD 1
ICCU 4
2 Kelompok 2 PICU-NICU IGD ICU- 1
ICCU 4
3 Kelompok 3 IGD ICU- PICU-NICU 1
ICCU 3
DAFTAR PEMBAGIAN KELOMPOK NERS STASE GADAR

DAFTAR KELOMPOK
1
PRESEPTOR
N NA KLINIK PRESEPTOR
O MA AKADEMIK
I IC PI NI I
C CU CU CU G
U D
1 HAMIDAH
2 YULIHA SARAH Ns. Selvi
3 ISTIQOMAH Palayukan,
4 LUCIANA PUJI RAHAYU Ns. Novi Ns. Yetty Ns. Lestari S.Kep
Priskawati, Maulida, Ekawati,S.Kep
5 MUHAMMAD IHSAN
S.Kep S.Kep
6 NARTININGSIH
Ns. Decky
7 SETYO WIRIDIANTORO Ns. Ns. Kiki Hardiansyah
Nurhadi, S.Kep
8 ENDANG KRISNAWATI Zahrotul Safitri, S.Kep., M. Kep,
9 HERI NOTOSUSANTO Wardah, Sp.Kep. MB
1 RAMLAH S.Kep
0 Ns. Mardhina, Ns. Alfianus, Ns. Rita Eka
1 SUSANTI SUHARDI S.Kep S.Kep Martini, SST
Ns. Safri,
1 S.Kep
1 SRI WAHYUNI
2
1 ARDIYAN ALFIAN
3 ARIZQI
1 ASTUTI
4
DAFTAR KELOMPOK
2
PRESEPTOR
N NA KLINIK PRESEPTOR
O MA AKADEMIK
I IC PI NI I
C CU CU CU G
U D
1 AWALUDDIN
2 DARMAWAN Ns. Selvi
3 RINA YANTI. S Palayukan,
4 SAMSIAH Ns. Novi Ns. Yetty Ns. Lestari S.Kep
Priskawati, Maulida, Ekawati,S.Kep
5 ENI FITRIANI
S.Kep S.Kep
6 BUDI SUJARWO
Ns. Decky
7 JEVI PRADHANA P. S Ns. Zahrotul Ns. Ns. Annisa Ain,
Nurhadi, S.Kep
8 PINARSIH Wardah, S.Kep.,
9 SUYATMI S.Kep M. Kep
1 DIAH AYU K
0 Ns. Mardhina, Ns. Alfianus, Ns. Rita Eka
1 ATIK DARWANTI S.Kep S.Kep Martini,
SST Ns. Safri,
1 S.Kep
1 ENDANG
2 SRININGSIH
1 ELIS IDA
3
1 IDA MAULANI
4
DAFTAR KELOMPOK
3
PRESEPTOR
N NA KLINIK PRESEPTOR
O MA AKADEMIK
I IC PI NI I
C CU CU CU G
U D
1 SITI HUSNUL
HARIROH Ns. Selvi
2 VETA VATA S. H Palayukan,
3 YUNIATI WININGSIH Ns. Novi Ns. Yetty Ns. Lestari S.Kep Ns. Annisa Ain, S.Kep.,
4 YUNNI REFFIANA Priskawati, Maulida, Ekawati,S.Kep M. Kep
5 DWI KUSRINI S.Kep S.Kep
6 EKA HARTINI Ns. Ns. Decky
7 MUSLIMAH Zahrotul Nurhadi, S.Kep
8 ALIMUDDIN Wardah,
9 SYAMSUL HADI S.Kep
1 FIBRIAN NORMA H Ns. Mardhina, Ns. Alfianus, Ns. Rita Eka Ns. Kiki Hardiansyah
0 S.Kep S.Kep Martini, SST Ns. Safri, Safitri, S.Kep., M. Kep,
1 SYARIFAH YULIA R S.Kep Sp.Kep. MB
1
1 SARIMAH MUDAH.S
2
1 NANI FERAWATI
3
JADWAL KEGIATAN NERS LURING
KANUJOSO
Ruanga Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
n
Pembagian
Kasus dan
Resume Resume Resume
IGD pembuatan Bimbinga Bimbinga
Pasien 2 Pasie Pasie
LP, Resume n n
n3 n4
Minggu Pasien
1 1
ICU/ICC Pembagian Bimbingan Bimbingan
U Kasus dan Askep
Askep Askep
pembuatan Mandiri
Mandiri Mandiri
PICU/NIC LP,
U Pengkajian
Pembuatan
Pembagian
Laporan Pembuatan
Kasus dan Present
Resume kelompok Laporan
IGD pembuatan Bimbinga asi
Pasien 2 (P.Jurnal)+ kelompok
LP, Resume n kelomp
Resume (P.Jurnal)
Pasien 1 ok
Minggu Pasien
(DARIN
2 3
G)
ICU/ICC Pembuatan Pembuatan
Pembagian
U Laporan Laporan Present
Kasus dan Askep
kelompok kelompok Bimbinga asi
pembuatan Mandiri
(P.Jurnal)+ (P.Jurnal)+ n kelomp
PICU/NIC LP,
Askep Askep ok
U Pengkajian Mandiri Mandiri (DARIN
G)
IGD Long Case SOCA SOCA
Long Long
ICU/ICC Minggu Long Case Analisa Tindakan Keperawatan Kritis
Case Case
U 3
Pembimbi Pembimbi
PICU/NIC Long Case ng ng
U Akademik Akademik
JADWAL DINAS

Janu
N Nama K ari
o Mahasiswa e Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3
l 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
1 2 3 4 5 6 8 9 0 1 2 3 5 6 7 8 9 0
1 Hamidah
2 Yuliha Sarah
3 Istiqomah
4 Luciana Puji I ICCU PICU NICU
Rahayu C
5 Muhammad U
Ihsan
6 Nartiningsih 1 I
7 Setyo G
Wiridiantoro D
8 Endang
Krisnawati
9 Heri
Notosusanto ICCU I NICU PICU
10 Ramlah C
11 Susanti Suhardi U
12 Sri Wahyuni
13 Ardiyan Alfian A
14 Astuti
15 Awaluddin
16 Darmawan
17 Rina Yanti. S
18 Samsiah PICU NICU I ICCU
19 Eni Fitriani C
20 Budi Sujarwo U
21 Jevi Pradhana P.
S 2 I
22 Pinarsih G
23 Suyatmi D
24 Diah Ayu K
25 Atik Darwanti NICU PICU ICCU I
26 Endang C
Sriningsih U
27 Elis Ida
28 Ida Maulani
29 Siti Husnul
Hariroh
30 Veta Vata S. H
ICCU ICU
31 Yuniati Winingsih 3 I I ICCU PICU NICU
32 Yunni Reffiana G C
33 Dwi Kusrini D U
34 Eka Hartini
35 Muslimah
36 Alimuddin
37 Syamsul Hadi
38 Fibrian Norma H
39 Syarifah Yulia R
40 Sarimah NICU PICU
Mudah.S
41 Nani Ferawati

Anda mungkin juga menyukai