DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Bismillahi-rahmanirrahim.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam mengenai materi "Hadits sebagai Sumber Ajaran Agama Islam".
Penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca, baik untuk kalangan mahasiswa maupun kalangan masyarakat yang
nantinya bisa diajukan sebagai bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………..…………………………………………..…...ii
BAB I PENDAHLUUAN………..………....……………………………….........1
1.1 Latar Belakang ………………………….....………………...................1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...........2
1.3 Tujuan Penulisan ……………………….…………..…….……………2
1.4 Manfaat Penulisan…………...…….…………..………...……………...3
BAB II PEMBAHASAN…………...…………………………………..…...……4
2.1 Pengertian Hadits ………………………….....…………………………4
2.2 Kedudukan Hadits terhadap Al-Qur’an…….………………....……...…4
2.3 Fungsi Hadits…………….…………......………………………………5
2.4 Macam-Macam Hadits…………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……………….13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
“Aku telah tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat
selamanya jika berpegang teguh dengan keduanya yaitu: Al Qur’an dan
Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Al Hakim, sanadnya
shahih kata AlHakim).[1]
َّ َّٱَّلل إِن
ٱَّلل شدِي ُد َّ وا۟ ُوا وٱتَّق
۟ سو ُل ف ُخذُوهُ وما نه ٰى ُك ْم ع ْنهُ فٱنت ُه َّ وما ٓ ءات ٰى ُك ُم
ُ ٱلر
ب ِ …ٱ ْل ِعقا
[1]
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc, “Mengikuti Islam yang Murni”, diakses di
https://rumaysho.com/3321-mengikuti-islam-yang-murni.html pada 14 September 2019
pukul 09.40 WIT.
[2]
“Memahami Sumber Hukum Islam Kedua”, diakses di
https://khazanah.republika.co.id/berita/p302vv313/memahami-sumber-hukum-islam-
kedua pada 16 September 2019 pukul 20.10 WIT.
1
“… Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”
Dari latar belakang penulisan ini, berikut rumusan masalah yang dapat
dipaparkan:
1) Apa pengertian dari hadits ?
2) Apa fungsi hadits dalam Islam ?
3) Bagaimana kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an ?
4) Apa saja pembagian macam-macam hadits ?
[1]
Aminuddin, dkk, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum” (Bogor,
Ghalia Indonesia, 2014 ), halaman 59.
2
1.3 Tujuan penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
[1]
Aminuddin, dkk, “Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum” (Bogor, Ghalia
Indonesia, 2014 ), halaman 55.
4
Artinya : “Apa yang didatangkan oleh Rasul kepadamu, maka ambillah dan
apa yang dilarang maka tinggalkanlah.”
Berdasarkan dari arti ayat diatas, kita bisa melihat bahwa Allah
Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kita untuk melakukan apa yang Rasul
lakukan atau contohkan kepada kita serta menjauhi segala yang Rasul telah
larang.
قال ! هللا رسول يل بلى ؛ قلنا ؟ الكبائر بأكبر أنبئكم اال: هللا با اإلشراك، وعقوق
الوالدين، فقال فجلس متكئا روكان: أال، الزور وقول
5
2) Memberikan perincian dan penafsiran ayat-ayat Alquran yang masih
mujmal, memberikan taqyid (persyaratan) ayat-ayat Alquran yang masih
mutlak dan memberikan tahshis (penentuan khusus) ayat-ayat Alquran
yang masih umum, misalnya perintah mengerjakan sembahyang,
membayar zakat dan menunaikan haji. Di dalam Al-Quran tidak
dijelaskan jumlah Al-Qur’an dan bagaimana cara-cara melaksanakan
shalat, tidak diperinci nishab-nishab zakat dan juga tidak dipaparkan
cara-cara melakukan ibadah haji. Akan tetapi, hal itu telah ditafshil
(dijelaskan secara terperinci) dan ditafsirkan sejelas-jelasnya oleh oleh
Al-Hadits (Kebanyakan dalam hal ini, nabi memberikan contoh secara
praktis dan diikuti dengan perintah agar hal itu dijalankan seperti apa
yang telah dijalankan oleh nabi sendiri . Al-Qur’an mengharamkan
bangkai dan darah secara mutlak, dalam QS. Al-Maidah 5:3,
6
Juga larangan mengawini seorang wanita yang sepersusuan, karena ia
dianggap muhrim senasab, dalam sabdanya :
Contoh :
ُ احلَتِ ِه َحي
ْث ِ علَى َر
َ سلَّ َم يُص َِلي
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َِّللا َّ سو ُل ُ َّللاِ قَا َل كَانَ َر َ ع َْن جَابِ ِر ب ِْن
َّ ع ْب ِد
َست َ ْقبَ َل ا ْل ِق ْبلَة َ َ َ
ْ ت َ َو َّج َهتْ َف ِإذَا أ َ َرا َد الف ِريضَة نز َل فا
َ َ ْ
[1]
Aminuddin, dkk, “Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum”
(Bogor:Ghalia Indonesia,2014), halaman 57-58.
