Anda di halaman 1dari 27

MASALAH-MASALAH PATOLOGI

SOSIAL
MASALAH-MASALAH PATOLOGI SOSIAL
Oleh D. Ulfianti
A. Pendahuluan
Istilah patologi sosial berasal dari kata pathos. Pendeitaan, penyakit. Dan logos artinya ilmu, atau
ilmu tentang penyakit. Patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap
“sakit”, disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Patologi sosial adalah ilmu tentang penyakit
masyarakat yaitu tingkah laku umum dan adat istiadat, aatu tidak terintegrasi dengan tingkah
laku tidak biasa.
Kemajuan sains dan teknologi, mekanisme, industrialisme dan urbanisasi telah memunculkan
banyak maslah sosial pada masyarakat modern. Gejala-gejala seperti keseimbangan,
kebingungan, kecemasan, dan konflik-konflik baik eksternal semakin nampak menjadi
pemandangan keseharian. Dampak dari kondisi tersebut memunculkan stimuli orang untuk
melakukan tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum.
Banyak pribadi yang mengalami gangguan jiwa, dan muncul konflik antar budaya yang ditandai
dengan keresahan sosial, pertikaian serta ketidakrukunan kelompok-kelompok sosial disertai
prilaku melanggar norma-norma hukum formal.
Situasi sosial sedemikian ini dapat menimbulkan prilaku patologi sosial atau sosiopatik yang
menyimpang dari pola umum. Dalam keadaan seperti ini orang-orang hanya mentaati norma dan
peraturannya sendiri. Mereka terbiasa dengan prilaku senang mengeksploitasi orang lain,
merampas dan memeras hak-hak orang lain. Akibatnya banyak muncul masalah sosial seperti
sosiopatik, deviasi sosial, disorganisasi sosial, disintegrasi sosial dan diferensi sosial apabila
tingkah laku menyimpang (deviasi) seperti merajalela korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN),
maraknya kriminalitas (pencurian, penodongan dan pembunuhan), deviasi seksual, dan
seterusnya.
B. Pembahasan
1. Masalah Prostitusi
Pelacuran berasal dari bahasa Latin pro-stituere, yang berarti membiarkan diri berbuat zina.
Sedang prostitue adalah pelacur dikenal pula dengan istilah WTS atau wanita tunasusila. Maka
pelacur itu adalah wanita yang tidak pantas kelakuannya dan bisa mendatangkan penyakit, baik
kepada orang lain yang bergaul dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri .
Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau hubungan seks,
untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut
dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).
Dalam pengertian yang lebih luas, seseorang yang menjual jasanya untuk hal yang dianggap tak
berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri, misalnya seorang musisi yang bertalenta tinggi
namun lebih banyak memainkan lagu-lagu komersil.
 Pengertian prostitusi menurut pendapat para sarjana lain :
Soedjono
Prostitusi yaitu sebagai prilaku yang terang-terangan menyerahkan diri pada perzinahan atau
dengan kata lain pelacuran itu berarti penyerahan diri secara badaniah seorang wanita untuk
pemuasan laki-laki yang menginginkannya, dengan pembayaran.
Mr.W.A.Bonger
Prostitusi yaitu gejala sosial dimna wanita menyediakan dirinya untuk perbuatan seksual sebagai
mata pencahariannya
Paul Medika Moelyono
Prostitusi yaitu penjualan badan wanita dengan menerima bayaran kepada orang banyak, guna
pemeras nafsu seksual orang-orang itu.

Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan.
Biasanya pelayanan ini dalam bentuk pelayanan seks. Istilah pelacur sering diperhalus dengan
pekerja seks komersial, wanita tunasusila, istilah lain yang juga mengacu kepada layanan seks
komersial.

 Jenis-Jenis prostitusi
Jenis prostitusi menurut aktivitasnya yaitu :
a. Prostitusi yang terdaftar.
Pada umumnya mereka dilokalisasi dalam satu daerah tertentu. Penghuninya secara periodik
harus memeriksakan diri pada dokter atau petugas kesehatan dan mendapatkan suntikan serta
pengobatan, sebagai tindakan kesehatan dan keamanan umum. Pelakunya diawasi oleh
kepolisian yang bekerja sama dengan Jawatan Sosial dan Jawatan Kesehatan . Namun
kenyataannya cara ini tidaklah efisien karena kenyataannya tidak adanya kerja sama antara
pelacur dengan petugas kesehatan.
b. Prostitusi yang tidak terdaftar
Mereka yang melakukan prostitusi secara gelap-gelapan dan liar, baik secara perorangan maupun
dalam kelompok. Perbuatannya tidak terorganisasi dan tempatnyapun tidak tertentu, sehingga
kesehatannya sangat diragukan.

Jenis prostitusi menurut jumlahnya yaitu :


a. Prostitusi yang beroperasi secara individual.
Merupakan single operator sering disebut dengan pelacur jalanan. Mereka biasanya mangkal di
pinggir jalan, stasiun maupun tempat-tempat aman lainnya. Para pelacur ini menjalankan
profesinya dengan terselubung.
b. Prostitusi yang bekerja dengan bantuan organisasi dan sindikat yang teratur rapi.
Jadi, mereka tidak bekerja sendirian melainkan diatur melalui satu sistem kerja suatu organisasi.
Biasanya dalam bentuk rumah bordir, bar atau casino.

Jenis prostitusi menurut tempat penggolongan atau lokalisasinya yaitu:


a. Segregasi atau lokalisasi, yang terisolasi atau terpisah dari kompleks penduduk lainnya.
Seperti lokalisasi Silir di Solo dan Gang Dolly di Surabaya. Meskipun lokalisasi ini sudah tidak
ada namun para pelacur masih beroperasi yaitu di pinggir jalan, malam dan mereka merupakan
pelacur kelas bawah yang bekerja sama dengan sopir becak dan para pedagang.
b. Rumah-rumah panggilan
Rumah-rumah panggilan ini memiliki ciri khusus dimana hanya pihak yang terkait saja yang
mengetahuinya. Selain itu kegiatannyapun lebih terorganisir dan tertutup.
c. Dibalik front organisasi
Bisnis-bisnis terhormat (salon kecantikan, tempat pijat, rumah makan, warnet, warung remang-
remang, dll). Disini sudah memiliki jaringan yang baik dan terorganisir. Tidak sedikit yang
melibatkan orang-orang terhormat maupun pihak keamanan yaitu polisi.
Di Indonesia pelacur sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini
menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh
masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga
digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan
karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak
berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa
kemasa. Resiko yang dipaparkan pelacuran antara lain adalah keresahan masyarakat dan
penyebaran Penyakit Menular Seksual, seperti AIDS yang merupakan resiko umum seks bebas
tanpa pengaman seperti kondom.
Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan
atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat.
Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun toh
dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran
pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-
laki); tanpa penyaluran itu, dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan
memperkosa kaum perempuan baik-baik. Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti
itu adalah Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapak gereja. Ia mengatakan bahwa
pelacuran itu ibarat “selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi menjaga
kesehatan warga kotanya.” Pandangan yang negatif terhadap pelacur seringkali didasarkan pada
standar ganda, karena umumnya para pelanggannya tidak dikenai stigmademikian.
Masalah pelacuran merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat, yang harus dihentikan
penyebarannya, tanpa m,engabaikan usaha pencegahan dan perbaikannya. Di berbagai negara
pelacuran dilarang, bahkan dikenakan hukuman. Juga di anggap sebagai perbuatan hina oleh
segenap anggota masyarakat. Akan tetapi sejak adanya manusia yang pertama hingga dunia akan
kiamata nanti. “masa pencaharian” pelacuran ini akan tetap ada, bahkan sulit diberantas dari
muka bumi. Selama masih ada nafsu-nafsu seks yang lepas dari kendali kemauan dan hati nurani.
Maka timbulah masalah pelacuran sebagai gejala patologis.
 Permasalahan menurut pandangan Islam dan sudut pandang dakwah
Pelacuran dalam Agama Islam juga disebut dengan zina, zina termasuk perbuatan dosa besar.
Hal ini dapat dilihat dari urutan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh tanpa
alasan yang haq(benar), Allah berfirman:
   •      
        • 
   
“dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya),” (QS. Al-Furqaan: 68).
Imam Al-Qurthubi mengomentari, “Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang lebih
besar setelah kufur selain membunuh tanpa alasan yang dibenarkan dan zina.” Dan menurut
Imam Ahmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh adalah zina.
Islam melarang dengan tegas perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah kotor dan keji.
Allah berfirman:
        

“dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, seorang ulama besar Arab Saudi, berkomentar:
“Allah Swt telah mengategorikan zina sebagai perbuatan keji dan kotor. Artinya, zina dianggap
keji menurut syara’, akal dan fitrah karena merupakan pelanggaran terhadap hak Allah, hak istri,
hak keluarganya atau suaminya, merusak kesucian pernikahan, mengacaukan garis keturunan,
dan melanggar tatanan lainnya”.
Oleh karena itu, Islam telah menetapkan hukuman yang tegas bagi pelaku zina dengan hukuman
cambuk seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam sampai mati bagi orang yang
menikah. Di samping hukuman fisik tersebut, hukuman moral atau sosial juga diberikan bagi
mereka yaitu berupa diumumkannya aibnya, diasingkan (taghrib), tidak boleh dinikahi dan
ditolak persaksiannya.
Hukuman ini sebenarnya lebih bersifat preventif (pencegahan) dan pelajaran berharga bagi orang
lain. Hal ini mengingat dampak zina yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, baik dalam
konteks tatanan kehidupan individu, keluarga (nasab) maupun masyarakat.
 Hadis-hadis yang berkaitan dengan Pelacuran

Hadits 1
‫ والمفارق‬، ‫ والثيب الزاني‬، ‫ النفس بالنفس‬: ‫ إال بإحدى ثالث‬، ‫ يشهد أن ال إله إال هللا وأني رسول هللا‬، ‫ال يحل دم امرئ مسلم‬
‫لدينه التارك للجماعة‬
“Seorang muslim yang bersyahadat tidak halal dibunuh, kecuali tiga jenis orang: ‘Pembunuh,
orang yang sudah menikah lalu berzina, dan orang yang keluar dari Islam‘”
Catatan: Para ulama menjelaskan bahwa hak membunuh tiga jenis orang di sini tidak terdapat
pada semua orang.
Hadits 2
‫ ويظهر الزنا‬، ‫ ويشرب الخمر‬، ‫ أن يرفع العلم ويثبت الجهل‬: ‫إن من أشراط الساعة‬
“Tanda-tanda datangnya kiamat diantaranya: Ilmu agama mulai hilang, dan kebodohan terhadap
agama merajalela, banyak orang minum khamr, dan banyak orang yang berzina terang-
terangan”.
 Pasal-pasal yang berkaitan dengan Prostitusi atau Pelacuran
 KUHP Pasal 506
Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikan mata
pencaharian, diancam dengan kurungan paling lama satu tahun.
 KUHP Pasal 297
Perdagangan wanita dan perdagangan anak laki-laki: yang belum cukup umur, diancam dengan
pidana penjara paling lama 6 bulan.
 Solusi/ Problem solving
Dalam menanggulangi masalah prostitusi ini sangatlah sukar dan harus melalui proses dan waktu
yang panjang, dan memerlukan pembiayaan yang besar. Usaha untuk mengatasi masalah
prostitusi ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Usaha yang bersifat preventif
Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah terjadinya
pelacuran. Usaha ini antara lain berupa :
1) Penyempurnaan perundang-undangan mengenai larangan atau pengaturan penyelenggaraan
pelacuran.
2) Pemberian pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk memperkuat keimanan terhadap
nilai-nilai religius dan norma kesusilaan
3) Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita, diseseuaikan dengan kodrat dan bakatnya,
serta mendapatkan upah/gaji yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya.
4) Penyelenggaraan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan
keluarga
5) Penyitaan terhadap buku-buku dan majalah-majalah cabul, gambar-gambar porno, film-film
biru dan sarana-sarana lain yang merangsang nafsu seks.
6) Meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya
b. Tindakan yang bersifat represif dan kuratif
Usaha yang represif dan kuratif dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menekan dan usaha
menyembuhkan para wanita dari ketunasusilaannya untuk kemudian membawa mereka ke jalan
yang benar. Usaha tersebut antara lain berupa :
1) Melalui lokalisasi, dengan lokalisasi masyarakat dapat melakukan pengawasan atau kontrol
yang ketat. Karena lokalisasi sendiri pada umumnya di daerah terpencil yang jauh dari
keramaian.
2) Untuk mengurangi pelacuran, diusahakan melalui aktivitas rehabilitasi dan resosialisasi, agar
mereka bisa dikembalikan sebagai warga masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi
ini dilakukan melalui: pendidikan moral dan agama, latihan–latihan kerja dan pendidikan
keterampilan agara mereka bersifat kreatif dan produktif.
3) Penyempunaan tempat-tempat penampungan bagi para wanita tunasusila yang terkena razia;
disertai pembinaan yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
4) Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yang bersedia meninggalkan profesi pelacuran
dan mau memulai hidup susila.

2. Masalah Kriminalitas
Kriminalitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan. Berbagai sarjana telah berusaha
memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia yang dapat
dipidana ,yang diatur dalam hukum pidana. Kriminalitas berasal dari bahasa inggris: Criminal
yang berarti jahat, penjahat, berhubungan dengan tindak kejahatan dan segala bentuk perbuatan
yang melanggar dan dapat dihukum dengan KUHP (Kitab Undang-Undang Pidana). Kriminalitas
adalah perbuatan kejahatan pidana. Dalam bahasa arab disebut dengan Jinayah.
Hal yang sama pernah dilakukan pula oleh para ahli hukum dalam mencari arti hukum
sebagaimana dikemukakan oleh Immanuel Kant : “noch suchen die yuristen eine definition zu
ihrem begriffe von recht”. (L.j Van Apeldoorn,Pengantar Ilmu Hukum,Pradnya
Paramita,Jakarta,1981,hlm.13)

Berikut pengertian kejahatan dipandang dalam berbagai segi:


Secara yuridis, kejahatan berarti segala tingkah laku manusia yang dapat dipidana,yang diatur
dalam hokum pidana.
Dari segi kriminologi,setiap tindakan Dari segi kriminologi setiap tindakan atau perbuatan
tertentu yang tindakan disetujui oleh masyarakat diartikan sebagai kejahatan. Ini berarti setiap
kejahatan tidak harus dirumuskan terlebih dahulu dalam suatu peraturan hukum pidana. Jadi
setiap perbuatan yang anti social,merugikan serta menjengkelkan masyarakat, secara kriminologi
dapat dikatakan sebagai kejahatan
Kriminalitas atau kejahatan bisa dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat
rendah maupun masyarakat yang status sosialnya tinggi. Dan juga bisa dilakukan oleh individu,
kelompok dan lembaga yang memanfaatkan agar mendapatkan keuntungan.
Seperti halnya kekerasan di kota Bandung sering terjadi baik siang maupun malam hari. Aksi
gerombolan geng motor itu terjadi pada Kamis (15/11/2007) tengah malam. Dalam laporannya
kepada polisi, Jumat, Adi Samsul Hadi (19) mengungkapkan, dirinya menjadi korban
perampokan oleh geng motor ketika tengah menunggu taksi di Jalan Lembong, Bandung. Selain
dianiaya, warga Jalan Arjuna Nomor 3 RT 01/08 Cicendo, Bandung, itu juga harus kehilangan
sebuah telepon genggam Nokia seharga Rp 2 juta dan sejumlah uang tunai. Akibat penganiayaan
itu, korban menderita luka serius pada bagian muka dan lengannya karena berupaya menangkis
serangan senjata tajam yang dilancarkan sekitar enam orang pelaku itu. “Waktu itu saya
sendirian, tengah menunggu taksi, tiba-tiba muncul serombongan pengendara sepeda motor
mendekat ke tempat saya. Tanpa diduga mereka menyerang dan saat saya tidak berdaya mereka
merampas dompet serta HP saya,” katanya kepada petugas.
Kriminalitas atau kejahatan bukan merupakan peristiwa hederitas (bawaan sejak lahir, warisan)
juga bukan merupakan warisan biologis. Tingkah laku kriminalitas bisa dilakukan oleh siapapun
juga, baik pria maupun wanita.
Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral
kemanusiaan (immoral), merugikan masyarakat, asosiasi sifatnya dan melanggar hukum serta
undang-undang pidana.
 Bentuk/ Jenis Tindakan Kriminalitas
a. Pembunuhan
b. Pemerkosaan
c. Perampokan/ Pencurian
d. Penipuan
e. Pengrusakan
f. Tawuran

