Makalah Konsep Dasar Dan Pengarahan Kel I
Makalah Konsep Dasar Dan Pengarahan Kel I
DI
1. AMIDA GALANDJINDJINAY
2. AVELINA EFLIVANI
4. FIEN KERJAPY
5. HUGOLINA NEA
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
perkenanNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘’ Konsep
Dasar Dan Pengarahan ’’ Dengan keterbatasan sebagai manusia, penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masi jau dari pada kesempurnan,
oleh karena itu untuk mengwujutkan kesempurnannya kritikan dan saran melui
semua pihak, menulis sangat berterima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengarahan......................................................................4
B. Tujuan Pengarahan............................................................................5
C. Unsur-Unsur Pengarahan...................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................7
B. Saran..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai upaya dan pendapat relah dilakukan oleh banyak ahli manajemen
tentang bagaimana mengelola sumber daya manusia yang ada didalam organisasi.
Upaay yang telah dilakukan adalah dengancara menggerakkan orang-orang yanga
ad di dalam organisasi.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa istilah yang telah dikemukakan oleh ahli
maajemen berikut, Henry fayol mengatajkan bahwa bawahan perlu digerakkan
secara otokratis. Dalam tulisannya, Fayol menyebutkan istilah commanding. Ada
juga menggunakan istilah directing sebagi upaya menggerakkan bawahan
(siagian, 2007). Sedangkan, George R. Terry menggunakan istilah actuating
sebagai upaya menggerakkan bawahan. Bahkan, ada yang memeakai istilah
motivating dan juga influencing.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENGARAHAN
B. TUJUAN PENGARAHAN
Perawat yang diarahkan jika salah, diberi motivasi jika kinerja menurun, dan
diberi apresiasi atas hasil kerja akan memberikan penguatan rasa memiliki dan
menyukai pekerjaannya.
1. Kepemimpinan
a) Pengertian
b) Sifat-sifat kepemimpinan
Berbagai macam gaya kepemimpinan yang daapt kita kena. Akan tetapi,
secara umum gaya kepemimpinana dapat dibagi menjadi tiga, yaitu demokratis,
otokratis, dan permisif.
d) Teori kepemimpinan
Berbicara tentang kinerja, tidak sekedar terlihat dari individu perawat yang
bersedia melakukan suatu tindakan atau tidak, tetapi yang paling penting adalah
apakah individu perawat melakukan suatu tindakan keperawatan didasari adanya
dorongan/motivasi atau hanya sekedar gugur kewajiban/kegiatan rutinitas. Oleh
karena itu, dorongan/motivasi akan memberikan dampak yang langgeng bagi
seorang perawat dalam melakukan tindakan secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Hasibuan (2005), motivasi
adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Woldkowski
(1985) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan
(persistence) pada tingkah laku tersebut.
a) Pengertian Motivasi
b) Lingkaran Motivasi
Seseorang yang diberi dukungan dan apresiasi terhadap hasil kerjanya akan
meningkatkan motivasinya. Tingginya motivasi kerja seorang perawat akan
mempengaruhi kinerjanya dengan asumsi: semakin tinggi motivasi, akan
semakin baik pula kinerjanya sehingga produktivitasnya akan meningkat.
Turn over yang tinggi dan produktivitas yang rendah merupakan salah satu
bukti kalau motivasi kerja orang-orang yang ada dalam organisasi adalah juga
rendah. Kestabilan perawat dalam menjaga produktivitasnya dan rendahnya
turn over perawat tergantung motivasinya. Dengan demikian, seorang menajer
keperawatan harus dapat selalu menjaga kestabilan perawat bawahannya
dengan cara selalu memberikan motivasi.
Seorang perawat yang bekerja dengan motivasi tinggi akan berusaha untuk
bekerja penuh dedikasi dan rasa tanggung jawab.
Motivasi tinggi yang tertanam dalam setiap jiwa perawat akan membawa
luaran pada tingginya tanggung jawab pada masing-masing personel dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Loyalitas, kreativitas, dan partisipasi seorang perawat akan berlipat pada saat
mempunyai motivasi tinggi.
d) Azas-Azas Motivasi
1). Partisipasi
2). Komunikasi
- Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan salah satu kunsi yang dapat
menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan yang ingin dicapai, bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan,
kendala-kendala yang dihadapi suatu organisasi, maupun keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuan sangat penting diinformasikan kepada
seluruh anggota organisasi. Seringnya mengomunikasikan hal-hal yang terjadi
di organisasi dengan seluruh anggota akan dapat meningkatkan minat,
perhatian, dan rasa memiliki terhadap organisasiyang secara otomatis akan
berpengaruh pada motivasinya.
