Anda di halaman 1dari 15

QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADITS


b
1. Identitas
a. Nama Mata Pelajaran : Al-Qur’an Hadits X
b. Semester : 2 Genap
c. Kompetensi Dasar :

1.8 Menghayati nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam hadis yang sahih
2.8 Menunjukkan sikap cinta ilmu sebagai manfaat dari mempelajari macam-macam
sunnah
3.8 Mengidentifikasi macam –macam sunah (Qauliyah fi’liyah Taqririyah,dan
Hamimiyah) dan fungsinya terhadap Al Quran.
4.8 Mempresentasikan contoh macam macam sunah (Qauliyah fi’liyah Taqririyah,dan
Hamimiyah) dan fungsinya terhadap Al Quran.

d. Materi Pokok : Macam-macam Sunnah dan Fungsi Hadits


e. Alokasi Waktu : 4 JP X 2
f. Tujuan Pembelajaran :

Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode diskusi, tanya jawab, penugasan, dan
presentasi kelompok dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat menghayati nilai-
nilai kebenaran yang terkandung dalam hadis yang sahih, Menunjukkan sikap cinta ilmu
sebagai manfaat dari mempelajari macam-macam sunnah,mengidentifikasi macam –macam
sunah (Qauliyah, fi’liyah, Taqririyah, dan Hamimiyah) dan fungsinya terhadap Al Quran,
terampil dalam mempresentasikan contoh macam- macam sunah (Qauliyah fi’liyah
Taqririyah,dan Hamimiyah) dan fungsinya terhadap Al Quran, mengembangkan sikap/
karakter jujur, peduli, dan bertanggung jawab serta dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi (4C) dan berliterasi.

g. Materi Pembelajaran
Bacalah bacaan pada buku siswa Al-Qur’an Hadits MA Kelas X . Jakarta: Kementerian
Agama RI, 2013 hal. 100 s.d. 110.

2. Peta Konsep

24
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

QAULIYAH
FI'LIYAH

SUNNAH TAQRIRIYAH
HAMMIYAH
AHWALIYAH

BAYAN TAQRIR
BAYAN TAFSIR
FUNGSI a. TAFSHILUL MUJMAL
HADITS b. TAKHSHISHUL 'AM
c. TAQYIDUL MUTLAQ
BAYAN TASYRIK (HUKMI)

3. Konsep Belajar

a. Pendahuluan

Sebelum mempelajari materi ini, silakan Anda membaca dan memahami teks di bawah ini!

Kedudukan sunnah sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an sangatlah
penting. Keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Oleh karena pentingya
pemahaman tentang sunnah, Abu Hanifah pernah mengatakan bahwa tanpa sunnah tidak
ada seorangpun yang dapat memahami Al-Qur’an.
Hadist merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al-Qur'an. Hadist berfungsi
sebagai penjelasan dan penegas ayat - ayat Al-Qur'an yang bersifat umum. Bahkan hadist
juga memuat hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an.
Dari pernyataan tersebut, dapat kita pahami bahwa seseorang tidak akan bisa
memahami Islam secara utuh tanpa tanpa memahami hadis Nabi.

Untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut, silakan anda lanjutkan ke kegiatan berikut dan
ikuti petunjuk yang ada dalam UKBM ini.

b. Kegiatan Inti

1. Petunjuk Umum UKBM


a. Baca dan pahami materi pada Buku Teks Pelajaran Al-Qur’an Hadits X Wajib yang
diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, halaman 100 s.d. 110.
b. Setelah memahami isi materi dalam bacaan berlatihlah untuk berpikir tinggi melalui
tugas-tugas yang terdapat pada UKBM ini baik bekerja sendiri maupun bersama teman
sebangku atau teman lainnya.

25
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

c. Kerjakan UKBM ini di buku kerja atau langsung mengisikan pada bagian yang telah
disediakan.
d. Anda dapat belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan ayo berlatih, apabila Anda
yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam
kegiatan belajar 1, 2 dan 3. Anda boleh sendiri atau mengajak teman lain yang sudah
siap untuk mengikuti tes formatif agar Anda dapat belajar ke UKBM berikutnya.