 Permasalahan menurut pandangan Islam dan sudut pandang dakwah


Saat Islam memandang bahwa Allah adalah Sumber wujud segala sesuatu, Pemilik rahmat dan
hikmah yang tak terbatas, ia tak merusak keyakinan pada kehendak-Nya yang menyeluruh dan
kekuasaan-Nya yang tidak terkalahkan. Segala sesuatu bersandar pada-Nya, bahkan kemampuan
setan untuk menyesatkan.
Dalam Islam, masalah kejahatan bias diselesaikan dengan cara lain. Yakni, sekalipun mengakui
adanya kebaikan dan kejahatan di alam, Islam memberikan pandangan yang lebih luas sehingga
sistem wujud itu sendiri terbebaskan dari segala kejahatan. Maka, dalam pandangan Islam,
semua maujud itu baik dan sistem yang berlaku adalah sistem terbaik, bahkan mustahil ada
sistem yang lebih baik daripadanya.
Tatanan hidup yang digariskan Islam sesungguhnya mampu mencegah terjadinya tindak
kriminalitas yang dari waktu ke waktu. semakin meningkat baik dari segi kuantitas, kualitas
maupun kompleksitasnya. Peningkatan kriminalitas menunjukkan kondisi yang sangat
memprihatinkan, bahkan bentuknya sudah berada di luar batas kemanusiaan dan akal sehat.
Dalam kondisi yang demikian, Islam sebagai sistem kehidupan yang komprehensif mampu
menyelesaikan masalah kriminalitas ini dengan langkah-langkah preventif yang cukup efektif.
Langkah preventif tersebut adalah meningkatkan pemahaman ajaran agama yang telah melarang
setiap individu untuk melakukan tindakan maksiat. dalam ajaran agama Islam, jangankan
melakukan kejahatan, mendekati pun sudah diharamkan. Ajaran ini, menurutnya, jika tertanam
dengan kuat dalam diri setiap individu, maka seorang Muslim tidak akan melakukan tindak
kejahatan dalam bentuk apa pun.
Islam menganggap bahwa kejahatan adalah perbuatan-perbuatan tercela (al-qabih). Sedangkan
yang dimaksud dengan tercela (al-qabih) adalah perbuatan-perbuatan yang Allah cela. Itu
sebabnya, suatu perbuatan tidak dianggap jahat kecuali jika ditetapkan oleh syara’ bahwa
perbuatan tersebut tercela. Ketika syara’ telah menetapkan bahwa perbuatan itu tercela, maka
sudah pasti perbuatan tersebut disebut kejahatan, tanpa melihat lagi apakah tingkat dan jenis
kejahatan tersebut besar ataupun kecil. Syara’ telah menetapkan perbuatan tercela sebagai dosa
(dzunub) yang harus dikenai sanksi. Jadi, dosa itu substansinya adalah kejahatan.
Kejahatan sendiri bukan berasal dari fitrah manusia. Kejahatan bukan pula semacam “profesi”
yang diusahakan oleh manusia. Kejahatan bukan juga ‘penyakit’ yang menimpa manusia.
Kejahatan (jarimah) adalah tindakan melanggar aturan yang mengatur perbuatan-perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan Rabbnya, dengan dirinya sendiri, dan hubungannya dengan
manusia lain. Allah Swt telah menciptakan manusia lengkap dengan potensi kehidupannya, yaitu
meliputi naluri-naluri dan kebutuhan jasmani. Naluri-naluri dan kebutuhan jasmani adalah
potensi hidup manusia yang mampu mendorong manusia untuk melakukan pemenuhan terhadap
potensi hidupnya. Manusia yang mengerjakan suatu perbuatan yang muncul dari potensi hidup
tadi, adalah dalam rangka mendapatkan pemenuhan terhadap potensi hidupnya.
Meskipun demikian membiarkan pemenuhan itu tanpa aturan, akan menghantarkan kepada
kekacauan dan kegoncangan. Juga akan menghantarkan kepada pemenuhan naluri maupun
kebutuhan jasmani yang salah, atau pemenuhan yang tercela. Oleh karena itu, ketika Allah Swt.
mengatur perbuatan-perbuatan manusia, Allah juga telah mengatur pemenuhan terhadap naluri-
naluri dan kebutuhan jasmani harus diatur dan sesuai dengan hukum. Syari’at Islam telah
menjelaskan kepada manusia, hukum atas setiap peristiwa yang terjadi. Itu sebabnya Allah Swt.
mensyari’atkan halal dan haram. Syara’ mengandung perintah dan larangan-Nya, dan Allah Swt.
meminta manusia untuk berbuat sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah Swt. dan menjauhi
apa yang dilarang-Nya. Jika menyalahi hal tersebut, maka manusia telah melakukan perbuatan
tercela, yakni melakukan kejahatan. Oleh karena itu, orang-orang yang berdosa harus dikenai
sanksi (‘iqab). Dengan demikian, manusia dituntut untuk mengerjakan apa yang diperintahkan
Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Perintah dan larangan tersebut tidak akan berarti sama sekali jika tidak ada sanksi bagi orang
yang melanggarnya. Syari’at Islam menjelaskan bahwa bagi pelanggar akan dikenai sanksi di
akhirat dan di dunia. Allah Swt. akan memberi sanksi di akhirat bagi pelanggar, dan Allah juga
akan mengadzabnya kelak di hari kiamat. Firman Allah Swt:
        
  
“Beginilah (keadaan mereka). dan Sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar
(disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) neraka Jahannam, yang mereka masuk ke
dalamnya; Maka Amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat tinggal.” (Q.S. Shaad:55-56)

         
   
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya.Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia
akan melihat (balasan)nya pula.” (Q.S. Al-Zalzalah:7-8)
Diriwayatkan oleh Bukhari dari ‘Ubadah bin Shamit ra berkata:
‫ بَايَعُوْ نِي َعلَى‬:‫س فَقَا َل‬ ِ ِ‫فِي َمجْ ل‬« ‫ فَ َم ْن َوفَّى‬،‫ َوقَ َرَأ هَ ِذ ِه ْاآليَ ِة ُكلُّهَا‬،‫ َوالَ تَ ْس ُرقُوْ ا َوالَ ت َْزنُوْ ا‬،ً‫ُكنَّا ِع ْن َد النَّبِ ِّي َأ ْن الَ تُ ْش ِر ُكوْ ا بِاهللِ َشيْئا‬
‫اب ِم ْن َذلِكَ َش ْيًئا فَ َستَ َرهُ هللاُ َعلَ ْي ِه ِإ ْن َشا َء‬
َ ‫ص‬َ ‫ َو َم ْن َأ‬،ُ‫ك َشيْئا ً فَعُوْ قِبُ بِ ِه فَهُ َو َكفَّا َرةٌ لَه‬
َ ِ‫اب ِم ْن َذل‬
َ ‫ص‬ َ ‫ َو َم ْن َأ‬،ِ‫ِم ْن ُك ْم فََأجْ ُرهُ َعلَى هللا‬
ُ‫ َوِإ ْن َشا َء ع ََّذبَه‬،ُ‫» ُغفِ َرلَه‬

“Kami bersama Rasulullah saw dalam suatu majelis dan beliau bersabda, “Kalian telah
membai’atku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, tidak mencuri, tidak berzina,
kemudian beliau membaca keseluruhan ayat tersebut. “Barangsiapa diantara kalian
memenuhinya, maka pahalanya di sisi Allah, dan barangsiapa mendapatkan dari hal itu sesuatu
maka sanksinya adalah kifarat (denda) baginya, dan barangsiapa mendapatkan dari hal itu
sesuatu, maka Allah akan menutupinya, mungkin mengampuni atau mengadzab.”
Hadits ini menjelaskan bahwa sanksi dunia diperuntukkan untuk dosa tertentu, yakni sanksi yang
dijatuhkan negara bagi pelaku dosa, dan ini akan menggugurkan sanksi akhirat.
Dengan demikian, tidak ada satu sistem hukum-pun di dunia ini yang serupa sebagaimana sistem
hukum Islam. Sistem hukum Islam berfungsi sebagai pencegah (zawajir) atas tindak kriminalitas
sekaligus sebagai penebus (jawabir) atas tindakan jahat yang telah dilakukan oleh si pelaku.
Hal yang sama ditunjukkan oleh sikap Rasulullah saw yang tetap menjatuhkan hukum potong
tangan terhadap salah seorang wanita bangsawan yang kedapatan mencuri, meskipun Usamah
bin Zaid (sahabat kesayangan beliau) meminta untuk tidak menjatuhkan sanksi tersebut. Lalu
Rasulullah saw bersabda:

»ُ‫ض ِعيْفُ قَطَعُوْ ه‬


َّ ‫ق فِ ْي ِه ُم ال‬ َ ‫«ِإنَّما َ هَلَكَ َم ْن كاَنَ قَ ْبلَ ُك ْم بَِأنَّهُ ْم َكانُوْ ا ِإذاَ َس َر‬
َ ‫ َوِإذاَ َس َر‬،ُ‫ق فِ ْي ِه ُم ال َّش ِريْفُ ت ََر ُكوْ ه‬

‘Kehancuran orang-orang sebelum kalian (diakibatkan) karena jika pembesar-pembesar mereka


mencuri, mereka biarkan. Namun jika orang yang lemah mencuri, mereka memotong (tangan)-
nya.’
 Pasal-pasal yang berkaitan dengan tindakan Kriminalitas
 pasal 362 KHUP yaitu: “Barang siapa mengambil suatu benda yang seluruhnya atau sebagian
milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak sembilan ratus
rupiah”.
 Pasal 365 KUHP
1) Diancam dengan pidana paling lama sembilan tahun pencurian yang didahului, disertai atau
diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan
terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian itu, atau
bila tertangkap tangan, untuk memungkinkan diri sendiri atau peserta lainnya untuk melarikan
diri, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri.
2) Diancam dengan pidana penjara paling lama duabelas tahun:
1o. Bila perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau di pekarangan
tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang
berjalan;
2o. Bila perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;
3o. Bila yang bersalah masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat,
atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu;
4o. Bila perbuatan mengakibatkan luka berat.
3) Bila perbuatan itu mengakibatkan kematian, maka yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama limabelas tahun.
4) Diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau pidana penjara selama waktu
tertentu, paling lama duapuluh tahun, bila perbuatan itu mengakibatkan luka berat atau kematian
dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang
diterangkan dalam nomor 1′ dan 3′.