[2]
“Pengertian Sunnah/Hadits Qauliyah dan Contoh Sunnah/Hadits Qauliyah”, diakses
di https://www.bacaanmadani.com/2018/01/pengertian-sunnahhadits-qauliyah-
dan.html pada 15 September 2019 pukul 08.31 WIT.
[3]
“Pengertian Sunnah/Hadits Qauliyah dan Contoh Sunnah/Hadits Qauliyah”, diakses di
https://www.bacaanmadani.com/2018/01/pengertian-sunnahhadits-filiyah-dan.html
pada 15 September 2019 pukul 08.37 WIT.
7
3) Taqririyah, yaitu hadis yang berbentuk/berupa keputusan (hadis yang
yang berupa perbuatan sahabat yang disaksikan atau didengar oleh
nabi ﷺ. dan nabi tidak menegur atau menyalahkannya.
Contoh :
صعِيدًا َ ْس َمعَ ُه َما َما ٌء فَتَيَ َّم َما َ سفَ ٍر فَ َحض ََرتْ ُه َما الص َََّلةُ َولَي َ سعِي ٍد ا ْل ُخد ِْري ِ قَا َل ََخ َر َج َر ُج ََل ِن فِي َ ع َْن أَبِي
سو َل ُ ت فَأَعَا َد أ َ َح ُد ُه َما الص َََّلةَ ِب ُوضُوءٍ َولَ ْم يُ ِع ْد ْال ََخ ُر ث ُ َّم أَتَيَا َر ِ صلَّ َيا ث ُ َّم َو َجدَا ا ْل َما َء َب ْع ُد فِي ا ْل َو ْق
َ َط ِي ًبا ف َ
َ ضأَّ سنَّة َوأَج َْزتْكَ ص َََلت ُكَ َوقَا َل ِللَّ ِذي ت ََوَ ُّ صبْتَ ال َ َ سلَّ َم فَذَك ََرا ذَ ِلكَ فَقَا َل ِللَّذِي لَ ْم يُ ِع ْد أ
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َِّللا َّ
َ ْ َ
َوأعَا َد لكَ اْلجْ ُر َم َّرتَي ِْن َ
Artinya : Dari Abu Sa'id Al Khudri radiyallahu 'anhu ia berkata:
"Pernah ada dua orang bepergian dalam sebuah perjalanan jauh dan
waktu shalat telah tiba, sedang mereka tidak membawa air, lalu mereka
berdua bertayamum dengan debu yang bersih dan melakukan shalat,
kemudian keduanya mendapati air (dan waktu shalat masih ada), lalu
salah seorang dari keduanya mengulangi shalatnya dengan air wudhu
dan yang satunya tidak mengulangi. Mereka menemui Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu. Maka beliau
berkata kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya: 'Kamu sesuai
dengan sunnah dan shalatmu sudah cukup'. Dan beliau juga berkata
kepada yang berwudhu dan mengulangi shalatnya: 'Bagimu pahala dua
kali' ". (HR. Ad-Darimi) [1]
ب ع َْن ُم َح َّم ِد ب ِْن ُجبَي ِْر ب ِْن ُم ْطع ِِم ع َْن أَبِ ْي ِه قَا َل ٍ شهَا ِ ف قَا َل أ َ َْخبَ َرنَا َما ِلكٌ ع َِن اب ِْن َ َح َّدثَنَا
َ ُع ْب ُدهللاِ ْبنُ يُ ْوس
ط ْو ِر ِ م قَ َرأ َ فِي ا ْل َم ْغ ِر.س ْو َل هللاِ ص
ُّ ب بِال ُ (رواه البخاري)“سَمِ عْتُ َر
8
2) Hasan ialah hadis yang diriwayatkan oleh perawi yang adil,
hapalannya kurang sempurna, sanadnya bersam-bung, tidak terdapat
padanya keganjilan (syadz) dan tidak terdapat cacat ('illah).
Contoh :
سليْمان ْبنُ ج ْعف ُر حدَّثنا قُتيْبةُ حدَّثنا ِ أ ِبي ْب ِن بك ِْر أ ِبي ع ْن ا ْلج ْو ِني ِع ْمر
ُ ان ِب ْيَأ ع ْن الضُّب ِعي
ْ يقُ ْو ُل الع ُد ِّ ِو بِح: س ْو ُل قال
قال ْاْلشْع ِر ْي ُم ْوسي: ُضر ِة أ ِبي س ِم ْعت ُ م ص هللاِ ر: َّأبْواب إِن
ف ِظال ِل تحْ ت ا ْلجنَّ ِةِ سيُ ْو
ُّ … ال.. “ الحديث
Artinya : Telah menceritakan kepada kamu qutaibah, telah
menceritakan kepada kamu ja’far bin sulaiman, dari abu imron al-jauni
dari abu bakar bin abi musa al-Asy’ari ia berkata: aku mendengar
ayahku berkata ketika musuh datang : Rasulullah ﷺbersabda :
“sesungguhnya pintu-pintu syurga dibawah bayangan pedang…” (HR.