3). Kompensasi dan Penghargaan
- Pengakuan dan penghargaan dengan tepat dan wajar atas prestasi yang dicapai
oleh anggota organisasi akan dapat meningkatkan keinginan dan motivasinya
untuk bekerja lebih baik lagi. Pengakuan dan penghargaan yang diberikan di
depan umum (anggota lain) akan mempunyai dampak ganda. Selain
meningkatkan motivasi yang mendapatkan penghargaan, juga akan
menggugah motivasi anggota lainnya.
- Perhatian timbal balik maksudnya adalah bahwa apa yang dilakukan oleh
karyawan menentukan keberadaan organisasi. Jika organisasi semakin
berkembang dan mapan, secara otomatis akan berdampak pada
kesejahteraannya.
e) Metode Motivasi
f) Alat-Alat Motivasi
g) Teori Motivasi
Teori ini didasarkan pada hierartki kebutuhan mulai dari yang paling dasar
menuju kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya. Artinya, seseorang akan
memenuhi kebutuhan tingkat pertama dulu sebelum mereka memenuhi kebutuhan
tingkat kedua dan seterusnya. Teori kebutuhan ini dapat digambarkan seperti anak
tangga.
Teori ini sering dikenal dengan teoori dua faktr, yaitu faktor motivasionall,
dan faktor hygene atau pemeliharaan. Teori ini dikeukakan oleh Frederick
herzberg. Berdasarka teori ini yang dimaksud faktor mutivasional adala segala
sesuatu yang mendorong seseorang berprestasi yang sifatnya interistik atau
bersumber dari dalam dirinya, antara lain pekerjaan seseorang, keberhasilan yang
diraih, kesempatan bertumbuh kemajuan dalam karir, dan pengakuan orang lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygene atau pemeliharaan adalah faktor
yang bersifat interistik yang bersumber dari luar diri, yang turut mementuka
perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang antara lain status seseorang dalam
organisasi, hubungan seorang individu dengan atasanya, hubungan sseorang
dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh penyelia,
kebijakan organisasi, sistem administrasi dala organisasi, kondisi kerja, dan sistem
imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dan memahami dan menerpkan teori Herzberg ialah
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
kehidupan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.
Teori ERG ini dikemukakan oleh Zzclyton Alderfer. Akronim ERG dalam
teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah E = existence
(kebutuhan akan eksistensi) R = relatedness (kebutuhan ntuk berhubungan
dengan pihak lain ) G = Growth (kkebutuhan akan pertumbuhan).
Apabila teori alderfer disimak lebih lanjut, menurut robbins (2003) akan tampak
bahwa semakin tidak terpenuinya suat kebutuhan tertentu, semakin besar pula
keinginan untuk memuaskannya. Apabila kbutuhan yang lebih rendah telah di
dipuaskan, semakin kuat keinginan memuaskan kebuthan yang lebih tinggi.
Namun sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih
tinggi semakin besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan mendasar.
Tampaknya, pandangan ini di dasarkan pada sifat pragmatisme manusia, artinya,
karena menyadari keterbatasanya, seorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi
objectiv yang dihadapinya dengan memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang
memungkinkan untuk di capainya.
2) Teori penguatan
3) Teori keadilan
a) Operan
b) Pre-confrence
c) Post confrence
d) Pendelegasian
- kegiatan melakukan pekerjaan melalui orang lain yang bertujua agar aktivitas
organisasi dapat tetap berjalan sesuai tujua yang di tetapkan. Bentuk delgasi di
ruangan prawatan antara lain kepala ruang endelegasikan tugas kepada ketua
tim/ perawat primer atau penagung jawab shift. Sedangkan, ketua tim/ perawat
primer mendelegasikan keada perawat pelaksana. Agar kegiatan
pendelegasian dapt berjalan sesuai tujuan yang di inginkan, harus dilakukan
komunikasi dngan baik, baik secara lisan maupun tulisan antar person yang
mamberika delgasi person yang diberikan delagasi.
e) Supervisi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
http://ilm4a7eng.wordpress.com/2012/04/25/fungsi-pengarahan-dalam-
manajemen/
http://www.slideshare.net/BrianTReeHartant/pengantar-manajemen-
pengarahan
http://www.managementstudyguide.com/importance_of_directing.htm
http://www.ag.ohio-state.edu/~mgtexcel/Direct.html