 Solusi / Problem Solving


a. Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas tanpa pandang
bulu atau derajat.
b. Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak.
c. Selektif terhadap budaya asing yang masuk agar tidak merusak nilai busaya bangsa sendiri.
d. Menjaga kelestarian dan kelangsungan nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini
melalui pendidikan multi kultural; seperti sekolah, pengajian, dan organisasi masyarakat.

3. Masalah Korupsi Kolusi dan Nepotisme

Korupsi berasal dari kata latin corruptio yang berarti perbuatan busuk, buruk, tidak jujur, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, kata-kata atau ucapan menghina atau
memfitnah. Dalam bahasa inggris berarti jahat, buruk, suap dan curang. Suatu perbuatan jahat,
kriminal yang menguntungkan pribadinya dan atau kelompoknya dan merugikan orang lain dan
atau kelompok lain.
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang memperkaya diri yang secara langsung merugikan
keuangan atau perekonomian negara. Ada juga yang megatakan korupsi adalah suatu transaksi
yang tidak jujur yang dapat menimbulkan kerugian uang, waktu dan tenaga dari pihak lain baik
penyuapan, pemerasan maupun nepotisme.
Definisi menurut Kartini kartono, yaitu : “ tingkah laku individu yang menggunakan wewenang
dan jabatan guna mengeduk keuntung pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara”.
Korupsi adalah tindakan mengambil sesuatu bukan milik dan bukan pula haknya yang dapat
merugikan dan membahayakan orang lain. Begitu pula mencuri. Bedanya, kalau koruptor dapat
mengambil sesuatu di tempat mana saja dengan cara tidak langsung, sementara pencuri
mengambil sesuatu di tempat tertentu dengan cara langsung. Kalau koruptor mencuri sesuatu
dengan sarana-sarana halus (shofwer). Kalau Pencuri dengan sarana-sarana yang kasar (Hadwer).
Keduanya sama-sama pencuri, pelaku kriminal atauJinayah . Akibat dua pelaku kriminal ini
terletak pada kerugian pemilik sesuatu itu dan pengaruh perbuatannya kepada masyarakat umum.
Resiko pencuri lebih kecil ketimbang koruptor. Melakukan korupsi lebih mudah dilakukan
ketimbang mencuri, karena koruptor tahu benar tempat harta ynag mau di korup. Akibatnya
dapat merugikan orang banyak, bahkan bangsa dan negara. Sedangkan akibat mencuri hanya
merugikan orang tertentu saja.
Kolusi adalah mengadakan hubungan secara diam-diam yang bersifat rahasia dengan orang atau
kelompok lain yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya atau kelompoknya. Kolusi
merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat kesepakatan secara tersembunyi
dalam melakukan kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas
tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya menjadi lancar
Nepotisme berasal dari akar kata Nepotis, yaitu orang atau pejabat yang lebihmengutamakan
atau menomorsatukan orang-orang dekatnya untuk diberikan kedudukan atau jabatan. Nepotisme
adalah sikap-tindak yang mengutamakan atau menomorsatukan famili atau teman-teman dekat
untuk diberikan kedudukan atau jabatan.
Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan
berdasarkan kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
Sebagai contoh, kalau seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara,
bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer tersebut akan
bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap
nepotisme adalah berdasarkan naluri, sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.
Kata nepotisme berasal dari kata Latin nepos, yang berarti “keponakan” atau “cucu”. Pada Abad
Pertengahan beberapa paus Katholik dan uskup- yang telah mengambil janji “chastity” ,
sehingga biasanya tidak mempunyai anak kandung memberikan kedudukan khusus kepada
keponakannya seolah-olah seperti kepada anaknya sendiri. Beberapa paus diketahui mengangkat
keponakan dan saudara lainnya menjadi kardinal. Seringkali, penunjukan tersebut digunakan
untuk melanjutkan “dinasti” kepausan. Contohnya, Paus Kallistus III, dari keluarga Borja,
mengangkat dua keponakannya menjadi kardinal; salah satunya, Rodrigo, kemudian
menggunakan posisinya kardinalnya sebagai batu loncatan ke posisi paus, menjadi Paus
Aleksander VI. Kebetulan, Alexander mengangkat Alessandro Farnese, adik kekasih gelapnya,
menjadi kardinal; Farnese kemudian menjadi Paus Paulus III. Paul juga melakukan nepotisme,
dengan menunjuk dua keponakannya (umur 14 tahun dan 16 tahun) sebagai Kardinal. Praktek
seperti ini akhirnya diakhiri oleh Paus Innosensius XII yang mengeluarkan bulla kepausan
Romanum decet pontificem pada tahun 1692. Bulla kepausan ini melarang semua paus di seluruh
masa untuk mewariskan tanah milik, kantor, atau pendapatan kepada saudara, dengan
pengecualian bahwa seseorang saudara yang paling bermutu dapat dijadikan seorang Kardinal.

 Jenis-Jenis Korupsi Dan Dampaknya


Korupsi mempunyai beberapa nama yang berbeda-beda, walaupun berbeda, korupsi tetap
berkenaan dengan perbuatan kriminal atau jinayat yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
orang yang terkait dengan suatu tugas atau jabatan yang didudukinya. Orang yang diberi jabatan,
berarti orang itu dianggap mampu menanggung amanah dan berkewajiban melaksanakan amanah
tersebut dengan sebaik-baiknya. Nah, ketika orang tersebut melakukan sesuatu tidak sesuai
dengan yang memberi amanah, apalagi sampai merugikan yang memberi amanah atau selain
orang yang memberi amanah, maka orang tersebut dikategorikan sebagai orang yang melanggar
amanah. Apabila pelanggaran itu bersifat menguntungkan dirinya atau kelompoknya, maka
perbuatan itu disebut korupsi dan jahat. Oleh sebab itu, kewenangan dan kekuasaan hanya dapat
dilakukan, bila telah sesuai dengan orang yang mempercayainya atau sesuai dengan aturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Korupsi dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu korupsi aktif dan korupsi passif. Di antara korupsi
aktif sebagai berikut :
1. Memberikan sesuatu (hadiah) atau janji kepada pejabat; penyelenggara negara dengan maksud
agar berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan tugas,
wewenang, hak dan kewajibannya sebagai orang yang mendapat kepercayaan.
2. Memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada Hakim dengan maksud untuk mempengaruhi
putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili, disebutRisywah atau sogokan.
3. Menggelapkan uang atau menghilangkan atau menyimpan surat berharga, karena jabatannya
untuk melakukan suatu perbuatan yang dapat menguntungkan dirinya atau kelompoknya dan
merugikan orang lain baik individu atau masyarakat luas.
4. Memalsu buku-buku, data-data dan lain-lain yang berkenaan dengan administrasi dan tidak
dapat mempertanggung jawabkannya dengan transparan sesuai dengan aturan dan prundang-
undangan yang berlaku.
5. Melakukan perbuatan curang atau membiarkan orang melakukan curang dengan maksud
menguntungkan dirinya atau kelompok dan merugikan orang lain atau kelompok.
6. Memungut uang diluar prosedur yang resmi dalam melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat, baik minta se-ikhlasnya atau dengan cara-cara lain yang mengarah kepada upaya
agar orang lain (yang dilayani) memberikan uang atau berjanji memberikan uang kepada yang
melayani, walaupun secara lahirnya diucapkan ikhlas, tapi sebenarnya tidak ikhlas. Pemberian
se-ikhlasnya dilakukan oleh yang diberi pelayanan, karena takut diancam; tidak akan dilayani
pada waktu itu atau pada waktu lainnya.
Perbuatan korupsi tidak hanya terjadi dalam bidang keuangan dan material, tetapi juga terjadi
dalam bidang politik, seperti mony politc yang juga dikategorikan sebagai sogokan. Dan bisa
terjadi dalam bidang bisnis, seperti mengurangi ukuran timbangan.
Sedangkan korupsi passif, misalnya melanggar menggunakan waktu atau jadwal yang ditetapkan
bersama sesuai dengan aturan, seperti tidak tepat waktu masuk kantor atau sama sekali bolos dan
masuk kantor hanya untuk mengambil honor harian atau gaji bulanan. Semua perbuatan tersebut
disebut kriminal (kejahatan) dan dikenakan hukuman sesuai dengan tingkatan kesalahannya.
Praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) di Indonesia tergolong cukup tinggi. Contoh di
bidang perbankan khususnya, keberadaan UU No. 10 Tahun 1998 ternyata tidak cukup ampuh
menjerat atau membuat jera para pelaku KKN. Dari data yang ada , diketahui ada beberapa kasus
yang cukup mencolok dengan nominal kerugian negara yang cukup besar.
Sebutlah kasus penyelewengan dana BLBI yang sampai saat ini sudah berlangsung hampir 10
tahun tidak selesai. Para tersangka pelakunya masih ada yang menghirup udara bebas, dan
bahkan ada yang di vonis bebas dan masih leluasa menjalankan aktivitas bisnisnya. Yang lebih
parah lagi, terungkap juga bukti penyuapan yang melibatkan salah satu pejabat Jampidsus baru-
baru ini.
Kasus perbankan lain yang cukup menarik perhatian masyarakat adalah LC fiktif yang
merugikan Negara sampai 1.7 Triliun, jumlah uang yang cukup fenomental jika dilihat dari
jumlah pelaku yang beberapa gelintir saja. Ini lebih besar dari laba bersih setahun yang bisa
diraih BNI tahun 2004.
Peraturan yang mengatur bisnis perbankan sudah cukup lengkap. Sebut saja UU No. 10 Tahun
1998 yang merupakan penyempurnaan dari UU No.7 Tahun 1992, sudah sedemikian detail
mengatur tentang segala definisi pelanggaran perbankan beserta sanksi yang diancamkan. Sistem
audit baik Internal maupun eksternal juga sudah sedemikian lengkap mengatur pengawasan
operasional perbankan. Namun masih saja bisa di cari-cari celah untuk melakukan
penyimpangan.