2. Kegiatan Belajar
Ayo … … ikuti kegiatan belajar berikut dengan penuh kesabaran dan konsentrasi!!!

Kegiatan Belajar 1

A. Macam-Macam Sunnah

Bacalah Macam-Macam Sunnah dalam buku teks pelajaran (BTP Al-Qur’an Hadits Kelas X
halaman 100 s.d. 110)

Sunnah menurut Ahli Hadits / Muhaditsin identik dengan istilah hadits yaitu seluruhyang
disandarkan kepada Nabi uhammad saw, baik perkataan, perbuatan maupun ketetapan atau
yang sejenisnya (sifat keadaan atau himmah). Pembagian sunnah / hadits didasarkan pada
berbagai pendekatan. Pendekatan yang digunakan darimana sumber perkataan, perbuatan dan
ketetapan rosul, maka hadits dibagi menjadi 2 yaitu hadits Qudsi dan Hadits Nabawi. Hadits
Qudsi adalah Hadits yang maknanya dari Allah SWT, dan lafadznya dari Nabi Muhammad saw.
Sedangkan Hadits Nabawi maksudnya maknanya dan lafadznya dari Nabi Muhammad saw.
Dalam hal ini, hadits Nabawi / sunnah dibagi menjadi 5 yaitu:
a. Sunnah Qouliyah
Adalah ucapan-ucapan/ perkataan-perkataan Nabi Muhammad saw, yang berkaitan
dengan hukum islam.
Ciri-ciri lafadz yang biasa digunakan para sahabat dalam periwayatan Hadits Qouliyah
adalah:
1). Sahabat betul-betul bertemu ( bertatap muka) langsung dengan Rosul maka lafadz
yang digunakan biasanya…
..................... ‫سمعت رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
“ Saya mendengar Rosululloh saw,…”
..................... ‫أخبرنى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
“ Rosululloh saw, mengkhabarkan kepadaku……”
..................... ‫حدثنى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
“Rosululloh saw, menceritakan kepadaku…..”
2). Sahabat tidak secara jelas mendengarnya langsung dari Rosulloh, tapi kemungkinan
melalui perantaraan orang lain, maka lafadz yang digunakan biasanya,……
..................... ‫قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
“Bersabda Rosululloh saw,…..”
..................... ‫أمر رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
“Rosululloh saw, menyuruh….”

26
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

..................... ‫نهى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬


“Rosululloh saw, melarang….”
3). Sahabat perowi hadits kemungkinan tidak mendengar perintah dan larangan
Rosululloh secara langsung dari nabi sendiri, akan tetapi melalui perantaraan orang
lain atau bahkan hanya merupakan kesimpulan / pemahaman sahabat sendiri, maka
lafadz yang digunakan biasanya….
................................. ‫أمرنا بكذا‬
“Kami disuruh begini…”
........................... ‫نهينا عن كذا‬
“Kami dilarang begini….”

b. Sunnah Fi’liyah
Adalah perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad saw, yang berkaitan dengan hukum islam
Ciri-ciri lafadz yang digunakan sahabat dalam periwayatan hadits Fi’liyah adalah,
1). Sahabat benar-benar secara langsung melihat sendiri apa yang dilakukan oleh
Rosululloh, biasanya lafadz yang digunakan….
..................... ‫رأيت رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
"Aku melihat Rosululloh saw,……..”
2) Sahabat perowi tidak melihat secara langsung apa yang dilakukan oleh Rosululloh
saw, tetapi kemungkinan melalui perantaraan orang lain, biasanya lafadz yang
digunakan….
......................... ‫كان النبى صلى اهلل عليه وسلم‬
“Adalah Nabi saw,……”
...................... ‫ان النبى صلى اهلل عليه وسلم‬/‫أن‬
“Sesungguhnya Nabi saw,…..”
3) Sahabat menyatakan/menyebut secara langsung apa yang dilakukan oleh Rosululloh,
tanpa diawali dengan: “ Aku melihat Rosululloh saw….” Atau “ Adalah Rosululooh
saw…..” atau “ Sesungguhnya Rosululloh saw..” contoh hadits riwayat Aisyah r.a.
)‫ دخل رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم بيتى فصلى الضحى ثمانى ركعات (رواه ابن حبان‬:‫عن عائشة رضى اهلل عنها قالت‬
Artinya:
Dari Aisyah r.a berkata, Rosululloh saw masuk ke rumahku, lalu beliau melakukan
sholat sebanyak delapan rakaat.” ( HR. Ibnu Hibban)
c. Sunnah Taqririyah
Adalah ketetapan-ketetapan Nabi Muhammad saw, terhadap perbuatan yang dilakukan
oleh sahabat.
Adapun ciri-ciri sunnah Taqririyah, lafadz yang digunakan mengikuti ciri sunnah Qouliyah
dan Fi’liyah tetapi harus mencermati bahwa yang melakukan perbuatan dalam hadits
tersebut adalah sahabat Nabi, atau yang bertanya adalah sahabat sedang nabi menjawab
kemudian menetapkan hukumnya.
d. Sunnah Hammiyah
Adalah sesuatu yang dikehendaki Nabi lalu disampaikan kepada para sahabat sehingga
sahabat itu mengetahui, tetapi beliau belum sempat melaksanakan.
ِ ‫ابل َألصوم َّن الت‬ ُ ‫لَِئ ْن بَِق‬
‫َّاس َع‬ َ ُ ٍ َ‫يت ِإلَى ق‬
“Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan
(dari bln muharram)” (HR. Muslim)
27
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