At-Tirmidzi, Bab Abwabu Fadhailil jihadi) [1]
3) Dha'if, berarti hadits yang lemah atau hadits yang tidak kuat.
Contoh:
4) Maudhu' ialah hadis palsu yaitu hadis yang dibuat-buat oleh seseorang
dan dikatakan scbagai sabda atau perbuatan Rasulullah.
Contoh :
“Orang yang berpuasa itu tetap dalam ibadah meskipun dia tidur di
atas kasurnya.” (Sanad hadits ini maudhû’ (palsu), karena ada seorang
perawi yang bernama Muhammad bin Ahmad bin Sahl. Orang ini
[1]
“Makalah Hadits Shahih, Hasan, dan Dhaif”, diakses di
https://www.nahimunkar.org/makalah-hadits-shahih-hasan-dan-dhaif-serta-contohnya/
pada 15 September 2019 pukul 09.11 WIT.
[2]
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, “Hadits-Hadits Dhaif, Maudhu’ yang banyak
Beredar pada Bulan Ramadhan”, diakses di https://almanhaj.or.id/3950-hadits-hadits-
dhaif-maudhu-yang-banyak-beredar-pada-bulan-ramadhan.html pada 17 September
2019 pukul 08.13 WIT.
9
termasuk pemalsu hadits, sebagaimana diterangkan oleh Imam adz-
Dzahabi dalam kitab ad-Dhu’afa) [1]
Silahkan, lihat kitab Silsilah ad-Dha’îfah wal Maudhû’ah, no. 653 dan
kitab Faidhul Qadîr, no. 5125
1) Qudsi yaitu nisbah dari al-quds yang artinya suci. Hadits qudsi adalah
hadits yang dinisbahkan pada Dzat Yang Maha Suci, yaitu Allah
Subhanahu Wa Ta’ala.
ِبي ع ْبدِي ظ ِنِّ ِعند أنا، ي ْذك ُُرني ِ ِحين معهُ أنا و، س ِه فِي ذكرني ف ِإن
ِ ن ْفسِي فِي ذك ْرتُهُ ن ْف
ل فِي ذكرنِي و ِإ ْن
ٍ ل فِي ذك ْرتُهُ م
ِ ير م
ٍ ِمن ُه ْم خ
Artinya : “Aku sesuai anggapan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika
dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku sendiri maka Aku akan
mengingatnya pada diri-Ku, namun jika dia mengingat-Ku di
sekelompok orang maka Aku akan menyebut-nyebut namanya di
kelompok makhluk yang lebih baik.” (HR. Al-Bukhari, no. 7405 dan
Muslim, no. 2675)[2]
[1]
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat, “Hadits-Hadits Dhaif, Maudhu’ yang banyak
Beredar pada Bulan Ramadhan”, diakses di https://almanhaj.or.id/3950-hadits-hadits-
dhaif-maudhu-yang-banyak-beredar-pada-bulan-ramadhan.html pada 17 September
2019 pukul 08.13 WIT.
[2]
“Hadits Qudsi”, diakses di https://yufidia.com/2350-hadits-qudsi.html pada 17
September 2019 09.24 WIT.
10
3) Mauquf yaitu disandarkan kepada sahabat.
Contoh:
عنه هللا رضي طالب بن علي قال: هللا يكذِّب أن يعرفون بما الناس حدِّثوا
؟ ورسوله
Ali bin Abi Thalib ra. berkata, ”Berbicaralah kepada manusia sesuai
dengan apa yang mereka ketahui, apakah kalian ingin mereka
mendustakan Allah dan Rasul-Nya?”
[1]
Muhammad Abduh Al-Banjary, “Hadits Qudsi, Marfu’, Mauquf dan Maqthu’”,
diakses di www.tsaqafah.com/hadits-qudsi-marfu-mauquf-dan-maqthu/
pada 17 September 2019 09.41 WIT.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Pengertian
2. Segi kualitasnya,
- Shahih - Dhaif
- Hasan - Maudhu’
3. Segi siapa yang berperan dalam berbuat atau bersabda dalam hadis.
- Qudsi - Mauquf
- Marfu' - Maqhtu’
12
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, dkk. 2014. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum.
Bogor : Ghalia Indonesia.
Hakim, Abdul. 2014. Hadits-Hadits Dhaif, Maudhu’ yang banyak Beredar pada
Bulan Ramadhan. https://almanhaj.or.id/3950-hadits-hadits-dhaif-maudhu-yang-
banyak-beredar-pada-bulan-ramadhan.html (diakses tanggal 17 September
2019).
Al-Banjary, Muhammad Abduh. 2015. Hadits Qudsi, Marfu’, Mauquf dan Maqthu.
www.tsaqafah.com/hadits-qudsi-marfu-mauquf-dan-maqthu/ (diakses tanggal 17
September 2019).
13