 Permasalahan menurut pandangan Islam dan sudut pandang dakwah


Pandangan dan sikap Islam terhadap korupsi sangat tegas: haram dan melarang. Banyak argumen
mengapa korupsi dilarang keras dalam Islam. Selain karena secara prinsip bertentangan dengan
misi sosial Islam yang ingin menegakkan keadilan sosial dan kemaslahatan semesta (iqâmat
al-‘adâlah alijtimâ’iyyah wa al-mashlahat al-‘âmmah), korupsi juga dinilai sebagai tindakan
pengkhianatan dari amanat yang diterima dan pengrusakan yang serius terhadap bangunan sistem
yang akuntabel. Oleh karena itu, baik al- Qur’an, al-Hadits maupun ijmâ’ al- ‘ulamâ
menunjukkan pelarangannya secara tegas (sharih).
Dalam al-Qur’an, misalnya, dinyatakan: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian
yang lain di antara kamu dengan cara batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(cara berbuat) dosa padahal kamu mengetahui.” Dalam ayat yang lain disebutkan: “Hai
orangorang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara batil, kecuali
dengan cara perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…”.
Dalam sejarah, baik para sahabat Nabi, generasi sesudahnya (tabi’in), maupun para ulama
periode sesudahnya, semuanya bersepakat tanpa khilaf atas keharaman korupsi, baik bagi
penyuap, penerima suap maupun perantaranya. Meski ada perbedaan sedikit mengenai kriteria
kecenderungan mendekati korupsi sebab implikasi yang ditimbulkannya, tetapi prinsip dasar
hukum korupsi adalah haram dan dilarang.
Ini artinya, secara mendasar, Islam memang sangat anti korupsi. Yang dilarang dalam Islam
bukan saja perilaku korupnya, melainkan juga pada setiap pihak yang ikut terlibat dalam
kerangka terjadinya tindakan korupsi itu. Bahkan kasus manipulasi dan pemerasan juga dilarang
secara tegas, dan masuk dalam tindakan korupsi. Ibn Qudamah dalam al-Mughnî menjelaskan
bahwa “memakan makanan haram” itu identik dengan korupsi. Zamakhsyari dalam tafsir al-
Kasysyaf juga menyebut hal yang sama. Umar Ibn Khaththab berkata: “menyuap seorang
hakim” adalah tindakan korupsi.
Dalam sejarah Islam sering dikutip kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, salah seorang Khalifah
Bani Umayyah, sebagai prototipe Muslim anti korupsi. Umar bin Abdul Aziz adalah figur extra-
ordernary, suatu figur unik di tengah-tengah para pemimpin yang korup dalam komunitas istana.
Ia sangat ketat mempertimbangkan dan memilahmilah antara fasilitas negara dengan fasilitas
pribadi dan keluarga. Keduanya tidak pernah dan tidak boleh dipertukarkan (changeble). “Pada
suatu malam, Khalifah Umar bin Abdul Aziz berada di kamar istana melakukan sesuatu
berkaitan dengan urusan negara. Tiba-tiba salah seorang anaknya mengetuk pintu ingin menemui
bapaknya. Sebeum masuk, ditanya oleh Khalifah, “Ada apa Anda malam-malam ke sini?” “Ada
yang ingin dibicarakan dengan bapak”, jawab anaknya. “Urusan keluarga atau urusan negara?”
tanya balik Khalifah. “Urusan keluarga,” tegas anaknya. Seketika itu, Khalifah mematikan lampu
kamarnya dan mempersilakan anaknya masuk. “Lho, kok lampunya dimatikan,” tanya anaknya
sambil keheranan. “Ini lampu negara, sementara kita mau membicarakan urusan keluarga, karena
itu tidak boleh menggunakan fasilitas negara,” demikian jawab khalifah. Sang anakpun
mengiyakannya.
Itulah sekelumit cerita tentang Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam upayanya untuk
menegakkan good qovernance, melalui sikap-sikap yang akuntabel dan menghindari
pemanfaatan fasilitas negara untuk kepentingan diri, kelompok, dan keluarganya.
Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 188
     
••       
   
“dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
Padahal kamu mengetahui”.
Surat An-Nisa ayat 29
      
         
      •  
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan
yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu.
Hadist 1
Zaid bin Akhzam Abu Thalib telah menceritakan hadis kepada kami, Abu ‘Ashim telah
menceritakan kepada kami, dari Abd Al-Warits ibn Sa’id dari Husain al- Mu’alim, dari Abdullah
ibn Buraidah, dari bapaknya, dari Nabi .. Beliau bersabda: “siapa saja yang telah kami angkat
untuk mengerjakan suatu pekerjaan/jabatan kemudian kami telah memberikan gaji, maka sesuatu
yang diterima di luar gajinya yang sah adalah ghulul (korupsi).”
Hadist 2
Rasulullah SAW bersabda:
“Allah melaknati penyuap dan penerima suap dalam proses hukum.” Dalam redaksi lain,
dinyatakan: “Rasulullah SAW melaknati penyuap, penerima suap, dan perantara dari keduanya.”
Kemudian dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah SAW bersabda: “penyuap dan penerima
suap itu masuk ke neraka.”
 Pasal-pasal yang berkaitan dengan KKN
 KUHP pasal 419
Perbuatan korupsi di ancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun, seorang pejabat
(pegawai negeri) : yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui bahwa itu diberikan untuk
menggerakan dia supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya
 Undang-undang RI no. 31 tahun 1999 pasal 3
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korupsi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling sedikit 1 tahun atau paling lama 20 tahun dan denda
paling sedikit Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah)

 Solusi
KKN adalah sama dengan perbuatan kriminal dan sejenisnya, karena sama-sama merugikan
orang lain atau kelompoknya dan hanya menguntungkan dirinya sendiri atau kelompoknya
dengan cara yang melanggar aturan dan perundang-undangan. Perbuatan itu dalam Syari’at Islam
wajib hukumnya mendapat hukuman (had), baik dengan cara di qiyas-kan (disamakan) dengan
perbuatan kriminal lainnya atau dengan cara lain dengan hukuman yang lebih berat. Dan pada
prinsipnya, adanya hukuman itu adalah agar perbuatan itu tidak diualngi lagi. Oleh sebab itu
KKN harus diberantas sampai ke akar-akarnya.

4. Masalah Kenakalan Remaja


Remaja adalah masa peralihan di antara masa anak-anak dan masa dewasa dimana anak-anak
mengalami pertumbuhan cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk
badan, sikap, cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Masa ini mulai kira-kira umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun. Masa sembilan
tahun (13-21) yang dilalui oleh anak-anak itu tidak ubahnya sebagai suatu jembatan penghubung
antara masa tenang yang selalu bergantung pada pertolongan dan perlindungan orang tua, dengan
masa berdiri sendiri, bertanggung jawab dan berpikir matang.
Masa remaja adalah masa yang penuh dengan tantangan di dalam kehidupan dan perkembangan
jiwanya, konflik-konflik dalam diri remaja sering kali menimbulkan masalah, hal tersebut
tergantung sekali pada keadaan remaja itu sendiri dan lingkungannya yang menuntut persyaratan
yang berat untuk dewasa yang panjang.
Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka
penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah
maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga
negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja.
Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma
hukum maupun norma sosial. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul
Moedikdo,SH adalah :
1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya
dan sebagainya.
2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran
dalam masyarakat.
3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
Kenakalan remaja merupakan gejala alamiah anak pada periode umur tertentu. Meningkatnya
kualitas kenakalan itu sendiri adalah akibat pengaruh lingkungan buruk yang ada disekitarnya.
Akhir-akhir ini kenakalan remaja yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,
banyak menjurus pada penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
Kejahatan dan kenakalan remaja erat berkaitan dengan makin derasnya arus urbanisasi dan
semakin banyaknya jumlah remaja desa yang berimigrasi ke daerah perkotaan tanpa jaminan
sosial yang mantap, ditambah sangat sulitnya mencari pekerjaan yang cocok dengan ambisi
mereka. Sampai akhirnya mereka dipaksa menerima bentuk-bentuk pekerjaan di bawah harapan
semula yang semakin menambah rasa kecewa dan frustasi mereka. Kondisi sulit tersebut masih
di tambah dengan semakin meningkatnya tuntutan hidup di kota.
 Jenis-Jenis kenakalan remaja
1. Membolos sekolah
2. Kebut-kebutan di jalanan
3. Penyalahgunaan narkotika
Narkoba adalah obat atau bahan yang berbahaya bagi tubuh, zat adiktif yang terkandung dalam
narkoba, dapat mempengaruhi perasaan, mood dan emosi bagi yang mengkonsumsinya.
Mengapa orang mengkonsumsi narkoba: Untuk merasakan kesenangan, meningkatkan kinerja
tubuh, rasa ingin tahu.
Beberapa efek atau pengaruh narkoba bagi tubuh kita: Stimulant obat yang dapat mempercepat
sistem saraf pusat. Ini meningkatkan aktivitas otak anda, membuat anda bersemangat dan
energik, seperti: Tembakau, kokain, dll
Depressant; obat dapat memperlambat sistem syaraf pusat, obat ini bisa membuat orangg merasa
santai, kurang tegang dan kurang menyadari peristiwa sekelilingnya; seperti: Alkohol, heroin.
Hallucinogenics; obat yang dapat membuat halusinasi, seperti marijuana, ecstasy.