َ ‫صيَ ِام ِه قَالُوا يَا َر ُس‬


‫ول اللَّ ِه ِإنَّهُ َي ْو ٌم‬ ِ ِ‫ول اللَّ ِه صلَّى اللَّهُ َعل َْي ِه وسلَّم يوم َعا ُشوراء وَأمر ب‬
ََ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ ُ ‫ص َام َر ُس‬
َ ‫ين‬
ِ ِ ٍ َّ‫ت َع ْب َد اللَّ ِه بْن َعب‬
َ ‫اس َرض َي اللَّهُ َع ْن ُه َما َي ُقواُل ح‬ َ ُ ‫َس ِم ْع‬
ِ ُ F‫ْأت ال َْع‬ ِ F ‫ال َفلَم ي‬F ِ ِ ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعل َْي ِه و َسلَّم فَِإ ذَا َكا َن ال َْع‬ ِ ُ ‫ال رس‬
‫ل‬F
ُ ‫ام ال ُْم ْقب‬F ُ ُ‫اء اللَّه‬
َ ْ َ َ‫ َع ق‬F‫و َم التَّاس‬Fْ ‫ ْمنَا الَْي‬F‫ص‬ َ ‫ام ال ُْم ْقب ُل ِإ ْن َش‬ َ َ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ ‫َّص َارى َف َق‬ ُ ‫ُت َعظِّ ُمهُ الَْي ُه‬
َ ‫ود َوالن‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫صلَّى اللَّهُ َعل َْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫حتَّى ُتوفِّي رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ َُ َ ُ َ
“Saya mendengar Abdullah bin Abbas ra. berkata saat Rasulullah Saw. berpuasa pada hari
'Asyura`dan juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa; Para sahabat berkata,
"Wahai Rasulullah, itu adalah hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan
Nashrani." Maka Rasulullah Saw. bersabda: "Pada tahun depan insya Allah, kita akan
berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram)." Tahun depan itu pun tak kunjung tiba, hingga
Rasulullah Saw. wafat..” (HR Muslim)

e. Sunnah Ahwaliyah
Adalah sunnah yang berkaitan dengan hal ihwal diri Nabi saw terdapat sifat-sifat, keadaan-
keadaan (ahwal).

Dalam riwayat disebutkan beberapa sifat yang dimiliki beliau seperti, “bahwa Nabi saw.
selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula kasar,
tidak suka berteriak, tidak suka berbicara kotor, tidak suka mencela,..” Juga mengenai sifat
jasmaniah beliau yang dilukiskan oleh sahabat Anas ra. sebagai berikut:
“Rasulullah itu adalah sebaik-baik manusia mengenai paras mukanya dan bentuk tubuhnya.
Beliau bukan orang yang tinggi dan bukan pula orang yang pendek.”  (HR. Bukhari dan
Muslim).

