Anda di halaman 1dari 6

Unsur Intrinsik Novel

“BELENGGU”

Judul : Belenggu

Penulis : Armijn Pane

1. TEMA
Tema dalam novel Belenggu ini adalah
rumah tangga yang tidak harmonis dan
berujung pada perselingkuhan dan perceraian.

2. AMANAT
Amanat yang terkandung dalam novel Belenggu ini antara lain sebagai
berikut :

 Seharusnya dalam kehidupan berumah tangga harus disertai rasa cinta


antar pasangan (suami- istri).

 Sebaiknya dalam kehidupan berumah tangga harus ada rasa saling


menghormati satu sama lain agar tercipta rumah tangga yang
harmonis.

 Jadilah istri yang dapat membahagiakan suami dengan menunjukkan


perilaku baik, menjalankan kewajiban sebagai seorang istri dengan
cara melayani dan peduli dengan suami sesuai dengan haknya. Agar
tidak terjadi perselingkuhan dan perceraian.

 Sebaiknya jangan suka membicarakan urusan rumah tangga orang


lain (menggunjing).

3. ALUR
Jika dilihat dari cara pengarang mengakhiri cerita, Belenggu termasuk ke
dalam plot tertutup karena berakhir dengan sebuah kepastian.
Alur cerita dalam novel Belenggu termasuk alur maju.
 Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan dimulai dengan pengenalan tokoh- tokohnya. Dokter
Sukartono (Tono), seorang dokter yang sangat mencintai pekerjaannya
dan seorang dokter yang profesional karena giat dalam bekerja dan
ramah kepada pasien- pasiennya. Dia menikah dengan seorang gadis
cantik bernama Sumartini (Tini). Tetapi rumah tangganya tidak
harmonis karena sering beradu mulut. Dokter Sukartono sibuk dengan
pekerjaannya, sementara Sumartini hanya menjaga telpon dan
menulis blocnote jika ada pasien yang meminta pertolongan
suaminya. Dikenalkan juga tokoh Rohayah seorang wanita yang
merupakan korban kawin paksa dan dia menjadi wanita panggilan.
(halaman 17-18)
 Tahap Pemunculan Masalah
Dimulai saat Rohayah berpura-pura sakit. Pada awalnya Rohayah
terkenal dengan sebutan Ny. Eni, karena ingin bertemu dengan Tono,
dia berpura-pura sakit dan meminta Dr. Sukartono untuk
memeriksanya. Saat itu Yah tinggal di sebuh hotel dan Dr. Sukartono
pun datang menemui dan memeriksa Ny. Eni. Tono tidak mengetahui
bahwa Yah adalah temannya. Namun akhirnya Yah memberi tahu yang
sesungguhnya kepada Tono. Semakin hari hubungan mereka semakin
dekat, bahkan Tono sering menemui Yah, sekali-sekali Yah di ajak jalan-
jalan ke pantai. Di saat itu pula hubungan antara Tono dan Tini istrinya
semakin renggang. Tono semakin jarang berada di rumah. Tini tidak
mengerti mengapa Tono dapat berubah secapat itu
kepadanya. (halaman 18-78)
 Tahap Klimaks (Puncak Ketegangan)
Tahap ini dimulai ketika Tono semakin yakin bahwa Yah dapat
memberikan kasih sayang yang sesungguhnya yang selama ini tidak ia
dapatkan dari istrinya sendiri. Ketika Tono merasa kahilangan
keterntraman dalam rumah tangganya dengan Tini dan saat ia
bertengkar dengan istrinya, Tono semakin sering mengunjungi Yah. Dia
mulai merasakan tempat tinggal Yah sebagia tempat tingglnya yang
kedua. Lama kelamaan hubungan Yah diketahui oleh Tini yang tak lain
adalah istrinya Tono. Hati Sumartini sangat geram ketika mengetahui
hubungan gelap suaminya dengan Yah. Dia ingin melabrak wanita
tersebut. Secara diam-diam Suamrtini pergi ke hotel tempat tinggal
Yah. Kepergiannya itu membawa kekesalan yang mendalam kepada
Yah. Dia berniat ingin mencaci maki Yah karena ia sangar kesal kepad
Yah. (halaman 130)
 Tahap Peleraian
Peleraian dimulai ketika Tini bertatap muka dengan Yah. Perasaan
dendamnya menjadi luluh, kebencian dan nafsu amarahnya tiba-tiba
lenyap. Yah yang sebelumnya dianggap sebagi wanita panggilan
ternyata mamilki sifat yang lembut dan ramah. Tini merasa malu pada
Yah. Tini merasa bahwa selama ini dia telah banyak bersalah pada
suaminya, dia tidak dapat berlaku seperti Yah, sikap Yah sangat
didambakan oleh Tono dan selama ini Tini tidak bisa bersiakp seperti
itu kepada Tono. Sepulangnya dari hotel, Tini mulai berintropeksi
kepada dirinya sendiri. Dia sangat merasa bersalah kepada suaminya
dan ia menyadari bahwa dia belum bisa menjadi istri yang baik bagi
Tono. Tini merasa telah gagal menjadi seorang istri. (halaman 133-
136)
 Tahap Penyelesaian
Tahapan akhir dari novel Belenggu ketika Tini memutuskan untuk
berpisah dengan suaminya. Pada awalnya Tono tidak mau
mengabulkan permintaan Tini, karena apapun yang terjadi dalam
rumah tangga mereka. Hatinya bertambah sedih saat mengetahui
bahwa Yah telah meninggalkan hotelnya. Yah meninggalkan sebuah
palt gramofoon yang berisi suaranya sendiri sebagai lagu kenang-
kenangan kepada Tono. Tono dan Tini akhirnya berpisah, mereka tidak
dapat mempertahankan kehidupan rumah tangganya dan Yah pun
pergi ke Nieuw Caledonie meninggalkan Tono, orang yang dicintainya
itu. (halaman 136-150)