4. Perilaku seksual pranikah


Seks Bebas; perbuatan seks/perbuatan layaknya suami istri yang dilakukan diluar
perkawinan/sebelum perkawinan. Dampak negatif seks bebas, diantaranya: Dapat kena berbagai
macam penyakit; HIV/Aids, Sepilis dan penyakit kelamin lainnya, Hamil diluar nikah: usia yang
belum memadai untuk hamil, orang tersebut belum siap untuk menikah, tidak mau diakui oleh
laki-lakinya, tidak mendapat persetujuan orang tua dan lain-lain.
5. perkelahian antar pelajar
6. Geng Motor yang anarkis
 Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
1. Reaksi frustasi diri
2. Gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
3. Kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
4. Kurangnya pengawasan dari orang tua
5. Dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
6. Dasar-dasar agama yang kurang.
7. Tidak adanya media penyalur bakat/hobi
8. Masalah yang dipendam
9. Keluarga broken home
10. Pengaruh kawan sepermainan

 Permasalahan menurut pandangan Islam dan sudut pandang dakwah


Islam telah mengatur perilaku dalam remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang
dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan
dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
1. Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurot demi menjaga kehormatan
diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh
diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak
boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah. Aurot bagi-
bagi yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurot bagi wanita yaitu seluruh
anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Di samping aurot, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk
anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
2. Menjauhi perbuatan zina
Pergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka
peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di
dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan
lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang
pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an
Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:
        

“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
dan suatu jalan yang buruk”
Dalam rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina, islam telah
membuat batasan-batasan sebagai berikut :
a. Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki
dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan,
lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.
b. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling
bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi.
Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.
• Tata Cara Pergaulan Remaja
Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergualan remaja. Ajaran islam sebagai
pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-
nilai agama. Tata cara itu meliputi :
a. Mengucapkan Salam
Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam
adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.
b. Meminta Izin
Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila
kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu
c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil
pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih
muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada
mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.
d. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman
berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari
temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang
dibenci Allah.
e. Berbicara dengan perkataan yang sopan
Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan
suara yang lembut, dengan gaya yang wajar dan tidak bual.
f. Tidak boleh saling menghina
Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya
hindari saling menghina di antara teman.
g. Tak boleh saling membenci dan iri hati
Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya
mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang
membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan
Allah dan manusia.
h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat remaja harus
membagi waktunya dengan subjektif dan efisien, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian
yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk
orang lain.
i. Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala
seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan
suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran islam.
Tata cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam bergaul dengan teman-
temannya.
Allah berfirman dalam surat
Adz-Dzariat ayat 54

     


“Maka berpalinglah kamu dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela”.

Hadist 1
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialahmereka yang
berakhlak mulia dan berlemah lembut dengan ahli keluarganya.(Riwayat Al-Tirmizi dan Al-
Hakim)
Hadist 2
Rasulullah s.a.w. bersabda:Maksudnya: “Sesungguhnya dalam jasad manusia itu terdapat seketul
daging apabila baik ia,maka baiklah seluruh badan. Jika ia rosak maka rosaklah seluruh badan.
Itulah hati.” (RiwayatBukhari dan Muslim)
 Pasal-pasal yang berkaitan dengan kenakalan remaja
 Tentang Penyalahgunaan Narkoba
Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika menyebutkan
bahwa. Setiap Penyalah guna:
a. Narkotika Golongan I bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun;
c. Narkotika Golongan III bagi dirinya sendiri, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1
(satu) tahun
 Pasal 358 KUHP menyatakan bahwa :
Barangsiapa dengan sengaja turut serta dalam penyerangan atau perkelahian yang dilakukan oleh
beberapa orang, maka selain dari tanggungannya masing-masing atas perbuatan yang istimewa
dilakukannya dipidana:
Ke-1; dengan pidana penjara selama-lamanya dua tahun delapan bulan, jika penyerangan atau
perkelahian itu hanya berakibat ada orang luka berat;
Ke-2; dengan pidana penjara selama-lamanya empat tahun, jika penyerangan itu berakibat ada
orang mati.
 Solusi
1. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada
anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat
terselesaikan.
2. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
3. Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti
televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
4. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.
5. Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif.
Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat
terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.

5. Masalah Gangguan Jiwa/Mental


Gangguan Jiwa/ Mental Merupakan sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang yang
secara klinik cukup bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau
gangguan didalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia. Sebagai tambahan,
disimpulkan bahwa disfungsi itu adalah disfungsi dalam segi perilaku, psikologik atau biologik,
dan gangguan itu tidak semata-mata terletak didalam hubungan antara orang dengan masyarakat.
Gangguan jiwa adalah suatu ketidakberesan kesehatan dengan manifestasi-manifestasi psikologis
atau perilaku terkait dengan penderitaan yang nyata dan kinerja yang buruk, dan disebabkan oleh
gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisis, atau kimiawi.
Gangguan jiwa mewakili suatu keadaan tidak beres yang berhakikatkan penyimpangan dari suatu
konsep normatif. Setiap jenis ketidakberesan kesehatan itu memiliki tanda-tanda dan gejala-
gejala yang khas.
Gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala klinis yang bermakna, berupa
sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang berkaitan dengan adanya distress (tidak
nyaman, tidak tentram, rasa nyeri), disabilitas (tidak mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari),
atau meningkatnya resiko kematian, kesakitan, dan disabilitas.
Gangguan jiwa dapat memengaruhi fungsi kehidupan seseorang. Aktivitas penderita, kehidupan
sosial, ritme pekerjaan, serta hubungan dengan keluarga jadi terganggu karena gejala ansietas,
depresi, dan psikosis. Seseorang dengan gangguan jiwa apa pun harus segera mendapatkan
pengobatan. Keterlambatan pengobatan akan semakin merugikan penderita, keluarga, dan
masyarakat.
Gangguan jiwa dalam berbagai bentuk adalah penyakit yang sering dijumpai pada semua lapisan
masyarakat. Penyakit ini dialami oleh siapa saja, bukan hanya mereka yang mapan. Prevalensi
gangguan jiwa di negara sedang berkembang dan negara maju relatif sama.
Munculnya beragam pandangan keliru atau stereotip di masyarakat. Penderita gangguan jiwa
sering digambarkan sebagai individu yang bodoh, aneh, berbahaya, dan terbelakang. Hal ini
tentu akan melahirkan sikap keliru. Padahal, sebagai orang sakit, tentu penderita mengharapkan
perhatian, kasih sayang, dan lainnya. Sayangnya, karena pandangan yang salah ini masyarakat
akhirnya lebih mengolok-olok penderita, menjauhinya, bahkan sampai memasung karena
menganggapnya berbahaya. Meski upaya ini tidaklah mudah, kepedulian tetap harus digalang.
Sebab, mereka juga manusia yang memiliki hati dan perasaan.