ِ ‫ل واَل بِالْ َق‬Fِ ‫وِم ل َْيس بِالطَّ ِوي‬F‫ةً ِمن الْ َق‬F‫ا َن ر ْبع‬F‫ال َك‬F
َ َ‫لَّ َم ق‬F‫ه َو َس‬Fِ ‫لَّى اللَّهُ َعل َْي‬F‫ص‬ ٍِ
ِ ‫كي‬ ُ ‫ال َس ِم ْع‬ َّ ‫َع ْن َربِ َيعةَ بْ ِن َأبِي َع ْب ِد‬
‫ي ِر‬F‫ص‬ َ َ ْ ْ ََ َ ‫ف النَّبِ َّي‬
ُ ‫ص‬ َ ‫س بْ َن َمال‬َ َ‫ت َأن‬ َ َ‫الر ْح َم ِن ق‬
‫ رواه البخاري‬.‫َط َواَل َس ْب ٍط َر ِج ٍل‬ ٍ ‫آدم لَيس بِجع ٍد قَط‬
ْ َ َ ْ َ َ ‫ض َْأم َه َق َواَل‬ َ َ‫س بِ َْأبي‬ ِ َّ
َ ‫َأ ْز َه َر الل ْون ل َْي‬
Dari Rabi'ah bin Abu 'Abdur Rahman berkata, aku mendengar Anas bin Malik ra. sedang
menceritakan sifat-sifat Nabi saw., katanya; "Beliau adalah seorang laki-laki dari suatu
kaum yang tidak tinggi dan juga tidak pendek. Kulitnya terang tidak terlalu putih dan tidak
pula terlalu kecoklatan. Rambut beliau tidak terlalu keriting dan tidak lurus.” (HR. Bukhari).

Menurut Imam Syafi’i dan rekan-rekannya hal ini termasuk sunnah hammiyah. Sementara 
menurut Asy Syaukani tidak demikian, karena hamm ini hanya kehendak hati yang tidak
termasuk perintah syari’at untuk dilaksanakan atau ditinggalkan.
Dari sifat-sifat, keadaan-keadaan serta himmah tersebut yang paling bisa dijadikan
sandaran hukum sebagai sunnah adalah hamm. Sehingga kemudian sebagian ulama fiqh
mengambilnya menjadi sunnah hammiyah.

Aktifitas Siswa 1
Setelah membaca literasis di atas, maka lakukanlah analisa dengan cara diskusi berkelompok
bersama 4 atau 5 teman sekelasmu untuk menyelesaikan masalah berikut ini!
1. Jelaskan pengertian sunnah Qouliyah! Carilah contoh sunnah Qouliyah dalam kitab Shohih
Bukhori dan tulislah di di bawah ini!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
28
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................

2. Jelaskan pengertian sunnah Fi’liyah! Carilah contoh sunnah f’i’liyah dalam kitab Shohih
Muslim dan tulislah di di bawah ini!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
3. Jelaskan pengertian sunnah Taqririyah! Carilah contoh sunnah Taqririyah dalam kitab
Sunan Abu Dawud dan tulislah di di bawah ini!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
4. Jelaskan pengertian sunnah Hammiyah! Carilah contoh sunnah Hammiyah dalam kitab
Sunan An Nasa’i dan tulislah di di bawah ini!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
e. Jelaskan pengertian sunnah Ahwaliyah! Carilah contoh sunnah Ahwaliyah dalam kitab
Shahih Muslim dan tulislah di di bawah ini!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
Presentasikan hasil diskusimu di depan bersama kelompokmu dan Tulislah hasil diskusimu di
buku tugas secara individu!

Kegiatan Belajar 2

A. Kedudukan Hadits Sebagai Sumber Hukum ke-2


Bacalah Kedudukan Hadits dalam buku teks pelajaran (BTP Al-Qur’an Hadits Kelas X halaman
100 s.d. 110)

Para Ulama sepakat bahwa hadits Nabi adalah sumber hukum islam yang kedua setelah al-
Qur’an, dan umat islam wajib melaksanakan isinya.

29
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

Banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang menunjukkan bahwa hadits/sunnah Nabi itu
merupakan salah satu sumber hukum islam. Banyak ayat yang mewajibkan umat islam untuk
mengikuti Rosululloh saw dengan cara melaksnakaan perintah-perintahnya dan menjauhi
larangannya.

Dalil Naqli: Al-Qur’an


           
             
    

