Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI 3

GANGGUAN KELENJAR TIROID “HIPOTIROID”

Disusun Oleh :

1. Dicky Setiaji (19482011015)


2. Dimas Yogi Pratama (19482011016)
3. Divya Miranti (19482011017)
4. Dwi Nur Faizah (19482011020)
5. Eland Ari Cryfones (19482011021)

Nama Dosen Pembimbing : apt. Rusdiati Helmidanora, M.Sc.


Tanggal diskusi : Rabu, 01 Desember 2021
Tanggal diskusi Kelompok : Rabu, 01 Desember 2021

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI DAN FARMAKOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SAMARINDA

SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

Hipotiroidisme adalah istilah yang mengacu pada simtoma menurunnya sintesis


dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid. Pada umumnya, penyebab hipotiroidisme
adalah kurangnya asupan gizi berupa iodina atau yodium. Hipotiroidisme transien, dapat
terjadi setelah konsumsi iodina dalam jumlah banyak yang menginduksi
kelainan enzimatik ringan yang menyebabkan terhambatnya sintesis hormon pada
kelenjar tiroid, yang dikenal sebagai efek Wolff-Chaicoff.

Beberapa gejala umum dari hipertiroidisme adalah kelelahan, kram otot, depresi,
kepucatan, gondok, osteoporosis, dan kurang keringat.Hipotiroidisme dapat
menyebabkan komplikasi dengan hipogonadisme, chronic progressive external
ophthalmoplegia (CPEO), lemah otot, atrofi, laktikasidemia dan piruvikasidemia, yang
diduga disebabkan oleh disfungsi sitokrom. Dari data hasil biopsi pada sel otot, diketahui
terjadi 50% defisiensi COX dengan 58% penurunan cyt.aa3 dan 41% penurunan cyt.b.

Pada jantung, penderita hipotiroidisme mengalami penurunan denyut jantung,


penurunan daya kontraksi dan fungsi diastolik, penurunan output kardiak dan
peningkatan resistansi vaskular sistemik; yang menyebabkan peningkatan tekanan
diastolik dan penurunan tekanan hipotalamu. Oleh karena terjadi peningkatan serum
kolesterol, penderita menjadi lebih rentan terhadap aterosklerosis dan penyakit jantung
koroner.

Hipotiroidisme terbagi menjadi tipe primer, yang disebabkan oleh kurangnya


fungsi kelenjar tiroid; dan tipe sekunder yang disebabkan oleh kurangnya pasokan
hormon TSH dari sekresi kelenjar hipofisis, atau kurangnya pasokan hormon TRH hasil
sekresi kelenjar hipotalamus.

Kondisi primer dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan seperti amiodaron


dan litium, sitokina interferon-α dan penghambat tirosina kinase seperti Sunitinib yang
sering digunakan dalam pengobatan kanker. Bayi juga dapat mengalami kondisi primer,
yang disebut congenital hypothyroidism akibat agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid
oleh karena asupan obat anti-tiroid pada ibu hipertiroid yang sedang mengandung.
Kondisi primer juga dapat dialami oleh para ibu pada masa 1 tahun setelah
melahirkan, oleh karena peningkatan antibodi anti-tiroid setelah persalinan. Hal ini lazim
disebut postpartum thyroiditis. Pada kondisi ini, ibu akan mengalami hipertiroidisme
ringan segera setelah persalinan, kemudian lambat laun kondisi akan bergeser menjadi
hipotiroidisme yang dapat bertahan dengan jangka 6 bulan hingga lebih dari 4 tahun.

Guideline Terapi hipotiroidisme


Dosis levotiroksin
BAB II
PEMBAHASAN

Penatalaksanaan Kasus dan Pembahasan

Seorang ibu datang ke RS untuk memeriksalkan bayimya (2 bulan, B8. 5 kg) yang
mengalami sesak napas, bayinya Nampok joundice dan manurut katerangan ibu bayinya sering
tersedak saat minum asi dan aulit BAB. Data laboratorium: TSH : 5 mU/L, FT4: 8 pmal/L pasien
bayi didiagnosa hipofiroid. Terapi yang diberikan adalah: levotiraxine 3 x 20 mca, salbutamol 3
x 200 mcg, micralax gel % tube prn, luminal 2 x 5 mg. Buatlah SOAP dan berikan plan terapi
yang sesuai dengan guideline terbaru

Terapi dapat dilanjutkan dengan mengganti dosis levotiroksin, 10-15 mcg/kg/hari per oral.
Menghentikan pemberian luminal dan digantikan dengan fototerapi yang dikontrol kembali
setelah 48 jam bayi pulang.
SOAP

S (Subjective) Bayi mengalami sesak nafas, bayi nampak


jaundice penyakit kuning pada kulit dan
lapisan mukosa, menurut keterangan ibu nya
bayi sering tersedak saat minum ASI dan sulit
BAB
O (Objective ) TSH: 5 mIU/L
FT4: 8 pmol/L
Diagnosa: hipotiroid > kekurangan produksi
hormon tiroid
A (Assesment) Pada kasus ini pasien diberikan obat
levotiroksin ditujukan untuk mengobati
hipotiroidisme atau hormon tiroid yang rendah.
Salbutamol untuk mengobati atau mencegah
bronkospadine atau pada penderita asma atau
sejenis penyakit paru-paru obstruktif kronik.
microlax gel ditunjukkan untuk mengobati
susah buang air besar atau sembelit pada bayi.
P (Plan) Pada kasus kali ini disarankan untuk
menurunkan dosis karena overdosis pada
levotiroksin menjadi 10-15 mcg/kg/day PO.
Luminal digantikan dengan fototerapi karena
banyak kontraindikasi dengan obat
levotiroksin. pemberian microlax gel diberikan
jika diperlukan atau jika dalam 7 hari tidak
buang air besar atau saat perut bayi sudah
mengalami kembung yang parah.
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan

1. Terapi dapat dilanjutkan dengan mengganti dosis dan mengganti luminal dengan
fototerapi.

Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

https://www.indonesianjournalofclinicalpathology.org/index.php/patologi/article/download/
948/674

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://yankes.kemkes.go.id/unduh/
fileunduhan_1610349726_94555.pdf/16%23:~:text%3DKEDUA%2520%253A%2520Pedoman
%2520Nasional%2520Pelayanan%2520Kedokteran,pendidikan%252C%2520dan
%2520kelompok%2520profesi
%2520terkait.&ved=2ahUKEwjproXc49X0AhVX7nMBHRLYArEQFnoECAUQBg&usg=AOv
Vaw1f5Kb5gW2Isza2NUbezft

Drug.com

Anda mungkin juga menyukai