4. TOKOH dan KARAKTERISTIK PENOKOHAN


 Dokter Sukartono (Tono)
Karakter : seorang dokter yang terkenal dengan dermawan dan penolong.
Dia adalah dokter yang sangat mencintai pekerjaan. Akan tetepi dia tidak
benar- benar mencintai istrinya. Dia selingkuh dengan wanita lain karena
ketidakharmonisan hubungan rumah tangganya.
 Sumartini (Tini)
Karakter : seorang perempuan modern yang mempunyai masa lalu kelam
karena bebas bergaul. Dia pernah merasakan hubungan yang pernah
kandas dengan kekasihnya sebelum menikah dengan Tono. Tini seorang
istri yang tidak begitu perduli dengan suaminya sehingga ia sering beradu
mulut. Sosok yang kesepian dan merana karena sering ditinggal
suaminya.
 Siti Rohayah
Karakter : seorang wanita lembut dan penuh kasih sayang. Seorang
wanita penggoda dan merusak rumah tangga orang lain. Tidak jujur dan
licik.
 Karno
Karakter : baik hati, patuh terhadap majikannya.
 Putri Aminah
Karakter : suka menggunjing tentang rumah tangga Tono dan Tini.
 Nyonya Rusdio
Karakter : baik hati, setia
 Hartono
Karakter : baik hati, dia adalah mantan kekasih Tini yang ternyata adalah
teman dekat Tono. Dulu semasa sekolah Hartono adalah tempat berbagi
cerita dan keluh kesah Tono.
 Mangunsucipto (Paman Tini)
Karakter : baik hati, dewasa, bijaksana dan menjadi pembimbing dan
penengah dalam rumah tangga Tono dan Tini.
5. SETTING
Dalam Novel Belenggu terdapat 3 latar/ setting yaitu:

 Tempat :
o Dirumah Kartono, sebagai contoh terdapat pada :
Seperti biasa, setibanya dirumah lagi, dokter Sukartono terus saja
menghampiri meja kecil, di ruang tengah, dibawah tempat telepon.
o Dihotel, sebagai contoh terdapat pada :
Dokter Sukartono diam saja sejurus memandang ke arah hotel itu, dia
merasa heran sedikit.
“Masuk saja ke pekarangan, tuan dokter?”
“Masuklah,” kata Sukartono dengan agak bimbang.
Ketika mobil berhenti disisi tangga, seorang orang yang berpakaian
uniform berdiri disisi mobil, sambil mengangguk.
“Ini nomor 45?” tanya Abdul, lalu keluar.
“Benar, nyonya Eni sudah menunggu.”
o Dirumah Rohayah, sebagai contoh terdapat pada :
Sehabis payah praktijk, Kartono biasalah pergi kerumahnya yang kedua
akan melepaskan lelah. Pikirannya tenang kalau disana.Disanalah pula
dia acapkali membaca majalah dan bukunya yang perlu dibaca, sedang
Yah lagi asyik merenda.
o Di tepi pantai di Priok, sebagai contoh terdapat pada :
Entah bagaimana, dia sampai juga dengan selamat di tepi pantai di
Priok. Dia terbangun oleh desir ombak. Bulan tiada bersinar diatas
gelombang.Terang-terang gelap diatas air.
o Di Bazaar, sebagai contoh terdapat pada :
Sudah pukul delapan malam.Bazaar sudah dibuka tadi pukul tujuh oleh
nyonya Sumarjo dengan pidato yang ringkas dan tepat.
o Di gedung Concours, Pasar Gambir, sebagai contoh terdapat pada :
Begitu juga Tono.Malam itu dia menjadi jury concours kroncong
perempuan.Sesampainya didalam gedung, concours sudah hendak
mulai.Baik diluar, maupun didalam penuh sesak dengan penonton.
o

 Waktu : peristiwa kebanyakan terjadi pada malam hari.

“ selamat malam , tuan Dokter. Sangka saya tiada lekas...” (halaman 32)

 Suasana : berawal dari suasana yang membingungkan kemudian


menegangkan menyenangkan hingga berakhir dengan suasana sedih dan
haru sebab akhir cerita ketiga tokoh hidup secara sendiri-sendiri.

6. SUDUT PANDANG (Point Of View)


Dalam roman Belenggu, pengarang menggunakan sudut pandang orang
ke-tiga. Pengarang menggunkan nama orang sebagai pelakunya, tidak
menggunakan kata aku sebagai tokoh. Dalam arti lain, pengarang
menceritakan kehidupan tokoh lain, bukan sebagai dirinya sendiri.
Pengarang tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langung di
dalam cerita itu.

Unsur Ekstrinsik Novel Belenggu karya Armijn Pane:

 Moral
Terdapat pesan moral yaitu dalam hubungan suami istri harus Saling
merhormati dan menghargai pasangan masing- masing, jangan pernah
berhianat terhadap orang yang telah memberikan kasih sayang yang
tulus apalagi sudah diikat dengan sebuah perikahan, karena dapat
mengakibakan perselisihan, perselingkuhan, kehancuran dalam rumah
tangga tersebut.
 Agama
Seorang perempuan yang telah menikah, itu harus bisa menjadikan
suaminya sebagai pemimpin dan imam dalam rumah tangga dan istri
diharuskan menjalankan kodratnya sebagai ibu rumah tangga
meskipun dia juga bekerja, suami pun harus bisa membawa istrinya
kejalan yang benar, tidak harus bekerja terus menerus dan menegur
istri saat dia berbuat salah, jangan dibiarkan karena itu pun bisa
menyebabkan kehancuran, karena di dalam islam Allah tidak suka
dengan perceraian.
 Sosial
Pembelajaran tentang kehidupan bermasyarakat dan berumah tangga.
Karena
seseorang hanya menilai dari kecantikan tidak melihat tingkah
lakunya, karena itu asal mula tidak ada rasa kasih sayang yang
sebenarnya,sehingga akan memicu ketidak harmonisan di dalam
rumah tangga tersebut, adanya rasa percaya satu sama lain sehingga
tidak ada hal yang di tutupi antara satu sama lain. Demikian rasa
memiliki dan perilaku sosial dengan orang lain itu akan membuat
komuniksai antara suami istiri bisa selalu baik dan tak akan ada
membuat rumah tangga tersebut hancur.

Anda mungkin juga menyukai