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya
Hadits
)‫تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب اهلل وسنة نبيه (الحديث‬
Artinya:
“ Aku tinggalkan dua pusaka untukmu sekalian, yang kalian tidak akan tersest selagi kamu
berpeganga teguh pada keduanya, yaitu berupa kitab Alloh dan Sunnah rosulNya”
Sumber Hukum Islam meliputi:
1. Al-Qur’an
2. Hadits (Qudsi, Mutawatir, Shohih)
3. Hasil Ijtihad (mengistimbathkan hukum dari dalam al-Qur’an dan Hadits).
a. Ijma’ (kesepakatan para ulama’)
Adalah Kesepakatan seluruh ulama mujtahid pada satu masa setelah zaman
Rasulullah atas sebuah perkara dalam agama.
b. Qiyas
Adalah menyamakan suatu masalah yang tidak terdapat ketentuan hukumnya dalam
nash (Al-Qur'an dan Sunnah), karena adanya persamaan illat hukumnya (motif
hukum) antara kedua masalah itu
Contohnya:
Dalam surah Al-maidah ayat 90 terdapat larangan keras minum khamar. Khamar
minuman keras yang dibuat dari anggur. Mengapa dilarang ? dan bagaimana bila
minuman keras itu dibuat dari bahan lainnya, seperti dari beras kentan, ketela dan
sebagainya ? Dalam hal ini, kita perlu meneliti illat hukumnya (sebab adanya larangan
keras minuman itu) ialah karena bisa memabukkan, dan dapat merusak saraf
otak/akal. Sudah tentu unsur memabukkan itu diterdapat di semua minuman keras.
Karena itu, dengan qiyas, semua jenis minuman keras diharamkan.
c. Istishab
Istishab menurut bahasa “mencari sesuatu dengan dasar yang berdekatan”.  Adapun
menurut istilah para ahli ushul adalah:
‫جعل الحكم كان ثابتا فى الماضى باقيافى الحال لعد م العلم بد ليل يغيّره‬
“menetapkan hukum sesuatu berdasarkan keadaan hukum,yang sebelumnya,sehingga
ada hukum baru yang mengubahnya”.

30
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

Menurut Imam As-Syaukany maksud istishab adalah segala apa yang telah ada pada
masa lampau, tetap berlaku pada masa yang akan datang dengan mengambil pedoman
ketetapan yang berdekatan.
d. Istihsan
Secara etimologi, istihsan berarti “menyatakan dan meyakini baiknya sesuatu” tidak
ada perbedaan pendapat dikalangan ulama Ushul Fiqih dalam mempergunakan lafal
istihsan. Adapun pengertian istihsan menurut istilah, sebagaimana disebutkan oleh
Abdul Wahab Khalaf.
‫هو عدول المجتهد عن قياس جلى الى مقتصنى قياس خفى او عن حكم كلى الى حكم استسنائي انقدع فى اقله رجع لديه هذ العدول‬
“Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari ketentuan qiyas jali (yang jelas)
kepada ketentuan qiyas Khafi (yang samar), atau ketentuan yang kulli (umum) kepada
ketentuan yang sifatnya istisna’i (pengecualian), karena menurut pandangan mujtahid
itu adalah dalil (alasan) yang lebih kuat yang menghendaki perpindahan tersebut
Contoh istihsan macam pertama: Menurut Madzhab Hanafi: bila seorang
mewaqafkan sebidang tanah pertanian, maka termasuk yang diwaqafkannya itu hak
pengairan, hak membuat saluran air di atas tanah itu dan sebagainya. Hal ini
ditetapkan berdasar istihsan. Menurut qiyas jali hak-hak tersebut tidak mungkin
diperoleh, karena mengqiyaskan waqaf itu dengan jual beli. Pada jual beli yang
penting ialah pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli. Bila waqaf
diqiyaskan kepada jual beli, berarti yang penting ialah hak milik itu. Sedang menurut
istihsan hak tersebut diperoleh dengan mengqiyaskan waqaf itu kepada sewa-
menyewa. Pada sewa-menyewa yang penting ialah pemindahan hak memperoleh
manfaat dari pemilik barang kepada penyewa barang. Demikian pula halnya dengan
waqaf. Yang penting pada waqaf ialah agar barang yang diwaqafkan itu dapat
dimanfaatkan. Sebidang sawah hanya dapat dimanfaatkan jika memperoleh pengairan
yang baik. Jika waqaf itu diqiyaskan kepada jual beli (qiyas jali), maka tujuan waqaf
tidak akan tercapai, karena pada jual beli yang diutamakan pemindahan hak milik.
Karena itu perlu dicari ashalnya yang lain, yaitu sewa-menyewa. Kedua peristiwa ini
ada persamaan ‘illatnya yaitu mengutamakan manfaat barang atau harta, tetapi
qiyasnya adalah qiyas khafi. Karena ada suatu kepentingan, yaitu tercapainya tujuan
waqaf, maka dilakukanlah perpindahan dari qiyas jali kepada qiyas khafi, yang disebut
istihsan.
e. Saddzu dzaro’i
adalah mencegah wasilah-wasilah yang zhohirnya boleh namun bisa mengantar
kepada sesuatu yang dilarang guna menolak terjadinya kerusakan.
f. Qoulus Shohabi
ialah pendapat sahabat Rasulullah SAW tentang suatu kasus dimana hukumnya tidak
dijelaskan secara tegas dalam Alquran dan sunnah Rasulullah.
g. Maslahah Mursalah
Menurut istilah Imam Ar-Razi mendefinisikan mashlahah yaitu  perbuatan yang
bermanfaat yang telah ditujukan oleh syari’ (Allah) kepada hamba-Nya demi
memelihara dan menjaga agamanya, jiwanya, akalnya, keturunannya dan harta
bendanya. Imam Al-Ghazali  mendefinisikan sebagai berikut: Maslahah pada dasarnya
ialah meraih manfaat dan menolak madarat.
h. Dilalah Iqtiron
31
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