Gangguan Mental pada umumnya terbentuk dari ketidakmampuan mengadakan adaptasi


terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya yang abnormal dan aneh-aneh, pasien biasanya
memahami diri sendiri bahkan membenci dirinya.
Jumlah penderita gangguan jiwa di Jawa Barat diperkirakan lebih dari 30% dari jumlah
penduduk dewasa. Jumlah tersebut akan semakin bertambah dengan kesulitan ekonomi yang
disebabkan kenaikan harga BBM. Menurut direktur Rumah Sakit jiwa Bandung, dr. Machmud
Sp.K.J. dampak nyata dari kenaikan harga BBM terhadap jumlah warga yang mengalami
gangguan jiwa, baru akan bisa dilihat pada tiga bulan atau enam bulan ke depan.
 Jenis-Jenis Gangguan jiwa /mental
a. Psikosis
Psikosis merupakan penyakit atau gangguan mental parah, yang ditandai oleh disorientasi
pikiran, gangguan-gangguan emosional, disorientasi waktu dan ruang, serta pribadi dan beberapa
kasus di sertai halusinasi dan delusi-delusi.
Psikosis juga merupakan gangguan mental yang sudah berupa disorganisasi jiwa yang berat
sekali sehingga penderitanya seringkali sulit untuk disembuhkan. Tergolong dalam spektrum
yang tertinggi. Karena tingkat gangguannya sangat berat. Orang awam bisa menyebutnya “orang
gila, tidak waras” Ada tiga macam psikosis yaitu :
a) Gangguan Afektif (Depresi)
– Fenomena Depresi
Depresi atau suasana defresi adalah bentuk gangguan suasana perasaan yang paling umum
ditemui dalam primary health care. Hal ini tidak dibatasi oleh kelompok usia tertentu ataupun
kelompok jenis kelamin tertentu.
– Pengertian Depresi
Defresi adalah sebagai suatu penyakit yang menyebabkan suatu gangguan dalam perasaan dan
emosi yang dimiliki oleh individu yang ditunjuk sebagai suasana perasaan.
Defresi pada remaja sebagian besar tidak berdiagnosis sampai akhirnya mengalami kesulitan
yang serius dalam sekolah, pekerjaan, dan penyesuaian pribadi yang sering kali berlanjut pada
masa dewasa.
Perlu juga dibedakan antara sindrom depresi dengan simton depresi. Sindrom merupakan sebagai
satu kumpulan simtom atau gejala-gejala yang saling berkaitan. Simtom berarti suatu indicator
hadirnya suatu penyakit.
– Simtom-simtom Depresi
Ada Sembilan simtom yaitu: nafsu makan yang teganggu, gangguan tidur, retardasi psikomotor,
kehilangan minat pada aktivitas, ketidakmampuan menikmati hobi-hibo, kehilangan tenaga,
perasaan tidak berguna, perasaan bersalah yang tidak pada tempatnya, kesulitan untuk
berkonsentrasi, pikiran tindakan bunuh diri.
– Faktor-faktor penyebab Depresi
Disebabkan karena faktor bawaan/ genetis, factor lingkungan yang meliputi pengalaman
kehilangan, stress karena suatu peristiwa kehidupan dan keadaan internal individu yang
utamanya adalah adanya perbedaan yang besar antara apa yang diharapkan dengan kenyataanya.
Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi dalam memunculkan simtom depresi.
b) Schizofrenia
Schizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin,
yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri
hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi
normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa
ada rangsang pancaindra).
Gangguan jiwa ini dicirikan dengan gangguan dalam proses berfikir dimana terjadi distorsi yang
berat terhadap kenyataan/realita misalnya penderitanya seolah-olah melihat atau mendengan
sesuatu padahal dalam kenyataannya tidak ada. (halusinasi). Cirri lainnya dari penderita ini
adalah kehilangan kontrol dan integritasi terhadap prilakunya sendiri.
– Simple Schizofrenia
Artinya mental atau jiwanya menjadi tumpul. Kesadarannya masih jernih, akan tetapi kesadaran
akunya sangat terganggu. Ciri-cirinya: Orang yang mengalami derealisasi dan depersonalisasi
berat; di hinggapi macam-macam ilusi dan delusi, sebab fikirannya kacau,melantur; banyak
tersenyum-senyum dengan muka yang selalu perat perot tanpa ada perangsang sedikit pun.
Gejalanya meliputi kehilangan minat, emosi tumpul/ datar menarik diri dari masyarakat.
– Katatonik Schizofrenia
Penderita tipe ini menunjukkan satu dari dua pola yang dramatis, yaitu: Stupor penderitanya
kehilangan gerak, cenderung untuk diam pada posisi yang stereotipi dan lamanya bisa berjam-
jam bahkan berhari-hari. Kemudian Excitement penderitanya melakukan tingkah laku yang
berlebihan seperti berbicara banyak tetapi tidak koheren, gelisah yang ditunjukkan dengan
tingkah laku.
– Heberphrenis Schizofrenia
Gejalanya meliputi reaksi-reaksi emosional yang makin bertambah indeferen dan tingkah laku
infanti, seperti misalnya tiba-tiba menangis atau tertawa tetapi tidak berkaitan dengan situasi
yang terjadi.
– Paranoid Schizofrenia
Penderitanya menunjukkan dua pola yaitu : Pola Schizoprenia Ditandai dengan proses berfikir
kacau, tidak logis dan mudah berubah serta delusi yang aneh. Pola Paranoid ditandai dengan
system delusi lebih masuk akal dan logis, kontak dengan realita (relity testing) juga relative tidak
terganggu.
c) Paranoid
Dicirikan dengan adanya sistem deluse yang kuat sekali, yaitu : Persekusi dimana orang merasa
selalu diawasi, yakin bahwa dirinya diikuti dan dipengaruhi. Kemudian Grandiouse dimana
orang memiliki keyakinan bahwa dia adalah orang yang terkenal atau orang yang besar atau
tokoh tertentu seperti nabi dan lain sebagainya.
b. Neurosis
Neurosis adalah bentuk gangguan mental yang tergolong lunak tidak berbahaya, ditandai dengan
penglihatan diri yang tidak lengkap terhadap kesulitan pribadi, memendam banyak konflik,
disertai reaksi kecemasan.
Orang yang memiliki Neurosis tingkat gangguannya masih tergolong ringan, sehingga orang
tersebut masih bisa berfungsi biasa dalam kehidupan sehari hari. Dia bisa bekerja, belajar,
menjalankan kehidupan sosial yang wajar. Jelaslah bahwa penderita Neurosis tidak berbahaya
bagi lingkungan sekitar. Ada berbagai macam Neurosis, diantaranya :
a) Kecemasan
Kecemasan ini merupakan gejala paling mencolok terhadap ketakutan yang tidak bisa
diidentifikasi dengan suatu sebab khusus, dan dalam banyak peristiwa merembes serta
mempengaruhi wilayah-wilayah penting dari kehidupan seseorang.
Gejala kecemasan beralih dari satu objek ke objek lainnya. Ini yang menjadi penanda, bahwa
sebenarnya kecemasan terjadi karena adanya konflik dalam diri individu yang bersangkutan,
bukan karena situasi riilnya.
b) Disosiasi
Merupakan gangguan mental yang dicirikan dengan gangguan ingatan atau pikiran karena tak
terintegrasi dengan baik dalam kepribadian.
– Amnesia
kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat berupa organik atau fungsional.
Penyebab organik dapat berupa kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan
obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif). Penyebab fungsional adalah faktor psikologis,
seperti halnya mekanisme pertahanan ego. Amnesia dapat pula terjadi secara spontan.
Individu yang mengalami amnesia tidak bisa mengingat pengalaman-pengalaman tertentu masa
lalu. Ini terjadi karena individu menggunakan mekanisme represi terhadap pengalaman-
pengalaman tidak menyenangkan atau yang mengancam yang dialami seolah-olah pengalaman
tersebut dilupakan atau tidak dikenali lagi.
– Fuga
Fuga mirip dengan amnesia tetapi sifatnya lebih kuat. Penderita biasanya pergi jauh dari tempat
lain dengan identitas yang baru sampai puluhan tahun sehingga mungkin mendapatkan pekerjaan
dan bahkan keluarga baru.
– Kepribadian Majemuk
Kepribadian majemuk/ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang
mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing
memiliki nama dan karakter yang berbeda. Mereka yang memiliki kelainan ini sebenarnya hanya
memiliki satu kepribadian, namun si penderita akan merasa kalau ia memiliki banyak identitas
yang memiliki cara berpikir, temperamen, tata bahasa, ingatan dan interaksi terhadap lingkungan
yang berbeda-beda.
Walaupun penyebabnya tidak bisa dipastikan, namun rata-rata para psikolog sepakat kalau
penyebab kelainan ini pada umumnya adalah karena trauma masa kecil. Biasanya disebut dengan
kepribadian ganda. Dalam diri satu orang terdapat lebih dari satu pribadi.
– Somnabulisme
Somnabulisme adalah tidur sambil berjalan. Somnabulisme berasal dari kata Somnus yang
berarti tidur, dan kata ambulare yang berarti berjalan. Penderita tidur sambil berjalan dan berbuat
sesuatu, seperti dalam keadaan trance. Tampaknya pasien tidak sadar melakukan kembali
beberapa pengalaman, seperti yang pernah dilakukannya ( sewaktu bangun atau jaga) selagi dia
tidur. Sebabnya ialah pengalaman-pengalaman yang mencemaskan atau shock emosional yang
belum terselesaikan yang mengakibatkan timbulnya dissosiasi. Dan secara dramatis pengalaman-
pengalaman tadi diulang kembali dalam tidurnya. Ketika dalam trance sewaktu tidur itu, pasien
biasanya didominir oleh satu ide, yang kemudian tidak disadari lagi ketika dia bangun.
Hampir seluruh penderita somnabulisme itu menunjukkan simptom-simptom kecemasan,
kesusahan kerisauan, kelelahan serta ketidak stabilan emosi. Somnabulis ( penderita
somnabulisme) yang monodeic selalu melakukan tingkah laku somnabulistis yang berkaitan
dengan satu ide saja; sehingga bentuk tingkah lakunya juga selalu sama. Sedang pada somnabulis
yang polydeic selalu diganggu oleh ide-ide yang berbeda, sehingga tingkah lakunya juga selalu
berbeda-beda pada waktu yang berlain-lainan. Terjadi bila ada ide-ide tertentu yang terus
direpres sehingga tetap tinggal dalam ketidaksadaran.
c) Reaksi Konversi
Bisa diebut dengan hysteria. Penyebab utamanya yaitu individu tidak bisa menghadapi tekanan
secara langsung, sehingga kemudian ketidakmampuannya tersebut diekspresikan dalam bentuk
gejala-gejala fisik.
d) Pobia
Pobia dipahami sebagai ketakutan yang dialami oleh individu terhadap sesuatu (bisa benda,
binatang maupun situasi), tapi jelas sesuatu yang ditakuti tersebut misalnya takut tempat yang
tinggi, takut pada tempat tertutup dan lain sebagainya. Disebabkan karena penderitanya
mengalihkan objek kecemasan yang sebenarnya pada sesuatu yang lain.
e) Obsesif-Kompulsif
Gangguan obsesif terjadi bila individu merasa dipaksa untuk berfikir mengenai sesuatu secara
terus-menerus. Obsesif terjadi di pikiran. Gangguan kompulsif menyertai gangguan obsesif
karena gangguan kompulsif merupakan akibat terhadap terjadinya pikiran yang obsesif.
Sehingga melakukan sesuatu secara berulang-ulang apabila tidak dilakukan timbul rasa bersalah
serta rasa cemas.
Perbedaan antara neurosis dan psikosis adalah orang yang terkena neurosis masih mengetahui
dan merasakan kesukarannya, sebaliknya yang terkena psikosis tidak. Di samping itu orang yang
terkena neurosis kepribadiannya tidak jauh dari realitas-realitas dan masih hidup dalam alam
kenyataan pada umumnya. Sedangkan psikosis kepribadian dari segi (tanggapan, perasaan atau
emosi, dorongan-dorongan) sangat terganggu, tidak ada integritas dan ia hidup jauh dari alam
kenyataan.
 Permasalahan menurut pandangan Islam dan sudut pandang dakwah
Islam sebagai suatu agama yang bertujuan untuk membahagiakan dan meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, sudah barang tentu dalam ajaran-ajaranya memiliki konsep kesehatan
mental. Begitu juga dengan kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah bertujuan untuk mendidik
dan memperbaiki dan membersihkan serta mensucikan jiwa dan akhlak.
Di dalam Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran islam banyak ditemui ayat-ayat yang
berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam
kesehatan mental. Ayat-ayat tersebut adalah:
Q.S Al-Imron ayat 164
         