adalah dalil-dalil yang menunjukan kesamaan hukum terhadap sesuatu yang


disebutkan bersamaan dengan sesuatu yang lain.
i. Al-’Urf.
Kata ‘Urf secara etimologi berarti “ sesuatu yang di pandang baik dan diterima oleh
akal sehat” sedangkan secara terminology, seperti yang dikemukakan oleh Abdul -
karim  Zaidah, istilah ‘Urf berarti :
Sesuastu yang tidak asing lagi bagi suatu  masyarakat karena telah menjadi kebiasaan
dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan atau perkataan

Aktifitas Siswa 3

Setelah membaca literasis di atas, maka lakukanlah analisa dengan cara diskusi berkelompok
bersama 4 atau 5 teman sekelasmu untuk menyelesaikan masalah berikut ini!
1. Bagaimana kedudukan hadits dalam Islam?
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
2. Tulislah dalil naqli yang menunjukkan bahwa hadits sebagai sumber hukum ke dua setelah
al-Qur’an!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
3. Jelaskan macam sumber hukum dalam islam!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
4. Sebut dan jelaskan sumber hukum islam yang merupakan hasil ijtihad para mujtahid!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................

Presentasikan hasil diskusimu di depan bersama kelompokmu dan Tulislah hasil diskusimu di
buku tugas secara individu!

Kegiatan Belajar 3 32
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

A. Fungsi Hadits
Bacalah Fungsi hadits terhadap al-Qur’an dalam buku teks pelajaran (BTP Al-Qur’an Hadits
Kelas X halaman 100 s.d. 110)

Setelah kalian mempelajari kedudukan hadits dalam hukum islam, hal yang lebih penting
lagi apabila kalian lebih mendalami apa fungsi hadits terhadap al-Qur’an.

Sementara fungsi Hadits atau sunnah sebagai sumber hukum islam yang keduan menurut
pandangan ulama ada tiga yaitu:
1. Bayan Taqrir adalah hadits berfungsi memperkuat/memperkokoh al-Qur’an.
2. Bayan Tafsir adalah hadits berfungsi sebagai penjelas terhadap al-Qur’an (tafshilul mujmal,
takhshisul ‘Am, Taqyidul Mutlaq) dari hadits dengan ayat al-Qur’an)
3. Bayan Tasyrik/Hukmi adalah hadits berfungsi sebagai penetap hukum yang berdiri sendiri
di bawah al-Qur’an

Aktifitas Siswa 4

Setelah membaca literasis di atas, maka lakukanlah analisa dengan cara diskusi berkelompok
bersama 4 atau 5 teman sekelasmu untuk menyelesaikan masalah berikut ini!
1. Jelaskan yang dimaksud bayan taqrir! Tulislah 2 contoh hadits yang menguatkan dalil al-
Qur’an!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
2. Apa yang dimaksud Tafshilul mujmal? Tulislah 2 contoh hadits yang merinci dalil al-Qur’an
yang masih mujmal!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
3. Apa yang dimaksud Takhshishul ‘Am? Tulislah 2 contoh hadits yang mengkhususkan dalil
al-Qur’an yang masih bersifat umum!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
4. Apa yang dimaksud Taqyidul Mutlaq? Tulislah 1 contoh hadits yang membatasi dalil al-
Qur’an yang masih mutlaq!

33
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
5. Jelaskan yang dimaksud bayan tasyrik/hukmi! Tulislah 2 contoh hadits yang menetapkan
hukum yang tidak ada di dalam al-Qur’an!
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................................................

Presentasikan hasil diskusimu di depan bersama kelompokmu dan Tulislah hasil diskusimu di
buku tugas secara individu!

Kegiatan Belajar 4

Bacalah Fungsi hadits terhadap al-Qur’an dalam buku teks pelajaran (BTP Al-Qur’an Hadits
Kelas X halaman 100 s.d. 110)

Setelah kalian mempelajari kedudukan hadits dalam hukum islam, hal yang lebih penting lagi
apabila kalian lebih mendalami apa fungsi hadits terhadap al-Qur’an.

A. Bayan Tafsir
adalah Hadits menjelaskan dalil Al-qur’an yang masih bersifat Mujmal di tafshil, ‘Am di
takhshis, Mutlak di taqyid.

Contoh: Tafshilul Mujmal


Al-Qur’an yang masih bersifat Mujmal
      
Artinya: “Dan kerjakanlah sholat, tunaikan zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang
ruku’

Hadits yang men- Tafshil


‫ رواه البخارى‬.‫صلوا كما رايتمونى اصلى‬
Artinya: “Sholatlah sebagaimana engkau melihat aku sholat“ HR. Bukhori no.595

Contoh: Takhshishul’ Am
Al-Qur’an yang masih bersifat ‘Am
11 :‫ النساء‬          ……. 
11. Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan

Hadits yang men-Takhshish


34
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

‫ رواه أحمد‬. ‫اليرث القاتل من المقتوال شيئا‬


Artinya: Pembunuh tidak mewarisi dari orang yang dibunuh” (HR. Ahmad no. 328)
‫ رواه البخارى ومسلم‬.‫اليرث المسلم الكافر وال الكافرالمسلم‬
Artinya: Tidaklah orang muslim mewarisi dari orang kafir, begitu juga orang kafir tidak
mewarisi dari orang muslim. HR Bukhori dan Muslim

Contoh: Taqyidul Mutlaq


Al-Qur’an yang masih bersifat Mutlaq
            

Hadits yang men-Taqyid
‫ رواه مسلم‬. ‫التقطع يدالسارق اال في ربع دينار فصاعدا‬
Artinya: “Jangan potong tangan seorang pencuri, melainkan pada ( pencurian senilai)
seperempat dinar atau lebih” HR, muslim
‫اتي رسول اهلل صلم وسلم بسارق فقطع يده من مفصل الكف‬
Rosululloh saw didatangi seseorang dengan membawa pencuri, maka beliau memotong tangan
pencuri dari pergelangan tangan.

Aktifitas Siswa 6

Setelah membaca literasi di atas, maka lakukanlah analisa dengan cara diskusi berkelompok
bersama 4 atau 5 teman sekelasmu untuk menyelesaikan masalah berikut ini!
1. Tulislah 2 contoh hadits yang merinci dalil al-Qur’an yang masih bersifat global/mujmal
selain masalah sholat!

2. Tulislah 2 contoh hadits yang mengkhususkan dalil al-Qur’an yang masih bersifat umum
selain masalah pembagian warisan!
3. Tulislah 2 contoh hadits yang membatasi dalil al-Qur’an yang masih bersifat mutlaq selain
masalah hukuman bagi pencuri!
Presentasikan hasil diskusimu di depan bersama kelompokmu dan Tulislah hasil diskusimu di
buku tugas secara individu!

B. Bayan Tasyrik / Hukmi


Bayan Hukmi / Tasyrik : hadits menetapkan hukum yang belum ada dalam Al-Qur’an ( berdiri
sendiri)
Contoh
Haramnya menikahi 2 wanita bersaudara yang dikumpulkan
Haramnya pakai perhiasan emas bagi laki-laki
Haramnya memakai pakaian sutera bagi laki-laki

Aktifitas Siswa 7

Setelah membaca literasi di atas, maka lakukanlah analisa dengan cara diskusi berkelompok
bersama 4 atau 5 teman sekelasmu untuk menyelesaikan masalah berikut ini!

35
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

1. Tulislah 2 contoh hadits yang membatasi dalil al-Qur’an yang masih bersifat mutlaq selain
masalah hukuman bagi pencuri!
Presentasikan hasil diskusimu di depan bersama kelompokmu dan Tulislah hasil diskusimu di
buku tugas secara individu!

Ayo Berlatih!

Setelah kalian mempelajari tentang macam-macam sunnah, kedudukan dan fungsi hadits terhadap
al-Qur’an. Diskusikan bersama temanmu. Jangan lupa, setelah selesai dipresentasikan di depan
kelas! Tulislah hasil diskusimu di buku tugas secara individu!
1. Bagaimana pendapat Anda tentang fenomea faham ingkarusnnah?
2. Menurut Anda apa alasan berkembangnya faham ingkarussunnah?
3. Jika faham ingkarusunnah bertentangan dengan pemikiran Anda, mengapa faham tersebut
masih dikembangkan oleh penganutnya?
4. Jika faham ingkarusunnahbertentangan dengan pemikiran Anda, bagaimana cara yang Anda
lakukan untuk membendung faham tersebut?
5. Tindakan apa saja yang harus Anda lakukan dalam proses pelarangan gerakan
ingkarusunnah?

SELAMAT BERDISKUSI

c. Penutup

Bagaimana Anda sekarang?


Setelah Anda belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2 dan 3,dan 4 berikut
diberikan tabel untuk mengukur diri Anda terhadap materi yang sudah dipelajari. Jawablah
sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di tabel berikut!

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah Anda telah memahami macam-macam sunnah?


Apakah Anda telah memahami maksud sunnah qouliyah
2.
dengan ciri-cirinya?
Apakah Anda telah memahami maksud sunnah fi’liyah
3.
dengan ciri-cirinya?
Apakah Anda telah memahami maksud sunnah taqririyah
4.
dengan ciri-cirinya?
Apakah Anda telah memahami maksud sunnah
5.
hammiyah?
Apakah Anda telah memahami maksud sunnah
6.
Ahwaliyah?
36
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

7. Dapatkah Anda menunjukkan contoh sunnah qouliyah?

8. Dapatkah Anda menunjukkan contoh sunnah fi’liyah?

9. Dapatkah Anda menunjukkan contoh sunnah taqririyah?

10. Dapatkah Anda menunjukkan contoh sunnah hammiyah?

11. Dapatkah Anda menunjukkan contoh sunnah Ahwaliyah?


Bagaimana kedudukan hadits dalam hukum islam,
12
menurut anda?
Dapatkan Anda menjelaskan Fungsi Hadits terhadap Al-
13
Qur’an?
Apakah yang dimaksud dengan Bayan
14.
Taqrir/isbath/ta’kid?
Dapatkan Anda menuliskan contoh hadits yang
15.
menguatkan dalil al-Qur’an?
16. Apakah yang dimaksud dengan Tafshilul Mujmal?
Dapatkan Anda menuliskan contoh hadits yang merinci
17.
dalil al-Qur’an yang bersifat mujmal?
18. Apakah yang dimaksud dengan Takhshishul ‘Am?
Dapatkan Anda menuliskan contoh hadits yang
19.
mengkhususkan dalil al-Qur’an yang bersifat umum?
20. Apakah yang dimaksud dengan Taqyidul Mutlaq?
Dapatkan Anda menuliskan contoh hadits yang membatasi
21.
dalil al-Qur’an yang bersifat mutlaq?
22. Apakah yang dimaksud dengan Bayan Tasyrik/ Hukmi?
Dapatkan Anda menuliskan contoh hadits yang
23 menetapkan hukum yang tidak terdapat di dalam al-
Qur’an?
.
Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi
tersebut dalam buku teks pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1 dan 2 yang
sekiranya perlu Anda ulang dengan bimbingan guru atau teman sejawat. Jangan putus asa untuk
mengulang lagi!. Apabila Anda menjawab “YA” pada semua pertanyaan, lanjutkanlah ke UKBM
berikutnya.

Dimana posisimu?
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi macam-macam sunnah, kedudukan dan fungsi
hadits terhadap al-Qur’an dalam rentang 0 – 100, tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

37
QH – 1.8 /2.8 /3.8 / 4.8 /2 / 1.1

Setelah menyelesaikan soal di atas dan mengikuti kegiatan belajar 1, 2, dan 3, silakan Anda
berdiskusi dengan teman sebangku atau teman lain jika memang masih ada beberapa hal yang perlu
dikaji ulang.
Ini adalah bagian akhir dari UKBM materi macam-macam sunnah, kedudukan dan fungsi hadits
terhadap al-Qur’an, mintalah tes formatif kepada Guru Anda sebelum belajar ke UKBM berikutnya.

‫مع نجاح‬

38

Anda mungkin juga menyukai