      
      
 
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus
diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al
hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”.
Penyakit yang berasal dari faktor kejiwaan, seperti kegelisahan, ketegangan, emosi berlebihan,
tapi kemudian muncul dalam bentuk penyakit fisik, seperti: Jerawat, TBC, telinga berdengung,
pengelupasan kulit, kesulitan haid, kelebihan asam, peradangan usus,tekanan darah
meninggi,asma, obesitas, migrain,radang sendi, gemelatuk gigi, reumatik, diabetes, gagap,
kanker,gangguan selera makan,sakit punggung, pusing, syaraf, ngompol, flu tulang,
apatisme,keringat berlebihan.
Islam membantu menjaga diri agar tidak terkena gangguan bersifat psikosomatis, dengan seruan
untuk menghindari hal-hal yang mengakibatkan kemarahan. Emosi kemarahan itu merupakan
wabah, karena itu dicela dan amat berbahaya. Sikap menghindar dari amarah cukup efektif bagi
kesehatan, sebelum kemarahan merusak sel-sel tubuh lain dan fungsinya, sehingga muncul
penyakit-penyakit bersifat psikosomatis. Kematangan emosi harus dimiliki setiap orang yang
ingin merasakan nikmatnya sehat secara kejiwaan. Tercantum dalam surat Al-Hujarat ayat 6
        
•     
  
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Kita diajak untuk membekali diri dengan kemantapan jiwa, tidak terpengaruh amarah,sehingga
tidak terlanjur bertindak bodoh dan hanya akan mengantarkannya pada penyesalan dan
kesedihan.
Hadis 1
Rasulullah saw berpesan untuk menahan atau mengendalikan diri, tidak mengumbar amarah :
“Orang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tapi orang kuat adalah orang yang mampu
mengendalikan dirinya ketika marah”.(HR.Al-Bukhari).
Hadis 2
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda :
“Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan
dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas.” (Hadist Bukhari)

 Pasal-pasal yang berkaitan dengan gangguan jiwa /mental

 Solusi
Ada tiga metode agar kita tetap terpelihara dari kesehatan Mental , yaitu :
• Metode Imaniah
Iman secara harfiah diartikan dengan rasa aman (al-aman) dan kepercayaan (al-amanah). Orang
yang beriman berarti jiwanya merasa tenang dan sikapnya penuh keyakinan dalam menghadapi
problem hidup.
• Metode Islamiah
Islam secara etimologi memiliki tiga makna, yaitu penyerahan dan ketundukan (al-silm),
perdamaian dan keamanan (al-salm), dan keselamatan (al-salamah). Realisasi metode Islam
dapat membentuk kepribadian muslim (syakhshiyah al-muslim) yang mendorong seseorang
untuk hidup bersih, suci dan dapat menyesuaikan diri dalam setiap kondisi. Kondisi seperti itu
merupakan syarat mutlak bagi terciptanya kesehatan mental.
• Metode Ihsaniah
Ihsan secara bahasa berarti baik. Orang yang baik (muhsin) adalah orang yang mengetahui akan
hal-hal baik, mengaplikasikan dengan prosedur yang baik, dan dilakukan dengan niatan baik
pula.
6. Masalah Perjudian
Dalam bahasa Indonesia Judi berarti permainan untung-untungan dengan bertaruh. Dalam bahasa
Arab Judi berarti “Qimar”.arti Qimar menurut Munjid adalah segala permainan yang dijanjikan
bahwa yang menang akan mendapat sesuatu dari yang kalah.
Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara
beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi pemenang.. Pemain
yang kalah taruhan akan memberikan taruhannya kepada si pemenang. Peraturan dan jumlah
taruhan ditentukan sebelum pertandingan dimulai.
Undian dapat dipandang sebagai perjudian dimana aturan mainnya adalah dengan cara
menentukan suatu keputusan dengan pemilihan acak. Undian biasanya diadakan untuk
menentukan pemenang suatu hadiah.
Contohnya adalah undian di mana peserta harus membeli sepotong tiket yang diberi nomor.
Nomor tiket-tiket ini lantas secara acak ditarik dan nomor yang ditarik adalah nomor pemenang.
Pemegang tiket dengan nomor pemenang ini berhak atas hadiah tertentu.
Perjudian merupakan salah satu bentuk penyakit masyarakat, satu bentuk patologi sosial. sejarah
pendidikan sudah sejak beribu-ribu tahun yang lalu, sejak dikenalnya sejarah peradaban manusia.
Menurut Kartini Kartono Perjudian adalah pertaruhan dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan
satu nilai atau sesuatu yang dianggap bernilai, dengan menyadari ada resiko dan harapan-harapan
tertentu pada peristiwa-peristiwa permainan, pertandingan, perlombaan, dan kejadian-kejadian
yang tidak atau belum pasti hasilnya.

 Jenis-Jenis Perjudian
 Permasalahan menurut pandangan Islam dan sudut pandang dakwah
 Pasal-pasal yang berkaitan dengan perjudian
 Solusi
C. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah,1983. Kesehatan Mental.Jakarta: Gunung Agung
Siswanto.2007. Kesehatan Mental. Yogyakarta: ANDI
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakir, 2001. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Rajawali
Press

Tentang iklan-iklan ini

Share this:

 Twitter
 Facebook10

By ulfianti
1

Navigasi pos
Sejarah Terapi Ikan di Indonesia

One comment on “MASALAH-MASALAH PATOLOGI


SOSIAL”

1. rustam

Februari 5, 2015 @ 7:47 am

ijin share

Balas

Tinggalkan Balasan

Cari
Kalender
Mei 2013
S S R K J S M
« Jul    
  1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31  

Asmaul Husna

Ziddu

YM

Iklan
Jumlah Pengunjung

Follow
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan
tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 4 pengikut lainnya

Pos-pos Terbaru
 MASALAH-MASALAH PATOLOGI SOSIAL
 Sejarah Terapi Ikan di Indonesia
 Definisi Psikologi menurut beberapa Tokoh
 Etika Dakwah
 Hallo Sahabat

Arsip
 Mei 2013
 Juli 2012
 April 2012
Kategori
 Uncategorized

Meta
 Daftar
 Masuk
 RSS Entri
 RSS Komentar
 WordPress.com

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai